makalah nematoda usus

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nematoda mempunyai jumlah spesies yang banyak diantaranya cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes parasit. Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Dewasa ini masih sering terdengar berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan masyarakat di Indonesia yang di sebabkan oleh nematoda parasit usus tersebut. Nematoda parasit usus ini mempunyai beberapa jenis cacing, cacing-cacing itu mempunyai karakteristik masing-masing. Seperti hospes dan penyakit yang berbeda, distribusi geografik, morfologi, daur hidup, diagnosis, pengobatan, prognosis sampai epidemiologi yang berbeda. Pada dasarnya nematoda parasit usus banyak di temukan di daerah tropis seperti Indonesia. Infeksi parasit usus terdiri dari Soil Transmitted Helminths (STH) dan protozoa usus. Bahkan masih banyak pasien yang menderita penyakit akibat nematoda parasit usus, karena parasit usus dapat menginfeksi berbagai usia, dan dampak terbesar dialami oleh anak. Penyakit tersebut antara lain anemia defisiensi besi, diare, malabsorbsi, malnutrisi, obstruksi usus, dan lebih

Upload: shella-puspawinaya

Post on 05-Dec-2014

1.662 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

MAKALAH PARASITOLOGI

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH NEMATODA USUS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nematoda mempunyai jumlah spesies yang banyak diantaranya cacing-

cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut berbeda-beda dalam

habitat, daur hidup dan hubungan hospes parasit. Manusia merupakan hospes

beberapa nematoda usus.

Dewasa ini masih sering terdengar berbagai penyakit yang mengganggu

kesehatan masyarakat di Indonesia yang di sebabkan oleh nematoda parasit usus

tersebut. Nematoda parasit usus ini mempunyai beberapa jenis cacing, cacing-

cacing itu mempunyai karakteristik masing-masing. Seperti hospes dan penyakit

yang berbeda, distribusi geografik, morfologi, daur hidup, diagnosis, pengobatan,

prognosis sampai epidemiologi yang berbeda. Pada dasarnya nematoda parasit

usus banyak di temukan di daerah tropis seperti Indonesia. Infeksi parasit usus

terdiri dari Soil Transmitted Helminths (STH) dan protozoa usus. Bahkan masih

banyak pasien yang menderita penyakit akibat nematoda parasit usus, karena

parasit usus dapat menginfeksi berbagai usia, dan dampak terbesar dialami oleh

anak. Penyakit tersebut antara lain anemia defisiensi besi, diare, malabsorbsi,

malnutrisi, obstruksi usus, dan lebih lanjut gangguan tumbuh kembang dan

kognitif serta respons imun terhadap infeksi bakteri, virus, protozoa. Pada

golongan dewasa infeksi cacing dapat menurunkan produktivitas kerja. (Agnes

Kurniawan,2011)

Salah satu spesies dari nematoda parasit usus tersebut adalah Ascaris

lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit askariasis ini paling banyak di

temukan dan diperkirakan sekitar 1 milyar penduduk dunia terinfeksi, sedangkan

Giardia duodenalis adalah protozoa usus yang sering ditemukan, menginfeksi

sekitar 200 juta penduduk dunia. Selain itu masih banyak spesies dari nematoda

lainnya yang dapat merugikan. (Agnes Kurniawan,2011)

Page 2: MAKALAH NEMATODA USUS

Cacing dapat menyebabkan kekurangan gizi, karena mereka menyerap

nutrisi tubuh melalui hilangnya nafsu makan sehingga anak-anak makan lebih

sedikit, atau melalui menghentikan makanan yang diserap dengan baik setelah

telah dimakan. Anak-anak dengan infeksi cacing kronis dan sejumlah besar cacing

dapat terhambat dan kurus. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk

menyusun makalah tentang Nematoda Parasit Usus.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:

a. Mengetahui bagaimana klasifikasi dari beberapa nematoda parasit usus.

b. Mengetahui perbedaan dari nematoda parasit usus dilihat dari bagaimana

epidemiologi, distribusi geografis dan kondisi penyakit terkini, serta

morfologinya.

