kebijakan program gerakan desa membangun...

12
eJournal Administrative Reform, 2017, 5 (4): 762-773 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN (GERDEMA) DI DESA LONG PADA KECAMATAN SUNGAI TUBU Aris Tandisau 1 , Muhammad Noor 2 , Anthonius Margono 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis kebijakan program Gerakan Desa Membangun di Desa Long Pada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data yang didapatkan dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui program Gerdema, masyarakat desa bersama dengan pemerintah Desa Long Pada membuat perencanaan partisipatif untuk dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang didasarkan pada potensi dan kebutuhan masyarakat melalui pembangunan di bidang infrastruktur, pertanian dan perkebunan, pendidikan, dan kesehatan. Kata Kunci : Kebijakan, Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Abstract This research aims to describe, analysis policy program Gerakan Desa Membangun in Long Pada Village. This study used a qualitative approach and the data were collected by interview, observation, and documentation technique, which then analyzed by using interactive analysis model through data reduction, data presentation, and conclusion. The results show that through program Gerdema, the villagers and the government Long Pada Village make planning participate to rise economic for the villagers wit h is on potential and villagers’ need through infrastructure, farming, education, and health. Keywords: Policy, Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Pendahuluan Program Gerdema Jilid I periode 2011-2016 memberikan perubahan yang cukup signifikan bagi pembangunan di Kabupaten Malinau. Berbagai keberhasilan yang diperoleh melalui program Gerdema jilid I adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, dan indeks pembangunan manusia yang meningkat serta pencapaian berbagai indikator yang lebih cepat dan lebih tinggi dibanding rencana RPJMD Kabupaten Malinau. Selain itu, terjadi perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya isolasi dengan pembangunan jalan tembus antar desa, kecamatan, dan kabupaten serta pembangunan menara telekomunikasi. Memasuki tahun 2016, Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau melanjutkan program Gerdema Jilid II dengan menetapkan visi “Terwujudnya Kabupaten 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda. 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda.

Upload: others

Post on 06-Sep-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, 2017, 5 (4): 762-773

ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id

© Copyright 2017

KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN

(GERDEMA) DI DESA LONG PADA

KECAMATAN SUNGAI TUBU

Aris Tandisau 1, Muhammad Noor 2, Anthonius Margono 3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis kebijakan program

Gerakan Desa Membangun di Desa Long Pada. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dan data yang didapatkan dilakukan dengan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

melalui program Gerdema, masyarakat desa bersama dengan pemerintah Desa

Long Pada membuat perencanaan partisipatif untuk dapat meningkatkan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang didasarkan pada potensi dan

kebutuhan masyarakat melalui pembangunan di bidang infrastruktur, pertanian

dan perkebunan, pendidikan, dan kesehatan.

Kata Kunci : Kebijakan, Gerakan Desa Membangun (Gerdema).

Abstract

This research aims to describe, analysis policy program Gerakan Desa

Membangun in Long Pada Village. This study used a qualitative approach and

the data were collected by interview, observation, and documentation technique,

which then analyzed by using interactive analysis model through data reduction,

data presentation, and conclusion. The results show that through program

Gerdema, the villagers and the government Long Pada Village make planning

participate to rise economic for the villagers with is on potential and villagers’

need through infrastructure, farming, education, and health.

Keywords: Policy, Gerakan Desa Membangun (Gerdema).

Pendahuluan

Program Gerdema Jilid I periode 2011-2016 memberikan perubahan yang

cukup signifikan bagi pembangunan di Kabupaten Malinau. Berbagai

keberhasilan yang diperoleh melalui program Gerdema jilid I adalah peningkatan

pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, dan indeks pembangunan

manusia yang meningkat serta pencapaian berbagai indikator yang lebih cepat dan

lebih tinggi dibanding rencana RPJMD Kabupaten Malinau. Selain itu, terjadi

perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya isolasi dengan

pembangunan jalan tembus antar desa, kecamatan, dan kabupaten serta

pembangunan menara telekomunikasi.

