kebutuhan dan alternatif pembiayaan...
TRANSCRIPT
Kebutuhan dan Alternatif
Pembiayaan Infrastruktur
Disiapkan untuk PINA Day
Bastary Pandji Indra
Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur
Selaku Sekretaris Ketua Pelaksana
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
18 Januari 2017
Agenda
Proyek Strategis Nasional Dan Prioritas
Pendanaan Proyek Strategis Nasional
Terobosan Kebijakan Pendanaan Infrastruktur
2
Proyek Strategis Nasional mencakup 245 Proyek + 2 Program, dengan estimasi total nilai
investasi Rp 4.417 T
3
61 24
27
13
15
Proyek
Proyek mencakup 15 sektor proyek serta 2 sektor program
7
IRIGASIIRIGASI
LISTRIK 1 PROGRAMINDUSTRI
PESAWAT1 PROGRAM
74 12647549333081023
93
10
1
12
2
Proyek
Program
Rp638 T Rp563 TRp329 T
Rp448 T
Rp1.334 T
Rp11 T
Rp1.094 T
PENGELOLAAN
AIR
1 1
TANGGUL
LAUT
Pro
ye
kP
rog
ram
Status kemajuan 245 Proyek + 2 Program PSN dan 1 Program
Ketenagalistrikan 35GW per 19 Desember 2017 secara spesifik
245 + 2
PSN
6 proyek sudah selesai1
9 proyek dalam tahap transaksi
85 proyek + 1 program dalam penyiapan
145 proyek + 1 program dalam tahap konstruksi2
1Per Desember 2017 terdapat tambahan 2 yang sudah selesai yaitu Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dan Jalan Tol Soreang-Pasir Koja2Termasuk 1 Program Ketenagalistrikan yang dikategorikan ke dalam tahap konstruksi
Catatan: Data-data diatas masih perlu untuk diverifikasi oleh Kantor Staf Presiden dan Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP)
Kemajuan 245
Proyek + 2 Program
per 19 Desember
2017
4
35%
4%
59%
2%
1.041 MW sudah beroperasi
16.642 MW dalam tahap konstruksi
12.776 MW sudah selesai PPA namun
belum financial close
2.228 MW dalam tahap perencanaan
35
GW
Kemajuan Program
Ketenagalistrikan
per Desember 2017
6%9%
36%
46%
3%
3.160 MW dalam tahap pengadaan
27
4
4
44
3
7
8
1713
32 20
1
25
15
2
9
4
27
4
16
10
12
21
34
18
18
18
1818
18
18
18
18
18
4
4
14
11
36
22
19
23
26
Catatan:
Proyek Prioritas baru dalam warna merah
26. Kilang Minyak Tuban
27. RDMP/Revitalisasi Kilang Minyak Eksisting
(Balikpapan, Cilacap, Balongan, Dumai, Plaju)
28. Lapangan Abadi WK Masela
29. Utilisasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru
30. Indonesian Deepwater Development (IDD)
31. Pembangunan Tangguh LNG Train 3
32. SPAM Semarang Barat
33. Sistem Pengolahan Limbah Jakarta
34. National Capital Integrated Coastal
Development (NCICD) FAse A
35. SPAM Jatiluhur
36. SPAM Lampung
37. Waste to Energy Program di 8 Kota
1. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
2. Jalan Tol Manado-Bitung
3. Jalan Tol Panimbang-Serang
4. 15 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera
5. Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi
6. Jalan Tol Yogyakarta-Bawen
7. SHIA Express Railway
8. MRT Jakarta Jalur Utara-Selatan
9. Kereta Api Makassar – Parepare
10.Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi
11.Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan
12.Kereta Api Kalimantan Timur
Status tahapan penyiapan dan persebaran 37 Proyek Prioritas
5
33
27
27
2027
22
22
22
13
65
23
23
23
23
23
31
2829
30
3537
3737
37 37
3724
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
4
4
4
Proyek dalam tahap konstruksi
Proyek dalam tahap transaksi
Proyek dalam tahap penyiapan
13. Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta
14. Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung
15. Pelabuhan Hub Internasional Bitung
16. Pelabuhan Patimban
17. Inland Waterways/Cikarang – Bekasi – Laut
(CBL)
18. Palapa Ring Broadband
19. PLTU Batang/Central Java Power Plant (CJPP)
20. Central – West Java Transmission Line 500 kV
21. PLTU Indramayu
22. Transmisi Sumatera 500 kV (4 Provinsi)
23. PLTU Mulut Tambang (5 Provinsi)
24. Pembangkit Listrik Berbasis Tenaga Gas (18
Provinsi)
25. Kilang Minyak Bontang
Status kemajuan 37 proyek prioritas per Januari 2018
Status kemajuan 37 proyek prioritas Milestone yang baru dicapai
Skema Pendanaan untuk 37 Proyek Prioritias
SPAM Lampung:
Konsorsium PT. Bangun Cipta Sarana – PT. Bangun
Cipta Konstruksi telah ditetapkan sebagai
pemenang6
RDMP Cilacap:
Surat Rekomendasi terkait tata ruang dan
pengalihan trase jalan telah diterbitkan. Izin
Lingkungan sudah diterbitkan oleh Kementerian
LHK.
Pelabuhan Patimban:
Loan Agreement telah ditandatangani pada 15
November 2017.