Page 3: MAKALAH NEMATODA USUS

BAB II

ISI

Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering

ditemukan pada tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia

disebut dengan nematoda usus.  Ciri-ciri umum dari parasit ini diantara lain

simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages, memiliki coelom yang

disebut pseudocoelomata, alat pencernaan lengkap alat ekskresi dengan selrenette

atau sistem havers, belum memiliki organ peredaran darah, respirasi dengan

permukaan tubuh, cincin saraf yang mengellingi esophagus merupakan pusat

system saraf berumah dua, fertilisasi internal, tidak dapat melakukan reproduksi

aseksual, dan hidup bebas.

Nematoda usus terdiri dari beberapa spesies, spesies tersebut diantaranya

Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Ancylostoma duodenale, Necator

americanus, Enterobius vermicularis, Trichinella spiralis dan lain-lain.

1. Ascaris lumbricoides (cacing perut/cacing gelang)

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Family : Ascarididae

Genus : Ascaris

Species : Ascaris lumbricoides

b. Epidemiologi

Di Indonesia, prevalansi askarias tinggi, terutama pada

anak-anak, Frekuensinya antara 60-90%.

Telur Ascaris lumbricoides berkembang sangat baik pada

tanah liat yang memiliki kelembaban tinggi dan pada suhu 25°-30

Page 4: MAKALAH NEMATODA USUS

° C. Pada kondisi ini, telur tumbuh menjadi bentuk infektif

(mengandung larva) dalam waktu 2-3 minggu.

c. Morfologi

Cacing betina dewasa mencapai 50 cm (20 inci) tetapi rata-

rata kurang lebih sekitar 27 cm, vulva terletak dekat pertemuan

antara bagian

sepertiga anterior

dan tengah

tubuh disebut

cincin atau

gelang

kopulasi. Gambar 1.c Ascaris lumbricoides

Cacing jantan lebih kecil dari pada cacing betina (10-30

cm). Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti

untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Ujung posterior

melengkung ke arah ventral.

c. Distribusi geografis dan penyakit terkini

Ascaris ini tersebar diseluruh dunia dan beberapa daerah

tertentu di Asia yang mempunyai iklim tropis dan lembab maupun

di daerah subropis . Di daerah pedesaan Indonesia, prevalansinya

90% sementara di kota yang lahan tanahnya sempit umumnya lebih

rendah.

d. Daur Hidup

Cacing dewasa hidup di usus

besar manusia à telur keluar bersama

tinja hospes à di tanah telur menjadi

infektif à infeksi terjadi melalui mulut

Page 5: MAKALAH NEMATODA USUS

dengan masuknya telur infektif bersama makanan yang tercemar

atau tangan yang kotor.()

e. Patologi

Keluhan yang sering dirasakan penderita adalah sakit perut,

demam, mual, muntah dan kurang nafsu makan. akan muncul

gejala seperti sakit perut, diare.

Efek yang serius terjadi bila cacing-cacing menggumpal

dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (Ileus). Pada keadaaan

tertentu cacing dewasa mengembara kesaluran empedu, apendik

atau ke bronkus dan menimbulkan keadaan gawat. Sehingga

kadang-kadang perlu tindakan operatif.

f. Pencegahan dan Penegendalian

a) Pencegahan

Berikut ini adalah beberapa pencegahan yang bisa

agar tidak terkena ascariasis yaitu:

(1) Hendaknya pembuangan tinja (faeces) pada W.C

yang baik.

(2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan

lingkungan.

(3) Penerangan melalui sekolah, organisasi

kemasyarakatan oleh guru-guru dan pekerja-pekerja

kesehatan.

(4) Hendaknya jangan menggunakan feses sebagai

pupuk kecuali sudah dicampur dengan zat kimia

tertentu.

