keefektifan metode sq3r (survey, question, reading, …

187
KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, RECITE, AND REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMPNEGERI 2 ANGGERAJA KECAMATAN MALUA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FARIDA RAHMASARI 105331107916 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, RECITE,

AND REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA

PADA SISWA KELAS VIII SMPNEGERI 2 ANGGERAJA

KECAMATAN MALUA KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

FARIDA RAHMASARI

105331107916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …
Page 3: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …
Page 4: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …
Page 5: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …
Page 6: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Suatu keberhasilan tidak akan bias didapatkan dengan gampang begitu saja.

Dibutuhkan doa, usaha serta restu dari orang tua. Selama kita bersungguh-

sungguh, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha serta doa kita.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku ayahanda Alm. Deni dan ibunda

Sahawi, saudaraku, teman-temanku atas keikhlasan dan doanya

dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

vii

ABSTRAK

Farida Rahmasari. 2020. Keefektifan Metode SQ3R (Survey, Question, Reading,

Recite, And Review) dalam Pembelajaran Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang.

(Dibimbing oleh Syafruddin dan Nur Khadijah Razak).

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan membaca teks

berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja menggunakan metode

konvensional (ceramah dan penugasan), (2) mendeskripsikan kemampuan

membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja melalui metode

SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And Review), dan (3) membuktikan

metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And Review) efektif atau tidak

efektif digunakan dalam membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja.

Jenis atau Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian yang

bersifat eksperimen dengan model eksperimen semu (Quasi Eksperiment) bentuk

Prestes-Posttes Control Group Desagn. Populasi penelitian ini adalah

keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja yang berjumlah 86 orang

yang terbagi atas tiga kelas. Sampel penelitian ini dikelompokkan atas dua

kelompok, yaitu siswa kelas VIII A sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol dan

siswa kelas VIII B sebanyak 30 orang sebagai kelas eksperimen. Penarikan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling random yaitu teknik

sampling kluster (cluster sampling). Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes membaca. Selanjutnya,

keseluruhan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca teks berita pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja dengan menerapkan metode SQ3R

(Survey, Question, Reading, Recite, And Review) dikategorikan memadai

diperoleh nilai rata-rata siswa kelas eksperimen berada pada kategori baik dengan

nilai 84 yang berada pada rentang nilai 75 – 85, sedangkan kemampuan siswa

dalam membaca teks berita kelas kontrol berada pada kategori baik, namun nilai

rata-rata yang diperoleh adalah 77,2 yang berada pada rentang nilai 75 – 85.

Selanjutnya, hasil analisis inferensial dengan menggunakan perhitungan uji t

tampak pula bahwa penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

And Review) efektif dalam membaca teks berita pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraj. Hal ini tampak pada nilai t hitung sebesar 4,094 dibandingkan

dengan ttabel sebesar 2,04 atau t hitung > t tabel yang berarti H0 ditolak dan H1

diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima sehingga

ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode SQ3R

dengan tanpa menggunakan metode SQ3R.

Kata Kunci: Keefektifan, Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And

Review), Keterampilan Membaca, Teks Berita

Page 8: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala

berkah dan rahmat, sehingga penelitian dan penyusunan Skripsi dengan judul

“Keefektifan Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And Review)

dalam Pembelajaran Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang.” dapat diselesaikan dengan

baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik guna

memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Proses penyelesaian skripsi ini merupakan suatu perjuangan yang panjang

bagi penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah suatu pencapaian

yang sempurna. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi, banyak kendala

yang dihadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan yang tulus dari berbagai

pihak, semua masalah dapat teratasi dengan baik. Sehubungan dengan hal itu,

penulis patut menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada Dr. Syafruddin, M. Pd., sebagai dosen pembimbing I dan Nur

Khadijah Razak, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing II atas segala bantuan,

bimbingan, dan arahan yang tulus ikhlas dan kemurahan hati membantu penulis

Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse,

M.Ag., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Terima kasih pula

kepada Dr. Munirah, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Page 9: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

ix

Sastra Indonesia, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, baik pada

saat pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan. Mudah-mudahan

bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat pahala dari Allah SWT.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada Bapak dan Ibu dosen Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama mengenyam pendidikan di

bangku perkuliahan dan seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis kepada Para pihak Dinas/Sekolah yang

ada pada lingkup pemerintah Kabupaten Enrekang dan kepada Bapak Muh. Ardy

Taupan, S.Ag. M.Pd. sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Anggeraja yang

berada di Kecamatan Malua yang telah memberi izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

Terwujudnya skripsi ini juga atas doa, dorongan, dan restu keluarga. Oleh

karena itu, teristimewa penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang tulus kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Alm. Deni dan

Ibunda Sahawia atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do’a yang tulus

dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi

pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai cita-

cita, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat dan

dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

Page 10: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

x

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Erman, Hijrah, Mita,

Manda, Haspia, Haryati, Pita, dan rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia angkatan 2016 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah memberikan dorongan dalam perkuliahan dan penyusunan Skripsi ini, serta

sahabat yang senantiasa mendoakan penulis untuk meraih kesuksesan.

Akhirnya, harapan dan doa penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan semoga segala bantuan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Makassar, November 2020

Farida Rahmasari

Page 11: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10

A. Penelitian Relevan ........................................................................ 10

B. Landasan Teori ............................................................................. 11

1. Membaca .......................................................................... 11

2. Teks .................................................................................. 18

Page 12: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xii

3. Teks Berita ....................................................................... 22

4. Penilai Pengajaran Membaca Teks Berita ........................ 28

5. Pengajaran Konvensional ................................................. 32

6. Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And

Review) ............................................................................. 40

C. Kerangka Pikir.............................................................................. 47

D. Hipotesis ....................................................................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 50

A. Rancangan Penelitian .................................................................... 50

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 52

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 53

D. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 54

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 55

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 55

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 62

1. Analisis Deskriptif............................................................ 63

2. Analisis Inferensial .........................................................105

B. Pembahasan .................................................................................111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................121

A. Simpulan ......................................................................................121

B. Saran ............................................................................................122

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................124

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xiii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam pengajaran Membaca Teks

berita Siswa ........................................................................................... 29

Tabel 3.1 Desain penelitian .................................................................................... 51

Tabel 3.2 Sebaran siswa tiap-tiap kelas ................................................................ 52

Tabel 3.3 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala

Empat .................................................................................................... 59

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Membaca Teks

Berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ............................. 65

Tabel 4.2 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan Membaca

Teks Berita pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada Pretes Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Pretes Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII

A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

pada Kelas Kontrol ............................................................................... 68

Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang pada Pretes Kelas Kontrol ................................................... 69

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Sikap Pengajaran

Membaca Teks Berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ............. 72

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pengetahuan Membaca

Teks Berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ............................. 76

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Postes Membaca Teks

Berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ............................. 78

Tabel 4.8 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan Membaca

Teks Berita pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja pada

Postes Kelas Kontrol Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang .............. 81

Page 14: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xiv

Tabel 4.9 Klasifikasi Nilai Postes Membaca Teks Berita Siswa VIII A SMP

Negeri 2 Anggeraja pada Kelas Kontrol Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang ............................................................................... 83

Tabel 4.10 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang pada Postes Kelas Kontrol ...................................................... 84

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Membaca Teks

Berita Kelas Eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang .............................. 86

Tabel 4.12 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan Membaca

Teks Berita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada Pretes Kelas

Eksperimen ............................................................................................. 88

Tabel 4.13 Klasifikasi Nilai Pretes Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas

VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang pada Kelas Eksperimen ......................................................... 89

Tabel 4.14 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang pada Pretes Kelas Eksperimen ................................................ 90

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Sikap Pengajaran

Membaca Teks Berita Kelas Eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ................ 92

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pengetahuan Teks Berita

Kelas Eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ................................................. 96

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Postes Membaca Teks

Berita Kelas Eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang ........................ 98

Tabel 4.18 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan Membaca

Teks Berita Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada Postes Kelas

Eksperimen ............................................................................................. 101

Tabel 4.19 Klasifikasi Nilai Postes Membaca Teks Berita Siswa Kelas VIII B

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

pada Kelas Eksperimen ........................................................................... 103

Tabel 4.20 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita Siswa Kelas

VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang pada Postes Kelas Eksperimen ............................................... 104

Page 15: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xv

Tabel 4.21 Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................................................. 106

Tabel 4.22 Uji Normalitas Kelas Eksperimen .......................................................... 107

Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas (Test of Homogeneity of Variances) ................. 108

Tabel 4.24 Hasil Uji t ................................................................................................ 110

Page 16: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Nama Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .........127

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ................141

3. Nilai Pretes dan Postes Siswa ............................................................154

4. Hasil Analisis SPSS ...........................................................................158

5. Teks Berita ..........................................................................................161

6. Dokumentasi (Foto) ...........................................................................164

7. Surat ...................................................................................................166

8. Riwayat Hidup ....................................................................................171

Page 17: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah merupakan

suatu alat untuk lebih menghargai negeri sendiri dan melestarikan budaya.

Hal ini sejalan dengan fungsi bahasa dan sastra itu sendiri. Fungsi utama

bahasa adalah sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan

keterampilan berbahasa yang memadai.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan

dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Keempat keterampilan tersebut

adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan aspek

keterampilan yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan

keterampilan berbicara dan menulis adalah aspek keterampilan bahasa

yang bersifat produktif atau menghasilkan. Selain keterampilan

menyimak, berbicara, dan menulis salah satuh keterampilan berbahasa

yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh pemakai bahasa

adalah keterampilan membaca.

Keterampilan membaca merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan informasi selain dengan mendengarkan dan melihat.

Informasi yang didapat ialah informasi tertulis. Membaca tentu saja

merupakan proses yang pasti dilalui selama menempuh pendidikan, baik

Page 18: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

2

formal atau informal. Membaca dapat membuat pola pikir terbuka akan

hal baru dan menambah pengetahuan seiring dengan perkembangan zaman

di masa sekarang ini. Membaca memiliki banyak manfaat bagi kehidupan

manusia karena dengan membaca dapat menambah wawasan dan

pengetahuan seseorang. Namun, dilihat diera sekarang ini kesadaran siswa

akan pentignya membaca sangatlah rendah. Minat membaca yang dimiliki

para siswa masih kurang dan lebih cenderung memilih hal-hal yang lebih

menarik seperti bermain game online daripada membaca.

Apabila para siswa tidak suka membaca maka pengetahuan juga

akan sempit dan tidak akan pernah bisa berkembang, yang siswa ketahui

hanya terbatas (sedikit). Hal inilah yang menyebabkan prestasi dan

pengetahuan siswa menjadi kurang baik. Dengan demikian, perlu adanya

pengembangan kemampuan membaca pada siswa perlu dikembangkan.

Sehingga, pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

melakukan pengembangan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia

diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks. Sesuai yang tercantum

dalam silabus kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII, KD

3.1 dan 4.1. KD 3.1 mengidentifikasi informasi dalam teks berita tentang

objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah dan atau suasana pentas

seni daerah) yang didengar dan dibaca. KD 4.1 menyimpulkan isi dari

berita (mengembangkan dan memotivasi) yang dibaca dan didengar. Teks

Page 19: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

3

berita adalah salah satu bagian pembelajaran Bahasa Indonesia yang wajib

diajarkan pada siswa kelas VIII.

Berdasarkan kurikulum 2013, sekurang-kurangnya ada delapan hal

yang menjadi ciri pembelajaran bahasa Indonesia. Pertama, materi

pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Kedua, materi pembelajaran

bahasa Indonesia berbasis literasi. Ketiga, materi pembelajaran bahasa

Indonesia juga menggunakan pendeatan komunikatif. Keempat, materi

pembelajaran bahasa Indonesia juga menggunakan pendekatan

pembelajaran keterpaduan isi dan bahasa (content language integrated

learning). Kelima, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis

kompetensi yang ditunjukkan adanya kompetensi inti dan kompetensi

dasar yang kemudian diturunkan menjadi indikator. Keenam,

pembelajaran bahasa Indonesia juga berbasis karakter. Ketujuh,

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah

pendekatan saintifik. Kedelapan, asesmen yang digunakan adalah asesmen

autentik (Disarikan dari hasil Harsiati 2016a: 1-31 dan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan 2016a).

Salah satu ciri kurikulum 2013 di atas menggunakan pendekatan

saitifik meliputi 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan

membentuk jaringan). Pembelajaran yang melibatkan pendekatan saintifik

akan menghasilkan kegiatan proses. Dalam hal ini kegiatan membaca teks

berita. Kenyataan di kelas membuktikan bahwa keterampilan membacakan

teks berita siswa masih rendah. Penyebab rendahnya keterampilan

Page 20: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

4

membacakan teks berita siswa yaitu sebagian besar peserta didik belum

mempunyai minat yang tinggi terhadap kompetensi membaca. Namun,

jika siswa menyukai membaca akan banyak manfaat yang diperoleh yaitu

meningkatkan kemampuan memahami kata dan kalimat, membuat

seseorang mengenal budaya dan tempat lain, meningkatkan konsentrasi

pikiran, memperoleh informasi dan yang lebih penting pengetahuan

seseorang bertambah. Namun, rendahnya kesadaran membaca siswa

membuat ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa juga sangat rendah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 2

Anggeraja, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang, pembelajaran

membaca teks berita lebih menekankan pada pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah. Pembelajaran tersebut memiliki pengaruh

pada ketercapaian hasil belajara siswa yang kurang maksimal. Nilai rata-

rata siswa masih berada di bawah KKM (75).

Sehingga dari segi proses, pembelajaran pada observasi awal masih

dilakukan dengan metode ceramah. Hal ini bisa dilihat dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia yang cenderung masih menggunakan cara

yang konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat ke guru dan

cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum

dan buku teks, serta jarang mengaitkan yang dibahas dengan masalah-

masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan

memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa karena siswa belajar

Bahasa Indonesia hanya untuk ulangan dan ujian, sehingga pembelajaran

Page 21: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

5

bahasa Indonesia dirasa tidak bermanfaat, tidak menarik dan

membosankan bagi siswa dan pada akhirnya bermuara pada pelajaran

Bahasa indonesiaa tidak penting.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka metode SQ3R (survey,

question, reading, recite, and review) sangat tepat digunakan sebagai

solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di sekolah, utamanya

pembelajaran membaca teks berita. Metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) adalah cara termudah untuk menumbuhkan

minat siswa, karena langkah strateginya dapat mendorong siswa untuk

meninjau, bertanya, membaca, menyatakan kembali, dan meninjau

kembali. Metode ini berfokus pada suatu bahasa atau pokok materi,

sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif, fokus, dan kreatif pada teks

berita yang akan dibaca.

Metode SQ3R adalah metode proses membaca yang terdiri dari

lima langkah, yaitu Survey, Question, Reading, Recite, and Review.

Pembaca melakukan survei terhadap bacaan yang akan dibaca dengan

tujuan untuk mendapatkan gagasan umum tentang teks bacaan, kemudian

dilanjutkan dengan membuat pertanyaan berdasarkan bacaan, pembaca

kemudian berusaha menjawab pertanyaan yang telah dibuat sendiri dengan

membaca keseluruhan isi bacaan, setelah kegiatan membaca, pembaca

kemudian menjawab pertanyaan yang telah dibuat dan mencatat pokok-

pokok penting dari bacaan serta dapat pula membuat ringkasan atau dapat

Page 22: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

6

menceritakan kembali apa yang telah dibaca dengan kalimat sendiri,

selanjutnya adalah tahap meninjau ulang bacaan yang telah dibaca.

Kelebihan metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and

review) Siswa diarahkan untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan

sehingga siswa menjadi lebih aktif dan terlatih untuk bisa membuat

pertanyaan, siswa berusahan untuk memikirkan jawaban-jawaban dari

pertanyaan yang mendalami isi bacaan atau teks tersebut, siswa dapat

bekerjasama dalam kelompok untuk saling bertukar pendapat dalam

memahami konsep materi yang disajikan dalam teks uraian.

Alasan peneliti ingin menerapkan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) karena peneliti ingin mengujicobakan metode

SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) efektif atau tidak

efektif digunakan dalam pembelajaran membaca teks berita pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang. Alasan lainnya mengapa penulis mengangkat judul tersebut

adalah (1) data dan informasi mengenai keefektifan penggunaan metode

SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) dalam pembelajaran

membaca teks berita belum pernah diteliti di SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang, (2) metode SQ3R (survey,

question, reading, recite, and review) sangat tepat digunakan dalam

membaca teks berita berdasarkan tuntunan kurikilum 2013 dan minat

siswa, dan (3) sebagai alat perbandingan hasil penelitian yang relevan.

Page 23: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

7

Mengacuh pada uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan

penelitian yang searah dengan uraian tersebut. Oleh sebab itu, peneliti

berinisiatif melaksanakan penelitian dengan judul “Keefektifan Metode

SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite and Review) Pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecaamatan Malua Kabupaten Enrekang”.

Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi segala kendala dalam pembelajaran

membaca teks berita karena minat membaca dari hari ke hari semakin

berkurang sehingga dampak yang ditimbulkan adalah kurangnya ilmu

pengetahuan yang dimiliki siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah kemampuan membaca teks berita menggunakan

metode konvensional (ceramah dan penugasan) pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimanakah kemampuan membaca teks berita menggunakan

metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang?

3. Bagaimanakah efektifitas metode SQ3R (survey, question, reading,

recite, and review) dalam pembelajaran membaa teks berita pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang?

Page 24: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mendeskripsikan kemampuan membaca teks berita menggunakan

metode konvensional (ceramah dan penugasan) pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang.

2. Mendeskripsikan kemampuan membaca teks berita menggunakan

metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang.

3. Mendeskripsikan efektifitas metode SQ3R (survey, question, reading,

recite, and review) dalam pembelajaran membaca teks berita pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang

diharapkan dalam penelitian ini adalah manfaat teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat menambah

wawasan dan memberi sumbangan pengetahuan dalam penelitian bidang

pendidikan sehingga mampu memperbaiki dan melengkapi pelaksanaan

keterampilan pembelajaran.

Page 25: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadikan siswa lebih

bersemangat dan dapat memotivasi siswa untuk semakin tertarik

terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk

melakukan proses belajar mengajar lebih maksimal.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga proses

belajar mengajar menjadi lebih baik.

d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian dapat dijadikan acuhan dan

referensi untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai metode

pembelajaran yang kreatif yaitu metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review)

Page 26: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi

masukan untuk melengkapi penelitian ini. Adapun penelitian relevan yang

menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Skripsi dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa

Kelas Xi Ipa-6 Melalui Metode SQ3R SMA Negeri 1 Bontonompo,

Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa”. Penulis Zainal Abidin.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan

Sastra, Universitas Negeri Makassar Tahun 2017 (Jenis Penelitian

Tindakan Kelas). Sama-sama menggunakan metode SQ3R, penelitian

ini memiliki perbedaan. Pada penelitian Zainal Abidin tentang

meningkatkan keterampilan membaca sedangkan penelitian ini tentang

pembelajaran membaca teks berita. Selain itu, penelitian Zainal Abidin

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) sedangkan

penelitian menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen (eksperimen

semu).

2. Skripsi dengan judul “Keefektifan Pemodelan dalam Pembelajaran

Membaca Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong

Selatan Kabupaten Takalar”. Penulis Nur Afrianti. Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Negeri Makassar Tahun 2017 (jenis penelitian eksperimen). Jenis

Page 27: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

11

penelitian yang digunakan sama penelitian eksprimen dan berkaitan

dengan membaca teks berita, akan tetapi model dan metode yang

berbeda dengan penelitian. Nur Afianti menggunakan Pemodelan

sedangkan peniliti menggunakan metode SQ3R.

3. Jurnal dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Mengidentifikasi

Informasi Teks Eksplanasi Menggunakan Metode SQ3R pada Siswa

Kelas VIII ”. Penulis Anita Rachmawati. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang Indonesia Tahun 2018 (jenis penelitian eksperimen). Sama-

sama menggunakan metode SQ3R dengan jenis penelitian yang sama,

penelitian ini memiliki perbedaan. Pada penelitian Anita Rachmawati

tentang Pembelajaran Mengidentifikasi Informasi Teks Eksplanasi

sedangkan penelitian ini tentang pembelajaran membaca teks berita.

B. Landasan Teori

1. Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan jendela dunia, slogan tersebut memang benar

adanya, dengan banyak membaca seseorang akan lebih banyak memiliki

informasi daripada yang jarang membaca. Banyak sedikitnya informasi

yang dimiliki seseorang melalui kegiatan membaca tidak terlepas dari

keterampilan menangkap atau memahami bacaan. Hal tersebut berlaku

untuk semua orang termasuk siswa. Menurut Tarigan (2008:7) membaca

adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

Page 28: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

12

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

kata-kata atau bahasa tulis. Membaca adalah sebuah proses yang

berkembang.

Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

mendapatakan berbagai informasi. Menurut Dalman (2013:5) membaca

merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk

menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Menurut

Dalman menunjukan bahwa membaca merupakan kegiatan yang

melibatkan proses berpikir untuk memahami teks yang dibaca dari suatu

tulisan guna mendapatkan suatu informasi. Membaca sangatlah

berpengaruh dalam hal berpikir, karena dengan membaca pola berpikir

akan terbuka dan mencerna informasi yang diperoleh dari sebuah tulisan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah kegiatan yang melibatkan berbagai macam kemampuan

baik visual maupun kognitif untuk memperoleh informasi dari bahasa

tertulis. Membaca bukan semata-mata menyuarkan bahasa tulis mengikuti

huruf, kata, dan kalimat. Namun, berusaha memahami tulisan tersebut

untuk mencari informasi, pesan atau pun makna dari suatu bacaan.

Membaca merupakan suatu keterampilan untuk mengamati, memahami,

menghubungkan, dan memikirkan isi suatu bacaan untuk mendapatkan

informasi serta makna yang terkandung didalam bacaan.

Page 29: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

13

b. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang

membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan

dengan orang yang tidak memiliki tujuan. Karena membaca merupakan

aktifitas aktif, memberi tanggapan terhadap arti apa yang dibaca, maka

tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,

mencakup isi, memahami makna membaca.

Maka erat sekali dengan tujuan dalam membaca menurut Paul S.

Anderson dalam Tarigan (1990: 9-10) berikut ini:

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh

khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang disebut oleh

sang tokoh. Membaca semacam ini disebut membaca untuk

memperoleh perincia-perincian atau fakta-fakta (reading for details or

facts).

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang

baik dan manarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang

dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca untuk

memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

3) Membaca untuk menemukan, mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi pada mula-mula pertama, kedua, ketiga,

dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,

Page 30: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

14

adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca

untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for

sequence or organization).

4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh

sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,

kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau

gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi

(reading for reference).

5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak

biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam

cerita, atau apakah cerita itu benar-benar atau tidak benar. Ini disebut

membaca untuk mengelompokkan membaca untuk

mengklasifikasikan (reading for classify).

6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil hidup

dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang

dibuat olah sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja

dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai membaca mengevaluasi

(reading for evaluate).

