kebiasaan makan ikan

Upload: rezki-adidarma

Post on 01-Mar-2016

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bioper

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBesarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini ada beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, mudah tersedia makanan, lama masa pengambilan dan cara makan itu secara alami bergantung kepada lingkungan tempat ikan itu hidup.Ikan Tongkol terdapat di seluruh perairan hangat Indo-Pasifik barat, termasuk laut kepulauan dan laut nusantara. Hidup di periaran epipelagik, merupakan spesies neuritik yang mendiami perairan dengan kisaran suhu antara 18-29C. Ikan ini cenderung membentuk kelompok (school) multi spesies berdasarkan ukuran antara lain Thunnus albaceres kecil, Katsuwanus pelamis, Auxis sp, terdiri dari 100 -5000 individu.Puncak musim pemijahan bervariasi tergantung pada daerah seperti perairan Filipina bulan Maret - Mei, Perairan Afrika Timur pada pertengahan musim barat daya sampai permulaan musim-musim tenggara atau Januari - Juli dan di Perairan Indonesia diperkirakan pada bulan Agustus - Oktober. Ikan ini merupkan predator yang rakus memakan barbagai ikan kecil,udang dan cepalopoda sebaliknya juga memakan mangsa dari hiu dan marlin. Panjang baku maximum 100 cm dengan berat 13,6 kg umumnya 60 cm, di Samudera Hindia usia 3 tahun panjang baku 50 - 65 cm. Kebiasaan makanan ( food habits ) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkankematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Kajian kebiasaan makan ikan perlu dipelajari untuk mengetahui jenis makanan apa yang ikan suka.Kebiasaan makan dari jenis-jenis ikan dapat dilihat dari bentuk atau morfologi beberapa alat tubuh yang digunakan dalam proses pencernaan. seperti mulut, bibir, gigi, dan alat-alat pencernaan lainnya. Tulang tapis insang dapat digunakan untuk menentukan cara makan ikan yang bersangkutan.

1.2 Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk alat pencernaan pada ikan tipe makanan, sehingga dapat ditentukan ikan tersebut tergolong kedalam tipe mana, Herbivora, Karnivora, atau Omnivora.

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Tinjauan PustakaKebiasaan makan ikan (food habits) adalah kualitas dan oleh kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara makan (feeding habits) adalah waktu tempat dan cara makanan itu didapatkan ikan (Effendi 2002). Menurut Affandi, dkk (2005), kelenjar pencernaan pada ikan terdiri hati dan pankreas. Kedua organ tersebut megekskresikan bahan yang digunakan dalam proses pencernaan makanan. Bahan dari hasil sekresi kedua organ tersebut akan masuk ke usus melalui saluran ductus chole dochus dan saluran ductus pankreatikus. Hubungan antara kelenjar pencernaan dengan usus depan,letak dari kedua kelenjar tersebut berada disekitar usus depan dan lambung. Hati merupakan organ penting yang mengekskresikan bahan untuk proses pencernaan.Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan dalam jenis herbivora, karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya ikan lele, ikan karnivora adalah ikan pemakan daging misalnya ikan kakap merah. Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi di antara organisme di perairan tempat mereka berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi (Kottelate, 1983).Tidak keseluruhan makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan diantaranya yaitu ukuran makanan ikan, warna makanan dan selera makan ikan terhadap makanan tersebut. Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan makan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan tersebut (Nikolsky 1963).Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang an luas permukaan. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim serta habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi jenis,kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan (Lagler,1972).

BAB IIIMETODOLOGI KERJA

3.1 Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 08 Mei 2015 di Laboratorium Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala pada pukul 14.00 s/d 16.00.

3.2 Alat dan BahanAlat dan bahan dapat dilihat pada table 3.2.1 dibawah ini:3.2.1Tabel Alat dan BahanNo.Nama Alat dan BahanJumlah

