kebijakan perubahan iklim 6 4 .8 dan …puspijak.org/uploads/bahan_dishut_grk.pdf · (unfcc) dan...
TRANSCRIPT
NTT
NTB
64.8
63.0
NTT
NTB
64.8
63.0
KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM
DAN PENGALAMAN PENYUSUNAN RAD-GRK
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Oleh
Ir. Wayan Darmawa,MT
KEPALA BAPPEDA NUSA TENGGARA TIMUR
Outline
1. Pergub 40/2012 ttg RAD-GRK NTT2. Kajian Akademis2. Proyeksi Emisi dan Mitigasi RAD-
GRK NTT3. Kebijakan pendukung RAD-GRK NTT
2
1
PERGUB NO 40 TAHUN 2012 TTG
RAD-GRK NTT
DASAR PERTIMBANGAN RAD-GRK NTT
• Sebagai tindak lanjut kesepakatan Bali Action Plan pada The Conferences of parties (COP) ke-13 United Nations Frameworks Convention on Climate Change (UNFCC) dan hasil COP-15 di Copenhagen dan COP-16 di Cancun
• Mmenuhi komitmen Pemerintah Indonesia dalam pertemuan G-20 di Pittsburg untuk menurunkan emisigas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika mendapat bantuan internasionalpada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencanaaksi (bussines as usual/BAU), maka perlu disusunlangkah-langkah untuk menurunkan emisi GRK
4
LINGKUP RAD-GRK NTT
5
a.RAD-GRK terdiri dari kegiatan intidan kegiatan pendukung.
b.Kegiatan RAD-GRK meliputi: Pertanian; Kehutanan; Energi dan Transportasi; Industri; Pengelolaan Limbah; Kegiatan pendukung lain.
PELAKSANAAN RAD-GRK NTT
6
Pimpinan SKPD melaksanakan RAD-GRK sesuaitugas dan fungsi
Pelaksanaan dan pemantauan RAD-GRK dikoordinasikan oleh Bappeda
Pelaksanaan RAD-GRK masing-masing SKPD diatur lebih lanjut oleh SKPD, sesuai dengantugas dan kewenangannya
Untuk menurunkan emisi GRK di wilayahKabupaten/Kota, maka ditetapkan Peraturan Bupati/Walikota tentang RAD-GRK.
Bab Substansi DeskripsiI PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang , tujuan dari penyusunan RAD-
GRK, keluaran yang diharapkan, dasar hukum yang terkaitdengan perubahan iklim sebagai mandat bagi PemerintahProvinsi untuk menyusun RAD-GRK, serta kerangka waktupenyusunannya
II PROFIL DAERAH & PERMASALAHAN EMISI GRK
Menjelaskan profil dan karakteristik umum daerah, kebijakandan rencana strategis, program prioritas daerah, sumberemisi/potensi serapan GRK yang terdapat di wilayah provinsi, berikut dengan permasalahan yang dihadapi
II PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP
Menjelaskan secara ringkas pembagian urusan baik sektoral maupun wilayah administratif sebagai bahan masukan untuk menentukan ruang lingkup daerah. Penentuan ruang lingkup ini juga didasarkan pada hasil analisis pada Bab 2.Dalam Bab ini Pemerintah Propinsi menetapkan bidang/sub bidang dan kegiatan serta wilayah administrasif yang memiliki emisi sumber GRK dan berpotensi menurunkan emisi
Struktur RAD-GRK NTT
7
2
Kajian akademis RAD-GRK NTT
Tier 1
•Penggunaan default IPCC
•Emisi = data aktivitas x faktor emisi
•Faktor emisi (FE) menggunakan default IPCC 2006.
Tier 2
•Penggunaan faktor emisi lokal
•Emisi = data aktivitas x faktor emisi
•Faktor emisi (FE) lokal untuk Indonesia).
Tier 3
• (pengukuran)
• Emisi = data aktivitas x faktor emisi
• Model dan pengukuran langsung
• Faktor emisi (FE) lokal untuk Indonesia).
