kegiatan mengalokasi dana

18
KEGIATAN MENGALOKASI DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bang yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana. Alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Kegiatan alokasi dana yang terpenting adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan prinsip konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Menurut Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bungan. Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain

Upload: yngwe-enciel

Post on 29-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Kegiatan Mengalokasi Dana

KEGIATAN MENGALOKASI DANA

A. Pengertian Pengalokasian Dana

Kegiatan bang yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam

bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut

kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan

istilah alokasi dana.

Alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan

dana dalam bentuk simpanan.

Kegiatan alokasi dana yang terpenting adalah alokasi dana dalam bentuk

pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan prinsip konvensional

dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.

B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bungan.

Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional

dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak

pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional

keuntungan diperoleh melalui bunga sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi

hasil berupa imbalan atau bagi hasil.

Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar

dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit

Page 2: Kegiatan Mengalokasi Dana

mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang

diberikan serta factor-faktor lainnya

C. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut:

A. Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang

atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu dimasa dating

B. Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara

si pemberi kredit dengan di penerima kredit

C. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini

mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

D. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak

tertagihnya/macet pemberian kredit.

E. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal

dengan bunga.

D. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:

F. Mencari keuntungan

Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut

terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

G. Membantu usaha nasabah

Page 3: Kegiatan Mengalokasi Dana

Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun

dana untuk modal kerja.

H. Membantu pemerintah

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah sebagai

berikut:

Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

Membuka kesempatan kerja.

Meningkatkan jumlah barang dan jasa.

Menghemat devisa Negara.

Meningkatkan devisa Negara.

Adapun disamping tujuan atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi yaitu:

Untuk meningkatkan daya guna uang.

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang

hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah

lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit

maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk

mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

I. Meningkatkan perdaran barang.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke

wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah

lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

Page 4: Kegiatan Mengalokasi Dana

J. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan

adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh

masyarakat.

K. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

Bagi si penerima kredit tertentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

L. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal

meningkatkan pendapatan.

M. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan

antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.

E. Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai

berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan

(i) Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

(ii) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

(i) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau

investasi.

Page 5: Kegiatan Mengalokasi Dana

(ii) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

(iii) Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk oerdagangan, biasayany untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagang tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

(i) Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahunatau

paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluaan modal

kerja.

(ii) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi.

(iii) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliaannya paling penjang.

4. Dilihat dari segi jaminan

(i) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diiberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

(ii) Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu.

5. Dilihat dari segi sector usaha

Page 6: Kegiatan Mengalokasi Dana

(i) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector

perkebunan atau pertanian rakyat.

(ii) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayan dan jangka panjang kambing atau sapi.

(iii) Kredit industry, kredit untuk membiayai industry kecil, menngah atau

besar.

(iv) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya dalam

jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.

(v) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

para mahasiswa.

(vi) Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dokter, dosen

atau pengacara.

(vii) Kredit perumahan, yatu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

(viii) Dan sektor-sektor lainnya.

F. Jaminan Kredit

Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah

mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit

yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relative lebih aman mengingat setiap

kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut.

Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah

sebagai berikut:

1. Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan

jaminan seperti:

Tanah

Bangunan

Kendaraan bermotor

Mesin-mesin/peralatan

Page 7: Kegiatan Mengalokasi Dana

Barang dagang

Tanaman/kebun/sawah

Dan lainnya

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-

surat yang dijadikan jaminan seperti:

Sertifikat saham

Sertifikat obligasi

Sertifikat tanah

Sertifikat deposito

Rekening tabungan yang dibekukan

Promes

Wesel

Dan surat tagihan lainnya

c. Jaminan orang

Jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet,

maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung

resikonya.

2. Tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan

dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang

memang benar-benar bonafit dan professional sehingga kemungkinan kredit

tersebut macet sangat kecil.

G. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian

kreddit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan analisis 5 C dan 7 P.

Page 8: Kegiatan Mengalokasi Dana

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan

kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si

nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan

kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporankeuangan (neraca

dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti segi likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.

4. Colleteral

Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik

sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing serta prospek

usaha dari sektor yang ia jalankan.

Kemudian metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari

maupun masa lalunya.

2. Party

Page 9: Kegiatan Mengalokasi Dana

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan

tertentu berdasarkan modal,loyalitas serta karakternya.

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit

yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau

tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment

Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau

sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan.

H. Aspek-asek Dalan Penilaian Kredit

Penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan

menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengn seluruh aspek yang ada dikenal dengan

nama studi kelayakan usaha.

Aspek-aspek yang dinilai antara lain aadalah:

1. Aspek Yuridis/Hukum

Surat izin usaha industri (SIUI) untuk sektor industri

Surat izin usaha perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan

Tanda daftar perusahaan (TDP)

Page 10: Kegiatan Mengalokasi Dana

Nomor pokok wajib pajak (NPWP)

Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah

Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.

2. Aspek Pemasaran

Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu

Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang

akan datang

Peta kekuatan pesaing yang ada

Prospek produk secaraa keseluruhan

3. Aspek Keuangan

Rasio keuangan

Payback period

Net present value (NPV)

Profitability indek (IP)

Internal rate of return (IRR)

Break even point (BEP)

4. Aspek Teknis/Operasi

Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti

kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan, dan mesin-

mesin yang termasuk jenis mesin yang digunakan.

5. Aspek Manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang

dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.

Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan

pertimbangan lainnya.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Page 11: Kegiatan Mengalokasi Dana

Meningkatkan ekspor barang

Mengurangi pengangguran atau lainnya

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Tersedianya sarana dan prasarana

Membuka isolasi daerah tertentu

7. Aspek Amdal

Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut

disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran

lingkungan di sekitarnya. Penemaran itu antara lain adalah:

Tanah/darat menjadi gersang

Air, menjadi limbah berbaau busuk, berubah warna atau rasa

Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.

I. Prosedur dalam Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antar pinjaman

perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau

dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas-bekas

2. Penyelidikan berkas pinjaman

3. Wawancara 1

4. On the spot

5. Wawancara 2

6. Keputusan kredit

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

8. Realisasi kredit

9. Penyaluran/penarikan dana

J. Kualitas Kredit

Page 12: Kegiatan Mengalokasi Dana

Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang

disalurkan dalam suatu periode. Artinya, semakin banyak kredit yang disalurkan, semakin

besar pula perolehan laba dari bidang ini. Banyaknya kredit yang disalurkan juga harus

memerhatikan kualitas kredit tersebut. Artinya, semakin berkualitas kredit yang diberikan

atau memang layak untuk disalurkan, akan memperkecil resiko terhadap kemungkinan

kredit tersebut bermasalah.

Dalam melepas kreditnya agar berkualitas pihak perbankan perlu memperhatikan

dua unsur, yaitu:

1. Tingakat perolehan laba (return)

2. Tingkat risiko (risk)

Empat faktor tingkat perolehan laba bank agar dapat dikatakan memenuhi kriteria

ketentuan yang berlaku:

1. Tingkat Return On Assets (ROA)

2. Return On Equity (ROE)

3. Timing of Return (waktu perolehan laba)

4. Future Prospect (prospek ke depan/di masa yang akan datang)

Secara umum jenis-jenis yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi:

1. Risiko lingkungan

2. Risiko manajemen

3. Risiko penyerahan

4. Risiko keuangan

Agar kredit disalurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit yang baik, perlu

dilakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit, agar masing-masing fungsi dapat

bekerja secara baik dan memperkecil terjadinya penilaian yang tidak objektif dengan

berbagai sebab yang berpotensi terjadinya penyimpangan yang akhirnya akan

menyebabkan kredit yang disalurkan bermasalah.

Berikut ini pemisahan fungsi dalam organisasi kredit yaitu:

1. Pemasaran kredit

Page 13: Kegiatan Mengalokasi Dana

2. Analisis kredit

3. Taksasi jaminan

4. Adminnistrasi kredit

5. Audit kredit

Tujuannya pemisahan fungsi kredit ini tidak lain adalah agar pengelolaan suatu

permohonan kredit dapat diproses secara benar, lengkap, teliti daan sempurna sehingga

memiliki risiko rendah dan tidak menimbulkan masalah. Penilaian dimulai dari pertama

sekali permohonan kredit diajukan sampai dengan kredit berjalan dan berakhir.