kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

16
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II “KIMIA LINGKUNGAN” Disusun Oleh: Aan Hanafiah 1110016200009 Rina Munawaroh 1110016200018 Windi Hamdalla Putri 1110016200037 Tika Zahara 1110016200045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: idzni-desrifani

Post on 24-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kimia lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

“KIMIA LINGKUNGAN”

Disusun Oleh:

Aan Hanafiah 1110016200009

Rina Munawaroh 1110016200018

Windi Hamdalla Putri 1110016200037

Tika Zahara 1110016200045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

A. JUDUL PERCOBAAN :KIMIA LINGKUNGAN

B. TANGGAL PERCOBAAN : 6 April 2011

C. TUJUAN PERCOBAAN :1.Untuk mengetahui efek polusi dalam

kehidupan

2.Untuk menguji kandungan logam berat pada

air dan tanah

D. LANDASAN TEORI

Sebelum adanya kegiatan industri dan transportasi yang banyak mengeluarkanbahan

pencemar ke lingkungan air yang disebabkan oleh limbah domestik akibat kegiatan manusia

telah merupakan faktor yang penting yang menentukan kesejahteraan/kesehatan

manusia.Pencemaran fecal terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan penyakit-

penyakit dengan perantara air yang telah membinasakan penduduk sejumlah kota.Sekarang

ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah

industri dari bebagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun

dalam konsentrasi yang rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat:Hg, Pb,

Cd,As,Ag, Fe dan sebagainya.

Pembakaran bahan bakar fosil terutama batubara, mengeluarkan sejumlah warangan

(As2O3) ke lingkungan dimana sebagian besar akan masuk kedalam perairan alami.Arsen

terdapat di alam bersama-sama dengan senyawa fosfor.Bahan pencemar lainnya seperti

kadmium dalam air berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan.Cadmium

secara luas digunakan dalam proses pelapisan logam .Sifat kimia dari kadmium sangat mirip

dengan seng, dan kedua metal tersebut sering terlibat bersama-sama dalam proses-proses

geokimia.Kedua logam tersebut terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi 2+.Dalam

kehidupan manusia logam ini sangat berbahaya diantaranya menyebabkan tekanan darah

tinggi, kerusakan ginjal,kerusakan jaringan testikuler dan kerusakan dari sel-sel darah merah.

Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan sumber utama dari timbal

di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke perairan alami.Daya racun timbal

yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal,sistem reproduksi

,hati, dan otak,serta sistem syaraf sentral, dan bisa menyebabkan kematian.Timbal digunakan

sebagai bahan untuk solder dan untuk penyambungan pipa air, sehingga air untuk rumah

tanngga kemungkinan dapat kontak dengan timbal.Air yang tersimpan dalam alat-alat hasil

pematrian, untuk jangka waktu lama dapat mengakumulasi sejumlah timbal yang tinggi.

Page 3: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

Merkuri masuk ke lingkungan melalui banyak sumber. Merupakan salah satu dari

bahan pencemar logam berat yang sangat penting untuk diperhatiakan. Selain dapat masuk

secara langsung keperairan alami dari buangan limbah industri juga dapat masuk melalui air

hujan dan pencucian tanah.Penggunaan logam-logam merkuri misalnya pada peralatan

vakum di laboraturium. Selain itu sebagai elektroda dalam proses elektrolisa untuk

menghasilkan gas klor.Merkuri masuk ke lingkungan perairan berasal dari penggunaan unsur

itu oleh manusia seperti buangan laboraturium kimia, batu baterai bekas, pecahan

termometer, fungi sida kebun, tambal gigi amalgam dan buangan farmasi.Pengaruh dari

toksisitas merkuri terhadap,tubuh antara lain kerusakan syaraf,paralisys, kebutaan atau

gangguan jiwa,kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan.

Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan detergen.Keduanya merupakan

sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Unsur kunci detergen adalah bahan surfaktan

atau bahan aktif permukaan, yang beraksi dalam menjadikan air menjadi lebih basah dan

sebagai bahan pencuci yang baik.Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan antara air

dengangas, padatan-padatan (debu) dan cairan-cairan yang tidak dapat tercampur

(minyak).Hal ini terjadi karena struktur “amphilic”, yang berarti bagian yang satu dari

molekul adalah suatu yang bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas

yang kuat untuk air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka

air.Surfaktan yang paling umum digunakan adalah alkil benze sulfonat (ABS).ABS sangat

tidak menguntungkan karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai.

Tanah merupakan teempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak gas SO2 yang

dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang

masuk kedalam tanah atau tertampung diatas tanah. Nitrogen oksida (NO) yang dirubah

diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit di tanah.Tanah menyerap NO dan NO2

dengan cepat dan gas-gas tersebut mengalami oksidasi menjadi nitrat dalam tanah.Partikel

timbal (Pb), yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan atas

tanah sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas.Timbal di lapisan atas tanah ditemukan juga

di daerah dekat dengan penambangan dan peleburan timbal.Penggunaan pupuk dan peptisida

yang berlebihan juga akan menimbulkan pencemaran tanah.Beberapa tumbuh-tumbuhan

ternyata tidak dapat tumbuh subur lantaran pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk

yang tidak sesuai. Demikian juga dengan peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama

ternyata menimbulkan bahaya bagi kehidupan spesies lain termasuk manusia sendiri.

Page 4: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

E. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Gelas kimia 250 ml 2 buah

2. Spatula

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung reaksi

5. Stopwatch

6. PH meter

7. Pipet tetes

8. Neraca O Hauss

BAHAN

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5

Ikan kecil PbNO3 Air (H2O) Tanah Paku

Detergen KI KI Air ledeng Pita Zn

Air Na2CO3 Na2CO3 Aquades Pita Sn

AgNO3 NAOH Pita Cu

HCl HCl H2SO4 3 M

NaOH

FeCl3

Page 5: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

F. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur 1

1. Siapkan 2 buah gelas beker ukuran 250 ml dan masukan 200 ml air kedalam masing-

masing gelas.

2. Pada gelas pertama masukan detergen sebanyak 2 sendok spatula dan aduk sampai

detrgen larut.

3. Masukan ikan kedalam masing-masing gelas dan amati pergerakan mulut ikan selama

1 menit.

4. Catat hasil pengmatan yang dilakukan.

Prosedur 2

1. Siapkan 3 tabung reaksi. Beri nomor 1-3 pada masing-masing tabung reaksi.

2. Tabung pertama masukan 30 tetes larutan PbNO3, tambahkan 5 tetes larutan KI dan

amati reaksi yang terjadi. Kemudian tambahkan larutan Na2CO3 sebanyak 5 tetes dan

amati reaksi yang terjadi.

3. Tabung kedua masukan 30 tetes larutan AgNO3 dan tambahkan 5 tetes HCl lalu amati

reaksi yang terjadi. Kemudian tambahkan 5 tetes NaOH amati reaksi yang terjadi.

Terakhir tambahkan 5 tetes larutan KI dan amati reaksi yang terjadi.

4. Tabung ketiga masukan 30 tetes larutan FeCl3 dan tambahkan 5 tetes NaOH kemudian

amati reaksi yang terjadi.

5. Catat hasil yang telah didapatkan.

Prosedur 3

1. Masukkan 30 tetes sampel air yng dibawa dari rumah kedalam masing-masing

tabung yang telah disiapkan (3 tabung).

2. Tabung pertama ditambahkan 5 tetes KI kemudian amati reaksi yang terjadi.

Selanjutnya tambahkan 5 tetes Na2CO3 dan amati reaksi yang terjadi.

3. Tabung kedua tambahkan 5 tetes HCl kemudian amati reaksi yang terjadi. Selanjutyna

tambahkan 5 tetes NaOH dan amati reaksi yang terjadi. Terakhir tambahkan 5 tetes KI

dan amati reaksi yang terjadi.