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Jalur Selatan-
Utara:
Komposisi pembebanan pinjaman MRT Jakarta Jalur
Selatan – Utara untuk tambahan Fase I dan Fase II
telah diputuskan dalam Rapat KPPIP tingkat Menteri,
yaitu 49% Pemerintah Pusat dan 51% Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
32%
14%
54%
Preparation
Transaction stage
Construction stage
12 Proyek dalam tahap
penyiapan
5 Proyek dalam tahap
transaksi
20 Proyek dalam tahap
konstruksi
10%
39%51%
APBN/D
BUMN/D
Swasta
Rp 235,97 Triliun APBN/APBD
(termasuk pinjaman)
Rp 968,92 Triliun BUMN/BUMD
Rp 1.247,13 Triliun
swasta/KPBU
Pelabuhan Hub Internasional (PHI) Bitung:
Outline Business Case PHI Bitung telah selesai
disusun pada akhir Deember 2017
Agenda
Proyek Strategis Nasional Dan Prioritas
Pendanaan Proyek Strategis Nasional
Terobosan Kebijakan Pendanaan Infrastruktur
7
Nilai Investasi PSN
8
NILAI INVESTASI PSN
Rp 4.417
Triliun
APBN
BUMN/D
Swasta
Estimasi kebutuhan pendanaan1 untuk 245
Proyek + 2 Program PSN:
PSN membutuhkan pendanaan yang berasal baik
dari APBN/D, partisipasi BUMN/D dan/ atau
partisipasi pihak swasta
Rp 547 TriliunTotal Nilai
Investasi
Rp 1.255 Triliun
Rp 2.615 Triliun
1Tidak termasuk 12 Proyek yang belum diketahui nilai investasinya
5 Sektor dengan nilai investasi tertinggi
Energi
12 Proyek
Rp 1.255 Triliun
Ketenagalistrikan
1 Program
Rp 1.036 Triliun
Jalan
74 Proyek
Rp 705 Triliun
Kereta
23 Proyek
Rp 624 Triliun
Kawasan
30 Proyek
Rp 388 Triliun
Note: Data-data diatas masih perlu untuk diverifikasi oleh Kantor Staf Presiden dan Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP)
APBN/D13%
BUMN/D28%Swasta
59%
Sumber
Pendanaan
(Rp Miliar)1,2
Realisasi
Pendanaan
PSN
≤20163
Kebutuhan Pendanaan PSN
Total
2017 2018 2019 ≥2020
1. APBN/D 86,123 58,847 55,076 57,488 289,960 547,494
2. BUMN/D 88,263 114,030 161,758 235,008 655,703 1,254,761
3. Swasta 338,259 218,547 358,321 348,573 1,351,734 2,615,433
TOTAL 512,645 391,424 575,154 641,068 2,297,397 4,417,689
1Tidak termasuk 12 proyek yang belum diketahui data nilai investasinya antara lain: jalan, bandara, perumahan, infrastruktur
KEK, dan smelter.
2Dana sebesar Rp499.928 miliar (capex dan opex) dari 26 proyek yang sumber dananya telah diketahui namun belum diketahui
rincian kebutuhan per tahunnya dikelompokkan ke dalam kebutuhan pendanaan ≥2020.
3Realisasi pendanaan adalah alokasi dana yang dilaporkan Penanggung Jawab proyek pada tahun 2016 dan sebelumnya.
Rencana alokasi pendanaan untuk 245 Proyek + 2 Program :
Asumsi pada pengelompokan alokasi pendanaan:
1. Untuk proyek dengan skema KPBU dan belum diketahui alokasi APBN yang dibutuhkan, maka seluruh nilai investasi
dialokasikan pada Swasta
2. Untuk proyek dengan skema penugasan BUMN dan belum diketahui alokasi APBN yang dibutuhkan, maka seluruh nilai
investasi dialokasikan pada BUMN
Berdasarkan estimasi realisasi dan kebutuhan pendanaan PSN,
partisipasi swasta memiliki kontribusi terbesar…
Note: Data-data diatas adalah berdasarkan laporan dari PJP/PJPK per Oktober 2017 dan masih perlu
untuk diverifikasi oleh Kantor Staf Presiden dan Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP) 9
Persentase rencana alokasi pendanaan untuk 245 Proyek + 2 Program:
Sumber
Pendanaan
(Rp Miliar)1,2
Realisasi
Pendanaan
PSN
≤20163
Kebutuhan Pendanaan PSN
Total
2017 2018 2019 ≥2020
1. APBN/D 17% 15% 10% 9% 13% 12%
2. BUMN/D 17% 29% 28% 37% 29% 28%
3. Swasta 66% 56% 62% 54% 59% 59%
TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Asumsi pada pengelompokan alokasi pendanaan:
1. Untuk proyek dengan skema KPBU dan belum diketahui alokasi APBN yang dibutuhkan, maka seluruh nilai investasi
dialokasikan pada Swasta
2. Untuk proyek dengan skema penugasan BUMN dan belum diketahui alokasi APBN yang dibutuhkan, maka seluruh nilai
investasi dialokasikan pada BUMN
…hingga mencapai 59% dari kebutuhan pendanaan PSN
1Tidak termasuk 12 proyek yang belum diketahui data nilai investasinya antara lain: jalan, bandara, perumahan, infrastruktur
KEK, dan smelter.
2Dana sebesar Rp499.928 miliar (capex dan opex) dari 26 proyek yang sumber dananya telah diketahui namun belum diketahui
rincian kebutuhan per tahunnya dikelompokkan ke dalam kebutuhan pendanaan ≥2020.
3Realisasi pendanaan adalah alokasi dana yang dilaporkan Penanggung Jawab proyek pada tahun 2016 dan sebelumnya.
Note: Data-data diatas adalah berdasarkan laporan dari PJP/PJPK per Oktober 2017 dan masih perlu
untuk diverifikasi oleh Kantor Staf Presiden dan Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP) 10
Agenda
Proyek Strategis Nasional Dan Prioritas
Pendanaan Proyek Strategis Nasional
Terobosan Kebijakan Pendanaan Infrastruktur
11
Terdapat beberapa alternatif pembiayaan infrastruktur yang sebagian
telah dilaksanakan dan sebagian sedang dalam tahap pematangan (1/2)
12
1. Efek Beragun Aset
(EBA)/Sekuritisasi*
2. Reksa Dana
Penyertaan Terbatas
(RDPT)*
3. Dana Investasi Real
Estate (DIRE)*
4. Dana Investasi
Infrastruktur
(DINFRA)*
5. Global Bond (Komodo
Bond)
Skema Pembiayaan Status Terakhir
Telah dikeluarkan oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. (Rp2 triliun, Agustus ‘17) dan
PT Indonesia Power (Rp4 triliun, September
‘17)
Menjadi salah satu sumber pembiayaan
ekuitas Proyek Strategis Nasional, yaitu
Bandara Kertajati
Saat ini, skema DIRE baru
diimplementasikan pada satu proyek yaitu,
Solo Grand Mall
Regulasi baru diterbitkan dan telah
disosialisasikan pada tanggal 23 Agustus
2017
Jasa Marga telah menerbitkan Komodo
Bond, obligasi global berdominasi Rupiah di
London Stock Exchange dengan nilai
Rp4 triliun pada tanggal 30 November 2017.