Page 6: MAKALAH NEMATODA USUS

b) Pengendaliaan

Sedangkan salah satu cara pengendaliaannya

adalah dengan memutus rantai penularan dengan cara

memberikan obat yang telah direkomendasikan oleh

dokter/resep dokter.

2. Strongyloides stercoralis (cacing gilig)

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Strongylida

Family : Strongyloididae

Genus : Strongyloides

Species : Strongyloides stercoralis

b. Epidemiologi

Daerah yang  panas, kelembaban yang tinggi dan sanitasi

kurang, sangat menguntungkan cacing strongiloides sehingga terjadi

daur hidup yang tidak langsung. Tanah yang baik untuk

pertumbuhan larva ini adalah tanah gembur, berpasir dan humus.

c. Distribusi Geogarfis dan Kondisi Penyakit Terkini

Cacing ini tersebar luas di seluruh dunia, terutama di negara-

negara tropis, presentasi infeksi biasanya rendah tetapi di tempat-

tempat yang sesuai dapat mencapai 25%. Infeksi bisa terjadi setiap

saat.

Page 7: MAKALAH NEMATODA USUS

d. Morfologi

Gambar 2.d Strongyloides stercoralis

Cacing betina kecil tubuhnya langsing seperti benang dan

ukurannya kira-kira 2mm x 40 μm, dengan kedua ujungnya runcing.

Cacing jantan lebih besar yaitu 0,7 mm x 45 μm, saluran pencernaan

terdiri dari kapsul bukal kecil, esofagus panjang memanjang melalui

pertigaan anterior tubuh, dan usus yang tipis.

e. Daur hidup

Gambar 2.e Daur hidup Strongyloides stercoralis

Page 8: MAKALAH NEMATODA USUS

Daur hidup Strongyloides strercoralis sangat bervariasi,

dapat menyesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan dari

lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi yang menguntungkan

mengenai kelembaban suhu dan tersedianya makanan, cacing

dewasa hidup di dalam tanah. Kondisi ini dimulai dari telur yang

berkembang menjadi empat stadium-stadium rabditiform, kemudian

terbentuk cacing betina atau jantan. Cacing dewasa hanya hidup satu

bebas hanya terdapat satu generasi saja. Pada kondisi lembab,

hangat, dan teduh, terjadi daur hidup yang kedua. Cacing-cacing

dewasa hidup bebas ini kawin dan menghasilkan telur yang melewati

dua stadium rabditiform dan satu stadium filariform. Larva

filariform betina infektif terhadap manusia. Cacing yang jantan

biasanya tidak terlibat dalam infeksi manusia, dan jarang terlihat.

Daur hidup tipe ketiga Strongyloides stercoralis melibat

otoinfeksi. Larva yang baru saja menetas tetap tinggal di dalam

lumen usus, berkembang menjadi larva filariform dan membuat

lubang melalui mukosa menuju pembuluh darah. Kemudian ke paru-

paru dan mencari jalan kembali ke usus untuk menjadi cacing

dewasa, dan yang lain menembus kulit di daerah perianal.

f. Patologi

Cacing Strongyloides stercoralis atau cacing benang adalah

sejenis cacing yang halus yang dapat menyerang dinding alat-alat

pencernaan.Penderita mengeluh karena serangan mencret yang

berkala dan sembelit. Berkurangnya berat badan. Perasaan mual,

muntah-muntah, demam dan batuk-batuk. Rasa nyeri di atas hati

yang menyatakan adanya radang hati.

g. Pencegahan dan Pengendalian

Pakailah alat-alat yang menyehatkan untuk pembuangan

kotoran manusia.Pakailah sepatu waktu bekerja di kebun.Rawatlah

penderita yang sudah terkena penyakit tersebut.

