kejang

18
KEJANG Pendahuluan Kejang adalah suatu manifestasi klinis yang khas dan sering dijumpai di ruang gawat darurat. Mengenai Hampir 5% anak usia di bawah 16 tahun dan merupakan suatu keadaan darurat tanda adanya gangguan neurologis. Pada umumnya Kejang sering dianggap sebagai suatu masalah sederhana, karena dapat berhenti dengan sendirinya dan hanya memerlukan sedikit pengobatan lanjutan. Akan tetapi, kejang merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau suatu epileptikus. Penatalaksanaan kejang seringkali tidak dilakukan dengan baik. Hasil daripada diagnosis yang salah atau peberian obat yang kurang tepat menimbulkan depresi pernafasan terhadap penderita dan terkadang penderita dirawat dirumah sakit meskipun hal tersebut tidak diperlukan.

Upload: morika-latersia-sebayang

Post on 23-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fisiologi

TRANSCRIPT

KEJANG

Pendahuluan

Kejang adalah suatu manifestasi klinis yang khas dan sering dijumpai di ruang gawat darurat. Mengenai Hampir 5% anak usia di bawah 16 tahun dan merupakan suatu keadaan darurat tanda adanya gangguan neurologis. Pada umumnya Kejang sering dianggap sebagai suatu masalah sederhana, karena dapat berhenti dengan sendirinya dan hanya memerlukan sedikit pengobatan lanjutan. Akan tetapi, kejang merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau suatu epileptikus.

Penatalaksanaan kejang seringkali tidak dilakukan dengan baik. Hasil daripada diagnosis yang salah atau peberian obat yang kurang tepat menimbulkan depresi pernafasan terhadap penderita dan terkadang penderita dirawat dirumah sakit meskipun hal tersebut tidak diperlukan.

Langkah awal dalam mengatasi kejang terlebih dahulu dengan memastikan apakah keadaan tersebut merupakan suatu kejang atau suatu keadaan yang menyerupai kejang, lalu selanjutnya mengidentifikasi faktor penyebabnya.

DEFINISI KEJANGKejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Aktivitas ini bersifat parsial atau vocal, berasal dari daerah spesifik korteks serebri, atau umum, melibatkan kedua hemisfer otak.Berikut adalah beberapa definisi yang mengartikan suatu kejang Kejang adalah gangguan sistem SSP lokal atau sistemik , kejang bukan suatu penyakit, tetapi merupakan tanda adanya suatu penyakit lain sebagai penyebab kejang. Kejang adalah gerakan otot tubuh mendadak yang tidak disadari baik dalam bentuk kronik atau tonik dengan atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu rectal diatas 38C atau suhu tubuh diatas 39C yang disebabkan oleh proses Ekstra Kranium (diluar rongga tengkorak).

GEJALAGejala awal terjadinya kejang yaitu: Kehilangan kesadaran, mata terbalik ke atas. Kedua kaki dan tangan kaku kemudian timbul gerakan kejutan yang kuat selama 5 menit. Setelah penedrita sadar timbul mual muntah, pusing dan mengantuk, dan kemudian tertidur.

Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena;Sisi otak yang terkenaGejala

Lobus frontalisKedutan pada otot tertentu

Lobus oksipitalisHalusinasi kilauan cahaya

Lobus parietalisMati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu

Lobus temporalisHalusinasi gambaran dan perilaku repetitive yang komplek, misalnya jalan berputar-putar

Lobus temporalis anteriorGerakan mengunyah

Lobus temporalis anterior sebelah dalamHalusinasi bau, baik yang menyenangkan atau tidak

ETILOGIBeberapa penyebab umum terjadinya kejang di antaranya adalah sebagai yang tersebut dibawah ini:A. Kejang demamB. Factor genetikC. Infeksi: meningitis, ensefalitisD. Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia, gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan metabolic bawaanE. Trauma kepalaF. Keracunan: alkohol, teofilinG. Penghentian obat anti epilepsyH. enselopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial, idiopatikI. Malformasi otak congenital

PATOFISIOLOGIKejang berlangsung secara intermitten ,berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. Status epileptikus adalah kejang yang terjadi atau berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran.Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan secara berurutan merangsang sel neuron lain yang bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh diantaranya adalah A. Kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihanB. Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA] C. Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna.

KRITERIA KEJANGDiagnosis kejang ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Untuk dapat membedakan apakah serangan yang terjadi adalah kejang atau serangan lain yang menyerupai kejang diperlukan pengetahuan mengenai perbedaan keduanya seperti pada tabel dibawah iniKeadaanKejang

Menyerupai kejang

OnsetTiba-tibaMungkin gradual

Lama seranganDetik/menitBeberapa menit

KesadaranSering tergangguJarang terganggu

SianosisSeringJarang

Gerakan ekstremitasSinkronAsinkron

Stereotipik seranganSelaluJarang

Lidah tergigit atau luka lainSeringSangat jarang

Gerakan abnormal bola mataSelaluJarang

Fleksi pasif ekstremitasGerakan tetap adaGerakan hilang

Dapat diprovokasi JarangHampir selalu

Tahanan terhadap gerakan pasif JarangSelalu

Bingung pasca serangan Hampir selaluTidak pernah

Iktal EEG abnormal Selalu Hampir tidak pernah

Pasca iktal EEG abnormalSelalu Jarang

KLASIFIKASIKejang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan etiologinya yakni Kejang Primer/idiopatik merupakan kejang yang terjadi tanpa ada sebab yang jelas ataupun penyakit yang mendasarinya. Kejang Sekunder/simptomatis merupakan kejang yang timbul sebagai suatu gejala dari penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Adapun Klasifikasi kejang epileptikus dari International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE], 1981.I. Kejang parsial (fokal, lokal) Kejang parsial diawali dari gejala yang bersifat lokal.yang dibagi menjadiA. Kejang fokal sederhanaMerupakan Kejang parsial yang timbul tanpa kehilangan kesadaran dan fungsi psikologis Berdasarkan macam-macam sistem saraf yang dipengaruhi kejang fokal sederhana terbagi kembali menjadi beberapa jenis: 1. "Motoris"jika lesi berasal dari lobus frontalis, kedutan pada wajah, tangan atau salah satu sisi tubuh. Umumnya gerakan kejang yang sama.2. "Somatosensor"/ panca indera akan bermanifestasi dalam bentuk aura, mendengar music, merasa seakan jatuh dari udara dan parestesia.3. "Otonom"; muntah, berkeringat, muka merah dan dilatasi pupil.4. Psikologis; dejavu, rasa takut dan sisi panoramic.B. Kejang parsial kompleksDiawali dengan hilang kesadaran dan kejang parsial simpleks lambat laut bertambah progresif dan akhirnya pasien kehilangan kesadaran. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic; mengecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya. Dapat tanpa otomatisme; tatapan terpaku.C. Kejang parsial yang menjadi umum

II. Kejang umum :. Kejang bersifat simetris di kedua sisi tanpa didahului kejang lokal, berdasarkan kontraksi otot yang timbul kejang umum terbagi lagi menjadi berbagai jenis: A. Absensa. Gangguan kewaspadaan dan responsivitasb. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detikc. Umumnya dimulai pada usia antara 4-14 tahun dan sering sembuh dengan sendirinya pada usia 18 tahunB. MioklonikKedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak.C. Mioklonik lanjutana. Sering terjadi pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik, berupa kedutan-kedutan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kakib. Umumnya berlangsung kurang dari 15 detikc. Kehilangan kesadaran hanya sesaatD. Tonik-klonika. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang tubuh, dan wajah, yang berlangsung kurang dari 1 menitb. Dapat disertai dengan hilangnya control kandung kemih dan ususc. Tidak ada respirasi dan sianosisd. Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstermitas atas dan bawahE. Atonika. Hilangnya tonus secara mendadak sehingga menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanahb. Terjadinya singkat dan tanpa peringatanF. Status epilektikusa. Oleh karena kejang tonik-klonik yang terjadi berulangb. Kehilangan kesadaran diantara kejangc. Berpotensi terjadi depresi pernafasan, hipotensi dan hipoksiad. Diperlukan pengobatan darurat segera.

