kecerdasan ganda( williantika, rustiah, novirman)

43
Nama: Williantika Rahayu Rustiah Novirman Sudirman KECERDASAN GANDA A.Pengertian Kecerdasaan Ganda Intelligence (kecerdasan) adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan dan menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda di antara para ilmuan. Dalam pengertian yang populer, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak (Bainbridge, 2010). Definisi lain tentang kecerdasan mencakup kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan untuk berpikir produktif, kemampuan untuk belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman dan bahkan kemampuan untuk memahami hubungan. Kecerdasan juga dipahami sebagai tingkat kinerja suatu sistem untuk mencapai tujuan. Suatu sistem dengan kecerdasan lebih besar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai tujuannya. Cara lain untuk mendefinisikan dan

Upload: williantika-rahayu

Post on 11-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kecerdasan ganda

TRANSCRIPT

Page 1: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Nama: Williantika Rahayu Rustiah Novirman Sudirman

KECERDASAN GANDA

A.Pengertian Kecerdasaan Ganda

Intelligence (kecerdasan) adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan dan

menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda di antara para ilmuan. Dalam pengertian yang

populer, kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum untuk belajar

dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk

berpikir abstrak (Bainbridge, 2010). Definisi lain tentang kecerdasan mencakup kemampuan

beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan untuk

mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yang kompleks,

kemampuan untuk berpikir produktif, kemampuan untuk belajar dengan cepat dan belajar

dari pengalaman dan bahkan kemampuan untuk memahami hubungan. Kecerdasan juga

dipahami sebagai tingkat kinerja suatu sistem untuk mencapai tujuan. Suatu sistem dengan

kecerdasan lebih besar, dalam situasi yang sama, lebih sering mencapai tujuannya. Cara lain

untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan bisa dengan perbandingan kecepatan relatif

untuk mencapai tujuan dalam situasi yang sama (Fritz, 2010).

Sebagian lain mengatakan bahwa intelligence is a mental adaptation to new circumstances

(Kecerdasan adalah adaptasi mental pada keadaan baru). Terdapat juga pandangan yang lebih

spesifik dengan mengatakan bahwa kecerdasan itu lebih merupakan insting dan kebiasaan

yang turun-temurun atau adaptasi yang diperoleh untuk mengulangi keadaan; yang dimulai

dengan trial and error secara empiris. Bagi yang tidak sependapat dengan kedua pandangan

tersebut menanggapi bahwa definisi ini masih terlalu luas termasuk yang disebut keadaan

mental dalam definisi pertama perlu dibagi ke dalam struktur mental, yakni insting, training,

Page 2: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

dan kecerdasan. Dengan demikian, pandangan ini menyimpulkan bahwa kecerdasan hanya

muncul dalam tindakan atas dasar pemahaman yang mendalam, sedangkan trial and error

adalah salah satu bentuk dari training (latihan). Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa

kecerdasan itu muncul dari hasil bentukan kebiasaan yang paling sederhana ketika

beradaptasi dengan keadaan yang baru. Juga, harus diterima bahwa permasalahan, hipotesis,

dan kontrol yang merupakan embrio adanya keinginan untuk melakukan trial and error serta

karakteristik pengujian empiris dari adaptasi sensori-motorik yang dikembangkan merupakan

penanda kuat adanya kecerdasan (Piaget, 2002).

Oleh karena itu, definisi kecerdasan harus dilihat dari kedua sisi walapun masih menyisahkan

definisi yang sedikit tumpang tindih. Kedua sisi yang dimaksud adalah definisi fungsional

yang membentuk rangkaian struktur kognisi dan struktur khusus sebagai kriteria. Sekalipun

terjadi pro dan kontra seputar pengertian kecerdasan, paling tidak terdapat persyaratan

minimal untuk mengatakan sesuatu itu merupakan bentukan kecerdasan. Persyaratan yang

dimaksud adalah keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang memungkinkan setiap

individu mampu memecahkan kesulitan yang dihadapi. Jika keterampilan itu sesuai untuk

menciptakan produk yang efektif, harus juga memiliki potensi untuk menemukan dan

menciptakan masalah sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan baru (Gardner, 1983).

Kecerdasan manusia seharusnya dilihat dari tiga komponen utama; Pertama, kemampuan

untuk mengarahkan pikiran dan tindakan (the ability to direct thought and action). Kedua,

kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan (the ability to change the direction

of thought and action). Ketiga, kemampuan untuk mengeritisi pikiran dan tindakan sendiri

(ability to critisize own thoughts and actions) (Binet dalam Indiana, 2009). Sedangkan

Thorndike dalam Musfiroh (2008) menjelaskan bahwa untuk mengkaji kemampuan manusia

tidak bisa dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan kecenderungan, perubahan, dan

mengoreksi pikiran dan tindakan, tetapi harus dilihat dari kemampuan untuk beraktivitas

dengan menggunakan gagasan-gagasan dan simbol-simbol secara efektif (kemampuan

abstrak), kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan indera gerak yang dimilikinya

(kemampuan motorik), dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

(kemampuan sosial). Jadi, yang dimaksud dengan intelligence (kecerdasan) di sini adalah

kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan dalam lingkungan,

Page 3: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

kapasitas pengetahuan dan kemampuan untuk memperolehnya, kapasitas untuk memberikan

alasan dan berpikir abstrak, kemampuan untuk memahami hubungan, mengevaluasi dan

menilai, serta kapasitas untuk menghasilkan pikiran-pikiran produktif dan original.

Nampaknya, berbagai pandangan yang hanya melihat kecerdasan manusia dalam ruang

lingkup yang terbatas inilah yang memicu upaya keras dari Howard Gardner untuk

melakukan penelitian dengan melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang pada

akhirnya melahirkan teori multiple intelligence yang kemudian

dipublikasikan dalam frames of mind (1983), dan Intelligence Reframed (1999). Multiple

intelligence atau dalam tulisan ini disebut dengan kecerdasan majemuk adalah berbagai

keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam

pembelajaran (Fleetham, 2006). Gardner menemukan delapan macam kecerdasan jamak,

yakni (1) kecerdasan verbal/ linguistik, (2) logika matematik, (3) visual/spatial, (4)

music/rhythmic, (5) bodi/kinestetik, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, dan (8) naturalistik

Kecerdasan ganda adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan

suatu poroduk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu.

Kecerdasan ganda dapat diartikan menurut bahasa yaitu intelegensi. intelegensi adalah

sesuatu tata kelakuan manusia yang berbagai macam untuk berbuat sesuatu yang tepat dalam

merespon sesuatu yang ia terima dari segi berpikir dan bertindak. Tidak ada satuan kegiatan

manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan. Kesepuluh kecerdasan itu

bekerja sama secara utuh dan terpadu. Kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol

kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah. Semua kecerdasan itu dapat ditingkatkan

atau dikembangkan.

Menurut Piaget perkembangan intelegensi atau kecerdasan ganda terbagi menjadi

empat tahap yaitu:

1. Tahap Sensori Motorik antara umur 0-2 tahun

Pada periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan

system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.

2. Tahap Praoperasional 2-7 tahun

Page 4: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau

mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi

3. Tahap Operasional Konkret 7-12 tahun

Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak

lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara

logis.Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan

pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang

spesifik atau konkrit. Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan

dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan

tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis.

4. Tahap Operasional Formal 12 tahun-seterusnya

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif,

anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah

verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima

pandangan orang lain.

Tahap operasional-formal ini ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:

a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi

b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan obyek-obyek yang abstraksi

c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis

d. Individu bahkan mulai mampu membuat prakiraan (forecasting) dimasa depan

e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri dapat berkembang dengan baik

f. Individu mulai membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasag. Individu mulai mampu untuk menyadari diri, mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya, dan kepentingan seseorang dalam masyarakat tersebut

B. Jenis-Jenis Kecerdasan Ganda

Page 5: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

1. Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan hapalan,

berhitung, logika, membaca ruang. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak).

Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk

berhitung, bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Atau lebih

tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologis

2. Kecerdasan Emosional (EQ)

Kecerdasan ini di otak berada pada otak belakang manusia. Kecerdasan emosional

mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi

diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan

hati dan emosi,

3. Kecerdasan Spiritual (SQ)

    Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut dengan God Spot. Kecerdasan

yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara

efektif. kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalahmasalah hidup ini

berdasarkan nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini.

C. Macam-macam Kecerdasan Ganda

Teori kecerdasan ganda diperkenalkan oleh Howard Gardner sejak 1983. Menurut

Gardner, ada 8 macam kecerdasan pada setiap individu dengan proporsi yang bervariasi.

Biasanya, satu kecerdasan lebih menonjol/kuat dibandingkan kecerdasan lainnya. Tidak ada

satuan kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan. Kesepuluh

kecerdasan itu bekerja sama secara utuh dan terpadu. Kecerdasan yang paling menonjol akan

mengontrol kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah. Semua kecerdasan itu dapat

ditingkatkan atau dikembangkan.  Kecerdasan Ganda ada delapan macam yaitu:

1. Kecerdasan Bahasa

Page 6: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertilis.

Kecerdasan ini meliputi kemampuan menggunakan tata bahasa, bunyi bahasa, makna bahasa,

dan penggunaan praktis bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan bahasa bermanfaat

untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. orang-orang yang memiliki

kecerdasan bahasa yaitu Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan bahasa adalah antara lain seperti:

Kelancaran berbicara, bercerita

Penguasaan kosakata yang bervariasi (bermacam-macam)

Kemampuan pada permainan yang terkait dengan kata dan bahasa

Karekteristik individu dalam intelegensi bahasa adalah:

a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau berdongeng.

b. Senang bekomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskisi, dan senang berbahasa asing.

c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun

tertulis.

d. Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis.

e. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.

f. Pandai mengingat dan menghapal.

g. Humoris.

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, ada berbagai permainan yang dapat

diterapkan dengan harapan permainan yang dilakukan akan dapat menstimulasi dengan

mengajak berkomunikasi atau berbicara sehingga anak mampu menyampaikan ide, harapan

atau keinginanannya. Berikut beberapa permainan yang dapat digunakan:

a. Mengenalkan nama-nama benda yang dijumpai di sekitar anak.

Mengenalkan berbagai nama benda di sekitar anak akan menambah kosakata anak. Orang tua

atau pendidik PAUD dapat mengenalkan nama benda yang dijumpai atau dilihat anak.

Page 7: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Misalnya anak dapat dikenalkan nama benda yang ada di sekitar anak, baik benda hidup

maupun benda mati seperti nama hewan, nama tumbuhan, nama kendaraan, nama pekerjaan

atau profesi. Pengenalan nama-nama benda juga dapat dikenalkan lewat gambar. Melihat

gambar disamping dapat menambah kosakata anak juga merangsang anak untuk bertanya

dan mengemukakan perasaannya.

b. Bercerita dari gambar

Sejak kecil orang tua dapat mengajak anak bercerita. Bahkan sejak dalam kandungan banyak

orang tua yang mengajak berbicara janin yang masih dalam kandungan. Kegiatan ini akan

merangsang otak anak untuk mengenali berbagai macam ekspresi. Dalam pendidikan baik

dalam kegiatan belajar mengajar ataupun di dalam lingkungan keluarga, pendidik atau orang

tua dapat mengajak anak bercerita yang bisa dilakukan dengan gambar ataupun buku cerita.

Banyak dijumpai buku-buku cerita khusus untuk anak usia dini seperti cerita tentang dunia

binatang, cerita khayalan, cerita kepahlawanan, ataupun cerita yang berhubungan dengan

agama.

Bercerita tidak hanya dilakukan oleh orang tua, tetapi anak dapat pula diminta untuk

bercerita dan orang tua mendengarkan. Kegiatan bercerita ini selain untuk mengembangkan

kemampuan anak dalam berbicara dan mengeluarkan pendapat juga untuk mengembangkan

imajinasi anak dan kemampuan memahami perasaan orang lain.

c.  Bermain puzzle huruf

Permainan ini dibuat dari huruf-huruf yang terpisah dan dapat disusun kembali menjadi

rangkaian kata-kata. Melalui permainan ini anak dirangsang membuat rangkaian kata dari

huruf-huruf yang disediakan juga untuk melatih penguatan memori terhadap huruf. Manfaat

permainan ini dapat merangsang anak untuk berinteraksi dengan huruf dan kata sehingga

anak akan menyukai kegiatan membaca.

2. Kecerdasan Matematis/Logis

Page 8: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran

menggunakan logika atau akal sehat.Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan ini bermanfaat

untuk:menganalisa laporan keuangan, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna

laporan sebuah penelitian.Pekerjaan yg membutuhkan kecerdasan ini antara lain:akuntan

pajak,programmer, ahli matematika.

Beberapa kecerdasan yang terkait dengan kecerdasan matematika-logika antara lain:

Membilang (mengurutkan angka dari kecil ke besar misalnya dari 1-20)

Mengenal konsep matematika secara sederhana misalnya konsep penjumlahan dan

pengurangan

Mengenal konsep logika matematika sederhana misalnya lebih besar, lebih kecil,

sedikit, banyak, jauh, dekat, panjang, pendek, dan lain-lain.

Karekteristik individu dalam intelegensi logis-matematis adalah:

a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.

b. Senang dan pandai berhitung dan bermain anka.

c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.

d. Mampu berpikir logis baik induktif maupun deduktif.

e. Senang silogisme.

f. Senang berpikir abstraksi dan sombolis.

Beberapa permainan yang bisa digunakan untuk mengembangkan kecerdasan matematika

logika antara lain:

a. Mengenal angka

Orang tua atau pendidik dapat membimbing anak PAUD dalam mengenal angka dengan

berbagai macam permainan, diantaranya adalah: menyanyikan lagu (misalnya lagu “satu-satu

aku sayang ibu”), bermain angka melalui gambar dan puzzle serta mengurutkan gambar

Page 9: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

bilangan dari yang kecil hingga yang besar juga mengenalkan anak pada mata uang yang

dipergunakan.

b. Menghitung benda

Menghitung benda dapat dikenalkan dengan berbagai macam cara, diantaranya seperti

menyanyikan lagu “Balonku ada 5″, mengajak anak-anak untuk menghitung jumlah benda-

benda yang ditemui (misalnya ibu atau pendidik membawa buah mangga, anak diminta

menghitung jumlahnya), anak juga dapat dilatih mengenal jumlah barang-barang yang

dimiliki (misalnya berapa jumlah buku yang dimiliki, jumlah pensil yang dimiliki, dan lain-

lain). Sejak kecil anak dapat dilatih untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki dan

melakukan transaksi jual beli sederhana, seperti membeli makanan kecil atau permen.

c. Membandingkan benda

Pendidik atau orang tua dapat melatih anak membandingkan benda yang lebih besar dengan

yang lebih kecil, yang lebih panjang dengan yang lebih pendek, yang lebih jauh dengan yang

lebih dekat dan seterusnya. Permainan dengan membandingkan benda atau sesuatu tidak

membutuhkan peralatan yang sulit, misalnya saja pendidik atau orang tua memasukkan air ke

dalam dua gelas dengan volume air yang berbeda kemudian anak diminta untuk menilai,

gelas mana yang isi airnya lebih banyak dan lebih sedikit.

d. Mengenal alat ukur

Selain mengenalkan berbagai macam ukuran serta bilangan, penting bagi pendidik dan orang

tua untuk mengenalkan alat ukur kepada anak. Hal itu adalah untuk memberikan

pengetahuan tentang fungsi dan kegunaan berbagai macam alat ukur, misalnya termometer

untuk mengukur suhu badan, timbangan berat badan untuk mengukur berat badan dan lain

sebagainya

3. Kecerdasan Spasial

Page 10: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami bangun tiga dimensi (ruang secara

tepat). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan

antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membeyangkan, dan

menyampaikan ide dalam bentuk gambar dua mapun tiga dimensi. Kecerdasan ini dapat

ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer, desainer, arsitek

Karekteristik individu dalam intelegensi visual spesial adalah:

a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.

b. Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.

c. Pandai memvisualisasikan ide,

d. Imaginasinya aktif.

e. Mudah menemukan jalan dalam ruang.

f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.

g. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial adalah:

Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik,

segitiga, kubus, dll)

Mengenal warna

Membuat bentuk atau rancang bangun

Beberapa macam permainan yang dapat diterapkan guna mengembangkan kecerdasan visual-

spasial adalh seperti berikut:

a. Bermain Warna

Orangtua atau pendidik dapat mengenalkan berbagai macam warna pada anak melalui

krayon dan cat air. Permainan dengan cat air dapat dilakukan dengan mengenal warna-warna

tertentu dan mencampur berbagai warna untuk mendapatkan warna baru. Permainan ini

bermanfaat untuk melatih kepekaan anak pada berbagai warna, kemampuan selanjutnya akan

mengembangkan jiwa seni anak.

