kecewa !!

Upload: nadzier-wiriadinata

Post on 03-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Kecewa !!

    1/3

    KECEWA !

    Oleh : H. E. Nadzier Wiriadinata

    Dalam kehidupan yang kompetitif dan penuh

    ketidakpastian ini terkadang atau bahkan seringkali

    kita dihadapkan dengan berbagai hal yang tidak sesuai

    dengan apa yang kita harapkan. Ketidak-sesuaian

    antara kenyataan dengan harapan tersebut dipastikan

    menimbulkan perasaan kecewa. Kadar tingkat

    kekecewaan yang muncul pada setiap individu

    tentunya beragam dan tidak sama. Keragaman tingkat

    kekecewaan itu sendiri ternyata sebenarnya sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Namun

    demikian, sejatinya, faktor dominan yang mengakibatkan sangat beragamnya response atau

    reaksi individu terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan itu adalah dikarenakan

    perbedaan kualitas moral yang dimiliki masing-masing individu.

    Kecewa dalam batas tertentu sebagai response/reaksi spontan atas peristiwa yang tidak sesuai

    dengan harapan tentunya bisa ditolelir, wajar dan sangat manusiawi. Menjadi tidak wajar dan

    sangat tidak agamis manakala perasaan kecewamembuat seseorang tidak menerima, marah,

    dan kemudian mencari kambing hitam atas apa yang terjadi serta membiarkan rasa kecewa

    tersebut berlarut-larut tersimpan dalam hatinya, yang kemudian mengakibatkan disharmony

    dalam dirinya. Ketika disharmony dalam dirinya terjadi (seperti stress, depresi, konsentrasi

    berfikir serta kenikmatan makan dan tidur terganggu dsb), maka bahaya dalam bentuk yang

    lebih parah lagi akan terjadi manakala dilakukan pembiaran tanpa solusi. Fakta membuktikan

    bahwa tidak sedikit orang yang masuk rumah sakit jiwa karena kekecewaan yag begitu

    mendalam. Tidak jarang gesekan-gesekan ataupun konflik hebat (laten atau terbuka) di

    sebuah instansi/institusi terjadi akibat atau berawal dari rasa kecewa. Juga, tidak sedikit

    demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan hebat dikalangan kelompok tertentu dipicu

    karena akumulasi rasa kecewa akibat tidak terpenuhinya tuntuan mereka. Bahkan tidak

    sedikit perang antar negara dipicu oleh kemarahan akibat kekecewaan yang dialami oleh

    pemimpin dan warga negara yang sedang bertikai. Oleh karena itu, jangan pernah

    menganggap ringan perasaan kecewa dan jangan biarkan perasaan kecewa menggerogoti jiwa

    kita sehingga kita menjadi sakit secara kejiwaan.

  • 8/12/2019 Kecewa !!

    2/3

    Jika kita telusuri betapa sejak dini Allah SWT melalui Rasulnya telah memberikan tips (kiat-

    kiat)agar manusia tidak terjebak dalam lingkaran kekecewaan yang mendalam dan berlarut-

    larut (QS al Isra:82). Hanya saja seringkali manusia mengabaikan tips atau kiat-kiat yang

    telah Allah tuangkan dalam firman-Nya yang tersebar di beberapa ayat al-Quran. Tawakkal,

    shabar, syukurdan ikhlas itulahempat prinsip moral yang Allah anjurkan kepada kita agar

    kita terbebas dari jeratan perasaan kecewa yang menyempitkan jiwa serta membutakan mata

    hati. Tawakkal, shabar, syukurdan ikhlasadalah empat kosa kata yang secara teoritis begitu

    akrab di telinga dan fikiran kita namun secara praktek masih belum teraktualisasikan

    sebagaimana mestinya dan bahkan seringkali terlupakan saat berbenturan dengan kenyataan

    pahit, sehingga akibatnya jiwa kita sangat begitu rentan terhadap jeratan rasa kecewa.

    Tawakkal adalah sebuah bentuk sikap kepasrahan manusia terhadap Sang Khaliq.

    Kepasrahan yang tentunya tidak pasif melainkan dinamis. Dinamis karena dalam sikap

    tawakkal terkandung prasyarat berupa adanya usaha/upaya/perjuangan yang maksimal.

    Tawakkal menuntut pula adanya sebuah keyakinan yang sangat kuat bahwa Allah lebih tahu

    apa yang terbaik bagi dirinya. Tidak hanya itu, bersikap tawakkal pun menuntut adanya

    persyaratan lain, yaitu sikap shabar,syukur dan ikhlas. Karenanya, seorang yang bersikap

    tawakkal pastilah dia rela/ridla/ikhlas/nrimo dan tabah atas apapun yang terjadi karena yang

    bersangkutan sangat begitu meyakini bahwa ada hikmah dan pembelajaran dibalik peristiwa

    apapun yang terjadi. Hidup adalah pembelajaran, yaitu belajar untuk semakin arif menyikapi

    hidup yang penuh dengan segala kemungkinan, baik yang menyakitkan/mengecewakan

    ataupun yang menyenangkan.

    Tawakkal, shabar, syukur dan ikhlasadalah satu kesatuan sikap perilaku yang tak mungkin

    berdiri secara sendiri-sendiri atau terpisah. Keempatnya saling menguatkan. Tidak mudah

    memang mewujudkan sikap tawakkal, shabar, syukurdan ikhlasdalam perilaku kita karena

    keempat sikap tersebut hanya mungkin terinternalisasi dalam diri kita melalui proses

    latihan/riyadloh yang cukup panjang dan penuh lika-liku serta harus dijalani dengan penuh

    ketekunan. Sayangnya, proses internalisasi keempat prinsip moral tersebut kurang

    mendapatkan perhatian yang serius dalam dunia pendidikan kita. Nilai-nilai moral selama ini

    hanya dijadikan obyek penalaran semata, sehingga wajar bila kita menjadi bangsa yang

    rapuh. Karenanya, harus ada upaya-upaya terobosan nyata didunia pendidikan kita terkait

    internalisasi keempat prinsip moral yang diungkapkan di atas. Teori-teori pendidikan yang

    ada dan telah diterapkan selama ini di sekolah-sekolah lebih terpusat pada peningkatan

  • 8/12/2019 Kecewa !!

    3/3

    kualitas pendidikan dari aspek kognitifnya semata. Lebih tepatnya, lembaga pendidikan baru

    berperan sebatas melakukan proses transfer pengetahuan. Tidak lebih.

    Sejarah membuktikan kepada kita bahwa sistem pendidikan di negara kita yang seringkali

    gonta ganti kurikulum tak pernah mampu membangkitkan karakter bangsa seperti yang

    diharapkan. Yang terjadi malah keterpurukan moral dikalangan anak didik kita. Berbagai

    kasus tawuran, aksi-aksi genk motor dengan beragam tindakan brutalnya serta berbagai

    kasus a-susila dan kriminal lainnya adalah bukti-bukti nyata yang tak terbantahkan lagi.

    Kita berharap Allah SWT memudahkan kita dalam melakukan upaya internalisasi nilai-nilai

    tawakkal, shabar, syukur dan ikhlas kedalam diri kita melalui proses latihan/riyadloh tiada

    henti sambil tetap menjalankan aktivitas rutin kita masing-masing. Kita pun berharap para

    pendidik senantiasa dapat melahirkan pola-pola kreatif, inovatif, dan konstruktif dalam

    melakukan internalisasi prinsip-prinsip moral tersebut kedalam perilaku siswa di masing-

    masing jenjang satuan pendidikan. Hanya melalui upaya internalisasi keempat nilai-nilai

    moral tersebut dalam perilaku kita dan anak didik kita, upaya membentuk karakter bangsa

    yang tangguh dan beradab akan dapat terwujud. Insyaallah ..