kelompok 2_kimia lingkungan.pdf
DESCRIPTION
kimia lingkunganTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
“KIMIA LINGKUNGAN”
Disusun Oleh:
Aan Hanafiah 1110016200009
Rina Munawaroh 1110016200018
Windi Hamdalla Putri 1110016200037
Tika Zahara 1110016200045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
A. JUDUL PERCOBAAN :KIMIA LINGKUNGAN
B. TANGGAL PERCOBAAN : 6 April 2011
C. TUJUAN PERCOBAAN :1.Untuk mengetahui efek polusi dalam
kehidupan
2.Untuk menguji kandungan logam berat pada
air dan tanah
D. LANDASAN TEORI
Sebelum adanya kegiatan industri dan transportasi yang banyak mengeluarkanbahan
pencemar ke lingkungan air yang disebabkan oleh limbah domestik akibat kegiatan manusia
telah merupakan faktor yang penting yang menentukan kesejahteraan/kesehatan
manusia.Pencemaran fecal terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan penyakit-
penyakit dengan perantara air yang telah membinasakan penduduk sejumlah kota.Sekarang
ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah
industri dari bebagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun
dalam konsentrasi yang rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat:Hg, Pb,
Cd,As,Ag, Fe dan sebagainya.
Pembakaran bahan bakar fosil terutama batubara, mengeluarkan sejumlah warangan
(As2O3) ke lingkungan dimana sebagian besar akan masuk kedalam perairan alami.Arsen
terdapat di alam bersama-sama dengan senyawa fosfor.Bahan pencemar lainnya seperti
kadmium dalam air berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan.Cadmium
secara luas digunakan dalam proses pelapisan logam .Sifat kimia dari kadmium sangat mirip
dengan seng, dan kedua metal tersebut sering terlibat bersama-sama dalam proses-proses
geokimia.Kedua logam tersebut terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi 2+.Dalam
kehidupan manusia logam ini sangat berbahaya diantaranya menyebabkan tekanan darah
tinggi, kerusakan ginjal,kerusakan jaringan testikuler dan kerusakan dari sel-sel darah merah.
Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan sumber utama dari timbal
di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke perairan alami.Daya racun timbal
yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal,sistem reproduksi
,hati, dan otak,serta sistem syaraf sentral, dan bisa menyebabkan kematian.Timbal digunakan
sebagai bahan untuk solder dan untuk penyambungan pipa air, sehingga air untuk rumah
tanngga kemungkinan dapat kontak dengan timbal.Air yang tersimpan dalam alat-alat hasil
pematrian, untuk jangka waktu lama dapat mengakumulasi sejumlah timbal yang tinggi.
Merkuri masuk ke lingkungan melalui banyak sumber. Merupakan salah satu dari
bahan pencemar logam berat yang sangat penting untuk diperhatiakan. Selain dapat masuk
secara langsung keperairan alami dari buangan limbah industri juga dapat masuk melalui air
hujan dan pencucian tanah.Penggunaan logam-logam merkuri misalnya pada peralatan
vakum di laboraturium. Selain itu sebagai elektroda dalam proses elektrolisa untuk
menghasilkan gas klor.Merkuri masuk ke lingkungan perairan berasal dari penggunaan unsur
itu oleh manusia seperti buangan laboraturium kimia, batu baterai bekas, pecahan
termometer, fungi sida kebun, tambal gigi amalgam dan buangan farmasi.Pengaruh dari
toksisitas merkuri terhadap,tubuh antara lain kerusakan syaraf,paralisys, kebutaan atau
gangguan jiwa,kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan.
Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan detergen.Keduanya merupakan
sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Unsur kunci detergen adalah bahan surfaktan
atau bahan aktif permukaan, yang beraksi dalam menjadikan air menjadi lebih basah dan
sebagai bahan pencuci yang baik.Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan antara air
dengangas, padatan-padatan (debu) dan cairan-cairan yang tidak dapat tercampur
(minyak).Hal ini terjadi karena struktur “amphilic”, yang berarti bagian yang satu dari
molekul adalah suatu yang bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas
yang kuat untuk air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka
air.Surfaktan yang paling umum digunakan adalah alkil benze sulfonat (ABS).ABS sangat
tidak menguntungkan karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai.
