kelompok kepentingan- sistem politik indonesia

26
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNIVERSITAS LAMPUNG =========================================== Muhammad Ardhiansyah NPM. 1313032053 A. Kelompok Kepentingan B. Pendahuluan Modul ini membicarakan tentang konsep-konsep kelompok kepentingan, perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik, fungsi utama kelompok kepentingan, dan tipe-tipe kelompok kepentingan serta strategi kelompok kepentingan. C. Tujuan Instruksional Umum Membahas pengertian tentang konsep-konsep kelompok kepentingan, perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik, fungsi utama kelompok kepentingan, dan tipe-tipe kelompok kepentingan serta strategi kelompok kepentingan. D. Tujuan Instruksional Khusus a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kelompok kepentingan b. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi utama kelompok kepentingan

Upload: muhammad-ardhiansyah

Post on 19-Feb-2017

2.004 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNIVERSITAS LAMPUNG

===========================================

Muhammad ArdhiansyahNPM. 1313032053

A. Kelompok KepentinganB. Pendahuluan

Modul ini membicarakan tentang konsep-konsep kelompok kepentingan, perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik, fungsi utama kelompok kepentingan, dan tipe-tipe kelompok kepentingan serta strategi kelompok kepentingan.

C. Tujuan Instruksional Umum Membahas pengertian tentang konsep-konsep kelompok kepentingan, perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik, fungsi utama kelompok kepentingan, dan tipe-tipe kelompok kepentingan serta strategi kelompok kepentingan. D. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kelompok kepentingan

b. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan kelompok kepentingan dan partai politik

c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi utama kelompok kepentingan

d. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe-tipe kelompok kepentingan.

e. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi kelompok kepentingan.

Page 2: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

E. Kegiatan Belajar

Kelompok Kepentingan

a. Pengertian dan konsep Kelompok Kepentingan Setiap sistem politik mempunyai cara-cara tertentu di dalam

merumuskan dan menanggapi tuntutan-tuntutan ataupun kepentingan-kepentingan yang datang dari masyarakatnya. Individu atau sekelompok individu di dalam masyarakat untuk menyalurkan kepentingan-kepentingannya kepada badan-badan politik atau pemerintah, antara lain melalui kelompok-kelmpok yang mereka bentuk bersama.

Di dalam setiap masyarakat, sekelompok individu untuk menyalurkan atau mengartikulasikan kepentingan-kepentingannya mungkin sekali melalui struktur dan cara yang berbeda dengan cara yang ditempuh oleh sekelompok individu yang lainnya.

Salah satu struktur yang menyalurkan atau mengartikulasikan kepentingan-kepentingan sekelompok individu tadi adalah kelompok kepentingan atau sering pula dikenal dengan sebutan interest group.

Mengenai batasan atau pengertian kelompok kepentingan, Eugene J. Kolb dalam bukunya yang berjudul A Framework for Political Analysis menyatakan sebagai berikut ……..” a collectivity of individuals who either formally organize or informally cooperate to protect or promote some common, similar, identical, or shared interest or goal.

Sedangkan sarjana-sarjana ilmu politik terkemuka memiliki definisi yang berbeda tentang kelompok kepentingan maskipun

Page 3: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

perbedaan ini tidak menghilangkan substansi tentang kelompok kepentingan. Beberapa definisi disampaikan sebagi berikut:

1. David B. Truman, kelompok kepentingan adalah kelompok pembagi sikap yang membuat klaim-klaim tertentu atas kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan tindakan-tindakan tertentu terhadap instansi-insatnsi pemerintah.

2. Ramlan Surbakti, kelompok kepentingan ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan atau tujuan yang sepakat mengkoordinasikan diri untuk melindungi dan mencapai tujuan.

3. Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah tanpa, pada waktu yang sama, berkehendak memperoleh jabatan publik.

4. J. Denis Debyshire, kelompok kepentingan adalah suatu organisasi yang didirikan untuk mewakili, mempromosikan dan mempertahankan sebuah kepentingan tertentu atau sekumpulan kepentingan.

5. Kay Lawson, kelompok kepentingan adalah suatu organisasi yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi kegiatan pemerintah, dengan meyakinkan orang-orang yang memiliki posisi dalam pemerintahan, agar bertindak sesuia dengan kepentingan-kepentingan kelompok.Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh sejumlah sarjana

ilmu politik tersebut, bisa ditarik beberapa kesimpulan yaitu:1. setiap kelompok kepentingan merupakan sekumpulan orang

yang mengkoordinasikan dirinya atas nama satu atau lebih kepentingan tertentu yang diperjuangkan

2. adanya kepentingan yang sama, menyatukan sekelompok oranmg untuk bergabung membentuk satu organisasi dengan nama tertentu.