Jenis
Skema
Pembiayaan
*) Dikemas melalui Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sehingga memiliki opsi untuk
dapat diperjualbelikan kepada publik. Opsi tersebut bergantung pada jenis penawaran KIK tersebut, jika Penawaran Umum, maka dapat diperjualkan kepada publik.
Jika Non-Umum, maka jual beli KIK terbatas pada investor awal pada KIK tersebut.
Pasar
Modal*
Pasar
Modal*
Pasar
Modal*
Pasar
Modal*
Pasar
Modal
Status
Sudah
diimplementasikan
Dalam Proses
Implementasi
Sudah
diimplementasikan
Belum
diimplementasikan
Sudah
diimplementasikan
Terdapat beberapa alternatif pembiayaan infrastruktur yang sebagian
telah dilaksanakan dan sebagian sedang dalam tahap pematangan (2/2)
13
6. Perpetual Bond
7. Privatisasi
8. Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha
(KPBU)
9. Skema Kerjasama
Pengelolaan Aset
Terbatas (KePAT)
10. Blended Financing
Skema Pembiayaan Status Terakhir
Masih dalam tahap diskusi. Implementasi
membutuhkan solusi terkait permasalahan
informasi asimetris pada pembukuan antara
hutang dan ekuitas
Skema ini mulai ditinggalkan karena negara
dianggap kehilangan kepemilikan atas aset
produktif. Pada tahun 2017 direncanakan 4
(empat) anak perusahaan BUMN akan
melakukan privatisasi yang salah satunya
adalah PT Garuda Maintenance Facility yang
telah IPO pada bulan Oktober 2017
Beberapa proyek KPBU telah mencapai
Financial Close diantaranya, Palapa Ring
Broadband, Independent Power Producer dan
SPAM Umbulan
Dalam proses penyusunan landasan hukum dan
sosialisasi pada pemangku kepentingan.
Dalam proses pematangan struktur dan rencana
implementasi oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman
Jenis
Skema
Pembiayaan
Transaksi
Transaksi
Transaksi
Transaksi
Transaksi
Status
Dalam tahap diskusi
Sudah
diimplementasikan
Sudah
diimplementasikan
Dalam tahap diskusi
Dalam tahap diskusi
Skema Kerjasama Pengelolaan Aset Terbatas/Limited Concession
Scheme (LCS)
14
Pengurangan
Pembayaran Di Muka
dan/atau
Pembayaran Tahunan
(Periodik)
(20-30%)
Maksimum 25
tahun konsesi
Pemegang Konsesi
Pemegang Saham(70-80%)
Kreditor
Kemenhub / OBUKemen
BUMN/Kemenkeu
Menjadi Penanggung
Jawab Proyek (PJP)
LCS untuk melakukan
lelang Badan Usaha.
Mendapatkan sebagian
pendapatan dari LCS yang
dapat digunakan untuk
pembangunan atau
revitalisasi proyek BUMN
lainnya
Mendapatkan alih
pengetahuan dari
Badan Usaha terkait
operasi dan
pengembangan.
Pemerintah dapat
memberikan insentif
kepada BUMN PJP yang
melakukan LCS
Potensi Skema LCS di Bandara Soekarno HattaLCS adalah skema perjanjian konsesi
dengan Badan Usaha untuk melakukan
operasi dan pengembangan aset dimana
Badan Usaha melakukan Pembayaran di
Muka dan/atau Pembayaran Periodik.
Keuntungan:
• Aset tetap dimiliki Pemerintah
• Dapat dilakukan revenue sharing
sehingga mencegah super profit
• Pemerintah mengatur isi perjanjian
konsesi, termasuk cakupan pekerjaan
dan standar layanan
Dampak pelaksanaan LCS kepada BUMN
Skema Sekuritisasi
15
Dampak pelaksanaan Sekuritisasi kepada BUMN
Menjadi Penanggung
Jawab Proyek (PJP)
Sekuritisasi untuk
melaksanakan bidding
calon investor.
Mendapatkan dana untuk
melaksanakan penugasan
proyek infrastruktur dari
Pemerintah
Meningkatkan Credit
Rating BUMN sehingga
mampu mendapatkan
bunga pinjaman yang
lebih rendah.
Pemerintah dapat
memberikan insentif
kepada BUMN PJP yang
melakukan Sekuritisasi
Potensi Skema Sekuritisasi pada Pembangkit Listrik PLN
Sekuritisasi Aset dilakukan pada aset tidak
likuid, dan melalui rekayasa keuangan,
mengubahnya menjadi sekuritas dan
menjual arus kas masa depan aset tersebut
kepada investor atau pihak ketiga
Keuntungan:
• Beban biaya rendah sebagai dampak
naiknya credit rating melalui asset-
backed securities
• Mendukung financial deepening
• Kepemilikan aset tetap dimiliki BUMN
• Mendapatkan dana 1. PLN akan melakukan sekuritisasi asetnya (Pembangkit dan Future Cash
Flow piutang Kustomer)
2. PLN akan menerima upfont payment dari investor
3. PLN akan re-invest untuk mendanai proyek greenfield program 35.000MW
Skema Project Bond
16
Potensi Skema Project Bond pada Proyek Transmisi 500 kV
Project Bond adalah obligasi yang
dikeluarkan untuk membiayai proyek
infrastruktur dan akan dibayarkan kembali
secara eksklusif oleh arus kas yang
dihasilkan oleh proyek tersebut.
Keuntungan:
• Beban biaya rendah dampak naiknya
credit rating melalui asset-backed
securities
• Mendukung financial deepening
• Kepemilikan aset tetap dimiliki BUMN
• Mendapatkan dana
1. Pemenang tender (BU/BUMN) akan membangun jalur Transmisi 500 kV
hingga selesai
2. PLN akan membayar BU/BUMN dengan Availability Payment (AP) untuk
Capex dan Opex BU/BUMN selama 10 tahun
3. Perolehan dari issued bond digunakan untuk melunasi EPC/funders
Dampak pelaksanaan Sekuritisasi kepada BUMN
Menjadi operator dan
pengelola aset
Mendapatkan dana untuk
melaksanakan penugasan
proyek infrastruktur dari
Pemerintah
BUMN dapat
memanfaatkan sumber
dana kelolaan jangka
panjang untuk subscribe
project bond
Pemerintah dapat
memberikan insentif
kepada BUMN PJP yang
melakukan Project Bond
Pembiayaan investasi infrastruktur melalui Dana Investasi Infrastruktur
(DINFRA) dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif
17
• Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) No. 52/POJK0.4/2017 tentang DINFRA
Berbentuk KIK pada 27 Juli 2017. DINFRA adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada Aset Infrastruktur oleh Manajer Investasi.
• Contoh Aset Infrastruktur: Infrastruktur pariwisata, transportasi, sarana pelayanan kesehatan, infrastruktur persampahan,
sistem penanganan bencana, kelistrikan, dsb.
Bank
Kustodian
Kontrak
Investasi Kolektif
(KIK) DINFRA
SPC / Saham
perusahaan
pemegang
konsesi/pengelola
aset
Pengelola Sarana
Infrastruktur
Pendapatan atas
sarana
Infrastruktur
Manajer
Investasi
Proyek
Infrastruktur
Contoh: Bandara
2kasPajak Kepada SPC
I. PPN 10% (restitusi
1 bulan)*
II. BPHTB Maks 5%
Pajak kepada Pemilik
Aset Infrastruktur
I. PPh Badan 0,5%
dari nilai transaksi**
Dividen kepada
KIK DINFRA
diusulkan tidak
kena pajak
seperti Dana
Investasi Real
Estate (DIRE)
karena KIK dan
SPC dianggap
satu kesatuan
1
Sama dengan DIRE:
*) Percepatan restitusi PPN semula 1 tahun menjadi 1 bulan
**) Pajak Penghasilan dalam Skema Kontrak Investasi Kolektif Tertentu sebesar 0,5% dari jumlah bruto
Usulan
Skema
DINFRA Kebijakan Investasi:
• Aset Infrastruktur di wilayah Indonesia minimal 51% dari Nilai Aktiva
Bersih.
• Aset lain paling banyak 49% berupa instrumen pasar uang dan Efek
dalam negeri.
• Kas atau setara kas paling banyak 20%.
Kriteria Aset Infrastruktur:
• Berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Mendukung program pembangunan atau penyediaan infrastuktur
pemerintah atau membawa manfaat bagi publik.
• Asetnya harus telah menghasilkan pendapatan atau memiliki potensi
pendapatan sebelum dialihkan kepada DINFRA.
• Aset infrastruktur berupa proyek Greenfield, paling banyak 25% dari
Nilai Aktiva Bersih.
• Untuk DINFRA Non Penawaran Umum dapat 100% proyek
greenfield.
Dividen:
• DINFRA Penawaran Umum wajib membagikan dividen minimum
90% dari laba bersih DINFRA.
Highlights rancangan POJK
Status terakhir
• Pada tanggal 23 Agustus 2017, OJK telah melakukan sosialisasi POJK kepada berbagai instansi atau asosiasi
terkait, termasuk Manajer Investasi untuk memperjelas detail peraturan yang berlaku, serta mempercepat
penciptaan produk atas dasar POJK yang telah dikeluarkanan tanggapan yang telah diterima
Pemegang UP 2 Pemegang UP 3Pemegang Unit
Penyertaan (UP) 1
kas
kas
KPPIPMenara Merdeka, 8th floor
Jl Budi Kemuliaan I No 2, Jakarta 10110
E-mail : [email protected]
Landline : +62 21 2957 3771
TERIMA KASIH
LAMPIRANKOMITE PERCEPATAN
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS
Proyek Prioritas dan Proyek Strategis Nasional merupakan Turunan dari
Proyek-Proyek RPJMN
Proyek Prioritas
Merupakan proyek-proyek yang tercantum
dalam RPJMN dan sebagian besar menjadi
RENSTRA tiap-tiap K/L teknis terkait.
Merupakan 245 PSN dan 2 Program dengan
kriteria strategis yang tersebar secara nasional
dan ditetapkan melalui Peraturan Presiden No.
3 Tahunn 2016 yang diubah melalui Peraturan
Presiden 58 Tahun 2017
Merupakan 37 Proyek Prioritas yang memiliki
dampak ekonomi tinggi dan ditetapkan melalui
Peraturan Menko Perekonomian No. 12 Tahun
2015 yang diubah melalui Permenko No. 5
Tahun 2017 dan akan dipantau serta didukung
oleh Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
Definisi
20
Kriteria Proyek Strategis Nasional yang digunakan oleh KPPIP
PSN
Proyek
Prioritas/
KPPIP
Proyek Kemenko
Perekonomian / Maritim/
K/L
Kriteria Proyek Kemenko/K/L:
• Kesesuaian dengan RPJMN dan/atau Renstra.
• Kesesuaian dengan tata ruang.
• Atau diatur khusus dalam PP atau Perpres khusus.
Kriteria
Dasar
Selain kriteria di atas, PSN dipilih berdasarkan kriteria tambahan:
• Memiliki peran strategis atas perekonomian,
kesejahteraan sosial, pertahanan, dan kedaulatan
nasional (memiliki dampak positif atas PDB,
pengangguran, sosial-ekonomi, dan lingkungan hidup).
• Keselarasan antar berbagai sektor infrastruktur (saling
mendukung atau complementary).
• Distribusi proyek secara regional.
• Proposal proyek baru harus memiliki studi kelayakan
yang berkualitas.
• Nilai investasi harus di atas Rp 100 miliar
• Konstruksi harus dimulai paling lambat di 2018
• Untuk sektor migas dan industri pesawat, persetujuan
Plan of Development (POD) paling lambat tahun 2018.
Kriteria
Strategis
Kriteria
Operasional
Analisis kriteria tambahan meliputi:
• Proyek harus memiliki Penanggung Jawab Proyek yang jelas dan Kementerian terkait memiliki komitmen dalam
menjalankan proyek (terutama rencana aksi dan jadwal yang jelas).
Champion yang
jelas
• KPPIP tidak hanya memperhatikan proyek dengan nilai yang tinggi, namun juga akan fokus atas proyek yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Karenanya, idealnya proyek KPPIP memiliki EIRR dengan quartile teratas dari
proposal yang ada.
