kelompok 5

6
TUGAS SISTEM MUSKULOSKELETAL I “ASKEP PASIEN DENGAN DISLOKASI SENDI LUTUT” 1. ANDRI SUGIANTO (12.20.041) 2. ANDREANUS SETYA P (12.20.042) 3. CHOIRUL IMAMI (12.20.048) 4. DIMAS ARI SANDY (12.20.050) 5. LAILATUL MUDRIKA (12.20.060) 6. MAULIDIA MIFTAKHUL (12.20.061) KELAS : S1. 3B STIKES KEPANJEN 2014

Upload: ayunna

Post on 11-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK 5

TUGASSISTEM MUSKULOSKELETAL I

“ASKEP PASIEN DENGAN DISLOKASI SENDI LUTUT”

1. ANDRI SUGIANTO (12.20.041)2. ANDREANUS SETYA P (12.20.042)3. CHOIRUL IMAMI (12.20.048)4. DIMAS ARI SANDY (12.20.050)5. LAILATUL MUDRIKA (12.20.060)6. MAULIDIA MIFTAKHUL (12.20.061)

KELAS : S1. 3B

STIKES KEPANJEN2014

Page 2: KELOMPOK 5

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab2. Nama3. Jenis kelamin4. Usia5. Status6. Agama7. Alamat8. Pekerjaan9. Pendidikan10. Bahasa11. Suku bangsa12. Dx Medis13. Sumber biaya14. Riwayat keluarga15. Genogram16. Keterangan genogram

B. Riwayat Penyakit1. Status kesehatan saat ini

Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini) Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

2. Status kesehatan masa lalu Penyakit yang pernah dialami Pernah dirawat Alergi Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain – lain yang merugikan kesehatan)

3. Riwayat penyakit keluarga4. Diagnosa Medis dan Therapi5. Pola Kebutuhan dasar (menurut Virginia Hunderson)

Makan dan minum Eleminasi Gerak dan aktifitas Istirahat tidur Kebersihan diri Spiritual

6. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : klien yang mengalami cidera pada umumnya tidak mengalamipenurunan kesadaran. TTV (Nadi,Temp,RR,TD), meliputi bradikardi, hipotensi dan tanda-tanda neurologi shock

Page 3: KELOMPOK 5

7. B3 (brain) Tingkat kesadaran pada pasien yang mengalami dislokasi adalah composmentis Pemeriksaan fungsiu serebral status mental : observasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi wajah, aktifitas motorik klien. Pemeriksaan saraf cranial Pemeriksaan refleks. Pada pemeriksaan refleks dalam, reflek achilis hilang dan reflek patella biasanya melemah karena otot hamstring melemah.

8. B6 (bone) Paralisis motorik ekstremitas terjadi apabila trauma juga mengkompresi sekrum gejala motorik. Juga sesuai dengan distribusi segmental dan saraf yang terkena Lihat pada infeksi parineum biasanya didaatkan adanya pendarahan, pembengkakan dan deformitas Rasakan. Kaji adanya derajat ketidakstabilan daerrah trauma dengan palpasi pada ramus dan simfisis pubis Pindah. Disfungsi motorik yang paling umum adalah kelemahan dan kelumpuhan pada daerah ekstremitas atas

9. Pemeriksaan penunjang Foto X-ray Foto rontgen

Data Subyektif : Terjadi kekauan pada sendi Adanya nyeri pada sendi

Data Obyektif : Perubahan panjang ekstremitas Sulit menggerakkan ekstremitas Meringis Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi

C. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan

dan tulang2. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul, cedera

neuromuskular, pemasangan fiksasi eksterna.3. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan cedera neuromuskulular sekunder akibat

dilokasi sendi pinggul.

D. Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan

dan tulangTujuan   :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 jam diharapkan nyeri berkurang atau teratasi.

Page 4: KELOMPOK 5

Kriteria Hasil   :Nyeri berkurang/terkontrol (skala nyeri 1-3)Pasien tidak gelisahTanda-tanda vital normalIntervensi :a. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non faramakologis dan non invasifR/ : Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologis lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.b. Istirahatan klienR/ : Istirahat secara fisiologis akan mengurangi kebutuhan oksigen yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal.c. Dekatkan dengan orang terdekatR/ : Bayi yang mengalami nyeri akibat dislokasi kongenital memerlukan orang terdekat untuk mengurangi kegelisahannya.d. Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam ketika nyeri munculR/ : Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder akibat iskemia spina .e. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeriR/ : Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal.f. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian analgetikR/ : Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.g. Kolaborasi untuk pemasangan traksi pinggulR/ : Penarikan femur dapat menurunkan kompresi saraf sehingga dapat menurunkan respon nyeri.

2. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul, cedera neuromuskular, pemasangan fiksasi eksterna.

Tujuan  :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, risiko trauma tidak terjadi.Kriteria hasil  :klien mau berpartisipasi dalam pencegahan trauma.Intervensi :a. Pertahankan tirah baring dan mobilisasi sesuai indikasi.R/ : Meminimalkan rangsangan nyeri akibat antara fragmen tulang dengan jaringan lunak disekitarnya.b. Gunakan pagar tempat tidur.R/ : Mencegah klien jatuh.c. Kolaborasi pemberian obat antibiotik pasca bedah.R/ : Antibiotik bersifat bakteriosida/bakteriostatik untuk membunuh/menghambat perkembangan kuman.d. Evaluasi tanda/gejala perluasan cedera jaringan (peradanagn lokal/sistemik,seperti

peningkatan nyeri, edema, demam).R/ : Meniali perkembangan masalah klien.

Page 5: KELOMPOK 5

3. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan cedera neuromuskulular sekunder akibat dilokasi sendi pinggul.

Tujuan    :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hambatan mobilitas hilang/berkurang/teradaptasi.Kriteria hasil    :Klien terlihat mampu melakukan mobilitas fisik secara bertahap.Klein dapat mengenal cara melakukan mobilisasiKlien secara kooperatif mau melaksanakan teknik mobilisasi secara bertahapIntervensi :a. Kaji kemampuan mobilisasi 9 ekstermitas.R/ : Membantu dalam mengantisifasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual.b. Kaji kemampuan ekstermitas untuk menilai adanya defisit neurologis pada kondisi motorikR/ : Kelemahan pada ekstermitas di periksa untuk mengetahui adanya defisit neurologis.c. Ajarkan berjalan dengan penggunaan alat bantu.R/ : Penggunaan alat bantu dapat membantu mobilisasi berjalan tanpa memberikan beban pada sendi pinggul yang mengalami dislokasi atau pasca bedah.

E. Evaluasi Evaluasi : fase akhir dari keperawatan adalah evaluasi terhadap keperawatan yang diberikan, sedangkan hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data teratasi atau tidaknya masalah klien, pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan

Evaluasi adalah penilaian terhadap respon pasien setelah dilakukan keperawatan yang disusun pada tahap perencanaan. Pada pasien fraktur tibia dan fibula (cruris) post op orif dengan tujuan dan kriteria hasil seperti yang ada di atas, maka evaluasi yang diharapkan :1. Menyatakan perasaan nyeri, hilang atau terkontrol.2. Pasien memperlihatkan kemandirian dalam aktifitas.3. Pasien mengetahui kondisi, prognosis dan kebutuhan tindakan medis,  memperlihatkan tanda

vital yang normal.4. Tidak mengalami infeksi lokal maupun sistemik.5. Memperlihatkan suhu tubuh yang normal.