kelas xi kd iv hubungan internasional

Upload: dolly-yap

Post on 09-Jul-2015

1.466 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1

BAB IV HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONALStandar Kompetensi: 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional. Kompetensi Dasar: 4.1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara. 4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional. 4.3. Menganalisis fungsi Perwakilan Diplomatik. 4.4. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional 4.5. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia.

A. PENDAHULUAN------------------ada gambar sekelompok masyarakat dunia yang sedang bersidang ------------------Negara Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, setelah memperoleh pengakuan baik de facto maupun de jure berhak untuk menentukan nasibnya sendiri termasuk dalam hal kebijakankebijakan luar negerinya. Sebagai sebuah negara, bangsa Indonesia menyadari bahwa kita tidak mungkin sanggup untuk memenuhi semua kebutuhan tanpa bantuan dari bangsa atau negara lain. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya diperlukan kerja sama dalam bentuk hubungan internasional. Kerjasama dengan bangsa lain mutlak diperlukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan warganya dan pencapaian kepentingan nasional. Hubungan antar bangsa atau negara harus dilandasi oleh prinsip persamaan derajat. Negara Indonesia dalam mengadakan hubungan internasional, menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional. Hal ini terutama ditujukan untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Oleh sebab itu peran para diplomat Indonesia di luar negeri agar benar-benar

2 mampu memberi informasi yang seluas-luasnya untuk masyarakat dunia tentang negara Indonesia yang sesungguhnya. Peran media massa tentang citra kurang baik negara Indonesia di luar negeri, secara perlahan-lahan harus dicounter dengan pemberitaan yang seimbang. Selain itu, para diplomat juga harus mampu memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional. Untuk kepentingan hubungan dan kerja sama internasional yang lebih luas baik dari aspek politis maupun legal formal, negara Indonesia telah menjadi anggota PBB yang ke 60 pada tanggal 28 September 1950. Demikian juga dengan negara-negara lain, negara Indonesia telah menempatkan perwakilan diplomatik atau konsulernya di negara lain.

B. PENGERTIAN, PENTINGNYA DAN SARANA-SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI SUATU NEGARA 1. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksnaan Politik Luar Negeri RI (Renstra), adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subyek-subyek, seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, dan politik internasional. Untuk dapat memahami lebih jauh tentang pengertian hubungan internasional, berikut ini ada beberapa pengertian menurut beberapa ahli. a. Charles A. MC. Clelland Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. b. Warsito Sunaryo Hubungan internasional, merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai : negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional. c. Tygve Nathiessen Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional, organisasi dan administrsi internasional dan hukum internasional

Fokus Kita :Komponen-komponen yang harus ada dalam hubungan internasional, antara lain : a. Politik internasional (International Politics). b. Studi tentang peristiwa internasional (The Studi of Forcight Affair). c. Hukum Internasional (International Law).

3

Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjeksubjek internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.

2. Arti Penting Negara

Hubungan

Internasional

bagi

suatu

Suatu negara dapat mengadakan kerja sama antar negara atau hubungan internasional, mana kala telah diakui kemerdekeaan dan kedaulatannya baik secara de facto maupun de jure oleh negara lain. Hubungan antar negara merupakan salah satu hubungan kerjasama mutlak diperlukan, karena tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak bergantung kepada negara lain. Ketergantungan inilah yang menuntut diperlukannya hubungan antar negara. Dalam Pelaksanaan hubungan antar negara perlu dilandasi dengan prinsip persamaan derajat dan didasarkan pada kemauan bebas dalam melaksanakan hubungan tersebut. Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor-faktor sebagai berikut : Faktor internal : Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain. Faktor eksternal : a. Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. b. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan kerja sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang menyangkut kepentingan nasional negara masingmasing. c. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.

Fokus Kita :Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip-prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

4 Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional. Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk : Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara. Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

Bonus Info KewarganegaraanPERIHAL HUBUNGAN INTERNASIONALDalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional diperankan hanya oleh para diplomat (dan mata-mata) selain tentara dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep baru hubungan internasional, berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik internasional. Peran perusahaan multinasional seperti Monsanto dalam WTO (World Trade Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar dari peran Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi korupsi-nya di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar. Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting, karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukannya legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB. Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia (peace keeping

5 force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia. Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?).http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Hubungan _internasional

3. Sarana-Sarana Hubungan Internasional bagi suatu NegaraSuatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung dengan baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak. Pedoman-pedoman internasional, harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan internasional adalah sebagai berikut : a. Asas-Asas Hubungan Internasional Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang menyatukan diri di dalamnya. Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-masing. Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan lainnyan saling mempengaruhi : Asas Teritorial Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya. Asas Kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini

6 mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing. Asas Kepentingan Umum Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan negara lain perlua ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional. Walaupun demikian, kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-batas negara, wajib militer dan wajib pajak.

Bonus Info KewarganegaraanMULTILATERALISMEMultilateralisme adalah suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB dan WTO, bersifat multilateral. Pendukung utama multilateralisme secara tradisional adalah negara-negara berkekuatan menengah seperti Kanada dan negara-negara Nordik. Negara-negara besar sering bertindak secara unilateral, sedangkan negara-negara kecil hanya memiliki sedikit kekuatan langsung terhadap dalam urusan internasional, selain berpartisipasi di PBB, misalnya dengan mengkonsolidasikan suara mereka dengan negara-negara lain dalam pemungutan suara yang dilakukan di PBB. Dalam filosofi politis, lawan dari multilateralisme adalah unilateralisme.http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Hubun gan_internasional

b. Faktor-faktor Penentu Dalam Hubungan Internasional Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) Kekuatan Nasional (National Power), 2) Jumlah Penduduk, 3) Sumber Daya, dan 4) Letak Geografis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan internasional.

7 Pertama : Jika suatu Negara telah memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut dengan baik, mereka relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional.

Kedua : Namun jika suatu negara yang memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional. Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat, hampir semua negara berkembang maupun negara maju telah mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain (hubungan internasional). Sebagai ilustrasi, dapat dilihat pada bagan berikut ini. NEGARA MAJU

A

B

NEGARA BERKEMBANG

CNEGARA TERBELAKANG Ketiga kelompok negara tersebut di atas (A, B, dan C) saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi (hubungan) internasional. Mengingat yang melatar belakangi terjadinya hubungan internasional antar negara itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, maka terjadilah pengelompokan bentuk hubungan internasional yang sekarang ini. Adapun titik berat dalam hubungan internasional, ada yang menekankan pada : bidang Pertahanan dan keamanan (Hankam), bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan bahkan ada negara yang hanya menekankan di bidang Idiologi saja. Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama antar negara merupakan jalinan antar negara yang mengacu pada beberapa landasan hukum, yaitu : a. Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan ketentuan-ketentuan tentang hal-hal berikut : 1) PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan. 2) PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan dan hak menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia. 3) PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta menghormati hak-hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa dan agama. 4) PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian masalah internasional.

8 b. Perjanjian internasional (traktat = treaty) adalah suatu persetujuan (agreement) yang dinyatakan secara formal antar dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemudian, pihak-pihak tersebut terikat oleh kesepakatan, baik masa damai maupun pada masa perang. Pada umumnya, traktat ditaati oleh pihak-pihak yang berkepentingan karena adanya asas pacta sun servanda (persetujuan antar negara harus dihormati). c. Secara khusus terdapat dalam Deklarasi hukum laut internasional. Indonesia sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang di dalamnya menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut teritorial. Deklarasi ini diakui PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.

Bonus Info KewarganegaraanDalam membina hubungan internasional, diperlukan adanya taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannyan dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik. Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang berperan sebagai berikut : a. Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut. b. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. c. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain. d. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaikbaiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pengertian, Pentingnya dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut : 1. Berikan ulasan kembali tentang pengertian hubungan internasional sesuai pendapat anda dan tokoh-tokoh terkenal ! Pendapat anda tentang hubungan internasional ? ...........................................................................

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

9 ................................................................................................................ ................................................... ................................................................................................................ ................................................... N o 1. Tokoh Charles A. MC. Clelland Warsito Sunaryo Uraian Singkat .................................................................................. ...................................... .................................................................................. ...................................... .................................................................................. ...................................... .................................................................................. ......................................

2.

2. Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Berikan penjelasan singkatnya ! a. Asas persamaan derajat: ............................................................................................ ................ .......................................................................................................... .................................................. b. Kemauan bebas: ............................................................................................... ............................ ........................................................................................................... ................................................. 3. Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat faktorfaktor penentu berupa ; kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya dengan hubungan internasional ! Jumlah Penduduk ..................................................... ......................... ..................................................... ......................... ..................................................... ......................... Letak Geografis ..................................................... ......................... ..................................................... ......................... ..................................................... .........................

4. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya asas pacta sunt servanda ! ................................................................................................................ ...................................................

10 ................................................................................................................ ................................................... 5. Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara negara maju dengan negara berkembang dalam hubungan internasional perihal faktor-faktor penentu kekuatan nasional dan sumber daya di bawah ini ! Persamaan ..................................................... ........................ ..................................................... ........................ ..................................................... ........................ Perbedaan ..................................................... ......................... ..................................................... ......................... ..................................................... .........................

C. TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL 1. Pengertian Perjanjian InternasionalHubungan internasional yang merupakan hubungan antar negara, pada dasarnya adalah hubungan hukum. Ini berarti dalam hubungan internasional telah melahirkan hak dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang saling berhubungan. Dan lazimnya hal demikian itu akan diawali dengan perjanjian pembukaan hubungan de facto tetap (konsuler) sampai pada akhirnya berupa de jure penuh (perwakilan diplomatik) yang bersifat bilateral. Seperti halnya dalam memberikan pengertian hukum, politik maupun ilmu-ilmu sosial lain, maka pengertian perjanjian internasionalpun sangat beragam. Berikut ini beberapa pengertian yan dikemukakan oleh para ahli. Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M. Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu. Oppenheimer-Lauterpacht Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya. G. Schwarzenberger Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional. Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional, juga negara-negara. Konferensi Wina tahun 1969 Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya, perjanjian internasional mengatur perjanjian antarnegara saja selaku subjek hukum internasional.

11 Dalam arti etis normatif, setiap subjek pembuat perjanjian hendaknya secara moral dan hukum benar-benar bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Contoh: Konvensi Hukum Laut Internasional telah menetapkan landas kontinen sedalam 200 meter. Hal ini telah disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Muangthai pada tanggal 21 Desember 1971 untuk Common Point di Selat Malaka. Meskipun kedalam 200 meter sulit dimonitor oleh setiap kapal yang lewat, namun masing-masing negara tersebut harus mau mematuhi batas-batas hak dan kewajibannya. Pendapat Accademy of Sciences of USSR Suatu Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara-negara mengenai pemantapan, perubahab atau pembatasan daripada hakhak dan kewajiban mereka secara timbal balik.

Bonus Info KewarganegaraanPerjanjian Internasional menjadi hukum terpenting bagi hukum internasional positif, karena lebih menjamin kepastian hukum. Di dalam perjanjian internasional, diatur pula hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban antara subjek-subjek hukum internaional (antar negara). Dalam membuat suatu perjanjian internasional, yang paling penting adalah adanya kesadaran masing-masing pihak yang membuat perjanjian untuk secara etis normatif mematuhinya. Menurut Paal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, Perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumbersumber hukum internasional lainnya. Hal itu dapat dibuktikan terutama dalam kegiatan-kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian antara para subjek hukum internaional yang mem[unyai kepentingan sama. Misalnya, Deklarasi Bangkok 1968 yang melahirkan organisasi ASEAN dengan tujuan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk itu, negaranegara ASEAN sepakat menolak kehadiran militer asing yang tidak ada kepentingannya dengan ASEAN. Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting karena ada beberapa alasan yang perlu kita pahami : a Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional diadakan secara tertulis. b Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama di antara para subjek hukum internasional. Dari dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak atau karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah (batal demi hukum).

12

2. Penggolongan Perjanjian Internasional Klasifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan atas: Menurut Subjeknya a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum internasional. b. Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya, seperti antara organisasi internasional Tahta Suci (Vatican) dengan organisasi Uni Eropa. c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni Eropa. Menurut Isinya a. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh: Nato, ANZUS, dan SEATO. b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh: CGI, IMF, IBRD, dan sebagainya. c. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia RRC), ekstradisi dan sebagainya. d. Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan sebagainya. e. Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dan sebagainya. Menurut Proses/Tahapan Pembentukannya a. Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi b. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan) kata persetujuan dan agreemaent). Menurut Fungsinya a. Perjanian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanian yang melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: konfernsi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatik. Konvensi Montego tentang Hukum laut internasional tahun1982, dan sebagainya. b. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh: Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas wilayah, pemberantasan penyeludupanpenyelundupan dan sebagainya. 3. Istilah-Istilah Lain Perjanjian Internasional Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional (traktat) berdasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian internasional serta

13 keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan perjanjian. Istilah lain dari perjanjian adalah berikut ini. N o 1. Nama Traktat (Treaty) Konvensi (Conventio n) Protokol (Protocol) Uraian Keterangan

2.

3.

4.

Persetujua n (Agreeme nt) Perikatan (Arrangem ent) Proses Verbal

5.

Yaitu, perjanjian paling formal Perjanjian ini khusus yang merupakan persetujuan mencakup bidang dari dua negara atau lebih. politik dan bidang ekonomi. Yaitu persetujuan formal yang Persetujuan ini harus bersifat multilateral, dan tidak dile-galisasi oleh berurusan dengan wakil-wakil yang kebijaksanaan tingkat tinggi berkuasa penuh (high policy). (plaenipotentiones). Yaitu persetujuan yang tidak Mengatur masalahresmi dan pada umumnya masalah tambahan tidak dibuat oleh kepala seperti penafsiran negara. klausal-klausal tertentu. Yaitu prjanjian yang berifat Agrement tidak teknis atau admistratif diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi traktat atau konvensi. Yaitu istilah yang digunakan Perikatan tidak untuk transaksi-transaksi seresmi traktat dan yang bersifat sememtara. konvensi. Yaitu catatab-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan-catatan suatu permufakatan. Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan interna-sional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internaional. Yaitu perjanjian internasional yang berbentuk traktat, dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila Proses verbal diratifi-kasi. tidak

6.

