kelainan refraksi

11
KELAINAN REFRAKSI Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina (bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Pada mata normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Pada kelainan refraksi, sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, akan tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan mungkin tidak terletak pada satu titik yang tajam. Terdapat beberapa titik dalam bidang refraksi : Pungtum Proksimum : titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas Pungtum Remotum : titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Klasifikasi kelainan refraksi : Ametropia Ametropia (mata dengan kelainan refraksi) berasal dari bahasa Yunani; ametros, yang berarti tidak seimbang/sebanding, dan opsis, adalah penglihatan. Jadi ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan

Upload: wulan-suwardi

Post on 21-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Kelainan refraksi

KELAINAN REFRAKSI

Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata

sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina (bintik kuning). Pada

kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optic pada mata sehingga

menghasilkan bayangan yang kabur. Pada mata normal susunan pembiasan oleh

media penglihatan dan panjangnya bola mata sedemikian seimbang sehingga

bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah

macula lutea. Pada kelainan refraksi, sinar tidak dibiaskan tepat pada retina,

akan tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan mungkin tidak terletak

pada satu titik yang tajam. Terdapat beberapa titik dalam bidang refraksi :

Pungtum Proksimum : titik terdekat dimana seseorang masih dapat

melihat dengan jelas

Pungtum Remotum : titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat

jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan

retina atau foveola bila mata istirahat.

Klasifikasi kelainan refraksi :

Ametropia

Ametropia (mata dengan kelainan refraksi) berasal dari bahasa Yunani;

ametros, yang berarti tidak seimbang/sebanding, dan opsis, adalah

penglihatan. Jadi ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan

refraksi dimana   mata yang dalam keadaan tanpa akomodasi atau istirahat

memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada

retina. Ametropia dibedakan menjadi 4 yaitu:

o Ametropi oksial: Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata

lebih panjang atau pendek.

o Ametropia refraktif: Ametropia akibat kelainan system pembiasan sinar

di dalam mata.

o Ametropia kurvatur: Ametropia akibat kelengkungan kornea atau lensa

yang tidak normal.

o Ametropia indeks: Ametropia karena indeks bias abnormal di dalam

Page 2: Kelainan refraksi

mata.

Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan yaitu :

a. Myopia

Myopia adalah mata denga daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar

yang sejajar atau datang dari tak terhingga di fokuskan di depan retina.

Myopia dibedakan berdasarkan :

Menurut bentuknya myopia dibedakan menjadi 2 yaitu :

o Myopia refraktif

Bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi

pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung

sehingga pembiasan lebih kuat.

o Myopia aksial

Myopia akibat panjanganya sumbu bola mata, dengan kelengkungan

lenssa mata dan kornea yang normal.

Menurut derajat beratnya myopia  dibedakan dalam :

o Myopia ringan dimana myopia kecil dari pada 1 – 3 dioptri.

o Myopia sedang dimana myopia lebih dari antara 3 – 6 dioptri.

o Myopia berat atau tinggi dimana myopia lebih besar dari 6 dioptri.

Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk :

o Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa.

o Myopia progresif, myopia yang bertambah terus menerus pada usia

dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata.

o Myopia maligna atau degeneratif, myopia yang dapat

mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan

myopia pernisiosa ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak

lahir.

Manifestasi klinis : Melihat jelas bila dekat dan melihat jauh kabur (rabun

jauh), sakit kepala sering disertai juling, celah kelopak yang sempit,

astemopia konvergensi, myopik kresen (gambaran bulan sabit yang terlihat

pada polos posterior fundus mata myopia yang terdapat pada daerah pupil

Page 3: Kelainan refraksi

saraf optic akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid, degenerasi macula

dan retina bagian perifer.

b. Hipermetropi

Keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh

tidak cukup dibiaskan sehingga titim fokusnya terletak dibelakang retina,

hipermetropi dikenal dalam bentuk :

1. Hipermetropi manif

Hipermetropi yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal

yang memberikan tajam penglihatan yang normal.

2. Hipermetropi absolut

Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan

memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh.

3. Hipermetropi fakultatif

Dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi

ataupun dengan kaca mata positif. Hipermetropia manifes yang masih

memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.

4. Hipermetropi laten

Dimana kelainan hipermetropi tanpa sikloplegia (atau dengan obat

yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan

akomodasi.

5. Hipermetropi total

Hipermetropi yang ukuranya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia

( obat tetes mata, biasanya diberikan pada anak, pemberian diberikan

selama 3 hari untuk mengetahui kelainan refraksi ).

Gejala yang timbul pada hipermetropia adalah penglihatan dekat

dan jauh kabur, sakit kepala, silau, dan kadang rasa juling atau lihat ganda.

Dan juga akan mengeluhkan matanya lelah dan sakit karena terus menerus

harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang

terletak di belakang macula agar terletak di daerah macula lutea. Keadaan

ini disebut astenopia akomodatif.

c. Afakia

Suata keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata

tersebut menjadi hipermetropi tinggi. Karena pasien memerlukan lensa

Page 4: Kelainan refraksi

yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada mata tersebut sebagai

berikut :

Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal

Ada efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat seperti

melengkung

Terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena jack

in the box, dimana bagian yang jelas terlihat hanya pada bagian

sentral, sedang penglihatan tepi kabur.

Maka diberikan kacamata yang :

Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya

Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia

Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan

Kacamata tidak terlalu berat

d. Astigmatisme

Adalah kelainan kelengkungan kornea mata. Astigmatisme dikenal dalam

bentuk:

1. Astigmatisme regular

Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah

atau berkurang perlahan – lahan secara terataur dari satau meredian

ke meredian berikutnya.

2. Astigmatisme irreguler

Astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2 meredian yang tegak

lurus.

Gejala yang timbul : penurunan ketajaman mata baik jarak dekat maupun

jauh dan tidak teraturnya lekukan kornea.

Presbiopi

Gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi akibat kelemahan otot

akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat

sclerosis lensa. Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih

dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata

lelah, berair dan sering terasa pedas.

Page 5: Kelainan refraksi

DRY EYE

Dry eye syndrome adalah suatu kumpulan gejala berupa : mata terasa

kesat, mata terasa gatal, pandangan sedikit rabun, dll yang disebabkan gangguan

lapisan air mata di permukaan bola mata. Lapisan air mata yang dinamakan tear

film biasanya diproduksi secara normal saat kita memejamkan kelopak mata.

guna dari lapisan tear film ini adalah menjaga kelembaban bola mata sekaligus

menjadi mekanisme proteksi kimiawi dari permukaan bola mata. Bila

permukaan bola mata kering mata rentan terjadi iritasi ataupun infeksi. gejala

iritasi tu bisa berupa mata merah, perih, sedikit nyeri saat pejamkan bola mata,

keluar air mata yang keluar berlebihan. Harus dibedakan antara air mata yang

keluar berlebihan degan tear film. Karena air mata yang keluar berlebihan

tersebut timbul akibat terpicu oleh iritasi. 

Lapisan air mata terdiri dari :

1. Lapisan Lemak/Minyak

Lapisan terluar yang berhubungan dengan udara luar, dihasilkan oleh

kelenjar kecil-kecil di pinggir kelopak mata yang disebut kelenjar meibom

dan berfungsi untuk melicinkan permukaan mata dan mengurangi

penguapan air mata.

2. Lapisan Air

Terletak di bagian tengah dan dikenal sebai air mata, dihasilkan oleh

kelenbjar kecil-kecil tersebar di konjungtiva (selaput halus tipis

menyelubungi bola mata dan kelopak mata), selain itu juga dihasilkan

oleh kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang berfungsi untuk

membersihkan mata serta mengeluarkan benda asing atau irritan.

3. Lapisan Lendir

Lapisan paling dalam yang kontak langsung dengan mata yakni

komjungtiva dan kornea, dihasilkan oleh konjungtiva dan menyebabkan

air mata menempel pada mata.

 

Page 6: Kelainan refraksi

Penyebab Mata Kering :

1. Produksi Air Mata Berkurang

Usia Bertambah Tua : sering dijumpai pada wanita yang sudah

menopause, tetapi dapat juga terjadi pada usia berapapun baik laki-

laki dan wanita.

Akibat pemakain obat-obatan jangka panjang seperti antihistamin,

antidepresan, kontrasepsi oral, obat tukak lambung, betabloker, obat-

glaukoma dan obat anesthesi.

Kelaianan Kongenital

2. Penguapan Air Mata Berlebihan

Lapisan lemak air mata terlalu tipis

Kelopak mata tidak dapat menutup dengan sempurna/normal,

berkedip tidak normal (biasanya pada orang-orang hipertitoid atau

pasca trauma)

Lingkungan udara kering : AC, Hairdryer, iklim kering, polusi udara

rokok, debu, angin dan gurun pasir

Parut kornea, penderita allergi

Penyakit kelenjar meibom

 

Gejala & Tanda Mata Kering : 

o Mata terasa kering, gatal, panas, merah, pedih dan mata berair

o Lengket dan mengeluarkan kotoran berlendir, ada sensasi seperti

"klilipan" atau kemasukan benda asing

o Mata menjadi lebih sensitive terhadap asap rokok, panas matahari, angin,

tempat ber-AC atau udara kering

o Mata mudah lelah jika untuk membaca, melihat TV atau di depan

komputer.

o Mata sering terasa kabur terutama di pagi dan sore hari dan akan ,enjadi

lebih jelas setelah berkedip.

 

Cara Pemeriksaan Mata Kering :

1. Tes uji Schimer

Untuk mengukur produksi air mata. Kertas filter schimer ditempelkan

Page 7: Kelainan refraksi

pada kantung kelopak bawah selama 5 menit (Normal jika kertas filter

basah pada angka 10-30 mm)

2. Tear Break Up Time (BUT)

Mengukur kualitas kestabilan air mata. Dikatakan normal jika mata

diminta berkedip kemudian kedip ditahan apabila lapisan air mata tidak

mengalami perubahan antara 20-30 detik.

 

Perawatan dan Terapi :

Terapi antara pasien satu dengan yang lain berbeda tergantung dari seberapa

berat kondisi mata keringnya dan apa penyebabnya. Dokter mata pada

umumnya akan memberikan tetes mata buatan (artificial tears) yang membantu

mengurangi gejala diatas. Pengguna lensa kontak sebaiknya melepaskan kontak

lensanya sebelum memberikan tetes mata air buatan.

 

Perawatan di rumah yang dapat dilakukan :

Memakai kacamata pelindung untuk mencegah tiupan angin dan panas

matahari

Hindari tiupan AC-Hydryer langsung pada mata

Usahan kelrembaban rumah antara 30-50 %

Memakai obat tetes mata pelembab, lubrikan sediaan gel sebelum gejala

memberat

Mata kadang dikompres dengan air hangat atau digosok dengan baby oil

agar mendapatkan lipid lebih tebal

Jangan menahan berkedip, tutup mata selama 10 detik setiap 10 menit

setelah mata terbuka sehingga akan memberikan rasa nyaman pada mata

 Infeksi dapat menimbulkan gejala seperti mata merah, adanya kotoran mata

berlebihan, nyeri, kelopak memerah, air mata keluar berlebihan, dan terkadang

dapat disertai demam atau peningkatan suhu lokal disekitar mata ataupun

seluruh tubuh. Penderita dry eye sindrome sebenarnya sangat banyak karena

pengaruh radiasi komputer, ultra violet, iritasi saat mengendarai motor ataupun

akibat proses penuaan karena produksi air mata mulai menurun.