kebutuhab air tanaman 1

Upload: hasbi-hatta-shiddiq

Post on 09-Jul-2015

196 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk

Topik 2. Kebutuhan Air Iri gasi Untuk Tanaman Non -Padi danPadiPendahuluan Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu: (a) memilih metoda u n t u k menghitung kebutuhan air irigasi untuk berbagai jenis tanaman pada suatu kondisi iklimtertentu di suatu daerah; (b) membedakan kebutuhan air untuk tanaman padi dan non padi. Pokok bahasan: (a)Berbagai metoda Perhitungan Evapotranspirasi tanaman Acuan (ETo)(b)Penentuan koefisien tanaman(c) Pendugaan huj an ef ektif (d)Pendugaan kebutuhan air tanaman (ETc) dan keperluan air irigasi(e)Khusus perhitungan kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi Bahan Ajar Bahan Ajar terdiri dari: (1) Air yang diperlukan tanaman dan pemakaian air, (2) Irigasi padi sawah, (3) Penelitian SRI (System of Rice Intensification). Pada File Tambahan Teknik Irigasi dan Drainase Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Kuliah Topik 2, tercantum: (a) Software dan manual program CROPWAT -win, (b)D.K. Kalsim, 2007. Rancangan Operasional Sistim Irigasi untu k Pengembangan SRI.Seminar KNI-ICID 24 November 2007, Bandung, (c) Deficit Irrigation, paper FAO, 2003, dalam bentuk pdf. 1. Air yang Diperlukan Tanaman dan Pemakaian Air Penggunaan konsumt if adal ah j uml ah t otal air yang di konsumsi tanaman unt uk penguapan (evaporasi), transpirasi dan aktivitas metabolisme tanaman. Kadangkadangi stilah it u di sebut j uga sebagai evapotr anspirasi tanaman. Juml ah evapotr anspi rasi k u m u l a t i f s e l a m a p e r t u m b u h a n t a n a m a n y a n g h a r u s d i p e n u h i o l e h a i r i r i g a s i , dipengaruhi oleh jenis tanaman, radiasi surya, sistim irigasi, lamanya pertumbuhan,hujan dan faktor lainnya. Jumlah air yang ditranspirasikan tanaman tergantung pada jumlah lengas yang tersedia di daerah perakaran, suhu dan kelembaban udara, kecepatanangin, intensitas dan lama penyinaran, tahapan pertumbuhan, tipe dedaunan.Terdapat dua metoda untuk mendapatkan angka penggunaan konsumtif tanaman, yakni(a) pengukuran langsung dengan lysimeter bertimbangan (weighing lysimeter) ataut i d a k b e r t i m b a n g a n ( G a m b a r 1 a d a n 1 b ) , d a n ( b ) s e c a r a t i d a k l a n g s u n g d e n g a n menggunakan rumus empirik berdasarkan data unsur cuaca.Secara tidak langsung dengan menggunakan rumus empirik berdasarkan data unsur cuaca, pertama menduga nilai evapotranspirasi tanaman acuan1

( ETo). ETo adal ah jumlah air yang dievapotranspirasikan oleh tanaman rumputan dengan tinggi 15~20 cm,tumbuh sehat, menutup tanah dengan sempurna, pada kondisi cukup air. Ada berbagairumus empirik untuk pendugaan evapotranspirasi tanaman acuan (ETo) tergantung padaketersediaan data unsur cuaca, antara lain: metoda Blaney -Criddle, Penman, Radiasi,Panci evaporasi (FAO, 1987). Akhir-akhir ini (1999) FAO merekomendasikan metodaPenman-Monteith untuk digunakan jika data iklim tersedia (suhu rerata udara harian, jam penyinaran rerata harian, kelembaban relatif rerata harian, dan kecepatan anginrerata harian. Selain itu diperlukan juga data letak geografi dan elevasi lahan di atas permukaan laut.Selanjutnya untuk mengetahui nilai ET tanaman tertentu maka ETo dikalikan denganni kai Kc yakni koefi sien tanaman yang t er gantung pada j eni s t anaman dan tahap pertumbuhan. Nilai Kc tersedia untuk setiap jenis tanaman. ETo Kc ETc

=

.../1/Keperluan air untuk ETc ini dipenuhi oleh air hujan (efektif) dan kalau tidak cukup olehair irigasi. Keperluan air irigasi atau KAI dinyatakan dengan persamaan: He ETc KAI

=.../2/Hujan efektif (He) adalah bagian dari total hujan yang digunakan untuk keperluantanaman. Perhitungan ETo dan daftar nilai Kc ada dalam program CROPWAT. Hujan Efektif1

Evapotranspirasi tanaman acuan (Reference crop evapotranspiration) Teknik Irigasi dan Drainase Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk FAO mengumpulkan beberapa metoda metoda empirik untuk menghitung hujan efektif untuk nonpadi antara lain2

: a. Nilai persentase tertentu dari hujan bulanan (fixed percentage): Peff

=axPtot

, biasanya nilai a = 0,7 0,9 b. Hujan andalan (dependable rain) didefi ni si kan sebagai huj an dengan pel uang terlewati tertentu: peluang terlewati 80% menggambarkan kondisi tahun kering,50% kondisi tahun normal dan 20% kondisi tahun basah. Secara empirik menurutAGLW/FAO:

Pef

= 0.6 * Pmean

- 10; untuk Pmean

< 60 mm/bulan

Pef

= 0.8 * Pmean

- 25; untuk Pmean

> 60 mm/bulanc.Rumus empi ri k yang di kembangkan secar a lokal, biasanya di kembangkan dengan rumus umum sebagai berikut:Peff

=aPmean

+ b untuk Pmean

< Z mmPeff

=cPmean

+ d untuk Pmean

> Z mmKonstanta a, b, c dan d dikembangkan berdasarkan penelitian secara lokal.Hujan bulanan dengan peluang terlewati tertentu (misalnya 75%), untuk beberapadaerah sudah mempunyai persamaan linier antara hujan bulanan rata -rata denganhujan bulanan dengan peluang terlewati tertentu. Untuk Indonesia, Oldeman, L.R. ( 1980) menyatakan bahwa huj an pel uang t erl ewati 75% ( Y) dapat di nyatakan dengan persamaan: Y = 0,82 X - 30, dimana X = rata-rata hujan bulanan. Hujanefektif untuk tanaman padi adalah 100% dari Y, sedangkan untuk palawija 75% dariY. d. USBR (United State Bureau of Reclamation) :

Pef

=Pmean

x (125 - 0.2 Pmean

)/125; untuk Pmean

< 250 mm

Pef

= 125 + 0.1 x Pmean

; untuk Pmean

> 250 mm Gambar 1a. Lisimeter bertimbanganGambar Lisimeter tak-bertimbangan

1b.

2.Irigasi Padi Sawah Pengelolaan air irigasi padi sawah sangat penting untuk memaksimumkan pemanfaatan pengembangan teknologi budidaya padi. Dasar utama dalam pengelolaan air tersebut2

Martin Smith, 1991. CROPWAT (ver.5.7): Manual and Guidelines. FAO Teknik Irigasi dan Drainase opik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk adalah pengetahuan tentang kondisi air yang optimum dalam kaitannya dengan tahap pertumbuhan padi dan beberapa metoda untuk mendapatkan kondisi optimum tersebut. Keperluan air irigasi untuk tanaman padi Seringkali dikatakan bahwa irigasi tanaman padi di sawah adalah merupakan suatu proses penambahan air hujan untuk memenuhi keperluan air tanaman. Tanaman padisawah memerlukan air cukup banyak dan menginginkan genangan air untuk menekan pertumbuhan gulma dan sebagai usaha pengamanan apabila terjadi kekurangan air. Didaerah tropik walaupun pada musim hujan, sering terjadi suatu perioda kering sampai 3minggu tidak turun hujan. Pada situasi tersebut di perlukan air irigasi untuk

menjamin pert umbuhan tanaman padi yang bai k. Pada umumnya ti nggi genangan air adalahsekitar 50 - 75 mm untuk padi varietas unggul (HYV)3

,sedangkan untuk varietas lokalantara 100 - 120 mm. Maksimum genangan air pada HYV adalah sekitar 15 cm.4

Apabila l aj u evapor asi seki tar 2 - 6 mm/ hari dan per kolasi at au r embesan sekit ar 6mm/hari, maka lapisan genangan air tersebut akan mencapai nol pada selang waktu 4sampai 15 hari, apabila tidak ada hujan dan air irigasi. Apabila situasi tersebut berlanjutsampai beber apa mi nggu terutama pada masa pertumbuhan tanaman yang peka terhadap kekeringan maka akan terjadi pengurangan produksi.Suatu tetapan konversi keperluan air biasanya dinyatakan dengan mm/hari yang dapat dikonversi ke suatu debit kontinyu pada suatu areal yakni 1 l/det/ha = 8,64 mm/hari atau1 mm/hari = 0,116 l/det/ha5

. Pengolahan tanah Terdapat beberapa metoda yang berbedadalam perhitungan keperluan air tanamandan umumnya perhitungan tersebut tidak m e n c a k u p k e p e r l u a n a i r s e l a m a pengolahan tanah. Sebagai contoh suatum e t o d a y a n g d i r e k o m e n d a s i k a n o l e h FAO hanya didasarkan pada evapotran- pi rasi tanaman acuan, faktor tan aman, p e r t i m b a n g a n s e m u a k e h i l a n g a n a i r irigasi dan hujan efektif. Keperluan air s e l a m a p e n g o l a h a n t a n a h p a d i s a w a h umumnya menentukan puncak keperluanair irigasi pada suatu areal irigasi.B e b e r a p a f a k t o r p e n t i n g y a n g m e n e n t u k a n b e s a r n y a k e p e r l u a n a i r selama pengolahan tanah adalah sebagai berikut :( 1 ) W a k t u y a n g diperlukan untuk3

HYV: High Yielding Variety (varietas unggul)4

Berdasarkan penelitian di IRRI (International Rice Research Institute), Los Banos, Filipina5

1liter =10-3

m3

; 1 ha = 104

m2

; 1 hari = 24 jam = 24 x 60 x 60 detik Teknik Irigasi dan Drainas Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk pengolahan tanah yakni:(a)perioda waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tanah(b)pert ambahan areal pengolahan tanah dal am suat u gr up pet ak an sawah yangsangat tergantung pada ketersediaan tenaga kerja manusia, hewan atau traktor.(2)Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah, yang tergantung pada:(a)lengas tanah dan tingkat keretakan tanah pada waktu mulai pengolahan tanah(b)laju perkol asi dan evaporasi(c)kedalaman lapisan tanah yang diolah menjadi lumpur. Beberapa hasil penelitian di Bali dan Sumatera menunjukkan keperluan air yang cukup besar antara 18 - 50 mm/hari (2,1 5,8 l/det/ha) dengan total keperluan air sekitar 400 -900 mm6

. Perioda pengolahan tanah Kondisi sosial dan tradisi yang ada serta ketersediaan tenaga kerja manusia, hewan atautraktor di suatu daerah sangat menentukan lamanya pengolahan tanah. Pada umumnya perioda yang diperlukan setiap petakan sawah untuk pengolahan tanah (dari mulai air diberikan sampai

siap tanam) adalah sekitar 30 hari. Sebagai suatu pegangan biasanyasekitar 1,5 bulan diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tanah di suatu petak tersier. Pada beberapa kasus di mana alat dan mesin mekanisasi tersedia dalam jumlahy a n g c u k u p , p e r i o d a t e r s e b u t d a p a t d i p e r p e n d e k s a m p a i s e k i t a r 1 b u l a n . Total perioda pengolahan tanah di suatudaerah irigasi biasanya antara 1,5 sampai3 b u l a n t e r g a n t u n g p a d a j u m l a h golongan7

yang dipakai. Volume air yang diperlukan untuk pengolahan tanah Keperluan air selama pengolahan tanah mencakup keperluan untuk menjenuhkantanah dan suatu lapisan genangan yangdiperlukan segera setelah tanam. Rumusdi bawah ini dapat digunakan untuk menduga keperluan air pada waktu pengolahan tanah: S = [S(a) - S(b)] x N x d x 10-4

+ Fl +Fd .../3/d i m a n a S : k e p e r l u a n a i r p e n g o l a h a n lahan (mm), S(a): lengas tanah sesudah p e l u m p u r a n ( % ) , S ( b ) : l e n g a s t a n a h sebelum pel umpuran (%) , N: por ositastanah (%) , d: kedalaman l apisan tanah yang dilumpurkan (mm), Fl : kehilangan6

Binnie and Partners Ltd7

Sistim golongan disebut juga staggering Teknik Irigasi dan Drainas Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk air selama pelumpuran ( mm) , Fd: ti nggi genangan di petakan sawah setel ah t anam(mm).Meskipun rumus tersebut cukup akurat untuk menghitung keperluan air akan tetapi beberapa parameter sering terjadi beragam di lapangan. Dengan demikian seringkalikeperluan air pengolahan tanah di duga dari pengal aman di l apangan. Untuk tanah bertekstur liat berat tanpa retakan, keperluan air diambil sebesar 250 mm. Jumlah inimencakup untuk penjenuhan, pelumpuran dan juga 50 mm genangan air setelah tanam.Apabila lahan dibiarkan bera untuk waktu yang cukup lama (misal 1,5 bulan) sehinggatanah retak-retak, jumlah air yang diperlukan sekitar 300 mm. Untuk tekstur yang lebihringan angka tersebut akan lebih besar dari angka di atas. Debit yang diperlukan Laju penambahan areal pada waktu pengolahan tanah di suatu jalur petakan -petakansawah yang mendapat pasok air dari satu inlet secara kolektif dalam suatu petak tersier,akan menentukan besar nya debi t yang diper lukan. Terdapat 3 konsep tentang l aj u pertambahan areal pengolahan tanah dalam suatu kelompok petakan sawah yakni :( a ) D e b i t y a n g m a s u k k e i n l e t k o n s t a n s e l a m a p e n g o l a h a n t a n a h ( I m m / h a r i = konstan)( b ) L a j u pertambahan areal lahan yang diolah konstan (dy/dt dalam ha/hari = konstan)Laju pertambahan areal lahan yang diolah mengikuti kurva distribusi Gauss atau yanglainnya dengan nilai maksimum pada pertengahan perioda pengolahan lahan (T) ataudy/dt = maksimum pada t = T. Kasus yang pertama akan diuraikan di sini dan dikenalsebagai metoda pendekatan dari van de Goor dan Ziljstra. Konsep tersebut mengatakan bahwa suatu debit konst an di beri kan pada suatu bagian dari unit t ersier sel ama pengolahan tanah. Selama perioda tersebut diasumsikan air akan mengalir mengisi petakan-petakan sawah secara progresif. Sementara itu petakan yang lebih rendah akanterisi melalui limpasan dari petakan di atasnya setelah penuh. Diasumsikan bahwa petakan di atasnya secara kont inyu dii si air unt uk memenuhi kehil angan ai r akibat perkolasi dan evaporasi (Gambar 2 dan Gambar

7).Dengan demikian pada tingkat awal, keperluan air adalah untuk penjenuhan tanah danmempertahankan suatu genangan lapisan air, sedangkan pada ahir perioda pengolahantanah mempertahankan lapisan genangan air adalah merupakan faktor yang dominan (the topping up requirement). Dengan demikian bagian areal unit tersier yang sedang diolah (A ha) menerima volume air pada perioda waktu dt sebesar I A dt, dengan debitsebesar I. Dari jumlah air tersebut sebagian (M y dt) digunakan untuk mempertahankanlapisan air di lahan yang telah dijenuhkan (y ha), sedangkan sisanya (S dy) digunakanuntuk menjenuhkan areal baru sebesar dy ha.I A dt = M y dt + S dy ... /4/M : topping up requirement (mm/hari) ; I: laju pemberian air (mm/hari); T: lama perioda pengolahan lahan dari mulai awal pemberian air sampai tanam (hari); S: jumlah air yangdiperlukan untuk menjenuhkan tanah dan menciptakan lapisan genangan air (mm).Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk yM A I dyS dt=

... /4/, maka

+= =

C yM A I M S yM A I dyS t )ln( .. /5/ pada t = 0 -----> y = 0 , maka )ln( AIMSC=

, maka yM A I A I M S t=

ln ... /6/ pada t = T ----> y = A , maka M I IMST=

ln , maka S MT M I I=

ln ... /7/;makaS MT

eM I I=

dan akhirnya 1= S MT S MT

eeM I ... /8/Apabila k = MT/S; maka 1= kk

eeM I ... /9/Pada persamaan /9/ dapat dilihat bahwa A tidak mempengaruhi I. Untuk berbagai nilaiS, T dan M (evaporasi dan perkolasi) maka besarnya I dengan menggunakan rumus diatas dapat dilihat pada

Tabel 1. Umumnya keperluan air pengolahan tanah berkisar antara 1,5 1,7 l/det/ha untuk nilai M antara 5 - 8 mm/hari dan S = 300 mm dengan T =30 hari. Keperluan air untuk pesemaian Ar eal pesemaian umumnya antar a 2% - 10% dari areal tanam. Lama per tumbuhanant ara 20 - 25 hari . Juml ah keperl uan air di pesemaian kurang l ebi h sama dengan penyiapan lahan. Sehingga keperluan air untuk pesemaian biasanya disatukan dengankeperluan air untuk pengolahan tanah. Gambar 2. Skhematisasi laju pengaliran air pada formula van de Goor dan Zijlstra Teknik Irigasi dan Drainase Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Keperluan air pada berbagai tahap pertumbuhan tanaman Tahap pertumbuhan padi dibagi menjadi: (a) pesemaian (10 -30 hss)8

(seedling atau juvenile period), (b) periode pertumbuhan vegetatif (0-60 hst), (c) periode reproduktif atau generatif (50-100 hst) dan (d) periode pematangan (100-120 hst) (ripening period) (Gambar 3) Periode pesemaian Periode ini merupakan awal pertumbuhan yang mencakup tahap perkecambahan benihserta perkembangan radicle (akar muda) dan plume (daun muda). Selama periode ini air yang di konsumsi sedi kit sekali . Apabil a beni h t er genang cukup dalam pada waktucukup lama sepanj ang per iode per kecambahan, maka pertumbuhan radicle akanterganggu karena kekurangan oksigen. Pertumbuhan vegetatif Periode ini merupakan periode berikutnya setelah tanam (transplanting) yang mencakup(a) tahap pemulihan dan pertumbuhan akar (0 -10 hst), (b) tahap pertumbuhan anakanmaksimum (10-50 hst) (maximum tillering) dan (c) pertunasan efektif dan pertunasan tidak efektif (35-45 hst). Selama periode ini akan terjadi pertumbuhan jumlah anakan.Segera setelah tanam, kelembaban yang cukup diperlukan untuk perkembangan akar-akar baru. Kekeringan yang terjadi pada peiode ini akan menyebabkan pertumbuhanyang jelek dan hambatan pertumbuhan anakan sehingga mengakibatkan penurunanhasi l. Pada tahap ber i kutnya set elah tahap pert umbuhan akar, genangan dangkal d i p e r l u k a n s e l a m a p e r i o d e v e g e t a t i f i n i . B e b e r a p a k a l i p e n g e r i n g a n ( d r a i n a s e ) membantu pertumbuhan anakan dan juga merangsang perkembangan sistim akar untuk berpenetrasi ke lapisan tanah bagian bawah. Fungsi respirasi akar pada periode inisangat tinggi sehingga ketersediaan udara (aerasi) dalam tanah dengan cara drainase(pengeri n gan l ahan) di perl ukan unt uk menunj ang pertumbuhan akar yang mantap. Selain itu drainase juga membantu menghambat pertumbuhan anakan takefektif (non-effective tillers). Tabel 1. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan padi sawah (mm/hari)

Evaporasi +PerkolasiMmm/hariT = 3 0 h a r i T = 4 5 h a r i S = 3 0 0 m m S = 2 5 0 m m S = 3 0 0 m m = 2 5 0 m m Imm/hariIlt/det/haImm/hariIlt/det/haIMm/hariIlt/det/haImm/hariIlt/det/ha5 0 1 2 , 7 1 , 4 7 1 1 , 1 , 2 8 9 , 0 5 1 , 1 0 , 4 0 , 9 7 5 , 5 1 3 , 1 , 5 0 1 1 , 4 1 , 3 2 , 0 8 1 , 1 3 8 , 8 1 , 2 6 , 0 1 3 , 3 1 , 5 4 1 , 7 1 , 3 5 1 0 , 1 1 1 7 9 , 1 1 , 0 5 6 , 5 3 , 6 1 , 5 7 1 2 , 0 1 3 9 1 0 , 4 1 , 2 0 9 , 1 , 0 9 7 , 0 1 3 , 9 1 6 1 1 2 , 3 1 , 4 3 1 0 8 1 , 2 5 9 , 8 1 , 1 3 , 5 1 4 , 2 1 , 6 4 1 2 , 6 1 , 4 6 1 1 , 1 1 , 2 8 1 0 , 1 1 , 1 7 8 , 0 1 4 , 5 1 , 6 8 1 3 , 0 1 , 5 0 1 1 , 4 1 , 3 2 1 0 , 5 1 , 2 2 8 , 5 1 4 , 8 1 , 7 1 1 3 , 3 1 , 5 4 1 1 , 8 1 , 3 6 1 0 , 8 1 , 2 5 9 , 0 1 5 , 2 1 , 7 6 1 3 , 6 1 , 5 7 1 2 , 1 1 , 4 1 1 1 , 2 1 , 3 0 9 , 5 1 5 , 5 1 , 7 9 1 4 , 0 1 , 6 2 1 2 , 5 1 , 4 5 1 1 , 6 1 , 3 4 1 0 , 0 1 5 , 8 1 , 8 3 1 4 , 3 1 , 6 5 1 2 , 9 1 , 4 8 1 2 , 0 1 , 9 1 0 , 5 1 6 , 2 1 , 8 8 1 4 , 7 1 , 7 0 1 3 , 2 1 5 3 1 2 , 4 1 , 4 4 1 1 , 0 1 6 , 5 1 , 9 1 1 5 , 0 1 , 7 3 1 3 , 6 1 , 5 7 1 2 , 8 1 , 4 88

S , 1 8 0 9 0 1 , 1 , 4 , , 7

3 ,

hss: hari setelas semai; hst: hari setelah tanam Teknik Irigasi dan Drainase 8

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Periode reproduktif (generatif) Periode ini mengikuti periode anakan maksimum dan mencakup tahap perkembangan awal mal ai

(panicle primordia) (40-50 hst), masa bunting (50 -60 hst) (booting), pembentukan bunga (60-80 hst) (heading and flowering). Situasi ini dicirikan dengan pembentukan dan pertumbuhan malai.Pada sebagian besar dari periode ini dikonsumsi banyak air. Kekeringan yang terjadi p a d a p e r i o d e i n i a k a n m e n y e b a b k a n b e b e r a p a k e r u s a k a n y a n g d i s e b a b k a n o l e h terganggunya pembentukan panicle, heading , p e m b u n g a a n d a n f e r t i l i s a s i y a n g berakibat pada peningkatan sterilitas sehingga mengurangi hasil. Periode pamatangan (ripening atau fruiting) Periode ini merupakan periode terakhir dimana termasuk tahapan pembentukan susu (80-90 hst) (milky), pembentukan pasta (90-100 hst) (dough), matang kuning (100-110hst) (yellow ripe) dan matang penuh (110-120 hst) (full ripe) . Selama periode ini sedikitair diperlukan dan secara berangsur-angsur sampai sama sekali tidak diperlukan air sesudah peri ode mat ang kuni ng (yellow ripe) . S e l a m a p e r i o d e i n i d r a i n a s e p e r l u dilakukan, akan tetapi pengeringan yang telalu awal akan mengakibatkan bertambahnyagabah hampa dan beras pecah (broken kernel), sedangkan pengeringan yang terlambatmengakibatkan kondisi kondusif tanaman rebah.Pada periode vegetatif jumlah air yang dikonsumsi sedikit, sehingga kekurangan air pada periode ini tidak mempengaruhi hasil secara nyata asalkan tanaman sudah pulihdan sistim perakarannya sudah mapan. Tahapan sesudah panicle primordia , khususnya pada masa bunting, heading dan pembungaan memerlukan air yang cukup. Kekuranganair selama periode tersebut menghasilkan pengurangan hasil tak terpulihkan. Dengandemikian perencanaan program irigasi di areal dimana jumlah air irigasinya terbatas unt uk menggenangi sawah pada sel ur uh peri ode, pri orit as har us diberi kan unt uk memberikan air irigasi selama periode pemulihan dan pertumbuhan akar serta s eluruh periode pertumbuhan reproduktif. Jumlah konsumsi air dan hasil padi Jumlah air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi dari mulai tanam sampai panen tergantung pada berbagai faktor yakni: (a) lengas tanah tahap awal, (b) jenis dankesuburan tanah, (c) lama periode pertumbuhan, (d) metoda kultur-teknik, (e) topografi,(f) varietas tanaman dan lainlain.Penelitian di IRRI9

(1970) selama musim kemarau tahun 1969 memperlihatkan bahwa jika total jumlah air yang dikonsumsi antara 750 mm~1000 mm, tidak memperlihatkan perubahan hasil yang nyata. Tetapi jika lebih kecil dari 550 mm, maka tidak ada hasil y a n g d i d a p a t ( G a m b a r 4 ) . D i T a i w a n h a s i l p e n e l i t i a n p a d a m u s i m h u j a n memperlihatkan penurunan

hasil yang cukup nyata jika jumlah air yang dikonsumsi tanaman kurang dari 600 mm. Di Jepang, Iyozaki (1956) melaporkan bahwa keperluanair untuk mendapatkan hasil optimu m adalah antara selang 20 mm sampai 30 mm per hari. Jumlah ini dapat dipertimbangkan optimum pada kondisi pemupukan berat dan t e k n i k p e m e l i h a r a a n i n t e n s i f . V a r i e t a s u n g g u l u m u m n y a t i d a k m e m p e r l i h a t k a n penurunan hasil pada kedalaman genangan sampai 15 cm. Di atas kedalaman genangant e r s e b u t d i d u g a a k a n t e r j a d i p e n u r u n a n hasil akibat dari pelemahan culms dan pengurangan jumlah anakan.9

IRRI: International Rice Research Institue di Filipin Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Pengelolaan air terkendali juga memperlihatkan pengurangan pertumbuhan gulma.Wil liams (1969) memper li hat kan dengan genangan 15 cm, pert umbuhan r umput -rumputan dan teki-tekian (sedges) akan tertekan, tetapi pada genangan 7,5 cm beberapag u l m a b e r d a u n l e b a r d a n t e k i - t e k i a n t u m b u h d e n g a n b a i k . S e b a g a i k e s i m p u l a n , lingkungan air pada tanaman padi adalah relatif kritis pada kondisi di bawah jenuhtetapi relatif toleran terhadap genangan air pada kedalaman antara 10 ~ 15 cm. Di atas kedalaman tersebut akan terjadi pengurangan hasil. Metoda pemberian air pada padi sawah Ter dapat dua met oda pember ian air unt uk padi sawah yakni: (a) Genangan ter us menerus (continuous submergence) yakni sawah digenangi terus menerus sejak tanamsampai panen; (b) Irigasi terputus atau berkala (intermittent irrigation) yakni sawahdigenangi dan dikeringkan berselang-seling. Permukaan tanah diijinkan kering padasaat irigasi diberikan.Keuntungan i ri gasi ber kal a adal ah sebagai beri kut : ( a) menciptakan aer asi t anah, sehingga mencegah pembentukan racun dalam tanah, (b) menghemat air irigasi, (c)mengurangi masalah drainase, (d) mengurangi emisi metan10

, (e) operasional irigasilebih susah. Keuntungan irigasi kontinyu adalah: (a) tidak memerlukan kontrol yangketat, (b) pengendalian gulma lebih murah, (c) operasional irigasi lebih mudah. Evapotranspirasi Tanaman Evapotranspirasi tanaman dapat diketahui dengan cara pengukuran dan pendugaan. Metoda pendugaan evapotranspirasi acuan (ETo) dapat digunakan apabila data iklim didaerah tersebut tersedia. Berbagai metoda pendugaan ETo menurut FAO adalah: (a) Thornthwaite, (b) Blaney dan Criddle, (c) Radiasi, (d) Panci evaporasi, dan (d) Penman.Akhi r -akhir i ni (1999) FAO mer ekomendasi kan met oda Penman -Mont eit h unt uk di gunakan j i ka dat a i kl i m t ersedia (suhu r erata udar a harian, j am penyinar an r erata harian, kelembaban relatif rerata harian, dan kecepatan angin rerata harian. Selain itu d i p e r l u k a n j u g a d a t a l e t a k g e o g r a f i d a n e l e v a s i l a h a n d i a t a s p e r m u k a a n l a u t . Evapotranspirasi tanaman acuan (reference crop evapotranspiration, ETo) didefinisikansebagai evapot ranspir asi dar i t anaman r umput ber daun hij au, ti nggi sekitar 15 cm, tumbuh sehat, cukup air, dan menutupi tanah dengan sempurna.Evapotrasnpirasi tanaman untuk tanaman tertentu dihitung dengan persamaan: ETc = kcx E T o , d i m a n a E T c : e v a p o t r a n s p i r a s i t a n a m a n t e r t e n t u ( m m / h a r i ) , E T o : evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari), kc: koefisien tanaman yang tergantung pada jenis dan periode pertumbuhan tanaman. Nilai koefisien tanaman unt uk tanaman padidi sar ankan

menggunakan dat a dari FAO j uga, karena nilai kc padi dari beber apa literatur di Indonesia umumnya menggunakan pendugaan evapotranspirasi tanamanacuan dengan metoda yang berlainan. Koefisien tanaman padi yang disarankan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan FAO tercantum pada Tabel 2 .10

Penelitian di Taiwan: emisi metan pada genangan kontinyu (28.853.25 g/m2

; r erata laj u emi si 9.54 1.07 mg m-2

h-1

) lebih besar daripada intermittent (rerata 15.271.46 g/m2

; r erata laj u emi si 5.390.56 mg m-2

h-1

). Sumber: Shang-Shyng Yang, Hsu-Lan Chang, 2000 (National Taiwan University).Effect of green manure amendment and flooding on methane emission from paddy fields. Chemosphere Global Change Science, 3 (2001) 41-49. Pergamon. Elsevier Science Ltd. Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Pengelolaan air terkendali juga memperlihatkan pengurangan pertumbuhan gulma.Wil liams (1969) memper li hat kan dengan genangan 15 cm, pert umbuhan r umput -rumputan dan teki-tekian (sedges) akan tertekan, tetapi pada genangan 7,5 cm beberapag u l m a b e r d a u n l e b a r d a n t e k i - t e k i a n t u m b u h d e n g a n b a i k . S e b a g a i k e s i m p u l a n , lingkungan air pada tanaman padi adalah relatif kritis pada kondisi di bawah jenuhtetapi relatif toleran terhadap genangan air pada kedalaman antara 10 ~ 15 cm. Di ataskedalaman tersebut akan terjadi pengurangan hasil. Metoda pemberian air pada padi sawah Ter dapat dua met oda pember ian air unt uk padi sawah yakni: (a) Genangan ter us menerus (continuous submergence) yakni sawah digenangi terus menerus sejak tanamsampai panen; (b) Irigasi terputus atau berkala (intermittent irrigation) yakni sawahdigenangi dan dikeringkan berselang-seling. Permukaan tanah diijinkan kering padasaat irigasi diberikan.Keuntungan i ri gasi ber kal a adal ah sebagai be ri kut : ( a) menciptakan aer asi t anah, sehingga mencegah pembentukan racun dalam tanah, (b) menghemat air irigasi, (c)mengurangi masalah drainase, (d) mengurangi emisi metan10

, (e) operasional irigasilebih susah. Keuntungan irigasi kontinyu adalah: (a) tidak memerlukan kontrol yangketat, (b) pengendalian gulma lebih murah, (c) operasional irigasi lebih mudah. Evapotranspirasi Tanaman Evapotranspirasi tanaman dapat diketahui dengan cara pengukuran dan pendugaan. Metoda pendugaan evapotranspirasi acuan (ETo) dapat digunakan apabila data iklim didaerah tersebut tersedia. Berbagai metoda pendugaan ETo menurut FAO adalah: (a) Thornthwaite, (b) Blaney dan Criddle, (c) Radiasi, (d) Panci evaporasi, dan (d) Penman.Akhi r -akhir i ni (1999) FAO mer ekomendasi kan met oda Penman -Mont eit h unt uk di gunakan j i ka dat a i kl i m t ersedia (suhu r erata udar a harian, j am penyinar an r erata harian, kelembaban relatif rerata harian, dan kecepatan angin rerata harian. Selain itu d i p e r l u k a n j u g a d a t a l e t a k g e o g r a f i d a n e l e v a s i l a h a n d i a t a s p e r m u k a a n l a u t . Evapotranspirasi tanaman acuan (reference crop evapotranspiration, ETo)

didefinisikansebagai evapot ranspir asi dar i t anama n r umput ber daun hij au, ti nggi sekitar 15 cm, tumbuh sehat, cukup air, dan menutupi tanah dengan sempurna.Evapotrasnpirasi tanaman untuk tanaman tertentu dihitung dengan persamaan: ETc = kcx E T o , d i m a n a E T c : e v a p o t r a n s p i r a s i t a n a m a n t e r t e n t u ( m m / h a r i ) , E T o : evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari), kc: koefisien tanaman yang tergantung pada jenis dan periode pertumbuhan tanaman. Nilai koefisien tanaman untuk tanaman padi di sar ankan menggunakan dat a dari FAO j uga, karena nilai kc padi dari beber apa literatur di Indonesia umumnya menggunakan pendugaan evapotranspirasi tanamanacuan dengan metoda yang berlainan. Koefisien tanaman padi yang disarankan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan FAO tercantum pada Tabel 2 .10

Penelitian di Taiwan: emisi metan pada genangan kontinyu (28.853.25 g/m2

; r erata laj u emi si 9.54 1.07 mg m-2

h-1

) lebih besar daripada intermittent (rerata 15.271.46 g/m2

; r erata laj u emi si 5.390.56 mg m-2

h-1

). Sumber: Shang-Shyng Yang, Hsu-Lan Chang, 2000 (National Taiwan University).Effect of green manure amendment and flooding on methane emission from paddy fields. Chemosphere Global Change Science, 3 (2001) 41-49. Pergamon. Elsevier Science Ltd. Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Tabel 2. Koefisien tanaman padi (kc)Selama penyiapanLahanV a r i e t a s U n g g u l BaruVarietas Lokal1 , 2 0 1 , 2 0 Setengah bulanan sesudah tanam0 , 5 1 , 2 0 1 , 2 0 1 , 0 1 , 2 7 1 , 2 0 1 , 5 1 , 3 3 1 , 3 2 2 , 0 1 , 3 0 1 , 4 0 2 , 5 1 , 3 0 1 , 3 5 3 , 0 0 1 , 2 4 3 , 5 1 , 1 2 4 , 0 0 Perkolasi dan Rembesan

Pada lahan yang baru dibuka laju perkolasi biasanya sangat tinggi sekitar 10 mm/hariatau lebih. Pada proses pelumpuran, koloid partikel liat akan mengendap ke lapisan bawah pada kedalaman lapisan olah (sekitar 20 cm) membentuk suatu lapisan tanah.Sesudah puluhan tahun pengolahan tanah dengan pelumpuran biasanya lapisan kedap(lapisan tapak bajak)11

akan terbentuk sehi ngga laj u per kolasi ber kurang menj adi sekitar 1 - 3 mm/hari pada tekstur liat berat. Sedangkan pada tanah bertekstur ringan kadang-kadang masih cukup tinggi sekitar 10 mm/hari.Pada kondisi tersebut laju perkolasi merupakan aspek dominan dalam penentuan jumlahkeperl uan air . Rembesan (seepage) didefi ni si kan sebagai kehilangan air melal ui galengan yang disebabkan oleh lubang tikus, ketam atau retakan tanah pada galengan. Apabila l ahan r elatif dat ar dan genangan air di pet akan sawah relat if sama, maka r e m b e s a n c e n d e r u n g m e n g e c i l . P a d a l a h a n m i r i n g d e n g a n t e r a s b a n g k u m a k a kehilangan karena rembesan sangat tinggi (sekitar 20 mm/hari). Petakan sawah tertinggiharus diairi secepat mungkin dan laju pembuangan air di petakan terendah harus secepatmungkin. Gambar 4. Hasil padi IR-8sebagai fungsi jumlah air yangdigunakan(Reyes R., 1960. IRRI, LosBanos, Filipina)11

Lapisan bajak disebut juga lapisan keras (hardpan) atau plow sole Teknik Irigasi dan Drainase 11

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Gambar 3. Periode pertumbuhan padi sawah dan pemakaian air Teknik Irigasi dan Drainase 12

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Pengukuran jumlah air yang dikonsumsi tanaman Untuk menentukan jumlah air yang dikonsumsi tanaman dapat digunakan berbagai met oda sebagai beri kut: (a) metoda t angki pengamatan, (b) per cobaan pet akan di lapangan, dan (c) metoda inflow-outflow (keseimbangan air). Metoda tangki pengamatan Beberapa drum dipasang di sawah (Gambar 5). Masing-masing terdiri dari 3 buah drumy a k n i : ( a ) drum A adalah tangki dengan dasar terbuka berisikan tanaman u n t u k mengukur penggunaan air konsumtif dan perkolasi (E+T+P), (b) Drum B adalah tangkidengan dasar terbuka tanpa tanaman untuk mengukur evaporasi dan perkolasi (E+P),dan (c) drum C dengan dasar tertutup tanpa tanaman untuk mengukur evaporasi (E).Dengan demikian: Transpirasi = A B; Perkolasi = B C; Evapotrasnpirasi = A (B C) Percobaan petakan di lapangan P e n g u k u r a n k o n s u m s i a i r d e n g a n petakan-petakan sawah di lapangan padaa r e a l i r i g a s i y a n g s e r a g a m u m u m n y a l e b i h d a p a t d i a n d a l k a n

h a s i l n y a di bandingan dengan pengukuran pada d r u m . U k u r a n p e t a k a n l a p a n g a n b e r v a r i a s i d e n g a n b e n t u k d a n v a r i a s i petakan sawah pada areal yang mewakili.T i a n g u k u r m i r i n g ( sl opi ng gages) dipasang untuk pengamatan tinggi mukaair harian (Gambar 6). Jika petakan yangdiamati cukup banyak, maka hasil yangd i d a p a t a k a n l e b i h t e l i t i . P e m a t a n g sekeliling petakan harus tertutup dan kedap air untuk menghindari bocoran, inflow (IR atau GI) atau outflow (DR atau GO).Keperluan air harian di petakan, diperoleh dengan membagi total kedalaman air yangterukur tiang ukur miring segera sesudah hujan atau sesudah irigasi dengan jumlah hariyang diperlukan untuk mengeringkan petakan. Metoda keseimbangan air (inflow-outflow) Metoda ini terdiri dari pengukuran air yang masuk dan yang keluar dari petakan terpilih.Keseimbangan air dapat ditulis sebagai berikut (Gambar 6): RN + IR + GI = DR + GO + ET +

WD + P .../10/di mana RN: huj an, IR: i nfl ow air per mukaan (iri gasi) , DR: outfl ow air per mukaan(drainase), GI: lateral inflow airtanah dangkal, GO: lateral outflow airtanah dangkal,ET: evapotranspirasi,

WD: perubahan simpanan (storage), P: perkolasi.Dengan cara lain maka: Teknik Irigasi dan Drainase 13

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Pengukuran jumlah air yang dikonsumsi tanaman Untuk menentukan jumlah air yang dikonsumsi tanaman dapat digunakan berbagai met oda sebagai beri kut: (a) metoda t angki pengamatan, (b) per cobaan pet akan di lapangan, dan (c) metoda inflow-outflow (keseimbangan air). Metoda tangki pengamatan Beberapa drum dipasang di sawah (Gambar 5). Masing-masing terdiri dari 3 buah drumy a k n i : ( a ) drum A adalah tangki dengan dasar terbuka berisikan tanaman u n t u k mengukur penggunaan air konsumtif dan perkolasi (E+T+P), (b) Drum B adalah tangkidengan dasar terbuka tanpa tanaman untuk mengukur evaporasi dan perkolasi (E+P),dan (c) drum C dengan dasar tertutup tanpa tanaman untuk mengukur evaporasi (E).Dengan demikian: Transpirasi = A B; Perkolasi = B C; Evapotrasnpirasi = A (B C) Percobaan petakan di lapangan P e n g u k u r a n k o n s u m s i a i r d e n g a n petakan-petakan sawah di lapangan padaa r e a l i r i g a s i y a n g s e r a g a m u m u m n y a l e b i h d a p a t d i a n d a l k a n h a s i l n y a di bandingan dengan pengukuran pada d r u m . U k u r a n p e t a k a n l a p a n g a n b e r v a r i a s i d e n g a n b e n t u k d a n v a r i a s i petakan sawah pada areal yang mewakili.T i a n g u k u r m i r i n g ( sl opi ng gages) dipasang untuk pengamatan tinggi mukaair harian (Gambar 6). Jika petakan yangdiamati cukup banyak, maka hasil yangd i d a p a t a k a n l e b i h t e l i t i . P e m a t a n g sekeliling petakan

harus tertutup dan kedap air untuk menghindari bocoran, inflow (IR atau GI) atau outflow (DR atau GO).Keperluan air harian di petakan, diperoleh dengan membagi total kedalaman air yangterukur tiang ukur miring segera sesudah hujan atau sesudah irigasi dengan jumlah hariyang diperlukan untuk mengeringkan petakan. Metoda keseimbangan air (inflow-outflow) Metoda ini terdiri dari pengukuran air yang masuk dan yang keluar dari petakan terpilih.Keseimbangan air dapat ditulis sebagai berikut (Gambar 6): RN + IR + GI = DR + GO + ET +

WD + P .../10/di mana RN: huj an, IR: i nfl ow air per mukaan (iri gasi) , DR: outfl ow air per mukaan(drainase), GI: lateral inflow airtanah dangkal, GO: lateral outflow airtanah dangkal,ET: evapotranspirasi,

WD: perubahan simpanan (storage), P: perkolasi.Dengan cara lain maka: Teknik Irigasi dan Drainase 13

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk IR DR = ET + (GO GI) +

WD + P RN /11/Selama musim kemarau RN diasumsikan nol, maka dapat diasumsikan GO = GI.Jika

WD diasumsikan konstan, maka jumlah air yang dikonsumsi D = ET + P = (IR DR). Jumlah tersebut menggambarkan keperluan air untuk evapotranspirasi tanaman ditambah dengan perkolasi. Perkolasi dapat dipisahkan dari D dengan menghitung ETdengan persamaan empirik. Gambar 5. Metoda pengamatan tangki lisimeter untuk tanaman padiGambar 6. Neraca Air di petakan sawah Hujan efektif Hujan efektif adalah bagian dari total hujan yang secara langsung memenuhi keperluanair unt uk t anaman. Huj an ef ektif unt uk padi sawah mer upakan aspek yang masi hdipert ent angkan, sehi ngga asumsi huj an efekti f dalam per encanaan pr oyek masi h Teknik Irigasi dan Drainase 14

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk beragam. Hujan efektif untuk sawah tadah hujan hampir 100%, sedangkan pada sawah beririgasi dimana genangan dipertahankan penuh secara kontinyu maka hujan efektif d a p a t dikatakan nol. Pada kenyataannya efektifitas hujan pada petakan s a w a h merupakan sesuatu yang kompleks dan tergantung pada: (a) karakteristik hujan, apakahhujan terjadi dengan interval waktu teratur atau sangat beragam; (b) keragaman tinggigenangan air di petakan-petakan sawah, dan (c) metoda pemberian air irigasi apakah kontinyu atau berkala.Pada daerah irigasi dengan topografi begelombang sampai miring, pemberian air irigasike

petakan sawah umumnya dilakukan dari saluran kwarter masuk ke petakan sawah tertinggi kemudian setelah petakan tersebut cukup mendapat air, maka air melimpas ke p e t a k a n d i bawahnya. Petakan -petakan sawah yang mendapat air dari satu i n l e t membentuk suatu jalur (inlet group) (Gambar 7) . Limpasan air ke petakan bawah dibuatdengan j alan me mot ong galengan di petakan at as pada el evasi t ert entu sehi ngga limpasan terjadi dengan sendirinya apabila genangan yang diinginkan di petakan atastelah dicapai. Sistim irigasi ini disebut dengan pemberian air dari petak ke petak (plot to plot irrigation) .D a l a m s i t u a s i d e b i t a i r b e r k u r a n g d a r i r e n c a n a m a k a p e t a k a n s a w a h a t a s m a s i h mendapatkan air secara penuh sedangkan yang di bawa h tidak mendapatkan air. Jadiapabi la j umlah air i ri gasi diper hit ungkan dengan huj an ef ektif ( mi salnya 30% dar i keperl uan tanaman) , maka 30% petakan bawah akan tidak memper ol eh ai r i ri gasi sampai hujan betul-betul terjadi. Apabila hujan turun maka akan terjad i limpasan dari petakan at as dan mengi si pet akan bawah, akan tetapi kemungki nan pada wakt u it utanaman di petakan bawah telah mengalami cekaman (stress) kekurangan air.K e t e r g a n t u n g a n t e r h a d a p h u j a n d i p e t a k a n b a w a h d a p a t d i t a n g g u l a n g i d e n g a n menggunakan persentase hujan efektif yang lebih kecil dan menerima kenyataan bahwasebagi an huj an yang akan t erbuang cukup besar . Apabila pemberian air di lakukansecara r ot asi ( gil iran) maka hujan ef ektif akan lebi h besar dari pada pember ian air konti nyu. Efekti fit as huj an akan lebi h besar apabila sel ang waktu r ot asi t ersebut menjadi lebih lama, akan tetapi selang waktu rotasi dibatasi oleh jumlah hari di managenangan di petakan sawah akan kembali nol (biasanya 5 sampai 10 hari). Efektifitashujan pada daerah irigasi berkisar antara 100% pada sawah tadah hujan dan 0% padairi gasi teknis sempur na. Huj an efekti f untuk padi sawah berir igasi dalam mm/ hari umumnya diduga sebesar 70% dari hujan tengah bulanan dengan perioda ulang 5 tahun(dalam mm/hari) selama pengolahan lahan, dan 40% sesudah tanam sampai panen. Pergantian lapisan genangan air Pada waktu pemupukan genangan air diturunkan sampai ketinggian tertentu (macak macak). Kemudian sesudah pemupukan air dipertahankan macak-macak beberapa harisambil dilakukan penyi angan ( mer umput) . Set elah itu l apisan genangan ai r secara ber angsur -angsur di tambah sampai mencapai ti nggi genangan yang di kehendaki . Dengan demikian tambahan air irigasi pada proses itu harus diperhitungkan.Umu mnya untuk HYV ti nggi genangan sekit ar 70 mm. Penger ingan pada wakt u pemupukan mengaki bat kan genangan sekitar 10 - 20 mm ( macak macak) . Dengan demikian diperlukan sekitar 50 mm air untuk mengembalikan ke genangan semula.Waktu yang diperlukan untuk pergantian air tergantung pada varietas padi, perioda Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk tumbuh dan kebiasaan lokal. Cukup beralasan dalam p e r e n c a n a a n u n t u k mengasumsikan 3 kali pengeringan, yakni (a) pada waktu tanam, (b) 1 bulan sesudaht a n a m p a d a w a k t u m a s a a n a k a n , d a n ( c ) 2 b u l a n s e s u d a h t a n a m p a d a w a k t u pembentukan malai. Biasanya pengisian air kembali sesudah tanam diperhitungkandal am perhi tungan keperl uan air untuk pengolahan t anah. Lama wakt u pengi sian kembali setebal 50 mm air biasanya diasumsikan memerlukan waktu sekitar bulan, jadi laju pengisian adalah sebesar 3,3 mm/hari. Keperluan Air Neto untuk suatu "

inlet group" Pada umumnya suatu kelompok petakan sawah menerima air dari saluran kwarter atautersi er mel al ui suatu i nlet yang di gunakan secar a kolekti f. Sat u j alur t erdi ri dari beberapa petani pemilik petakan sawah (lihat Gambar 7). Jumlah petani dalam satu inletkolektif tergantung pada: (a) ukuran petakan sawah, (b) kerapatan jaringan distribusi dalam unit tersier, (c) luas garapan setiap petani, dan (d) topografi. Umumnya satu jalur terdiri dari 5 sampai 25 petani dengan total luasan antara 1 - 10 ha. Pada suatu kasusdimana hanya satu usahatani dalam satu jalur, maka jalur tersebut menjadi suatu farminlet. Keperluan air neto untuk suatu jalur dapat dihitung dengan pendekatan bertahap dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berbeda dalam penentuan keperluan air tanaman di petakan sawah seperti penyiapan lahan, pengisian lapisan air, pergantian air dan huj an ef ektif . T ahapan wakt u 10 atau 14 hari diperl ukan untuk membuat tabel perhitungan.Suatu contoh perhitungan keperluan air neto untuk suatu jalur dengan awal kegiatan 1 N o p e m b e r , 1 6 N o p e m b e r d a n 1 D e s e m b e r d i s a j i k a n d a l a m T a b e l 3 , 4 d a n 5 . Perhitungan pada tabel tersebut didasarkan pada data setengah bulanan evapotranspirasidan setengah bulanan hujan dengan perioda ulang 5 tahun. Beberapa pertimbangan lainnya adalah:(a) Pengol ahan t anaho

lama pengolahan tanah, T = 30 hario

Keperl uan air unt uk pengol ahan t anah per tama ( MT1) pada ahir musi m kemarau, S(1) = 300 mmo

Keperluan air untuk pengolahan tanah kedua (MT2) pada ahir musim hujan,S(2) = 250 mmo

Debit yang diperlukan (I) selama pengolahan tanah (dari Tabel 1) (b) Topping up requirement: keperluan air untuk mempertahankan genangano

koefisien tanaman kc untuk HYV (dari Tabel 2)o

perkolasi dan rembesan P+S = 2 mm/hari(c)Pergantian lapisan air setelah pengeringan:o

waktu drainase petakan sawah 1 dan 2 bulan setelah tanamo

lama pengisian kembali bulan, WLR = 3,3 mm/hari( d) Huj an ef ektif :o

faktor hujan efektif selama pengolahan tanah, r = 0,7o

faktor hujan efektif selama tahap pertumbuhan, r = 0,4(e)Tahap pematangan padi dan pemberaan :o

pematangan mulai dari 2,5 bulan setelah tanam berlangsung selama 0,5 bulano

sawah diberakan selama bulan setelah panen. Teknik Irigasi dan Drainase 16 Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Gambar 7. Jalur irigasi (inlet group) pada irigasi plot to plot

Untuk menghindari keperluan air puncak pada suatu periode, maka areal dalam satudaerah irigasi dibagi menjadi beberapa golongan dengan beda awal tanam sekitar bulanan. Pada contoh ini Golongan I dimulai MT1 pada 1 Nopember, dan MT2 pada 16Maret; Golongan II mulai MT1 pada 16 Nopember, dan MT2 pada 1 April; Golongan III mulai MT1 pada 1 Desember, dan MT2 pada 16 April.D a r i T a b e l 3 , 4 , d a n 5 d a p a t d i l i h a t b a h w a k e p e r l u a n a i r t e r b e s a r t e r j a d i p a d a pengolahan tanah di awal musim tanam sekitar 1,4 ~ 1,5 lt/det/ha. Keperluan untuk pengolahan tanah pada MT2 (1,1 lt/det/ha) lebih kecil daripada MT1 (1,5 lt/det/ha),disebabkan karena total keperluan untuk pengolahan tanah (terutama untuk penjenuhan)lebih kecil yakni 250 mm pada MT2 dan 300 mm pada MT1. Air irigasi neto selama pertumbuhan tanaman berkisar antara 0,61 ~ 0,75 lt/det/ha, akan tetapi air irigasi yangdiperlukan setelah pengeringan sawah berkisar antara 1,08 ~ 1,17 lt/det/ha. Total jumlahair irigasi yang diperlukan per musim tanam di jalur inlet adalah sekitar 958 mm (9.580m3

/ha) pada MT1, dan 809 mm (8.090 m3

/ha) pada MT2. Teknik Irigasi dan Drainase 17

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Tabel 3. Air irigasi neto yang diperlukan di jalur irigasi(Golongan 1: awal pengolahan tanah MT1: 1 November, MT2: 16 Maret) D a t a P ( m m / h a r i ) = 2 SetengahBulananEvapotransirasi(mm/hari)Keperluan air (mm/hari)untuk H u j a n e f e k t i f A i r d i i n l e t n e t o Topp-ing upPengolahanPergantian air ( m m / h a r i ) n W N E T o k c E T c M I W L R P(1:5)rPe(mm/hari)(l/det/ha) 1 N o v 5 . 1 1 . 2 0 6 . 1 2 8 . 1 2 1 4 . 6 0 2 . 5 0 0 . 7 1 . 7 5 1 2 . 8 5 1 . 4 9 1 6 5 . 1 1 . 2 0 6 . 1 2 8 . 1 2 1 4 . 6 0 2 . 9 0 0 . 7 2 . 0 3 1 2 . 5 7 1 . 4 6 1 D e c 4 . 7 1 . 2 0 5 . 6 4 7 . 6 4 3 . 4 0 0 . 4 1 . 3 6 6 . 2 8 0 . 7 3 1 6 4 . 7 1 . 2 7 5 . 9 7 7 . 9 7 3 . 2 0 0 . 4 1 . 2 8 6 . 6 9 0 . 7 8 1 J a n 4 . 3 1 . 3 3 5 . 7 2 7 . 7 2 3 . 3 0 2 . 6 0 0 . 4 1 . 0 4 9 . 9 8 1 . 1 6 1 6 4 . 3 1 . 3 0 5 . 5 9 7 . 5 9 3 . 0 0 0 . 4 1 . 2 0 6 . 3 9 0 . 7 4 1 F e b 4 . 8 1 . 3 0 6 . 2 4 8 . 2 4 3 . 3 0 3 . 5 0 0 . 4 1 . 4 0 1 0 . 1 4 1 . 1 8 1 6 4 . 8 m a t a n g 0 . 0 0 4 . 2 0 0 . 0 0 0 . 0 0 1 -

M a r 4 . 9 0 . 0 0 0 . 0 0 4 . 9 0 0 . 0 0 0 . 0 0 1 6 4 . 9 1 . 2 0 5 . 8 8 7 . 8 8 1 3 . 0 0 5 . 1 0 0 . 7 3 . 5 7 9 . 4 3 1 . 0 9 1 A p r 4 . 5 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 1 2 . 6 0 5 . 5 0 0 . 7 3 . 8 5 8 . 7 5 1 . 0 2 1 6 4 . 5 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 5 . 0 0 0 . 4 2 . 0 0 5 . 4 0 0 . 6 3 1 M a y 4 . 2 1 . 2 7 5 . 3 3 7 . 3 3 4 . 6 0 0 . 4 1 . 8 4 5 . 4 9 0 . 6 4 1 6 4 . 2 1 . 3 3 5 . 5 9 7 . 5 9 3 . 3 0 4 . 3 0 0 . 4 1 . 7 2 9 . 1 7 1 . 0 6 1 J u n 4 . 1 1 . 3 0 5 . 3 3 7 . 3 3 4 . 0 0 0 . 4 1 . 6 0 5 . 7 3 0 . 6 6 1 6 4 . 1 1 . 3 0 5 . 3 3 7 . 3 3 3 . 3 0 3 . 1 0 0 . 4 1 . 2 4 9 . 3 9 1 . 0 9 1 J u l 4 . 6 m a t a n g 0 . 0 0 2 . 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 1 6 - J u l 4 . 6 2 . 2 0 1 - A u g 4 . 9 1 . 6 0 1 6 4 . 9 1 . 1 0 1 - S e p 5 . 5 0 . 7 0 1 6 5 . 5 0 . 5 0 1 - O c t 5 . 3 0 . 4 0 1 6 5 . 3 1 . 8 0 ETo: evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari), kc: koefisien tanaman, ETc: evapotranspirasi tanaman(mm/hari), M: keperluan air untuk mempertahankan genangan = ETc + Perkolasi + Rembesan (mm/hari),I: debit untuk pengolahan tanah (mm/hari) tergantung pada lama pengolahan tanah (T) dan penjenuhan(S), WLR (water layer replacement): jumlah air yang diperlukan untuk mengembalikan genangan setelah proses pengeringan sawah (mm/hari), P (1:5): Hujan yang terjadi dengan periode ulang 5 tahunan (mm/hari), r: angka pengganda untuk hujan efektif, Pe: hujan efektif = r x P(1:5), nWN (net Water Need) :Air irigasi neto yang diperlukan di inlet group (mm/hari dan liter/det/ha) Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Tabel 4. Air irigasi neto yang diperlukan di jalur irigasi(Golongan 2: awal pengolahan tanah MT1: 16 November, MT2: 1 April) DataP (mm/hari) = 2Golongan:2 M T 1 : 1 6 N o v M T 2 : 1 A p r SetengahBulananEvapotransirasi(mm/hari)Keperluan air (mm/hari)untuk Hujan efektif (mm/hari)Air di inlet netotoppingupPengolahanPergantian air nWNE T o k c E T c M I W L R P(1:5)rPe(mm/hari)(l/det/ha) 1Nov1 6 5 . 1 1 . 2 0 6 . 1 2 8 . 1 2 1 4 . 6 0 2 . 9 0 0 . 7 2 . 0 3 1 2 . 5 7 1 . 4 6 1 D e c 4 . 7 1 . 2 0 5 . 6 4 7 . 6 4 1 4 . 3 0

3 . 4 0 0 . 7 2 . 3 8 1 1 . 9 2 1 . 3 8 1 6 4 . 7 1 . 2 0 5 . 6 4 7 . 6 4 3 . 2 0 0 . 4 1 . 2 8 6 . 3 6 0 . 7 4 1 - J a n 4 . 3 1 . 2 7 5 . 4 6 7 . 4 6 2 . 6 0 0 . 4 1 . 0 4 6 . 4 2 0 . 7 4 1 6 4 . 3 1 . 3 3 5 . 7 2 7 . 7 2 3 . 3 0 3 . 0 0 0 . 4 1 . 2 0 9 . 8 2 1 . 1 4 1 F e b 4 . 8 1 . 3 0 6 . 2 4 8 . 2 4 3 . 5 0 0 . 4 1 . 4 0 6 . 8 4 0 . 7 9 1 6 4 . 8 1 . 3 0 6 . 2 4 8 . 2 4 3 . 3 0 4 . 2 0 0 . 4 0 . 0 0 0 . 0 0 1 M a r 4 . 9 m a t a n g 0 . 0 0 4 . 9 0 0 . 4 0 . 0 0 0 . 0 0 1 6 4 . 9 b e r a 0 . 0 0 0 . 0 0 5 . 1 0 0 . 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 1 A p r 4 . 5 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 1 2 . 5 0 5 . 5 0 0 . 7 3 . 8 5 8 . 6 5 1 . 0 0 1 6 4 . 5 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 1 2 . 5 0 5 . 0 0 0 . 7 3 . 5 0 9 . 0 0 1 . 0 4 1 - M a y 4 . 2 1 . 2 0 5 . 0 4 7 . 0 4 4 . 6 0 0 . 4 1 . 8 4 5 . 2 0 0 . 6 0 1 6 4 . 2 1 . 2 7 5 . 3 3 7 . 3 3 4 . 3 0 0 . 4 1 . 7 2 5 . 6 1 0 . 6 5 1 - J u n 4 . 1 1 . 3 3 5 . 4 5 7 . 4 5 3 . 3 0 4 . 0 0 0 . 4 1 . 6 0 9 . 1 5 1 . 0 6 1 6 4 . 1 1 . 3 0 5 . 3 3 7 . 3 3 3 . 1 0 0 . 4 1 . 2 4 6 . 0 9 0 . 7 1 1 - J u l 4 . 6 1 . 3 0 5 . 9 8 7 . 9 8 3 . 3 0 2 . 5 0 0 . 4 1 . 0 0 1 0 . 2 8 1 . 1 9 1 6 4 . 6 m a t a n g 0 . 0 0 2 . 2 0 0 . 4 0 . 0 0 1 - A u g 4 . 9 1 . 6 0 0 . 4 1 6 4 . 9 1 . 1 0 0 . 4 1 S e p 5 . 5 0 . 7 0 0 . 4 1 6 5 . 5 0 . 5 0 1 - O c t 5 . 3 0 . 4 0 1 6 5 . 3 1 . 8 0 Teknik Irigasi dan Drainase 19

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Tabel 5. Air irigasi neto yang diperlukan di jalur irigasi(Golongan 3: awal pengolahan tanah MT1: 1 Desember, MT2: 16 April) D a t a P ( m m / h a r i ) = 2 G o l o n g a n : 3 M u l a i

M T 1 : 1 D e c M T 2 : 1 6 A p r Sete-ngahBulan-anEvapotransirasi(mm/hari)Keperluan air (mm/hari)untuk Hujan efektif ( m m / h a r i ) A i r d i i n l e t n e t o topping upPengolahanPergantianair nWNE T o k c E T c M t a n a h I W L R P(1:5)rPe(mm/hari)(l/det/ha) 1-Nov161 D e c 4 . 7 1 . 2 0 5 . 6 4 7 . 6 4 1 4 . 3 0 3 . 4 0 0 . 7 2 . 3 8 1 1 . 9 2 1 . 3 8 1 6 4 . 7 1 . 2 0 5 . 6 4 7 . 6 4 1 4 . 3 0 3 . 2 0 0 . 7 2 . 2 4 1 2 . 0 6 1 . 4 0 1 J a n 4 . 3 1 . 2 0 5 . 1 6 7 . 1 6 2 . 6 0 0 . 4 1 . 0 4 6 . 1 2 0 . 7 1 1 6 4 . 3 1 . 2 7 5 . 4 6 7 . 4 6 3 . 0 0 0 . 4 1 . 2 0 6 . 2 6 0 . 7 3 1 F e b 4 . 8 1 . 3 3 6 . 3 8 8 . 3 8 3 . 3 0 3 . 5 0 0 . 4 1 . 4 0 1 0 . 2 8 1 . 1 9 1 6 4 . 8 1 . 3 0 6 . 2 4 8 . 2 4 4 . 2 0 0 . 4 1 . 6 8 6 . 5 6 0 . 7 6 1 M a r 4 . 9 1 . 3 0 6 . 3 7 8 . 3 7 3 . 3 0 4 . 9 0 0 . 4 1 . 9 6 9 . 7 1 1 . 1 3 1 6 4 . 9 m a t a n g 0 . 0 0 5 . 1 0 0 . 4 2 . 0 4 0 . 0 0 0 . 0 0 1 A p r 4 . 5 b e r a 0 . 0 0 5 . 5 0 0 . 4 2 . 2 0 0 . 0 0 0 . 0 0 1 6 4 . 5 1 . 2 0 5 . 8 8 7 . 8 8 1 2 . 9 0 5 . 0 0 0 . 7 3 . 5 0 9 . 4 0 1 . 0 9 1 M a y 4 . 2 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 1 2 . 5 0 4 . 6 0 0 . 7 3 . 2 2 9 . 2 8 1 . 0 8 1 6 4 . 2 1 . 2 0 5 . 4 0 7 . 4 0 4 . 3 0 0 . 4 1 . 7 2 5 . 6 8 0 . 6 6 1 J u n 4 . 1 1 . 2 7 5 . 3 3 7 . 3 3 4 . 0 0 0 . 4 1 . 6 0 5 . 7 3 0 . 6 7 1 6 4 . 1 1 . 3 3 5 . 5 9 7 . 5 9

3 . 3 0 3 . 1 0 0 . 4 1 . 2 4 9 . 6 5 1 . 1 2 1 J u l 4 . 6 1 . 3 0 5 . 3 3 7 . 3 3 2 . 5 0 0 . 4 1 . 0 0 6 . 3 3 0 . 7 3 1 6 4 . 6 1 . 3 0 5 . 3 3 7 . 3 3 3 . 3 0 2 . 2 0 0 . 4 0 . 8 8 9 . 7 5 1 . 1 3 1 A u g 4 . 9 m a t a n g 0 . 0 0 1 . 6 0 0 . 4 0 . 6 4 0 . 0 0 0 . 0 0 1 6 4 . 9 1 . 1 0 1 - S e p 5 . 5 0 . 7 0 1 6 5 . 5 0 . 5 0 1 - O c t 5 . 3 0 . 4 0 1 6 5 . 3 1 . 8 0 3.Penelitian SRI (System of Rice Intensification) Metode SRI yang pada awalnya dilakukan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Lauline S.J., pendeta yang berasal dari Perancis yang sedang bertugas di sana pada tahun 1961,yang kemudi an pener apannya ber kembang dan dil akukan di ber bagai negar a. Di Indonesia Metode SRI mulai dikenal pada tahun 1999. Pada saat ini, tercatat lebih dari20 negar a tel ah mencoba dan menerapkan metode i ni . Pada dasarnya, Metode SRI d i k e m b a n g k a n b e r d a s a r k a n k r e a t i v i t a s p e t a n i s e t e m p a t , d e n g a n m e m a n f a a t k a n dukungan sumber daya lokal. System of Rice Intensification atau SRI mulai dikembangkan di Jawa Barat sejak tahun1999. Pada bulan September tahun 2002 Bagian Proyek TGA, Proyek Irigasi AndalanJawa Barat, Departemen Pekerjaan Umum telah mengagendakan SRI sebagai salah satumateri pelatihan Aktivitas Penyuluhan Pertanian. Pelatihan dilaksanakan selama empat Teknik Irigasi dan Drainase 20

Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk hari, dibagi dalam empat angkatan masing-masing 40 peserta. Total sampai tahun 2006tel ah dilakukan pel ati han ter hadap 3780 or ang petani dan pet ugas i nstansi ter kait. Sampai tahun 2005 diperkirakan seluas 402 ha sawah di seluruh Jabar (0,04%) telahmenggunakan SRI-Or gani k. Menur ut Dir ekt or at Pengelol aan Lahan, Depart emenPertani an j umlah pet ani dan petugas terl ati h SRI di Jawa Barat sampai tahun 2006 adalah sebanyak 6.200 orang, dan luas tanam SRI pada MT 2005/2006 adalah 570 ha.SRI merupakan suatu metode budidaya padi yang memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan budidaya padi Konvensional. Kelebihan-kelebihan tersebut yaitu :(1). tanaman hemat air (pemberian genangan air maksimum 2 cm, paling baik macak-m a c a k d a n a d a p e r i o d e i r i g a s i t e r p u t u s / b e r s e l a n g ) ; ( 2 ) . h e m a t b i a y a ( h a n y a membut uhkan benih 5 kg/ ha, t enaga tanam ber kurang dll ); (3). hemat wakt u (bibi t muda, 10 hari setelah semai, panen lebih awal); (4) produksi lebih tinggi.Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan dampak dari penerapan prinsip-prinsip dasar Metode SRI seperti (1). tanam bibit muda berusia kurang dari 15 hari setelah semai,ketika bibit masih berdaun dua helai; (2). tanam bibit satu lubang satu dengan jarak tanam 25x25 cm, 30 x30 cm atau lebih jarang lagi; (3). pindah tanam harus sesegeramungki n ( kurang dari 15 menit ) dan har us hati -hati agar akar tidak putus. Beni hditanam dangkal (1~2 cm) membentuk huruf L; (4). Pemberian air maksimum 2 cm( macak-macak) dan pada peri ode t ert entu di keri ngkan sampai tan ah ret ak ( iri gasi berselang/ intermittent

); (5). penyiangan sejak awal, sekitar umur 10 hari setelah tanam (HST) dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari; (6). Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik, meskipun hal ini bukan merupakan keharusan.Dar i aspek penghematan air ir i gasi , per bedaan utama SRI yang diterapkan di Jabar dengan SRI di l uar Jabar adal ah pengat uran air macak -macak sel ama pert umbuhan t a n a m a n d e n g a n b e b e r a p a k a l i p e n g e r i n g a n . S e h i n g g a s i s t e m p e m b e r i a n a i r n y a dilakukan secara berkala (intermittent) tidak kontinyu seperti pada padi konvensional. S R I d i l u a r J a b a r y a n g d i k e m b a n g k a n o l e h N i p p o n K o e i p a d a p r o y e k D I S I M P menggunakan irigasi intermittent d e n g a n g e n a n g a n d a n g k a l s e k i t a r 2 - 3 c m s e r t a beberapa kali pengeringan, tanpa mengharuskan penggunaan pupuk organik. SementaraSRI di Jawa Barat lebih dikembangkan dengan mengarah kepada penggunaan pupuk organik serta bahan-bahan alami lainnya. Hal tersebut didukung oleh potensi daerahtersebut dalam menyediakan bahan -bahan dasar pembuatan pupuk or ga ni k, sert a kesadaran petani untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada tersebut.Kajian yang dilakukan oleh Balai Irigasi di Manonjaya ini merupakan kajian kedua, p a d a m u s i m t a n a m I I t a h u n 2 0 0 6 . B e r d a s a r k a n d a t a h a s i l p a n e n m u s i m t a n a m I diketahui bahwa dengan Metode SRI maka petani dapat meningkatkan produksinyahi ngga 32,3% di bandingkan pr oduksi pada musi m t anam sebelumnya ( rat a -r ata produksi 4,72 ton GKG/ha). Sementara penghematan air irigasi pada budidaya padimetoda SRI dibandingkan dengan konvensi onal terj a di pada proses evapor asi dan perkolasi. Evaporasi dan perkolasi akan jauh berkurang pada kondisi macak macak dibandingankan dengan kondisi genangan.Di masa depan di duga bahwa SRI akan ber kembang pesat pada masyar akat petani Indonesia. Untuk itu Balai Irigasi mencoba mengkaji sejauh mana efisiensi pemakaiandan efisiensi manf aat air iri gasi dalam met oda SRI. Ji ka berdasar kan hasil kaj iant ersebut t er lihat adanya kenai kan ni lai efisiensi pemakaian dan manf aat air yangsi gnifi kan ter hadap pr oduksi , maka lebi h lanj ut akan ditel iti mengenai hubungan jaringan dan sistim irigasi bagaimana yang diperlukan untuk menunjang metoda SRI Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk PenutupBeberapa pertanyaan: (1)Bagaimana menghitung konversi kebutuhan air 1 liter/detik/ha = 8,64 mm/hari?(2)Apa tujuan pelumpuran pada pengolahan tanah untuk tanaman padi?( 3)K enapa keperluan air pengolahan t anah pada MT1 ( musim huj an) l ebih besar daripada MT2 (musim kemarau)?(4)Apa yang dimaksud sistim golongan? Apa tujuan sistim golongan pada suatu daerahirigasi? (5) Apa yang dimaksud dengan topping up requirement ?(6)Apa yang dimaksud dengan hujan efektif? (7)Apa yang dimaksud dengan hujan efektif menurut ahli irigasi pertanian dan menurutahli teknik sipil (8) Sebutkan beberapa metoda pendugaan hujan efektif untuk pertanian(9)Apa yang dimaksud dengan ETo, ETc, Kc? (10) Apa yang dimaksud dengan water layer replacement ? Untuk keperluan apa saja?(11)Apa yang dimaksud dengan perkolasi? bagaimana cara mengukurnya?(12)Apa yang dimaksud dengan seepage? bagaimana cara mengukurnya?(13)Apa maksudnya tinggi muka air di sawah diukur dengan sloping gage?(14)Kadar air gabah dapat dinyatakan dalam % kadar air wet basis dan dry basis. Terangkan arti % kadar air dry basis, dan % kadar air wet basis.

(15) Kadar air tanah (lengas tanah atau soil moisture) umumnya dinyatakan dalam % kadar air dry basis, sedangkan kadar air gabah umumnya dinyatakan dalan % kadar air wet basis. Apa alasannya? (16) Jika diketahui hasil ubinan pada waktu panen adalah 5 ton GKP/ha, kadar air gabahkering panen 25%. Berapa besarnya prediksi hasil dalam satuan GKG/ha (kadar air GKG=14% wet basis). Berapa ton beras/ha? (17) Jika total kebutuhan air selama satu musim tanam sebesar 1.000 mm, dan produksinya 5 ton GKP/ha dengan kadar air panen 25% (wet basis). B e r a p a besarnya EMA (Efisiensi Manfaat Air) dalam satuan kg GKG/m3

air? Jika rendemenGKG ke beras adalah 0,70, berapa EMA dalam satuan kg beras/ m3

air?( 1 8 ) S e b u t k a n b e b e r a p a m e t o d a u n t u k p e n d u g a a n E T o d a n d a t a i k l i m a p a y a n g diperlukan untuk masing-masing metoda (19) Bagaimana cara menghitung kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi sawah( 20)Bagai mana car anya menent ukan kebutuhan ai r untuk tanaman dal am pot at au polybag di rumah kaca? Apa satuan kebutuhan air yang tepat digunakan pada kasusini? Kunci Jawaban: (1) 1m3

= 1000 liter, 1 ha = 10000 m2

, 1 hari = 24 jam = 24x60x60 detik (2)Pelumpuran bertujuan untuk: (a) meningkatkan daya simpan air, (b) mengurangi perkolasi, (c) menciptakan genangan( 3)Pengolahan tanah pada MT 1 adalah pada awal MH at au akhir MK dimana t anah pada kondisi kering. Pengolahan tanah pada MT2 adalah pada awal MK atau akhir MH dimana tanah pada kondisi basah.( 4) Sist i m gol ongan adalah pemba gi an daerah berdasarkan perbedaan awal t anam, bi asanya ber beda dal am 2 mi ngguan. Bert uj uan untuk mengur angi kebut uhan puncak pada waktu pengolahan tanah Teknik Irigasi dan Drainase 24 Topik 2. Kebutuhan Air Irigasi - dkk Daftar Pustaka 1.Ankum, P.,1989. Ir ri gat ion Wat er Requirement : at field, tertiar y and main systemlevel. International Institute for Hydraulic and Environmental Engineering. Delft,The Neherlands.2.Door enbos, J . and W.O. Prui tt . 1984. Cr op Water Requirements. FAO. Ir ri gati on and Drainage Paper no.24, Rome.3.Dastane, N.G., 1974. Effective Rainfall in Irrigated Agriculture. FAO, Irrigation and Drainage Paper No 25. Rome 4. Dedi Kusnadi Kalsim, 2002 (edisi ke 2). Rancangan Irigasi Gravitasi, Drainase danInf r ast rukt ur . Laborat ori um T ekni k Tanah dan Air , Jurusan Tekni k Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.5.Martin Smith, 1991. CROPWAT (ver.5.7): Manual and Guidelines. FAO