kebijakan publik.docx
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN PUBLIK
(PRAMUWISATA)
OlehNi Putu Eka Wardani ( 13112002)
Ararisma Haloho ( 13112003)Ni Putu Meliana ( 13112010)
Pande Made Giri Sidanta (13112020)I Made Agus Aryandika (13112026)
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFSEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI
JURUSAN KEPARIWISATAANPROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rakhmat-Nyalah sebuah Laporan Kebijakan Publik tentang perundangan-
undangan pramuwisata ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat berdasarkan pencarian data serta informasi dari berbagai
sumber, seperti sumber data sekunder. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen Ibu Mirah Darmayanti
Dan juga kepada dan informan-informan yang memberikan informasi tentang
kebijakan publik yang dalam hal ini membahas perundang-undangan
pramuwisata..
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu, penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat.
Kampial, November 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
D. Metodologi Studi...................................................................................2
1. Sumber Data.......................................................................................2
2. Teknik Pengumpulan Data.................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................4
BAB III PEMABAHASAN
A. Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Bali Terhadap
Pemberian Izin Pramuwisata .................................................................6
B. Implementasi Dan Bentuk Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah
Propinsi Bali Terhadap Pemberian Izin Pramuwisata.........................12
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..............................................................................................43
B. Saran....................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sebuah industri jasa dimana komponensumber daya
manusia menjadi faktor yang sangat penting dalammemberikan pelayanan
maksimal sehingga nantinya wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata
merasa puas dan diharapkan wisatawan tersebut dapat merekomendasikan
daerah wisata yang telah dikunjungi tersebut kepada rekan-rekan, keluarga,
family, teman. Rekomendasi wisatawan yang positif merupakan media
promosi yang paling ampuh dandapat mempengaruhi pasar wisata.
Pramuwisata merupakan bagian dari komponen pariwisata yang sangat vital,
bertugas sebagai ujung tombak dalam pelayanan memberikaninformasi, baik
dari wisatawan yang baru tiba ditempat wisata maupun selama berkunjung.
Informasi yang didapatkan wisatawan dari seorang pramuwisata secara tidak
langsung akan memberikan gambaran dari tempa twisata tersebut. Karena
itulah profesionalisme seorang pramuwisata dituntu toleh dunia kerja dalam
memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga industri pariwisata dapat
berkembang dan dapat memberikan manfaat luas terhadap lingkungan. Dalam
rangka meningkatkan profesionalisme pramuwisata, Dinas Pariwisata Bali
menyelenggarakan kursus sertifikasi pramuwisata karena selama ini tidak
jarang ditemui pramuwisata-pramuwisata belum mengena kode etik
pramuwisata secara baik, misalnya informasi yang diberikan tidak akurat
dikarenakan pengetahuan pramuwisata yang bersangkutan mengenai tempat
wisata yang dikunjungi kurang.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dibahas
dalam laporan ini adalah :
Bagaimanakah perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali
terhadap pemberian izin pramuwisata?
1
Bagaimanakah implementasi dan bentuk hukum Kebijakan Pemerintah
Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian izin pramuwisata?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaiman sebenarnya
menjadi seorang pramuwisata yang baik, legal, dapat memuaskan wisatawan-
wisatawan berdasarkan informasi yang diberikan dan sesuai dengan izin
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah.
4. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah Penelitian
Hukum Normatif, yaitu penelitian yang menggunakan bahan hukum sebagai
sumber bahan hukumnya yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.
Selain itu digunakan juga metodologi dengan jenis pendekatan yang dalam hal ini
menggunakan Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach),
Pendekatan Fakta (The Fact Approach), dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum
(The Analitical & Conseptual Approach).
1. Sumber Data
Sumber data berdasarkan bahan hukum yang digunakan dalam
laporan ini adalah sumber hukum primer berupa peraturan perundang-undangan
dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pariwisata, dan
sumber hukum sekunder berupa buku-buku atau tulisan-tulisan baik dari media
cetak maupun media elektronik. Selain itu digunakan juga data penunjang,
disamping menggunakan bahan hukum primer dan sekunder, dalam laporan ini
juga menggunakan analisis dari hasil pengamatan dilapangan
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini adalah
teknik pengumpulan bahan hukum yang dalam laporan ini dilakukan dengan
metode sistematis, dimana bahan hukum diperoleh dengan mengutip secara
langsung maupun tidak langsung buku-buku, majalah-majalah,catatan perkuliahan
2
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki keterkaitan yang
sangat erat dengan permasalahan dalam laporan ini.
Selain itu digunakan juga teknik analisis. Dalam paper ini digunakan
teknik analisis berupa teknik deskripsi yaitu memberikan uraian apa adanya
terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non
hukum. Disamping menggunakanteknik deskripsi, dalam paper ini juga
menggunakan teknik interpretasi berupa penggunaan penafsiran dalam ilmu
hukum seperti penafsiran gramatikal
3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pramuwisata adalah
petugas pariwisata yang berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yang
diperlukanoleh wisatawan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau
Guide dalam Bahasa Inggris
.Dalam Pasal 1 ayat (7) Perda Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008,dinyatakan
bahwa :Pramuwisata adalah seseorang yang menyediakan jasa
komersial pemanduan wisata, mencakup : pemberian bimbingan, arahan-
arahan, penjelasan-penjelasan, dan petunjuk-petunjuk tentang suatu objek dan
daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.
(Tata Nuriata 1995:1) pramuwisata berasal dari bahasa sansekerta yaitu pramu,
wis, dan ata. Pramu berarti pelayan atau orang yang melayani, wis berarti tempat
dan ata berarti banyak. Pendapat umum mengartiakn wisata sebagai keliling atau
perjalanan sehingga dalam hal ini pramuwisata dapat dikatakan sebagai petugas
yang melayani orang yang sedang melakukan perjalanan wisata.
(Oka A.Yoeti 1996:2) pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan
penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya tentang segala
sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada
suatu objek, tempat atau daerah tertentu.
Prof. E. Amato dari ILO, Guiding Technique (1998:11) menyatakan: ”tour guide
is a person employed either by the travelers, a travel agency or any others tourist
organization, to inform, direct and advice the tourist organization, to inform,
direct and advice the tourists before and during their short visits”. Pramuwisata
adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga
kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau
memberi saran-saran kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan-
kunjungan singkatnya.
4
Menurut World Federation of Tour Guide Associatin, TOURIST GUIDE: a
person who guide visitors in the language of their choice and interprets the
cultural and natural heritage of an area which person normally prossesses an
area specific qualification usually issued and/or recognized by the appropriate
authority. Menurut Mancini (2001:4) “tour guide is someone who takes pepole on
sightseeing excursion of limited duration”. Hal tersebut diartikan bahwa
pramuwisata adalah orang yang membawa orang-orang (wisatawan) untuk
melakukan kegiatan kunjungan (ekskursi) menurut jangka waktu tertentu.
Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah seseorang yang
bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang obyek wisata
serta membantu keperluan wisatawan lainnya.
Menurut R.S Damardjati (Istilah-istilah Dunia Pariwisata 2001:101) seseorang
yang telah bersertifikat tanda lulus ujian profesi dari instansi atau lembaga resmi
pariwisata dan telah memiliki tanda pengenal (badge) sehingga berhak untuk
menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang
kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau
penduduk suatu wilayah dan/atau mengenai suatu objek spesialisasi khusus
terhadap para wisatawan baik sebagai perorangan atau dalam suatu kelompok
dengan mengguanakan satu atau bahasa tertentu. Dalam kaitannya tugas-tugas
tersebut diatas dikenal adanya pemimpin perjalanan wisata (Tour Leader),
pramuwisata umum dan pramuwisata khusus.
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali Terhadap
Pemberian Izin Pramuwisata
Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberiani izin
pramuwisata diawali dari tekad Pemerintah Daerah Propinsi Bali untuk menjaga
kualitas dan kuantitas pramuwisata. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan
mengenai pendidikan, pembinaan dan pengawasan, agar dalam pengembangan
etika dan pelaksanaan fungsi pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya
guna untuk melestarikan pariwisata budaya.Sejak berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979,urusan Pramuwisata menjadi urusan Daerah.
Penyerahan urusan pramuwisata menjadi urusan daerah adalah pembinaan yang
menyangkut perencanaan, pengaturan dan pengawasannya. Dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pariwisata
merupakan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
propinsi.Pramuwisata merupakan salah satu profesi dari komponen utamasistem
perdagangan jasa pariwisata yang memiliki korelasi langsung dan berpengaruh
terhadap kualitas layanan jasa dan citra perdagangan jasa pariwisata Bali secara
keseluruhan. Jasa Pramuwisata tidak dipasok oleh masyarakat Bali saja,
melainkan masyarakat nasional bahkan Internasional.
Adapun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 tahun 2008 tentang
Pramuwisata Dengan Rahmat Tuhan YME, Gubernur Bali dengan Menimbang
bahwa :
a. Bahwa pramuwisata merupakan salah satu komponen penting sistem
perdagangan jasa pariwisata yang sangat berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan dan citra perdagangan jasa pariwisata secara keseluruhan;
b. Bahwa dalam rangka penerbitan dan peningkatan kualitas pramuwisata
perlu melakukan pangaturan mengenai pendidikan, pembinaan dan
pengawasan, agar dalam pengembangan etika dan pelaksanaan fungsi
6
pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya guna untuk
melestarikan pariwisata budaya;
c. Bahwa UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah dengan UU No 12 Tahun 2008 mengamanatkan pariwisata
yang termasuk di dalamnya pramuwisata merupakan urusan
pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan;
d. Bahwa Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 10
1989 tentang Pramuwisata sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dewasa ini sehingga perlu ditinjau ditinjau kembali;
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c dan huruf d; perlu membentuk Peraturan Daerah
tentang Pramuwisata.
Serta Mengingat bahwa :
1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 No 115, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1649);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan
(Lembaran Neegara Republik Indonesia Tahun 1990 No 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No 3427);
3. Undang-Undang No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia No 4389);
4. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 125, Tambahan
Lembahan Negara Republik Indonesia No 4437) sebagaimana telah
diubah dengan UU No 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UU No 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UU No
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Derah menjadi UU (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No 108, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No 4438);
5. Peraturan Pemerintah No 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
7
Tahun No 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No
3658);
6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No 4737);
7. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali No 2 Tahun 1987
tentang Penyidik Pegawai negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali (Lembaran Daerah Propinsi Daerah
Tingkat I Bali No 102 Tahun 1987 Seri B No 101).
Salah satu hal yang perlu dalam pembinaan Pramuwisata adalah
memberikan pelayanan yang menarik dan ramah terhadap wisatawan. Dan yang
lebih penting lagi adalah memberikan pembinaan-pembinaan agar mereka
melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Pariwisata Budaya dengan
mengembangkan dan mendaya gunakan sumber dan potensi utama Daerah yaitu
kebudayaan yang merupakan daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke
Bali. Untuk melakukan kegiatannya Pramuwisata harusmempunyai
izin/Sertifikat Pramuwisata dan Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata yang
dikeluarkan oleh Gubernur. Tindakan ini merupakan usaha preventif dalam
melindungi kegiatan mereka dari tindakan/kegiatan Pramuwisata yang tidak sah.
Untuk menjadi seorang pramuwisata yang profesional, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang pramuwisata dan juga
harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut.
Pramuwisata tersebut kemudian digolongkan kedalam pramuwisata khusus dan
pramuwisata umum.
Pramuwisata khusus terdiri atas:
1. Pramuwisata khusus dengan keahlian khusus adalah seseorang yang
bertugas memberikan bimbingan penerangan dan petunjuk di suatu
obyek wisata tertentu dengan aktifitas yang membutuhkan keahlian
khusus.
8
Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:
Warga Negara Indonesia
Sehat jasmani rohani
Umur sekurang-kurangnya 18 tahun
Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Atas atau
sederajat.
Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan
Kepolisian
Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu
bahasa asing.
Wajib mengikuti pendidikan dan Pelatihan Pramuwisata dengan
keahlian khusus sesuai dengan spesifikasinya
Memiliki Sertifikat profesi Pramuwisata khusus dengan keahlian
khusus sesuai spesifikasinya yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi bidang Pramuwisata.
Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutan berhak
mengajukan ijin untuk mendapatkan lisensi pramuwisata khusus
dengan keahlian khusus sesuai spesifikasinya yang dikeluarkan
oleh Gubernur melalui Dinas Pariwisata.
2. Pramuwisata Khusus Lokal, yaitu seseorang yang bertugas memberikan
bimbingan, penerangan dan petunjukan di suatu objek wisata tertentu.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Warga Negara Indonesia
Sehat jasmani dan rohani
Umur sekurang-kurangnya 18 tahun
Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Atas atau
sederajat.
Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan
Kepolisian
Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu
bahasa asing.
9
Wajib mengikuti pendidikan dan Pelatihan Pramuwisata khusus
Lokal obyek wisata tertentu.
Memiliki Sertifikat profesi Pramuwisata khusus Lokal obyek
wisata tertentu yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi bidang Pramuwisata.
Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutan berhak
mengajukan ijin untuk mendapatkan lisensi dikeluarkan oleh
Gubernur melalui Kepala Dinas.
Pramuwisata Umum yaitu pramuwisata yang mempunyai pengetahuan
mengenai kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan bangsa atau
penduduk sesuatu wilayah secara umum yang mempunyai ijin untuk memberikan
bimbingan perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan mempergunakan
satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan baik sebagai perseorangan
atau secara berkelompok, syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:
Warga Negara Indonesia. Sehat jasmani rohani; Umur sekurang-kurangnya 22 tahun; Pendidikan serendah-rendahnya Diploma Tiga atau sederajat; Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan Catatan
Kepolisian; Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu
Bahasa Asing; Wajib mengikuti kursus pendidikan dan pelatihan
Pramuwisata Umum, disertai magang sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan di Biro Perjalanan Wisata resmi;
Memiliki Sertifikat Pramuwisata Umum yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata bidang Pramuwisata.
Setelah syarat-syarat 1-8 terpenuhi, yang bersangkutam berhak mengajukan izin untuk mendapatkan lisensi sebagai Pramuwisata Umum yang dikeluarkan oleh Gubernur melalui Dinas Pariwisata Propinsi.
Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut, pramuwisata boleh kembali mengajukan diri sebagai Tour Leader (Pengatur wisata). Untuk menjadi seorang
10
Tour Leader pemerintah juga mengeluarkan syarat-syarat bagi calon tour leader yakni:
Warga Negara Indonesia
Sehat jasmani rohani
Umur sekurang-kurangnya 25 tahun
Pendidikan serendah-rendahnya Diploma 3
Berkelakuan Baik dengan disertai Surat Keterangan
Catatan Kepolisian.
Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah
satu bahasa asing.
Wajib mengikuti kursus pendidikan dan pelatihan Pengatur
Wisata, disertai magang sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan di Biro Perjalanan Wisata resmi;
Wajib memiliki lisensi pramuwisata umum yang masih
berlaku.
Memiliki Sertifikat profesi Pengatur Wisata yang
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi bidang
Pramuwisata.
Setelah syarat-syarat 1-9 terpenuhi, yang bersangkutam
berhak mengajukan izin untuk mendapatkan lisensi sebagai
Pengatur Wisata (Tour Leader) yang dikeluarkan oleh dinas
pariwisata dan budaya kota.
Untuk mendapatkan lisensi tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah:
Mengajukan permohonan kepada Gubernur melalui Kepala
Dinas Pariwisata setempat.
Persetujuan atau penolakan permohonan untuk menjadi
pramuwisata dikeluarkan paling lama 15 hari kerja.
Apabila waktu yang dimaksud terlampaui maka
permohonan dikabulkan.
Syarat uji kompetensi, Calon Pramuwisata harus lulus
kursus pendidikan dan pelatihan Pramuwisata terlebih
dahulu yang dibuktikan dengan Tanda lulus SKP.
11
Syarat-syarat menjadi pramuwisata diatur lebih lanjut
dengan keputusan Gubernur.
Lembaga resmi pemerintah yang menampung pramuwisata-pramuwisata
tersebut adalah DPD HPI (Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata
Indonesia). Di Provinsi Bali sendiri DPD HPI tersebut diketuai oleh Bapak Sang
Putu Subaya yang berlokasi di Jalan Akasia No.28, Denpasar-Bali, Indonesia.
2. Implementasi Dan Bentuk Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah
Propinsi Bali Terhadap Pemberian Izin Pramuwisata
Menurut Wahyudi Komorotomo, implementasi kebijakan publik dibagi
menjadi 4 macam, antara lain :
Pelayanan, meliputi : Pendidikan, Kesehatan, dan Kependudukan.
Pembayaran, meliputi : Subsidi, dan Bantuan Langsung Tunai.
Kemudahan (Access), meliputi : Infrastruktur, Listrik, dan Telepon.
Pengawasan, meliputi : IMB, UU Antimonopoli.
Implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian
ijin pramuwisata dapat digolongkan kedalam kelompok pelayanan dan
Pengawasan, dimana ijin pramuwisata yang diberikan oleh Gubernur atas dasar
pendidikan dan latihan yang telah dilakukan oleh lembaga yang telah diberikan
kewenangan tersebut, lembaga-lembaga tersebut adalah Lembaga Pendidikan
Tinggi yang mempunyai kompetensi dibidang kepariwisataan, kebudayaan Bali,
dan atau Agama Hindu.Untuk menjadi pramuwisata wajib memiliki Sertifikat
Pramuwisata dan KTPP. Dalam kebijakan ini, pramuwisata dibagi menjadi dua,
antaralain :
a. Pramuwisata Umum Pramuwisata ini memiliki wilayah kerja yang lebih
luas yaitu wilayah propinsi. Untuk menjadi pramuwisata umum, disamping harus
memilikiSertifikat Pramuwisata dan KTPP harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Warga negara Republik Indonesia;
Bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota paling singkat 2 (dua)
tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk;
12
Berumur sekurang-kurangnya 22 (dua puluh dua) tahun;
Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian
Republik Indonesia;
Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik
dan benar;
Memiliki keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalan
wisata;
Menguasai ilmu bumi pariwisata, kependudukan,
sejarah, pemerintahan, kebudayaan daerah Bali dan Indonesia;
Memiliki SKP;
Berpendidikan paling rendah Diploma 3 (tiga) atau yang sederajat;
Pernah magang paling singkat 6 (enam) bulan di Biro
PerjalananWisata; dan
Sehat jasmani dan rohani.
b. Pramuwisata khusus
Pramuwisata ini bertugas pada tempat-tempat, objek-objek wisata seperti
Pura Gua Lawah. Untuk menjadi pramuwisata khusus,disamping harus memiliki
Sertifikat Pramuwisata, juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Warga negara Republik Indonesia;
Bertempat tinggal di sekitar obyek dan daya tarik wisata palingsingkat
2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan KartuTanda
Penduduk;
Berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun;
Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari
KepolisianRepublik Indonesia;
Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik
dan benar;
Menguasai pengetahuan mengenai obyek dan daya tarik wisatatempat
calon pramuwisata khusus bertempat tinggal;
Memiliki SKP;
13
Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas atau
yangsederajat; dan
Sehat jasmani dan rohani.Kebijakan Pemerintah Daerah ini telah
dilakukan dibawah pengawasan Disparda (Dinas Pariwisata Dareah
Bali).
Sejak berlakunya kebijakan Pemerintah Daerah ini, banyak pihak yang
telah melakukan pendidikan dan latihan guna mendapatkan sertifikat profesi
pramuwisata yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi, salah
satunya adalah Universitas Hindu Indonesia (UNHI).
14