Page 9: MAKALAH NEMATODA USUS

3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Strongylida

Family : Ancylostomatidae

Genus : Ancylostoma

Species : Ancylostoma duodenale

b. Epidemiologi

Cacing ini terdapat di usus kecil berjuta-juta orang, terutama

di Eropa, Afrika, Cina, Jepang, India dan kepulauan pasifik. (Corry

Jeb Kucik, 2004)

c. Distribusi Geogarfis dan Kondisi Penyakit Terkini

Di daerah khatulistiwa khususnya dan perkebunan dan

prevalensi di Indonesia (pedesaan) 40%.

d. Morfologi

Cacing jantan berukuran 8 sampai 11 mm x 0,4

sampai 0,5 mm, ujung posterior tubuh melebar dan

membentuk bursa yang ditunjang oleh batang-batang

bursa yang berotot dengan pola susunan yang

karakteristik. dan cacing betina berukuran 10 sampai

13 x 0,6 mm. Ujung posterior tubuh berakhir lancip

atau tumpul.

Page 10: MAKALAH NEMATODA USUS

e. Siklus hidup

Gambar 3.e Siklus hidup

Telur dibuahi dalam feses, pada saat di dalam tanah ia

berkembang menjadi larva, dalam waktu 24 jam di tanah yang

lembab, dan suhu hangat, menetaslah larva rhabditiform dari telur

tersebut kemudian larva tersebut tumbuh dan dalam waktu kira-kira

satu minggu menjadi larva filariform. Larva masuk ke dalam kulit

hospes.

f. Patologi

Penyakit yang ditimbulkan adalah penyakit anemia, dan

kurang gizi. Gejala yang ditimbulkan pusing, karena kekurangan

darah serta pendarahan.

g. Pencegahan

a) Menjaga kebersihan diri.

b) Menghindari kontak langsung dengan tanah dan tempat kotor

lainnya.

c) Selalu menggunakan sandal atau alas kaki ketika bepergian.

d) Meminum vitamin B12 dan asam folat.

Page 11: MAKALAH NEMATODA USUS

4. Necator americanus

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Strongylida

Family : Uncinariidae

Genus : Necator

Species : Necator americanus

b. Epidemiologi

Pada dasarnya epidemiologi Necator americanus sama dengan

Ancylostoma duodenale

c. Distribusi Geogarfis dan Kondisi Penyakit Terkini

Necator americanus ditemukan di America dan Caribbean,

juga terdapat di Afrika, Asia dan Pasific. Pada tahun 1900 endemik

di Amerika Selatan dan hanya dapat dikontrol setelah digunakan

pipa modern dan alas kaki, walaupun prevalensi parasit ini

mengalami penurunan yang drastis pada umumnya. (Corry Jeb

Kucik,2004)

d. Morfologi

Gambar 4.d Necator americanus

Page 12: MAKALAH NEMATODA USUS

a) Memiliki plat-plat pemotong sentral besar serta licin dan semi

lunar bentuknya sepanjang pinggir bebas.

b) Jantan ukurannya 6-8 mm dan betina ukurannya 10-12 mm

(Corry Jeb Kucik,2004)

c) Vulva, sedikit ke arah anterior dari pertengahan tubuh.

d) Tidak ada duri pada ujung ekor.

e. Daur Hidup

Gambar 4.e Daur hidup Ancylostoma duodenale

Cacing ini mempunyai daur hidup umum sama dengan

Ancylostoma duodenale, kecuali bahwa larva Necator yang

berimigrasi meninggalkan kapiler-kapiler paru-paru hospes,

menembus jaringan paru-paru dan memasuki rongga-rongga udara.

Dari paru-paru larva berjalan menuju ke atas menuju trakea

kemudian ke mulut dan tertelan sehingga tiba di usus kecil.

