kebijakan akuntansi berbasis akrual

62
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO. 219/PMK.05/2013 www.perbendaharaan.go.id TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Upload: tatang-suwandi

Post on 19-Jul-2015

383 views

Category:

Economy & Finance


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kebijakan akuntansi berbasis akrual

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NO. 219/PMK.05/2013

www.perbendaharaan.go.id

TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 2: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pokok Bahasan

Kebijakan Akuntansi Kewajiban dan Ekuitas

Kebijakan Akuntansi Persediaan, AT dan AL

Kebijakan Akuntansi Investasi dan Piutang

Pendahuluan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan Akuntansi Pendapatan dan Belanja

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Kebijakan Akuntansi Kas dan Setara Kas

Page 3: kebijakan akuntansi berbasis akrual

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 4: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Latar Belakang dan Dasar Hukum

1. UU 17 Tahun 2003: Pengakuan pendapatan dan belanja adalah berdasarkan basis akrual.

2. 2005: Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) diatur dengan PP 24 Tahun 2005 yang berbasis Kas Menuju Akrual (CTA).

3. Akuntansi berbasis akrual paling lambat tahun 2008.

4. Berdasarkan kesepakatan antara pemerintah dengan DPR pada 2009, implementasi akuntansi berbasis akrual ditunda hingga tahun 2015 sbgmn dalam UU Pertanggungjawaban APBN.

5. Ditindaklanjuti dengan diterbitkannya PP 71/ 2010 tentang SAP (Berbasis Akrual)

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 5: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Standar, Sistem dan Kebijakan Akuntansi

Page 6: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Tujuan dan Ruang Lingkup

TujuanTujuan

a.Memberikan pedoman bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik antar periode maupun antar entitas pelaporan.

b.Memberikan pedoman dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah pusat.

RuangRuangLingkupLingkup

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat disusun dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual di lingkungan pemerintah pusat

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 7: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 8: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Definisi Kas dan Setara Kas

Jenis-jenisKas dan Setara

Kas

• Bentuk• Uang tunai• Saldo simpanan

di bank• Setara kas

• Unit Pengelola• BUN• Non BUN

Text

• KasKas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

• Setara Kas Setara Kas adalah investasi jangka pendek pemerintah yang siap dicairkan menjadi kas, bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan, serta mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang terhitung dari tanggal perolehannya.

• KasKas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

• Setara Kas Setara Kas adalah investasi jangka pendek pemerintah yang siap dicairkan menjadi kas, bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan, serta mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang terhitung dari tanggal perolehannya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 9: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Rekening khusus (special account)

Jenis-Jenis Kas dan Setara Kas

Text

PBB

PPh

PPN&BM

Cukai

Bea Masuk

Pajak Ekspor

Bendahara Umum Negara (BUN)

Kas pada Rekening Kas Umum Negara dan sub Rekening Kas Umum

Negara (sub RKUN)di Bank Sentral

Kas pada Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Sentral atau Bank

Umum.

Kas pada Rekening Bank Persepsi dan Bank Operasional yang dikelola Kuasa

BUN.

Kas di Bendahara Penerimaan

Non BUN(K/L dan BLU)

Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Badan Layanan Umum (Kas di BLU)

Kas lainnya yang dikelola Kementerian Negara/Lembaga (KL) dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 10: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan Kas dan Setara Kas

11Kas dan setara kas diakui pada saat memenuhi definisi kas dan/ atau setara kas

22Kas dan setara kas diakui pada saat penguasaan dan/atau kepemilikan telah beralih kepada pemerintah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 11: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengukuran dan PenyajianKas dan Setara Kas

PengukuranPengukuran

Kas dan Setara Kas dicatat berdasarkan nilai nominal yg disajikan dalam rupiah. Jika terdapat saldo kas dalam valuta asing maka nilainya disajikan di neraca berdasarkan nilai translasi/ penjabaran valas tersebut kepada rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Penyajian dan

pengungkapan

Kas dan Setara Kas disajikan dalam Neraca sebagai bagian dari Aset Lancar.Kas dan Setara Kas diperinci dan diberikan analisa dalam CaLK.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 12: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus1

Apabila terjadi transfer/ kiriman uang dari satu rek. pemerintah ke rek. pemerintah lainnya pada akhir periode pelaporan, tetapi rek. yg dituju baru menerima pada awal periode pelaporan TA YAD, maka saldo kas yg ditranfer/ dikirimkan tsb disajikan sebagai Kas dalam Transito.

