kejang

39
FUNDAMENTAL DAN PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF KEJANG TRIGGER I Disusun Oleh : Kelompok II INDAH PUSPITA SARI 0910721005 RAHMATUZ ZULFIA 0910721010 ILHAM AKBAR 0910723004 MERINDA KUSUMA W. 0910723006 ASTRIANA GRACIA L. 0910723014 BAYU ALDI I. 0910723016 DANANG RAHMADANI 0910723018 DONI AGUNG NUGROHO 0910723020 PUPUT AYU KRISTINA W. 0910720071 RATIH KUSUMA M. 0910720075 RENNY ERNAWATI 0910720077 RYAN PRIAMBODO 0910720082 SILMA KAMILA 0910720085 SITI AL QOMARIYAH 0910720087 UMI LATIFAH 0910720091 YULISTIANA F. 0910720095 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: heryenisuryani

Post on 10-Jul-2016

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lp kejang

TRANSCRIPT

Page 1: KEJANG

FUNDAMENTAL DAN PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF

KEJANG

TRIGGER I

Disusun Oleh :

Kelompok II

INDAH PUSPITA SARI 0910721005

RAHMATUZ ZULFIA 0910721010

ILHAM AKBAR 0910723004

MERINDA KUSUMA W. 0910723006

ASTRIANA GRACIA L. 0910723014

BAYU ALDI I. 0910723016

DANANG RAHMADANI 0910723018

DONI AGUNG NUGROHO 0910723020

PUPUT AYU KRISTINA W. 0910720071

RATIH KUSUMA M. 0910720075

RENNY ERNAWATI 0910720077

RYAN PRIAMBODO 0910720082

SILMA KAMILA 0910720085

SITI AL QOMARIYAH 0910720087

UMI LATIFAH 0910720091

YULISTIANA F. 0910720095

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

MALANG

Page 2: KEJANG

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan rahmat

dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan diskusi PBL Sistem Saraf

Trigger I : Kejang.

Terima kasih penyusun sampaikan kepada DR.dr. Achdiat Agoes. Selaku

fasilitator dalam diskusi ini yang telah membimbing dan membuka wawasan kami

pada saat diskusi PBL sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar.

Semoga apa yang telah kami susun dalam laporan ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Malang, 23 November 2010

Penyusun

Page 3: KEJANG

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling

kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan

didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak. Sistem saraf

merupakan salah satu sistem tubuh yang berfungsi sebagai media untuk

berkomunikasi anter sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai

pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon.

Bahasan kami dalam laporan diskusi ini adalah tentang anatomi

fisiologi sistem saraf serta konsep-konsep kejang, sebagai gejala dari

gangguan pada sistem saraf. Kejang merupakan manifestasi klinis secara

tiba-tiba (paroksismal) pada fungsi otak tanpa sengaja.

Sebagai mahasiswa keperawatan yang dituntut untuk berlaku

profesional, bahasan tentang sistem saraf : kejang adalah salah satu materi

yang harus dikuasai. Oleh karena itu konsep sistem saraf : kejang akan kami

paparkan pada laporan diskusi ini.

2. Batasan Masalah

Mengidentifikasi tentang anatomi fisiologi sistem saraf

Mengidentifikasi tentang penurunan kesadaran

Konsep kejang yang meliputi pengertian kejang, klasifikasi kejang,

patofisiologi kejang, etiologi kejang, penatalaksanaan medis kejang.

Page 4: KEJANG

BAB II

PEMBAHASAN

1. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf

Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling

kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan

didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap

neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain,

membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.

Neuron mengadakan komunikasi yang cepat antara kelompok-kelompok sel

yang diatur secara serial, sehingga memungkinkan penghantaran informasi

yang cepat melewati jarak yang jauh.

Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu.

Secara anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusat yang

terdiri atas otak dan medulla spinalis; dan susunan saraf tepi yang terdiri atas

serat saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf yang disebut ganglion saraf.

a. Jaringan Saraf

Neuron

Sel saraf, atau neuron, adalah satuan anatomis dan fungsional

independent dengan ciri morfologis majemuk. Mereka

berperan pada penerimaan, penghantaran dan pemrosesan

rangsang; pencetus aktivitas sel tertentu; dan pelepas

neurotransmitter dan molekul-molekul penyampai informasi

lainnya.

Sebuah neuron mempunyai badan sel (cell body) atau

perikarion, yang relative besar yang mengandung nucleus dan

berbagai ragam organel seluler lainnya. Merupakan pusat

trofik untuk seluruh sel saraf dan juga peka terhadap

rangsang. Neuron memiliki penjuluran mirip serat yang disebut

prosesus, sehingga sel mampu mencapai jarak yang jauh

untukmenghantarkan pesan. Ada dua jenis penjuluran neural

yang umum: dendrit, yang merupakan juluran-juluran panjang

Page 5: KEJANG

dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan, dari sel

apitelial sensoris, atau dari neuron lain dan kemudian

mengirimkan sinyal dari ujungnya ke seluruh bagian lain

neuron; dan akson, yang merupakan juluran tunggal yang

dikhususkan untuk membangkitkan atau menghantar implus

saraf ke sel lain melalui ujung neuron. Akson juga dapat

menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama

mengubah penghantaran potensial aksi ke neurom lain.

Bagian distal akson umumnya bercabang dan membentuk

cabang-cabang terminal. Setiap cabang ini berakhir pada sel

berikutnya berupa pelebaran yang disebut pentol akhir

(bouton), yang membentuk struktur yang disebut sinaps.

Sinaps meneruskan informasi kepada sel berikut dalam sirkuit.

Neuron dan julurannya mempunyai bentuk dan ukuran yang

sangat berfariasi. Berdasarkan ukuran dan bentuk julurannya

neuron dapat dibagi menjadi: neuron multipolar, yang memiliki

lebih dari 2 juluran, satu adalah akson dan lainnya adalah

dendrite; neuron bipolar, dengan satu akson dan satu dendrite;

dan neuron pseudounipolar, yang memiliki satu juluran dekat

perikarion yang bercabang menjadi 2 cabang. Juluran itu

berbentuk huruf T, dengan satu cabang meluas ke ujung

perifer dan satu lagi kea rah susunan saraf pusat .Pada

neuron pseudounipolar, rangsangan yang diambil oleh dendrit

labgsung menuju akson terminal tanpa melewati perikarion.

Neuron dapat pula digolongkan berdasarkan peran

fungsionalnya. Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ

efektor seperti seret otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin.

Neuron sensoris (aferen) terlibat daam penerimaan stimulus

sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron

mengadakan hubungan sesame neuron, membentuk rantai

atau sirkuit fungsional kompleks (seperti pada retina).

Dalam susunan saraf pusat, badan sel-sel saraf hanya

terdapat dalam substansi kelabu. Substansi putih

mengandung juluran-juluran neuron tanpa perikarion. Dalam

Page 6: KEJANG

susunan saraf tepi ditemukan perikarion dalam ganglion dan

dalam beberapa daerah sensoris (misalnya mukosa olfaktoris).

- Badan sel (perikarion)

Perikarion adalah bagian neuron yang mengandung inti

dan sitoplasma di sekelilingnya, tidak termasuk juluran-

juluran sel. Ia terutama merupakan pusat trofik, ia juga

memiliki kemampuan reseptif. Perikarion kebanyakan

neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang

membawa stimulus pembangkit atau penghambat yang

timbul dalam sel-sel saraf lain.

- Dendrit dan Akson

Dendrit biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti

pohon. Kebanyakan sel saraf memiliki banyak dendrite,

yang sangat memperluas daerah reseptif sel. Percabangan

dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima

dan memadukan sejumlah besar terminal akson dari sel-

sel saraf lain.

Komposisi sitoplasma dendrit serupa dengan yang terdapat

pada perikarion. Bedanya, pada dendrit tidak ditemukan

kompleks golgi.

Neuron pada umumnya hanya memiliki satu akson,

beberapa bahkan tidak memiliki akson, hanya sedikit.

Akson adalah juluran silindris dengan panjang dan garis

tengah bervariasi sesuai jenis neuronnya. Akson umumnya

sangat panjang. Semua akson bermula dari daerah

berbentuk pyramid yang disebut akson hilok yang keluar

dari perikarion. Membrane plasma akson disebut aksolema

yang berisi aksoplasma.

Page 7: KEJANG

Sel-sel Pendukung (Glia)

Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam

menunjang neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas

struktur system saraf dan bagi fungsi normal neuron.

Jumlahnya melebihi neuron mulai dari sepuluh kali sampai

lima puluh kali lebih banyak daripada neuron. Sel-sel glia

mengelilingi perikarion, akson dan dendrite, selain itu mereka

huga terdapat pada ruang interseluler. Sel-sel glia

menyediakan lingkungan mikro yang sesuai untuk aktivitas

neuron.

Sel-sel glia dapat digolongkan menurut asal dan fungsinya

antara lain:

- Oligodendrosit

Oligodendrosit (oligos, kecil + dendron + kytos, sel)

menghasilkan selubung myelin yang membentuk penyekat

listrik dari neuron pada susunan saraf pusat Sel-sel ini

memiliki sedikit juluran yang membungkus akson,

membentuk suatu selubung myelin.

- Sel Schwan

Memiliki fungsi yang sama seperti oligodendrosir namun ia

berlokasi di sekitar akson pada susunan saraf perifer.

Suatu sel scgwan membentuk myelin di sekeliling satu

akson, hal ini berbeda dengan oligodendrosit yang dapat

bercabang dan melayani lebih dari satu neuron dan

julurannya Jadi oligodendrosit (dalam SSP) dan sel schwan

(dalam SST) membentuk selubung myelin yang

menginsulasi daerah sekitar akson.

Neuron akan dibungkus myelin dalam sistemsaraf yang

sedang berkembang ketika sel schwan atau oligodendrosit

tumbuh di sekitar akson sedemikian rupa sehingga

membrane plasmanya membentuk lapisan kosentris

(melilit). Membrane itu sebagian besar disusun oleh lipid,

Page 8: KEJANG

yang merupakan konduktor arus listrik yang buruk. Dengan

demikian selubung myelin memberikan insulasi listrik pada

akson, analog dengan insulasi plastic yang membungkus

kabel tembaga.

- Astrosit

Astrosit (astron, bintang + kytos) merupakan sel dengan

bentuk seperti bintang kerena memiliki juluran yang

memancar. Sel ini mempunyai banyak filament yang

terbuat dari protein asam fibriler glia yang memperkuat

strukturnya. Astrosit mengikat neuron pada kapiler dan

pada pia meter (jaringan ikat tipis yang membungkus SSP).

Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit

fibrosa dan berlokasi di substansia putih (white metter),

dan astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-

cabang pendek ditemukan dalam substansi kelabu

Astrosit berpartisipasi dalam pengendalian lingkungan ionic

dan kimiawi neuron. Astrosit juga memegang peranan

dalam pengendalian banyak fungsi SSP. Disamping itu

astrosit dapat mempengaruhi kelangsungan hidup neuron

dan aktivitasnya, tidak hanya melalui kemampuannya

untuk mengatur konstituen dari lingkungan ekstraseluler,

tetapi juga karena mereka melepaskan substrat-substrat

metabolik dan molekul-molekul neuroaktif. Dan akhirnya,

astrosit juga membentuk komunikasi langsung dengan

yang lainnya lewat hubungan celah (gap junction),

membentuk suatu jaringan dimana informasi dapat berjalan

dari satu titik ke titik lain dalam jarak jauh.

- Sel Ependim

Sel ini merupakan sel epitel kolumner rendah bersilia yang

melapisi rongga-rongga pada susunan saraf pusat.

- Mikroglia

Page 9: KEJANG

Mikroglia (micros, kecil + glia) adalah sel kecil yang

bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang

ireguler Inti selnya panjang dan padat, berbeda dengan inti

sel-sel glia lainnya yang berbentuk bulat. Mikroglia, sel

fagosit yang mewakili susunan fagosit mononukleus pada

jaringan saraf, berasal dari sel prekusor dalam sumsum

tulang. Mereka terlibat dalam proses inflamasi dan proses

pembentukan SSP orang dewasa, mereka juga

menghasilkan dan melepaskan radikal protease dan

oksidatif netral. Bila diaktifkan, mikroglia berperan sebagai

sel pengenal antigen (antigen presenting cell).

b. Sususan Saraf Pusat

Susunan saraf pusat terdiri dari serebrum, serebelum, dan medulla

spinalis. System saraf pusat tidak memiliki jaringan ikat sehingga

konsistensinya relatif lunak.