Page 4: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

3. setiap aktivitas kelompok kepentingan, selalu bergandengan dengan isu kebijakan publik yang ditujukan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Jadi keberadaan kelompok kepentingan, otomatis dengan eksistensi suatu pemerintahan dalam sistem politik.

4. setiap aktivitas yang dilakukan kelompok kepentingan, akan mengatasnamakan masyarakat, mengingat fungsinya sebagi artikulator (mengartikulasikan) atau pemilah kepentingan-kepentingan dalam masyarakat mengubahnya menjadi tuntutan-tuntutan yang akan ditujukan pada pemerintah, atau melalui lembaga lain seperti partai politik.

5. aktivitas kelompok kepentingan tidak ditujukan untuk memperoleh jabatan publik, tetapi lebih pada upaya partisipasi politik atau berusaha mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

6. adanya berbagai variasi atau tipe kelompok kepentingan, artinya tidak memiliki bentuk tunggal, tergantung dari perbedaan karakteristik keorganisasian dari kelompok kepentingan.Jadi pada hakekatnya yang dimaksud dengan kelompok

kepentingan adalah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok individu yang mempunyai kepentingan-kepentingan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan yang sama, dan mereka melakukan kerjasama untuk mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah demi mencapai kepentingan-kepentingan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginannya tadi.

Kadang-kadang istilah “pressure group” atau kelompok penekan sering dipergunakan untuk menyebut kelompok kepentingan. Hal ini terjadi dikarenakan kelompok kepentingan muncul untuk menekan pemerintah. Akan tetapi istilah kelompok kepentingan tetap lebih baik dipergunakan daripada istilah kelompok penekan, Karena dasar dari pada organisasi atau yang mendasari

Page 5: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

kerja sama dalam keleompok itu adalah adanya kepentingan-kepentingan yang sama di antara anggota-anggotanya; dikatakan pula peran politik dari kelompok ini hanya bersifat kadang-kadang saja; dan juga dikarenakan kata atau istilah penekan atau pressure tidak tepat untuk menggambarkan taktik politiknya.

b. Perbedaan kelompok Kepentingan dengan Partai PolitikMelihat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kelompok

kepentingan sebenarnya terdapat kemiripan dengan partai politik, terutama dari aktivitasnya yang selalu berusaha berhadapan dengan pemerintah, dalam hal mempengaruhi kebijakan yang diambil pemerintah.Terdapat tiga perbedaan yang mendasar antara kelompok kepentingan dan partai politik menurut Roskin;

1. goals (tujuan)Aktivitas-aktivitas parati politik ditujukan untuk mendapatkan

kekuasaan melalui pemilihan umum. Kelompok kepentingan memiliki tujuan yang lebih memperhatikan program-program isu-isu spesifik dan juga tidak terwakili dalam struktur di formal pemerintahan. Kelompok kepentingan berupaya untuk mengendalikan partai politik dan pejabat-pejabat yang dipilih melalui pemilu agar kebijakan-kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentinganya. Sehingga bukan tidak mungkin, kelompok kepentingan akan mendukung partai politik yang memiliki isu-isu sebagai kebijakan yang diperjuangkan partai, tentunya yang sesuai dengan isu dan kepentingan yang diperjuangkan kelompok kepentingan.

2. Nature of Membership (akar keanggotaan)Keanggotaan parati politik sanagt umum dan bervariasi, terdiri

dari banyak kalangan dengan berbagai identitas sosial yang memiliki kesamaan visi dan misi dengan partai politik. Kelompok kepentingan memiliki mekanisme keanggotaan yang lebih selektif berdasarkan

Page 6: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

identitasnya, maka mayoritas pendukung kelompok kepentingan relatif sama dalam hal kepentingan yang menajdi isu pergerakan.