Penyisihan terakhir terjadi, dan cacing muda melekatkan diri pada

Page 13: MAKALAH NEMATODA USUS

dinding usus, mulai menghisap darah dan masak menjadi stadium

dewasa.

f. Patologi

Larva yang menembus kulit dapat menimbulkan rasa gatal. Bila

larva dalam jumlah besar melewati paru-paru, mungkin terjadi

bronchitis (radang paru-paru) atau pneumonitis.

a) Ancylostomiasis pada hakekatnya menahun sering

menimbulkan gejala akut, dan biasanya tidak nampak sampai

adanya anemia defisinesi besi.

b) Gejala lainnya merasa lemah, pucat, jantung menunjukan

hipertrofi, dan nadi yang cepat.

c) Anak-anak yang mengalami infeksi berat ada kemungkinan

menunjukan keterbelakangan fisik, mental dan seksual.

d) Hati dan ginjal mengalami kerusakan.

g. Pencegahan

a) Hendaknya pembuangan feses pada tempat/WC yang baik.

b) Melindungi orang yang mungkin mendapat infeksi.

c) Pemberantasan melalui perbaikan sanitasi lingkungan.

d) Hendaknya penggunaan tinja sebagai pupuk dilarang, kecuali

tinja tersebut sudah dicampur dengan zat kimia tertentu

untuk membunuh parasitnya.

e) Penerangan melalui sekolah-sekolah.

5. Enterobius vermicularis (cacing kremi/cacing peniti)

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda Kelas : SecernenteaOrdo : AscaridaFamily : OxyuridaeGenus : EnterobiusSpecies : Enterobius vermicularis

Page 14: MAKALAH NEMATODA USUS

b. EpidemiologiTerdapat di seluruh dunia, kosmopolitan pada pantat manusia.

c. Distribusi Geografis dan Kondisi Penyakit TerkiniPrevalensi cacing ini banyak ditemukan di Amerika Serikat.

Sebanyak 45 juta kasus cacing peniti terdapat di Amerika Serikat.

Manusia merupakan hospes dan sebanyak 209 juta orang di dunia

dan lebih dari 30% anak-anak terinfeksi oleh cacing tersebut.

d. Morfologi

a) Ukuran cacing jantan berkisar antara 2 sampai 5 x 0,1 sampai

0,2 mm dan masing-masing mempunyai ujung posterior

melengkung disertai adanya sepasang ala kaudal atau sayap

kaudal kecil.

b) Cacing betina berkisar antara 8 sampai 13 x 0,5 mm, masing-

masing mempunyai ekor yang panjang dan runcing. Anus

terletak pada perbatasan antara bagian sepertiga tengah dan

sepertiga posterior tubuh.

e. Daur Hidup

Page 15: MAKALAH NEMATODA USUS

f. Patologia) Penyakitnya disebut Enterobiasis atau Oxyuriasis, penyakit

ini umumnya tidak berbahaya.

b) Gejala klinis, terjadi karena iritasi diantara anus, perineum

daun vagina, akibat migrasi cacing dalam jumlah banyak ke

tempat-tempat tersebut.

c) Akibatnya penderita terganggu tidurnya, lemah, nafsu

makan berkurang dan berat badan turun.

g. Pencegahan dan Pengendaliaan

a) Daerah disekitar anus hendaknya dicuci bersih.

b) Penderita khususnya anak-anak harus memakai celana yang

rapi, sehingga mencegah kontak dengan garukan tangan atau

pemindahan telur-telur ke tempat-tempat lainnya.

c) Melindungi makanan dari kontaminasi debu.

d) Sering mencuci pakaian malam dan kain-kain temapt tidur

e) Menjaga kebersihan tangan dan kuku jari

f) Menjaga kamar bebas dari debu

g) Meminum obat cacing sesuai resep dokter.