2

Rekening Dana Kelolaan pd BLU digunakan untuk menampung dana yang tidak dimasukkan ke dalam Operasional BLU dan Rekening Pengelolan Kas BLU. Rekening Dana kelolaan ini utk menampung a.l. Dana bergulir dan/atau dana yang belum menjadi hak BLU. Maka Rek. Dana Kelolaan tidak diklasifikasikan sbg Kas atau Setara Kas

(melainkan Aset Lainnya).

Page 13: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 14: kebijakan akuntansi berbasis akrual

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Piutang Jangka Pendekadalah jumlah uang yang akan diterima oleh Pemerintah dan/atau hak

Pemerintah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian, kewenangan pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau akibat lainnya yang sah, yang diharapkan diterima Pemerintah dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan

Page 15: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan & Pengukuran Piutang Jangka Pendek

Pengakuan dan Pengukuran

Piutang diakui saat timbul hak tagih sebesar: - Nilai nominal; atau - Nilai perhitungan.

Piutang pajak : nilai nominal Piutang bkn pajak : nilai nominal BL TPA : nilai TPA yang akan jatuh

tempo BL TP/TGR : nilai TP/TGR yang akan jatuh

tempo BL PJP : nilai PJP yang akan jatuh

tempo Beban dibayar di muka : nilai yang belum diterima Piutang BLU : nilai nominal Piutang Transfer ke Daerah : nilai nominal kelebihan

transfer

PengukuranSetelah

Pengakuan

Page 16: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian dan PengungkapanPiutang Jangka Pendek

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

11Piutang jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca menurut jenis piutang

22

Penyajian Piutang dlm mata uang asing pd neraca menggunakan kurs tengah Bank Sentral pd tanggal pelaporan. Selisih penjabaran pos Piutang dlm valas antara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sbg kenaikan/penurunan ekuitas periode berjalan.

33Penyisihan piutang tidak tertagih disajikan tersendiri dalam neraca dan sebagai pengurang atas jumlah piutang.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 17: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Piutang Jangka Pendek

Konversi piutang menjadi penyertaan modal negaraAkun piutang akan berkurang sebesar nilai piutang yang dikonversi, dan nilai penyertaan modal negara (investasi permanen) akan bertambah sebesar nilai yang sama.

Penyajian piutang berupa bagian lancar atas TPA, TP/TGR, dan Piutang Jgk Panjang pd LK interim sem I.Disajikan sebesar TPA, TP/TGR, dan Piutang Jgk Panjang yg akan jatuh tempo dlm 12 bulan setelah tanggal laporan.

Pengakuan piutang atas Laba BUMN timbul apabila pd suatu tahun buku telah diselenggarakan RUPS dan dlm RUPS tsb telah ditetapkan besarnya bagian laba yg hrs disetor ke kas Negara.

Page 18: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Piutang Jangka Pendek

Penyesuaian Piutang Pajak setelah Pengakuan Penyesuaian nilai piutang pajak harus dilakukan dalam hal adanya kejadian yang mengakibatkan hak negara berkurang atau bertambah atas pendapatan negara.

Piutang yang penagihannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, pencatatan atas piutang tersebut tetap melekat pada satuan kerja instansi yang bersangkutan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 19: kebijakan akuntansi berbasis akrual

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan /dijadwalkan akan diterima lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Page 20: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan Piutang Jangka Panjang

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 21: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan Piutang Jangka Panjang

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 22: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian Piutang Jangka Panjang

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

11Piutang TPA, Tagihan TP/TGR Jangka Panjang, Penerusan Pinjaman, dan Piutang Jangka Panjang Kredit Pemerintah yg jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan disajikan pd neraca sbg Piutang Jangka Panjang.

