kejaksaan agung republik indonesia tgl 8... · sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut...

11
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA Nomor : B- 401 /E/9/93 Sifat : Konfidensial Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Pelaksanaan tugas Prapenuntutan Jakarta, 8 September 1993 KEPADA : SDR. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Di - SELURUH INDONESIA Berdasarkan hasil eksaminasi dan pemantauan yang telah kami lakukan, ternyata masih ditemukan berbagai kelemahan dalam pelaksanaan tugas prapenuntutan. Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai berikut : 1. Pengertian tugas Prapenuntutan. a. Dalam doktrin belum diperoleh kesepakatan tentang pengertian tugas prapenuntutan, hal ini disebabkan karena KUHAP tidak memberikan penjelasan tentang arti dan makna istilah tersebut. Pada umumnya para pakar mengartikan tugas prapenuntutan sebagai pelaksanaan penelitian berkas perkara yang diterima dari Penyidik dan pemberian petunjuk oleh Penuntut Umum kepada Penyidik guna melengkapi berkas perkara hasil penyidikan. Dikaitkan dengan perkembangan hukum acara pidana dewasa ini, pengertian tersebut dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan realitas pelaksanaan tugas prapenuntutan. b. Tugas Prapenuntutan mengandung arti, tidak saja mencakup tugas penelitian berkas perkara dan pemberian petunjuk guna melengkapi berkas perkara, tetapi meliputi pula semua pelaksanaan tugas yang berkenaan dengan persiapan pelaksanaan tugas penuntutan. Dengan demikian dalam pengertian luas, prapenuntutan meliputi pelaksanaan tugas-tugas : Pemantauan perkembangan penyidikan, penelitian berkas perkara tahap pertama, Pemberian petunjuk guna melengkapi hasil penyidikan, Penelitian ulang berkas perkara, Penelitian tersangka dan barang bukti pada tahap penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti serta pemeriksaan tambahan. 2. Penerimaan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan (SPDP). a. Penerimaan SPDP dicatat dalam Register Penerimaan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan/ Penghentian Penyidikan (RP-9); b. Setelah penerimaan SPDP, diterbitkan Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penelitian dan Penyelesaian Perkara (P- 16), Jaksa yang ditunjuk bertugas untuk memantau perkembangan penyidikan; c. Sejak dikeluarkannya P-16, Jaksa Penuntut Umum yang bersangkutan secara aktif membina koordinasi dan kerjasama positif dengan Penyidik melalui Forum Konsultasi Penyidik Penuntut Umum. Forum tersebut digunakan secara optimal untuk memberikan bimbingan/arahan kepada Penyidik, dengan maksud agar kegiatan penyidikan mampu menyajikan

Upload: hadiep

Post on 08-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Nomor : B- 401 /E/9/93 Sifat : Konfidensial Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Pelaksanaan tugas

Prapenuntutan

Jakarta, 8 September 1993

KEPADA : SDR. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Di -

SELURUH INDONESIA

Berdasarkan hasil eksaminasi dan pemantauan yang telah kami lakukan, ternyata masih ditemukan berbagai kelemahan dalam pelaksanaan tugas prapenuntutan.

Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai berikut :

1. Pengertian tugas Prapenuntutan.a. Dalam doktrin belum diperoleh kesepakatan tentang pengertian tugas

prapenuntutan, hal ini disebabkan karena KUHAP tidak memberikanpenjelasan tentang arti dan makna istilah tersebut. Pada umumnya parapakar mengartikan tugas prapenuntutan sebagai pelaksanaan penelitianberkas perkara yang diterima dari Penyidik dan pemberian petunjukoleh Penuntut Umum kepada Penyidik guna melengkapi berkas perkarahasil penyidikan. Dikaitkan dengan perkembangan hukum acara pidanadewasa ini, pengertian tersebut dirasakan sudah tidak sesuai lagidengan realitas pelaksanaan tugas prapenuntutan.

b. Tugas Prapenuntutan mengandung arti, tidak saja mencakup tugaspenelitian berkas perkara dan pemberian petunjuk guna melengkapiberkas perkara, tetapi meliputi pula semua pelaksanaan tugas yangberkenaan dengan persiapan pelaksanaan tugas penuntutan. Dengandemikian dalam pengertian luas, prapenuntutan meliputi pelaksanaantugas-tugas : Pemantauan perkembangan penyidikan, penelitian berkasperkara tahap pertama, Pemberian petunjuk guna melengkapi hasilpenyidikan, Penelitian ulang berkas perkara, Penelitian tersangka danbarang bukti pada tahap penyerahan tanggung jawab atas tersangka danbarang bukti serta pemeriksaan tambahan.

