kebutuhan air irigasi

3
 KEBUTUHAN AIR IRIGASI Diposkan Oleh SEA DRAGON Pada Senin, 18 Juli 2011 | 18:46 Jumlah kebutuhan air untuk irigasi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah hujan, evapotranspirasi tanaman, jenis dan umur tanaman, sistem pemberian air dan sistem irigasi yang digunakan dan dinyatakan dalam Ltr/det/Ha. Dalam menentukan kebutuhan air irigasi perlu diperhitungka n besarnya curah hujan efektif (Anonim, 1983 dalam Sari, N,Y, 2004). Sedangkan faktor lain yang menentukan adalah jenis tanah dan sifat fisik tanah serta faktor iklim dan keadaan topografi setempat (Arsyad, 1989). Kebutuhan air di sawah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kebutuhan air untuk penyiapan lahan, penggunaa n air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air dan curah hujan efektif. Selain itu efisiensi juga mempengaruhi besarnya keb utuhan air irigasi. Menurut Hansen dan Israelsen (1986) jumlah kebutuhan air terbagi ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : i. Kebutuhan air tanaman (Crop Water Requirment ) ii. Kebutuhan air untuk suatu lahan usaha tani ( Farm Requirment ) iii.  Kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi (  Irrigation W ater Requi rment ). Kebutuhan air irigasi untuk padi sawah meliputi kebutuhan air untuk pengolahan tanah, pembibitan, pertumbuhan tanaman hingga panen. Selain itu faktor penggenangan berupa perkolasi turut diperhitungkan. Untuk tanaman palawija, nilai perkolasi tidak diperhitungkan karena tidak membutuhkan penggenang an. Menurut Bakrie (2000) dalam Tarmizi, (2005) Pengantian lapisan air ( Water Layer  Requirmen t (WLR)) dijadwalkan setelah pemupukan dan dilakukan pengantian lapisan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan seperti itu, dilakukan pemberian air sebanyak 2 (dua) kali, masing-masing 50 mm selama 0.5 bulan atau sekali pemberian sebanyak 100

Upload: dedi-dunk

Post on 10-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebutuhan Air Irigasi

5/10/2018 Kebutuhan Air Irigasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kebutuhan-air-irigasi-55a0bf9b801cc 1/3

 

KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Diposkan Oleh SEA DRAGON Pada Senin, 18 Juli 2011 |

18:46

Jumlah kebutuhan air untuk irigasi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu curah hujan, evapotranspirasi tanaman, jenis dan umur tanaman, sistem pemberian air

dan sistem irigasi yang digunakan dan dinyatakan dalam Ltr/det/Ha. Dalam menentukan

kebutuhan air irigasi perlu diperhitungkan besarnya curah hujan efektif (Anonim, 1983 dalam

Sari, N,Y, 2004). Sedangkan faktor lain yang menentukan adalah jenis tanah dan sifat fisik 

tanah serta faktor iklim dan keadaan topografi setempat (Arsyad, 1989).

Kebutuhan air di sawah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kebutuhan air untuk 

penyiapan lahan, penggunaan air tanaman, perkolasi, penggantian lapisan air dan curah hujan

efektif. Selain itu efisiensi juga mempengaruhi besarnya kebutuhan air irigasi.

Menurut Hansen dan Israelsen (1986) jumlah kebutuhan air terbagi ke dalam 3 (tiga)

bagian, yaitu :

i.  Kebutuhan air tanaman (Crop Water Requirment )

ii.  Kebutuhan air untuk suatu lahan usaha tani (Farm Requirment )

iii.  Kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi ( Irrigation Water Requirment ).

Kebutuhan air irigasi untuk padi sawah meliputi kebutuhan air untuk pengolahan

tanah, pembibitan, pertumbuhan tanaman hingga panen. Selain itu faktor penggenangan

berupa perkolasi turut diperhitungkan. Untuk tanaman palawija, nilai perkolasi tidak 

diperhitungkan karena tidak membutuhkan penggenangan.

Menurut Bakrie (2000) dalam Tarmizi, (2005) Pengantian lapisan air (Water Layer 

 Requirment  (WLR)) dijadwalkan setelah pemupukan dan dilakukan pengantian lapisan

menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan seperti itu, dilakukan pemberian air sebanyak 

2 (dua) kali, masing-masing 50 mm selama 0.5 bulan atau sekali pemberian sebanyak 100

Page 2: Kebutuhan Air Irigasi

5/10/2018 Kebutuhan Air Irigasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kebutuhan-air-irigasi-55a0bf9b801cc 2/3

 

mm selama 1 bulan (3.3 mm/hari). Penggantian lapisan air dilakukan setelah satu atau dua

bulan masa transplantasi.

Perkiraan kebutuhan air irigasi sesuai dengan prosedur perencanaan jaringan irigasi

(Anonim, 1986 dalam Supriatno, M, 2003), adalah :

i.  Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi ( Net Field Reqiurement ) (NFR)

NFR = Etc + P –  Re + WLR………………………………………….............. (7) 

NFR = LP –  Re………………………………………………………….......... (8) 

ii.  Kebutuhan air irigasi untuk padi

RWR = NFR / e................................................................................................ (9)

iii.  Kebutuhan air penyiapan lahan untuk padi

iv.  Kebutuhan air untuk palawija (Second Crop Water Requirement ) (SWR)

SWR = (Etc – Re) / e................................................................................ (10)

v.  Kebutuhan air penyiapan lahan untuk palawija

Ket :

NFR  = Kebutuhan bersih air disawah (l/det/ha)

LP  = Kebutuhan air selama pengolahan lahan (mm/hari)

Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

E = Efisiensi Irigasi secara keseluruhan

Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

WLR  = Penggunaan lapisan air (mm/hari) untuk penggenangan.

Kebutuhan Air IrigasiKomponen kebutuhan air irigasi yang utama adalah:a. Kebutuhan air bagi tanamanb. Perkolasi atau rembesan ke bawah dan ke sampingc. Hujan efektifd. Efisiensi irigasiSecara praktis, kebutuhan air bagi tanaman/evapotranspirasi potensial daritanaman seringkali ditaksirkan dari suatu evapotranspirasi tetapan/referensidan koefisien tanaman kc dengan mengikuti persamaan:

ET crop = k c ET0 

dimana:kc : koefisien tanaman, menunjukkan karakteristik spesifik tanaman, dan

Page 3: Kebutuhan Air Irigasi

5/10/2018 Kebutuhan Air Irigasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kebutuhan-air-irigasi-55a0bf9b801cc 3/3

 

ET0 : evapotranspirasi tetapan/referensi yang tergantung dari faktor iklim.8

Koefisien tanaman dapat dibedakan dalam 4 tingkatan:I. Tingkatan awal (initial stage) dari tanggal tanam sampai permukaan tanahditutupi tanaman (Sc) sekitar 10 %

II. Tingkatan pertumbuhan tanaman (crop development stage) yaitu dari Sc =10 % sampai Sc = 70  – 80 %III. Tingkatan pertengahan (mid-season stage) yaitu dari Sc = 70  – 80 %sampai tanaman dewasaIV. Tingkatan akhir (late season stage) yaitu dari tanaman dewasa sampaiberbuah atau panen.Di Indonesia, koefisien tanaman biasanya mengacu pada tabel koefisientanaman yang diusulkan oleh Nedeco/Prosida atau FAO yang telahdimodifikasi. Koefisien tanaman yang mengacu pada makalah FAO-ID No.33,nilainya sesuai dengan tingkat pertumbuhan dari tanaman (4 tingkatan).