kebijakan perkotaan...

39
Kebijakan Perkotaan Nasional Lampiran RPP Perkotaan Kementerian PPN/Bappenas September 2018 1

Upload: vuongthuan

Post on 26-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kebijakan PerkotaanNasional

Lampiran RPP Perkotaan

Kementerian PPN/Bappenas

September 2018

1

KerangkaPresentasi

2

Bab 01Pendahuluan

Misi 3Kota Hijau

dan Tangguh

ContohKerangkaPelaksana

an

Misi 2Kota Maju

dan Sejahtera Misi 4

PenataanKota dan Wilayah

Bab 02Visi dan Misi

PerkotaanNasional

Misi 1Kota Layak

Huni, Inklusifdan

Berbudaya

Contoh

Penerapan

Kota

Tematik

Outline

Lampiran

RPP

Perkotaan

Input

untuk

RPP

Outline Lampiran RPP Perkotaan

3

Pendahuluan

Visi dan Misi

Pembangunan

Perkotaan

Nasional

Kriteria dan

Standar

Pelayanan

Perkotaan

Kerangka

Pelaksanaan

Pembangunan

Perkotaan

Nasional

Indikator

Pembangunan

Perkotaan

Berkelanjutan

Bab 1: Pendahuluan

4

PendudukPerkotaan

5

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kecil 4,480. 5,567. 6,402. 7,344. 9,466. 10,631

Sedang 200,60 225,79 301,35 301,35 310,77 346,25

Besar 269,80 310,11 430,91 430,91 478,71 544,85

Metropolitan 612,55 710,96 978,62 978,62 1,096, 1,250,

-

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

1,400,000.00

GD

P

• 2045: 67,1% penduduktinggal di perkotaan

• Tidak semua isu perkotaanbisa ditangani di kota/kab, bahkan propinsi

• Kebijakan PerkotaanNasional: • Kebijakan untuk permasalahan

perkotaan yang multidimensidan lintas batas administratif

• Mengambil manfaat sebesar-besarnya dari urbanisasi bagikesejahteraan masyarakat luas.

PDB

6

Sebelah kiri: urbanization rate, dalam persen; Sebelah kananPDB per kapita tahun 2011 PPP

Sumber: World Urbanization Prospects 2018, hasil kalkulasi staf WB

Share of urban

population

GDP per

capita

0

4,000

8,000

12,000

16,000

0

10

20

30

40

50

60

0

4,000

8,000

12,000

16,000

0

10

20

30

40

50

60

0

4,000

8,000

12,000

16,000

0

10

20

30

40

50

60

China Asia timur & Pasifik

(tidak termasuk negara

berpendapatan tinggi,

China and Indonesia)

Indonesia

1% peningkatanpendapatan pendudukperkotaan dapattumbuh sebesar 3%

China dan Asia Timurdan Pasifik .2.7%

Indonesia, hanya 1.4%

Struktur Eksport Komoditas Indonesia

7Sumber: Indonesia Development Forum, 2018

Dugaan penduduk nasional Kota Metro

8

Keterangan:

1. Kota Metropolitan merupakan kota berstatus kota otonom (single entity) dengan jumlah penduduk lebih dari >1 juta (pp 26/2008)

2. Indeks warna menunjukkan kedekatan wilayah (dalam 1 Kawasan): 2015 (9 Kawasan) dan 2045 (11 Kawasan)

20152045

18.896.47424.026.174

9

Bab 2: Visi dan misi perkotaan nasional

10

Kerangka Visi dan Misi Perkotaan Nasional: Mencapai Perkotaan Berkelanjutan

11

Regulasi: NSPK,

perencanaan terpadu

Kelembagaan: pengelola, penegakan

hukum

Pendanaan: perencanaan-penganggaran-

pembiayaan terintegrasi

Penerapan

pendekatan

cerdas

Kerangka Pelaksanaan

Sosial “Inklusif”

Ekonomi

“Sejahtera”Lingkungan

“Hijau”

