kelompok 7 perancangan desain terminal penumpang

56
Geometrik Bandara Kelompok 7 Fenny Adelia M.S. [21010112120003] Moch. Bayu Erwinsyah [21010112120035] Luthfia Rahmadianty [21010112110097] Gigha P. [21010112130127] Rahim Frija [21010112120000] Alian Kuntoro [21010112120000] Katharina Indah [21010112120000]

Upload: luthfiarahmadianty

Post on 18-Jan-2016

193 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Rancang Bangun Geometrik Bandara

Kelompok 7Fenny Adelia M.S. [21010112120003] Moch. Bayu Erwinsyah [21010112120035]

Luthfia Rahmadianty [21010112110097] Gigha P. [21010112130127]

Rahim Frija [21010112120000] Alian Kuntoro [21010112120000]

Katharina Indah [21010112120000]

Page 2: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Rancang Bangun

Geometrik Bandara

Page 3: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Standart Rancang Bangun Lapangan Terbang

Page 4: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Berbicara masalah perencanaan tentu tidak lepas dari yang namanya standar yang digunakan dalam perencanaan tersebut. Sebagai orang akademisi/praktisi kita mengenal apa yang disebut SNI (Standar Nasional Indonesia). Sebuah standar yang telah disusun oleh orang-orang yang ahli dibidangnya guna digunakan sebagai pedoman/acuan dalam tahapan-tahapan pelaksanaan suatu pekerjaan. Di Indonesia standar-standar yang berlaku terus mengalami perubahan-perubahan yang disesuiakan dengan kondisi Indonesia kekinian.

Page 5: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Untuk membuat Master Plan atau Rencana Induk Bandar Udara diperlukan tinjauan mengenai standar perencanaan atau peraturan-peraturan yang bersifat nasional maupun internasional. Antara lain terdiri dari:1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan

dan Keselamatan Penerbangan (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146)

4. Keputusan Menteri Perhubungan Udara Nomor : T.11/2/4-U tanggal 30 November 1960 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.22 Tahun 2002

Page 6: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

5. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/347/XII/1999 tentang Standar Rancang Bangun dan atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara

6. Persyaratan/ketentuan teknis lainnya yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan

7. Persyaratan/ketentuan teknis yang dikeluarkan oleh ICAO, IATA, SNI dan organisasi Internasional lainnya yang relevan

8. Dan lain sebagainya.

Page 7: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Standar perencanaan lapangan terbang dibuat oleh beberapa organisasi penerbangan seperti ICAO, IATA dan FAA dengan tujuan agar terdapat adanya keseragaman, kriteria perencanaan sehingga bisa dipakai oleh perencana sebagai pedomanKriteria dibuat antara lain mengenai lebar landasan,

helling dan lebar area pendaratan harus memenuhi kebutuhan lebar sayap pessawat yang bermacam-macam itu, juga harus memenuhi kebutuhan berbagai teknik pilot mengudara, serta kondisi cuaca.

Page 8: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Klasifikasi Lapangan TerbangUntuk menetapkan Standar perencanaan geometri bagi berbagai ukuran lapangan terbang dan fungsi pelayanannya, telah dibuat klasifikasi lapangan terbang. ICAO membuatnya dalam kode huruf dan kode nomor untuk membagi dalam group-group pesawat.

Page 9: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Klasifikasi ICAO dibagi menjadi 2 kode, yaitu kode huruf dan kode angka. Kode angka digunakan untuk nenberi kode mengenai panjang lapangan terbang. Sedangkan kode huruf digunakan untuk membagi lapangan berdasakan lebar sayap dan lebar/jarak sisi-sisi roda utama pendaratan (main gear).