7.

Piagam (Statute)

Piagam itu dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi (seperti piagam kebebasan transit).

8.

Deklarasi (Declarati on)

Deklarasi sebagai persetu-juan tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang

14 menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat atau konvensi. Yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanen, terinci, dan sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi. Yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral. Yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi. Yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi. penting.

9.

Modus Vivendi

10 Pertukara . n Nota

Akibat pertukaran nota ini timbul kewajiban yang menyangkut mereka.

11 Ketentuan . Penutup (Final Act)

12 Ketentuan . Umum (General Act),

13 Charter .

14 Pakta . (Pact) 15 Covenant .

Misalnya, LBB (Liga Bangsa-Bangsa) mengguna-kan ketentuan umum mengenai arbitrasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional tahun 1928. Yaitu istilah yang dipakai Misalnya, Atlantic dalam perjanjian internasional Charter. untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Yaitu istilah yang Pakta membutuhkan menunjukkan suatu ratifi-kasi. persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa). Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

15

4. Tahap-Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional.Menurut konvensi Wina tahun 1969, tahap-tahap dalam perjanjian internasional adalah sebagai berikut : Perundingan (Negotiation). Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tentang objek tertentu. Sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian. Oleh karena itu, diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara yang dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Selain mereka, hal ini juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar. Penandatanganan (Signature). Lazimnya penandatanganan dilakukan oleh para menteri luar negeri (Menlu) atau kepala pemerintahan. Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatanganan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negaranya. Pengesahan (Retification). Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Ini dinamakan ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai berikut: a. Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh raja-raja absolut dan pemerintahan otoriter. b. Ratifikasi oleh badan legislatif. Sistem ini jarang digunakan. c. Ratifikasi campuran (DPR dan Pemerintah). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif samasama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.

Fokus Kita :Persetujuan untuk mengikatkan diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accession), ataupun pernyataan menerima (acceptance) dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani. Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24 menyebutkan bahwa mulai berlakunya sebuah Perjanjian Internasional adalah sebagai berikut: a. Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian tersebut.

16 b. Pada saat peserta perjanjian mengikat diri pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak disebut saat berlakunya. Persetujuan untuk mengikat diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accesion), ataupun pernyataan menerima (acceptence) dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani.

Bonus Info KewarganegaraanPraktek ratifikasi di Indonesia didasarkan pada landasan juridis konstitusional UUD 1945 pasal 11 ayat (1), yang berbunyi Presiden dengan persetujuan. Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan membuat perjanjian dengan negara lalin. Mengenai kata perjanjian tersebuat, masih bersifat umum, dan di dalam Penjelasan UUD 1945 juga tidak ditemukan kriterianya (hanya disebutkan kedudukan presiden sebagai kepala negara). Untuk itu, pada tanggal 22 Agustus 1960, Presiden Soekarno mengirim Surat No. 2826HK/60, perihal pembuatan perjanjian dengan negara lain kepada DPR. Inti surat tersebut adalah bahwa suatu perjanjian akan meminta persetujuan DPR, jika hal itu bersifat penting. Akan tetapi, jika perjanjian mengandung materi lain, cukup diberitahukan kepada DPR saja. Praktek-praktek demikian telah lazim dilaksanakan di Indonesia dan disebut dengan sistem campuran. Sistem inibiasanya dibuat untuk perjanjian, seperti treaties atau agreement tertentu. Berikut ini ada beberapa contoh yang dapat dikemukakan. 1. Persetujuan Indonesia-Belanda mengenai penyerahan Irian Barat (Sekarang ini Irian Jaya) yang ditandatangani di New York (15 Januari 1962), disebut Agreement. Akan tetapi, karena pentingnya materi yang diatur di dalam agreement tersebut maka dianggap sama dengan treaty. Sebagai konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk pernyataan pendapat. 2. Perjanjian antara Indonesia-Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta, 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. Namun, karena pentingnya materi yang diatur dalam agreement tersebut maka pengesahannya memerlukan persetujuan DPR dan dituangkan ke dalam bentuk undang-undang, yaitu UU No. 6 tahun 1973. 3. Persetujuan garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Singapura tentang Selat Singapura (25 Mei 1973). Sebenarnya materi persetujuan ini cukup penting, namun dalam pengesahannya tidak meminta persetujuan DPR melainkan dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden

17

5. Hal-hal Penting Dalam Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalUnsur-unsur yang penting dalam persyaratan adalah: a. Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan b. Bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.

Fokus Kita :Negara mengajukan persyaratan, tidak berarti mengundurkan diri dari perjanjian (multilateral). Negara tersebut masih tetap sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu yang dianggap membawa Mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional, terdapat dua teori yang cukup berkembang, yaitu sebagai berikut. a) Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyaratan ini diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian. Contoh: Berdirinya Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB) atau PBB yang pada setiap mengeluarkan resolusi atau menerima anggota baru, memerlukan kebulatan suara dari seluruh anggota. b) Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori ini biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara Amerika. Contoh: dengan adanya NATO atau AFTA, setiap negara peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam perjanjian yang dibentuk tersebut. 6. Berlakunya dan Berakhirnya Perjanjian Internasional Berlakunya Perjanjian Internasional Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini. a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara perunding. b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain. d. Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang

18 timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu. Berakhirnya Perjanjian Intenasional Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., dalam buku Pengantar Hukum Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal berikut ini. a. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu. b. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis. c. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu. d. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu. e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu. f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah dipenuhi. g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain. Pelaksanaan Perjanjian Internasional a. Ketaatan Terhadap Perjanjian 1) Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada). Prinsip ini sudah merupakan kebiasaan karena merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa perjanjian internasional memiliki kekuatan mengikat. 2) Kesadaran hukum nasional. Suatu negara akan menyetujui ketentuan-ketentuan perjanjian internasional yang sesuai dengan hukum nasionalnya. Perjanjian internasional merupakan bagian dari hukum nasionalnya. b. Penerapan Perjanjian 1) Daya berlaku surut (retroactivity). Biasanya, suatu perjanjian dianggap mulai mengikat setelah diratifikasi oleh peserta, kecuali bila ditentukan dalam perjanjian bahwa penerapan perjanjian sudah dimulai sebelum ratifikasi. 2) Wilayah penerapan (teritorial scope). Suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta, kecuali bila ditentukan lain. Misalnya, perjanjian itu hanya berlaku pada bagian tertentu dari wilayah suatu negara, seperti perjanjian perbatasan. 3) Perjanjian penyusul (successive treaty). Pada dasarnya, suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perjanjian serupa yang mendahuluinya. Namun, bila perjanjian yang mendahului tidak sesuai lagi, maka dibuatlah perjanjian pembaruan. Penafsiran Ketentuan Perjanjian

