kelembagaan dan org, (ari)

23
KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE A. DEFINISI BMT KUBE Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dikembangkan dari sejumlah KUBE diberikan nama khas “Balai usaha Mandiri Terpadu KUBE” (BMT-KUBE). Lembaga ini memberikan pelayanan simpan pinjam kepada anggota KUBE dan masyarakat sekitar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. BMT-KUBE adalah Lembaga Keuangan Mikro yang dibentuk, dimiliki dan dikelola oleh anggota masyarakat setempat khususnya anggota KUBE atau gabungan anggota KUBE dengan mengaktifkan anggota pada setoran wajib, setoran pokok dan setoran sukarela serta bila mungkin digalang setoran pokok khusus. Tempat beroperasi BMT-KUBE di desa-desa dengan kegiatan melayani simpan pinjam dengan sistim bagi hasil kepada para anggota KUBE maupun masyarakat sekitar. B. MANFAAT BMT KUBE 1. Meningkatkan kemandirian anggota KUBE-KUBE dengan memanfaatkan pembiayaan modal kerja dari BMT-KUBE. 2. Membuka tumbuh dan berkembangnya jiwa wirausaha bagi anggota KUBE maupun masyarakat sekitar dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga. 3. Membangun budaya hidup hemat dengan membiasakan diri menabung secara berdisiplin di BMT-KUBE. 4. Keberadaan KUBE akan lebih mandiri dan berkelanjutan. 1

Upload: uin-imam-bonjol-padang-iain

Post on 29-Nov-2014

499 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

A. DEFINISI BMT KUBE

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dikembangkan dari sejumlah KUBE

diberikan nama khas “Balai usaha Mandiri Terpadu KUBE” (BMT-KUBE). Lembaga

ini memberikan pelayanan simpan pinjam kepada anggota KUBE dan masyarakat

sekitar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

BMT-KUBE adalah Lembaga Keuangan Mikro yang dibentuk, dimiliki dan dikelola

oleh anggota masyarakat setempat khususnya anggota KUBE atau gabungan

anggota KUBE dengan mengaktifkan anggota pada setoran wajib, setoran pokok

dan setoran sukarela serta bila mungkin digalang setoran pokok khusus. Tempat

beroperasi BMT-KUBE di desa-desa dengan kegiatan melayani simpan pinjam

dengan sistim bagi hasil kepada para anggota KUBE maupun masyarakat sekitar.

B. MANFAAT BMT KUBE

1. Meningkatkan kemandirian anggota KUBE-KUBE dengan memanfaatkan

pembiayaan modal kerja dari BMT-KUBE.

2. Membuka tumbuh dan berkembangnya jiwa wirausaha bagi anggota KUBE

maupun masyarakat sekitar dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga.

3. Membangun budaya hidup hemat dengan membiasakan diri menabung

secara berdisiplin di BMT-KUBE.

4. Keberadaan KUBE akan lebih mandiri dan berkelanjutan.

5. Kesejahteraan warga masyarakat semakin meningkat demikian juga dengan

PAD setempat.

6. Kehidupan warga masyarakat dimasa depan lebih cerah, terjamin dan

terencana.

1

Page 2: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

C. PENDIRIAN BMT KUBE

BMT-KUBE yang dibentuk betuk-betul berasal dari, oleh dan untuk anggota KUBE

dan masyarakat sekitarnya. Langkah-langkah yang benar dan sistimatis di dalam

pembentukannya yaitu:

1. Identifikasi Potensi

Tujuan dari kegiatan ini untuk menelusuri potensi yang berkembang di sekitar

KUBE dan pendekatan terhadap tokoh masyarakat. Penelusuran ini akan

menghasilkan jawaban perlu tidaknya BMT-KUBE didirikan ditempat tersebut.

Konsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat serta Kepala Desa atau Camat

setempat.

TIM Pemrakarsa mendatangi dan bermusyawarah dengan Pimpinan KUBE dan

tokoh-tokoh masyarakat serta Kepala Desa. Hal ini dimaksudkan untuk meminta

dukungan berdirinya BMT-KUBE sebagai kelanjutan dari upaya pemberdayaan

ekonomi anggota KUBE dan masyarakat desa setempat. Selanjutnya dapat

meminta dukungan tokoh formal dan non formal di masyarakat setempat yang

sekiranya memiliki pengaruh dan kelebihan sumber dana lebih (aghnia).

2. Musyawarah Pengurus KUBE-KUBE

TIM Inisiator mengadakan pertemuan dengan gabungan KUBE-KUBE dari satu

atau lebih desa berdekatan lebih kurang 7 KUBE. Pertemuan itu dimaksudkan

untuk memusyawarahkan rencana akan didirikan Lembaga Keuangan Mikro

“BMT KUBE” dari anggota KUBE tersebut. Dalam pertemuan itu pihak inisiator

memberikan presentasi ringkas berkaitan dengan apa itu BMT-KUBE?

Bagaimana tahap pendiriannya? Bagaimana mendapatkan modal? Bagaimana

bentuk simpan pinjamnya? Bagaimana mekanisme operasionalnya? Bagaimana

bagi hasilnya. dan lain-lain. Akhirnya menyepakati siapa-siapa yang ditunjuk

menjadi pemrakarsa utama pendirian BMT-KUBE.

2

Page 3: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

3. Sosialisasi BMT-KUBE

Pemrakarsa mensosialisasikan kepada masyarakat setempat khususnya anggota

KUBE yang tidak bisa hadir dalam pertemuan menyangkut akan berdiri BMT-

KUBE di desanya, sehingga masyarakat setempat mempunyai rasa memiliki dan

bangga keberadaan BMT-KUBE yang dapat dijadikan wadah dalam membantu

peningkatan kesejahteraan anggota KUBE. Sosialisasi dapat dilakukan dengan

membuat brosur dan diedarkan melalui tempat ibadah, pasar dan tempat

keramaian yang lain ataupun melalui sarana lain seperti pengajian, pertemuan-

pertemuan karang taruna, olah raga arisan dan lain-lain.

SKEMA TAHAPAN PENDIRIAN BMT - KUBE

4. Membentuk Panitia Pendirian BMT-KUBE

Pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT-KUBE (P3B-K)

dilokasi itu, yang berasal dari anggota KUBE yang telah paham LKM “BMT-KUBE.

Apabila perlu melibatkan masyarakat sejauh mungkin di desa itu sehingga

mengerti konsep LKM BMT-KUBE.

3

PendampingMengumpulkan 7 KUBE-KUBE & mencari

dukungan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-

tokoh formal

kelompok

P3 LKM BMT-Trans

Musyawarah Pendirian LKM

BMT-KUBE

Pelatihan

Persiapan Kantor dan Sarana Ops dan legalitas

Rekruit dan Seleksi Pengelola Lokal

Operasional LKM BMT-

KUBE

Pengurus

Pelatihan dan Magang pengurus/

pengelola

Modal Swadaya

Page 4: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

Tahap-tahap pembentukan BMT-KUBE dapat dilihat dalam gambar 1 dengan

penjelasan sebagai berikut:

1) P3B-K mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp. 10 juta

atau s.d. Rp.20 juta agar BMT-KUBE melalui operasi dengan syarat

modal. Modal awal sebaiknya seluruhnya atau sebagian besar berasal dari

anggota KUBE, perorangan, tokoh masyarakat, pemilik dana (aghnia)

setempat. Sisanya dapat dikumpulkan dari lembaga, yayasan, BAZIS,

Pemda atau sumber lainnya.

2) Atau bisa langsung mencari pemodal-pemodal pendiri dari gabungan 2-5

KUBE (20-50) orang di kawasan itu untuk mendapatkan dana urunan

mencapai jumlah Rp. 30 juta atau minimal Rp. 20 juta. Masing-masing

perlu membuat komitment (janji) nya untuk menyertai modal awal tersebut.

3) Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada maka dipilih Pengurus yang

ramping (3 orang maksimal 7 orang) yang akan mewakili Pendiri dalam

mengarahkan kebijakan BMT-KUBE. Pengurus mewakili para pemilik dan

pemodal BMT-KUBE. Susunan Dewan Pengurus terdiri:

1. Ketua,

2. Sekretaris dan

3. Bendahara.

4) P3B-K atau Pengurus jika telah terbentuk dapat mencari dan memilih

calon pengelola BMT-KUBE sebanyak 3 orang lulusan S1, jika tidak ada

minimum D3 .

5) Mempersiapkan legalitas hukum yang bertahap yaitu:

a. KSM (kelompok Swadaya Masyarakat) dengan sertivikasi dari

PINBUK berupa Sertifikat Operasional Sementara (SOS) sampai

BMT-KUBE memiliki asset lebih kurang Rp. 50 juta.

b. Jika asset BMT-KUBE telah mencapai Rp. 50 juta, diharapkan

dipersiapkan proses administrasi untuk menjadi Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) dengan menghubungi Kepala Kantor Dinas Koperasi di

Ibukota Kabupaten/Kota setempat.

6) Memilih calon pengelola ke LKM sejenis dengan menghubungi Kantor

PINBUK Kabupaten/kota terdekat. Pengelola BMT-KUBE adalah mereka

4

Page 5: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

yang bekerja penuh (sepenuh waktu dan hati) untuk BMT-KUBE. Syarat-

syaratnya adalah:

1) memiliki landasan iman dan sikap keikhlasan,

2) memiliki semangat dan komitmen yang kuat membela kaum fakir

miskin, dan diniatkan sebagai ibadah;

3) amanah, jujur dan bekerja secara profesional;

4) minimum berpendidikan D3 sebaiknya S1.

5) berasal dari daerah sekitar BMT-KUBE.

Pengelola yang telah dipilih selanjutnya diikutkan pelatihan dan

memagangkannya kepada LKM sejenis dengan terlebih dahulu

menghubungi Kantor PINBUK terdekat.

Pada Tahap awal, susunan Pengelola ada 3 orang yang terdiri dari :

1. satu orang manajer, merangkap urusan umum dan personalia.

2. satu orang devisi penggalangan dana,

3. satu otang devisi pembiayaan,

dibantu oleh karyawan sebagai kasir/teller.

7) Melaksanakan persiapan-persiapan nama khas BMT-KUBE, tempat

operasional dan sarana perkantoran lainnya.

8) Menjalankan bisnis operasi BMT-KUBE.

5

Page 6: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

D. KRITERIA PENGURUS DAN PENGELOLA BMT KUBE

Gambar 2

STRUKTUR KELEMBAGAAN BMT-KUBE

a. BMT KUBE terbentuk atas inisiasi KUBE A s/d KUBE G yang diwakili oleh ketua,

sekretaris dan bendahara masing-masing KUBE tersebut yang difasilitasi oleh

pendamping.

b. Kumpulan dari wakil KUBE yang ditunjuk terebut duduk sebagai pengurus.

c. Kumpulan pengurus secara musyawarah memilih pengelola BMT KUBE. Pengelola

dapat diambilkan dari anggota KUBE maupun orang lain yang dipercaya pengurus.

E. PENGURUS BMT KUBE

1. Pengurus adalah mandataris seluruh anggota KUBE yang bertanggungjawab

penuh pada pelaksanaan program pencapaian tujuan BMT KUBE.

2. Pengurus pada awal pendirian dipilih dari dan oleh pendiri.

3. Pengurus-pengurus selanjutnya dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat

anggota dengan ketentuan minimum 50% dari anggota pengurus terdiri dari

anggota pendiri.

6

Pengelola

PengurusKetuaSekretarisBendaharaAnggota

KUBE EDana

Pendiri

KUBE FDana

KUBE DDana

KUBE CDana

KUBE BDana

KUBE ADana

Page 7: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

4. Yang dapat dipilih menjadi pengurus BMT KUBE adalah mereka yang

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. bertempat tinggal di desa-desa sekitar BMT KUBE.

b. memiliki nilai-nilai kepemimpinan, sifat jujur, aktif, terampil dan

berdedikasi terhadap BMT KUBE.

b. mempunyai wawasan yang cukup untuk dapat mengembangkan BMT

KUBE.

c. memiliki minat untuk mempelajari dan memahami seluk beluk ke BMT-an

(LKM).

4. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang. (Ketua, Sekretaris dan

Bendahara)

5. Susunan dan nama anggota pengurus periode pertama dicantumkan dalam

akta pendirian

F. PENGELOLA BMT- KUBE

1. Pengelola adalah tenaga profesional yang melaksanakan kegiatan operasional

program kerja yang menjadi tanggung jawab pengurus.

2. Yang dapat dipilih dan diangkat menjadi pengelola BMT KUBE adalah mereka

yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Memiliki sifat jujur, aktif, terampil, berdedikasi terhadap BMT KUBE, proaktif,

sabar dan istiqamah

b. Mempunyai potensi untuk berprakarsa, belajar dan trampil

mengoperasionalkan program kerja untuk pencapaian tujuan BMT KUBE.

c Memiliki wawasan keagamaan dan pergaulan sosial yang memadai untuk

mampu mengaplikasikan sistem syariah dalam mengoperasionalkan BMT

KUBE dan pengembangan SDM anggota BMT.

3. Pengelola terikat dalam kontrak kerja dan bertanggung jawab sepenuhnya

kepada Pengurus.

4 Pengelola berhak mendapat imbalan dan bonus sesuai dengan kemampuan dan

perkembangan pendapatan BMT KUBE.

5. Pengelolaan usaha BMT KUBE oleh Pengelola tidak mengurangi tanggung

jawab Pengurus.

7

Page 8: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

G. USAHA BMT KUBE

Usaha BMT KUBE adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan

anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya, antara lain :

1. Menggalang dan menghimpun dana dari anggota yang dipergunakan untuk

membiayai usaha-usaha anggota .

2. Memberikan pembiayaan komersil kepada usaha-usaha produktif anggota

melalui cara pelayanan yang cepat, layak, aman dan tepat sasaran.

4. Mengembangkan usaha-usaha sektor riil yang menunjang usaha anggotanya.

5. Menghimpun dana Kesetiakawanan Sosial atau ZIS dari anggota dan

mengembangkan pendayagunaan dana KS/ZIS tersebut kepada yang berhak.

6. Menggalang dan menghimpun dana sosial dari sumber yang halal dan baik

yang tidak mengikat.

7. Memberikan pembiayaan dalam bentuk dalam bagi hasil

8. Melaksanakan bimbingan usaha kepada anggota dan kelompok anggota

yang menerima pembiayaan agar mereka mampu mengembangkan

usahanya.

9. Melaksanakan bimbingan pemanfaatan hasil usaha untuk meningkatkan taraf

hidup.

10. Mengorganisir pembinaan ruhiyah pengurus, pengelola, anggota dan

kelompok anggota BMT untuk membentuk kepribadian/akhlak islami yang

tangguh.

11. Mengorganisir pendidikan dan penyuluhan kesejahteraan masyarakat dan

lingkungannya.

8

Page 9: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

Gambar 3

CARA PERPUTARAN DANA BMT-KUBE

Gambar 3, Menjelaskan mekanisme manajemen BMT-KUBE yang meliputi aspek;

penggalangan modal, Penyaluran modal, dan Pendapatan dan bagi hasilnya.

1. Penggalangan modal dan simpanan.

Modal Dasar:

a. Simpanan pokok khusus, yaitu simpanan dari anggota yang tidak

mengikat jumlah bagi anggotanya (saham).

b. Simpanan pokok, yaitu simpanan anggota yang harus disetor dan sudah

ditentukan jumlahnya secara tunai kepada manajemen BMT-KUBE.

c. Simpanan wajib, simpanan yang wajib disetor anggota setiap bulanya

kepada pengelola BMT-KUBE sampai batas waktu tertentu.

9

PENYALURAN DANA

OPERASIONALB M T

PENGGALANGANDANA

MODAL DASAR : Simp. Pokok Khusus Simp. Pokok Simp. Wajib Investasi Pemerintah

SIMP. SUKARELA Bagi HasilSimp. Hari Tua Simp.. kurbanSimp. PertanianSimp. Pendidikan Anak/SI

DIASimp. Perumahan/

SIMPERUMSimp. Hari RayaSimp. Wisata Warga, dsb.Simp. Berjangka/SI JAKA

(1, 3, 6, 12 bulan)

S H UDIBAGIK

AN

BAGI HASIL

SIMP. SUKARELA TI TIPAN

Simp.Titipan Amanah/ SI TIA

BONUS

Pembiayaan Total Bg Hasil

Pemby. Brsama Bagi Hasil

Kepemilikan Barang bayar Jatuh Tempo

Kepemilikan Barang bayar Angsuran

Pinjaman Kebajikan

MARGIN

INFAQ

Akumulasi PENDAPATAN

BAGIHASIL

-BiayaOPERASIONAL

SHU

Page 10: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

Simpanan Sukarela Mudharobah:

a. Simpanan/ tabungan, dana yang disimpan anggota/nasabah akan dikelola

BMT-KUBE, untuk memperoleh bagi hasil. Bagi hasil akan diberikan

kepada penyimpan berdasarkan kemampuan BMT-KUBE.

b. Simpanan Deposito mudharobah, dana yang disimpan anggota/nasabah

hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan.

Dengan bagi hasil yang ditetapkan bersama.

Simpanan titipan/giro wadi’ah

Yaitu dana yang dititipkan anggota/nasabah pada BMT-KUBE. Dana itu setiap

saat dapat diambil oleh nasabah dan nasabah berhak mendapatkan bonus

atas kebijakan BMT-KUBE dari keuntungan pemanfaatan dana titipan/giro

tersebut.

2. Penyaluran Pembiayaan ke anggota.

a. Pembiayaan modal kerja mudharobah, yaitu BMT-KUBE menyediakan

pembiayaan modal investasi/ modal kerja, sedangkan nasabah

menyediakan usahanya dan manajemenya. Bagi hasil akan dibagikan

sesuai dengan kesepakatan bersama. Namun apabila terjadi kerugian

yang bertanggung jawab adalah BMT-KUBE, selama bukan akibat dari

penyelewengan peminjam.

b. Pembiayaan modal kerja musyarakah yaitu pembiayaan antara pihak

BMT-KUBE dan nasabah sama-sama kontibusi modal usaha dari

keseluruhan. Masing-masing pihak (BMT-KUBE dan nasabah) mempunyai

hak dalam proses manajemen. Bagi hasil dari keuntungan diberikan

berdasarkan perjanjian secara proporsional.

c. Pembiayaan sistim jual beli (murabahah), yaitu pembiayaan dengan sistim

jual beli, dimana BMT-KUBE dapat membantu anggotanya dengan

membiayai membelikan barang yang dibutuhkan dengan jangka waktu

pembiayaan tidak lebih dari satu tahun. BMT-KUBE mendapat keuntungan

dari harga barang yang dinaikkan atau harga jual baru ditambah marjin

keuntungan.

d. Pembiayaan pembelian barang dengan sistim cicilan (bai’ bitaman ajil),

yaitu pembiayaan ke anggota untuk pembelian barang dengan

10

Page 11: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

mengangsur kepada BMT-KUBE. Jangka waktu pembiayaan dapat lebih

dari satu tahun. BMT-KUBE mendapat keuntungan dari harga barang

yang dinaikkan atau harga jual baru ditambah marjin keuntungan

e. Pembiayaan sosial fakir miskin (qardhul hasan) yaitu pinjaman lunak bagi

usaha kecil yang benar-benar kekurangan modal. Nasabah tidak perlu

memberikan bagi hasil keuntungan kepada BMT-KUBE tetapi hanya

mengembalikan uang pokoknya saja sebesar pinjamnya. Namun apabila

nasabah dapat memberikan infak sebagai tanda terimakasihnya.

Pembiayaan ini diampil dari dana yang masuk ke BMT-KUBE melalui

zakat, infak, sedekah.

3. Pendapatan BMT- KUBE

Dari modal para pendiri tersebut dilakukan Investasi untuk membiayai

pelatihan Pengelola, mempersiap-kan kantor dengan peralatannya. Selama

belum menghasilkan yang memadai, tentu saja modal perlu menalangi

pengeluaran biaya seharian yang diperhitungkan secara bulanan. Bisa juga

disebut sebagai biaya “operasional” BMT-KUBE. Selain modal dari para

anggota KUBE, modal dapat juga berasal dari lembaga-lembaga

kemasyarakatan (ummat).

Modal dari anggota biasa juga menyimpan Simpanan Pokok, Simpan Wajib,

dan jika ada kemudahan juga Simpanan Sukarela, yang untuk semuanya itu,

akan mendapat Bagi Hasil dari keuntungan BMT-KUBE.

BMT-KUBE harus memiliki pemasukan keuntungan dari hasil usaha

Pembiayaan berbentuk modal kerja yang diberikan pada anggota KUBE-

KUBE atau masyarakat sekitarnya dalam mengembangkan Usaha Ekonomi

Produktif (UEP) industri rumah tangga, pedagang, petani, peternak dlsb.

Karena itulah, Pengelola BMT-KUBE harus “pro aktif”. Dari keuntungan

pembiayaan itulah BMT-KUBE dapat menanggung biaya operasional dalam

bentuk gaji Pengelola dan karyawan BMT lainnya, biaya listrik, telepon, air,

biaya operasional lainnya, dan yang lebih penting lagi dari keuntungan itu

BMT-KUBE diharapkan mampu memberikan bagi hasil yang memadai dan

memuaskan bagi para anggota penyimpan Simpanan Sukarela. Selain itu juga

untuk setiap tahunnya harus mampu membayar SHU bagi Pendiri yang

11

Page 12: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

menyimpan simpanan pokok khusus, simpanan pokok, dan simpanan wajib

serta memberikan bonus bagi para penyimpan dana titipan.

H. STRUKTUR DAN ALAT ORGANISASI

Dalam organisasi BMT yang berlegalitas koperasi, memiliki komponen atau alat

organisasi yang terdiri dari :

1. RAT (Rapat Tahunan Anggota)

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam BMT

sehingga seluruh anggota memiliki hak yang sama untuk meminta

keterangan dan pertanggung jawaban dari pengurus dan pengawas

mengenai pengelolaan BMT. Pelaksanaan rapat anggota dilaksanakan

paling sedikit 1 tahun sekali. Rapat anggota akan membahas dan

menetapkan antara lain :

Anggaran Dasar

Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen

dan usaha BMT

Pemilihan dan pemberhentian pengurus dan

pengawas

Rencana kerja dan anggaran pendapat dan belanja

BMT

Pengesahan laporan

Pengesahan, pertanggung jawab, pengurus dalam

pelaksanaan tugasnya

Pembagian sisa hasil usaha

Penggabungan dan peleburan pembagian dan

pembubaran BMT

Pada BMT KUBE, RAT dilakukan setiap satu tahun sekalii. Dan yang berhak

mengikuti adalah anggota biasa dan anggota luar biasa yang di undang.

2. Badan Pengawas Syariah

Badan ini wajib untuk diadakan dan dioperasional untuk Lembaga

Keuanganan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah .

Anggota DPS harus terdiri dari para ahli di bidang syariah muamalah yang

12

Page 13: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

didukung oleh pemahaman terhadap pengetahuan umum di bidang

operasional lembaga keuangan syariah . Secara Umum tugas dan tanggung

jawab dari Badan Pengawas Syariah antara lain :

1. Mengawasi kegiatan usaha BMT agar tidak menyimpang dari ketentuan

dan prinsip-prinsip syariah

2. Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus , pengelola dan

pengawas keuangan yang berkaitan dengan aspek syariah

3. Menelaah aspek syariah terhadap produk dan pengembangan produk

dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh BMT.

Pada saat ini BMT KUBE belum memiliki Badan Pengawas Syariah akan

tetapi fungsinya menyatu kepada Badan Pengawas.

3. Badan Pengawas

Badan ini diadakan sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian (prudential)

bagi BMT dalam melaksanakan operasionalnya. Anggota Badan

Pemeriksa /Pengawas dipilih dari oleh Rapat anggota. Badan Pengawas

bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Secara umum tugas dan

tanggung jawab Badan Pemeriksa adalah :

o Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan

kegiatan operasional sehingga sesuai dengan tujuan lembaga.

o Melakukan pemeriksaan (audit ) terhadap pengelola BMT

o Melakukan pengawasan kegiatan operasional

o Membuat laporan hasil pengawasan

4. Pengurus

Pengurus adalah orang-orang yang dipilih oleh anggota BMT dalam rapat

anggota . Pada tahap awal pendirian , pengurus biasanya dipilih dari badan

pendiri . Persyaratan pemilihan pengurus dicantumkan dalam AD/ART

secara umum. Pada BMT KUBE ketentuan pengurus adalah sebagai berikut

:

o Pengurus BMT dipilih dari dan oleh anggota BMT.

o Pengurus BMT merupakan pula pengurus dari Koperasi. Pengurus BMT

terdiri dari Ketua, sekretaris dan bendahara.

13

Page 14: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

o Pengurus bertanggung jawab atas perkembangan BMT dalam :

Memeriksa BMT, Memberi pengarahan, Mengontrol pengelola.

Membantu pengelola memecahkan masalah yang dihadapi serta

Memberikan laporan kepada badan pendiri dan anggota BMT.

o Pada BMT KUBE masa kerja pengurus adalah 5 tahun sekali. Setiap

tahun pengurus BMT dan pengelola harus membuat laporan

pertanggung jawaban

1.3.1.3.

Gb.1.1. Struktur Organisasi BMT KUBE

5. Pengelola BMT

Penjelasan lebih lanjut mengenai pengelola diterangkan dalam Kebijakan

SDM dan UM.

6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Sebagai lembaga keuangan yang berbadan hukum koperasi, maka salah

satu syarat lain dalam alat organisasi di BMT adalah adanya Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Hal ini merupakan dasar

atau pedoman umum dalam pengambilan keputusan bagi pengurus dalam

menjalankan kegiatannya.

PENGURUS

MANAGER

TELLER/KASIR PEMASARANADMINISTRASI& KEUANGAN

BADAN PENGAWASSYARIAH

BADANPENGAWAS

RAPAT ANGGOTATAHUNAN

14

Page 15: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

I. KEANGGOTAAN DAN RAPAT ANGGOTA

1. Pendahuluan

Berdasarkan perundangan yang berlaku di Indonesia (undang-undang no 25

tahun 1992 dan PP no 9 tahun 1995) terdapat dua badan yang secara sah

mempunyai hak untuk menghimpun dana masyarakat, yaitu Lembaga Keuangan

dan koperasi. Perbedaannya adalah Lembaga Keuangan dapat menghimpun

dana masyarakat secara luas dan mengacu pada Peraturan Lembaga Keuangan

Indonesia, sedangkan Koperasi dapat menghimpun dana anggota dan mengacu

pada Peraturan Departemen Koperasi.

BMT KUBE merupakan badan hukum koperasi , sehingga untuk operasional dan

pelayanannya mengikuti aturan umum dari Koperasi, khususnya USP : PP no 9

tahun 1995. Untuk kepentingan bersama, maka keanggotaan dalam BMT KUBE

dapat dibagi sebagai berikut :

2. Keanggotaan

Setiap anggota masyarakat dapat menjadi anggota BMT dengan memenuhi semua

syarat sbb :

a. Warga Negara Indonesia.

b. Memiliki kesinambungan kegiatan usaha dengan kegiatan koperasi.

c. Memiliki kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hokum.

d. Bersedia membayar simpanan pokok sebesar Rp. 100.000,- (Seratus Ribu

Rupiah) dan Simpanan Wajib ysng besarnya ditentukan dalam Anggaran

Rumah Tangga dan atau keputusan Rapat Anggota.

e. Menyetujui isi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan

yang berlaku dalam koperasi.

f. Bertempat tinggal kedudukan dan domisili di wilayah Republik Indonesia.

3. Rapat Anggota

1. Rapat anggota merupakan lembaga tertinggi dalam BMT

2. Rapat anggota diikuti oleh anggota pendiri, pengurus, serta anggota biasa

BMT.

3. Rapat anggota sekurang-kurang diadakan setahun sekali

4. Rapat anggota dapat diadakan bila 10% dari anggota yang berhak

15

Page 16: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

mengikuti meminta untuk mengadakan rapat anggota tersebut

J. VISI DAN MISI BMT KUBE

Sebagai organisasi yang berorientasi ke depan (visionary organization), BMT

KUBE juga mempersiapkan kelengkapan strategis planning yang mengarahkan

organisasi. Salah satu hal yang harus ada dalam visionary organization adalah

ideology inti sebagai berikut:

1. Tujuan BMT KUBE

Menjadi solusi ekonomi masyarakat berdasarkan syariah.

2. Nilai-nilai BMT KUBE

Menerapkan nilai-nilai Islami : Jujur, Cakap, Kreatif dan Inovatif.

1. Jujur

Pastikan bicara selalu benar, janji selalu ditepati, amanah dipenuhi, berani

terbuka, transparant apa adanya, tak kenal licik dan dusta

Implementasi Perilaku

Senantiasa memberi informasi benar apa adanya kepada stake holder

Memberikan laporan yang transparan dan tepat waktu

Menepati janji kepada anggota

Menjaga keamanan data anggota

Berani mengakui kesalahan

Tidak menerima suap

2. Cakap

Lakukan segala sesuatu terbaik dan sempurnakan, kesuksesan adalah

kalau sebanyak mungkin memuaskan hamba Allah.

Implementasi Perilaku :

Bekerja keras, cerdas dan ikhlas

Bekerja sesuai prosedur

Selalu meningkatkan kemampuan diri

Meningkatkan kualitas pelayanan

Tepat dalam penghimpunan dan penyaluran dana

16

Page 17: kelembagaan dan org, (ari)

KEBIJAKAN MANAJEMEN BMT BAGIAN I

ORGANISASI, KELEMBAGAAN DAN PENDIRIAN BMT KUBE

3. Kreatif dan Inovatif

Pastikan selalu belajar dan mengembangkan kemampuan diri, sehingga

timbul ide, gagasan dan wawasan yang baru dan solutif

Implementasi Perilaku

Pandai dan tanggap menjawab peluang pasar

Belajar dan berlatih tiada henti

Keberanian mengambil langkah dan resiko

Berani mengambil langkah terobosan produk.

3. Visi BMT 2005

Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang mandiri dan tangguh.

4. Misi BMT 2007

Bisnis

Mencapai standar keuangan lembaga mikro syariah dengan Asset Rp. 1

miliar.

Sosial

Menjadi model lembaga keuangan mikro syariah yang memberikan kontribusi

bagi kesejahteraan masyarakat.

17