KPN

global-

lokal

Dimensi

Spasial

Layanan Dasar

(Air Minum, Sanitasi, Energi, Transport, Perumahan)

Visi Perkotaan Nasional

12

InklusifKehidupan sosial yang

inklusif dan layak huni

SejahteraMemberikan peluang

bagi semua orang dan

menyejahterakan

KOTA BERKELANJUTAN 2045

Inklusif, Sejahtera, Hijau dan Tangguh

Hijau dan

TangguhBerketahanan dan

berwawasan lingkungan

Misi 1:Kota Layak Huni, Inklusif, dan Berbudaya

13

Layak huni dan inklusif

menyediakan akses layanan dasar bagi setiap

penduduk terhadap pelayanan dasar (a.l.

permukiman, transportasi, air minum, sanitasi)

Berbudaya

menjaga warisan alam dan budaya yang

dimilikinya serta memiliki budaya berkota

yang baik.

Misi 1: kebijakan dan indikator (1/2)

14

No Kebijakan Indikator

1Penyediaan kawasan

perkotaan layak

• Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau(11.1.1.(a))

• Terpenuhinya pelayanan air minum dan sanitasi di kawasan perkotaan• Jumlah kawasan megapolitan dan metropolitan yang telah memenuhi Standar Pelayanan

Perkotaan (11.1.1.(b))

2

Peningkatan akses

sistem transportasi

dan mobilitas

perkotaan

• Penyediaan sistem transportasi dan mobilitas di kawasan perkotaan

• Jumlah sistem angkutan rel yang dikembangkan di kawasan megapolitan, metropolitan, dan

kota besar (11.2.1.(b))• Persentase pengguna moda transportasi umum di kawasan perkotaan (11.2.1.(a))

3

Penyediaan layanan

sosial dasar dengan

memperhatikan

kebutuhan khusus

kelompok penduduk

rentan

• Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya

(1.3.1.(c))• Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial) sebagai

persentase dari total belanja pemerintah (1.a.2)• Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

• Angka partisipasi pendidikan (4.2.2.(a), 4.1.1.(d), 4.3.1.(a), 4.3.1.(b))• Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan

non litigasi (16.3.1.(b))

Misi 1: kebijakan dan indikator (2/2)

15

No Kebijakan Indikator

4

Peningkatan lingkungan

perkotaan yang aman dan

tentram

• Proporsi perempuan yang mengalami pelecehan fisik atau seksual

(berdasarkan tempat kejadian) (11.7.2.(a))• Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian di area tempat

tinggalnya (16.1.4)• Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun terakhir

(16.1.1.(a))

5Perlindungan dan pelestarian

warisan budaya dan alam

Proporsi anggaran nasional atau kota yang didedikasikan untuk pelestarian,

perlindugnan dan konservasi warisan budaya nasional, termasuk situs

warisan dunia

6Pengembangan budaya

berkotaPresentase penurunan pelanggaran hukum

Misi 2:Kota Maju dan Sejahtera

16

Maju

kota dengan perekonomian lokal berdaya

saing regional dan global serta produktif dan

kondusif bagi investasi.

Sejatera

memberikan peluang penghidupan yang

sama bagi masyarakat untuk menjadi

sejahtera, termasuk bagi pelaku sektor

informal.

Misi 2: kebijakan dan indikator

17

No Kebijakan Indikator

1

Peningkatan produktivitas ekonomi,

lapangan kerja layak, dan peluang

penghidupan di perkotaan

• Jumlah penduduk miskin dan rentan di kawasan

perkotaan (8.5.2)• Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis

kelamin dan kelompok umur

• Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat

pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun

(8.2.1)• Koefisien Gini

2Kondisi dan ruang kota yang kondusif

bagi tumbuhnya usaha dan investasi

• Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah) ke layanan keuangan

• Kemudahan perizinan dan investasi

• Penyediaan infrastruktur pendukung di kawasan

perkotaan

• Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed

broadband) di Perkotaan (17.6.2.(b))

