kebutuhan pelacur yang bekerja sebagai kapster …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_full.pdf ·...

110
i KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER DITINJAU DARI TEORI HIRARKI ABRAHAM MASLOW Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Dedy Purwanto NIM: 029114107 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

i

KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER

DITINJAU DARI TEORI HIRARKI ABRAHAM MASLOW

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Dedy Purwanto

NIM: 029114107

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

ii

25 Mei 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

iii

25 Mei 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Dedy Purwanto

NIM : 029114107

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER

DITINJAU DARI TEORI HIRARKI ABRAHAM MASLOW

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelola, mendistribusikan secara

terbatas untuk kepentingan akademis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Penulis

Dedy Purwanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk mereka yang memiliki profesi yang

direndahkan. Namun mereka berjuang untuk keluarga, untuk sebuah hidup bagi dirinya

dan anaknya.

KUPU-KUPU MALAM

ada yg benci dirinya

ada yg butuh dirinya

ada yg berlutut mencintanya

ada pula yg kejam menyiksa dirinya

ini hidup wanita si kupu-kupu malam

bekerja bertaruh seluruh jiwa raga

bibir senyum kata halus merayu memanja

kepada setiap mereka yg datang

dosakah yg dia kerjakan

sucikah mereka yg datang

kadang dia tersenyum dalam tangis

kadang dia menangis di dalam senyuman

oh apa yg terjadi, terjadilah

yg dia tahu Tuhan penyayang umatnya

oh apa yg terjadi, terjadilah

yg dia tahu hanyalah menyambung nyawa

song by: Titiek Puspa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penulisan

skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 25 Mei 2008

Yang Menyatakan,

Dedy Purwanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

vii

ABSTRAK

Dedy Purwanto (2008). Kebutuhan Pelacur yang Bekerja sebagai Kapster Ditinjau dari

Teori Hirarki Abraham Maslow. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kebutuhan pelacur yang

bekerja sebagai kapster ditinjau dari teori hirarki Abraham Maslow. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif yang berarti bertumpu pada narasi untuk mengungkap

kompleksitas permasalahan yang diteliti dengan tujuan untuk menggambarkan suatu

fenomena.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan

jenis pertanyaan semi terstruktur. Penelitian ini menggunakan tiga orang subjek.

Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk kebutuhan fisiologis,

responden menyatakan bahwa alasan memilih profesi ini adalah untuk mecukupi

kebutuhan hidup. Sementara, untuk kebutuhan akan keselamatan, subjek menilai adanya

keamanan profesi pelacur yang bekedok kapster. Untuk kebutuhan akan rasa memiliki

dan cinta, subjek menyatakan bahwa peran penerimaan keluarga digantikan teman

seprofesi. Hal itu didorong pula dengan kesamaan aktifitas. Untuk kebutuhan akan harga

diri, subjek menyatakan tarif layanan sebagai ukuran penghargaan atas diri. Dengan

menentukan tarif untuk jasa pelayanannya sebagai pelacur berarti ada penilaian terhadap

harga diri. Adapun dalam perspektif kebutuhan akan aktualisasi diri, subjek memiliki

keinginan untuk memiliki usaha sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

viii

ABSTRACT

Dedy Purwanto (2008). The needs of sex commercial workers who work as capsters

based on Abraham Maslow hierarchy theory. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

This research has an objective to describe commercial sex worker needs who work

as a capster based on Abraham Maslow hierarchy theory. This is a descriptive qualitative

research, that stand on narative to explore complexity of problems that researched in

order to describe a phenomenon.

The method used on this research is interview with a semi-structure questionaire and

it use three respondents.

As the results can concluded that on physiologic needs, respondents state that their

reason choose prophecy as a commercial sex worker is to suffice their life needs. While

on safety needs, respondents state that safety as a commercial sex worker who work as a

capster on a parlor. On belong sense and love needs, respondents state that as a social

creature, a commercial sex worker cannot be separated with their envionment. In work

place whereas their spend as ten hours every day, their have more interaction with other

capsters and customers. So, role of family acceptance have been changed by their friends

with same prophecy. That is supported by same activities. On self esteem needs,

respondents state that price of service as a measurement of self esteem. On self

actualization needs, respondents state that their have a will to have their own bussines.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

ix

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari proses pengambilan gelar sarjana psikologi, penulis memilih

topik “Pelacur yang Bekerja sebagai Kapster Ditinjau dari Teori Hirari Abraham

Maslow”. Banyak rintangan dari dalam dan luar yang menghandang. Namun, berkat

kekuatan yang secara misterius Tuhan berikan akhirnya skripsi ini bisa selesai.

Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk orang-

orang yang ikut mengisi hidup perkuliahan:

1. Bokap yang membiayai kuliah dan hidup di Jogja.

2. Pak Wahyudi yang senantiasa memberi bimbingan selama menulis skripsi.

3. Pak Pratik yang bersedia meluangkan waktu dalam konsultasi di luar mata kuliah.

4. Para dosen semua yang telah membagi ilmu dan pengalaman.

5. Best pren, Velia, dimanapun aku, kamu selalu hadir untuk mengingatkan betapa

berarti semua yang kulakukan.

6. Geng semester satu: Adi, Tyas, Lisna, Weda, Elen, Desta, Heri. Kalian kenangan

awal dalam kehidupan kampus. Kapan kita pergi bareng lagi yukkk!

7. Nanud yang kini menghilang entah dimana. Hope you find your soul mate!

8. Roni dan Ronald yang pada saat kita akan berpisah menjadi teman dekat.

9. Sari dan Dewie yang memberi tahu prosedur skripsi.

10. Teman-teman kampus semua!!

11. Mba Ning, Pak Gi, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni yang turut membantu urusan

administrasi, prakikum, dan jurnal.

12. Evan, Yuda, dan Sri. Wah wah… kalian benar-benar telah membantu.

13. Sansan yang menginspirasi kecukupan dalam materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

x

14. Tante kost dan saudara di Jakarta yang turut mendoakan.

15. Anak-anak ’03 yang berbagi rasa di hari yang sama pendadaran.

Saya merasa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saya mohon maaf atas

kesalahan dan kelalaian yang saya lakukan saat melakukan penelitian, baik sikap, utur

kata, maupun tulisan. Saya juga menerima kritik dan saran yang membangun demi

peningkatan dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih

atas perhatiannya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1. Manfaat Praktis ............................................................................ 6

2. Manfaat Teoritis ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 7

A. Tinjauan tentang Kebutuhan ................................................................. 7

1. Pengertian Kebutuhan................................................................... 7

2. Kebutuhan Berdasarkan Teori Hirarki Abraham Maslow ........... 8

B. Tinjauan tentang Pelacuran ................................................................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

xii

1. Pengertian Pelacuran .................................................................... 13

2. Macam-macam Pelacuran ............................................................ 14

3. Kapster Salon Plus sebagai Bentuk Pelacuran ............................. 16

C. Pemenuhan Kebutuhan Pelacur sebagai Kapster Berdasarkan

Teori Hirarki Abraham Maslow ......................................................... 17

1. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis ......... 17

2. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan

Keselamatan.................................................................................. 17

3. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan Rasa

Memiliki dan Rasa Cinta ............................................................. 18

4. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan

Harga Diri .................................................................................... 18

5. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan

Aktualisasi Diri ............................................................................ 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 20

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 20

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 20

C. Batasan Ilmiah ...................................................................................... 21

D. Metode Penelitian ................................................................................. 22

E. Analisis Data ........................................................................................ 22

F. Daftar Pertanyaan ................................................................................. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 25

A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 25

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

xiii

2. Penentuan Subjek Penelitian ........................................................... 26

3. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 27

B. Laporan Hasil Penelitian ....................................................................... 27

1. Subjek I ........................................................................................... 27

1.a. Kebutuhan Fisiologis .............................................................. 29

1.b. Kebutuhan akan Keselamatan ................................................. 32

1.c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta ...................................... 33

1.d. Kebutuhan akan Penghargaan ................................................. 35

1.e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri ............................................ 37

2. Subjek II .......................................................................................... 38

2.a. Kebutuhan Fisiologis .............................................................. 39

2.b. Kebutuhan akan Keselamatan ................................................. 41

2.c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta ...................................... 42

2.d. Kebutuhan akan Penghargaan ................................................. 44

2.e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri ............................................ 45

3. Subjek III ........................................................................................ 45

3.a. Kebutuhan Fisiologis .............................................................. 46

3.b. Kebutuhan akan Keselamatan ................................................. 47

3.c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta ...................................... 47

3.d. Kebutuhan akan Penghargaan ................................................. 48

3.e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri ............................................ 49

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 49

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

xiv

A. Kesimpulan ........................................................................................... 55

B. Saran ..................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57

LAMPIRAN................................................................................................................ 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tak bisa dipungkiri bahwa hubungan seks dilakukan manusia untuk

reproduksi dalam ikatan pernikahan. Namun, di dalam perkembangannya, seks

dilakukan untuk pemenuhan hasrat seksual, mencari nafkah dan hiburan, yang

dilakukan di luar ikatan pernikahan. Kegiatan-kegiatan tersebut pada akhirnya akan

terbentuk menjadi prostitusi di mana kebutuhan konsumen dan penyedia jasa dapat

terpenuhi.

Maraknya bisnis hiburan yang menjadi ciri modernisasi, menjadi pelengkap

bagi bisnis prostitusi. Berbagai fasilitas penunjang seperti panti pijat, bar, kafe,

karaoke dan diskotik berkembang pesat untuk memenuhi tuntutan perubahan nilai

masyarakat. Gaya hidup hedonis yang memuja kenikmatan menjadi faktor dominan

dalam perkembangan bisnis hiburan dan bisnis prostitusi (Abdul Untung, 2004).

Didukung pernyataan Barry (2001), prostitusi yang melekat pada bisnis

hiburan merupakan sebuah bentuk aktivitas seksual yang ditopengi dengan pekerjaan

legal. Hal ini dilakukan juga untuk menghindari stigma sosial yang terlanjur melekat

buruk di mata masyarakat. Konsumen yang datang pun bisa menghindari kesan bagi

dirinya bahwa itu bukanlah lokalisasi pelacuran. Usaha salon pun tak lepas dari

prostitusi, yang dikenal dengan salon plus. Seperti pada umumnya, salon ini

memberikan layanan seperti creambath, potong rambut, cuci, blow, facial dan lain

sebagainya. Yang membedakan adalah transaksi seksual yang disediakan (Emka,

2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

2

Di kota Yogyakarta, salon-salon seperti ini terlihat memusat di jalan

Magelang, jalan Kaliurang, jalan Monjali, jalan Palagan, jalan Solo, jalan Janti, dan

jalan Ring Road Utara. Selain di jalan-jalan tersebut, di jalan lain juga berdiri satu

dua. Salon ini terlihat kecil dari luar. Ukurannya sekitar 3 x 3 meter. Namun itu

belum termasuk ruang-ruang yang disediakan untuk melakukan pijat. Ciri khas yang

melekat pada salon ini adalah para kapster, yang tiap salon umumnya memiliki 4-6

dan memakai kaos you can see. Penulis menjumpai satu salon yang eksklusif di

Selokan Mataram. Dikatakan demikian karena menempati bangunan ruko tingkat tiga

dan dilengkapi dengan AC Tidak seperti yang lain yang hanya menempati bangunan

kecil satu lantai tanpa AC.

Salon plus bisa dilihat di iklan koran Kedaulatan Rakyat. Pada kolom salon,

sebagian besar merupakan salon plus. Kata massage ditampilkan sebagai layanan.

Kita bisa juga melihat pada sebuah situs website komunitas berupa forum yang

menceritakan pengalaman para member yang telah mencoba salon plus.

Pemilik salon plus adalah juga mucikari. Namun, tidak menjadi mediator

antara kapster dengan konsumen, dia hanya sebatas menyediakan salon itu. Untuk

pijat, mucikari sudah menentukan tarif tersendiri. Tiap salon berbeda-beda, berkisar

Rp. 30.000 hingga Rp. 50.000 per jam. Tarif untuk layanan seksual diputuskan

berdasarkan tawar menawar kapster dengan konsumen.

Menurut Emka (2003), salon plus ini merupakan sebuah prostitusi yang

berkembang dari kebebasan dalam masyarakat. Kebebasan ini bisa kita lihat dari

menurunnya nilai seks yang dibuktikan dengan banyaknya kasus kehamilan di luar

nikah, perselingkuhan dan pelacuran itu sendiri. Globalisasi dari negara-negara barat

yang memandang seks sebagai hal yang wajar turut memberikan dampak kebebasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

3

Sedangkan alasan masuknya seorang wanita menjadi pelacur menurut Sanie

(2004) dikarenakan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu itu sendiri, latar belakang

rumah tangga, dan faktor komunitas. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Barry (2001)

yang mengatakan sebagian pelacur melakukannya untuk dapat memberikan nafkah

bagi orang tua, pasangan hidup, dan atau anaknya.

Lemert (1996) juga mengatakan bahwa seorang gadis yang memiliki

intefioritas kuat akan memiliki kebutuhan kompulsif untuk melakukan prosmiskuitas.

Dengan kata lain, gadis tersebut memiliki dorongan seks tinggi dan terpuaskan

dengan berganti-ganti pasangan. Akhirnya, dia memilih menjadi pelacur yang di

mana dorongan seks itu dapat selalu terpenuhi.

Senada yang ditemukan melalui studi fungsional, pelacuran menjadi suatu hal

yang fungsional bagi gairah yang menyimpang yang tidak dapat diperoleh melalui

seks dalam pernikahan. Contoh dalam penyimpangan seks adalah paedofilia dan

sadho-machism. Pelacuran menjadi tempat bagi penyimpangan itu karena hubungan

seks terjadi atas dasar upah.

Faktor latar belakang keluarga dinyatakan Kemp (1998) bahwa pelacuran

memiliki dimensi pewarisan. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa sebagian pelacur

memiliki ibu atau nenek yang juga menjalani profesi pelacur. Bisa jadi anak ini

memiliki toleransi yang tinggi karena melihat kenyataan bahwa keluarganya melacur.

Faktor komunitas menurut Barry (2001) karena wanita dipaksa atau diperdaya

oleh mucikari. Bentuknya bisa dilihat sebagai penculikan wanita atau janji mendapat

pekerjaan. Ajakan seorang teman yang berprofesi sebagai pelacur pun merupakan

tipu daya untuk mendapat uang dengan cara cepat dan berlimpah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

4

Fenomena pelacuran selama ini kebanyakan hanya dipandang dari satu sisi

oleh masyarakat. Mereka terlanjur mengecap prostitusi sebagai hal yang sepenuhnya

negatif yang merupakan penyimpangan dari nilai dan norma yang berlaku. Lebih jauh

lagi, penyimpangan ini adalah perilaku yang patologis atau hal yang kotor, maksiat

atau asusila (Koentjoro, 1997). Anggapan tersebut muncul karena prostitusi

membawa dampak penyakit menular bagi para pelakunya. Apalagi, penyakit AIDS

yang belum ditemukan obatnya dan berdampak melemahkan sistem kekebalan tubuh

melengkapi pandangan negatif terhadap prostitusi.

Sanksi masyarakat terhadap pelacur seringkali tidak adil. Mereka harus

menanggung semua sanksi, termasuk mendekam di penjara atau hidup dalam masa

depan yang gelap. Sedangkan para konsumen tidak terkena sanksi. Masyarakat umum

mengesampingkan bahwa pelacur juga manusia biasa yang mempunyai kebutuhan-

kebutuhan dan memerlukan pemenuhan atas kebutuhan tersebut.

Kebutuhan yang dimaksud di atas salah satunya adalah peran yang menonjol

adalah sebagai ibu. Kehadiran anak tentunya memerlukan biaya. Dari situlah ada

tugas baru yang diemban. Biar bagaimanapun naluri ibu untuk memenuhi kebutuhan

anak selalu ada, terlepas dari pekerjaan yang dilakukan sebagai pelacur (Sokolov,

1991).

Teori Hirarki Maslow bisa menjadi titik tolak pemahaman yang komperhensif

karena memandang perilaku adalah hasil dari dorongan pemenuhan kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi secara bertingkat. Dimulai dari kebutuhan biologis,

kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan

akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

5

Secara pribadi, penulis tertarik melakukan penelitian ini karena melihat

fenomena salon plus yang jumlahnya berkembang pesat dalam satu tahun terakhir.

Perkembangan ini seakan-akan bebas tanpa adanya kontrol sosial maupun dari

pemerintah daerah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melihat kebutuhan

psikologis pelacur yang bekerja sebagai kapster ditinjau dari Teori Hirarki Maslow.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini : “Bagaimana gambaran

kebutuhan psikologis pelacur sebagai kapster salon plus ditinjau dari Teori Hirarki

Abraham Maslow?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kebutuhan pelacur

yang bekerja sebagai kapster salon plus ditinjau dari Teori Hirarki Abraham Maslow.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan untuk penelitian yang relevan di masa mendatang.

b. Sebagai wacana di bidang Psikologi.

c. Untuk mengetahui hirarki kebutuhan pelacur ditinjau dari Teori Hirarki

Abraham Maslow.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

6

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca

mengenai keberadaan pelacur pada salon-salon plus yang mempunyai kebutuhan-

kebutuhan untuk dipenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan tentang Kebutuhan

1. Pengertian Kebutuhan

Manusia sebagai makhluk hidup pastilah mempunyai kebutuhan dalam

kehidupannya. Kebutuhan sendiri menurut Chaplin (2001) diartikan sebagai

sembarang kekurangan, ketiadaan, atau ketidaksempurnaan yang dirasakan

seseorang sehingga merusak kesejahteraannya. Kartono (1987) mengungkapkan

bahwa kebutuhan adalah setiap kekurangan yang ada pada individu baik yang

merupakan kegemaran maupun kebuthan fisiologisnya; persyaratan tetap untuk

tetap hidup atau penyesuaian yang optimal terhadap lingkungan. Sementara itu,

Winkel (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah kekosongan dalam

kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang

diperlukan bagi kesejahteraannya. Tokoh lain yang memberikan definisi tentang

kebutuhan adalah Murray (dalam Brehm, 1996) yang berpendapat bahwa

kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan

ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau

tindakan tertentu.

Dengan melihat pendapat dari beberapa tokoh di atas, jelaslah bahwa pada

intinya kebutuhan adalah suatu keadaan di mana terdapat kekurangan atau

ketidaksempurnaan atau kekosongan yang mengganggu kesejahteraan manusia

dalam kehidupannya. Kebutuhan yang tidak terpenuhi akan menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

8

ketegangan atau suatu perasaan emosional (Chaplin, 1995). Hal ini membuat

manusia melakukan suatu usaha atau tindakan untuk dapat memenuhi

kebutuhannya demi mencapai kesejahteraan. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa kebutuhan sebagai alat pendorong bagi manusia. Handoko (1992)

menyatakan bahwa tingkah laku manusia terarah pada tujuan untuk memenuhi

kebutuhannya. Seperti dikemukakan oleh Maslow (dalam Schultz, 1991),

kebutuhan sebagai deficiency motivation yang artinya kebutuhan menjadi

dorongan untuk membereskan suatu kekurangan dalam diri organisme.

2. Kebutuhan Berdasarkan Teori Hirarki Abraham Maslow

Maslow (dalam Goble, 1987) berpendapat bahwa kebutuhan merupakan

inti dari kodrat manusia. Menurut Maslow, manusia memiliki kecenderungan-

kecenderungan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya sehingga penuh makna

dan memuaskan. Bagi Maslow, manusia merupakan makhluk yang tidak pernah

merasa puas dalam keadaan yang sepenuhnya. Kebutuhan-kebutuhan pokok

manusia tersusun dalam suatu hirarki potensi yang relatif kuat, mulai dari

kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi.

Apabila kebutuhan yang mendasar telah terpenuhi, akan muncul kebutuhan-

kebutuhan baru yang lebih tinggi dan seterusnya. Kebutuhan manusia ini tidak

hanya bersifat fisiologis semata tapi juga bersifat psikologis.

Konsep fundamental dari pendirian Maslow yaitu bahwa manusia

dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh

spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetik atau naluriah. Maslow

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

9

mengungkapkan suatu kebutuhan dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar

apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Ketidakhadirannya menimbulkan penyakit

2. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit

3. Pemulihannya menyembuhkan penyakit

4. Dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih,

orang yang sedang berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu

dibandingkan jenis-jenis kepuasan lain

5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada

orang yang sehat.

Adapun kelima kebutuhan menurut Maslow tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis / faali

Kebutuhan fisiologis merupakan titik tolak teori motivasi Maslow.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling kuat dan mendasar karena

berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup

manusia. Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah makanan, air, oksigen, aktif,

istirahat, keseimbangan akan temperature, seks dan kebutuhan akan stimulasi

sensoris (Farozin, 2003). Menurut Maslow kebutuhan fisiologis manusia tidak

dapat dibuatkan suatu daftar karena akan dapat mencapai jumlah berapa saja yang

dikehendaki seseorang tergantung pada tingkat kekhususan penguraiannya

pangan, bernafas, dan semua kebutuhan lain yang terkait dengan tubuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

10

2. Kebutuhan akan keselamatan

Kebutuhan ini hampir merupakan pengatur perilaku yang eksklusif, yang

menyerap semua kapasitas organisme bagi usaha memuaskan kebutuhan itu.

Kebutuhan akan keselamatan meliputi keamanan, kemantapan, ketergantungan,

perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan

struktur, ketertiban, hukum, batas-batas; kekuatan pada diri pelindung, dan

sebagainya.

Jika orang dewasa merasa keselamatannya terancam, kita tidak akan

mungkin melihatnya dari luar. Maslow berpendapat bahwa seseorang yang kurang

merasa aman, cemas dan kurang percaya diri dalam lingkungannya akan

terdorong untuk mencari area-area hidup lain di mana ia dapat memperoleh

ketentraman, kepastian dan rasa aman. Contoh paling mudah dalam hal ini dapat

dilihat pada anak-anak.

3. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta

Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan

keselamatan cukup terpenuhi. Yang termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan

akan cinta kasih, rasa kasih, dan rasa memiliki. Pada tahap ini, orang merasa ingin

memiliki tempat dalam kelompok atau keluarganya. Selama belum terpenuhi, ia

akan merasa kesepian, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan

keadaan yang tak menentu.

Cinta dalam hal ini tidak sinonim dengan seks. Maslow memandang seks

sebagai suatu kebutuhan fisik yang murni. Perilaku seksual ditentukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

11

banyak hal, bukan hanya oleh kebutuhan seksual tetapi yang utama adalah

kebutuhan akan cinta dan kelembutan hati.

4. Kebutuhan akan Harga Diri

Kebutuhan akan harga diri merupakan kebutuhan dari individu untuk

mendapat penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat

dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri, atau harga diri dan

penghargaan akan orang-orang lainnya.

Kebutuhan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama,

keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan,

kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia, dan kemerdekaan dan

kebebasan. Kedua, hasrat akan nama baik atau gengsi, prestise (yang dirumuskan

sebagai penghormatan dan penghargaan dari orang lain), status, ketenaran dan

kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang penting, martabat, atau

apresiasi.

Pemenuhan kebutuhan akan harga diri membawa perasaan percaya pada diri

sendiri, kegunaan, kekuatan, kapabilitas, dan kelaikan, akan keguanaan dan rasa

diperlukan oleh dunia. Tetapi rintangan menuju pemenuhan kebutuhan ini

menimbulkan perasaan-perasaan rendah diri, kelemahan, dan tidak berdaya. Pada

gilirannya, perasaan-perasaan ini melahirkan keputusasaan yang mendasar atau

kecenderungan kompensatif atau neurotis.

Harga diri yang paling mantap dan sehat dilandaskan pada penghargaan

yang diperoleh dari orang lain dan bukan pada ketenaran atau kemasyuhran

faktor-faktor luar dan pujian berlebih yang tidak berdasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

12

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Sekalipun semua kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi, segera akan

berkembang perasaan tidak puas dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang

itu melakukan apa yang secara individual sesuai baginya. Istilah ini menunjuk

pada keinginan orang akan perwujudan diri, yakni pada kecenderungan untuk

mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada dalam kemampuannya. Bentuk khusus

dari kebutuhan ini berbeda pada tiap orang. Orang yang dapat menjadi sesuatu

harus menjadi sesuatu. Contohnya, seorang musisi harus menciptakan musik,

seorang penyair harus bersyair.

Pencapaian kebutuhan akan perwujudan diri oleh seorang individu biasanya

akan menemui banyak hambatan. Hambatan tersebut diperoleh dari :

1. Hambatan dari individu berupa ketidaktahuan, keraguan dan rasa takut

individu untuk mengungkap potensi-potensinya

2. Hambatan dari luar/ lingkungan berupa perepresian sifat-sifat, bakat maupun

potensi individu

3. Pengaruh negatif dari adanya kebutuhan akan rasa aman yang kuat. Manusia

cenderung tidak berani mengambil resiko, takut membuat kesalahan dan tidak

mau melepaskan kebiasaan lama yang konstruktif (Farozin, 2003). Pada hal

untuk mewujudkan diri secara penuh manusia harus melakukan hal-hal

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

13

B. Tinjauan tentang Pelacuran

1. Pengertian Pelacuran

Pelacuran berarti usaha menyerahkan diri untuk maksud hubungan seks

secara terang-terangan dengan mendapat imbalan jasa (Asyari, 1986). Pelacuran

dalam kajian psikologi abnormal adalah pemberian layanan hubungan seksual

kepada seseorang demi suatu imbalan, biasanya berupa uang. Pelacuran menurut

Bonger (dalam Kartono, 2005) adalah gejala kemasyarakatan di mana wanita

menjual diri, melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.

Definisi tersebut jelas menyatakan bahwa adanya peristiwa penjualan diri yang

dijadikan sebagai suatu profesi atau mata pencaharian dengan jalan melakukan

relasi-relasi seksual.

Sedangkan definisi pelacuran yang sering dikemukakan yaitu definisi

menurut Society (1970), yaitu praktek hubungan seksual yang dilakukan karena

kebiasaan atau dilakukan sesaat, kurang lebih dilakukan siapa saja (promiskuitas)

untuk dorongan mencari keuntungan (imbalan/upah). Definisi tersebut

mengandung tiga unsur dasar, yaitu :

1. Payment (bayaran).

2. Promiscuity (tanpa membeda-bedakan, dilakukan dengan siapa saja).

3. Sexual Indefference (ketidak-acuhan seksual).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pekerja

seks merupakan orang yang bekerja memberikan layanan seks tanpa membeda-

bedakan pasangannya. Tujuan mereka melakukan hal itu untuk mendapat imbalan

yang biasanya berupa uang. Dalam penelitian ini, pekerja seks adalah wanita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

14

bekerja sebagai kapster di salon plus yang memberikan layanan seks dengan

tujuan mendapatkan imbalan yang biasanya berupa uang.

2. Macam- Macam Pelacuran

Secara teknis ada empat macam prostitusi menurut Coleman (dalam

Supratiknya, 2000), yaitu :

a. Hubungan heteroseksual dimana pihak perempuan menerima pembayaran.

b. Hubungan heteroseksual dimana seorang lelaki menerima pembayaran.

c. Prostitusi homoseksual dimana seorang perempuan menawarkan layanan

hubungan homoseksual kepada perempuan lain.

d. Prostitusi homoseksual diamana seorang lelaki menawarkan layanan hubugan

homoseksual kepada lelaki lain.

Berdasarkan cara mencari pelanggan, Lamtiur (2004) membedakan pelacur

menjadi 3 golongan yaitu :

1. Pelacur yang mencari pelanggan melalui agen

Agen yang dimaksud dalam hal ini antara lain supir taksi, tukang ojeg, tukang

becak dan lainnya. Para agen ini berperan untuk mengantarkan tamu yang

merupakan penumpang mereka ke tempat pelacur. Biasanya agen menawarkan

kepada para penumpang yang umumnya berasal dari luar kota yang

menginginkan jasa pelayanan seksual. Mereka mendapatkan bonus tertentu dari

para pelacur apabila berhasil mengantarkan konsumen. Cara mendapatkan

pelanggan melalui agen seperti ini cukup efektif dan dinilai saling

menguntungkan antara kedua belah pihak. Di satu sisi pelacur diuntungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

15

karena jumlah pelanggannya meningkat dengan cara yang cukup mudah. Di sisi

lain para agen mendapat penghasilan tambahan.

2. Pelacur yang mencari pelanggan sendiri

Pelacur yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang menawarkan

diri secara langsung kepada konsumen tanpa perantara siapa pun juga. Cara

yang dilakukan misalnya dengan menjajakan diri di pinggir jalan atau dengan

memasang iklan di media cetak. Ada juga terselubung seperti ayam kampus,

yaitu mahasiswi yang menjual diri.

3. Pelacur yang mencari pelanggan lewat mucikari

Mucikari menurut Hull (1997) adalah seorang yang langsung bertanggung

jawab dalam penyediaan fasilitas yang memungkinkan terjadinya perdagangan

seks. Mucikari sering dikenal dengan sebutan mami. Seringkali para mucikari

ini tinggal serumah dengan pelacurnya. Peran mucikari sangat dominan dalam

terjadinya transaksi seksual antara konsumen dan pelacur. Hal ini dikarenakan

calon konsumen atau pemakai jasa harus melalui mami untuk dapat menikmati

layanan seksual. Setiap kali terjadi transaksi, pelacur harus menyetorkan uang

imbalannya kepada mami. Uang ini kemudian digunakan untuk biaya hidup

pelacur tersebut dan komisi. Jadi tidak semua uang imbalan dari pengguna jasa

masuk ke tangan pelacur.

3. Kapster Salon Plus sebagai Bentuk Pelacuran

Keberadaan salon plus yang saat ini banyak menjamur di kota-kota besar,

termasuk Yogyakarta, memang sulit dideteksi. Seperti halnya salon pada

umumnya, salon plus juga memberikan layanan seperti cuci, potong, creambath,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

16

dan sebagainya. Namun apabila ditilik lebih dalam, salon ini juga memberikan

layanan seksual yang diberikan kepada konsumennya. Layanan seksual ini

diberikan oleh wanita-wanita yang merangkap bekerja sebagai kapster pada salon

tersebut.

Layanan seksual yang diberikan oleh para kapster salon plus ini dapat

dikatakan sebagai salah satu bentuk pelacuran. Hal ini dikarenakan para kapster

salon memberikan layanan seksual kepada para konsumennya dengan

mendapatkan imbal jasa tertentu yang biasanya berupa uang. Jelaslah bahwa

kegiatan kapster salon plus tersebut memenuhi rumusan unsur pelacuran

sebagaimana dikemukakan dalam Encyclopedia Britania. Pertama, kapster salon

plus mendapat pembayaran atas jasa yang diberikan. Kedua, kapster salon plus

memberikan layanan seksual kepada siapa saja tanpa pembedaan tertentu asalkan

ada pembayaran. Ketiga, kapster salon plus melakukan hubungan seksual tanpa

mempedulikan hakikat dari hubungan seks itu sendiri. Hubungan seks yang

mereka lakukan bersifat impersonal karena berlangsung tanpa afeksi dan kasih

sayang. Bagi pelacur yang terpenting mereka mendapatkan imbal jasa tertentu.

C. Pemenuhan Kebutuhan Pelacur yang Bekerja sebagai Kaspter Berdasarkan

Hirarki Maslow

1. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis

Manusia bekerja untuk mendapatkan uang. Uang tersebut digunakan untuk

membeli berbagai macam kebutuhan. Namun, yang primer adalah untuk membeli

makan. Pelacur juga merupakan profesi untuk mencari uang. Ada yang memang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

17

menjalani untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ada pula yang ingin mendapatkan

uang melimpah. Yang terakhir ini mematok tarif yang relatif tinggi.

Pelacur yang bekerja sebagai kapster terdorong melakukan profesi ini karena

memiliki kebutuhan hidup. Uang yang didapat digunakan untuk kebutuhan

pokok. Bahkan, dorongan seks merupakan kebutuhan yang ingin bisa mereka

penuhi.

2. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan Keselamatan

Tayangan di TV sering menyajikan berita razia terhadap pelacur. Keadaan

tersebut tidak menguntungkan bagi mereka karena harus menanggung malu bila

wajahnya dikenali oleh keluarga dan kerabat.

Dengan menjadi kapster, mereka bisa menghindari hal-hal demikian. Bukan

berarti terbebas sepenuhnya dari razia, namun salon menjadi tempat yang lebih

aman bila dibandingkan harus menjajakan diri di jalan.

3. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan

Rasa Cinta

Sebagai makhluk sosial, pelacur tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.

Di luar salon, mereka menghabiskan waktu dengan kerabat dan keluarga. Di

tempat kerja dimana menghabiskan sekitar sepuluh jam tiap harinya, pergaulan

lebih banyak dihabiskan dengan teman sesama kapster dan juga konsumennya.

Peran penerimaan keluarga dan kerabat digantikan. Hal itu didorong pula dengan

kesamaan aktifitas.

Bukan tidak mungkin kapster juga menemukan penerimaan itu dari

kosumennya. Menurut Debbie (1998), wanita memandang pengalaman seks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

18

merupakan hal yang sekunder. Yang utama adalah alasan-alasan yang bersifat

emosional, seperti perhatian dan kasih sayang.

4. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan Harga Diri

Dengan menentukan tarif untuk jasa pelayanannya berarti ada penilaian

terhadap dirinya sendiri. Semakin besar tarif, maka akan menimbulkan pemikiran

bahwa dirinya memang berharga. Pemikiran tersebut juga muncul apabila

konsumen yang sama terus memakai jasanya.

5. Kapster sebagai Sarana Pemenuhan Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Apabila pelacur telah dapat memenuhi semua kebutuhan di atas, maka akan

muncul kebutuhan lain yang sifatnya lebih tinggi. Kebutuhan ini terkait dengan

dorongan melakukan apa yang secara individual sesuai baginya. Tentunya satu

dengan yang lainnya berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Salah satu bagian penting dalam penelitian ilmiah adalah ketepatan pemilihan

metode penelitian. Hal ini akan mempengaruhi pengungkapan masalah yang muncul

dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif

kualitatif, yang berarti bertumpu pada narasi untuk mengungkap kompleksitas

permasalahan yang diteliti (Poerwandari, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam situasi alamiah. Peneliti tidak

berusaha memanipulasi setting penelitian.

Ciri khas lain dari penelitian kualitatif deskriptif adalah menekankan pentingnya

kedekatan peneliti dengan subjek penelitian, bertujuan agar diperoleh pemahaman

yang jelas tentang realitas. Ini berarti peneliti akan melakukan kontak langsung

dengan subjek (Poerwandari, 2001).

B. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga orang pelacur yang

bekerja sebagai kapster di Yogyakarta. Pemilihan subjek dengan metode snow ball,

yaitu pemilihan satu orang membawa pada semua sampel.

Dalam proses pengambilan sampel, peneliti menemui kendala karena banyak

kapster tidak bersedia untuk dijadikan subjek. Ada satu orang subjek yang mau

membantu karena memandang ada kesamaan daerah asal dengan peneliti dan dia

mengajak teman satu salon untuk menjadi subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

20

C. Batasan Ilmiah

Maslow tidak membuat perwujudan kelima kebutuhan secara rinci. Maka, dengan

berlandaskan teori yang telah dipaparkan pada bab II, peneliti menyusun batasan

istilah dari lima kebutuhan kapster yang bekerja sebagai pelacur sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan yang terkait langsung dengan pemeliharaan

biologis, meliputi kebutuhan untuk makan, seks, dan segala sesuatu yang

berkaitan langsung dengan tubuh.

2. Kebutuhan akan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari ketakutan dan

kecemasan dari masyarakat dan keluarga. Termasuk bebas dari penyakit kelamin.

3. Kebutuhan akan memiliki dan cinta, meliputi kebutuhan untuk menjalin hubungan

dengan pemilik salon, pelanggan, teman seprofesi, meliputi apa yang dialami dan

dirasakan subjek ketika berada di salon. Selain itu juga terkait dengan anak adalah

penyisihan gaji.

4. Kebutuhan akan penghargaan, meliputi kebutuhan subjek untuk dapat menghargai

diri sendiri dan dihargai orang lain. Dalam penelitian ini akan terungkap dari

patokan tarif, pujian, bonus dari mami dan pelanggan, dan frekuensi dipakai oleh

pelanggan.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan subjek untuk menggunakan

dan mengembangkan kemampuan yang ada. Kebutuhan ini terungkap dalam

tujuan selanjutnya berupa profesi yang akan dijalani setelah tidak lagi bekerja di

salon tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

21

D. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara adalah

pertanyaan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

(Poerwandari, 2004). Moleong (2001) mengatakan bahwa percakapan itu dilakukan

oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan jenis pertanyaan semi terstruktur. Ciri-ciri wawancara

tersebut antara lain adanya pertanyaan yang telah disusun berdasarkan teori yang

diambil, adanya kebebasan yang dimiliki peneliti dalam mengajukan pertanyaan

sesuai dengan kondisi yang dihadapinya dan tidak terikat oleh susunan kata-kata

maupun urutan pertanyaan yang harus diajukan (Kerlinger, 1990).

E. Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang datanya berupa narasi,

deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis, atau bentuk non angka lainnya

(Poerwandari, 1998).

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Memindahkan setiap data yang diperoleh dari wawancara dan observasi ke dalam

transkrip verbatim.

2. Membaca, mempelajari, dan menelaah data dengan seksama.

3. Mereduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu membuat rangkuman tema

yan gberkaitan dengan topik penelitian.

4. Menyusun hasil reduksi data ke dalam satuan-satuan.

5. Membuat kategorisasi satuan dan pengkodean.

6. Melakukan interpretasi data dan pembahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

22

F. Daftar Pertanyaan

Kriteria Pertanyaan Batasan

Kebutuhan

fisiologis • Apakah sebagian besar

upah dipakai untuk

makan?

• Bagiamana Anda

memandang seks ketika

melakukannya dengan

pelanggan?

• Uang yang didapat

sebagai imbalan atas

layanan seks dipakai

sebagai pemenuhan

kebutuhan fisiologis.

• Seks dengan pelanggan

menjadi pemenuhan

atas dorongan seksual.

Kebutuhan akan

keselamatan • Bagaimana pendapat

Anda melihat berita

pelacur yang dirazia?

• Bagaimana pandangan

lingkungan akan

keberadaan salon ini?

• Bagaimana pandangan

keluarga akan profesi

yang dijalani ini?

• Apakah profesi ini

merupakan yang utama

dalam mencari nafkah?

• Kapster merupakan

sarana dimana profesi

sebagai pelacur

terselubung sehingga

bebas dari razia.

• Salon menjadi tempat

dimana lingkungan

sosial menganggap

tidak terjadi praktik

pelacuran.

• Kebutuhan hidup

didapat dari profesinya

menjadi pelacur.

Kebutuhan akan

memiliki dan

cinta

• Ceritakan hubungan

Anda dengan sesama

kapster!

• Ceritakan hubungan

Anda dengan mucikari!

• Ceritakan hubungan

Anda dengan

pelanggan!

• Peran Anda sebagai

ibu?

• Salon menjadi sarana

untuk menjalin

hubungan erat dengan

teman sesama kapster,

pelanggan, dan

mucikari.

• Gaji menjadi sarana

untuk memenuhi

kebutuhan anak.

Kebutuhan akan

penghargaan • Bagaimana penilaian

sesama kapster

terhadap Anda?

• Bagaimana penilaian

mucikari terhadap

Anda?

• Bagaimana penilaian

pelanggan terhadap

Anda?

• Apa kriteria yang

• Kapster menjadi sarana

untuk mendapatkan

penghargaan yang

didapat dari penialaian

atas diri sendiri, teman

sesama kapster,

pelanggan, dan

muckiari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

23

dipakai Anda untuk

menentukan besarnya

tarif?

Kebutuhan akan

aktualisasi diri • Apa harapan pribadi

Anda dengan menjalani

profesi ini?

• Keinginan setelah tidak

bekerja di salon F.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Salon F terletak di jalan Magelang Km 4 berukuran 4 x 10 m. Dari jalan

raya akan terlihat papan nama dengan background merah yang mulai pudar dan

tulisan putih. Dari trotoar, salon ini menjorok ke dalam yang bisa dipakai untuk

memarkir motor. Parkir motor ini dipakai pengunjung karena tidak ada kapster

yang membawa motor. Di situ ada hanger yang dipakai untuk menjemur handuk-

handuk kecil.

Penutup yang digunakan adalah folding door berwarna hijau. Namun, bila

salon dibuka masih ada pembatas berupa kaca selebar ruangan dengan pintu di

sisi kanan. Ruangan dibagi menjadi bagian depan, tengah, dan belakang. Bagian

depan menjadi tempat kegiatan yang berhubungan dengan rambut. Karena itu,

terdapat tiga kursi yang di depannya masing-masing ada cermin berukuran 60 x

100 cm sejajar dengan dinding sebelah kanan. Di hadapannya ada sofa merah

untuk dua orang, membelakangi kursi keramas khas salon. Di pojok kanan

belakang ada refrigerator merk Coca-Cola untuk soft drink, bersebelahan dengan

sofa merah untuk dua orang. Perlengkapan salon, seperti obat creambath; lulur;

krem pijat, diletakan pada etalase ukuran tinggi 200 x 60 x 80 cm yang berada di

pojok kiri depan. Di pojok kanan depan ada VCD player dan speaker. Terutama

dinyalakan bila ada pijat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

25

Bagian tengah ada dua kamar pijat. Kamar ini dibuat dari triplek karena

sebenarnya salon hanya berupa ruang kosong persegi panjang. Ukurannya 1,5 x

2,8 m berada di kiri. Pintu yang digunakan hanya sehelai kain yang ditutup

menggunakan kain perekat. Di dalamnya ada satu kain busa yang langsung

diletakkan ke lantai dan satu bantal. Selain itu, meja kecil yang di atasnya

diletakkan kipas angin. Untuk menggantung pakaian, ada hanger di sebelah pintu.

Di tengah antara dua kamar ini ada lampu putih di atas. Sebagai informasi

tambahan, triplek tidak menutup sampai langit-langit, masih ada jarak 1 m.

Bagian belakang terdapat kamar mandi dan kursi untuk facial. Antara

bagian depan dan belakang dihubungkan dari sisa ruang kamar pijat. Antara

bagian depan dan tengah diberi pintu kain, sedangkan bagian tengah dan belakang

tidak diberi. Cat dinding yang digunakan berwarna hijau muda, dari bagian depan

sampai kamar mandi. Bak dan keramiknya biru, sedangkan di bagian lain

menggunakan hitam. Bak yang dipakai adalah bak plastik dan pintunya

alumunium yang keduanya umum dijual di toko material. Sumber air

menggunakan pompa air.

2. Penentuan Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga orang pelacur

yang bekerja sebagai kapster di Yogyakarta yang telah memiliki minimal satu

anak kandung. Pemilihan subjek dengan metode snow ball, yaitu satu sampel

membawa pada populasi yang bersedia dijadikan sampel.

Metode ini dipilih setelah peneliti kesulitan mendapat subjek. Sampel-

sampel yang didekati tidak bersedia diwanwancarai. Akhirnya, peneliti mendapat

satu subjek, yaitu Dina, yang bersedia membantu karena adanya kesamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

26

daerah asal. Karena tidak mau dirinya ditipu oleh wartawan, peneliti harus

menunjukkan kartu identitas diri mahasiswa.

Dina kemudian menawarkan teman sesama salon untuk besedia

diwawancara. Namun, mereka tidak langsung setuju. Peneliti melakukan

beberapa kali raport dengan beberapa kali berkunjung ke salon ini. Setelah ini,

peneliti menawarkan lagi dan mereka bersedia.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2007. Adapun tempat

penelitian dipilih Salon F yang terletak di jalan Magelang.

B. Laporan Hasil Penelitian

1. Subyek I

Nama Dina

Usia 29 tahun

Asal kota Sokaraja

Pendidikan SD

Status Menikah

Tempat tinggal Kost

Awal bekerja Tahun 2003

Jumlah anak Dua (empat tahun dan

sebelas bulan)

Sebagai seorang ibu dari dua putranya, Dina lebih menyukai tinggal di

rumah dan mengurus kedua anaknya. Namun, kebutuhan hidup rumah tangganya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

27

tidak tercukupi hanya dengan gaji dari suami. Maka, dia memutuskan untuk

bekerja. Sebelum bekerja di salon F, pernah bekerja di salon yang mengkhusukan

potong rambut dan rias pengantin. Melalui perincian lebih lanjut, pernyataan-

pernyataan yang dikemukakan subjek mampu mencerminkan kebutuhan fisiologis

sampai dengan aktualisasi diri. Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan

Dina dapat dideskripsikan, sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Hasil Wawancara dengan Subyek 1

Kebutuhan Kutipan Wawancara Analisis

Kebutuhan

Fisiologis

Aku penginnya tidak melakukan jasa plus-

plus, tapi karena pendapatan dari salon

minim, .. ya terpaksa pekerjaan itu

kulakukan. Sing penting aku ra sampe

kekurangan mbayar kebutuhan bulananku

……………....……………… (W.I/No.26)

Mungkin karena lingkungan. Waktu itu

niatku Cuma mau manis-manis aja sama

tamu. Kok mereka (teman-teman) bisa

dapat tamu banyak. Waktu itu aku

penginnya nggak ingin terjun di

situ…………………...……. (W.I/No.12)

Mendapatkan

uang

Mendapatkan

Pelanggan

banyak

Kebutuhan

akan

keselamatan

Aslinya aku takut lho mas ….. Soale kan

ngga tau kebersihan tamu itu gimana. Tapi

kadang karena dah terlanjur, aku cuma

berpikiran dengan pake pengaman, resiko

ketularan penyakit bisa diatasi

………....…………………… (W.I/No.14)

Takut penyakit

karena

ketidakjelasan

kebersihan

pelanggan

Kebutuhan

akan memiliki

& cinta

Dulu aku sampe pernah selingkuh. Tapi tiap

hari aku terus kepikiran resikonya. Setelah

tak timbang-timbang, akhirnya nggak tak

terusin …………. (W.I/No.31)

Selingkuh

sebagai bentuk

rasa memiliki &

cinta

Paling kalau pergi bareng-bareng itu kalau

misalnya ee.. sesama kapsternya ada yang

syukuran. Ada apa tuh baru bareng

…………………….………. (W.I/No.40)

Kebersamaan

sebagai bentuk

rasa memiliki &

cinta

Kebutuhan

akan

penghargaan

Aku kerja di sini kan karena aku punya

kemampuan kerja di salon, seperti motong,

creambath atau facial ... Jadi nggak bener

Membutuhkan

penghargaan

atas skill yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

28

kalo dikatakan aku kerja di sini semata-mata

untuk melayani plus-plus. Malah kalo bisa

gak usah pakelah layanan kayak

gitu….……………………… (W.I/No.15)

dimiliki

Kebutuhan

akan aktualisasi

diri

Saya punya rencana pengin buka salon

sendiri. Terutama di bidang rias. Ya

pokoknya nelatenin yang seperti itu aja.

Mungkin seandainya saya udah punya

modal, penginnya saya buka

sendiri………………………. (W.I/No.57)

Membutuhkan

penyaluran atas

potensi dan skill

yang dimiliki

Tabel di atas memberikan gambaran kebutuhan psikologis dari Dina dalam

menjalani profesinya sebagai salah satu kapster di salon plus. Berikut ini disajikan

analisis atas tabel di atas dengan mengacu pada konsep teori hirarki Abraham

Maslow.

a. Kebutuhan Fisiologis

Berdasarkan tinjauan kebutuhan fisiologis, Dina cenderung menyatakan

bahwa motivasi kerjanya di salon plus lebih didasari oleh kebutuhan

mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tercermin dari

pernyataannya yang menyebutkan bahwa dalam menjalani pekerjaan sebagai

pelacur, motivasi utamanya adalah menambah penghasilan yang diterimanya

dari salon yang cenderung minim sehingga dapat menutupi kebutuhannya

selama satu bulan, seperti pada kutipan:

W.I/No.26 … Aku penginnya tidak melakukan jasa plus-plus, tapi

karena pendapatan dari salon minim, .. ya terpaksa

pekerjaan itu kulakukan. Sing penting aku ra sampe

kekurangan mbayar kebutuhan bulananku.

Kebutuhan fisiologis Dina yang utama adalah materi yang didorong oleh

minimnya jumlah penghasilan rutin yang didapatkan dari profesinya sebagai

kapster murni di salon tempatnya bekerja. Secara implisit, dia menegaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

29

keinginannya untuk mendapatkan satu situasi dimana dia dapat bekerja secara

normal dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya tanpa melayani pijat plus.

Hal tersebut terungkap dari pengakuannya bahwa dalam menjalani

profesinya, pada awalnya Dina tidak memiliki niatan untuk terjun sebagai

pelacur. Pengalaman dia sebelumnya yang bekerja sebagai tukang potong

rambut serta perias manten di salon lain selama lima tahun menegaskan bahwa

Dina memiliki kompetensi yang memadai sebagai kapster. Dalam konteks ini

dapat dipahami bahwa pilihan profesi kapster yang diambil oleh Dina pada

dasarnya merupakan aktualisasi potensi skillnya di bidang kapster, bukan

semata-mata karena ingin berprofesi sebagai pelacur.

Namun, minimnya penghasilan sebagai kapster telah membawa Dina pada

situasi yang sulit. Terlebih lagi, Dina berasal dari keluarga yang memiliki latar

belakang ekonomi lemah. Gambaran akan minimnya penghasilan sebagai

kapster murni terungkap dari pernyataannya yang menyebutkan bahwa

penghasilan yang diterimanya sebagai kapster senantiasa habis untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya tanpa ada kesempatan untuk menabung. Berangkat dari

kondisi tersebut, Dina melihat salah satu peluang untuk meningkatkan

penghasilannya dari salon tersebut adalah dengan menawarkan jasa layanan

plus.

Situasi lingkungan kerja juga dikatakan telah turut berperan dalam

mendorongnya untuk mendapatkan pelanggan dengan cara-cara sebagaimana

layaknya yang dilakukan oleh pelacur, seperti pada kutipan:

W.I/No.12 ….. Mungkin karena lingkungan. Waktu itu niatku Cuma mau

manis- manis aja sama tamu. Kok mereka (teman-teman)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

30

bisa dapat tamu banyak. Waktu itu aku penginnya nggak

ingin terjun di situ.

.

Pernyataan Dina di atas menegaskan bahwa faktor lingkungan merupakan

salah satu penyebab dia menjalani profesi ganda sebagai kapster sekaligus

pelacur. Di satu sisi dia dihadapkan pada adanya kebutuhan mendapatkan materi

yang memadai, namun di sisi lain realita iklim kerja di salon plus tersebut telah

membentuk pola pikirnya untuk mendapatkan banyak pelanggan dengan

berbagai cara, termasuk cara yang lazim digunakan oleh pelacur.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa faktor kebutuhan akan materi

menjadi pendorong utama bagi Dina dalam menjalani profesi gandanya sebagai

kapster sekaligus merangkap sebagai pelacur. Hal tersebut juga menunjukkan

motivasi terbesarnya bekerja di salon plus bukan untuk mendapatkan kepuasan

sebagai pelacur melainkan mendapatkan materi.

b. Kebutuhan akan Keselamatan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Dina termasuk orang yang

cenderung memperhatikan keselamatan dirinya dalam bekerja. Tuntutan akan

materi yang memadai tidak selalu menuntunnya pada tindakan pelacuran

sebagaimana layaknya dilakukan oleh pelacur. Dalam hal ini Dina termasuk

cukup selektif karena terlihat dari seringnya menolak untuk melakukan

hubungan seks dengan pengunjung. Jika ada yang meminta, terlebih dulu dia

akan menawarkan kepada temannya. Dalam beberapa kesempatan, Dina

berinisiatif memberikan harga yang tinggi dengan harapan tamu akan

menolaknya. Hal ini dilakukan dengan alasan khawatir bila tertular penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

31

kelamin karena dalam benaknya, tidak semua tamu memiliki latar belakang

kesehatan yang baik.

Namun demikian Dina juga tidak menyangkal jika sesekali dia juga

menjajakan diri sebagai pelacur, sebagaimana disebutkan pada pernyataan

berikut:

W.I/No.14 …. Aslinya aku takut lho mas ….. Soale kan ngga tau

kebersihan tamu itu gimana. Tapi kadang karena dah

terlanjur, aku cuma berpikiran dengan pake pengaman,

resiko ketularan penyakit bisa diatasi.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa meskipun Dina memberikan

layanan plus kepada tamunya, Dina tetap mengedepankan kehati-hatian. Dalam

konteks ini, pemikirannya hanya sebatas cukup dengan menggunakan pengaman

untuk mengurangi resiko tertular penyakit kelamin.

Dalam perspektif lain, kebutuhan Dina akan keselamatan juga diarahkan

pada keselamatan dari penilaian negatif orang lain akan profesi gandanya

sebagai kaspter sekaligus pelacur. Dalam konteks ini, Dina mencoba untuk

mengurangi resiko atas keselamatannya tersebut, Dina melakukan beberapa

upaya seperti bersikap acuh terhadap penilaian tetangga akan pekerjaan yang

dijalani dalam upaya untuk menjaga martabatnya. Dina juga berupaya untuk

merahasiakan pijat plus dari suami. Selain itu, pada saat bulan puasa, pakaian

yang dikenakan lebih tertutup serta salon tutup lebih awal. Cara ini dilakukan

untuk menghindari razia yang umum terjadi.

c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan memiliki dan cinta, Dina

cenderung menyatakan bahwa gairah kerjanya di salon plus juga didorong oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

32

adanya kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta kasih. Dalam konteks ini,

kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta kasih dapat diperoleh dari

keakraban hubungan di antara sesama karyawan salon maupun dari intensitas

hubungan yang terjalin antara karyawan salon dengan tamunya.

Intensitas hubungan antara karyawan salon dengan tamunya biasanya

berawal dari keakraban yang dimulai sejak pertama kali kenalan di salon.

Dalam upaya untuk mendapatkan banyak pengunjung, biasanya para karyawan

salon mencoba bersikap manis kepada setiap tamu dan biasanya mendapatkan

respon yang positif dari para tamu. Dari situ pulalah biasanya layanan pijat plus

berawal.

Demikian juga halnya dengan Dina yang berusaha membangun pola

interaksi yang penuh keakraban dengan tamunya dengan cara bersikap terbuka

kepada tamu, mengobrol seputar pekerjaan, keluarga hingga masalah pribadi.

Bahkan terkadang keakraban tersebut berlanjut di luar salon, baik yang

diwujudkan dengan melakukan kencan maupun sebatas intensif berkomunikasi

melalui telepon dan sms.

Bahkan intensitas hubungan yang semakin tinggi terkadang membawa

Dina pada perselingkuhan. Perselingkuhan tersebut ada yang sempat terjalin

beberapa waktu. Namun mengingat status Dina sebagai wanita bersuani, pada

akhirnya hubungan tersebut tidak dapat dilanjutkan lagi. Hal ini dinyatakan

Dina, seperti pada kutipan:

W.I/No.31 …... Dulu aku sampe pernah selingkuh. Tapi tiap hari aku terus

kepikiran resikonya. Setelah tak timbang-timbang,

akhirnya nggak tak terusin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

33

Tema pembicaraan dengan teman kapster dan pemilik salon juga sama

yang dibicarakan dengan pengunjung. Dina sendiri mengakui bahwa mereka

sudah layaknya keluarga. Hal ini bisa terjadi salah satunya karena jam kerja

mereka bersama mencapai sebelas jam. Kekeluargaan yang terjalin terlihat

dalam acara syukuran yang diadakan salah satu dari mereka. Kunjungan

bersama dan menikmati liburan juga hal lainnya. Mereka pernah pergi berlibur

ke Tawangmangu, seperti pada kutipan:

W.I/No.40 …. Paling kalau pergi bareng-bareng itu kalau misalnya ee..

sesama kapsternya ada yang syukuran. Ada apa tuh baru

bareng.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa bagi Dina, suasana keluargaan

yang didapatkannya dari teman kerja di salon maupun dari tamu atau pelanggan

salon merupakan hal penting yang menentukan gairahnya dalam bekerja.

Kebutuhan ini di satu sisi telah menciptakan kondisi interaksi yang sangat

intensif dengan tamu dan selanjutnya tidak jarang berimbas pada terciptanya

pelayanan sebagai pelacur.

Adapun bentuk aktualisasi diri Dina sebagai seorang ibu, Dina membeli

kebutuhan susu anaknya serta membayar pengasuh anak dari gajinya.

d. Kebutuhan akan Penghargaan

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan penghargaan, Dina menyatakan

bahwa sebagai manusia biasa, dia juga memiliki keinginan untuk mendapatkan

penghargaan baik dalam kapasitasnya sebagai karyawan salon maupun dalam

kapasitasnya sebagai pribadi. Kebutuhan akan penghargaan ini dapat diperoleh

dari pengakuan dari majikan serta teman kerja akan kemampuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

34

dimilikinya dan biasanya berimbas pada tanggung jawab pekerjaan yang

diembannya.

Dalam konteks profesi sampingan sebagai pelacur, perasaan ingin dihargai

tersebut menjadi hal yang menghambat intensitas dirinya terjun menjalani

profesi sampingannya. Berbekal kemampuan di bidang salon yang dimilikinya,

Dina cenderung lebih memilih melayani tamu sesuai dengan kompetensinya di

bidang salon daripada memberikan layanan lebih sebagai pelacur. Hal ini

terbukti dari pernyataannya:

W.I/No.15 …. Aku kerja di sini kan karena aku punya kemampuan kerja

di salon, seperti motong, creambath atau facial ... Jadi

nggak bener kalo dikatakan aku kerja di sini semata-mata

untuk melayani plus-plus. Malah kalo bisa gak usah

pakelah layanan kayak gitu….

Pernyataan tersebut menekankan relevansi kemampuan yang dimilikinya

dengan jenis pekerjaan yang sebenarnya hendak digeluti di salon. Di sini

dijelaskan bahwa layanan plus-plus bukanlah hal utama yang hendak

diprioritaskan dalam profesinya sebagai kapster. Oleh karena itu, Dina merasa

lebih senang bila mendapat pengunjung yang hanya datang untuk sekedar pijat.

Jenis pengunjung yang tak disukainya adalah mereka yang sewaktu dipijat

memegang-megang tubuhnya.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa Dina lebih mengedepankan

pengakuan orang atas kemampuan utamanya di bidang salon daripada

pelayanan sebagai pelacur yang terkadang dilakukannya. Hal ini berarti bahwa

Dina menganggap sangat penting terhadap kebutuhan untuk dihargai secara

wajar sesuai dengan profesinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

35

e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Dina memiliki harapan untuk suatu saat dapat berusaha secara mandiri.

Oleh sebab itu dalam pemikirannya, dengan bekerja di salon Dina dapat

mengumpulkan modal untuk usaha secara bertahap, seperti pada pernyataan:

W.I/No.57 …. Saya punya rencana pengin buka salon sendiri. Terutama

di bidang rias. Ya pokoknya nelatenin yang seperti itu

aja. Mungkin seandainya saya udah punya modal,

penginnya saya buka sendiri.

Pernyataan di atas menggambarkan harapan Dina dalam bekerja di salon

adalah untuk mengembangkan potensi dirinya agar bermanfaat bagi

keluarganya, terutama anaknya. Selain itu, Dina juga memiliki obsesi untuk

suatu saat dapat mengaktualisasikan potensi dirinya dengan membuka usaha

mandiri di bidang salon. Baginya, profesi sebagai kapster di salon merupakan

rintisan awal bagi tercapainya obsesi tersebut.

2. Subyek II

Nama Wulan

Usia 29 tahun

Asal kota Magelang

Pendidikan SMP

Status Janda

Tempat tinggal Kost

Awal bekerja Tahun 2006

Jumlah anak Satu (empat bulan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

36

Status pernikahan Wulan adalah nikah siri dan telah bercerai.

Namun meskipun masih mendapatkan nafkah dari mantan suami, Wulan perlu

bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi setelah mempunyai

seorang anak.

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Hasil Wawancara dengan Subyek 2

Kebutuhan Kutipan Wawancara Analisis

Kebutuhan

Fisiologis

Kan buat cari tambahan, mbantu-mbantu

suami. Misalpun ada kerjaan lain ya kerja

lain. Karena sekarang susah cari kerjaan

ya.. untuk cari tambahan ya.. mungkin

sementara kerja di salon dulu

…………………………….. (W.II/No.55)

Ya karena gimana ya.. ya karena ya..

karena di salon tuh lebih enak. Maksudnya

lebih enak kan nyantai. Kita kalau ada

tamu dikerjain, kalau ngga ada tamu kita

cuman duduk-duduk. Gitu. Saya tuh lebih

asyik, badan lebih terawat, ngga terlalu

cape ………………………. (W.II/No.50)

Mendapatkan

uang

Mendapatkan

kenyamanan

dalam bekerja

Kebutuhan

akan

keselamatan

Ya selama ini sih aku merasa aman-aman

aja karena aku kerja di tempat yang bener,

yaitu salon. Kan orang pada tahu salon itu

tempat apaan..?……………. (W.II/No.53)

Mendapatkan

status kerja

yang jelas

Kebutuhan

akan memiliki

& cinta

Ya udah apa ya… deket banget lah, seperti

kakak adik, seperti keluarga, sepeti kakak

beradik …………………… (W.II/No.28)

Kebersamaan

sebagai bentuk

penyaluran rasa

memiliki &

cinta

Kebutuhan

akan

penghargaan

Tapi kalau murah kan ya menyangkut

harga diri kita. Jadi ya.. jadi.. wajar-wajar.

Sejajar gitu lho ……………… (W.II/No.9)

Membutuhkan

penghargaan

atas palayanan

yang diberikan

Kebutuhan

akan

aktualisasi

diri

Ya kadang pengin nabung. Ya cuman itu.

Buat nanti sewaktu-waktu perlu uang

……………………………. (W.II/No.58)

Ingin memiliki

tabungan untuk

kebutuhan

mendadak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

37

Tabel di atas memberikan gambaran kebutuhan psikologis dari Wulan dalam

menjalani profesinya sebagai salah satu kapster di salon plus. Berikut ini disajikan

analisis atas tabel di atas dengan mengacu pada konsep teori hirarki Abraham

Maslow.

a. Kebutuhan Fisiologis

Berdasarkan tinjauan kebutuhan fisiologis, Wulan cenderung

menyatakan bahwa motivasi kerjanya di salon plus lebih didasari oleh

kebutuhan mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun

diakuinya bahwa dia masih mendapatkan nafkah dari mantan suaminya,

Wulan merasa perlu mencari penghasilan tambahan, sebagaimana dinyatakan:

(W.II/No.55) ….. Kan buat cari tambahan, mbantu-mbantu suami.

Misalpun ada kerjaan lain ya kerja lain. Karena

sekarang susah cari kerjaan ya.. untuk cari tambahan

ya.. mungkin sementara kerja di salon dulu.

Sebagai seorang istri yang telah bercerai dengan suaminya tetapi masih

mendapatkan nafkah materiil, keinginan Wulan untuk bekerja di salon

menunjukkan adanya hasrat Wulan untuk mendapatkan materi lebih.

Selain itu, kebutuhan fisiologis lainnya yang dapat diungkapkan adalah

adanya keinginan Wulan untuk bekerja dalam situasi yang nyaman dari

tekanan pekerjaan. Hal ini nampak dari pernyataannya sebagai berikut:

W.II/No.50 … Ya karena gimana ya.. ya karena ya.. karena di salon tuh

lebih enak. Maksudnya lebih enak kan nyantai. Kita kalau

ada tamu dikerjain, kalau ngga ada tamu kita cuman

duduk-duduk. Gitu. Saya tuh lebih asyik, badan lebih

terawat, ngga terlalu cape.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa bagi Wulan, keinginannya

untuk mendapatkan materi lebih sebanding dengan hasratnya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

38

mendapatkan pekerjaan yang dapat dijalani dengan relatif santai tanpa ada

tekanan yang berat. Bagi Wulan, suasana kerja di salon menawarkan kedua

hal tersebut, yaitu kecukupan materi serta kenyamanan bekerja.

Dalam konteks fisiologis ini, terlihat bahwa bagi Wulan salon

merupakan alternatif tempat kerja yang dapat memenuhi kebutuhannya,

utamanya yang berkenaan dengan kecukupan materi serta kenyamanan

bekerja. Profesi sambilan sebagai pelacur yang dijalaninya bisa jadi memang

memberikan tambahan materi yang tidak kecil, sehingga dapat memberikan

dorongan yang lebih besar lagi untuk bertahan dan menekuni profesinya saat

ini. Jika dikaitkan dengan kenyamanan dalam bekerja, profesi pelacur

mungkin bisa juga dianggap memberikan kenyamanan tersendiri bagi Wulan.

b. Kebutuhan akan Keselamatan

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan keselamatan, Wulan cenderung

menyatakan bahwa motivasi kerjanya di salon plus lebih didasari oleh

pemahamannya bahwa dirinya merasa aman dengan bekerja di salon. Hal ini

bisa dipahami mengingat status salon sebagai sebuah tempat usaha yang legal

baik secara sosial maupun hukum. Artinya, Wulan berpendapat jika bekerja di

salon, aktivitas layanan plus yang kadang diberikan kepada sebagian tamu

relatif dapat ditutupi dan tidak terkena sanksi sosial secara langsung. Dalam

hal ini, keamanan ataupun keselamatan tersebut lebih diarahkan pada tinjauan

normatif sosiologis, yaitu menyangkut penilaian dari keluarga dan

masyarakat. Sebagaimana dikatakannya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

39

W.II/No.53 … Ya selama ini sih aku merasa aman-aman aja karena aku

kerja di tempat yang bener, yaitu salon. Kan orang pada

tahu salon itu tempat apaan..?

Keluarga sebenarnya tidak akan memperbolehkan bila mengetahui di

salon tersebut memberikan pijat plus. Begitu juga suaminya akan melarang.

Kepada suami, Wulan berusaha meyakinkan bahwa tidak semua pengunjung

meminta pijat plus dan dia cukup mendapat uang meski tidak melakukannya,

seperti yang nampak pada pernyataan sebagai berikut:

W.II/No.46 … Karena yang masuk salon kan ngga semua harus kayak

gitu. Kan engga. Kalau kita niatnya kerja gini-gini kita

kan juga dapet duit soale kan yang punya salon ngga

meng mengharuskan kerja kayak gitu. Terus suami ya..

terpaksa boleh ngga boleh, akhirnya memperbolehkan.

Kebutuhan akan keselamatan yang terkait dengan keterampilan

mendapatkan nafkah terungkap dalam pernyataannya sebagai berikut:

W.II/No.55 … Kan buat cari tambahan, mbantu-mbantu suami.

Misalpun ada kerjaan lain ya kerja lain. Karena sekarang

susah cari kerjaan ya.. untuk cari tambahan ya.. mungkin

sementara kerja di salon dulu.

Meskipun mendapat nafkah dari mantan suami, namun Wulan memilih

untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Wulan memilih bekerja di

salon karena merasa sulit menemukan pekerjaan di tempat lain.

c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan memiliki dan cinta, Wulan merasa

memperoleh rasa memiliki dan cinta dan kasih sayang dengan bekerja di

salon. Kebutuhan akan memiliki dan cinta dengan pelanggan nampak dari

pembicaraan sewaktu pijat berlangsung. Tema yang dibicarakan seputar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

40

keluarga dan pekerjaan. Wulan merasa lebih nyaman dengan pelanggan

dibanding dengan pengunjung baru, seperti pada pernyataan:

W.II/No.15 … Kalau udah langganan kita enak. Mau ngapa-ngapain kan

kita udah saling kenal. He eh kan? Jadi kan ngobrol. Apa

yang diobrolin.. apa yang itu kita kan udah.. udah.. itu

ya.. sreg kayae. Udah itu kayak.. udah akrab gitu lho.

Kedekatan Wulan dengan pelanggan juga terjalin di luar jam kerja

dalam bentuk sms. Tapi, sms yang dibalas yang berkaitan dengan

permasalahan pribadi yang dihadapi pelanggan. Dia menolak ajakan keluar

dari pelanggan, seperti pada pernyataan:

W.II/No.18 … Lha makane aku nek sekedar curhat lewat sms apa ya tek

balesi karena kita berteman. Tapi kalau melebihi.. kalau

kita keluar main, karena kita yang ngga penting-penting..

ya aku ngga bisa, ngga mau.

Wulan merasa dekat dengan teman-teman kapster dan pemilik salon.

Tema yang dibicarakan seputar keluarga masing-masing. Meskipun pemilik

hanya beberapa jam di salon tapi Wulan tetap merasa dekat. Sedangkan pada

teman-temannya dianggap selayaknya keluarga, seperti pada pernyataan:

W.II/No.28 … Ya udah apa ya… deket banget lah, seperti kakak adik,

seperti keluarga, sepeti kakak beradik.

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan aktualisasi diri, Wulan

menyiratkan keinginannya untuk berharga dan bermanfaat bagi keluarganya.

Kebutuhan aktualisasi diri Wulan dengan bekerja sebagai kapster saat ini

adalah membelikan susu untuk anaknya. Sedangkan di masa mendatang untuk

bisa menyekolahkan anak. Selain itu, dia belum memiliki kebutuhan lain.

Keinginan Wulan ini didukung juga dengan sikapnya yang begitu

memperdulikan anaknya, seperti pada pernyataan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

41

W.II/No.57 … Oo kalau aku sekedar kerja aja cari uang ya masa depan

anak, mbantu-mbantu lah.

d. Kebutuhan akan Penghargaan

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan penghargaan, Wulan merasa

dihargai dengan bekerja di salon. Meskipun sebagai pengisi waktu luang,

dalam menjalankan profesinya di salon Wulan juga ingin dihargai oleh

pengunjung dengan tarif yang sesuai, seperti pada pernyataan:

W.II/No.9 .… Tapi kalau murah kan ya menyangkut harga diri kita. Jadi

ya.. jadi.. wajar-wajar. Sejajar gitu lho.