Memasuki tahun 2016, Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau melanjutkan

program Gerdema Jilid II dengan menetapkan visi “Terwujudnya Kabupaten

1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.

Page 2: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

763

Malinau yang aman, nyaman dan damai melalui Gerakan Desa Membangun.

Melalui program Gerdema jilid II, pemerintah Kabupaten Malinau mencoba

menyelesaikan berbagai masalah yang masih menjadi pekerjaan rumah, seperti

peningkatan sumber daya manusia, penyediaan infrastruktur dasar bagi

masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan indeks pembangunan manusia yang

masih terus dipacu peningkatannya.

Desa Long Pada di Kecamatan Sungai Tubu sebagai salah satu dari 109

desa di wilayah Kabupaten Malinau menjadi sasaran dari kebijakan program

Gerdema Jilid II. Sebagai desa yang berada di daerah pedalaman, Desa Long Pada

menjadi prioritas program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Malinau karena masih banyak persoalan pembangunan yang

dihadapi oleh masyarakat akar rumput, baik dalam pendidikan, kesehatan,

ekonomi, politik dan sosial budaya. Meskipun secara umum Kabupaten Malinau

melalui program Gerdema Jilid I telah mampu memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat di Kabupaten Malinau. Namun, tidak dipungkiri kondisi masyarakat

di Desa Long Pada masih terdapat banyak keterbatasan yang dirasakan oleh

warga.

Melalui program Gerdema jilid II, pemerintah daerah kabupaten Malinau

berupaya untuk mempercepat pembangunan di Desa Long Pada dengan

meningkatkan peran serta masyarakat sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan

itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk

menguraikan Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun di Desa Long Pada.

Konsep dan Teori

Teori Kebijakan Publik

Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, 1973 dalam Leo Agustino (2006:6)

dalam perspektif mereka mendefinisikan kebijakan publik sebagai keputusan

tetap yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku

dari mereka yang membuat dan dari mereka mematuhi keputusan. Adapun dari

Carl Friedrich, 1969 dalam Leo Agustino (2006:7) yang mengatakan bahwa

kebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan terutama dimana terdapat

hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut

diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang

diamaksud.

Dalam kaitanya dengan definisi-definisi tersebut di atas maka dapat

disimpulkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi kebijakan publik.

Pertama, pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan

yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada prilaku yang berubah atau

acak. Kedua, kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola

kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang

terpisah-pisah. Ketiga, kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya

Page 3: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 762-773

764

dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi,

atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang dimaksud dikerjakan atau

akan dikerjakan. Keempat, kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun

negatif.

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan

Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan, memiliki perspektif

yang lebih luas. Pearse dan Stieffel (dalam Prijono, 1996:54) mengatakan bahwa

menghormati kebhinnekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan, dan

peningkatan kemandirian merupakan bentuk-bentuk pemberdayaan partisipatif.

Hasil Konferensi Habitat Agenda tingkat dunia yang diadakan di Istambul Turki

tahun 1996 menekankan perlunya pemberdayaan masyarakat yang secara tegas

menyatakan ada keabsahan dan penting bagi berbagai bentuk keterlibatan

masyarakat dalam mencapai pembangunan pemukiman yang berkelanjutan

a. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti

pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Uphoff, Cohen, dan

Goldsmith (1977:242) bahwa partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan

aktif masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan

evaluasi, serta pemanfaatan hasil. Lebih lanjut menurut Adisasmita (2006:78)

partisipasi adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,

meliputi kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan (implementasi)

program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal.

Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan

aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk

berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program yang dilaksanakan.

Selanjutnya, Syahyuti (2006:66) mendefinisikan partisipasi sebagai proses

dimana seluruh pihak dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh inisiatif

pembangunan.

b. Pemberdayaan Masyarakat dalam Wacana Kemiskinan

Chambers (1983:225) menyatakan bahwa penyebab kemiskinan sebagai

suatu kompleksitas serta hubungan sebab-akibat yang saling berkaitan dari

ketidakberdayaan (powerlessness), kerapuhan (vulnerability), kelemahan fisik

(physical weakness), kemiskinan (poverty), dan keterasingan (isolation).

ketidakberdayaan bukan mengarah pada tidak adanya kekuatan sama sekali,

akan tetapi pada kenyataannya yang tampaknya hanya memiliki sedikit

kekuatan ternyata justru mampu untuk bertahan menggulingkan dan kadang-

kadang mentransformasikan kondisi hidup mereka. Jadi kekuatan itu ada,

hanya saja perlu untuk ditampakkan dan dikembangkan.