Page 11: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

b. Bermain Balok Kayu

Permainan balok kayu bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan anak untuk membuat

rancang bangun tertentu. Dalam permainan ini anak dilatih membut berbagai bentuk bangun

dari balok-balok kayu, seperti membuat rumah, menara, istana, jembatan, dll.

c. Bermain Bongkar Pasang

Permainan ini terbuat dari benda-benda kecil yang sama yang dapat dihubungkan satu

dengan yang lain. Permainan bongkar pasang dapat merangsang kemampuan anak untuk

membuat bentuk benda atau bengunan tertentu (misalnya mobil-mobilan, pistol-pistolan,

dll). Permainan ini ditujukan untuk dapat merangsang kreatifitas anak.

d. Bermain Pasir

Bermain pasir memang membuat anak nampak kotor. Namun anak sangat senang dan

menikmati jenis permainan ini. Pemainan ini dapat mengembangkan kemampuan anak

merancang bangun dan mengembangkan kreatifitas anak. Orang tua dan pendidik perlu

mengijinkan dan mengajak anak untuk bermain pasir yang ada di lingkungan dengan tetap

melakukan pengawasan dan pengarahan tentang segala macam aktifitas anak

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan ini merupakan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk

menyampaikan ide dan perasaan, dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan

atau mengubah suatu bentuk. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang khusus, seperti

koordinasi, keseimbngan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun

kemampuan menerima rangsangan panca indera. orang yang memiliki kecerdasan kinestetik

yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.

Page 12: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Karekteristik individu dalam intelegensi kinestetik tubuh adalah:

a. Senang menari, akting.

b. Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.

c. Mudah berekspresi dengan tubuh.

d. Mampu memainkan mimik.

e. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.

f. Senang dan efektif berpikir sambil berjalan, berlari, dan berolahraga.

g. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.

h. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.

i. Senang kegiatan di luar rumah.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan kinestetik jasmani adalah:

Kemampuan menggerakkan anggota tubuh.

Kemampuan mengatur keseimbangan tubuh.

Kemampuan mengatur kelenturan tubuh.

Kemampuan menjaga kesehatan tunuh.

Beberapa bentuk permainan yang digunakan guna mengembangkan kemampuan kecerdasan

kinestetik-jasmani adalah:

a. Permainana Olah Raga

Jalan, lari, berenang, main bola, senam, merupakan contoh permainan yang dapat

mengembangkan kemampuan fisik atau olah tubuh anak. Orang tua dan pendidik dapat

mengajak anak melakukan permainan olah raga secara rutin hari minggu atau hari-hari

tertentu. Olah raga tidak hanya akan melatih kecerdasan kinestetik anak, melainkan juga

bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh anak.

b. Gerak dan Lagu atau Menari

Page 13: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Permainan gerak dan lagu atau menari, bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan

kelenturan tubuh anak. Untuk anak usia dini bermain ini dapat dilakukan dengan gerakan-

gerakan yang sederhana dengan tidak meninggalkan unsur gerak dan seninya.

c. Permainan Motorik Halus (dengan otot-otot kecil)

Berbagai kegiatan permainan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik

halus anak antara lain: mencoret-coret, menirukan pola gambar tertentu (balon, buku, bola,

piring, gelas, dll), meronce, melipat, bermain plastisin, bermain pasar-pasaran, meletakkan

benda-benda misalnya mainan pada tempatnya. Permainan bongkar pasang, balok kayu da

bermain pasir juga bisa digunakan untk mengembangkan kemampuan motorik halus anak.

d. Permainan Motorik Kasar (dengan otot-otot besar)

Disamping permainan olah raga ada beberapa permainan yang dapat mengembangkan

kemampuan motorik kasar anak, antara lain: bermain ayunan, jungkat-jungkit, plosotan,

panjat-panjatan, gobag sodor, bermain sepeda, dll.

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami, membedakan, mengubah dan

mengungkapkan bentuk-bentuk musikal. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola

titi nada dan melodi, dan warna nada atau warna suara lagu. Seseorang yang memiliki

kecerdasan musik yang tinggi memiliki kemampuan yang baik dalam bernyanyi,

bersenandung, dan bersiul atau bersuara-suara kecil, memainkan sebuah lagu, menggerak-

gerakkan tubuh sesuai irama atau ikut bernyanyi dan memainkan alat musik.

Karekteristik individu dalam intelegensi musikal adalah:

a. Pandai mengubah atau mencipta musik.

b. Senang dan pandai bernyanyi.

c. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.

Page 14: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

d. Mudah menangkap musik.

e. Peka terhadap suara dan musik.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan musikal adalah:

Kepekaan terhadap bunyi dan suara.

Kemampuan bermain musik.

Kemampuan menyanyi.

Apabila anak sejak dini sering distimulasi dengan suara-suara, bunyi-bunyi terutama yang

membentuk harmoni seperti musik, maka bagian otak kanan di wilayah perkembangan

intuitif akan semakin peka. Kepekaan yang akan merangsang perkembangan kecerdasan

emosi, antara lain kepekaan rasa seperti empati, simpati dan nilai rasa lainnya.

Stimulasi musikal hendaknya dilakukan secara variatif sesuai dengan tahapan usia.

Bermacam-macam latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Membuat dan Mendengarka Variasi Nada dan Bunyi

Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, orang tua atau pendidik dapat memperkenalkan

bermacam-macam nada, bisa dengan alat musik mainan, yakni dengan memegang tangan

anak untuk menekan atau memkul tuts-tuts alat musik itu sambil menyanyikan do re mi fa

sol la si do. Permainan ini bisa diulang-ulang, sehingga anak tahu tuts yang berbeda akan

menghasilkan bunyi nada yang berbeda. Disamping itu alat-alat rumah tangga yang bisa

menghasilkan bunyi juga dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai bunyi. Permainan

ini tidak mengharapkan anak untuk menguasai musik, tetapi merangsang perkembangan

kecerdasan musikal.

b. Menyanyi dan Menari

Page 15: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Untuk usia 1-3 tahun, anak dapat diperdengarkan berbagai lagu anak seperti “Balonku,

Burung Kakatua, Pelangi, Bintang Kecil”, dan lain sebagainya. Tidak ada salahnya pendidik

dan orang tua ikut bernyanyi mengiringi lagu yang didengar sambil melakukan gerakan-

gerakan tari sederhana, dan anak akan mencoba meniru apa yang dilakukan orang tua dan

pendidiknya.

c. Main tebak-Tebakab Judul Lagu

Untuk anak-anak yang sudah bisa menyanyikan berbagai lagu, maka untuk melatih dan

menguji kepekaan terhadap nada, anak-anak dapat diajak bermain tebak-tebakan judul lagu;

caranya orang tua atau pendidik memainkan sepenggal lagu instrumental bagian dari lagu

anak-anak dengan alat musik, atau apabila tidak memiliki alat musik bisa menyanyikannya

secara langsung nada-nada lagu itu tanpa disertai kata-katanya, kemudian anak diminta untuk

menembak judul lagu itu. Apabila terdapat beberapa anak, mereka bisa diminta berlomba

menebak. Kegiatan ini akan melatih kecerdasan musikal dan ingatan anak.

d. Kecerdasan Interpersonal

kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang

lain. Kecerdasan ini sering juga disebut kecerdasan antar pribadi atau people smart.

Kecerdasan interpersonal meibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati pada

orang lain (seperti yang mungkin dimiliki seorang konselor), sampai kemampuan

memanipulasi sekelompok besar orang menuju pencapaian suatu tujuan bersama (seperti

yang mungkin dimiliki seorang pimpinan perusahaan). Kecerdasan interpersonal meliputi

juga kemampuan berteman, kemampuan menilai orang lain

Karekteristik individu dalam intelegensi interpersonal adalah:

a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.

b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekerja sama

dalam tim.

c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.

d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain. 

Page 16: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal.

f. Peka terhadap teman.

g. Suka memberi feedback.

h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan interpersonal adalah:

Kepekaan terhadap emosi, perasaan dan kehendak orang lain

Kemampuan bekerjasama dengan orang lain.

Kemampuan mengorganisir orang lain.

Kecerdasan interpersonal dapat distimulasi dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang

lain, terutama yang dilakukan dengan bekerjasama. Beberapa permainan/kegiatan yang dapat

diberikan antara lain:

a. Perkenalan dengan Orang Lain

Untuk anak-anak yang masih dibawah umur satu tahun, stimulasi ini dapat dilakukan dengan

banyak membawa anak ikut serta pada berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak,

misalnya pada kegiatan posyandu, kegiatan arisan, mengantar kakak ke sekolah dan lain

sebagainya. Dengan terbiasa melihat orang banyak, anak akan tahu bahwa di luar dirinya dan

keluarganya ada orang-orang lain lagi yang bisa bersama-sama dengan dirinya.

b. Bermain Gotong Royong

Untuk anak-anak yang sudah bisa bermain dengan keterampilan motoriknya, baik kasar

maupun halus, maka berbagai permainan yang melibatkan kerjasama dengan orang lain dapat

diperkenalkan. Misalnya:

a. Bermain memindahkan air; anak diberi seember air besar penuh, kemudian pada jarak 2

meter diberi ember yang sama besarnya tetapi kosong. Kemudian anak diberi gayung kecil

dan ditugaskan untuk memindah air dari ember yang penuh ke ember yang kosong. Apabila

Page 17: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

anak terlihat kewalahan karena melakukannya sendiri, pendidik atau orang tua dapat

meminta teman atau saudaranya untuk membantu. Setelah selesai, anak-anak ditanya, apa

yang terjadi apabila ia harus melakukannya sendiri? Apa keuntungan kalau pekerjaan

dikerjakan bersama-sama dengan orang lain? Dari kegiatan ini anak akan mengenal nilai

kerjasama yakni pekerjaan yang berat menjadi ringan dan cepat selesai.

b. Bermain membangun istana pasir. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengajak anak-

anak untuk bekerjasama, ada yang ditugasi untuk mengumpulkan pasir dengan sekop, ada

pula yang ditugasi mengambil air, dan setelah itu anak-anak dapat membangun istana pasir

bersama-sama dengan bimbingan orang tua dan pendidik.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan seseorang yang mampu memahami

diri sendiri, mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga dapat

memotivasi pada dirinya sendiri. Biasanya orang yang mempunyai skor tinggi dalam faktor-

faktor kecerdasan intrapersonal akan digambarkan sebagai seorang yang merasa nyaman

pada dirinya sendiri, puas dan berfikiran positif karena apa yang dilakukannya itu atas jerih

payahnya sendiri.

Karekteristik individu dalam intelegensi intrapersonal adalah:

a. Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.

b. Mampu merancang tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.

c. Berjiwa independen/bebas.

d. Mudah berkonsentrasi.

e. Keseimbangan diri.

f. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda.

g. Sadar akan realitas spiritual.

Kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak memahami seluk beluk tentang dirinya seperti

perasaannya, cita-citanya, kesukaannya dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan

intrapersonal anak. Beberapa kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Page 18: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

a. Mengenali diri secara fisik

Anak dapat diajarkan mengenal nama dirinya; misal: “Ini Nayla” sambil meletakkan tangan

pada dadanya sendiri, selain itu anak juga bisa diberi pertanyaan tentang nama dari bagian-

bagian tubuhnya sendiri sambil memegangnya, misal: “Mana rambutmu? mana matamu?

mana kakimu?” dan seterusnya setiap kali anak merespon dengan memegang bagian dari

tubuhnya yang diminta.

b. Mengenal warna kesukaannya

Anak diberi kartu warna yang bermacam-macam, kemudian setiap kali anak diminta untuk

menyebutkan warnanya diserta pertanyaan: “Kamu suka atau tidak warna ini?” melalui

kegiatan ini, anak selain dapat mengenal warna-warna kesukaannya juga dapat menstimulasi

kecerdasan visual.

c. Mengenal buah-buah kesukaan dan binatang kesayangannya

Semuanya dapat dilakukan dengan kegiatan seperti point B. Kegiatan ini juga dapat

menstimulasi kecerdasan naturalis.

d. Mengenal cita-citaku

Anak diberi serial gambar tentang berbagai profesi seperti dokter, guru, pilot, polisi, petani,

penyanyi, pedagang, dll kemudian anak ditanya “Besok kalau besar pengen jadi apa?”

e. Mengenal dan mengungkapkan perasaan

Anak diberi serial gambar tentang berbagai ekspresi wajah senang, sedih, takut, dan marah.

Setelah anak mengenal masing-masing gambar, kemudian diberi pertanyaan “Apa yang

kamu rasakan apabila mainanmu dirusak oleh orang lain?” apabila anak menjawab “Saya

marah”, maka anak diminta untuk merespon sambil menunjukkan gambar yang sesuai.

Demikian juga seterusnya. Banyaknya variasi perasaan yang diungkap disesuaikan dengan

tahapan usia dan kemampuan anak.

Page 19: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

f. Memotivasi diri

Anak diminta untuk melakukan suatu kegiatan dengan sejumlah rintangan, misalnya berjalan

melewati jembatan buatan sepanjang 5 meter, setiap meter diberi rintangan berupa tali rafia

yang diikatkan di bagian tiang bambu sebelah kanan dan sebelah kiri, dan rintangan itu

dipasang semakin jauh semakin tinggi namun masih dalam jangkauan anak. Setiap kali anak

berhasil melampaui rintangan, dia diperbolehkan mengambil bendera kecil yang ada di tiang

bambu tersebut. Semakin besar motivasi anak untuk mengatasi rintangan dan berhasil

mengatasinya, semakin banyak bendera yang dapat dikumpulkan. Apabila ada anak-anak

lain, mereka diminta melakukannya secara bergantian, sementara yang lain menunggu giliran

dapat diminta bersorak-sorak untuk memberikan dukungan. melalui kegiatan ini anak dapat

dilatih untuk memotivasi diri.

8. Kecerdasan Naturalis

kecerdasan yang dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan

alam sekitarnya. Individu yang memiliki kecerdasan naturalis yang tinggi akan mempunyai

minat dan kecintaan yang tinggi terhadap tumbuhan, binatang dan alam semesta.

a. Berjalan-jalan mengenal lingkungan luar rumah

Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, maka stimulasi kecerdasan naturalis dapat

dilakukan dengan membiasakan indera anak pada benda-benda alam, misalnya melihat

pohon-pohon disekitar rumah atau di taman, mendengarkan gemericik air mengalir, suara

ayam berkokok, kucing mengeong, cicak berdecak dan lain sebagainya.

b. Melihat gambar-gambar atau VCD tentang alam dan belajar mengenal nama-

namanya

Untuk anak yang sudah lebih besar, misal 2-3 tahun mereka dapat diperlihatkan buku-buku

bergambar yang berwarna tentang buah-buahan, tanam-tanaman, dan berbagai macam

binatang serta pemandangan alam dan lautan. Disamping diperkenalkan pada penglihatan

Page 20: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

berbagai fenomena alam, anak sekaligus duperkenalkan pada sebutan nama masing-masing.

Supaya anak lebih ingat, hendaknya cara memperkenalkan dilakukan melalui teknik

bercerita, dengan demikian anak akan mengenal dan mengingatnya melalui suatu konteks.

c. Mengajak anak tamasya

Supaya anak lebih riil mengenal alam yang sudah banyak diperkenalkan lewat buku-buku

bergambar, maka anak perlu diajak untuk bertamasya, sekali tempo ke pegunungan, lalu ke

pantai, kemudian ke kebun binatang. Sambil bertamasya orang tua dan pendidik dapat

mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan pengetahuan yang sudah dipelajari.

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan konsep tamasya ini dapat menggugah anak akan

kecintaan kepada alam.