3 Pemberdayaan sektor ekonomi informal• Persentase tenaga kerja sektor formal

• Persentase tenaga kerja sektor informal

Misi 3:Kota Hijau dan Tangguh

18

Hijau

kota yang memanfaatkan sumber daya air,

pangan, energi, dan ruang secara

berkelanjutan dengan meminimalisasi dampak

negatif pada lingkungan perkotaan

Tangguh

kota yang mampu beradaptasi dan

memitigasi risiko bencana dan perubahan

iklim, termasuk dengan meningkatkan

kapasitas kesiapsiagaan masyarakat

Misi 3: kebijakan dan indikator

19

No Kebijakan Indikator

1

Penyediaan dan pemanfaatan

energi terbarukan dan

berkelanjutan

Bauran energi terbarukan (7.2.1)

2Penyediaan ruang publik dan

ruang terbuka hijau (RTH)

Proporsi area kota sebagai ruang terbuka untuk umum (berdasarkan

pengguna sesuai kelompok usia, jenis kelamin dan kelompok

masyarakat berkebutuhan khusus)

3

Pemanfaatan SDA berkelanjutan

dan pengendalian pencemaran

lingkungan perkotaan

• Presentase perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca (9.4.1.(a))• Persentase limbah padat perkotaan yang dikumpulkan dan ditangani

secara baik dibandingkan dengan jumlah total limbah padat yang

dihasilkan kota• Persentase sampah dan limbah perkotaan yang tertangani

(11.6.1.(a))

4

Peningkatan ketangguhan kota

terhadap perubahan iklim dan

risiko bencana

• Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per

100.000 orang (11.5.1)• Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana• Proporsi pemerintah kota yang memiliki dokumen strategi

pengurangan risiko bencana (11.b.1)

Misi 4:Sistem Perkotaan Nasional yang Menyejahterakan, Seimbang, dan Berkeadilan

20

Menyejahterakan

pembangunan kota yang dapat

memanfaatkan potensi ekonomi dari

urbanisasi

Seimbang

pembangunan sistem perkotaan yang lebih

berimbang dalam konteks kewilayahan di

Indonesia.

Berkeadilan

Sistem Perkotaan Nasional yang mampu

mengatasi ketimpangan pembangunan di

Indonesia

Misi 4: kebijakan dan indikator

21

No Kebijakan Indikator

1Pengembangan pusat-pusat perkotaan

yang berdaya saing global

• Jumlah kota/metropolitan yang berdaya saing global yang

dikembangkan

• Jumlah kawasan perkotaan berdaya saing global yang

dikembangkan

2Pengembangan metropolitan baru

untuk pemerataan pembangunan

• Jumlah metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (11.3.1.(b))

• Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai

pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat

pertumbuhan utama (11.3.1.(a))

3Pengembangan keterkaitan desa-kota

yang tidak eksploitatif

• Jumlah lahan pangan produktif yang dikonservasi

• Tingkat kepadatan penduduk kota

4

Penerapan batas pertumbuhan

perkotaan (urban growth boundary)

secara tegas

• Luas kawasan perkotaan yang ditetapkan

• Luas kawasan non-perkotaan yang ditetapkan

Bab 3: Kriteria dan standar pelayananperkotaan

22

Kriteria dan standar (versi: UN-HABITAT)

23

Air Minum Sanitasi

Transportasi

Perumahan

Energi

Contoh sasaran… (1/4)

24

Transportasi massal berbasis rel antarkota dan dalam kota

Penggunaan energi terbarukan untuk kebutuhan transportasi,

industri dan permukiman

Perumahan dalam bentuk rumah susun

Jaringan pipa terpadu (gas, air minum, sanitasi, listrik)

Layanan terpadu air minum (SPAM perpipaan std air minum), air

limbah (SPALD-T skala kota/regional dan IPLT) dan sampah (TPA

Regional)

Pemisahan regulator dan operator layanan sanitasi

KOTA MEGAPOLITAN

KOTA METROPOLITAN

PKNPERKOTAAN

Contoh sasaran… (2/4)

25

KOTA BESAR

• Transportasi Massal

• Penggunaan energi terbarukan

• SPAM Perpipaan

• SPALD-T skala kota dan IPLT

• TPS dan TPA Kota

• Pemisahan regulator dan operator

layanan sanitasi

• Transportasi massal berbasis jalan dengan BRT

ukuran besar

• Penggunaan energi terbarukan untuk kebutuhan

transportasi, industri dan permukiman

• Perumahan dalam bentuk rumah susun

• Layanan terpadu air minum (SPAM perpipaan

std air minum), air limbah (SPALD-T skala kota)

dan sampah (TPA dan TPS kota)

• Pemisahan regulator dan operator layanan

sanitasi

KOTA SEDANG

KOTA KECIL• TIDAK ADA KOTA KECIL YANG

MENJADI PKN

PKN

• Transportasi yang sesuai dengan

karakteristik wilayah

• Layanan listrik ke setiap RT

• SPAM Perpipaan

• Perubahan perilaku masyarakat

untuk mengakses air minum

perpipaan

PKWPERKOTAAN

Contoh sasaran… (3/4)

26

TIDAK ADA MEGAPOLITAN DAN

METROPOLITAN YANG TERMASUK

DALAM PKL

KOTA BESAR

KOTA MEGAPOLITAN

KOTA METROPOLITAN

TIDAK ADA KOTA BESAR YANG

TERMASUK DALAM PKL

PKL

• SPAM Perpipaan

• SPALD-T dan IPLT

• TPA Kota

PKSN

• Bundled Service air minum, air

limbah dan persampahan

• SPAM perpipaan dengan

standar air siap minum

• Sistem pengelolaan air limbah

domestik terpusat skala

kota/regional dan IPLT

• TPA Kota/Regional

PERKOTAAN

Contoh sasaran… (4/4)

27

Transportasi yang sesuai dengan

karakteristik wilayah

Layanan listrik ke setiap rumah

tangga

Layanan terpadu air minum (SPAM

perpipaan), air limbah (SPALD-T)

dan sampah (TPA Kota)

KOTA SEDANG

KOTA KECIL

PKL

• Transportasi yang sesuai dengan karakteristik

wilayah

• Layanan listrik ke setiap RT

• Perumahan: Rumah tapak dan rumah susun

• SPAM Perpipaan

• SPALD-S (termasuk IPLT)

• TPS dan TPA Kota

• Perubahan perilaku masyarakat untuk

mengakses air minum perpipaan

• TIDAK ADA KOTA KECIL YANG

MENJADI PKSN

PKSNPERKOTAAN

Contoh kerangka pelaksanaan…

28

Misi Kebijakan Strategi IndikatorKerangka

Regulasi

Kerangka

Kelembagaan

Kerangka

Pendanaan

Misi 3.

Perwujudan kota

hijau dan

tangguh

Pemanfaatan

SDA

berkelanjutan

dan

pengendalian

pencemaran

lingkungan

perkotaan

Mendorong

pengurangan

emisi karbon

dan gas rumah

kaca lainnya

Presentase

perubahan Emisi

CO2/Emisi Gas

Rumah Kaca

Regulasi yang

telah ada ?

regulasi apa

yang harus

disusun atau

bahkan harus

dihapus?

lLmbaga apa

yang diperlukan?

Mekanisme apa

yang

dibutuhkan?

Insentif untuk

daerah yang

melakukan

apa? Disisentif

untuk daerah

yang tidak

melakukan

apa?