6. Trichinella spiralis

a. Klasifikasi

Phylum : Nematoda

Kelas : Adenophorea

Ordo : Trichinellida

Family : Trichinellidae

Genus : Trichinella

Species : Trichinella spiralis

Page 16: MAKALAH NEMATODA USUS

b. EpidemiologiTersebar luas dan umum terdapat di kebanyakan negara di dunia

tetapi jarang di negara Islam dan sebagian besar negara-negara Asia

dan Australia.

c. Distribusi Geografis dan Kondisi Penyakit TerkiniDistribusi geografis : kosmopolitan

d. Morfologi

a) Cacing betina dewasa berukuran

kecil berbentuk halus seperti

rambut,

b) Individu jantan panjangnya 1,5mm

x 45 μm dan diameternya 50mm.

ujung posterior tubuh tumpul dan

memiliki papilla kopulasi yang besar berbentuk kerucut pada

setiap sisi anus.

c) Individu betina, panjangnya sampai 4mm x 60 μm ujung

posterior tumpul dan anus terminal.

Page 17: MAKALAH NEMATODA USUS

Daging dimakan oleh host B

Siklus akan berlanjut lagiDalam lambung kista terpecah, larva

keluar menuju duodenum dan tumbuh menjadi dewasa dalam mucosa duodenum kurang lebih

dalam dua hari

e. Daur Hidup

(Staff Laboratorium Parasitologi, 2004)

Larva membentuk kista dalam otos bergaris

fertilisasiLarva ikut aliran

darah sampai ke otot

Cacing jantan mati, cacing betina melahirkanlarva

menembus dinding usus

Daging yang mengandung kista berisi larva di makan host A

Page 18: MAKALAH NEMATODA USUS

f. Patologi

Perubahan patologis dan gejala klinis dapat dibagi dalam 3 fase:

1. Fase infasi atau inkubasi

a. Berlangsung selama 5-7 hari

b. Excystasilarva yang tertelan kemudian keluar dari kistanya

menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding mucosa

duodenum dan jejunum di tempat larva yang baru

mengalami eksistasi tadi menembus dinding usus. Gejala :

a. Colic

b. Disentri

c. Keringat dingin

2. Tahap migrasi larva :a. Adanya larva yang lahir migrasi dan ilfiltrasi larva

kedalam otot menimbulkan gejala-gejala nyeri otot,

menunjukkan adanya keradangan otot

b. Sering didapatkan kesukaran bernafas, mengunyah,

menelan dan berbicara dan paralysa spastik dari otot

c. Terjadi kurang lebih hari ke 7-10 sampai terjadi kista

d. Gejala-gejala lain seperti suhu badan meningkat, nyeri

otot, dan pembengkakan kelenjar parotis, mirip gejala

parotitis

3. Tahap Encystasia. Fase kritis dari penyakit bisa menunjukkan dehidrasi

yang ekstrim gejala pulsasi nadi yang cepat dan kuat

b. Dengan terbentuknya kista larva dapat bertahan hidup

sampai bertahun-tahun dan dapat menimbulkan gejala-

gejala neurologis. (Staff Laboratorium Parasitologi,

2010)

Page 19: MAKALAH NEMATODA USUS

g. Pencegahan dan Pengendalian

a) Memusnahkan sisa-sisa potongan daging mentah khusus

daging babi yang diduga mengandung parasit.

b) Pengolahan daging babi hendaknya benar-benar baik.

c) Melalui proses larva dalam waktu 48-72 jam pada suhu 35oC

larva mati dalam 2 jam.

d) Radiasi dengan sinar cobalt 60.

e) Yang paling sederhana adalah memasak daging babi secara

sempurna.

f) Obat yang dikenal paling efektif adalah Thiabendazole.

(Staff Laboratorium Parasitologi, 2010)

Page 20: MAKALAH NEMATODA USUS

BAB III

KESIMPULAN

1. Nematoda usus terdiri dari beberapa spesies, spesies tersebut diantaranya

Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Ancylostoma duodenale,

Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichinella spiralis.

2. Nematoda dalam usus memiliki perbedaan anatara satu dengan lainnya antara

lain perbedaan dalam klasifikasi, morfologi, siklus hidup, patologi,

epidemiologi.