7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal

bagaimana dua cerita mempunyai perasaan, bagaimana sang tokoh

Page 31: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

15

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan

atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Tujuan membaca dilengkapi oleh empat tujuan berbahasa secara

umum yaitu sebagai berikut:

1) Penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai

serta sikap sosial budaya, pendeknya identitas dan kepribadian

seseorang.

2) Instrumental, menyangkut penggunaan bahasa yang dipelajari itu untuk

tujuan-tujuan material dan konkret, umpamanya supaya tahu memakai

alat-alat, memperbaiki kerusakan mesin, mempelajari satu lisan,

melakukan korespondensi komersial, dan sebagainya.

3) Integrative, menyangkut keinginan seseorang menjadi anggota suatu

masyarakat yang menggunakan bahasa (atau dialek) itu sebagai bahasa

pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu seperti penutur

asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan dianggap “asing”

lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek tersebut. Keempat tujuan

kebudayaan terdapat pada orang secara ilmiah ingin mengetahui atau

memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau

masyarakat. Ini didasarkan atas asumsi bahwa bahasa adalah suatu

inventaris dari unsur-unsur suatu kebudayaan atau masyarakat biasa.

Menurut Paul S. Anderson dalam Widyamartaya (1992:90)

mengemukakan tujuan-tujuan membaca sebagai berikut: (1) membaca

untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian, yaitu membaca untuk

Page 32: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

16

mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa

yang telah diperbuat oleh tokoh, apa yang terjadi pada tokoh, (2) membaca

untuk memperoleh ide-ide utama, yaitu membaca untuk mengetahui

masalah, apa yang dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan

tokoh untuk mencapai tujuannya, (3) membaca untuk mengetahui urutan

atau organisasi cerita, yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian

cerita, (4) membaca untuk menyimpulkan, yaitu membaca untuk

mengetahui mengapa tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksud

pengarang dengan cerita atau bacaan itu, mengapa terjadi perubahan pada

tokoh, (5) membaca untuk mengelompokkan, yaitu membaca untuk

menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak bisa, apa yang lucu dalam

cerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak, (6) membaca untuk

menilai, yaitu membaca untuk mengetahui apakah tokoh berhasil, apa baik

kita berbuat seperti tokoh, (7) membaca untuk membandigkan atau

mempertimbangkan, yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya

tokoh berubah, bagaimana hidupnya yang kita kenal, bagaimana dua buah

cerita mempunyai kesamaan, dsb.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penelitian menyimpulkan

bahwa tujuan membaca adalah untuk lebih memahami dan memperoleh

makna ataupun informasi dari bacaan yang telah dibaca.

c. Jenis-jenis Membaca

1) Membaca Cepat

Page 33: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

17

Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara

belajar efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan

memindahkan pandangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi

frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertjuan agar pembaca

dapat memahami bacaan dengan cepat.

2) Membaca Sekilas

Membaca sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca

Koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan

dengan tujuan agar dapat menemukan informasi yang diperlukan.

Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada

bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar, indeks atau

hal umum lainnya.

3) Membaca Memindai

Membaca memindai disebut juga membaca scaning, yaitu teknik

membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca

yang lain. Melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik

membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari arti kata atau

istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.

4) Membaca Intensif

Membaca intensif adalah teknik membaca yang dapat diterapkan

dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif

juga dapat diterapkan juga untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi.

Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan

Page 34: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

18

cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik

dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.

5) Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan

dengan cara tidak begitu detail. Kegiatan membaca ekstensif ditunjukan

untuk mendapatkan informasi yang bersifat pokok-pokok penting dan

bukan hal yang sifatnya terperinci. Membaca ekstensif dapat digunakan

ketika membaca beberapa teks yang memiliki masalah utama yang sama.

2. Teks

a. Pengertian Teks

Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks, diajarkan bukan

sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melaikan sebagai teks yang

berfungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunaannya pada

konteks sosial-budaya akademis. Teks dipandang sebagai satuan bahasa

yang bermakna secara kontekstual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks adalah

naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci

untuk pangkal atau alasan, bahan tertulis untuk dasar memberikan

pelajaran, berpidato, dan sebagainya. Sedangkan menurut Guy Cook

dalam Eriyanto (2001: 66) menyatakan bahwa teks adalah semua bentuk

bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga

semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek, suara, citra

dan sebagainya.

Page 35: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

19

Haliday dan Ruqaiyah (dalam Mahsun, 2014: 1) menyebutkan

bahwa teks merupakan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya,

teks menurutnya merupakan bahasa dalam konteks situasi. Mahsan (2014:

1-2) mendefenisikan teks: satuan bahasa yang dipergunakan sebagai

ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulisan dengan

struktur berpikir yang lengkap.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka

disimpulkan bahwa teks adalah semua bentuk bahasa yang dituturkan atau

dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang digunakan untuk

menyatakan apa saja yang dipikirkan.

b. Jenis-jenis Teks

Dalam kehidupan ini terdapat aneka ragam teks yang digunakan

sebagai sarana komunikasi. Dari aneka ragam teks-teks itu, ada sejumlah

jenis teks yang telah ditentukan dalam kurikilum 2013 untuk dipelajari

peserta didik dalam setiap satuan pendidikan. Karena memiliki perbedaan

ciri umum, ada baiknya dibedakan antara teks sastra dan nonsastra.

Penelitian ini difokuskan pada teks nonsastra.

Adapun jenis-jenis teks nonsastra antara lain:

1) Teks Prosedur adalah suatu teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat

atau melakukan sesuatu hal dengan langkah demi langkah yang tepat

secara berurutan sehingga menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan.

2) Teks Deskripsi adalah teks yang mendeskripsikan atau menggambarkan

sejelas-jelasnya suatu objek, gagasan, tempat atau peristiwa sehingga

Page 36: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

20

pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami

objek dan peristiwa yang dideskripsikan.

3) Teks Iklan adalah teks yang dapat membujuk khalayak secara halus

dengan memadukan unsur gambar dengan kata-kata, unsur gerak dan

suara. Iklan dapat kita lihat di media cetak ataupun media elektronik.

4) Teks Narasi adalah teks yang berisi tentang cerita suatu peristiwa atau

kejadian sesuai dengan urutan waktunya.

5) Teks Argumentasi adalah teks yang menjelaskan berupa pendapat

berdasarkan bukti, alasan, serta contoh dari fakta yang terjadi untuk

mempengaruhi, menyakinkan, percaya, dan sependapat dengan

pemikiran penulis.

6) Teks Observasi adalah teks yang memberikan informasi dan

pengetahuan sesuai dengan pengamatan terhadap suatu objek.

7) Teks Eksposisi adalah teks yang menyampaikan sejumlah argumentasi

atapun pendapat untuk menyakinkan orang lain, yang kadang-kadang

disertai dengan bujukan (persuasi).

8) Teks Eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu

fenomena atau kejadian/peristiwa.

9) Teks Persuasi adalah bacaan atau teks yang isinya berupa ajakan atau

bujukan kepada pembacanya agar melakukan atau mengikuti isi dalam

teks persuasi yang telah dibuat.

Page 37: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

21

10) Teks Berita adalah teks yang berisi tentang segala peristiwa yang

terjadi di dunia yang disebarkan melalui berbagai media seperti radio,

televisi, internet, situs web, maupum media yang lainnya.

11) Teks Editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang

terhadap suatu isu/masalah aktual.

12) Teks Ulasan adalah teks yang mengulas kelebihan dan kelemahan

suatu karya; resensi.

13) Teks Rekaman Percobaan adalah teks yang menceritakan mengenai

percobaan yang dilakukan oleh penulis.

14) Teks Tanggapan Kritis adalah teks yang berisi kritik tajam terhadap

suatu hal yang mengenai kesalahan.

15) Teks Diskusi adalah teks yang memberikan dua pendapat berbeda

mengenai suatu hal (pro dan kontra) yang mengakibatkan kedua belah

menjadi saling membicarakan masalah yang menjadi persoalan.

16) Teks Tantanga adalah teks yang mengandung informasi bantahan

terhadap hal yang sedang kontraversial atau menjadi perdebatan di

masyarakat yang dilengkapi dengan data-data dan argumen yang bisa

memperkuat bantahan tersebut.

17) Teks suratadalah teks yang berisis suatu sarana komunikasi untuk

menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan pada kertas oleh satu

pihak kepada pihak lainnya, baik perorangan maupun organisasi.

Page 38: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

22

18) Teks Pidato adalah sebuah teks yang berisi gagasan, pendapat, dan

pengetahuan terhadap suatu hal yang nantinya akan disampaikan di

depan umum.

19) Teks Eksemplum adalah teks yang menceritakan perilaku tokoh dalam

ceritanya.

20) Teks Cerita Inspirasi adalah teks berbentuk narasi yang bertujuan

memberi inspirasi kebaikan kepada banyak orang.

3. Teks Berita

a. Pengertian Teks Berita

Banyak kejadian atau peristiwa yang terjadi setiap hari. Peristiwa-

peristiwa tersebut kemudian diangkat menjadi berita, melalui berita setiap

orang dapat mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Menurut

Sumadiria (2008:65) menyebutkan bahwa berita merupakan laporan

tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting

bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar,

radio, televisi, atau media online internet.

Sedangkan Ishwara (2011:76) berpendapat bahwa berita adalah

peristiwa yang segar, yang baru terjadi, plus dan minus. Dari peristiwa itu,

berita memang sedikit ke masa lampau dan masa masyarakat sadar akan

sifat sementara dari suatu keadaan. Keadaan selalu berubah dan konsumen

berita ingin informasi yang paling kini. Menurut Assegaff dalam

Sumadiria (2008:64-65) menyatakan bahwa berita adalah laporan tentang

fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian

Page 39: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

23

untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena dia

luar biasa, entah karena penting atau akibatnya, entah pula karena dia

mencakupi segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan

ketergantungan.

Menurut Doug Newsom dan James A. Wollert dalam Sumadiria

(2008:64) mengemukakan dalam definisi sederhana, bahwa berita adalah

apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh

masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan

informasi kepada masyarakat apa yang mereka butuhkan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berita

adalah laporan atau pemberitahuan mengenai peristiwa atau fenomena

yang faktual, mempunyai nilai penting, menarik perhatian bermanfaat bagi

pembaca atau pendengar, sehingga patut untuk diinformasikan kepada

orang banyak.

b. Jenis-jenis Teks Berita

Chaer (2010: 16-17) membagi berita menjadi tiga macam yaitu:

1) Berita Langsung (Straight News)

Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan

kejadian-kejadian atau peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh

pembaca atau anggota masyarakat. Prinsip dituliskan pada bagian

pembukaan atau teras berita. Lalu, bagian-bagian yang kurang penting

diuraikan di bawahnya. Unsur penting pada sebuah berita langsung adalah

unsur keaktualan. Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi.

Page 40: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

24

2) Berita Ringan (Soft News)

Berita ringan adalah jenis berita yang tidak mensyaratkan adanya

unsur keaktual. Berita ini lebih mementingkan unsur manusiawi dari

sebuah kejadian. Jadi, jika suatu kejadian sudah dituliskan sebagai berita

langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan

asalkan tetap memasukan unsur manusiawi itu didalamnya. Hal utama

yang ditonjolkan bukan unsur penting dari kejadian itu, melainkan unsur

yang menarik yang menyentuh peasaan pembaca. Berita ringan dapat

bertahan lama sebab tidak terikat dengan keaktualan. Berita ini dapat

menimbulkan rasa haru gembira, sedih, dll.

3) Berita Kisah (Feature)

Berita kisah atau feature adalah tulisan yang dapat menyentuh

perasaan ataupun menambahkan pengetahuan. Berita kisah juga tidak

terikat aktualitas karena nilai utamanya juga pada unsur manusiawinya.

Berita ini dapat ditulis dari peristiwa-peristiwa masa lalu yang sudah lama

terjadi. Berita kisah dapat menyangkut manusia yang sudah meninggal

maupun yang masih hidup.

c. Bagian-bagian Teks Berita

Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya

yaitu:

1) Headine

Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia

berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa

Page 41: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

25

yang akan diberitakan; (2) menonjokan satu berita dengan dukungan

teknik grafika.

2) Deadine

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan

tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian

dan inisial media.

3) Lead

Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraf pertama

sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak.

Ia merupakan sari pati pada sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita

secara singkat.

4) Body

Disebut juga tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang

dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian

body merupakan pengembangan berita.

d. Teknik Membaca Teks Berita

Membacakan berita berarti menyampaikan berita untuk orang lain.

Seorang pembaca berita harus memperhatikan intonasi, artikulasi (lafal),

dan volume suara. Ketepatan lafal, intonasi, dan kejelasan ucapan

merupakan keharusan bagi pembaca berita. Enak atau tidaknya seseorang

membaca berita tergantung pada hal-hal tersebut. Pembaca berita yang

baik adalah pembaca yang fasih, handal, dan cermat terhadap kata, frasa,

klausa atau kalimat yang dibaca. Seorang pembaca berita harus duduk

Page 42: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

26

dengan tegap dan berpenampilan wajar, rapi, dan bersih saat membacakan

berita. Seorang pembaca berita juga harus mempunyai rasa percaya diri

agar tidak gugup saat membaca berita. Membaca berita berbeda dengan

membaca biasa atau karya sastra, karena membaca berita berhubungan

dengan orang lain.

Hal-hal yang diperhatikan saat membaca berita menurut Sadikin,

dkk. (2010: 136) adalah sebagai berikut:

1) Seorang pembaca berita harus memahami isi berita secara menyeluruh.

Oleh karena itu, sebelum membaca berita, ia harus membaca berita itu

terlebih dahulu dengan penuh konsentrasi dan berlatih

membacakannya.

2) Menggunakan intonasi atau memberi tekanan suara pada kata-kata

yang dianggap penting dengan tepat sehingga enak didengar. Intonasi

berarti ketetapan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang

tepat, dapat diucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang

berbeda. Contoh:

- Rahma salah paham kepda Farida

- Rahma salah paham kepada Farida?

- Rahma salah paham kepada Farida!

3) Melafalkan kata-kata dengan tepat dan jelas (menggunakan artikulasi

dengan jelas).

4) Mengatur volume suara agar jelas terdengar.

5) Memberikan jeda agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Page 43: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

27

6) Mengatur napas dengan seimbang.

7) Mengekspersikan setiap ucapan sengan tepat, seperti mimik wajah,

sikap/posisi badan, dan gerak agar tidak terkesan menonton dan

menimbulkan makna ganda bagi penyimak.

8) Pembaca berita juga harus memperhatikan faktor pendukung lainnya,

seperti penggunaan perangkat teknologi berupa computer yang berisi

gambar, foto, film teks, atau animasi di luar teks berita yang akan

dibacakan, pemilihan busana dan riasan (untuk pembaca berita yang

langsung berhadapan dengan pendengar), dll.

9) Pandangan kadang-kadang diarahkan kearah penyimak berita

(pemirsa)

10) Ekspresi wajah harus wajar. Tidak perlu menunjukkan rasa takut pada

saat membaca berita yang menyeramkan, dan tidak perlu tertawa

ketika membaca berita yang menggembirakan atau menggelikan.

e. Unsur-unsur Teks Berita

Menurut Ishwara (2011: 118) menyatakan bahwa di dalam berita

terdapat enam unsur berita yang disingkat menjadi 5W+1H (what, when,

where, who, why, dan how). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah

tersebut.

1) Wha (apa), mendeskripsikan apa yang telah terjadi atau peristiwa apa

yang sedang terjadi.

2) Who (siapa), mendeskripsikan siapa pelaku kejadian itu atau orang-

orang yang terlibat di dalam peristiwa tersebut.

Page 44: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

28

3) Where (di mana), mendeskripsikan di mana peristiwa atau kejadian itu

terjadi.

4) When (kapan), mendeskripsikan waktu terjadinya peristiwa atau

kejadian itu berlangsung.

5) Why (mengapa), memberikan alasan mengapa peristiwa itu terjadi.

6) How (bagaimana), mendeskripsikan bagaimana kejadiana atau

peristiwa itu berlangsung

Itulah unsur-unsur teks berita yang harus ada dalam sebuah tulisan,

sehingga tulisan itu layak disebut berita. Ada juga yang menetapkan enam

unsur berita. Jadi makin banyak sebuah peristiwa memiliki unsur nilai

berita, makin besar kemungkinan beritanya disiarkan oleh penerbitan pres,

kelengkapan unsur-unsur tersebut juga akan memudahkan pembaca dalam

menangkap informasi.

4. Penilaian Pengajaran Membaca Teks Berita

Dalam kurikulum 2013, penilaian pengajaran bahasa telah

ditetapkan ke dalam bentuk profil penilaian khususnya keterampilan

membaca teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja

Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang. Bentuk profil penilaian tersebut

diadobsi dari Nurgiyantoro (2012:441) dengan berbagai perubahan, yaitu

sebagai berikut ini.

Tabel 2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pengajaran

Membaca Teks Berita

Nama : ........................ Tanggal :............................

judul :.........................

Page 45: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

29

Skor Kategori Kriteria Komentar

P

E

L

A

F

A

L

A

N

27-30

Sangat baik

Pelafalan fonem jelas, tidak ada

pengaruh pelafalan dari bahasa

daerah dan lancar melafalkan

bahasa asing

22-26

Baik

Pelafalan fonem jelas, tidak

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah dan cukup jelas

melafalkan bahasa asing

17-21

Sedang

Pelafalan fonem kurang jelas,

beberapa kali terpengaruh

pelafalan dari bahasa daerah dan

cukup jelas melafalkan bahasa

asing

13-16

Sangat

kurang

Pelafalan fonem kurang jelas,

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah, dan kurang jelas

pelafalan bahasa asing

P

E

N

E

M

P

A

T

A

N

J

E

D

18-20

Sangat baik

Penempatan tekanana, jeda, serta

durasi sesuai dan tepat

14-17

Baik

Penempatan tekanana, jeda, serta

durasi baik sesuai dan tepat

10-13

Sedang

Penempatan tekanana, jeda, serta

durasi cukup sesuai meskipun

kurang tepat

7-9

Sangat

kurang

Penempatan tekanana, jeda, serta

durasi cukup sesuai meskipun

kurang tepat

Page 46: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

30

A

I

N

T

O

N

A

S

I

18-20

Sangat baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasinya tepat,

dan suara lantang terdengar oleh

audien

14-17

Baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasi tepat, dan

suara cukup lantang terdengar

oleh audien

10-13

Sedang

Penempatan nada suara kurang

bervariasi atau cukup menarik,

penempatan intonasi kurang

tepat, dan suara kurang lantang

terdengar oleh audien

7-9

Sangat

kurang

Penempatan nada suara kurang

bervariasi atau kurang menarik,

penempatan intonasi tidak tepat,

dan suara kurang lantang

terdengar oleh audien

K

I

N

E

S

I

K

18-20

Sangat baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh tenang dan stabil

14-17

Baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, dan stabil

10-13

Sedang

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, tetapi

kurang stabil

7-9

Sangat

kurang

Gerak-gerik fisik kurang tepat,

sikap tubuh kurang tenang, dan

kurang stabil

M

I

Mimik wajah menarik dan

Page 47: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

31

M

I

K

W

A

J

A

H

9-10 Sangat baik tatapan mata tepat

7-8

Baik

Mimik wajah cukup menarik dan

tatapan mata tepat

4-6

Sedang

Mimik wajah kurang menarik

tetapi tatapan mata cukup tepat

1-3

Sangat

kurang

Mimik wajah kurang menarik

dan tatapan mata kurang tepat

KOMENTAR:……………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

………..……………………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

…………………………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

………………

JUMLAH

PENILAI :

(Adopsi Nurgiyantoro, 2012:441 dengan berbagai perubahan)

5. Pengajaran Konvensional

Page 48: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

32

a. Pengertian Pengajatan Konvensional

Salah satu model dalam pengajaran yang masih berlaku dan sangat

banyak digunakan oleh guru adalah pengajaran konvensional. Freire (1999)

memberikan istilah terhadap pengajaran konvensional sebagai suatu

penyelenggaraan pendidikan bergaya “bank”. Artinya, penyelenggaraan

pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi

yang harus ditelan oleh siswa dan wajib dingat serta dihafal.

Hal tersebut diperjelas oleh Djamarah (2006) bahwa pengajaran

konvensional adalah suatu metode pembelajaran tradisional atau disebut

juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah digunakan

sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses

belajar dan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pengajaran konvensional,

siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan

melaksanakan tugas jika guru memberikan tugas latihan soal-soal kepada

siswa. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roestiyah (2008)

bahwa pengajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki

kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada

pengertian, menekankan kepada keterampilan, mengutamakan hasil daripada

proses, dan pengajaran berpusat pada guru.

Selanjutnya, menurut Sudjana (2009:13) pengajaran konvensional

merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah

pendengar. Kegiatan ini berpusat pada ceramah dan komunikasi terjadi

searah. Sebab metode yang digunakan akan memaksimalkan pembelajaran

Page 49: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

33

asal sesuai dengan materi, alokasi waktu dan fasilitas di sekolah. Dalam

pengajaran konvensioanl, siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai

orang yang belum mengetahui apa-apa dan hanya menerima bahan-bahan

ilmu pengetahuan yang diberikan guru, sedangkan Burrowes (2003)

menyampaikan bahwa pengajaran konvensional menekankan pada resitasi

konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi

materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan

pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi

kehidupan nyata.

Tujuan pengajaran konvensional adalah terbatas pada pemikiran ilmu

pengetahuan. Oleh karena itu orang yang menguasi banyak ilmu

pengetahuan dipandang pasif dan bijaksana. Berdasarkan konsep tersebut

mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan penyampaian ilmu

pengetahuan oleh guru kepada siswa dan siswa hanya menerima apa saja

yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

pengajaran konvensional dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran

yang lebih banyak didominasi oleh guru, komunikasi lebih banyak satu arah

dari guru ke siswa, metode yang digunakan dalam pembelajaran lebih pada

penugasan konsep-konsep bukan kompetensi. Artinya guru sebagai

“pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.

b. Ciri-ciri Pengajaran Konvensional

Page 50: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

34

Secara umum, ciri-ciri pengajaran konvensional adalah sebagai

berikut ini.

1) Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dalam hal ini siswa

menerima pengetahuan diasumsinya sebagai badan informasi dan

keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.

2) Belajar secara individual.

3) Interaksi antara siswa kurang.

4) Perilaku dibanguan atas kebiasaan berdasarkan motivasi.

5) Pembelajaran sangat abstrak dan teoretis.

6) Kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final.

7) Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

8) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.

9) Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

10) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan

oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

11) Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar.

c. Keunggulan dan Kelemahan Pengajaran Konvensional

Pengajaran konvensional memiliki keunggulan dan kelemahan

dalam pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan keunggulan dan

kelemahan pengajaran konvensional.