Contohpenerapan:Kota Tematik

29

Sosial

“Inklusif”

Ekonomi

“Kompetitif”

Lingkungan

“Hijau”

Kota

Berkelanjutan

Smart Mobility• E-Hailing• Bike/Car Sharing

Smart Safety, Security, and Resilience• Smart Surveillance • Crowd Analytics and Management• Disaster Early Warning Systems• Emergency Response Optimization

Smart Civic Engagement• Digital/Biometric Identity Platform• Digital Citizen Services (E-Government)• Civic Engagement Applications• Civic Tech

Smart Energy• Peer-to-Peer Solar Energy Trading Platform• Pay-As-You-Go Pricing Model

Smart Environment (Water and SWM) • Open Database for Decision Making

Smart Economy • Smart Healthcare • Smart Education & Training

Smart Mobility• Digital Public Transit Payment

Smart Civic Engagement• Digital/Biometric Identity Platform• Digital Citizen Services (E-Government)

Smart Urban Planning and Development• Spatial Data Infrastructure & Digital Land

Use• Zoning Governance Enforcement• Smart Buildings• Blockchain for Land Registries

Smart Economy• Mobile Payments• Smart Business Services• Smart Healthcare• Smart Education and Training

Smart Mobility• Traffic Management Optimization• Congestion Pricing• Smart Parking Applications

Smart Energy• Dynamic Energy Pricing• District Cooling/Heating

Smart Environment (Water and SWM)• Water Leakage Detection and Control• Water Quality Monitoring• Open Database for Decision Making• Smart Waste Collection and Monitoring

Smart Urban Planning and Development• Smart Buildings

Kohesif

Akses universal

Partisipatif

Kesejahteraan

Inovatif

Kreatif

Ramah

Lingkungan

Tangguh

Perlindungan ekologi

& hayati

30

Contoh Penerapan Solusi Kota CerdasISU SOLUSI KONVENSIONAL SOLUSI KOTA CERDAS

• Peningkatan

keamanan dari

tindakan

kriminalitas

• Penambahan petugas

keamanan

• Pemasangan cctv dan alarm (smart surveilance

)

• Peningkatan

pelayanan

kesehatan bagi

masyarakat

• Membangun sebanyak mungkin

rumah sakit baru

• Menyiapkan dokter dan tenaga

medis lainnya

• Pemanfaatan TIK sehingga Puskesmas dapat

terhubung ke Dokter Ahli di RS

• Memanfaatkan e-KTP dan standar rekam medis

yang memungkinkan pelayanan terintegrasi

antara Puskesmas, laboratorium, dan RS

• Integrasi e-KTP, status sosial, BPJS untuk

pembayaran di Puskesmas, RS (pemerintah

maupun swasta), laboratorium, serta apotik

• Analisis potensi wabah serta analisis hubungan

lingkungan dan wabah dengan menggunakan

database integrasi e-KTP(asumsi alamat selalu

uptodate).

• Peningkatan

penggunaan

transportasi

massal

• Menerapkan peraturan ganjil

genap

• Meningkatkan pajak kendaraan

bermotor

• Menerapkan sistem electronic road pricing

(ERP)

• Melengkapi setiap armada dan halte

menggunakan GPS, untuk memantau waktu

tempuh dan waktu tunggu

Penerapan kota tematik

31

• Selain kota cerdas, akan ada berbagai tema pembangunan lainnya yang dapat dipilih oleh kota-kota di Indonesia, seperti kota tangguh, kota layak anak, kota pendidikan, dan lain sebagainya.

• Dalam Kebijakan Perkotaan Nasional, penerapan tema pembangunan bagi kota-kota tersebut dapat digunakan oleh pemerintah daerah.

• Akan tetapi, meskipun kota telah memilih satu tema tertentu, terdapat prinsip-prinsip dasar pembangunan perkotaan berkelanjutan yang tetap harus dijalankan, seperti inklusivitas, sejahtera, serta ramah lingkungan.

Input untuk RPP

32

33

Program-program Sektoral di Nasional

Rumah

terjangkau

Energi Air bersih Pengelolaan

limbah

Sanitasi Sistem

Transportasi

Perkotaan

Drainase,

resiko banjir

dan bencana

KPN (visi dan program) dan PP Perkotaan (tata cara penyelenggaraan)

Dukungan teknis Perencanaan Kota dan Investasi Modal untuk berbagai sektor di perkotaan

Fasilitas Pembiayaan

Sumber: World Bank, 2018

Kerangka Berpikir NUDP

34

Peningkatan kualitas

dan integrase

Rencana Tata Ruang

dan Rencana

Pembangunan

Peningkatan

kapasitas Pemkot

dalam pengelolaan

keuangan

Penetapan prioritas

program dan

proyek

pembangunan

berdasarkan

kriteria yang telah

ditetapkan

Internalisasi

pendekatan SAF ke

dalam RDTR

Internalisasi

pendekatan SDF ke

dalam RTRW

Peningkatan

dukungan

kelembagaan,

kebijakan dan

peraturan

Kota memiliki

perencanaan

kota yang

terintegrasi

dan mampu

mengidentifik

asi prioritas

program

pembanguna

n dan

mengarahkan

investasi

dengan lebih

baik

Peningkatan

sistem,

kualitas data

dan informasi

Penetapan

prioritas

kawasan/koridor

pembangunan

berdasarkan

rencana tata ruang

yang terintegrasi

Input Output OutcomeIntervensi

Penerapan metode

Capital Investment

Planning untuk

prioritisasi program

di dalam RPJMD

Studi-studi

analitik

Internalisasi hasil

prioritisasi ke dalam

RPJMD

Konsep perencanaan kota terintegrasi

35

Rencana

Permukiman

Visi dan Misi Kepala

Daerah

Masterplan

Smart City

APBN/D, KPBU, PINA,

SWASTA

Rencana Transportasi

Strategi Ekonomi

Kebijakan

Lingkungan Terpadu

Rencana

Pengelolaan Aset

RENCANA

TATA RUANG

Strategi

Pengembangan dan

Pertumbuhan Kota

Rencana

Pengembangan

Spasial Nasional

Kerangka

Pengembangan

Ruang Provinsi

REN

CA

NA

SEK

TOR

AL

CIP

Data dan

Informasi

Database

Database

RPJMN

RPJMD

Masukan outline RPP Perkotaan

36

1. Ketentuan Umum

2. Visi, misi pembangunanperkotaan nasional

3. Perencanaan

4. Pelaksanaan

• Kelembagaan

• Pendanaan

• Bimbingan teknis

3. Pemantauan

4. Evaluasi

5. Pengendalian

6. Kaidah pelaksanaan

1. Ketentuan umum

2. Bentuk perkotaan

3. Standar pelayanan perkotaan

4. Penyelenggaraan pengelolaan

perkotaan

• Umum

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Pengendalian

• Koordinasi

• Pendanaan

5. Pembinaan dan pengawasan

6. Ketentuan Peralihan

7. Ketentuan Umum

Rekomendasi BappenasDraft RPP Versi 24 Agustus 2018

Masukan RPP Perkotaan (1/2)

37

RP2P

• RP2P tidak ditetapkan di dalam dokumen sendiri tapi menjadidokumen yang terintegrasi di dalam RPJMD, serta menggunakandesain NUDP sebagai dasar

• RP2P disarankan menjadi proses prioritisasi dan identifikasi sumberpendanaan menggunakan proses capital investment planning

• Output akhirnya adalah RPJMD Buku III yang dihasilkan daripenyisiran kegiatan di dalam RDTR yang akan dilaksanakan dalamlima tahun dan telah jelas prioritas serta sumber pendanaannya

Masukan RPP Perkotaan (2/2)

38

Monitoring dan Evaluasi

• Lembaga yang bertanggung jawab untuk perencanaan pemantauan dan evaluasiharus didetailkan

• Menunjuk langsung Bappeda atau badan lain dengan fungsi yang sama.

• Menteri PPN/Kepala Bappenas harus terlibat aktif sebagai pembina untukperencanaan, pemantauan dan evaluasi.

Pembiayaan

• Pembiayaan pembangunan perlu lebih detail, termasuk inventarisasi skema yang akan ditetapkan untuk setiap sektor secara tersendiri

• Salah satu contoh adalah skema yang telah dikembangkan oleh DirektoratTransportasi.