22Piutang TPA, Tagihan TP/TGR/Piutang Jangka Panjang Penerusan Pinjaman, dan Piutang Jangka Panjang Kredit Pemerintah yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan direklasifikasi sebagai Aset Lancar.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 23: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian Piutang Jangka Panjang

33Penyajian Piutang Jangka Panjang dlm mata uang asing di neraca menggunakan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan. Selisih penjabaran pos Piutang Jangka Panjang dlm mata uang asing antara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas periode berjalan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 24: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Piutang Jangka Panjang

Bunga, denda, commitment fee, pinalti, dan biaya lainnya yg sejenis yg timbul dari piutang jangka panjang harus diakui sebagai piutang (aset lancar).

Piutang yang penagihannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) tetap dicatat pada buku besar dan pelaporan keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 25: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 26: kebijakan akuntansi berbasis akrual

DEFINISI DAN JENIS-JENIS PERSEDIAAN

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yg dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yg dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 27: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan PengukuranPersediaan

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Peng-Peng-akuanakuan

a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal; atau

b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah

Peng-ukuran

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiric. Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara

lainnya.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 28: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian dan pengungkapanPersediaan

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

PenyajianPenyajiandandan

Peng-Peng-ungkapanungkapan

1. Pencatatan Persediaan adalah dengan metode perpetual;

2. Dalam rangka penyajian persediaan di neraca, satuan kerja melaksanakan Stock Opname (Inventarisasi Fisik) persediaan yang dilakukan setiap semester.

3. Hasil inventarisasi fisik digunakan sebagai dasar perhitungan beban persediaan dan sebagai dasar penyesuaian data nilai persediaan yang berguna bagi pengendalian pengelolaan persediaan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 29: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan PengukuranBeban Persediaan

Peng-Peng-akuanakuan

1. Beban persediaan dicatat menggunakan pendekatan beban, yang berarti saldo awal dan setiap penambahan persediaan akan secara otomatis diakui sbg beban persediaan keseluruhannya secara sekaligus.

2. Penyesuaian nilai beban persediaan diperhitungkan pada akhir periode pelaporan keuangan, dengan memperhitungkan sisa persediaan hasil stock opname.

Peng-ukuran

1. Nilai beban persediaan diperhitungkan dari total saldo awal persediaan ditambah dengan pengadaan persediaan dan dikurangi dengan saldo akhir atau nilai sisa persediaan hasil stock opname.

2. Saldo akhir atau nilai sisa persediaan yang diperhitungkan dalam perhitungan beban persediaan adalah nilai persediaan hasil stock opname, bukan catatan saldo persediaan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 30: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian dan pengungkapanBeban Persediaan

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Pe-Pe-nyajiannyajian

dandanPengu-Pengu-

ngkapanngkapan

1. Beban persediaan disajikan di Laporan Operasional pada bagian Kegiatan Operasional;

2. Koreksi beban persediaan atas beban persediaan TAYL dilakukan langsung pada pos persediaan dengan akun pasangannya “ekuitas” yang disajikan di Laporan Perubahan Ekuitas.

3. Pengungkapan informasi terkait penyajian nilai beban persediaan antara lain:

a. Metode penilaian persediaan;b. Perhitungan beban persediaan yang meliputi saldo

awal, perolehan dan saldo akhir;c. Persediaan yang diperoleh atau dikeluarkan dari

transaksi hibah atau transfer dari/kepada satker lain;d. Nilai persediaan yang hilang, rusak atau usang;

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 31: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Persediaan

Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual seperti pita cukai dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

Persediaan berupa barang yg akan diserahkan kpd masy/ pihak ketiga yg masih dlm proses pembangunan s.d. tgl pelaporan, maka atas pengeluaran2 yg dpt diatribusikan utk pembentukan aset tsb tetap disajikan sbg persediaan. .

Ada kalanya unit pemerintah, krn tugas dan fungsinya, menerima hibah berupa emas, seperti penerimaan Hadiah Tidak Tertebak (HTT) atau Hadiah Yang Tidak Diambil oleh Pemenang pada Kementerian Sosial. Dhi. persediaan berupa emas tersebut dicatat sebesar harga wajar pada saat perolehan.

Page 32: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Beban Persediaan

Beban persediaan tidak memperhitungkan persediaan yang diperoleh dari:

Belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat / pemda; dan

Belanja Bantuan Sosial berbentuk barang.

1. Persediaan yang diserahkan kepada Satker Lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi tidak diperhitungkan sebagai beban persediaan maupun beban hibah, melainkan dicatat sebagai transfer keluar persediaan (transfer out) dan disajikan pada LPE.

2. Persediaan yang diterima dari Satker Lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi tidak diperhitungkan sebagai pendapatan hibah, melainkan dicatat sebagai transfer masuk persediaan (transfer in) dan disajikan pada LPE.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 33: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 34: kebijakan akuntansi berbasis akrual

DEFINISI DAN JENIS-JENIS ASET TETAP

Aset Tetap adalah aset berwujud yg mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan utk digunakan, atau dimaksudkan

untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah dan/atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 35: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan KriteriaAset Tetap

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

PengPeng-akuan-akuan

Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal.

Kri-Kri-teriateria

Kriteria Aset Tetap adalah:a.Berwujudb.Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulanc.Biaya perolehan aset dapat diukur secara andald.Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitase.Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Page 36: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengukuran Aset Tetap

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Peng-Peng-ukuranukuran

a.Biaya perolehan digunakan untuk menilai aset tetap.

b.Nilai wajar digunakan untuk mencatat aset tetap yg bersumber dr donasi/hibah atau rampasan/sitaan yg tidak diketahui nilai perolehannya.

c.Penggunaan nilai wajar pada saat tidak ada nilai perolehan atau nilai perolehan tidak dapat diidentifikasi

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 37: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian dan PengungkapanAset Tetap

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 38: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan PengukuranBeban Penyusutan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Peng-Peng-akuanakuan

1. Beban penyusutan dicatat atas dasar eksistensi/ kepemilikan aset tetap, kecuali Tanah dan KDP. Seluruh aset tetap disusutkan kecuali tanah dan KDP dengan tanpa nilai residu / sisa.

2. Masa manfaat aset tetap ditetapkan oleh pengelola barang.

Peng-ukuran

1. Beban penyusutan dicatat menggunakan metode garis lurus dengan tanpa nilai residu.

2. Beban Penyusutan diperhitungkan pada akhir periode pelaporan keuangan dan untuk periode satu semester (semesteran). Hal ini berarti kapan pun diperolehnya suatu aset tetap, maka akan disusutkan sebesar nilai penyusutan selama enam bulan atau satu semester.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 39: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Penyajian dan pengungkapanBeban Penyusutan

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Pe-Pe-nyajiannyajian

dandanPengu-Pengu-

ngkapanngkapan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

1. Beban penyusutan disajikan di Laporan Operasional pada bagian Kegiatan Operasional dan Akumulasi penyusutan disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai tercatat Aset Tetap;

2. Koreksi beban penyusutan atas beban penyusutan TAYL dilakukan langsung pada akumulasi penyusutan dengan akun pasangannya “ekuitas” yang disajikan di Laporan Perubahan Ekuitas.

