kebijakan teknis kementerian keuangan

31
Kebijakan Kementerian Keuangan Presented by : Dr. Musdalifah Azis, SE., M.Si

Upload: universitas-mulawarman-samarinda

Post on 09-Jul-2015

83 views

Category:

Economy & Finance


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Kebijakan Kementerian

Keuangan

Presented by :

Dr. Musdalifah Azis, SE., M.Si

Page 2: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Kementerian Keuangan

• Visi

– Menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang terpercaya, akuntabel dan terbaik di tingkat regional untuk mewujudkan indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

• Misi

1. Misi Fiskal adalah mengembangkan kebijakan fiskal yang sehat, berkelanjutan dan hati-hati dan bertanggung jawab guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan menjaga stabilitas ekonomi.

Page 3: Kebijakan teknis kementerian keuangan

• 2. Misi Kekayaan Negara adalah mewujudkanpengelolaan kekayaan negarayang optimal sesuai denganasas fungsional, kepastianhukum, transparan, efisien, dan bertanggungjawab.

• 3. Misi Stabilitas SektorKeuangan adalah menciptakandan memelihara stabilitassektor keuangan untukpenanganan pencegahan krisismelalui koordinasi denganlembaga terkait.

Page 4: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Misi Penguatan Kelembagaan adalah:• i. Membangun dan

mengembangkan organisasiberlandaskan administrasi publiksesuai dengan tuntutanmasyarakat.

• ii.Membangun danmengembangkan SDM yang amanah, profesional, berintegritastinggi dan bertanggung jawab.

• iii.Membangun danmengembangkan teknologiinformasi keuangan yang modern dan terintegrasi serta sarana danprasarana strategis lainnya.

• iv. Membangun danmengembangkan sistempengawasan untuk memperkuattata kelola, manajemen risiko dansistem pengendalian intern di lingkungan KementerianKeuangan.

Page 5: Kebijakan teknis kementerian keuangan
Page 6: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Aset Negara• Adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai

dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagaiakibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun olehmasyarakat, serta dapat diukur dalamsatuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untukpenyediaan jasa bagi masyarakat umum dansumber-sumber daya yang dipelihara karenaalasan sejarah dan budaya. Dalampengertian aset ini tidak termasuk sumberdaya alam seperti hutan, kekayaan di dasarlaut, dan kandungan pertambangan. Asetdiakui pada saat diterima atau pada saat hakkepemilikan berpindah.

Page 7: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Aset Lancar Negara

• Aset lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (duabelas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancarini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca

Page 8: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Piutang Negara• Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai

yang timbul berdasarkan hak yang telahdikeluarkan surat keputusan penagihan.

• Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal PajakNomor PER-02/PJ/2012 tentang PenggolonganKualitas Piutang Pajak dan Cara PenghitunganPenyisihan Piutang Pajak, Kualitas Piutang Pajakdigolongkan menjadi kualitas lancar, kualitaskurang lancar, kualitas diragukan, dan kualitasmacet.

Page 9: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Piutang Pajak digolongkan dalamkualitas lancar apa

• Belum jatuh tempo;

• Telah jatuh tempo tetapi belum diberitahukanSurat Paksa; atau

• Telah diterbitkan Surat Keputusan PersetujuanAngsuran/Penundaan Pembayaran Pajak danbelum melewati batas waktuangsuran/penundaan dalam surat keputusantersebut

Page 10: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Piutang Pajak digolongkan dalamkualitas kurang lancar apa

• Telah diterbitkan Surat Keputusan PersetujuanAngsuran/Penundaan Pembayaran Pajak tetapi telahmelewati batas waktu angsuran/penundaan dalamsurat keputusan tersebut;

• Telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus;• Telah diberitahukan Surat Paksa; atau• Telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah

keseluruhan nilai Barang Sitaan yang tercantum dalamBerita Acara Pelaksanaan Sita lebih dari 25% (dua puluhlima persen) dari jumlah keseluruhan piutang pajakyang menjadi dasar penyitaan yang tercantum dalamBerita Acara Pelaksanaan Sita.

Page 11: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Piutang Pajak digolongkan dalamkualitas diragukan apabila :

• Telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlahkeseluruhan nilai Barang Sitaan yang tercantum dalamBerita Acara Pelaksanaan Sita sampai dengan 25% (duapuluh lima persen) dari jumlah keseluruhan piutangpajak yang menjadi dasar penyitaan yang tercantumdalam Berita Acara Pelaksanaan Sita;

• Sedang diajukan keberatan atau banding;• Wajib Pajak Non Efektif (NE);• Hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi

syarat untuk dihapuskan sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang perpajakan dan belumdiusulkan untuk dihapusk

Page 12: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Piutang Pajak digolongkan dalamkualitas macet apa

• Hak penagihannya telah daluwarsa; atau

• Hak penagihannya belum daluwarsa tetapimemenuhi syarat untuk dihapuskan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangandibidang perpajakan dan telah diusulkanuntuk dihapuskan.

Page 13: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Penilai kualitas piutang dilakukandengan cara mengelompokkan piutang

berdasarkan

• Umur piutang;

• Status piutang

• Status proses pelimpahan penagihan piutan

Page 14: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Kualitas piutang ditetapkan menjadi 4 golongan

1. Lancar, ditetapkan apabila umur piutang belum lebih dari 1 tahun;

2. Kurang lancar, ditetapkan apabila umur piutang lebih dari 1 tahun sampaidengan 2 tahun;

3. Diragukan, ditetapkan apabila umur piutang lebih dari 2 tahun sampaidengan 3 tahun;

4. Macet, ditetapkan apabila :

a. umur piutang lebih dari 3 tahun;

b. proses penagihan telah dilimpahkan ke Kantor Pelayanan KekayaanNegara dan Lelang (KPKNL); dan/atau

c. kondisi debitur:

i. orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan hartawarisan, dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak

ditemukan.

ii. bubar, likuidasi, atau pailit, dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal, atau pihak lain yang dibebaniuntuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidakdapat ditemukan; dan

iii. tidak memiliki harta kekayaan lagi

Page 15: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Persediaan• Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang

atau perlengkapan yang dimaksudkan untukmendukung kegiatan operasional pemerintah, danbarang-barang yang dimaksudkan untuk dijualdan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepadamasyarakat.

• Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hargapembelian terakhir apabila diperoleh melaluipembelian, harga standar apabila diperoleh denganmemproduksi sendiri,dan harga wajar atau estimasinilai penjualannya apabila diperoleh dengan caralainnya seperti donasi/rampas.

Page 16: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Investasi Negara

• adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaatekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaatsosial sehingga dapat meningkatkan kemampuanpemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

• Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasijangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasijangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkandan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktusetahun atau kurang, ditujukan dalam rangka manajemenkas, dan berisiko rendah atau bebas dari perubahan ataupengurangan harga yang signifikan. Investasi jangkapanjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimilikiselama lebih dari setahun.

Page 17: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Jenis-jenis Investasi Jangka

Panjang

menurut sifat penanaman investasinya, yaitu• Investasi Non Permanen

– adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi nonpermanen sifatnya bukan penyertaan modal sahammelainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaannegara/daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketigalainnya, investasi dalam bentuk dana bergulir, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, daninvestasi non permanen lainnya

Page 18: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Investasi Non Permanen meliputi• Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana

pinjaman luar negeri yang diteruspinjamkan melaluiSubsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana dalamnegeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) danRekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda

• Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentukPinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok SwadayaMasyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana KreditPedesaan (LDKP), nasabah Usaha SimpanPinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabahBPR, dan pihak lain sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

• Dana pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk suratberharga pada BUMN terjadi dalam rangkapenyelamatan perekonomian.

Page 19: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Investasi Permanen• adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk

dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanendimaksudkan untuk mendapatkan dividen ataumenanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangkapanjang. Investasi permanen meliputi seluruh PenyertaanModal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembagainternasional, dan badan usaha lainnya yang bukan miliknegara. PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnyayang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebutsebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan HukumMilik Negara (BHMN). PMN pada badan usaha atau badanhukum lainnya yang kurang dari 51 persen (minoritas) disebut sebagai Non BUMN.

• PMN dapat berupa surat berharga (saham) pada suatuperseroan terbatas dan non surat berharga, yaitukepemilikan modal bukan dalam bentuk saham padaperusahaan yang bukan perseroan.

Page 20: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Penilaian Investasi Negara• Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan

menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisadipastikan akan diperoleh kembali atau terdapat buktibahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metodenilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentukpinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalamsuatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metodebiaya.

• Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurstengah BI pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggalneraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkandalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengahBI pada tanggal neraca.

Page 21: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Aset Tetap Negara

• Aset tetap mencakupseluruh aset yang dimanfaatkan olehPemerintah maupun untukkepentingan publik yang mempunyai masa manfaatlebih dari satu tahun. Asettetap dilaporkan padaneraca KementerianKeuangan per 31 Desember2012 berdasarkan hargaperolehan.

Page 22: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal1 Januari 2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu :

• Pengeluaran untuk per satuan peralatan danmesin dan peralatan olah raga yang nilainyasama dengan atau lebih dari Rp300.000,00(tiga ratus ribu rupiah); dan

• Pengeluaran untuk gedung dan bangunanyang nilainya sama dengan atau lebih dariRp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Page 23: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Penyusutan Aset Tetap

• adalah penyesuaian nilai sehubungan denganpenurunan kapasitas dan manfaat dari suatu asettetap.

• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap :– Tanah

– Tanah Dalam Renovasi dan Alat Musik Modern.

– Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkandokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak beratdan/atau usang yang telah diusulkan kepadaPengelola Barang untuk dilakukan penghapus

Page 24: Kebijakan teknis kementerian keuangan

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan denganmenggunakan metode garis lurus yaitudengan mengalokasikan nilai yang dapatdisusutkan dari Aset Tetap secara meratasetiap semester selama Masa Manfaat.

Page 25: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Aset Negara lainnya• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain

aset lancar, investasi jangka panjang, dan asettetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalahTagihan Penjualan Angsuran (TPA), TagihanTuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan PihakKetiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, Dana Kelolaan BLU, danAset Lain-lain.

Page 26: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Jenis Aset Negara Lainnya• TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari

penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawaipemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal darikontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutansetelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar olehpegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualanangsuran.

• TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadapbendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuanuntuk menuntut penggantian suatu kerugian yang dideritaoleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsungdari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukanoleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalampelaksanaan tugas kewajibannya.

Page 27: Kebijakan teknis kementerian keuangan

• Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapatdiidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik sertadimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barangatau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnyatermasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset TakBerwujud meliputi software komputer; lisensi danfranchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, danhak lainnya; dan hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.

Page 28: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Kewajiban NegaraKewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar

sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam kontekspemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena

penggunaan sumber pembiayaan pinjaman darimasyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan

lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintahjuga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat

dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi darikontrak yang mengikat atau peraturan perundang-

undangan.

Page 29: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Klasifikasi Kewajiban Negara• Kewajiban Jangka Pendek

– Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangkapendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalamwaktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajibanjangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, UtangPerhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang JangkaPanjang, Utang Bunga (accrued interest), dan Utang JangkaPendek Lainnya.

• Kewajiban Jangka Panjang– Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebihdari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajibandicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajibanpemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajibantersebut.

Page 30: Kebijakan teknis kementerian keuangan

Ekuitas Dana NegaraEkuitas dana merupakan kekayaan bersihpemerintah, yaitu selisih antara aset dan

utang pemerintah. Ekuitas danadiklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana

Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan EkuitasDana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar

merupakan selisih antara aset lancar dankewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana

Investasi mencerminkan kekayaanpemerintah yang tertanam dalam investasi

jangka panjang, aset tetap, dan asetlainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka

panjang. Ekuitas Dana Cadanganmencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuaidengan peraturan perundang-undangan,

dan merupakan akun lawan dari Dana Cadangan

Page 31: Kebijakan teknis kementerian keuangan

SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH