kebanyakan teori transportasi sedimen didasarkan pada teori shields

8
AWAL PERGERAKAN SEDIMEN Kebanyakan teori transportasi sedimen didasarkan pada teori Shields (1936), yang membandingkan gaya pendorong dan gaya kritis butiran. Bila gaya pendorong lebih besar dari gaya kritis (gaya tahan terhadap aliran dari individu butiran ) akan terjadi transportasi sedimen. Laju transportasi partikel berhubungan dengan gaya angkat (lift force) yang bekerja pada partikel tersebut. Apabila gaya angkat lebih besar daripada berat terendam (immersed weight) maka akan terjadi transportasi sedimen. Konsep ini di kenal sebagai konsep Statistik dan dipakai dasar teori formula transportasi sedimen oleh aliran searah. Bila aliran pada dasar yang terdapat butiran tidak kohesif, gaya-gaya yang bekerja pada butiran tersebut dapat dilihat pada gambar.

Upload: ariefz-manutdholic

Post on 08-Apr-2016

119 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

AWAL PERGERAKAN SEDIMEN

Kebanyakan teori transportasi sedimen didasarkan pada teori Shields (1936), yang

membandingkan gaya pendorong dan gaya kritis butiran. Bila gaya pendorong lebih besar

dari gaya kritis (gaya tahan terhadap aliran dari individu butiran ) akan terjadi transportasi

sedimen. Laju transportasi partikel berhubungan dengan gaya angkat (lift force) yang bekerja

pada partikel tersebut. Apabila gaya angkat lebih besar daripada berat terendam (immersed

weight) maka akan terjadi transportasi sedimen. Konsep ini di kenal sebagai konsep Statistik

dan dipakai dasar teori formula transportasi sedimen oleh aliran searah.

Bila aliran pada dasar yang terdapat butiran tidak kohesif, gaya-gaya yang bekerja pada

butiran tersebut dapat dilihat pada gambar.

Gaya-gaya yang menggerakkan

Gaya seret akibat aliran pada butiran:

Gaya angkat:

Page 2: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

Gaya berat:

Keseimbangan gaya:

Page 3: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

Angkutan sedimen di Indonesia memiliki sifat lebih bervariasi dan spesifik yang

disebabkan sifat sungai yang berbeda. Selain itu adanya perbedaan dengan jenis

endapan dan keadaan musim yaitu musim hujan dan kemarau. Hasil sedimen dari suatu

daerah pengaliran tertentu dapat ditentukan dengan pengukuran sedimen pada titik kontrol

alur sungai atau dengan menggunakan rumus – rumus empiris atau semi empiris. Pengukuran

angkutan sedimen dapat menggunakan rumus – rumus pendekatan di bawah ini :

1. Rumus Meyer – Peter :

2. Rumus Schocklitsch :

3. Rumus Kalinske :

Page 4: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

4. Rumus Enstein :

Persamaan diatas digunakan untuk perkiraan pengangkutan sedimen. Karena Itu

dapat memberikan perkiraan keragaman dalam laju dan volume yang dimungkinkan.

Sebenarnya tidak ada pengganti yang sejati untuk mengambil alih pengukuran laju

pengangkutan sedimen paling sedikit harus ada pengukuran yang diperoleh dan dibandingkan

dengan hasil perhitungan. Rumus – rumus yang hasilnya paling mendekati hasil pengukuran

dapat dipergunakan dengan keyakinan lebih besar untuk meramal besarnya pengangkutan

sedimen pada keadaan aliran yang berbeda – beda.

Page 5: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri yaitu

mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Hal ini penting untuk

diketahui karena sebenarnya struktur sedimen merupakan suatu catatan (record) tentang

proses yang terjadi sewaktu sedimen tersebut diendapkan. Umumnya proses itu merupakan

hasil langsung dari gerakan media pengangkut. Namun demikian sifat fisik (ragam ukuran,

bentuk dan berat jenis) butiran sedimen itu sendiri mempunyai pengaruh pada proses mulai

dari erosi, transportasi sampai ke pengendapan.

Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat

jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media akan mempengaruhi

gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai yang bergerak turun karena berat

jenis yang langsung berhubungan dengan gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh

pada kemampuan media untuk mengalir.

Hubungan arus searah dengan silang siur

Dalam Gambar III.1 jelas bahwa pengaruh hidrodinamika dapat membentuk dua jenis silang

siur dan dune yang berbeda. Pada kondisi hidrodinamika dimana mulai terbentuk silang siur,

kemudian dune sampai dengan sebagian dari dune dirusak tererosi kembali (lihat Gambar

III.1) disebut rejim alir bawah (lower flow regim). Sedangkan mulai dari sini bila kecepatan

aliran terus bertambah disebut rejim alir atas (upper flow regim).

Page 6: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

Flow regim Lower flow regim (F<1):

Menghasilkan struktur sedimen

cross-lamination

cross-bed

Upper flow regim (F>1):

kan menghasilkan silang siur, planar-antidune

Page 7: Kebanyakan Teori Transportasi Sedimen Didasarkan Pada Teori Shields

DAFTAR PUSTAKA

Sunardi Widjojo JB/TRANSPORTASI SEDIMEN OLEH KOMBINASI ALIRAN

PERMANEN BERATURAN DAN GELOMBANG SERAGAM/ Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,

Subary Adinegara/Volume Angkutan Sedimen Dipengaruhi Oleh Kecepatan Aliran

99684725-angkutan-sedimen.pdf