Page 10: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Sistem penanganan Penumpang

Page 11: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

METODE METODE YANG DITERAPKAN UNTUK MENGARAHKAN PENUMPANG DI BERBAGAI BAGIAN DAN TINGKAT DARI GEDUNG

TERMINAL

SUPAYA ARUS PERGERAKAN PENUMPANG KE DAN DARI PESAWAT BERJALAN DENGAN EFESIEN

Page 12: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

GAMBAR ARUS PERGERAKAN PENUMPANG DAN BAGASI DI BANDARA

Page 13: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

SISTEM SATU LANTAI (SINGLE SYSTEM)

SISTEM BERTINGKAT (MULTI-LEVEL SYSTEM)

SEMUA KEGIATAN BONGKAR MUAT BERADA PADA SATU LANTAI DENGAN APRON

SEMUA KEGIATAN BONGKAR MUAT TIDAK BERADA PADA SATU

LANTAI DENGAN APRON

Page 14: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

CONTOH GAMBAR SISTEM SATU LANTAI

Page 15: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

CONTOH GAMBAR SISTEM BANYAK

LANTAI

Page 16: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

POSISI BONGKAR MUAT DARI PESAWAT•JUMLAH TEMPAT DAN POSISI PESAWAT MEMPENGARUHI BENTUK BANGUNAN TERMINAL

•PADA SISTEM SATU LANTAI, KALAU LALULINTAS RENDAH PROSES BONGKAR MUAT BISA EFESIEN JIKA PARKIR PESAWAT SEJAJAR BANGUNAN TERMINAL

•JIKA LALU LINTAS CUKUP PADAT MAKA PESAWAT SEBAGIAN BESAR DIDEKATKAN KE PUSAT KEGIATAN GEDUNG TERMINAL

•BILA CARA MENDEKATKAN PESAWAT KE PUSAT KEGIATAN TERMINAL TIDAK BISA MENAMPUNG LALU LINTAS MAKA DIGUNAKAN SISTEM “REMOTE LOADING POSITION”

•REMOTE LOADING POSITION DIMANA PESAWAT DITEMPATKAN JAUH DARI GEDUNG TERMINAL, PENUMPANG DIANGKUT DENGAN MOBIL KHUSUS (MOBILE LOUNGE).

Page 17: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

KEBUTUHAN RUANG BAGI MASING-MASING FASILITAS

IDEALNYA PROSES PENENTUAN KEBUTUHAN RUANG FASILITAS:• PENENTUAN DEMAND DESAIN JAM PUNCAK• MENENTUKAN TYPE LALU-LINTAS PENUMPANG• MENGIDENTIFIKASI VOLUME SETIAP FASILITAS• KALKULASI KEBUTUHAN RUANG

PENENTUAN JAM PUNCAK ( TYPICAL PEAK

HOUR PASSENGER, TPHP)

TOTAL PENUMPANG TAHUNAN

TPHP SEBAGAI SUATU PERSENTASE ARUS

TAHUNAN

30 JUTA < 0,03520,000,000 – 29,999,999 0,04010,000,000 – 19,999,999 0,045

1,000,000 – 9,999,999 0,050500,000 – 999,999 0,080100,000 – 499,999 0,130

< 100,000 0,200

PERHITUNGAN TPHP REKOMENDASI FAA

Page 18: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

PENENTUAN TIPE LALU-LINTAS PENUMPANG

• TYPE PERGERAKAN DAN DEMAND PENUMPANG MENENTUKAN KEBUTUHAN RUANG SUATU FASILITAS DI TERMINAL

• TYPE DAN DEMAND JUGA MEMPENGARUHI JAM-JAM PUNCAK PERGERAKAN PENUMPANG SEPERTI: JENIS PENERBANGAN, TUJUAN PERJALANAN, JENIS PERGERAKAN DAN MODA AKSES

• IDEALNYA, MENGESTIMASI VOLUME PENUMPANG DIKATEGORIKAN KE DALAM JADWAL PENERBANGAN DOMESTIK, INTERNASIONAL, CARTER, TRANSFER ATAU TRANSIT, BISNIS ATAU PERJALANAN SANTAI

