kelompok 5 plenox

35
KELOMPOK 5

Upload: bintun-nahl

Post on 10-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok 5 plenox

KELOMPOK 5

Page 2: kelompok 5 plenox

MATIKAN ROKOK ANDA ATAU ROKOK AKAN MEMATIKAN ANDA

Dalam memperingati hari tanpa asap rokok, fakultas kedokteran UNIMAL mengadakan acara simposium untuk orang awam. Dalam simposium itu akan dibahas tenteng penyakit-penyakit yang terjadi akibat manifestasi obstruksi saluran napas bagian bawah sebagai dampak asap rokok dan faktor resiko lainnya.

Pak Maas ikut sebagai peserta pada seminar tersebut. Pak maas adalah seorang perokok dan sering mengeluh sesak napas terutama jika cuaca dingin dan lingkungan yang berdebu. Ia bekerja pada pabrik penggilingan padi.

Sebelum masuk ruang seminar pak Maas sempat melihat-lihat pameran alt kedokteran dan obat-obatan yang diperlukan dalam penatalaksanaan kelainan paru sebagai akibat adanya obstruksi saluran napas bagian bawah seperti spirometri, peak flow meter dan lain-lain.

Pak Maas berniat akan menanyakan banyak hal sehubungan dengan penyakitnya dan pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa penyakitnya, agar dapat dilakukan pengobatan secara tuntas dan mencegah serangan sesak napas.

Anda diharpkan dapat menerangkan apa yang terjasi dan bagaiman penatalaksanaan penyakit pak Maas atau penderita-penderita lain yang menderita akibat manifestasi obstruksi saluran napas bagian bawah.

Page 3: kelompok 5 plenox

1.TERMINOLOGI

Spirometri pengukuran kapasitas pernapasan pada paru atau alat untuk mengukur udara yang diambil ke paru dan dikeluarkan seperti uji faal paru.

Peak flow meter alat untuk mengukur nilai daya hembus nafas tertinggi atau seberapa cepat kemampuan menghembuskan udara keluar paru-paru.

Simposium pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah singkat mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan, dipimpin oleh seorang ketua yang mengatur jalannya diskusi,pendengar bertanya dan para ahli menjawab

Page 4: kelompok 5 plenox

2.MENENTUKAN MASALAH1. Apa saja penyakit yang terjadi akibat obstruksi saluran napas bawah?

2. Bagaimana hubungan pak Maas yang merokok dengan keluhan yang dirasakan berupa sesak napas terutama jika cuaca dingin dan lingkungan berdebu?

3. Apa saja dampak dari asap rokok?

4. Bagaimana hubungan pekerjaan pada pabrik penggilingan padi dengan keadaan pak Maas?

5. Apa saja pemeriksaan penunjang lain untuk obstuksi saluran napas bawah?

6. Berdasarkan keluhannya, apa diagnosa sementara pada pak Maas?

7. Selain asap rokok, apa saja faktor resiko lain obstruksi saluran napas bawah?

8. Penatalaksanaan obstruksi saluran napas bawah?

9. Bagaimana manifestasi klinis orang terkena obstruksi saluran napas bawah?

10. Mengapa bisa terjadi obstruksi saluran napas bawah?

11. Bagaimana pencegahan serangan sesak napas?

12. Kegunaan dari peak flow meter?

13. Prognosis dan komplikasi yang diderita pak Maas?

Page 5: kelompok 5 plenox

3.MENGANALISA MASALAH1. Penyakit obstruksi saluran napas bawah diantaranya : Asma,

PPOK, Emfisema, Bronkitis.

2. Rokok memperburuk keadaan pak Maasyang mengalami reaksi hipersensitivitas pada debu dan cuaca dingin.

3. Rokok dapat berdampak pada peningkatan mukus, peningkatan terjadinya spasme saluran napas dan peningkatan sensitivitas jalan napas serta dapat mengiritasi mukosa.