Tanah merupakan teempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak gas SO2 yang
dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang
masuk kedalam tanah atau tertampung diatas tanah. Nitrogen oksida (NO) yang dirubah
diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit di tanah.Tanah menyerap NO dan NO2
dengan cepat dan gas-gas tersebut mengalami oksidasi menjadi nitrat dalam tanah.Partikel
timbal (Pb), yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan atas
tanah sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas.Timbal di lapisan atas tanah ditemukan juga
di daerah dekat dengan penambangan dan peleburan timbal.Penggunaan pupuk dan peptisida
yang berlebihan juga akan menimbulkan pencemaran tanah.Beberapa tumbuh-tumbuhan
ternyata tidak dapat tumbuh subur lantaran pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk
yang tidak sesuai. Demikian juga dengan peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama
ternyata menimbulkan bahaya bagi kehidupan spesies lain termasuk manusia sendiri.
E. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Gelas kimia 250 ml 2 buah
2. Spatula
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Stopwatch
6. PH meter
7. Pipet tetes
8. Neraca O Hauss
BAHAN
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5
Ikan kecil PbNO3 Air (H2O) Tanah Paku
Detergen KI KI Air ledeng Pita Zn
Air Na2CO3 Na2CO3 Aquades Pita Sn
AgNO3 NAOH Pita Cu
HCl HCl H2SO4 3 M
NaOH
FeCl3
F. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur 1
1. Siapkan 2 buah gelas beker ukuran 250 ml dan masukan 200 ml air kedalam masing-
masing gelas.
2. Pada gelas pertama masukan detergen sebanyak 2 sendok spatula dan aduk sampai
detrgen larut.
3. Masukan ikan kedalam masing-masing gelas dan amati pergerakan mulut ikan selama
1 menit.
4. Catat hasil pengmatan yang dilakukan.
Prosedur 2
1. Siapkan 3 tabung reaksi. Beri nomor 1-3 pada masing-masing tabung reaksi.
2. Tabung pertama masukan 30 tetes larutan PbNO3, tambahkan 5 tetes larutan KI dan
amati reaksi yang terjadi. Kemudian tambahkan larutan Na2CO3 sebanyak 5 tetes dan
amati reaksi yang terjadi.
3. Tabung kedua masukan 30 tetes larutan AgNO3 dan tambahkan 5 tetes HCl lalu amati
reaksi yang terjadi. Kemudian tambahkan 5 tetes NaOH amati reaksi yang terjadi.
Terakhir tambahkan 5 tetes larutan KI dan amati reaksi yang terjadi.
4. Tabung ketiga masukan 30 tetes larutan FeCl3 dan tambahkan 5 tetes NaOH kemudian
amati reaksi yang terjadi.
5. Catat hasil yang telah didapatkan.
Prosedur 3
1. Masukkan 30 tetes sampel air yng dibawa dari rumah kedalam masing-masing
tabung yang telah disiapkan (3 tabung).
2. Tabung pertama ditambahkan 5 tetes KI kemudian amati reaksi yang terjadi.
Selanjutnya tambahkan 5 tetes Na2CO3 dan amati reaksi yang terjadi.
3. Tabung kedua tambahkan 5 tetes HCl kemudian amati reaksi yang terjadi. Selanjutyna
tambahkan 5 tetes NaOH dan amati reaksi yang terjadi. Terakhir tambahkan 5 tetes KI
dan amati reaksi yang terjadi.
4. Tabung ketiga tambahkan 5 tetes NaOH dan amati reaksi yang terjadi.
5. Catat masing-masing perubahan yang terjadi pada setiap tabung reaksi.
Prosedur 4
1. Ambil sempel tanah kemudian timbang sebanyak 5 gram dengan mengguanakan
neraca O-hauss.
2. Masukan sebanyak 100 ml aquades ke dalam gelas kimia pertama, campurkan 5 gram
tanah kemudian aduk hingga larut dan tunggu hingga terbentuk endapan selanjutnya
saring untuk memisahkan antara endapan dan cairan
3. Ukur aquades yang telah di saring dengan Ph meter dan catat hasil yang didapat.
4. Lakukan langkah yang diatas dengan mengganti aquades menggunakan sempel air
yang dibawa dari rumah.
Prosedur 5
1. Siapkan paku yang telah dibersihkan.
2. Lilitkan 2 buah paku dengan tembaga.
3. Untuk 2 paku yang lain tempelkan timah (Sn) dengan menggunakan solder.
4. Untuk 2 paku yang lainnya lagi tempelkan seng (Zn) dengan menggunakan solder.
5. Timbun paku ke dalam tanah, pada set pertama tidak di tambah dengan larutan
apapun. Dan pada set kedua siram permukaan tanah menggunakan larutan H2SO4.
6. Amati perubahan yang terjadi pada kedua set paku tersebut dalam jangka waktu 3 dan
5 hari.
G. HASIL PENGAMATAN
Prosedur 1
Kondisi
air
Pergerakan mulut ikan/ menit Pengamatan
Air
bersih
140 Gerakan mulut konstan
Air
+
Detergen
170
Gerakan mulut pada awalnya cepat
dan ikan berusaha muncul ke
permukaan, tetapi semakin melambat
dan akhirnya mati.
Prosedur 2
Sampel Warna
awal
Penambahan larutan Perubahan
warna
Pengamatan
1.
PbNO3
(Keruh)
+ 5 tetes KI
Kuning muda
Tidak terdapat
endapan.
+ 5 tetes KI +Na2CO3
Putih
Endapan putih-
keunguan
2.
AgNO3
(tidak
+ 5 tetes HCl
Putih
Ada sedikit endapan
putih.
+ 5 tetes HCl +5tetes
NaOH
Keruh keabu-
abuan
Terdapat sedikit
endapan berwarna
abu-abu.
berwarna)
+5 tetes HCl +5 tetes
NaOH + 5 tetes KI
Keruh
Terdapat banyak
endapan berwarna
abu-abu gelap.
3. FeCl3
(Orange
pekat)
+ 5 tetes NaOH Orange Tidak terdapat
endapan
Prosedur 3
Sampel Warna
awal
Penambahan larutan Perubahan
warna
pengamatan
1.
Air ledeng
(tidak
berwarna)
+ 5 tetes KI
Orange pudar
Setelah
didiamkan
warna
kembali
seperti awal
dan tidak
terdapat
endapan.
+5 tetes KI + 5 tetes Na2CO3 Putih keruh
2. + 5 tetes HCl
Tidak berwarna
Setelah
didiamkan
warna
kembali
seperti awal
dan tidak
terdapat
endapan.
+ 5 tetes HCl + 5 tetes NaOH
Keruh
+5 tetes HCl + 5 tetes NaOH +
5 tetes KI
keruh
3. + 5 tetes NaOH Tidak berwarna Tidak terjadi
perubahan
warna dan
tidak
terdapat
endapan.
Prosedur 4
Keterangan Pengamatan
a. Masa tanah yang digunakan 5 gram
Volume sempel air tanah 100 ml
pH sampel tanah dalam
aquades
7,00
b. Masa tanah yang digunakan 5 gram
Volume air keran yang
digunakan
100 ml
pH sempel tanah dalam air
keran
6,5
Prosedur 5
No Keterangan Pengamatan
1. Kondisi awal paku yang dihubungkan dengan:
a. pita Zn
b. pita Sn
c. pita Cu
Semua paku dalam
kondisi kering dan tidak
berkarat.
2. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set
pertama yang dihubungkan dengan:
a. pita Zn
Paku mulai berkarat
tetapi baru sedikit.
b. pita Sn
Paku terkorosi tetapi
sedikit
c. pita Cu
Muncul butiran-butiran
korisi di permukaan
paku
3. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set kedua
yang dihubungkan dengan:
a. pita Zn
Paku mulai berkarat
akan tetapi pada bagian
yang dilapisi oleh Zn
tidak terkena karat.
b. pita Sn
Paku yang disirami
H2SO4 lebih banyak
menimbulkan karat.
c. pita Cu Selain butiran-butiran
paku yang cukup
banyak warnanya pun
menjadi lebih orange.
4. Kondisi paku setelah 5 hari pengamatan pada set
pertama yang dihubungkan dengan:
a. pita Zn
Karat pada paku mulai
bertambah, tetapi tidak
sebanyak pada set
kedua.
b. pita Sn
Karat yang muncul
tidak lebih banyak dari
pengamatan setelah 5
hari.
c. pita Cu Karat cukup banyak,
terlebih dipermukaan
atas kepala paku.
5. Kondisi paku setelah 3 hari pengamatan pada set kedua
yang dihubungkan dengan:
a. pita Zn
Karat pada paku
semakin banyak.
b. pita Sn Karat cukup banyak.
c. pita Cu Karat cukup banyak,
warna mulai berubah.