4. Tabung ketiga tambahkan 5 tetes NaOH dan amati reaksi yang terjadi.

5. Catat masing-masing perubahan yang terjadi pada setiap tabung reaksi.

Page 6: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

Prosedur 4

1. Ambil sempel tanah kemudian timbang sebanyak 5 gram dengan mengguanakan

neraca O-hauss.

2. Masukan sebanyak 100 ml aquades ke dalam gelas kimia pertama, campurkan 5 gram

tanah kemudian aduk hingga larut dan tunggu hingga terbentuk endapan selanjutnya

saring untuk memisahkan antara endapan dan cairan

3. Ukur aquades yang telah di saring dengan Ph meter dan catat hasil yang didapat.

4. Lakukan langkah yang diatas dengan mengganti aquades menggunakan sempel air

yang dibawa dari rumah.

Prosedur 5

1. Siapkan paku yang telah dibersihkan.

2. Lilitkan 2 buah paku dengan tembaga.

3. Untuk 2 paku yang lain tempelkan timah (Sn) dengan menggunakan solder.

4. Untuk 2 paku yang lainnya lagi tempelkan seng (Zn) dengan menggunakan solder.

5. Timbun paku ke dalam tanah, pada set pertama tidak di tambah dengan larutan

apapun. Dan pada set kedua siram permukaan tanah menggunakan larutan H2SO4.

6. Amati perubahan yang terjadi pada kedua set paku tersebut dalam jangka waktu 3 dan

5 hari.

Page 7: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

G. HASIL PENGAMATAN

Prosedur 1

Kondisi

air

Pergerakan mulut ikan/ menit Pengamatan

Air

bersih

140 Gerakan mulut konstan

Air

+

Detergen

170

Gerakan mulut pada awalnya cepat

dan ikan berusaha muncul ke

permukaan, tetapi semakin melambat

dan akhirnya mati.

Prosedur 2

Sampel Warna

awal

Penambahan larutan Perubahan

warna

Pengamatan

1.

PbNO3

(Keruh)

+ 5 tetes KI

Kuning muda

Tidak terdapat

endapan.

+ 5 tetes KI +Na2CO3

Putih

Endapan putih-

keunguan

2.

AgNO3

(tidak

+ 5 tetes HCl

Putih

Ada sedikit endapan

putih.

+ 5 tetes HCl +5tetes

NaOH

Keruh keabu-

abuan

Terdapat sedikit

endapan berwarna

abu-abu.

Page 8: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

berwarna)

+5 tetes HCl +5 tetes

NaOH + 5 tetes KI

Keruh

Terdapat banyak

endapan berwarna

abu-abu gelap.

3. FeCl3

(Orange

pekat)

+ 5 tetes NaOH Orange Tidak terdapat

endapan

Prosedur 3

Sampel Warna

awal

Penambahan larutan Perubahan

warna

pengamatan

1.

Air ledeng

(tidak

berwarna)

+ 5 tetes KI

Orange pudar

Setelah

didiamkan

warna

kembali

seperti awal

dan tidak

terdapat

endapan.

+5 tetes KI + 5 tetes Na2CO3 Putih keruh

2. + 5 tetes HCl

Tidak berwarna

Setelah

didiamkan

warna

kembali

seperti awal

dan tidak

terdapat

endapan.

+ 5 tetes HCl + 5 tetes NaOH

Keruh

+5 tetes HCl + 5 tetes NaOH +

5 tetes KI

keruh

3. + 5 tetes NaOH Tidak berwarna Tidak terjadi

perubahan

Page 9: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

warna dan

tidak

terdapat

endapan.

Prosedur 4

Keterangan Pengamatan

a. Masa tanah yang digunakan 5 gram

Volume sempel air tanah 100 ml

pH sampel tanah dalam

aquades

7,00

b. Masa tanah yang digunakan 5 gram

Volume air keran yang

digunakan

100 ml

pH sempel tanah dalam air

keran

6,5

Prosedur 5

No Keterangan Pengamatan

1. Kondisi awal paku yang dihubungkan dengan:

a. pita Zn

b. pita Sn

c. pita Cu

Semua paku dalam

kondisi kering dan tidak

berkarat.