Substansi Putih dan Kelabu

Kedua substansia ini terlihat pada potongan melintang serebrum,

serebelum, dan medulla spinalis. Perbedaan warna ini disebabkan

karana distribusi myelin yang berbeda. Komponen utama dari

substansia putih adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit yang

memproduksi myelin, dan tidak mengandung badan sel neuron.

Substansia kelabu mengandung badan sel neuron, dendrite dan

bagian awal dari akson dan sel glia yang tidak bermielin, merupakan

daerah timbulnya sinaps. Substansia kelabu biasanya berada pada

permukaan serebrum dan serebelum, membentuk korteks serebral dan

serebelar, sedangkan substansia putih berada pada daerah yang lebih

sentral. Kumpulan nadan sel neuron yang membentuk pulau-pulau

substansia kelabu yang dikelilingi oleh substansia putih disebut nuclei.

Pada korteks serebri, substansia kelabu terdiri atas enam lapis sel

dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Neuron-neuron pada

beberapa tempat di korteks serebri mengatur implus aferen (sensorik),

Page 10: KEJANG

dan di tempat lain neuron eferen (motorik) mengaktifkan implus motorik

yang mengatur perherakan volunteer.

- Meninges

Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna

vertebralis. Disamping itu ia juga dibungkus membrane jaringan

ikat yang disebut meninges .Meninges memiliki beberapa

lapisan, dimulai dari lapisan paling luar berturut-turut antara lain

terdapat dura meter, araknoid dan pia meter. Araknoid dan

piameter saling melekat dan seringkali dipandang sebagai satu

membrane yang disebut pia-akarnoid. Berikut akan dijelaskan

secara detil satu-persatu.

- Durameter

Merupakan meninges luar yang terdiri atas jaringan ikat padat

yang berhubungan langsung dengan periostium tengkorak. Dura

meter yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari

periostium vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung

vena yang berdinding tipis, jaringan ikat longgar dan jaringan

lemak.

Durameter dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit yang

disebut ruang subdural. Epitel gepeng selapis melapisi

permukaan dalam dan luar dura meter pada medulla spinalis.

- Arachnoid

Diambil dari bahasa Yunani arachnoeides, seperti jarring laba-

laba. Ia memiliki dua komponen: lapisan yang berkontak dengan

dura meter dan sebuah system trabekel yang menghubungkan

lapisan itu dengan pia meter. Rongga diantara trabekel disebut

rongga subaraknoid, yang terisi cairan cerebrospinal dan

terpisah sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk

bantalan hidrolik yang melindungi SSP dari trauma. Ruang

subaraknoid berhubungan dengan ventrikel otak.

Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.

Dengan permukaan yang dilapisi oleh epitel gepeng selapis.

Page 11: KEJANG

Araknoid lebih mudah dibedakan dari pia meter karena dalam

medulla spinalis araknoid lebih sedikit trabekulanya.

Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura meter,

membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus

dalam dura meter. Juluran ini dilapisi oleh sel-sel endotel dari

vena, disebut villi araknoid, yang fungsinya sebagai penyerap

cairan cerebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.

- Piameter

Pia meter terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung

banyak pembuluh darah. Ia tidak berkontak dengan sel atau

serat saraf meskipun ia terletak cukup dekat dengan jaringan

saraf. Di antara pia meter dan elemen neural terdapat lapisan

tipis cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia meter dan

membentuk barier fisik pada bagian tepi dari SSP yang

memisahkan SSP dari cairan serebrospinal

Pia meter menyusuri semua lekuk permukaan SSP dan

menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh

darah. Pia meter dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari

mesenkim.

Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan, ruang

perivaskular, yang dilapisi oleh pia meter. Pia meter lenyap

sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler. Dalam

SSP kapiler darah seluruhnya dilapisi oleh perluasan cabang sel

neuroglia.

- Sawar darah otak

Sawar darah-otak merupakan barier fungsional yang mencegah

masuknya beberapa substansi, seperti anti biotik, bahan kimia

dan toksin bakteri, dari darah ke jaringan saraf.

Sawar darah-otak ini terjadi akibat kurangnya permeabilitas

yang menjadi ciri kapiler darah jaringan saraf. Taut kedap, yang

menyatukan sel-sel endotel kapiler ini secara sempurna,

merupakan komponen structural utama dari sawar ini.

Sitoplasma sel-sel endotel tidak bertingkap, terlihat sangat

Page 12: KEJANG

sedikit vesikel pinositotik. Perluasan cabang sel neuroglia yang

melingkari kapiler ikut mengurangi permeabilitasnya.

Pleksus Koroid dan Cairan Serobrospinal

Pleksus koroid merupakan lipatan-lipatan ke dalam dari

pia meter yang menyusup ke bagian dalam ventrikel. Berupa struktur

vaskular yang terbuat dari kapiler fenestra yang berdilatasi. Terdapat

pada tiap vebtrikel ke tiga dan ke empat dan sebagian pada dinding

ventrikel lateral.

Pleksusu koroid terdiri atas jaringan ikat longgar dari pia meter,

dibungkus oleh epitel kuboid selapis atau silindris yang memiliki

karakteristik sitolohi dari sel pengangkut ion.

Pleksus koroid memiliki beberapa fungsi antara lain: fungsi utama

pleksus koroid adalah membentuk cairan serebro spinal, yang hanya

mengandung sedikit bahan padat dan mengisi penuh ventrikel, kanal

sentral dari medula spinalis, ruang araknoid dan ruang perivaskular.

Fungsi lainnya adalah ia sangat penting bagi metabolisme SSP dan

merupakan alat pelindung, berupa bantalan cairan dalam ruang

subaraknoid.

OTAK

- Otak Besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas

mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi),

ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar

atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan

refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu

terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di

sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan

sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi

yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan

dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan

belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian

yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian

Page 13: KEJANG

depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,

berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di

bagian belakang.

- Otak Tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di

depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang

mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak

tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti

penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

- Otak Kecil (serebellum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot

yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada

rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar

yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

- Sumsum Sambungan (medula oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari

medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga

mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,

tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat

pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain

seperti bersin, batuk, dan berkedip.

- Jembatan Varol (pons varolli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil

bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum

tulang belakang.

Page 14: KEJANG

Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian

luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu

dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang

belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas

disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls

sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang

melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang

belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal

terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan

menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya

ke saraf motor.

c. Susunan Saraf Tepi

Serat Saraf

Serat saraf terdiri atas akson yang dibungkus oleh selubung khusus

yang berasal dari ectoderm. Gabungan serat saraf membentuk

berbagai lintas pada otak, medulla spinalis, dan saraf tepi.

Serat saraf pada SSP dan SST memiliki perbedaan pada selubung

pembungkusnya. Kebanyakan akson pada jaringan saraf dewasa

dibungkus oleh satu atau banyak lipatan sel penyelubung. Pada serat

saraf tepi sel penyelubung itu adalah sel schwan, sedangkan pada

serat saraf pusat adalah oligodendrosit. Serat saraf tanpa myelin

umumnya aksonnya bergaris tengah kecil. Sedangkan serat dengan

myelin aksonnya lebih tebal dan dibungkus oleh makin banyak lapisan

pembungkus kosentris yang membentuk selubung myelin.

Page 15: KEJANG

Berdasarkan tempatnya, dibedakan atas :

1. Saraf kranial (Saraf otak)

- berasal dari otak

- berjumlah 12 pasang, yaitu :

Bersifat sensorik : I, II, VIII

Bersifat motorik : III, IV, VI, XI, XII

Bersifat sensorik-motorik : V, VII, IX, X

2. Saraf spinal (saraf sumsum tulang belakang)

- berasal dari sumsum tulang belakang

- berjumlah 31 pasang

- cabang-cabang saraf spinal mempersatukan seluruh otot rangka

dan kulit

Berdasarkan asalnya, dibedakan atas :

a. 8 pasang saraf leher

b. 12 pasang saraf punggung

c. 5 pasang saraf pinggang.

d. 5 pasang saraf ekor

Berdasarkan arah impulsnya dibedakan :

1. Sistem syaraf aferen :

- Membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat

2. Sistim syaraf eferen :

- Membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor

Macam-macam gangguan sistem saraf- Demensia :

Hilangnya fungsi intelektual tanpa kehilangan fungsi vegetataif atau

kesadaran. Ingatan, pengetahuan umum, pikiran abstrak, kemampuan

menilai, dan interpretasi atas komunikasi tertulis atau lisan dapat terganggu.

Demensia dibagi menjadi 2 :

1. Demensia primer

Alzheimer adalah penyakit yang bersifat degeneratif dan progresif

pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta

mengakibatkan gangguan memori, berpikir, dan tingkah laku.

Page 16: KEJANG

2. Demensia sekunder

Sindrom Wernicke-Korsakoff berkaitan dengan konsumsi alkohol

yang berlebihan dan kehilangan nutrisi. Perubahan patologis

melibatkan nekrosis sel-sel saraf dan struktur mielinasi.

- Afasia : kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan diri sendiri atau

memahami bahasa.

- Agnosia : kehilangan kemampuan untuk mengenali objek melalui sistem

sensori tertentu. Angnosia visual mengacu pada ketidakmampuan untuk

menyebutkan objek meskipun benda itu dikenal. Juga terdapat agnosia

taktik dan auditorius.

- Ataksia : ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan otot, yang

mengakibatkan kesulitan dalam berjalan, bicara, dan melakukan tuas

perawatan diri, kerusakan kemampuan kognitif dan disorientasi.

- Disartia : kesulitan dalam membentuk dan mengartikulasikan kata-kata.

Disebabkan oleh kerusakan pada area motorik serebrum atau kerusakan

pada batang otak.

Page 17: KEJANG

2. Penurunan Kesadaran

Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. ( Corwin,

2001 )

Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam

arti tidak terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu

memberikan respons yang normal terhadap stimulus.

Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana

seseorang mengenal / mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.

(Padmosantjojo,2000)

Dalam menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu :

1. Kompos mentis

Kompos mentis adalah kesadaran normal, menyadari seluruh asupan dari

panca indra dan bereaksi secara optimal terhadap seluruh rangsangan baik

dari luar maupun dalam.

2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness

Mata cenderung menutup, mengantuk, masih dapat dibangunkan dengan

perintah, masih dapat menjawab pertanyaan walau sedikit bingung, tampak

gelisah dan orientasi terhadap sekitarnya menurun.

3. Stupor / Sopor

Mata tertutup dengan rangsang nyeri atau suara keras baru membuka mata

atau bersuara satu dua kata . Motorik hanya berupa gerakan mengelak

terhadap rangsang nyeri.

4. Soporokoma / Semikoma

Mata tetap tertutup walaupun dirangsang nyeri secara kuat, hanya dapat

mengerang tanpa arti, motorik hanya gerakan primitif.

5. Koma

Dengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali, baik dalam hal

membuka mata, bicara maupun reaksi motorik.( Harsono , 1996 )

Penyebab Penurunan Kesadaran

a. S : Sirkulasi meliputi stroke, dan penyakit jantung

Page 18: KEJANG

b. E : Ensefalitis dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi

sistemik/ sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara

bersamaan.

c. M : Metabolik hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma

hepatikum.

d. E : Elektrolit diare dan muntah yang berlebihan

e. N : Neoplasma tumor otak baik primer maupun metastasis

f. I : Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat

menyebabkan penurunan kesadaran.

g. T : Trauma terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan

subdural, dapt pula trauma abdomen dan dada.

h. E : Epilepsi pasca serangan grandmall atau pada status epileptikus

dapt menyebabkan penurunan kesadaran.

Page 19: KEJANG

3. Kejang

a. Pengertian Kejang

- Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara

sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan

listrik serebral yang berlebihan (Betz & Sowden,2002).

- Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 380 C) yang disebabkan oleh suatu

proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer. 2000)

- Kejang demam (febrile convulsion) ialah bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses

ekstrakranium. (Taslim. 1989)

- Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau

anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini

dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini

terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk

pertama kalinya pada usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008)

b. Klasifikasi Kejang

A. Kejang Parsial

Kejang Parsial Sederhana

1. Kesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut

ini:

- Tanda-tanda motoris→kedutaan pada wajah. Tangan, atau salah satu

sisi tubuh : umumnya gerakan kejang yang sama

- Tanda atau gejala otonomik→muntah berkeringan, muka merah, dilatasi

pupil.

Page 20: KEJANG

- Gejala somatosensoris atau sensoris khusus→-mendengar musik,

merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.

- Gejala psikik→dejavu, rasa takut, sisi panoramic.

Kejang parsial komplesk

1. Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai

kejang parsial simpleks.

2. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic—mengecapkan

bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan

dan gerakan tangan lainnya.

3. Dapat tanpa otomatisme—tatapan terpaku.

B. Kejang Umum (Konvulsif atau Non-Konvulsif)

Kejang Absens

1. Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.

2. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang

dari 15 detik.

3. Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan

berkonsentrasi penuh.

4. Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh

dengan sendirinya pada usia 18 tahun.

Kejang Mioklonik

Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi

mendadak

Kejang Mioklonik→Lanjutan

1. Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik,

berupa kedutaan-kedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.

2. Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam

kelompok.

Page 21: KEJANG

3. Kehilangan kesadaran hanya sesaat

Kejang Tonik-Klonik

1. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada

otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari 1

menit.

2. Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.

3. Tidak adan respirasi dan sianosis

4. Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan

bawah.

5. letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical

Kejang Atonik

1. Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.

2. Singkat, dan terjadi tampa peringatan.

Status Epileptikus

1. Biasanya. Kejang tonik-klonik umum yang terjadi berulang.

2. Anak tidak sadar kembali diantara kejang.

3. Potensial untuk depresi pernapasan, hipotensi, dan hipoksia

4. memerlukan pengobatan medis darurat dengan segera.

c. Etiologi Kejang

Penyebab tersering kejang pada anak :

Page 22: KEJANG

- Kejang demam

- Infeksi: meningitis, ensefalitis

- Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia,

hipokalsemia, gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal,

gagal hati, gangguan metabolik bawaan

- Trauma kepala

- Keracunan: alkohol, teofilin

- Penghentian obat anti epilepsi

- Lain-lain: enselopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial,

Idiopatik

Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum

diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam

ialah demam yag tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh :

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

2. Gangguan metabolik

3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media,

bronchitis.

4. Keracunan obat

5. Faktor herediter

6. Idiopatik.

(Arif Mansjoer. 2000)

d. Patofisiologi Kejang

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermittendapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran. Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah

Page 23: KEJANG

peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh; 1] kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan; 2] berkurangnya inhibisi olehneurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau 3] meningkatnyaeksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna.

e. Manifestasi Klinis Kejang

1. Kejang parsial (fokal,lokal)

a. Kejang parsial sederhana

Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup 1 atau lebih hal berikut ini :

Page 24: KEJANG

- Tanda-tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh,

umumnya gerakan setiap kejang sama.

- Tanda atau gejala otonomik : muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi

pupil.

- Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik,

merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.

- Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

b. Kejang parsial kompleks

- Terdatap gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang

parsial simpleks.

- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap-

ngecapkan bibir, mengunyah, gerakan yang menongkel berulang-ulang

pada tangan dan gerakan tangan lainnya.

- Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku.

2. Kejang umum (konvulsi atau nonkonvulsi)

a. Kejang asbes

- Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.

- Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang

dari 15 detik.

- Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kembali waspada dan konsentrasi

penuh.

b. Kejang mioklonik

- Kedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi

secara mendadak.

- Sering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik berupa

kedutan-kedutan sinkron dari bahu , leher, lengan atas dan kaki.

- Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok

otot tertentu.

- Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

Page 25: KEJANG

c. Kejang tonik klonik

- Diawali dengan kehilangan kesadaran saat tonik, kaku umum pada otot

ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1

menit.

- Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih.

- Saat tonik diikuti klonik pada ekstremitas atas dan bawah.

- Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal.

d. Kejang atonik

- Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan

kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ke tanah.

- Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

f. Penatalaksanaan Kejang

Penatalaksanaan kejang :

1. Farmakoterapi Beberapa obat antikonvulsi diberikan untuk mengontrol kejang, walaupun mekanisme kerja zat kimia dari obat-obatan tersebut tetap tidak tidak diketahui. (KMB, Brunner & Suddart, 2002)Obat- obatan Antikonvulsan/Antieileptik Utama :

Nama Generik

Efek Samping berkaita dg Dosis

Efek toksik

karbamazepin Pusing, mengantukKeadaan tdk mantap,mual dan muntah Diplopia, lekopenia ringan

Ruam kulit beratDiskrasia darahhepatitis

Primidon Letsrgi, peka rangsangDiplopia, ataksiaImpotensi seksual

Ruam kulit

Fenitoin Masalah Reaksi kulit

Page 26: KEJANG

penglihatan HirsutismaHyperplasia gusidisritma

hebatAtaksia, mengantukDiskrasia darah

Fenobarbital Sedasi, peka rangsangDiplopiaAtaksia

Ruam kulit

Etosuksimid Mual dan muntahSakit kepalaGangguan lambung

Ruam kulit,Diskrasia darahHepatitisLupus Erytomayosus

Valproat Mual dan muntahPenambahan BBRambut rontok

HepatotoksisitasRuam kulit,Diskrasia darahNefritis

Menghentikan pengobatan antikonvulsan dg tiba-tiba dapat menyebabkan kejang lebih sering terjadi atau dapat menimbulkan status epileptic.Efek samping dari medikasi ini adalah:1. Gangguan idiosinkratik alergik yang muncul dalam bentuk reaaksi kullit

primer2. Toksisitas akut, yang terjadi bila obat-obatan dimulai3. Toksisitas kronik, yang terjadi pada akir pemberian terapi obat

2. Pembedahan untuk EpilepsiPembedahan dilakukan untuk pesien yang mengalami epilepsy akibat tumor intracranial, abses, kista, atau adanya anomaly vaskuler.

Penghentian kejang:

0 - 5 menit:

- Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik

- Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan

oksigen

- Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum

dan

neurologi secara cepat

- Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi

5 – 10 menit:

- Pemasangan akses intarvena

Page 27: KEJANG

- Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit

- Pemberian diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam

rektal

0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg).

Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali setelah 5

10 menit..

- Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.

10 – 15 menit

- Cenderung menjadi status konvulsivus

- Berikan fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%

- Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai maksimum

dosis 30 mg/kgbb.

30 menit

- Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10

mg/kg

dengan interval 10 – 15 menit.

- Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah,

elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda

-tanda depresi pernafasan.

- Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan

intensif.

Page 28: KEJANG

BAB III

PENUTUP

Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks dan

dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel glia

yang jumlahnya lebih banyak. Terdapat beberapa macam gangguan sistem saraf,

kejang merupakan salah satu manifestasi klinis gangguan sistem saraf.

Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis. Kejang

merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari

aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan.

Etiologi dan manifestasi kejang bergantung pada jenis kejang yang dialami.

Penentuan faktor penyebab kejang sangat menentukan untuk tatalaksana

selanjutnya, karena kejang dapat diakibatkan berbagai macam etiologi.

Page 29: KEJANG

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddart.2002.buku ajar Keperawatan Medikal Bedah volume.3

edisi 8.Jakarta:EGC

2. dr.Sawitono Amin Singgah, PFK.Sistem Saraf Sebagai Sistem Pelindung

Tubuh. Departemen Ilmu Faal FKUI.

3. dr.Nia Kania,SpA,Mkes.Kejang pada Anak

4. 2009.Anatomi Fisiologi Persyarafan.www.anneahira.com.diakses 15

November 2010.

5. http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/kejang-demam.html