4. Pekerjaan pak Maas pada penggilingan padi sangat rentan terhadap pajanan debu untuk pencetus hipersensitivitas.

5. Pemeriksaan penunjang selain spirometri dan peak flow meter adalah foto thorak, pulse oxymetri dan AGDA.

6. Diagnosa sementara adalah PPOK.

7. Faktor resiko lainnya yaitu bahan alergen, faktor genetik, polusi udara, usia lanjut, jenis kelamin, psikis.

Page 6: kelompok 5 plenox

8. Penatalaksanaan yang dilakukan secara non farmakologi ( terapi nutrisi dan psikoterapi) dan farmakologi (bronkodilator, anti kolenergik, antibiotik, dll).

9. Diantaranya sesak napas, pernapasan cepat dan dangkal, peningkatan usaha bernapas dengan otot-otot bantu pernapasan.

10. Dapat terjadi akibat adanya kelainan saperti pada lumen, dinding atau diluar saluran napas.

11. Pencegahan dengan menghindari faktor pencetus, hindari merokok, dan kortikosteroid oral.

12. Peak flow meter dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosa dan pemantauan.

13. Prognosis baik dengan penatalaksanaan adekuat dan menghindari faktor pencetus. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi PPOK, deformitas thorak,dll.

Page 7: kelompok 5 plenox

4.SKEMA

Obstuksi saluran napas bawah

Epidemiologi Etiologi Faktor resikoManifestasi

klinikPatofisiologi

Pemeriksaan Fisik

Diagnosa

Penunjang

Komplikasi

Penatalaksanaan

Prognosa

Farmakologi

Non-farmakologi

Page 8: kelompok 5 plenox

LEARNING OBJECTIVE

1. ASMA BRONKIAL

2. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK(PPOK)

3. EMFISEMA

4. BROKITIS KRONIK

Page 9: kelompok 5 plenox

JUMP 7

SINTESA INFORMASI

Page 10: kelompok 5 plenox

Asma brokial

• Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ).

• Etiologi Genetik Bahan Alergen Perubahan cuaca Strees Lingkungan kerja Olahraga Berat

Page 11: kelompok 5 plenox

Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik)• Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang• spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan• aspirin) dan spora jamur

2. Intrinsik (non alergik)• Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang• tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan• oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.

3. Asma gabungan• Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk• alergik dan non-alergik.

Page 12: kelompok 5 plenox

Derajat klasifikasi

Gejala Serangan pada malam hari

Faal paru

Asma berat •sesaknya/serangan asma terus menerus•Aktivitas fisik terbatas•Eksaserbasi serangan asma

Sering •PEP1/PEF ≤60% dari pada prediksi•Variabel dari >30%

Asma sedang persisten

•Serangan asma setiap hari•Penggunaan inhalasi β2 agonis

>sekali seminggu

•PEP1/PEF >60% sampai dengan 80% prediksi•PEF bervariasi >30%

Asma ringan persisten

Gejala ≤2 minggu tetapi<1/hari, eksaserbasi mengganggu aktivitas

≥2xseminggu •PEP1/PEF ≥80% prediksi•PEF bervariasi 20% sampai dengan 30%

Asma ringan intermiten

Gejala<2minggu asimptomatik & PEF normal di luar eksaserbasi, eksaserbasi sebentar (mulai beberapa jam/hari/dengan intensitas yang berbeda-beda)

≤2kali/bulan •PEP1/PEF ≥80% prediksi•PEF bervariasi <20%

Page 13: kelompok 5 plenox

Patofisiologi

Pencetus :GenetikAllergen

Olahraga CuacaEmosi

responImun

menjadiaktif

• Bronkospasme• Edema mukosa• Sekresi meningkat• inflamasi

Pelepasanmediatorhumoral

• Histamine• SRS-A

• Serotonin• Kinin

Mencetus Asma

Page 14: kelompok 5 plenox

Manifestasi Klinik• Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan

tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah,duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.

• Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ),batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada.

• Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain :

• silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada,tachicardi dan pernafasan cepat dangkal .

• Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

Page 15: kelompok 5 plenox

Diagnosa

Berdasarkan Gejala klinis & Pemeriksaan fisikPemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan sputum2. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan radiologi 2. Pemeriksaan tes kulit3. Elektrokardiografi4. Scanning paru5. Spirometri

Page 16: kelompok 5 plenox

Diagnosis Banding

- PPOK

KomplikasiBerbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

1. Status asmatikus

2. Atelektasis

3. Hipoksemia

4. Pneumothoraks

5. Emfisema

6. Deformitas thoraks

7. Gagal nafas

Page 17: kelompok 5 plenox

prognosa

• Tergantung berat/ringannya serangan asma

• Baik dengan manajemen yang baik

• Buruk jika sudah disertai komplikasi

Page 18: kelompok 5 plenox

PenatalaksanaanPrinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan

asma3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenaipenyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnyasehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan danbekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:1. Pengobatan non farmakologik: Memberikan penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pemberian cairan Fisiotherapy Beri O2 bila perlu.

2. Pengobatan farmakologik :• Bronkodilator

Page 19: kelompok 5 plenox

Penyakit Paru obtruktif kronikPenyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran

udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial.

PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

keduanya dapat diklasifikasikan dalam PPOK jika keparahan penyakitnya telah berlanjut dan obstruksinya bersifat progresif.Pada fase awal belum dapat digolongkan dalam PPOK.

Bronkitis kronikKelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.

Emfisema• Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga

udara distal bronkiolus terminal,disertai kerusakan dinding alveoli.

Page 20: kelompok 5 plenox

• Gambaran jantung pendulum”eye drop” pada emfisema

Page 21: kelompok 5 plenox

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama. SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia.

Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :

• Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas 15 tahun 60-70 %)

• Pertambahan penduduk

• Meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun pada tahun 1960-an

menjadi 63 tahun pada tahun 1990-an

• Industrialisasi

• Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di pertambangan

Page 22: kelompok 5 plenox

FAKTOR RISIKO1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang

terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.

Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :a. Riwayat merokok- Perokok aktif- Perokok pasif- Bekas perokokb. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah

rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :- Ringan : 0-200- Sedang : 200-600- Berat : >6002. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja3. Hipereaktiviti bronkus4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

Page 23: kelompok 5 plenox

Etiologi

• Terutama Asap Rokok dan paparan polusi

• Defisiensi Alpha 1 antitripsin

Page 24: kelompok 5 plenox

Manifestasi Klinis

• Bervariasi tergantung jenis.

• Awalnya tidak menimbulkan gejala

• Gejala dapat berupa:

• Atau gabungan keduanya dapat mempunyai gejala dari keduanya

Bronkitis kronik emfisema

Batuk produktif &Produksi sputum bertambah

Sesak nafas dan batuk kering

Hipoksemia Hipoksemia

Hiperkapnia(Pursed - lips breathing)

Blue booter Pink puffer

Page 25: kelompok 5 plenox

DiagnosaBerdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan.

a. Pemeriksaan rutin (Faal paru,Darah rutin,Radiologi)

b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)

1. Faal paru

- Volume Residu (VR), Kapasiti Residu Fungsional (KRF), Kapasiti Paru Total (KPT), VR/KRF,

2. Uji latih kardiopulmoner

3. Uji provokasi bronkus

4. Uji coba kortikosteroid

5. Analisis gas darah

6. Radiologi

7. Elektrokardiografi

8. Ekokardiografi

9. bakteriologi

10. Kadar alfa-1 antitripsin

Page 26: kelompok 5 plenox

DIAGNOSIS BANDING• Asma• SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)• Pneumotoraks• Gagal jantung kronik• Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal :

bronkiektasis, destroyed lung.• Tb Paru• Bronkiektasis

KOMPLIKASI• 1. Gagal napas• - Gagal napas kronik• - Gagal napas akut pada gagal napas kronik• 2. Infeksi berulang• 3. Kor pulmonal

Page 27: kelompok 5 plenox

PROGNOSIS

• Tergantung derajat keparahan PPOK itu sendiri.

• Prognosis baik bila manajemen baik

• Prognosis buruk Ditentukan oleh dua indikator utama, yaitu derajat obstruksi dan terdapatnya kor pulmonale. Obstruksi yang makin berat memperburuk prognosis

Page 28: kelompok 5 plenox

Penatalaksanaan• Penatalaksanaan umum PPOKTujuan penatalaksanaan :- Mengurangi gejala- Mencegah eksaserbasi berulang- Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru- Meningkatkan kualiti hidup penderita

Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :1. Edukasi2. Obat – obatan(Bronkodilator,antiinflamasi,antibiotik, Antioksidan,

Mukolitik,Antitusif)3. Terapi oksigen4. Ventilasi mekanik5. Nutrisi6. Rehabilitasi

Page 29: kelompok 5 plenox

PENCEGAHAN

1. Mencegah terjadinya PPOK• - Hindari asap rokok• - Hindari polusi udara• - Hindari infeksi saluran napas berulang2. Mencegah perburukan PPOK• - Berhenti merokok• - Gunakan obat-obatan adekuat• - Mencegah eksaserbasi berulang

Page 30: kelompok 5 plenox

• EMFISEMA Penyakit yg ditandai dengan pelebaran dr alveoli yg

diikuti oleh destruksi dr dinding alveoli , biasanya bersamaan dengan bronkitis kronik .

- lebih banyak pria dr wanita- penyebabnya perokok dan adanya hub dengan genetik- trias emfisema : batuk, sputum yg banyak , sesak nafas

yg progresif- thorak berbentuk tong ( barrel chest ), perkusi

hipersonor dan nafas pendek- Radiologi : terlihat pemb.darah yg sedikit dan

terdapatnya bula.

Page 31: kelompok 5 plenox

• Terapi : berhenti merokok, cegah eksaserbasi dgn antibiotik, memperbaiki faal paru dan rehabilitasi

Page 32: kelompok 5 plenox

BRONKITIS KRONIK Defenisi :

Batuk berulang dan berdahak selama lebih dari 3 bulan setiap tahun nya dalam periode sedikitnya 3 tahun dan berlansung 2 tahun berturut-turut.

Etiologi :- Merokok - Pekerjaan

- Polusi Udara

Faktor Resiko :- Laki2 - RAS - Dif Alfa I Anti

Tripsin

- Usia Tua - Status Ekonomi

Patologi :> Hipertrofi kelenjar mukus dari trakebronkial → Menyempit

pd sal bronkus → diameter bronkus menebal lebih dari 30-40% dr dinding bronkus yang normal. 32

Page 33: kelompok 5 plenox

lanjutan> Permukaan bronkus senantiasa terinfeksi → ok

mekanisme untuk membersihkan bronkus melalui silia maupun dengan mekanisme sekresi menjadi hilang → sehingga paru selalu diinfeksi oleh kuman Haemophilus influenza dan Streptococcus pneumonia → hasilnya mukus yang purulen pada setiap eksaserbasi.

Manifestasi klinik :> Batuk produktif , Terutama pada pagi hari pada perokok> Dispnu, makin lama makin berat dan sehari penuh.> Sesak pada malam hari ( terutama pada pasien berusia

tua).> Pink puffer dan blue blotter.> Bronkitis Kronik Berat dng obstuksi napas → otot respirasi tambahan ( accessory respiratory muscle).

Pmx Penunjang :> AGDA> Pemeriksaan Faal Paru> Foto Toraks 33

Page 34: kelompok 5 plenox

lanjutan TataLaksana :

- Bronkodilator - Kortikosteroid

- Antikolinergik - AntiBiotik (sputum > +)

- Teofilin

Prognosa :- Baik, Jika cepat di tangani

- Sering Relaps

- Bila sudah terdapat komplikasi KOR PULMONAL → Buruk

Komplikasi :- Emfisema

- Kor Pulmonal

- Kegagalan Nafas

- Polisetemia34

Page 35: kelompok 5 plenox

TERIMA KASIH