kelompok 5 singkong

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini Indonesia justru menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi kebutuhan pokok semua orang. Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar

Upload: luthfi-indra-r

Post on 19-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK 5 SINGKONG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan

yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar

kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu

negara berkembang yang dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata

pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok tanam. Luas lahan

pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini Indonesia justru

menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi

kebutuhan pokok semua orang.

Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah

beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki

protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan.

Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan

sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela

pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri

pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.

Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat

Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber

asupan karbohidrat. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-

Page 2: KELOMPOK 5 SINGKONG

umbian di Indonesia cukup tinggi, begitu pula dengan bertambahnya jumlah

penduduk. Kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi pun

terus meningkat.

B. TUJUAN

Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman singkong di desa

Kebanggan, kecamatan Sumbang.

Page 3: KELOMPOK 5 SINGKONG

BAB II

PEMBAHASAN

Nama : Bapak Riswan

Alamat : Desa Kebanggan

Ketinggian tempat : ±300 mdpl

Luas lahan : 2 hektar

Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon

berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke

seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini

masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara- negara

yang terkenal dengan wilayah pertaniannya (Purwono, 2009).

Para petani biasanya menanam tanaman singkong dari golongan singkong

yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan pangan. Sedangkan untuk

keperluan industri atau bahan dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi

yang beracun. Karena golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan

umbinya lebih besar serta tahan terhadap kerusakan, misalnya perubahan warna

(Sosrosoedirdjo, 1993).

Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan

Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji

Page 4: KELOMPOK 5 SINGKONG

Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup

Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima (Kimball, 1999).

3.1. Cara Budidaya Tanaman Singkong

3.1.1 Persiapan Penanaman

a. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :

Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH

meter dan atau cairan pH tester.

Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan

ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan

organik.

Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini

perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan

tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi

beberapa variasi tanaman sejenis.

Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap

petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga

diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen

dan pasar.

b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan

Page 5: KELOMPOK 5 SINGKONG

Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala

macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya.

Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang

dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin

ada.

c. Pembentukan Bedengan (Guludan)

Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian.

Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai

dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk

memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar

maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

d. Pengapuran (Bila diperlukan)

Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat

asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan

adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 –

2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat

pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.

3.1.2 Teknik Penanaman

Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan

curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal

musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola

monokultur adalah 80 x 120 cm.

Page 6: KELOMPOK 5 SINGKONG

Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam

terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air

selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat

bagus untuk pertumbuhan dari bibit.

Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela

pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian

stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam

dangkal saja.

3.1.3 Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman

Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni

dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Penyulaman

dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang hidup disekitar

tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan.

Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-

10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama

periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan

kondisi bebas gulma.

Pembubunan

Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar

tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan

dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar

Page 7: KELOMPOK 5 SINGKONG

tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga

perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan.

Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan

pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai

cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit

lagi dimusim tanam mendatang.

Pemupukan

Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan

dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis

Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan

pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 :

75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3

bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL :

85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus Sistem pemupukan

menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk

kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai

berikut :

Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap

lubang yang akan ditanami bibit.

Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per

hektar dengan campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan

dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan

dengan air sebanyak 2 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang

Page 8: KELOMPOK 5 SINGKONG

asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata

disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar fungsi dari

pupuk kandang/kompos lebih maksimal.

Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan

campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan

KCL : 50 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak

± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman

dengan kedalaman 10cm. Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada saat

tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6

bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk anorganik selanjutnya

pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K dengan

dosis Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam

7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 22,5 gram dengan

cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.

Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan

hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang

kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat.

Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung

akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah

system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan.

Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk

seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.

Page 9: KELOMPOK 5 SINGKONG

Waktu penyemprotan

Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya.

Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun

hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan

hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang

digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis

pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga

yang menguntungkan dapat ikut mati.