1Pisau Bedah1 Unit

3Nampan1 Unit

4Tisu PembersihSecukupnya

5Penutun1/Individu

6Timbangan Analitik1 Unit

7Gunting1 Unit

8Gelas Ukur1 Unit

9Ikan Tongkol2 Ekor

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Analisa Isi Lambung Di ukur dan timbang ikan sample dengan akurasi tinggi. Di belah perut ikan secara hati-hati sesuai prosedur yang telah dipelajari sebelumnya. Di keluarkan alat pencernaannya secara hati-hati, ukur dan timbang. Jika dapat dibedakan antara bagian lambung dan usus, ukur masing-masing bagian. Di bedah alat pencernaan tersebut secara hati-hati dan jika berisi keluarkan isinya. Di pisah-pisahkan makanan tersebut berdasarkan jenisnya, hitung jumlahnya dan timbang masing-masing jenis tersebut. Di usahakan sedapat mungkin untuk menentukan jenis makanan tersebut sampai tingkat taksonomi paling rendah (spesies).3.3.2 Metode Jumlah Di keluarkan isi lambung ikan dan kering anginkan. Di pisah-pisahkan makanan berdasarkan jenisnya. Di hitung masing-masing jenis. Di hitung persentase masing-masing jenis dengan rumus metode jumlah.3.3.3 Metode Frekwensi Di kelompokkan alat pencernaan menjadi dua, yang berisi dan yang kosong. Di catat setiap isi lambung ikan sampel. Di hitung persentase kejadian setiap jenis makanan (hanya lambung yang berisi saja).3.3.4 Metode Gravimetrik Di timbang dan ukur lambung ikan. Di keluarkan isinya dan kering anginkan. Di timbang seluruh isi lambung ikan berkenaan. Di pisah-pisahkan isi lambung atau makanan menurut jenisnya. Di timbang setiap jenis makanan. Di hitung persentase setiap makanan.3.3.5 Metode Volumetrik Di timbang dan ukur lambung ikan Di keluarkan isinya dan kering anginkan Di ukur volume isi lambung ikan berkenaan Di pisah-pisahkan isi lambung menurut jenisnya Di ukur volume setiap jenis makanan. Di hitung persentase setiap makanan.

3.4 Analisa Data3.4.1 Metode Jumlah% satu jenis makan ke - i = jumlah makan ke -i/ jumlah seluruh makanan dalam lambung x 100 %

3.4.2Metode FrekwensiFKM = Jumlah kejadian suatu jenis makanan/ Jumlah lambung yang berisi makan x 100%

3.4.3Metode GravimetrikPersentase suatu jenis makanan = berat satu jenis makanan/ berat total isi lambungx 100%

3.4.4Metode Volume MetrikPersentase suatu jenis makanan = Volume satu jenis makanan/ volume total isi lambung x 100%3.4.5Indek Relatif PentingIRP = (N + V) x FDimana, IRP = indeks relative penting, N = persentase jumlah satu jenis makanan, V = persentase volume suatu jenis makanan, dan F = frekuensi kejadian suatu jenis makanan.

3.4.6Indek Proponderance

Dimana, Vi adalah persentase volume satu jenis makanan, Oi adalah persentase frekuensi kejadian satu jenis makanan, adalah jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan.

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil PengamatanData hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel tabel sebagai berikut:

4.1.1Tabel Hasil Pengamatan berat ikan tongkol, berat lambung dan volume lambung ikan tongkol.NoIkanBerat IkanBerat LambungVolume Lambung

1Ikan Tongkol I4,86 gram9 gram8 mm

2Ikan Tongkol II6,43gram10 gram8 mm

4.1.2 Tabel Hasil Metode JumlahJenis MakananJumlah Dalam Satu Lambung% Proporsi

Udang1033.3

Ikan Kecil1033.3

Cacing516.7

Serangga Air516.7

30100

Jenis MakananJumlah Frekwensi Kejadian% Frekwensi Kejadian Pada 2 Ekorikan (yang lambungnya Berisi

Udang2100

Ikan Kecil5250

Cacing3150

Serangga Air150

Total11550

4.1.3 Tabel Hasil Metode Frekwensi

Jenis MakananBerat Masing-MasingJenis Makanan (gram)%Proporsi Makanan

Udang228.6

Ikan Kecil342.8

Cacing114.3

Serangga Air114.3

Total7100

4.1.4Tabel Hasil Metode Gravimetrik

4.1.4.1Gambar Hasil Spektrum Makanan Ikan Berkenaan (Metode Frekwensi)

4.1.5 Tabel Hasil Metode VolumetrikJenis MakananVolume Masing-masingJenis Makanan (ml)%Proporsi Makanan

Udang215.4

Ikan Kecil538.5

Cacing323.1

Serangga Air323.1

Total13100.1

4.1.5.1 Gambar Hasil Spektrum Makanan Pada Metode Volumetrik

4.1.6 Tabel Hasil Indek Relatif PentingOraganisme MakananNVFIRP

Jumlah%ml%Kejadian%

Udang1033.3215.421004.86

Ikan Kecil1033.3538.5525017.925

Cacing516.7323.131504.485

Serangga Air516.7323.11501.495

3010013100

4.1.7 Tabel Hasil ProponderanceJenis MakananVi (%)Oi (%)Vi x OiIP

Udang15.3810015389.753622729

Ikan Kecil38.46250961560.97599645

Cacing23.07150346121.94565114

Serangga Air23.15011557.324729683

10055015769100

4.2 PembahasanIkan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan golongan dari ikan tuna kecil. Badannya memanjang, tidak bersisik kecuali pada garis rusuk. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 15, sedang yang kedua berjari-jari lemah 13, diikuti 8-10 jari-jari sirip tambahan (fin ilet). Ukuran asli ikan tongkol cukup besar, bisa mencapai 1 meter dengan berat 13,6 kg. Rata-rata, ikan ini berukuran sepanjang 50-60 cm (Auzi, 2008). Ikan Tongkol memiliki kulit yang licin berwarna abu-abu, dagingnya tebal, dan warna dagingnya merah tua (Bahar, 2004). Menurut Saanin (1994) Ikan tongkol memiliki klasifikasi sebagai berikut:Kingdom : AnimaliaPhylum : ChordataSub Phylum : VertebrataClass : PiscesSub Class : TeleosteiOrdo : PercomorphiFamily : ScombridaeGenus : EuthynnusSpecies: Euthynnus affinis

Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai mulut yang berbentuk meruncing, langit-langit bergerigi, dan jenis gigi dari ikan tongkol yang bergerigi menandakan ikan tersebut pemakan daging. Tapi insang ikan tongkol rapat dengan bentuk gill arch yang halus. Ikan tongkol termasuk ikan buas dan predator, hidup di daerah pantai dan lepas pantai dan bergerombol besar. Ikan tongkol memakan ikan kecil-kecil dan cumi-cumi. Ikan ini dapat mencapai ukuran panjang 50 cm, namun pada umumnya panjangnya hanya berkisar antara 25- 40 cm. Daerah penyebarannya diseluruh wilayah pantai dan lepas pantai perairan Indonesia (Amri, 2008). Praktikum perhitungan kebiasaan makan ini bisa dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode jumlah, metode frekuensi, dan metode volume metrik. Hasil yang di peroleh pada pengukuran dari ikan tongkol pertama yang kami lakukan adalah dimana berat ikan tongkol setelah ditimbang diperoleh hasil 4,86 gram, berat lambung 9 gram, serta volume lambung 8 mm. Sedangkan pengukuran pada ikan tongkol kedua yang telah kami lakukan diperoleh hasil berat ikan 6,43 gram, berat lambung 10 gram serta volume lambung 8 mm.Pada perhitungan metode jumlah terdapat dalam lambung ikan tongkol jumlah udang sebesar 33,3%, jumlah ikan kecil 33,3%, jumlah cacing 16,6% dan jumlah serangga air 16,6%. Dari perhitungan tersebut udang dan ikan kecil merupakan makanan yang paling banyak terdapat pada lambung ikan tongkol. Pada perhitungan metode frekuensi udang kecil yang didapatkan sebesar 100%, ikan kecil sebesar 250%, cacing sebesar 150% dan serangga air 50%. Dari perhitungan tersebut ikan kecil merupakan jenis makanan yang paling dominan terdapat pada lambung ikan. Pada perhitungan metode Gravimetrik udang memiliki 28,6 % dari proporsi makanan, ikan kecil 42,8%, cacing dan serangga air memiliki % proposrsi makanan yang sama yaitu 14,3%. Kemudian pada perhitungan volume metrik ikan kecil merupakan jenis makanan yang paling dominan yang terdapat pada lambung ikan dimana menghasilkan sebanyak 38,46%, udang 15,4 % dan serangga air dan cacing menghasilkan 23,1 %. Selanjutnya dari hasil perhitungan IRP diperoleh hasil udang 4,86, ikan kecil 17.925, cacing 4.485dan serangga air 1.495.Indeks proponderance merupakan gabungan dari dua dua metode yaitu metode frekuensi dan metode volume metrik. Nilai Indeks proponderance juga sering disebut dengan IP. Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai IP dari udang 9.753622729, ikan kecil 60.97599645, cacing 21.94565114 serta serangga air 7.324729683. Dilihat dari jenis makanan yang terdapat dalam lambung ikan tongkol dengan menggunakan metode yang telah dilakukan bisa disimpulkan ikan tongkol merupakan ikan karnivora, jenis makanan yang terdapat pada lambung ikan tongkol tersebut berupa udang, ikan kecil, cacing serta serangga air.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini: Jenis Makanan yang terdapat di lambung ikan tongkol pada metode jumlah di dominan oleh ikan kecil dan udang. Jenis makanan yang terdapat dilambung ikan tongkol pada metode frekwensi di dominan oleh ikan kecil. Dari semua jenis makanan yang terdapat dilambung ikan tongkol, ikan tongkol termasuk sebagai hewan karnivora. Indek Relatif Penting Tertinggi diperoleh oleh ikan kecil dengan nilai 17.925. Indek Proponderance tertinggi diperoleh oleh ikan kecil dengan nilai 60.97599645.

5.2 SaranSaya harap untuk praktikum kedepannya agar fasilitas lebih memadai agar memudahkan dalam kegiatan praktikum dan dapat memperoleh hasil praktikum lebih akurat, Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKAEffendi , 2002. Metode Biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 109p.Affandi, Ridwan; Djaja Subandja Sjafer, MF, Rahardjo Sulistiana. 2005. Fisiologi Ikan. IPB: Bogor.Kottelate dan Nauen, 1983, Kebiasaan makan ikan berdasarkan jenis. Ditjen Perikanan, Deptan.Jakarta.Lagler,1972 .Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan.Bandung.Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. 313 hlm.Amri, Khairul. 2008. Klasifikasi Ikan. (http://www.wikipedia.com diakses 20 April 2010)10Kebiasaan Makanan