D.Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Ganda Yaitu:

1. Faktor bawaan

2. Faktor minat dan bawaan khas

3. Faktor pembentukan

4. Faktor kematangan

5. Faktor kebebasan

F.Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda

1. Mengadakan evaluasi diri

     yaitu meneliti kekuatan dan kelemahan diri sendiri

2. Menetapkan cita-cita atau sasaran hidup

    yaitu cita-cita yang jelas akan membangkitkan semangat antusiasme

3. Membangun suatu kebiasaan hidup cerdas

    yaitu umpamanya membaca, berdiskusi, olah pikir, olah rasa dan olahraga

4. Membangun sikap keterbukaan- kritis

    yaitu sikap terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide baru, ilmu-ilmu baru dan

Page 21: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

pengertian baru. jadi juga kritis tapi jangan terlalu kritis yang membuat kita jadi tertutup,

kaku dan merasa benar sendiri.

5. Membangun sikap belajar yang positif terhadap apapun yang kita alami

    yaitu pengalamn bukanlah peristiwa-peristiwa yang menimpa kita melainkan apa yang kita

lakukan terhadap peristiwa-peristiwa itu.

6. Membangun sikap yang rendah hati

    yaitu air selalu mengalir ke tempat yang rendah, demikian pula hikmat dan pengetahuan

mengalir menuju hati yang rendah seperti:

a). Latihan kemampuan pengamatan

b). Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak

c). Tekuni hobi

d). Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting

Mengaktifkan seluruh indra anak didik

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik, yaitu

sebagai berikut:

a. Melatih cara mendengar yang efektif

Telinga bagi manusia adalah instrumen yang luar biasa, melalui telinga otak menerima bunyi

dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang seluruh bunyi tersebut seperti suatu

simponi.

b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif

Mata merupakan bukti keajaiban mekanisme biologis, melalui mata otak dapat menerima

fakta-fakta yang menakjubkan yang dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya,

sehingga mata dapat melihat dengan jeli, analitis, dan akurat.

c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat

Mengenai keterampilan ini, penelitian menunjukan hasil sebagai berikut:

1) Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.

2) Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.

3) Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.

Page 22: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

4) Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.

5) Ada siswa yang membuat catatan yang berupa rangkuman sendiri.

6) Ada siswa yang diberikan catatan berupa kunci-kunci dari guru.

7) Ada siswa yang membuat catatan berupa kata-kata kunci sendiri.

Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indra manusia sehingga dimanfaatkan

seoptimal mungkin. Dengan melatih indra-indra anak didik dalam setiap kegiatan

pembelajran maka anak didik akan peka terhadap stimulus-stimulus yang dapat merangsang

indranya.

2. Melatih intelegensi/kecerdasan yang berimbang

Langkah-langkah yang harus dilakukan didalam melatih kecerdasan yang berimabang adalah

sebagai berikut: 

a. Mengidentifikasi intelegensi anak didik

Caranya adalah sebelum memulai pelajaran guru dapat memberikan tes atau angket kepada

siswanya untuk menjajagi intelegensi mereka, pertanyaan-pertanyaan itu dibaca dan diisi

sendiri oleh siswa kemudian guru mengolahnya. 

Intelegensi linguistik

Menulis lebih baik dari rata-rata kelas.

Mudah cerita dan membuat lelucon.

Mempunyai ingatan yang baik akan nama, tempat, dan hari.

Menyukai membaca buku.

Menulis dengan ejaan yang benar dengan teliti.

Menyukai mendengarkan kata-kata yang diucapkan.

Mempunyai kemempuan vocabulary yang baik.

Berkomunikasi dengan yang lain dalam kata-kata yang teratur.

Intelegensi matematis-logis

Page 23: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Suka menanyakan tentang bagaimana sesuatu itu bekerja.

Menghitung secara cepat.

Menyukai matematika.

Menyukai permainan matematika dalam komputer.

Suka menata macam-macam hal secara teratur, kategorisasi, dan hierarkis.

Berpikir lebih abstrak dan konseptual dari rata-rata kelas.

Mempunyai kepekaan dengan sebab-akibat dalam suatu persoalan.

Intelegensi ruang/visual

Melaporkan secara jelas dengan gambaran visual.

Membaca denah, peta, dan diagram yang lebih mudah daripada membaca teks.

Menyukai kegiatan-kegiatan seni.

Menggambarkan lebih baik dari pada rata-rata kelas.

Suka melihat film, slide, dan presentasi visual yang lain.

Bila membaca, lebih menyukai gambar daripada teks.

Intelegensi kinestetik tubuh

Menonjol dalam salah satu bidang olahraga.

Selalu ingin bergerak bila duduk terlalu lama di suatu tempat.

Mudah menirukan gerak dan gaya seseorang.

Mempunyai cara mengekpresikan diri secara dramatik.

Menyukai bekerja dengan lumpur untuk membuat bangunan.

Intelegensi musical

Mengingat melodi musik dengan baik.

Mempunyai suara yang bagus.

Memainkan alat musik dan bernyanyi dengan baik.

Mempunyai cara ritmik dalam bicara dan bergerak.

Peka terhadap suara-suaara sekitar.

Page 24: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Intelegensi interpersonal (sosial)

Menyukai sosialisasi dengan teman.

Kelihatan dapat menjadi pemimpin yang natural.

Suka memberi nasihat pada teman yang dalam kesulitan.

Termasuk dalam kelompok, komite, atau organisasi.

Menyukai mengajar orang lain secara informal.

Mempunyai dua atau tiga teman dekat.

Mudah empati pada orang lain.

Intelegensi intrapersonal

Mempunyai kemauan yang kuat dan kepercayaan diri.

Mempunyai pandangan yang realistik tentang kemampuan dan kelemahannya.

Selalu mengerjakan pekerjaan dengan baik mesklipun terlambat.

Dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalannya.

Mempunyai self esteem yang tinggi.

Mempunyai daya refleksi yang tinggi.

Selain dengan tes, mengidentifikasi intelegensi juga dapat dilakukan dengan observasi.

b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan,

seperti:

1) Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik

dan dapat merangsang indra semaksimal mungkin.

2) Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi/

kecerdasan.

3) Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.

c. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi/

kecerdasan anak didik. Kegiatan yang dapat dilakukan guru melalui cara ini,

diantaranya adalah:

Page 25: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

1) Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa

kecerdasan.

2) Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat megembangkan intelegensi/

kecerdasan anak didik.

3. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda

Yang dimaksud dengan ”silang” disini adalah setiap intelegensi/kecerdasan anak didik tidak

dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu per satu secara terpisah.

Tujuannya adalah agar anak didik dapat mengasah setiap bagian kecerdasannya selama

waktu tertentu. Ini dapat dilakukan secara individual dan kelompok dan bisa juga di dalam

atau diluar jam pelajaran. Melatih silang intelegensi/kecerdasan dapat dilakukan dengan

membangun stasiun-stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang berbeda. Yang

dimaksud dengan ”stasiun” bukanlah stasiun pemancar tetapi semacam display dengan

memanfaatkan sudut-sudut/ruang-ruang yang mudah terlihat oleh anak didik dari segala arah.

Hal-hal diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai berikut:

a. Pilih materi/isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.

b. Indentifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.

c. Klasifikasikan isi/bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada

disetiap jenis kecerdasan, sampai menghasilkan satu-satu stasiun kecerdasan.

d. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini ditempat-tempat yang sering dikunjungi anak

atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.

Peran Pendidikan Dalam Mengasah Kecerdasan Ganda

Tipe kecerdasan tidak hanya satu. Setiap orang memiliki gaya belajar yang unik, sama

halnya dengan sidik jari. Oleh karena itu, sekolah yang efektif harus dapat mengenali secara

dini kecerdasan masing-masing peserta didik, dan kemudian memberikan layanan yang

sesuai dengan tipe kecerdasan yang mereka miliki. Peran penting pendidikan dalam

mengembangkan kecerdasan minimal ada dua macam. Pertama, mengenalinya secara dini

tipe kecerdasan setiap peserta didik, (2) memberikan model layanan pendidikan yang sesuai

dengan kecerdasan tersebut, (3) mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta

Page 26: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

didik secara optimal. Dengan demikian, peserta didik yang dikenali memiliki kecerdasan

bahasa, sebagai misal, harus diberikan kesempatan untuk dapat membaca, menulis, dan

mendengarkan kata-kata yang terkait dengan topik mata pelajaran yang diajarkan. Siswa

yang dikenali memiliki kecerdasan logis-matematis, harus diberikan lebih banyak

kesempatan untuk mempelajari prinsip-prinsip matematika, seperti operasi hitung, dan lain

sebagainya. Demikian juga dengan siswa yang telah dikenali memiliki kecerdasan ganda

ragawi-kinestetik, atau satu jenis kecerdasan musikal, yang ternyata jika dikembangkan

secara optimal, peserta didik diharapkan mampu menekuni pekerjaan sebagai olahragawan,

atau penari terkenal, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional, dan bahkan

internasional.

Dalam proses belajar mengajar, pendidik setidaknya harus memperhatikan

kecenderungan kecerdasan potensial masing-masing peserta didik. Peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan logis-matematis pasti akan memiliki gaya belajar (learning

style) yang berbeda dengan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan linguistik,

bahkan dengan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan ragawi-kinestetis. Peserta

didik yang memiliki potensi kecerdasan ragawi-kinestetis akan merasa lega jika diberikan

kesempatan untuk terjun ke lapangan olahraga atau ke tempat latihan tari-menari. Demikian

juga dengan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan yang lainnya. Pada prinsipnya,

ada tiga gaya mengajar yang paling umum dapat diamati oleh pendidik. Pertama, gaya visual

(visual learning), yakni gaya belajar yang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan

bacaan yang dapat dilihat. Kedua, tipe audio, yang lebih suka mendengarkan, misalnya

mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan bahan audio

seperti radio kaset, dan sebagainya. Ketiga, tipa taktil, yang lebih suka menggunakan tangan

dan badannya. Peserta didik tipe taktil akan tidak suka diminta duduk manis untuk

mendengarkan ceramah guru seperti yang disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya

audio. Peserta didik gaya taktil akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan

tangan atau mengotak-atik mesin perkakas. Demikianlah keragaman potensi kecerdasan

ganda dan gaya belajar peserta didik yang harus medapatkan perhatian pendidik secara

seimbang, tidak pilih kasih, tidak diskriminatif. 

Page 27: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda

Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan

komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :

• Orang tua murid

• Guru

• Kurikulum dan fasilitas

• Sistem penilaian

Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang

optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua,

dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada

anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan

kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.

Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda.

Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada

dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

• Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa

• Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.

Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan

hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses

belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru

untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan

antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali

karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah

berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan

Page 28: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori

kecerdasan ganda yaitu :

•30% pembelajaran langsung

•30% belajar kooperatif

• 30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi

berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan

pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan

guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi

kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen

musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik

bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.

Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas

pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan

siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.

Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,

peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan

spesifik.

Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda

berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang

menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu

cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi

lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam

Page 29: Kecerdasan Ganda( Williantika, Rustiah, Novirman)

mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem

seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada

perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah

keterampilan atau pengetahuan.