IDENTIFIKASI MASING-MASING PERHITUNGAN VOLUME DAN LUASAN FASILITAS

• DI SINI AKAN DIHITUNG BANYAKNYA PENUMPANG PADA MASING-MASING FASILITAS PADA JAM-JAM PUNCAK (VOLUME DESAIN)• DAN VOLUME DESAIN INI DIGUNAKAN UNTUK MENGHITUNG LUASAN FASILITAS PADA TINGKAT PELAYANAN TERTENTU

Page 19: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

STANDAR DESAIN RUANG TERMINAL MENURUT FAA

FASILITAS RUANG TERMINAL DOMESTIK

KEBUTUHAN RUANG PER 100 TPHP

1000 ft2 100 m2

TICKET LOBBY 1,0 0,95

OPERATIONAL AIRLINE 4,8 4,57

PENANGANAN BAGASI (BAGGAGE CLAIM)

1,0 0,95

RUANG TUNGGU 1,8 1,70

FASILITAS MAKANAN/KANTIN 1,6 1,52

DAPUR DAN GUDANG 1,6 1,52

RUANG PENGUSHAAN LAINNYA 0,5 0,48

TOILET 0,3 0,28

RUANG SIRKULASI, MEKANIKAL, PEMELIHARAAN DAN DINDING

11,6 11,05

TOTAL 24,2 23,02

Page 20: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

FASILITAS RUANG TERMINAL INTERNASIONAL

TAMBAHAN KEBUTUHAN RUANG PER 100 TPHP

1000 ft2 100 m2

KESEHATAN PUBLIK 1,5 1,42

BAGIAN KEIMIGRASIAN 1,0 0,95

KEPABEANAN 3,3 3,14

TANAMAN-TANAMAN 0,2 0,19

RUANG TUNGGU PENGUNJUNG 1,5 1,42

TOTAL 7,5 7,12

RUANG SIRKULASI, PERAKITAN BAGASI, UTILITAS, DINDING-DINDING PARTISI

7,5 7,12

TOTAL 15,0 14,24

STANDAR DESAIN RUANG TERMINAL MENURUT FAA

Page 21: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Rancang Bangun Terminal

Page 22: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal Keberangkatan (Departure Terminal) dan terminal Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.Terminal keberangkatan (Departure Terminal) adalah Terminal yang mengatur proses keberangkatan.Terminal mulai dari pemesanan tiket penerbangan (seat reservation), pelayanan barang-barang penumpang, dan pengiriman barang melalui jasa transportasi udara

Page 23: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan terminal pada bandar udara/lapangan terbang.

1. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara.Berpengaruh pada kapsitas penerimaan dan pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, seperti perkiraan kebutujan ruangan pelayanan pada terminal bandara udara (ruang tunggu keberangkatan), front counter untuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan barang (baggage claim) dan koridor terminal)

Page 24: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

2. Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara dan pengembangannya.

3. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar udara seperti : kapsitas tempat parkir kendaraan (parking area), dimensi atauukuran dari terminal frontage, dan fasilitas keamanan pada gedung terminal bandar udara.

Pada terminal bandar udara terdapat sistem pelayanan penumpang (passenger handling system), yaitu sistem yang mengatur kemudahan penumpang dari mulai masuk terminal hingga naik pesawat terbang (boarding)

Page 25: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

BERDASARKAN POLA LAY-OUT,

PEREKAYASAAN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

TERMINAL PADA BANDARA

HARUS MEMPERHATIKAN :

1. SIFAT EKSPANSIBILITY

2. SIFAT FLEKSIBILITY

3. BAHAN YANG DIPAKAI

4. DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI YANG SIFATNYA BERTAHAP

SUPAYA BISA DICAPAI PENGGUNAANNYA SECARA MAKSIMAL DAN TERUS MENERUS

Page 26: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

•STRUKTUR BANGUNAN HARUS DAPAT DIRUBAH, DITAMBAH DAN DIPERLUAS DENGAN GANGGUAN YANG MINIMUM

•POLA PENANGANAN ARUS PENUMPANG DAN BAGASI BISA DIRUBAH BILA DIPERLUKAN DENGAN MUDAH DAN BIAYA MURAH

Page 27: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

RENCANA TENTANG KEMAMPUAN GEDUNG UNTUK MENERIMA PERUBAHAN BENTUK DAN PENGGUNAAN INTERIOR:•PEMBAGIAN RUANGAN YANG TIDAK MENANGGUNG BEBAN STRUKTURAL

•PERUNTUKAN PEMAKAIAN RUANGAN YANG FLEKSIBEL BILA ADA PERUBAHAN PERUNTUKAN

•PEKERJAAN PERLUASAN DENGAN GANGGUAN MINIMUM TERHADAP RUANGAN/BANGUNAN DI SEKELILINGNYA

•BAHAN DAN METODE KONSTRUKSI YANG COCOK DENGAN PEKERJAAN REMODELLING

Page 28: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Komponen-komponen

Page 29: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

1. Akses masuk (Access Interface):Dimana perpindahan mode penumpangdari akses perjalanan ke komponen pemerosesan penumpang.

1.1. Sirkulasi

1) Akses jalan utama bandar udara

2) Akses jalan area terminal

3) Jalan bagian depan terminal

4) Jalan memutar

5) Akses pelayanan

Page 30: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Gambar bagian Sirkulasi

Page 31: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

1.2. Parkir

Luas Parkir harus bisa melayani penumpang, pengantar penumpang, perkerja, orang yang berkepentingan di bandara, dan taxi atau jasa pengantar lainnya.

Fasilitas parkir umum diperuntukan bagi penumpang penerbangan, pengunjung, dan lainya. Survei dari beberapa bandar udara di

United State of America menunjukan bahwa kebanyakan pengguna, 80 persen parkir tiga jam ataukurang, dan yang paling sedikit mulai dari 12 jam hingga beberapa hari ataupunlebih. Pemarkir jangka pendek hanya sekitar 15 hingga 20 persen dari akumulasimaksimum kendaraan di fasilitas parkir bandar udara. Walaupun begitu,banyak bandar udara mendesain ruang nyaman untuk pemarkir jangkapendek, yangmewakili pengguna terbanyak, dan mengatur fasilitas ini dengan pemberian hargauntuk parkir. Di bandar udara yang besar, area parkir tambahan sering disediakandiluar area bandar udara dengan mengkhususkan pemegang izin yang menyediakan jasa transportasi ke wilayah bandar udara untuk berlanganan

Page 32: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

1.3. Aktivitas bongkar muatElemen ini mempertimbangkan bagian dari keseluruhan

sistem bandar udara.Komponen utama dari elemen ini adalah:

1.Jalur lalu lintas kendaraan, jalur manuver2. Pelataran depan terminal (Curb)3. Rambu4. Titik check-inbagasi yang berada di sisi jalan5. Bangunan terbuka, pintu masuk, dan keluar6. Penyebrangan untuk pejalan kakiAsumsi yang biasa digunakan pada terminal

keberangkatan dan kedatangan adalahkendaraan pribadi dan taksi sebanyak tujuh mobil dan satu kendaraan bus.

Page 33: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

2. Pemrosesan(Processing): Dimana proses penumpang mempersiapkan untuk memulai, mengakhiri, atau melanjutkan perjalanan udara.

• Tiket,Check-in Bagasi, dan Penyerahan Nomor Kursi

Terdapat tiga konfigurasi gerai tiket maskpai, yaitu :

1) Linear

Konfigurasi ini sangat sering digunakan. Konfigurasi yang serba guna seperti dapatmelakukan kegiatan seperti ticketing,check-in bagasi, dan kegiatan lainnya. Saat jamsibuk, konfigurasi ini bisa digunakan untuk satu kegiatan pelayanan untukmempercepat proses. Untuk bandar udara dengan volume penumpang yang tinggi, satu kegitan dalam satu gerai dapat deberlakukan secara permanen.