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap macam-macam polutan yang
terdapat pada lingkungan hidup khususnya pada air dan tanah serta pengaruhnya terhadap
kehidupan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya.Pada percobaan pertama dilakukan
pengamatan pengaruh detergen terhadap pencemaran air.Percobaan ini dilakukan dengan
melakukan perbandingan antara ikan yang dimasukkan ke dalam air bersih dengan ikan yang
dimasukkan ke dalam air yang mengandung detergen.Pengamatan ini dilakukan selama 1
menit dengan memperhatikan pergerakan mulut ikan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan
didapatkan bahwa pergerakan mulut ikan yang dimasukkkan ke dalam air bersih terlihat
normal/konstan ± 140 kali/menit sedangkan pergerakan mulut ikan yang dimasukkan ke
dalam air yang mengandung detergen pergerakannya tidak konstan terhitung sebanyak ± 170
kali/menit, pada mulanya pergerakan mulut ikan sangat cepat kemudian melambat diakhir
selain itu juga ikan berusaha mencapai permukaan untuk mendapat O2 yang lebih banyak dan
ikan mengeluarkan lendir yang banyak.Seperti yang kita ketahui detergen merupakan limbah
rumah tangga yang cukup besar, detergen ini mengandung ABS atau alkil benzene sulfonat
yang merupakan produk sulfonasi dari suatu derivat alkil benzene. ABS ini sangat tidak
menguntungkan karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai, ini disebabkan oleh
adanya rantai bercabang pada strukturnya
O H H H H H H H H H
Na – O – S – - C – C – C – C – C – C – C –C –C – CH3
O CH3 H CH3 H CH3 H CH3H CH3
Dengan tidak terurainya secara biologi ABS tadi, lambat laun perauran yang
terkontaminasi ABS akan dipenuhi oleh busa, efek lainnya adalah ABS akan menjadi
gumpalan (koloid) yang bias mencemarkan perairan. Oleh karena itu ikan yang dimasukkan
ke dalam air terkontaminasi detergen yang dapat mendispersi zat dengan lebih baik, sehingga
xenobatik akan lebih mudah diserap, oleh karenanya lebih bayak racun yang dapat memasuki
ikan sehingga ikan akan kesulitan untuk bernafas dan cepat atau lambat ikan atau hewan
akuatik lainnya akan mati.
Selanjutnya pada pecobaan kedua dilakukan pengamatan mengenai kandungan logam
berat yang terdapat pada suatu larutan. Untuk tabung 1 dimasukkan 30 tetes larutan PbNO3
kemudian ditambahkan dengan 5 tetes KI warna berubah menjadi kuning pudar dan tidak ada
endapan namun setelah ditambahkan 5 tetes Na2SO3 warna menjadi putih dan timbul endapan
putih keungu-unguan. Untuk tabung 2 dimasukkan 30 tetes larutan AgNO3 yang tidak
berwarna kemudian ditetesi dengan 5 tetes HCl warna menjadi putih dan terdapat sedikit
endapan berwana putih lalu diditetesi lagi dengan NaOH warna menjadi keruh keabu-abuan
dan endapan berubah menjadi warna abu-abu dan setelah ditetesi Ki sebanyak 5 tetes warna
berubah menjadi abu-abu dan terdapat banyak endapan abu-abu gelap. Untuk tabung 3
dimasukkan larutan FeCl3 kemudian ditetesi NaOH warna berubah menjadi orange tetapi
tidak terdapat endapan.Dari serangkaian pengamatan yang telah dilakukan terhadap masing-
masing tabung dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan-larutan yang di jadikan sempel
mengandung logam-logam berat yaitu Pb, Ag dan Fe. Hal ini sesuai dengan teori yang ada
bahwa bila unsur-unsur logam berat dapat bereaksi dengan suatu larutan akan mengalami
pengendapan. Bila endapan tersebut terdapat dalam tubuh kita dapat menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan.
Kemudian pada percobaan ketiga prosedur larutan yang ditmbahkan pada masing-
masing tabung sama seperti pada pecobaan kedua hanya saja larutan PbNO3, FeCl3, dan
AgNO3 diganti dengan sempel air yang dibawa dari rumah. Tujuannya untuk mengetes
apakah air tersebut mengandung logam berat atau tidak. Dari masing-masing tabung 1 saat
ditambahkan 5 tetes KI warna berubah menjadi orange pudar, setelah ditetesi Na2CO3
sebanyak 5 tetes warna menjadi keruh kemudian didiamkan warna menjadi seperti pada
keadaan semula dan tidak terdapat endapan. Tabung 2 saat ditetesi HCl 5 tetes tidak terjadi
perubahan warna, kemudian di tambahakan NaOH 5 tetes larutan menjadi keruh dan terakhir
ditetesi dengan KI warna tetap keruh setelah didiamkan warna kembali menjadi seperti warna
awal dan tidak timbul endapan. Tabung 3 saat ditetesi NaOH 5 tetes tidak terjadi perubahan
warna juga tidak terdapat endapan. Hal ini menunjukan bahwa sempel air yang dibawa dari
rumah tidak mengandung logam berat Karena bila air tersebut mengandung logam berat di
dalamnya maka pada hasil akhir percobaan akan didapatkan perubahan yang terjadi seperti
pada percobaan kedua.
Selanjutnya pada percobaan 4 dilakukan pengamatan terhadap tanah.Sempel tanah
yang digunkan berasal dari tanah pekarangan rumah. Tanah ditimbang sebanyak 5 gram,
kemudian tanah dilarutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 100 ml aquades dan ke dalam
gelas kimia yang berisi airdari rumah. Setelah tanah larut dilakukan penyaringan dengan
tujuan memisahkan endapan tanah yang terdapat di dasar gelas.Air hasil saringan dari
masing-masing gelas kimia di ukur pH nya dengan menggunakan pH meter. Di dapatkan
hasil pengukuran bahwa pH air pada gelas 1 (aquades) adalah 7 sedangkan pH air pada gelas
2 (air yang dibawa dari rumah) memiliki pH 6,5. Sesuai dengan teori bahwa air yang belum
tercemar memiliki rentang pH 6,5-7,5 sehingga hasil pengukuran dari dua gelas tersebut
menunjukan bahwa tanah yang dijadikan sempel belum tercemari sehingga tidak memiliki
efek buruk bagi makhluk hidup disekitarnya.
Dan pada percobaan terakhir yaitu dilakukan pengujian antara paku yang diberikan
perlindungan katodik dengan logam seperti Zn, Sn, dan Cu yang disirami dengan larutan
H2SO4 dengan paku yang diberikan perlindungan katodik dengan logam seperti Zn, Sn, dan
Cu, namun tidak disirami dengan larutan H2SO4. Perlindungan katodik bertujuan melindungi
logam dari perkaratan dengan memberi logam lain yang bilangan oksidasinya lebih rendah
dari logam yang dilindungi. Pada paku yang disirami dengan H2SO4 terdapat karat yang
sangat banyak walaupun telah diberikan perlindungan katodik dan tanaman yang disekitarnya
menjadi mati.Sedangkan pada paku yang tidak disirami H2SO4 karat hanya sedikit dan
tanaman disekitarnya tidak terjadi perubahan apa-apa.Pada percobaan ini, larutan H2SO4
dianalogikan dengan terjadinya hujan asam.Hal ini membuktikan bahwa hujan asam dapat
menyebabkan rusaknya tanaman dan tanah serta berkaratnya benda-benda dari logam.Hujan
asamtimbul karena zat oksida belerang (SOx) atau nitrogen oksida (NOx) yang merupakan
hasil pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara bereaksi dengan mlekul-molekul uap
air diatmosfer menjadi asam sulfat yang selanjutnya turun sebagai hujan asam.
SO2 + O2 SO3
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
I. KESIMPULAN
Dari 5 percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Air yang terkontaminasi oleh detergen yang merupakan limbah rumah tangga
penyumbang polusi air dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kerusakan pada
ekosistem akuatik (perairan).
b. Air yang telah terkontaminasi oleh logam berat bila ditetesi dengan larutan KI, HCl,
NaOH, dan Na2CO3akan mengalami perubahan warna dan akan terdapat endapan,
yang menandakan bahwa air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
c. Tanah yang belum tercemari bila dilaritkan ke dalam air akan menghasilkan rentan
pH antara 6,5 - 7,5.
d. Efek dari ujan asam (H2SO4) salah satunya dapat menyebabkan karat pada logam dan
membuat pH tanah menjadi naik sehingga membahayakan bagi makhluk hidup yang
tinggal di sekitarnya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rukaesih. M. Si. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta
Manahan. Stanley. E. 1994. Envirometal Chemistry. Boston: Willard Grand Press
Jaeni, M. Si. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: pusat pengantar ilmu hayati, dikti IPB
Soemirat, Juli. 2005. Toksonologi LIngkungan. Yogyakarata: Gadjah Mada University
Press
Pertanyaan pasca praktikum kimia lingkungan
Pertanyaan
1. Explain that detergent can be cause water pollutions!
2. Draw the scheme of acid rain occurrence!
3. Write the balance chemical equation for procesdure V!
Jawaban
1. Detergen yang mengandung ABS (alkil benzene sulfato) sulit untuk diuraikan oleh
mikroorganisme (tidak dapat terdegradasi) yang menimbulkan pencemaran air, selain
itu detergen jenis ini dapat menaikan pH dan bahan yang terdapat pada detergen
tersebut dapat merusak ekosistem akuatik (penyebab kematian pada ikan dan tanaman
perairan).
2. Sketsa terjadinya hujan asam:
3. Reaksi yang terjadi pada percobaan 5:
SO2 + O2 SO3
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
H2SO4 + 2Fe 2Fe3O2 + H2S