3. Almost Unlimited Number (jumlah yang hampir tidak terbatas)Dalam setiap pemilu yang diselenggarakan, maka akan muncul

sejumlah partai politik yang mendapatkan posisi dalam struktur formal pemerintahan. Posisi ini merupakan hasil dari suara yang didapat partai politik dari rakyat yang memilihnya. Jumlah ini tentunya terrbatas, mungkin bisa dihitung dengan jari jumlah partai politik yang terseleksi mendapat dukungan dari rakyat, hingga jumlahnya lebih terbatas. Tidak demikian dengan kelompok kepentingan, karena tidak memiliki batas fungsional yang ditentukan pemilih. Jumlah kelompok kepentingan, semakin banyak tatkala pembangunan di segala bidang yang dilakukan sebuah negara memunculkan banyak implikasi, bisa bertentangan atau seragam dengan kepentingan rakyat.

c. Fungsi utama kelompok kepentinganMenurut Gabriel A. Almond, yang menekankan pada aspek

struktur dan fungsi komponen-komponen dalam sistem politik. Kelompok kepentingan merupakan salah satu dari struktur politik yang terdapat dalam sistem politik, sebagai bagian dari infrastruktur politik. Fungsi utama kelompok kepentingan yaitu melakukan artikulasi politik

Artikulasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan dalam proses pembuatan kebijakan publik, yang didalamnya terdapat kegiatan penggabungan berbagai kepentingan dan tuntutan dalam masyarakat yang akan diubah menjadi alternatif-alternatif kebijakan. Fungsi ini dijalankan oleh kelompok kepentingan, yang nantinya akan disampaikan kepada partai politik agar diperjuangkan sampai ketingkat suprastruktur politik dan menjadi kebijakan yang akan diimplemetasikan. Fungsi ini dilakukan secara terus-menerus selama

Page 7: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

pemerintahan ada dan melakukan berbagai aktifitas, yang singkron dengan adanya berbagai kepentingan yang beragam dalam masyarakat.

d. Tipe-tipe Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan atau interest group dapat dibedakan

atau diklasifikasikan melalui berbagai cara. Kelompok kepentingan dapat dibedakan atau diklarifikasikan antara lain dengan mengetahui sifat dasar dan tujuan khusus dari kelompok tersebut. Demikian pula kelompok kepentingan dapat dibedakan atasa dasar keanggotaannya, sumber-sumber yang membiayai, gaya atau style-nya dan lain-lainnya. Dengan adanya perbedaan di antara kelompok-kelompok kepentingan, ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Almond menyatakan pendapatnya bahwa kelompok-kelompok kepentingan juga organissai-organisasi berdasarkan atas kesukuan, ras, etnis, agama atau issu-isu kebijaksanaan; kelompok yang paling kuat, paling besar, dan dari segi keuangan paling kuat adalah kelompok-kelompok yang didasarkan pada bidang pekerjaan atau profesi, terutama karena mata pencaharian dan karier seseorang paling cepat dan paling langsung dipengaruhi oleh kebijaksanaan dan aktivitas pemerintah. Oleh karena itu, kebanyakan negara mempunyai serikat-serikat buruh, asosiasi-asosiasi pengusaha, kelompok-kelompok petani, assosiasi-asosiasi dokter, advokat, ahli tehnik dan guru.

Sehubungan dengan perihal perbedaan tipe atau jenis kelompok kepentingan, maka Gabriel A. Almond membedakannya menjadi empat macam tipe atau jenis. Dibawah ini akan diketengahkan secara garis besar dari msing-masing tipe kelompok kepentingan;

1. Kelompok Kepentingan anomik

Page 8: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Kelompok kepentingan anomik sering dipergunakan untuk menyebutkan ataupun menunjuk kepada kelompok kepentingan yang melakukan kegiatan-kegiatannya secara spontan dan hanya berlangsung seketika saja. Kelompok kepentingan anomik dalam melakukan kegiatan-kegiatan secara spontan dan hanya seketika itu saja dikarenakan kelompok kepentingan tipe ini tidak memiliki norma-norma dan nilai-nilai yang secara jelas mengaturnya. Kelompok kepentingan anomik ini pada umumnya dalam melakukan kegiatan-kegiatannya dengan cara-cara yang non-konvensional; seperti pemogokan, demontrasi, huru-hara, kerusuhan ,konfrontasi, dan lain-lainnya yang sejenis dengan itu.

Demikian pula kelompok kepentingan anomik merupakan suatu kelompok yang tidak terorganisir secara rapi. Oleh karena sifat kelompok kepentingan tipe ini spontan, maka ikatan yang menjalin diantara pendukung-pendukungnya sedemikian longgar; dan mengikat pula tidak terdapatnya peraturan-peraturan yang mengikat pendukung-pendukungnya secara ketat. Pendukung-pendukung kelompok kepntingan tipe ini dapat secara bebas keluar meninggalkan kelompoknya. Pada umumnya kelompok kepentingan anomik ini setelah berhasil atau tercapai dalam mengajukan tuntutan-tuntutan atau kepentingan-kepentingannya akan segera bubar dengan sendirinya.

