kebutuhan regulasi dan standar di sektor publik

15
KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK Informasi berperan penting. Informasi merupakan sarana komunikasi efektif antara anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya atau antara suatu entitas tertentu dengan masyarakat di sekitarnya. Penyajian informasi yang utuh akan menciptakan transparansi dan pada gilirannya akan mewujudkan akunbilitas public. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan yang merugikan masyarakat, organisasi sector public perlu diatur dengan peraturan – peraturan. Organisasi sector public juga seyogyanya mampu memberikan pertanggungjawaban public melalui laporan keuangannya. Dibutuhkan standar akuntansi yang dimaksudkan menjadi acuan dan pedoman bagi para akuntan yang berada dalam organisasi sector public. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 9 dan 10 yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetapbisa memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang, investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditor lainnya, pemerintah dan lembaga – lembaga, serta masyarakat.. PABU merupakan standar yang harus diikuti di mana pun profesi akuntan berada, kecuali jika keadaan membenarkan adanya pengecualian terhadap standar yang ada. PERKEMBANGAN REGULASI TERKAIT ORGANISASI NIRLABA Regulasi tentang Yayasan Yayasan adalah badan hokum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuannya dengan mendirikan badan usaha dan/atau ikut

Upload: bryan-kaihatu

Post on 02-Feb-2016

1.081 views

Category:

Documents


83 download

DESCRIPTION

Asp

TRANSCRIPT

Page 1: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

KEBUTUHAN REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

Informasi berperan penting. Informasi merupakan sarana komunikasi efektif antara anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya atau antara suatu entitas tertentu dengan masyarakat di sekitarnya. Penyajian informasi yang utuh akan menciptakan transparansi dan pada gilirannya akan mewujudkan akunbilitas public. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan yang merugikan masyarakat, organisasi sector public perlu diatur dengan peraturan – peraturan.

Organisasi sector public juga seyogyanya mampu memberikan pertanggungjawaban public melalui laporan keuangannya. Dibutuhkan standar akuntansi yang dimaksudkan menjadi acuan dan pedoman bagi para akuntan yang berada dalam organisasi sector public.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 9 dan 10 yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetapbisa memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang, investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditor lainnya, pemerintah dan lembaga – lembaga, serta masyarakat.. PABU merupakan standar yang harus diikuti di mana pun profesi akuntan berada, kecuali jika keadaan membenarkan adanya pengecualian terhadap standar yang ada.

PERKEMBANGAN REGULASI TERKAIT ORGANISASI NIRLABA

Regulasi tentang Yayasan

Yayasan adalah badan hokum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuannya dengan mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usahsa dengan persyaratan – persyaratan tertentu.

Regulasi yang terkait dengan yayasan adalah Undang – Undang RI Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Undang-Undang ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban hokum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas kepada masyarakat.

Undang-Undang ini diperbarui dalam beberapa beberapa aspek dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.untuk lebih menjamin kepastian hokum, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan. PP ini memberikan penjelasan yang lebih detail dan aplikatif dari ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang tentang yayasan, antara lain mengenai:

Page 2: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

1. Pemakaian nama yayasan2. Kekayaan awal yayasan3. Tata cara pendirian yayasan oleh orang asing4. Tata cara perubahan anggaran dasar5. Syarat dan tata cara pemberian bantuan Negara kepada yayasan6. Syarat dan tata cara yayasan asing yang melakukan kegiatan di Indonesia7. Syarat dan tata cara penggabungan yayasan

Regulasi tentang Partai Politik

Sejak era reformasi dengan sistem multipartainya. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, undang-undang ini diperbarui dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik.

Undang-Undang ini sudah mengatur pondasi dan hal-hal pokok mengenai partai politik, antara lain:

1. Pembentukan partai politik2. Asas, cirri, tujuan, fungsi, hak, dan kewajiban partai politik3. Keanggotaan dan kedaulatan anggota partai politik4. Kepengurusan partai politik5. Peradlian perkara jika terjadi masalah di partai politik 6. Keuangan7. Larangan-larangan untuk partai politik8. Penggabungan partai politik9. Pengawasan partai politik

Undang-Undang 31/2002 kembali diperbarui pada tahun 2008 melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik bersifat melengkapi dan menyempurnakan UU 31/2002/

Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan

Salah satu bentuk badan hokum di Indonesia yang awalnya dibentuk untuk mengakomodasikan kebutuhan khusus dalam rangka “privatisasi” lembaga pendidikan yang memiliki karakteristik sendiri, khususnya sifat non-profit meski berstatus sebagai badan usaha.

Universitas yang berstatus BHMN memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan status universitas lain. Cirri – cirri BHMN adalah sebagai berikut:

1. Mewakili Majelis Wali Amanat (MIWA)2. Memiliki Senat Akademik (SA)

1

Page 3: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

3. Memiliki Otonomi manajemen dana dan akademik

Pada akhir tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia pendidikan tinggi di Indonesia dengan disahkannya undang-undang tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP). BHP adalah badan hokum penyelenggaraan pendidikan formal dengan berprinsip nirlaba yang memilikikemandirian dalam pengelolaannya dengan tujuan memajukan satuan pendidikan.

Dalam pengelolaannya, BHP mendasarkan pada sepuluhprisip berikut:

1. Nirlaba2. Otonom3. Akuntabel4. Transparan5. Penjamin mutu6. Layanan prima7. Akses yang berkeadilan8. Keberagamaan9. Keberlanjutan10. Partisipasi atas tanggung jawab Negara

Pasal 65, 66, dan 67 UU BHP, diatur beberapa mekanisme perubahan universitas menjadi BHP sebagai berikut.

1. Untuk perguruan tinggi yanga. Didirikan oleh Pemerintah, harus berubah menjadi BHPPb. Beebentuk BHMNB

2. Untuk Perguruan Tinggi yang berada dalam naungan Yayasan. BHP Penyelenggara dan harus diubah Tata Kelolanya dalam waktu 6 tahun.

Regulasi tentang Badan Layanan Umum

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang doibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan.

Yang dapat menjadi BLU adalah satuan kerja pemerintah operasional yang melayani public. Criteria yang lebih lengkap bagi suatu satuan kerja untuk dapat menjadi BLU adalah:

1. Bukan kekayaan Negara/daerah yang dipisahkan sebagai satuan kerja instansi pemerintah2. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi3. Berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga induknya

Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keunagn Negara

2

Page 4: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Badan Layanan Umum yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Badan Pemeriksaan Umum melaksanakana pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan; pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Pelaksanaan Pemeriksaan

Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan. Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral, dan masyarakat. Dalam rangka pemeriksaan keuangan dan.atau kinerja, pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah.

Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut

Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilakukan. Jika diperlukan, pemeriksa dapat menyusun laporan interim pemeriksaan.

1. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.2. Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.3. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.

Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelas kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

3

Page 5: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

PERKEMBANGAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

Untuk organisasi nirlaba (yang dimilik perorangan atau swasta), IAI telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang “Organisasi Nirlaba”. Namun PSAK 45 tersebut belum mengakomodasi praktik-praktik akuntansi yang diperlukan dalam suatu entitas yang dimiliki pemerintah, baik itu lembaga pemerintahan sendiri maupun organisasi nirlaba yang dimilinya (misalnya: rumah sakit dan universitas). Oleh karena itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang disebut Standar Akuntansi Pemerintah.

Pada lingkup internasional, telah terdapat sebuah standar akuntansi bagi organisasi sector public yang disusun oleh Federasi Akuntan Internasional. IPSAS seyogyanya menjadi acuan bagi semua negara yang akan membuat standar akuntansi bagi orgaisasi sector public di negaranya masing-masing.

Standar Internasional Akuntasi Sektor Publik (IPSAS)

Federasi akuntan Internasional membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun standar akuntansi sector public. Komite tersebut diberi nama “The Public Sector Committee” dan bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi sector public yang berlaku secara internasional yang kemudian disebut Internasional Public Sector Accounting Standar (IPSAS). Untuk mendukung tugasnya dalam menyusun standar, komite mengacu pada Standar Akuntansi Internasional yang sekarang dikenal dengan International Financial Reporting Standard (IFRS), khususnya pada pernyataan yang sesuai dengan konteks dan karakteristik akuntansi sector public.

IPSAS adalah standar akuntansi bagi organisasi sector public yang berlaku secara internasional dan dapat dijadikan acuan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk mengembangkan standar akuntansi khusus sector public di negaranya. IPSAS bertujuan :

1. Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan keuangan sector public.2. Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber daya yang dilakukan

oleh entitas sector public.3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sector public.

PSAK 45

PSAK merupakan satu-satunya standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Di Amerika, FAS 117 digunakan sebagai acuan untuk organisasi nirlaba yang dimiliki oleh swasta, sedangkan organisasi nirlaba dimiliki oleh pemerintah menggunakan standar Governmental Accounting Standard (GAS) yang

4

Page 6: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

dikeluarkan oleh Gevernmental Accounting Standard Board (GASB). Dengan demikian, konteks PSAK 54 ini sebetulnya lebih tepat digunakan oleh organisasi nirlaba yang dimiliki swasta saja.

Namun, karena selain PSAK 54, Indonesia baru memiliki Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditunjukan untuk instansi pemerintah sehingga belum memiliki standar khusus untuk organisasi nirlaba non-instansi pemerintah yang dimiliki pemerintah. Kondisi ini membuat PSAK 54 digunakan sebagai acuan untuk seluruh jenis organisasi nirlaba, kecuali pemerintah dan instansi pemerintah.

beberapa hal yang diatur dalam PSAK 45:

1. Tujuan utama Laporan Keuangan2. Jenis-jenis laporan keuangan organisasi nirlaba3. Contoh bentuk laporan keuangan organisasi nirlaba

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Republik Indonesia, diperlukan sebuah standar akuntansi pemerintah yang kredibel dan dibentuk oleh sebuah komite SAP.

Kebutuhan standard an pembentukan komite penyusunnya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS di Indonesia semakin kuat. Hal ini diawali dengan pembentukan Kompartemen Akuntan Sektor Publik di IAI pada tanggal 8 mei 2000. Salah satu programnya adalah penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintahan.

Daari proses tersebut, dihasilkanlah Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Ada enam Exposure Draft yang dikeluarkan:

1. Penyajian laporan keuangan2. Laporan arus kas3. Koreksi surplus deficit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan akuntansi4. Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negri5. Kos pinjaman6. Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian.

Proses penyusunan SAP:

1. Identifikasi topic2. Konsultasi topic kepada komite pengarah3. Pembentukan kelompok kerja

5

Page 7: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

4. Riset terbatas oleh kelompok kerja5. Draf awal dari kelompok kerja6. Pembahasan draf awal oleh komite kerja7. Pengambilan keputusan oleh komite kerja8. Pelaporan kepada komite pengrah dan persetujuan atas draf publikasian9. Peluncuran draf publikasian10. Dengar pendapat public dan dengar pendapat terbatas11. Pembahasan tanggapan dan masukan atas draf publikasikan dari dengar pendapat12. Permintaan pertimbangan kepada BPK13. Pembahasan tanggapan BPK14. Finalisasi standar15. Pemberlakuan standar16. Sosialisasi awal standar

STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN)

BPK telah mengembangkan sebuah standar penting yang akan menjadi panduan dalam proses audit Indonesia. Standar tersebut adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar ini menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa.

SPKN memuat persyaratan professional yang harus dipenuhi oleh setiap pemeriksa/auditor, mutu pelaksanaan audit, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang professional. Dengan mendasarkan pelaksaan audit kepada SPKN, kredibilitas informasi dilaporkan oleh entitas yang diperiksa. SPKN ini berlaku untuk:

1. BPK RI2. Akuntan public atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK RI3. Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) termasuk Satuan Pengawasan Intern (SPI)

BUMN/BUMD sebagai acuan dalam menyusun standar pemeriksaan sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsi masing-masing.

4. Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN

Sebagai acuan audit di sector pemerintah, SPKN memberikan kerangka dasar untuk menerapkan secara efektif standar pekerjaan lapangan dan pelaporan audit. SPKN memberikan suatu standar umum yang berkaitan dengan persyaratan kemampuan/keahlian staf, independensi organisasi pemeriksa dan pemeriksa secara individual, pelaksanaan kemahiran professional secara cermat dan saksama, serta pengendalian mutu hasil pekerjaan.

SPKN membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis.

6

Page 8: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

1. Pemeriksaan Keuangan2. Pemeriksaan Kinerja3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Standar Umum SPKN

Standar umum SPKN memberikan kerangka dasar yang penting untuk menerapkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan secara efektif. Oleh karena itu, standar umum SPKN harus diikuti oleh semua pemeriksa/auditor dan organisasi pemeriksa, baik pemerintahan maupun non-pemerintahan, yang melakukan audit/pemeriksaan. Standar umum SPKN ini akan dijelaskan secara sekilas sebagai berikut.

1. Persyaratan Kemampuan/Keahlian2. Persyaratan Independensi3. Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Saksama4. Pengendalian Mutu

KERANGKA KONSEPTUAL

Lingkungan Akuntansi Pemerintah

1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikana. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaanb. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antarpemrintahc. Adanya pengaruh proses politikd. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah

2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendaliana. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan public, target fiscal, dan alat pengendalian.b. Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatanc. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian

Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Entitas Pelaporan

Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

Peranan Pelaporan Keuangan

7

Page 9: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

Setiap entitas pelaporan wajib melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan, serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan berikut.

1. Akuntabilitas2. Manajemen3. Transparansi4. Keseimbangan antargenerasi

Tujuan Pelaporan Keuangan

1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran

2. Menyedian informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaaaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, asset, kewajiban, ekuitas dana dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Komponen Laporan Keuangan

1. Laporan realisasi anggaran2. Neraca3. Laporan arus kas4. Catatan atas laporan keuangan

8

Page 10: Kebutuhan Regulasi Dan Standar Di Sektor Publik

Asumsi Dasar

Berikut asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan

1. Asumsi kemandirian entitas2. Asumsi kesinambungan entitas3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normative yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, laporan keuangan pemerintah harus memenuhi empat karakteristik berikut.

1. Relevan2. Andal3. Dapat dibandingkan4. Dapat dipahami

Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

1. Basis akuntansi2. Prinsip nilai historis3. Prinsip realisasi4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal5. Prinsip periodisitas6. Prinsip konsistensi7. Prinsip pengungkapan lengkap8. Prinsip penyajian wajar

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Kendalan informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan atau karena alasan-alasan kepraktisan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Materialitas2. Pertimbangan biaya dan manfaat3. Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif

9