2. Penerimaan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan (SPDP).

a. Penerimaan SPDP dicatat dalam Register Penerimaan PemberitahuanDimulainya Penyidikan/ Penghentian Penyidikan (RP-9);

b. Setelah penerimaan SPDP, diterbitkan Surat Perintah Penunjukan JaksaPenuntut Umum untuk Penelitian dan Penyelesaian Perkara (P- 16),Jaksa yang ditunjuk bertugas untuk memantau perkembanganpenyidikan;

c. Sejak dikeluarkannya P-16, Jaksa Penuntut Umum yang bersangkutansecara aktif membina koordinasi dan kerjasama positif dengan Penyidikmelalui Forum Konsultasi Penyidik Penuntut Umum. Forum tersebutdigunakan secara optimal untuk memberikan bimbingan/arahan kepadaPenyidik, dengan maksud agar kegiatan penyidikan mampu menyajikan

Page 2: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

segala data dan fakta yang diperlukan bagi kepentingan penuntutan dan bolak-baliknya berkas perkara dapat dihindarkan;

d. Selain koordinasi dan kerjasama secara fungsional tersebut huruf c,dibina pula koordinasi dan kerjasama positif secara instansional melaluiForum Rapat Koordinasi Antar Penegak Hukum (RAKORGAKKUM/DIUAPOL) di tingkat daerah.

3. Penerimaan Berkas Perkara Tahap Pertama.a. Penerimaan berkas perkara tersebut dicatat dalam Register penerimaan

Berkas Perkara Tahap Pertama (RP-10) dan pelaporannyamenggunakan LP-6. Penelitian berkas perkara tahap pertamadifokuskan kepada :

1) Kelengkapan formal, yakni meliputi segala sesuatu yangberhubungan dengan formalitas/ persyaratan, tata cam penyidikanyang harus dilengkapi dengan Surat Perintah, Berita Acara,lzin/Persetujuan Ketua Pengadilan. Di samping penelitiankuantitas kelengkapan syarat formal, perlu diteliti pula segikualitas kelengkapan tersebut yakni keabsahannya sesuaiketentuan Undang-Undang;

2) Kelengkapan materiil, yakni kelengkapan informasi, data, faktadan alat bukti yang diperlukan bagi kepentingan pembuktian.Kriteria yang dapat digunakan sebagai tolok ukur kelengkapanmaterlil antara lain :- Apa yang terjadi (tindak pidana beserta kwalifikasi dan pasal

yang dilanggar); - Siapa pelaku, siapa-siapa yang melihat, mendengar,

mengalami peristiwa itu (tersangka, saks-saksi/ahli); - Begaimana perbuatan itu dilakukan (modus operandi); - Dimana perbuatan dilakukan (locus delicti); - Bilamana perbuatan dilakukan (tempus delicti); - Akibat apa yang ditimbulkannya (ditinjau secara

viktimologis); - Apa yang hendak dicapai dengan perbuatan itu (motivasi yang

mendorong pelaku).

Kelengkapan material terpenuhi bila segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan pembuktian telah tersedia sebagai hasil penyidikan

b. Pelaksanaan penelitian dimaksud butir 3, dilakukan oleh Jaksa, Ponelitiyang tercantum dalam P-16 den hasil penelitiannya dituangkan dalamcheck list sebagaimana terlampir.

c. Apabila menurut hasil penelitian ternyata hasil penyidikan telahlengkap, maka dikeluarkan Surat Pemberitahuan Hasil PenyidikanSudah Lengkap (P-21). dan bila sebaliknya, clikeluarkan SuratPemberitahuan Hasil Penyidikan belum Lengkap (P-18) dan berkasperkara dikembalikan disertai dengan petunjuk guna melengkapi hasilpenyidikan (P-19).

Page 3: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

d. Dalam P-19 agar diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap tentang hal apa yang harus dilengkapi oleh penyidik sesuai ketentuan pasal 138 ayat 2 jo pasal 110 ayat 2 dan 3 KUHAP Petunjuk disusun dalam bahasa sederhana dengan penggunaan kalimat-kalimat efektif.

