kejang demam kompleks

34
ILMU KESEHATAN NO RM : 24 68 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANAMNESIS Nama : An. SK Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 5 tahun Ruang : Delima Kelas : III Nama lengkap : An. SK Jenis Kelamin : Perempuan Tempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 8 Oktober 2009 Umur : 5 tahun Nama Ayah : Tn. BD Umur : 43 th Pekerjaan ayah : Swasta Pendidikan ayah : SMA Nama ibu : Ny. HS Umur : 40 th Pekerjaan ibu : IRT Pendidikan ibu : SMA Alamat : Campurejo, Sampu Masuk RS tanggal : 14 Juni 2015 Diagnosis masuk : Kejang Demam Dokter yang merawat : dr. Sudarmanto, Sp.A Co- Asisten : Annisa Nurul Lathifah, S.Ked Tanggal : 14 Juni 2015 Alloanamnesis di Bangsal Delima KELUHAN UTAMA : kejang 1 kali KELUHAN TAMBAHAN : demam, pusing 1

Upload: annisa-n-lathifah

Post on 06-Sep-2015

231 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Toshiba

ANAMNESIS

Nama : An. SKJenis Kelamin : PerempuanUmur : 5 tahunRuang : DelimaKelas : III

Nama lengkap : An. SK Jenis Kelamin : PerempuanTempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 8 Oktober 2009 Umur : 5 tahunNama Ayah : Tn. BD Umur : 43 thPekerjaan ayah : Swasta Pendidikan ayah : SMANama ibu : Ny. HS Umur : 40 thPekerjaan ibu : IRT Pendidikan ibu : SMAAlamat : Campurejo, SampuMasuk RS tanggal : 14 Juni 2015 Diagnosis masuk : Kejang Demam

Dokter yang merawat : dr. Sudarmanto, Sp.A Co- Asisten : Annisa Nurul Lathifah, S.Ked

Tanggal : 14 Juni 2015 Alloanamnesis di Bangsal DelimaKELUHAN UTAMA : kejang 1 kali KELUHAN TAMBAHAN : demam, pusing1. Riwayat penyakit sekarang1 HSMRS : Pasien mengeluh pusing dari pagi, demam (+), mual (-), muntah (-), kejang 1 kali kurang dari 5 menit, batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+).

HMRS : Pasien dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit masuk IGD dengan keluhan demam tinggi, kejang 1 kali, pusing (+), lemas (+), keringat malam hari (-), batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+)

2. Riwayat penyakit dahulu Riwayat sakit serupa : diakui Riwayat asma : disangkal

Riwayat kejang tanpa demam : disangkal Riwayat kejang dengan demam : diakui Riwayat alergi obat: disangkal3. Riwayat penyakit pada keluarga Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat demam : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat alergi obat : disangkal4. Riwayat penyakit pada lingkungan Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat paparan obat : diakui Riwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkal

Kesan : Riwayat dahulu terdapat riwayat penyakit yang sama yaitu kejang dengan demam, riwayat keluarga tidak ada, riwayat lingkungan terdapat paparan obat.

5. Pohon Keluarga

Keterangan :: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

RIWAYAT PRIBADIRiwayat kehamilan dan persalinana. Riwayat kehamilan ibu pasien / ANCNy. HS G2P2A0 Hamil saat usia 34 tahun. Ny. HS rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat setiap bulan dan diberikan obat penambah darah dan vitamin. ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Tekanan darah ibu dalam batasan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.b. Riwayat persalinan ibu pasien / NCNy. HS melahirkan bayi tunggal pasien dibantu oleh bidan di Rumah sakit swasta wilayah ponorogo, umur kehamilan 39 minggu, persalinan terjadi secara normal dengan presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3900 gram, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir. c. Riwayat paska lahir pasien / PNCBayi laki-laki lahir dengan BB 3900 gram, setelah lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan, bergerak secara aktif, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar pada hari pertama dan bayi langsung dilatih menetek. Bayi kontrol ke rumah sakit 1 kali dan dinyatakan dalam keadaan baik.Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan normal, riwayat PNC baik.d. Riwayat makanan0-6 bulan : ASI eksklusif.6 bulan- 2 tahun : ASI, susu formula, makanan tambahan.2 tahun- sekarang : makanan dan susuKesan : Pasien mendapat ASI eksklusif sampai umur 6 buln dan berlanjut sampai usia 2 tahun.e. Riwayat perkembangan dan kepandaianMotorik KasarMotorik Halus

Melompat dengan 1 kaki, berdiri dengan 1 kaki, lompat jauhMenggambar orang, memilih garis yang lebih panjang, mencontoh

BahasaPersonal sosial

Bicara semua dimengerti, menyebutkan warna, mengartikan kataBerpakaian tanpa bantuan, mengambil makan, bermain dengan teman-teman

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial sesuai usia.

f. Riwayat VaksinasiVaksinIIIIIIIVV

Hepatitis B0 hari2 bulan6 bulan--

BCG1 bulan----

DTP2 bulan4 bulan6 bulan2 tahun5 tahun

Polio2 bulan4 bulan6 bulan2 tahun5 tahun

Campak9 bulan2 tahun6 tahun--

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI

g. Sosial, ekonomi, dan lingkungan Sosial dan ekonomi Ayah An. SK berusia 43 tahun bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan Ibu An. SK berusia 40 tahun tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga di rumah. Penghasilan keluarga Rp 2.500.000,00/bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).Lingkungan Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan saudara kandung. Seluruh keluarga tinggal di rumah kontrakan. Rumah terdiri dari 1 teras, 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan 1 WC. Sumber air berasal dari sumur. Air minum menggunakan air sumur yang di rebus. Atap terbuat dari genteng dan dinding dari semen, tantai terbuat dari semen dan sudah dikeramik. Keadaan rumah bersih, saluran air mengalir di got yang lancar. Penerangan rumah dan ventilasi cukup.Kesan: keadaan sosial ekonomi cukup baik& kondisi lingkungan rumah cukup baik.

h. Anamnesis sistem Cerebrospinal : sakit kepala (+), kejang (+), delirium (-)Kardiovaskuler : demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)Respiratori : batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-) Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB cair (-)Urogenital : BAK (+), nyeri (-), gatal (-)Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)Integumentum : bintik merah pada ekstremitas/petekie (-)Kesan : Terdapat penyakit yang manifestasi klinisnya pada sistem cerebrospinal.

PEMERIKSAANJASMANINama : An. SKJenis Kelamin : PerempuanUmur : 5 tahunRuang : DelimaKelas : III

PEMERIKSAAN OLEH: Annisa Nurul Lathifah, S.Ked Tanggal 15 Juni 2015 Jam 08.00PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : lemasVital SignHR : 120 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 37,7 CStatus Gizi BB/U : 20 kg / 5 tahunZ scores : 0.58BB/U: gizi baik (-2SD sampai 2SD)Kesimpulan : status gizi baik (menurut WHO)

PEMERIKSAAN KHUSUSKulit : petekie (-), erosi mukosa (-), ikterik (-), turgor kulit berkurang (-)Kepala : ukuran normocephal, rambut panjang, lurus, berwarna hitamMata : ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor, mata cekung (-)Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)Mulut : berdarah (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-) Cor Inspeksi: ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis kuat angkat Perkusi: batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra batas kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra Auskultasi : BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-) Paru PemeriksaanKananKiri

DepanInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n) massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

B BelakangInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n)massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Kesan : Semua hasil pemeriksaan fisik paru normalAbdomen Inspeksi: distended (-), ruam (-)Auskultasi: peristaltik normalPerkusi: timpani (+)Palpasi: turgor kulit kurang (-), nyeri tekan (-)Hepar : tidak teraba membesarLien: tidak teraba membesarAnogenital: tidak ada kelainan

Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-), bintik merah (-) Tungkai Lengan Kanan Kiri Kanan KiriGerakan : bebas bebas bebas bebasTonus : normal normal normal normalTrofi : entrofi eutrofi eutrofi eutrofi Klonus Tungkai : (-)(-)(-) (-)Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal achiles (+) normal Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski k I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-) brudzinski IV (-)Sensibilitas : dalam batas normalKesan : extremitas superior et inferior dalam batas normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH LENGKAP DAN KIMIA DARAH