3.4 Jenis-jenis Tanaman Singkong

Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia

diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis yang

diidentifikasi oleh para peneliti. Lembaga penelitian yang menangani ubi jalar,

antara lain: International Potato centre (IPC) dan Centro International de La Papa

(CIP). Di Indonesia, penelitian dan pengembangan ubi jalar ditangani oleh Pusat

Peneliltian dan Pengembangan Tanaman Pangan atau Balai Penelitian Kacang-

Kacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Departemen Pertanian.

Varietas atau kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah

jumlahnya cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27,

jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur,

prambanan, mendut, dan kalasan.

Varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a) Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar.

Page 10: KELOMPOK 5 SINGKONG

b) Berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan.

c) Rasa ubi enak dan manis.

d) Tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.)dan penyakit kudis oleh

cendawan Elsinoe sp.

e) Kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram.

f) Keadaan serat ubi relatif rendah.

Varietas unggul ubi jalar yang dianjurkan adalah daya, prambanan,

borobudur, mendut, dan kalasan. Deskripsi masing-masing varietas unggul ubi

jalar adalah sebagai berikut:

a) Daya

1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas (kultivar) putri

selatan x jonggol.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.

3. Umur panen 110 hari setelah tanam.

4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda.

5. Rasa ubi manis dan agak berair.

6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

b) Prambanan

1. Diperoleh dari hasil persilangan antara varietas daya x centenial II.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.

3. Umur panen 135 hari setelah tanam.

4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga.

5. Rasa ubi enak dan manis.

Page 11: KELOMPOK 5 SINGKONG

6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

c) Borobudur

1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x philippina.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per ha.

3. Kulit dan daging ubi berwarna jingga.

4. Umur panen 120 hari setelah tanam.

5. Ubi berasa manis.

6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

Hama dan penyakit yang menyerang pertanaman singkong dan

penanggulangannya:

1.  Jamur Akar Putih

Pada Singkong Penyakit yang sering menyerang tanaman singkong adalah jamur

akar putih . Pada serangan berat, bisa melululantakkan pertanaman singkong. 

Jamur akar putih menyerang pertanaman singkong

terutama pada lahan pertanaman bekas tanaman karet maupun pada lahan-lahan

yang sering di tanami singkong.

Pada lahan yang sering ditanami singkong, pada saat panen sering umbi singkong

tertinggal di dalam tanah. Umbi singkong ini akan menjadi busuk dan menjadi

tempat berkembangnya jamur akar putih. Selain hal tersebut di atas, pemakaian

pupuk kandang yang belum matang atau belum terfermentasi secara sempurna,

dapat menjadi tempat berkembangnya jamur akar putih.

Page 12: KELOMPOK 5 SINGKONG

Tanda – tanda tanaman singkong yang terserang jamur akar putih antara lain:

pertumbuhan tanaman merana, daun kuning dan berguguran, pertumbuhan

vegetatifnya relatif berhenti, dan disekitar pangkal batang terdapat benang-benang

putih yang merupakan miselium jamur akar putih. Ketika dicabut ada umbi yang

mulai membusuk. Dengan demikian untuk penanaman singkong sambung yang

diharuskan menggunakan pupuk organik berupa Trichokompos dengan jumlah

yang cukup banyak, harus menggunakan pupuk organik yang sudah matang

sempurna.

2.Penyakit Hawar Bakteri

Hawar bakteri merupakan penyakit yang terpenting pada tanaman singkong di

banyak negara.  Besarnya kerugian tergantung dari kondisi setempat, termasuk

tingkat ketahanan tanaman. Pada tanaman yang rentan, jika keadaan membantu

penyakit, kerugian dapat mencapai 90 -100%.

