kebijaksanaan deviden (devidend policy)

20
KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY) BY : NIDIA ANGGRENI DAS, SE.,MM

Upload: lenore

Post on 22-Feb-2016

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY). BY : NIDIA ANGGRENI DAS, SE.,MM. Kebijakan deviden ( devidend policy) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

KEBIJAKSANAANDEVIDEN

(DEVIDEND POLICY)

BY :

NIDIA ANGGRENI DAS, SE.,MM

Page 2: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Kebijakan deviden (devidend policy)

Merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

Page 3: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Rasio pembayaran deviden (devidend payout ratio / DPR )

menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa deviden kas.

Dengan kata lain :

menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk deviden kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.

Page 4: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

• Ada dua pendapat mengenai relevasi kebijakan deviden, yaitu :

1. Irrelevant Theorypendapat yang menyatakan bahwa

deviden tidak relevan dengan kemakmuran pemegang saham.

2. Relevant Theorypendapat yang menyatakann bahwa

deviden relevan dengan kemakmuran pemegang saham.

Page 5: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Ad 1. Irrelevant theory

• Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miler.

• MM memberikan argumentasi bahwa : 1. pembagaian laba dalam bentuk deviden tidak relevan.

2. devident payout ratio (DPR) hanya keputusan kecil dari keputusan pendanaan persh & tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham.

3. nilai persh ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva persh untuk menghasilkan laba atau

kebijakan investasi.

Page 6: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Pada Irrelevant theory ini MM berasumsi bahwa adanya pasar modal sempurna dimana :

1. tidak ada biaya transaksi,

2. tidak ada biaya pengembangan (floatation cost)

3. tidak ada pajak.

Page 7: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Ad 2. Relevant theory

Pendapat ini mencoba membantah pendapat ketidakrelevanan pembayaran deviden yang mengungkapkan :

deviden relevan untuk kondisi yang tidak pasti.

Dengan kata lain :

untuk keadaaan yang penuh ketidakpastian para investor dapat dipengaruhi oleh kebijakan deviden.

Page 8: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Argumen-argumen yang mendukung pendapat ini yaitu :

1. Prefensi diatas devidentCapital Gain >< Deviden

2. Pajak atas investorJika pajak capital gain < pajak penghasilan devidev, maka perusahaan lebih mengungkan untk menahan laba tersebut. Jika pajak capital gain > pajak penghasilan devidev,, maka lebih menguntungkan apabila perusahaan membayar deviden.

Page 9: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

3. Biaya pengembangan (flotation cost) adalah biaya yang berhubungan dengan

penerbitan surat beharga, seperti biaya pertanggungan emisi, biaya konsultasi hukum, pendaftaran saham dan percetakan.

Adanya biaya pengembangan karena pendanaan berasal dari eksternal menyebabkan keputusan menahan laba lebih baik daripada membayar deviden.

Page 10: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

4. Biaya transaksi dan pembayaran sekuritas

Para pemegang saham yang berkeinginan mendapat laba sekarang, harus membayar biaya transakasi bila menjual sahamnya untuk memenuhi distribusi kas yang mereka inginkan karena pembayaran devidennya kurang

Hal ini menunjukan bahwa biaya transaksi dan masalah pembagaian sekuritas tidak menguntungkan para pemegang saham.

Page 11: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

5. Pembatasan intitusional

Hukum sering membatasi jenis-jenis saham biasa yang biasa dibeli investor institusional (lembaga) tertentu.

Sering pemerintah melarang lembaganya untk investasi persh yang tidak memberikan deviden.

Untuk itu persh yang selalu membagi labanya sbg deviden, lebih disukai daripada perusahaan yang menahan labanya.

Page 12: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

PERTIMBANGAN MANAJERIAL DALAM PEMBAYARAN DEVIDEN

1. kebutuhan dana bagi perusahaansemakin besar kebutuhan dana perusahaan bearti semakin kecil kemampuan untuk membayar deviden.

2. likuiditas perusahaansemakin besar jumlah kas yang tersedia & likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden

Page 13: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

3. pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang

4. pengendalian perusahaan

5. kemampuan untuk meminjam

Page 14: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

DEVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND)

• Deviden saham mrp pembayaran kepada para pemegang saham biasa berupa tambahan jumlah lembar saham.

• Dengan adanya deviden saham ini kepmilikan para pemegang saham didalam perusahaan proposinya tetap sama atau tidak berubah.

Page 15: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Contoh :Pada tahun 2001 PT. “SENTOSA” mempunyai struktur modal sendiri sebagai berikut :

Saham biasa: Rp. 400.000.000(nominal Rp1.000 x 400.000 lbr)Tambahan modal Rp. 80.000.000Laba ditahan Rp. 260.000.000Total laba sendiri Rp. 740.000.000

PT. “SENTOSA” membayar deviden saham sebesar 5% dari saham beredar, Nilai pasar yang dianggap wajar dari saham tersebut adalah Rp. 2.500,- setiap lembarnya. Tentukan struktur modal perusahaan yang baru !

Page 16: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

PEMECAHAN SAHAM( Stock Split )

Pemecahan saham adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal (nilai pari) saham tersebut.

• Tujuan yang prinsip pemecahan saham adalah menempatkan saham tersebut di dalam perdagangan yang lebih menarik dan banyak pemebeli.

• Kemungkinan, pemecahan saham dapat meningkatkan dividen efektif kepada para pemegang saham.

Page 17: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Contoh : PT SENTOSA

Jika setiap lembar saham PT. SENTOSA dengan nilai nominal Rp. 1.000,- per lembar dipecah menjadi 2 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 500,- per lembar bagaimanakah perhitungan pemecahan sahamnya!

Page 18: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Kasus 1 :Perusahaan “BEKA ” mempunyai jumlah saham biasa 400.000 lembar dg nilai nominal pari sebesar Rp. 4.000,- dan data keuangannya sbb:

Modal saham (Rp. 4000,- x 400.000) Rp.1.600.000.000Agio saham Rp. 800.000.000Laba ditahan Rp.1.200.000.000Jumlah modal sendiri Rp.3.600.000.000

Jika perusahaan akan mengadakan stock split sari satu menjadi dua lembar saham, maka tentukan struktur modal perusahaan yang baru....................?

Page 19: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

Kasus 2 :Perusahaan “ABEKA” memilki perkiraan informasi keuanagn sebagai berikut :Saham biasa (nilai nominal Rp. 6.400 per lembar ) Rp. 160.000.000Peanambahan modal Rp. 128.000.000Laba ditahan Rp. 672.000.000Jumlah modal sediri Rp. 960.000.000

Harga pasar saham saat ini adalah Rp. 8.800 per lembar sahama. apa yang terjadi terhadap perkiraan dia atas dan jumlah lembar

persaham yang beredar jika :1. Dibagikan dividen saham 10 %2. dilakukan pemecahan 1 saham menjadi 2 saham3. Dilakukan kebalikan pemecahan 2 saham menjadi 1 saham

b. pada harga saham biasa dijual setelah pembagian dividen 10 %

Page 20: KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)

TERIMA KASIH