2) Flow-Through Counters

Konfigurasi ini digunakan maskapai dengan persentase kegiatan bagasi yang sangattinggi. Konfigurasi ini memberi izin penumpang untuk check-in bagasi sebelummenyelesaikantransaksi tiket dan meningkatkan kemampuan penanganan kegiatan bagasi dengan conveyor belt tambahan. Konfigurasi tipe ini membutuhkan ruang lebih besar dengan tambahan 50-70 kaki persegi (9-21 m persegi) dari tipe linear danmeningkatkan biaya perawatan. Konfigurasi ini terbatas dalam pengaplikasiannya.

Page 34: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

3) Island Counter

Konfigurasi ini adalah gabungan beberapa ciri dari konfigurasi linear dan Flow-Through Counters. Bentuk gerai seperti huruf "U" dengan conveyor belt. Sama seperti Flow-Through Counters konfigurasi ini terbatas dalam pengaplikasianny

Dalam ATO (Airline Ticket Counter/Office) terdapat juga ruang kantor (supportoffice). Ruangan ini melayani kegiatan:

- Akuntan dan resepsionis

- Pengawasan

- komunikasi

- Peralatan informasi

- Area untuk personel (ruang istirahat, persiapan, dan pelatihan)

Page 35: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

4) Pengambilan Bagasi

Pengambilan bagasi terdapat dua tipe yaitu: publik dan non-publik. Publik adalah bagi penumpang yang dapat mengakses untuk identifikasi dan pengambilan bagasi. Non- publik depeuntukan bagi personel maskapai untuk menurunkan bagasi dari kereta dankontainer untuk mengambil peralatan atau sistem yang dapat digunakan di area publik.

Area pengambilan harus berada berdekatan dengan akses transportasi darat danfasilitas area parkir. Penumpang masuk dari pemberhentian pesawat harus langsung danterhindar dari kemacetan yang disebabkan oleh penumpang yang mengantri di sekitar pengambilan bagasi. Fasilitas yang saling berdekatan itu biasanya adalah:

- Kamar mandi

- Telepon umum

- Layanan adanya kehilangan

- Loker bagasi

- Gerai rental kendaraan

- Jasa limosin/taxi

- Pemesanan hotel/kendaraan

- Kereta bagasi

- Porte

Page 36: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

5) Layanan Inspeksi (CIQ)1. Bea Cukai

Pengertian Pabean menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1995tentang Kepabeanan: Kepabeanan adalah: Segala Sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan PemungutanBea masuk.Untuk mengatur mengawasi serta mengamankan keluar masuknya barang impor danekspor dilaksanakan oleh petugas Bea Cukai (Dirjen Bea Dan Cukai). Di Bandar udara Internasional secara umum dikatakan bahwa tugas Dijen. Bea dan Cukai selainmelaksanakan pemungutan bea cukai juga mencegah dan pemberantasan penyelundupan serta mengawasi masuknya orang asing tanpa ijin.

Page 37: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

2. Imigrasi

Republik Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan imigrasi. Undang undang tersebut adalah Undang-UndangRepublik Indonesia No.9 Tahun 1992. Keimigrasian yaitu masalah lalu lintas orangyang masuk atau keluar wilayah Republik Indonesia dan pengawasan orang asing diwilayah Indonesia.

Tugas instansi Imigrasi adalah mengatur, mengawasi dan mengamankan kelengkapandokumen perjalanan manusia. Bagi setiap warga Negara yang akan datang atau bepergian dari/ ke luar negeri melalui bandar udara/ pelabuhan pada saat proses pendaratan/ pemberangkatan wajib memenuhi persyaratan formalitas keimigrasian yangtidak boleh dilanggar yaitu dengan melaporkan kedatangan/ keberangkatan kepada petugas Imigrasi di bandara atau pelabuhan yang telah ditetapkan. Dalam bandar udarakantor imigrasi mencakup: kantor supervisor, kantor staff, kantor pelayanan kesehatan,dan isolasi.

