kegiatan enumerasi, analisa sebaran panjang, dan … · 1. bapak dr. eng. abu bakar sambah, s.pi,...

94
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019 KEGIATAN ENUMERASI, ANALISA SEBARAN PANJANG, DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI PRAKTIK KERJA MAGANG Oleh: TIARA GADIS SAFITRI NIM. 165080200111010

Upload: others

Post on 18-May-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

1

KEGIATAN ENUMERASI, ANALISA SEBARAN PANJANG, DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares (Bonnaterre,

1788) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI

PRAKTIK KERJA MAGANG

Oleh:

TIARA GADIS SAFITRI NIM. 165080200111010

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

2

KEGIATAN ENUMERASI, ANALISA SEBARAN PANJANG, DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares (Bonnaterre,

1788) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI

PRAKTIK KERJA MAGANG

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

TIARA GADIS SAFITRI

NIM. 165080200111010

PRA KTtK:.KERJA MAGAétG

KEGIATAN: EN,UMERASI,.ANALISA SEBARAN PAi4JANG, DAN .HUBUNGAN PANJANG BOBNOT T..UNA SIRIP KUNlfjG Fhunous.:âida.cares: (Bcinnâterre,

1788) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA; BALI

T,!ARA GADIS SAFITR 16,6080.2.0011101:II:

Telah dipartahankan di depan p”enguji pada !anggaJ'9epi r z01.8”dan dinyatakan te.lafi ñ1'wnenuhi syarat:

Méñ§etéhul,

Be ” ’ is,:Jurusan.PSPK

” i S.Pi. M-Si. Ph.D

Meny.etujui;

Dia.een. Pembimbing

7an9tjaI- § ’t. ftg# 7ll19

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSAI KELAUTAN DAN PERIKANAN

LOKA RISET PERIKANAN TUNA BALI 80223

TELEPON (0361) 726201 FAKSIMILI (0361) 8497447 LAMAN: lp2t.kkp.qo. id POS ELEKTRONIK: lppt.benoatQqmaiI com

FORM KETERANGAN SELESAI

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan :

Nama : Tiara Gadis Safitri

NIM 165080200111010

Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Fakultas : Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Alamat Kampus : JI Veteran no 1 Malang

Alamat Rumah : JI Mastrip no 51 Peterongan-Jombang, Jawa Timur

Telah melaksanakan praktik kerja Magang di Loka Riset Perikanan Tuna Denpasar,

Bali selama 30 hari kerja, terhitung sejak tanggal 17 Juni s/d tanggal 26 Juli 2019

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Riset Perikanan Tuna

ahmi. S.Pi M.Si

: 9 1112 200502 1 001

*) Coret yang tidak perlu

vi

RINGKASAN

TIARA GADIS SAFITRI. Praktik Kerja Magang Kegiatan Enumerasi, Analisa Sebaran Panjang, dan Hubungan Panjang Bobot Tuna Sirip Kuning Thunnus Albacares (Bonnaterre, 1788) yang Didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali (di bawah bimbingan Dewa Gede Raka Wiadnya).

Seiring dengan upaya pemanfaatan ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) di Samudera Hindia dari tahun ke tahun cenderung

mengalami peningkatan, perlu dilakukannya konsep pengelolaan yang tepat dalam jangka panjang guna menjamin tangkapan yang menguntungkan tetapi kelestarian sumberdaya ikan tuna tetap terjaga. Pengelolaan tersebut diperlukan adanya pendataan yang secara terus menerus dilakukan. Salah satu pendataan yang diperlukan adalah terkait data produksi tuna Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788).

Tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) yang dilaksanakan ini adalah: Mengetahui alur kegiatan enumerasi, mengetahui komposisi, sebaran frekuensi panjang baku dan panjang cagak, hubungan panjang berat tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) , pada bulan Juni-Juli yang didaratkan di Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali.

Kegiatan Praktik Kerja Magang ini dilaksanakan di Pelabuhan Benoa dan di Loka Riset Perikanan Tuna Denpasar, Bali, pada tanggal 17 Juni 2019 sampai 26 Juli 2019. Metode yang digunakan pada kegiatan Praktik Kerja Magang ini yaitu pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Kesimpulan yang didapatkan dari praktik kerja magang adalah proses enumerasi memiliki 7 tahap. Hasil yang didapatkan adalah berupa komposisi hasil tangkapan rawai tuna, grafik sebaran panjang ikan tuna sirip kuning dan hubungan panjang bobot ikan tuna sirip kuning yang didaratkan di Pelabuhan Benoa.

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi, MT. selaku Ketua Jurusan

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan.

2. Bapak Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan waktu dalam menyelesaikan proposal dan

laporan Praktik Kerja Magang (PKM).

3. Bapak Zulkarnaen Fahmi, S.Pi., M.Si selaku kepala Loka Riset Perikanan Tuna

beserta Ibu Ni Nyoman Siti Mardiani Satria. S.Akt yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan Praktek Kerja Magang di LRPT.

4. Bapak Roy Kurniawan S.Pi selaku pembimbing lapang yang telah memberikan

arahan selama melakukan praktik kerja magang

5. Seluruh enumerator (Pak Abram, Pak Rusjas, Pak Hasan, Pak Soni, Mas Khalid,

Mas Mahendra, Mas Koming) yang telah mendampingi proses enumerasi mulai

awal sampai akhir

6. Kak Ody sebagai penanggung jawab mahasiswa magang yang telah memberikan

evaluasi dan mendampingi selama melakukan praktik kerja magang

7. Ikatan Mahasiswa Jombang Universitas Brawijaya yang telah memberikan

semangat dan dukungan selama proses magang di Bali

8. Seluruh teman angkatan Jalapati (PSP 16) yang telah memberikan dukungan

selama proses magang di Bali

9. Tante Ani dan Ica yang telah memberikan tempat tinggal dan fasilitas selama

kami tinggal di Bali

viii

10. Kak Dwi Indah sebagai kakak tingkat PSP 2015 yang telah memberikan arahan

selama proses pengajuan magang di Loka Riset Perikanan Tuna, Bali

11. Teman – teman seperjuangan pada saat magang di LRPT (Trisa, Okse, Rahma,

Victor, Wulan, Juli) yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan praktik

kerja magang di Loka Riset Perikanan Tuna, Bali

ix

KATA PENGANTAR

Penulis menyajikan laporan praktik kerja magang yang berjudul “Praktik

Kerja Magang Kegiatan Enumerasi, Analisa Sebaran Panjang, dan Hubungan

Panjang Bobot Tuna Sirip Kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) yang

Didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali” sebagai salah satu syarat untuk meraih

gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, MSc.

Kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) enumerasi ikan tuna sirip kuning di

Pelabuahan Benoa, Denpasar, Bali pada tanggal 17 Juni - 12 Juli 2019 dan

dilanjutkan di kantor Loka Riset Perikanan Tuna, Bali pada tanggal 13 Juli – 26 Juli

2019 dengan mengikuti seluruh kegiatan secara langsung. Laporan ini terdiri dari

ringkasan, latar belakang, tujuan, metode, keadaan umum, hasil dan lampiran

kegiatan yang telah dilakukan ketikan Praktik Kerja Magang (PKM) di Loka Riset

Perikanan Tuna. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

menyelesaikan laporan Praktik Kerja Magang (PKM). Diharapkan hasil dari praktik

kerja magang ini dapat dijadikan informasi bagi pemerintah, akademisi dan

khususnya masyarakat umum.

Malang, 2019

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN ............................................................................................... v

RINGKASAN ............................................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvi

1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3

1.3 Kegunaan .............................................................................................................. 4

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................................... 4

2. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG .................................................................. 6

2.1 Materi Praktik Kerja Magang di Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) ................... 6

2.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 6

a. Alat ..................................................................................................................... 6

b. Bahan ................................................................................................................. 6

2.3 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ......................................................... 6

2.4 Analisis Data........................................................................................................ 12

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG................................... 15

3.1 Peta Lokasi Praktik Kerja Magang ...................................................................... 15

xi

3.2 Sejarah Loka Riset Perikanan Tuna ................................................................... 16

3.3. Tugas dan Fungsi LRPT .................................................................................... 17

3.4. Visi dan Misi LRPT ............................................................................................. 17

3.5. Tujuan dan Sasaran LRPT ................................................................................. 18

3.6. Struktur Organisasi LRPT .................................................................................. 20

3.7 Sumber Daya Manusia LRPT ............................................................................. 21

3.8 Fasilitas LRPT ..................................................................................................... 22

3.8.1. Laboratorium Genetik ........................................................................... 23

3.8.2. Laboratorium Histologi .......................................................................... 24

3.8.3. Laboratorium Otolith ............................................................................. 25

3.8.4. Laboratorium Data ................................................................................ 26

3.8.5. Perpustakaan ........................................................................................ 27

3.8.6. Guest House Loka Riset Perikanan Tuna ............................................ 28

4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG .................................................................... 29

4.1 Kegiatan Enumerasi oleh Loka Penelitian Perikanan Tuna ............................... 29

4.1.1 Mencari Informasi Kapal yang Melakukan Bongkar .................................. 29

4.1.2 Mencatat Informasi di Papan Info Monitoring ............................................ 29

4.1.3 Menentukan Prioritas Sampling ................................................................. 30

4.1.4 Menyiapkan Formulir Sampling dan Perlengkapan Sampling .................. 31

4.1.5 Pengumpulan Data di Perusahaan ............................................................ 31

4.1.6 Rekapitulasi dan Verifikasi Data ................................................................ 35

4.1.7 Membuat Laporan Harian dan Logbook .................................................... 36

4.1.8 Alur Kegiatan enumerasi ............................................................................ 36

4.2 Identifikasi Hasil Tangkapan ............................................................................... 37

4.3 Komposisi hasil tangkapan ................................................................................. 41

xii

4.4 Analisis Panjang Cagak Ikan Tuna Sirip Kuning ................................................ 43

4.5 Analisis Hubungan Panjang Bobot Ikan Tuna Sirip Kuning ............................... 44

4.6 Hubungan panjang baku (SL) dan panjang cagak (FL) ..................................... 46

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 48

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 48

5.2 Saran ................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 49

LAMPIRAN ................................................................................................................. 52

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Magang .............................................. 5

Tabel 2. Kode Spesies Ikan Berdasarkan IOTC ...................................................... 32

Tabel 3. Jenis Pemrosesan Ikan .............................................................................. 34

Tabel 4. Identifikasi Berdasarkan Tanda Badan ...................................................... 37

