kelas b kel 2 kanker serviks

Upload: galih-samodra

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    1/14

    TUGAS TERSTRUKTUR 

    MATA KULIAH FARMAKOTERAPI IV

    KANKER SERVIKS

    Disusun Oleh :

    KELOMPOK 2 KELAS B

    YESSY KHOIRIYANI G1F1!

    GALIH SAMODRA G1F112ARUM "INDA S# G1F12

    MAYANI G1F12$

    FIKRIL HUDA M# G1F1%!

    OKTY FITRIA I# G1F1'$

    FANDI D"I (AHYO G1F1)2

    YOGA RI&KI P# G1F1))

    HA*OIROH G1F1!

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS +ENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU,ILMU KESEHATAN

    +URUSAN FARMASI

    PUR"OKERTO

    21%

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    2/14

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim atau

     biasa juga disebut kanker leher rahim. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma

    virus (HPV onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker leher rahim biasanya

    menyerang !anita berusia "#$## tahun.

    enurut &H', 9).))) perempuan didunia setiap tahun didiagnose terkena kanker 

    serviks dan *) % berada di +egara erkembang termasuk -ndonesia. etiap / menit mun0ul

    / kasus baru dan setiap 1 menit meninggal / orang perempuan karena kanker serviks. 2i

    -ndonesia diperkirakan setiap hari mun0ul )$# kasus baru, 1)$1# orang meninggal, berarti

    setiap / jam diperkirakan / orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. 3rtinya

    -ndonesia akan kehilangan 4))$7#) orang perempuan yang masih produkti5 setiap bulannya.

    6isiko terin5eksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau

    merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. ekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan

    suatu proses yang kompleksdan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami. -nsiden dan mortalitas kanker 

    serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. sementara itu, di negara berkembang

    masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reprodukti5. Hampir 

    *)% kasus berada di negara berkembang.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    3/14

    BAB 2

    ISI

    3. -nsidensi

    Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling sering diderita oleh

     perempuan di seluruh dunia. 2i -ndonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua dari

    segi jumlah penderita kanker pada perempuan namun sebagai penyebab kematian masih

    menempati peringkat pertama. erdasarkan data &H' (&orld Health 'rganiation pada

    tahun 1))* diperkirakan setiap harinya ada "* kasus baru kanker serviks dan 1/ orang

     perempuan yang meninggal karena kanker serviks di -ndonesia. Pada tahun 1))*, terdapat

    #").1)1 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia. 2engan jumlah itu berarti diperkirakan

    akan didapatkan sekitar / kasus baru kanker serviks setiap menitnya di dunia (&H', 1)/)

    e0ara keseluruhan diperkirakan insidensi kanker serviks di seluruh dunia adalah sebesar 

    /4,1 per /)) ))) penduduk (8u0iani &inkler, 1))4.

    2i -ndonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat /)) penderita kanker baru per /)).)))

     penduduk. enurut data :ayasan Kanker -ndonesia (:K- terdapat lebih dari /#.))) kasus

    kanker serviks baru dan *))) kematian di -ndonesia setiap tahunnya (3nonim, 1)/). Pada

    tahun 1)1# diperkirakan kasus baru kanker serviks di -ndonesia akan meningkat sebesar 

    7%, sementara se0ara keseluruhan prevalensinya akan meningkat sebesar 9%.

    . Pato5isiologi

    Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di

    daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis

    servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu

    daerah pada organ reproduksi !anita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya

    antara rahim (uterus dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya

    menyerang !anita berusia "#$## tahun (2alimartha, 1)). 3natomi serviks atau leher rahim

    dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    4/14

    An-./0i sei3s -.-u lehe -hi0

    ebanyak 9)% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi

    serviks dan /)% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang

    menuju ke rahim. Penyebab primer kanker leher rahim adalah in5eksi kronik leher rahim oleh

    satu atau lebih virus HPV ( Human Papiloma Virus tipe onkogenik yang beresiko tinggi

    menyebabkan kanker leher rahim yang ditularkan melalui hubungan seksual ( sexually

    transmitted disease (Petignat, 1))7. ekuensi 2+3 HPV tipe /4 dan /* ditemukan pada

    7#% sampai /))% kanker sel skuamosa invasi5 dan prekursornya (misal, displasia berat dan

    karsinoma in situ. -n5eksi HPV tipe ini dapat mengakibatkan perubahan sel$sel leher rahim

    menjadi lesi intra$epitel derajat tinggi (high-grade intraepithelial lesion; 8-2

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    5/14

    ?2K- ?2K+/3 ; p1/ dan p17. Protein =7 dari tipe HPV risiko$tinggi (tipe /4, /*, dan "/

    mengikat dan mungkin mengakti5kan siklin = dan 3 (Kumar et al ., 1)//.