III. Kejang yang tidak dapat diklasifikasiDIAGNOSISUntuk dapat menegakkan diagnosa suatu kejang diperlukan Anamnesa yang dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari faktor pencetus penyebab kejang melalui beberapa pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan kebutuhan yaitu: pemeriksaan laboratorium, pungsi lumbal,elektroensefalografi, dan neuroradiologi. Pendertita ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, dan perhatikan kondisi medis yang berhubungan, obat obatan,trauma, gejala-gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang. Kemudian lakukan pemeriksaan fisis tanda-tanda vital, tanda-tanda trauma akut kepala dan kelainan sistemik, paparan zat toksik, infeksi,atau adanya kelainan neurologis fokal.Pada kejang demam maka dilakukan pemeriksaan.kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis.

PENATALAKSANAAN KEJANG.Status epileptikus merupakan suatu keadaan gawat yang mengancam jiwa dengan resiko terjadinya gejala sisa neurologis. Bila kejang berlangsung lama maka akan semakin sulit untuk dihentikan, oleh karena itu penatalaksaan umum kejang yang terjadi lebih dari 5 menit adalah dengan menghentikan kejang tersebut segera dan mencegah terjadinya status epileptikus. Penatalaksanaan kejang berdasarkan waktu berlangsungnya kejang adalah sebagai berikut1 0 - 5 menit:A. pastikan aliran udara pernafasan baikB. Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan dengan pemberian oksigenC. Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesa terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara cepatD. Cari tanda-tanda trauma dan infeksi serta kelumpuhan fokal 2 5 10 menit:A. Pasang akses intarvenaB. ambil darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolitC. berikan diazepam 0,2 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rectal 0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg).Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu dua kali setelah 5 10 menit..D. Jika terdapat hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.10 15 menitE. Berikan fenitoin 15 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%F. diberikan dosis ulangan fenitoin 5 10 mg/kgbb sampai maksimum dosis 30 mg/kgbb.3 30 menitA. Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 15 menit.B. Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah,elektrolit, gula darah.C. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. D. Awasi Tanda depresi pernafasan.E. Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.

.

KESIMPULAN

Penanganan kejang dimulai dengan memastikan adanya kejang.Kejang dapat berhenti sendiri, atau memerlukan pengobatan saat kejang. Penatalaksanaan kejang yang adekuat diperlukan untuk mencegah kejang menjadi status konvulsivus. Setelah kejang teratasi dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, dan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang.

Daftar Pustaka

1 Schweich PJ, Zempsky WT. Selected topic in emergency medicine. Dalam: McMilan JA, DeAngelis CD, Feigen RD, Warshaw JB, Ed. Oskis pediatrics. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 1999, h, 566-89.2 Roth HI, Drislane FW. Seizures. Neurol Clin 1998; 16:257-84.3 Smith DF, Appleton RE, MacKenzie JM, Chadwick DW. An Atlas of epilepsy. Edisi ke-1. New York: The Parthenon Publishing Group, 1998.h. 15-23.4 Westbrook GL. Seizures and epilepsy. Dalam: Kandel ER, Scwartz JH, Jessel TM, ed. Principal of neural science. New York: MCGraw-Hill,2000. h. 940-55.5 Najm I, Ying Z, Janigro D. Mechanisms of epileptogenesis. Neurol Clin North Am 2001; 19:237-50.6 Hanhan UA, Fiallos MR, Orlowski JP. Status epilepticus. Pediatr Clin North Am 2001;48:683-94.7 Commission on Classification and Terminology of the International League Against Epilepsy. Proposal for revised clinical and electroencephalographic classification of epileptic seizures. Epilepsia 1981; 22:489-501.8 Bradford JC, Kyriakedes CG. Evidence based emergency medicine;Evaluatin and diagnostic testing evaluation of the patient with seizures; Anevidence based approach. Em Med Clin North Am 1999; 20:285-9.9 Appleton PR, Choonara I, Marland T, Phillips B, Scott R, Whitehouse W.The treatment of convulsive status epilepticus in children. Arch Dis Child 2000; 83:415-19.10 http://www.klinkstore.com/kejang-kejang11 http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/pengertian-kejang.html?m=112 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Konvulsi13 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Epilepsi14 http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=KEJANG.pdf