EIRR
21
KPPIP dibentuk sebagai centre of excellent percepatan dan penyiapan serta
pemantauan pencapaian proyek infrastruktur prioritas
o Penilaian dan pemberian fasilitas OBC 1 untuk proyek bottom-up
serta menyusun standar dan acuan kualitas Pra-Studi
Kelayakan
o Debottleneck isu-isu dan mendukung usaha-usaha percepatan
terkait dengan pengadaan tanah
o Memberikan fasilitas penunjang OBC 1 untuk proyek top-down,
o memantau & debottlenecking isu-isu proyek bidang ekonomi
o Me-review dan menyetujui dukungan dan Jaminan Pemerintah
serta menyediakan fasilitas PDF2 untuk proyek KPBU
1OBC: Outline Business Case; 2PDF: Project Development Facility
KPPIP diberikan kewenangan melalui Perpres No. 75/2014 dalam pengambilan keputusan, keterlibatan dalam proyek sejak tahap
perencanaan dan penguatan kapasitas SDM. Melalui Perpres 122/2016, terdapat 2 kementerian yang menjadi anggota baru KPPIP
ANGGOTA KPPIP
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN
Menteri Keuangan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman - Baru
Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan - Baru
Menetapkan standar kualitas Pra-Studi
Kelayakan, melakukan review serta
revisi/ re-do jika diperlukan
Menetapkan Daftar Proyek Prioritas
Menetapkan skema & sumber
pendanaan
Melakukan pemantauan dan
debottlenecking
Menetapkan strategi dan kebijakan di
sektor infrastruktur
Memfasilitasi peningkatan kapasitas
aparatur dan kelembagaan terkait
dengan penyediaan infrastruktur
prioritas
1
2
3
4
5
6
o Memantau & debottlenecking isu-isu proyek di sektor energi dan
transportasi
o Mendukung percepatan penerbitan izin lingkungan, IPPKH dan
pengadaan tanah di kawasan hutan
6 TUGAS KPPIP
22
Dukungan yang telah diberikan oleh KPPIP untuk Proyek Strategis
Nasional dan Proyek Prioritas mencakup berbagai ragam isu
23
Percepatan
perizinan
Percepatan dan
penyelesaian
kendala
pengadaan
tanah
Pencapaian
Financial Close
sehingga
konstruksi
dapat dimulai
Penyusunan
kajian
penyiapan
proyek
Penerbitan
Peraturan/
Landasan
Hukum
Penyelesaian
masalah
penataan
ruang
Penyelesaian
masalah terkait
pendanaan
• Izin Lingkungan
Pelabuhan Patimban
• Pendanaan pengadaan
tanah Jalan Tol Trans
Sumatera dan KA
Makassar – Pare Pare
• Financial Close PLTU
Batang, SPAM
Umbulan, dan Palapa
Ring
• Penandatanganan
PPJT Jalan Tol Serang -
Panimbang
• Penyelesaian masalah
pinjaman MRT Jakarta
• AMDAL KEK Merauke
• Prastudi Kelayakan
(OBC) Kilang Minyak
Bontang, Pelabuhan
Hub Internasional
Kuala Tanjung
• Penerbitan PP No.
27/2017 tentang Hulu
Migas
• Penerbitan Perpres
No. 58/2017 tentang
Proyek Strategis
Nasional
• Rekomendasi
kesesuaian tata ruang
untuk PLTU Jawa 1
(Cirebon ekspansi)
dan Central West
Java Transmission
Line
LAMPIRANKEBIJAKAN-KEBIJAKAN SEKTOR
INFRASTRUKTUR
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pembangunan
infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019
25
Enggano
Kertajati
Singkawang
MuaraTeweh
Miangas
Maratua
Tojo Una-Una
Pohuwato
Moa
Namniwel
Taria
Kenyam
Aboy
Sultan Hassanuddin
Banda Aceh
Belawan
Kuala Tanjung
Dumai
Batam
PangkalPinang
Pontianak
Panjang
Padang
Tj. Priok
Cilacap
Tj. Perak
Lombok
Kupang
Palangkaraya Banjarmasin
Makassar
Maloy
Bitung
Halmahera
SorongJayapura
Merauke
Ambon
KorowayBatu
Konsep Tol Laut agar Indonesia mejadi poros martim dunia
• Pembangunan 24 pelabuhan laut
baru
• Meningkatkan jumlah kapal
(pioneer cargo, transport vessels,
pioneer crossing vessels)
• Membangun 60 pelabuhan
penyeberang
Memperkuat konektivitas melaluipembangunan infrastruktur udara
• Pembangunan 15 pelabuhan
udara baru
• Pembangunan fasilitas air cargo
di 6 lokasi
• Menambah jumlah pelabuhan
udara perintis
Revitalisasi efisiensi jalan denganpembangunan dan pebaikan jalan
• Pembangunan 2,650 km jalan baru
• Pembangunan 1,000 km jalan tol baru
• Rehabilitasi 46,770 km jalan eksisting
Mengurangi biaya logistik melaluiinfrastruktur kereta api denganmembangun jalur baru di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan
▪ 2,159 km kereta antar kota
▪ 1,099 km kereta dalam kota
Pengembangan transpor urban
• Pengembangan Bus Rapid Transit
(BRT) di 29 kota
• Pembangunan Mass Rapid
Transit (MRT) di 6 kota
metropolitan dan 17 kota besar
Tercapainya rasio elektrifikasi sebesar96.6% pada tahun 2019 denganpengmbangan kapasitas
• Pembangunan pembangkit listrik dengan
total kapasitas 35,000 MW
Memastikan suplai dari bahanbakar dengan memaksimalkankilang minyak domestik
• Pembangunan kilang minyak
baru 2x300,000 bpd
• Pengembangan Kilang Minyak
Cilacap dan Balongan
Proyek Energi
Proyek Logistik
Mencapai ketahanan pangan melaluipengembangan sistem irigasi
• Pembangunan 33 dam baru dan 30
PLTA
• Pengembangan 1 million ha sistem
irigasi
• Rehabilitasi sistem irigasi yang ada
Untuk mendorong penyediaan infrastruktur dan menyelesaikan
hambatan, Pemerintah juga telah melakukan berbagai reformasi
26
1. Reformasi Fiskal 2. Reformasi Institusi 3. Reformasi Peraturan
Imp
lem
en
tasi
Viability Gap Funding
Fasilitas untuk meningkatkan
kelayakan finansial proyek dengan
memberikan kontribusi pada biaya
konstruksi maksimum 49%.
Availability Payment
Penerbitan PMK No. 190/2015 j.o.
PMK No. 260/2016 dan Permendagri
No. 96/2016.
