kebijakan pendidikan pertemuan v implementasi keb.pu

21
1 MATERI PERKULIAHAN MATERI PERKULIAHAN S2 M.P. S2 M.P. Mata Kuliah Mata Kuliah : Kebijakan : Kebijakan Pendidikan Pendidikan Semest Semest e e r/TA r/TA : I/2013-2014 : I/2013-2014 Pengampu Pengampu : Sudharto, Muhdi, : Sudharto, Muhdi, Retnaningdyastuti, Retnaningdyastuti, Maryadi Maryadi Pertemuan : V Pertemuan : V Pokok Bhsan : Implementasi Pokok Bhsan : Implementasi

Upload: auly-nahrudin

Post on 25-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEBIJAKAN PENDIDIKAN Pertemuan v Implementasi Keb.pu

TRANSCRIPT

11

MATERI MATERI PERKULIAHANPERKULIAHAN

S2 M.P. S2 M.P.Mata KuliahMata Kuliah: Kebijakan : Kebijakan PendidikanPendidikanSemestSemesteer/TAr/TA : I/2013-2014: I/2013-2014PengampuPengampu : Sudharto, Muhdi, : Sudharto, Muhdi,

Retnaningdyastuti, Retnaningdyastuti, MaryadiMaryadi

Pertemuan : VPertemuan : VPokok Bhsan : Implementasi Pokok Bhsan : Implementasi

Keb.Publik Keb.Publik

22

KONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIKKONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

Implementasi kebjkan adalah tahapan paling Implementasi kebjkan adalah tahapan paling berat dari seluruh tahapan kebijakan. Rencana berat dari seluruh tahapan kebijakan. Rencana menyumbang 20% keberhasilan, implementasi menyumbang 20% keberhasilan, implementasi 60% sedang sisanya terletak pada 60% sedang sisanya terletak pada pengendalian(Riant Nugroho).pengendalian(Riant Nugroho).

Konsistensi dan masalah2 yg tidak dijumpai dlm Konsistensi dan masalah2 yg tidak dijumpai dlm konsep tetapi muncul dl praktek menjadi faktor konsep tetapi muncul dl praktek menjadi faktor dominan. Kedua hal tsb bersumber dari faktor dominan. Kedua hal tsb bersumber dari faktor lingkungan kebijakan.lingkungan kebijakan.

1.1. Implementasi kebijakan :Implementasi kebijakan :

“…“…is the carrying of basic publicy decission, is the carrying of basic publicy decission, usuall incorporated in a statute but which usuall incorporated in a statute but which can also take the form of important can also take the form of important executive orders or court decisions” executive orders or court decisions” (Mazmanian dan Sabatier ,dl Riant (Mazmanian dan Sabatier ,dl Riant Nugroho).Nugroho).

lanjutanlanjutan2.2. “Public policy are rarely self-“Public policy are rarely self-

executing…Without effective executing…Without effective implementation the policy decisions of implementation the policy decisions of policymaker will not be carried out policymaker will not be carried out successfully…Since policy successfully…Since policy implementation is so complex, we implementation is so complex, we should not expect it to be accomplished should not expect it to be accomplished in a routine fashion…(but)…Policy in a routine fashion…(but)…Policy implementation has had low priority implementation has had low priority among most of our elected officials…” among most of our elected officials…” (George C. Edward dl Riant Nugroho)(George C. Edward dl Riant Nugroho)

44

3.3. “What can be called ‘public policy’, and “What can be called ‘public policy’, and thus has to be implemented is the thus has to be implemented is the product of what was happened in the product of what was happened in the earlier stage of policy process. earlier stage of policy process. Nevertheless, the content of that policy Nevertheless, the content of that policy and its impact on to goes affected, may and its impact on to goes affected, may be substantially modified, elaborated be substantially modified, elaborated or even neglected during the or even neglected during the imlementation stage…implementation imlementation stage…implementation is complicated procces, or rather sub is complicated procces, or rather sub process. Therefore much can go wrong. process. Therefore much can go wrong. The longer the chain of causality, the The longer the chain of causality, the more numerous the reciprocal more numerous the reciprocal relatitonships among the link and the relatitonships among the link and the more complex implementation more complex implementation becomes” (Hill and Hupe dl. Riant becomes” (Hill and Hupe dl. Riant Nugroho).Nugroho).DARI 3 RUMUSAN TSB APA DARI 3 RUMUSAN TSB APA KESIMPULAN YG DAPAT DIAMBIL?KESIMPULAN YG DAPAT DIAMBIL?

