kecewa !!
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Kecewa !!
1/3
KECEWA !
Oleh : H. E. Nadzier Wiriadinata
Dalam kehidupan yang kompetitif dan penuh
ketidakpastian ini terkadang atau bahkan seringkali
kita dihadapkan dengan berbagai hal yang tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Ketidak-sesuaian
antara kenyataan dengan harapan tersebut dipastikan
menimbulkan perasaan kecewa. Kadar tingkat
kekecewaan yang muncul pada setiap individu
tentunya beragam dan tidak sama. Keragaman tingkat
kekecewaan itu sendiri ternyata sebenarnya sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Namun
demikian, sejatinya, faktor dominan yang mengakibatkan sangat beragamnya response atau
reaksi individu terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan itu adalah dikarenakan
perbedaan kualitas moral yang dimiliki masing-masing individu.
Kecewa dalam batas tertentu sebagai response/reaksi spontan atas peristiwa yang tidak sesuai
dengan harapan tentunya bisa ditolelir, wajar dan sangat manusiawi. Menjadi tidak wajar dan
sangat tidak agamis manakala perasaan kecewamembuat seseorang tidak menerima, marah,
dan kemudian mencari kambing hitam atas apa yang terjadi serta membiarkan rasa kecewa
tersebut berlarut-larut tersimpan dalam hatinya, yang kemudian mengakibatkan disharmony
dalam dirinya. Ketika disharmony dalam dirinya terjadi (seperti stress, depresi, konsentrasi
berfikir serta kenikmatan makan dan tidur terganggu dsb), maka bahaya dalam bentuk yang
lebih parah lagi akan terjadi manakala dilakukan pembiaran tanpa solusi. Fakta membuktikan
bahwa tidak sedikit orang yang masuk rumah sakit jiwa karena kekecewaan yag begitu
mendalam. Tidak jarang gesekan-gesekan ataupun konflik hebat (laten atau terbuka) di
sebuah instansi/institusi terjadi akibat atau berawal dari rasa kecewa. Juga, tidak sedikit
demonstrasi yang berakhir dengan kerusuhan hebat dikalangan kelompok tertentu dipicu
karena akumulasi rasa kecewa akibat tidak terpenuhinya tuntuan mereka. Bahkan tidak
sedikit perang antar negara dipicu oleh kemarahan akibat kekecewaan yang dialami oleh
pemimpin dan warga negara yang sedang bertikai. Oleh karena itu, jangan pernah
menganggap ringan perasaan kecewa dan jangan biarkan perasaan kecewa menggerogoti jiwa
kita sehingga kita menjadi sakit secara kejiwaan.
-
8/12/2019 Kecewa !!
2/3
Jika kita telusuri betapa sejak dini Allah SWT melalui Rasulnya telah memberikan tips (kiat-
kiat)agar manusia tidak terjebak dalam lingkaran kekecewaan yang mendalam dan berlarut-
larut (QS al Isra:82). Hanya saja seringkali manusia mengabaikan tips atau kiat-kiat yang
telah Allah tuangkan dalam firman-Nya yang tersebar di beberapa ayat al-Quran. Tawakkal,
shabar, syukurdan ikhlas itulahempat prinsip moral yang Allah anjurkan kepada kita agar
kita terbebas dari jeratan perasaan kecewa yang menyempitkan jiwa serta membutakan mata
hati. Tawakkal, shabar, syukurdan ikhlasadalah empat kosa kata yang secara teoritis begitu
akrab di telinga dan fikiran kita namun secara praktek masih belum teraktualisasikan
sebagaimana mestinya dan bahkan seringkali terlupakan saat berbenturan dengan kenyataan
pahit, sehingga akibatnya jiwa kita sangat begitu rentan terhadap jeratan rasa kecewa.
Tawakkal adalah sebuah bentuk sikap kepasrahan manusia terhadap Sang Khaliq.
Kepasrahan yang tentunya tidak pasif melainkan dinamis. Dinamis karena dalam sikap
tawakkal terkandung prasyarat berupa adanya usaha/upaya/perjuangan yang maksimal.
Tawakkal menuntut pula adanya sebuah keyakinan yang sangat kuat bahwa Allah lebih tahu
apa yang terbaik bagi dirinya. Tidak hanya itu, bersikap tawakkal pun menuntut adanya
persyaratan lain, yaitu sikap shabar,syukur dan ikhlas. Karenanya, seorang yang bersikap
tawakkal pastilah dia rela/ridla/ikhlas/nrimo dan tabah atas apapun yang terjadi karena yang
bersangkutan sangat begitu meyakini bahwa ada hikmah dan pembelajaran dibalik peristiwa
apapun yang terjadi. Hidup adalah pembelajaran, yaitu belajar untuk semakin arif menyikapi
hidup yang penuh dengan segala kemungkinan, baik yang menyakitkan/mengecewakan
ataupun yang menyenangkan.
Tawakkal, shabar, syukur dan ikhlasadalah satu kesatuan sikap perilaku yang tak mungkin
berdiri secara sendiri-sendiri atau terpisah. Keempatnya saling menguatkan. Tidak mudah
memang mewujudkan sikap tawakkal, shabar, syukurdan ikhlasdalam perilaku kita karena
keempat sikap tersebut hanya mungkin terinternalisasi dalam diri kita melalui proses
latihan/riyadloh yang cukup panjang dan penuh lika-liku serta harus dijalani dengan penuh
ketekunan. Sayangnya, proses internalisasi keempat prinsip moral tersebut kurang
mendapatkan perhatian yang serius dalam dunia pendidikan kita. Nilai-nilai moral selama ini
hanya dijadikan obyek penalaran semata, sehingga wajar bila kita menjadi bangsa yang
rapuh. Karenanya, harus ada upaya-upaya terobosan nyata didunia pendidikan kita terkait
internalisasi keempat prinsip moral yang diungkapkan di atas. Teori-teori pendidikan yang
ada dan telah diterapkan selama ini di sekolah-sekolah lebih terpusat pada peningkatan
-
8/12/2019 Kecewa !!
3/3
kualitas pendidikan dari aspek kognitifnya semata. Lebih tepatnya, lembaga pendidikan baru
berperan sebatas melakukan proses transfer pengetahuan. Tidak lebih.
Sejarah membuktikan kepada kita bahwa sistem pendidikan di negara kita yang seringkali
gonta ganti kurikulum tak pernah mampu membangkitkan karakter bangsa seperti yang
diharapkan. Yang terjadi malah keterpurukan moral dikalangan anak didik kita. Berbagai
kasus tawuran, aksi-aksi genk motor dengan beragam tindakan brutalnya serta berbagai
kasus a-susila dan kriminal lainnya adalah bukti-bukti nyata yang tak terbantahkan lagi.
Kita berharap Allah SWT memudahkan kita dalam melakukan upaya internalisasi nilai-nilai
tawakkal, shabar, syukur dan ikhlas kedalam diri kita melalui proses latihan/riyadloh tiada
henti sambil tetap menjalankan aktivitas rutin kita masing-masing. Kita pun berharap para
pendidik senantiasa dapat melahirkan pola-pola kreatif, inovatif, dan konstruktif dalam
melakukan internalisasi prinsip-prinsip moral tersebut kedalam perilaku siswa di masing-
masing jenjang satuan pendidikan. Hanya melalui upaya internalisasi keempat nilai-nilai
moral tersebut dalam perilaku kita dan anak didik kita, upaya membentuk karakter bangsa
yang tangguh dan beradab akan dapat terwujud. Insyaallah ..