Tahap Perhitungan Emisi GRKTingkat Akurasi Perhitungan
9
Sumber Emisi dan Serapan GRK
10
Emisi dan Serapan dari PerubahanPenggunaan Lahan
Emisi dan Serapan dari Tanah Gambut Emisi dan Serapan dari Tanah Mineral Emisi dan Serapan dari Pemupukan dan
Sumber Lain Emisi dan Serapan dari Peternakan
RAD NTT Berbasis Lahan : Kehutanan,
Lahan Gambut dan Pertanian
11
RANTAI EMISI PERTANIAN
Emisi dari
perternakan
CO2
CH4
CH4 + CO2
CH4
Metode Perhiitungan Emisi
15
Penentuan Metode
Bahan
Pertim-
bangan
Jenis Data yang diperlukan
16
Sumber Data
17
Fermentasi enterik hewan ternak (kg CH4/ekor/tahun) (IPCC, 2006)
Terenak Negara maju
Negara berkembang
Berat badan
Sapi perah 61 61 Produksi susu rata-rata 1650 kg/ekor/tahun
Sapi lainnya 47 47 Termasuk sapi multiguna
Kerbau 55 55 300 kg
Domba 8 5 65 kg –Negara maju45 kg- Negara berkembang
Kambing 5 5 40 kg
Onta 46 46 570 kg
Kuda 18 18 550 kg
Error (30-50%)
Emisi CH4 dari kotoran hewan di Asia(kg CH4/ekor/tahun)
Ternak Cara pengelolaan kotoran EF untuk daerah tropis
Sapiperah
Sekitar setengah dari kotoran sapidigunakan untuk biogas dansisanya dikelola dalam keadaankering.
31
Sapi lainnya
1
Babi Sekitar 40% kotoran dikeloladalam keadaan basah
7
Kerbau Kotoran dikelola dalam keadaankering dan disebar padang rumput
2
SUMBER EMISI GAS RUMAH KACA DARI SEKTOR INDUSTRI
Emisi dari pemakaianenergi
Emisi dari proses
Enisi dari pengolahanlimbah
21
Penggunaan Energi:- Rumah tangga- Komersial- Transportasi- Industri- Pembangkit, dll
Faktor Emisi(FE)
Emisi Sektor Energi
• Data bahan bakar
• Statistik Energi Daerah
• Rencana Umum Energi
Daerah (RUED)
• Rencana Umum
Ketenagalistrikan Daerah
(RUKD), dll
• Default IPCC 2006
• Faktor Emisi Lokal
• Faktor Emisi Sistem
Ketenagalistrikan
• Baseline Emisi
• Emisi Kinerja
Nyata
Mitigasi = Baseline Emisi – Emisi Kinerja Nyata
PERHITUNGAN EMISI BIDANG BERBASIS ENERGI
EMISI GRK INDUSTRI• Emisi GRK dihasilkan dari berbagai aktifitas industri
• Sumber emisi utama berasal dari proses industri yang mengubah
material secara kimia maupun fisika
• Sumber emisi lainnya berasal dari penggunaan GRK dalam produk-
produk industri:
– refrigerator (pendingin), busa, aerosol, dll pengganti BPO
– SF6 dalam peralatan elektrik
– N2O sebagai propelan terutama dalam produk industri makanan
PROSESINPUT OUTPUT
Data Timbulan Sampah (waste generation rate)1
Data Komposisi Sampah (Waste Composition)2
Data Pemrosesan Sampah (Open Dumping, Sanitary Landfill)3
Data Penimbunan Sampah dari Mulai Beroperasi sd Sekarang4
Sektor Pengelolaan Limbah ( Padat)
Setiap daerah memiliki data yang berbeda tergantung kepada: 1) tingkat ekonomi, 2) struktur industri, 3) regulasi pengelolaansampah, dan 4) gaya hidup.
3
Proyeksi Emisi dan mitigasi
RAD-GRK NTT
No Keterangan 2006-2011 2011-2015 2015-2020
1.
Emisi Total Sektor Pertanian dan Peternakan BAU (ton CO2-eq/tahun) di Provinsi NTT Tahun 2006 – 2020
1.823.644,69 2.487.728,37
3.670.386,20
2.