Untuk akuratnya aplikasi petunjuk tersebut oleh Penyidik, sebaiknya Penyidik diundang untuk bertemu dengan Jaksa Peneliti guna membahas petunjuk-petunjuk dimaksud;

e. Pengembalian berkas perkara kepada penyidik dilaklukan lewat kurir, atau dalam hal terlaksana pertemuan dimaksud huruf d, berkas perkara dapat diserahkan langsung kepada Penyidik. Kedua bentuk penyerahan kembali berkas perkara tersebut dilengkapi dengan P-19 dan Tanda Terima Pengembalian Berkas Perkara;

f. Dalam hal SPDP tidak ditindak-lanjuti dengan penyerahan berkas perkara dalam batas waktu 30 hari, Jaksa Peneliti yang bersangkutan meminta laporan, perkembangan hasil penyidikan (p-17);

4. Penyerahan Tanggung Jawab atas Tersangka dan Barang Bukti.

a. Penerimaan tanggung jawab atas tersangka 1) Penerimaan tanggung jawab atas tersangka dilakukan per-Berita

Acara Penerimaan dan Penelitian Tersangka (BA-15);

2) Penelitian tersangka tersebut dimakaudkan untuk mengetahui sejauhmana kebenaran tentang. - Keterangan-keterangan tersangka dalam BAP; - Identitas tersangka guna mencegah terjadinya error in

persona; - Status tersangka (ditahan/tidak); - Apakah tersangka pernah dihukum/tidak (residivist/bukan); - Apakah ada keterangan yang perlu ditambahkan.

3) BA-15 berfungsi sebagai - Bahan pertimbangan penahan; - Bila terdakwa mungkir di persidangan sedang pada tahap

penyidikan den prapenuntutan ia mengakui terus terang perbuatannya, BAP tersangka dan BA-15 dapat difungsikan sebagai alat bukti surat (sesuai ketentuan pasal 187 KUHAP), atau setidak-tidaknya sebagai petunjuk kesalahan terdakwa (sesuai ketentuan pasal 188 KUHAP den yurisprudensi tetap), atau sebagai keterangan yang diberikan diluar sidang sesuai ketentuan pasal 189 (2) KUHAP.

4) Bila diperlukan penahanan, digunakan dokumen-dokumen penahanan (T, RT dan LT).

b. Penerimaan tanggung jawab atas barang bukti : 1) Penerimaan dan penelitian barang bukti dilakukan per-Berita

Acara Penerimaan dan Pembelaan Barang Bukti (BA-18). 2) Hal-hal yang perlu diteliti meliputi

- Kuantitas (jumlah, ukuran, takaran/timbangan atau satuan lainnya.).

Page 4: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

- Kualitas (harga/nilai mutu, kadar dan lain-lain); - Kondisi (bak rusak lengkapi/tidak); - Identitas/spesifikasi lainnya;

3) Tolok ukur penelitian menggunakan- Daftar adanya Barang Bukti yang terlampir pada berkas

perkara; - Dokumen-dokumen penyitaan (SP, BA Izin/persetujuan

penyitaan); 4) Setelah penelitian dibuat Label Barang Bukti (0-10), Kartu

Barang Bukti (B-11), Pencatatan dalam Register Barang Bukti(RB-2);

5) Bila dalam penelitian tersebut diperlukan bantuan instansi lain,bantuan tersebut dimintakan dengan menggunakan B-12;

6) Bila diperlukan penitipan barang bukti, pelaksanaannyadilengkapi dengan surat Perintah penitipan Barang Bukti (8-5)dan Berita Acara Penitipan Barang Bukti (B-17);

c. Setelah tuntas proses penerimaan tanggung jawab atas tersangka danbarang bukti, berkas perkara dicatat dalam Register Perkara TahapPenuntutan (Rp-12);

5. Pemeriksaan Tambahan.Apabila dari hasil penelitian lebih lanjut ternyata bahwa berkas perkarayang sudah dinyatakan lengkap belum memenuhi persyaratan untukdilimpahkan ke Pengadilan, maka dalam rangka melengkapi berkasPerkara, dapat dilakukan Pemeriksaan tambahan sesuai ketentuan pasal 27ayat 1 d Undang-Undang Nomor *5 Tahun 1991 beserta penjelasannya danpetunjuk tehnis yang telah diberikan.

6. Dengan dikeluarkan Petunjuk Teknis ini, maka surat Jaksa Agung MudaTindak Pidana Umum Nomor B-811/E/I 2/1992 tanggal 24 Desember 1992Beserta lampirannya dinyatakan tidak berlaku lagi.

7. Kepala. Kajaksaan Tinggi meneruskan petunjuk teknis ini kepada KepalaKejaksaan Negeri/Kepala, Cabang Kejaksaan Negeri dalam daerahhukumnya.

Demikian untuk maklum dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM

ttd

I.N.SUWANDHA, S.H.

TEMBUSAN 1. YTH. BAPAK JAKSA AGUNG

(sebagai laporan) 2. YTH. WAKIL JAKSA AGUNG3. YTH. SDR PARA JAKSA AGUNG MUDA4. ARSIP

Page 5: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

LAMPIRAN : SURAT JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM NOMOR : B 401/E/9/1993 TANGGAL : 8 - 9 -1993 TENTANG : PELAKSANAAN TUGAS PRAPENUNTUTAN

HASIL PENELITIAN BERKAS PERKARA

I. PERSYARATAN FORM

No YANG DITELITI CORET YANG TIDAK PERLU

KETERANGAN

1 2 3 4 1. Sampul Berkas Perkara

- NamaTersangka - Tempat Lahir - Umur / Tanggal Lahir - Jenis Kelamin - Kebangsaan - Tempat Tinggal - Agama - Pekerjaan Identitas lain kalau ada

(1) Pendidikan (2) Nomor KTP (3) Nomor SIM (4) Paport (5) Lain-lain

ADA / TIDAK

ADA / TIDAK

2. Daftar Isi Berkas Perkara ADA / TIDAK 3. Resume ADA / TIDAK 4. Surat Pengaduan ADA / TIDAK 5. Laporan Polisi ADA / TIDAK 6. Surat Perintah Penyidikan ADA / TIDAK 7. Berita Acara Pemeriksaan tempat Kejadian Perkara ADA / TIDAK 8. Surat Pemberitahuan dimulainya Penyidikan ADA / TIDAK 9. Surat Panggilan Tersangka/Saksi ADA / TIDAK 10. Surat Perintah membawa Tersangka/ Saksi ADA / TIDAK 11. Berita Acara Pemeriksaan Saksi/Ahli ADA / TIDAK 12. Berita Acara Penyumpahan Saksi ADA / TIDAK 13. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka ADA / TIDAK 14. Surat Kuasa Tersangka kepada Penasehat Hukum ADA / TIDAK 15. Berita Acara Konf rontasi ADA / TIDAK 16. Berita Acara Rekonstruksi ADA / TIDAK 17. Surat Permintaan Visum et Repertum ADA / TIDAK 18. Surat Keterangan Dokter/Visum et Repertum ADA / TIDAK 19. Berita Acara Hasil Pemeriksaan oleh Ahli (a.l. hasil

pemeriksaan forensic laboratories)ADA / TIDAK

20. Surat Perintah Penangkapan ADA / TIDAK

Page 6: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

21. Berita Acara Penangkapan ADA / TIDAK 22. Surat Perintah Penahanan ADA / TIDAK 23. Berita Acara Penahanan ADA / TIDAK 24. Surat Perintah Penangguhan Penahanan ADA / TIDAK 25. Berita Acara Penangguhan Penahanan (Siapa dan berapa

jaminannya, dicatat dalam kolom keterangan)ADA / TIDAK

26. Surat Perintah Pencabutan Penangguhan Penahanan ADA / TIDAK 27. Berita Acara Pencabutan Penangguhan Penahanan ADA / TIDAK 28. Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan ADA / TIDAK 29. Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan. ADA / TIDAK 30. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan kepada Kepala

KejaksaanADA / TIDAK

31. Surat Ketetapan Perpanjangan Penahanan dari Kejaksaan ADA / TIDAK 32. Surat Penolakan Permintaan Perpanjangan Penahanan dari

KajaksaanADA / TIDAK

33. Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan kepada KetuaPengadilan Negeri

ADA / TIDAK

34. Surat Ketetapan Perpanjangan Penahanan dari KetuaPengadilan Negeri

ADA / TIDAK

35. Surat Penolakan Permintaan Perpanjangan Penahanan dariKetua Pengadilan Negeri

ADA / TIDAK

36. Surat Perintah Membawa Tahanan ADA / TIDAK 37. Berita Acara Pelaksanaan Membawa Tahanan ADA / TIDAK 38. Surat Perintah Pengeluaran Tahanan ADA / TIDAK 39. Berita Acara Pengeluaran Tahanan ADA / TIDAK 40. Laporan/Surat Permintaan lzin ADA / TIDAK 41. Surat Persetujuan/Izin Penggeledahan dari Ketua

Pengadilan NegeriADA / TIDAK

42. Surat Perintah Penggeledahan Rumah, Badan/Pakaian dll ADA / TIDAK 43. Berita Acara Penggeledahan (Pemasukan) Rumah, Badan,

Pakaian dan lain-lain.ADA / TIDAK

44. Laporan/Surat Permintaan lzin Penyitaan kepada KetuaPengadilan negeri.

ADA / TIDAK

45. Persetujuan/Surat Izin Penyitaan dari Ketua PengadilanNegeri

ADA / TIDAK

46. Surat Perintah Penyitaan Barang Bukti ADA / TIDAK 47. Berita Acara Penyitaan Barang Bukti ADA / TIDAK 48. Surat Perintah Penyisihan Barang Bukti ADA / TIDAK 49. Berita Acara Penyisihan Barang Bukti ADA / TIDAK 50. Berita Acara Pembungkusan dan atau Penyegelan Barang

BuktiADA / TIDAK

51. Surat Perintah Pelelangan Barang Bukti ADA / TIDAK 52. Berita Acara Penerimaan Hasil Lelang ADA / TIDAK 53. Surat Perintah Pengembalian Barang Bukti ADA / TIDAK 54. Berita Acara Pengembalian Barang Bukti ADA / TIDAK

Page 7: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

55. Surat Perintah Pemeriksaan Surat ADA / TIDAK 56. Berita Acara Pemeriksaan Surat ADA / TIDAK 57. Surat Perintah Penyitaan Surat ADA / TIDAK 58. Berita Acara Penyitaan Surat ADA / TIDAK 59. Surat Tanda Penerimaan Barang/Surat Bukti ADA / TIDAK 60. Daftar Perincian Barang Bukti berupa Dokumen/Uang ADA / TIDAK 61. Petikan Surat Putusan Pemidanaan Terdahulu ADA / TIDAK 62. Daftar Saksi ADA / TIDAK 63. Daftar Tersangka ADA / TIDAK 64. Daftar Barang Bukti ADA / TIDAK 65. Berita Acara Tindakan-tindakan Lain ADA / TIDAK

II. PERSYARATAN MATERIEL

No YANG DITELITI CORET YANG TIDAK PERLU

KETERANGAN

1 2 3 4 1. Tindak Pidana Yang Disangkakan SESUAI / TIDAK2. Unsur Delik apakah su . dah diuraikan secara :

- Cermat - Jelas - Lengkap?

YA / TIDAK

3. Tempus Delicti YA / TIDAK 4. Locus Delicti YA / TIDAK 5. Peran kedudukan masing-masing tersangka terhadap

perbuatan yang disangkakan **)SESUAI / TIDAK

6. Alat Bukti- Keterangan Saksi

- Keterangan Ahli

- Surat

- Petunjuk

- Keterangan Tersangka

MENDUKUNG/ TIDAK

MENDUKUNG/ TIDAK

MENDUKUNG/ TIDAK

MENDUKUNG/ TIDAK

MENDUKUNG/ TIDAK

7. Pertanggung Jawaban Pidana dari Tersangka ADA /TIDAK 8. Kaitan Kejahatan dengan Kekayaan Negara ADA / TIDAK 9. Lian-lain

- Kompetensi Absolut - Kompetensi Relatif

SESUAI/TIDAK SESUAI/TIDAK

**) misalnya sebagai penyuruh pelaku, turut serta, pembantu dan lain-lain agar diisi dalam kolom keterangan

Page 8: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

III. PENDAPAT JAKSA PENELITI

NO. CORET NOMOR/BUTIR YANG TIDAK PERLU KETERANGAN1 2 31. Hasil Penyidikan sudah lengkap perlu dilanjutkan penyerahan tanggung

jawab atas Tersangka dan Barang Bukti, untuk segera menentukan apakahperkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak dilimpahkanke Pengadilan (Psi. 139 KUHAP).

2. Hasil Penyidikan belum lengkap, perlu memberi petunjuk antara lain :- Perkara perlu di Split - Perlu Saksi Ahli - Perlu Saksi A. Charge - Perlu Alat Bukti Lain

3. Hasil Penyidikan sudah optimal tetapi secara materiel belum terpenuhi,diberikan petunjuk barang bukti dan tersangka agar diserahkan untukdiadakan Pemeriksaan tambahan, berdasarkan pasal 27 ayat (1) huruf d UUNomor 5 Tahun 1991.

4. Lain-lain seperti :- Perkara Koneksitas - Termasuk Wewenang Pengadilan Negeri Lain

......................... Tanggal …

JAKSA PENELITI

( …………………………) Pangkat. Nip

IV. SARAN KASI PIDUMV. PETUNJUK KAJARI

Page 9: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

TEKNIS PRA PENUNTUTAN

1 2 3 4

60.

61.

62.

63.

64.

65.

Daftar Perincian Barang Bukti berupaDokumen/Uang

Petikan Surat Putusan Pemidanaan Terdahulu

Daftar Saksi

Daftar Tersangka

Daftar Barang Bukti

Berita Acara Tindakan-Tndakan Lain

ADA / TIDAK

ADA / TIDAK

ADA / TIDAK

ADA/TIDAK

ADA / TIDAK

ADA / TIDAK

Page 10: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

EII, PERSYARATAN MATERIEL

No. YANG DITELITICORET

YANG TIDAKDtrElI I I

KETE.RANGAN

1 2 3 4

1. Tindak Pidana Yang Disangkakan SESUAI/TIDAK

2. Unsur Delik apakah sudah diuraikan

secara :

- Cermat- Jelas- Lengkap ?

YA/TIDAK

3. Tempus Delicti YA/TIDAK

4. Lucos Delicti YA/TIDAK

5. Peran kedudukan masing-masing tersangkaterhadap perbuatan yang disangkakan **) SESUAI /TIDAK

6. Alat Bukti

- Keterangan Saksi

- Keterangan Ahli

- Surat

- Petunjuk- Keteranoan Tersanqka

MENDUKUNG/

TIDAK

MENDUKUNG/

TIDAKMENDUKUNG/

TIDAKMENDUKUNG/

TIDAKMENDUKUNG/

7. Pertanggungan Jawaban Pidana dariTersangka

NDAK

\DA/TIDAK

L Kaitan Keiahatan denoan Kekavaan \DA/TIDAK

L Lain-lain

- KompetensiAbsolut- Kompetensi Relatif

SESUAI /TIDAK

SESUAI /TIDAK

*) misalnya sebagai penyuruh, pelaku, turut serta, pembantudan lain-lain agar diisi dalam kolom keterangan

Page 11: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA tgl 8... · Sehubungan dengan itu dan sebagai tindak lanjut hasil Rapat Kerja Kejaksaan Tahun 1993, bersama ini kami sampaikan petunjuk tehnis sebagai

III. PENDAPAT JAKSA PENELITT

No. CORET NOMORYBUTIR YANG TIDAK PERLU KETERANGAN

1 2 3

1. Hasil Penyidikan sudah lengkap perlu dilanjutkanpenyerahan tanggung jawab atas Tersangka danBarang Bukti, untuk segera menentukan apakahperkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapatatau tidak dilimpahkan ke Pengaditan (psl. 139KUHAP).

2. Hasil Penyidikan belum lengkap perlupetunjuk antara lain :

- Perkara perlu di Split- Perlu SaksiAhli- Perlu SaksiA. Charge- Perlu Alat Bukti Lain

memberi

3. Hasil Penyidikan sudah optimal tetapi secara materialbelum terpenuhi, diberikan petunjuk barang buktidan tersangka agar diserahkan untuk diadakanpemeriksaan tambahan, berdasarkan pasal Nomor16 Tahun 2004

4. Lain-lain seperti:- Perkara Koneksitas- Termasuk Wewenang Pengadilan Negeri Lain

. Tanggal....

JAKSA PENELITI

(...... ... ..... ...... ..)Pangkat. Nip

V. PETUNJUK KAJARIIV. SARANA KASI PIDUM