55

PENDEKATAN DALAM IMPEMENTASI KEBIJAKANPENDEKATAN DALAM IMPEMENTASI KEBIJAKAN

Peter De Leon dan Linda mengelompokkan Peter De Leon dan Linda mengelompokkan pendekatan dl implementasi kbjkn menjadi 3 pendekatan dl implementasi kbjkn menjadi 3 generasi yaitu :generasi yaitu :

a. Generasi pertama 1970-an, implementasi a. Generasi pertama 1970-an, implementasi kebijakan adalah masalah2 yg terjadi kebijakan adalah masalah2 yg terjadi antara kebijakan dan eksekusinya. Pada antara kebijakan dan eksekusinya. Pada generasi ini implementasi kebijakan generasi ini implementasi kebijakan sama dg studi pengambilan keputusan di sama dg studi pengambilan keputusan di sektor publik.sektor publik.

b.Generasi kedua 1980-an adalah b.Generasi kedua 1980-an adalah mengembangkan pendektan implementasi mengembangkan pendektan implementasi kebijakan yg bersifat "dari atas kebawah" kebijakan yg bersifat "dari atas kebawah" (top- downer perspektive).Perspektif (top- downer perspektive).Perspektif ini ini lebih fokus pada tugas birokrasi untuk lebih fokus pada tugas birokrasi untuk melaksanakan melaksanakan kebijakan yg kebijakan yg telah telah dilakukan secara politis. dilakukan secara politis.

lanjutanlanjutan

Pada generasi ini juga muncul pendekatan Pada generasi ini juga muncul pendekatan “bottom upper” yg dikembangkan oleh “bottom upper” yg dikembangkan oleh Michael Lypski dan Benny Hjern Michael Lypski dan Benny Hjern (1971,1980;1982,1983)(1971,1980;1982,1983)

3.Generasi ketiga (1990-an) muncul 3.Generasi ketiga (1990-an) muncul pendekatan perilaku.Pemikirannya pendekatan perilaku.Pemikirannya adalah :variabel aktor pelaksana adalah :variabel aktor pelaksana implementasi kebijakan yang lebih implementasi kebijakan yang lebih menentukan keberhasilan implementasi menentukan keberhasilan implementasi kebijakan. Pendekata yang kedua adalah kebijakan. Pendekata yang kedua adalah pendekatan kontijensi atau situasional.pendekatan kontijensi atau situasional.

c.

lanjutanlanjutan

Pemikirannya : implementasi kebijakan Pemikirannya : implementasi kebijakan banyak didukung oleh adaptabilitas banyak didukung oleh adaptabilitas implementasi kebijakan.implementasi kebijakan.

Pada tahun 2000-an deLeon Pada tahun 2000-an deLeon berpendapat bahwa studi tentang berpendapat bahwa studi tentang implementasi kebijakan secara implementasi kebijakan secara intelektual mengalami jalan buntu intelektual mengalami jalan buntu ((the study of policy implementation the study of policy implementation has reached an intellectual dead end)has reached an intellectual dead end)

lanjutanlanjutan Sementara Riant Nugroho berpendapat Sementara Riant Nugroho berpendapat

bahwa studi implementasi kebijakan bahwa studi implementasi kebijakan tidak berada di ujung buntu tetapi tidak berada di ujung buntu tetapi berada pada muara dengan begitu berada pada muara dengan begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang banyak cabang ilmu pengetahuan yang memberi kontribusi pada studi memberi kontribusi pada studi implementasi kebijakan sperti misalnya implementasi kebijakan sperti misalnya pengaruh manajemen khususnya pengaruh manajemen khususnya manjemen yng dikembangkn sektor manjemen yng dikembangkn sektor bisnis. Pada gilirannya masuknya bisnis. Pada gilirannya masuknya pengaruh berbagai cabang ilmu pengaruh berbagai cabang ilmu pengetahuan akan membawa implikasi pengetahuan akan membawa implikasi praktis. Contohnya konsep Nakamura praktis. Contohnya konsep Nakamura dan Smllwood (1980)dan Smllwood (1980)

lanjutanlanjutanNakamura & Smallwood membuat 5 Nakamura & Smallwood membuat 5

macam metode implementasi macam metode implementasi kebijakan yaitu : 1). Classical kebijakan yaitu : 1). Classical technocracy; 2) instructed technocracy; 2) instructed delegation; 3) bargaining; 4) delegation; 3) bargaining; 4) discretionary experimentation; 5) discretionary experimentation; 5) bureaucratic entreprenership.bureaucratic entreprenership.

Masing-masing metode diberikan Masing-masing metode diberikan diskripsi pada tahapan perumusan diskripsi pada tahapan perumusan kebujakan dan implemntasi kebujakan dan implemntasi kebijakan serta diberikan catatan kebijakan serta diberikan catatan ––nya.nya.

1010

METODE IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIKMETODE IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

1.1. Untuk memahami implementasi kebijakan Untuk memahami implementasi kebijakan yang efektif Matland juga membuat Model yang efektif Matland juga membuat Model Matriks Ambiguitas - konflik (dikutip Matriks Ambiguitas - konflik (dikutip deLeon dan deLeon, 2001: 485 ) yaitu :deLeon dan deLeon, 2001: 485 ) yaitu :

a). Implementasi secara administrasia). Implementasi secara administrasi

b). Implementasi secara politik b). Implementasi secara politik

c). Implementasi secara eksperimentasic). Implementasi secara eksperimentasi

d). Implementasi secara simbolik d). Implementasi secara simbolik

1111

2.Matriks Ambiguitas-Konflik2.Matriks Ambiguitas-Konflik

a.Implementasi secara administratif adl a.Implementasi secara administratif adl implementasi yg dilakukan dlm kegiatan oprasional implementasi yg dilakukan dlm kegiatan oprasional keseharian dari birokrasi pemerintahan. Kebijakan keseharian dari birokrasi pemerintahan. Kebijakan ini mempunyai ambiguitas yg rendah dan konflik yg ini mempunyai ambiguitas yg rendah dan konflik yg rendahrendah

b.Implementasi secara Politik: implementasi yg b.Implementasi secara Politik: implementasi yg perlu dipaksakan secara politik karena walaupun perlu dipaksakan secara politik karena walaupun Ambiguitas nya rendah namun tingkat konfliknya Ambiguitas nya rendah namun tingkat konfliknya tinggi.tinggi.

c.Implementasi secara Eksperimental dilakukan c.Implementasi secara Eksperimental dilakukan pada kebijakan yg mendua namun tingkat pada kebijakan yg mendua namun tingkat konfliknya rendah .konfliknya rendah .

d.Implementasi secara Simbolik dilakukan pada d.Implementasi secara Simbolik dilakukan pada kebijakan yg memunyai Ambiguitas tinggi dan kebijakan yg memunyai Ambiguitas tinggi dan Konflik yg tinggi.Konflik yg tinggi.

1212

MATRIKS AMBIGUITAS-KONFLIK:MATRIKS AMBIGUITAS-KONFLIK:IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL MATLANDIMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL MATLAND

RENDAH TINGGI

RENDAH Implementasi secara

administratif

Implementasi secara Politik

TINGGI Implementasi secara

eksperimentasi

Implementasi secara simbolik

AMBI

GU

ITAS

KONFLIK

IImplementasi kebijakan dengan model pemetaan top down versus mplementasi kebijakan dengan model pemetaan top down versus botoom-upper terhadap mekanisme pasar versus mekanisme paksabotoom-upper terhadap mekanisme pasar versus mekanisme paksa

MS

MHHG

GR

RE dkk

Mekanisme Paksa

Mekanisme Pasar

Atas ke Bawah

Bawah ke Atas

1414

Model mekanisme paksa adl model yg Model mekanisme paksa adl model yg mengedepankan arti penting lembaga publik mengedepankan arti penting lembaga publik sebagai lembaga tunggal yg mempunyai sebagai lembaga tunggal yg mempunyai mononpoli atas mekanisme paksa dlm negara. mononpoli atas mekanisme paksa dlm negara. Disini tidak ada mekanisme intensif bagi yg Disini tidak ada mekanisme intensif bagi yg menjalani, namun ada sanksi bagi ygmenolak menjalani, namun ada sanksi bagi ygmenolak untuk melaksanakan atau melanggarnya. Secara untuk melaksanakan atau melanggarnya. Secara matematis, model ini disebut ”Zero-Minus Model”, matematis, model ini disebut ”Zero-Minus Model”, yg ada hanya nilai”nol” dan “minus”.yg ada hanya nilai”nol” dan “minus”.

Model mekanisme pasar adl model yg Model mekanisme pasar adl model yg mengedepankan mekanisme intensif bagi yg mengedepankan mekanisme intensif bagi yg menjalani, dan bagi yg tidak menjalankan tidak menjalani, dan bagi yg tidak menjalankan tidak mendapatkan sanksi, namun tidak mendapatkan mendapatkan sanksi, namun tidak mendapatkan intensif. Ada sanksi bagi yg menolak untuk intensif. Ada sanksi bagi yg menolak untuk melaksanakan atau melanggarnya. Secara melaksanakan atau melanggarnya. Secara matematis, model ini disebut “Zero-Plus Model”, matematis, model ini disebut “Zero-Plus Model”, yg ada hanya nilai “nol” dan “plus”. Diantaranya yg ada hanya nilai “nol” dan “plus”. Diantaranya ada kebijakan yg memberikan intensif di satu ada kebijakan yg memberikan intensif di satu kutub dan meberikan sanksi dikutub lain. kutub dan meberikan sanksi dikutub lain.

1515

Model”Top Down” adalah pola yg Model”Top Down” adalah pola yg dikerjakan pemerintah untuk dikerjakan pemerintah untuk rakyat, disini partisipasi lebih rakyat, disini partisipasi lebih terbentuk mobilisasi. terbentuk mobilisasi. Sebaliknya, “bottom-up” Sebaliknya, “bottom-up” bermakna meskipun kebijakan bermakna meskipun kebijakan dibuat oleh pemerintah, namun dibuat oleh pemerintah, namun pelaksanaan oleh rakyat. pelaksanaan oleh rakyat. Diantara kedua kutub ini ada Diantara kedua kutub ini ada interaksi pelaksanaan antara interaksi pelaksanaan antara pemerintah dan masyarakat.pemerintah dan masyarakat.

1616

MEMILIH MODELMEMILIH MODEL

Setelah mengetahui beberpa model Setelah mengetahui beberpa model implementasi kebijakan,muncul implementasi kebijakan,muncul pertanyaan model mana yang pertanyaan model mana yang terbaik?terbaik?

Jawabannya : tidak ada model yang Jawabannya : tidak ada model yang paling baik. Setiap kebijakan paling baik. Setiap kebijakan publik memerlukan model publik memerlukan model implementasi yang berbeda.Ada implementasi yang berbeda.Ada keb.publik perlu model top down keb.publik perlu model top down atau sebaliknya.atau sebaliknya.

1717

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG EFEKTIFEFEKTIF

1.1. George Edward III (1980) : masalah George Edward III (1980) : masalah utama administrasi publik adalah tidak utama administrasi publik adalah tidak adanya perhatian terhadap pelaksanaan. adanya perhatian terhadap pelaksanaan. Padahal tanpa pelaksanaan yang efektif Padahal tanpa pelaksanaan yang efektif maka keputusan pembuat kebijakan maka keputusan pembuat kebijakan tidak bakal terlaksana dengan sukses.tidak bakal terlaksana dengan sukses.

2.2. Ada 4 isu pokok agar implementasi Ada 4 isu pokok agar implementasi kebijakan menjadi efektif : 1) kebijakan menjadi efektif : 1) komunikasi; 2) sumberdaya; 3) komunikasi; 2) sumberdaya; 3) sikap/perilaku; 4) struktur birokrasisikap/perilaku; 4) struktur birokrasi

No Tahap Isu Penting

1 Implementasi Strategi(pra-implementasi)

Menyesuaikan struktur dengan strategi

Melembagakan strategi

Mengoperasionalkan strategi

Menggunakan prosedur dengan memudahkan implementasi

Kegiatan dalam manajemen Kegiatan dalam manajemen implementasi kebijakanimplementasi kebijakan

LanjutanLanjutan

No Tahap Isu Penting

2 Pengorganisasian Desain organisasi dan struktur organisasi

Pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan

Integrasi dan koordinasi

Perekrutan dan penempatan sumber daya manusia (recruitmen & staffing)

Hak, wewenang, dan kewajiban

Pendelegasian (sentralisasi dan desentralisasi)

Pengembangan kapasitas organisasi dan kapasitas sumber daya manusia

Budaya organisasi

lanjutanlanjutanNo Tahap Isu Penting

3 Penggerakan dan kepemimpinan

Efektifitas kepemimpinan

Motivasi

Etika

Mutu

Kerjasama tim

Komunikasi organisasi

Negosiasi

lanjutanlanjutan

No Tahap Isu Penting

4 Pengendalian Desain pengendalian

Sistem informasi manajemen (termasuk monitoring)

Pengendalian anggaran / keuangan

Audit