(14 Juni 2015)No ParameterJumlahSatuanNilai Rujukan

1. Leukosit 10.1uL 4000-10000 /uL

2. Eritrosit 4.19uL 3,5-5,5 / uL

3. Hemoglobin 11.2gr/dl 11-16 g/dl

4. Hematokrit 32.0% 37-54%

5. MCV 76.3femtoliter 82-92 fl

6. MCH 26.7Pikograms 27-31 pg

7. MCHC 35.0g/dl 32-36 g/dl

8. Trombosit 183uL 150.000-300.000/uL

9. Limfosit 2.7% 20-40%

(16 Juni 2015)No ParameterJumlahSatuanNilai Rujukan

1. Leukosit 7.1uL 4000-10000 /uL

2. Eritrosit 4.35uL 3,5-5,5 / uL

3. Hemoglobin 11.5gr/dl 11-16 g/dl

4. Hematokrit 33.7% 37-54%

5. MCV 77.5femtoliter 82-92 fl

6. MCH 26.7Pikograms 27-31 pg

7. MCHC 34.1g/dl 32-36 g/dl

8. Trombosit 185uL 150.000-300.000/uL

9. Limfosit 3.3% 20-40%

Kesan : terdapat sedikit peningkatan pada leukosit pada hari pertama dan penurunan sedikit pada hematokrit.

RINGKASAN ANAMNESIS 1 HSMRS : Pasien mengeluh pusing dari pagi, demam (+), mual (-), muntah (-), kejang 1 kali kurang dari 5 menit, batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+). HMRS : Pasien dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit masuk IGD dengan keluhan demam tinggi, kejang 1 kali, pusing (+), lemas (+), keringat malam hari (-),batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (+). Terdapat riwayat penyakit serupa sebelumnya. Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien. Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik. Perkembangan dan kepandaian baik. Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah cukup baik.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK KU: lemas, compos mentis Vital sign :Nadi 120 x /menit, RR 24 x/menit, Suhu : 37,7 C Status gizi baik menurut WHO Kulit : petekie (-) Kepala : ca (-/-), si (-/-) Leher : PKGB (-/-) Pemeriksaan thorax : SDV (+/+), ronkhi (-/-), weezing (-/-) Abdomen : distensi (-), peristaltik normal Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal

LABORATORIUMDarah Lengkap : terdapat sedikit peningkatan pada leukosit pada hari pertama dan penurunan sedikit pada hematokrit.

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIFAKTIF Kejang 1 kali Demam pusing

INAKTIF -

DIAGNOSA KERJAKejang Demam Sederhana

RENCANA PENGELOLAANRencana Terapi Infus ringer laktat 20 tpm Inj Cefotaxim 3 x 1/3 amp Inj Dexamethasone 3 x 1/3 amp Inj antrain 3 x 1/3 amp Progesic syr 3 x 1 cthRencana Tindakan1. Obsevasi Keadaan Umum dan Vital Sign2. Bed rest

Rencana Edukasi1. Informasi mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang diderita2. Memberitahukan cara penanganan kejang.3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.4. Segera memanggil bantuan atau membawa pasien ke rumah sakit kembali jika didapatkan gejala serupa.5. Bila anak demam segera diobati sebelum terjadi kejang

PROGNOSISQuo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam: ad bonamQuo ad sanam: ad bonam

FOLLOW UPTglSOAP

14 Juni 2015Pasien datang dengan kejang saat demam 1 kali, mual (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-)Keadaan Umum : lemasTANDA VITAL :HR : 120 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 37,7 CKepala: normalLeher : PKGB (-).Thorax :sdv (+/+), rh (-/-), wz (-)Abdomen: distended (-), peristaltik normalEkstremitas : akral hangatKulit: turgor baikLAB:WBC 10.1HGB 11.2HCT 32PLT 183Susp kejang demam sederhanaInfus ringer laktat 20 tpmInj Cefotaxim 3 x 1/3 ampInj Dexamethasone 3 x 1/3 ampInj antrain 3 x 1/3 ampProgesic syr 3 x 1 cthObs KUObs TTVObs Output-Input

15 Juni 2015panas (+), kejang (-), mual (-), muntah (-)Keadaan Umum : lemasTANDA VITAL :HR : 120 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 37,6 CKepala: normalLeher : PKGB (-).Thorax :sdv (+/+), rh (-/-), wz (-)Abdomen: distended (-), peristaltik normalEkstremitas : akral hangatKulit: turgor baikKDSInfus ringer laktat 20 tpmInj Cefotaxim 3 x 1/3 ampInj Dexamethasone 3 x 1/3 ampInj antrain 3 x 1/3 ampProgesic syr 3 x 1 cthObs KUObs TTVObs Output-Input

16 Juni 2015Kel (-)Keadaan Umum : lemasTANDA VITAL :HR : 103 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 34,9 CKepala: normalLeher : PKGB (-).Thorax :sdv (+/+), rh (-/-), wz (-)Abdomen: distended (-), peristaltik normalEkstremitas : akral hangatKulit: turgor baikLAB:WBC 7.1HGB 11.5HCT 33.7PLT 185KDSInfus ringer laktat 20 tpmInj Cefotaxim 3 x 1/3 ampInj Dexamethasone 3 x 1/3 ampInj antrain 3 x 1/3 ampProgesic syr 3 x 1 cthObs KUObs TTVObs Output-Input

17 Juni 2015Keluhan (-)Keadaan Umum : lemasTANDA VITAL :HR : 103 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 34,9 CKepala: normalLeher : PKGB (-).Thorax :sdv (+/+), rh (-/-), wz (-)Abdomen: distended (-), peristaltik normalEkstremitas : akral hangatKulit: turgor baikKDSObs KUObs TTVObs Output-Input

ILMUKESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

NO RM : 24 68 28 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

18

DISKUSIDiagnosis pada pasien ini yaitu Kejang demam sederhana

DefinisiKejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu diatas 38,4oc per rektal) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut, terjadi pada anak berusia diatas 1 bulan, dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

EpidemiologiTerjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan sampai 3 tahun, insiden tertinggi pada umur 18 bulan. Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kompleks. Kejang demam disebut kompleks apabila kejang bersifat fokal, lamanya lebih dari 10-15 menit atau berulang dalam 24 jam dan kejang demam disebut sederhana bila bersifat umum, singkat dan hanya terjadi sekali dalam 24 jam. Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % - 4 % di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira kira 20 % kasus merupakan kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17 23 bulan) kejang demam sedikit lebih sering pada laki laki.

Faktor ResikoFaktor yang mempengaruhi kejang demam adalah 1. Umura. 3% anak berumur di bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam.b. Insiden tertinggi terjadi pada usia 2 tahun dan menurun setelah 4 tahun, jarang terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan atau lebih dari 5 tahun.c. Serangan pertama biasanya terjadi dalam 2 tahun pertama dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur.2. Jenis kelaminKejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 2 : 1. Hal ini mungkin disebabkan oleh maturasi serebral yang lebih cepat pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.3. Suhu badanKenaikan suhu tubuh adalah syarat mutlak terjadinya kejang demam. Tinggi suhu tubuh pada saat timbul serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38,3C 41,4C. Adanya perbedaan ambang kejang ini menerangkan mengapa pada seorang anak baru timbul kejang setelah suhu tubuhnya meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak yang lain kejang sudah timbul walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggi. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam akan lebih sering pada anak dengan nilai ambang kejang yang rendah.4. Faktor keturunanFaktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam. Beberapa penulis mendapatkan bahwa 25 50% anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga ( orang tua, saudara kandung ) yang pernah mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu demam tinggi.Faktor faktor lain diantaranya: riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah.Faktor berulangnya kejang pada kejang demam ialah riwayat kejang demam dalam keluarga usia dibawah 18 bulan suhu tubuh saat kejang lamanya demam saat awitan kejang riwayat epilepsi dalam keluarga

Patofisiologi Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme, dengan bahan baku yang terpenting yaitu glukosa. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuiali ion klorida (Cl-), akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na rendah, dan diluar sel dalam keadaan sebaliknya. Dikarenakan terdapatnya perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan luar sel maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron.Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%, pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium melalui membran, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik yang dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel dengan bantuan neurotransmiter dan terjadilah kejang.

Manifestasi klinis Kejang demam sederhanaKejang demam kompleks

- Kejang demam yangb berlangsung singkat- Durasi < 15 menit, umumnya berhenti sendiri- Kejang tonik klonik, tanpa gerakan fokal- Kejang tidak berulang dalam 24 jam- Kejang fokal- Durasi > 15 menit- Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam

Diagnosis1. AnamnesisAdanya kejang, jenis kejang, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab kejang di luar SSP.Riwayat Kelahiran, perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga (kakak-adik, orang tua). Singkirkan dengan anamnesis penyebab kejang yang lainnya.2. Pemeriksaan Fisik Kesadaran suhu tubuh tanda rangsang meningkat tanda peningkatan tekanan intracranial seperti: kesadaran menurun, muntah proyektil, fontanel anterior menonjol, papiledema tanda infeksi di luar SSP. Tanda infeksi diluar SSP misalnya otitis media akut, tonsilitis, bronkitis, furunkulosis, dan lain-lain Pemeriksaan Nervi KranialisUmumnya tidak dijumpai adanya kelumpuhan nervi kranialis

Kriteria DiagnosisKejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Kejang disertai demam pada bayi < 6 bulan atau anak > 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat demam, tidak termasuk dalam kejang demam.Kejang didahului oleh demamPasca kejang anak sadar kecuali kejang lebih dari 15 menitPemeriksaan punksi lumbal normal3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan LaboratoriumUntuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain yang dapat menjadi penyebab kejang. ( pemeriksaan darah perifer, elektrolit, dan gula darah) EEGElektroensefalograf ialah alat yamg dapat merekam aktifitas listrik di otak melalui elektroda yang ditempatkan di kulit kepala. Pemeriksaan dilakukan apabila dicurigai ada kelainan neurologic. EEG dilakuakn apabila pasien sudah bebas obat anti kejang atau sudah tidak demam selama 3 hari. Foto X-ray kepala, CT-Scan, MRITidak rutin dilakukan, dilakukan jika ada indikasi seperti kelainan neurologik fokal menetap (misal hemiparesis), paresis n.VI (n.abdusens)- bola mata tidak dapat melirik kelateral dan adanya papiledema. Lumbal pungsi Pungsi lumbal dilaukan untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis. Jika yakin bukan meningitis, pungsi lumbal tidak perlu dilakukan.

Diagnosis bandingMeningitisMeningitis adalah suatu inflamasi pada membran yang menutupi central nervous sistem, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piameter). Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, protozoa, jamur.Manifestasi klinis: Kejang, kesadaran bisa menurun atau tidak, demam tinggi/subfebris, ada tanda rangsangan meningeal (kaku kuduk, tanda kerning, bruzinski I & II)EnsefalitisEnsefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme virus, bakteri, jamur dan protozoaManifestasi klinis: Panas tinggi mendadak, kejang-kejang (bisa berjam-jam), tidak sadar, muntah.EpilepsiEpilepsi adalah suatu manifestasi dari pada lepas muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat.Gangguan metabolik Hipoglikemi Defisiensi vitamin B-6 Gangguan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalsemia, porfiria Keracunan

TatalaksanaAntipiretikDosis parasetamol yang digunakan adalah 10 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5 10 mg/kgBB/kali, 3 4 kali sehari.Antikonvulsan Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang pada 30 % - 60 % kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC. Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25 % - 39 % kasus.Fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.

Penanganan kejang:

Diazepam (iv)0.3-0.5 mg/kg (maks 20 mg)AtauDiazepam (rectal)5 mg (BB10 KG)KEJANG

0-5 menit

Kejang (-)Kejang (+)

(A) Diulang interval 5 menit

Kejang (+)5-10 menit

Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBBKecepatan 25 mg/ menitKejang (-)10-15 menit

Fenitoin : 12 jam kemudian5-7 mg/kgBB

Kejang (+)

Fenobarbital IV/IM10-20 mg/kgbb

Kejang (-)

Kejang (+)Fenobarbital 12 jam kemudian 3-4 mg/kgbb

Midazolam 0.2 mg/kgbbFenobarbital 5-10 mg/kgbb

ICU

PrognosisResiko cacat akibat komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Kelainan neurologis dapat timbul ada sebagian kecil kasus, yang biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang. Kematian akibat kejang demam tidak pernah dilaporkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dadiyanto Dwi W, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Anak. Depertemen Ilmu Kesehatan Anak FK Undip. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Badan penerbit IDAI. Jakarta, 2010.3. Ikatan Dokter Indonesia. 2003. Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Indonesia.4. Pudjiadi Antonius H, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis (Jilid pertama). Ikatan Dokter Anak Indonesia..5. Pusponegoro Hardiono D, dkk. 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.6. Staf Pengajar FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak (Jilid kedua). Jakarta: FKUI. 7. Unit kerja koordinasi neurologi IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan penerbit IDAI. Jakarta, 2006.8. WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Depkes. Jakarta. Indonesia.