19 Supaya perjanjian mempunyai daya guna yang baik dalam memberikan solusi atas kasus-kasus hubungan internasional, perlu diadakan penafsiran atas aspek-aspek pengkajian dan penjelasan perjanjian tersebut. Penafsiran dalam prakteknya dilakukan dengan menggunakan tiga metode. Adapun metode-metode itu seperti berikut. a. Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan memanfaatkan pekerjaan persiapan. b. Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran menurut ahli yang umum dari kosa-katanya. c. Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan perjanjian. Kedudukan Negara Bukan Peserta Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhuinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka dan lain-lain), mereka dapat juga terikat, apabila: a. Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan b. Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta. Pembatalan Perjanjian Internasional Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal antara lain sebagai berikut. a. Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya. b. Adanya unsur kesalahn (error) pada saat perjanjian itu dibuat. c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktu pembentukan perjanjian. d. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau penyuapan. e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman maupun penggunaan kekuatan. f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.

Bonus Info KewarganegaraanUndang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber hukum formal bagi Hukum Tata Negara Indonesia. Sementara itu, Hukum Tata Negara menentukan sistem hukum yang lain, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum internasional, dan hukum perjanjian internasional.

20 Sesuai dengan hal itu, hubungan internasional Indonesia juga diatyr dalam pasal 11 ayat (1) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. Pernyataan pasal 11 ayat (1) UUD 1945 tersebut sebenarnya mengandung 3 masalah pokok berikut. 1. Kata membuat berarti seluruh proses pembuatan perjanjian internasional yang meliputi tahap-tahap perundingan, penandatanganan dan pengesahan; 2. Kalimat yang menyatakan dengan persetujuan DPR berarti ada bentuk persetujuan dari DPR seperti tertulis atau lisan, dituangkan dalam undang-undang atau bentuk lain; 3. Kalimat perjanjian dengan negara lalin berarti meliputi bentuk dan jenis perjanjian, seperti bilateral atau multilateral, penting atau sederhana. Membuat perjanjian dengan persetujuan DPR ini merupakan konsekuensi dari kedudukan Presiden sebagai Kepala Negara. 8. Jenis Jenis Perjanjian Internasional a. Perjanjian Bilateral Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut. Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkrit dari perjanjian bilateral. Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955 tentang penyelesaian dwikewarganegaraan. Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang Garis Batas Laut Andaman di sebalah utara Selat Malaka pada tahun 1971. Perjanjian ekstradisi antara Republik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974. Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995. b. Perjanjian Multilateral Perjanjian ini sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka. Perjanjian multilateral tidak saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga kepentingan negara lain yang turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut. Untuk lebih jelasnya ada beberapa contoh tentang perjanjian multilateral seperti berikut. Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang. Konvensi Wina, tahun 1961, tentang Hubungan Diplomatik.

21

Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang Laut Teritorial, Zona Bersebelahan, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua.

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut : Rumuskan kembali pemahaman tentang pengertian perjanjian internasional ! Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam hubungan antar negara perjanjian internasional dianggap sangat penting ! Berikan penjelasan mengapa suatu perjanjian internasional ada yang harus diratifikasi dan ada yang tidak perlu diratifikasi ! Jelaskan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, perlu dilakukan perundingan (negosiasi) ! Berikan penjelasan bagaimana kedudukan negara peserta dan bukan peserta pada saat suatu perjanjian internasional akan ditandatangani oleh negara-negara yang berkepentingan.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

D.FUNGSI PERWAKILAN DIPLOMATIK 1. Perwakilan Negara RI di Luar Negeria. Landasan Hukum Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa: 1) Presiden mengangkat duta dan konsul. 2) Dalam hal mengangkat duta; Presiden pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. memperhatikan dengan

3) Presiden menerima penempatan duta negara lain memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada dalam kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis pelaksanaannya, diatur oleh pembantu Presiden sendiri, yaitu Menteri Luar Negeri.

Fokus Kita :Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya

22

Bonus Info KewarganegaraanPERWAKILAN DIPLOMATIKDiplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus. Diplomasi yang paling sederhana dan tertua adalah diplomasi bilateral antara dua pihak dan biasanya merupakan misi dari kedutaan besar dan kunjungan kenegaraan. Contohnya adalah Persetujuan Perdagangan Bebas Kanada-Amerika antara Amerika Serikat dan Kanada. Jenis lainnya adalah diplomasi multilateral yang melibatkan banyak pihak dan bisa ditelusuri dari Kongres Wina. PBB adalah salah satu institusi diplomasi multilateral. Beberapa diplomasi multilateral berlangsung antara negara-negara yang berdekatan atau dalam satu region dan diplomasi ini dikenal sebagai diplomasi regional.Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Diplomasi :

b. N o 1.

Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia Diplomati k Tugas Pokok Perwakila n Diplomati k Uraian Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya). Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya. Mengurus kepentingan negara negaranya di negara lain. serta warga

23

Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dan sebagainya. 2. Fungsi Perwakila n Diplomati k Berdasark an Kongres Wina 1961 Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. Memelihara hubungan kedua negara. 3. Peranan Perwakila n Diplomati k persahabatan antara

Dalam membina hubungan internasional, diperlukan adanya taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik. Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang berperan sebagai berikut: Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.

4.

Tujuan Diadakan Perwakila n Diplomati k

Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkahlangkah untuk menyelesaikannya. Melindungi warga negara sendiri bertempat tinggal di negara penerima. yang

24

Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara penerima

2. Perwakilan Negara di Negara Lain Dalam Arti Politis (Diplomatik)a. Pembukaan/Pengangkatan dan Penerimaan Perwakilan Doplomatik. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik (dalam arti politis) maupun konsuler (dalam arti non-politis) dengan negara lain adalah sebagai berikut : 1) Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun konsuler. Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk : Persetujuan bersama (joint agreement) dan Komunikasi bersama (joint declaration). 2) Prinsip-prinsip hukum interenasional yang beraku, yaitu setiap negara dapat melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan atas prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (reciprositas). b. Kronologis Pengangkatan Perwakilan DiplomatikKedua belah pihak saling menukar informasi tentang akan dibukanya perwakilan (oleh Deparlu masingmasing Negara).

I

IIMendapat persetujuan (demende, agregation) dari negara yang menerima.

Surat kepecayaan diserahkan kepada kepala negara penerima (lettre de rapple) dalam suatu upacara dimana seorang CORPS DIPLOMATIQUE diplomatik tersebut pidato. (PERWAKILAN IV DIPLOMATIK) KONGGRES WINA (1815) Ammbassador Papa Legates Nuncios (Duta Besar, Perwakilan Kunci). Envoys Extra Ordinary and Minister Pleni Petentiary (Duta Besar Luar biasa dan Berkuasa

Diplomat yang akan ditempatkan, menerima surat kepercayaan ( lettre de creance) yang ditanda tangani oleh kepala negara pengirim.

III

c. Klasifikasi Perwakilan diplomatik

KONGGRES AIX LA CHAPELLA (1818) Ammbassador and Legates Or Nuncious. Envoys and Minister Pleni Petentiary. Minister Resident. Charge de Affaires. Catatan : disebut juga konggres

KONGGRES WINA (1961) Ammbassador (Nuncios) diakre-detasi pada Kepala Negara dan kepala misi yang lain yang sederajat. Envoys, Minsiter dan Inter-nuncios diakreditasikan pada Kepala Negara. Charge D Affaires, diakredi-tasikan kepada

25

d. Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik Tugas umum seorang perwakilan diplomatik, adalah mencakup hal-hal berikut : 1) Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan dengan pemerintah negara penerima, ia mewakili kebijaksanaan politik pemerintah negaranya. 2) Negosiasi, yaitu untuk mengadakan perundingan/ pembicaraan baik dengan negara dimana ia diakredetasi maupun negara lain. 3) Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di negara penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya. 4) Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan dari pada warga negaranya yang berada di luar negeri. 5) Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antar negara pengirim dengan negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut Konggres Wina 1961, adalah mencakup hal-hal berikut : 1) Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. 2) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. 3) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. 4) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. 5) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

Bonus Info KewarganegaraanDalam melaksanakan tugasnya, diplomat dapat berfungsi sebagai lambang prestise nasional negaranya di luar negeri dan mewakili Kepala Negaranya di negara penerima. Selain itu, dia dapat berfungsi sebagai perwakilan yuridis yang resmi dari

26 pemerintah negaranya. Contohnya, dia dapat menandatangani perjanjian, meratifikasi dokumen, mengumumkan pernyataan dan lain-lain. Dia juga dapat berfungsi sebagai perwakilan politik. Dalam melaksanakan fungsi sedemikian, dia dapat menjadi alat penghubung timbal balik antara kepentingan negaranya dengan kepentingan negara penerimanya. Perwakilan di negara lain dipimpin oleh duta besar yang sekaligus menjadi juru bicara perwakilan terhadap pemerintah setempat ia bertugas. Duta besar yang diangkat menjadi ketua perwakilan asing itu, disebut doyen. Tingkat perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut : a. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu. b. Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu. c. Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang mengadakan hubungan itu. Dengan demikian, fungsi diplomatik (khusus negara Indonesia) dalam arti politis adalah mencakup hal-hal berikut : a. Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. c. Menciptakan persahabatan yang baik antara negara republik Indonesia dan semua negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik. e. Perangkat Perwakilan Dilpomatik Pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain, menurut ketetapan Konggres Wina Tahun 1815 dan Konggres Aux La Chapella 1818 (Konggres Achen), dilakukan oleh perangkat-perangkat berikut : N o 1. Nama Duta Besar Berkuas a Penuh (Ambassa dor) Duta (Gerzant) Uraian Adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Keterangan Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik.

2.

3.

Menteri

Adalah wakil diplomatik Dalam menyelesaikan yang pangkatnya lebih segala persoalan rendah dari duta besar. kedua negara dia harus berkonsultasi dengan pemerintahnya. Seorang Menteri Residen Mereka ini pada

27 Residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara. Kuasa Usaha yang tidak diperban-tukan kepada kepala negara dapat dibedakan atas : Kuasa Usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan, Kuasa Usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat. Adalah pejabat pembantu dari Duta Besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas 2 (dua) bagian : Atase Pertahanan Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang diperban-tukan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), serta diberikan kedudukan sebagai seorang diplomat. Atase Teknis Atase ini, dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu KBRI untuk membantu Duta Besar. dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara di mana mereka bertugas.

4.

Kuasa Usaha (Charge de Affair)

5.

AtaseAtase

Tugasnya yaitu memberikan nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.

Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya, Atase Perdagangan, Atase Perindustrian, Atase Pendidikan dan Kebudayaan.

f. Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, sering dipergunakan istilah exteritoriallity atau extra teritoriallity.

28 Istilah ini mencerminkan bahwa para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatik diberikan kekebalan dan keistimewaan, dengan maksud sebagai berikut : 1) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil negara. 2) Menjamin pelaksana fungsi perwakilan diplomatik secara efisien. Kekebalan Perwakilan Diplomatik atau Involability (tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para pejabat diplomatik. Kekebalan diplomatik (Immunity), yaitu antara lain mencakup : 1) Pribadi Pejabat Diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat kekuasaan Negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari kewajiban menjadi saksi. 2) Kantor Perwakilan (Rumah Kediaman), yaitu mencakup kekebalan gedung kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan lambang bendera. Daerah tersebut, sering disebut daerah ekstrateritorial (dianggap negara dari yang mewakilinya). Bila ada penjahat atau pencari suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak asylum. Hak asylum adalah hak untuk memberi kesempatan kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri. 3) Korespondensi Diplomatik, yaitu kekebalan yang mencakup surat menyurat arsip, dokumen termasuk kantor diplomatik dan sebagainya (semua kebal dari pemeriksaan isinya). Keistimewaan Perwakilan Diplomatik Pada dasarnya pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar timbal balik sebagaimana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963. Keistimewaan tersebut, mecakup : 1) Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, yaitu antara lain pajak penghasilan, kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televisi, bumi dan bangunan, rumah tangga dan sebagainya. 2) Pembebasan dari kewajiban pabean, yaitu antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang

29 keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Perwakilan di negara lain dipimpin oleh duta besar yang sekaligus menjadi juru bicara perwakilan asing terhadap pemerintahan di tempat ia bertugas. Duta besar yang diangkat menjadi ketua perwakilan asing itu disebut doyen. Tingkat perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, berikut ini. 1) Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu. 2) Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu. 3) Besar kecilnya kepentingan bangsa/negara yang mengadakan hubungan itu. Kepala-kepala perwakilan diplomatik yang disebut duta besar, duta dan menteri residen merupakan perwakilan tingkat tinggi yang dapat mengadakan hubungan langsung dengan kepala negara asing tempat mereka bertugas atau ditempatkan (diakreditasi). Kuasa usaha merupakan perwakilan tingkat rendah yang dalam mengadakan hubungan dengan kepala negara tempat ia bertugas, harus melalui menteri luar negeri tempat ia bertugas. Segala aturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban serta tugas para anggota diplomatik ditetapkan oleh direktur protokol Departemen Luar negeri. Dalam melaksanakan tugasnya diplomat dapat berfungsi sebagai lambang prestise nasional negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya di negara penerima. Selain itu, dia dapat berfungsi sebagai perwakilan yuridis yang resmi dari pemerintah negaranya. Contohnya, dia dapat menandatangani perjanjian, meratifikasi dokumen, mengumumkan pernyataan dan lain-lain. Dia juga dapat berfungsi sebagai perwakilan politik. Dalam melaksanakan fungsi sedemikian, dia menjadi alat penghubung timbal balik antara kepentingan negaranya dengan kepentingan negara penerimanya. Jadi, fungsi diplomatik dalam arti politis adalah sebagai berikut. 1) Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 2) Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil makmur. 3) Menciptakan persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik. 3. Perwakilan Negara di Negara Lain Dalam Arti Non-Politis (Konsuler)

30 Dalam arti non politis, hubungan satu negara dengan negara lain diwakili oleh Korps Konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut : Konsul Jenderal Konsul Jenderal membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat ia bertugas. Konsul dan Wakil Konsul Konsul mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. Agen Konsul Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ditugaskan di kota-kota yang termasuk kekonsulan.

a. Fungsi Perwakilan Konsuler 1) Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. 2) Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah kerjanya. 3) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan. 4) Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah kerjanya. 5) Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi dan persandian. 6) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga perwakilan Konsuler.

b. Tugas-Tugas Yang Berhubungan Dengan Kekonsulan Hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas kekonsulan, yaitu antara lain mencakup bidang berikut : 1) Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. 2) Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukarmenukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. 3) Bidang-bidang lain seperti : Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim;

31

Bertindak sebagai notaris dan pencatat menyelenggarakan fungsi administratif lainnya;

sipil

serta

Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima.

Fokus Kita :Dalam hal kekonsulan, bila dipandang perlu, diangkat konsul kehormatan yang berasal dari bangsa asing atau bangsa sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya (misalnya hubungan dagang), konsul kehormatan tidak mendapat upah, melainkan mendapat tanda kehormatan atas jasa-jasanya. Perwakilan Konsuler juga dapat mewakili negaranya sambil menunggu dibukanya perwakilan diplomatik. Pejabat konsuler dalam hal-hal khusus

c. Persamaan Umum

dan

Perbedaan

Diplomatik-Konsuler

secara

Persamaan antara perwakilan diplomatik dan Perwakilan Konsuler adalah bahwa kedua-duanya merupakan utusan dari suatu negara tertentu. PERBEDAAN No Korps Diplomatik Korps Konsuler 1. Memelihara kepentingan Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan negaranya dengan hubungan dengan pejabat- melaksanakan hubungan pejabat Tingkat Pusat. dengan pejabat-pejabat tingkat daerah (setempat) 2. Berhak mengadakan Berhak mengadakan hubungan yang bersifat hubungan yang bersifat non politik. politik. 3. Satu negara hanya Satu negara dapat mempunyai satu perwakilan mempunyai lebih dari satu diplomatik saja dalam perwakilan konsuler. satu negara penerima. 4. Mempunyai hak Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tidak ekstrateritorial (tunduk tunduk pada pelaksanaan pada pelaksanaan kekuasaan kekuasan Peradilan). peradilan).

Bonus Info KewarganegaraanPERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULER

32 Duta Besar Duta Besar adalah pejabat diplomatik yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat, atau ke sebuah organsisasi internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili negerinya. Dalam penggunaan sehari-harinya dapat digunakan sebagai pejabat setingkat menteri yang ditaruh di negara asing. Pejabat diplomatikan yang melakukan tugas antara dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dikenal sebagai Konsulat Jenderal. Negara tuan rumah biasanya memberikan kuasa kepada duta besar untuk menguasai daerah tertentu yang disebut sebagai kedutaan, yang wilayahnya, staff, dan bahkan kendaraan biasanya diberikan imunitas diplomatik ke banyak hukum di negara tersebut. Komisariat Tinggi Komisariat Tinggi dalam Bahasa Inggris High Commision, merupakan suatu lembaga diplomatik setingkat Kedutaan Besar antar negaranegara Persemakmuran (Commonwealth). Mengingat sebuah Kedutaan Besar merupakan perwakilan suatu negara di negara asing, Komisariat Tinggi merupakan perwakilan diplomatik suatu pemerintah diantara sesama negara-negara Persemakmuran. Contohnya, di London, Pemerintah Australia diwakili bukan oleh Kedutaan Besar melainkan Komisariat Tinggi, karena Australia dan Inggris memiliki kepala negara yang sama, yaitu Ratu Inggris. Demikian juga di Selandia Baru, Pemerintah Australia, Kanada, Inggris diwakili oleh Komisariat Tinggi-nya. Komisariat Tinggi dipimpin oleh seorang Komisaris Tinggi yang ditunjuk oleh Perdana Menteri masing-masing negara. Konsul Seorang konsul atau konsul jenderal adalah wakil resmi sebuah negara yang ditugaskan di luar wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah kedutaan besar, yang biasanya terletak di ibu kota negara. Nuncio Apostolik Nuncio Apostolik merupaka lembaga diplomatik setara Kedutaan Besar yang mewakili Takhta Suci Vatikan.Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Diplomasi :

d. Mulai dan Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan DiplomatikKonsuler

33

HAL Mulai berlakuny a Fungsi Berakhirn ya Fungsi

DIPLOMATIK Yaitu saat menyerahkan surat kepercayaan (Lettred Creance/ menurut pasal 13 Konvensi Wina 1961) 1) Sudah habis masa jabatan. 2) Ia ditarik (recalled) oleh Pemerintah negaranya. 3) Karena tidak disenangi (dipersona non Grata). 4) Kalau negara penerima perang dengan negara pengirim (pasal 43 Konvensi Wina 1961).

KONSULER (Pasal dan Konvensi Wina 1963) memberitahukan dengan layak kepada negara penerima. (Pasal 23, 24, dan 25 Konvensi Wina 1963) 1) Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir. 2) Penarikan dari negara pengirim 3) Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf Konsuler.

Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan, antara lain, mencakup bidang berikut : Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. Bidang kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; pertukaran pelajar, mahasiswa, dan lain-lain.

Bidang-bidang lain, seperti: 1) Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim; 2) Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi administratif lainnya; 3) Bertindak sebagi subjek hukum dalam praktek dan prosedur Penugasan Praktik 3 pengadilan atau badan Kewarganegaraan lain di negara penerima. Setelah mempelajari materi-materi tentang : Fungsi Perwakilan Dalam kekonsulan, bila dipandang perlu, diangkat konsul Diplomatik (Perwakilan Negara RI, Perwakilan Negara di kehormatan yang berasal dari bangsa asing atau bangsa lakukan sendiri. Negara Lain dalam arti politis dan non politis), Dalam melaksanakan tugasnya, misalnya, dalam hubungan dagang, Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative konsul kehormatan tidak mendapat upah, (CIRC) atau Kooperatif melainkan mendapat tanda Integrated Reading and Composition kehormatan atas jasa-jasanya. Perwakilan konsuler juga dapat Terpadu Membaca dan Menulis. mewakili negaranya sambil menunggu dibukanya perwakilan Langkah-langkah : diplomatik. Pejabat konsuler dalam hal-hal khusus dan dengan ijin Bentuk kelompok dapat menjalankan fungsinya di negara penerima, dengan anggotanya antara 4 5 orang.luar daerah konsulernya. Diberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelejaran. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. Buatlah kesimpulan bersama.

34

E. PERANAN ORGANISASI INTERNASIONAL (ASEAN, AA, PBB) DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 1. Organisasi InternasionalPengertian organisasi menurut Wikipedia Indonesia, (Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia), berasal dari bahasa Yunani: , organon alat, yang berarti suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cukup sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisiasi internasional atau yang disebut Multilateralisme adalah suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB dan WTO, bersifat multilateral. Pendukung utama multilateralisme secara tradisional adalah negara-negara berkekuatan menengah seperti Kanada dan negara-negara Nordik. Negara-negara besar sering bertindak secara unilateral (sepihak), sedangkan negara-negara kecil hanya memiliki sedikit kekuatan langsung terhadap dalam urusan internasional, selain berpartisipasi di PBB, misalnya dengan mengkonsolidasikan suara mereka dengan negaranegara lain dalam pemungutan suara yang dilakukan di PBB. Dalam filosofi politis, lawan dari multilateralisme adalah unilateralisme.

35 2. Organisasi Internasional ASEAN (Association of Southeast

Asian Nations) a. Sejarah SingkatASEAN adalah singkatan dari "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penandatangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Sejarah pembentukan ASEAN, didasarkan pada kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan bersama-samasebagai bekas negara jajahan barat. Faktor Eksternal, yaitu adanya perang Vietnam (Indo Chino) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara.

Fokus Kita :Persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan bangsa-bangsa barat, menimbulkan perasaan setia kawan yang kuat di kalangan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Tujuan utama ASEAN adalah untuk mengukuhkan kerjasama regional. Negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan Brunei Darussalam adalah negara yang menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara Association of Southeast Asian pemrakarsa yang bergabung Nations pada tanggal 8 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos (Bendera ASEAN) dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota

36 ASEAN yaitu pada tanggal 30 April 1999. Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecuali Timor Timur dan Papua Nugini. (http://id.wikipedia.org/wiki/Association_of_Southeast_Asian_Nations).

b.

Asas ASEAN

ASEAN sebagai organisasi kerja sama regional di Asia Tenggara menganut asas keanggotaan terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberi kesempatan kerja sama kepada negara-negara lain yang berada di kawasan Asia Tenggara, seperti Timor Leste dan Papua Nugini.

c.

Dasar atau Prinsip Utama ASEAN

Pembentukan ASEAN, didasarkan pada prinsip-prinsip utama sebagai berikut: 1) Saling mengormati terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan identitas nasional setiap negara, 2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur tangan luar, subversif dan intervensi dari luar, 3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri masing-masing, 4) Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara damai, 5) Tidak mempergunakan ancaman (menolak penggunaan kekuatan) militer, dan 6) Menjalankan kerjasama secara efektif antara anggota.

d.

Tujuan ASEAN

Organisasi ASEAN yang didirikan di Bangkok, memiliki dasar-dasar pertimbangan yang menjadi tujuan bersama sebagai berikut : 1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tengggara, 2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum, 3) Meningkatkan kerja sama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan adminsitrasi, 4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian, 5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatkan taraf hidup, dan 6) Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasiorganisasi internasional dan regional.

Bonus Info KewarganegaraanKawasan Perdagangan Bebas ASEANKawasan Perdagangan Bebas ASEAN (Bahasa Inggris: ASEAN

37 Free Trade Area, AFTA) adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN. Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh negara ASEAN. Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam ASEAN, namun diberi kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA. Adapun tujuan dibentuknya AFTA antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN 2. Menarik investasi asing langsung ke ASEAN Mekanisme utama untuk mencapai tujuan di atas adalah skema "Common Effective Preferential Tariff" (CEPT). Anggota ASEAN memiliki pilihan untuk mengadakan pengecualian produk dalam CEPT dalam tiga kasus: pengecualian sementara Produk pertanian sensitif pengecualian umum (Sekretariat ASEAN, 2004) http://id.wikipedia.org/wiki/Association_of_Southeast_A sian_Nations)

e.

Struktur ASEAN Sebelum KTT Bali 1976 Setelah KTT Bali 1976

ASEAN Mininsterial Meeting Summit Meeting (Sidang Tahunan Para (Pertemua kepala Menteri). pemerintahan) yang Standing Committe (Badan merupakan otoritas / yang bersidang di antara kekuasaan tertinggi di dua sidang Menlu negara dalam ASEAN. ASEAN untuk menangani ASEAN Ministering persoalan-persoalan yang Meeting (Sidang memerlukan keputusan para tahunan para menteri menteri). luar negeri). Komite-komite tetap dan Sidang para menteri komite-komite khusus. lainnya (non-ekonomi). Sekretariat nasional ASEAN Standing Commite. pada setiap ibu kota negaraKomite-komite. negara ASEAN. Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat sekretariat ASEAN di Jakarta yang dipimpin oleh Sekreatriat Jenderal atas dasar pengangkatan oleh para Menteri Luar Negeri secara bergilir. Sekjen ASEAN mempunyai

38 masa jabatan selama 2 (dua) tahun dan dibantu oleh staf regional dan staf lokal. Berikut adalah daftar diplomat yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN : No Nama Negara Indonesia Indonesia Bin Malaysia Filipina Singapura Thailand Brunei Darussalam Indonesia Malaysia C. Keng Filipina Singapura Dari 7 Juni 1976 Sampai 18 Februari 1978

1. H.R Dharsono 2. 3. Umarjadi Notowijono Datuk Ali Abdullah

19 Februari 30 Juni 1978 1978 10 Juli 1978 1 Juli 1980 18 Juli 1982 16 Juli 1984 16 Juli 1986 17 Juli 1989 30 Juni 1980 1 Juli 1982 15 Juli 1984 15 Juli 1986 16 Juli 1989 1 Januari 1993 Desember Desember

4. Narciso G. Reyes 5. Chan Kai Yau 6. Phan Wannamethee

7. Roderick Yong 8. Rusli Noor 9. Dato Ajit Singh 10. 11. Rodolfo Severino Jr. H.E. Ong Yong

1 Januari 31 1993 1997 1 Januari 31 1998 2002

1 Januari sekarang 2003

Pelaksanaan KTT ASEANKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah konferensi puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak KTT ke-7 tahun 2001. Sejak dibentuknya ASEAN tahun 1967, telah berlangsung 11 kali KTT resmi dan 4 KTT tidak resmi: Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN KTT Resmi KTT Tidak Resmi KTT ke-1 di Bali-Indonesia, KTT Tidak Resmi ke-1 di Jakartatanggal 23-24 Februari 1976. Indonesia, tanggal 30 November 1996. KTT ke-2 di Kuala Lumpur- KTT Tidak Resmi ke-2 di Kuala Malaysia, tanggal 4-5 Agustus Lumpur-Malaysia, tanggal 14-16 1977. Desember 1997.

N o 1. 2.

39 KTT ke-3 di Manila-Filipina, KTT Tidak Resmi ke-3 di Manilatanggal 14-15 Desember 1987. Filipina, tanggal 27-28 November 1999. 4. KTT ke-4 di Singapura, tanggal KTT Tidak Resmi ke-4 di 27-29 Januari 1992. Singapura, tanggal 22-25 November 2000. 5. KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, tanggal 14-15 Desember 1995. 6. KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, tanggal 15-16 Desember 1998. 7. KTT ke-7 di Bandar Seri BegawanBrunei Darussalam, tanggal 5-6 November 2001. 8. KTT ke-8 di Phnom PenhKamboja, tanggal 4-5 November 2002. 9. KTT ke-9 di Bali-Indonesia, tanggal 7-8 Oktober 2003. 10 KTT ke-10 di Vientiane-Laos, . tanggal 29-30 November 2004. 11 KTT ke-11 di Kuala Lumpur. Malaysia, tanggal 12-14 Desember 2005. 12 KTT ke-12 di Cebu-Filipina, . Desember 2006. 3.

Bonus Info KewarganegaraanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono disambut Presiden Filipina Gloria MacapagalArroyo pada upacara penyambutan resmi para kepala pemerintahan yang menghadiri KTT Ke-12 ASEAN di Pusat Konvensi Internasional Cebu yang baru dibangun diAP PHOTO/BULLIT MARQUEZ

ASEAN Sepakati Putaran DohaMasalah Myanmar akan dibawa ke Jakarta. MACTAN -- Para pemimpin ASEAN telah menyetujui usul Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo tentang satu sikap bersama yang kembali menekankan komitmen negara-negara anggota organisasi regional itu pada keberlanjutan negosiasi isu perdagangan global Putaran DOHA. Dalam KTT ASEAN di Mactan, Filipina, itu para pemimpin ASEAN juga meminta Cina, Jepang, dan Korea Selatan selaku mitra

40 dialog untuk ikut mendorong agar Putaran DOHA itu berjalan. ''Kesepakatan bersama pemimpin ASEAN itu memperkuat kembali komitmen organisasi regional ini pada Putaran DOHA dan upaya mencapai hasil maksimal yang baik,'' kata Menlu Filipina Alberto G Romulo, Sabtu (13/1). Menurut Romulo, negara-negara industri maju, termasuk Cina, Jepang, dan Korea Selatan sebagai tiga dari enam negara mitra dialog ASEAN di KTT Asia Timur turut menunjukkan kemauan politiknya dalam mendorong kembalinya proses negosiasi Putaran DOHA. Negosiasi perdagangan global dalam Putaran DOHA keenam di Jenewa tertunda Juli tahun lalu karena penolakan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara industri maju lainnya untuk memotong subsidi bagi sektor pertanian mereka. Sebaliknya, negara-negara berkembang menginginkan negaranegara maju menghilangkan segala bentuk subsidi bagi sektor pertanian mereka, karena subsidi tersebut telah menyebabkan terjadinya distorsi perdagangan global sebab harga produk pertanian negara-negara maju menjadi lebih murah. Menurut laporan perdagangan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dari total subsidi di seluruh dunia yang mencapai 300 miliar dolar AS, sebanyak 250 miliar dolar AS di antaranya berasal dari negara-negara maju. Dalam KTT ke-12 ini juga dibahas masalah Myanmar. Menurut Menlu RI Hassan Wirajuda, Indonesia akan menyelenggarakan pertemuan komisi bilateral RI-Myanmar di Jakarta, pada Februari 2007 setelah rencana penyelenggaraan pada April dan November tahun lalu tertunda. Pertemuan komisi bilateral RI-Myanmar bertujuan untuk memperkuat hubungan kedua negara dan membahas berbagai aspek kerja sama bilateral. Tentang rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang Myanmar yang kandas karena Rusia dan Cina sebagai anggota tetap DK memvetonya, Menlu mengatakan, Myanmar memahami posisi Indonesia dan langkah-langkah ASEAN. Menteri Luar Negeri Myanmar Win Aung sendiri memahami hal itu. Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal dalam kesempatan terpisah menjelaskan tentang posisi dari masing-masing negara anggota tetap dan tidak tetap DK PBB terkait dengan proses pengambilan keputusan rancangan resolusi tentang Myanmar. Dino mengatakan, Cina, Rusia, dan Afrika Selatan memveto rancangan resolusi itu. Sedangkan Indonesia, Qatar dan Kongo abstain. Sementara, Belgia, Peru, Prancis, Ghana, Panama, Italia, Slovakia, Inggris, dan Amerika Serikat, setuju. Dalam persoalan Myanmar ini ada kesan bahwa sebagian besar negara anggota di ASEAN mengharapkan Myanmar merespons keprihatinan negara-negara di kawasan. Menurut Dino, Myanmar perlu sensitif dan merespons keprihatinan ini. Namun, komisi trilateral yang diusulkan tiga negara anggota ASEAN belum juga ditanggapi Yangoon. Isu proses demokratisasi Myanmar yang macet selalu muncul setiap kali ASEAN menggelar KTT-nya. Pemerintahan yang demokratis di Myanmar tumbang setelah terjadinya kudeta militer oleh Jenderal Ne Win pada 1962. Dua puluh enam tahun kemudian, negeri itu mengalami kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Saw Maung. Pada 1990,

41 pemerintah junta militer menyelenggarakan pemilihan umum bebas yang dimenangkan NDL --Liga Nasional untuk Demokrasi. Namun hasil pemilu tersebut tidak diakui oleh junta dan salah satu tokoh NDL yang juga pemenang Nobel Perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi dikenai tahanan rumah hingga kini. n ant/ayh.http://www.republika.co.id/koran_detail.asp? id=278857&kat_id=3 Minggu, 14 Januari 2007

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut : Rumuskan kembali bagaimana negara-negara asia tenggara Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian mendeklarasikan berdirinya organisasi ASEAN ! Berikankembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis maupun politis dapat terbentuk berdirinya Rumuskan penjelasan dasar-dasar yang melatarbelakangi ! organisasi ASEAN pada tahun 1967 ! dengan terbentuknya bangsa di dalam suatu negara Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusiatertentu ! Berikan penjelasan kembali mengapa tujuan ASEAN lebih dititik Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan unsur mutlak dalam berdirinya suatu beratkan pada pertumbuhan bidang ekonomi, kemajuan sosial dan negara ! pengembangan kebudayaan ! persamaan dan berbedaan antara warga negara dengan bukan Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh warga negara berdasarkan hak dan kewajibannya ! Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) suatu negara dengan negara lain ! berbedaan Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah batas contoh persamaan dan lakukan hal-hal berikut :

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

4

antara organisasi ASEAN dengan AFTA !

Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah negara Indonesia memperoleh keuntungan dengan mendirikan organisasi ASEAN !

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika a. Sejarah Singkat

Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTT Asia-Afrika; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi tingkat tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

42 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidak inginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961. (http://id.wikipedia.org/wiki/KTT_Asia-Afrika).

Bonus Info KewarganegaraanKilas Balik KTT Asia Afrika Menuju Terbentuknya Gerakan Negara-negara Non Blok1. 23 Agustus 1953 - Perdana Menteri Ali Sastroamodjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia. 2. 25 April2 Mei 1954 - Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perluny