kelompok 1 (nematoda)

8/17/2019 KELOMPOK 1 (NEMATODA)

1/39

KELOMPOK 1• Bima Sakti Wahyu (12161010101074)

• Rizky Purboningtyas (15161010101001)

• Ao!ia "#ra!a $hansa S (15161010101002)

• Ratih %s&ari 'ingtias (15161010101004)

• 'i a!# Wi!ia Sasmita (15161010101005)

• Sora 'a!ia (15161010101006)

• A!ik Wuan!ari (15161010101007)

•

Shinta *inyanti (1516101010100+)• aurany Annisa ,a-u# (1516101010100.)

• An#sty ustika (15161010101010)

• Wi/-i Azia (15161010101011)

• aa ,ayati (15161010101012)

• itria 'urhabiba Agustin# (1516101010101)

• aya akhriyah (15161010101116)

• #ga S#3athika (15161010101126)


2/39

SOIL TRANSMITTED HELMINTHNEMATODA


3/39

ASCARISLUMBRICOIDES

R"%

PA"'S%S

P%*"%

*%A"'S%S

A'%SAS%$%'%$

S%$S ,%*P

P'8"A,A'


4/39

R"%A. lumbricoides merupakan cacing terbesar diantara

ematoda lain!a. Cacing betina memiliki ukuran besar dan pan"ang.Ukuran cacing "antan #$%&$ cm dengan diameter '%( mm) betina

''%&* cm) kadang%kadang sampai &+ cm dengan diameter &%, mm.

A. lumbricoides memiliki ( macam telur !ang dapat di"umpaidi -eses) !aitu telur -ertile telur !ang dibua/i0) un-ertile telur

!ang tidak dibua/i0) * , decorticated telur !ang suda/ dibua/i

tetapi tela/ ke/ilangan lapisan albuminn!a0 dan telurIn-ekti-

telur !ang mengandung lar1a0


5/39

Gambar Telur A.

lumbricoides Fertile

Gambar Telur A. lumbricoidesunfertile dan fertile

Telur A. lumbricoides infektif


6/39

S%$S ,%*P


7/39

PA"'S%S


8/39

9 Sikus hi!u3 A.lumbricoides !imuai !arik#uarnya t#ur b#rsama

!#ngan /#s#s; yangk#mu!ian m#na!ib#ntuk in/#kti/ !#nganingkungan yangm#n!ukung; s#3#rtik##mbaban yang tinggi!an suhu yang hangat=

#ur b#ntuk in/#kti/ iniakan m#ngin/#ksimanusia >ika tan3as#nga>a t#rt#an manusia=


9/39


10/39

9Pa!a 3aru@3aru akant#r>a!i sikus 3aru !imana


11/39

98aa= Sikus 3un akan t#ruangk#mbai bia 3#n!#rita baru ini m#mbuangtin>anya ti!ak 3a!a t#m3atnya=


12/39

"AA $%'%S


13/39

Askariasis a!aah 3#nyakit 3arasit yang !is#babkano#h '#math#minth#s As


14/39

*iagnosis9 *iagnosis askariasis

!it#gakkan !#ngan!it#mukannya t#ur 3a!a tin>aatau !i!aam


15/39

P'8"A,A'

• i!ak m#nggunakan tin>a s#bagai 3u3uktanaman=•S#b#um m#akukan 3#rsia3an makanan !anh#n!ak makan s#rta s#su!ah buang air b#sar;

tangan !i


16/39

2OO34ORM

R"%

PA"'S%S

P%*"%

*%A"'S%S

A'%SAS%$%'%$

S%$S ,%*P

P'8"A,A'


17/39

R"%

S3#si#s ,ook&orm yang 3aing s#ring m#ngin/#ksi manusiaa!aah A= !uo!#na# !an '= Am#ri


18/39

'= Am#riang [email protected] +@11


19/39

S%$S ,%*P #ur k#uar b#rsama /#s#s yang m#ru3akan t#ur ti!ak in/#kti/; biasanya

b#risi blastomer. Pada tanah yang teduh, gembur, berpasir dan hangat

m#mu!ahkan untuk 3#rtumbuhan t#ur biasanya t#ur m#n#tas !aam 1@

2 hari !aam b#ntuk rhabditiform larva. Setelah waktu kurang lebih 5-1

hari tubuh m#n>a!i ar?a !lariform yang merupakan bentuk infektife.

"entuk dari larva !lariform ini dapat dikenal dari buccal cavity yang

menutup. "ila selama periode in/#kti/ t#r>a!i kontak !#ngan kuit

manusia; maka !lariform larva akan m#n#mbus kuit !an masuk k#

>aringan k#mu!ian m#masuki 3#r#!aran !arah !an 3#mbuuh ym3#;!#ngan m#ngikuti 3#r#!aran !arah ?#na sam3ai k# >antung kanan masuk

k# 3aru@3aru #&at art#ri 3umonais k#mu!ian masuk k#ka3i#r; kar#na

ukuran ar?a #bih b#sar akhirnya ka3i#r 3#u alveoli, bronchus, larink, pharink dan

akhirnya ikut tertelan 12 masuk k#!aam usus= S#t#ah !i usus haus

ar?a m##3askan kuitnya au m##katkan !iri 3a!a mukosa usus;tumbuh sam3ai m#n>a!i !#&asa= Waktu yang !ibutuhkan in/#ksi m#aui

kuit sam3ai a

m#n#an !lariform larva langsung ke usus dan tumbuh men$adi dewasa

tan3a m#aui lung migration


20/39

PA"'S%S

1= #n#mbus kuit

8r##3ing ru3tion(8)