1) Keunggulan Pengajaran Konvensional

Page 51: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

35

Pengajaran konvensioanl dipandang efektif atau mempunyai

keunggulan, sebagai berikut:

(1) Dalam berbagai informasi tidak mudah ditemukan di tempat lain;

(2) Menyampaikan informasi dengan cepat;

(3) Membangkitkan minat akan informasi;

(4) Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan; dan

(5) Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

2) Kelemahan Pengajaran Konvensional

Di samping keunggulan di atas, pengajaran konvensional juga

memiliki kelemahan, di antaranya:

(1) Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan;

(2) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan

apa yang dipelajari;

(3) Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis;

(4) Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama

dan tidak bersifat pribadi;

(5) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on

activities);

(6) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh

guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung;

(7) Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari ini;

(8) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas; dan

(9) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

Page 52: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

36

d. Macam-Macam Metode dalam Pengajaran Konvensional

Ada beberapa macam metode yang dapat diterapkan dalam proses

pengajaran konvensional. Menurut Djamarah (2006) metode yang sering

digunakan pada pengajaran konvensional antara lain: metode ceramah,

metode tanya jawab, metode diskusi, dan metode penugasan. Namun,

peneliti hanya memfokuskan pada dua metode yang sesuai dan sering

digunakan oleh guru di sekolah SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang, yaitu metode ceramah dan penugasan. Kedua metode

tersebut dipaparkan sebagai berikut ini.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak

dipakai oleh guru karena dianggap sebagai metode mengajar yang paling

mudah dilaksankan. Karena bila materi pengajaran sudah dikuasai, guru

tinggal menyajikan di depan kelas, siswa-siswa memperhatikan guru

menjelaskan kemudian membuat catatan untuk materi yang dianggap

penting. Menurut Sagala (2009:201), ceramah adalah suatu bentuk interaksi

melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada siswa. Artinya,

ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada siswa, ceramah sebagai

kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata, alat utama dalam metode

ceramah ini adalah berhubungan dengan siswa menggunakan bahasa-bahasa

lisan.

Selanjutnya, Majid (2013:194) mengemukakan bahwa metode

ceramah merupakan suatu bentuk pembelajaran yang digunakan dalam

Page 53: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

37

mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan. Metode

tersebut baik digunakan jika penggunaannya disiapkan dengan baik,

didukung alat dan media, serta memperhatikan isi ceramah yang mudah

diterima dan dipahami sehingga mampu menstimulasi siswa untuk

mengikuti dan melakukan sesuatu yang disampaikan oleh guru.

Adapun beberapa keunggulan dan kekurangan metode ceramah

dalam pembelajaran (Moedjino dalam Djumingin, 2011:77). Keunggulan

dari metode ceramah adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan pembelajaran yang murah,

(2) Guru mudah menguasai kelas dan menerangkan pembelajaran dengan

baik,

(3) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas,

(4) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang banyak,

(5) Mudah mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran, dan

(6) Dapat mengembangkan kemampuan mendengar pada diri siswa.

Namun, dari beberapa keunggulan metode ceramah, metode tersebut

juga memiliki kekurangan dalam pembelajaran di kelas, yaitu:

(1) Cenderung terjadi proses satu arah,

(2) Cenderung ke arah pembelajran berdasarkan guru,

(3) Yang visual menjadi rugi dan yang auditif (mendengar) besar

menerimanya,

(4) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, menjadi kegiatan yang

membosankan,

Page 54: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

38

(5) Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan psikomotor dan

menanamkan sikap, dan

(6) Menyebabkan siswa menjadi pasif dan dapat menurunkan perhatian

siswa.

2) Metode Penugasan

Metode penugasan pada umumnya ditandai adanya suatu pembahsan

pertanyaan dan jawaban, guru mengajukan pertanyaan, dan siswa

menyediakan sejumlah jawaban berdasarkan pada sebuah buku teks atau

penyajian pendek guru sebelum memberi tugas (Djumingin, 2011: 83).

Artinya, kegiatan penugasan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar

yang ditandai adanya satu atau lebih tugas yang diberikan guru yang dapat

dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai dengan perintahnya.

Selanjutnya, Majid (2013:209) mengemukakan bahwa metode penugasan

disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan,

pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri.

Adapun beberapa keunggulan dan kekurangan metode penugasan

dalam pengajaran. Keunggulan dari metode penugasan adalah sebagai beri

kut:

(1) Siswa dapat lebih memahami sendiri materi ajar sesuai dengan

pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama

dalam ingatan,

(2) Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung

jawab dan melatih mandiri.

Page 55: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

39

(3) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun

kelompok.

Namun, dari beberapa keunggulan metode penugasan, metode

tersebut juga memiliki kekurangan dalam pengajaran di kelas, yaitu:

(1) Siswa sulit dikontrol aktivitasnya dalam mengerjkan tugas, apakah

benar mengerjakan dengan kemampuan dan usahanya atau hanya

meniru pekerjaan temannya.

(2) Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang

lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

(3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu

siswa. Sering memberikan tugas yang menoton sehingga dapat

menimbulkan kebosanan siswa.

e. Langkah-langkah Pengajaran Konvensioanl

Adapun fase-fase pelaksanaan pengajaran konvensional, sebagai

berikut ini.

1) Menyampaikan tujuan-Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut.

2) Menyajikan informasi-Guru menyajikan informasi kepada siswa secara

tahap demi tahap dengan metode ceramah.

3) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik-Guru mengecek

keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.

Page 56: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

40

4) Memberikan kesempatan latihan lanjutan, yaitu guru memberikan tugas

tambahan untuk dikerjakan di rumah.

6. Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review)

a. Pengertian Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and

Review)

Metode adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Menurut Sutikno (2014:33)

menyatakan bahwa metode adalah suatu cara atau prosedur yang dipakai

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Cara-cara menyajikan materi pelajaran

yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta

didik dalam upaya untuk mencapai tujuan. Sedangkan Hamzah dan Nurdin

(2011: 7), mendefenisikan metode pembelajaran sebagai cara yang

digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Satu metode dapat diaplikasikan melalui

berbagai teknik pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey,

Question, Reading, Recite, and Review) dalam pembelajaran membaca teks

berita. Metode membaca ini dikemukakan oleh Francis P. Robinso pada

tahun 1941 (Soedarso, 2002:59). Metode SQ3R adalah metode proses

membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu Survey, Question, Reading,

Recite, and Review. SQ3R merupakan singkatan dari sejumlah kegiatan

yang seharusnya dipahami dilampaui oleh pembaca.

Page 57: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

41

Metode ini merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam

melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa survei (Survey), bertanya

(Question), membaca (Reading), menyatakan kembali (Recite), dan

mereview (Review) atau disingkat SQ3R. Dikatakan ” sistem” karena

metode ini merupakan mata rantai yang setiap bagiannya satu dengan

lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila memperoleh

pemahaman yang maksimal. SQ3R merupakan metode pemahaman yang

membantu siswa berpikir tentang teks yang sedang mereka baca. SQ3R

membantu siswa “mendapatkan sesuatu” ketika pertama kali mereka

membaca teks.Bagi guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing

siswa bagaimana membaca dan berpikir layaknya pembaca efektif (Huda,

2014:244).

Metode SQ3R sebelum kegiatan membaca dilakukan terlebih dahulu

pembaca melakukan survei terhadap bacaan yang akan dibaca dengan tujuan

untuk mendapatkan gagasan umum tentang teks bacaan, kemudian

dilanjutkan dengan membuat pertanyaan berdasarkan bacaan, pembaca

kemudian berusaha menjawab pertanyaan yang telah dibuat sendiri dengan

membaca keseluruhan isi bacaan, setelah kegiatan membaca, pembaca

kemudian menjawab pertanyaan yang telah dibuat dan mencatat pokok-

pokok penting dari bacaan serta dapat pula membuat ringkasan atau dapat

menceritakan kembali apa yang telah dibaca dengan kalimat sendiri,

selanjutnya adalah tahap meninjau ulang bacaan yang telah dibaca. Dalman

(2013:189) menyatakan bahwa metode SQ3R merupakan cara yang sangat

Page 58: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

42

efektif untuk memahami isi bacaan, sehingga teknik ini sangat baik

digunakan untuk membaca teks berita. Soedarso (2002:59) berpendapat

bahwa melalui tahap SQ3R akan lebih mudah memahami dan menguasai

bacaan, serta dapat mengingat bacaan lebih lama.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan metode SQ3R

yang terdiri dari lima langkah, yaitu survey, question, reading, recite, and

review. Metode ini digunakan untuk mengetahui keefektifan metode SQ3R

pada pembelajaran membaca teks berita. Penggunaan metode ini diharapkan

dapat membantu siswa dalam mengatasi rendahnya keterampilan membaca

dan pemahaman dari hasil yang dibaca.

b. Langkah-Langkah Metode SQ3R(Survey, Question, Reading, Recite,

and Review)

Metode SQ3R terdiri dari lima langkah yaitu survey, question,

reading, recite, and review (Huda, 2014: 244). Langkah-langkah metode

SQ3R dijelaskan sebagai berikut.

1) Survey

Survey prabaca merupakan cara untuk mengenal bahan bacaan

sebelum membacanya secara lengkap.siswa menyurvei teks atau bacaan

untuk memperoleh makna awal dari judul, tulisan-tulisan yang di bold dan

bagan-bagan. Tahapan prabaca ini hanya dilakukan beberapa menit, namun

menggunakan cara yang sistematis sehingga cepat menemukan ide-ide

penting dan organisasi bacaan. Tahapan prabaca ini akan sangat membantu

mencapai tujuan membaca.

2) Question

Page 59: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

43

Tahapan question yaitu membuat daftar pertanyaan sebanyak-

banyaknya tentang isi bacaan. Siswa mulai membuat pertanyaan-pertanyaan

tentang bacaan mereka dari hasil survey pertama. Tahapan ini dapat

dilakukan dengan mengubah judul dan subjudul menjadi kalimat pertanyaan.

Dengan hal tersebut pembaca akan lebih mudah memahami bahan bacaan

yang sedang dibaca.

3) Read

Setelah melakukan survei dan mengajukan pertanyaan, tahapan

selanjutnya adalah membaca secara keseluruhan bahan bacaan. Ketika siswa

membaca mereka harus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang telah mereka formulasikan saat menyurvei teks itu

sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan ini, yang didasarkan pada struktur teks,

akan membantu konsentrasi dan fokus siswa pada bacaan. Membaca

keseluruhan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat pada

tahap kedua. Konsentrasi sangat diperlukan untuk mendapat ide pokok dan

detail penting.

4) Recite

Tahapan keempat adalah recite. Tahap ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dibuat, menyebutkan hal-hal penting dari

bacaan, dan dapat juga membuat catatan seperlunya. Ketika siswa tengah

melewati teks itu, mereka seharusnya membacakan dan mengulangi

jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dan membuat catatan

mengenai jawaban mereka untuk pembelajaran selanjutnya.

Page 60: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

44

5) Review

Tahapan ini diguankan untuk mengulangi dan menelusuri kembali

bagian-bagian penting dari bacaan, menemukan pokok-pokok penting yang

perlu diingat kembali. Tahap ini selesai siswa membaca, siswa seharusnya

mereview teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

mereka jawab sebelumnya.

Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut pembaca atau siswa yang

menggunakan metode SQ3R akan lebih mudah memahami bacaan. Metode

SQ3R memberikan kesempatan kepada pembaca untuk bersifat fleksibel.

Jika ada siswa yang selesai membaca buku, namun mereka tidak tahu apa

yang sudah dibacanya, mereka bisa saja memperoleh manfaat degan

menerapkan metode SQ3R ini. Metode ini mengharuskan siswa untuk

mengaktifkan pemikiran ini juga mengajak siswa untuk tidak terlalu lama

menunggu dan terburu-buru belajar ketika menjelaskan teks karena lima

langkah tersebut mereka mereview informasi dan membuat catatan-catatan

dari bacaan awal tersebutlah yang akan menjadi panduan belajar mereka

(Huda, 2014: 245)

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R (Survey, Question,

Reading, Recite, and Review)

Seperti halnya Metode pembelajaran lain, metode pembelajaran

SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan (Shoimin, 2014: 194-195).

Kelebihan Metode pembelajaran SQ3R antara lain:

1) Siswa diarahkan untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan sehingga

siswa menjadi lebih aktif dan terlatih untuk bisa membuat pertanyaan.

Page 61: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

45

2) Siswa berusahan untuk memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan

yang mendalami isi bacaan atau teks tersebut.

3) Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok untuk saling bertukar

pendapat dalam memahami konsep materi yang disajikan dalam teks

uraian.

Adapun kekurangan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question,

Reading, Recite, and Review) antara lain:

1) Alokasi waktu yang digunnakan untuk memahami sebuah teks dengan

metode pembelajaran SQ3R mungkin tidak banyak berbeda dengan

mempelajari teks biasa.

2) Siswa sulit dikondisikan (ramai) saat berdiskusi dengan teman

sebangkunya dalam mempelajari teks materi pelajaran.

Alokasi waktu yang diperlukan untuk memahami sebuah teks

dengan model pembelajaran SQ3R, mungkin tak banyak berbeda dengan

mempelajari teks secara biasa. Akan tetapi, hasil pembelajaran siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran SQ3R diharapakan lebih memuaskan,

karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan terarah langsung

dengan inti sari atau kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

d. Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, And

Review) dalam Pembelajaran Membaca Teks Berita pada

Kurikulum 2013

Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca teks berita

sudah tepat digunakan karena metode ini memiliki langkah-langkah yang

sangat memungkinkan untuk dapat memudahkan siswa memahami

Page 62: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

46

informasi yang ada dalam teks berita. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran

bahasa Indonesia diorentasikan pada pembelajaran berbasis teks dengan

menggunakan pendekatan saitifik yang meliputi 5 M.

C. Kerangka Pikir

Dalam kurikulum 2013 terdapat pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia pada tingkatan sekolah menengah pertama. Sesuai kompetensi inti

dan kompetensi dasar kurikulum 2013 terdapat tujuan penyelenggaraan

pendidikan, di mana kompetensi inti berisi tentang ketuhana, keterampilan,

kemampuan, dan karakter. Sedangkan kompetensi dasar berisi sejumlah

kompetensi yang membuat peserta didik memiliki kegiatan untuk dilakukan.

Dalam penelitian ini, difokuskan pada keterampilan berbahasa yaitu pada

aspek membaca.

Kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia beriorentasi pada

pembelajaran berbasis teks. Materi pembelajaran kelas VIII salah satunya

pembelajaran berbasis teks berita. Untuk mengujicobakan membaca teks

berita dilakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui tingkat kemapuan awal siswa sebelum menggunakan meode

SQ3R dan tanpa menggunakan metode konvensional.

Setelah mengetahui tingat kemampuan siswa sebelum

menggunakan metode pada kelas kontrol dan kelas eksperimen maka

dilakukan posttes. Posttes adalah evaluasi akhir saat materi yang diajarkan

pada hari itu telah diberikan yang mana seorang guru memberikan posttes

dengan maksud apakah siswa sudah mengerti dan memahami mengenai

Page 63: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

47

materi yang baru saja diberikan. Dalam penelitian ini menggunakan posttes

pada kelas eksperimen dengan metode SQ3R dan kelas kontrol dengan

menggunakan metode konvensional untuk memperoleh gambaran tentang

kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampai pembelajaran.

Hasil posttes ini dibandingkan dengan hasil pretes yang telah

dilakukan yaitu dengan cara menganalisis kedua hal tersebut untuk

mendapatkan hasil apakah efektif atau tidak efektif.

Page 64: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

48

Bagan 1Kerangka Pikir

Keterampilan Berbahasa Kurikulum 2013

Membaca Berbicara Menyimak Menulis

Membaca Teks Berita

Kelas Kontrol

(Metode Konvensional)

Kelas Eksperimen

( Menggunakan Metode

SQ3R)

Posttes Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Analisis

Temuan

Pretes Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Page 65: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

49

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah diurikan

sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah

“Metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) efektif

diterapkan dalam pembelajaran membaca teks berita kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang”, sebagai

hipotesis alternatif

Adapun kriteria atau ketentuan pengujian untuk menerima hipotesis

alternatif (H1), yaitu:

1. Jika thitung≥ ttabel, maka secara segnifikan hipotesis altternatif H1

diterima atau H0ditolak. Artinya, metode SQ3R (survey, question,

reading, recite and review) efektif diterapkan dalam membaca teks

berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan

Malua Kabupaten Enrekang.

2. Dan jika ttabel> thitung, maka secara segnifikan H1 ditolak atau H0

diterima. Artinya, metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and

review) tidak efektif diterapkan dalam membaca teks berita pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

sistem Statistical package for social sctence (SPSS) versi 23.

Page 66: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi

Eksperiment). Eksperimen semu adalah jenis penelitian kuantitatif karena

mempunyai ciri khas tersendiri terutama adanya kelompok kontrolnya

(Sugiyono, 2016: 107). Dalam eksperimen semu melibatkan dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok

diasumsikan sama dalam segi dan hanya berbeda dalam pemberian metode

pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prestes-Posttes

Control Group Desagn. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang

masing-masing dipilih secara random yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan

perlakuan dan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan

perlakuan. Kelompok eksperimen metode yang diberikan adalah metode

SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review) dan kelompok

kontrol diberikan metode konvensional. Agar lebih jelas desain penelitian

yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Page 67: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

51

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Sebelum perlakuan Perlakuan Setelah perlakuan

(K) O1 X1 O2

(K) O3 - O4

Sumber: Adaptasi dari Sugiyono (2016:111)

Keterangan:

(K) : Kelas Eksperimen

(K) : Kelas Kontrol

O1 : Kemampuan membaca teks berita sebelum diberi perlaku dengan

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

and Review)

O3 : Kemampuan membaca teks berita sebelum diberi perlakuan tanpa

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

and Review)

O2 : Kemampuan membaca teks berita sesudah diberi perlakuan dengan

metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review)

O4 : Kemampuan membaca teks berita sesudah diberi perlakuan tanpa

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

and Review)

X1 : Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review)

- Tanpa perlakuan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

and Review)

Page 68: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

52

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang yang

berjumlah 86 siswa yang tersebar kedalam tiga kelas, yaitu kelas VIII A

samapai VIII C. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sekolah berupa

rata-rata nilai siswa setiap kelas, bahwa setiap kelas dibagi secara acak

atau random (mempunyai karakteristik yang homogen). Untuk lebih

jelasnya, diuraikan dalam tabel terperinci berikut.

Tabel 3.2 Sebaran Siswa Tiap-tiap Kelas

No Kelas Laki-laki Perempuan Total

1 VIII A 17 Siswa 13 Siswa 30 Siswa

2 VIII B 16 Siswa 14 Siswa 30 Siswa

3 VIII C 9 Siswa 17 Siswa 26 Siswa

Jumlah 42 Siswa 44 Siswa 86 Siswa

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 2 Anggeraja (2020)

2. Sampel

Setelah mengamati populasi penelitian ini cukup besar, maka perlu

diadakan penarikan sampel. Teknik penarikan sampel yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah teknik sampling random yaitu teknik sampling

kluster (cluster sampling) yang merupakan sampling, di mana elemen-

elemen samplenya merupakan elemen (cluster). Teknik sampling kluster

disebut juga teknik kelompok atau teknik rumpun, teknik ini dilakukan

Page 69: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

53

dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada klusternya bukan

individunya.

Setelah diadakan penarikan sampel dengan menggunakan teknik

cluster random sampling, adapun kelas yang terpilih menjadi sampel, yaitu

kelas VIII A sebanyak 30 orang siswa dan VIII B sebanyak 30 orang siswa

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang. Dalam

pengambilan sampel ini sesuai dengan teknik yang digunakan oleh peneliti

yaitu teknik cluster random sampling, dengan pertimbangan siswa

mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diajar oleh

guru yang sama, dan pembagian kelas tidak ada kelas unggul.

C. Variabel Penelitian

Menurut Jakni (2016: 47) variabel penelitian adalah gejala-gejala

yang timbul dan menjadi fokus perhatian penelitian, selain itu pula dapat

diartikan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulanya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen).

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi

variabel terikat (Purwanto dalam Jakni, 2007: 88). Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan

sebagai variabel bebas karena bebas mempengaruhi variabel lain. Variabel

Page 70: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

54

terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas

(Purwanto dalam Jakni, 2007: 88). Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode

SQ3R (Survei, Question, Reading, Recite, dan Review) sedangkan variabel

terikat dalam penelitian ini adalah pembelajaran membaca teks berita.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel harus dirumuskan untuk menghindari

kesesatan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, devinisi

operasional variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Keefektifan adalah keberhasilan terhadap suatu tindakan. Pada

kegiatan pembelajaran suatu tindakan yang dimaksud adalah

penggunaan pendekatan, metode atau strategi oleh guru.

2. Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review) yang

dimaksud adalah metode proses membaca yang terdiri dari lima

langkah, yaitu survei, bertanya, membaca, menyatakan kembali dan

mengulang kembali.

3. Keterampilan membaca adalah suatu keterampilan dalam mengenal

dan memahami tulisan dalam bentuk huruf, kata dan kalimat dalam

bacaannya guna memperoleh informasi yang terdapat dalam bacaan.

4. Teks berita adalah teks yang berisi laporan atau pemberitahuan

mengenai peristiwa atau fenomena yang faktual, mempunyai nilai

Page 71: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

55

penting, menarik perhatian bermanfaat bagi pembaca atau pendengar,

sehingga patut untuk diinformasikan kepada khalayak.

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen.

Instrumen yang terdiri atas dua, yaitu instrumen yang berkaitan dengan

pelaksanaan pengajaran membaca teks berita dengan menggunakan

metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and Review), yaitu

berupa rancangan penelitian. Instrumen yang kedua yaitu tes membaca

teks berita berupa pedoman membaca teks berita. Pedoman tersebut

digunakan pada tes awal dan tes akhir baik pada kelas kontrol maupun

kelas eksperimen.

Pengajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada setiap

kelas. Pemberian perlakuan berbeda pada kelas kontrol dan eksperimen.

Kelas kontrol menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan

penugasan) pada perlakuannya sedangkan untuk kelas eksperimen

digunakan metode SQ3 R (Survey, Question, Reading, Recite, and

Review) terhadap perlakuan terhadap siswa. Setiap pertemuan dilakukan

dalam waktu 2 x 45 menit. Waktu yang digunakan pada jam pengajaran

pada sekolah bersangkutan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah teknik tes membaca. Data diperoleh melalui

pemberian tes yang diberikan kepada dua kelompok, yaitu kelompok

Page 72: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

56

kontrol dan kelompok eksperimen. Tes yang diberikan kepada siswa

adalah membaca teks berita. Perangkat tes tersebut sebagai instrumen

penelitian, digunakan untuk mendapatkan data perbandingan hasil belajar

siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam membaca teks berita dengan

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and

Review) dan model yang lazim digunakan saat guru menyampaikan

pengajaran pada keterampilan membaca teks berita, yaitu pengajaran

konvensional (ceramah dan penugasan).

Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelum memberikan perlakuan pada siswa kelas kontrol dan

eksperimen, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal

pembelajaran, dengan memberikan tes awal (pretes) tentang membaca

teks berita, lalu memberikan penilaian dan hitung mean masing-masing

kelas/kelompok. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan keadaan siswa sebelum perlakuan

dilaksanakan (pretes atau tes awal).

2. Data tentang aktivitas siswa diperoleh dengan cara observer melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas kontrol dalam membaca

teks berita dengan menggunakan pengajaran konvensional (ceramah

dan penugasan).

Page 73: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

57

3. Data tentang aktivitas siswa diperoleh dengan cara observer melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas eksperimen, dalam

membaca teks berita dengan menggunakan metode SQ3R (Survey,

Question, Reading, Recite, and Review).

4. Data tentang hasil belajar diperoleh melalui instrumen penelitian untuk

mengetahui kemampuan membaca teks berita siswa, sebagai indikator

untuk mengkaji keterampilan membaca teks berita siswa setelah

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite, and

Review) dan pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan), lalu

memberikan skor hasil tes postes dan hitung mean dari masing-masing

kelas/kelompok. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengetahui

kemampuan hasil belajar siswa dalam membaca teks berita (postes

atau tes akhir).

5. Pada akhirnya, peneliti memperoleh data dari hasil hitungan perbedaan

antara pretes dan postes kedua kelompok dengan melakukan kegiatan

analisis data, menggunakan analisis statistik deskriptif, dan analisis

statistik inferensial.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen

yang ada kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

teknik analisis deskriptif dan analisis statistika inferensial. Hasil yang

diperoleh dianalisis dengan teknik sebagai berikut ini.

Page 74: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

58

1. Analisis Statistika Deskriptif

a. Analisis frekuensi

Analisis frekuensi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak

siswa yang memperoleh nilai tertentu. Analisis prekuensi ini digunakan

pada setiap tes baik itu pada tes awal dan tes akhir pada setiap kelas (kelas

kontrol dan kelas eksperimen). Sebelum melakukan analisis frekuensi

sebaiknya terlebih dahulu dibuat tabulasi skor siswa sebagai pedomana

untuk membuat analisis frekuensi.

b. Analisis persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui gambaran atau

deskripsi penilaian tes hasil belajar membaca teks berita ( pretes atau tes

awal) pada kelas eksperimen sebelum menggunakan metode metode

SQ3R dan kelas kontrol yang digunakan sebelum menggunakan

pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan). Hal ini bertujuan

untuk mengetahui persentase awal dalam pembelajaran membaca tesks

berita siswa. Selanjutnya, penilaian tes hasil belajar (postes atau tes akhir)

siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca teks berita

siswa pada kelas eksperimen setelah menggunakan metode SQ3R dan

kelas kontrol setelah menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan

penugasan). Nilai tersebut kemudian dijadikan acuan untuk menetukan

persentase dan kategori keberhasilan siswa dalam membaca teks berita.

Adapun data yang dianalisis secara kuantitatif adalah data hasil

belajar kognitif siswa dalam bentuk tes hasil belajar. Kriteria seorang

Page 75: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

59

siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai 75 (KKM SMP Negeri 2

Anggeraja). Jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas tersebut kemudian

dikonversikan dalam persentase.

Keterangan:

P = Persentase siswa yang tuntas / tidak tuntas

S = Banyaknya siswa yang tuntas / tidak tuntas

n = Banyaknya siswa

Setelah itu, hasil belajar siswa dimasukkan ke dalam kategori hasil

belajar pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Penetuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk

Skala Empat

Nilai

Nilai Ubah Skala Empat

Kategori

1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali

75-85 3 B Baik

56-74 2 C Cukup

10-55 1 D Kurang

Sumber : Diadopsi dari Nurgiantoro (2012:253) dengan beberapa perubahan

Indikator keberhasilan untuk hasil belajar adalah jika persentase

siswa yang tuntas sama atau lebih dari 75%.

c. Analisis Rerata

Page 76: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

60

Analisis rerata digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai

sifat-sifat kelompok (Borg & Gall dalam Akidah, 2012:68). Teknik ini

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peringkat skor rerata untuk

masing-masing variabel penelitian.

2. Analisis Statistika Inferensial

Menurut Sugiyono (2010:148), statistik inferensial adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan

untuk populasi. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Namun,

dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan kolmogorov-sminov digunakan untuk

mengetahui apakah populasi yang diteliti teristribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas data hasil belajar menggunakan sistem Statistical

Package For Social Science (SPSS) versi 23. Data hasil belajar dari

populasi akan berdistribusi normal apabila sig > dengan taraf nyata =

0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah test of homogeneity of

variance yang bertujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua data

homogen atau tidak. Data hasil belajar dengan menggunakan sistem SPSS

Page 77: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

61

(Statistical Package For Social Science) versi 23. Kriteria pengujian yang

digunakan adalah nilai sig > dengan taraf nyata = 0,05.

c. Uji Hipotesis

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka memenuhi

syarat dilakukan analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis

dengan menggunakan statistik uji t ( Paired sample t test) pada taraf

signifikasi = 0,05. Rumus uji t (Paired sample t test) yaitu :

Keterangan:

t = t hitung

= rata-rata selisih nilai pretest dan posttest

= simpangan baku

= jumlah sampel

Adapun kriterian pengujiannya adalah jika thitung < ttabel maka H0

diterima, dan jika thitung ttabel maka HO di tolak atau jika p-value >

maka H0 diterima, dan jika p-value < maka H0 ditolak. Pengujian

hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t, tetapi pengujian adalah

penelitian ini menggunakan bantuan komputer, yaitu sistem Statistical

Package For Social Science (SPSS) versi 23.

Page 78: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan dibahas

secara terperinci berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Sesuai dengan

jenis penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini adalah hasil kuantitatif

dinyatakan dalam bentuk angka untuk mengetahui keefektifan metode SQ3R

(survey, question, reading, recite, and review) dalam membaca teks berita

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang.

Data yang diperoleh dari hasil penerapan metode SQ3R (survey,

question, reading, recite, and review) dalam membaca teks berita pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

dianalisis dengan teknik analisis data pada bab III, yaitu menggunakan

analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial jenis uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji t program SPSS versi 23 windows,

penyajian hasil analisis terdiri atas dua, yakni penyajian data nilai siswa kelas

eksperimen dan nilai siswa kelas kontrol. Sesuai dengan hasil pengundian

sampel (teknik sampling cluster) diperoleh kelas VIII A sebagai kelas kontrol

sebanyak 30 orang siiswa dan VIII B sebagai kelas eksperimen sebanyak 30

orang siswa. Kelas kontrol mendapat perlakuan seperti biasnya dalam artian

metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan metode yang biasa

digunakan guru dalam kelas, yaitu pengajaran konvensional (ceramah dan

Page 79: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

63

penugasan), sedangkan untuk kelas eksperimen mendapat perlakuan baru

berupa metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) yang

diterapkan oleh peneliti.

Data hasil pretes dan postes dilakukan dengan penilaian keterampilan

membaca teks berita, sedangkan pada penilaian sikap dan pengetahuan

dilakukan pada proses pe ngajaran saat diberikan perlakuan di kedua kelas,

serta di akhir pengajaran membaca teks berita. Penilian pengetahuan berupa

pemahaman siswa mengenai membaca teks berita sebanayak 5 butir soal esai.

Selanjutnya, penilaian sikap berupa beberapa kriteria sikap, yaitu spiritual,

jujur, tanggung jawab, dan santun. Sedangkan penilaian keterampilan

menggunakan lima aspek penilaian, yaitu (1) penempatan jeda; (2) pelafalan

(3) intonasi (4) kinesik; dan (5) mimik wajah. Penilaian pengetahuan dan

sikap dilakukan oleh 1 orang pemeriksa, yaitu guru mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja, sedangkan penilaian

keterampilan dilakukan oleh 1 orang pemeriksa. Berikut dipaparkan hasil

pengajaran membaca teks berita pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tentang data pretes dan postes siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja.

Adapun penyajiannya, dapat dilihat sebagai berikut ini.

1. Analisis Deskriptif

Pada bagian ini dideskripsikan hasil penelitian tentang keefektifan

metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) pada

pembelajaran membaca teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Page 80: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

64

Anggeraja dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, persentase, mean,

median, modus, dan standar deviasi.

a) Analisis Deskriptif Hasil Pengajaran Membaca Teks Berita Kelas

Kontrol pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan

Malua Kabupaten Enrekang

Data yang diperoleh pada siswa kelas kontrol terdiri atas tiga, yaitu

data hasil pretes yang diperoleh sebelum siswa diberikan perlakuan, data

siswa selama proses pengajaran teks berita, dan tes akhir yang diperoleh

sesudah siswa diberikan perlakuan sesuai dengan perlakuan yang digunakan

oleh guru pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia saat pengajaran

teks berita. Perlakuan yang dimaksud, yaitu dengan menggunakan pengajaran

konvensional (ceramah dan penugasan). Data pada postes (tes akhir)

merupakan data keterampilan membaca teks berita dengan menggunakan

pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan). Hasil belajar siswa pada

pretes, proses, dan postes akan dideskripsikan melalui analisis statistik

deskriptif.

1) Analisis Data Pretes (Tes Awal)

Berdasarkan hasil analisis data pretes dengan 30 orang siswa yang

dianalisis diperoleh gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu

memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang diperoleh

oleh siswa adalah 78 yang dicapai oleh 1 orang dan nilai terendah diperoleh

siswa adalah 48 yang dicapai 1 orang. Berdasarkan hasil tersebut, gambaran

lebih jelas dan tersusun rapih mulai nilai terendah ke nilai tertinggi yang

diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Page 81: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

65

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Membaca

Teks Berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa, yaitu 87 yang diperoleh 2 orang (10%). Selanjutnya,

sampel yang mendapat nilai 86 berjumlah 2 orang (10%), sampel yang

mendapat nilai 78 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 76

berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapt nilai 75 berjumlah 4 orang

No Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1 58 3 10

2 60 4 13,3

3 62 3 10

4 64 1 3,3

5 65 1 3,3

6 70 3 10

7 74 3 10

8 75 4 13,3

9 76 3 10

10 78 1 3,3

11 86 2 10

12 87 2 10

Jumlah 30 100,00

Page 82: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

66

(13,3%) , sampel yang mendapat nilai 74 berjumlah 3 orang (10%), sampel

yang mendapat nilai 70 berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapat

nilai 65 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 64 berjumlah

3 orang (10%), sampel yang mendapat nilai 60 berjumlah 4 orang (13,3%),

sampel yang mendapat nilai 58 berjumlah 3 orang (10%).

Berdasarkan hasil perolehan nilai dalam membaca teks berita di atas

telah diperiksa oleh dua orang penilai yang disatukan sehingga mendapat nilai

akhir perolehan siswa. Nilai tersebut menekankan pada lima aspek, yaitu

penempatan jeda, pelafalan, intonasi, kinesik, dan mimik wajah. Pada aspek

penempatan jeda, rata-rata siswa masih dikategorikan belum bisa mengatur

jeda, mereka tidak memperhatikan tanda baca titik koma pada teks berita.

Selanjutnya, pada aspek pelafalan rata-rata siswa pelafalan fonem tidak jelas,

terpengaruh pelafalan dari bahasa daerah, dan kurang jelas dalan pelafalan

bahasa asing.

Selanjutnya, pada apek intonasi rata-rata siswa masih dikategorikan

belum bisa mengatur intonasi penerapan nada suara kurang bervariasi atau

kurang menarik, kurang tepat, dan suara kurang lantang terdengar oleh

audien. Selanjutnya, pada aspek kinesik rata-rata siswa gerak-gerik fisik

kurang tepat, sikap tubuh kurang tenang, dan kurang stabil. Selanjutnya, pada

aspek mimik wajah rata-rata siswa memiliki mimik kurang menarik dan

tatapan wajah kurang menarik.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut diperoleh rangkuman

nilai. Frekuensi, dan persentase kemampuan membaca teks berita siswa kelas

Page 83: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

67

VIII SMP Negeri 2 Anggeraja pada pretes kelas kontrol dalam berbagai

karakteristik distribusi nilai. Untuk lebih jelasnya, rangkuman karakteristik

distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan

Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada

pretes kelas kontrol

No. Statistik Nilai Statistik

1. Rata-rata (mean) 70,7

2. Nilai Maksimum 87

3. Nilai Minimum 58

4. Median 72

5. Standar deviasi (Std. Deviation) 9

6. Variance 87

Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa di antara 30

siswa yang menngikuti tes membaca teks berita, nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 87 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah

58. Hasil tersebut berdasarkan dari hasil skor kelima aspek penilai membaca

teks berita yaitu penempatan jeda, pelafalan, intonasi, kinesik, dan mimik

wajah. Adapun nila rata-rata siswa adalah 70,7; median adalah 72; standar

deviasi 9; dan nilai variance adalah 87. Hasil nilai tersebut memberikan

Page 84: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

68

gambaran bahwa siswa belum mampu dalam membaca teks berita karena

rata-rata nilai yang diperoleh siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan

minimal, yaitu 75.

Berdasarkan karakteristik nilai tersebut, selanjutnya klasifikasi

kemampuan membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja

yang dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal ini dapat diamati pada

Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Pretes Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang pada Kelas Kontrol

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012:253) dengan beberapa perubahan.

Hasil klasifikasi kategori tersebut dapat dinyatakan bahwa ada

siswa 4 orang (13%) yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik

sekali. Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan baik sebanyak 8 orang (27%), sedangkan sampel yang

No. Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

1.

2.

3.

4.

86 – 100

75 – 85

56 – 74

10 – 55

4

8

18

13%

27%

60%

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah 30 100%

Page 85: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

69

memperoleh nilai pada kategori kemampuan cukup sebanyak 18 orang

(60%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pretes siswa kelas kontrol dalam

membaca teks berita dengan menggunakan pembelajaran konvensional

(ceramah dan penugasan) dikategorikan cukup.

Selanjutnya, nilai tersebut dikonfirmasikan ke dalam kriteria

ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dalam hal ini SMP

Negeri 2 Anggeraja untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 75. Sesuai

dengan nilai perolehan siswa pada pretes membaca teks berita yang

dikonfirmasikan terhadap nilai KKM Bahasa Indonesia, dapat

dikonfirmasikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa yang

terdapat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang pada Pretes Kelas Kontrol

Nilai Frekuensi Persentase

(%)

Kategori

≥ 75

< 75

12

18

40

60

Tuntas

Tidak tuntas

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dinyatakan bahwa tingkat

keterampilan membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Page 86: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

70

Anggeraja dapat dikatakan belum memadai karena sebagian besar siswa

masih berada di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan

dari sampel yang memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 12 siswa (40%)

dan sampel yang belum mampu memperoleh nilai KKM atau hanya

mendapatkan nilai di bawah 75 berjumlah 18 siswa (60%). Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh siswa sampel yang

memperoleh nilai 75 ke atas belum mencapai kriteria tingkat kemampuan

siswa sampel, yaitu 85%.

Fenomena menunjukkan bahwa pada kelas kontrol siswa

mengalami kendala dan hambatan dalam membaca teks berita. Hal ini

tampak pada sebagian siswa mengalami kebingugan, hanya tinggal diam,

kurang bersemangat, dan tidak percaya diri. Semua masalah pribadi yang

dihadapi oleh siswa dalam proses belajar mengajar sulit diselesaikan karena

dalam pengajaran sebelumnya mengeai teks berita, guru tidak pernah

memberikan kepada siswa untuk melakukan diskusi dan bertukar gagasan

dengan siswa lain sebagai sarana penyelesaian masalah belajar. Selain itu,

terkadang ada langkah-langkah membaca teks berita yang sulit dipahami

oleh siswa. fenomena lain yang tampak, yaitu ketika siswa membaca teks

berita, waktu yang digunakan rata-rata melewati batas waktu 2x45 menit.

Hal ini disebabkan karena kurang percaya diri untuk tampil membaca teks

berita.

Page 87: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

71

2) Analisis Data Penilaian Kompetensi Sikap Kelas Kontrol

Hasil analisis data dari kelas kontrol mencakup kompetensi sikap,

yaitu penilaian proses siswa dalam pengajaran membaca teks berita.

Penilaian tersebut adalah hasil nilai siswa yang menekankan empat kriterial

penilaian sikap, yaitu spiritual, jujur, tanggung jawab, dan santun. Kriterial

penilai pada kompetensi sikap berbeda dengan penilaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan. Nilai tertinggi pada penilaian sikap adalah

4,00 dengan kategori sangat baik dan nilai terendah adalah 1,66 pada

kategori kurang. Hal ini merupakan ketetapan Permendikbud No. 81A

kurikulum 2013.

Berdasarkan data tersebut diperoleh gambaran bahwa tidak ada

siswa yang mampu memperoleh nilai 4,00 sebagai nilai maksimal dalam

penilaian proses atau sikap. Nilai tertinggi 2,80 yang dicapai oleh 3 orang

(6,7%) dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 1,10 yang dicapai

oleh 2 orang (10%). Berdasarkan uraian tersebut, gambaran lebih jelas

mulai nilai terendah ke nilai tertinggi yang diperoleh siswa beserta

frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

Page 88: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

72

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Sikap Pengajaran

Membaca Teks berita Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 1,10 3 10

2. 1,40 1 3,3

3. 1,60 2 6,7

4. 1,80 6 20

5. 2,00 14 47

6. 2,20 1 3,3

7. 2,40 1 3,3

8. 2,80 2 6,7

Jumlah 30 100,0

Hasil perolehan nilai pada Tabel 4.5 tersebut memberikan gambaran

bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai tertinggi atau pada

kategori sangat bai. Rata-rata siswa memperoleh nilai 1,9 pada kategori

cukup. Siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik pada rentang nilai

(2,66 – 3,65) sebanyak 2 orang (6,7%), siswa yang mendapat nilai dengan

kategori cukup pada rentang nilai (1,66 - 2,65) sebanyak 22 orang (73,3%),

Page 89: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

73

siswa yang mendapat nilai dengan kategori kurang pada rentang nilai (

1,66) sebanyak 6 orang (20%), dan tidak ada siswa (0%) yang mendapat

nilai dengan kategori sangat baik pada rentang nilai (3,66 – 4,00).

Berdasarkan data hasil nilai sikap tersebut memberikan gambaran

bahwa proses mengajaran membaca teks berita siswa ketika diberikan

perlakuan, yaitu penerapan pengajaran konvensional (ceramah dan

penugasan) masih sangat rendah, penerapan pengajaran konvensional

(ceramah dan penugasan) dalam membaca teks beritapada kelas kontrol

diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses

pengajaran berlangsung. Proses pengajaran membaca teks berita

dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45

menit. Berdasarkan hasil observasi tersebut, siswa kurang menunjukkan

empat kriteria penilai sikap, yaitu spiritual, jujur, tanggung jawab, dan

santun.

Rendahnya nilai pada kriteria penilaian sikap spiritual yang

diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Rata-rata siswa

menunjukkan sikap yang tidak tampak sebagai siswa yang menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya. Pada saat siswa memulai proses

pengajaran dengan berdoa, sebagian siswa hanya bercerita dan melakukan

kegiatan lain sehingga kegiatan berdoa menjadi tidak tenang. Selanjutnya,

dikarenakan guru yang lebih aktif pada proses pengajaran sehingga kegiatan

persentasi dengan mengucapkan salam dan menunjukkan rasa syukur tidak

tampak dalam proses pengajaran berlangsung. Namun, ketika siswa diberi

Page 90: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

74

tugas oleh guru, sebagai siswa menunjukkan rasa syukur setelah

mengerjakan tugas tersebut. Di akhir pengajaran, siswa tidak menutup

pengajaran dengan berdoa.

Selanjutnya, pada kriteria sikap jujur, rata-rta siswa tidak

menunjukkan sikap tersebut. Dari 30 siswa hanya 9 orang yang dapat

bersikap jujur selama proses pengajaran berlangsung maupun di akhir

pengajaran. Tradisi menyontek sebagai salah satu hal yang sering

didapatkan ketika siswa diberikan tugas di sekolah, PR, maupun ujian. Hal

ini pun tampak pada kelas kontrol yang membuat kegiatan menyontek itu

adalah suatu hal yang bisa mereka lakukan. Ketika siswa diberikan tugas

ataupun ujian kebanyakan siswa pada kelas kontrol merasa kebingungan dan

akhirnya mereka melihat pekerjaan temanya.

Selanjutnya, pada kriteria sikap tanggung jawab, rata-rata siswa pada

kelas kontrol kadang-kadang menunjukkan sikap tanggung jawab. Tampak

ketika siswa tersebut melakukan kesalahan, mereka kadang meminta maaf

atas kesalahan yang dilakukannya. Namun, ketika berhubungan dengan

tugas rata-rata siswa tidak menyelesaikan tugas individunya dengan baik.

Kriteria penilaian yang terakhir adalah sikap santun. Rata-rata siswa

ketika meminta bantuan kepada temanya tidak mengucapkan terima kasih

setelah menerima bantuan tersebut. Ketika siswa melaksanakan pengajaran

konvensional siswa pun menunjukkan sikap yang tidak santun. Hal ini

terbukti dari siswa yang tidak menggunakan bahasa santun saat mengkritik

pendapat teman. Selanjutnya, ketika siswa diberikan kesempatan untuk

Page 91: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

75

menyampaikan pendapat rata-rata siswa tidak menggunakan bahasa santun

saat menyampaikan pendapat.

Berdasarkan hasil deskripsi kelima kriteria penilaian sikap

disimpulkan bahwa siswa kurang menunjukkan sikap spiritual, jujur,

tanggung jawab, dan santun saat pelaksaanaan proses pengajaran membaca

teks berita dengan menerapkan pengajaran konvensional (ceramah dan

penugasan).

3) Analisis Data Penilain Kompetensi Pengetahuan Kelas Kontrol

Hasil analisis data dari kelas kontrol mencakup penilai aspek

pengetahuan, yaitu pemahaman siswa mengenai teks berita. Hasil analisis

siswa pada aspek pengetahuan diperoleh setelah siswa mengerjakan 5 butir

soal esai mengenai pengertian teks berita, ciri-ciri teks berita, unsur-unsur

berita, dan struktur berita. Berdasarkan hasil data siswa yang berjumlah 30

orang siswa maka diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang

mencapai nilai 100 sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 85 yang dicapai oleh 4 orang (13,3%) dan nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 50 yang dicapai oleh 2 orang (6,7%). Berdasarkan

hasil tersebut, gambaran lebih jelas mulai nilai terendah ke nilai tertinggi

yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut ini.

Page 92: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

76

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Nilai Pengetahuan Teks

Berita Kelas Kontrol Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 50 2 6,7

2. 56 3 10

3. 62 2 6,7

4. 69 2 6,7

5. 72 4 13,3

6. 78 11 37

7. 80 2 6,7

8. 85 4 13,3

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

yang diperoleh siswa adalah 78 pada kategori baik. Siswa yang mendapat

nilai < 75 atau tidak tuntas sebanyak 17 orang (57%), sedangkan siswa yang

mencapai nilai 75 atau dinyatakan tuntas sebanyak 13 orang (43,3%).

Hasil analisis nilai tersebut memberikan gambaran bahwa setelah

pengajaran konvensional diterapkan dalam pengajaran membaca teks berita,

rata-rata siswa menjawab soal pengetahuan dengan kurang baik, walaupun

ada sebagian siswa yang sudah mencapai nilai KKM. Perolehan nilai

Page 93: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

77

tersebut dipengaruhi dari beberapa kriteria penilaian, yaitu dapat

menjelaskan soal dengan tepat, lengkap, dan logis.

Siswa yang mencapai nilai tertinggi, yaitu 85 karena dalam

menjawab soal esai, mereka dapat menjelaskannya dengan tepat, tidak

lengkap tetapi beberapa soal dijawabnya dengan logis. Oleh karena itu, rata-

rata skor yang diperoleh dari soal pertama dan kedua adalah 2 skor,

sedangkan soal ketiga sampai kelima adalah 5 skor. Selanjutnya, siswa yang

mendapat nilai terendah dikarenakan dalam menjawab 5 butir soal esai,

mereka menjawab beberapa soal dengan tidak jelas dan tidak logis, sehingga

rata-rata skor diperoleh siswa adalah 2 skor.

4) Analisis data postes (tes akhir) kelas kontrol

Hasil analisis data dari postes kelas kontrol mencakup hasil nilai

siswa pada aspek keterampilan dalam membaca teks berita. Berdasarkan

hasil analisis data postes dengan 30 orang siswa yang dianalisis, diperoleh

gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai 100

sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi tyang diperoleh siswa adalah 95 yang

dicapai oleh 1 orang siswa (3,3%) dan nilai terendah yang diperoleh siswa

adalah 64 yang dicapai oleh 2 orang siswa (6,7%). Berdasarkan hal tersebut,

gambaran yang lebih jelas mulai nilai terendah ke nilai tertinggi yang

diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Page 94: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

78

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Postes Membaca

Teks Berita Siswa Kelas Kontrol pada Siswa Kelas VIII A SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 64,00 2 6,7

2. 68,00 3 10

3. 70,00 1 3,3

4. 72,00 1 3,3

5. 73,00 2 6,7

6. 74,00 1 3,3

7. 75,00 3 10

8. 77,00 1 3,3

9. 78,00 1 3,3

10. 79,00 3 10

11. 80,00 1 3,3

12. 81,00 5 16,7

13. 83,00 3 10

14. 87,00 1 3,3

Page 95: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

79

15. 90,00 1 3,3

16. 95,00 1 3,3

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa, yaitu 95 yang dicapai oleh 1 orang (3,3%).

Selanjutnya, sampel yang mendapat niali 90 berjumlah 1 orang (3,3%),

sampel yang mendapat nilai 87 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang

mendapat nilai 83 berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapat nilai 81

orang berjumlah 5 orang (16,7%), sampel yang mendapat nilai 80 berjumlah

1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 79 berjumlah 3 orang (10%),

sampel yang mendapat nilai 78 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang

mendapat nilai 77 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 75

berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapat nilai 74 berjumlah 1 orang

(3,3%), sampel yang mendapat nilai 73 orang berjumlah 2 orang (6,7%),

sampel yang mendapat nilai 72 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang

mendapat nilai 70 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 68

berjumlah 3 orang (10%), dan sampel yang mendapat nilai 64 berjumlah 2

orang (6,7%).

Berdasarkan hasil perolehan nilai dalam membaca teks beritadi atas

telah diperiksa oleh 2 orang penilai yang disatukan sehingga mendapatkan

nilai akhir perolehan siswa. Nilai tersebut menekankan pada lima aspek

Page 96: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

80

penilaian, yaitu penempatan jeda, pelafalan, intonasi, kinesik dan mimik

wajah. Jika dibandingkan dengan data hasil siswa pada pretes dan postes

terdapat peningkatan namun, perbedaanya tidak signifikan. Kekurangan dan

kesalahan siswa saat membaca teks berita sebelumnya masih banyak

didapatkan dalam membaca teks berita pada postes. Hal tersebut dibuktikan

dari hasil skor beberapa aspek kriteria penilaian berita masih pada kategori

sedang.

Rendahnya nilai kemampuan siswa dalam membaca teks berita

berdasarkan pada lima aspek penilaian membaca teks berita. Aspek

penilaian teks berita pertama adalah penempatan jeda rata-rata siswa pada

aspek ini penempatan tekanan, jeda, serta durasi cukup sesuai meskipun

kurang tepat. Selanjutnya, pada aspek pelafalan rata-rata siswa pelafalan

fonem kurang jelas, beberapa kali terpengaruh pelafalan dari bahasa daerah

dan cukup jelas melafalkan bahasa asing.

Selanjutnya, pada aspek intonasi rata-rata siswa penerapan nada

suara cukup bervariasi atau cukup menarik, penempatan intonasi kurang

tepat, dan suara kurang lantang terdengar oleh audien. Selanjutnya pada

aspek kinesik rata-rata siswa gerak-gerik fisik tepat, sikap tubuh cukup

tenang, tetapi kurang stabil. Selanjutnya, pada aspek yang terakhir mimik

wajah rata-rata siswa mimik wajahnya kurang menarik tetapi tatapan

matanya cukup tepat.

Berdasarkan hasil penilai dari kelima aspek penilaian membaca teks

berita membuktikan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja

Page 97: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

81

merasa kesulita dalam membaca teks berita. Tampak dari hasil membaca

teks berita masih kurang baik, guru terlalu fokus pada satu sisi tanpa

memperhatikan sisi lainnya. Artinya, guru hanya menjelaskan tentang apa

itu teks berita, apa unsur-unsur teks berita, ciri-ciri teks berita, dan struktur

teks berita, sedangkan cara membaca berita yang baik meliputi penjedaan,

pelafalan, intonasi, kinesik dan mimik wajah tidak di perhatikan dan tidak

dijelaskan oleh guru, sedangkan dalam hal ini yang lebih diutamakan adalah

hasil membaca teks berita.

Hasil analisis deskriptif tersebut diperoleh rangkuman nilai,

frekuensi, dan persentase kemampuan membaca teks berita siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja pada postes kelas kontrol dalam berbagai

karakteristik distribusi nilai. Untuk lebih jelasnya, rangkuman karakteristik

distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut ini.

Table 4.8 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan

Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Statistik Nilai statistik

1. Rata-rata (mean) 77,2

2. Nilai Maksimum 95

3. Nilai Minimum 64

4. Median 79

Page 98: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

82

5. Standar deviasi (Std. Deviation) 7

6. Variance 52

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa diantara 30

siswa yang mengikuti tes, nilai yang dapat dicapai siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraja berada pada rentang 95 sampai dengan 64. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendah yang diperoleh

siswa adalah 64. Hasil tersebut berdasarkan hasil skor kelima aspek penilai

membaca teks berita. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 77,2; median

adalah 79; standar deviasi adalah 7; dan niali variance adalah 52. Hasil nilai

memberikan gambaran bahwa siswa belum maksimal dalam membaca teks

beritakarena nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya mencapai nilai 77,2

tidah jauh dari nilai standar yang ditetapkan sekolah yaitu 75.

Berdasarkan karakteristik nilai tersebut, selanjutnya dilakukan

kemampuan membaca teks berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja yang dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Nilai ini dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Klasifikasi Nilai Postes Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang

No. Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

1. 86 – 100 3 10% Baik Sekali

Page 99: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

83

2.

3.

4.

75 – 85

56 – 74

10 – 55

17

10

-

56,67%

33,33%

-

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah 30 100%

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012: 253) dengan beberapa

perubahan.

Hasil klasifikasi kategori pada postes yang ditunjukkan pada tabel 4.9

tersebut dapat dinyatakan bahwa hanya ada 3 orang siswa yang memperoleh

nilai pada kategori kemampuan baik sekali (10%). Selanjutnya, sampel yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik berjumlah 17 orang

(56,67%), sedangkan sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan cukup berjumlah 10 (33,33%). Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kemampuan postes siswa kelas kontrol dalam membaca teks berita

dengan menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan)

dikategorikan cukup.

Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam

kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia. Kriteri ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah SMP Negeri 2 Anggeraja untuk mata

pelajaran bahasa Indonesia, dapat dikonfirmasikan ke dalam tabel klasifikasi

tingkat kemampuan siswa yang terdapat pada tabel 4.10 berikut ini.

Page 100: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

84

Table 4.10 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita

pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan

Malua Kabupaten Enrekang pada Postes Kelas Kontrol

Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

≥ 75

< 75

20

10

66,67%

33,33%

Tuntas

Tidak tuntas

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dinyatakan bahwa tingkat

keterampilan membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja kelas kontrol dapat dikatakan cukup memadai sebab sebagian

besar siswa masih berada di atas nilai KKM yang telah ditetapkan. Hal ini

dibuktikan dari sampel yang memperoleh nilai 75 keatas berjumlah 20

orang siswa (66,67%) dan sampel yang belum mampu memperoleh nilai

KKM atau hanya mendapatkan nilai di bawah 75 berjumlah 10 orang siswa

(33,33%).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretes dan postes kelas

kontrol menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca teks

berita siswa dengan menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan

penugasan), tetapi tidak terlalu signifikan karena peningkatanya hanya

26,67%.

Page 101: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

85

b) Analisis Deskriptif Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita

Kelas Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

Data yang diperoleh pada siswa eksperimen terdiri atas dua, yaitu

data hasil pretes (tes awal) yang diperoleh sebelum siswa diberikan

perlakuan, dan data tes akhir (postes) yang diperoleh setelah siswa diberikan

perlakuan berupa metode SQ3R. Data pada postes (tes akhir) merupakan

data keterampilan membaca teks berita dengan menggunakan metode

SQ3R. Hasil belajar siswa pada pretes, dan postes akan dideskripsikan

melalui analisis deskriptif.

1) Analisis Data Pretes (Tes Awal) Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil analisis data tes awal (pretes) dengan jumlah siswa

30 orang yang dianalisis sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 84 yang dicapai oleh 1 orang (3,3%) dan nilai

terendah yang diperoleh 56 yang dicapai 2 orang (6,7%). Berdasarkan hal

tersebut, gambaran lebih jelas mulai nilai tertinggi ke nilai terendah yang

diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.

Page 102: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

86

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pretes Membaca

Teks Berita Kelas Eksperimen pada Siswa Kelas VIII B SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 56,00 2 6,7

2. 60,00 1 3,3

3. 64,00 1 3,3

4. 67,00 4 13,3

5. 69,00 4 13,3

6. 70,00 3 10

7. 72,00 6 20

8. 74,00 2 6,7

9. 75,00 2 6,7

10. 77,00 1 3,3

11. 78,00 2 6,7

12. 82,00 1 3,3

13. 84,00 1 3,3

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa, yaitu 84 yang dicapai oleh 1 orang (3,3%). Selanjutnya,

sampel yang mendapat niali 82 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang

mendapat nilai 78 berjumlah 2 orang (6,7%), sampel yang mendapat nilai 77

berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 75 orang berjumlah 2

Page 103: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

87

orang (6,7%), sampel yang mendapat nilai 74 berjumlah 2 orang (6,6%),

sampel yang mendapat nilai 72 berjumlah 6 orang (20%), sampel yang

mendapat nilai 70 berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapat nilai 69

berjumlah 4 orang (13,3%), sampel yang mendapat nilai 67 berjumlah 4

orang (13,3%), sampel yang mendapat nilai 64 berjumlah 1 orang (3,3%),

sampel yang mendapat nilai 60 orang berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang

mendapat nilai 56 berjumlah 2 orang (6,7%).

Berdasarkan hasil perolehan nilai dalam membaca teks berita di atas

telah diperiksa oleh dua orang penilai yang disatukan sehingga mendapat

nilai. Nilai tersebut menekankan pada lima aspek, yaitu penempatan jeda,

pelafalan, intonasi, kinesik, dan mimik wajah. Pada aspek penempatan jeda,

rata-rata siswa masih dikategorikan belum bisa mengatur jeda, mereka tidak

memperhatikan tanda baca titik koma pada teks berita. Selanjutnya, pada

aspek pelafalan rata-rata siswa pelafalan fonem tidak jelas, terpengaruh

pelafalan dari bahasa daerah, dan kurang jelas dalan pelafalan bahasa asing.

Selanjutnya, pada apek intonasi rata-rata siswa masih dikategorikan

belum bisa mengatur intonasi penerapan nada suara kurang bervariasi atau

kurang menarik, kurang tepat, dan suara kurang lantang terdengar oleh

audien. Selanjutnya, pada aspek kinesik rata-rata siswa gerak-gerik fisik

kurang tepat, sikap tubuh kurang tenang, dan kurang stabil. Selanjutnya, pada

aspek mimik wajah rata-rata siswa memiliki mimik kurang menarik dan

tatapan wajah kurang menarik.

Page 104: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

88

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut diperoleh rangkuman

nilai, frekuensi, dan persentase kemampuan membaca teks berita kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja pada pretes kelas eksperimen dalam berbagai

karakteristik distribusi nilai. Untuk lebih jelasnya, rangkuman karakteristik

distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Kemampuan

Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang pada Pretes

Kelas Eksperimen

No. Statistik Nilai Statistik

1. Rata-rata (mean) 70,6

2. Nilai Maksimum 84

3. Nilai Minimum 56

4. Median 71

5. Standar deviasi (Std. Deviation) 6

6. Variance 40

Berdasarkan Tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa di antara 30

siswa yang mengikuti tes, nilai yang dapat dicapai siswa kelas VIII B SMP

Negeri 2 Anggeraja (kelas eksperimen) berada pada rentang 84 sampai dengan

nilai 56. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84 dan nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 56. Hasil tersebut berdasarkan dari hasil skor kelima

Page 105: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

89

aspek penilaian membaca teks berita, yaitu pelafalan, penempatan jeda,

intonasi, kinesik, dan mimik wajah. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 70,6;

median adalah 71; standar deviasi adalah 6; dan nilai variance adalah 40. Hasil

nilai tersebut memberikan gambaran bahwa siswa belum mampu dalam

membaca teks berita karena rata-rata nilai yang diperoleh siswa belum

mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu 75.

Berdasarkan karakteristik nilai tersebut, selanjutnya klasifikasi

kemampuan membaca teks berita siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja

(kelas eksperimen) yang dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal ini

dapat diamati pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13 Klasifikasi Nilai Pretes Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang pada Kelas Eksperimen

No. Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

1.

2.

3.

4.

86 – 100

75 – 85

56 –74

10 – 55

-

7

23

-

-

23,33%

76,67%

-

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah 30 100%

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012:253) dengan beberapa perubahan.

Page 106: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

90

Hasil klasifikasi kategori tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak ada

siswa (0%) yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik sekali.

Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik

sebanyak 7 orang (23,3%), sedangkan sampel yang memperoleh nilai pada

kategori kemampuan cukup sebanyak 23 orang (76,67%). Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pretes siswa kelas eksperimen dalam membaca

teks berita dengan menggunakan metode SQ3R dikategorikan cukup.

Selanjutnya, nilai tersebut dikonfirmasikan ke dalam kriteria

ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dalam hal ini SMP

Negeri 2 Anggeraja untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 75. Sesuai

dengan nilai perolehan siswa pada pretes membaca teks berita yang

dikonfirmasikan terhadap nilai KKM Bahasa Indonesia, dapat

dikonfirmasikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa yang

terdapat pada tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang pada Pretes Kelas Eksperimen

Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori

≥ 75

< 75

7

23

23,33%

76,67%

Tuntas

Tidak Tuntas

jumlah 30 100

Page 107: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

91

Berdasarkan tabel 14.4 di atas dapat dinyatakan bahwa tingkat

kemampuan membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja dapat dikatakan belum memadai karena sebagian besar siswa

masih berada di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan

dari sampel yang memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 7 siswa (23,33%)

dan sampel yang belum mampu memperoleh nilai KKM atau hanya

mendapatkan nilai di bawah 75 berjumlah 23 siswa (76,67%). Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh siswa sampel yang

memperoleh nilai 75 ke atss belum mencapai kriteria tingkat kemampuan

siswa sampel, yaitu 85%.

2) Analisis data penilaian kompetensi sikap kelas eksperimen

Hasil analisis data dari kelas eksperimen mencakup kompetensi

sikap, yaitu penilaian proses siswa dalam pengajaran membaca teks berita.

Penilaian tersebut adalah hasil nilai siswa yang menekankan lima kriterial

penilaian sikap, yaitu spiritual, jujur, tanggung jawab, dan santun. Kriterial

penilai pada kompetensi sikap berbeda dengan penilaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan. Nilai tertinggi pada penilaian sikap adalah

4,00 dengan kategori sangat baik dan nilai terendah adalah 1,66 pada

kategori kurang. Hal ini merupakan ketetapan kemendikbud No. 81A

kurikulum 2013.

Berdasarkan data tersebut maka diperoleh gambaran bahwa

sebanyak 2 orang (6,7%) siswa yang mampu memperoleh nilai 4,00 sebagai

nilai maksimal dan nilai terendah 1,62 yang dicapai oleh 1 orang (3,3%).

Page 108: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

92

Berdasarkan hal tersebut, gambaran lebih jelas mulai nilai terendah ke nilai

tertinggi yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel

4.15 berikut ini.

Table 4.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Sikap Pengajaran

Membaca Teks berita Kelas eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP

Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 1,62 1 3,3

2. 2,60 2 6,7

3. 2,30 1 3,3

4. 2,67 3 10

5. 2,90 4 13,3

6. 3,00 6 20

7. 3,20 6 20

8. 3,65 2 6,7

9. 3,67 3 10

10. 4,00 2 6,7

Jumlah 30 100,0

Page 109: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

93

Hasil perolehan nilai pada Tabel 4.15 tersebut memberikan gambaran

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil penilaian sikap siswa

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen siswa mampu

memperoleh nilai tertinggi atau rata-rata pada kategori baik. Tampak dari rata-

rata nilai yang diperoleh siswa adalah 2,97. Siswa yang mendapat nilai dengan

kategori sangat baik pada rentang nilai (3,66 - 4,00) sebanyak 5 orang

(16,7%), siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik pada rentang nilai

(2,66 – 3,65) sebanyak 21 orang (70%), siswa yang mendapat nilai dengan

kategori kurang pada rentang nilai ( 1,66) sebanyak 4 orang (13,3%).

Berdasarkan data hasil nilai sikap tersebut memberikan gambaran

bahwa proses pengajaran membaca teks berita siswa ketika diberikan

perlakuan, yaitu penerapan metode SQ3R (survey, question, reading, recite,

and review) sangat memadai. Proses penerapan metode SQ3R (survey,

question, reading, recite, and review) dalam membaca teks berita pada kelas

eksperimen diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama

proses pengajaran berlangsung. Pengajaran membaca teks berita dilaksanakan

selama 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsun 2x45 menit. Selama

pengajaran berlangsung, hampir seluruh siswa mengikutinya dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, siswa menunjukkan empat kriteria sikap,

yaitu spiritual, jujur, tanggung jawab, dan santun.

Pada kriteria nilai sikap penilaian spiritual, rata-rata siswa telah

menunjukkan sikap yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Rata-rata siswa menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Page 110: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

94

Pada saat siswa memulai pengajaran dengan berdoa, di pertemuan pertama,

sebagian siswa hanya bercerita dan melakukan kegiatan lain sehingga kegitan

berdoa menjadi tidak tenang. Namun, ketika siswa dikenakan dengan

penerapan metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review), di

akhir pengajaran sampai pada pertemuan berikutnya, siswa tidak lagi

mengulang sikap yang dilakukanya, tetapi membuka dan penutup pengajaran

dengan berdoa sehingga suasana kelas menjadi tenang dan tertib.

Selanjutnya, pada kriterial sikap jujur, rata-rta siswa telah

menunjukkan sikap tersebut selama proses pengajaran berlangsung maupun di

akhir pengajaran.Tradisi menyontek sebagai salah satu hal yang sering

didapatkan ketika siswa diberikan tugas di sekolah, PR, maupun ujian.

Namun, siswa pada kelas eksperimen tampak percaya diri menyelesaikan

tugasnya sendiri apabila diberi tugas individu dan terlihat kompak apabila

diberi tugas secra berkelompok. Bahkan ketika mereka diberikan tugas untuk

tampil di depan kelas membaca teks berita sebagian siswa dengan percaya

dirinya maju ke depan untuk tampil.

Selanjutnya, pada kriteria sikap tanggung jawab, rata-rata siswa pada

kelas eksperimen menunjukkan sikap tanggung jawab. Tampak ketika guru

memberikan tugas individu, mereka menyelesaikannya dengan baik dan ketika

guru memerikan tugas secara berkelompok mereka bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Kadang-kadang

menunjukkan sikap tanggung jawab. Tampak ketika siswa tersebut melakukan

kesalahan, mereka kadang meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya.

Page 111: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

95

Namun, ketika berhubungan dengan tugas rata-rata siswa tidak menyelesaikan

tugas individunya dengan baik. Namun, ada beberapa siswa ketika ia

melakukan kesalahan, ia kadang tidak meminta maaf atas kesalahan yang

dilakukannya.

Kriteria penilaian yang terakhir adalah sikap santun. Rata-rata siswa

setelah meminta bantuan kepada temannya telah mengucapakan terima kasih.

Ketika siswa melaksanakan pengajaran dengan menggunakan metode SQ3R

(survey, question, reading, recite, and review) siswa mampu menunjukkan

sikap yang santun. Hal ini terbuktinya dengan siswa menyampaikan pendapat

dengan menggunakan bahasa yang santun. Rata-rata siswa telah

menggunakan bahasa santun ketika mengkritik pendapat temannya.

Walaupun, ada beberapa siswa yang masih tidak sopan ketika mengkritik

pendapat teman karena faktor kebiasaan siswa yang sulit untuk diubah.

Berdasarkan hasil deskripsi penilaian sikap pada kelas eksperimen,

disimpulkan bahwa siswa telah menunjukkan sikap spiritual, jujur, tanggung

jawab, dan sopan saat pelaksaanaan proses pengajaran. Selain itu, penggunaan

suatu metode pembelajaran dan inovasi pengajaran yang dilakukan guru dapat

Mempengaruhi Proses Pengajaran.

3) Analisis Data Penilain Kompetensi Pengetahuan Kelas Eksperimen

Hasil analisis data dari kelas eksperimen mencakup penilain aspek

pengetahuan, yaitu pemhaman siswa mengenai teks berita. Hasil analisis nilai

siswa pada aspek pengetahuan diperoleh setelah siswa mengerjkan 5 butir soal

esai yang mencakup pengertian teks berita, ciri-ciri teks berita, unsur-unsur

Page 112: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

96

teks berita, dan dapat menjelasakan strukut teks berita. Berdasarkan hasil data

siswa yang berjumlah 30 orang siswa maka diperoleh gambaran bahwa

sebanyak 3 orang (10%) yang mampu memperoleh nilai 98 sebagai nilai

maksimal dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 56 yang dicapai oleh

2 orang (6,7%). Berdasarkan hal tersebut, gambaran lebih jelas mulai nilai

terendah ke nilai tertinggi yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat

dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

Table 4.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pengetahuan Teks

Berita Kelas Eksperimen Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 56,00 2 6,7

2. 57,00 1 3,3

3. 64,00 1 3,3

4. 69,00 1 3,3

5. 70,00 2 6,7

6. 75,00 5 16,7

7. 82,00 3 10

8. 90,00 12 40

Page 113: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

97

9. 98,00 3 10

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

yang diperoleh siswa adalah 73,4 pada kategori cukup. Siswa yang mendapat

nilai 75 atau tidak tuntas sebanyak 7 orang (23,3%), sedangkan siswa yang

mencapai nilai 75 atau dinyatakan tuntas sebanyak 23 orang (76,7%).

Hasil analisis nilai tersebut memberikan gambaran bahwa setelah

pengajaran konvensional diterapkan dalam pengajaran membaca teks berita,

rata-rata siswa menjawab soal teori dengan baik, walaupun ada sebagian

siswa yang belum mencapai KKM. Perolehan nilai tersebut dipengaruhi dari

beberapa kriteria penilaian, yaitu dapat menjelaskan soal dengan tepat,

lengkap, dan logis.

Siswa yang mencapai nilai tertinggi, yaitu 98 karena menjawab 5 butir

soal esai, mereka dapat menjelaskannya dengan tepat, lengkap, dan logis.

Oleh karena itu, rata-rata skor yang diperoleh dari soal pertama dan kedua

adalah 5 skor sebagai skor tertinggi dari soal tersebut, sedangkan soal ketiga

sampai soal kelima adalah 10 skor sebagai skor tertinggi dari soal tersebut.

Selanjutnya, siswa yang mendapat nilai terendah dikarenakan dalam

menjawab 5 soal esai, mereka menjawab beberapa soal dengan tidak jelas dan

tidak logis, namun soal lainnya dijawab dengan tepat, lengkap, dan logis.

Sehingga rata-rata skor diperoleh 2 dan 10 skor.

Page 114: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

98

4) Analisis Data Postes (Tes Akhir) Kelas Eksperimen

Hasil analisis data dari protes kelas eksperimen adalah hasil nilai

siswa pada keterampilan dalam membaca teks berita. Berdasarkan hasil

analisis data dari postes kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang siswa

diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai

100 sebagai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95

yang dicapai oleh 2 orang (6,7%) dan nilai terendah yang diperoleh siswa

adalah 72 dicapai 1 orang (3,3%). Berdasarkan hal tersebut, gambaran lebih

jelas mulai nilai terendah ke nilai tertinggi yang diperoleh siswa beserta

frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini.

Table 4.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase Membaca Teks Berita

Kelas Eksperimen pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Nilai siswa Frekuensi Persentase (%)

1. 72,00 1 3,3

2. 75,00 2 6,7

3. 77,00 1 3,3

4. 79,00 1 3,3

5. 80,00 6 20

6. 84,00 4 13,3

Page 115: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

99

7. 85,00 3 10

8. 86,00 3 10

9. 87,00 2 6,7

10. 90,00 3 10

11. 92,00 2 6,7

12. 95,00 2 6,7

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.17 tersebut dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 yang dicapai oleh 2 orang (6,7%).

Selanjutnya, sampel yang mendapat nilai 92 berjumlah 2 orang (6,7%),

sampel yang mendapat nilai 90 berjumlah 3 orang (10%), sampel yang

mendapat nilai 87 berjumlah 2 orang (6,7%), sampel yang mendapat nilai

86 berjumlah 3 orang (10%), sampel yang mendapat nilai 65 berjumlah 3

orang (10%), sampel yang mendapat nilai 84 berjumlah 4 orang (13,3%),

sampel yang mendapat nilai 80 berjumlah 6 orang (20%), sampel yang

mendapat nilai 79 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai

77 berjumlah 1 orang (3,3%), sampel yang mendapat nilai 75 berjumlah 2

orang (6,7%), sampel yang mendapat nilai 72 berjumlah 1 orang (3,3%).

Page 116: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

100

Berdasarkan hasil perolehan nilai dalam membaca teks berita di

atas diperiksa oleh 2 orang penilai yang disatukan sehingga mendapat nilai

akhir perolehan siswa. Nilai tersebut menekankan pada lima aspek

penilaian. Jika dibandingkan dengan hasil nilai siswa pada pretes dan

postes dalam membaca teks berita terdapat peningkatan yang signifikan.

Kekurangan dan kesalahan siswa ketika membaca teks berita sebelumnya

dapat mereka perbaiki dengan baik pada tes akhir membaca teks berita

setelah diterapkan metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and

review). Perbedaan hasil penilaian membaca teks berita siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja pada pretes dan postes di kelas eksperimen

menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut terbukti dari hasil

skor beberapa aspek kriteria penilaian teks beritarata-rata pada kategori

baik.

Pada aspek penilain pertama Pada aspek penempatan jeda, rata-rata

siswa masih dikategorikan baik bisa mengatur jeda, serta durasi cukup

sesuai dan tepat. Selanjutnya, pada aspek pelafalan rata-rata siswa

pelafalan fonem jelas, tidak ada pengaruh pelafalan dari bahasa daerah,

dan cukup jelas dalan pelafalan bahasa asing.

Selanjutnya, pada apek intonasi rata-rata siswa dikategorikan sudah

bisa mengatur intonasi penerapan nada suara bervariasi atau menarik,

penempatan intonasinya tepat, dan suara lantang terdengar oleh audien.

Selanjutnya, pada aspek kinesik rata-rata siswa gerak-gerik fisik tepat,

sikap tubuh tenang, dan stabil. Selanjutnya, pada aspek mimik wajah rata-

Page 117: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

101

rata siswa memiliki mimik wajah menarik dan tatapan wajah tepat. Selain

penilain ke lima aspek tersebut terdapat penilai tes melalui LKS

menggunakan penerapan metode SQ3R (survey, question, reading, recite,

and review).

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah pelaksanaan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review). Pelaksanaan pembelajaran di kelas

eksperimen siswa sangat antusias karena pembelajaran berpusat pada

siswa sehingga siswa lebih senang dalam belajar. guru memberikan

penjelasan sesuai dengan topik pembelajaran. Pada kegiatan ini, guru

memberikan tugas kepada masing-masing kelompok yang didalamnya

terdapat teks berita. Siswa bekerja sama saling berdiskusi (survey) dan

membuat daftar pertanyaan berdasarkan unsur-unsur berita (Question).

Siswa membaca teks beritasecara keseluruhan dan saling bekerja sama

(Reading). Setelah membaca teks berita secara bersama dan memahami isi

teks berita yang telah dibaca (Recite). Selanjutnya, setelah siswa

menjawab pertanyaan, kemudian siswa mereview kembali jawaban yang

telah dijawab sesuai dengan isi teks berita (Review).

Hasil analisis deskriptif tersebut diperoleh rangkuman nilai,

frekuensi, dan persentase keterampilan membaca teks berita siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Anggeraja pada postes kelas eksperimen dalam

berbagaia karakteristik distribusi nilai. Untuk lebih jelasnya, rangkuman

Page 118: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

102

karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel

4.18 berikut ini.

Table 4.18 Karakteristik Rangkuman Distribusi Nilai Keterampilan

Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2

Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang

No. Statistik Nilai Statistik

1. Rata-rata (mean) 84

2. Nilai Maksimum 95

3. Nilai Minimum 72

4. Median 84,5

5. Standar deviasi (Std. Deviation) 6

6. Variance 32

Berdasarkan tabel 4.18 tersebut dapat diketahui bahwa di antara 30

siswa yang mengikuti tes, nilai yang dapat dicapai siswa kelas VIII B SMP

Negeri 2 Anggeraja berada pada rentang 95 sampai dengan 72. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendah yang diperoleh

siswa adalah 72. Hasil tersebut berdasarkan dari hasil skor keenam aspek

penilai membaca teks berita. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 84;

median adalah 84,5; standar deviasi adalah 6; dan nilai variance adalah 32.

Hasil nilai tersebut memberikan gambaran bahwa siswa mampu dalam

Page 119: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

103

membaca teks beritakarena rata-rata nilai yang diperoleh siswa telah

mencapai di atas nilai kriteria ketuntasan minimal dalam membaca teks

berita.

Berdasarkan karakteristik nilai tersebut, selanjutnya dilakukan

klasifikasi kemampuan membaca teks berita siswa kelas eksperimen yang

dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal ini dapat diamati pada tabel

4.19 berikut ini.

Tabel 4.19 Klasifikasi Nilai Postes Membaca Teks Berita pada Siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua

Kabupaten Enrekang Kelas Eksperimen

No. Nilai Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Kategori

1.

2.

3.

4.

86 – 100

75 – 85

56 –74

10 – 55

12

17

1

-

40%

56,67%

3,33%

-

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah 30 100%

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012:253) dengan beberapa

perubahan.

Hasil dari klasifikasi kategori pada postes yang ditunjukkan pada

tabel 4.19 tersebut dapat dinyatakan bahwa ada 12 orang siswa yang

memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik sekali (40%). Selanjutnya,

sampel yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan baik berjumlah 17

Page 120: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

104

orang (56,67%), sedangkan sampel yang memperoleh nilai pada kategori

kemampuan cukup hanya berjumlah 1 orang (3,33%). Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat kemampuan postes siswa kelas eksperimen dalam membaca

teks beritadengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R dikategorikan

baik.

Selanjutnya nilai tersebut dikonfirmasikan ke dalam kriteria

ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah untuk mata pelajaran

bahasa Indonesia. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan

oleh pihak sekolah dalam hal ini SMP Negeri 2 Anggeraja untuk mata

pelajaran bahasa indonesia, yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa

pada postes membaca teks berita yang dikonfirmasikan terhadap nilai KKM

bahasa Indonesia, maka dapat dikonfirmasikan ke dalam tabel klasifikasi

tingkat kemampuan siswa yang terdapat pada tabel 4.20 berikut ini.

Table 4.20 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membaca Teks Berita

Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan

Malua Kabupaten Enrekang Kelas Eksperimen

Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori

≥ 75

< 75

29

1

96,7%

3,3%

Tuntas

Tidak Tuntas

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat dinyatakan bahwa tingkat

keterampilan membaca teks berita siswa kelas VIII B SMP Negeri 2

Page 121: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

105

Anggeraja kelas eksperimen dapat dikatakan sangat memadai karena

sebagaian besar siswa berada pada kategori tuntas sesuai dengan nilai KKM

yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan dari sampel yang lulus atau

memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 29 orang siswa (96,7%) dari jumlah

keseluruhan 30 orang siswa dan sampel yang belum mampu memperoleh

nilai KKM atau hanya mendapatkan nilai di bawah 75 berjumlah 1 orang

siswa (3,3%) saja.

Dapat diketahui bahwa metode SQ3R (survey, question, reading,

recite, and review) dalam membaca teks berita sangat tepat karena langkah-

langkah metode ini, yaitu penelaan pendahuluan, membuat pertanyaan,

mengutarakan kembali, dan mengulang kembali untuk menemukan ide-ide

pokok berita yang dibaca serta menekankan pada keefektifan siswa selama

proses pengajaran. Wujud keefektifan tersebut tidak hanya pada hasil kerja

siswa, tetapi juga pada tahap proses membaca teks berita, sehingga dapat

melatih siswa untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban yang mereka

cari, mengajarkan siswa dalam keterampilan memecahkan masalah, serta

tanggung jawab pada hasil kerja mereka.

2. Analisis Inferensial

Berdasarkan hasil analisis data tes kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat diketahui keefektifan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) dalam membaca teks berita kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraja. Untuk menganalisis keefektifan penggunnaan metode

digunakan teknik analisis statistik inferensial atau uji t. Hasil analisis

Page 122: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

106

statistik inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan sebelumnya. Sebelum melakukan analisis inferensial

terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian persyaratan analisis, yaitu uji

normalitas, dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi normal dan

homogen. Selanjutnya, barulah dapat dikatakan uji hipotesis untuk

mengetahui data yang diperoleh dari hasil penelitian (kelas kontrol dan

kelas eksperimen).

a. Uji Persyaratan

1) Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

perhitungan kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai p-value > α atau

Sig. > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal, namun jika nilai sig.

< 0,05 maka data dinyatakan data tidak berdistribusi normal dengan

hipotesis sebagai berikut

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Adapun uji normalitas untuk data yang berasal dari kelas kontrol

dan kelas eksperimen terlihat pada tabel 4.21 dan tabel 4.22 berikut ini.

Page 123: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

107

Tabel 4.22 Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kelas

Eksperimen ,129 30 ,200

* ,972 30 ,589

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan

program SPSS versi 23 for windows pada tabel 4.21 dapat diketahui bahwa

untuk kelas kontrol memiliki nilai p-value = 0,200 untuk uji kolmograv-

Smirnov. Artinya, p-value lebih besar dari α = 0,05 sehingga

H0: Data dari populasi berdistribusi normal tidak dapat ditolak.

Selanjutnya, untuk uji normalitas pada kelas eksperimen, sesuai

pada tabel 4.22 diperoleh data bahwa nilai p-value = 0,002, untuk uji

normalitas kolmograv-Smirnov. Artinya, p-value lebih besar dari α = 0,05

sehingga

H0: Data dari populasi yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak.

Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan data dari kedua kelas

(kelas kontrol dan kelas eksperimen) berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Selanjutnya, setelah data tersebut dinyatakan normal maka dapat di

Tabel 4.22 Uji Normalitas Kelas Kontrol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kelas

Kontrol ,112 30 ,200

* ,973 30 ,610

Page 124: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

108

analisis melalui uji kolmograv-Smirnov homogenitas untuk mengetahui data

tersebut homogen atau tidak sebelum di analisis melalui uji t (hipotesis).

2) Uji Homogenitas

Prasyarat kedua yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji t adalah

kehomogenan variansi data. Hadi (2004) mengemukakan kriteria uji

homogenitas adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka data dinyatakan

homogen dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data dinyatakan tidak

homogen. Uji homogenitas variansi populasi data hasil membaca teks

beritasiswa dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk populasi

penelitian ini menggunakan Teks of Homogeneity of Variances. Adapun

hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini.

Tabel 4.23 hasil uji homogenitas (Test of Homogeneity of Variances)

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1,207 1 58 ,276

Analisis data pada SPSS dengan menggunakan perhitungan

homogenitas variansi populasi, diperoleh nilai p-value = 0,276. Ketentuan

yang harus dipenuhi sebagai syarat agar data berasal dari populasi yang

homogen (sama), yaitu p-volue > , = 0,05. Karena nilai p-value = 0,276

> = 0,05 maka, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan

bahwa variansi populasi berasal dari populasi yang sama (homogen).

Setelah dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas, sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji t, selanjutnya akan

dilakukan uji t untuk menguji dan menjawab hipotesis penelitian ini.

Page 125: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

109

Adapun uji t yang dimaksud seperti yang diuraikan berikut ini.

3) Uji hipotesis (t)

Gain score yang diperoleh kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji t independen sehingga diperoleh hasil. Adapun hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Jika thitung≥ ttabel, maka secara segnifikan hipotesis altternatif H1 diterima

atau H0 ditolak. Artinya, metode SQ3R (survey, question, reading, recite

and review) efektif diterapkan dalam membaca teks berita pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang.

2. Dan jika ttabel> thitung, maka secara segnifikan H1 ditolak atau H0

diterima. Artinya, metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and

review) tidak efektif diterapkan dalam membaca teks berita pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten

Enrekang. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan sistem

Statistical package for social sctence (SPSS) versi 23

Uji hipotesis yang digunakan adalah teknik analisis uji t

independen (independent sampel t test) setelah sebelumnya dilakukan uji

prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, dan diperoleh

hasil bahwa data tersebut normal dan homogen. Nilai yang dijadikan

perhitungan pada uji t independen adalah nilai akhir setelah diadakan

Page 126: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

110

postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun nilai akhir

perolehan siswa dapat dilihat pada lampiran.

Nilai perolehan siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan

uji t independen sehingga diperoleh hasil bahwa hopotesis alternatif (H1)

diterima apabila nilai t hitung nilai t tabel atau p-value < 0,05%.

Sebaliknya H1 ditolak apabila nilai t hitung nilai t tabel. Dengan kata lain,

hipotesis diterima apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel pada

taraf signifikan 0,05%. Hasil dari uji t independen tersebut diuraikan

sebagai berikut ini.

Tabel 4.24 Hasil Uji t

Berdasarkan hasil analisis statistik infersial pada tabel 4.24 tersebut

menunjukkan nilai keterampilan membaca teks berita dengan metode

SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Nilai

keefektifan metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review)

dalam membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja

sebesar 4,094. Berdasarkan nilai t hitung tersebut dapat dibandingkan

dengan nilai t table dengan db = N-1 = 30-1 dan t0 0,975 2,04. Sementara, t

Page 127: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

111

hitung = 4,094 dan t tabel = 2,04 (signifikan 0,975%). Dengan demikian, t

hitung = 4,094 > t tabel = 2,04 dan p-value 0,000 < 0,05% yang berarti

hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Hal ini

membuktikan bahwa metode SQ3R efektif digunakan dalam membaca

teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja.

B. Pembahasan

Pada bagian ini di uraikan temuan yang diperoleh dari hasil data

penelitian tentang keefektifan metode SQ3R (survey, question, reading,

recite, and review) dalam membaca teks berita pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Anggeraja.

1. Kemampuan Membaca Teks Berita siswa Melalui Pengajaran

Konvensional (Ceramah dan Penugasan) Pada Kelas Kontrol

Hasil pengamatan selama proses pengajaran membaca teks berita

melalui pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan) membuktikan

bahwa siswa kurang menunjukkan sikap spiritual, jujur, tanggung jawab,

dan santun. Rata-rata siswa memperoleh nilai 1,9 pada kategori cukup.

Rendahnya nilai sikap yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu sebagian siswa menjadi malas dan tidak santun,

mengalami kebingungan, hanya tinggal diam, kurang semangat, merasa

bosan, sulit menciptakan ide, dan kurang percaya diri. Segala masalah

pribadi yang dihadapi siswa dalam pengajaran sulit diselesaikan karena guru

lebih dominan dan kurang kreatif dalam melakukan inovasi pengajaran,

kurangnya motivasi yang diberikan siswa dalam pengajaran, sehingga tidak

adanya interaksi antara guru dan siswa untuk memahami materi mengenai

Page 128: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

112

teks berita. Terbukti tidak ada siswa yang mendengarkan penjelasan guru

dengan baik, tidak adanya keberanian dan keingintahuan siswa dalam

mengajukan pertanyaan untuk lebih memahami teks berita, karena dari 30

orang siswa dari awal hingga akhir pengajaran mengenai teks berita, hanya

4 orang siswa yang mengajukan pertanyaan. Selain itu, tidak adanya diskusi

dalam mencurahkan gagasan siswa untuk memecahkan masalah yang

dialami siswa dalam pengajaran membaca teks berita.

Kegiatan tersebut berpengaruh negatif terhadap pengetahuan siswa

dalam memahami teks berita dan kemampuan membaca teks berita. Hal

tersebut tidak sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menekankan

pada penilaian autentik, yaitu keseimbangan antara penilaian kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kemampuan berbahasa siswa dapat

terwujud melalui pengajaran berkelanjutan dimulai dengan meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dengan menyajikan secara baik dan spontan

ataupun terencana, serta bermuara pada pembentukan sikap.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretes dan postes kelas

kontrol melalui pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan)

mengalami peningkatan, namun tidak signifikan karena peningkatannya

hanya 26, 67%. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil pretes siswa berada

pada kategori cukup dengan nilai 72 yang berada pada rentang nilai 56 – 74.

Adapun hasil postes siswa kelas eksperimen berada pada kategori baik

dengan nilai 77 yang berada pada rentang nilai 75 – 85. Hal tersebut

Page 129: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

113

menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol mengalami kendala dan

hambatan dalam membaca teks berita.

Selanjutnya, ketika siswa diberikan tes pengetahuan untuk

mengetahui pemahaman siswa mengenai teks berita, rata-rata hasil penilaian

yang diperoleh siswa berada pada kategori cukup dengan nilai 69. Siswa

yang mendapatkan nilai tertinggi pada aspek pengetahuan mengenai

membaca teks beritajuga mendapat nilai tertinggi pada aspek sikap dan

keterampilan. Begitu pun siswa yang memperoleh nilai terendah pada aspek

pengetahuan mengenai membaca teks berita juga mendapat nilai terendah

pada aspek sikap dan keterampilan. Artinya, ada pengaruh yang besar

dengan model yang digunakan guru dalam pengajaran teks berita terhadap

peningkatan proses pengajaran siswa, pemahaman siswa mengenai teks

berita, maupun keterampilan siswa dalam membaca teks berita.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perubahan yang sangat signifikan setelah diterapkannya pengajaran

konvensional (ceramah dan penugasan) dalam membaca teks berita siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja.

2. Kemampuan Membaca Teks Berita Siswa Melalui Metode SQ3R

(Survey, Question, Reading, Recite, And Review) pada Kelas

Eksperimen

Hasil pengamatan selama proses pengajaran membaca teks berita

melalui metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review)

membuktikan bahwa siswa telah menunjukkan sikap sipritual, jujur,

tanggung jawab, dan sopan. Rata-rata siswa memperoleh nilai pada kategori

Page 130: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

114

baik. Kegiatan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan

pendapat, mengerjakan tugas dengan jujur dan disiplin, serta tanggung

jawab terhadap tugas kelompok yang diberikan didominasi oleh keaktifan

siswa selama proses pengajaran berlangsung. Kegiatan tersebut berpengaruh

positif terhadap pengetahuan siswa dalam memahami teks berita dan

kemampuan membaca teks berita. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan

kurikulum 2013 yang menekankan pada penilaian autentik, yaitu

keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Hasil belajar pada keterampilan membaca teks berita menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes. Berdasarkan

hasil analisis deskriptif data pretes kelas eksperimen dapat diketahui bahwa

rata-rata hasil tes siswa berada pada kategori cukup dengan nilai 72 yang

berada pada rentang nilai 56 – 74. Adapun hasil postes siswa kelas

eksperimen rata-rata berada pada kategori baik dengan nilai 84 yang berada

pada rentang nilai 75 – 85.

Selanjutnya, hal yang berbeda pula dibuktikan dari nilai koefisien

beda antara pretes dengan postes kelas eksperimen setelah dilakukan uji-t

yang menunjukkan nilai t sebesar 4,094 pada taraf signifikansi atau p-value

= 0,000, karena nilai p-value < 0,05, maka terdapat perbedaan yang

signifikan keterampilan membaca teks berita antara nilai pretes dan nilai

postes. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan membaca teks berita

Page 131: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

115

siswa sebelum diberikan tindakan (treatmen) dan setelah diberikan tindakan

(treatmen).

Selanjutnya, pada tes pengetahuan siswa untuk mengetahui

pemahaman siswa mengenai teks berita, rata-rata nilai yang diperoleh siswa

adalah 84 pada kategori baik. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi pada

aspek pengetahuan mengenai membaca teks berita juga mendapat nilai

tertinggi pada aspek sikap dan keterampilan. Begitu pun siswa yang

memperoleh nilai terendah pada aspek pengetahuan mengenai membaca

teks berita juga mendapat nilai terendah pada aspek sikap dan keterampilan.

Artinya, ada pengaruh yang positif dengan metode yang digunakan oleh

guru dalam pengajaran membaca teks berita terhadap peningkatan proses

pembelajaran siswa, pemahaman siswa mengenai teks berita, maupun

keterampilan siswa dalam membaca teks berita.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review)

setelah diberlakukan oleh peneliti dan guru dalam pengajaran membaca teks

berita. Peneliti memilih metode SQ3R (survey, question, reading, recite,

and review) untuk merangsang keinginan atau motivasi belajar yang tinggi

setelah adanya perangsangan yang diberikan oleh guru. Perangsangan yang

dimaksud oleh peneliti, yaitu dengan memberikan bahan bacaan berupa

contoh teks berita dan pemberian motivasi yang sesuai dengan tema yang

diberikan sebelumnya kepada siswa, yaitu memberitahukan langkah-

langkah metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) agar

Page 132: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

116

siswa mampu memahami bacaan tersebut untuk menemukan ide pokok

dalam teks berita. Hal tersebut untuk mendapatkan bahan serta informasi

dalam membaca teks berita. Oleh karena itu, secara tidak langsung siswa

bertahap mengetahui dan memahami bentuk teks berita.

Metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) yang

dilaksanakan oleh guru dapat mengubah sikap, kreatifitas, cara belajar, rasa

ingin tahu, dan pemahaman siswa tentang bagaimana memahami materi

yang diberikan khususnya langkah-langkah membaca teks berita. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa termotivasi dalam membaca teks berita

menggunakan langkah-langkah metode SQ3R yaitu survey (penelaan

terdahulu), Question (bertanya), reading (membaca), recite (mengutarakan

kembali), dan review (mengulang kembali).

3. Perbedaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dalam Membaca

Teks Berita

Hasil analisis dan inferensial antara kelas eksperimen (VIII B) dan

kelas kontrol (VIII A) dengan menggunakan perhitungan uji t (hipotesis)

jenis independent sampel test menunjukkan bahwa penerapan metode SQ3R

efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca teks berita siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Anggeraja. Hal ini berdasarkan hasil t hitung sebesar

4,094 yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,04 atau t

hitung > t tabel yang berarti HO ditolak dan H1 diterima. Hipotesis altertatif

(H1) diterima apabila nilai t hitung nilai t tabel atau p-value < 0,05%.

Sebaliknya, H1 ditolak apabila t hitung < nilai t tabel atau p- value > 0,05.

Page 133: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

117

Dengan kata lain, hipotesis (H1) diterima apabila nilai t hitung lebih besar

atau sama dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05%.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca teks berita antara

kelas eksperimen yang menggunakan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) dengan kelas kontrol yang menggunakan

pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan).

Selanjutnya pada aspek kategori kemampuan membaca teks berita

siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pemberian

tindakan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan karena kedua

kelas berada pada kategori cukup dengan rentang nilai 56 – 74. Hal ini

sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian eksperimen, yaitu hasil

pretes dinyatakan baik bila siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak

memiliki perbedaan secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif

data postes kelas kontrol (VIII A) dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tes

siswa berada pada kategori baik dengan nilai 75 pada rentang nilai 75 – 85,

sedangkan hasil postes siswa kelas eksperimen rata-rata berada pada

kategori baik dengan nilai 83,5 yang berada pada rentang nilai 75 – 85.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut diperoleh gambaran

secara umum mengenai hasil pengajaran membaca teks beritadengan

menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan), lebih dari

separuh siswa belum mampu mencapai nilai KKM atau nilai yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah. Hasil pengajaran membaca teks berita yang

Page 134: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

118

diperoleh siswa pada kelas kontrol masih belum memadai dikarenakan tidak

adanya semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga

siswa tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Hasil belajar keterampilan membaca teks berita siswa melalui

pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan) yang diberlakukan pada

kelas kontrol belum memadai. Hal ini diakibatkan dari proses pengajaran

yang belum terlalu maksimal. Siswa tidak memiliki motivasi atau dorongan

yang kuat untuk mengikuti proses pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja

yang secara serius mengikuti penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

di depan kelas.

Dalam metode ceramah, peran guru sangat dominan. Guru harus

mengelola kelas agar tetap tenang dan memerhatikan penjelasan guru

mengenai teks berita hingga akhirnya mereka diberikan tugas membaca teks

berita. Bahkan pada saat mereka deberikan kesempatan untuk bertanya,

hanya sebagian siswa mengambil kesempatan tersebut.

Selanjutnya, pada kelas eksperimen, yaitu pengajaran membaca teks

beritamemberikan hasil yang positif. Penggunaan metode SQ3R (survey,

question, reading, recite, and review) yang diberlakukan dalam pengajaran

sangat berdampak positif pada diri siswa terutama dari cara siswa dalam

merespon kegiatan pengajaran yang dilangsungkan oleh guru. Metode

SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) mendorong siswa

untuk lebih sering mengulang-ulang membaca teks berita untuk menjawab

pertanyaan yang mereka buat. Artinya, metode tersebut dapat mengubah

Page 135: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

119

gaya belajar siswa dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode atau

pengajaran lainnya, sehingga dapat membuktikan bahwa metode SQ3R

(survey, question, reading, recite, and review) efektif digunakan dalam

membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja.

Hal tersebut terbukti pada keefektifan siswa selama proses

pengajaran. Wujud keefektifan tersebut tidak hanya pada hasil kerja siswa,

tetapi juga pada tahap proses membaca teks berita, sehingga dapat melatih

siswa untuk kreatif, berinovasi, berimajinasi, serta bertanggung jawab pada

hasil kerja siswa secara berkelompok maupun individu.

Proses pengajaran ini didukung dengan metode lain agar pengajaran

menjadi menarik. Salah satu metode yang digunakan, yaitu metode diskusi

kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa terampil dalam bekerja sama

dan saling berbagi pengetahuan dalam kelompok belajar yang dibentuk di

kelas. Pembentukan kelompok ini bertujuan agar siswa dapat berpartipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat

Suyosubroto (dalam Isjoni, 2009:20) mengemukakan bahwa belajar

kelompok dibentuk dengan harapan para siswa dapat berpartipasi secara

aktif dalam pengajaran.

Sehubungan dengan penelitian teks berita yang dilakukan peneliti ini

bukanlah hal baru. Ada tiga penelitian yang telah melakukan penelitian

sebelumnya, yaitu Zainal Abidin, Nur Afrianti, dan Anita Racmawati.

Ketiga peneliti tersebut menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan

eksperimen yang sama dengan penelitian ini. Zainal Abidin (2017)

Page 136: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

120

menerapkan metode SQ3R, tetapi dalam keterampilan membaca.

Selanjutnya, Nur Afrianti (2017) menerapkan pemodelan dalam

pembelajaran membaca teks berita, sedangkan Anita Racmawati (2018)

menerapkan metode SQ3R, tetapi dalam Pembelajaran Mengidentifikasi

Informasi Teks Eksplanasi.

Hasil penelitian ketiga penelitian tersebut, Zainal Abidin

menunjukkan keberhasilan dan peningkatan pada minat serta kreativitas

siswa dan guru dalam meningkatkan keterampilan pengetahuan, selanjutnya

hasil penelitian Nur Afrianti menunjukkan secara integral (keseluruhan)

keterampilan membaca teks berita sudah mencapai kualifikasi baik, serta

efektif dalam kemampuan membaca teks berita, sedangkan hasil penelitian

Anita Racmawati menunjukkan secara keseluruhan bahwa pembelajaran

mengidentifikasi informasi teks berita sudah mencapai kualifikasi baik, serta

efektif di gunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi teks

eksplanasi dibuktikan dengan proses, sikap, dan hasil belajar siswa.

Bertolak dari temuan yang dikemukakan di atas, motivasi belajar

yang diberikan kepada siswa merupakan salah satu unsur terpenting yang

harus dihadirkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran sebaiknya dihadirkan motivasi belajar bagi siswa. Cara

penyampaian dan bahan yang diberkan siswa harus divariasikan agar siswa

tidak jenuh pada ha-hal yang terus berulang.

Page 137: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa hasil penelitian ini, yaitu:

1. Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

statistik deskriptif pada kelas kontrol yang menggunakan pengajaran

konvensional (ceramah dan penugasan) menunjukkan bahwa hasil

pembelajaran yang dicapai oleh siswa yang memperoleh nilai memenuhi

KKM hanya 20 orang siswa atau 66,67% dan yang belum mencapai KKM

sebanyak 10 orang siswa atau 33,33%. Dengan perolehan nilai rata-rata

berada pada kategori baik.

2. Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

statistik deskriptif dibandingkan dengan kelas kontrol, jumlah siswa kelas

eksperimen dengan menggunakan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) mencapai KKM sebanyak 29 orang siswa

atau 96,7% dan yang belum mampu mencapai KKM hanya 1 orang siswa

saja atau 3,33%. Dengan perolehan nilai rata-rata berada pada kategori

yang baik.

3. Metode SQ3R (survey, question, reading, recite, and review) efektif

diterapkan dalam membaca teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Anggeraja. Hal ini dibuktikan dari adanya perbedaan yang signifikan

pengajaran membaca teks berita menggunakan metode SQ3R (survey,

Page 138: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

122

question, reading, recite, and review) dengan pengajaran membaca teks

berita menggunakan pengajaran konvensional (ceramah dan penugasan).

Perbandingan hasil kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol

tampak dari hasil uji t (hipotesis) menggunakan uji inferensial jenis uji-t

independent sample test dan dioeroleh nilai t hitung = 4,094 dibandingkan

dengan t tabel sebesar 2,04 atau t hitung > t tabel yang berarti H0 ditolak dan

H1 diterima. Kaidah yang digunakan yaitu hipotesis alternatif (H1)

diterima apabila nilai t hitung nilai t tabel. Sebaliknya, H1 ditolak apabila t

hitung < nilai t tabel . Dengan kata lain, hipotesis (H1) diterima apabila nilai t

hitung lebih besar atau sama dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05%.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini sebagai berikut:

1. Hendaknya pengajaran Bahasa Indonesia lebih ditingkatkan dengan

memberikan pelatihan kepada siswa dan pengajaran membaca teks berita

khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anggeraja.

2. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, hendaknya dalam proses

belajar mengajar guru dapat menerapkan metode SQ3R (survey, question,

reading, recite, and review) dalam keterampilan membaca karena metode

ini terbukti efektif diterapkan dalam membaca teks berita siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja.

3. Hendaknya siswa lebih giat berlatih membaca teks sehingga kemampuan

siswa dalam membaca dapat semakin baik. Selain itu, siswa hendaknya

Page 139: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

123

lebih menanamkan dalam diri tentang sifat kerja dalam kelompok

pembelajaran sehingga metode SQ3R (survey, question, reading, recite,

and review) yang diterapkan berjalan dengan baik.

Page 140: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

vi

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah

Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Abidin, Zainal. 2017. Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas Xi Ipa-

6 Melalui Metode SQ3R SMA Negeri 1 Bontonompo, Kecamatan

Bontonompo, Kabupaten Gowa. Skripsi Universitas Negeri

Makassar.(tidak dipublikasikan)

Achmad dan Alek. 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Kencana.

Afrianti, Nur. 2017. Keefektifan Pemodelan Dalam Pembelajaran Membaca Teks

Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Galesong Selatan Kabupaten

Takalar. Skripsi Universitas Negeri Makassar.

Antari, Yuni K. 2019. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesai.

Artikel Zenius blog, (Online), https://www.zenius.net/blog/22831/jenis-

jenis-teks-yang-ada-dalam-materi-bahasa-indonesia, diakses 05 januari

2020.

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa jurnalistik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Baryadi, I. Praptomo. 2017. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Jurnal

ilmiah kebudayaan, (Online), Vol. 11. No 1,

https://ejournal.usd.ac.id/index.php/sintesis/article/view/927, diakses 01

Januari 2020.

B, Hamzah., & Nurdin (2011). Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Burrowes. 2003. http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-

pembelajaran-konvensional-40376.html

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali pers.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran

Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM

124

Page 141: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

vii

Eriyanto. 2001. Analisis wacana:. Yogyakarta: LKIS.

Freire, Paulo. 1999. Pendidikan yang Membebaskan, Pendidikan yang

Memanusiakan(dalam buku Menggugat Pendidikan Fundamentalis

Konservatif Liberal Anarkis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harsiati, 2016a.Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/Mts Kelas VII. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaanrepublik Indonesia

Huda, Miftahul. 2014: Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Ishwara, Luwi. 2011. Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Jakni. 2016. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

KBBI, 2019.Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). (Online),

https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/teks.html, diakses 05 Januari

2020.

Kosasi, E. 2017. Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/Mts Kelas VIII Edisi Revisi

2017. Jakarta. Kemendikbud.

Mahsun M.S. 2014. Teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia (kurikulum

2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Rachmawati, Anita. 2018. Keefektifan Pembelajaran Mengidentifikasi Informasi

Teks Eksplanasi Menggunakan Metode SQ3R pada Siswa Kelas VIII.

Jurnal. dipublikasikan Universitas Negeri Semarang Indonesia

Razak, Nur Khadijah. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Penemuan

(Discovery Learning) dalam Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X Smk-

Smti Makassar. Tesis. Tidak dipublikasikan. Makassar: Pascasarjana

UNM.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta

Page 142: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

viii

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dan Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soedarso. 2002.SpeedReading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

.2010. Metode Penelitian Kuantitatif ,kualitatif dan R&D. Alfabeta :

Bandung

.2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.

Sudjana, Nana, Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaj

Rosdakarya, 2009.

.2016.Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Dan

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumadiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature

Panduan Praktis Jurnalis Propesional. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran.

Lombok:Holistica

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahas.

Bandung: Angkasa.

. 1990. Membaca Merupakan Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widyamartaya, A. 1992.Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius

126

Page 143: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

127

LAMPIRAN

Page 144: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

128

Page 145: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

129

Lampiran I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Anggeraja

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Materi Pelajaran : Teks Berita

Kelas :VIII B

Jumlah pertemuan : 2 X Pertemuan

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Mengidentifikasi teks berita

yang didengardan dibaca.

3.1.1 Menjelaskan Pengertian teks

berita

3.1.2 Menjelaskan ciri-ciri teks berita

3.1.3 Menganalisis Unsur-unsur berita

(5 W+1H)

3.1.4 Menjelakan struktur teks berita

3.1.5 Hal-hal yang diperhatikan dalam

membaca teks berita.

Page 146: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

130

4.1 Menyimpulkan isi dari

berita yang dibacakan didengar

4.1.1 Membuat Ringkasan dan

penyimpulan berita.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa melakukan pembelajaran, siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian teks berita.

2. Menjelaskan ciri-ciri teks berita

3. Menganalisis unsur-unsur berita (5W+1H).

4. Menjelaskan struktur teks berita

5. Menganalisis hal-hal yang diperhatikan dalam membaca teks berita.

D. Materi pembelajaran

1. Teks Berita

2. Ciri-ciri teks berita

3. Unsur-unsur dalam teks berita

4. Struktur teks berita

5. Hal-hal yang diperhatikan dalam membaca teks berita

E. Metode pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model Pembelajaran : Metode SQ3R (Survey, Question, Reading,

Recite, and Review)

F. Media Pembeljaran

1. Media LCD projector,

2. Laptop,

3. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

3. Modul/bahan ajar,

4. Internet,

5. Sumber lain yang relevan

Page 147: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

131

H. Langkah- langkah pembelajaran

Pertemuan ke 1 (2x45 menit)

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, menyiapkan dan

memotivasi peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran.

2. Guru memberikan informasi tentang kompetensi,

materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran

yang akan dilaksankan.

3. Guru memberikan informasi tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question,

Reading, Recite, Review)

4. Guru mulai menyampaikan materi dan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.

20220 menit

Inti 1. Siswa memahami apa yang dimaksud dengan teks

berita.

2. Siswa mengamati contoh teks berita yang sudah

disediakan dan ditampilkan oleh guru.

3. Siswa melakukan langkah survey, yaitu siswa

mengenal terlebih dahulu materi teks berita yang

akan dibaca secara detail.

4. Siswa melakukan kegiatan pra-baca guna

memperoleh pengetahuan yang luas terhadap topik

bacaan sebelum membaca.

5. Siswa melakukan langkah question, yaitu siswa

membuat pertanyaan- pertanyaan prediksi sebagai

langkah menentukan maksud dan tujuan membaca

sesuai dari hasil survai pertama. Pertanyaan

tersebut mengarahkan siswa tentang materi isi teks

berita

6. Siswa melakukan langkah reading, yaitu siswa

membaca teks berita yang telah diberikan guru.

7. Siswa melakukan langkah review, yaitu siswa

mengulang dan mengingat-ingat kembali hal yang

telah yang telah dipahami dalam isi teks berita.

8. Siswa dapat melihat point di setiap paragraf yang

kemudian dapat menganalisis unsur-unsur berita

(5W+1H)

9. Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan,

60 menit

63

Page 148: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

132

Pertemuan ke 2 (2x45 menit)

dan penyimpulan.

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

2. Siswa bersama guru merefleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut

pembelajaran.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

salam.

10 menit

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, menyiapkan dan

memotivasi peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran.

2. Guru memberikan informasi tentang kompetensi,

materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran

yang akan dilaksankan.

3. Guru memberikan informasi tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

menggunakan metode SQ3R (Survey, Question,

Reading, Recite, Review)

4. Guru mulai menyampaikan materi dan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.

20220 menit

Inti 1. Siswa mengamati contoh teks berita yang sudah

disediakan dan ditampilkan oleh guru.

2. Siswa melakukan langkah survey, yaitu siswa

mengenal terlebih dahulu materi teks berita yang

akan dibaca secara detail.

3. Siswa melakukan kegiatan pra-baca guna

memperoleh pengetahuan yang luas terhadap

topik bacaan sebelum membaca.

4. Siswa melakukan langkah question, yaitu siswa

membuat pertanyaan- pertanyaan prediksi sebagai

langkah menentukan maksud dan tujuan membaca

sesuai dari hasil survai pertama. Pertanyaan

tersebut mengarahkan siswa tentang materi isi

60 menit

Page 149: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

133

I. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian

a. Sikap : Observasi

b. Pengetahuan : Tertulis

c. Keterampilan : Praktik

2. Instrumen penilaian

a. Penilaian Proses

Penilaian sikap

teks berita

5. Siswa melakukan langkah reading, yaitu siswa

membaca teks berita yang telah diberikan guru.

6. Siswa melakukan langkah review, yaitu siswa

mengulang dan mengingat-ingat kembali hal yang

telah yang telah dipahami dalam isi teks berita.

7. Siswa dapat melihat point di setiap paragraf yang

kemudian dapat membuat ringkasan dan

penyimpulan berita.

8. Siswa dapat menyajikan isi dari berita yang

dibaca dan didengar

9. Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan,

dan penyimpulan.

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

2. Siswa bersama guru merefleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai tindak

lanjut pembelajaran.

4. Guru memberi tugas.

5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

salam.

10 menit

NO. NAMA

SISWA

KRITERIA SIKAP

JUMLAH

SKOR

PROFIL

SIKAP

SECARA

UMUM

Sipirtual Jujur Tanggung

Jawab

Santun

Page 150: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

134

KRITERIA SIKAP PETUNJUK PENSKORAN SKOR

Spiritual:

1. Berdoa sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu

2. Mengucapkan rasa syukur atas

karunia Tuhan

3. Memberi salam sebelum dan

sesudah menyampaikan pendapat

atau presentasi

4. Mengungkapkan kekaguman

secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat

kebesaran Tuhan

5. Merasakan keberadaan dan

kebesaran Tuhan saat

mempelajari ilmu pengetahuan

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Jujur:

1. Tidak menyontek dalam

mengejarkan ujian atau ulangan

atau tugas

2. Tidak melakukan plagiat

(mengambil atau menyalin karya

orang lain tanpa menyebutkan

sumber) dalam mengerjakan

setiap tugas

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

1.

2.

3.

4.

5.

dst.

Page 151: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

135

3. Mengungkapkan perasaan

terhadap sesuatu apa adanya

4. Melaporkan dan atau informasi

apa adanya

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Tanggung jawab:

1. Melakukan tugas individu dengan

baik

2. Menerima resiko dari tindakan

yang dilakukan

3. Tidak menuduh orang lain tanpa

bukti yang akurat

4. Mengembalikan barang yang

dipinjam

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Santun:

1. Menghormati orang lain

2. Mengucapkan terima kasih

setelah menerima bantuan orang

lain

3. Menggunakan bahasa santun

saat menyampaikan pendapat

4. Menggunakan bahasa santun

saat mengkritik pendapat teman

5. Bersikap 3S (salam, seyum,

sapa) saat bertemu orang lain

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Skor maks Jumlah pernyataan

Nilai sikap (Jumlah Skor : Skor Maksimal) 4

Page 152: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

136

KRITERIA RENTANG SKOR

Sangat baik (SB) 3.66 – 4.00

Baik (B) 2.66 – 3.65

Cukup (C) 1.66 – 2.65

Kurang (K) ≤ 1.66

b. Penilaian Pengetahuan

NO. INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

TEKNIK

PENILAIAN

BENTUK

PENILAIAN

INSTRUMEN

1. Memahami pengertian

atau definisi teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan

pengertian teks

berita!

2. Memahami unsur-

unsur teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan unsur-

unsur teks berita!

3. Menetukan ciri-ciri

teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan ciri-ciri

teks berita!

4. Menjelaskan struktur

teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan struktur

teks berita!

5. Menganalisis hal-hal

yang diperhatikan

dalam membaca teks

berita.

Tes tulis Uraian bebas Tuliskan hal-hal

yang diperhatikan

dalam membaca

teks berita!

Pedoman Penskoran Pengetahuan

NO. SOAL PETUNJUK PENSKORAN SKOR

1. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 5

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap, 3

Page 153: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

137

tetapi logis

Tidak jelas dan tidak logis 1

2. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 5

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 3

Tidak jelas dan tidak logis 1

3.

Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

4. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

5. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa =

x 100 =

c. Penilaian Kererampilan

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

TEKNIK

PENILAIAN

BENTUK

PENILAIAN

INSTRUMEN

Membaca teks

berita

Tes membaca

Uraian bebas

1. Bucalah teks berita yang

berjudul “Siswi Smp

Asal Semarang Raih Juara

Lomba Kartun

Page 154: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

138

Internasional”!

2. Dalam membaca teks

berita, siswa harus

memperhatikan:

a. Penempatan Jeda;

b. Pelafalan;

c. Intonasi;

d. Kinesik;

e. Mimik Wajah.

Pedoman Penskoran Keterampilan

PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA

DALAM PELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA

Nama : ........................ Tanggal :............................

judul :.........................

Skor Kategori Kriteria Komentar

P

E

L

A

F

A

L

A

N

27-30

Sangat baik

Pelafalan fonem jelas, tidak

ada pengaruh pelafalan dari

bahasa daerah dan lancar

melafalkan bahasa asing

22-26

Baik

Pelafalan fonem jelas, tidak

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah dan cukup

jelas melafalkan bahasa asing

17-21

Sedang

Pelafalan fonem kurang jelas,

beberapa kali terpengaruh

pelafalan dari bahasa daerah

dan cukup jelas melafalkan

bahasa asing

13-16

Sangat

kurang

Pelafalan fonem kurang jelas,

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah, dan kurang

jelas pelafalan bahasa asing

P

Penempatan tekanana, jeda,

Page 155: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

139

E

N

E

M

P

A

T

A

N

J

E

D

A

18-20 Sangat baik serta durasi sesuai dan tepat

14-17

Baik

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi baik sesuai dan

tepat

10-13

Sedang

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi cukup sesuai

meskipun kurang tepat

7-9

Sangat

kurang

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi cukup sesuai

meskipun kurang tepat

I

N

T

O

N

A

S

18-20

Sangat baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasinya

tepat, dan suara lantang

terdengar oleh audien

14-17

Baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasi tepat,

dan suara cukup lantang

terdengar oleh audien

10-13

Sedang

Penempatan nada suara

kurang bervariasi atau cukup

menarik, penempatan intonasi

kurang tepat, dan suara

kurang lantang terdengar oleh

Page 156: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

140

I audien

7-9

Sangat

kurang

Penempatan nada suara

kurang bervariasi atau kurang

menarik, penempatan intonasi

tidak tepat, dan suara kurang

lantang terdengar oleh audien

K

I

N

E

S

I

K

18-20

Sangat baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh tenang dan stabil

14-17

Baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, dan

stabil

10-13

Sedang

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, tetapi

kurang stabil

7-9

Sangat

kurang

Gerak-gerik fisik kurang

tepat, sikap tubuh kurang

tenang, dan kurang stabil

M

I

M

I

K

W

A

J

A

9-10

Sangat baik

Mimik wajah menarik dan

tatapan mata tepat

7-8

Baik

Mimik wajah cukup menarik

dan tatapan mata tepat

4-6

Sedang

Mimik wajah kurang

menarik tetapi tatapan mata

Page 157: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

141

H

cukup tepat

1-3

Sangat

kurang

Mimik wajah kurang

menarik dan tatapan mata

kurang tepat

KOMENTAR:…………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………..………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

……

JUMLAH :

PENILAI :

(Adopsi Nurgiyantoro, 2012:441 dengan berbagai perubahan)

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa =

x 100 =

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

NILAI NILAI UBAH SKALA EMPAT KATEGORI

1-4 D-A

86 – 100 4 A Baik Sekali

Page 158: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

142

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012: 253) dengan beberapa perubahan

75 – 85 3 B Baik

56 – 74 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

Page 159: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

143

Lampiran II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Anggeraja

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Materi Pelajaran : Teks Berita

Kelas/Semester :VIII

Jumlah pertemuan : 2 X Pertemuan

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Mengidentifikasi unsur-

unsur teks berita

(membanggakan dan

memotivasi) yang didengardan

dibaca.

3.1.6 Menjelaskan Pengertian teks

berita

3.1.7 Menjelaskan ciri-ciri teks berita

3.1.8 Menganalisis Unsur-unsur berita

(5 W+1H)

3.1.9 Menjelakan struktur teks berita

3.1.10 Hal-hal yang diperhatikan dalam

membaca teks berita.

Page 160: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

144

4.1 Menyimpulkan isi dari

berita(membanggakan dan

memotivasi) yang dibacadan

didengar

4.1.2 Membuat Ringkasan dan

penyimpulan berita.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa melakukan pembelajaran, siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian teks berita.

2. Menjelaskan ciri-ciri teks berita

3. Menganalisis unsur-unsur berita (5W+1H).

4. Menjelaskan struktur teks berita

5. Menganalisis hal-hal yang diperhatikan dalam membaca teks berita.

D. Materi pembelajaran

1. Teks Berita

2. Ciri-ciri teks berita

3. Unsur-unsur dalam teks berita

4. Struktur teks berita

5. Hal-hal yang diperhatikan dalam membaca teks berita

E. Metode pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode Pembelajaran : Konvensional (ceramah dan penugasan)

F. Media Pembelajaran 1. Media LCD projector,

2. Laptop,

3. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar

a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

c. Modul/bahan ajar,

d. Internet,

e. Sumber lain yang relevan

Page 161: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

145

H. Langkah- langkah Pembelajaran

Pertemuan ke 1 (2x45 menit)

Pertemuan ke 2 (2x45 menit)

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, menyiapkan dan

memotivasi peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran.

2. Guru memberikan pertanyaan dengan kondisi dan

pembelajaran sebelumnya.

3. Guru memberikan informasi tentang kompetensi,

materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran

yang akan dilaksankan.

4. Guru mulai menyampaikan materi dan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.

20 menit

Inti 1. Siswa memahami apa yang dimaksud dengan teks

berita, ciri-ciri teks berita, unsur-unsur teks berita,

struktur teks berita, dan hal-hal yang diperhatikan

dalam membaca teks berita.

2. Guru mempersihlakan siswa bertanya ketika ada yang

kurang dipahami tentang teks berita, ciri-ciri teks

berita, unsur-unsur teks berita, struktur teks berita, dan

hal-hal yang diperhatikan dalam membaca teks berita.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa

60 menit

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

2. Siswa bersama guru merefleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut

pembelajaran.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

10 menit

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam, menyiapkan dan memotivasi

peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.

2. Guru memberikan pertanyaan dengan kondisi dan

pembelajaran sebelumnya.

20220 menit

Page 162: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

146

I. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian

d. Sikap : Observasi

e. Pengetahuan : Tertulis

f. Keterampilan : Praktik

2. Instrumen penilaian

b. Penilaian Proses

Penilaian sikap

3. Guru memberikan informasi tentang kompetensi,

materi, tujuan, manfaat dan langkah pembelajaran yang

akan dilaksankan.

4. Guru mulai menyampaikan materi dan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi dasar.

Inti 1. Guru mengingatkan kembali pengertian tentan teks

berita, ciri-ciri teks berita, unsur-unsur teks berita,

struktur teks berita, dan hal-hal yang diperhatikan

dalam membaca teks berita.

2. Guru memberikan contoh teks berita dengan judul

“Siswi Smp Asal Semarang Raih Juara Lomba Kartun

Internasional” untuk dibaca dengan waktu 5 menit

3. Siswa membaca teks berita selama 5 menit semaksimal

mungkin

4. Guru menjelaskan tentang tugas yang akan diberikan

5. Guru memberikan tugas kepada siswa

60 menit

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

2. Siswa bersama guru merefleksi terhadap kegiatan

pembelajaranyang sudah dilaksanakan.

3. Siswa menyimak informasi mengenai tindak lanjut

pembelajaran.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan

berdoa.

10 menit

NO. NAMA

SISWA

KRITERIA SIKAP

JUMLAH

SKOR

PROFIL

SIKAP

SECARA

UMUM

Sipirtual Jujur Tanggung

Jawab

Santun

Page 163: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

147

KRITERIA SIKAP PETUNJUK PENSKORAN SKOR

Spiritual:

1. Berdoa sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu

2. Mengucapkan rasa syukur atas

karunia Tuhan

3. Memberi salam sebelum dan

sesudah menyampaikan pendapat

atau presentasi

4. Mengungkapkan kekaguman

secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat

kebesaran Tuhan

5. Merasakan keberadaan dan

kebesaran Tuhan saat

mempelajari ilmu pengetahuan

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Jujur:

1. Tidak menyontek dalam

mengejarkan ujian atau ulangan

atau tugas

2. Tidak melakukan plagiat

(mengambil atau menyalin karya

orang lain tanpa menyebutkan

sumber) dalam mengerjakan setiap

tugas

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

1.

2.

3.

4.

5.

dst.

Page 164: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

148

3. Mengungkapkan perasaan

terhadap sesuatu apa adanya

4. Melaporkan dan atau informasi

apa adanya

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Tanggung jawab:

1. Melakukan tugas individu dengan

baik

2. Menerima resiko dari tindakan

yang dilakukan

3. Tidak menuduh orang lain tanpa

bukti yang akurat

4. Mengembalikan barang yang

dipinjam

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Santun:

1. Menghormati orang lain

2. Mengucapkan terima kasih

setelah menerima bantuan orang

lain

3. Menggunakan bahasa santun saat

menyampaikan pendapat

4. Menggunakan bahasa santun saat

mengkritik pendapat teman

5. Bersikap 3S (salam, seyum, sapa)

saat bertemu orang lain

Selalu, apabila selalu melakukan sesuai

pernyataan

4

Sering, apabila sering melakukan sesuai

pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

3

Kadang-kadang, apabila kadang-kadang

melakukan dan sering tidak melakukan

2

Tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan

1

Skor maks Jumlah pernyataan

Nilai sikap (Jumlah Skor : Skor Maksimal) 4

KRITERIA RENTANG SKOR

Sangat baik (SB) 3.66 – 4.00

Page 165: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

149

Baik (B) 2.66 – 3.65

Cukup (C) 1.66 – 2.65

Kurang (K) ≤ 1.66

a. Penilaian Pengetahuan

NO. INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

TEKNIK

PENILAIAN

BENTUK

PENILAIAN

INSTRUMEN

1. Memahami pengertian

atau definisi teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan

pengertian teks

berita!

2. Memahami unsur-

unsur teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan unsur-

unsur teks berita!

3. Menetukan ciri-ciri

teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan ciri-ciri

teks berita!

4. Menjelaskan struktur

teks berita

Tes tulis Uraian bebas Jelaskan struktur

teks berita!

5. Menganalisis hal-hal

yang diperhatikan

dalam membaca teks

berita.

Tes tulis Uraian bebas Tuliskan hal-hal

yang diperhatikan

dalam membaca

teks berita!

Pedoman Penskoran Pengetahuan

NO. SOAL PETUNJUK PENSKORAN SKOR

1. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 5

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 3

Tidak jelas dan tidak logis 1

Page 166: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

150

2. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 5

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 3

Tidak jelas dan tidak logis 1

3.

Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

4. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

5. Menjelaskan dengan tepat, lengkap, dan

logis 10

Menjelaskan dengan tepat, tidak lengkap,

tetapi logis 5

Tidak jelas dan tidak logis 2

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa =

x 100 =

b. Penilaian Kererampilan

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

TEKNIK

PENILAIAN

BENTUK

PENILAIAN

INSTRUMEN

Membaca teks

berita

Tes membaca

Uraian bebas

1. Bucalah teks berita yang

berjudul “Mantap!

Pelajar Indonesia Raih

Medali di Ajang ICYS

Page 167: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

151

2017”!

2. Dalam membaca teks

berita, siswa harus

memperhatikan:

a. Penempatan Jeda;

b. Pelafalan;

c. Intonasi;

d. Kinesik;

f. Mimik Wajah.

Pedoman Penskoran Keterampilan

PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA

DALAM PELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA

Nama : ........................ Tanggal :............................

judul :.........................

Skor Kategori Kriteria Komentar

P

E

L

A

F

A

L

A

N

27-30

Sangat baik

Pelafalan fonem jelas, tidak

ada pengaruh pelafalan dari

bahasa daerah dan lancar

melafalkan bahasa asing

22-26

Baik

Pelafalan fonem jelas, tidak

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah dan cukup

jelas melafalkan bahasa asing

17-21

Sedang

Pelafalan fonem kurang jelas,

beberapa kali terpengaruh

pelafalan dari bahasa daerah

dan cukup jelas melafalkan

bahasa asing

13-16

Sangat

kurang

Pelafalan fonem kurang jelas,

terpengaruh pelafalan dari

bahasa daerah, dan kurang

jelas pelafalan bahasa asing

Page 168: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

152

P

E

N

E

M

P

A

T

A

N

J

E

D

A

18-20

Sangat baik

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi sesuai dan tepat

14-17

Baik

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi baik sesuai dan

tepat

10-13

Sedang

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi cukup sesuai

meskipun kurang tepat

7-9

Sangat

kurang

Penempatan tekanana, jeda,

serta durasi cukup sesuai

meskipun kurang tepat

I

N

T

O

N

18-20

Sangat baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasinya

tepat, dan suara lantang

terdengar oleh audien

14-17

Baik

Penempatan nada suara

bervariasi atau menarik,

penempatan intonasi tepat,

dan suara cukup lantang

terdengar oleh audien

Penempatan nada suara

kurang bervariasi atau cukup

menarik, penempatan intonasi

Page 169: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

153

A

S

I

10-13 Sedang kurang tepat, dan suara

kurang lantang terdengar oleh

audien

7-9

Sangat

kurang

Penempatan nada suara

kurang bervariasi atau kurang

menarik, penempatan intonasi

tidak tepat, dan suara kurang

lantang terdengar oleh audien

K

I

N

E

S

I

K

18-20

Sangat baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh tenang dan stabil

14-17

Baik

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, dan

stabil

10-13

Sedang

Gerak-gerik fisik tepat, sikap

tubuh cukup tenang, tetapi

kurang stabil

7-9

Sangat

kurang

Gerak-gerik fisik kurang

tepat, sikap tubuh kurang

tenang, dan kurang stabil

M

I

M

I

K

W

A

J

9-10

Sangat baik

Mimik wajah menarik dan

tatapan mata tepat

7-8

Baik

Mimik wajah cukup menarik

dan tatapan mata tepat

Mimik wajah kurang

Page 170: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

154

A

H

4-6 Sedang menarik tetapi tatapan mata

cukup tepat

1-3

Sangat

kurang

Mimik wajah kurang

menarik dan tatapan mata

kurang tepat

KOMENTAR:…………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………..………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

……

JUMLAH :

PENILAI :

(Adopsi Nurgiyantoro, 2012:441 dengan berbagai perubahan)

Keterangan:

Nilai Perolehan Siswa =

x 100 =

Page 171: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

155

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

Sumber: Diadopsi dari Nurgiyantoro (2012: 253) dengan beberapa perubahan

NILAI NILAI UBAH SKALA EMPAT KATEGORI

1-4 D-A

86 – 100 4 A Baik Sekali

75 – 85 3 B Baik

56 – 74 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

Page 172: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

156

Nilai Pretes Siswa Membaca Teks Berita

Kelas Kontrol

NO

Kode Siswa Nilai Siswa Kategori

1 S01 60 C

2 S02 62 C

3 S03 70 C

4 S04 60 C

5 S05 70 C

6 S06 76 B

7 S07 58 C

8 S08 86 B

9 S09 58 C

10 S10 64 C

11 S11 78 B

12 S12 70 C

13 S13 62 C

14 S14 60 C

15 S15 76 B

16 S16 74 C

17 S17 62 C

18 S18 60 C

19 S19 75 B

20 S20 65 C

21 S21 75 B

22 S22 87 B

23 S23 74 C

24 S24 75 B

25 S25 87 B

26 S26 76 B

27 S27 86 B

28 S28 58 C

29 S29 74 C

30 S30 75 B

Lampiran III

Page 173: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

157

Nilai Postes Siswa Membaca Teks Berita

Kelas Kontrol

No. Kode Siswa Nilai Siswa Kategori

1 S01 73 C

2 S02 64 C

3 S03 79 B

4 S04 68 C

5 S05 78 B

6 S06 79 B

7 S07 73 C

8 S08 87 B

9 S09 64 C

10 S10 79 B

11 S11 81 B

12 S12 68 C

13 S13 80 B

14 S14 68 C

15 S15 90 B

16 S16 81 B

17 S17 75 B

18 S18 70 C

19 S19 81 B

20 S20 74 C

21 S21 83 B

22 S22 87 B

23 S23 81 B

24 S24 83 B

25 S25 87 B

26 S26 83 B

27 S27 95 B

28 S28 72 C

29 S29 75 B

30 S30 77 B

Page 174: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

158

Nilai Pretes Siswa Membaca Teks Berita

Kelas Eksperimen

No. Kode Siswa Nilai Siswa Kategori

1 S01 56 C

2 S02 69 C

3 S03 72 C

4 S04 67 C

5 S05 69 C

6 S06 56 C

7 S07 72 C

8 S08 70 C

9 S09 67 C

10 S10 72 C

11 S11 72 C

12 S12 60 C

13 S13 67 C

14 S14 72 C

15 S15 64 B

16 S16 67 B

17 S17 70 B

18 S18 72 C

19 S19 74 B

20 S20 69 C

21 S21 75 B

22 S22 69 B

23 S23 77 B

24 S24 78 B

25 S25 70 B

26 S26 84 B

27 S27 75 B

28 S28 74 C

29 S29 82 B

30 S30 74 B

Page 175: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

159

Nilai Postes Siswa Membaca Teks Berita

Kelas Eksperimen

No. Kode Siswa Nilai Siswa Kategori

1 S01 75 B

2 S02 77 B

3 S03 95 B

4 S04 75 B

5 S05 80 B

6 S06 92 B

7 S07 80 B

8 S08 92 B

9 S09 80 B

10 S10 90 B

11 S11 90 B

12 S12 87 B

13 S13 86 B

14 S14 87 B

15 S15 72 C

16 S16 86 B

17 S17 85 B

18 S18 80 B

19 S19 90 B

20 S20 85 B

21 S21 80 B

22 S22 85 B

23 S23 79 B

24 S24 78 B

25 S25 84 B

26 S26 84 B

27 S27 80 B

28 S28 84 B

29 S29 95 B

30 S30 84 B

Page 176: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

160

Lampiran IV

Nilai Hasil SPSS

A. Uji Normalitas

1. Hasil analisis SPSS kelas kontrol

a. Lilliefors Significance Correction * This is a lower bound of the true significance

2. Hasil analisis SPSS kelas eksperimen

Tests of Normality

a. Lilliefors Significance Correction * This is a lower bound of the true significance

B. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1,207 1 58 ,276

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Kelas

Kontrol ,112 30 ,200

* ,973 30 ,610

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Kelas

Eksperimen ,129 30 ,200

* ,972 30 ,589

Page 177: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

161

C. Uji Hipotesis (t)

T tabel

Page 178: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

162

Lampiran V

Teks Berita kelas Eksperimen

Siswi Smp Asal Semarang Raih Juara Lomba Kartun

Internasional

SEMARANG - Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

17 Semarang Hannani Trisima Anjani (15) menjuarai lomba

kartun internasional bertajuk "Cartoon Competition on

Environmental Protection 2017" di Tiongkok."Pengumuman

pemenangnya baru kemarin Jumat (23/3).Alhamdulillah, saya

bangga bisa membawa nama baik sekolah dan orang tua," kata

Hannani yang meraih titel "Bronze Award" kategori pelajar itu, di

Semarang, baru-baru ini.Ia menceritakan kontes kartun tersebut

dibuka pendaftarannya pada Desember 2017 dengan mengangkat

tema perlindungan terhadap lingkungan dan setidaknya ada 3.000

karya yang masuk dari para kartunis di 34 negara.

Pada ajang tersebut, remaja yang tinggal di Jalan Cempaka Nomor

24, RT 11/RW 7, Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang, itu

mengirimkan karyanya yang mengangkat isu tentang kekeringan

di suatu wilayah."Kartun saya menampilkan visual tank yang

mampu mengeluarkan air bersih, di depannya ada sejumlah orang

mengantre.Idenya, dari negara-negara yang sering kekurangan air,

dan juga dilanda perang," katanya.

Akhirnya, kata dia, kedua problematika dan isu dunia, yakni

kekeringan dan perang itu digabung dalam satu karya kartunnya

yang kemudian dikirimkannya ke ajang yang menjadikannya

sebagai juara itu.Selama ini, Hannani juga kerap mengirimkan

karya kartunnya dalam berbagai lomba tingkat internasional dan

sering masuk sebagai finalis, namun baru pada ajang kali ini

karyanya berhasil memenangkan titel "bronze".

Page 179: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

163

Dari 50 besar kategori pelajar yang mengikuti kontes kartun

internasional itu, Hannani juga termasuk paling belia karena para

peserta lainnya merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan

tinggi di dunia.Kepala SMP Negeri 17 Semarang Hariyanto

merasa bangga dengan prestasi yang diraih anak didinya tersebut

yang diakuinya termasuk siswa berprestasi dengan nilai akademik

yang baik di sekolah.

Teks Berita Kelas Kontrol

Mantap! Pelajar Indonesia Raih Medali

di Ajang ICYS 2017

JAKARTA - Sejumlah pelajar Indonesia kembali menorehkan

prestasi di ajang International Conference of Young Scientist

(ICYS) 2017 di Jerman. Tim Indonesia berhasil meraih satu medali

emas, dua medali perak, dan dua special award dalam kompetisi

penelitian ini.

Mereka adalah Fira Fatmasiefa dan Bramasto Prasodjo. Siswa

Chanda Kusuma School, Medan, itu berhasil meraih medali emas.

Keduanya meneliti terkait Braille Learning Algorithm Research

Computer Science yaitu cara memformalkan tata belajar huruf

braille ke dalam komputasi.

Peserta lainnya yakni Alfian Sulung Budi yang merupakan siswa

SMA Saint Angela Bandung. Ia berhasil meraih medali perak

dengan mengangkat penelitian terkait akustika musikal sasando.

Sementara Nicholas Patrik yang merupakan siswa SMP Cita Hati

Surabaya berhasil menyabet medali perak di kategori best scientific

Page 180: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

164

poster mathematics yang mengusung tema 'New Model of

Complex

Plan with Clyndrical Grap'.

Tim dari Indonesia lainnya yakni Sabrina Sabila dan Gusti

Salsabila yang merupakan siswa SMA Negeri 1 Sampit

Kalimantan Tengah. Ia berhasil meraih Special Award Life

Science dengan penelitiannya terkait riset tanaman dayat

tradisional kalapa.

Selain itu, Kartika Pertiwi meraih Best Poster Research terkait

arsitektur pohon untuk pencegahan erosi. Siswa asal SMA Negeri 2

Wonosari ini berhasil meraih medali perak. Kemudian ada Carissa

Setiawan Ichtus School yang meraih medali perak dengan poster

risetnya tentang limbah industri ikan. Selamat kepada para pelajar

Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa

Page 181: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

165

Lampiran VI Dokumentasi Penelitian

Lokasi Penelitian di SMP Negeri 2 Anggeraja

Pembelajaran di Kelas Kontrol dan Eksperimen

Page 182: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

166

Page 183: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

167

Page 184: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

168

Page 185: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

169

Page 186: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

170

Page 187: KEEFEKTIFAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READING, …

171

RIWAYAT HIDUP

Farida Rahmasari. Dilahirkan di Tantido

Kabupaten Enrekang pada tanggal 11 Januari 1998.

Penulis lahir dari pasangan Alm. Deni dan Sahawia

merupakan anak ke empat dari sembilan bersaudara.

Penulis memasuki jejang pendidikan dasar di bangku MIS

Guppi Dakdah Kabupaten Enrekang pada tahun 2004 dan

tamat pada tahun 2010. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke SMP

Negeri 2 Anggeraja pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Kemudian di

tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Enrekang

dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis kembali melanjutkan

pendidikan ke Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima sebagai

mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, program Strata Satu

S-1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan selesai tahun 2020.

Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Swt. Serta iringan doa dari

orang tua, sehingga perjuangan panjang dan kerja keras penulis dalam mengikuti

pendidikan di perguruan tinggi dapat diselesaikan dengan tersusunnya skripsi

yang berjudul “Keefektifan Metode SQ3R (Survey, Question, Reading, Recite,

And Review) dalam Pembelajaran Membaca Teks Berita pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Anggeraja Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang”.