Gejala pada daun ada bercak:

kebasah-basahan, bentuknya tidak teratur, bersudut-sudut (angular), dikelilingi

oleh daerah hijau tua. Gejala meluas dengan cepat dan warna bercak menjadi

coklat muda, mengeriput, dan menyebabkan daun layu. Seterunya seluruh daun

layu dan rontok. Bakteri menyebar dari suatu tempat ke tempat lain terutama

karena terbawa dalam stek yang terinfeksi. Dengan stek ini bakteri terbawa dari

musim ke musim. Bakteri jamur ini dapat terbawa oleh tanah dengan penggarapan

tanah, diperkirakan infeksi lewat tanah kurang memegang peran. Selain itu alat-

alat pertanian yang terkontaminasi dapat menyebarkan bakteri, misalnya pisau

yang digunakan untuk memotong stek. Selain itu bakteri terpencar oleh percikan

Page 13: KELOMPOK 5 SINGKONG

air hujan, terutama dari karet yang keluar dari batang dan daun sakit. Manusia,

hewan terbak, dan serangga dapat menularkan bakteri.

Agar bakteri dapat mengadakan infeksi diperlukan udara dengan

kelembaban jenuh selama 12 jam. Pada musim hujan jumlah bercak pada daun

sangat meningkat.

Jenis-jenis ubi kayu memiliki tingkat ketahan yang berbeda terhadap hawar

bakteri. Ketahanan ini disebabkan oleh karena ada 3 kemungkinan: bakteri

terhambat penetrasinya, bakteri tidak dapat meluas secara sistemik dan tanaman

bereaksi terhadap bakteri dengan cara hipersensitif.

Di afrika penyebab penyakit lebih banyak terdapat di tanah berpasir yang

miskin unsur hara. Pemupukan NPK yang optimal dapat mengurangi beratnya

penyakit. Di Indonesia terbukti bahwa pemupukan NPK dan bahan organik

meningkatkan ketahan tanaman.

Penyakit dibantu oleh curah hujan, karena curah hujan akan meningkatkan

kelembaban dan membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit tertinggi pada

akhir musim hujan, menjelang musim kemarau. Suhu optimal untuk

perkembangan penyakit adalah sekitar 30 0 C. Beberapa upaya yang dapat

dilakukan untuk mengendalikan hawar bakteri adalah penanaman jenis tahan,

pemakaian stek yang diambil dari tanaman yang benar – benar sehat, melakukan

pergiliran tanaman, pemangkasan bagian tanaman di atas tanah dapat mengurangi

pemecaran penyakit, khususnya pada tanaman yang memiliki ketahanan tinggi

atau sedang , dan pertahan belum terinfeksi berat.

Page 14: KELOMPOK 5 SINGKONG

Kemudian cara yang berikutnya adalah membuat bibit sehat dengan mengakarkan

ujung-ujung batang. Ujung-ujung batang akan tetap dari bakteri meskipun

tanamannya terinfeksi berat.

Berdasarkan survey yang telah kami lakukan hasil tanaman singkong yang

diperoleh oleh petani per satuan luas adalah 2 ton / Ha. Berarti hasil yang

diperoleh untuk total seluruh lahan adalah 4 ton / 2Ha. Harga jual untuk

komoditas singkong ditingkat petani atau produsen sekitar kurang lebih Rp 3500,-

/ kg. Dari hasil tanam musim lalu, para petani mendapatkan untung yang lumayan

besar. Diprediksikan hasil tanaman yang akan di peroleh musim ini minimal sama

seperti musim lalu atau mungkin halnya meningkat.

Page 15: KELOMPOK 5 SINGKONG

BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Umbi singkong (ketela

pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu

bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat. Umbi-

umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi umbi-umbian di Indonesia cukup

tinggi, begitu pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kebutuhan

masyarakat akan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat.

Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu serta

pendapatan petani, penerapan teknologi ubikayu ditingkat lapang perlu diterapkan

dengan tepat dengan menerapkan paket teknologi yang disesuaikan dengan

kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi). Dengan melakukan budi daya ubi

kayu langsung di lapangan mahasiswa akan mengetahuia berbagai masalah serta

cara menyelesaikannya .

Page 16: KELOMPOK 5 SINGKONG

DAFTAR PUSTAKA

Kimball. J. W. 1999. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Purwono.2009. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Sosrosoedirdjo, R. S. 1993. Bercocok Tanaman Ketela Pohon. CV Yasa Guna,

Jakarta.