Page 10: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

2. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set

pertama yang dihubungkan dengan:

a. pita Zn

Paku mulai berkarat

tetapi baru sedikit.

b. pita Sn

Paku terkorosi tetapi

sedikit

c. pita Cu

Muncul butiran-butiran

korisi di permukaan

paku

3. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set kedua

yang dihubungkan dengan:

a. pita Zn

Paku mulai berkarat

akan tetapi pada bagian

yang dilapisi oleh Zn

tidak terkena karat.

b. pita Sn

Paku yang disirami

H2SO4 lebih banyak

menimbulkan karat.

c. pita Cu Selain butiran-butiran

paku yang cukup

banyak warnanya pun

menjadi lebih orange.

4. Kondisi paku setelah 5 hari pengamatan pada set

pertama yang dihubungkan dengan:

a. pita Zn

Karat pada paku mulai

bertambah, tetapi tidak

sebanyak pada set

kedua.

b. pita Sn

Karat yang muncul

tidak lebih banyak dari

pengamatan setelah 5

Page 11: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

hari.

c. pita Cu Karat cukup banyak,

terlebih dipermukaan

atas kepala paku.

5. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set kedua

yang dihubungkan dengan:

a. pita Zn

Karat pada paku

semakin banyak.

b. pita Sn Karat cukup banyak.

c. pita Cu Karat cukup banyak,

warna mulai berubah.

Page 12: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

H. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap macam-macam polutan yang

terdapat pada lingkungan hidup khususnya pada air dan tanah serta pengaruhnya terhadap

kehidupan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya.Pada percobaan pertama dilakukan

pengamatan pengaruh detergen terhadap pencemaran air.Percobaan ini dilakukan dengan

melakukan perbandingan antara ikan yang dimasukkan ke dalam air bersih dengan ikan yang

dimasukkan ke dalam air yang mengandung detergen.Pengamatan ini dilakukan selama 1

menit dengan memperhatikan pergerakan mulut ikan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan

didapatkan bahwa pergerakan mulut ikan yang dimasukkkan ke dalam air bersih terlihat

normal/konstan ± 140 kali/menit sedangkan pergerakan mulut ikan yang dimasukkan ke

dalam air yang mengandung detergen pergerakannya tidak konstan terhitung sebanyak ± 170

kali/menit, pada mulanya pergerakan mulut ikan sangat cepat kemudian melambat diakhir

selain itu juga ikan berusaha mencapai permukaan untuk mendapat O2 yang lebih banyak dan

ikan mengeluarkan lendir yang banyak.Seperti yang kita ketahui detergen merupakan limbah

rumah tangga yang cukup besar, detergen ini mengandung ABS atau alkil benzene sulfonat

yang merupakan produk sulfonasi dari suatu derivat alkil benzene. ABS ini sangat tidak

menguntungkan karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai, ini disebabkan oleh

adanya rantai bercabang pada strukturnya

O H H H H H H H H H

Na – O – S – - C – C – C – C – C – C – C –C –C – CH3

O CH3 H CH3 H CH3 H CH3H CH3

Dengan tidak terurainya secara biologi ABS tadi, lambat laun perauran yang

terkontaminasi ABS akan dipenuhi oleh busa, efek lainnya adalah ABS akan menjadi

gumpalan (koloid) yang bias mencemarkan perairan. Oleh karena itu ikan yang dimasukkan

ke dalam air terkontaminasi detergen yang dapat mendispersi zat dengan lebih baik, sehingga

xenobatik akan lebih mudah diserap, oleh karenanya lebih bayak racun yang dapat memasuki

ikan sehingga ikan akan kesulitan untuk bernafas dan cepat atau lambat ikan atau hewan

akuatik lainnya akan mati.

Page 13: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

Selanjutnya pada pecobaan kedua dilakukan pengamatan mengenai kandungan logam

berat yang terdapat pada suatu larutan. Untuk tabung 1 dimasukkan 30 tetes larutan PbNO3

kemudian ditambahkan dengan 5 tetes KI warna berubah menjadi kuning pudar dan tidak ada

endapan namun setelah ditambahkan 5 tetes Na2SO3 warna menjadi putih dan timbul endapan

putih keungu-unguan. Untuk tabung 2 dimasukkan 30 tetes larutan AgNO3 yang tidak

berwarna kemudian ditetesi dengan 5 tetes HCl warna menjadi putih dan terdapat sedikit

endapan berwana putih lalu diditetesi lagi dengan NaOH warna menjadi keruh keabu-abuan

dan endapan berubah menjadi warna abu-abu dan setelah ditetesi Ki sebanyak 5 tetes warna

berubah menjadi abu-abu dan terdapat banyak endapan abu-abu gelap. Untuk tabung 3

dimasukkan larutan FeCl3 kemudian ditetesi NaOH warna berubah menjadi orange tetapi

tidak terdapat endapan.Dari serangkaian pengamatan yang telah dilakukan terhadap masing-

masing tabung dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan-larutan yang di jadikan sempel

mengandung logam-logam berat yaitu Pb, Ag dan Fe. Hal ini sesuai dengan teori yang ada

bahwa bila unsur-unsur logam berat dapat bereaksi dengan suatu larutan akan mengalami

pengendapan. Bila endapan tersebut terdapat dalam tubuh kita dapat menimbulkan dampak

buruk bagi kesehatan.

Kemudian pada percobaan ketiga prosedur larutan yang ditmbahkan pada masing-

masing tabung sama seperti pada pecobaan kedua hanya saja larutan PbNO3, FeCl3, dan

AgNO3 diganti dengan sempel air yang dibawa dari rumah. Tujuannya untuk mengetes

apakah air tersebut mengandung logam berat atau tidak. Dari masing-masing tabung 1 saat

ditambahkan 5 tetes KI warna berubah menjadi orange pudar, setelah ditetesi Na2CO3

sebanyak 5 tetes warna menjadi keruh kemudian didiamkan warna menjadi seperti pada

keadaan semula dan tidak terdapat endapan. Tabung 2 saat ditetesi HCl 5 tetes tidak terjadi

perubahan warna, kemudian di tambahakan NaOH 5 tetes larutan menjadi keruh dan terakhir

ditetesi dengan KI warna tetap keruh setelah didiamkan warna kembali menjadi seperti warna

awal dan tidak timbul endapan. Tabung 3 saat ditetesi NaOH 5 tetes tidak terjadi perubahan

warna juga tidak terdapat endapan. Hal ini menunjukan bahwa sempel air yang dibawa dari

rumah tidak mengandung logam berat Karena bila air tersebut mengandung logam berat di

dalamnya maka pada hasil akhir percobaan akan didapatkan perubahan yang terjadi seperti

pada percobaan kedua.

Selanjutnya pada percobaan 4 dilakukan pengamatan terhadap tanah.Sempel tanah

yang digunkan berasal dari tanah pekarangan rumah. Tanah ditimbang sebanyak 5 gram,

kemudian tanah dilarutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 100 ml aquades dan ke dalam

Page 14: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

gelas kimia yang berisi airdari rumah. Setelah tanah larut dilakukan penyaringan dengan

tujuan memisahkan endapan tanah yang terdapat di dasar gelas.Air hasil saringan dari

masing-masing gelas kimia di ukur pH nya dengan menggunakan pH meter. Di dapatkan

hasil pengukuran bahwa pH air pada gelas 1 (aquades) adalah 7 sedangkan pH air pada gelas

2 (air yang dibawa dari rumah) memiliki pH 6,5. Sesuai dengan teori bahwa air yang belum

tercemar memiliki rentang pH 6,5-7,5 sehingga hasil pengukuran dari dua gelas tersebut

menunjukan bahwa tanah yang dijadikan sempel belum tercemari sehingga tidak memiliki

efek buruk bagi makhluk hidup disekitarnya.

Dan pada percobaan terakhir yaitu dilakukan pengujian antara paku yang diberikan

perlindungan katodik dengan logam seperti Zn, Sn, dan Cu yang disirami dengan larutan

H2SO4 dengan paku yang diberikan perlindungan katodik dengan logam seperti Zn, Sn, dan

Cu, namun tidak disirami dengan larutan H2SO4. Perlindungan katodik bertujuan melindungi

logam dari perkaratan dengan memberi logam lain yang bilangan oksidasinya lebih rendah

dari logam yang dilindungi. Pada paku yang disirami dengan H2SO4 terdapat karat yang

sangat banyak walaupun telah diberikan perlindungan katodik dan tanaman yang disekitarnya

menjadi mati.Sedangkan pada paku yang tidak disirami H2SO4 karat hanya sedikit dan

tanaman disekitarnya tidak terjadi perubahan apa-apa.Pada percobaan ini, larutan H2SO4

dianalogikan dengan terjadinya hujan asam.Hal ini membuktikan bahwa hujan asam dapat

menyebabkan rusaknya tanaman dan tanah serta berkaratnya benda-benda dari logam.Hujan

asamtimbul karena zat oksida belerang (SOx) atau nitrogen oksida (NOx) yang merupakan

hasil pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara bereaksi dengan mlekul-molekul uap

air diatmosfer menjadi asam sulfat yang selanjutnya turun sebagai hujan asam.

SO2 + O2 SO3

SO2 + H2O H2SO3

SO3 + H2O H2SO4

Page 15: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

I. KESIMPULAN

Dari 5 percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

a. Air yang terkontaminasi oleh detergen yang merupakan limbah rumah tangga

penyumbang polusi air dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kerusakan pada

ekosistem akuatik (perairan).

b. Air yang telah terkontaminasi oleh logam berat bila ditetesi dengan larutan KI, HCl,

NaOH, dan Na2CO3akan mengalami perubahan warna dan akan terdapat endapan,

yang menandakan bahwa air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.

c. Tanah yang belum tercemari bila dilaritkan ke dalam air akan menghasilkan rentan

pH antara 6,5 - 7,5.

d. Efek dari ujan asam (H2SO4) salah satunya dapat menyebabkan karat pada logam dan

membuat pH tanah menjadi naik sehingga membahayakan bagi makhluk hidup yang

tinggal di sekitarnya.

J. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rukaesih. M. Si. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta

Manahan. Stanley. E. 1994. Envirometal Chemistry. Boston: Willard Grand Press

Jaeni, M. Si. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: pusat pengantar ilmu hayati, dikti IPB

Soemirat, Juli. 2005. Toksonologi LIngkungan. Yogyakarata: Gadjah Mada University

Press

Page 16: kelompok 2_kimia lingkungan.pdf

Pertanyaan pasca praktikum kimia lingkungan

Pertanyaan

1. Explain that detergent can be cause water pollutions!

2. Draw the scheme of acid rain occurrence!

3. Write the balance chemical equation for procesdure V!

Jawaban

1. Detergen yang mengandung ABS (alkil benzene sulfato) sulit untuk diuraikan oleh

mikroorganisme (tidak dapat terdegradasi) yang menimbulkan pencemaran air, selain

itu detergen jenis ini dapat menaikan pH dan bahan yang terdapat pada detergen

tersebut dapat merusak ekosistem akuatik (penyebab kematian pada ikan dan tanaman

perairan).

2. Sketsa terjadinya hujan asam:

3. Reaksi yang terjadi pada percobaan 5:

SO2 + O2 SO3

SO2 + H2O H2SO3

SO3 + H2O H2SO4

H2SO4 + 2Fe 2Fe3O2 + H2S