Tabel 5. Identifikasi Berdasarkan Warna ................................................................. 38

Tabel 6. Identifikasi Berdasarkan Morfologi Badan ................................................. 38

Tabel 7. Identifikasi Berdasarkan Morfologi Kepala dan Mata ................................. 39

Tabel 8. Identifikasi Berdasarkan Panjang Sirip Dada ............................................. 39

Tabel 9. Identifikasi Berdasarkan Tanda Bagian Anterior Bawah Dada ................. 40

Tabel 10. Identifikasi Berdasarkan Pewarnaan Finlet .............................................. 40

Tabel 11. Identifikasi Berdasarkan Sirip Ekor-Pusat Tepi Trailing ...........................40

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Kerja Magang.......................................................... 15

Gambar 2. Struktural Loka Riset Perikanan Tuna .................................................... 20

Gambar 3. Komposisi Pegawai Loka Riset Perikanan Tuna.................................... 21

Gambar 4. Komposisi Jabatan Fungsional Pegawai LRPT ..................................... 22

Gambar 5. Laboratorium Genetik ............................................................................. 23

Gambar 6. Laboratorium Histologi ............................................................................ 24

Gambar 7. Laboratorium Otolith................................................................................ 25

Gambar 8. Laboratorium Data .................................................................................. 26

Gambar 9. Perpustakaan .......................................................................................... 27

Gambar 10. Guest House Loka Riset Perikanan Tuna ............................................ 28

Gambar 11. Papan Monitoring Enumerasi ............................................................... 30

Gambar 12. Pengukuran Panjang Tuna Sirip Kuning .............................................. 35

Gambar 13. Tanda Badan Tuna Sirip Kuning........................................................... 37

Gambar 14. Tanda Warna Tuna Sirip Kuning .......................................................... 38

Gambar 15. Morfologi Tuna Sirip Kuning ................................................................. 38

Gambar 16. Morfologi Kepla dan Mata Tuna Sirip Kuning ....................................... 39

Gambar 17. Panjang Sirip Dada Tuna Sirip Kuning ................................................. 39

Gambar 18. Tanda Bagian Anterior Bawah Dada Tuna Sirip Kuning ...................... 40

Gambar 19. Pewarnaan Finlet Tuna Sirip Kuning .................................................... 40

Gambar 20. Bentuk Sirip Ekor Tuna Sirip Kuning .................................................... 40

Gambar 21. Komposisi Hasil Tangkapan Utama Rawai Tuna ................................. 42

Gambar 22. Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan Rawai Tuna ......................... 43

xv

Gambar 23. Sebaran Panjang Cagak Tuna Sirip Kuning......................................... 44

Gambar 24. Hubungan Panjang Bobot Tuna Sirip Kuning ...................................... 46

Gambar 25. Hubungan SL dengan FL Tuna Sirip Kuning ........................................ 47

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alat untuk Kegiatan Enumerasi ............................................................ 52

Lampiran 2. Bahan untuk Kegiatan Enumerasi........................................................ 54

Lampiran 3. Kegiatan Enumerasi di Pelabuhan Benoa ........................................... 55

Lampiran 4. Alur Kegiatan Enumerasi...................................................................... 57

Lampiran 5. Logbook harian magang....................................................................... 58

Lampiran 6. Sertifikat magang .................................................................................. 76

Lampiran 7. Foto Kegiatan Lain ............................................................................... 77

Lampiran 8. Form pendataan ikan ........................................................................... 79

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Hartaty dan Sulistyaningsih (2014), Ikan tuna menyebar di seluruh

perairan oseanik Indonesia dan penyebarannya secara horizontal meliputi perairan

selatan dan barat Sumatera, perairan selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Laut

Banda dan Flores, Laut Sulawesi dan perairan barat Papua. Sementara penyebaran

tuna secara vertikal (berdasarkan kedalaman perairan) sangat dipengaruhi oleh

suhu dan kedalaman renang (swimming layer). Ikan tuna sirip kuning Thunnus

albacares (Bonnaterre, 1788) adalah spesies kosmopolitan yang umumnya tersebar

di perairan tropis dan subtropis dari ketiga samudera (Hindia, Pasifik dan Atlantik),

dimana mereka membentuk kelompok (schooling) yang besar. Ukuran ikan tuna

sirip kuning yang tertangkap di Samudera Hindia berkisar antara 30-180 cmFL (FL;

Fork Length). Yuwana (Juvenil) ikan tuna sirip kuning hidup berkelompok bersama

cakalang dan yuwana tuna mata besar dan biasanya penyebarannya terbatas di

wilayah permukaan perairan tropis, sedangkan ikan tuna sirip kuning besar

ditemukan di permukaan dan subpermukaan perairan.

Pemerintah terus mengembangkan sektor pengelolaan perikanan tuna

Indonesia dan saat ini menjadi anggota Komisi Perikanan Wilayah Pasifik Barat dan

Tengah. Indonesia tergabung dalam lembaga pengelolaan sumberdaya ikan

regional seperti IOTC (Indian Ocean Tuna Commision) dan CCSBT (Commision for

Conservation of Southern Bluefin Tuna) maupun lembaga lainnya yang diperlukan

untuk pengumpulan data yang komprehensif. Sampai saat ini kelembagaan yang

2

sangat berperan dalam dukungan data bagi kerjasama IOTC dan CCSBT adalah

Loka Penelitian Perikanan Tuna Benoa yang lokasinya berada di Pelabuhan Benoa,

Bali (Kurniawati et al., 2016).

Menurut Anggarini et al. (2016), ikan pelagis besar yang umumnya menjadi

target tangkapan oleh nelayan terutama Tuna mata besar (Thunnus obesus),

Albakora (T. alalunga), Tuna sirip biru (T. maccoyii) dan Tuna sirip kuning (T.

albacares). Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu jenis ikan tuna yang

dominan tertangkap sepanjang tahun. Besarnya permintaan pasar akan

meningkatkan eksploitasi terhadap perikanan tuna di Indonesia, sehingga

dikhawatirkan dapat mengganggu kelestarian sumberdaya tuna. Permintaan pasar

terhadap produksi ikan tuna yang terus meningkat telah mendorong upaya

penangkapan yang semakin intensif, baik oleh perusahaan perikanan skala kecil

maupun besar. Eksploitasi sumberdaya ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia

pada tahun 2011 – 2014 mengalami peningkatan jumlah tangkapan dari 329.184

ton di tahun 2011 menjadi 430.327 ton di tahun 2014. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa jumlah tangkapan pada tahun 2014 sudah melebihi maksimum

tangkapan lestari (MSY) yaitu lebih dari 404.000 – 439.000 ton. Berdasarkan hal

tersebut pemanfaatan sumberdaya ikan tuna sirip kuning sudah lebih tangkap

(overfishing). Beberapa tahun terakhir terjadi penurunan produksi ikan tuna sirip

kuning yang didaratkan di Pelabuhan Benoa. Penurunan volume penangkapan Ikan

tuna sirip kuning mulai dari tahun 2011 senilai 3.006.250 kg, turun menjadi

1.383.798 kg.

Dengan demikian diperlukan kegiatan enumerasi untuk mengetahui informasi

mengenai stok ikan tuna (Thunnus sp). Kegiatan enumerasi akan mencakup aspek

pengukuran panjang cagak, panjang baku, dan berat. Selain informasi enumerasi,

3

aspek biologi lain seperti histologi dan otolith dapat memberikan informasi

mengenai perikanan berkelanjutan atau sebaliknya. Data perikanan tangkap dapat

digunakan sebagai tolak ukur untuk menciptakan suatu kebijakan dalam bidang

pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Keakuratan data produksi hasil tangkapan dapat diwujudkan jika pendataan

dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur pendataan yang telah ditetapkan.

Proses enumerasi atau pendataan hasil tangkapan merupakan hal penting untuk

mengetahui seberapa besar hasil tangkapan yang dikeluarkan dari suatu perairan

dan berapa besar produksi suatu tempat pendaratan atau pelabuhan perikanan

(PP). Pendataan hasil tangkapan juga dapat mengukur besarnya potensi suatu

perairan. Oleh sebab itu keakuratan data memiliki peran yang sangat vital untuk

menjadi informasi produksi suatu perairan dan menjadi dasar dalam suatu proses

pengambilan kebijakan (Wahyudi, 2017).

Menyadari akan pentingnya data perikanan tangkap baik data informasi

pelabuhan hingga data statistik hasil tangkapan sebagai informasi umum, oleh

karena itu penulis melakukan kegiatan Praktik Kerja Magang tentang kegiatan yang

dilaksanakan di Pelabuhan Benoa dan Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT)

Denpasar, Bali.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) yang dilaksanakan ini adalah:

1. Mengetahui seluruh kegiatan enumerasi yang berada di Pelabuhan Benoa, Bali

2. Mengetahui komposisi hasil tangkapan alat tangkap rawai tuna di pelabuhan

Benoa, Bali

3. Mengetahui sebaran panjang cagak tuna sirip kuning Thunnus albacares

(Bonnaterre, 1788)

4

4. Mengetahui hasil analisa hubungan panjang bobot tuna sirip kuning Thunnus

albacares (Bonnaterre, 1788)

5. Mengetahui hubungan panjang baku dan panjang cagak tuna sirip kuning

Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788)

1.3 Kegunaan

Adapun kegunaan dari Praktik Kerja Magang (PKM) ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana menambah informasi dan pengetahuan tentang kegiatan

enumerasi serta sebagai sumber pengetahuan hasil pendataan terbaru

2. Bagi Instansi Terkait

Sebagai sarana untuk memudahkan pekerjaan terkait dengan adanya praktik

kerja magang. Selain itu diharapkan dapat menjalin relasi dengan Universitas

Brawijaya khususnya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

3. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sarana untuk menjalin relasi dengan instansi terkait serta dapat

digunakan untuk meningkatkan keterampilan bagi mahasiswa di Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

4. Bagi Masyarakat

Sebagai sarana mendapatkan informasi tentang enumerasi dan kegiatan

enumerasi

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di Loka Riset Perikanan Tuna

(LRPT) Denpasar, Bali mulai 17 Juni sampai 26 Juli 2019. Kegiatan enumerasi

dilakukan di Pelabuhan Benoa Bali pada tanggal 18 Juni – 12 Juli 2019. Adapun

tahapan kegiatan yang dilakukan penulis mulai dari sebelum pelaksanaan PKM

hingga sesudah pelaksanaan PKM. Pertama, penulis melakukan kegiatan

5

pengajuan judul yang dilakukan pada minggu pertama Maret 2019. Selanjutnya

setelah judul yang akan diambil disetujui oleh dosen pembimbing, penulis

melanjutkan ke tahap pengajuan dan revisi proposal yang berlangsung mulai dari

minggu pertama dan kedua April 2019. Tahapan ketiga dilanjutkan dengan

pengiriman proposal kepada instansi tempat PKM pada bulan April 2019.