    ?. Aaktor 6esiko

    Aaktor resiko terjadinya kanker serviks yang terjadi pada !anita menurut 2alimartha

    (1)) meliputi B

    a. -n5eksi Human Papilloma Virus (HPV

    8ebih dari 9)% kasus kondiloma serviks, semua +-, dan kanker serviks

    mengandung 2+3 virus HPV. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. &anita

    yang berisiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga berisiko terin5eksi virus ini

    sehingga mempunyai risiko terkena kanker serviks.

     b. Perilaku seksual

    erdasarkan penelitian, risiko kanker serviks meningkat lebih dari /) kali bila

     berhubungan dengan 4 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama di ba!ah

    umur /# tahun. Penelitian menunjukkan bah!a semakin muda !anita melakukan

    hubungan seksual maka semakin besar kemungkinan mendapat kanker serviks. 6isiko

     juga meningkat bila berhubungan seks dengan laki$laki berisiko tinggi (laki$laki yang

     berhubungan seks dengan banyak !anita.

    0. 6okok  

    &anita perokok mempunyai risiko 1 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan

    dengan !anita bukan perokok. 2alam lendir serviks !anita perokok terkandung nikotin

    dan at lainnya yang terdapat di dalam rokok. Cat$at tersebut menurunkan daya tahan

    serviks dan menyebabkan kerusakan 2+3 epitel serviks sehingga timbul kanker serviks,

    di samping merupakan kokarsinogen in5eksi virus.

    d.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    6/14

     berupa perdarahan pas0a sanggama atau dapat juga terjadi perdarahan diluar masa haid dan

     pas0a menopause. Eika tumornya besar, dapat terjadi in5eksi dan menimbulkan 0airan berbau

    yang mengalir keluar dari vagina. ila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri panggul,

    gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus besar. Dejala lain yang timbul dapat

     berupa gangguan organ yang terkena misalnya otak (nyeri kepala, gangguan kesadaran, paru

    (sesak atau batuk darah, tulang (nyeri atau patah, hati (nyeri perut kanan atas, kuning, atau

     pembengkakan dan lain$lain (2epkes 6-, 1))*.

    enurut 2alimartha (1)), gejala kanker serviks pada kondisi pra$kanker ditandai

    dengan Aluor albus (keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar 

    dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat in5eksi dan nekrosis jaringan. 2alam hal

    demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulserati5. Perdarahan yang dialami segera setelah

     bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak merupakan gejala karsinoma serviks (7#

    $*)%. Pada tahap a!al, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala$gejala khusus. iasanya

    timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan

     penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan

     berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk 

    mukoid.

     +yeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian ba!ah dari daerah lumbal. Pada

    tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina

     ber!arna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan

     pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresi5. enurut aird (/99/ tidak 

    ada tanda$tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau

     pemeriksaan dalam (vaginal toussea merupakan gejala yang sering terjadi. Karakteristik 

    darah yang keluar ber!arna merah terang dapat bervariasi dari yang 0air sampai

    menggumpal. Dejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan

    gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena

     penyebaran sel kanker yang jugamerupakan gejala penyakit lanjut. Pada pemeriksaan Pap

    mear ditemukannya sel$sel abnormal di bagian ba!ah serviks yang dapat dideteksi melalui,

    atau yang baru$baru ini disosialisasikan yaitu dengan -nspeksi Visual dengan 3sam 3setat.

    ering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. +amun bila sudah berkembang menjadi

    kanker serviks, barulah mun0ul gejala$gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina

    yang tidak normal, sakit saat buang air ke0il dan rasa sakit saat berhubungan seksual

    (&iknjosastro, /997.

    =. 2iagnosa

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    7/14

    tadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali pemeriksaan. 3pabila

    ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih dini dianjurkan. Pemeriksaan berikut

    dianjurkan untuk membantu penegakkan diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi,

    kuretase endoserviks, histeroskopi, sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan

     pemeriksaan >$ray untuk paru$paru dan tulang. Ke0urigaan in5iltrasi pada kandung kemih

    dan saluran pen0ernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan amputasi serviks

    dapat dilakukan untuk pemeriksaan klinis. -nterpretasi dari lim5angogra5i, arteriogra5i,

    venogra5i, laparoskopi, ultrasonogra5i, ?< s0an dan 6- sampai saat ini belum dapat

    digunakan se0ara baik untuk staging karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma karena

    hasilnya yang sangat subyekti5.

    2iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan sebagai berikut

    (uharto, 1))7 B/. Pemeriksaan pap smear

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih a!al pada

     pasien yang tidak memberikan keluhan. el kanker dapat diketahui pada sekret

    yang diambil dari porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan pada

    !anita usia /* tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual sebelum itu.

    etelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear setiap tiga tahun sekali sampai usia

    4# tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai 9)% kasus kanker leher rahim

    se0ara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal, akibatnya angka kematian

    akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari #)%. etiap !anita

    yang telah akti5 se0ara seksual sebaiknya menjalani pap smear se0ara teratur yaitu

    / kali setiap tahun. 3pabila selama " kali berturut$turut menunjukkan hasil

     pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 1

    atau " tahun sekali. Hasil pemeriksaan pap smear adalah sebagai berikut

    (u!iyoga, 1))4 B

    a. +ormal. b. 2isplasia ringan (perubahan dini yang belum bersi5at ganas.