Talcott Parson (1960:96) yang membedakan kekuasaan (power) menjadi

dua dimensi, yaitu distributif dan generatif. Dimensi distributif kekuasaan

diartikan sebagai kemampuan seseorang atau kelompok untuk memaksakan

kehendak mereka pada orang lain. Sedangkan dimensi generatif kekuasan

Page 4: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

765

merupakan tindakan-tindakan yang memungkinkan masyarakat atau unit sosial

untuk meningkatkan kemampuannya mengubah masa depan mereka yang

dilakukan atas pilihan mereka sendiri. Dimensi generative kekuasaan dapat

diciptakan melalui organisasi sosial dan kelompok kaum marginal untuk

mendorong proses perubahan sosial yang memungkinkan mereka untuk

memberi pengaruh yang lebih besar terhadap lingkup kehidupan mereka pada

tingkat lokal maupun nasional.

Gerakan Desa Membangun (GERDEMA)

Gerakan Desa Membangun adalah konsep pembangunan yang

mengedepankan asas demokrasi. Masyarakat diberi keleluasaan untuk

menyampaikan aspirasi-aspirasi pembangunan seperti yang muncul dalam setiap

kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan di desa-desa, mengedepankan

pemberdayaan, keberpihakan, inovasi, efektifitas, efisiensi, dan keterbukaan.

Gerakan Desa Membangun merupakan paradigma baru pembangunan

Kabupaten Malinau dengan bertumpu pada kekuatan rakyat, yaitu, “dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat”. Seluruh penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan didasarkan pada kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi yang harus menikmati kesejahteraan, dan

menempatkan masyarakat desa sebagai pelaku pembangunan.

Gagasan “Revolusi dari Desa” dengan program Gerakan Desa Membangun

(GERDEMA) menjadi program andalan untuk mengatasi kemiskinan dan

ketimpangan pembangunan Desa-Kota. Inilah jawaban atas permasalahan yang

dihadapi Indonesia selama ini. Gerakan Desa Membangun (GERDEMA)

menempatkan rakyat sebagai kekuatan kunci pembangunan karena rakyatlah yang

lebih mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengelola potensi dan nilai yang

ada di desa. Tiga hal yang menjadi esensi konsep Gerakan Desa Membangun

(GERDEMA) adalah gerakan yang berasa dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan

manfaatnya langsung dirasakan oleh rakyat.

Jika selama ini, perencanaan pembangunan Indonesia lebih dominan

menggunakan model “Top Down” maka Gerakan Desa Membangun

(GERDEMA) hadir untuk memberikan inovasi perencanaan pembangunan

dengan konsep kombinasi model “Top Down dan Bottom Up”. Melalui Gerakan

Desa Membangun (GERDEMA) memberikan penekanan bahwa kepemimpinan

menjadi syarat mutlak keberhasilan pelaksanaan Gerakan Desa Membangun

(GERDEMA). Oleh karena itu, Gerakan Desa Membangun (GERDEMA) hadir

untuk memberdayakan pemerintah desa karena banyak pemerintah desa hanya

bersifat formalitas. Dengan hadirnya Gerakan Desa Membangun (GERDEMA),

pemerintah desa lebih aktif, kreatif dan partisipatif untuk menggunakan kearifan

lokal yang dimiliki dalam menghadapi persoalan yang dialami.

Pelaksanaan Model Gerakan Desa Membagun (GERDEMA) sangat berarti

bagi Pemerintah Kabupaten Malinau, Kecamatan dan Pemerintah Desa sendiri.