3. Pengungkapan informasi terkait penyajian nilai beban penyusutan antara lain:

a. Metode penyusutan dan nilai residu apabila ada;b. Masa Manfaat aset tetap;c. Perhitungan mutasi akumulasi penyusutan yang meliputi

saldo awal, beban penyusutan TA berjalan, penyesuaian dan saldo akhir;

d. Penyesuaian pos akumulasi penyusutan karena pelepasan aset tetap atau penghapusbukuan;

Page 40: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus

Penyajian aset bersejarah

(heritage assets) tidak disajikan di

neraca tetapi diungkapkan dlm

CaLK, kecuali yang digunakan sebagai sarana

operasional pemerintah.

Aset Tetap yg dihentikan dr

penggunaan aktif pem. adl tidak

memenuhi def. Aset Tetap dan hrs

dipindahkan/dire-klasifikasi) ke pos

aset lainnya sesuai dgn nilai tercatatnya.

Peralatan militer, baik yg umum

maupun khusus, adl memenuhi definisi

Aset Tetap dan harus diperlakukan prinsip-prinsip yang sama seperti Aset Tetap yang lain.

AsetBersejarah

ReklasifikasiDan Koreksi Lainnya

Page 41: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 42: kebijakan akuntansi berbasis akrual

DEFINISI DAN JENIS-JENIS ASET LAINNYA

Aset Tetap adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 43: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 44: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 45: kebijakan akuntansi berbasis akrual

DEFINISI DAN JENIS-JENIS KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 46: kebijakan akuntansi berbasis akrual

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Komponen Kewajiban

Utang Transfer Utang Bunga Utang Pihak Ketiga Utang Perhitungan Fihak

Ketiga (PFK) Bagian Lancar Utang Jk.

Panjang Surat Perbendaharaan

Negara (SPN) Kewajiban Diestimasi Kewajiban Kontijensi Utang Jk. Pendek Lainnya

Kewajiban Jk.Pendek

Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri Utang Obligasi/Surat

Utang Negara (SUN) Utang Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) Utang Pembelian Cicilan Utang Jk. Panjang

Lainnya

Kewajiban Jk.Panjang

Page 47: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan PengukuranKewajiban Jangka Pendek

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Peng-Peng-akuanakuan

a. Secara umum, kewajiban jangka pendek diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi dilakukan utk menyelesaikan kewajiban yg ada sampai dgn pada saat tgl pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tsb mempunyai nilai penyelesaian yg dpt diukur dgn andal

b. Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dgn kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul

Peng-ukuran

Secara umum, kewajiban jk pendek dicatat sebesar nilai nominal. Apabila kewajiban jk pendek tsb dlm bentuk mata uang asing maka harus dijabarkan dan dinyatakan dlm mata uang rupiah dgn menggunakan kurs tengah bank sentral pada tgl neraca

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 48: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengakuan dan PengukuranKewajiban Jangka Panjang

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Peng-Peng-akuanakuan

a. Secara umum, kewajiban jangka panjang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan utk menyelesaikan kewajiban yg ada sampai pada saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dpt diukur dgn andal

b. Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dgn kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul

Peng-ukuran

a. Secara umum, kewajiban jangka panjang dicatat sebesar nilai nominal

b. Apabila kewajiban jk panjang tsb dlm bentuk mata uang asing maka harus dijabarkan dan dinyatakan dlm mata uang rupiah dgn menggunakan kurs tengah bank sentral pd tgl neraca.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 49: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Pengungkapan Kewajiban

Metode nilai bersih yang

dapat direalisasikan

Pengungkapan Pengungkapan Kewajiban Kewajiban

Jangka PendekJangka Pendek

Harus disajikan dalam:a. Neracab. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Pengungkapan Kewajiban

Jangka Panjang

a. Neracab. CaLK:

Jumlah saldo berdasarkan tipe pemberi pinjaman

Jumlah saldo utang pemerintah jk panjang berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan saat jatuh temponya

Syarat-syarat dan konsekuensi perjanjian atas pembayaran utang jk panjang tsb

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 50: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Kewajiban

Penyelesaian Kewajiban sebelum Jatuh Tempo:Selisih antara harga perolehan kembali dgn nilai tercatat netto (carrying amount) diungkapkan di CaLK.

Tunggakan:Tunggakan atas pinjaman pemerintah disajikan dalam bentuk Daftar Umur Pembayaran kpd Kreditur pd CaLK

Penghapusan Utang:Perbedaan yg timbul disajikan di CaLK, yg merupakan selisih lebih antara nilai tercatat utang yg diselesaikan dgn nilai wajar aset yang dialihkan ke kreditur

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 51: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Kewajiban

Restrukturisasi Utang:Dampak restrukturisasi dicatat secara prospektif sejak restrukturisasi dilaksanakan.Tidak boleh mengubah nilai tercatat utang kecuali nilai tercatat lebih besar dari jumlah pembayaran masa depan.Diungkap pada CaLKJika pembayaran di masa depan < nilai tercatat debitur mengurangi nilai tercatat utang dan mengungkapkan dalam CaLKTidak boleh mengubah nilai tercatat utang jika pembayaran kas di masa depan tidak dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan tidak melebihi nilai tercatat utang

Page 52: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 53: kebijakan akuntansi berbasis akrual

EKUITAS

Adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Dalam basis akrual, pemerintah hanya menyajikan satu jenis pos ekuitas.

Saldo akhir ekuitas diperoleh dari perhitungan pada Laporan Perubahan Ekuitas.

Ekuitas disajikan dalam Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 54: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 55: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Komponen Pendapatan

Terdapat dalam Laporan Operasional

Hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Berbasis Akrual.

Pendapatan - LO

Terdapat dalam LRA Semua penerimaan rekening

kas umum negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali.

Berbasis Kas.

Pendapatan - LRA

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 56: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Pendapatan

Pendapatan - LO:Koreksi Pendapatan – LO TAYL Non Perpajakan merupakan penambah/pengurang ekuitas pd periode ditemukannya koreksi.Imbalan bunga atas keterlambatan pengembalian pendapatan perpajakan merupakan pengurang pendapatan tanpa memperhatikan TA pengakuan pendapatan dimaksud.

Pendapatan – LO yang mempengaruhi Kas:Kelebihan penyetoran pendapatan pada TAYL berdasarkan verifikasi pejabat berwenang pengembalian pendapatan yang mengurangi nilai ekuitas

Page 57: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus Pendapatan

Perlakuan khusus koreksi Pendapatan – LRA:Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya pengurang pendapatan.Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas pendapatan-LRA pada periode penerimaan pengurang pendapatan pada periode yang sama.Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas pendapatan-LRA pada periode sebelumnya pengurang SiLPA/SAL pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian.

Page 58: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 59: kebijakan akuntansi berbasis akrual

DEFINISI

BEBAN

Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa termasuk potensi pendapatan yg hilang, atau biaya yg timbul akibat transaksi tsb dlm periode pelaporan yg berdampak pd penurunan ekuitas, baik berupa pengeluaran, konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) yg mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

BELANJA

Page 60: kebijakan akuntansi berbasis akrual

Perlakuan Khusus

Perlakuan Khusus Beban:Hibah Aset Tetap yang dimiliki pemerintah yang sebelumnya dibeli dengan Belanja Modal, ketika diserahkan kepada masyarakat/pemda tidak dicatat sebagai belanja/beban hibah melainkan sebagai beban kegiatan non operasional.

Page 61: kebijakan akuntansi berbasis akrual

KESIMPULAN/RESUME1. Kebijakan Akuntansi digunakan sebagai penetapan

pilihan atau penjelasan rinci atas prinsip atau metode akuntansi yang diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

2. Pengaturan mengenai pilihan metode akuntansi atau petunjuk teknis pencatatan yang belum diatur atau PMK ini diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan lainnya.

3. Kementerian Negara/Lembaga dapat menetapkan petunjuk teknis akuntansi di Lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dengan melalui pertimbangan dari Menteri Keuangan cq. Ditjen Perbendaharaan.

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Page 62: kebijakan akuntansi berbasis akrual

www.perbendaharaan.go.id

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN