kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan …lib.unnes.ac.id/31617/1/5402412023.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
KELAYAKAN LIMBAH PLASTIK ALUMUNIUM SEBAGAI
BAHAN DASAR PEMBUATAN AKSESORIS BALI
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan
Oleh Diyah Ayu Normala
5402412023
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tak selamanya sampah menjadi bekas, diperlukan pemikiran, imajinasi dan
kreasi. Dengan ketiga hal itu, sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi barang
yang bernilai tinggi. (Diyah Ayu Normala)
PERSEMBAHAN
� Kepada kedua orangtua, Bapak Sarwadi dan Ibu Siti
Munjayanah terimakasih atas segala do’a dan
motivasinya, cinta dan kasih sayang, serta nasihat
yang beliau sesalu berikan.
� Kedua kakak Titik Ernawati dan Dwi Novita Sari
serta adik Rizka Nanda Safitri yang selalu
memberikan do’a, dukungan dan motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul“Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Aksesoris Bali”ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin
dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri
Semarang yang telah memberi petunjuk dan saran.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Trisnani Widowati, M.Sidan Dra. Marwiyah, M.Pd,Dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, arahan, dan saran kepada
peneliti selama penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Erna Setyowati, M.Si Dosen penguji yang telah memberikan arahan dan
saran kepada peneliti.
6. Khoirun Nisa responden yang telah bersedia menjadi model pada saat
penelitian.
vi
7. Teman teman satu jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga angkatan
tahun 2012 yang ikut membantu penelitian ini, khususnya sahabat sahabat
mahasiswi Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan angkatan 2012.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
terselesainya skripsi ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah Yang
Maha Pengasih. Skripsi ini masih perlu kesempurnaan dan masukan yang bersifat
membangun sangat diharapkan agar dapat bermanfaat bagi pembaca.
5 April 2017
vii
ABSTRAK Diyah Ayu Normala, 2017, Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Aksesoris Bali, Dra. Erna Setyowati, M.Si, Dr. Trisnani
Widowati, M.Si,Dra. Marwiyah, M.Pd, Prodi Pendidikan Tata Kecantikan,
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Limbah plastik alumunium yang sering terbuang dengan sia-sia dapat
dimanfaatkan kembali kedalam produk yang lebih bernilai salah satunya untuk
produk aksesoris Bali. Aksesoris Bali merupakan bagian dari busana yang
menjadi pelengkap untuk kebutuhan adat maupun pentas seperti tarian Bali agar
tampil lebih sempurna. Akan tetapi aksesoris Bali yang ada di masyarakat dan di
pasaran hanya terbuat dari bahan baku lempengan, tembaga, dan logam
alumunium. Aksesoris Bali yang terbuat dari limbah plastik alumunium tersebut
akan memiliki nilai keunikan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui teknik pembuatan serta kelayakan dari aksesoris Bali dari limbah
plastik alumunium.
Metode penelitian ini adalah metode eksperimen. Objek dari penelitian ini
adalah limbah plastik alumunium sedangkan subjek dari penelitian ini adalah 14
responden wanita untuk mengukur kelayakan pakai. Sampel produk berjumlah 6
sampel.validitas instrumen menggunakan expert judgment. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif persentase.
Hasil penelitian diperoleh bahwa semua sampel produk dinyatakan layak
dan produk AB5 (ikat pinggang/pending) memperoleh kriteria kelayakan tertinggi
karena bentuk sangat menyeruai aksesoris asli. Simpulan dari penelitian ini adalah
1) Teknik pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik alumunium
melalui proses penyortiran (dipotong menjadi lembaran), dicuci dan dijemur
kemudian diolah dengan membuat desain, pemberian tekstur (embrossing) dan
kemudian dilubangi (punching) 2) Limbah plastik alumunium dapat dinyatakan
layak untuk bahan baku pembuatan aksesoris Bali jika pengolahan dan
pemanfaatannya benar dan sesuai prosedur.Saran dalam penelitian iniadalah1)
Penelitian yang dihasilkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang
kecantikan kepada seluruh masyarakat tentang limbah plastik alumunium yang
dapat dimanfaatkan untuk produk aksesoris, terutama aksesoris Bali.2) Serta dapat
memberi informasi dan wawasan kepada masyarakat yang berkecimpung dibidang
kecantikan sebagai alternatif pengembangan bahan baku untuk pembuatan
aksesoris Bali.
Kata Kunci : kelayakan aksesoris Bali, limbah Plastik alumunium
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERNYATAAN ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN ........................................................................................ iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN ............................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 3
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................... 4
1.4Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................. 4
1.7 Penegasan Istilah............................................................... .. 5
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8
2.1Limbah/Sampah ................................................................... 8
2.2 Pengolahan Limbah Plastik ................................................ 13
2.3Aksesoris ............................................................................. 18
2.4 Pembuatan Produk ............................................................. 27
2.5Kerangka Berfikir ................................................................ 43
BAB3 METODE PENELITIAN.............................................................. 45
ix
3.1Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 45
3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................... 45
3.1.2 Desain Eksperimen ..................................................... 46
3.2Objek dan Subjek Penelitian ................................................. 48
3.2.1 Objek Penelitian ......................................................... 48
3.2.2 Subjek Penelitian ....................................................... 48
3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................. 50
3.4 Sumber Data ........................................................................... 51
3.5 Variabel Penelitian ................................................................. 51
3.5.1 Variabel Bebas ........................................................... 51
3.5.2 Variabel Terikat .......................................................... 51
3.5.3 Variabel Kontrol ........................................................ 51
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 52
3.6.1 Dokumentasi ............................................................... 52
3.6.2 Angket ......................................................................... 52
3.6.3 Instrumen Penelitian .................................................. 53
3.6.1.1 Uji Indrawi .................................................... 53
3.6.1.2 Uji Kesukaan ................................................. 54
3.7 Validitas .................................................................................. 55
3.8Metode Analisis Data ............................................................... 56
3.8.1Skala Likert ............................................................. 56
3.8.2 Analisis Deskriptif Persentase................................ 56
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 62
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 62
4.1.1Hasil Penelitian Inderawi ....................................... 62
4.1.2 Hasil Penelitian Kesukaan ..................................... 68
4.2 Pembahasan........................................................................... 72
4.2.1 Penilaian Kelayakan Produk .................................. 72
4.2.2 Penilaian Kesukaan Produk .................................. 75
4.3 Keterbatasan Penelitian . ....................................................... 76
x
BAB V PENUTUP ................................................................................ 77
5.1 Simpulan ............................................................................... 77
5.2 Saran ..................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79
LAMPIRAN .............................................................................................. 81
xi
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
2.1 Proses pembersihan kemasan plastik .............................................. 14
2.2 Proses penyortiran limbah plastik alumunium ............................... 15
2.3 Pembuatan Produk .......................................................................... 28
3.1 Sampel . .......................................................................................... 48
3.2 Kisi-kisi uji kelayakan..................................................................... 54
3.3 Kisi-kisi uji kesukaan ...................................................................... 55
3.4 Interval Kriteria Uji Indrawi .......................................................... 58
3.5 Interval Kriteria Uji Indrawi aksesoris ........................................... 59
3.6 Interval Kriteria Uji Kesukaan ....................................................... 61
4.1 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi oleh Dosen Kecantikan ............. 62
4.2 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi oleh Pimpinan Sanggar Tari ..... 63
4.3 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi Indrawi oleh Penjual aksesoris
Tradisional dan Modern ........................................................................ 63
4.4 Data Hasil Uji Kelayakan Produk Aksesoris Bali secara
keseluruhan ........................................................................................... 60
4.5 Data Hasil Penelitian Uji Kelayakan Produk Aksesoris
Bali secara keseluruhan ......................................................................... 67
4.6 Hasil Penelitian Uji Kesukaan ........................................................ 69
4.7 Data Hasil Penelitian Uji Kesukaan Produk Aksesoris Bali ........... 71
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman
2.1 Macam-macam ukuran plastik kemasan susu bubuk ...................... 15
2.2 Proses Memberi Tanda . .................................................................. 16
2.3 Proses cutting .................................................................................. 16
2.4 Proses Melubangi ............................................................................ 17
2.5 Proses embrossing ........................................................................... 17
2.6 Penari Bali ....................................................................................... 25
2.7 Sunting ............................................................................................ 25
2.8 Mahkota .......................................................................................... 26
2.9Kalung/badong ................................................................................. 26
2.10Gelang kana 1 pasang..................................................................... 26
2.11Ikat Pinggang//Pending/bekeng ..................................................... 27
2.12Bunga Kompyeng .......................................................................... 27
2.13 Skema kerangka Berfikir............................................................... 44
3.1 Prosedur Penelitian.......................................................................... 47
4.1 Hasil kelayakan produk aksesoris Bali berdasarkan kriteria .......... 65
4.2 Tingkat kelayakan produk aksesoris Bali secara keseluruhan ....... 67
4.3 Hasil kesukaan produk aksesoris Bali berdasarkan kriteria ............ 69
4.4 Tingkat kesukaan produk aksesoris Bali secara keseluruhan ......... 71
xiii
DAFTAT LAMPIRAN Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Uji Inderawi ....................................................................... 82
2. Kisi-Kisi Uji Kesukaan ...................................................................... 83
3. Instrumen Uji Inderawi ..................................................................... 84
4. Instrumen Uji Kesukaan .................................................................... 85
5. Rubrik Uji Inderawi .......................................................................... 86
6. Rubrik Uji Kesukaan .......................................................................... 89
7. DataUji Inderawi ............................................................................... 92
8. Data Uji Kesukaan ............................................................................. 93
9. Formulir Usulan Topik Skripsi ......................................................... 95
10. Formulir Usulan Pembimbing ........................................................... 96
11. SK Dosen Pembimbing ..................................................................... 97
12. Surat Permohonan Ijin Validator ...................................................... 98
13. Surat Keterangan Validator Instrumen .............................................. 99
14. Surat Penilaian Validator Instrumen ................................................. 100
15. Surat Keterangan Validator Produk ................................................... 102
16. Surat Keterangan Validator Produk ................................................... 103
17. Surat Permohonan Panelis 1 .............................................................. 104
18. Surat Pernyataan Panelis 1 ................................................................. 105
19. Surat Permohonan Panelis 2 .............................................................. 106
20. Surat Pernyataan Panelis 2 ................................................................. 107
21. Surat Permohonan Panelis 3 .............................................................. 108
22. Surat Pernyataan Panelis 3 ................................................................. 109
23. Data Validator dan Panelis Ahli ........................................................ 110
24. Data Responden ................................................................................. 111
25. Dokumentasi ...................................................................................... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya jumlah penduduk mempengaruhi jumlah limbah yang
dihasilkan. Limbah merupakan barang sisa yang sudah tidak terpakai dan berakhir
pada pembuangan dan pemusnahan. Ada beberapa jenis limbah yang
dihasilkandan dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu limbah organik dan
anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat terurai dengan
pelapukan tanah seperti limbah sayuran, buah-buahan, daun-daunan dan lain-lain.
Jenis limbah ini apabila tidak diatasi dengan baik, maka akan menyebabkan
pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Karena sifatnya
yang mudah terurai, maka jenis limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan ternak atau juga dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Limbah
anorganik merupakan limbah yang sulit terurai dengan pelapukan tanah, seperti
sampah plastik, botol plastik, kaleng, kramik, kaca dan lain-lain. Karena sifatnya
yang sulit terurai, maka jenis limbah ini sangat berdampak buruk untuk
lingkungan apabila tidak diatasi dengan benar dan bahkan jumlahnya semakin
lama semakin meningkat.
Jenis limbah anorganik hanya bisa diatasi dengan peleburan dan juga dapat
dimanfaatkan menjadi barang kerajinan yang dapat bermanfaat dan mempunyai
nilai ekonomis. Seperti halnya sampah plastik yang dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan barang kerajinan seperti tas, dompet, aksesoris dan lain-lain. Limbah
kemasan detergen dan plastik-plastik lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
2
pembuatan barang-barang kerajinan baik menggunakan sisi kemasan yang
bergambar maupun bagian dalam kemasan yang berwarna silver yang seperti
alumunium. Kemasan plastik bagian luar dapat dijadikan sebagai motif yang unik,
sedangkan kemasan plastik bagian dalam (alumunium) dapat dimanfaatkan
sebagai barang kerajinan yang polos dan menghasilkan kesan yang mengkilat dan
berwarna silver, lain halnya dengan limbah plastik kemasan makanan ringan atau
minuman sachet, jika dibuat aksesoris hasilnya kurang bagus karena kemasan
bagian luar bergambar dan mempengaruhi bentuk aksesoris.
Kemasan plastik berlapis alumunium dapat dijadikan sebagai bahan dasar
untuk membuat aksesoris bali, karena kemasan bagian dalam yang berwarna
silver apabila dilihat dengan kasat mata hampir menyerupai logam/tembaga yang
sesuai dengan bahan dasar pembuatan aksesoris Bali. Hal ini sebagai bentuk
recyle(daur ulang) limbah menjadi produk aksesoris yang memiliki nilai jual
tinggi sebagai wujud dari konservasi.
Pembuatan aksesoris bali memerlukan kemasan yang mempunyai lapisan
alumunium pada sisi bagian dalam dan sisi bagian luar kemasan. Dalam hal ini,
kemasan susu formula dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aksesoris
bali, karena kemasan plastik susu formula mempunyai lapisan alumunium yang
berwarna silver pada bagian dalam dan luar kemasan, sehingga aksesoris yang
dihasilkan lebih indah. Selain kemasan susu formula, kemasan teh celup dan
kemasan sereal juga bisa dibentuk menyerupai bunga, karena kemasan teh celup
dan kemasan sereal lebih tipis dan lebih mengkilat dibandingkan dengan kemasan
susu formula. Kemasan susu formula, teh celup dan sereal sangat mudah
3
didapatkan dari limbah rumah tangga dan dari rumah-rumah yang mempunyai
anak, balita, ibu hamil dan menyusui. Selain bahannya yang mudah didapatkan,
aksesoris bali dari limbah plastik alumunium juga lebih ringan dalam
pemakaiannya dan dapat menjadi alternatif yang mudah untuk mengganti
aksesoris Bali asli yang biasanya terbuat dari logam/tembaga yang dibentuk
menjadi berbagai macam bentuk aksesoris dan mempunyai berbagai macam
ukuran dan berat dalam pemakaiannya serta harganya yang sangat mahal.
Aksesoris Bali terdiri dari aksesoris kepala (mahkota, sunting, anting dan
gonjreng) akseesoris badan (kalung dan sabuk) dan aksesoris tangan (gelang kana).
Aksesoris bali mempunyai ciri khas warna kuning keemasan. Akan tetapi
banyak aksesoris yang sudah dimodifikasi menggunakan warna silver dan apabila
dilihat dengan kasat mata aksesoris bali yang berwarna silver hampir menyerupai
plastik alumunium kemasan susu formula, kemasn teh celup dan kemasan sereal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui kelayakan
limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan aksesoris Bali dengan
mengambil judul skripsi “Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Aksesoris Bali”
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Penelitian ini menggunakan bahan dasar limbah plastik alumunium yang biasanya
tidak terpakai.
1.2.2 Masyarakat memandang sebelah mata aksesoris dari limbah.
1.2.3 Semakin bertambahnya jumlah limbah plastik yang dihasilkan.
4
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu :
1.3.1 Validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dengan bahan dasar limbah plastik
alumunium.
1.3.2 Kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan 6 macam
bentuk aksesoris Bali (sunting, mahkota, badhong, gelang kana, pendhing, bunga
kompyeng).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.4.1 Bagaimana validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar limbah
plastik alumunium?
1.4.2 Bagaimana kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan
aksesoris Bali?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian antara lain :
1.5.1 Untuk mengetahui validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar
limbah plastik alumunium.
1.5.2 Untuk mengetahui kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar
pembuatan aksesoris Bali.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat. Manfaat yang ingin dicapai
oleh peneliti adalah :
5
1.6.1 Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik
alumunium serta memberikan masukan sebagai penelitian lanjutan khususnya
pada mahasiswa prodi tata kecantikan
1.6.2 Bagi jurusan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai arsip jurusan untuk referensi
penelitian lanjutan.
1.6.3 Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan masyarakat untuk memanfaatkan limbah sebagai barang yang
bernilai ekonomi.
1.8.1 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap konsep yang dibahas dalam
penelitian ini, berikut peneliti jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan
judul penelitian yang peneliti ajukan, antara lain:
1.8.2.1 Kelayakan
Kelayakan menurut Kamus Besar Bhasa Indonesia (2011:797) merupakan suatu
kelaikan, kapepantasan, kepatutan suatu objek untuk diteliti. Dalam penelitian ini
uji kelayakan mempunyai definisi sebagai penelitian yang mengkaji suatu
kelayakan atau kepantasan suatu objek untuk dijadikan sesuatu yang mempunyai
kepantasan untuk pemakaian.
Kelayakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
aksesoris bali apakah aksesoris ini layak dan nyaman dikenakan dan apakah
aksesoris ini sesuai dengan bentuk dan ciri khas yang dimiliki aksesoris bali.
6
1.8.2.3 L imbah Plastik Alumunium
Limbah adalah sisa yang tidak digunakan dan biasanya berakhir pada
pembuangan. Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil dari aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. (Yolanda Meiliza,2013). Penelitian ini menggunakan limbah plsatik
yang mempunyai lapisan alumunium. Limbah plastik alumunium merupakan
limbah plastik yeng mempunyai lapisan alumunium berwarna perak. Hampir
semua kemasan menggunakan lapisan alumunium pada bagian dalamnya, seperti
yang terdapat pada kemasan-kemasan seperti makanan ringan, minuman sachet
dan lain-lain. Akan tetapi dalam penelitian ini memerlukan kemasan alumunium
pada bagian dalam dan luar kemasan seperti kemsan susu bubuk, teh celup, dan
kemasan sereal. Karena dalam pembuatan aksesoris bali memerlukan bahan yang
polos dan tidak memiliki corak seperti dalam plastik alumunium pada kemmasan
susu bubuk, teh celup dan kemasan sereal. Sehingga aksesoris yang dihasilkan
menyerupai aksesoris bali asli.
1.8.3.3 Aksesoris Bali
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:31) aksesori merupakan
barang pelengkap atau tambahan yang digunakan sebagai hiasan dan biasanya
dikenakan wanita. Aksesoris yang tergolong modern yaitu aksesoris yang dibuat
dari berbagai macam bahan, banyak di pasaran, dan pemakainya tidak terikat
waktu serta kesempatan. Bahan yang dipergunakan untuk membuat aksesoris
pelengkap busana beraneka ragam, seperti kain, plastik, gelas, kerang, kulit, kayu
dan lain sebagainya. (Etin Solihatin dkk, 2015)
7
Penelitian ini menjadikan akseesoris Bali sebagai inspirasi dalam
pembuatan aksesoris dari limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar
pembuatannya. Aksesoris Bali yang dimaksut adalah aksesoris yang biasa
digunakan masyarakat bali seperti aksesoris yang kenakan pada saat acara adat,
tari, maupun pengantin. Aksesoris Bali mempunyai ciri khas warna kuning
keemasan. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan warna perak yang
sesuai dengan limbah plastik alumunium.
Aksesoris Bali yang akan dibuat antara lain :
1. Aksesoris Kepala (mahkota, gonjreng, giwang)
2. Aksesoris sanggul ( bunga kompyeng, bunga puspo lembo)
3. Aksesoris leher (kalung/badong)
4. Aksesoris tangan (gelang kana, gelang naga sastra.)
5. Aksesoris badan (ikat pinggang/bekeng/pending emas)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Limbah/ Sampah
Limbah/sampah adalah sisa yang tidak digunakan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia. Di dalam proses alam tidak bergerak, sampah bagi setiap orang
memang memiliki pengertian relatif berbeda dan subjektif. (Yolanda,2013).
Menurut Ulli (2009:v), sampah merupakan barang yang sudah tidak
terpakai lagi dan bisa berupa limbah basah dan limbah kering, karena setiap
rumah tangga menghasilkan limbah setiap harinya seperti sisa sayuran, sisa nasi
dan sisa makanan yang termasuk jenis limbah basah dan biasanya dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Sementara itu, limbah kering seperti bekas kemasan
detergen, botol kecap dan pembungkus lain bisa didaur ulang menjadi barang lain
yang bernilai.
Berdasarkan sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi 4 sumber antara
lain :
1) Limbah Pertanian merupakaan limbah yang berasal dari sisa-sisa pertanian seperti
jerami padi, buah-buahan dan lain-lain.
2) Limbah Pertambangan merupakan limbah yang berasal dari sisa-sisa
pertambangan seperti pertambangan emas, batu bara dan lain-lain.
3) Limbah Industri merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri-industri atau
pabrik-pabrik seperti limbah kain-limbah plastik dan lain-lain.
9
4) Limbah Domestik merupakan limbah yang berasal dari pemukiman penduduk,
rumah tangga, restoran, pasar dan lain-lain.(Agustiana, 2016:52)
Berdasarkan jenisnya, sampah dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu
sampah organik, sampah non organik dan sampah berbahaya beracun (B3).
1) Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang mudah hancur dan mudah membusuk,
misalnya : sisa sayuran dan buah yang dibuang, sisa makanan, daun-daun kering,
dan sebagainya.
2) Sampah Non Organik
Sampah non organik merupakan sampah yang berasal dari pabrik dan sifatnya
yang tidak mudah hancur, misalnya : kemasan plastik, kertas, kaleng minuman,
botol-botol plastik, logam, putung rokok, dan sebagainya.
3) Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah bahan berbahaya beracun merupakan sampah yang tidak bisa hancur dan
tidak bisa hancur dan tidak bisa diolah kembali serta bersifat sangat berbahaya
bagi lingkungan seperti : pembalut wanita, pembalut bayi, batu baterai bekas, dan
styrofoam. (Endah, 2015:8)
Limbahplastik alumunium merupakan bagian dari limbah padat Non
organik yaitu sampah yang tidak dapat diuraikan oleh proses biologis. Sampah
non organik dapat berakibat buruk apabila tidak ditangani dengan baik dan benar,
karena sampah non organik memerlukan waktu yang lebih lama untuk hancur
misalnya : kertas memerlukan waktu sekitar 2-5 bulan agar dapat hancur, putung
rokok memerlukan waktu 1-12 tahun untuk hancur, kaleng minum memerlukan
10
waktu200-500 tahun untuk hancur, sedangkan tas kresek, sedotan plastik, botol
plastik mineral memerlukan waktu yang paling lama yaitu lebih dari 1.000 tahun
untuk hancur. (Endah, 2015:9). Oleh karena itu sampah jenis non organik
memerlukan perlakuan khusus agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan sebagai barang-barang yang berguna serta
memiliki nilai tinggi.
Menurut Endah (2015:10) Plastik pertama kali diperkenalkan pada
masyarakat pada tahun 1975 oleh Montgomerry Ward, Sears, J.C. Penny dan
Jodan Mars, plastik memiliki sifat yang tidak dapat membusuk, tidak terurai
secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak berkarat sehingga pada akhirnya
merusak lingkungan.Menurut Etin (2005:313-314) menyatakan jenis plastik yang
ditemui dalam sampah perkotaan sebagai berikut :
Low Desity Poly ethylene (LDPE), Poly Propylene (PP) High Desity Poly Ethylene (HDPE), Poly Vinyl Chloride (PVC), Poly Ethylene Terephtalate (PET) Styrofoam, dll. Sampah
plastik dari jenis PP dan HDPE paling banyak ditemui. HDPE
banyak digunakan untuk produk plastik yang memerlukan
kekuatan dan tahan bahan kimia seperti ember, jerigen dan
botol plastik, sedangkan PP digunakan untuk produk plastik
yang mempunyai daya regang yang tinggi seperti kantung
plastik, blister (bungkus snack), dll. Beberapa jenis plastik
tersebut mempunyai nilai pasar akan tetapi kebanyakan plastik
yang terdirri dari bungkus snack tidak memiliki nilai pasar.
Kemasan plastik sebuah produk didesain oleh produsen dengan kondisi
tebal, licin dan kuat agar produk didalamnya tidak bocor, kemasan tahan lama dan
tidak mudah rusak serta dirancang sedemikian rupa seperti paduan warna, huruf
dan gambar yang menjadikan kemasan tersebut menarik. karena karakter kemasan
yang memiliki paduan warna, huruf serta gambar yang menarik, maka bahan
11
plastik ini sering digunakan sebagai bahan kerajinan seperti dompet, tas, taplak
meja dan lain-lain. ( Ulli, 2009:3) Dalam kemasan plastik pada bagian dalam
memiliki warna perak yang biasa disebut sebagai alumunium foil.
Alumunium foil pertama kali digunakan pada tahun 1910 sebagai
pembungkus tanaman. Penggunaan alumunium foil untuk pembungkus makanan
pertama kali dilakukan di Amerika Serikat tahun 1913, yaitu untuk membungkus
permen karet. (Alfred,2013) Alumunium foil (alufo) seperti halnya kaleng
alumunium merupakan jenis kemasan berbahan dasar alumunium. Jika kaleng
alumunium digunakan dalam industri minuman, maka alumunium foil banyak
digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong yang dilaminasi dengan
berbagai jenis plastik, misalnya : retort pouch untuk susu UHT, sari buah dan
banyak digunakan industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.
(Elvira,2008)
Plastik alumunium mempunyai ciri fisik berwarna perak dan mengkilat
seperti bahan metal atau logam. Plastik alumunium banyak terdapat pada lapisan
bagian dalam kemasan-kemasan makanan ringan, kemasan kopi instan, dan
kemasan-kemasan lain. Selain kemasan bagian luar yang menarik, kemasan
bagian dalam yang seperti logam berwarna perak mengkilat juga dapat dijadikan
berbagai macam kerajinan yang menarik seperti aksessoris. Seperti aksesoris yang
sering digunakan dalam adat-adat bali (gonjer). Karena sifat plastik yang tidak
dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak
berkarat maka dari itu plastik sering dijadikan sebagai bahan dasar daur ulang
menjadi barang-barang yang bermanfaat dan memiliki nilai seni serta memiliki
12
nilai jual. Plastik alumunium akan menjadi barang yang bernilai tinggi apabila
diolah kembali menjadi barang-barang kerajinan yang dapat dimanfaatkan
kembali daan mempunyai nilai yang tinggi. Dalam pengolahannya, memerlukan
kreatifitas yang tinggi dan memerlukan beberapa proses dan teknik dalam
pengolahannya.
Pengolahan limbah atau sampah dapat dilakukan dalam 3 prinsip, antara
lain :
1) Reduce
Reduce merupakan upaya mengurangi barang yang digunakan, semakin banyak
material yang digunakan, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Misalnya : mengganti pemakaian kantong plastik saat belanja dengan kantong
ramah lingkungan seperti tas.
2) Reuse
Reuse merupakan upaya menggunakan kembali barang-barang yang bissa
digunakan, hindari pemakaian barang-barang disposable (sekali pakai), misalnya :
menggunakan botol plastik yang bisa diisi ulang.
3) Recycle
Recyclemerupakan upaya mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai
lagi dan diolah kembali menjadi barang atau sesuatu yang lebih bermanfaat,
misalnya : kemasan kopi diubah menjadi tas, dompet, karpet, aksesori, dan lain-
lain. (Endah, 2015:8-9).
Proses mendaur ulang sampah yang sering dilakukan adalah mendaur
ulang sampah jenis plastik, karena hampir setiap hari pabrik-pabrik menghasilkan
13
produk-produk yang berbahan plastik sehingga jumlah plastik semakin banyak.
Limbah plastik alumunium tidak dapat diuraikan oleh alam dengan sendiri.
Ketika dibiarkan terus menerus maka akan menimbulkan penumpukan sampah.
Pemanfaatan limbah plastik alumunium dapat dilakukan dengan cara daur ulang
(recycle). Dalam penelitian ini limbah plastik alumunium didaur ulang menjadi
aksesoris Bali. Limbah plastik alumunium digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan aksesoris karena memiliki warna yang mengkilat seperti bahan yang
digunakan aksesoris asli dan mudah diproses.
2.2 Pengolahan Limbah Plastik
Pengolahan limbah Plastik alumunium memerlukan beberapa proses yang
harus dilakukan sebelum diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat dan
bernilai tinggi, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih jenis plastik
yang akan digunakan kemudian bersihkan plastik dari sisa-sisa produk yang ada
didalammya dengan cara mencuci menggunakan air mengalir dan sabun agar sisa
produk dan aroma pada plastik hilang. Setelah pencucian, keringkan plastik
dengan cara menjemur atau keringkan dengan lap supaya kering kemudian
kumpulkan sesuai jenis ukuran kemasan (disortir). (Ulli, 2009:7).
Ukuran dan jenis yang digunakan dalam pembuatan aksesoris Bali
berbeda-beda. Untuk aksesris jenis kalung (badhong) menggunakan jenis kemasan
plastik yang memiliki ukuran lebar dan tebal seperti kemasan plastik susu formula
yang memiliki berat 1000 gr (57 cm x 42 cm) sampai 500 gr (42 cm x 29,7 cm).
Untuk aksesoris jenis sunting, mahkta, gelang kana dan ikat pinggang (pending)
menggunakan jenis kemasan plastik yang memiliki ukuran yang sedang dan tebal
14
seperti kemasan plastik susu formula yang memiliki berat 400 gr (25,5 cm x 17
cm) sampai 150 gr (21 cm x 15 cm), sedangkan untuk aksesoris jenis bungan
menggunakan kemasan plastik dengan semua ukuran dan tipis seperti pada
kemasan sereal dan teh celup (box).
Proses pembersihandan penyortiran limbah plastik alumunium disesuaikan
dengan ukuran dan ketebalan pada kemasan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Proses pembersihan kemasan plastik
Gambar Keterangan
Sortir/ pilih plastik alumunium yang akan
digunakan lalu potong bagian tepi plastik sampai
plastik membentuk lembaran
Cuci plastik menggunakan air sabun supaya bau
dan kotoran pada plastik hilang
Jemur plastik sampai kering
15
Tabel 2.2 Proses penyortiran limbah plastik alumunium berdasarkan ukuran dan
ketebalan pada kemasan
Jenis Kemasan Ukuran Ketebalan Kegunaan
Susu formula
(box)
1000 gr (57 cm x 42
cm)-500 gr(42 cm x
29,7 cm).
Tebal
Untuk jenis aksesoris
seperti kalung/badhong
400 gr (25,5 cm x 17
cm) - 150 gr (21 cm
x 15 cm).
Untuk jenis aksesoris
sunting, ikat pinggang,
mahkota, setra gelang
kana.
Sereal dan
kemasan teh
celup (box)
Semua ukuran Tipis
Untuk jenis aksesoris
bunga
Gambar 2.1 Macam-macam ukuran plastik kemasan susu bubuk
Sumber : Peneliti, 2016
16
Setelah plastik bersih dan membentuk lembaran, langkah selanjutnya
adalah proses pembuatan menjadi suatu produk yang bermanfaat. Dalam proses
pembuatannya, memerlukan beberapa teknik dalam pengolahan lembaran
alumunium/logam.Adapun berbagai macam teknik pengolahan lembaran logam,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Mengukur dan memberikan tanda (measuring and marking)
Gambar 2.2 Proses memberi tanda
Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007
Mengukur dan memberi tanda merupakan langkah yang paling awal dalam
membuat apapun. Dalam memberikan tanda bisa menggunakan spidol permanen.
2) Memotong (Cutting)
Gambar 2.3 Proses cutting
Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007
Cutting atau pemotongan dilakukan setelah proses penandaan atau dengan
memotong pola yang sudah ditentukan. Dalam pemotongan ini dapat
menggunakan gunting.
17
3) Melubangi (Punching)
Gambar 2.4 Proses Melubangi
Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007
Dalam proses melubangi memerlukan dasaran yang empuk seperti kayu
pada saat proses melubangi. Dalam proses melubangi ini dapat menggunakan
kater maupun solder panas agar tercipta lubang yang diinginkan.
4) Pemberian Tekstur (Embrossing)
Gambar 2.5 Proses Embrossing
Sumber : penelitian
Embrosing merupakan proses yang hanya dapat diaplikasikan pada lembaran
logam seperti plastik alumunium. Embrosing merupakan proses pemberian tekstur
berdasarkan pola atau motif tertentu sehingga menghasilkan kesan timbul pada
permukaan yang diinginkan. Dalam proses embrosing ini juga dapat dilakukan
mengikuti atau meniru pola dan tekstur material lain. Dalam proses embrossing
pada plastik alumunium menggunakan sesuatu yang agak runcing akan tetapi
tidak tajam. Proses embrossing dapat menggunakan ujung bolpoint atau ujung
pensil.
18
5) Menjahit, menjahit dilakukan denagn benang sulam maupun kawat.(Nurul Wulan
Sari, 2007:9)
Teknik pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
dasar dari limbah lastik alumunium seperti limbah plastik kemasan susu formula
dan kemasan-kemasan lain yang berwarna silver. Bahan tersebut dapat
dimanfaatkan menjadi aksesoris-aksesoris yang memiliki warna dan ciri khas
seperti plastik alumunium, yaitu aksesoris-aksesoris seperti yang digunakan dalam
tari-tarian Bali ataupun daerah lainnya.
2.3 Aksesoris
Aksesoris merupakan segala sesuatu yang dikenakan seseorang dan lebih
banyak pada kalangan wanita yang terbuat dari emas, tembaga, perak, kain, tanah
liat, plastik, kayu dan lain lain untuk menujang penampilan dan menyempurnakan
penataan pada rambut. (Vika Leoni Putri,2015:48). Menurut Rifa’tul Khustiyana
(2016:9) aksesoris merupakan benda-benda yang digunakan seseorang untuk
menambah keindahan bagi seseorang dan tidak untuk menutupi kecantikan yang
sudah ada.aksesoris juga memiliki bentuk yang bermacam-macam yang sesuai
dengan fungsi dan peranan, dan gender, sedangkan menurut Zahral, et al.,
(2015:14) dalam dunia busana, aksesori (atau aksesoris) adalah benda-benda yang
dikenakan seseorang untuk mendukung atau menjadi pengganti pakaian.
Berdasarkan pendapat di atas, aksesoris merupakan benda penghias dan
pelengkap busana yang berfungsi untuk menambah keindahan dan mendukung
penampilan penggunanya.
19
Menurut Wasia Rusbani (1984:193) dalam Etin Solihatin (2015:4)
menyatakan pelengkap busana berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua macam
yaitu:
Pelengkap busana praktis dinamakan millineries dan pelengkap
busana estetis yang dinamakan aksesoris. Millineries adalah
pelengkap busana yang memiliki fungsi yaitu sebagai penambah
keindahan dan fungsi lain yang berguna bagi si pemakai.
Aksesoris adalah pelengkap busana yang berfungsi sebagai
penambah keindahan si pemakai dalam berbusana. Aksesoris ada
yang tergolong tradisional dan ada yang tergolong modern atau
populer.
(Etin Solihatin, Desfriana, Adi Wijanarko, 2015:4)
Aksesoris yang tergolong modern yaitu yang dibuat dari bermacam-
macam bahan,banyak terdapat di pasaran, dan pemakainya dalam mengenakan
tidak terikat waktu sertakesempatan. Bahan yang dipergunakan untuk membuat
aksesoris pelengkap busana beranekaragam, seperti kain, plastik, gelas, kerang,
kulit, kayu dan lain sebagainya. Aksesoris selalu digunakan dari berbagai
kalangan, baik wanita maupun laki-laki, tua ataupun muda. Pada kalangan wanita
aksesoris merupakan hal yang paling penting dalam menunjang penampilan agar
terlihan menarik. Adapun macam-macam aksesoris yang sering digunakan antara
lain :
1) Cincin (rings), cincin merupakan jenis perhiasan yang dikenakan pada jari-jari
tangan. Cincin juga sering digunakan saat proses pernikahan sebagai tanda sebuah
ikatan.
2) Anting (earrings), anting merupakan jenis perhiasan yang dipakai pada bagian
telinga. Anting juga mempunyai beberapa macam jenis, yaitu jenis anting-anting
dan giwang. Anting-anting merupakan hiasan telinga yang apabila dipakai dapat
20
bergerak atau terayun-ayun, sedangkan giwang merupakan jenis perhiasan yang
dipakai langsung menancap pada telinga dan apabila dipakai tidak bergerak atau
berayun-ayun.
3) Gelang (bracelets), gelang merupakan perhiasan yang dipakai pada pergelangan
tangan ataupun kaki.
4) Kalung (necklace), merupakan perhiasan yang dipakai pada leher. Kalung
mempunyai beberapa jenis yang dikelompokkan dari berbagai macam ukuran.
Kalung yang langsung menempel pada leher disebut chocker, kalung yang
berukuran pendek disebut beads, kalung yang ukurannya sedang disebut chain,
sedangkan kalung yang berukuran panjang disebut opera lenghth.
5) Jam tangan atau arlogi (watch), merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada
pergelangan tangan dan bisa digunakan sebagai petunjuk waktu.
6) Kaca mata (glasses) merupakan aksesoris yang berbentuk lensa tipis yang
digunakan untuk melindungi bagian mata dan digunakan untuk menormalkan atau
mempertajam penglihatan. Akan tetapi, saat ini kaca mata tidak hanya digunakan
sebagai alat bantu penglihatan. Kacamata juga digunakan sebagai pelengkan
fashion dan bahkan digunakan sebagai alat bantu untuk menikmati hiburan seperti
kacamata 3 dimensi.
7) Jepit rambut/ikat rambut/hiasan kerudung, merupakan aksesoris yang dikenakan
kalangan wanita yang memakai jilbab maupun tidak.
8) Bando, merupakan aksesoris yang digunakan sebagai penyangga rambut.(E.
Lutfia Zahra 2015:14-15)
21
Menurut Leoni Putri (2015:48) hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
aksesoris adalah bentuk, warna, ukuran dan bahan yang disesuaikan dengan
trendpenataan rambut yang di gunakan.Adapun hal yang harus diperhatikan pada
saat proses pembuatan aksesoris antara lain :
1. Bentuk
Bentuk dalam pengertian dua dimensi akan berupa gambar yang tidak
bervolume, sedangkan dalam pengertian tiga dimensi adalah unsur rupa yang
berbentuk karena ruang dan volume.Bentuk ada dua macam, bentuk dengan
struktur beraturanan dan teratur (bentuk geometris), serta bentuk yang tidak
beraturan (bentuk organis). (Warsidi, 2008:27).
Menurut Ernawati ( 2008:206-207) berdasarkan jenisnya bentuk
terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu:
(1)Bentuk naturalis adalah bentuk yang berasal dari bentuk-
bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentuk-bentuk
alam lainnya. (2)Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat
diukur dengan alat pegukur dan mempunyai bentuk yang teratur,
contohnya bentuk segi empat, segi tiga, bujur sangkar, kerucut,
lingkaran dan lain sebagainya.(3) sedangkan bentuk dekoratif
merupakan bentuk yang sudah dirobah dari bentuk asli melalui
proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri khas bentuk aslinya.
Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias pada sulaman atau
hiasan lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk
sebenarnya. Bentuk ini lebih banyak di pakai untuk menghias
bidang atau benda tertentu. (4)Bentuk abstak merupakan bentuk
yang tidak terikat pada bentuk apapun tetapi tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip desain.
Bentuk aksesoris dalam penelitian ini menggunakan bentuk dekoratif yaitu
bentuk yang sudah dirubah dari bentuk asli seperti halnya pembuatan produk
aksesoris yang menyerupai sunting, mahkota, kalung/badhong, gelang kana, ikat
pinggang/pending serta bunga kompyeng. Menurut Sachri (2006:69) proporsi
22
adalah unsur kesebandingan ideal yang dapat dicercap oleh persepsi pengamat
sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek gambar.
2. Warna
Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh pantulan cahaya pada mata.
Secara garis besar warna dibedakan menjadi 3 macam yakni warna primer,
sekunder, dan tersier.(Febrianto, 2014:148). Menurut Sachari (2006:68) warna
dapat mencapai tingkat harmoni jika diperimbangkan aspek keseimbangannya,
keteraturannya serta kekontrasan antara dua atau lebih jenis warna yang
didekatkan satu sama lain.
Menurut Ernawati (2008:207) Warna merupakan unsur desain yang paling
menonjol. Dengan adanya warna menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu
warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang
dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan
mempunyai variasi yang sangat banyak yaitu warna muda, warna tua, warna
terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang, sedangkan dilihat dari
sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau, orange dan lain sebagainya.
Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna lembut, warna ringan,
warna sedih, warna gembira dan sebagainya maka ini disebut juga dengan watak
warna.
Warna aksesoris dalam penelitian ini menggunaan warna asli dari limbah
plastik alumunium yaitu warna silver/perak dan menggunakan warna merah untuk
23
dasaran aksesoris serta kuning, hijau dan merah untuk penambahan manik-
maniknya.
3. Ukuran
Ukuran adalah bilangan yang menunjukan besar kecilnya satuan ukuran
atau satuan benda. (Sachari, 2006:68). Menurut Ernawati (2008:207) ukuran
merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda
lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur
ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan keseimbangan.
Apabila ukurannya tidak seimbang maka desain yang dihasilkannya akan
kelihatan kurang baik. Penggunaan aksesoris menyesuaikan dengan ukuran
aksesoris Bali asli yang di kenakan agar bentuknya seimbang.
4. Bahan
Bahan berdasarkan pegangannya dapat dibedakan menjadi bahan tebal,
tipis, lembut, kaku, licin, dan kasar. Berdasarkan penglihatannya dibedakan
menjadi bahan kusam, berkilau, tembus pandang, tidak tembus pandang, jarang,
rapat, polos dan bermotif. (Rostamailis, 2005:149). Bahan aksesoris Bali biasanya
terbuat dari logam, perak, emas dll.
Menurut Etin (2015: 4) ada 2 golongan aksesoris :
1. Aksesoris non tradisional atau modern
Aksesoris non tradisional merupakan aksesoris yang biasa dikenakan
sehari-hari maupun pesta, seperti : Perhiasan (anting-anting,kalung, gelang dan
bros), selendang, sabuk, dasi, syal, sarung tangaan, tas, topi, arlogi, kacamata dan
pin.
24
2. Aksesoris tradisional
Aksesoris tradisional merupakan bagian dari busana tradisional sebagai
pelengkap yang menjadi ciri khas dan biasanya digunakan sebagai pelambang
tertentu baik untuk keperluan adat, tari, maupun pengantin, seperti : sindur,
kembang goyang, usuk konde, keris, gonjer dan lain-lain.Aksesoris tradisional
banyak digunakan pada acara-acara adat seperti pernikahan daerah, tari-tarian
tradisional, serta upacara adat. Pada umumnya, aksesoris-aksesoris tersebut
terbuat dari berbagai macam bahan seperti : emas, perak, tembaga, logam, dan
lain-lain.
Indonesia memiliki banyak budaya, adat dan istiadat yang merupakan
warisan turun temurun yang harus dilestarikan dan dijaga, diantaranya adalah :
makanan, tarian, upacara adat, bahkan busana adat. Salah satu yang menjadi ciri
khas dari indonesia adalah adat-adat tradisional daerah Bali. Bali meliliki berbagai
macam upacara adat dan tarian yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi
indonesia.Selain upacara adat dan tariannya, busana dan aksesoris yang dikenakan
juga meliliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Busana dan aksesoris pengantin
Bali meliki ciri khas berwarna kuning keemasan dan merah. Menurut Mila
Karmila (2010:13) aksesoris bali terdiri dari badong, gelang kana, gelang naga,
mawar merah, bunga cempaka putih dan kuning, sandat perak, bunga sasak, puspa
lembo, dan gonjer.Seiring perkembangan jaman, banyak aksesoris maupun busana
Bali yang mengalami perubahan dan perkembangan akan tetapi tetap
mengutamakan sentuhan etnik dan budaya yang dimiliki daerah Bali yang disebut
sebagai modifikasi. (Mila, 2010:12). Berikut adalah gambar dari penari Bali :
25
Gambar 2.6 Penari Bali
Sumber: httpigps-pekenbali.blogspot.co.id201201tarian-bali-klasik-oleg-
tamulilingan.html
Adapun macam-macam bentuk aksesoris yang akan digunakan dalam
sebagai acuan dalam pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar plastik
alumunium adalah sebagai berikut :
1. Sunting
Sunting merupakan bentuk aksesoris yang dikenakan pada bagian kepala
berbentuk runcing.
Gambar 2.7 Sunting
Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html
26
2. Mahkota
Mahkota merupakan bentuk aksesoris yang dikenakan di kepala dan terletak di
depan sunting.
Gambar 2.8 Mahkota
Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html
3. Kalung/ Badong
Kalung/badhong merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada bagian leher.
Gambar 2.9 Kalung/Badong
Sumber: https://www.oleh2bali.com/shop/badong-aksesoris-pakaian-tari-bali
4. Gelang kana 1 pasang
Gelang kana sepasang merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada kedua
lengan bagian atas kanan dan kiri.
Gambar 2.10 Gelang Kana
Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html
27
5. Ikat pinggang/pending emas/bekeng
Ikat pinggang/pending emas/bekeng merupakan jenis aksesoris yang dikenakan
pada bagian perut sebagai ikat pinggang.
Gambar 2.11 Pending/Bekeng
Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html
6. Bunga kompyeng
Bunga kompyeng merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada bagian sanggul
sebagai penghias sanggul.
Gambar 2.12 Bunga Kompyeng
Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html
Penelitian ini melakukan eksperimen dengan membuat akssesoris Balidari
limbah plastik alumunium yang memberikan nilai ekonomis dan mempunyai efek
mengkilap.
2.4 Pembuatan Produk
Proses pemembuatan aksesoris dari limbah plastik alumunium meliputi 3
tahap yaitu Persiapan bahan dasar, perencanaan dan pembuatan produk. Dalam
pengloahan limbah ini meliputi penyortiran, pembersihan serta pengeringan.
28
perencanaan meliputi pembuatan desain, persiapan alat dan bahan proses
selanjutnya adalah pembuatan produk. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2.3 Pembuatan Produk
No Keterangan
1 Persiapan Bahan Dasar (limbah plastik alumunium)
Dalam proses persiapan bahan, hal yang perlu dilakukan antara lain :
Penyortiran (berdasarkan ukuran dan ketebalan)
Pembersihan
Pengeringan
2 Perencanaan
Pembuatan Desain dan Pola
Gambar Desain AB1
(Sunting)
Hasil Jadi AB1
(Sunting)
Pola bawah
Pola atas
29
Gambar Desain (Mahkota) Pola AB2Mahkota
Hasil Jadi AB2(Mahkota)
Gambar Desain AB3(kalung/badhong) Pola AB3 (kalung/badhong)
Hasil Jadi AB3(kalung/badhong)
13 cm
30
Gambar Desain AB4(Gelang Kana) Pola AB4(Gelang Kana)
Hasil Jadi AB4(Gelang Kana)
Gambar Desain AB5(Ikat Pinggang/pending)
Pola ikat pinggang Pola tengah
Hasil Jadi AB5(Ikat Pinggang/pending)
15 cm
8cm
31
Gambar desain AB6(Bunga Kompyeng)
Pola bunga
Hasil Jadi AB6(Bunga Kompyeng)
Persiapan Alat dan bahan
Alat Gunting Besar/ gunting kawat
Untuk memotong kawat
Gunting Biasa
Untuk memotong plastik alumunium dan benang
Pensil /bolpoint tidak terpakai
10 cm
10 cm
10 cm 8 cm
7 cm 6 cm
32
Untuk membuat desain atau pola timbul pada plastik alumunium
Pisau Kater
Untuk memotong/ melubangi plastik alumunium
Tembakan Lem
Untuk melelehkan lem
Penggaris
Untuk membuat pola lurus saat memotong
Jarum Jahit
Untuk menjahit bagian yang harus dijahit
Penjepit
Untuk mengambil dan menaruh manik-manik
Mesin jahit Untuk menjahit dasaran aksesoris
Bahan Plastik Alumunium
33
Sebagai bahan dasar pembuat aksesoris
Benang
Untuk mengaitkan pola-pola yang akan dibentuk
Lem
Untuk menyatukan bentuk aksesoris
Double Tape
Untuk menyatukan bentuk aksesoris
Rangka Bando
Untuk kerangka aksesoris berbentuk bando
Manik-manik
Sebagai bahan pelengkap /hiasan
Jepit Rambut
34
Penjepit yang dipasang pada aksesoris
Kawat
Untuk kerangka aksesoris
Kain
Untuk dasaran aksesoris
Kain kapas tebal
Untuk lapisan dasaran aksesoris agar kaku
3 Pembuatan Produk (sunting) AB1
Potong plastik berbentuk persegi dengan ukuran panjang 8cm lebar 6cm.
Lipat menjadi dua bagian
35
Potong zig-zag seperti gambar dibawah
Lipat bagian bawah lalu ikat menggunakan benang.
Siapkan kerangka aksesoris dengan menggunakan kawat dan bando
Tempel lipatan-lipatan plastik pada kerangka sampai membentuk kerucut
Buat desain menyerupai sunting sebanyak 2 bagian (untuk bagian depan
dan belakang
Buat sunting lapisan kedua
Siapkan 14 potong kawat tipis.
Potong plastik alumunium berbentuk runcing.
Beri serat dengan cara memberi garis-garis dengan pensil.
36
Lilitkan plastik pada bagian bawah pada kawat.
Buat sebanyak 14 kawat
Lilitkan 2 kawat menjadi 1 sepanjang 2 cm
Satukan 7 lilitan kawat sampai pada bagian bawah dan lapisi kawat dengan
menggunakan plastik alumunium yang dililitkan pada kawat.
Tempelkan bentuk kedua pada bagian samping sampai membentuk kerucut
Tempelkan sunting bagian depan dan belakang
AB2 (mahkota)
Potong plastik berbentuk tengah mahkota dan gambar bentuk ukiran
sesuai desain pada plastik bagian dalam.
37
Lubangi plastik dengan menggunakan silat tajam sesuai desain.
Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika
Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain
kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1
garis tanpa jahitan untuk membalik kain.
Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.
Bentuk kawat meruncing menjadi 3 bagian
Tempel kawat pada kain di bagian tepi dan tengah dengan cara menjelujur
Tutupi kawat yang dijelujur dengan kain agar terlihat rapi.
38
Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di
bentuk
Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.
AB3 (kalung/badhong)
Buatlah desain bentuk dengan menggunakan kertas manila
Cetak desain pada plastik alumunium.
Gambar motif pada plastik alumunium.
Setelah motif selesai, potong pinggiran plastik sesuai desain.
Beri lubang pada motif dengan menggunakan silet lancip.
39
Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika
Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain
kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1
garis tanpa jahitan untuk membalik kain.
Jelujur kawat sesuai pola dengan menggunakan benang.
Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.
Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di
bentuk
Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.
AB4 (gelang kana)
Potong plastik sesuai pola dan gambar bentuk ukiran sesuai desain pada
plastik bagian dalam.
40
Lubangi plastik dengan menggunakan silat tajam sesuai desain.
Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika
Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain
kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1
garis tanpa jahitan untuk membalik kain.
Jelujur kawat sesuai pola dengan menggunakan benang.
Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.
Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di
bentuk
41
Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.
AB5 (ikat pinggang/pending)
Jait kain panjang untuk sabuk
Potong plastik sesuai pola dan gambar bentuk ukiran sesuai desain pada
plastik bagian dalam.
Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika
Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain
kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1
garis tanpa jahitan untuk membalik kain.
Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.
Beri tempat sabuk pada bagian belakang.
Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di
bentuk
Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.
Potong plastik bebentuk persegi panjang dengan ukuran 6cm x 9cm
sebanyak 10 lembar lalu beri motif sesuai desain.
42
Tempel lembaran yang sudah diberi mtif pada ikat pinggang yang sudah
disediakan yang berukuran 100 cm, kemudian masukkan ikat pinggang
pada bagian belakang aksesoris
AB6 (bunga kompyeng pada sanggul)
Potong beberapa plastik alumunium berbentuk persegi panjang sesuai
ukuran bunga (bunga besar 8cm x10cm, bunga sedang 7cm x 10cm, bunga
kecil 6cm x 10cm)
.
Tumpuk 5 lembar plastik alumunium yang sudah dipotong persegi
panjang.
Lipat seperti melipat kipas.
Ikat tengah lipatan dengan benang berwarna silver lalu buka (dilebarkan
seperti kipas).
Tarik satu per satu lembaran plastik alumunium kearah atas hingga
membentuk bunga.
Beri manik-manik pada tengah-tengah bunga sebagai putik agar lebih
indah.
Potong plastik alumunium berbentuk runcing.
Beri serat dengan cara memberi garis-garis dengan pensil.
Rangkai dan lem bunga dan gonjreng pada jepit rambut
43
2.5 Kerangka Berfikir
Limbah plastik alumunium sangat mencemari lingkungan karena sifatnya
yang tidak dapat terurai. Limbah plastik alumunium dapat memberikan
keuntungan bagi kehidupan masyarakatdengan cara daur ulang (recycle). Selain
mengurangi pembuangan limbah juga dapat meningkatkan nilai jual limbah
plastik alumunium. Dalam penelitian ini plastik alumunium jenis kemasan susu
bubuk, sereal serta teh celup dipilih sebagai bahan baku aksesoris, karena sifatnya
yang kuat, mudah diproses, dibentuk dan berwarna silverserta mengkilat yang
apabila dilihat kasat mata menyerupai bahan yang digunakan aksesoris Bali.
Produk aksesoris kemudian diuji kelayakannya sehingga aksesoris layak
digunakan. Kelayakan produk diuji oleh 3 panelis yaitu dosen kecantikan
Universitas Negeri Semarang, pimpinan sanggar tari serta penjual aksesoris
tradisional dan modern, dan didukung dengan uji kesukaan kepada 14 responden
yaitu 2 dosen kecantikan dan 2 busana Universitas Negeri Semarang serta 10
mahasiswa seni tari Universitas Negeri Semarang.
44
Gambar 2.13 Skema Kerangka Berfifkir
Analisis
Hasil
3 Panelis Ahli :
1. Dosen Kecantikan
2. Pemilik Sanggar Tari
3. Penjual Aksesoris
Modern dan Tradisional
Masalah: Limbah Plastik Alumunium
Limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan
Aksesoris Bali.
Pembuatan aksesoris dari limbah plastik
alumunium
Produk aksesoris limbah plastik alumunium
Uji kelayakan
Penilaian
Uji kesukaan
14 responden :
� 4 Responden Terlatih (2 Dosen
Kecantikan, 2Dosen Busana)
� 10 Responden Agak Terlatih
(Mahasiswa Seni Tari)
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan:
5.1.1 Validitas teknik pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik
alumunium melalui proses sebagai berikut :
Limbah plastik alumunium, disortir (dipotong menjadi lembaran), dicuci dan
dijemur agar kering kemudian diolah menjadi produk aksesoris Bali yang sesuai
prosedur dengan langkah pertama yaitu membuat desain atau pola pada lembaran
plastik alumunium, kemudian diberi tekstur dengan menggunakan teknik memberi
gambar atau memberi tekstur (embrossing) dan kemudian dilubangi (punching) .
5.2.1 Produk aksesoris Bali dari limbah plastik alumunium dinyatakan layak
oleh ahli. Semua sampel produk dinyatakan layak dengan hasil penelitian
diperoleh bahwa produk AB5 (ikat pinggang/pending) memperoleh kriteria
kelayakan tertinggi karena bentuk sangat menyerupai aksesoris asli
78
5.2 Saran
Saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu
sebagai berikut :
5.2.1 Penelitian yang dihasilkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dibidang kecantikan kepada seluruh masyarakat tentang limbah plastik
alumunium yang dapat dimanfaatkan untuk produk aksesoris, terutama
aksesoris Bali.
5.2.2 Penelitian yang dihasilkan ini dapat memberi informasi dan wawasan
kepada masyarakat yang berkecimpung dibidang kecantikan sebagai
alternatif pengembangan bahan baku untuk pembuatan aksesoris Bali.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbitan Angkasa.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Darmaja, A. 2015. Pakaian Pengantin dan Tari Bali Online at
http//agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-
bali.html [access 11/01/2017]
Endah, R.A. 2015. Kreasi dari Limbah Plastik. Surabaya : Tiara Aksara.
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2. Jakarta :DirektoratPembinaanSekolah
Febrianto, M.F.M. 2014. Penerapan Media Dalam Bentuk Pop Up Book pada
Pembelajaran Unsur-Unsur Rupa untuk Siswa Kelas 2 SD NU Kanjeng
Sepuh Sidayu Gresik. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya.2 (3) :146-153.
Hermono, U. 2009. Inspirasi dari Limbah Plastik. Jakarta : PT Kawan Pustaka.
Karmila, M. 2010. Bahan Perkuliahan Busana Pengantin (Bu 474) Busana Pengantin Bali. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Kartika,Bambang. 1998. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan Pau Pangan dan Gizi.Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta : Rajawali Pers
Khustiyana, R. 2016. Pelatihan Keterampilan Membuat Aksesoris dari Bahan Dasar Kain Perca dan Manik-manik Bagi Eks Wanita Tuna Susila Pasca Penutupan Lokalisasi Jarak Surabaya.
Meiliza, Y. 2013.Usaha Daur Ulang Limbah Plastik di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru
Prihandayani, A. 2016. Jurnal : Pelatihan Keterampilan Membuat Aksesoris
Rambut (hair piece) dari Limbah Sisik Ikan bagi PKK Kutisari Indah
Barat Surabaya. Vol 05 No 03 (51-58)
Putri, V.L. 2015. Jurnal Pemanfaatan Limbah Rambut Sebagai Aksesoris Hair
Piece Untuk Penataan Sanggul Modern. Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Surabaya. 4 (1) : 47 – 51.
80
Rostamailis,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Kejuruan.
Sachri, Agus. 2007. Seni Rupa dan Desain.Bandung : Erlangga
Sahwan, F.L. Djoko H.M. Sri W. Lies A. Wisoyodharmo. 2005. Jurnal : Sistem
Pengolahan Limbah Plastik Di Indonesia. (1):311-318
Sari, N.W. 2007. Serial Rumah Pernik Interior. Jakarta : PT Gramedia
Setyahadi, A. 2013. Alumunium Foil dan Penggunaannya. Online at
http://alumunium-dan-penggunaannya-alfredsetyahadi.html [access
24/02/2016 pukul 16:22 WIB]
Solihatin, E. Desfriana. Andi W. 2015. Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat :
Training of Trainer bagi Mahasiswa KKN tentang Pemanfaatan
Limbah Kain dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat.Vol 12 No 1 (3-
6)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsir, Elvira. 2008. Ilmu Pangan. Online at http://IlmuPangan-
Bahayadankeuntungankemasanprimer.html [access 24/02/2016 pukul
16:22 WIB]
Warsidi Edi. 2008. Pengolahan Limbah Kertas Dan Plastik. Bandung : PT.Puri
Delco.
Zahra, E.L. Melly P. Vera U.GP. 2015. Jurnal Pengabdian Masyarakat :
Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK Kelurahan Rawamangun dalam Pelatihan
Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Aksesoris dengan Basis Industri
Kreatif .Vol 12 No 1 (13-20)