Selanjutnya mulai pertengahan Juni 2019 sampai pertengahan Juli 2019 penulis

melakukan PKM di LRPT Denpasar, Bali. Tahapan terakhir yaitu penyusunan

laporan hasil PKM dan pelaksanaan ujian PKM.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Magang

No

Kegiatan

Maret April Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan

Tempat

magang

2. Pengajuan

Judul

3. Pembuatan

Proposal dan

Revisi

4.

Pengajuan

Surat

Menyurat

dan Proposal

5. Pelaksanaan

Magang

6. Penyusunan

Laporan dan

Konsultasi

6

2. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG

2.1 Materi Praktik Kerja Magang di Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT)

Materi yang diambil selama Praktik Kerja Magang (PKM) yaitu kegiatan yang

ada di LRPT Denpasar, Bali, meliputi alur kegiatan enumerasi tuna sirip kuning

Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) dan hasil tangkapan rawai tuna mulai dari

awal sampai akhir, identifikasi tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre,

1788) , komposisi hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa,

hubungan panjang berat hasil tangkapan tuna sirip kuning Thunnus albacares

(Bonnaterre, 1788) , dan hubungan panjang baku (SL) dan panjang cagak (FL) tuna

sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788).

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam PKM ini adalah :

a. Alat

Alat yang digunakan untuk kegiatan enumerasi adalah kaliper 2 m dengan

ketelitian 0,5 cm, formulir pendataan, alat tulis, sepatu boot, timbangan (milik

perusahaan tempat sampling), motor, kalkulator, seragam enumerator LRPT.

b. Bahan

Bahan yang digunakan untuk perhitungan komposisi, frekuensi panjang dan

perhitungan panjang berat adalah tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre,

1788) hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di 5 perusahaan pengolahan ikan

di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.

2.3 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Magang Metode pengumpulan data praktik kerja magang yaitu pengumpulan data

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data primer

pada saat PKM dilakukan dengan metode sampling pada empat unit perusahaan

7

pengolahan tuna (Thunnus sp) di pelabuhan Benoa pada periode 18 Juni – 12 Juli

2019. Unit sampling yang digunakan adalah kapal-kapal rawai tuna yang melakukan

pendaratan hasil tangkapan. Data yang dikumpulkan berupa nama perusahaan,

nama kapal rawai tuna, data berat ikan, panjang cagak (FL) dan panjang baku (SL).

Proses pendataan jenis ikan hasil tangkapan utama dan sampingan dengan cara

mengidentifikasi secara morfologi berdasarkan panduan Food and Agriculture

Organization (FAO). Data yang diperlukan selama praktik kerja magang antara lain :

1. Data Primer

Menurut Amrin (2016), data primer adalah data yang dikumpulkan langsung

oleh peneliti dari responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang

pernah dilakukan sebelumnya. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-

sumber asli. Sumber asli disini diartikan sebagai sumber pertama darimana data

tersebut diperoleh. Data primer dapat disebut juga dengan data pokok yang

dibutuhkan selama penelitian.

Metode Praktik kerja magang yang dilakukan di lapangan adalah mengamati

keadaan langsung di lapang secara benar dan nyata adanya. Selain itu dapat

diperoleh juga dengan cara melakukan observasi langsung terhadap objek yang

diamati, wawancara dan dokumentasi. Dalam Praktik kerja magang ini data primer

yang akan diambil menggunakan metode :

a. Enumerasi

Menurut Suryadi (2011), proses enumerasi atau pendataan hasil tangkapan

merupakan hal yang penting antara lain untuk mengetahui berapa besar hasil

tangkapan yang telah dikeluarkan dari suatu perairan dan berapa besar produksi

suatu pelabuhan. Tujuan utama pengelolaan sumberdaya ikan adalah menentukan

tingkat hasil tangkapan yang berlanjut dalam jangka panjang (long term

8

sustainability) sebagai langkah awal dalam menunjang upaya penyusunan

management plan sumberdaya ikan.

Kegiatan enumerasi Loka Riset Perikanan Tuna merujuk pada protokol dari

IOTC tahun 2002. Program ini merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian

Perikanan Tangkap/ Balai Riset Perikanan Laut (PRPT/ BRPL) dan Direktorat

Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) dari Indonesia dengan CSIRO Marine and

Atmospheric Research, Australia’s Department of Agriculture of Fisheries and

Forestry (DAFF), Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)

dari Australia, serta Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Overseas

Fisheries Cooperation Foundation of Japan (OFCF). Program ini bertujuan untuk

memantau hasil tangkapan tuna dan sejenisnya yang didaratkan di lokasi-lokasi

tersebut, khususnya adalah pelabuhan Benoa.

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

(Sugiyono, 2015).

Tahap observasi berlangsung di lapangan, hal yang dilakukan adalah

mengamati dan berperan aktif dalam kegiatan pengamatan dan enumerasi secara

sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Data

observasi berfungsi untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kondisi

di lapangan sehingga dapat menjawab pertanyaan sesuai data yang dibutuhkan

meliputi kegiatan apa saja yang dilakukan dalam enumerasi. Cara untuk

9

menghimpun keterangan dengan pengamatan dan pencatatan di Pelabuhan Benoa,

Bali.

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report. Wawancara

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan

melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2015).

Metode wawancara yang digunakan dalam Praktek Kerja Magang ini

dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap pihak – pihak yang terkait,

seperti kepada kepala dan petugas di Pelabuhan Benoa dan Loka Riset Perikanan

Tuna, Bali.

d. Dokumentasi

Menurut Tullah et al. (2018), dokumentasi adalah berasal dari istilah

internasional, dalam bahasa Inggris disebut dengan “documentation”. Sedangkan

dalam bahasa Belanda disebut dengan “documentatie”, lalu dalam bahasa Latin

disebut “documentum” yang dapat di artiken pencarian, penyelidikan, pengumpulan,

penyusunan, pemakaian dan juga penyediaan dokumen untuk mendapatkan

berbagai keterangan serta penerapan-penerapan dan bukti. Dokumentasi juga

dapat diartikan menggunakan media foto untuk mengabadikan momen dari

penelitian.

10

Metode dokumentasi yang digunakan dalam Praktek Kerja Magang ini

dilakukan dengan cara mendokumentasi kegiatan magang, sarana dan prasarana di

Loka Riset Perikanan Tuna, Bali.

e. Partisipasi aktif

Partisipasi aktif merupakan keterlibatan mental, emosi, dan fisik dalam

memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi lain yaitu keterlibatan sukarela oleh

masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Sesi partisipasi aktif

adalah dialog dan komunikasi dua arah, memberikan kepada masyarakat

kesempatan untuk berinteraksi dengan petugas penyuluh dan pelatih dari luar

(Untarti dan Kusuma, 2018).

Partisipasi aktif yang diikuti selama praktik kerja magang adalah mengikuti

seluruh kegiatan yang berlangsung selama enumerasi atau pendataan tuna sirip

kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) di Pelabuhan Benoa, Bali. Adapun

aktivitas Enumerasi yang diikuti di Pelabuhan Benoa, Bali :

a. Mengikuti aktivitas pendaratan hasil tangkapan tuna dan hasil tangkapan

sampingan di pelabuhan Benoa, Bali

b. Mencatat komposisi hasil tangkapan tuna dan hasil tangkapan sampingan

yang di daratkan di pelabuhan Benoa, Bali

c. Mengikuti aktivitas identifikasi ikan yang berada di Pelabuhan Benoa, Bali

Mengamati biologi (panjang cagak, panjang baku, dan bobot) hasil tangkapan

tuna di pelabuhan Benoa, Bali.

Partisipasi aktif juga diikuti dalam pengolahan hasil enumerasi yang diperoleh

di Pelabuhan benoa. Adapun aktivitas analisis data hasil enumerasi di Loka Riset

Perikanan Tuna, Bali :

11

Mengikuti aktivitas input data setelah proses enumerasi sampai dengan

analisis data (analisis data meliputi komposisi hasil tangkapan rawai tuna, analisis

panjang cagak dan panjang baku tuna sirip kuning, analisis hubungan panjang

bobot tuna sirip kuning) di Loka Riset Perikanan Tuna, Denpasar Bali.

12

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung bersumber

dari dokumentasi, literatur, buku, jurnal dan informasi lainnya yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Sumber data sekunder ini juga dapat

berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk

lain atau dari orang lain. Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data

primer yang diperoleh baik dari wawancara maupun observasi langsung ke

lapangan. Penulis juga menggunakan data sekunder hasil dari studi pustaka

(Abdurahman, 2018).

Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung.

Sumber data sekunder yang digunakan untuk kebutuhan praktik kerja magang ini

dikumpulkan dari literature dan dari catatan ataupun buku-buku bacaan mengenai

data statistik perikanan dan buku laporan tahunan hasil tangkapan yang dapat

membantu kegiatan ini.

2.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data primer dan sekunder. Hal

tersebut dilakukan untuk merubah data mentah menjadi data yang lebih deskriptif

baik berupa grafik maupun tabel sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan dari

beberapa informasi yang didapat seperti komposisi ukuran layak tangkap dan

hubungan panjang dan bobot.

a. Sebaran Panjang Cagak dan Panjang Baku

Tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) merupakan salah

satu komoditas penting bagi industri perikanan di Indonesia dengan hasil tangkapan

tertinggi dibandingkan jenis tuna lainnya. Sebagai dasar pengelolaan sumberdaya

ikan yang berkelanjutan, diperlukan data dan informasi tentang sebaran panjang

13

W = aLb

cagak yang digunakan untuk membandingkan proporsi rata-rata ikan tertangkap

(Lc) dan matang gonad (Lm), serta nisbah kelamin sebagai indikator pendugaan

kemampuan memijah ikan tersebut (Wudji et al., 2015).

Analisis sebaran panjang cagak dilakukan dengan membandingkan proporsi

rata-rata ikan tertangkap (Lc) dan matang gonad (Lm). Jika nilai ikan tertangkap

(Lc) lebih besar dari ukuran matang gonad (Lm) maka hal tersebut mengindikasikan

bahwa ikan yang tertangkap telah matang gonad dan berkesempatan untuk

memijah sehingga sudah layak untuk ditangkap.

b. Hubungan Panjang dan Bobot.

Menurut Hartaty dan Sulistyaningsih (2014), hubungan panjang dan bobot

ikan dianalisis dengan model persamaan Hile (1936) sebagai berikut :

Keterangan:

W = bobot ikan (kg)

L = panjang ikan (cm)

a = konstanta (intercept)

b = koefisien regresi (slope)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui pola pertumbuhan panjang dan

bobot ikan ikan tuna sirip kuning dengan cara menguji nilai b sebagai berikut :

1. Jika b = 3, pertumbuhan bersifat isometrik, yaitu pertumbuhan panjang sama

dengan pertumbuhan bobot.

2. Jika b > 3 maka pola pertumbuhan bersifat allometrik positif, yaitu pertambahan

bobot lebih cepat dari pertambahan panjang.

14

3. Jika b < 3 maka pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, yaitu pertambahan

panjang lebih cepat dari pertambahan bobot.

c. Uji t

Menurut Arifah et al. (2015), untuk menguji nilai b dengan menggunakan uji t

dimana apabila t hitung < t table maka terima H0 dan tolak H1, sebaliknya apabila t

hitung > t tabel diterima H1 dan tolak H0 dengan rumus :

t = 3 – b

Sb

Keterangan:

b: Slope

Sb: Standar deviasi nilai b

Untuk menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t (uji parsial), dengan

hipotesis :

H0 : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik

H1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik

Setelah itu bandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada selang

kepercayaan 95%. Kemudian untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan, kaidah

keputusan yang diambil adalah :

thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0)

thitung < ttabel : terima hipotesis nol

Pertumbuhan panjang dan bobot ikan di suatu perairan banyak dipengaruhi

oleh faktor lingkungan diantaranya adalah ketersediaan dan ukuran makanan yang

dimakan, kelimpahan ikan sebagai makanan di perairan tersebut, jenis makanan,

kondisi oseanografi perairan (suhu, oksigen dan lain-lain) dan kondisi ikan (umur,

keturunan dan genetik).

15

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG

3.1 Peta Lokasi Praktik Kerja Magang

Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Kerja Magang

Lokasi Loka Riset Perikanan Tuna yang kemudian disingkat menjadi LRPT

berada di Jl. Mertasari no.140 Br. Suwung Kangin, Sidakarya, Denpasar, Bali

80224, Indonesia. LRPT memiliki Stasiun Monitoring yang berada di jalan raya

pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Bali 80223. LRPT berada pada koordinat 08o

42’ 18.54” LS dan 115o 14’ 00.23” BT. Secara administratif Pelabuhan Benoa masuk

ke dalam dua wilayah yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar dan berada di

koordinat 08o44’22” – 08o44’23” LS hingga 115o12’30” – 115014’12” BT. Peta lokasi

praktik kerja magang dapat dilihat pada gambar 1.

16

3.2 Sejarah Loka Riset Perikanan Tuna

Loka Riset Perikanan Tuna atau LRPT merupakan Unit Pelaksana Teknis

Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset sumber daya perikanan tuna

dan sejenisnya (tuna like species) yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan.

LRPT dibentuk pada tahun 2011 dengan nama LRPT berdasarkan Persetujuan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam

Surat Nomor B-3677/M.PAN-RB/12/12 tanggal 2 Desember 2010. Kemudian pada

tahun 2017, nama Loka Penelitian Perikanan Tuna berubah menjadi Loka Riset

Perikanan Tuna yang ditetapkan melalui PERMEN KP No. 16/ PERMEN-KP/ 2017

tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna.

Beberapa hal yang mendasari dibentuknya Loka Riset Perikanan Tuna

(LRPT) adalah:

1. Kerjasama penelitian CSIRO (Australia) - BPPL (Balai Penelitian Perikanan Laut)

pada tahun 1993.

2. Kerjasama multilateral Monitoring Tuna (OFCF, CSIRO, IOTC) tahun 2002.

3. Inisiasi program observer (P4KSI – CSIRO) tahun 2005.

4. Dibangunnya Statiun Monitoring Perikanan Tuna (kegiatan dibawah BPPL) tahun

2009.

5. Tahun 2011, dibentuklah Loka Penelitian Perikanan Tuna kemudian pada tahun

2017 berubah menjadi Loka Riset Perikanan Tuna.

17

Dasar Hukum:

1. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi, dalam Surat Nomor B-3677/M.PAN-RB/12/12 tanggal 2 Desember

2010.

2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.27/MEN/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna.

3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 16/PERMEN-KP/2017

tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna.

3.3. Tugas dan Fungsi LRPT LRPT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan riset sumber daya perikanan

tuna dan sejenisnya (tuna like species) di wilayah Republik Indonesia di perairan

Samudra Hindia. Dalam melaksanakan tugasnya, LRPT menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan

laporan;

2. Pelaksanaan kegiatan riset sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna

like species) di wilayah Republik Indonesia di perairan Samudra Hindia yang

meliputi aspek biologi, lingkungan, dinamika populasi dan eksploitasi;

3. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerja sama riset;

4. Pengelolaan prasarana dan sarana riset; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

3.4. Visi dan Misi LRPT Visi Loka Riset Perikanan Tuna yaitu:“Menjadi Institusi Utama Penyedia Data

dan Informasi Perikanan Tuna di Samudra Hindia”. Sebagai langkah konkret untuk

mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi Loka Riset Perikanan Tuna Benoa

yang dirumuskan sebagai berikut:

18

1. Menyediakan data dan informasi terkini hasil penelitian perikanan tuna.

2. Mengembangkan profesionalisme kelembagaan dan sumberdaya penelitian

perikanan tuna.

3.5. Tujuan dan Sasaran LRPT Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Dengan

diformulasikannya tujuan ini maka Loka Riset Perikanan Tuna dapat secara tepat

mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan

misinya dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.

Tujuan yang dirumuskan tersebut berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi

dan misi Loka Riset Perikanan Tuna telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan

berdasarkan visi dan misi organisasi. Loka Riset Perikanan Tuna telah menetapkan

tujuan sebagai berikut:

1. Menghasilkan data dan informasi karakteristik sumber daya ikan tuna di

Samudra Hindia.

2. Menyiapkan bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan tuna.

3. Menggalang kerjasama penelitian perikanan tuna.

4. Melaksanakan dan menyediakan bahan diseminasi hasil penelitian.

5. Menyiapkan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan kegiatan penelitian.

6. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan kompetensi sumber daya

penelitian perikanan tuna.

7. Meningkatkan akuntabilitas dan kapabilitas kelembagaan.

Sasaran LRPT merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan dan

menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dan

dialokasikan dalam lima periode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang

19

akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu rencana kinerja (performance plan).

Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada

penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau

operasional organisasi setiap tahunnya.

Kemudian, pada masing-masing sasaran ditetapkan indikator agar dapat

diukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, setiap

tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur. Sedangkan sasaran yang

ingin dicapai dari pelaksanaan riset tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasi potensi produksi dan karakteristik sumber daya ikan tuna di

Samudra Hindia.

2. Tersedianya bahan informasi bagi kebijakan perencanaan pengelolaan

perikanan tuna.

3. Terbentuknya kemitraan dan jejaring kerja.

4. Tersedianya bahan diseminasi hasil penelitian.

5. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penelitian.

6. Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan handal di bidangnya.

20

KEPALA LOKA

Zulkarnaen Fahmi SPi., MSi

NIP. 19771112 200502 1 001

KEPALA URUSAN TATA USAHA

Ni Nyoman Siti Mardiani S, S.Akt

NIP. 19820903 200701 2 002

KASUBSI TATA

OPERASIONAL

KASUBSI PELAYANAN

TEKNIS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

3.6. Struktur Organisasi LRPT

Secara struktrual, LRPT memiliki satu orang kepala loka yang dibantu oleh

tiga orang pejabat struktural lainnya. Struktur organisasi dan pejabat struktural Loka

Riset Perikanan Tuna dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktural Loka Riset Perikanan Tuna

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, LRPT dipimpin oleh seorang

kepala, dengan struktur organisasi LRPT Tuna terdiri dari:

1. Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan, dan rumah tangga, serta penyusunan laporan.

2. Subseksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana,

program dan anggaran, penyebarluasan hasil penelitian serta pemantauan dan

evaluasi.

3. Subseksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis,

pengelolaan sarana dan prasarana, dan kerja sama penelitian.

21

4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

penelitian sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species) dan

kegiatan lain sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3.7 Sumber Daya Manusia LRPT

Tahun 2019, Loka Riset Perikanan Tuna memiliki 48 pegawai yang terdiri dari

21 orang Pegawai Negeri Sipil dan 27 orang Pegawai Pemerintah Non Pegawai

Negeri Sipil. Berdasarkan pada tingkat pendidikan terakhir, pegawai LRPT

bervariasi mulai dari SLTP (1), SLTA (11), Diploma III (3), Diploma IV (1), S-1 (27)

dan S-2 (4). Komposisi pegawai LRPT berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

dapat dilihat pada diagram berikut (Gambar 3).

Gambar 3. Komposisi Pegawai LRPT

Berdasarkan jabatan fungsional, LRPT memiliki tiga kelompok jabatan

fungsional yang meliputi peneliti muda sebanyak 3 orang, peneliti pertama

sebanyak 5 orang, calon peneliti sebanyak 3 orang. Komposisi jabatan fungsional

pegawai LRPT dapat dilihat pada diagram berikut (Gambar 4).

22

Gambar 4. Komposisi Jabatan Fungsional Pegawai LRPT

3.8 Fasilitas LRPT LRPT memiliki dua kantor yang terdiri atas kantor utama yang terdapat di

Jalan Mertasari Nomor 140 Banjar Suwung Kangin, Sidakarya, Denpasar dan satu

kantor yang digunakan untuk enumerasi di Jalan Raya Pelabuhan Benoa,

Denpasar. Kantor utama memiliki empat laboratorium yang terdiri atas Laboratorium

Genetik, Laboratorium Histologi, Laboratorium Otolith dan Laboratorium Data.

Fasilitas lainnya berupa perpustakaan dan guest house yang terdapat di kantor

utama LRPT.

23

3.8.1. Laboratorium Genetik

Gambar 5. Laboratorium Genetik LRPT (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Laboratorium Genetik LRPT merupakan salah satu laboratorium uji yang

beroperasional mulai tahun 2016. Peralatan pendukung dimiliki sejak tahun 2015

dan diupayakan seluruh peralatan pendukung penelitian akan dilengkapi sampai

tahun 2018 secara bertahap. Fokus kegiatan penelitian yang dilakukan adalah

menganalisis beberapa parameter genetik populasi tuna dan sejenisnya di

Samudera Hindia. Analisis sampel genetik yang bisa dikerjakan di laboratorium

genetik meliputi tahap ekstraksi DNA, purifikasi, amplifikasi PCR dan

elektroforesis. Penyediaan data dan informasi tentang genetik (DNA) populasi baik

itu keragaman, variasi molekuler dan struktur populasi merupakan hal yang sangat

penting diketahui untuk melakukan pengelolaan sumber daya ikan tuna. Keragaman

genetik mempunyai dampak secara langsung maupun tidak terhadap populasi,

komunitas dan ekosistem. Selain itu pemahaman tentang struktur populasi

bertujuan untuk keberlanjutan dan efektifitas manajemen sumber daya ikan.

24

Informasi genetik pada ikan dengan migrasi yang tinggi seperti tuna sangat penting

diketahui untuk pemanfaatan yang bersifat lestari dan berkelanjutan.

3.8.2. Laboratorium Histologi

Gambar 6. Laboratorium Histologi LRPT (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Fokus kegiatan histologi di Loka Riset Perikanan Tuna menitikberatkan pada

perkembangan gonad ikan dengan pengamatan tingkat/stadium kematangan

secara mikroskopis melalui jaringan gonadnya dan perhitungan fekunditas. Jalur ini

dipilih sesuai dengan keahlian staf laboratorium serta ketersedian peralatan yang

ada untuk fokus pada penelitian tersebut.

25

3.8.3. Laboratorium Otolith

Gambar 7. Laboratorium Otolith LRPT (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Laboratorium Otolith LRPT merupakan laboratorium uji yang sudah beroperasi

sejak tahun 2016. Fokus kegiatan uji otolith di Loka Riset Perikanan Tuna

menitikberatkan pada umur dan pertumbuhan ikan dengan pengamatan lingkaran

umur ikan menggunakan bagian keras dari ikan seperti otolith, sisik dan tulang

belakang. Metode ini dipilih sesuai dengan keahlian staf laboratorium serta

ketersedian peralatan yang ada untuk fokus pada penelitian tersebut. Tenaga analis

sebagai pendukung sudah terlatih dengan peralatan dan bahan dalam tahapan-

tahapan analisis otolith ikan.

26

3.8.4. Laboratorium Data

Gambar 8. Laboratorium Data LRPT (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Laboratorium Data LRPT merupakan laboratorium yang bertugas untuk

mengumpulkan, menginventarisasi, menginput data dan mempelajari tentang

perikanan tuna di WPP 572 dan WPP 573. Data pada laboratorium data LRPT

adalah data yang berorientasi hasil port sampling-based catch monitoring program,

data biologi, survei darat dan survei observasi laut sebagai dasar referensinya. Saat

ini data perikanan khususnya tuna menjadi media penting untuk perencanaan

pembangunan dan pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan pada

cakupan wilayah nasional, regional maupun internasional dalam kaitannya

menjadikan Indonesia poros maritim dunia.

27

3.8.5. Perpustakaan

Gambar 9. Perpustakaan LRPT (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Perpustakaan LRPT memiliki tiga ruangan pada lantai 3 Gedung Loka Riset

Perikanan Tuna yang antara lain terdiri atas satu ruangan khusus untuk koleksi

bahan/buku perpustakaan, satu ruangan untuk tempat baca dan staf pengelola

perpustakaan, dan satu ruangan gudang.

Prasarana ruangan perpustakaan meliputi empat unit rak buku modern, satu

lemari kaca, satu filing cabinet besi, 1 unit meja baca kapasitas 6-8 kursi, dua unit

meja/kursi staf pengelola dan satu meja buku tamu dan satu meja pajangan

majalah-malalah perikanan terbaru serta ada satu unit komputer PC beserta printer

untuk pengelolaan dan pengolahan data dan bahan pustaka/buku perpustakaan.

28

3.8.6. Guest House Loka Riset Perikanan Tuna

Gambar 10. Guest House Loka Riset Perikanan Tuna (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LRPT juga memiliki guest house sebagai tempat menginap tamu LRPT.

Selain itu, guest house ini juga disewakan untuk umum dan mahasiswa.

29

4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG

4.1 Kegiatan Enumerasi oleh Loka Penelitian Perikanan Tuna Berdasarkan standar operasional prosedur yang ada terdapat 7 langkah

kegiatan enumerasi yang dilakukan oleh Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT). Alur

kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Mencari Informasi Kapal yang Melakukan Bongkar

Sebelum melakukan kegiatan enumerasi hal pertama yang dilakukan oleh

enumerator adalah mencari informasi kapal yang akan melakukan bongkar hasil

tangkapan. Kegiatan mencari informasi tersebut dilakukan selama 2 jam sekali.

Dilakukan dengan cara keliling kompleks Pelabuhan Benoa bagian Barat yaitu

pelabuhan khusus kegiatan perikanan. Fokus kegiatan sampling yang dilakukan

oleh LRPT adalah pada kapal rawai tuna. Ciri utama dari kapal rawai tuna adalah

adanya radio buoy disamping sebelah kiri kapal, antena yang berbentuk seperti

parabola dan main line hauler dibagian depan. Sedangkan untuk ciri-ciri kapal yang

melakukan bongkar adalah adanya mobil bak terbuka, crane untuk mengangkat

hasil tangkapan, ada seluncuran dan orang yang berkumpul. Setelah melakukan

monitoring maka langkah selanjutnya yaitu enumerator kembali ke kantor

enumerasi untuk menginformasikan adanya kapal bongkar kemudian enumerator

mencatat informasi di papan info monitoring.

4.1.2 Mencatat Informasi di Papan Info Monitoring

Jika ada kapal yang melakukan bongkar maka enumerator wajib mencatatnya

di papan informasi monitoring. Jumlah kapal yang landing ditulis dengan huruf L dan

ditulis menggunakan spidol berwarna biru, sedangkan untuk jumlah kapal yang

30

disampling ditulis dengan huruf S dan ditulis menggunakan spidol berwarna merah.

Jika tidak ada bongkar maka di tulis informasi ‘tidak ada bongkar”.

Gambar 11. Papan Monitoring Enumerasi LRPT (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4.1.3 Menentukan Prioritas Sampling

Setelah mencatat informasi di papan info monitoring langkah selanjutnya

adalah mengisi formulir kapal masuk dan presentase sampling kemudian

menentukan prioritas sampling. Prioritas sampling diperoleh berdasarkan

presentase dari banyaknya kapal bongkar yang disampling dibagi dengan

banyaknya kapal yang landing. Banyaknya kegitan sampling menyesuaikan dengan

jumlah enumerator yang ada. Jika pada 1 hari terdapat 4 kapal yang melakukan

bongkar jika jumlah enumeratornya mencukupi maka semua kapal akan dilakukan

sampling. Sementara jika jumlah kapal bongkar lebih banyak dari jumlah

enumerator maka perlu ditentukan prioritas samplingnya. Pengambilan data hasil

tangkapan rawai tuna selama Praktik Kerja Magang di Pelabuhan Benoa, Bali

dilakukan mulai tanggal 18 juni 2019 sampai 12 juli 2019. Jumlah kapal rawai tuna

yang sandar dan melakukan bongkar muat hasil tangkapan sebanyak 19 kapal

31

sedangkan yang dienumerasi sebanyak 9 kapal atau sekitar 47% aktivitas

pengumpulan data telah memenuhi kriteria protokol IOTC, yaitu cakupan minimal

30% namun pihak LRPT memiliki kriteria cakupan pendataan minimal sendiri yaitu

50%.

4.1.4 Menyiapkan Formulir Sampling dan Perlengkapan Sampling

Setelah ditentukan perusahaan mana yang akan dilakukan sampling, langkah

selanjutkan adalah menyiapkan form sampling dan perlengkapan sampling seperti

seragam lapang, kaliper, alat tulis, papan dada dan sepatu boot. Terdapat 4 macam

form sampling yang digunakan yaitu formulir pendataan tuna tangkapan rawai segar

(kapal collecting), formulir pendataan tuna tangkapan rawai segar (kapal sampler),

formulir pendataan tuna tangkapan rawai beku (kapal collecting), dan formulir

pendataan tuna tangkapan rawai beku (kapal sampler).

4.1.5 Pengumpulan Data di Perusahaan

Kegiatan pengumpulan data di perusahaan dilakukan dengan mencatat nomor

kapal (kapal titipan), spesies ikan, jumlah ikan (hasil tangkapan beku), bobot ikan,

jenis pemrosesan, panjang ikan, dan tipe pengukuran pada ikan tuna. Berikut

informasi yang harus dicatat saat melakukan pendataan.

1. Nomor Kapal

Nomor kapal di isi ketika perusahaan yang akan dilakukan sampling terdapat

hasil tangkapan titipan. Terdapat 5 perusahaan yang menjadi tempat sampling

antara lain Perintis Jaya Internasional, Bali Baramundi, Bali Nusa Windu Mas, Jaya

Kota, dan Bandar Nelayan dari 7 perusahaan pengolahan ikan yang masih aktif

LRPT yaitu:

PT. Perintis Jaya Internasional

PT. Bali Baramundi

32

PT. Bali Nusa Windu Mas

PT. Bandar Nelayan

PT. Bali Mina Mandiri

PT. Jaya Kota

PT. Bali Tuna Segar

2. Spesies

Kode spesies yang digunakan oleh para enumerator di LRPT adalah kode

spesies berdasarkan IOTC Protocols. Fungsinya agar memudahkan saat pendataan

dan saat pertemuan antar negara yang tergabung dalam Regional Fisheries

Management Organization (RFMO) tidak perlu merubah kode lagi karena kode yang

digunakan sudah kode baku dari FAO. Daftar nama kode untuk kegiatan enumerasi

Benoa Loka Riset Perikanan Tuna yaitu :

Tabel 2. Kode Spesies Ikan Berdasarkan IOTC

No. Nama Indonesia Nama Lokal Kode

Spesies Nama Inggris Nama Ilmiah

1 Albakora Albakor ALB Albacore tuna Thunnus alalunga

2

Bawal lainnya Bawal BRZ Pomfret, ocean breams nei

Bramidae

3 Bawal Lonjong Tengkek TCR Knifetail pomfret Taractes rubescens

4

Bawal Sabit / bulat Gesper TST Sickle pomfret Taractichthys steindachneri

5

Cakalang Cakalan, swat, ambu-ambu

SKJ Skipjack tuna Katsuwonus pelamis

6 Gindara Setan abu-abu LEC Escolar Lepidocybium sp

7 Gindara Setan buduk ALH Slickhead Alepocephalidae sp

8 Gindara kulit duri Setan kulit duri OIL Oilfish Ruvettus pretiosus

9

Hiu koboy Hiu super OCS Oceanic whitetip shark

Carcharhinus longimanus

10 Hiu martil Hiu kasapan SPY Hammerhead shark Sphryna spp

11 Hiu monas Hiu monas HEE Snaggletooth shark Hemipristis elongata

12 Hiu moro Hiu moro MAK Mako shark Isurus spp

13

Hiu Selendang Biru

Hiu aer BSH Blue shark Prionace glauca

33

No. Nama Indonesia Nama Lokal Kode

Spesies Nama Inggris Nama Ilmiah

14 Hiu tikus Hiu gepeng THR Thresher shark Alopias spp

15 Ikan jangki Jangki BUK Butterfly kingfish Gasterochisma melampus

16 Ikan semar Ikan merah LAG Opah Lampris guttatus

17 Ikan pedang Meka SWO Swordfish Xiphias gladius

18

Layaran Layaran SFA Sailfish Istiophorus platypterus

19 Layur Layur memble TPA Tapertail ribbonfish Trachipterus arcticus

20

Layur Layur jambul merah

LOP Crestfish Lophotus capellei

21

Lemadang Tompek DOL Common dolphin fish

Coryphaena hippurus

22 Setuhuk biru Marlin hitam BUM Blue marlin Makaira mazara

23 Setuhuk hitam Marlin putih BLM Black Marlin Makaira indica

24 Setuhuk loreng Marlin merah MLS Striped marlin Tetrapturus audax

25

Tenggiri Tenggiri nyunglas WAH Wahoo Acanthocybium solandri

26

Todak Bengkiwe SSP Shortbill Spearfish Tetrapturus angustirostris

27 Tuna Mata Besar Tuna mata lebar BET Bigeye tuna Thunnus obesus

28

Tuna Sirip Biru Selatan

Tuna bluefin SBT Southern bluefin tuna

Thunnus maccoyii

29 Tuna sirip kuning Madidihang YFT Yellowfin tuna Thunnus albacares

30 Yuwana tuna Tuna kecil TUN Baby tuna Thunnus spp

3. Jumlah Ikan

Kolom jumlah ikan di isi saat melakukan pendataan hasil tangkapan beku.

Biasanya untuk ikan hasil tangkapan beku tidak ditimbang satu persatu, sehingga

perlu adanya kolom jumlah ikan untuk mengethui jumlah ikan saat ditimbang.

Terdapat beberapa ikan yang ditimbang persatu karena bobot ikan yang terlampau

besar seperti tuna sirip kuning, tuna mata besar, dan jenis hiu lainnya.

4. Bobot Ikan

Pada kolom bobot ditulis berat hasil tangkapan, pada saat pendataan bobot

enumerator berdiri di dekat timbangan agar lebih mudah mengetahui berapa bobot

dari hasil tangkapan pada proses penimbangan yang dilakukan oleh para pekerja di

34

perusahaan pengambilan sampling. Ikan beku dicatat jumlah total bobotnya jika

terdapat lebih dari satu ikan dalam satu kali proses pengukuran berat.

5. Jenis Pemrosesan

Terdapat 4 jenis proses yang digunakan oleh enumerator ketika melakukan

sampling. Ikan segar seperti tuna lebih banyak diproses dengan GGT dan untuk

ikan beku dapat diproses dengan WHO, GGT, PDD, dan HDD. Proses tersebut bisa

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jenis Pemrosesan Ikan

No. Kode Keterangan

1. WHO Ikan diproses dalam keadaan utuh. Biasanya pemrosesan

ini digunakan pada ikan tuna, billfish dan ikan lainnya

dalam kondisi beku.

2. GGT Ikan diproses dengan cara dilakukan pembuangan insang

dan usus, serta pemotongan sirip ekor, sirip perut dan

sirip punggung. Biasanya pemrosesan ini digunakan pada

ikan tuna, tongkol, cakalang dan sejenisnya.

3. HDD Ikan di preoses dengan cara dipotong kepala dan

ekornya. Biasanya pemrosesan ini digunakan pada ikan

billfish/ ikan berparuh (marlin, pedang, layaran)

4. PDD Ikan di proses dengan cara dilakukan pemotongan pada

pangkal ekor dan kepala. Biasanya pemrosesan ini

dilakukan pada ikan hiu/ cucut.

35

Standard Length (SL)

6. Panjang dan Tipe Pengukuran

Kolom panjang ikan diisi dengan pengukuran panjang ikan dengan dua tipe

pengukuran yaitu FL dan SL. Pengukuran FL (Forked Lenght) mulai dari mulut

bagian atas sampai cagak ekor dan pengukuran SL (Standard Lenght) mulai dari

mulut bagian atas sampai belakang keel ikan atau sebelum cagak ekor ikan.

Pengukuran panjang hanya dilakukan pada ikan hasil tangkapan segar. Ikan hasil

tangkapan beku tidak dapat diukur karena proses bongkar yang sangat cepat dan

bersifat kolektif. Pengukuran panjang SL dan FL menggunakan alat kaliper. Kaliper

yang digunakan adalah kaliper dengan panjang 2 meter dengan ketelititian 0,5 cm.

Forked Length (FL)

Gambar 12. Pengukuran Panjang Tuna Sirip Kuning (Sumber : Wells, 2012)

4.1.6 Rekapitulasi dan Verifikasi Data

Data hasil tangkapan yang sudah didapat dari lapang direkapitulasi dan

diverifikasi di stasiun monitoring LRPT. Untuk hasil tangkapan ikan segar formulir

pendataan dibedakan antara hasil tangkapan ekspor dan reject, kemudian dihitung

jumlah total (ekor) ikan yang didaratkan dan berat total (kg) ikan hasil tangkapan.

Sedangkan untuk ikan hasil tangkapan sampingan tidak ada klasifikasi ekspor atau

36

1. Mencari

informasi

kapal yang

bongkar tuna

2. Mencatat

informasi di

papan info

monitoring

3. Menentukan

prioritas

sampling

7. Membuat

laporan harian

dan mengisi

log book

reject. Setelah diketahui jumlah total maka tahap selanjutnya adalah penulisan pada

halaman sampul yang berisi nama enumerator, nama perusahaan, nama kapal,

jumlah ikan, total berat ikan dan tanggal pendataan. Verifikasi data adalah kegiatan

pengecekan valid tidaknya data dari kegiatan pendataan lapang.

4.1.7 Membuat Laporan Harian dan Logbook

Setiap kapal bongkar enumerator wajib mencatat hasil sampling di logbook

harian enumerator. Informasi yang dicatat di logbook harian enumerator yaitu

tanggal, nama enumerator, perusahaan tempat dilakukannya sampling, nama kapal,

jumlah hasil tangkapan, jumlah ikan yang disampling, total hasil tangkapan, jumlah

kapal titipan dan jumlah ikan yang diukur. Setelah itu enumerator menyerahkan

hardcopy hasil sampling ke laboratorium data untuk diinput ke dalam excel oleh

petugas entry data.

4.1.8 Alur Kegiatan enumerasi

Adapun alur kegiatan enumerasi adalah sebagai berikut:

6. Rekapitulasi dan

verivikasi data

5. Pengumpulan data

di perusahaan (meliputi

panjang dan berat

ikan)

4. Menyiapkan

form sampling dan

perlengkapan

37

4.2 Identifikasi Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang diidentifikasi saat PKM adalah hasil tangkapan kapal

rawai tuna segar. Target utama hasil tangkapan rawai tuna antara lain albakora (T.

alalunga), tuna sirip kuning (T. albacares) dan tuna mata besar (T. obesus), tuna

sirip biru (T. maccoyii). Hasil tangkapan sampingan merupakan hasil tangkapan

yang tertangkap selain hasil tangkapan utama dan bukan merupakan target

spesies.

Pada saat periode magang target utama yang banyak didaratkan di

Pelabuhan Benoa adalah ikan tuna sirip kuning dan tuna mata besar. Adapun ciri-

ciri tuna sirip kuning menurut Itano (2004), adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Tanda Badan

1. Tanda-Tanda Badan

Pola chevron yang mencolok dari

garis-garis yang berwarna keperakan

yang jaraknya berdekatan

Garis-garis penuh yang diselang-

selingi dengan baris-baris dari titik-

titik.

Pola garis meluas dari ekor, kearah

depan sampai di bawah sirip dada

dan ke atas garis tengah sisi

Gambar 13. Tanda Badan

Tuna Sirip Kuning

38

Tabel 5. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Warna

2. Pewarnaan

Ikan tuna sirip kuning segar

memperlihatkan suatu pita pada

tengah sisi berwarna kuning terang

Punggung berwarna hitam gelap

mungkin terpisah dari warna emas

oleh suatu pita biru tipis.

Sirip-sirip kuning sampai kekuning-

kuningan, sirip anal kadang-kadang Gambar 14. Tanda Warna

Tuna Sirip Kuning

tersepuh dengan perak.

Bagian sisi dan perut putih

keperakan

Tabel 6. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Morfologi Badan

3. Morfologi Badan

Badan memanjang, ekor panjang

Garis besar badan datar antara sirip

punggung kedua dan sirip ekor dan

antara sirip anal dan sirip ekor

Gambar 15. Morfologi Tuna Sirip

Kuning

39

Tabel 7. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Morfologi Kepala dan Mata

4. Morfologi Kepala dan Mata

Ikan tuna sirip kuning

Panjang dan lebar kepala jika

dibandingkan dengan panjang cagak

lebih pendek dari pada mata besar.

Garis tengah mata lebih kecil

dibandingkan dengan matabesar

pada panjang cagak yang sama

Gambar 16. Morfologi

Kepla dan Mata Tuna Sirip Kuning

Tabel 8. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Panjang Sirip Dada

5. Panjang Sirip Dada

Ikan tuna sirip kuning

Sirip dada pendek, hanya mencapai

sirip punggung kedua

Sirip dada lebih tebal, lebih kaku dan

membulat pada ujungnya

Gambar 17. Panjang Sirip

Dada Tuna Sirip Kuning

40

Tabel 9. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Tanda Bagian Anterior Bawah

Dada

6. Tanda-Tanda Bagian Anterior di Bawah Dada

Pita-pita yang mencolok berselang-

seling mengarah ke depan ke

bawah sirip dada

Batas pemisah antara daerah

bertanda dan tidak bertanda jelas

Gambar 18. Tanda Bagian Anterior Bawah Dada Tuna Sirip Kuning

Tabel 10. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Pewarnaan Finlet

7. Pewarnaan pada finlet

Ikan tuna sirip kuning

Kuning terang tidak ada warna hitam

pada pinggir-pinggirnya.

Gambar 19. Pewarnaan

Finlet Tuna Sirip Kuning

Tabel 11. Identifikasi Tuna Sirip Kuning Berdasarkan Sirip Ekor-Pusat Tepi Trailing

8. Sirip Ekor – Pusat dari Tepi trailing

Ikan tuna sirip kuning

Bagian pusat dari tepi “trailing”

membentuk lekukan yang nyata

Ada dua punggung menonjol yang

membentuk lekukan “V”

Gambar 20. Bentuk Sirip

Ekor Tuna Sirip Kuning

41

4.3 Komposisi hasil tangkapan

Hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa dibedakan

menjadi dua kondisi yaitu segar dan beku. Hasil tangkapan segar dibagi lagi

menjadi kategori ekspor dan reject. Ikan tuna yang dikirim ekspor memiliki tanda

khusus pada badannya seperti sling warna kuning atau orange (setiap perusahaan

memiliki tanda yang berbeda-beda) dan diperlakukan secara khusus, sebelum

dinyatakan menjadi hasil tangkapan ekspor ikan tuna tersebut dicheker atau dilihat

kualitasnya dengan alat khusus. Sementara hasil tangkapan dalam kondisi beku

terdiri dari hasil tangkapan non-target dan masih memiliki nilai ekonomis (by catch).

Ikan tuna juga ada yang didaratkan dalam keadaan beku hal ini berkaitan dengan

daerah operasi penangkapan yang jauh dari dermaga pelabuhan sehingga

membutuhkan penanganan khusus, selain itu ada juga tuna yang memiliki harga

jual yang tinggi ketika dalam keadaan beku. Hasil dari enumerasi diperoleh

persentase sebesar 56% untuk ikan beku dan 43% untuk ikan segar dari total

seluruh ikan yang didata yaitu 3107 ekor selama enumerasi periode 18 Juni – 18

Juli 2019 di Pelabuhan Benoa, Bali.

Berdasarkan jenis tangkapannya hasil tangkapan rawai tuna yang

didaratkan di Pelabuhan Benoa dibagi menjadi dua, yaitu hasil tangkapan utama

(target species) dengan total seluruhnya yaitu 2885 ekor yang meliputi ikan tuna

sirip kuning (T. albacares) dengan jumlah total 742 ekor, tuna mata besar (T.

obesus) dengan jumlah total 668 ekor, albakora (T. alalunga) dengan jumlah total

1391 ekor, dan tuna sirip biru selatan (T. maccoyii) dengan jumlah total 84 ekor.

Ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) menempati urutan

kedua setelah ikan albakora yang tertangkap paling banyak dan didaratkan di

pelabuhan Benoa, Bali atau sekitar 25% dari total seluruh ikan hasil tangkapan

42

utama alat tangkap rawai tuna pada periode enumerasi tanggal 18 Juni-12 Juli

2019. Komposisi hasil tangkapan utama rawai tuna dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21. Komposisi Hasil Tangkapan Utama Rawai Tuna

Berdasarkan analisa komposisi hasil tangkapan sampingan alat tangkap rawai

tuna diperoleh total seluruh ikan yang dienumerasi pada tanggal 18 Juni - 12 Juli

2019 sebanyak 1357 ekor. Komposisi hasil tangkapan sampingan rawai tuna yang

tertinggi adalah ikan Gindara/setan buduk (Alepocephalidae sp.) dengan jumlah 472

ekor atau sebesar 35% dari total seluruh hasil tangkapan sampingan alat tangkap

rawai tuna yang didaratkan di pelabuhan Benoa, Bali dan 885 ekor atau sebesar

65% lainnya merupakan Ikan pedang (Xiphias gladius), Gindara/setan buduk

(Alepocephalidae sp.), Gindara/setan kulit duri (Ruvettus pretiosus), Hiu monas

(Hemipristis elongata), Hiu moro (Isurus spp), Hiu aer (Prionace glauca), Hiu tikus

(Alopias spp), Ikan jangki (Gasterochisma melampus), Ikan merah (Lampris

guttatus), Layaran (Istiophorus platypterus), Lemadang (Coryphaena hippurus),

Marlin hitam (Makaira mazara), Marlin putih (Makaira indica), Marlin merah

43

(Tetrapturus audax), Tenggiri (Acanthocybium solandri), Todak (Tetrapturus

angustirostris) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Komoditas terendah dari hasil

tangkapan sampingan rawai tuna yang didaratkan di pelabuhan Benoa bali antara

lain Marlin hitam, Marlin putih, Marlin merah dan Cakalang dengan total masing-

masing 2 ekor. Komposisi hasil tangkapan sampingan rawai tuna dapat dilihat pada

gambar 22.

Gambar 22. Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan Rawai Tuna

4.4 Analisis Panjang Cagak Ikan Tuna Sirip Kuning

Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu hasil tangkapan utama rawai

tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa selama kegiatan Praktik Kerja Magang.

Jumlah tuna sirip kuning yang berhasil diukur sebanyak 160 ekor atau sebesar 11%

dari total seluruh ikan segar yang didata pada periode enumerasi tanggal 18 Juni –

12 Juli 2019. Berdasarkan pengukuran tersebut diketahui bahwa tuna sirip kuning

memiliki kisaran panjang antara 91-165 cmFL. Dengan panjang rata-rata 126 cmFL

dan modus pada ukuran 106-110 cmFL. Apabila dibandingkan dengan panjang

rata-rata matang gonad (Lm) ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre,

44

1788) yaitu 100 cmFL yang dinyatakan oleh IOTC (2013) dalam Wudji et al. (2015),

maka sebanyak 3 ekor atau sebesar 1% dari total sampel belum layak tangkap dan

sebanyak 157 ekor atau sebesar 99% dari total sampel sudah layak tangkap.

Persebaran panjang cagak ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares

(Bonnaterre, 1788) dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Sebaran Panjang Cagak Tuna Sirip Kuning

Keterangan :

(garis putus-putus) : batas panjang pertama kali matang gonad (Lm)

ikan tuna sirip kuning yaitu 100 cmFL

4.5 Analisis Hubungan Panjang Bobot Ikan Tuna Sirip Kuning Dengan mengamati hubungan panjang dan bobot ikan salah satunya dapat

memperoleh informasi mengenai pola pertumbuhan ikan. Analisis hubungan

panjang bobot dilakukan pada ikan tuna sirip kuning hasil tangkapan rawai tuna

yang didaratkan di Pelabuhan Benoa. Jumlah ikan tuna sirip kuning yang diukur

sebanyak 160 ekor pada periode enumerasi tanggal 18 Juni – 12 Juli 2019 dengan

kisaran panjang cagak antara 91-165 cmFL. Kisaran bobot antara 16-75 kg. Setelah

45

di analisis diperoleh persamaan hubungan panjang bobot tuna sirip kuning yaitu W=

0,00005FL2,92222, nilai b(slope) sebesar 2,92222 dan R2= 0.946875. Nilai R2=

0.946875 ini menunjukkan bahwa korelasi hubungan panjang dan berat sangat

kuat. Berdasarkan hasil uji t dengan selang kepercayaan 95% didapatkan nilai t

hitung sebesar 1,412461 dan t tabel sebesar 1.975092, maka dapat diketahui

bahwa nilai t hitung < t tabel, sehingga terima H0 dan tolak H1. Dapat disimpulkan

bahwa pola pertumbuhan ikan tuna sirip kuning isometrik. Hasil analisa hubungan

panjang bobot ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788)

memiliki hasil yang sama dengan penelitian Anggarini et al. (2014), yang

menyatakan bahwa hubungan panjang-bobot ikan ikan tuna sirip kuning dari hasil

tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa mempunyai persamaan

W = 0,00002*FL2,966. Pola pertumbuhan ikan ikan tuna sirip kuning bersifat isometrik

yaitu pertambahan panjang selaras dengan pertumbuhan bobot. Hal ini terlihat pada

hasil uji t dengan selang kepercayaan 95%; t hitung < t tabel (1,119<1,964); b =

2,966. Hal ini dijelaskan pada kurva hubungan panjang bobot ikan tuna sirip kuning

(gambar 24).

46

Gambar 24. Hubungan Panjang Bobot Tuna Sirip Kuning

4.6 Hubungan panjang baku (SL) dan panjang cagak (FL)

Analisis hubungan panjang cagak dan panjang baku dilakukan pada ikan

tuna sirip kuning hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa.

Jumlah ikan tuna sirip kuning yang diukur sebanyak 160 ekor pada periode

enumerasi tanggal 18 Juni – 12 Juli 2019 dengan kisaran panjang baku antara 86-

150 cmSL. Setelah dianalisis diperoleh hubungan panjang cagak dengan panjang

baku tuna sirip kuning yaitu FL = -2,4334 + 1,107xSL. Berdasarkan hasil analisis

hubungan panjang cagak dengan panjang baku didapatkan nilai r sebesar 0,96

artinya keeratan hubungan antar keduanya sangat kuat. Lalu, koefisien determinasi

(R2) yang didapatkan sebesar 0,9679 pertambahan panjang cagak tuna sirip kuning

sekitar 96% dipengaruhi oleh penambahan panjang bakunya, sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain. Hasil analisis hubungan panjang cagak dengan panjang baku

disajikan pada grafik berikut (Gambar 25).

47

Gambar 25. Hubungan SL dengan FL Tuna Sirip Kuning

48

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. Kegiatan enumerasi merupakan kegiatan penting untuk memperoleh data

dilapang secara langsung terdiri dari pengukuran panjang baku, panjang cagak,

dan bobot tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788).

2. Komposisi hasil tangkapan armada rawai tuna untuk spesies tuna didominasi

oleh tuna albakora diikuti tuna sirip kuning, tuna mata besar, dan tuna sirip biru

selatan, sedangkan hasil tangkapan sampingan didominasi gindara atau ikan

setan abu-abu dan komposisi terkecil adalah kelompok ikan berparuh.

3. Tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) yang di daratkan di

Pelabuhan Benoa didominasi oleh ukuran lebih dari 100 cmFL yang berarti

sebagian besar diduga sudah dewasa matang gonad.

4. Berdasarkan analisa hubungan panjang bobot diketahui bahwa pola

pertumbuhan tuna sirip kuning yang didaratkan di pelabuhan Benoa bersifat

isometrik.

5. Hasil analisa hubungan panjang baku dan panjang cagak tuna sirip kuning

menghasilkan persamaan yaitu FL = -2,4334 + 1,107xSL.

5.2 Saran

Kegiatan enumerasi yang berlangsung cepat dan membutuhkan masa yang

banyak ketika terdapat lebih dari satu kapal yang melakukan kegiatan bongkar dan

memerlukan sampling dibeberapa perusahaan sehingga dibutuhkan tambahan

tenaga enumerator untuk meningkatkan coverage sampling.

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2018). Sistem Informasi Data Pegawai Berbasis Web Pada

Kementerian Kelautan Dan Perikanan Kota Ternate. Jurnal Ilmiah Ilkom Info -

Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika, 1(2), 70–78.

Amrin, A. 2016. Data Mining Dengan Regresi Linier Berganda untuk Peramalan

Tingkat Inflasi. Jurnal Techno Nusa Mandiri. XIII(1). 74–79.

Anggarini, Krisliyana Mia, Suradi Wijaya Saputra, Abdul Ghofar, B. S. 2016. Hasil

Tangkapan Ikan Ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788)

di Samudera Hindia Berdasarkan Hasil Tangkapan yang Didaratkan di

Pelabuhan Benoa, Bali. Management of Aquatic Resources Journal. 5(4). 406–

411.

Arifah, N., Solichin, A., dan Widyoroni, N. 2015. Aspek Biologi Ikan Tongkol

(Euthynnus offinis) yang Tertangkap Payang di TPI Tawang, Kabupaten

Kendal. Volume 4, Nomor 3, Halaman 58-64. Diponegoro Journal of

Maquares. Universitas Diponegoro

Hartaty, H., Sulistyaningsih, K. 2014. Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat

Pemanfaatan Ikan Ikan tuna sirip kuning ( Thunnus Albacares ) yang

Didaratkan di Benoa , Bali Estimation Of Population Parameter And

Exploitation Rate Of Yellowfin Tuna ( Thunnus Albacares ) Landed At Benoa ,

Bali. 97–103.

Itano, G., D.2004. A Handbook For The Identification Of Yellowfin And Bigeye

Tunas In Fresh Condition. Pelagic Fisheries Research Program JIMAR,

University of Hawai.

50

Keat-Chuan Ng C., Aun-Chuan Ooi P., Wong W.L., Khoo G. 2017. A Review of Fish

Taxonomy Conventions and Species Identification Techniques. Journal of

Survey in Fisheries Sciences. 4(1):54-93.

Kurniawan, N.D., Ghofar, A., Saputra, W.A.,Setyadi, B. 2016. Tingkat Eksploitasi

Ikan Tuna Sirip Biru (Thunnus maccoyii) di Samudera Hindia Berdasarkan

Hasil Tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. 5(4):345-352.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Diponegoro.Semarang.

Musanto, Trisno. 2004. Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas

Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 6(2): 123-136.

Tullah, R., Anggi, A., & Noviana, A. (2018). Sistem Informasi Dokumentasi ISO

9001 : 2008 Pada PT Bangun Sarana Baja. STMIK BinaSarana Global.

8(1).

Sugyono. 2015. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suryadi. 2011. Pendataan Hasil Tangkapan Ikan di PPI Muara Angke Jakarta.

Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Untarti, Reni., Anggun Badu Kusuma. 2018. Meningkatkan Partisipasi Aktif

Mahasiswa Melalui Lesson Study Pada Mata Kuliah Geometri Ruang Jurnal

Pendidikan Matematika dan IPA. Pendidikan Matematika. Universitas

Muhammadiyah Purwokerto. 9 (1) : 15-30.

Wahyudi, Muhammad. 2017. Tingkat Keakuratan Data Produksi Hasil Tangkapan di

Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan dan Kajian Logbook. Departemen

51

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wells, R.J., Rooker, J.R. and D.G. Itano 2012. Nursery origin of yellowfin tuna in the

Hawaiian Islands. Mar Ecol Prog Ser. 461:187-196

Wudji, Arief., Braw Setyadji., Budi Nugraha. 2015. Sebaran Ukuran Panjang dan

Nisbah Kelamin Ikan Madidihang (Thunnus albacares) di Samudera Hindia

Bagian Timut. Bawal. 7(3):175-182.

52

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat untuk Kegiatan Enumerasi

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Kaliper ukuran

2 m ketelitian

0.5 cm

Untuk mengukur

panjang ikan hasil

tangkapan

2. Timbangan

Untuk menimbang

hasil tangkapan

3. Formulir

Pendataan Ikan

Untuk mendata

ikan tuna hasil

bongkar dari kapal

sampler

4. Seragam LRPT

Sebagai identitas

instansi

5. Sepatu Boot

Sebagai alas kaki

saat pendataan

hasil tangkapan di

lapang

53

6. Papan dada

Sebagai alas dari

form sampling

7. Pena

Untuk mencatat

data atau

informasi di

lapang

8. Penghapus

Pena

Untuk menghapus

tulisan ketika

terjadi kesalahan

selama mencatat

9. Sepeda Motor

Membantu

mobilisasi ketika

melakukan

monitoring dan

melakukan

sampling

10. Kalkulator

Membantu

rekapitulasi data

yang didapat dari

lapang

54

Lampiran 2. Bahan untuk Kegiatan Enumerasi

No. Nama Bahan Gambar Kegunaan

1. Ikan Tuna Sirip Kuning

Sebagai objek pengambilan data

55

Lampiran 3. Kegiatan Enumerasi di Pelabuhan Benoa

1. Mencari Informasi Kapal yang akan Bongkar Tuna

2. Mencatat Informasi di Papan Monitoring

3. Menentukan Prioritas Sampling

4. Menyiapkan Form Sampling dan perlengkapan sampling

5.Pengumpulan Data di Perusahaan

(Mengukur Panjang Cagak)

6. Pengumpulan Data di Perusahaan (Mencatat Berat Ikan)

56

7. Mencatat panjang ikan

8. Menghitung total bobot dan total ikan yang disampling

9. Rekapitulasi dan Verifikasi Data

10. Membuat Laporan Harian dan Mengisi Logbook

57

2. Mencari

informasi

kapal yang

bongkar tuna

2. Mencatat

informasi di

papan info

monitoring

3. Menentukan

prioritas

sampling

7. Membuat

laporan harian

dan mengisi

log book

Lampiran 4. Alur Kegiatan Enumerasi

6. Rekapitulasi dan

verivikasi data

5. Pengumpulan data

di perusahaan (meliputi

panjang dan berat

ikan)

4. Menyiapkan

form sampling dan

perlengkapan

BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK}

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA MAGANG (PKM)

Judul Praktik Kerja Magang Proses Enumerasi di Loka

Riset Perikanan Tuna (LRPT) Denpasar, Bali

Nama : Tiara Gadis Safitri

NIM : 165080200111010

Program Studi . Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Keterangan PKM

Judul : PRAKTIK KERJA MAGANG PROSES ENUMERASIDI

LOKA RISET PERIKANAN TUNA (LRPT) DENPASAR,

BALI

Nama Mahasiswa : TIARA GADIS SAFITRI

iu : ‹ss»80200111010

Nama tempat PKM : LOKA RISET PERIKANAN TUNA (LRPT) DENPASAR,

BALI

Alamat tempat PKM : JL. MERTASARI NO. 140 BR SUWUNG KANGIN,

SIDAKARYA, DENPASAR, BAGI 8022J, INDONESIA

Bidang Studi : PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Tahun Pelaksanaan : 2019

Tujuan PKM :

Adapun tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) yang dilaksanakan

ini adalah:

1. Mendapat pengalaman dari seluruh kegiatan dan atau penelitian

yang berada di Loka Riset Perikanan Tuna, Denpasar, Bali

2. Mengetahui seluruh kegiatan yang berada di Loka Riset Perikanan

Tuna (LRPT}, Denpasar, Bali

Sasaran Kegiatan : 1. Mahasiswa

2. lnstansi terkait

3. Perguruan Tinggi

4. Masyarakat

17

PRAKTIK KERJA MAGANG (PKM) I

CATATAN HARIAN KEGIATAN

No.

Tanggal/ Bulan/Ta

Run

Kegiatan

Catatan Harian PKM (berisi data yang diperoleh, keterangan data,

sketsa, gambar, analisis singkat dsb)

TandaTangan PIC/setara

/¿. g/7/ /§

* *

*›‹

Mengetahui,

Riset Perikanan Tuna

Denpasar, 26 Juli 2019

Mahasiswa PKM

“ ulkarnaen Fahmi, S.Pi., M.Si

P. 197711122005021001

(Tiara Gadis Safitri)

NIM. 165080200111010

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

LOKA RISET PERIKANAN TUNA

DIBERIKAN KEPADA

TELAH MELAKSANAKAN

pada instnnsi yang kami pimpin selama 30 hari ke¿ja mulzi éari 17 Juni - 26 Juli 2O 19

!ep sa 26 Juli 2019

Riset Perikanan Tuna

Fahmi, S.Pi., M.Si

fllP.”1'9771112 200502 1 001

77

Lampiran 7. Foto Kegiatan Lain

a. Foto Bersama Kepala Loka Riset Perikanan Tuna

b. Foto Bersama Pembimbing Lapang Loka Riset Perikanan Tuna

c. Foto Bersama Enumerator Loka Riset Perikanan Tuna

78

d. Foto Senam Pagi Bersama Staf Loka Riset Perikanan Tuna

e. Foto Seminar Proposal di Depan Peneliti

f. Foto Seminar Hasil Magang di Depan Peneliti

79

Lampiran 8. Form pendataan ikan

a. Cover Form Pendataan Ikan Segar

b. Formulir Pendataan Ikan Segar