Tidak dapat diungkiri lagi bahwa apa yang dianggap sebagai perilaku atau tindakan yang anomis mungkin saja merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terorganisir secara rapi ( bukan kelompok yang anomik ), sebab kelompok-kelompok yang terorganisir secara rapi inipun mungkin pula mempergunakan cara-cara yang sifatnya non-konvensional dalam mencapai tujuan-tujuannya, seperti demonstrasi, pemogokan, huru-hara, kerusuhan, dan lain-lainnya yang sejenis dengan itu, dimungkinkan pula suatu kelompok kepentingan assosiasional, misalnya, menempuh cara-cara yang dipergunakan oleh kelompok

Page 9: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

kepentingan anomik dalam mencapai tujuan-tujuannya. Sangat besar sekali kepantingannya serikat-serikat buruh melakukan pemogokan, atau kelompok-kelompok tani melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya non-konvensional dengan cara membuang kelebihan hasil panennya ke jalan-jalan raya untuk memprotes kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang dipandang tidak menguntungkan mereka.

Demikian pula sangat dimungkinkan perilaku atau tindakan yang anomis ini muncul secara spontan dikalangan kelompok kepentingan non-assosiasional. Misalnya saja, suatu kelompok kepentingan yang dibentuk atas dasar persamaan ethnis di antara pendukung-pendukungnya, melakukan tindakan-tindakan secara non-konvensional untuk memprotes kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah.

Memang pada kenyataannya perilaku atau tindakan yang anomis akan nampak dengan jelas apabila kelompok-kelompok kepentingan dalam melakukan kegiatannya mempergunakan cara-cara yang sifatnya non-konvensional. Terutama sekali perilaku atau tindakan yang anomis akan nampak dengan jelas apabila suatu kelompok kepentingan yang terorganisir secara rapi gagal atau tidak berhasil untuk menempatkan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutannya dalam sistem politik. Hal yang seperti ini jelas akan menimbulkan perasaan yang tidak puas diantara para pendukung kelompok kepentingan tersebut, rasa ketidakpuasan yang terpendam itu mungkin sekali pada gilirannya akan dicetuskan melalui tindakan-tindakan yang sifatnya non-konvensional, seperti tindakan-tindakan kekerasan. Perilaku atau tindakan yang sifatnya non-konvensional itu dilakukan oleh kelompok kepentingan tersebut dengan suatu harapan agar supaya kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutannya mendapatkan tempat didalam sistem politik.

Jadi yang sangat perlu diperhatikan dengan saksama adalah perilaku atau tindakan yang dari luar nampaknya merupakan perilaku

Page 10: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

atau tindakan yang anomis, ternyata merupakan perilaku atau tindakan yang dikendalikan atau direncanakan oleh kelompok-kelompok tertentu yang terorganisir secara rapi. Tentu saja merupakan suatu kesulitan bagi kita untuk menentukan suatu perilaku atau tindakan yang anomis atau yang direncanakan, apakah perilaku atau tindakan itu dilakukan oleh kelompok yang benar-benar anomik atau oleh kelompok yamg terorganisir secara rapi (-bukan anomik- ) tetapi mempergunakan cara-cara yang sifatnya anomis dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Perilaku atau tindakan yang anomis memang merupakan suatu karakteristik yang utama bagi suatu sistem politik dimana kelompok yang assosiasional belum berkembang (- kelompok kepentingan tipe ini belum berkembang karena adanya rintangan sosial budaya ataupun karena adanya penindasan yang dilakukan oleh pemerintahnya- ). Perilaku atau tindakan yang anomis ini sering pula muncul didalam masyarakat yang mempunyai karakteristik yang kompleks dan penuh dengan konflik-konflik yang hebat. Terdapat pula kecenderungan bahwa perilaku atau tindakan yang anomis ini sering muncul pada saat kelompok-kelompok yang ada di masyarakat tidak dapat memasukkan tuntutan-tuntutan taupun keluhan-keluhanya yang hebat atau yang utama kedalam proses pembuatan keputusan.

2. kelompok kepentingan Non AssosiasionalKelompok kepentingan non assosiasional atau non asociational

interest group adalah merupakan kelompok kepentingan yang dapat dikatakan kurang terorganisir secara rapi, dan kegiatannya masih bersifat kadangkala saja. Keanggotaan kelompok kepentingan non assosiasional dapat diperoleh berdasarkan atas kepentingan-kepentingan yang serupa karena persamaan-persamaan dalam hal-hal yang tertentu; seperti keluarga, status, kelas, kedaerahan, keagamaan, keturunan atau ethnis. Pendukung-pendukung kelompok kepentingan non assosiasional ini dalam mengartikulasikan

Page 11: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

kepentingan-kepentingannya melalui individu-individu, klik-klik, pemuka-pemuka agama, dan lain-lain yang semacam dengan itu.

kelompok kepentingan non assosiasional tidak mempunyai sturktur organisasi yang formal. Untuk dapat masuk menjadi anggota kelompok kepentingan tipe ini tanpa harus melalui prosedur yang berbelit-belit seperti yang biasa ditemui pada organisasi-organisasi yang sifatnya formal. Demikian pula kegiatan untuk memilih pimipinan kelompok, atau kegiatan untuk merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanan kelompok tanpa harus melalui prosedur-prosedur yang formal.

Kegiatan- kegiatan kelompok kepentingan non assosiasional terutama sekali berlangsung pada masyarakat yang belum begitu maju. Jadi dapat dinyatakan bahwa kelompok kepentingan non assosiasional merupakan ciri bagian masyarakat yang belum begitu maju atau masyarakat yang sedang berkembang. Kelompok-kelompok kepentingan tipe ini terutama sekali memainkan peran dalam masyarakat yang agraris, walaupun demikian didalam masyarakat industri ( masyarakatnya sudah maju ) kelompok kepentingan tipe ini juga memainkan peran politik.

Didalam masyarakat yang masih belum begitu maju, dimana kelompok kepentingan non assosiasional banyak sekali muncul, maka dominasi kehidupan politik dengan sendirinya berada ditangan kelompok-kelompok kepentingan tipe ini. Didalam masyarakat dengan kondisi yang seperti ini keluarga aristokrat masih mendominasi kehidupan politik; demikian pula rasa kesetiaan kepada kesukuan juga masih mendominasinya. Hal seperti ini disebabkan oleh karena kelompok-kelompok kepentingan tipe yang lainnya terorganisir secara rapi dan mengkhusus masih jarang dan lemah atau bahkan belum ada sama sekali.

Kelompok-kelompok kepentingan non assosiasional juga terdapat dinegara-negara yang sudah maju (- negara industri maju- ). Didalam masyarakat atau negara yang telah maju, kelompok-

Page 12: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

kelompok kepentingan tipe ini misalnya dapat berwujud dalam bentuk kelompok-kelompok keluaraga yang memiliki pengaruh yang sanagt besar, mungkin pula berwujud dalam bentuk kelompok-kelompok kedaerahan yang juga memiliki pengaruh yang sangat besar; dan pengaruh-pengaruh dari kelompok-kelompok tersebut kadang-kadang lebih besar dari pada pengaruh-pengaruh yang dimiliki oleh kelompok-kelompok profesional atau serikat-serikat buruh misalnya.

Adapun cara-cara yang dipergunakan oleh kelompok kepentingan non assosiasional untuk dapat mencetuskan kepentingan-kepentingan kelompok biasanya melalui pertemuan-pertemuan yang sifatnya tidak resmi atau informal. Dengan melalui pembicaraan-pembicaraan yang sifatnya tidak resmi, kelompok-kelompok kepentingan non assosiasional berusaha menciptakan keadaan sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi para pembuat keputusan. Pesta-pesta, perjamuan-perjamuan makan yang sifatnya tidak resmi, seringkali menciptakan suasana yang memungkinkan kelompok-kelompok kepentingan non assosiasional mengadakan tawar-menawar dengan para pembuat keputusan sebelum kebijaksanaan diambil.

3. Kelompok Kepentingan Institusional Kelompok Kepentingan Institusional atau Institutional interest

group adalah merupakan kelompok kepentingan yang bersifat formal. Kelompok kepentingan institusional ini sudah terorganisir secara rapi dan teratur. Demikian pula kelompok kepentingan tipe ini memiliki fungsi-fungsi sosial dan politik yang lainnya disamping berfungsi mengartikulasikan kepentingan.

Keanggotaan Kelompok Kepentingan Institusional terdiri dari orang-orang yang profesional di bidangnya. Untuk dapat masuk menjadi anggota kelompok kepentingan tipe ini diperlukan persyaratan-persyaratan formal yang memang telah ditentukan

Page 13: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

terlebih dahulu. Demikian pula kelompok kepentingan tipe ini telah memiliki renacana kerja yang tersusun dengan baik.

Kelompok Kepentingan Institusional, baik sebagai suatu badan hukum ataupun sebagai kelompok-kelompok yang lebih kecil yang terdapat di dalam badan hukum itu, selain mengartikulasikan kepentingan-kepentingannya sendiri juga dapat mengarikulasikan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang lainnya yang ada dalam masyarakat. Perlu pula diketahui apabila suatu Kelompok Kepentingan Institusional menduduki posisi yang sangat kuat pengaruhnya di dalam masyarakat, hal ini bisanya dikarenakan basis organisasi kelompok kepentingan tersebut yang demikian kuat.

4. Kelompok Kepentingan AssosiasionalKelompok Kepentingan Assosiasional atau associational interest

group adalah merupakan kelompok kepentingan yang memiliki struktur organisasi yang formal. Kelompok kepentingan ini di dalam memperoleh pendukung-pendukungnya juga melalui prosedur-prosedur yang formal. Demikian pula halnya untuk memilih atau menyeleksi siapakah yang akan dijadikan pimpinan, dan untuk merumuskan kebijaksanaan-kebiajaksanan kelompok harus melalui prosedur-prosedur yang teratur yang kadang-kadang cukup berbelit-belit.

Kelompok Kepentingan Assosiasional antara lain meliputi serikat-serikat buruh, serikat-serikat dagang, perkumpulan-perkumpulan para pengusaha. Kelompok kepentingan tipe ini secara khas menyatakan atau mengartikulasikan kepentingan-kepentingan dari kelompok yang tertentu; demikian pula kelompok kepentingan tipe ini telah memiliki tenaga-tenaga yang sudah profesional di bidangnya.

Pada umumnya Kelompok Kepentingan Assosiasional muncul atau terdapat pada masyarakat atau negara yang telah maju, dan biasanya merupakan masyarakat atau negara industri.

Page 14: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Pada masyarakat yang memiliki faham demokrasi, keanggotaan dari Kelompok Kepentingan Assosiasional ini berjalan dengan sukarela. Kelompok-kelompok kepntingan sukarela diatur secara sedemikian rupa dan semakin lama akan menjadi semakin berkembang meluas karena individu-individu yang memiliki kepentingan-kepentingan yang serupa dengan kepentingan-kepentingan kelompok tersebut akan ikut menggabungkan dirinya. Kemudian mereka mengadakan kerja sama untuk merumuskan dan mengartikulasikan kepentingan-kepentingannya.

Kelompok Kepentingan Assosiasional ini juga dapat diketemukan pada masyarakat atau negara yang menganut faham otokratis. Kelompok-kelompok kepentingan yang terdapat pada masyarakat atau negara yang menganut faham otokratis akan diatur dan dikontrol dengan ketat oleh pemerintah. Kelompok-kelompok kepentingan tersebut harus mengabdi dan membantu sebagai alat pemerintah untuk mengatur orang-orangnya/anggota-anggotanya, dan menggerakkannya untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah.

Kelompok Kepentingan Assosiasional apabila diijinkan berkembang dengan wajar, akan cenderung untuk menentukan perkembangan kelompok-kelompok kepentingan tipe lainnya.

Tabel I : Tipe-tipe Kelompok Kepentingan(Pressure Group)

Jenis/Tipe Struktur GayaBasis

DukunganKeterangan

Kelompok Anomik

Terbentuk secara spontan dan seketika

Tidak memiliki nilai dan norma

Terkadang yang anomik itu

Demonstrasi

Kekerasan politik

Kerusuhan

Masyarakat Contoh: demonstrasi guru, mahasiswa, buruh yang tidak terorganisir

Page 15: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

terorganisir

Kelompok non Asosiasional

Jaringan terorganisir

Kegiatan kadangkala

pertemuan-pertemuan sosial

Menyampaikan melalui kepala warga/pemimpin agama

Kelompok-kelompok keluarga keturunan

Etnik, klik-klik

Contoh: persatuanm warga Thionghoa Indonesia

kelompok Institusional

Formal Memiliki

fungsi-fungsi politik/sosial

Artikulasi kepentingan

Lobby

Parpol, bisnis, legislatif, militer

Fraksi-fraksi di legislatif

Klik-klik perwira

Departemen

Klik-klik ideologis dalam birokrasi

kelompok Asosiasional

Staf profesional dan bekerja penuh

Mewakili kelompok yang luas

Prosedur teratur merupakan kepentingan dan tuntutan (dengan pemerintah)

Kampanye kebijakan

Taktik dan tujuan diakui sah

Serikat buruh

Kamar dagang

Panguyuban etnik

Ormas keagamaan

Contoh KADIN, NU, Muhammadiyah

e. Strategi kelompok kepentinganDalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkannya

kelompok kepentingan harus mampu mencapai dan mempengaruhi pembuat keputusan. Apabila kelompok kepentingan tidak mampu

Page 16: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan, maka dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh kelompok kepentingan tersebut telah mengalami kegagalan. Jadi dalam hal ini yang penting adalah bahwa kelompok kepentingan harus mampu mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan.

Adapun cara yang dipergunakan oleh kelompok kepentingan untuk mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Kelompok kepentingan yang satu mungkin mempergunakan cara yang berbeda dengan cara yang digunakan oleh kelompok kepentingan yang lainnya. Perbedaan cara ini sudah merupakan satu kewajaran, karena tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh tiap-tiap kelompok kepentingan berbeda satu dengan yang lainnya.

Di bawah ini akan dikemukakan secara ringkas tentang strategi-strategi yang dipergunakan oleh kelompok kepentingan dalam menyalurkan tuntutan-tuntutan mereka.( Gabriel A. Almond)

1. Demonstrasi dan kekerasan

Demonstrasi dan tindakan kekerasan adalah merupakan salah satu saluran yang dipergunakan oleh kelompok kepentingan untuk menyatakan kepentingan-kepentingan ataupun tuntutan-tuntutannya. Demonstrasi dan tindakan kekerasan ( yang didalamnya termasuk huru-hara, kerusuhan, konfrontasi, dan lain-lainnya ) merupakan saluran yang sering dipergunakan oleh kelomok kepentingan anomik. Tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi kelompok-kelompok kepentingan yang lainnya untuk mempergunakan saluran ini. Biasanya kelompok-kelompok kepentingan yang lainnya ( yang bukan kelompok kepntingan anomik ) mempergunakan saluran ini dikarenakan saluran-saluran yang lainnya ( saluran yang sifatnya konvensional, seperti perwakilan langsung ) sudah tertutup untuk dapat mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara tindakan kekerasan yang dilakukan secara spontan oleh kelompok kepentingan anomik,

Page 17: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

dengan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh setiap kelompok kepentingan lainnya untuk menyatakan tuntutannya.

2. Hubungan pribadiHubungan pribadi juga merupakan saluran yang dipergunakan

oleh kelompok kepentingan untuk mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan. Hubungan pribadi ini biasanya dapat melalui hubungan keluarga, hubungan satu sekolahan/almamater, atau hubungan-hubungan yang sifatnya kedaerahan. Pada umumnya saluran hubungan pribadi dipergunakan oleh kelompok-kelompok kepentingan non assosiasional, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi kelompok-kelompok yang lainnya mempergunakan saluran tersebut.

3. Perwakilan Langsung Perwakilan langsung dalam badan legislatif atau birokrasi

sanagat memungkinkan kelompok-kelompok kepentingan mengkomunikasikan kepentingan-kepentingannya secara langsung dan terus menerus.

Anggota-anggota kelompok kepentingan yang mewakili kelompoknya dalam komisi-komisi parlemen dapat secara terus-menerus mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan kelompoknya.

Saluran yang berwujud perwakilan langsung ini dapat berlangsung atau berjalan apabila keplompok kepentingan yang bersangkutan mempunyai anggota-anggota yang duduk dalam badan legislatif maupun badan eksekutif.

Perlu pula diketahui bahwa didalam kelompok kepentingan yang institusional, anggota-anggota kelompok kepentingan sering mempunyai hubungan yang erat dengan para pembuat keputusan atau kebijaksanaan, dan malahan mereka kadang-kadang terlibat didalam proses pembuatan keputusan atau kebijaksanaan.

4. Media Massa

Page 18: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Media massa – termasuk didalamnya adalah televisi, radio, surat kabar, dan majalah – adalah merupakan salah satu saluran untuk mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan ataupun tuntutan-tuntutan dari kelompok kepentingan.

Pada tiap-tiap masyarakat atau negara, peranan media massa untuk megkomunikasikan kepentingan-kepentingan ataupun tuntutan-tuntutan dari kelompok kepentingan berbeda-beda.

Misalnya saja, pada masyarakat atau negara yang menganut faham demokratis, peranan media massa merupakan penyalur yang utama segala kepentingan ataupun tuntutan dan juga merupakan sarana untuk mencapai dan mempengaruhi para pembuat keputusan atau kebijaksanaan. Sebaliknya, apabila media massa itu terdapat pada masyarakat atau negara yang mempunyai faham otokratis, maka media massa bukan lagi merupakan penyalur kepentingan-kepntingan ataupun tuntutan-tuntutan dari kelompok kepentingan. Pada masyarakat atau negara yang menganut faham otokratis, penguasa selalu mengkontrol dan mensensor dengan ketat media massa yang ada. Oleh karena itu pula maka fungsi dari media massa pada masyarakat atau negara yang otokratis hanya menyalurkan kepentingan ataupun tuntutan-tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan yang dekat atau disukai oleh pihak yang berkuasa. Dalam keadaan yang seperti ini fungsi yang dijalankan oleh media massa sebagi penyalur kepentingan-kepentingan ataupun tuntutan-tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan mengalami kemerosotan atau kemunduran.

5. Partai PolitikPartai politik juga merupakan saluran yang dapat dipergunakan

oleh kelompok-kelompok kepentingan untuk mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan atau tuntutan –tuntutannya. Hal yang seperti ini sudah merupan sesuatu yang wajar karena salah satu fungsui partai politik adalah sebagai sarana untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan.

Page 19: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Tingkat keefektivitasan partai politik sebagai saluran untuk menyatakan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutan dari kelompok kepentingan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partai politik yang sangat ideologis dengan struktur organisasinya yang hierarkis, seperti partai komunis, akan lebih cenderung untuk mengendalikan kelompok-kelompok kepentingan yang berafiliasi dengannya dari pada mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan itu. Sedangkan partai politik yang organisasi partainya terdesentralisir, seperti di Amerika Serikat, kurang begitu tanggap terhadap kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan.

6. Badan Legislatif, Kabinet dan BirokrasiKelompok-kelompok kepentingan juga dapat menyalurkan

kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutannya melalui saluran-saluran yang berwujud badan legislatif, kabinet dan birokrasi. Saluran-saluran tersebut ternyata memegang peranan yang cukup penting. Misalnya saja, hubungan dengan birokrasi, diberbagai tingkatan maupun diberbagai departemen mempunyai arti yang sangat penting, apabila wewenang pembuatan keputusan dilimpahkan atau didelegasikan kepada cabang-cabang birokrasi itu. Setelah dipaparkan beberapa saluran yang dapat dipergunakan oleh kelompok kepentingan untuk mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutannya, maka timbullah suatu pertanyaan saluran yang manakah yang paling sering dipergunakan oleh kelompok-kelompok kepntingan ? jawaban dari pertanyaan ini akan sulit untuk mendapatkan jawabannya. Hal ini dikarenakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi pemilihan penggunaan saluran untuk mendesakkan atau mengkomunikasikan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutan adalah distribusi kekuasaan efektif dalam sistem politiknya.

Page 20: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia

Misalnya saja, kekuasaan efektif di negara dimana suatu kelompok kepentingan berada, ada ditangan pihak eksekutif; maka hal ini akan menyebabkan kelompok kepentingan tersebut akan lebih mendekatkan diri/mengeratkan hubungan dengan pihak eksekutif daripada dengan pihak legislatif.

f. Latihan 41. Jelaskanlah pengertian-pengertian kelompok

kepentingan dan sebutkan ahlinya ?2. Jelaskanlah perbedaan kelompok kepentingan

dengan partai politik ? berikanlah contoh ?3. Jelaskan bentuk-bentuk kelompok

kepentingan dan masing-masing contoh ?4. Jelaskanlah fungsi utama dari kelompok

kepentingan ?5. Apa strategi yang dipergunakan kelompok

kepentingan ?

Daftar PustakaCarlton Clymer Roode, dkk, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta:

Rajawali Press, 1998Chappy HeryCahyo, Ilmu Politik dalam Perspektifnya,

Yogyakarta: Tiara Wacana & YP2LPM, 1986Sulistyani Ismail Gani, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1987F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1991Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992S.P. Varma, Teori Politik Modern, Jakarta : Rajawali Press, 1987Alfian, Ilmu Politik di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1985Suroto dan Doddy Rudianto, Partai-partai Politik di Indonesia,

Jakarta: PT. Citra Mandala Pratama, 2003Budiyanto, Dasar-dasar Ilmu Tata Negara, Jakarta: Erlangga,

1997

Page 21: Kelompok kepentingan- Sistem Politik Indonesia