Page 38: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

6) Keamanan

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2001 TentangKeamanan dan Keselamatan Penerbangan, Keamanan penerbangan adalah keadaan yangterwujud dari penyelenggaraan penerbangan yang bebas dari gangguan dan/atau tindakanyang melawan hukum.Keamanan dalam terminal penumpang berupa screening atau pemeriksaan secaramanual ataupun dengan peralatan canggih. Pemeriksaan ini mencegah para penumpangmembawa masuk benda-bendar tajam ataupun senjata kedalam terminal penumpang bandar udara atau dikenal dengan area steril

Page 39: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Metode Analisis Rancang Bangun Terminal

Page 40: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada bandar udara, yaitu:A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)

Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan pengaturan dan pendistribusian kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui satu tingkat terminalKonsep distribusi ini terdiri atas :

1. Konsep Distribusi Linear2. Konsep Distribusi Dermaga3. Konsep Distribusi Satelit

Page 41: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

1. Konsep Distribusi LinearKonsep ini merupakan cara konvensional dalam pengaturan letak pesawat di terminal, yakni posisi pesawat terbang berbaris memanjang dengan arah ke dalam (nose-in)Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 per tahun.

Page 42: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Contoh Konsep Distribusi Linear

Page 43: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

2. Konsep Distribusi DermagaKonsep ini mengatur letak pesawat terbang pada sepanjang jalur terminal secara sejajar dengan arah ke dalam (nose-in).Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terang sejumlah 200.000-1.000.000 per tahun.

Page 44: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Contoh Konsep Distribusi Dermaga

Page 45: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

3. Konsep Distribusi SatelitKonsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi bagian ujung terminal (flight interface) dan memberikan kemudahn dalam mobilitas / manuver padaapron.Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000-1.000.000 per tahun

Page 46: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Contoh Konsep Distribusi Satelit

Page 47: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

B. Konsep Distribusi Vetikal (Multilevel Terminal)Konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan tujuan untuk mendistribusikan aktivitas proses keberangkatan dan kedatangan melalui beberapa tingkat fasilitas pelayanan terminal.Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan terminal tergantung pada jumlah penumpang yang dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat intensitas penerbangan, dan rancangan induk terminal.

Page 48: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Contoh Konsep Distribusi Vertical

Page 49: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Penanganan Kargo

Page 50: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Cargo HandlingAdalah : Pelayanan, muatan udara, keamanan, keselamatan.

Cargo Handling merupakan salah satu fasilitas pokok pelayanan udara untuk memproses pengiriman dan penerimaan muatan udara baik domestik maupun internasional yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan.

Page 51: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Klasifikasi Kargo• General Cargo, umumnya memiliki sifat yang tidak

membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan penanganan khusus. (Garmen, sparepart, dll)• Spesial Kargo, memerlukan penanganan khusus

baik dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan. (Hewan, Jenazah, Emas, dll)• Dangerous Goods, dikhususkan untuk memuat

barang – barang yang berbahaya untuk keselamatan penerbangan. (Hydrogen, merkuri, pestisida, dll)

Page 52: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Pihak – pihak Terkait dalam Pengiriman Kargo

Ada tiga pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu : a. Pihak pengirim ( shipper )Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha, dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi muatan kapal laut atau ekspedisi muatan pesawat udara.b. Pihak pengangkut ( carrier )Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline / air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut kargo.c. Pihak penerima ( consignee )Consignee bisa berupa perorangan, badan usaha maupun dalam bentuk cargo agent.

Page 53: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Kargo

Sistem

ProsedurSarana & Prasarana

Page 54: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Sistem Sirkulasi Kargo1. Penerimaan (Acceptance).2. Timbang barang.3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.6.Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.7. Penyimpanan (storage).8. Pengiriman (delivery)

Page 55: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang
Page 56: Kelompok 7 Perancangan Desain Terminal Penumpang

Sekian dan Terima Kasih