Terlebih lagi pekerjaannya memiliki konsekuensi pelecehan, Wulan

berusaha agar pengunjung bersikap baik padanya. Pengunjung yang baik

menjadikan dirinya sebagai tempat berbagi.

e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Wulan belum memiliki gambaran aktualisasi diri yang jelas. Dia hanya

menyiratkan keinginannya untuk bisa memiliki tabungan dengan menyisihkan

gaji. Saat ini Wulan belum memiliki tabungan. Hal ini ditunjukkan dalam

pernyataan:

Ya kadang pengin nabung. Ya cuman itu. Buat nanti sewaktu-waktu perlu

uang ……………………………. (W.II/No.58)

3. Subyek III

Nama Dewi

Usia 34 tahun

Asal kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

42

Pendidikan SMA

Status Menikah

Tempat tinggal Rumah

Awal bekerja Tahun 2003

Jumlah anak Satu (enam tahun)

Petama kali bekerja di salon F, alasan Dewi adalah untuk mencari nafkah

setelah bercerai dengan suaminya. Lama-lama dia merasakan kemudahan

mendapatkan uang sebagai kapster. Ditinjau lebih jauh, alasannya mencakup

kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

Tabel 4.3.

Rekapitulasi Hasil Wawancara dengan Subyek 3

Kebutuhan Kutipan Wawancara Analisis

Kebutuhan

Fisiologis

Ya sebenernya di mata Tuhan itu salah tapi

demi anak ya.. apapun kita lakukan.

……………………………...(W.III/No.23)

Mendapatkan

materi

Kebutuhan

akan

keselamatan

Ya kadang kalau pas sepi kita ke sebelah

ngobrol. Duduk ngobrol. Kita ledek-

ledekan, biasa ………….... (W.III/No.33)

Mendapatkan

status kerja

yang jelas

Kebutuhan

akan memiliki

& cinta

Tamu kita anggap biasa aja. Karena apa,

kalau sampai dia milih orang lain kita sakit

hati hehe. Jadi santai-santai aja

……………………………. (W.III/No.26)

Mendapatkan

pengakuan

eksistensi diri

Kebutuhan

akan

penghargaan

kadang-kadang kalau tamunya engga apa..

engga pelit, kita dikasih tips. Kadang ya

tamune juga ya.. udah cape-cape mijit ngga

dikasih duit ………………... (W.III/No.8)

Membutuhkan

penghargaan

atas palayanan

yang diberikan

Kebutuhan

akan

aktualisasi

diri

Saya pegin dapet duit banyak. Udah itu

saya keluar dari sini saya bisa buka usaha

yang lebih baik. (W.III/No.37)

Ingin membuka

usaha sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

43

Tabel di atas memberikan gambaran kebutuhan psikologis dari Dewi dalam

menjalani profesinya sebagai salah satu kapster di salon plus. Berikut ini disajikan

analisis atas tabel di atas dengan mengacu pada konsep teori hirarki Abraham

Maslow.

a. Kebutuhan Fisiologis

Berdasarkan tinjauan kebutuhan fisiologis, Dewi menegaskan

motivasinya bekerja di salon adalah untuk bertahan hidup. Kebutuhan

fisologis terlihat jelas dari alasannya bekerja adalah untuk mecukupi

kebutuhan hidup. Sedangkan kebutuhan akan keselamatan Dewi adalah untuk

mendapatkan nafkah. Dia merahasiakan tentang pijat plus dari suami, anak,

dan juga teman-teman satu salonnya, seperti pada pernyataan:

W.III/No.23…. Ya sebenernya di mata Tuhan itu salah tapi demi anak ya..

apapun kita lakukan. Yang penting kan suaminya ngga

tau.

Kekhawatiran yang menonjol adalah bila suatu saat anaknya beranjak

dewasa akan tahu pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan.

b. Kebutuhan akan Keselamatan

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan keselamatan, Dewi menegaskan

motivasinya bekerja di salon adalah untuk mendapatkan status sosial yang

jelas dan positif. Hal ini didasarkan pada pemikirannya bahwa secara

normatif, profesi di salon adalah positif sebagaimana profesi positif lainnya.

Oleh sebab itu dia senantiasa berusaha menjaga citra salon tempatnya bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

44

Kebutuhan akan keselamatan yang lain adalah sikapnya yang baik kepada

tetangga, bahkan terkesan akrab, seperti pada pernyataan:

W.III/No.33…..Ya kadang kalau pas sepi kita ke sebelah ngobrol. Duduk

ngobrol. Kita ledek-ledekan, biasa.

Dia tidak takut akan adanya razia karena menilai selama ini bersikap

baik dan mampu membawa diri.

c. Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan memiliki dan cinta, Dewi merasa

mendapatkan nilai-nilai cinta dan kasih sayang dengan bekerja di salon. Hal

ini diperolehnya melalui tercapainya adalah kesenangan dalam bekerja di

salon karena mendapat banyak pengunjung yang dianggapnya sebagai teman.

Karena itulah dia menjadi tempat berbagi masalah dengan pengunjung.

Namun, diakuinya bahwa selama ini selalu menjaga batas agar tidak jatuh

cinta. Selain itu juga agar menghindari iri bila ada pelanggan yang berpaling

ke teman, seperti pada pernyataan:

W.III/No.26 …. Tamu kita anggap biasa aja. Karena apa, kalau sampai dia

milih orang lain kita sakit hati hehe. Jadi santai-santai aja.

Batas dalam hubungan ini juga diterapkan pada temanya karena cemas

bila kisah hidupnya sampai dibeberkan. Namun, kepada pemilik, dia

menganggap sebagai sahabat.

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan aktualisasi diri, Dewi memiliki

keinginan untuk mendapatkan materi dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Dalam hal ini, kebutuhan aktualisasi diri yang terlihat jelas adalah mampu

membiayai biaya sekolah anaknya, seperti pada pernyataan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

45

W.III/No.36… Bisa cukuplah untuk makan satu hari, untuk anaknya. Di

situlah maka saya seneng. Tapi akhirnya sampai sekarang

niatku nyari duit untuk anak. Bukan untuk siapa-siapa.

d. Kebutuhan akan Penghargaan

Berdasarkan tinjauan kebutuhan akan penghargaan, dengan bekerja di

salon Dewi merasa mendapatkan penghargaan yang sepantasnya atas kerja

yang dilakukannya. Penghargaan tersebut diukur dari materi yang

diperolehnya baik dari pemilik salon maupun pelanggan. Hal ini tercermin

dari pernyataan Dewi sebagai berikut:

W.III/No.8…. kadang-kadang kalau tamunya engga apa.. engga pelit, kita

dikasih tips. Kadang ya tamune juga ya.. udah cape-cape

mijit ngga dikasih duit.

Kutipan di atas menunjukkan dari tiap layanan pijat yang diberikan

Dewi berharap mendapat tips. Ini tidak termasuk pijat plus karena dia sudah

senang bila pengunjung dapat merasakan manfaat dari pijat. Selain itu, Dewi

berpendapat bahwa kembalinya pengunjung ditentukan juga oleh sikapnya.

Mendukung pernyataan ini, dia berusaha menghindarkan rasa bosan

pengunjung. Dia termasuk fleksibel dalam menentukan tarif namun tak segan

bila mendapat tamu yang kurang sopan.

e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Dewi memiliki keinginan untuk membuka usaha sendiri setelah tidak

bekerja di salon F, seperti pada pernyataan:

W.III/No.37 Saya pegin dapet duit banyak. Udah itu saya keluar dari

sini saya bisa buka usaha yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

46

Namun, pernyataan ini belum bisa diwujudkannya karena sampai saat ini

Dewi belum menyisihkan uang untuk ditabung.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut dibahas masing-masing kebutuhan dari hasil analisis:

1. Kebutuhan Fisiologis

Dalam kebutuhan ini, hasil wawancara menunjukkan bahwa tiga orang

responden cenderung memiliki kesamaan dalam hal orientasinya pada kebutuhan

fisiologis dalam menjalani profesinya sebagai pelacur yang bekerja sebagai

kapster. Secara eksplisit mereka menyatakan bahwa alasan mereka memilih

profesi sebagai pelacur yang bekerja sebagai kapster adalah untuk mencukupi

kebutuhan hidup.

Dalam perspektif penulis, motif fisiologis yang melatarbelakangi orang

memilih profesi sebagai pelacur yang bekerja sebagai kapster sangat dominan.

Sejalan dengan kodratnya, pada umumnya manusia bekerja untuk mendapatkan

uang demi memenuhi segala kebutuhan hidupnya baik kebutuhan yang bersifat

primer, sekunder maupun tersier. Persoalan yang membedakan antara satu pelacur

dengan pelacur lainnya mungkin terletak pada skala dominasi kebutuhan. Dalam

artian masing-masing individu pelaku pelacur memiliki skala orientasi yang tidak

sama yang mendasari pemilihan profesi sebagai pelacur yang bekerja sebagai

kapster.

Banyak di antara pelaku pelacur yang lebih mengedepankan pemenuhan

kebutuhan primer sebagai alasan pemilihan profesi sebagai pelacur. Hal ini dapat

dilihat dari sejauhmana intensitas pelaku pelacur dalam menjual layanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

47

seksualnya diukur dari standar kebutuhan dasar hidupnya. Jika orang tersebut

memiliki intensitas yang rendah dalam menjajakan dirinya sebagai pelacur dapat

dimaknai orang tersebut cenderung menjadikan pelacur sebagai profesi untuk

sekedar memenuhi kebutuhan primernya. Sementara itu bagi orang yang memiliki

intensitas tinggi dalam menjajakan dirinya sebagai pelacur, maka ada

kecenderungan orientasi pemenuhan kebutuhannya lebih didominasi oleh

kebutuhan sekunder bahkan tersier.

2. Kebutuhan akan Keselamatan

Keamanan disini dapat dimaknai dalam konteks keamanan menjalankan

profesi sebagai pelacur karena berkedok sebagai kapster salon. Dalam hal ini,

pelacur cenderung memiliki anggapan bahwa kehormatan keluarga tetap harus

dijaga, dimana salah satu caranya adalah dengan membuat kedok sebagai kapster

salon. Selain itu mereka juga berkeyakinan bahwa keluarga tidak akan

mengijinkan mereka berprofesi sebagai pelacur.

Dalam pergaulan dengan tetangga, yang mewakili anggota masyarakat,

mereka tidak merasa canggung. Terkadang mereka berkunjung dan mengobrol.

Namun, ketika bulan puasa, para kapster mengganti pakaian mereka dengan

pakaian yang lebih tertutup. Bila biasanya menggunkan rok mini, maka diganti

dengan celana panjang. Begitupun dengan kaos you can see diganti dengan T-

shirt. Pada dasaranya, ini dilakukan untuk menghindari tindakan anarkis yang

dilakukan oknum tertentu selama bulan puasa.

Dalam melakukan hubungan seks, mereka menggunakan kondom. Dari

beberapa salon yang sempat diobservasi penulis, ada yang tidak menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

48

kondom dalam melayani pelanggan. Pada wawancara dengan subjek I meskipun

tidak menyiapkan kondom, dia meminta dari temannya. Sedangkan wawancara

dengan subjek II tidak mengakui memberikan layanan seks. Namun, dari

percakapan off the record, dia tetap menggunakan kondom.

3. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta

Keberadaan komunitas pelacur yang berprofesi sebagai kapster di suatu salon

secara alamiah akan memunculkan rasa kebersamaan yang disatukan oleh

kesamaan nasib dan profesi. Implikasinya adalah tumbuhnya perasaan untuk

saling membutuhkan dan mengasihi sebagai layaknya sebuah keluarga.

Dengan sesama kapster dan pemilik, mereka terbiasa menceritakan kehidupan

sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan anak. Pergi tamasya bersama pernah

dilakukan, meskipun sangat jarang.

Melakukan kontak dengan pelanggan bagi mereka hal biasa dan dilakukan

melalui sms. Mereka tidak mau berhubungan di luar tempat kerja. Pada

pelanggan, mereka menjaga jarak dengan alasan tidak ingin kecewa apabila

memilih temannya untuk memijat dan tidak ingin jatuh cinta. Tetapi, satu subjek

pernah jatuh cinta kepada pelanggannya.

Perwujudan diri sebagai seorang ibu dengan bekerja sebagai kapster adalah

untuk membeli susu. Satu subjek membayar baby sitter karena tinggal di kost dan

status suami-istri bekerja. Bagi yang memiliki anak usia sekolah, mereka

menyisihkan untuk biaya sekolah. Ketiganya memiliki jawaban sama untuk

menyekolahkan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

49

4. Kebutuhan akan Harga Diri

Kebutuhan akan penghargaan yang menonjol dari mereka semua adalah

keinginan untuk diperlakukan sopan oleh pengunjung, terutama ketika

memberikan massage. Umumnya tidak suka ketika pijat, pelanggan memegang-

megang tubuhnya. Ketiganya tidak ragu untuk menyatakan keberatan apabila

diperlakukan kurang sopan.

Dalam hal tarif, mereka memiliki harga batas bawah. Baik ke pelanggan mau

pengunjung baru tarifnya sama. Namun, tawar-menawar dari pengunjung bisa

menurunkan tarif. Alasan tarif itu berkaitan dengan harga diri. Mereka tidak mau

dipandang murahan.

Sedangkan untuk kriteria pujian, bonus dari mami dan pelanggan, dan

frekuensi dipakai oleh pelanggan tidak mereka anggap sebagai hal yang

berpengaruh. Hal ini karena dipengaruhi faktor menjaga jarak seperti yang

terungkap dalam analisis kebutuhan akan memiliki dan cinta.

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Satu orang subjek, yaitu Dina, menunjukan adanya kebutuhan ini dengan

menyisihkan gaji untuk modal memiliki salon sendiri yang tidak menyediakan

layanan seks. Wulan dan Dewi sama-sama memiliki keinginan untuk bisa

menabung. Sampai saat ini keduanya belum memiliki tabungan.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada pemilihan responden yang homogen,

yaitu hanya berasal dari satu salon. Hal ini disebabkan karena sedikit kapster yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

50

bersedia menjadi subjek penelitian. Homogenitas ini menutup kemungkinan apabila

ada perbedaan karakteristik berdasarkan tempat kerja.

Keterbatasan lain adalah kecenderungan faking dari jawaban subjek. Faking ini

terlihat jelas pada subjek II yang mengelak bahwa dirinya memberikan jasa plus dan

pada subjek III yang mengelak ketika ditanya penggunaan kondom. Namun,

keterbatasan ini diatasi langsung pada saat wawancara dengan cara mengulang

pertanyaan yang sama dengan jawaban bebas sehingga muncul jawaban yang

diperlukan untuk analisis data.

Keterbatasan lain juga muncul karena pertanyaan yang dilontarkan fokus pada

korelasi batasan istilah. Pertanyaan umum yang bisa menjadi penunjang data jadi

terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Salon F, kebutuhan pelacur yang

bekerja sebagai kapster ditinjau dari teori hirarki Abraham Maslow dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis:

Untuk mencukupi kebutuhan hidup.

2. Kebutuhan akan keselamatan:

Profesi kapster menutupi profesi sebagai pelacur

Subjek tidak selalu bersedia diajak berhubungan seks untuk menghindari

penyakit kelamin

3. Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta:

Teman satu salon, pelanggan, dan pemilik menjadi teman akrab

Untuk anak, subjek memberikan perhatian pada keperluan membeli susu dan

biaya sekolah.

4. Kebutuhan akan harga diri:

Subjek menyatakan tarif layanan sebagai ukuran penghargaan atas diri

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri:

Subjek ingin bisa membuka usaha sendiri dengan menyisihkan gaji sebagai

modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

52

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran,

sebagai berikut :

• Bagi akademisi, penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih

dikembangkan pada multi aspek yang dikaji, meliputi tinjauan sosio-ekonomi,

budaya maupun hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

53

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, 1986. Glosarium Seks dan Gender. Carasvatibooks, Yogyakarta.

Barry, 2001. Antara Cinta, Seks, dan Dusta: Memahami Perselingkuhan. Galang

Press, Yogyakarta.

Brehm, 1996. Masalah Muda-Mudi dalam Perkawinan. Magic Centre, Jakarta.

Chaplin, 2001. Pedagang Jalanan dan Pelacur Jakarta: Sebuah Kajian Antropologi

Sosial. LP3ES, Jakarta.

Emka, Moammar, 2003. Jakarta Undercover: Sex ‘n the City. Galang Press, Jakarta.

Farozin, Muh., 2003. Pemahaman Tingkah Laku. Rineka Cipta, Jakarta.

Goble, Frank. 1987. Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Kanisius, Yogyakarta.

Handoko, 1992. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku. Kanisius, Yogyakarta.

Hull, Terence, 1997. Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya.

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kartono, 1987. Psikologi Abnormal dan Abnormal Seksual. Mandar Madju, Bandung.

Kerlinger, Fred, 1990. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda. Nur Cahaya, Yogyakata.

Koentjoro, 1997. Resosialisasi Pelacur dan Permasalaannya: Sebuah Tinjauan

Evaluatif. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.

Lemert, 1996. Anak dan Wanita dalam Hukum. LP3ES, Jakarta.

Moleong, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Poerwandari, 2004. Mengungkap Selubung Kekerasan: Telaah Filsafat Manusia.

Kepustakaan Eja Insani, Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

54

Sanie, Susy, 2004. Kaitan Faktor Sosial-Ekonomi terhadap Masuknya Perempuan

dalam Industri Seks dan Dampaknya pada Kesehatan Reproduksi. Pusat Kajian

Pembangunan, Indonesia.

Schultz, 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Kanisius,

Yogyakarta.

Society in Scotland, Gentlemen, 1970. Encyclopedia Britanica. Wiliam Benton

Publishing, Chicago.

Sokolov, Ivan, 1991. Buku Panduan Orang Tua: Bagaimana Menjadi Orang Tua

yang Efektif dan Berhasil di Era Modern. Binarupa Aksara, Jakarta.

Supratiknya, 2000. Tantangan Psikologi Menghadapi Milenium Baru. Yayasan

Pembina Fakultas Psikologi, Yogyakarta.

Then, Debbie, 1998. Jika Suami Anda Berselingkuh…: Kebenaran yang Tak

Terungkap tentang Perselingkuhan. BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Untung, Abdul, 2004. Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Pelacur ABG (Anak

Baru Gede): Studi Kasus di Kota Yogyakarta. B2P3S, Yogyakarta.

Winkel, 1996. Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

55

LAMPIRAN

Wawancara I

Tanggal : 23 Juli 2007

Subjek : Dina (nama samaran)

Pukul : 11.30 WIB

Tempat : Salon F

No. Pertanyaan dan Jawaban Koding Analisis

1. OK. Ya udah langsung mulai ya

mbak iki.

Hee...

Sini mbak deket biar lebih

kedengeran.

Ya ya ya.

Mbaknya dari tahun berapa

kerja di sini?

Dua ribu tiga.

Ya?

Dua ribu.. tiga.. eh.. he-eh tho dua

ribu tiga. Tahun dua ribu tiga. Iya.

Iya kan sekarang tahun dua ribu

tujuh.

W.I/No.1 • Bekerja mulai tahun

2003-sekarang.

2. Iya. Sebelum kerja di sini mbak?

Ya kerja di salon tapi bukan di

plus seperti ini. Yang lebih utama

potong sama rias manten. Di sana

lima tahun.

W.I/No.2 • Sebelumnya bekerja

di salon biasa selama

lima tahun.

3. Lha mbak kalau di sini dapat

gaji pokok ngga?

Dapet.

Berapa mbak?

Eh hehe rahasia dong.. hehe

Hehe.. tapi perlu ini mbak. Ngga

papa, ngga papa.

Kalau pertama masuk dulu dua

ratus lima puluh. Sekarang tiga

ratus dua lima.

W.I/No.3 • Saat ini gaji yang

diterima adalah Rp.

325.000,-

4. Lha terus kalau dari plus-nya

sendiri dapet berapa?

Sebulannya.

Ngga tau. Karena jarang sekali.

Jarang sekali.

Lha emang dalam sebulan bisa

berapa orang yang minta di-

plus?

W.I/No.4 • Melayani pijat plus

dalam sebulan rata-

rata tiga orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

56

Ngga banyak. Paling satu dua tiga

udah.

Oh ya? Kalau sehari berapa

mbak?

Jarang dapet.

5. Oh gitu.. ya ya. Terus mbak

kalau dari gaji sama uang plus-

nya dipakai apa aja?

Ya.. kalau gaji ya.. ngga tentu.

Kadang untuk mbayar kontrak.

Kadang misalnya aku ngambil tivi

dulu untuk mbayar angsuran tivi.

Sekarang ngga brani ambil apa-apa

karena aku kan anakku udah dua

tho. Setiap hari saya harus beli

susu. Beli susu makanya saya kerja

di sini ngga pernah nrima gaji utuh

karena.. aku tiap hari udah ngebon.

Kalau ngga ngebon ya aku dapet

kan itu ngga tentu tho. Paling

kalau sisa berapa.. gaji tiga ratus..

aku nggaji yang momong.

W.I/No.5 • Kebutuhan

fisiologis: gaji yang

diterima untuk

membayar kontrak

tempat tinggal.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

gaji yang diterima

digunakan membeli

susu anak.

• Tiap hari hutang dari

pemilik salon untuk

membeli susu.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

membayar pengasuh

anak.

6. Lha itu nabung juga ngga

mbak? Dari uang segitu masih

ada uang yang ditabung?

Engga.

Habis semua?

Habis semua.

W.I/No.6 • Tidak ada uang sisa

untuk ditabung.

7. Terus mbak itu tarifnya untuk

plus-nya berapa sih?

Plus apa dulu? Karena kalau aku

plus yang main paling jarang

karena saya.. ngga niat di situ lho,

mas. Ya.. mungkin karena

lingkungan ya.. jadi akhirnya

terjun.. tapi ngga sepenuhnya. Ya

jarang banget lah. Seandainya aku

terjun situ full, mas, pasti aku udah

beli apa-apa tho.

W.I/No.7 • Melayani pijat plus

karena pengaruh

lingkungan.

• Kebutuhan akan

keselamatan:

membatasi

berhubungan seks

dengan pengunjung.

8. Mbaknya nentuin tarif dasarnya

apa mbak? Dulu waktu awal-

awal kerja.

Apa? Dasarnya apa?

Nentuin tarifnya gimana?

Nentuin tarifnya?

Iya.

Kalau mau gitu?

W.I/No.8 • Melayani pijat plus

karena dipengaruhi

oleh teman kapster

satu salon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

57

Iya.

Ya.. aku terjun.. di kayak gini tuh..

mau aneh-aneh.. semenjak ada

mbak Dewi (teman satu salon).

Waktu belum ada dia aku belum

terjun kayak gitu. Ya mungkin itu

ya.. pertama ya.. aku waktu itu

ngga langsungan.. ngga.. ya paling

banter ya itu tadi.. ngocok.

9. Jadi awalnya kerja berapa bulan

dulu? Brarti kerja biasa dulu di

sini?

He-eh.

Terus sampai berapa bulan

kemudian?

Pokoknya dari awal masuk sampai

terjun kayak gitu tuh.. anakku

paling gede umurnya.. dua ribu

tiga.. ya mulai terjun saya tahun

dua ribu empat. Pokoknya anakku

mulai umur.. mau tahun.. setahun

itu baru terjun kayak gitu.. Karena

yang paling gede kan empat tahun.

W.I/No.9 • Melayani pijat plus

setelah bekerja

sekitar satu tahun.

10. Ya ya. Terus alasannya mbak,

tadi kan kalau mbaknya

ngomong dari temannya itu.

Dari mbaknya sendiri?

Ngga tau. Mungkin karena

lingkungan. Waktu itu niatku

Cuma mau manis-manis aja sama

tamu. Kok mereka (teman-teman)

bisa dapat tamu banyak. Waktu itu

aku penginnya nggak ingin terjun

di situ. Eee ngga taunya tak manis

manisin orangnya ya.. yang

pertama saya terjun orangnya

enak. Enak diajak ngobrol.

Akhirnya.. akhirnya.. mungkin dari

obrolan itu kan apa ya.. cuma.. ya

mengalir sendirilah. Waktu itu

ciuman aja karena dia minta ML

tapi saya ngga mau. Akhirnya dia

cuma nyium-nyium aja. Terus

setelah itu.. aku.. piye ya.. tapi aku

emang sama tamu sudah seperti itu

tapi ngga setiap tamu terus aku

kayak gitu. Sama tamu jadi jarang

W.I/No.10 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

bersikap manis

kepada pengunjung.

• Kebutuhan

penghargaan: ingin

mendapatkan banyak

pengunjung seperti

teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

58

banget. Sedapetnya aja.

11. Misalnya ada tamu yang datang

minta ML padahal.. mbaknya..

ngga niat sepenuhnya di situ,

terus mbaknya layani atau..?

Kalau ada yang minta ML

biasanya.. kalau orangnya itu mas..

itu.. apa ya.. misalnya dia berani

bayar tinggi, aku lebih sering tak

lemparin ke temenku. Tapi aku

ngomong pijat diitung dua tho kan

aku udah mijeti semua. Kalau udah

gitu tarifnya bayar sendiri sama

temenku. Terus ya tak lempar.

W.I/No.11 • Kebutuhan akan

keselamatan:

menolak untuk

diajak berhubungan

seks.

• Kebutuhan akan

keselamatan:

Menawarkan teman

bila ada pengunjung

yang minta

berhubungan seks,

dengan tetap

meminta bagian

upahnya sendiri.

12. Kalau sama mbaknya

pasangnya berapa kalau

mbaknya bilang tinggi?

Hehe ya engga sih paling untuk

embel-embel. Ngga terlalu ini sih..

Tapi pernah ya ketanggor. Aku

cuma iseng aja. Weh..”Mbak-e

mau berapa? Ya udah tiga ratus

ya.” Tapi sama temenku ya?

“Ngga mau. Aku mau sama mbak-

e.” Aslinya aku takut lho mas …..

Soale kan ngga tau kebersihan

tamu itu gimana. Tapi kadang

karena dah terlanjur, aku cuma

berpikiran dengan pake pengaman,

resiko ketularan penyakit bisa

diatasi. Akhirnya terjun juga tapi

ya jarang banget.

W.I/No.12 • Mematok tarif tinggi

hanya sebagai cara

menghidari

hubungan seks.

• Kebutuhan akan

keselamatan: Takut

berhubungan seks

karena alasan

kesehatan.

13. Lha di sini ngga sedia

pelindung?

Ada sih temenku yang bawa. Tapi

seandainya aku bawa mau ditaruh

dimana. Karena aku ngga niat

kerja di situ itu lho. Aku kerja di

sini kan karena aku punya

kemampuan kerja di salon, seperti

motong, creambath atau facial ...

Jadi nggak bener kalo dikatakan

aku kerja di sini semata-mata

untuk melayani plus-plus. Malah

kalo bisa gak usah pakelah layanan

kayak gitu..Aku sendiri males tapi

W.I/No.13 • Tidak sedia kondom

karena memang

tidak berniat untuk

melayani hubungan

seks.

• Kebutuhan akan

penghargaan: merasa

memiliki

keterampilan

layaknya kapster.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

59

piye sih.. terlanjur.

14. Kalau liat orangnya, mbak-nya

pasang tarifnya pengaruh ngga?

Misalnya orangnya punya duit

atau kelihatan baik.

Kalau aku ngga peduli. Pokoknya

prisipnya aku mau kayak gitu dia

harus mau ngga bayar dua ratus

lima puluh eh seratus lima puluh.

Tapi ngga liat kalau dia apa.. ngga

mau aku juga ngga mau. Jadi apa

ya.. ngga liat penampilan karena

kalau liat penampilan,

omongannya kan pinter gitu tho

tamuku pinter ngomong gitu lho.

Saya ngga ngandalin di situ.

W.I/No.14 • Kebutuhan akan

penghargaan: tarif

yang dipatok

merupakan harga

mati.

• Penentuan tarif tidak

dipengaruhi oleh

faktor dari

pengunjung.

15. Terus mbak ini tentang

pelanggan. Orang yang pijat

sama mbak banyak yang balik

lagi ngga?

Jarang.

Jarang? Paling kalau ada

berapa orang mbak?

Paling satu dua tiga.

Terus mereka rutin tiap bulan

atau tiap berapa minggu?

Kalau ke sini?

Iya.

Biasanya sebulan sekali.

W.I/No.15 • Memiliki pelanggan

tetap sekitar tiga

orang dengan

frekuensi pijat satu

bulan sekali.

16. Kalau alasannya mereka balik

lagi, dari mbaknya apa?

Ya.. kalau.. menurutku sih

kebetulan tamu itu.. apa.. ngga

minta ya.. selain ML ya.. aku

masih berusaha biar tamu itu balik.

Tapi kalau memang.. tamu itu..

ngga mau balik ya udah. Tapi ya

makanya.. jarang, mas, balik sama

aku jarang. Kebanyakan cowok

yang masuk salon mintanya yang

lebih tho.

W.I/No.16 • Berusaha agar

pengunjung menjadi

pelanggan.

• Kebutuhan akan

penghargaan: tidak

terlalu

mempedulikan

penolakan dari

pengunjung agar

datang kembali.

17. Maksudnya ML?

Ya engga. Harus lebih pintar..

pintar.. gimana gimana gitu lho.

Sedangkan aku merasa ngga

sepintar temen-temenku. Soalnya

kalau mereka gini gini. Kalau aku

W.I/No.17 • Menilai bahwa

pengunjung selalu

memiliki keinginan

untuk dipuaskan

yang tidak mampu

diberikannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

60

kan biasa.

Pinter gimana sih mbak

contohnya?

Ya muaske ngono lho, mas.

18. Lho mbaknya sendiri apa ngga

merasa? Hehe..

Ngga merasa tuh hehe.. Kalau buat

aku sendiri masih ngerasa biasa aja

tuh. Belum seperti temenku

ngomong, bisa gini bisa gini. Ya

kalau menurutku lho masih biasa

aja.

W.I/No.18 • Menganggap

temannya lebih

mampu dalam

memuaskan

pengunjung.

19. Maksudnya bisa gini gini

gimana mbak? Hehe.

Kan ada yang mau.. apa ya..

karaoke.. kan aku ngga bisa. Aku

ngga mau. Ada yang.. Ya

pokoknya itu lah aku paling ngga

bisa sama ML itu. Paling kalau

ngga terpaksa tho karena aku kalau

bisa jangan.

W.I/No.19 • Kebutuhan akan

penghargaan:

bersedia

berhubungan seks

dengan pengunjung

bila terpaksa.

20. Kalau pelanggan pernah

komentar apa sama servisnya

yang mbak pernah kasih?

Macem-macem hehe. Ada yang

gini: “Akh mbak-e ra gelem ngono

we.” “Ya biarin tho.” “Moso sih

mba koe ra iso ngemut!?” Tapi nek

sing orangnya biasa ya seneng aja.

Kadang ada tamu yang nyarinya

ngga seperti itu memang ada. Ya

seneng tapi jarang. Kebanyakan

mintanya yang lebih. Reko-reko

gitu lho.

W.I/No.20 • Pernah mendapat

pengunjung yang

minta lebih dan

ditolak.

• Kebutuhan akan

penghargaan: senang

bila mendapat

pengunjung yang

bersikap wajar.

21. Kalau yang datang ke sini pijat

minta plus atau ada yang cuma

pijat thok?

Ya kebanyakan minta.

W.I/No.21 • Kebanyakan

pengunjung minta

pijat plus.

22. Selama di sini lebih banyak

orang baru atau pelanggan lama

yang datang?

Yang sama aku?

Iya.

Baru. Jarang pegang tamu yang

balik berkali-kali. Paling cuma

pijat ya udah. Jarang.

W.I/No.22 • Kebanyakan yang

dilayani adalah

pengunjung baru.

23. Ada pelanggan yang W.I/No.23 • Menilai bahwa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

61

komentarnya enak didengar?

Engga.

ada pengunjung

yang memberikan

komentar baik.

24. Punya pelanggan yang nyebelin?

Orang-orang yang datang

nyebeli gitu mbak?

Pernah.

Gimana ceritanya itu mbak?

Yang nyebelin itu.. piye ya.. wah

macem-macem he, mas. Yang

nyebelin itu.. oh banyak. Yo nek

wong ra keturutan karepe yen.. kan

nyebelin kae lah. Tur nek aku kan

tak los tho. Masa bodoh yang

penting udah tak pijeti mbayar.

Yang nyebelin tho ada yang.. apa

ya.. ee.. tangannya maunya emek

emek dia ngga mau mbayar. Aku

kan kalau tak pijeti diem. Ngga

usah.. karena aku kalau dipegang

ngono yo ngga nyaman tho

mijetnya. Aku malah lebih seneng

kalau orangnya tak pijet bioso

ngono lho, mas. Ngga usah

ngemek emek. Aku juga lebih

enak ngerjainnya. Kalau aku udah

ngomong gitu kan.. aku malah..

sio-sio tho mijetnya ketoe ra

dinikmati ngono lho, mas. Karena

setiap aku megang tamu ya

kebanyakan mu tak pijet sampai

selesai. Ya bermacem-macem,

mas. Ono sik.. yo saking banyake,

mas, jadi ngga terlalu inget. Soale

kalau diinget marake mangkel.

Soale kerja kayak gini asline tuh..

sini berlwanan tho, mas. Aku

penginnya tidak melakukan jasa

plus-plus, tapi karena pendapatan

dari salon minim, .. ya terpaksa

pekerjaan itu kulakukan. Sing

penting aku ra sampe kekurangan

mbayar kebutuhan bulananku

W.I/No.24 • Kebutuhan akan

penghargaan:

berharap bahwa pijat

yang dilakukan

dinikmati

pengunjung.

• Kebutuhan akan

penghargaan: tidak

senang bila

pengujung

memegang tubuhnya

sewaktu dipijat.

• Kebutuhan akan

penghargaan:

menjalani profesi ini

menimbulkan

pertetangan batin.

• Kebutuhan akan

fisiologis: berpikir

bahwa, tanpa harus

memberikan pijat

plus, asal kebutuhan

hidup terpenuhi

merupakan hal yang

diinginkan.

25. Lha mbak kalau tadi ada yang

nyebelin mbaknya cuek aja ya?

Masa bodo yang penting tugas

saya sudah saya lakukan gitu lho.

W.I/No.25 • Kebutuhan akan

penghargaan:

mengutamakan pijat

tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

62

Tugas saya pijet. Kalau dia

nyebelin karena ini.. udah masa

bodo yang penting aku udah

ngerjain tugasku itu pijet.

memperdulikan

tuntutan pengunjung.

26. Mbaknya pengin dapet

pelanggan yang kayak gimana?

Orang minta aneh-aneh ngga papa.

Yang penting dipijeti ki piye yo..

ya penak ngono lho, mas, dijak

ngobrol. Tapi jelas.. aku.. ngga

mau nyari kayak gitu kayak gitu,

mas. Yang penting aku kerja kayak

gitu lho, mas. Karena tahu sendiri

kan salon kayak gini potong

memang banyak tapi kan ngga

sebanyak Johny Andrean. Karena

aku udah disibukkan dengan

pekerjaan potong pun ngapain aku

megang tapi itu ya karena

motongnya cuma standar. Ya udah

akhirnya ikut pijat juga kan. Aku

waktu awal ikut masuk di salon..

kan enga pijat. Lama-lama pijat

tuh karena tamu bolak-balik milih.

Nek ra gelem tenan njuk bali. Ya

udah terjun lah ra popo lah. Awal-

awale yo kagok tho mas hurung

kulino nyekel wong lanang. Soale..

waktu belum punya suami aku

juga jarang bergaul sama laki-laki

tho. Sempet takut gitu. Tak kuat-

kautin. Sing penting saya.. ngga..

apa ya.. ngapain takut, ngga salah.

Intinya kerja.

W.I/No.26 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

senang bila

mendapat

pengunjung yang

bisa diajak ngobrol.

• Sungkan menolak

keinginan

pengunjung yang

memilih dipijat oleh

dia.

• Sebelum menikah

jarang bergaul

dengan laki-laki

sehingga awal-awal

melayani pijat terasa

canggung.

• Kebutuhan akan

keselamatan: alasan

bekerja

memberanikan

dirinya untuk

melayani pijat.

27. Kalau lagi pijat sama pelanggan

yang diobrolin apa, mbak,

paling sering?

Ya macem-macem. Kadang aku

nanyain kerja apa, kuliah dimana,

tergantung orangnya tho, tugasnya

dimana. Ya biasa. Tapi kalau

ngobrolin soal yang seks-seks itu

aku jarang.

W.I/No.27 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

mengobrol dengan

pengunjung seputar

pekerjaan dan

kuliah.

28. Curhat-curhatan sama yang di

pijat?

Curhat-curhatan?

Ya masalah keluarga atau

W.I/No.28 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

membicarakan

masalah pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

63

masalah pribadi.

Pernah tapi udah lama banget tuh

tamu.. langgananku.. Sekarang

udah ngga balik lagi. Pernah tuh..

dia nanya yo anakmu umur berapa,

dia yo.. enak lah diajak ngobrol.

Tapi sekarang udah ngga balik

lagi. Katanya tak.. sms..: “Aku

sekarang lagi berusaha

memperbaiki ekonomi.” Kan dia

orangnya pisah sama istri tho. Ya

udah intinya aku ngga mau

nganggu orang yang.. ya udah

ngono. Kalau sekedar tanya kabar

ya tapi kalau ngejak ketemu engga.

dengan pelanggan.

• Menerima bila

pelanggaan memiliki

alasan pribadi untuk

tidak kembali ke

salon.

29. Kalau sama pelanggan akrabnya

kayak apa? Seakrab apa?

Misalnya bisa deket banget, bisa

sms-an tanya kabar. Apa ya

udah habis pijat ya udah.

Dulu aku sampe pernah selingkuh.

Tapi tiap hari aku terus kepikiran

resikonya. Setelah tak timbang-

timbang, akhirnya nggak tak

terusin. Aku udah punya suami

udah punya anak. Ya anakku baru

setahun lebih waktu itu. Ada orang

Surabaya. Dia ngomong kalau aku

harep ditembung dewe karo

bojoku. Tapi aku mikir belum

tentu juga aku sama orang itu baik

tho walaupun dia itu kaya. Dia kan

punya usaha di Jogja. Elektronik di

jalan Solo. Tapi aku mikir gini:

“Ah orangnya aja masuk salon-

salon. Seandainya nanti jadi

suamiku belum.. belum tentu.. apa

ya.. seperti suamiku yang

sekarang. Nasibnya aja biasa tapi

sama aku ngajeni. Makanya aku

ngga mau terlalu banget sama

suamiku. Emang dia orang ngga

punya tapi aku menghargai

perasaan dia. Sama aku pengine

gini-gini kan baik. Apa salahe ya

tho, mas, ya ngga papa tak jalani

apa adanya aja. Ya pernah, mas,

W.I/No.29

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pernah selingkuh

dengan pelanggan.

• Tetap memilih

mempertahankan

pernikahan sewaktu

diajak menikah

dengan

selingkuhannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

64

katakanlah dulu aku selingkuh.

Tapi tiap hari aku berpikir gini-

gini yo ah tak timbang-timbang

gitu lho. Tapi ya udah akhirnya

ngga tak terusin.

30. Selingkuhnya sama yang datang

ke sini mbak? Sama yang pijat?

Dia ngga mau datang ke sini. Dia

datang ke sini cuma sekali. Dia

minta ditemuin di hotel. Tapi

waktu itu kan pendekatan aku ngga

ada niat ke situ tho. Ya udah. Tapi

dia sama anak-anakku emang

sayang. Lha aku salutnya di situ.

Tapi aku mikir ah pasti lebih

sayang orang tuanya sendiri. Cuma

aku merasa kenalnya belum lama

banget sih baru setahun.

W.I/No.30 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

kagum dengan kasih

sayang yang

diberikan kepada

anak-anakya oleh

selingkuhannya.

31. Terus mbak ini ganti ya

ngobrolin tentang jam kerja nih.

Kerjanya dari jam berapa

sampai jam berapa di sini

mbak?

Setengah sepuluh eh.. setengah

sepuluh pagi sampai sembilan

malem.

Tiap bulan ada cutinya?

Libur seminggu sekali.

W.I/No.31 • Bekerja dari 09.30-

21.00 dengan hari

libur satu hari dalam

seminggu.

32. Kalau lagi ngga ada yang datang

biasanya ngapain mbak?

J: Ngapa ya.. Seandainya aku..

punya nomor tamu ya coba tak

sms. “Mbok ke sini mumpung lagi

sepi.” Itu aja. Tapi kalau nemui

tamu sampai keluar saya engga.

Engga pernah sekarang. Nemui itu

cuma yang pernah seneng sama

aku thok itu. Seandainya saya

mau.. banyak. Aku harus keluar

nemui tamu banyak tapi aku ngga

mau. Ngga berani.

W.I/No.32 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pernah menemui

selingkuhan di luar

jam kerja.

• Kebutuhan akan

keselamatan: tidak

berani menemui

pengunjung di luar

jam kerja.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

berusaha mengajak

datang pengunjung

ke salon.

33. Kalau di sini mbak ngobrolin

apa sama temen-temen?

Ada yang soal rumah tangga,

teman, ya macem-macem. Kadang

W.I/No.33 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

berbagi cerita

dengan teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

65

permasalahan mereka masing-

masing. Biasa. Semua ada deh

yang diobrolin.

kapster seputar

rumah tangga,

teman, dan

permasalahan.

34. Ini boleh dikatakan seharian di

salon. Terus mereka udah kayak

keluarga? Soalnya kalau

keluarga kan tiap hari ketemu

terus. Sedangkan di sini kan

mbaknya kerja dari pagi sampai

malem. Udah akrab banget

kayak keluarga?

Iya.

W.I/No.34 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

Mengakui bahwa

teman-teman satu

salon sudah seperti

keluarga.

35. Sering kangen sama keluarga di

rumah?

Sering. Kalau aku lagi diem-diem

itu aku inget anakku. Jadi kadang

mbayangin ah enaknya di rumah

nonton tivi, kumpul sama anak-

anak.

W.I/No.35 • Sewaktu bekerja

sering merasa rindu

dengan keluarga,

terutama anak.

36. Terus kalau kangen piye mbak

sama keluarga?

Kebetulan kost-ku kan belakang.

Kadang kalau aku emang kangen

aku balik ke sana. Kalau

perasaanku ngga penak aku

langsung balik. Kadang kan.. yang

momong kan mbak saya.. bawa

sini anakku. Aku ya seneng.

Soalnya kebetulan deket.

W.I/No.36 • Pulang bila

merasakan rindu

atau perasaan tidak

enak terhadap

anaknya.

• Anak diasuh oleh

kakak.

37. Suaminya kerja juga ya?

He eh.

Kalau pulang jam berapa?

Suamiku pulang jam lima.

W.I/No.37 • Suami bekerja

sampai pukul lima

sore.

38. Pernah pergi rame-rame sama

temen kapster?

Pernah dulu piknik di

Tawangmangu tapi itu tahu dua

ribu.. kalau ngga salah tahun tahun

dua ribu empat.

Sering ngga mbak pergi rame-

rame?

Udah lama ngga. Paling kalau

pergi bareng-bareng itu kalau

misalnya ee.. sesama kapsternya

ada yang syukuran. Ada apa tuh

baru bareng.

W.I/No.38 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pernah pergi berlibur

bersama ke

Tawangmangu.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pergi bersama dalam

acara keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

66

Acara keluarga gitu?

He eh.

39. Pemilik salonnya sering ke sini?

Dulu hampir ditunggu terus.

Sekarang ngga tau nih, jarang.

Dulu seharian di sini. Aku sampai

sms, cerewet buat salonnya

ditunggu. Apalagi kalau ada ribut,

bos-e yang tak onek-onekke.

Kalau ngasih gaji datang

sendiri?

Dateng. Dia wayahe nggaji yo wis

nggaji. Nek mau pulang itu ngasih

gajinya.

W.I/No.39 • Sekarang pemilik

jarang menunggui

salon.

• Meminta pemilik

untuk menunggui

dan bertanggung

jawab bila terjadi

keributan.

• Pemilik selalu

datang bila memberi

gaji.

40. Tugasnya pemilik salon apa aja

mbak?

Ya kadang-kadang belanja-belanja.

Ngecek apanya yang ngga ada.

Kadang kalau pas lagi di sini tahu

ada yang berantakan protes: “Ini

beresin! Ini beresin!” Ya biasa.

W.I/No.40 • Pemilik bertugas

membeli barang-

barang dan

merapikan.

41. Tapi kalau ke sini mampirnya

lama?

Kalau berapa hari ini jarang.

Mampirnya paling dua jam satu

jam.

Sama pemiliknya ngobrolin

apa?

Ya ngobrol tentang anak lah. Kan

kebetulan bosnya udah punya anak

tho. Tentang anak lah, tentang

temen-temen.. temen-temen

suaminya. Biasa.

W.I/No.41 • Bila berkunjung,

pemilik berada di

salon selama dua

jam.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

membicarakan

keluarga dan

kehidupan pemilik.

42. Akrab juga sama pemiliknya?

Ya akrab. Kebetulan bos-e adikku

he, mas.

Oo.. adik sendiri?

Hehe..

Tinggal di Jogja?

Iya.

Sering bareng acara keluarga?

Aku jarang. Kalau pulang sih

rumahku cuma deket. Ya kalau

ketemu pas di sini aja. Kadang

kalau aku pas ke tempat bapakku

ya ketemu.

W.I/No.42 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

mengakui kedekatan

dengan pemilik.

• Pemilik adalah

kakak kandung.

• Jarang bertemu

dengan pemilik,

sebagai adik, kecuali

di salon.

43. Adiknya tahu kalau ini salon W.I/No.43 • Pemilik meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

67

plus?

Kalau adikku.. seandainya tahu,

dia ngga nyuruh. Dia ngomong

gini: “Aku pokoknya tahunya yang

penting kalian tuh pijat.

Seandainya kalian mau apa-apa,

itu hak kalian. Tapi kalau ada apa-

apa..” Dia ngga mau ikut

nanggung gitu lho karena dia

merasa ngga nyuruh. “Jadi, apapun

sama kalian yang kayak gitu

jangan nglibatke bos-e.” Karena

resikonya besar kan, dari ini ini

ini. Karena dimintain surat

pernyataan bahwa ada apa-apa di

salon ini dia ngga ikut nanggung.

Seandainya suatu saat salon ini

digrebek kan otomatis sing keno

denda bos-e tho. Bos-e sekali keno

dendo kan podo wae karo nyediake

koyo ngono tho, mas.

surat pernyataan

yang menyebutkan

bahwa dirinya tidak

bertanggung jawab

bila terjadi sesuatu

perihal layanan pijat

plus.

44. Pernah digrebek?

Saya ngga minta. Insya Allah ngga

pernah.

Kalau pas musim puasa kan..

liat di tivi-tivi mesti nek tempat-

tempat billiard apa tempat disko

kan mesti di..