Skema pembayaran ketersediaan
layanan oleh pemerintah selama
masa konsensi setelah aset selesai
dikerjakan oleh pihak swasta agar
proyek bankable.
Panduan Pembagian Risiko
PT PII telah menerbitkan panduan
alokasi risiko dan upaya mitigasi untuk
proyek KPBU.
KPPIP
KPPIP berperan aktif dalam percepatan
penyediaan infrastruktur prioritas.
PT Sarana Multi Infrastruktur
Penggabungan PT SMI dengan Pusat
Investasi Pemerintah (PIP) sehingga
perannya berkembang menjadi
lembaga pembiayaan infrastruktur.
PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia
Potensi pengembangan mandat PT
PII untuk memberikan penjaminan
proyek di luar proyek KPBU.
PPP Unit
Fasilitas untuk mendukung PJPK
dalam penyiapan proyek KPBU
(PDF/TA).
Direct Lending
Penerbitan Perpres No. 82/2015.
Mengatur pemberian jaminan untuk
pinjaman langsung ke BUMN sehingga
mempercepat proses penyediaan
pendanaan untuk proyek.
Pengadaan Tanah
Penerbitan Perpres No. 148/2015
Mengatur upaya-upaya untuk
percepatan pengadaan tanah sesuai
UU No. 2/2012.
16 Paket Kebijakan Ekonomi
Melakukan deregulasi kebijakan dan
peraturan yang menghambat
infrastruktur dan pembentukan satuan
kerja di Kemenko Perekonomian untuk
memastikan efektivitas dan
implementasi kebijakan tersebut.
Dana Investasi Infrastruktur
Otoritas Jasa Keuangan
Wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya sebagian
besar diinvestasikan pada Aset
Infrastruktur oleh Manajer Investasi.
BLU LMAN
mendukung pendanaan pengadaan
tanah untuk PSN
BLU BPJT
Pengembangan tugas dan fungsi BLU
BPJT untuk implementasi skema
Availability Payment pada jalan tol
Pembiayaan Investasi Non
Anggaran Pemerintah (PINA)
Pemanfaataan sumber pembiayaan non
anggaran pemerintah, seperti dana
kelolaan, perbankan, pasar modal,
asuransi, lembaga pembiayaan
Project Development Facility diberikan untuk meningkatkan
keterlibatan swasta diberbagai tahapan penyiapan infrastruktur
Perencanaan
Persiapan
Pelaksanaan
Peran Sektor Swasta Peningkatan Dukungan untuk Sektor Swasta
• Mengajukan proyek unsolicited
• Menyiapkan OBC (Outline
Business Case) dan dokumen
perencanaan lainnya
• Menyiapkan FBC (Final Business
Case)
• Menyediakan Transaction
Advisory
• Pengadaan Tanah
• Melakukan desain dan konstruksi
• Melaksanakan O&M
• Penerbitan Perpres No. 38/2015 yang mengatur
fasilitas untuk proyek unsolicited
• Peraturan pengadaan baru dan pemberian
fasilitas OBC oleh KPPIP dan Bappenas
• Dukungan debottlenecking
• Peraturan pengadaan baru dan fasilitas
PDF/TA dari Ditjen. Pembiayaan dan
Pengelolaan Risiko/PPP Unit, Kemenkeu
• Penunjukan langsung dapat diberikan kepada
investor yang telah melakukan pengadaan tanah
untuk proyek listrik
• Peraturan pengadaan tanah memberikan
kepastian dan percepatan proses
• Fasilitas Bank Tanah dan BLU-LMAN
• Dukungan debottlenecking
• Dukungan fiskal dan penjaminan dari
Kemenkeu dan IIGF untuk meningkatkan
kelayakan proyek
• Availability payment dari APBN dan APBD
untuk biaya konstruksi, operasi dan
pemeliharaan
• Pendanaan jangka panjang oleh PT SMI and
PT IIF2727
Kemenkeu menyediakan fasilitas Viability Gap Fund (VGF) untuk menarik minat
investor berinvestasi dalam proyek yang kurang layak secara finansial
1 Dasar Hukum
2Pelaksaan
Hingga Saat Ini
(pilihan)
Persetujuan prinsip telah diberikan untuk proyek-proyek berikut ini:
2.1 Jalan Tol Manado - Bitung
• Nilai investasi: Rp5,12 triliun
• Pengajuan VGF: Rp2,37 (46%
dari total biaya konstruksi)
• Lokasi proyek: Sulawesi Utara
2.2 SPAM Umbulan
• Nilai investasi: Rp4,5 triliun
• VGF: Rp2,05 triliun (49% dari total
biaya konstruksi)
• Lokasi proyek: Jawa Timur
Perpres No. 38/2015:
Perpres ini mengatur bahwa Penanggung Jawab Proyek dapat memberikan VGF
kepada Badan Usaha pelaksana sehingga dapat memperoleh pengembalian
investasi yang diharapkan (biaya modal, operasional dan keuntungan pada periode
tertentu). VGF hanya dapat diberikan kepada proyek KPBU yang memiliki
kepentingan dan manfaat sosial.
PMK No. 143/2013 (143/PMK.011/2013):
Peraturan ini mengatur mekanisme pemberian VGF untuk konstruksi sebagian
pada proyek KPBU penyediaan infrastruktur.
VGF merupakan dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek infrastruktur.
2828
Menetapkan Availability Payment sebagai salah satu skema pengembalian investasi
Badan Usaha untuk pembangunan infrastrukturPeraturan Presiden No.
38/2015
Legal Basis
Availability Payment memungkinkan
partisipasi swasta ketika
infrastruktur dinilai tidak komersial
dan memiliki risiko demand risk
Pemerintah mengadopsi skema ini
untuk mencapai tujuan berikut:
• Memastikan kualitas layanan bagi
pengguna
• Meningkatkan value for money
untuk pemerintah
• Memberikan return on investment
yang menarik bagi penyedia
sektor swasta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Biaya Operasional & Pemeliharaan
Pendapatan
Biaya
Konstruksi
Availability Payment
Peraturan Menteri Keuangan
No. 190/PMK.08/2015
Peraturan Kementerian Dalam
Negeri No. 96/2016
Mengatur kriteria untuk proyek-proyek yang dapat didanai oleh Availability Payment dan
pelaksanaannya jika availability payment bersumber dari APBN
Mengatur sistem penganggaran untuk Availability Payment yang didanai melalui APBD
Kementerian Keuangan juga telah mengeluarkan peraturan tentang
Availability Payment untuk meningkatkan daya tarik proyek kepada investor
29
Beberapa proyek KPBU telah mencapai milestone penting atas
dukungan Pemerintah melalui reformasi kebijakan
30
SPAM Umbulan (Rp 4,5 T) telah mencapai
Financial Close pada bulan Desember 2016
PLTU Batang (Rp 40 T) telah mencapai
Financial Close pada 6 Juni 2016 dan proyek
sudah masuk pada tahap konstruksi
Beberapa Capaian Pelaksanaan Proyek KPBU
Palapa Ring Broadband (Rp 5,8 T) telah
mencapai Financial Close, untuk Paket Barat pada
Agustus 2016, Paket Tengah pada September
2016 dan Paket Timur pada Maret 2017
Dukungan Viability
Gap Funding
Dukungan
Availability
Payment
Percepatan melalui
Reformasi
Regulasi
Pengadaan Tanah
Ditandatanganinya PPJT untuk tol Balikpapan –
Samarinda (Rp 9,9 T), Manado – Bitung (Rp 5,1
T), dan Pandaan – Malang (Rp 2,9 T) pada Juni
2016
Ditandatanganinya PPJT untuk tol Serang –
Panimbang (Rp 11,3 T)
Pemerintah telah menunjukkan
komitmennya dalam
mengembangkan
kebijakan/dukungan bagiproyek
infrstruktur
Mengambil sikap aktif untuk
menciptakan semangat KPBU
yang diinginkan dan
mengenalkan kebijakan yang
membantu investasi proyek
infrastruktur
Reformasi Kelembagaan: Pengadaan lahan adalah salah satu hambatan utama
pembangunan infrastruktur, yang menjadi alasan pembentukan BLU LMAN
31
Skema Pembiayaan Pengadaan
Lahan oleh BLU LMAN
Sisa dana yang dikelola dapat digunakan
pada tahun anggaran selanjutnya
Pengalokasian dana fleksibel tidak terpaku
penggunaannya pada peruntukkan satu
proyek tertentu
Pengelolaan dana untuk pengadaan
tanah seluruh proyek PSN berada di
bawah satu lembaga
Di 2016, BLU LMAN diberikan mandat untuk
penyediaan dana pembebasan lahan untuk
mendukung Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat karena adanya kekurangan
dana untuk pembebasan lahan proyek jalan tol
prioritas
Scope dukungan BLU LMAN kemudian
diperluas menjadi dukungan untuk semua Pryek
Strategis Nasional seperti tercantum dalam
Peratjra Menteri Keuangan 21/2017 tentang
petunjuk pembiayaan pengadaan tanah untuk
Proyek Strategis Nasional
BLU LMAN dibentuk pada Desember
2015 melalui penerbitan Peraturan
Menteri Keuangan 219/2015 tentang
Lembaga Manajemen Aset Negara
Percepatan pengadaan tanah membutuhkan fleksibilitas anggaran yang dapat
dipenuhi oleh BLU-LMAN sehingga dapat memudahkan koordinasi pengalokasian dan
pengelolaan dana pengadaan tanah PSN
Reformasi Kelembagaan: PT Sarana Multi Infrastruktur didirikan sebagai salah satu
institusi non-bank yang memiliki kapasitas untuk mendanai proyek infrastruktur
PT SMI adalah Badan Usaha Milik Negara yang diharapkan menjadu katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur. PT SMI
diberi mandat untuk mendukung pembangunan infrastruktur melalui kemitraan dengan lembaga keuangan swasta dan / atau
multilateral dalam proyek KPBU
Sektor-Sektor Yang Menjadi Fokus
Ketenagalistrikan
& Efisiensi EnergiJalan & JembatanTransportasi
Infrastruktur
Regional
Penjara SekolahRumah Sakit
PasarInfrastruktur
PariwisataTelekomunikasi IrigasiMinyak & GasPengolahan Limbah
Rolling Stock
Kereta Api
Infrastruktur Sosial
Air Minum
Energi Terbarukan
ADVISORY SERVICES PROJECT DEVELOPMENT
Sumber Dana
Penanaman Modal Negara Pinjaman atau HibahPasar Modal
(Bonds, Sekurritas)Sekuritisasi
▪ Pembiayaan Infrastruktur
o Senior Loan o Kompelementer perbankan:
o Arranger & Underwritero Standby Lender untuk KPBUo Pendanaan Geothermal
▪ Pendanaan Daerah / Regional
Infrastructure Development Fund
(RIDF)
FINANCING
• Mezzanine
• Equity
Investment
• Take Out Financing
• Promoter
Financing
• Subordinated Loan
▪ Public Sector Advisoryo Pelatihan & Capacity Buildingo Technical Assistanceo Donor Fund Management
untuk Pemerintah Daerah
▪ Private Sector Advisoryo Investment Advisoryo Financial Advisoryo Pelatihan & Capacity Building
(Komersil)
▪ Project Development Facilities
(PDF)o KPBU
• Showcase Projects KPBU
• Proyek Prioritas dengan
skema KPBU
▪ PDF & Donor Fund
Management
▪ Technical Assistance untuk
proyek-proyek di daerah
32
Reformasi Kelembagaan: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia adalah institusiyang diberi mandat untuk menyediakan jaminan Pemerintah
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) berdiri pada tanggal 30 Desember 2009 untuk menjadi entitas Single Window bagi
penyediaan jaminan Pemerintah. (PT PII) memiliki mandat untuk memberikan jaminan bagi kewajiban dari Penanggung Jawab
Proyek Kerjasama (Kementerian, Pemerintah Daerah, BUMN) dalam Perjanjian Kerjasama proyek infrastruktur KPBU
33
Peraturan Presiden
67/2005*
Peraturan Presiden
78/2010
Peraturan Menteri
Keuangan 260/2010
Tujuan
Utama Dari
PT PII
Mekanisme Penyediaan JaminanSecara Single Window
*sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 13/2010; No. 56/2011; No.38/2016
4. Melakukan ring-fence atas kewajian kontinjensi
Pemerintah dan meminimalisir kemungkinan terjadinya
shock pada APBN
3. Meningkatkan aspek governance, transparansi serta
konsistensi dari proses penyediaan jaminan
2. Menyedian jaminan bagi KPBU yang telah distruktur
secara tepat
1. Meningkatkan bankability dari proyek KPBU
Inisiatif kebijakan-kebijakan lain juga dikeluarkan oleh Pemerintah pada
tahun 2017 (1/2)
34
PP No. 13/2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Penerbitan RTRWN ini dapat mendorong penyelesaian hambatan akibat ketidaksesuaian tata ruang
dalam pelaksanaan proyek infrastruktur yang terdaftar dalam lampiran PP. Adapun sejumlah
terobosan yang diatur diantaranya Menteri ATR dapat menerbitkan rekomendasi pemanfaatan ruang
sehingga proses perolehan perizinan proyek dapat dilakukan.
PP No. 6/2017 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
Pengaturan mekanisme penetapan Badan Usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian umum
berdasarkan sumber pendanaan proyek melalui: (1) lelang atau penunjukan langsung dalam hal
sebagian atau seluruh investasi bersumber dari APBN/D, (2) tanpa lelang dalam hal seluruh
investasinya tidak bersumber dari APBN/D dan tidak diberikan jaminan dari Pemerintah, atau (3)
penugasan dalam hal tidak ada Badan Usaha yang berminat karena tidak layak secara finansial. PP ini
memungkinkan penetapan Badan Usaha tanpa lelang setelah Badan Usaha mengajukan permohonan
kepada dan disetujui oleh Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
1
2
Perpres No. 56/2017 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam Rangka
Penyediaan Tanah untuk Proyek Strategis Nasional
Peraturan mengatur tentang penanganan dampak sosial oleh Pemerintah kepada masyarakat yang
menempati tanah negara atau tanah yang dimiliki hak atas tanahnya oleh pemerintah, pemerintah
daerah, BUMN, atau BUMD dimana tanahnya dibutuhkan untuk pembangunan Proyek Strategis
Nasional. Masyarakat tersebut dapat memperoleh dana santunan untuk biaya pembongkaran rumah,
mobilisasi, sewa rumah, dan tunjangan kehilangan pendapatan.
3
Inisiatif kebijakan-kebijakan lain juga dikeluarkan oleh Pemerintah pada
tahun 2017 (2/2)
35
4
PMK No. 21/2017 tentang Tata Cara Pengadaan Tanah Bagi Proyek Strategis Nasional
dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan Tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara
Peraturan implementasi dari Peraturan Presiden No.102/2016 tentang Pendanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dalam Rangka
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Peraturan ini menjadi dasar hukum pendanaan
pengadaan tanah Proyek Strategis Nasional dan Prioritas oleh BLU LMAN, baik melalui
mekanisme penggunaan dana badan usaha terlebih dahulu (dana talangan) maupun
mekanisme pembayaran langsung oleh BLU LMAN.
5
PMK No. 60/2017 tentang Tata Cara Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Peraturan implementasi Peraturan Presiden No. 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional. Peraturan ini mengatur diantaranya ruang lingkup dan
persyaratan umum serta tata cara pengusulan jaminan, pemberian jaminan, pengalokasian
anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah Pusat untuk seluruh PSN. Pemberi
penjaminan diharapkan dapat meningkatkan kelayakan dan kepercayaan investor untuk
berparttisipasi dalam pelaksanaan PSN.
LAMPIRANKEBIJAKAN PENGADAAN TANAH
Salah satu contoh reformasi kebijakan yang telah berhasil dalam
implementasinya adalah terkait pembebasan lahan
37
Telah berhasil diterapkan pada
proyek Jalan Tol Trans Sumatera,
bagian Palembang - Indralaya
Perencanaan Persiapan ImplementasiSerahTerima
Jangka waktu berdasarkan hari kerja (Dengan asumsi akan ada keberatan daripemilik lahan):
TOTAL 518 HariJika tidak ada keberatan dari pemilik
lahan, jumlah hari yang dibutuhkan dapat
meningkat menjadi sekitar 15 - 20% dari
yang tertera di atas
BPN selaku instansi utama dalam
pelaksanaan pembebasan lahan
Implementasi Undang Undang 2/2012:
• Contoh keberhasilan penerapan UU 2/2012
adalah kasus kota Bojonegoro, di mana
sosialisasi ke masyarakat dilakukan di
tahap awal pelaksanaan proyek dan
kompensasi yang diterima masyarakat
memadai
• Hasil: keseluruhan proses pembebasan
lahan untuk proyek Jalur Ganda Jawa
Utara membutuhkan waktu kurang dari 2
tahun.
Kasus Sukses Penerapan UU 2/2012
UU
2/2
012 Aturan terperinci tentang pelaksanaan
pembebasan lahan
Pengambilan keputusan yang bersifat netral
terhadap penolakan
Penunjukan Tim Penilai Tanah yang lebih baik
Debirokratisasi proses pencabutan hak atas
tanah
12%
12%
15%
29%
33%
38
Kendala Administratif Proses Hukum
• Berkas belum lengkap
• Surat Hak Milik Masih Diagunkan
• Warga yang tidak ditempat/diluar negeri
• Tanah yang statusnya Tanah Kas Desa
(TKD)
• Tanah milik PT/BUMN yang belum
melengkapi berkas
• Sulitnya menghubungi pemilik tanah
Isu
Perencanaan
dan Penyiapan
Isu
Pembebasan
Lahan
Isu pendanaan
Isu perizinan
Isu
pelaksanaan
konstruksi
Isu pembebasan lahan adalah salah satu isu yang paling sering
ditemui dalam penyediaan PSN, dengan persentase sebesar 29%
isu pembebasan lahan merupakan isu yang seringkali dihadapi
pada penyediaan PSN…
Namun isu-isu teknis implementasi masih sering dijumpai dalam proses
pembebasan lahan
Sengketa dan Potensi Sengketa
• Penolakan warga karena masalah
kompensasi/ganti kerugian
• Belum adanya kesepakatan pada saat
konsultasi publik
• Masih adanya sengketa hak kepemilikan.
... dimana umumnya terdapat kendala yang terkait
erat dengan proses hukum
Keterlibatan Aparat Penegak Hukum diperlukan untuk memastikan adanya percepatan, serta menjaga agar
penyelesaian kendala-kendala yang ada berada pada koridor hukum yang benar