    0. 2isplasia berat (perubahan lanjut yang belum bersi5at ganas.

    d. Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar.

    e. Kanker invasi5 (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam

    atau ke organ tubuh lainnya.

    1. Pemeriksaan 2+3 HPV

    Pemeriksaan ini dimasukkan pada skrining bersama$sama dengan PapFs

    smear untuk !anita dengan usia di atas ") tahun. Penelitian dalam skala besar 

    mendapatkan bah!a PapFs smear negati5 disertai 2+3 HPV yang negati5 

    mengindikasikan tidak akan ada ?-+ " sebanyak hampir /))%. Kombinasi

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    8/14

     pemeriksaan ini dianjurkan untuk !anita dengan umur diatas ") tahun karena

     prevalensi in5eksi HPV menurun sejalan dengan !aktu. -n5eksi HPV pada usia

    19 tahun atau lebih dengan 3?G hanya "/,1% sementara in5eksi ini meningkat

    sampai 4#% pada usia 1* tahun atau lebih muda. &alaupun in5eksi ini sangat

    sering pada !anita muda yang akti5 se0ara seksual tetapi nantinya akan mereda

    seiring dengan !aktu. ehingga, deteksi 2+3 HPV yang positi5 yang ditentukan

    kemudian lebih dianggap sebagai HPV yang persisten. 3pabila hal ini dialami

     pada !anita dengan usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko

    kanker serviks.

    ". iopsi

    iopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan

    atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatuabnormalitas atau kanker. iopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    9/14

    atau s0an ?< abdomen ; pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal

    dari tumor dan ; atau terkenanya nodus limpa regional (uharto, 1))7.

    A. Penentuan tadium

    enurut &H' (1))4 stadium klinik kanker serviks yang sering digunakan adalah

    klasi5ikasi yang dianjurkan oleh  nternational ederation *+ ,ynecology and *bstetricts

    (A-D' dapat dilihat pada

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    10/14

    tadium

    ---

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    11/14

     pembedahan dan radiasi sangat e5ekti5 untuk mengobati berbagai jenis kanker, namun

    keduanya hanya digunakan untuk pengobatan lokal (almer et al ., 1))#.

    Kemoterapi dapat masuk peredaran darah sistemik sehingga dapat mengobati tumor 

     primer dan metastasis (almer et al ., 1))#. Kemoterapi menggunakan obat$obatan dari

     berbagai kelas berbeda untuk menghan0urkan sel$sel yang berada di stadium , atau D

    a!al siklus sel. 3kan tetapi, sel sehat juga rentan terhadap kemoterapi. Kemoterapi biasanya

    menyebabkan penekanan atau supresi sumsum tulang, yang akhirnya menyebabkan keletihan,

    anemia, ke0enderungan perdarahan, dan peningkatan risiko in5eksi (?or!in, 1))9.

    'bat kemoterapi seperti adriamy0in (326 menginduksi apoptosis atau penuaan pada

    sel tetapi seringkali resisten dan menghasilkan respon yang pendek atau kegagalan terapi.

    etilIantin obat pentoIi5ylline (P digunakan se0ara rutin di klinik untuk penyakit

     peredaran darah baru$baru ini dijelaskan memiliki si5at antitumor. Eurnal ini mengevaluasi

    apakah pretreatment dengan P memodi5ikasi apoptosis dan penuaan diinduksi oleh 326 

     pada sel kanker serviks. etode yang dilakukan adalah dengan He8a (HPV /*J, iHa (HPV

    /4J sel kanker serviks dan non tumor sel Ha?at (kontrol. Perlakuan dengan P, 326 or 

    P J326.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    12/14

    (+??+, 1)/"

    BAB %

    KESIMPULAN

    /. Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah

    skuamokolumner  junction  yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis

    servikalis.1.

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    13/14

    de ?elis$?arrillo/, Eose = ahagun$Alores, Eavier = Dar0ia de 3lba$Dar0ia and

    Deorgina Hernande$Alores, ensitiation o5 0erviI 0an0er 0ells to 3driamy0in by

    PentoIi5ylline indu0es an in0rease in apoptosis and de0rease senes0en0e,  .olecular 

    /ancer , 9B//

    ?or!in, =.E. , 1))9, Handbook o5 Pathophysiology, =disi ", 8ipin0ot t &illiamsdan

    &ilkins, Philadelphia, G3, 4)$*.

    2alimartha, ., 1)). Kanker erviks.  n0 2alimartha, ., ed.  1eteksi 1ini 2anker3

    4implisia !ntikanker . EakartaB Penebar !adaya, /$/*.

    2epartemen Kesehatan 6-, 1))*, Prevalensi Kanker di -ndonesia.

    httpB;;!!!.depkes.go.id;indeI, diakses tanggal /7 2esember 1)/".

    8u0iani , &inkler E8., 1))4 ?ervi0al 0an0er prevention in PeruB lessons learned 5rom the

  • 8/17/2019 Kelas b Kel 2 Kanker Serviks

    14/14