kebijakan publik.docx

24
KEBIJAKAN PUBLIK (PRAMUWISATA) Oleh Ni Putu Eka Wardani ( 13112002) Ararisma Haloho ( 13112003) Ni Putu Meliana ( 13112010) Pande Made Giri Sidanta (13112020) I Made Agus Aryandika (13112026) KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI i

Upload: manurung-chandra-jr

Post on 08-Feb-2016

60 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

KEBIJAKAN PUBLIK

(PRAMUWISATA)

OlehNi Putu Eka Wardani ( 13112002)

Ararisma Haloho ( 13112003)Ni Putu Meliana ( 13112010)

Pande Made Giri Sidanta (13112020)I Made Agus Aryandika (13112026)

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFSEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI

JURUSAN KEPARIWISATAANPROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

2013

i

Page 2: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rakhmat-Nyalah sebuah Laporan Kebijakan Publik tentang perundangan-

undangan pramuwisata ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat berdasarkan pencarian data serta informasi dari berbagai

sumber, seperti sumber data sekunder. Penulis juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada dosen Ibu Mirah Darmayanti

Dan juga kepada dan informan-informan yang memberikan informasi tentang

kebijakan publik yang dalam hal ini membahas perundang-undangan

pramuwisata..

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka

dari itu, penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat.

Kampial, November 2013

Penulis

ii

Page 3: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................2

D. Metodologi Studi...................................................................................2

1. Sumber Data.......................................................................................2

2. Teknik Pengumpulan Data.................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................4

BAB III PEMABAHASAN

A. Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Bali Terhadap

Pemberian Izin Pramuwisata .................................................................6

B. Implementasi Dan Bentuk Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah

Propinsi Bali Terhadap Pemberian Izin Pramuwisata.........................12

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan..............................................................................................43

B. Saran....................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

Page 4: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan sebuah industri jasa dimana komponensumber daya

manusia menjadi faktor yang sangat penting dalammemberikan pelayanan

maksimal sehingga nantinya wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata

merasa puas dan diharapkan wisatawan tersebut dapat merekomendasikan

daerah wisata yang telah dikunjungi tersebut kepada rekan-rekan, keluarga,

family, teman. Rekomendasi wisatawan yang positif merupakan media

promosi yang paling ampuh dandapat mempengaruhi pasar wisata.

Pramuwisata merupakan bagian dari komponen pariwisata yang sangat vital,

bertugas sebagai ujung tombak dalam pelayanan memberikaninformasi, baik

dari wisatawan yang baru tiba ditempat wisata maupun selama berkunjung.

Informasi yang didapatkan wisatawan dari seorang pramuwisata secara tidak

langsung akan memberikan gambaran dari tempa twisata tersebut. Karena

itulah profesionalisme seorang pramuwisata dituntu toleh dunia kerja dalam

memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga industri pariwisata dapat

berkembang dan dapat memberikan manfaat luas terhadap lingkungan. Dalam

rangka meningkatkan profesionalisme pramuwisata, Dinas Pariwisata Bali

menyelenggarakan kursus sertifikasi pramuwisata karena selama ini tidak

jarang ditemui pramuwisata-pramuwisata belum mengena kode etik

pramuwisata secara baik, misalnya informasi yang diberikan tidak akurat

dikarenakan pengetahuan pramuwisata yang bersangkutan mengenai tempat

wisata yang dikunjungi kurang.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dibahas

dalam laporan ini adalah :

Bagaimanakah perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali

terhadap pemberian izin pramuwisata?

1

Page 5: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Bagaimanakah implementasi dan bentuk hukum Kebijakan Pemerintah

Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian izin pramuwisata?

3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaiman sebenarnya

menjadi seorang pramuwisata yang baik, legal, dapat memuaskan wisatawan-

wisatawan berdasarkan informasi yang diberikan dan sesuai dengan izin

perundang-undangan yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah.

4. Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah Penelitian

Hukum Normatif, yaitu penelitian yang menggunakan bahan hukum sebagai

sumber bahan hukumnya yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder.

Selain itu digunakan juga metodologi dengan jenis pendekatan yang dalam hal ini

menggunakan Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach),

Pendekatan Fakta (The Fact Approach), dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum

(The Analitical & Conseptual Approach).