2= Pa!a 3aru G 3aru 3n#umonia

= Pa!a usus haus m#n


21/39

A'%SAS%$%'%$

%n/#ksi hook&orm ar?a migrasi k# 3aru@3arug#>aa kinik

%n/#ksi


22/39

,ook&orm m#ny#babkan in/#ksi 3a!a kurang #bih

.00 >uta orang !an m#ngakibatkan hiangnya !arah

s#banyak 7 it#r=

*ua s3#si#s '#mato!a D an


23/39

*iagnosa !a3at !it#gakkan !#ngan

!it#mukannya t#urC


24/39

P#n


25/39

5ric/uris 5ric/iura

R"%

PA"'S%S

P%*"%

*%A"'S%S

A'%SAS%$%'%$

S%$S ,%*P

P'8"A,A'


26/39

R"%

Cacing dewasa berbentuk cambuk 2/5 bagian posterior tubuhnya tebal dan 3/5 bagian

anterior lebih kecil Cacing jantan memiliki ukuran lebih pendek (3- cm! dari

pada betina dengan ujung posterior yang melengkung ke"entral Cacing betina memiliki ukuran -5 cm dengan ujung

posterior yang membulat #emiliki bentuk oesophagus yang khas disebut dengan

$%chistosoma oesophagus& Telur berukuran 3'5 ) 23 mikron


27/39

S%$S ,%*P

*+ Telur keluar bersama ,eses penderita

2+ Telur melakukan pertumbuhan untuk menjadi telur in,ekti, di tanah

selama *5-3' hari ditemukan telur berisi lar"a stadium ...

3+ #anusia sehat tidak sengaja menelan telur yang in,ekti,

+ Telur masuk ke dalam usus halus dan dinding telur akan pecah dan

lar"anya keluar melalui kripte usus halus kemudian menuju ke caecum

5+ ar"a akan tumbuh menjadi cacing dewasa dan tinggal di caecum dan

kolon

0+ 1pabila cacing jantan dan betina kawin betina akan menghasilkan telur3'''-2'+''' perhari


28/39


29/39

Patog#n#sa b#rkaitan !#ngan >umah organism#yang m#ngin?asi; s#nsititas host; b#ntuk

3#rk#mbangan


30/39

*a3at m#ny#babkan !iar#; an#mia; 3#nurunan b#ratba!an; ny#ri 3#rut; naus#a; ?omiting; #osino3hiia;

t#n#smus; r#


31/39

P%*"%

%'$S% IA'" *%SBAB$A' ,8A8%'" A. LUMBRICOIDES *%SB

ASCARIASIS. *% %'*'S%A PRJA'S% ASCARIASIS %'""%; R$'S%'IAA'ARA 60K SAPA% .0K RAA

RA*% PA*A A'A$@A'A$= A. LUMBRICOIDES BA'IA$ RA*% PA*A*ARA, %$% RP%S *A' SBRP%S

$,SS'IA '"ARA@'"ARABR$BA'" SPR% AR%$ASAA'; AR%$A *A' AS%AF


32/39


33/39

*%A"'S%S

*iagnosis !a3at !it#gakkan !#nganm#ngi!#ntikasi a!anya t#ur 3a!a /#s#s

!an ka!ang !a3at !i>um3ai


34/39

P'8"A,A'

P#n


35/39

SAPPR%$SAA'

%pesimen yang digunakan dalam penentuan diagnosis in,eksikecacingan biasanya berasal dari ,eses bilasan lambung dan

apusan rektal atau swab anus+ %pesimen yang akan diperiksa

harus ditampung dalam botol bersih bermulut lebar dan

mempunyai tutup+ ntuk ,eses yang diminta pada tersangkain,eksi biasanya berasal dari hasil de,ekasi spontan dan

biasanya setelah dilakukan pengobatan cara pengambilan

sampel ,eses juga dapat dilakukan secara rectal touch untuk

pemeriksaan ,eses rutin dibutuhkan sampel sebanyak 2-3gram+ eses segar dapat disimpan semalam pada suhu rendah

yaitu pada suhu 4C tanpa mengurangi nilai diagnostiknya+


36/39

P'"AWSAP

arutan ormain 50 K !an 10 K arutan S


37/39

*PR%$SAA'

*+ emeriksaan #akroskopis

emeriksaan makroskopis meliputi6

7arna eses 6 8uning putih hijau atau hitam

9au eses 6 1mis seperti bau ikan atau bau busuk

8onsistensi 6 padat lembek atau cair

1danya lendir darah potongan jaringan sisa makanan yang belum dicerna atau

bahan sisa pengobatan seperti lemak :at besi magnesium dan barium+

2+ emeriksaan #ikroskopis

a+ emeriksaan ,eses dengan cara langsung (sediaan basah!

• cara langsung dengan kaca penutup

• cara langsung tanpa kaca penutup


38/39

3+ emeriksaan ,eses dengan cara konsentrasi untuk telur cacing

a! emeriksaan ,eses dengan cara sedimentasi (#etode aust ;


39/39

DAFTAR PUSTAKA

• $im @$; Pyo $@,; ,&ang I@S; Park $,; ,&ang %"; 8hai

@I; #t a= L#

kelompok 1 (nematoda)

Documents