kejang cici.docx
DESCRIPTION
jbTRANSCRIPT
KEJANG
DEFINISI
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari
sesudah lahir. Kejang merupakan salah satu keadaan yang merupakan tanda bahaya yang
sering terjadi pada neonatus, karena kejang dapat menyebabkan hipoksia otak yang
berbahaya bagi kehidupan bayi sekaligus dapat menyebabkan terbentuknyan sekuele yang
menetap dan berakibat buruk pada kehidupan bayi di masa depan. Selain itu, kejang dapat
merupakan suatu tanda atau gejala signifikan dari suatu masalah SSP pada neonatus.
ETIOLOGI
Ada banyak penyebab kejang pada neonatus, menurut buku IDAI dan Avery’s neonatology,
ada beberapa penyebab utama kejang neonatus, yaitu :
PENYEBAB KETERANGAN
Ensefalopati iskemik hipoksik
Penyebab paling sering pada bayi cukup bulan (40-
60%) dan merupakan penyebab utama dari
perkembangan bayi yang buruk
Biasanya timbul dalam 24 jam
Sulit dikontrol dengan medikamentosa
Pendarahan intrakranial
Pendarahan intraventrikular
Pendarahan intracerebral
Pendarahan subdural
Pendarahan subarachnoid
Infeksi SSP
Meningitis bakteri
Meningitis virus
Encephalitis
Intrauterine (TORCH) infections
Bakteri patogen yang paling sering dari
streptokokus grup B, escherichia coli, listeria,
staphyloccocus
Stroke perinatal
Oklusi arteri atau thrombosis vena dapat
menyebabkan stroke
Insidensi 1 per 4000
Metabolik
Hipoglikemia
Hipokalsemia
Hipomagnesaemia
Hipo/hipernatremia
Ketergantungan pyridoxine
Kelainan metabolik bawaan
Merupakan penyebab yang jarang ditemukan, namun
tetap membutuhkan perhatian khusus untuk
menemukan penyebab yang dapat di tangani
Putus obat ibu
Kelainan otak kongenital
Anomali kromosom
Anomali otak kongenital
Kelainan neuro-degeneratif
Kejang neonatus familial jinak Biasanya timbul sebagai kejang tonik atau klonik
pada hari ke 2 atau ke 3
Kejang hari kelima
Dengan nama lain kejang neonatus jinak idiopatik
Biasanya hilang pada hari ke 15, penyebab tidak
diketahui
MANIFESTASI KLINIK
Kejang neonatus bisa timbul dalam beberapa tipe yang mungkin terlihat bersamaan selama
beberapa jam. Kejang diklasifikasikan menurut manifestasi klinis yang timbul
Tipe kejang Proporsi dari kejang
neonatus
Tanda klinis
Subtle
10-35% tergantung
maturitas
Lebih sering pada bayi
cukup bulan
Terjadi pada bayi
dengan gangguan SSP
berat
Mata- melotot, mengedip, deviasi
horizontal
Oral- Mencucu, mengunyah, menghisap,
menjulurkan lidah
Ekstremitas- memukul, gerak seperti
berenang, mengayuh pedal
Otonomik- apneu, takikardia, tekanan darah
tidak stabil
Klonik
50%
Lebih sering pada bayi
cukup umur
Biasanya dalam keadaan sadar
Gerak ritmik (1-3/detik)
Fokus organ lokal atau 1 sisi wajah atau
tubuh. Mungkin merupakan fokal
neuropathy yang tersembunyi
Multifokal – irregular, terpotong-potong
Tonik
20%
Lebih sering pada bayi
preterm
Mungkin meliatkan 1 bagian ekstremitas
atau seluruh tubuh
Ekstensi generalisata dari bagian tubuh atas
dan bawah dengan postur opisthotonic
Mioklonik
5%
Sentakan cepat terisolasi (membedakan dari
mioklonik neonatus jinak)
Fokal (1 bagian ekstremitas) atau
multifokal (beberapa bagian tubuh)
Ditemukan pada putus obat (terutama gol.
opiat
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana kejang pada neonatus bertujuan untuk meminimalisir gangguan fisiologis dan
metabolik serta mencegah berulangnya kejang. Ini melibatkan bantuan ventilasi dan perfusi,
jika dibutuhkan, dan koreksi keadaan hipoglikemia, hipocalcemia atau gangguan metabolik
lainnya.
Kebanyakan bayi diterapi dan dimonitor hanya berdasarkan pada diagnosis klinis saja, tanpa
melibatkan penggunaan EEG. Penggunaan EEG yang kontinyu menunjukkan bahwa masalah
pada kejang elektrografik adalah sering menetapnya kejang walaupun setelah dimulainya
terapi anti konvulsi.
Manajemen kejang pada neonatus
Pengawasan jalan napas bersih dan terbuka, pemberian oksigen
Periksa dan catat aktivitas kejang yang terjadi
Lakukan penilaian secepatnya apakah penyebab kejang dapat ditangani dengan cepat,
jika tidak bisa tangani kejang dengan fenobarbital 20 mg/kg IV sambil terus
memonitor sistem kardiovaskular dan respirasi dan lakukan terapi suportif yang
dibutuhkan.
Hentikan semua asupan secara oral
Usahakan tangani penyebab utama kejang sesuai tata cara yang diindikasikan
Jika kejang masih berlanjut, berikan dosis tambahan fenobarbital 5 mg/kg IV (sampai
tercapai dosis maksimal 40 mg/kgbb)
Jika kejang masih berlanjut, berikan fenitoin 15-20mg/kgbb
Kejang dapat tertangani, lanjutkan pengawasan. Pertimbangkan untuk menghentikan
obat antikonvulsan jika : kejang terkontrol dan pemeriksaan neurologis normal atau
pemeriksaan neurologis abnormal namun EEG normal
Jadwal Pemberian Obat Antikonvulsi
Phenobarbital
Dosis
Loading dose :
20 mg/kg IV – selama 10-15 menit
Dosis tambahan(pilihan) 5 mg/kg/kali sampai
kejang mereda atau dosis total (40 mg/kg) telah
tercapai
Rumatan :
IV (perlahan-lahan – contoh : 1 mg/kg/menit),
IM, Oral
2.5-5 mg/kg sekali sehari dimulai 12-24 jam
setelah dosis awal
Keterangan
Pengobatan lini pertama
Efektivitas kurang dari 50%
Mengurangi kejang secara klinis namun efek
kurang pada kejang EEG
Penambahan obat kedua (contoh : fenitoin)
seringkali dibutuhkan
Mungkin menyebabkan apneu/depresi respiratorik
pada dosis tinggi (40 mg/kg) dan peningkatan
konsentrasi serum (diatas 60 mikrogram/mL
Jangkauan terapeutik :
Ukur level serum setelah 48 jam dari pemberian
intravena dosis awal
15-40 microgram/mL (65-170 micromol/L)
Fenitoin
Dosis
Dosis awal :
15-20 mg/kg IV – kecepatan infus maksimum 0.5
mg/kg/menit(jika melalui IV)
IV atau oral
Setelah dosis awal : 4-8 mg/kg perhari
Setelah umur 1 minggu : dosis sampai 8 mg/kg/kali
– 2 sampai 3 kali sehari
Keterangan
Tidak cocok dengan pemberian intra muskular
Pastikan keutuhan dari pembuluh darah karena
adanya resiko radang jaringan dan nekrosis apabila
terjadi ekstravasasi
Berikan dengan menggunakan filter dan diikuti
bolus Nacl 0.9%
Berikan perlahan-lahan secara intravena untuk
mencegah terjadinya aritmia jantung
Monitor heart rate dan ritme dan tekanan darah
untuk mengetahui apabila ada hipotensi
Jangkauan level terapeutik
o Ukur konsentrasi dalam darah setelah pemberian
dosis awal intravena
o 6-15 mikrogram/mL pada minggu-minggu awal
kehidupan dilanjutkan 10-20 mikrogram/mL
Midazolam
Dosis
0.15 mg/kg IV minimal selama 5 menit
Infus :
60-400 mikrogram/kg/jam
Rekonstitusi dan dilusi
Dilusi 1 mg/kg midazolam sampai dosis total 50
mL dengan Nacl 0.9%, glukosa 5% atau 10%
1 ml/jam = 20 mikrogram/kg.jam
Keterangan
Efektif pada bayi yang tetap kejang setelah
diberikan fenobarbital dan/atau fenitoin
Dapat menyebabkan depresi respiratorik dan
hipotensi jika disuntikkan dengan cepat atau
diberikan bersamaan dengan obat golongan
narkotika
DAFTAR PUSTAKA
1. Gordon B. Avery, Mhairi G. MacDonald, Mary M. K. Seshia, Martha D. Mullett,
M.D. Avery’s neonatology : Pathophysiology And Management Of The Newborn
.2005. edisi 6. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
2. Kosim M. Sholeh, Ari Yunanto, Rizalya Dewi, Gatot Irawan Santosa, Ali Usman.
Buku Ajar Neonatologi. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
3. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline. 2001-
2011.Queensland(Australia): Queensland Goverment . 2011
4. Jensen MD, Frances. Neonatal Seizures : An Update on Mechanisms and
management. Clin Perinatol. 2009; 36(4): 881
5. Olson MD, Donald. Neonatal Seizures. Neoreviews 2012; 13; e213
6. Ramantani G, et al. Levetiracetam: Safety and Efficacy in neonatal seizures, European
Journal of Paediatric Neurology 2010, doi:10.1016/j.ejpn.10.003