Emisi Total Sektor Kehutanan BAU (ton CO2-eq/tahun) di Provinsi NTT Tahun 2006 – 2020
1.082.825,33 2.751.531,15 4.688.740,20
Net Emisi Sektor Land Based di Provinsi NTT 2011 – 2020 2.906.470,03 5.239.259,52 8.359.126,40
25
Total Perhitungan Emisi Sektor Berbasis Lahan (Land Based)di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006 – 2020
NoKeterangan
2006-2011 2011-2015 2015-2020
1
Mitigasi Sektor Pertanian dan Peternakan BAU (ton CO2-eq/tahun) di Provinsi NTT Tahun 2006 -2020
1.823.644,69 2.529.583,45 3.192.493,11
2Mitigasi Sektor Kehutanan (ton CO2-eq/tahun) di Provinsi NTT Tahun 2006 -2020
1.082.825 1.688.418 2.137.789
Mitigasi Sektor Land Base di Provinsi NTT Tahun 2011 -2020
2.906.470,03 4.218.001,32 5.330.282,35
26
Hasil Perhitungan Mitigasi Sektor Berbasis Lahan (Land Based)di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006 – 2020
27
Hasil Perhitungan Emisi Sektor Berbasis Lahan (Land Based)NTT Tahun 2006 – 2020
0,00
1.000.000,00
2.000.000,00
3.000.000,00
4.000.000,00
5.000.000,00
6.000.000,00
7.000.000,00
8.000.000,00
9.000.000,00
2006-2011 2011-2016 2016-2020
Net Emisi Sektor
Land Base di
Provinsi NTT
Tahun 2011 -
2020
Mitigasi Sektor
Land Base di
Provinsi NTT
Tahun 2011 -
2020
No Sektor
Mitigasi tCO2
2006-2011 2011-2016 2016-2020
1. Sektor BerbasisLahan (Land Based) 2.906.470 4.218.001 5.330.282
2. Sektor Energi 1.600.000 2.100.000 2.600.000
3. Sektor Limbah 1.054.000 1482.000 1.778.000
Jumlah5.560.470 7.800.001 9.708.282
28
Rekapitulasi Mitigasi GRK-NTT
Rekapitulasi Emisi GRK-NTT
No SektorEmisi tCO2eq
2006-2011 2011-2016 2016-2020
1. Sektor Berbasis Lahan (Land Based) 2.906.470 5.239.259 8.359.126
2. Sektor Energi 1.600.000 2.200.000 2.900.000
3. Sektor Limbah 1.054.000 1.666.000 2.042.000
Jumlah5.560.470 9.105.259 13.301.126
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
2006-2011 2011-2016 2016-2020
BAU Baseline (t CO2 eq)
Mitigasi (t CO2 eq)
No Keterangan 2006-2011 2011-2016 2016-20201 BAU Baseline (t CO2 eq) 5.560.470 9.105.259 13.301.1262 Mitigasi (t CO2 eq) 5.560.470 7.800.001 9.708.282
Tiga (3) aksi mitigasi untuk
pengurangan emisi pada tahun 2020
31
1. Skenario Mitigasi I meliputi:Pemantapan Kawasan Hutan dengan sasaran terselenggaranya Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Zona Hutan Produksi yang semula adalah semak belukar diharapkan menjadi hutan tanaman sehingga berkontribusi terhadap penurunan emisi sebesar 533.887,08 ton CO2-eq.
32
2. Skenario Mitigasi 2:Rehabilitasi dan Konservasi (Terbangunnya Hutan Cendana, Hutan Kenari, Kesambi dan Flobamora ) yang juga berada di Hutan Produksi dimana semula adalah Hutan Sekunder dan Semak Belukar, diharapkan dengan aksi mitigasi ini dapat meningkat menjadi Hutan Tanaman dan Hutan Sekunder sebesar 730.259,74 ton CO2-eq.
3. Skenario Mitigasi 3:Terbangunnya Hutan Rakyat yang berada pada Zona Area Penggunaan Lain yang semula adalah Semak Belukar diharapkan dengan intervensi tersebut menjadi Hutan Tanaman yang berkontribusi sekitar 54,41% atau 2.550.950,96 ton CO2-eq .
Mitigasi Energi
• Penghematan energi (listrik dan BBM)• Penggantian peralatan hemat energi (i.e
LHE)• Pemanfaatan Energi Terbarukan untuk
pembangkit listrik (PLTM/PLTMH, PLTS, PLTBayu dan PLT Biomasa)
• Pengembangan Biogas• Penggunaan gas alam• Reklamasi pasca tambang
33
MITIGASI TRANSPORTASI
4
KEBIJAKAN PENDUKUNG MENCAPAI
TARGET RAD-GRK DI NTT
Pelaksanaan Pengelolaan DAS terpadusesuai PERDA Nomor 5 Tahun 2008 di NTT
No Arahan Kegiatan KawasanBudidaya
KawasanLindung
1 Pemanfaatan dan penggunaan hutan, lahan danair di bagian hulu DAS
v v
2 Restorasi hutan serta rehabilitasi dan reklamasihutan maupun lahan di bagian hulu DAS
v v
3 Konservasi hutan, lahan dan di bagian hulu DAS v v
4 Pemanfaatan dan penggunaan hutan, lahan danair di bagian tengah DAS
v v
5 Pemanfaatan dan penggunaan hutan, lahan danair di bagian hilir DAS
v v
6 Restorasi hutan serta rehabilitasi dan reklamasihutan maupun lahan di bagian hilir DAS
v v
7 Konservasi hutan, lahan dan bagian hilir DAS v v
.
KETERPADU
AN LINTAS
SEKTOR
Peningkatan
dan Percepatan
Berkelan
jutan
Perbedayaan
Masyarakat
STRATEGI PEMBANGUNAN
KEMITRAAN
6 Tekad Pembangunan
EKONOMI
PERIKANAN-KELAUTAN
NTT DESTINASI
PARIWISATA DUNIA
PROVINSI JAGUNG
PROVINSI
KOPERASI
PROVINSI
CENDANA
PROVINSI TERNAK
PROGRAM DESA
MANDIRI ANGGUR
MERAH
a. Basis eknomi• Desa Pertanian Terpadu, • Desa Pesisir Terpadu, • Desa Wisata Terpadu, • Desa Pertambangan /Industri terpadu• Kelurahan Jasa terpadu
b. Prioritas Pembangunan • Pengembangan Sumberdaya Manusia• Pemberdayaan Ekonomi Rakyat • Pengembangan Infrastruktur• Pembangunan Lingkungan Hidup• Tata Kelola Pemerintahan Desa
PERGUB 39/2012: Pembangunan Daerah Terpadu
Berbasis Desa/kelurahan Tahun 2014-2018
No
Wilayah Pembangunan Pesisir Lembah/
DAS
Lereng/Punggung
BukitDataran
1 WP-1: Timor, Rote Ndao, Alor, SabuRaijua 11.38 1.50 18.98 9.70
2 WP-2: Flores-Lembata 15.45 1.82 22.83 5.92
3 WP-3: Sumba 3.18 0.68 5.74 2.82
Jumlah NTT 30.00 4.00 47.56 18.44
KARAKTERISTIK TOPOGRAFI DESAKELURAHAN DI NTT
POSISI DESA DALAM KAWASAN HUTAN
No Posisi Wilayah Jumlah (%)
1 Dalam hutan 67 2.26
2 tepi/sekitar hutan 720 24.28
3 Luar hutan 2,179 73.47
Pembangunan Kehutnanan Berbasismasyarakat (PKBM)
Pengembangan Bank Pohon Pengembangan cendana Pembangunan chekdam untuk konservasi
air Pengamanan dan konservasi sepadan
sungai
Konservasi Berbasis DAS
Pembangunan embung-embung Pengembangan cendana Alokasi Desa Mandiri Anggur merah pada
Desa pada DAS Kawasan Budidaya Pengembangan pertanian sesuai
karakteristik DAS Pengembangan produksi non Kayu (kutu
lak dan lebah madu)
PERKUATAN KELEMBAGAAN DESA/KELURAHAN
KELOMPOK
USAHA/FUNGSIONAL:
• Gapoktan/KLP Tani
• P3A
• Kelompok Nelayan
LEMBAGA EKONOMI:
• Koperasi
• LPD
• BUMDES
PEMBANGUNAN
DAERAH TERPADU
DAN PARTISIPATIF
BERBASIS DESA/
KELURAHAN
PEMERINTAH
DESA/KELURAHANPARTISIPASI
MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN
MEMBANGUN SESUAI
DIMENSI PEMBANGUNAN