Sini menyesuaikan kalau pas

puasa. Sopan. Tutupnya pun ngga

malem.

Maksudnya sopan dari jam

tutup atau penampilan?

Ya jam tutup juga penampilan.

Tapi kadang ada yang bandel, tapi

kebanyakan pake baju yang rapi

karena menghormati orang puasa.

Karena sini orang Islam semua

tho.

Brarti belum pernah ada razia

ya?

Ngga minta.

W.I/No.44 • Salon belum pernah

dirazia.

• Kebutuhan akan

keselamatan: tidak

berharap salon

terkena razia.

• Kebutuhan akan

keselamatan: tutup

lebih awal dan

berpakaian sopan

saat bulan puasa.

45. Ada yang ini ngga.. jadi anak

kesayangannya pemilik salon?

Kalau anak kesayangan ngga ada.

Cuma mungkin ono sing rodo

digatekke terutama yang kerjanya

W.I/No.45 • Pemilik salon lebih

memberi perhatian

bagi yang bekerja

dengan baik.

• Bila terlambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

68

bagus, tertib. Itu yang paling

digatekke. Tapi ne kerjo ambura..

opo yo.. Sing penting andakata dia

brangkatnya mau siang.. atau.. Sini

kan kalau telat ngga dapet uang

makan. Ya udah jangan salahkan

kalau terus gajinya melorot.

Pokoknya biar mereka le

berangkat tertib. Tapi kadang ada

yang merasa cari uang kayak gitu

kan nyantai tho, mas. Ya udah itu

brarti kan pilihannya mereka. Tapi

ya biasa, mas, ngga pilih kasih. Ya

memang ada yang temen dari smp.

Tapi kan selama di tempat kerja

memandang mereka itu pegawai.

datang tidak

mendapatkan uang

makan.

• Ada teman yang

sering berangkat

terlambat.

• Ada kapster yang

adalah teman smp

pemilik, namun

pemilik memandang

semua sama sebagai

pegawai.

46. Kalau mbaknya sendiri pernah

dikomentari apa? Disanjung

ngga sama pemiliknya?

Ora. Engga. Aku di sini tetep

pegawai. Di rumah mbakyu.

Pernah aku berbuat kesalahan tho,

digentak-gentak ngono tak tompo.

Ya biar ngga mentang-mentang

mbaknya gitu lho. Ya udah biasa.

Temen-temen di sini tahu kalau

itu tahu kalau itu adiknya

mbak?

Tahu.

W.I/No.46 • Pernah dimarahi

pemilik karena

berbuat salah.

• Teman-teman

kapster tahu bahwa

pemilik adalah

kakak kandungnya.

47. Mbaknya kan tadi ngomong ada

yang lebih diperhatikan. Lha,

mbaknya liat piye? Iri atau

pengin atau biasa aja?

Aku karena liat kenapa iki

diperhatikan, kenapa..

penyebabnya apa aku ngga iri

karena tau alasane. Misale yo.. opo

yo.. kenapa mereka merhatiken..

ada alasane saya ngga iri. Kecuali

kok aku udah berusaha ini.. kok

ngga seperti mereka, itu baru iri.

Mungkin iri ya tapi aku irinya

ngeliat tuh sik.. sik pantese gimana

tuh.

W.I/No.47 • Kebutuhan akan

penghargaan: tidak

iri melihat ada yang

lebih diperhatikan

karena memang ada

alasan logis.

48. Terus ini mba di deket sini kan

toko-toko, ada orang jualan

juga. Mereka tahu ngga sih

W.I/No.48 • Kebutuhan akan

keselamatan: Tidak

terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

69

kalau ini salonnya salon plus?

Ngga tahu aku. Karena ngga

mungkin tho mereka mau

ngomong: “Itu salonnya ini-ini.”

Tapi entah ya kalau tetangga di

belakang tuh saya ngga tahu. Aku

ngga mau mikir kayak gitu karena

terlalu mikir kayak gitu ngga maju

tho, mas. Orang pun ngga ngapa-

ngapain tetep dirasain gitu. Yang

penting saya ngga nganggu

mereka. Kalau ikut pikiran orang

tau sendiri tho, mas, malah

meracuni pikiran kita.

memperdulikan

dengan tanggapan

tetangga di sekitar

salon.

49. Tapi kalau pas misalnya ini tadi

mbak pesen es jeruk? Ya biasa

aja? Itu kan pesen es jeruk di

sebelah.

Oo.. biasa.

Tapi kalau mereka ketemu

mbak?

Ya biasa.

Ketemu ya ngobrol-ngobrol

biasa?

Kadang kalau mau ke sebelah ya

ngobrol sambil pinjem koran.

Mbaca. Paling sok ngobrol soal

keluarga. “Piye bu rame ngga?”

Kan jual bakso tho dia. “Yo wis

biasa. Alhamdulilah.” Ya wis

cuma obrolan biasa. Jadi ngga tahu

tho mereka. Mau ee.. pikiran sama

kita di sini kan ngga tahu tho wong

ketemunya biasa, ngobrolnya

biasa.

W.I/No.49 • Tetangga bersikap

wajar.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

kadang ngobrol

dengan tetangga dan

membaca koran.

50. Pernah ada tetangga yang pijat

ke sini?

Pernah.

Minta plus juga?

Pernah, tapi saya ngga melayani.

W.I/No.50 • Pernah ada tetangga

yang datang pijat

tapi kebetulan tidak

melayani.

51. Mbak kalau beli makan?

Di warung. Sebelah itu ada.

Kadang sana agak jauh. Kalau lagi

pengin makan sebelah, sebelah.

Kalau lagi.. ngga pengin yang..

makan apa ya.. jauh-jauh pernah.

Ngga tentu kok, mas.

W.I/No.51 • Kadang membeli

makan di sebelah,

kadang agak jauh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

70

52. Mbak nganggep salon ini.. apa

ya.. tempat berlindung? Misale

dari keluarga ya.. anggepane

mbak kerja biasa.

Ya kadang merasa seperti itu sih.

Tapi yang penting ngga

sepenuhnya tho. Ngga sepenuhnya

di situ lho, mas. Aku kan juga

ngga terlalu banget di situ. Ya

kadang timbul seperti itu suatu

saat, “Ah itu pijat kan gini-gini.”

W.I/No.52 • Kebutuhan akan

penghargaan:

menganggap salon

ini sebagai tempat

kerja biasa karena

merasa tidak

sepenuhnya

melayani pijat plus.

53. Mbak kerja di sini emang untuk

nafkah utama atau bantu

suami?

Bantu suami. Kalau seandainya

gaji suami cukup, saya penginnya

ngurus anak di rumah aja. Tapi

ngga cukup kalau aku ngga kerja.

W.I/No.53 • Kebutuhan akan

penghargaan: alasan

utama bekerja adalah

untuk membantu

suami mencari

nafkah.

54. Mbak tadi ngomong kalau

sebenernya ngga pengin kerja

juga di sini apalagi sampai total

banget. Lha terus mbak selama

jalani profesi ini punya harapan

apa dengan menjalani profesi

ini? Mungkin dari uangnya

mbak pengin bisa nyekolahin

anak sampai tinggi atau punya

harapan lain?

Ya.. apa ya.. pokoknya menjalani

seperti air mengalir aja. Penginnya

sih ya.. aa.. kalau bisa aku

menjalani kayak gini aku nabung

untuk besok-besoknya. Apalagi

kan udah punya anak. Ya.. ya..

seperti itu.. seperti umumnya aja.

Umumnya kayak gitu. Nduwe

harapan seperti itu. Misalnya ngga

punya harapan seperti itu ah.. ya

ngga kerja kayak gini lah.

W.I/No.54 • Kebutuhan akan

aktualisasi diri:

menabung untuk

mencukupi

kebutuhan di masa

depan.

55. Mbak kan ngga mungkin terus-

terusan kerja di sini. Lha setelah

di salon ini rencananya apa?

Saya punya rencana pengin buka

salon sendiri. Terutama di bidang

rias. Ya pokoknya nelatenin yang

seperti itu aja. Mungkin

seandainya saya udah punya

W.I/No.55 • Kebutuhan akan

aktualisasi diri:

keinginan membuka

salon rias dari

mengumpulkan

modal.

• Kebutuhan akan

aktualisasi diri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

71

modal, penginnya saya buka

sendiri. Jadi saya mau nelatenin

yang ngga kayak gini. Penginnya

kalau ada lulur, khusus wanita.

Seandainya ada pijat pun

penginnya yang bener-bener itu

pijat. Ya.. yang kayak gitu kan los

tho, mas, kerjanya. Ngga mikir di

ini di ini, digrebek gitu lho. Ya

walau mungkin.. namanya awal-

awal pasti prihatin dulu. Penginnya

aku nyoba yang itu. Ngga pengin

ada kayak gini-kayak gini. Engga.

Mungkin besok ee.. kalau kepepete

ra iso kerja salon ngene iki, ya..

pelan-pelan buka nyambi di rumah

atau potong atau.. Pelan-pelan.

membuka salon yang

bebas dari pijat plus.

56. Kalau mbak ML sama

pelanggan.. piye ya.. pikirannya

ke mana sih mbak?

Neng duit hehe..

W.I/No.56 • Kebutuhan akan

penghargaan:

berhubungan seks

dengan pengunjung

untuk mendapatkan

uang.

57. Lha mbak pas misalnya lagi

masa subur itu kan cewek

dorongan seksnya lebih tinggi?

Saya lebih.. menahan aja.

Mendingan mikir ah nanti

dilampiaske nang bojo. Tak tahan.

W.I/No.57 • Melampiaskan nafsu

seks ke suami, bukan

ke pelanggan.

58. Nah udah semua. Terus ini saya

minta ee.. ini mbak data-data

pendukungnya. Mbak anaknya

berapa?

Anak saya dua. Laki-laki semua.

Umurnya?

Yang satu empat tahun. Yang satu

ee.. mau sebelas bulan.

Masih kecil ya. Masih nyusu?

He eh.

W.I/No.58 • Memiliki anak laki-

laki dua yang

berumur empat

tahun dan sebelas

bulan.

59. Suami tahu kalau mbak kerja di

sini?

Ya tahu. Tapi suamiku kan tahu

aku bisa potong, bisa creambath.

Ya dia tahu aku kerja tapi dia ngga

tahu kalau aku gelem kayak gitu.

Seandainya tahu wah berape aku.

W.I/No.59 • Kebutuhan akan

keselamatan:

menutupi pijat plus

dari suami.

60. Yang tahu mbak kerja plus W.I/No.60 • Yang mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

72

kayak gini siapa?

Paling temen di sini. Tapi mereka

ngga tahu aku sampai ML. Tapi

seandainya mereka ngomongin aku

wis masa bodo lah. Yang penting

mereka ngga menyaksikan sendiri

tho. Toh aku ngga terjun-terjun

amat di situ. Namanya orang kan

berpikirnya ah ngga mungkin-ngga

mungkin tho. Tapi ya aku masa

bodoh.

Ya udah mbak itu aja. Makasih.

dirinya memberi

pijat plus adalah

teman satu salon.

• Kebutuhan akan

penghargaan: tidak

terlalu

memperdulikan

penilaian teman satu

salon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

73

Wawancara II

Tanggal : 23 Juli 2007

Subjek : Wulan (nama samaran)

Pukul : 11.00 WIB

Tempat : Salon F

No. Pertanyaan dan Jawaban Koding Analisis

1. Ya wis ya mbak langsung mulai. Lha

mbak wingi kan cerita di sini baru

masuk hari kedua. Soalnya kemarin

itu cuti. Sebelumnya.. di salon

sebelumnya kerja dari kapan?

Dari dua ribu enam sampai dua ribu

tujuh.

Itu alasannya apa cuti dari sana?

Karena menikah dan hamil.

W.II/No.1 • Melanjutkan profesi

yang sama di salon

berbeda setelah

sebelumnya

melahirkan.

2. Waktu di salon sebelumnya itu dapat

gaji sebulan berapa?

Ya.. kurang lebih lima ratus sebulan.

Bersih itu lima ratus?

Ya.. ya bersih lima ratus.

Dapat makan siang, makan pagi,

atau makan malam?

Ee.. dapat uang makan sehari lima ribu.

W.II/No.2 • Kebutuhan fisiologis:

mendapat gaji Rp.

500.000,- termasuk

uang makan satu hari

Rp. 5.000,-.

3. Terus kalau di sana mbak.. ee.. pijat

plus ini kan maksudnya ngga cuma

hubungan seks, tapi juga pake

tangan. Sebulan orang yang minta

pijat sama plus bisa sampai berapa?

Kalau sama mbak sendiri?

Ya ngga tahu ya. Ngga mesti soale aku

kan ya ngga melayani kayak gitu. Jadi

kurang tahu. Misale cuma pijat sebulan

ya bisa tiga puluh satu kali, tiga puluh

kali.

W.II/No.3 • Kebutuhan akan

keselamatan:

menyangkal bahwa

dirinya memberi

layanan plus.

• Pengunjung yang

dilayani sebulan

mencapai 30 orang.

4. Oo.. mbaknya sendiri bisa sampai

tiga puluh kali pijat sebulan?

Banyak juga lho. Tapi itu mbak

yang.. tapi kalau ngga berhubungan

seks.. pake tangan.. di sana mbaknya

juga melayani?

Ya gimana ya.. kadang kalau cocok

harganya ya mau, kalau ngga ya ngga

mau.

Kalau sebulan bisa tiga puluh, sehari

bisa berapa orang?

Ya ngga mesti. Ngga mesti tiap hari

W.II/No.4 • Kebutuhan akan

penghargaan:

kesediaan memberi

layanan plus

berdasarkan tarif.

• Kebanyakan

pengunjung minta pijat

biasa. Jarang yang

minta plus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

74

nglayani kayak gitu kok. Paling pijat

biasa. Kalau yang plus kayak gitu

jarang.

5. Terus mbak selain pijat bisa apa?

Motong? Creambath? Atau..?

Bisa.

Lebih banyak mana orang datang

potong, creambath, cuci muka, atau

pijat? Yang mbak layani.

Kebanyakan creambath sama facial.

W.II/No.5 • Memiliki keterampilan

sebagai pegawai salon.

• Jasa yang diberikan

lebih banyak

creambath dan facial

dibanding pijat.

6. Dari gaji sama uang yang dikasih

langsung pelanggan dipake buat apa

aja?

Ya kalau gajinya buat mbayar kost,

buat mbayar apa gitu, kredit apa misale

kredit motor ya buat mbayar motor,

kebutuhan sehari-hari, buat apa lah itu

kalau ada keperluan mendadak. Tapi

kalau paling pasti, aku kan udah

berkeluarga tho, punya anak. Jadi ya

buat bantu suami mbayar kost, terus

mbayar pembantu, buat beli susu

anaknya.

W.II/No.6 • Kebutuhan fisiologis:

gaji dipakai untuk

kebutuhan harian dan

bayar kost.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

gaji dipakai membeli

susu untuk anak.

7. Selain dari gaji itu, kan lima ratus

ribu dapat. Selain itu dapat berapa

mbak dari pengunjung langsung?

Ya ngga mesti. Ada yang ngasih

seratus, seratus lima puluh. Tapi kan

ngga tiap hari dapet. Bahkan paling

seminggu sekali ngga mesti. Soale

jarang yang mau tamu kayak gitu.

Antara gaji dengan yang dari

pelanggan langsung banyakan

mana?

Ya ngga bisa dipastiin he, mas, soale

kan ngga mesti. Pelanggan mau kayak

gitu kan ngga mesti. Jadi ngga bisa

ditentukan hasil per bulannya.. gaji..

atau bonus dari orang itu.. kan ngga

bisa ditentuin berapa sampai berapa.

W.II/No.7 • Mendapat Rp. 100.000

– Rp. 150.000,- dari

satu kali layanan plus.

Masih dipotong Rp.

50.000,- sebagai biaya

pijat yang diserahkan

ke pemilik salon.

• Besarnya bonus dari

pengunjung tidak

pasti.

8. Dari uang itu, sisanya masih ada

yang ditabung, mbak?

Oo.. engga he. Engga ada yang

ditabung soale habis buat keperluan

sehari-hari.

W.II/No.8 • Tidak tersisa gaji

untuk ditabung.

9. Tarifnya untuk plus-nya itu berapa,

mbak?

W.II/No.9 • Batas maksimal tarif

adalah Rp. 150.000,-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

75

Seratus lima puluh. Ya mentok-

mentoke seratus sampai seratus lima

puluh.

Terus mbak nentuin tarifnya seratus

lima puluh itu dasarnya apa? Apa

tanya temen-temen apa.. pas

pertama mbak kerja lho.

Ya dari pengalaman temen-temen. Ya

soale kan.. salon kan sekarang banyak

saingan. Kalau kita pasang tarif mahal

banget kan nanti ngga laku. Tapi kalau

murah kan ya menyangkut harga diri

kita. Jadi ya.. jadi.. wajar-wajar. Sejajar

gitu lho. Kita.. ada timbal baliknya

ngga terlalu.. merugikan tapi kita ngga

rugi, kita juga ngga rugi. Jadi kita kan

sama-sama enak.

• Besarnya tarif

mengikuti petunjuk

dari teman.

• Kebutuhan akan

penghargaan: harga

diri mempengaruhi

tarif.

10. Mbak setelah ditawar gitu biasanya

ngasih harga berapa? Seratus lima

puluh langsung?

Ya segitu seratus lima puluh. Kadang

kalau orangnya.. apa.. udah jadi

langganan ya nawar, paling seratus.

Tapi kalau sama yang baru-baru

masih bisa ditawar atau udah pas?

Ee.. ya.. Itu kan tergantung tamu.

Kadang ada tamu yang langsung mau,

ada yang nego. Jadi ya tergantung pada

tamu. Walaupun tamu baru atau tamu

lama tapi kalau dia mbayar segitu, kita

kan ya.. ngga tahu wong namanya

kayak gitu.

W.II/No.10 • Kebutuhan akan

penghargaan:

memberikan tarif yang

lebih murah bagi

pelanggan.

• Harga yang diberikan

masih bisa ditawar

11. Selama di salon itu kerjanya..

banyak pelanggan yang balik lagi

sama mbaknya?

Ya.. ya satu dua lah ada yang mbalik.

Soale kan saya bisanya cuma pijat-pijat

aja. Tapi kalau udah langganan pijat

paling ya.. ada yang balik ada yang

engga. Mungkin dia juga mau itu lah..

cari yang lain. Mau coba-coba yang

lain kali.

Sama yang baru berarti lebih

banyak mbak daripada yang

langganan tetap.. yang datang lagi?

Ya ngga mesti. Ya langganan ada yang

dateng ada yang engga. Kadang yang

W.II/No.11 • Memiliki pelanggan

dua orang.

• Berasumsi bahwa

pengunjung

berkeinginan mencoba

kapster lain sehingga

tidak kembali lagi.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

kecocokan dengan

pelanggan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

76

baru-baru juga banyak. Kan ngga mesti

kita kerja di salon gitu tamunya ada apa

engga kita ngga tahu. Ngga bisa

dipastiin.

Kalau yang balik lagi, menurut

mbak kenapa mereka balik lagi?

Ya mungkin karena dia merasa cocok

aja.. opo.. pijat sama aku. Mungkin

pijat sama aku.. ngga tahu ya. Yang

penting.. yang balik lagi brarti kan

cocok.

12. Lha kalau dari pelanggan-pelanggan

itu ee.. pernah dapat komentar apa

mbak?

Dari pelanggan?

Iya.

Ya.. masksude komentare gimana?

Ya.. misale mbak e enak atau..

Oo.. gini ya.. terus orangnya kan

ngomong.. :”Kenapa mas kok mbalik

sini lagi?” “Ya karena asyik aja sama

kamu, Bisa diajak curhat, bisa ngobrol,

pijetnya juga enak.” Kutanya

ngomonge kayak gitu orange..

pelanggannya. Ya karena cocok aja

enak, bisa ngobrol, pijat-nya juga enak.

Jadi merasa cocok kan mbalik lagi ke

sini. Gitu.

W.II/No.12 • Kebutuhan akan

penghargaan: menjadi

teman curhat bagi

pelanggan dan teman

ngobrol.

13. Kalau mbak sendiri sama pelanggan

juga curhat-curhatan?

Iya.

Terus yang diomongin apa biasanya?

Ya.. ada yang masalah keluarga,

masalah pekerjaan. Ya cuman itu.

W.II/No.13 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

membicarakan

masalah keluarga dan

pekerjaan dengan

pelanggan.

14. Pelanggannya kebanyakan sudah

menikah atau masih bujang?

Ya.. kebanyakan yang udah menikah.

Yang bujang juga ada. Tapi

kebanyakan yang udah menikah, udah

berkeluarga.

W.II/No.14 • Kebanyakan

pengunjung sudah

menikah.

15. Beda ngga.. pijat sama langganan

sama pijat sama orang baru mbak?

Ya ada bedanya. Kalau udah langganan

kita enak. Mau ngapa-ngapain kan kita

udah saling kenal. He eh kan? Jadi kan

ngobrol. Apa yang diobrolin.. apa yang

itu kita kan udah.. udah.. itu ya.. sreg

W.II/No.15 • Merasakan perbedaan

melayani antara

pengunjung baru

dengan pelanggan.

• Khawatir terjadi

kesalahpahaman

dengan pengunjung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

77

kayae. Udah itu kayak.. udah akrab gitu

lho. Kalau yang masih baru kan masih..

agak-agak gimana ya.. agak takut apa

gimana soale masih baru. Takutnya

nanti ngomong gini atau ngomong gini

takutnya salah.

baru.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

merasa bebas dengan

pelanggan.

16. Pernah ada yang tersinggung?

Ya.. selama ini belum sih. Belum

pernah.

Tapi sama pelanggan-pelanggan

baru biasa aja tho? Maksude biasa

aja.. berusaha ngobrol-ngobrol aja

ma dia?

Ya biasa.

W.II/No.16 • Berusaha bersikap

wajar kepada

pengunjung.

17. Ee.. kalau mbak sendiri.. seneng

ngga punya pelanggan tetap?

Ya seneng. Seneng banget.

Senenge ngopo mbak? Akrabe apa

karena wah ini..

Ya.. brarti kan aku selain dapat

penghasilan juga punya banyak temen.

Jadi kan ada temen.

W.II/No.17 • Kebutuhan fisiologis:

mendapat penghasilan

dari pelanggan.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pelanggan dianggap

sebagai teman.

18. Ee.. itu selain di salon, sama

pelanggannya di luar kontak-

kontakan?

Oo.. ya.. tergantung. Kalau cuma

masalah curhat ya kadang aku.. mau

diajak curhat. Tapi kalau masalah yang

lain misale kayak pacar-pacaran atau

dolan hura-hura ngga ada itune ya aku

ngga mau karena aku ngga mau ada

masalah nantinya. Gitu.

Kesalahpahaman apa gimana. Orang

kan ngga tau. Lha makane aku nek

sekedar curhat lewat sms apa.. apa.. ya

tek balesi karena kita berteman. Tapi

kalau melebihi.. kalau kita keluar main,

karena kita yang ngga penting-penting..

ya aku ngga bisa, ngga mau.

W.II/No.18 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

sms menjadi sarana

untuk menjalin

hubungan dengan

pengunjung.

• Menolak berhubungan

dengan pengunjung

yang tidak memiliki

tujuan yang jelas.

19. Pernah keluar pergi bareng sama

pelanggan?

Oo.. pernah makan bareng sama itu

curhat. Udah gitu aja.

Tapi cuma sebatas itu aja ya?

He eh. Habis itu pulang lagi ke kost.

Ngga lebih dari itu. Cuma kita makan-

makan, curhat, udah.

W.II/No.19 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pergi dengan

pelanggan dan curhat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

78

20. Kalau ini mbak.. pelanggan yang

nyebelin ada? Yang ngga cocok.

Ya kadang ada. Pernah sih aku sekali

dua kali ada tamu yang apa.. yang

nyebelin. Cuma aku ya tek bilangi

sekali dua kali halus. Dia ngga bisa ya

udah tek tinggal aja. Tek tinggal keluar.

Mbilangine piye mbak?

Mbilangine yo.. “Mas, kalau bisa yang

sopan lah. Kita kan itu.. apa.. sesama

manusia harus saling menghormati.”

Gitu. “Walaupun aku kerja di salon tapi

aku juga ngga mau dilecehin karena

aku juga sama-sama manusia. Aku di

sini niatnya kerja. Ngga lebih dari itu.

Tolong hargai.. apa.. ya.. tolong hargai

aku lah.”

Cuma.. mbak sama pelanggan.. yang

nyebelin agak tegas juga ya mbak?

Menolak juga ya?

Lha iya.

W.II/No.20 • Berani meninggalkan

pengunjung

menyebalkan.

• Kebutuhan akan

penghargaan:

menuntut sikap hormat

dari pelanggan.

21. Lha.. mbak.. kalau namanya cewek

ni ya.. denger-denger kan kalau lagi

masa-masa subur itu.. ee.. setelah

haid itu kan.. nafsunya tinggi.

Padahal mbak kerja di sini.. kan

juga hubungannya sama.. cowok-

cowok gitu kan. Pijat gitu. Terus

mbaknya penyalurannya gimana?

Oo.. kalau saya sih biasa aja. Soale

saya kan di sini kan memang niatnya

kerja, ngga lebih dari itu. Misalpun

apa.. ee.. misale apa.. lagi.. apa.. masa

subur kayak gitu kan kalau bukan sama

pasangannya sendiri kan aku ngga ada

minat atau.. ngga ada nafsu lah untuk

kayak gitu-gitu kan ngga ada yang

kepikiran. Karena aku di sini niatnya

kerja cari uang. Jadi kalau soal-soal

kayak gitu sih.. selama ini belum

pernah terpikirkan. Ngga pernah

terpikir kayak gitu-kayak gituan gitu

lho.

W.II/No.21 • Kebutuhan fisiologis:

dorongan seks

dilampiaskan ke

suami.

22. Terus.. ee.. sama pelanggan itu

banyak yang akrab?

Ha?

Sama pelanggan banyak yang

W.II/No.22 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

senang memiliki

pelanggan, meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

79

akrab?

Ya.. ya itu ya.. ya tergantung tamunya,

mas. Tergantung pelanggannya. Kalau

pelanggannya baik, diajak ngobrol enak

ya banyak. Tapi kan kalau

pelanggannya nyebelin ya ngga mau

aku.

cukup selektif untuk

menjalin kedekatan.

23. Sering sms-an sama pelanggannya?

Ya.. tergantung. Sms-nya soal apa.

Terus aku ya tertentu lah apa.. misale

berteman atau sms sama orang kan aku

ya.. aku pilih-pilih. Maksudnya pilih-

pilih itu ya.. gimana nantinya orang ini

mau bikin masalah apa engga. Karena

walaupun cuma gara-gara sms atau

apa.. nanti bisa terjadi salah paham..

sama keluarganya, sama istrinya,

ataupun siapa yang di rumah. Makane

ya.. kalau cuma sekedar itu..sekirane

ngga bermasalah ya sms-an ngga papa

lah. Gitu.

Lha biasane mbak yang sms duluan

apa.. mereka yang sms duluan?

Mereka yang biasanya sms dulu.

Kadang sering curhat, kadang sering

apa. Kalau aku punya pulsa terus aku

minat ya tak balesi. Gitu aja.

W.II/No.23 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

membalas sms dari

pengunjung.

• Selektif dalam

membalas sms karena

ingin menjauhi

masalah yang mungkin

muncul.

24. Ini soal kegiatan di salon ya. Mbak

kerja dari jam berapa sampai jam

berapa?

Dari setengah sepuluh sampai setengah

sembilan malam.

W.II/No.24 • Jam kerja dari 10.30-

20.30 WIB.

25. Itu.. akrab juga sama temen-temen

kapsternya?

Oo.. akrab banget. Ya.. kita kerja sama

kan kita harus rukun, harus akrab

karena kita sama-sama cari uang, cari

rejeki. Jadi kita harus saling rukun terus

akrab gitu lho.

W.II/No.25 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

mengakui kedekatan

dengan teman satu

salon.

26. Lha pas ngga ada pelanggan,

ngapain sih sama mereka?

Ya paling ngobrol-ngobrol. Curhat atau

ngomongin apa atau dolan bareng

kemana. Ya cuman itu. Ya

menyangkut.. paling masalah

keluarganya dia, keluarganya aku. Gitu.

W.II/No.26 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

topik yang dibicarakan

dengan teman kapster

menyangkut keluarga.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pergi bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

80

27. Lha kalau pergi kemana?

Kalau pergi paling ke mall atau paling..

pergi belanja beli apa.. terus bareng-

bareng sama temen kapster. Gitu.

W.II/No.27 • Pergi bersama ke mall,

atau ke tempat lain.

28. Lha mbak.. ee.. mbak nganggep

temen-temen di salon seakrab apa

sih mbak? Apa udah kayak..

keluarga sendiri apa temen deket

banget?

Ya.. udah apa ya.. deket banget lah,

seperti kakak adik, seperti keluarga,

sepeti kakak beradik. Gitu. Akrab.

W.II/No.28 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menganggap teman

kapster sebagai satu

keluarga.

29. Ngomong-ngomong soal keluarga,

padahal ini mbak di salon dari pagi

sampe malem. Sering kangen sama

keluarga?

Ya.

Pas lagi kangen terus piye mbak?

Ya paling cuma nyertitain. Kalau ngga

nyeritain paling ya.. ngelamun.

Ngelamunin keluarga?

Iya. He eh, ngelamunin keluarga.

Lha yang dilamunin apa mbak?

Seneng-seneng atau ngumpul-

ngumpul bareng mereka?

Ya.. ya.. saat bercanda, bareng-bareng,

ngumpul, kadang makan bareng saat

bersama keluarga. Ya itu.

W.II/No.29 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menceritakan keluarga

kepada teman kapster

sebagai penyaluran

rasa rindu.

• Melamunkan kegiatan

saat bersama keluarga.

30. Lha kalau sama pemilik salonnya

sendiri akrab? Mbak ini kan baru,

anggap aja sama salon yang dulu aja.

Ya akrab soale sebelum aku kerja di

sini, waktu aku kerja di salon lain, itu

udah pada kenal. Jadi ya sama yang

punya salon ya akrab.

W.II/No.30 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

mengakui kedekatan

hubungan dengan

pemilik salon.

31. Pemiliknya di salon terus apa ngga?

Oo.. ngga mesti. Kadang di salon,

kadang di rumah. Ngga pasti.

W.II/No.31 • Pemilik tidak selalu

berada di salon.

32. Terus ya.. obrolannya ya.. apa..

curhat-curhat juga sama

pemiliknya?

Ya.. ya.. curhat-curhat. Terus tanya ada

tamu berapa, kalau yang punya ke sini,

yang punya salon. Curhatan. “Gimana

anakmu? Gimana keluargamu?” Ya

pokoke curhat-curhatan lah, mas.

Cerita, ngobrol-ngobrol. Biasa.

W.II/No.32 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pemilik menjadi teman

berbagi seputar

keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

81

33. Kalau tugasnya pemilik salon apa

mbak? Tugasnya yang di sana.

Tugasnya yang di sana?

Ya. Soalnya aku denger-denger nih

pemiliknya cuma nyediain tempat

aja. Lha kalau yang mbaknya kerja,

pemilik salonnya ngapain aja?

Ya kalau pas.. yang punya di situ

paling duduk-duduk. Jadi kasir. Paling

ngawasi ono apa. Gitu. Atau nyuruh-

nyuruh apa. Gitu.

W.II/No.33 • Pemilik salon bertugas

mengawasi keadaan.

34. Lha kalau liat di tivi nih mbak, kan

ada.. menjelang puasa.. itu tempat-

tempat bilyard, tempat disko..

dugem.. itu kan dirazia, digrebeki.

Lha terus punya pengalaman dapet

kayak gitu ngga mbak waktu di salon

itu?

Oo.. ya Alhamdulilah selama di salon

saya belum pernah apa ya menangi atau

kena razia. Alhamdulilah belum pernah

selama saya kerja di salon. Kebetulan

ada razia kayak gitu, entah aku lagi

libur, atau lagi di kampung. Gitu.

Oo.. brarti salonnya pernah dirazia

gitu juga mbak, tapi waktu

kebetulan mbaknya lagi ee.. libur

gitu?

Pernah aku pas kerja di situ. Cuman

aku ngga menangi karena aku lagi

pulang kampung. Jadi pas waktu

salonnya dirazia tapi aku ngga di

tempat, gitu lho. Aku lagi libur. Pernah

tho dirazia cuman aku ngga menangi,

aku lagi libur di kampung.

W.II/No.34 • Salon pernah dirazia

namun dia sedang

libur sehingga tidak

mengetahui dengan

pasti kejadiannya.

35. Terus pemiliknya gimana waktu ada

kejadian kayak gitu?

Ya denger-denger sih, karena aku ngga

tahu ya kejadiaannya, cuma denger-

denger ya pemiliknya ya.. gimana ya..

mungkin melindungi. Denger-denger

ya menutupi apa gimana gitu. Apa ya..

mungkin ngomong baik-baik sama

yang razia itu apa sogokan uang. Aku

juga ngga begitu paham gitu lho. Soale

aku kan ngga di tempat. Cuma denger-

dengernya ya.. yang punya itu yang

W.II/No.35 • Kebutuhan akan

keselamatan: pemilik

salon melindungi dari

razia yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

82

ngurus. Gitu.

36. Terus ini mbak kalau pemiliknya di

sana ada perjanjian ngga sih.

Pokokmen ini.. dia cuma nyediain

tempat.. ya tempat pijat. Nah,

terserah kalian mau ngapain aja.

Apa emang dia juga mewajibkan

untuk ada plusnya itu mbak?

Oo.. itu ngga. Kalau yang punya itu

ngga mewajibkan harus kayak gitu. Itu

ngga. Itu kan tergantung sama anaknya

di dalem. Kan namanya.. yang punya

kan.. mau pijat kan silahkan di dalem.

Jadi kan apa yang dilakukan di dalem

orang kan ngga tahu. Jadi yang punya

kan ngga tahu masalah kayak gitu. Ya

mungkin.. ada yang tahu ada yang

engga. Tapi kalau masalah tempat dia

emang nyediain. Tapi kalau masalah

hal-hal yang lain.. di dalem ngapa-

ngapain kan.. yang punya ngga tahu.

W.II/No.36 • Pemilik hanya

menyediakan tempat

pijat dan tidak

mewajibkan kapster

untuk memberikan

layanan plus. Layanan

plus diberikan dari

kesediaan si kapster

sendiri.

• Beranggapan bahwa

pemilik tidak

mengetahui adanya

layanan plus.

37. Pemiliknya sendiri.. dia ada yang ini

ngga.. jadi anak kesayangannya

pemilik?

Ya mesti ada lah. Satu-satunya orang

mesti ada jadi anak kesayangan bos

mesti ada.

Mbak e piye? Disayang juga sama

bos?

Ya.. ya.. kalau aku sih biasa-biasa aja

ya hehe... Dibenci engga, disayang juga

engga. Biasalah kalau aku.

W.II/No.37 • Ada yang lebih

diperhatikan pemilik

diantara teman-

temannya.

• Merasa diperlakukan

sewajarnya oleh

pemilik.

38. Tapi kalau liat temennya mbak.. ada

yang lebih diperhatikan piye?

Ya ngga papa. Itu kan urusannya sama

yang punya. He eh tho? Itu kan

urusannya sendiri. Kalau aku niatnya

kerja ya kerja. Yang penting ngga bikin

masalah. Itu aja.

W.II/No.38 • Tidak terlalu

memperdulikan

perhatian dari pemilik

karena niat yang ada

untuk kerja dengan

baik.

39. Pernah pergi bareng sama pemilik?

Ya sering. Ya ke mall, kadang diajak

belanja ke pasar. Kalau pas lagi libur

apa pas lagi apa jalan-jalan bareng,

makan bareng. Sering.

Rame-rame mbak sama temen-

temen di salon?

Iya, rame-rame. Kalau pas lagi ulang

W.II/No.39 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pergi dengan pemilik

ke mall, pasar, jalan-

jalan, dan makan.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

merayakan ulang taun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

83

taun atau keluar sering bareng, makan

bareng.

bersama dan sering

makan bersama.

40. Terus mbak waktu ini.. mbaknya

waktu kerja di salon itu dulu masih

single?

Iya, masih single.

Keluarga tau ngga mbak?

Ya, tau. Saya kasih tau kalau saya kerja

di salon tapi saya kan cuma kerja

sebatas kerja. Ngga lebih dari.. lebih

dari.. yang aneh-aneh orang bilang itu.

Gitu. Jadi keluarga ya asal bisa jaga diri

ngga masalah, memperbolehkan.

Tapi keluarga tahu ngga kalau salon

pijat tuh.. seringnya ada plusnya?

Oo.. karena ibuku di kampung, jadi

ngga tau lah.

W.II/No.40 • Pertama kali bekerja di

salon belum menikah.

• Kebutuhan akan

keselamatan:

menyembunyikan

detail pekerjaan ke

keluarga.

• Mendapat ijin dari

keluarga untuk bekerja

di salon.

41. Kalau tetangga-tetangga di sekitar

salonnya sendiri piye mbak?

Tanggepannya?

Ya tanggepane ada yang cuek, ada

yang apa.. dipergunjingkan, ya ada

yang baik. Ya namanya orang kita kan

ngga tau tho. Ada yang baik, ada yang

sirik, ada yang ini itu.. tapi ya

Alhamdulilah aku di lingkungan situ ya

baiklah. Soale kayak gitu kan

tergantung etika kita. Mau kerja dimana

kalau kita sopan sama orang, kita

punya etika, ya mesti.. ya mesti orang

menghargai kita. Sama-sama gitu lho.

W.II/No.41 • Tanggapan tetangga

atas kehadiran salon

ini beragam. Ada yang

acuh dan ada yang

anti.

• Kebutuhan akan

keselamtan: berusaha

beretika baik agar

diterima lingkungan.

42. Tapi pernah minta ada ini.. dari

lingkungan itu.. warga minta salon

itu ditutup?

Oo.. ya.. belum. Selama aku kerja

belum pernah denger.

W.II/No.42 • Lingkungan menerima

keberadaan salon.

43. Sekitar-sekitar salonnya apa sih?

Toko atau warung makan?

Oo.. ya ada warung makan, dealer, ya

ada ruko-ruko, ya komplet lah, ada

warung-warung, ada apa. Gitu.

W.II/No.43 • Bentuk usaha di

sekitar salon beragam.

Ada ruko, dealer, dan

warung.

44. Tapi tuh.. tetangga-tetangga tahu

kalau.. ee.. pijatnya ada plusnya?

Ya ada yang tahu, ada yang ngga

paling.

W.II/No.44 • Berasumsi bahwa ada

tetangga yang tahu dan

ada yang tidak perihal

pijat plus.

45. Lha mbaknya sendiri.. dari keluarga

mungkin ngga disetujui ya mbak?

W.II/No.45 • Kebutuhan akan

keselamatan: keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

84

Ya mesti ngga boleh lah soale kalau

denger-denger salon itu kebanyakan

ada plus-plus kayak gitu.. ya mesti

keluarga ngga boleh lah.

tidak mengijinkan bila

sampai mengetahui

pijat plus.

46. Terus waktu kerja kan mbaknya

nikah, waktu nikah ini suaminya

tahu kalau salon ini ada plusnya?

Tahu.

Tapi?

Tapi sebetulnya ngga boleh tapi.. tak..

setelah tak kasih tau ya itu kan

tergantung pribadi kita. Karena yang

masuk salon kan ngga semua harus

kayak gitu. Kan engga. Kalau kita

niatnya kerja gini-gini kita kan juga

dapet duit soale kan yang punya salon

ngga meng.. mengharuskan kerja kayak

gitu. Walaupun suami ngga boleh, aku

ngomong apa adanya, yang penting aku

niat kerja. Ngga macem-macem kayak

orang itu karena itu kan tergantung

pribadi kita. Terus suami ya.. terpaksa

boleh ngga boleh, akhirnya

memperbolehkan.

W.II/No.46 • Kebutuhan akan

keselamatan:

berbohong pada suami

bahwa dia tidak

memberikan pijat plus.

• Mendapat ijin dari

suami dengan

terpaksa.

47. Lha mbak alasannya mbaknya kerja

di salon apa mbak?

Ya mencari tambahan untuk mbantu

suami karena kalau.. ngandalin suami

kan ngga cukup buat kebutuhan sehari-

hari, buat anak, buat rewang, buat ini

itu kan ngga mencukupi. Jadi alasan

saya kerja ya untuk membantu opo..

untuk mencukupi kebutuhan sehari-

hari, untuk kebutuhan anak.

W.II/No.47 • Kebutuhan fisiologis:

bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

• Kebutuhan aktialisasi

diri: bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

anak.

48. Lha waktu pertama kali kerja di

salon itu, apa mbaknya langsung

ngasih plus?

Oh engga. Engga. Saya masuk ya pijat.

Kecuali kalau tamunya udah minta plus

ya plus yang kayak apa. Kalau bisa

saya jalani, kalau engga ya saya cuma

pijat aja. Gitu.

W.II/No.48 • Awal bekerja tidak

langsung melayani

pijat plus.

49. Waktu pertama kali nglakuin itu

mbak itu karena dimintai

pelanggan.. sering dimintai

pelanggan apa juga dari temen-

temen kapster sendiri yang nyuruh?

W.II/No.49 • Pertama kali

memberikan pijat plus

karena permintaan dari

pelanggan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

85

Ya karena pelanggan yang minta. Gitu.

50. Sebelumnya pernah kerja dimana

mbak?

Ee.. di toko elektronik sama di mall di

restoran masakan cina.

Tapi kok akhirnya milih di salon?

Ya karena gimana ya.. ya karena ya..

karena di salon tuh lebih enak.

Maksudnya lebih enak kan nyantai.

Kita kalau ada tamu dikerjain, kalau

ngga ada tamu kita cuman duduk-

duduk. Gitu. Saya tuh lebih asyik,

badan lebih terawat, ngga terlalu cape.

Dibandingkan sama di toko kan harus

full seharian, ini-itu ini itu. Kalau di

salon kan ada tamu dikerjain, kalau

engga ada tamu kita cuman duduk-

duduk, ngobrol-ngobrol, apa nyante.

Ya alasannya cuman itu.

W.II/No.50 • Sebelumnya bekerja di

toko elektronik, mall,

dan restoran.

• Alasan bekerja di

salon karena santai.

• Kebutuhan fisiologis:

karena santai sebagai

kapster, tidak terlalu

cape dan badan lebih

terawat.

51. Lha mbaknya yang diutamain kalau

kerja di salon itu pijatnya atau

layanan yang lain, kayak creambath,

potong rambut?

Ooo semua kulayanin kok. Mau

creambath, potong rambut. Itu ngga ada

yang kuutamain. Tergantung tamunya

mau minta creambath atau apa semua

tak layanin kok. Aku jadi ngga milih-

milih harus apa.. pijat atau crembath itu

engga. Semua tak layani. Mau

crembath ya tak layani creambath, mau

pijat pijat. Gitu.

W.II/No.51 • Tidak memilih-milih

dalam melakukan

tugas sebagai kapster.

52. Lha mbaknya kalau di salon kenapa

ngga milih di salon yang ngga

nyediain pijat? Yang salon-salon

biasa aja.

Ya karena di si.. di Jogja ini kan jarang

yang salon-salon biasa kayak gitu.

Kebanyakan salon kan yang ada

pijatnya. Kalau apa yang.. salon ada

pijatnya kan rame. Jadi kan itu

pendapatannya lebih lumayan. Kalau

salon-salon biasa kan sepi. Udah gitu

kan jarang salon-salon yang kayak gitu,

harus bener-bener pake kursus,

sertifikat, kelulusan apa kecantikan apa

rias apa. Kalau salon biasa kayak gini

W.II/No.52 • Kebutuhan akan

keselamatan: memilih

bekerja di salon yang

menyediakan pijat plus

dibanding salon biasa

karena menganggap

bahwa salon dengan

pijat plus lebih ramai.

• Ragu untuk bekerja di

salon biasa karena

merasa tidak

memenuhi syarat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

86

kan ngga pake syarat-syarat, sertifikat.

53. Lha mbaknya ngerasa aman ngga

mbak kerja di salon kayak gini?

Maksudnya biarpun ada pijatnya

tapi karena pake nama salon.. itu

ngerasa aman mbak?

Ya selama ini sih aku merasa aman-

aman aja karena aku kerja di tempat

yang bener, yaitu salon. Kan orang

pada tahu salon itu tempat apaan..?

W.II/No.53 • Kebutuhan akan

keselamatan: merasa

aman bekerja karena

mengatasnamakan

salon.

54. Sesekali ngerasa agak takut? Woh

jangan-jangan karena ini kan

nyediain pijat plus, suatu saat

jangan-jangan itu salon ini ditutup

atau gimana ada yang protes atau

gimana?

Ya rasa takut itu ada ya soale ya.. kita

kan ngga tau. Namanya temen satu

sama lain ada yang kayak gitu, ada

yang engga. Nanti pas kebetulan dapet

yang lagi kayak gitu kan kita semua

kena. Gitu lho. Kadang rasa takut itu ya

ada sih sedikit-sedikit. Cuma ngga

begitu khawatir soale ya.. aku kan

kerjane cuma kerja bener. Gitu lho.

W.II/No.54 • Takut bila suatu saat

salon ditutup.

Ketakutan itu timbul

karena ada

kemungkinan teman

melaporkan kegiatan

pijat plus.

• Kebutuhan akan

keselamatan:

memberanikan diri

karena merasa bekerja

tanpa melanggar

norma di masyarakat.

55. Terus mbak pekerjaan ini yang

utama untuk cari nafkah?

Ooo engga. Engga. Ini kan cuma untuk

sekedar daripada di rumah nganggur.

Kan buat cari tambahan, mbantu-

mbantu suami. Misalpun ada kerjaan

lain ya kerja lain. Karena sekarang

susah cari kerjaan ya.. untuk cari

tambahan ya.. mungkin sementara kerja

di salon dulu. Gitu. Aku kerja ngga

kuutamain karena suami masih

tanggung jawab. Gitu. Jadi kan cuma

mbantu-mbantu. Gitu. Daripada di

rumah nganggur. Cari tambahan.

W.II/No.55 • Kebutuhan akan

keselamatan: alasan

bekerja karena untuk

mencari tambahan.

• Mantan suami masih

bertanggung jawab

memberikan nafkah.

56. Masih dikasih suami?

Masih karena kan punya anak.

Namanya anak ngga tau apa-apa jadi

ya.. jadi kan masalah urusan keuangan

masih dikasih. Suami ngasih. Buat anak

soale.

W.II/No.56 • Menganggap mantan

suami bertanggung

jawab kepada anak

dengan tetap

memberikan nafkah.

57. Mbak njalani profesi gini punya

harapan pribadi apa mbak?