1. Sumber Data

Sumber data berdasarkan bahan hukum yang digunakan dalam

laporan ini adalah sumber hukum primer berupa peraturan perundang-undangan

dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pariwisata, dan

sumber hukum sekunder berupa buku-buku atau tulisan-tulisan baik dari media

cetak maupun media elektronik. Selain itu digunakan juga data penunjang,

disamping menggunakan bahan hukum primer dan sekunder, dalam laporan ini

juga menggunakan analisis dari hasil pengamatan dilapangan

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini adalah

teknik pengumpulan bahan hukum yang dalam laporan ini dilakukan dengan

metode sistematis, dimana bahan hukum diperoleh dengan mengutip secara

langsung maupun tidak langsung buku-buku, majalah-majalah,catatan perkuliahan

2

Page 6: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki keterkaitan yang

sangat erat dengan permasalahan dalam laporan ini.

Selain itu digunakan juga teknik analisis. Dalam paper ini digunakan

teknik analisis berupa teknik deskripsi yaitu memberikan uraian apa adanya

terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non

hukum. Disamping menggunakanteknik deskripsi, dalam paper ini juga

menggunakan teknik interpretasi berupa penggunaan penafsiran dalam ilmu

hukum seperti penafsiran gramatikal

3

Page 7: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pramuwisata adalah

petugas pariwisata yang berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yang

diperlukanoleh wisatawan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau

Guide dalam Bahasa Inggris

.Dalam Pasal 1 ayat (7) Perda Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008,dinyatakan

bahwa :Pramuwisata adalah seseorang yang menyediakan jasa

komersial pemanduan wisata, mencakup : pemberian bimbingan, arahan-

arahan, penjelasan-penjelasan, dan petunjuk-petunjuk tentang suatu objek dan

daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.

(Tata Nuriata 1995:1) pramuwisata berasal dari bahasa sansekerta yaitu pramu,

wis, dan ata. Pramu berarti pelayan atau orang yang melayani, wis berarti tempat

dan ata berarti banyak. Pendapat umum mengartiakn wisata sebagai keliling atau

perjalanan sehingga dalam hal ini pramuwisata dapat dikatakan sebagai petugas

yang melayani orang yang sedang melakukan perjalanan wisata.

(Oka A.Yoeti 1996:2) pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan

penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya tentang segala

sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada

suatu objek, tempat atau daerah tertentu.

Prof. E. Amato dari ILO, Guiding Technique (1998:11) menyatakan: ”tour guide

is a person employed either by the travelers, a travel agency or any others tourist

organization, to inform, direct and advice the tourist organization, to inform,

direct and advice the tourists before and during their short visits”. Pramuwisata

adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga

kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau

memberi saran-saran kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan-

kunjungan singkatnya.

4

Page 8: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Menurut World Federation of Tour Guide Associatin, TOURIST GUIDE: a

person who guide visitors in the language of their choice and interprets the

cultural and natural heritage of an area which person normally prossesses an

area specific qualification usually issued and/or recognized by the appropriate

authority. Menurut Mancini (2001:4) “tour guide is someone who takes pepole on

sightseeing excursion of limited duration”. Hal tersebut diartikan bahwa

pramuwisata adalah orang yang membawa orang-orang (wisatawan) untuk

melakukan kegiatan kunjungan (ekskursi) menurut jangka waktu tertentu.

Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah seseorang yang

bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang obyek wisata

serta membantu keperluan wisatawan lainnya.

Menurut R.S Damardjati (Istilah-istilah Dunia Pariwisata 2001:101) seseorang

yang telah bersertifikat tanda lulus ujian profesi dari instansi atau lembaga resmi

pariwisata dan telah memiliki tanda pengenal (badge) sehingga berhak untuk

menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang

kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau

penduduk suatu wilayah dan/atau mengenai suatu objek spesialisasi khusus

terhadap para wisatawan baik sebagai perorangan atau dalam suatu kelompok

dengan mengguanakan satu atau bahasa tertentu. Dalam kaitannya tugas-tugas

tersebut diatas dikenal adanya pemimpin perjalanan wisata (Tour Leader),

pramuwisata umum dan pramuwisata khusus.

5

Page 9: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

BAB III

PEMBAHASAN

1. Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali Terhadap

Pemberian Izin Pramuwisata

Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberiani izin

pramuwisata diawali dari tekad Pemerintah Daerah Propinsi Bali untuk menjaga

kualitas dan kuantitas pramuwisata. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan

mengenai pendidikan, pembinaan dan pengawasan, agar dalam pengembangan

etika dan pelaksanaan fungsi pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya

guna untuk melestarikan pariwisata budaya.Sejak berlakunya Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979,urusan Pramuwisata menjadi urusan Daerah.

Penyerahan urusan pramuwisata menjadi urusan daerah adalah pembinaan yang

menyangkut perencanaan, pengaturan dan pengawasannya. Dengan berlakunya

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pariwisata

merupakan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

propinsi.Pramuwisata merupakan salah satu profesi dari komponen utamasistem

perdagangan jasa pariwisata yang memiliki korelasi langsung dan berpengaruh

terhadap kualitas layanan jasa dan citra perdagangan jasa pariwisata Bali secara

keseluruhan. Jasa Pramuwisata tidak dipasok oleh masyarakat Bali saja,

melainkan masyarakat nasional bahkan Internasional.

Adapun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 tahun 2008 tentang

Pramuwisata Dengan Rahmat Tuhan YME, Gubernur Bali dengan Menimbang

bahwa :

a. Bahwa pramuwisata merupakan salah satu komponen penting sistem

perdagangan jasa pariwisata yang sangat berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan dan citra perdagangan jasa pariwisata secara keseluruhan;

b. Bahwa dalam rangka penerbitan dan peningkatan kualitas pramuwisata

perlu melakukan pangaturan mengenai pendidikan, pembinaan dan

pengawasan, agar dalam pengembangan etika dan pelaksanaan fungsi

6

Page 10: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya guna untuk

melestarikan pariwisata budaya;

c. Bahwa UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana

telah diubah dengan UU No 12 Tahun 2008 mengamanatkan pariwisata

yang termasuk di dalamnya pramuwisata merupakan urusan

pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan;

d. Bahwa Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 10

1989 tentang Pramuwisata sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan dewasa ini sehingga perlu ditinjau ditinjau kembali;

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, huruf b, huruf c dan huruf d; perlu membentuk Peraturan Daerah

tentang Pramuwisata.

Serta Mengingat bahwa :

1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 No 115, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1649);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan

(Lembaran Neegara Republik Indonesia Tahun 1990 No 9, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia No 3427);

3. Undang-Undang No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia No 4389);

4. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 125, Tambahan

Lembahan Negara Republik Indonesia No 4437) sebagaimana telah

diubah dengan UU No 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti UU No 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UU No

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Derah menjadi UU (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No 108, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia No 4438);

5. Peraturan Pemerintah No 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan

Kepariwisataan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

7

Page 11: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Tahun No 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

3658);

6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia No 4737);

7. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali No 2 Tahun 1987

tentang Penyidik Pegawai negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah

Propinsi Daerah Tingkat I Bali (Lembaran Daerah Propinsi Daerah

Tingkat I Bali No 102 Tahun 1987 Seri B No 101).

Salah satu hal yang perlu dalam pembinaan Pramuwisata adalah

memberikan pelayanan yang menarik dan ramah terhadap wisatawan. Dan yang

lebih penting lagi adalah memberikan pembinaan-pembinaan agar mereka

melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Pariwisata Budaya dengan

mengembangkan dan mendaya gunakan sumber dan potensi utama Daerah yaitu

kebudayaan yang merupakan daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke

Bali. Untuk melakukan kegiatannya Pramuwisata harusmempunyai

izin/Sertifikat Pramuwisata dan Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata yang

dikeluarkan oleh Gubernur. Tindakan ini merupakan usaha preventif dalam

melindungi kegiatan mereka dari tindakan/kegiatan Pramuwisata yang tidak sah.

Untuk menjadi seorang pramuwisata yang profesional, pemerintah

mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang pramuwisata dan juga

harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut.

Pramuwisata tersebut kemudian digolongkan kedalam pramuwisata khusus dan

pramuwisata umum.

Pramuwisata khusus terdiri atas:

1. Pramuwisata  khusus dengan keahlian khusus adalah seseorang yang

bertugas memberikan bimbingan penerangan dan petunjuk  di suatu

obyek wisata tertentu dengan aktifitas yang membutuhkan keahlian

khusus.

8

Page 12: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:

Warga Negara Indonesia

Sehat jasmani rohani

Umur sekurang-kurangnya 18 tahun

Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Atas atau

sederajat.

Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan

Kepolisian

Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu

bahasa asing.

Wajib mengikuti pendidikan dan Pelatihan Pramuwisata dengan

keahlian  khusus sesuai dengan spesifikasinya

Memiliki Sertifikat profesi Pramuwisata khusus dengan keahlian

khusus sesuai spesifikasinya yang dikeluarkan oleh Lembaga

Sertifikasi Profesi bidang Pramuwisata.

Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutan berhak

mengajukan ijin untuk mendapatkan lisensi  pramuwisata khusus

dengan keahlian khusus  sesuai spesifikasinya yang dikeluarkan

oleh Gubernur melalui Dinas Pariwisata.

2. Pramuwisata Khusus Lokal, yaitu seseorang yang bertugas memberikan

bimbingan, penerangan dan petunjukan  di  suatu objek wisata tertentu.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

Warga Negara Indonesia

Sehat  jasmani dan rohani

Umur sekurang-kurangnya 18 tahun

Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Atas atau

sederajat.

Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan

Kepolisian

Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu

bahasa asing.

9

Page 13: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Wajib mengikuti pendidikan dan Pelatihan Pramuwisata khusus

Lokal  obyek wisata tertentu.

Memiliki Sertifikat profesi Pramuwisata khusus Lokal  obyek

wisata tertentu yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi

Profesi  bidang Pramuwisata.

Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutan berhak

mengajukan ijin untuk mendapatkan lisensi dikeluarkan oleh

Gubernur melalui Kepala Dinas.

Pramuwisata Umum yaitu pramuwisata yang mempunyai pengetahuan

mengenai kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan bangsa atau

penduduk sesuatu wilayah secara umum yang mempunyai ijin untuk memberikan

bimbingan perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan mempergunakan

satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan baik sebagai perseorangan

atau secara berkelompok, syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:

Warga Negara Indonesia. Sehat jasmani rohani; Umur sekurang-kurangnya 22 tahun; Pendidikan serendah-rendahnya Diploma Tiga atau sederajat; Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan

Kepolisian; Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu

Bahasa Asing; Wajib mengikuti kursus pendidikan dan pelatihan

Pramuwisata  Umum, disertai magang sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan di Biro Perjalanan Wisata resmi;

Memiliki Sertifikat Pramuwisata Umum yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata bidang Pramuwisata.

Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutam berhak mengajukan izin untuk mendapatkan lisensi sebagai Pramuwisata Umum yang dikeluarkan oleh Gubernur melalui Dinas Pariwisata Propinsi.

Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut, pramuwisata boleh kembali mengajukan diri sebagai Tour Leader (Pengatur wisata). Untuk menjadi seorang

10

Page 14: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Tour Leader pemerintah juga mengeluarkan syarat-syarat bagi calon tour leader yakni:

Warga Negara Indonesia

Sehat jasmani rohani

Umur sekurang-kurangnya 25 tahun

Pendidikan serendah-rendahnya Diploma 3

Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan

Catatan Kepolisian.

Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah

satu bahasa asing.

Wajib mengikuti kursus pendidikan dan pelatihan Pengatur

Wisata, disertai magang sekurang-kurangnya 6 (enam)

bulan di Biro Perjalanan Wisata resmi;

Wajib memiliki lisensi pramuwisata umum yang masih

berlaku.

Memiliki Sertifikat profesi Pengatur Wisata yang

dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi bidang

Pramuwisata.

Setelah syarat-syarat 1-9 terpenuhi, yang bersangkutam

berhak mengajukan izin untuk mendapatkan lisensi  sebagai

Pengatur Wisata (Tour Leader) yang dikeluarkan oleh dinas

pariwisata dan budaya kota.

Untuk mendapatkan lisensi tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah:

Mengajukan permohonan kepada Gubernur melalui Kepala

Dinas Pariwisata setempat.

Persetujuan atau penolakan permohonan untuk menjadi

pramuwisata dikeluarkan paling lama 15 hari kerja.

Apabila waktu yang dimaksud terlampaui maka

permohonan dikabulkan.

Syarat uji kompetensi, Calon Pramuwisata harus lulus

kursus pendidikan dan pelatihan Pramuwisata terlebih

dahulu yang dibuktikan dengan Tanda lulus SKP.

11

Page 15: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Syarat-syarat menjadi pramuwisata diatur lebih lanjut

dengan keputusan Gubernur.

Lembaga resmi pemerintah yang menampung pramuwisata-pramuwisata

tersebut adalah DPD HPI (Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata

Indonesia). Di Provinsi Bali sendiri DPD HPI tersebut diketuai oleh Bapak Sang

Putu Subaya yang berlokasi di Jalan Akasia No.28, Denpasar-Bali, Indonesia.

2. Implementasi Dan Bentuk Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah

Propinsi Bali Terhadap Pemberian Izin Pramuwisata

Menurut Wahyudi Komorotomo, implementasi kebijakan publik dibagi

menjadi 4 macam, antara lain :

Pelayanan, meliputi : Pendidikan, Kesehatan, dan Kependudukan.

Pembayaran, meliputi : Subsidi, dan Bantuan Langsung Tunai.

Kemudahan (Access), meliputi : Infrastruktur, Listrik, dan Telepon.

Pengawasan, meliputi : IMB, UU Antimonopoli.

Implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian

ijin pramuwisata dapat digolongkan kedalam kelompok pelayanan dan

Pengawasan, dimana ijin pramuwisata yang diberikan oleh Gubernur atas dasar

pendidikan dan latihan yang telah dilakukan oleh lembaga yang telah diberikan

kewenangan tersebut, lembaga-lembaga tersebut adalah Lembaga Pendidikan

Tinggi yang mempunyai kompetensi dibidang kepariwisataan, kebudayaan Bali,

dan atau Agama Hindu.Untuk menjadi pramuwisata wajib memiliki Sertifikat

Pramuwisata dan KTPP. Dalam kebijakan ini, pramuwisata dibagi menjadi dua,

antaralain :

a. Pramuwisata Umum Pramuwisata ini memiliki wilayah kerja yang lebih

luas yaitu wilayah propinsi. Untuk menjadi pramuwisata umum, disamping harus

memilikiSertifikat Pramuwisata dan KTPP harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

Warga negara Republik Indonesia; 

Bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota paling singkat 2 (dua)

tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk;

12

Page 16: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Berumur sekurang-kurangnya 22 (dua puluh dua) tahun;

Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian

Republik Indonesia;

Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik

dan benar;

Memiliki keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalan

wisata;

Menguasai ilmu bumi pariwisata, kependudukan,

sejarah, pemerintahan, kebudayaan daerah Bali dan Indonesia;

Memiliki SKP;

Berpendidikan paling rendah Diploma 3 (tiga) atau yang sederajat; 

Pernah magang paling singkat 6 (enam) bulan di Biro

PerjalananWisata; dan

Sehat jasmani dan rohani.

b. Pramuwisata khusus

Pramuwisata ini bertugas pada tempat-tempat, objek-objek wisata seperti

Pura Gua Lawah. Untuk menjadi pramuwisata khusus,disamping harus memiliki

Sertifikat Pramuwisata, juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Warga negara Republik Indonesia; 

Bertempat tinggal di sekitar obyek dan daya tarik wisata palingsingkat

2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan KartuTanda

Penduduk;

Berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun;

Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari

KepolisianRepublik Indonesia;

Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik

dan benar;

Menguasai pengetahuan mengenai obyek dan daya tarik wisatatempat

calon pramuwisata khusus bertempat tinggal;

Memiliki SKP;

13

Page 17: KEBIJAKAN PUBLIK.docx

Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas atau

yangsederajat; dan

Sehat jasmani dan rohani.Kebijakan Pemerintah Daerah ini telah

dilakukan dibawah pengawasan Disparda (Dinas Pariwisata Dareah

Bali).

Sejak berlakunya kebijakan Pemerintah Daerah ini, banyak pihak yang

telah melakukan pendidikan dan latihan guna mendapatkan sertifikat profesi

pramuwisata yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi, salah

satunya adalah Universitas Hindu Indonesia (UNHI).

14