Karenanya Model Gerakan Desa Membangun sebagai paradigma pembangunan

Page 5: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 762-773

766

baru, juga sebagai bagian dari dukungan nyata atas implementasi Undang-Undang

Nomor: 6 Tahun 2014 Tentang Desa dengan berbagai penyesuaian dalam

pelaksanaannya sesuai dengan kearifan lokal dan berbagai peraturan yang

berlaku. Sebagai paradigma pembangunan, Gerakan Desa Membagun

(GERDEMA) haruslah benar-benar diimplementasikan dengan baik. Sehingga

benar-benar mampu mengubah kondisi sosial sekaligus menjadi referensi

pembentukan perilaku masyarakat dan pemerintahan desa yang hakiki dalam

menjalankan Gerakan Desa Membangun, dengan menjunjung tinggi nilai

keterbukaan, partisipasi, toleransi, gotong-royong, demokratisasi, swadaya,

kepemimpinan, pertanggungjawaban, efisiensi, efektifitas yang selalu pro rakyat.

Sesuai visi pembangunan, yaitu: “Terwujudnya Kabupaten Malinau yang Maju

dan Sejahtera Melalui Gerakan Desa Membangun“.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk

menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya (fact finding). Sebagaimana menurut Nawawi

(1990:64), bahwa metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian

dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-

fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan

interpretasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian dalam bentuk

deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang

implementasi kebijakan program Gerakan Desa Membangun dalam upaya

pemberdayaan masyarakat Desa Long Pada. Adapun analisis data yang di

pergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Miles Dan

Hubernman (1992:16) yang terdiri dari empat hal utama yaitu pengumpulan data,

reduksi, data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu

yang saling berkaitan baik pada saat sebelum, selama, maupun sesudah

pengumpulan data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kebijakan Program Gerdema Bidang Pembangunan Infrastruktur di Desa

Long Pada

Pembangunan bidang infrastruktur menjadi salah satu prioritas bagi

pembangunan di Desa Long pada yang memiliki kondisi geografis sebagai daerah

terpencil dan terisolir, kondisi tersebut membuat pembangunan infrastruktur di

Desa Long pada relative tertinggal dari Desa-Desa yang lain. Salah satu

indikatornya adalah rumah-rumah masyarakat di Desa Long Pada hampir

seluruhnya dalam kategori tidak layak huni dan beratap daun.

Pada tahap kegiatan pra-musrenbang dan musrenbang tingkat RT dan desa,

masyarakat desa diberdayakan secara optimal melalui keterlibatannya dalam

proses perencanaan pembangunan, sehingga dihasilkan prioritas kegiatan

Page 6: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

767

pembangunan infrastruktur yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat Desa

Long Pada sebagai berikut:

a. Renovasi rumah warga

Pembangunan renovasi rumah warga menjadi prioritas pembangunan

yang dilaksanakan di Desa Long Pada, kondisi tersebut sesuai dengan

kebutuhan masyarakat di Desa Long Pada yang mayoritas memiliki rumah

tidak layak huni, sehingga melalui Gerdema dilaksanakan pembangunan

infrastruktur dalam bentuk renovasi rumah. Pemberdayaan masyarakat melalui

keterlibatan yang luas kepada masyarakat dalam proses perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan telah mampu memberikan manfaat yang lebih baik

kepada masyarakat sehingga mampu memberi perubahan bagi kehidupan

masyarakat, seperti pendapat yang disampaikan Hulme dan Turner (1990)

bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial

yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk

memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun

nasional. Oleh karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif.

Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan

kekuasaan kekuatan yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.

Masyarakat yang selama ini hanya sebagai obyek dari pembangunan

karena sebagai pihak yang lemah tidak memiliki kekuatan dan kemampuan

untuk menyampaikan aspirasinya dalam proses pembangunan. Dengan

pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan oleh program Gerdema

telah mampu menempatkan masyarakat sebagai obyek sekaligus subyek dalam

proses pembangunan, sehingga hasil pembangunan infrastruktur yang

dilaksanakan di Desa Long Pada memberikan manfaat bagi masyarakat.

b. Pembangunan Jalan Malinau-Desa Long Pada

Desa Long Pada termasuk dari salah satu desa yang terisolir di

Kabupaten Malinau. Keterisoliran tersebut akibat akses yang hanya dapat

ditempuh ke Desa Long Pada hanya melalui jalur sungai. Pembukaan

keterisoliran Desa Long Pada memberikan dampak yang luas bagi masyarakat,

seperti: menurunkan biaya hidup akibat turunnya harga barang-barang

kebutuhan pokok di Desa Long Pada, meningkatkan mobilitas orang dan

barang, dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Akses

jalan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi masyarakat, pembukaan

akses jalur darat ke Desa Long pada memberikan efek domino yang positif

bagi sektor-sektor yang lain, secara khusus penurunan biaya kebutuhan hidup

dan ketersediaan barang dan jasa yang selama ini sangat terbatas.

c. Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan Desa Long Pada

Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan Desa Long Pada

menjadi prioritas pembangunan infrastruktur di Desa Long Pada, hal ini

didasarkan pada kondisi akses dalam Desa Long Pada masih sangat terbatas,

jalan penghubung rumah warga dengan fasilitas umum dan fasilitas

perekonomian warga berupa sawah dan kebun masih berupa jalan tanah

Page 7: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 762-773

768

dengan kondisi jalan yang rusak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

program Gerdema yang sudah berjalan mulai tahun 2011 menempatkan

pembangunan dan peningkatan kualitas jalan dalam desa dan akses menuju

sawah dan kebun masyarakat merupakan strategi yang dilaksanakan oleh

pemerintah desa bersama dengan warga sebagai upaya meningkatkan taraf

hidup dan kehidupan ekonomi masyarakat. Peningakatan fasilitas jalan dalam

lingkungan desa dan jalan tani menuju sawah dan kebun warga memberikan

manfaat yang tinggi bagi warga yang selama ini tidak berdaya terhadap kondisi

yang dialami, fasilitas tersebut telah mampu menjadi salah satu faktor

pendukung peningkatan taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Selama

ini keterbatasan akses menuju sawah dan ladang warga, menjadikan warga

kurang semangat untuk melakukan cocok tanam, dengan adanya akses jalan

tani warga sudah mulai semangat untuk bercocok tanam dan setiap hari warga

melakukan aktivitas bertani dan berkebun untuk dapat meningkatkan

kehidupan perekonomian mereka.

d. Pembangunan air bersih

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi dan sulitnya akses

menuju Desa Long Pada menjadi salah satu alasan penyediaan fasilitas air

bersih belum mampu menjangkau warga di Desa Long Pada. Sebelum

pelaksanaan program Gerdema pemenuhan kebutuhan warga berupa

penyediaan fasilitas air bersih tidak tersedia. Melalui program Gerdema telah

dibangun fasilitas infrastruktur berupa air bersih bagi warga. Fasilitas air

bersih yang diberikan kepada warga selain menyediakan pemenuhan

kebutuhan dasar bagi warga juga mampu meningkatkan kemandirian keuangan

Desa melalui penerimaan retribusi air bersih yang masuk pada sumber PAD

Desa. Selain itu, dengan pemberdayaan yang dilakukan warga dan pemerintah

Desa memiliki tingkat kesadaran yang lebih baik dalam menjaga dan

memanfaatkan fasilitas air bersih yang telah tersedia.

e. Pembangunan Kantor Desa Long Pada

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas kantor Desa Long

Pada sebelumnya memiliki kondisi kurang representatif, dengan pembangunan

yang berawal dari proses perencanaan yang dimulai dari usulan masyarakat

dan pemerintah Desa Long Pada akhirnya dilakukan pembangunan kantor

Desa Long Pada sehingga saat ini memiliki bangunan yang lebih representatif

untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat. Besarnya dana yang

diperlukan untuk pembangunan infrastruktur di Desa Long Pada sebagai

dampak dari rendahnya pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan

sebelumnya. Namun, dengan program Gerdema, masyarakat diberdayakan

secara optimal untuk terlibat secara aktif dan nyata dalam proses pembangunan

yang diawali dengan perencanaan partisipatif melalui kegiatan musrenbangdes.

Sehingga selama enam tahun pelaksanaan program Gerdema, masyarakat Desa

Long Pada dapat merasakan dampak dan manfaat dari pembangunan

Page 8: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

769

infrastruktur di Desa mereka berupa penyediaan fasilitas infrastruktur yang

sudah mulai tersedia di Desa Long Pada.

Kebijakan Program Gerdema Bidang Pertanian dan Perkebunan Di Desa Long

Pada

Pembangunan bidang pertanian dan perkebunan menjadi salah satu prioritas

bagi pembangunan di Desa Long, hal ini didasarkan pada kondisi masyarakat

Desa Long Pada yang tertinggal dan mayoritas masyarakatnya berada dibawah

garis kemiskinan. Melalui program Gerdema, masyarakat Desa bersama dengan

pemerintah Desa Long Pada membuat perencanaan untuk dapat meningkatkan

pertanian dan perkebunan masyarakat yang didasarkan pada potensi dan

kebutuhan masyarakat kegiatan tersebut antara lain:

a. Percetakan sawah dan kebun

Masyarakat Desa Long Pada memiliki lahan yang sangat luas, namun

selama ini pengelolaannya masih sangat terbatas karena keberadaan lahan belum

optimal dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, sehingga hasil yang

diperoleh belum mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Melalui

program Gerdema masyarakat dan pemerintah Desa Long Pada menempatkan

percetakan sawah dan ladang menjadi prioritas pembangunan di bidang pertanian

dan perkebunan. Program percetakan sawah dan kebun merupakan program yang

secara konsisten diakomodir dalam APBDes Long Pada. Setiap tahun program

percetakan sawah dan ladang dilaksanakan untuk menambah luasan lahan

pertanian di Desa Long Pada. Penambahan luasan lahan pertanian telah mampu

merubah pola pikir dan pola kerja masyarakat, dahulu intensitas masyarakat ke

ladang untuk menggarap lahanya sangat kurang, dengan tersedianya lahan

pertanian telah mampu memberikan semangat dan motivasi bagi warga untuk

setiap hari menggarap lahan yang dimilikinya. Pemberdayaan mampu

memberikan kekuatan dan semangat warga untuk dapat memiliki kehidupan yang

lebih baik melalui bidang pertanian sebagai profesi dan pekerjaan mayoritas

masyarakat Desa Long Pada.

b. Bantuan bibit padi dan merica

Berdasarkan perencanaan partisipatif oleh masyarakat sebagai bentuk

pemberdayaan kepada masyarakat, sejak tahun 2012 dana Gerdema dan APBD

Kabupaten Malinau melalui anggaran Dinas Pertanian dan Perkebunan

memberikan alokasi anggaran untuk memberikan bantuan bibit padi dan merica

bagi masyarakat Desa Long Pada. Gerdema memberikan kepercayaan kepada

masyarakat desa untuk membangun yang dikelola secara langsung oleh

masyarakat yang disertai dengan pemberian dana kepada pemerintah desa dan RT

sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat desa. Untuk dapat mengoptimalkan program dan dana Gerdema,

pemerintah Kabupaten Malinau melalui Satgas Gerdema memberikan

pendampingan kepada pemerintah desa agar dapat mengelola keuangan dan

program Gerdema dengan baik, benar dan optimal.

Page 9: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 762-773

770

Kebijakan Program Gerdema Bidang Pendidikan Di Desa Long Pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau melalui program Gerdema Jilid II

memberikan perhatian yang besar pada sektor pendidikan, kebijakan tersebut

diambil untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Malinau.

Kebijakan wajib belajar 16 tahun diambil oleh Pemerintah Kabupaten Malinau

sebagai upaya peningkatan pendidikan bagi para calon peserta didik, sehingga

ketika memasuki sekolah dasar mereka sudah memiliki dasar untuk dapat

membaca dan menulis.

Pemberdayaan kepada masyarakat Desa Long Pada melalui pemberian

pemahamanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau,

baik yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan maupun pemerintah Kecamatan

Sungai Tubu, sebenarnya telah mampu merubah pola pikir masyarakat terhadap

pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka, hal ini tercermin melalui setiap

tahun masyarakat Desa Long Pada selalu menempatkan program pendidikan

sebagai program prioritas dengan alokasi dana yang cukup besar yang dibiaya

melalui dana Gerdema. Namun, tidak dipungkiri, bahwa kondisi pendidikan

masyarakat Desa Long Pada masih jauh tertinggal dari daerah-daerah lain baik

diwilayah Kabupaten Malinau maupun luar Malinau.

Selama enam tahun pelaksanaan Gerdema telah mampu memberikan

pemahaman yang baik bagi masyarakat dibidang pendidikan, upaya ini harus

terus ditingkatkan untuk dapat mengejar ketertinggalan pendidikan masyarakat

Desa Long Pada sebagai salah satu solusi pengentasan dari kemiskinan. Program-

program pendidikan yang dilaksanakan di Desa Long Pada sejauh ini telah

mampu memberikan hasil yang baik terhadap peningkatan pendidikan masyarakat

Desa Long Pada, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan sebagai

solusi yang efektif untuk mengentaskan dari kemiskinan sudah mulai terbentuk.

Kebijakan Program Gerdema Bidang Kesehatan Di Desa Long Pada

Dinas Kesehatan selama pelaksanaan program Gerdema selalu aktif dan

terlibat dalam proses perencanaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Long

Pada, oleh karena itu terdapat beberapa program kegiatan yang dilaksanakan dan

didanai oleh APBD melalui Dinas Kesehatan antara lain: penyediaan tenaga

kesehatan yang ditempatkan pada Pustu Desa Long Pada, yaitu terdiri dari satu

orang dokter umum, tenaga perawat dan bidan yang totalnya sebanyak enam

orang; Sejak tahun 2014 pustu Desa Long pada telah dilayani oleh dokter;

Peningkatan pustu Desa Long Pada menjadi puskesmas dan pembangunan

fisiknya akan dimulai pada tahun 2018.

Program Gerdema yang dilaksanakan di Desa Long Pada sejak tahun 2012

telah memberikan hasil yang nyata bagi peningkatan kesehatan masyarakat,

program kesehatan yang dilaksanakan melalui dana Gerdema baik yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten Malinau maupun dana APBDes

Long Pada telah menunjukkan hasil yang baik bagi peningkatan kualitas hidup

masyarakat di bidang kesehatan.

Page 10: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

771

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau Untuk

Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Gerdema

Gerdema telah memberikan manfaat yang positif bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat Desa Long pada. Keberhasilan program Gerdema tidak

terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten

Malinau melalui pemerintah Kecamatan Sungai Tubu seperti informasi yang

disampaikan oleh Bapak Tinas selaku Camat Sungai Tubu sebagai berikut.

a. Pelatihan

Pemerintah Kecamatan Sungai Tubu secara konsisten dan berkesinambungan

melaksanakan program pelatihan yang ditujukan kepada aparatur Desa Long

Pada dan masyarakat desa untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman

terhadap program Gerdema dan peran serta masyarakat dalam proses

perencanaan pembangunan.

b. Pendampingan

Kegiatan pendampingan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelatihan.

Melalui pendampingan yang dilaksanakan oleh pemerintah kecamatan dan

SKPD terkait, masyarakat Desa Long Pada akan diberdayakan untuk secara

aktif terlibat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di Desa Long

Pada

c. Perencanaan Partisipatif

Pemberdayaan kepada masyarakat yang menjadi jiwa dari program Gerdema

diimplementasikan secara nyata melalui pelaksanaan perencanaan partisipatif

yang dilaksanakan oleh masyarakat mulaidari pra-musrenbang tingkat RT

sampai dengan kabupaten.

Kesimpulan

Program Gerdema memberikan pemberdayaan kepada masyarakat yang

diimplementasikan melalui perencanaan partisipatif telah mampu memberikan

dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat di Desa Long Pada melalui

sektor pembangunan infrastruktur dengan membuka akses transportasi darat dari

Malinau ke Desa Long Pada sebagai program pembangunan infrastruktur yang

strategis. Peningkatan sektor pertanian dan perkebunan masyarakat yang

didasarkan pada potensi dan kebutuhan masyarakat melalui percetakan sawah dan

kebun, bantuan bibit sebagai program yang berasal dari usulan masyarakat untuk

dapat meningkatkan kehidupan sosial masyarakat. Gerdema bagi sektor

pendidikan belum memberikan manfaat yang optimal bagi peserta didik di Desa

Long Pada yang disebabkan pola pikir masyarakat yang belum menempatkan

pendidikan sebagai faktor utama pengentasan kemiskinan. Gerdema bagi

peningkatan sektor kesehatan melalui penyediaan tenaga kesehatan dan dokter

yang ditempatkan di pustu Desa Long Pada, ketersediaan alat kesehatan, obat-

obatan dan faslitas kesehatan lainnya yang didanai oleh Gerdema baik melalui

APBD Kabupaten Malinau maupun APBDes telah dapat meningkatkan kesehatan

masyakat, seperti penurunan angka kematian bayi, penurunan angka anak sakit

Page 11: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 762-773

772

yang dilakukan dengan memberikan imunisasi secara lengkap dan rutin.

Pelaksanaan program Gerdema tidak terlepas dari berbagai upaya yang

dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Malinau dan pemerintah Kecamatan

Sungai Tubu melalui kegiatan pelatihan kepada aparatur desa dan masyarakat

Desa Long Pada, pendampingan dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan program serta mendorong warga untuk terus meningkatkan peran

mereka dalam proses perencanaan partisipatif.

Saran

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau harus secara konsisten meningkatkan

anggaran dana Gerdema kepada pemerintah Desa Long Pada, mengingat masih

dibutuhkannya anggaran yang cukup besar untuk dapat memberikan pelayanan

yang optimal bagi masyarakat Desa Long Pada di bidang infrastruktur,

pertanian, pendidikan dan kesehatan

2. Pemerintah Kabupaten Malinau segera meningkatkan pustu menjadi

puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada

masyarakat Desa Long Pada di bidang kesehatan, keberadaan puskesmas di

Desa Long Pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dan

mendesak bagi warga.

3. Pemerintah Desa Long Pada segera memanfaatkan aplikasi Simdes dalam

pengelolaan keuangan desa berbasis teknologi informasi untuk dapat

meningkatkan efektifitas, efisiensi dan akuntabilias pengelolaan dana Gerdema

dari APBD Kabupaten Malinau dan dana Desa dari APBN.

Daftar Pustaka

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. CV. Alfabeta: Bandung.

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha

Ilmu: Yogyakarta

Chambers, Robert. 1983. Rural Development Putting the Last First. Longman

Inc: New York.

Cohen and Uphoff. 1977. Rural Development Participation. Cornell University:

New York

Hulme, David & M. Turner. 1990. Sociology of Development: Theories, Policies

and Practices. Harvester Whearsheaf: Hertfordshire.

Miles, B. Mathew, Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI

Press: Jakarta.

Nawawi. 1990. Metode Penelitian Sosial. UGM Press: Yogyakarta.

Parsons, Talcott. 1985. Esai-Esai Sosiologi Talcott Parsons. Aksara Persada:

Jakarta.

Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.). 1996. Pemberdayaan: Konsep,

Kebijakan dan Implementasi. Centre for Strategic and International Studies

(CSIS): Jakarta.

Page 12: KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN DESA MEMBANGUN …ar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2018/04/2 eJournal Administrative...perubahan besar di wilayah pedalaman, yaitu terbukanya

Kebijakan Program Gerakan Desa Membangun (Gerderma) di Desa... (Aris Tandisau)

773

Syahyuti. 2006. Tiga puluh Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan

Pertanian. PT Bina Rena Pariwara. Jakarta