W.II/No.57 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

87

Maksdunya?

Misalnya pengin buka salon sendiri.

Jadi salon jadi tempat buat belajar.

Kalau dari mbak sendiri apa?

Mungkin ee. Cari tabungan buat

anaknya sekolah atau mbaknya

punya harapan pribadi apa?

Oo kalau aku sekedar kerja aja cari

uang ya masa depan anak, mbantu-

mbantu lah. Sementara ngga ada

kerjaan ya.. ya.. buat itu.. kebutuhan

sehari-hari, buat nabung untuk masa

depan anak. Kalau untuk pribadi sih

ngga ada. Aku ngga niat atau ngga

minat untuk buka sendiri atau pengin

punya salon. Sama sekali ngga pernah.

Dalam hati kecilku ngga ada keinginan

untuk buka salon sendiri. Cuma sekedar

kerja aja.

ingin bisa

menyekolahkan anak.

• Kebutuhan akan

penghargaan: bekerja

untuk mengisi waktu

luang.

• Kebutuhan fisiologis:

bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

58. Keinginannya ke depan apa sih

mbak? Mungkin dari hasilnya

pengin apa?

Dari hasilnya itu pengin buat

keperluan, kadang pengin buat ini,

pengin itu, beli apa, beli apa. Ya

kadang pengin nabung. Ya cuman itu.

Buat nanti sewaktu-waktu perlu uang,

buat masa depan anak, buat aku

kebutuhan beli.

W.II/No.58 • Kebutuhan akan

aktualisasi diri: ingin

menabung bila suatu

saat memerlukan uang.

59. Masih mbantu-mbantu keluarga?

Oo engga. Engga soale ibuku kan

jualan ya sudah punya usaha sendiri.

W.II/No.59 • Tidak mengirimkan

uang untuk orang tua

di rumah karena

mereka memiliki

penghasilan sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

88

Wawancara III

Tanggal : 29 Juli 2007

Subjek : Dewi (nama samaran)

Pukul : 13.00 WIB

Tempat : Salon F

No. Pertanyaan dan Jawaban Koding Analisis

1. Ya wis mbak. Mbak e kerja di sini

dari kapan?

Ee.. taun.. dua ribu tiga.

Sampai sekarang?

He eh sampai sekarang masih.

W.III/No.1 • Sudah bekerja di salon

F selama empat tahun.

2. Kan udah punya anak mbak?

Ee.. saya dari dulu sebelum kerja sudah

punya anak.

Oo.. brarti ngga pernah cuti?

Ee.. ya kan.. satu bulannya diadakan

empat kali libur. Jadi kita libur itu

untuk anak, untuk keluarga.

W.III/No.2 • Sebelum bekerja sudah

memiliki anak.

• Mendapat jatah libur

yang digunakan untuk

berkumpul dengan

keluarga.

3. O iya ya ya. Terus sebelum kerja di

sini di mana mbak?

Saya.. sebelum kerja di sini pernah

kerja jadi SPG Sari Ayu.

Oo.. Sampai berapa lama?

Ee.. saya sistemnya kontrak. Jadi dua

taun.

W.III/No.3 • Sebelumnya bekerja

sebagai SPG produk

kecantikan selama dua

tahun.

4. Terus akhirnya kok malah mutusin

di..

Ee.. ya apa.. apa ya.. dulu pernah

ditinggalin suami hehe. Jadi.. apa..

memutuskan untuk kerja di salon.

Penghasilannya kan lumayan bisa

nyekolahin anakku, bisa untuk

semuanya.. mencukupin.

W.III/No.4 • Kebutuhan akan

keselamatan: alasan

utama bekerja di salon

adalah mencari nafkah

setelah ditinggalkan

suami.

• Kebutuhan fisiologis:

bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

hidup.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

bekerja untuk

menyekolahkan anak.

5. Ini.. penghasilan utama dari salon

ini?

Penghasilan utama kalau saya dari

salon.

Ee.. ngga punya tambahan lain mbak

dari mana?

Engga.

W.III/No.5 • Bekerja sebagai

kapster merupakan

nafkah utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

89

6. Terus sebulan di sini dapat berapa?

Sebulan kalau saya gaji tetapnya sekitar

delapan ratus.

Delapan ratus? Ya gede ya..

Ya engga lah hehe. Kan banyak

diutangin hehe. Paling tidak terimanya

cuma empat ratus karena sudah

dipotong bon, potong utang.

Kalau ngebon buat apa mbak?

Kalau ngebon ya buat makan anaknya

hehe. Buat makan, buat ongkos pulang.

Kan ini di sini dapat makan siang?

Engga. Kita kan duit tiap bulannya jadi

ee.. delapan ratus itu kan sama gaji,

sama bonus, sama.. ee.. apa.. uang

makannya.

W.III/No.6 • Gaji sebulan Rp.

800.000,-, termasuk

uang makan dan

potongan hutang.

• Kebutuhan fisiologis:

bekerja untuk mencari

makan dirinya dan

anak.

7. Itu mbak kalau pijat tarifnya

berapa?

Ee.. kalau di luar kan tarifnya lima

puluh ribu. Kalau di dalem itu.. ya itu

terserah kita. Tergantung tamunya.

Tergantung diri kita juga. Kita ee..

melayani apa aja.

W.III/No.7 • Kebutuhan akan

penghargaan: besarnya

tarif pijat plus

ditentukan dengan

tawar-menawar.

8. Kalau dari plusnya sebulan dapatnya

berapa?

Ee.. ya kita kan engga juga sih.

Kadang-kadang kalau pas lagi rame ya

lumayan. Ya apa.. kadang-kadang

kalau tamunya engga apa.. engga pelit,

kita dikasih tips. Kadang ya tamune

juga ya.. udah cape-cape mijit ngga

dikasih duit.

W.III/No.8 • Penghasilan dari pijat

tidak tentu jumlahnya.

• Kebutuhan akan

penghargaan: berharap

mendapat tips dari

pengunjung.

9. Ee.. besar mana dari gaji sama

pelanggan langsung?

Ee.. ya tak liat-liat ya besar yang dari

pelanggan tho. Kalau gaji kan ngga

seberapa. Pelanggannya kan lebih besar

tho. Kalau kita dapat tamu. Kalau ngga

dapat tamu ya engga tho hehe.

W.III/No.9 • Penghasilan yang

diperoleh dari pijat

plus lebih besar

dibanding gaji.

10. Lha sebulan tamunya berapa orang

sih? Dari pijat sama mbak sendiri.

Ya itu.. kadang-kadang tiga puluh ke

bawah. Kalau saya ngga terlalu ini

banget lah, biasa aja. Tiga puluh ke

bawah atau kadang-kadang empat

puluh ke bawah. Taruhlah empat puluh

orang tiap bulannya.

W.III/No.10 • Sebulan bisa melayani

pijat sampai empat

puluh orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

90

11. Kalau yang datang mesti minta plus

mbak?

Engga juga. Ada orang dateng tuh

bener-bener dia tuh sakit. Udah tuh dia

pengin disembuhkan. Ada juga yang

taruhan, “Lha mbaknya bisa pijit ngga?

Kalau bisa pijit nanti tak kasih duit.”

Kita kadang-kadang kan seneng gitu

lho. Seneng kan mijitnya yang bener.

Ada juga ya pelanggan yang datengnya

iseng-iseng pengin kayak gitu.

W.III/No.11 • Tidak semua

pengunjung minta pijat

plus.

• Kebutuhan akan

penghargaan: senang

bila memberikan pijat

tanpa plus.

12. Lha mbaknya seneng nglayanin yang

mana? Pijet biasa atau tambah?

Ee.. kalau saya ya paling seneng apa..

dalam hal ini saya kerja tho. Jadi kudu

mijit dulu biar dia sehat. Jadi orangnya

kan ngga bosen kalau.. “O ya,

pijitannya enak.” Kalau saya kayak

plus gitu ngga paling utama.

W.III/No.12 • Kebutuhan akan

penghargaan: merasa

senang karena bisa

menyehatkan

pengunjung.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menghindari rasa

bosan pengunjung.

13. Lha yang utama?

Yang utama di pijit. Bisa banyak

temen, banyak tamu, banyak ini kan

bisa curhat, bisa ngobrol.

W.III/No.13 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

senang punya banyak

teman dan berbagi

cerita.

14. Gajinya mbak pake buat apa aja?

Kalau gaji saya paling pol kan delapan

ratus dipotong bon. Sekarang sering

nompo cuma empat ratus. Empat ratus

itu kan untuk mbiayai sekolah anak

saya.

Masih ada yang ditabung?

Ee.. saya.. kali karena kebutuhan saya

banyak jadi jarang nabung.

W.III/No.14 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

gaji untuk membiayai

sekolah anak.

• Tidak tersisa uang

untuk ditabung.

15. Mbaknya nentuin besarnya tarif apa

mbak? Waktu awal-awal kerja ngga

langsung terjun ke plus kan?

Kalau saya engga juga. Saya orangnya

ngga mau kayak gitu itu. Saya ngga

langsung terjun. Malah saya ngga tau

kalo salonnya ada kayak gini.

Terus taunya dari pelanggan yang

minta?

Ee.. iya dari pelanggannya. Dapet

pelanggannya kok bisa kayak gini.

Baru kita tau.

W.III/No.15 • Awal-awal kerja tidak

melayani pijat plus

karena tidak tahu.

• Dari pelanggan

mengetahui adanya

pijat plus.

16. Lha.. kalau ngliat orangnya, W.III/No.16 • Mematok tarif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

91

mbaknya pengaruh ke harga?

Misalnya orangnya baik udahlah

kasih murah.

Engga juga. Aku ngga pernah tarif

langsung murah. Ya sama aja lah.

Karena kalau kita tarif murah mengko

malah orangnya malah ini ee.. karena

tamu itu kadang-kadang mulutnya

ember. Kita ngga kayak gitu dibilang

kayak gitu. Sebenarnya tergantung diri

kita sendiri.

sama kepada

pengunjung.

• Kebutuhan akan

penghargaan:

menghindari kesan

jelek di mata

pengunjung.

17. Lha terus pelanggannya banyak

yang balik lagi mbak?

Ee.. kalau pelanggannya balik iya. Ada

yang balik ada yang engga.

Banyakan yang mana?

Ya.. kebanyakannya ya engga lah hehe.

Ya dua-duanya sama lah. Sedeng. Ada

yang balik ada yang engga tho hehe. Itu

tergantung pelayanan kita. Kita baik

ngga sama apa.. sama pelanggannya.

W.III/No.17 • Kebanyakan

pengunjung adalah

orang baru.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menganggap

kembalinya

pengunjung juga

ditentukan sikapnya

kepada pengunjung.

18. Terus mereka balik alasannya apa

mbak?

Ee.. alasannya pijitannya, mbaknya ee..

apa.. kalau tempat curhat enak. Kan

tamu itu masuknya salonnya kadang-

kadang bukan karena ngejar nafsu

semata. Dia punya masalah di rumah

tangganya, dia.. kalau punya temen

untuk curhat, cerita. Jadi dia minta

pendapat.

Oo.. nek pijat ya mesti curhat-curhat

gitu mbak?

Curhat-curhatan.

W.III/No.18 • Kebutuhan akan

penghargaan: menjadi

tempat bercerita oleh

pengunjung.

19. Lha.. kalau selain di tempat kerja.. di

salon ini, mbaknya sama pelanggan

kontak-kontakan ngga?

Engga blas. Saya ngga mau kayak gitu.

Saya.. berangkat.. ee.. kalau saya

berangkat pagi, udah masuk salon,

pulang langsung pulang ke rumah.

Ngga pernah kemana-mana lagi.

W.III/No.19 • Sama sekali tidak

berhubungan dengan

pengunjung di luar

jam kerja.

20. Ee.. anaknya bareng di kost?

He eh anaknya di rumah saya semua.

W.III/No.20 • Anak tinggal bersama.

21. Terus.. pelanggannya yang nyebelin

piye mbak?

Oo.. pelanggan yang nyebelin ada juga.

W.III/No.21 • Kebutuhan akan

penghargaan: menolak

secara halus pelanggan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

92

Ee.. dia ngrayu-ngrayu, tangannya

gratilan hehe. Tangannya kebanyakan

gratilan sih orangnya.

Terus piye mbak diatasine?

Kita kan ngatasinya dengan baik. Kita

ajak ngobrol. Ya kita pinter-pinter

ngrayu lah. Kita muluk-muluk. “Saya

sekarang ngga ini, mas. Besok aja ya

kapan-kapan masnya ke sini lagi. Bener

deh.” Ditolak tapi secara halus. Kita

ngrayu dia biar dia ngga macem-

macem. Tapi kalau kita pake kasaran

kan ya namanya tamu kadang-kadang

ya.. kayak gitu lah orangnya. Tapi

kalau gitu lembut, kita nasehatin baik-

baik, pasti dia ini lagi.. akhirnya dia ya:

“Iya mbak, aku ngehargain mbaknya.”

yang menyebalkan.

22. Lha mbaknya kalau ini.. lagi nafsu

biasanya kalau habis M, piye mbak

penyalurane?

Ee.. saya terus terang aja. Kalau aku ini

ee.. nafsu, saya kebanyakan nafsu sama

suamiku sih hehe. Jadi aku kebanyakan

ininya sama suamiku sih. Jadi aku terus

terang aja ya, aku sayang banget

suamiku, jadi aku ininya sama

suamiku. Jadi ingetnya suamiku. Tak

salurkan sama suamiku.

W.III/No.22 • Melampiaskan

dorongan seks ke

suami, bukan ke

pelanggan.

23. Lha mbaknya ML di sini, plusnya ini

cuma sekedar hasrat atau cari uang?

Ee.. kita kan nyari uang. Bukannya

karena hasrat, bukannya seneng-

seneng. Yang utama kan uang biar

anakku bisa sekolah, bisa makan, bisa

semua. Ya sebenernya di mata Tuhan

itu salah tapi demi anak ya.. apapun

kita lakukan. Yang penting kan

suaminya ngga tau.

Terus mbak waktu ML yang dipikiri

apa?

Ee.. ngga mikir apa-apa. Biasa aja.

W.III/No.23 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

bekerja untuk

meyekolahkan anak.

• Kebutuhan akan

keselamatan: menutupi

tentang pijat plus

kepada suami.

24. Nah ini ngobrolin waktu luang.

Mbaknya kerja dari jam sepuluh

sampai setengah sembilan. Kalau

lagi waktu kosong di salon?

Ngobrol tentang suaminya, tentang

anaknya, tentang keluarga. Kan asyik

W.III/No.24 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

mengobrol dengan

teman kapster tentang

anak dan keluarga.

• Membatasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

93

tho untuk ngobrol.

Nek curhat?

Ya kita curhat-curhatan. Tapi kalau

prinsip saya, saya ngga mau terlalu

terbuka banget sama temen-temen

karena kan temen ada yang bisa kita

ajak temen, ada yang engga. Daripada

kita curhat tentang pribadi kita ternyata

di belakang kita orangnya ngga seneng,

ngge mana? Mendingan kita cari curhat

di lain tempat. Apa temen di luar kerja.

pembicaraan karena

ada rasa tidak percaya.

25. Kalau sama pelanggan mbaknya

juga mbatasi?

Ee.. kalau saya sama pelanggan saya

perlu mbatasin. Mana yang normal-

normal yang baik, mana yang engga.

Karena namanya salon tuh kadang kita

perempuan sama laki-laki kan.. kadang

ada simpati juga, ada senengnya. Kalau

kita ngga bisa menjaga batas-batas

normal ya.. kasian dong. Kita nyari duit

niat utama kita apa.. kerja itu.

W.III/No.25 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menjaga agar tidak

timbul perasaan cinta

kepada pelanggan.

26. Kalau sama temen kapster dan

pelanggan akrabnya sampai sejauh

apa mbak?

Ya akrabnya sebagai teman. Tamu kita

anggap biasa aja. Karena apa, kalau

sampai dia milih orang lain kita sakit

hati hehe. Jadi santai-santai aja.

W.III/No.26 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

menjaga sebatas teman

agar tidak iri bila

pengunjung tidak

memilih dirinya.

27. Ee.. sama temen-temen kapster ini

sering pergi keluar bareng?

Kalau saya jarang sih mainnya bareng.

Kecuali kalau ada yang sakit apa

hajatan baru bareng-bareng. Tapi kalau

ke tempat-tempat yang lain yo engga.

Engga ada yang bareng.

W.III/No.27 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

pergi bersama bila

menengok teman

kapster sakit atau ada

hajatan.

28. Keluarga sering nengok ke salon?

Ee.. keluargaku ya.. saya.. kalau

keluargaku ngga suka sih ya. Artinya

ya.. namanya salon ya biasa aja.

Kalau pas kangen sama mereka

piye?

Ee.. kangen sama mereka kan ada

telepon. Dibel. Mandang fotonya juga

kan sama aja.

W.III/No.28 • Menelpon atau sekedar

memandang foto bila

rindu pada keluarga.

29. Mbaknya sama pemilik akrab?

Akrab.

W.III/No.29 • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

94

Kan adiknya salah satu yang kerja di

sini?

Oo.. sama pemiliknya kita kan temen

jadi akrab. Apalagi udah lama berapa

taun kita kerja kan ya.. kayak sahabat

tho. Jadi.. apa.. antara bos sama kita

ngga ada jarak jauh. Seolah-olah

temen. Ngga ada antara bos dan anak

buah.

menganggap pemilik

sebagai sahabat.

30. Terus menurut mbaknya, pemilik

salonnya sama mbaknya gimana sih?

Sikapnya?

Oo.. sikapnya baik. Dia adil. Sama

siapa aja dia adil. Ngga pernah mbeda-

mbedakan kapster ini, ini, ini. Ngga

pernah. Semua disamakan di sini.

Kalau dimarah, marah satu ya marah

semua. Jadi ngga ada yang dibeda-

bedakan.

W.III/No.30 • Menganggap pemilik

bersikap adil.

31. Tapi kalau ada yang lebih

diperhatikan, mbaknya piye?

Ee.. ya kita ngliat aja diri kita sendiri.

Kenapa dia kok diperhatikan, kenapa

kita tidak. Apakah ada kesalahan apa di

diri kita sendiri. Ya kita iri kan pasti

ada. Tapi kita harus refleksi diri dulu.

Ada apa dengan kita kok bisa dia yang

diperhatikan, kita tidak.

W.III/No.31 • Berpikir logis apabila

melihat ada teman

yang lebih

diperhatikan.

32. Lha kalau pemilik salonnya menilai

ke mbak gimana?

Ee.. kalau pemilik salon menilai saya

kali ya biasa-biasa aja lah. Sama aja

sama yang lain. Saya paling bandel di

sini. Saya kalau libur ngga pernah

pamitan hehe.

Tapi ngga dimarahin?

Ee.. paling ngga ditegor, diomongin.

Ya dia maklum lah keadaanku

bagaimana.

Potong gaji ya? Hehe.

Hehe kok tau? Hehe. Iya dong. Potong

gaji.

W.III/No.32 • Pemilik salon menilai

dirinya biasa.

• Kadang membolos

kerja dan mendapat

teguran serta

pemotongan gaji.

33. Tanggapanya mbak.. tetangga-

tetangga salon piye?

Biasa aja. Ngga ada yang usil ama kita.

Karena kita juga terapkan sopan

santunnya yang baik, tata krama yang

W.III/No.33 • Kebutuhan akan

keselamatan: bersikap

baik dengan tetangga.

• Akrab dengan

tetangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

95

baik.

Mbaknya akrab sama tetangga?

Ya.. tak akrab semua sama tetangga.

Kiri kanan juga akrab. Ngga ada yang

kita musuhin.

Apa sering ngobrol-ngobrol?

Sering. Ya kadang kalau pas sepi kita

ke sebelah ngobrol. Duduk ngobrol.

Kita ledek-ledekan, biasa.

34. Mbaknya takut ngga kalau suatu

saat salonnya dirazia?

Ee.. makanya, kita kerja di salon tuh

tergantung diri kita sendiri. Kalau kita

pinter-pinter mbawa diri ya Insya Allah

ngga ada razia. Tapi kalau kita ngga

pinter mbawa diri ya kayak gitu.

Ngapain kita takut.

Lha salonnya mbak anggep sebagai

ini ngga.. jadi ngga ketahuan ada

plusnya? Cuma pijat sama

perawatan lain.

Ya piye ya.. biasa aja ah. Karena itu

kan tergantung pribadi kita sendiri.

Soal plus tergantung mau kita sendiri.

Bukan semua orang mau kita kayak

gitu. Itu ngga kan baik juga. Ya kalau

dia sehat, lha kalau dia punya penyakit?

Eman-eman dong. Cuma dapet duit

berapa, kita punya penyakit.

W.III/No.34 • Tidak takut bila ada

razia karena

menganggap mampu

membawa diri.

• Kebutuhan akan

keselamatan: khawatir

bila tertular penyakit

seks.

35. Lha emang ngga pake kondom

mbak?

Ee.. kalau soal kayak gitu ya.. aku ngga

tau juga sih. Ya kali iya.

Lha selama ini ngga pake pelindung?

Pake dong.

W.III/No.35 • Memakai kondom bila

berhubungan seks

dengan pelanggan.

36. Terus ini mbak alasan utamanya

menjalani profesi ini apa cuma

sekedar cari uang, atau mbaknya

punya harapan pribadi?

Saya dulu pernah dikecewakan laki-

laki. Udah itu ya.. kayak gitu lah. Jadi

dulu saya pertama masuk salon tuh

niatku satu, pengin balas dendam sama

laki-laki. Aku.. niatku bukan cari uang

tapi kok tak liat-liat nyari uang di salon

gampang. Dengan mulut kita, kita bisa

pinter ngomong kita dapet duit. Bisa

W.III/No.36 • Kebutuhan akan

keselamatan: alasan

pertama bekerja di

salon untuk membalas

dendam pada laki-laki,

namun kemudian

merasakan kemudahan

mencari uang.

• Kebutuhan akan

memiliki dan cinta:

bekerja untuk anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KEBUTUHAN PELACUR YANG BEKERJA SEBAGAI KAPSTER …repository.usd.ac.id/2205/2/029114107_Full.pdf · karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurua

96

cukup lah untuk makan satu hari, untuk

anaknya. Di situlah maka saya seneng.

Tapi akhirnya sampai sekarang niatku

nyari duit untuk anak. Bukan untuk

siapa-siapa.

37. Kalau harapan lebih, jangka

panjang, kerja di sini apa?

Saya pegin dapet duit banyak. Udah itu

saya keluar dari sini saya bisa buka

usaha yang lebih baik.

W.III/No.37 • Kebutuhan akan

akutalisasi diri:

mendapat modal untuk

membuka usaha.

38. Brarti kayak cari modal?

Iya dong. Apa namanya.. suatu saat

kalau anaknya sudah besar kan tau

masalah salon mbarang malah bahaya

tho. Jadi selama ini kan semua belum

ada yang tau apa salon itu. Ya emang

sih ada yang ngga kayak gitu. Itu

tergantung diri dia sendiri gitu lho. Dia

mau ngga nglakukan hal kayak gitu.

W.III/No.38 • Kebutuhan akan

keselamatan: tidak

ingin anaknya tahu

pijat plus yang

dilakukan.

39. Keluarga ngga ada yang tau?

Temen-temen?

Engga. Itu cuman diri kita sendiri.

Ya udah itu mbak. Makasih.

Iya, makasih juga. Makasih ya.

W.III/No.39 • Kebutuhan akan

keselamatan: menutupi

pekerjaan pijat plus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI