keakuratan diagnostik karies proksimal dengan radiograf digital.docx
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
1/11
KEAKURATAN DIAGNOSTIK KARIES PROKSIMAL DENGAN RADIOGRAF
DIGITAL: SEBUAH PENELITIAN KOMPARATIF IN VIVO DAN IN VITRO
Tugas Radiologi Kedokteran Gigi 2
Oleh:
Mustika Lili Perdani (04121004027)
Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M. Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
2/11
Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital: Sebuah Penelitian
Komparatif In Vivo dan In Vitro
Gang Li, DDS, PhD; Xin-min Qu, DDS; Yan Chen, DDS, MSc; Jie Zhang, DDS, PhD;
Zu-yan Zhang, DDS, PhD; dan Xu-chen Ma, DDS, PhD, Beijing, China
PERGURUAN DAN RUMAH SAKIT STOMATOLOGI, UNIVERSITAS PEKING
Tujuan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah keakuratan diagnostik
karies gigi proksimal pada radiograf digital serupa ketika diperoleh pada kondisi in vivo
dan in vitro.
Bentukpenelitian. Tiga puluh sembilan gigi nonkavitas dikumpulkan dari 11 subjek
yang memiliki rahang atas atau rahang bawah yang memiliki kista atau neoplasma yang
ingin dibuang. Sebelum operasi, radiografi dari gigi yang terlibat diambil dengan sistem
digital imaging Digora Optime (Soredex, Helsinki, Finlandia), dan setelah operasi, gigi
dicabut dan lalu disusun pada blok plester dan di papar dengan sistem digital imaging
yang sama. Gigi kemudian dipotong untuk validasi histologis dari lesi. Enam pengamat
mengevaluasi semua radiograf menurut skala 5-kategori. Analisis karakteristik
penerima operasi dilakukan. Variasi analisis pengukuran yang berulang-ulang
digunakan untuk analisis statistik.
Hasil. Tidak ada perbedaan signifikan antara radiograf digital yang diambil dalam
kondisi in vivo dan in vitro untuk diagnosis karies gigi proksimal (P = 0,286).
Kesimpulan. Keakuratan diagnostik karies gigi proksimal yang diperoleh dari penelitian
in vitro dapat dianggap mewakili keakuratan diagnostik karies gigi proksimal yang
diperoleh pada keadaan klinis yang sebenarnya.
Radiografi intraoral adalah salah satu metode yang paling sering digunakan
untuk mendiagnosis karies gigi, khususnya untuk karies gigi proksimal yang sulit
diperiksa secara visual. Dengan diperkenalkannya radiografi intraoral digital pada
kedokteran gigi, banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk mengesahkan
keandalan dan reproduktifitas radiograf intraoral digital untuk menentukan diagnosis
karies. Untuk mendapatkan standar acuan yang sangat bagus, semua penelitian
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
3/11
dipusatkan pada gigi manusia yang dicabut dengan hanya beberapa pengecualian,
dimana digunakannya lesi buatan atau gigi tiruan.
Diagnosis dan perawatan yang berdasarkan tanda-tanda membuat keputusan
mengharuskan metode diagnostik yang seakurat mungkin untuk mengungkapkan status
lesi. Penelitian in vitro menunjukkan radiograf intraoral digital memiliki nilai diagnostik
yang sama seperti radiograf intraoral film untuk mendiagnosis karies proksimal. Apakah
hasil yang diperoleh dari kondisi in vitro benar-benar mewakili hasil yang diperoleh
secara in vivo belum pernah dievaluasi.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengevaluasi keakuratan diagnostik dari
karies gigi proksimal secara in vivo dan 2) untuk membandingkan keakuratan
diagnostik dari karies gigi proksimal pada radiograf digital yang diperoleh pada kondisi
in vitro dan in vivo.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di rumah sakit stomatologi Universitas Peking dengan
melibatkan 11 subjek yang memiliki tumor atau kista pada rahang yang membutuhkan
reseksi. Usia rata-rata subjek adalah 39,7 tahun. Subjek terdiri dari 5 laki-laki dan 6
perempuan. Rencana penelitian disetujui oleh komite etika Pusat Ilmu Kesehatan
Universitas Peking, dokumen no. ICRB 0000105208051. Pasien memberikan
persetujuan tertulis mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Gigi
Tiga puluh sembilan gigi permanen manusia (4 kaninus, 16 premolar, dan 19
molar) dikumpulkan selama operasi. Tidak ada gigi yang di kavitasi. Gigi dari masing-
masing subjek disusun pada blok plester menurut posisi anatomisnya. Bagian yangpaling jelas dari permukaan proksimal ditempatkan pada derajat vertikal yang sama
untuk menstimulasikan hubungan anatomis normalnya. Dengan demikian, total dari 11
blok plester gigi dibuat.
Uji radiograf
Uji radiograf dilakukan di Departemen Radiologi Oral dan Maksilofasial,
Universitas Peking dan rumah sakit stomatologi. Unit sinar-x yang digunakan adalah
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
4/11
MinRay (Soredex, Tuusula, Finlandia) dengan ukuran spot 0,7 mm, filtrasi Al 2 mm,
dan konstan nominal potensial tabung dapat dipilih 60 kVcp atau 70 kVcp. Sebelum
pembedahan pencabutan gigi, uji radiograf secara in vivo dilakukan dengan sistem
radiografi intraoral digital Digora Optime (Soredex) dengan pengaturan penyinaran 60
kVcp, 7 mA, dan 0,25 s untuk premolar dan 0,32 s untuk molar. Storage phosphor plate
(SPP) digunakan untuk merekam gambar.
Untuk meniru kondisi penyinaran yang sebenarnya, uji radiograf dari blok gigi
diambil dengan sistem radiografi intraoral digital Digore Optime yang sama dan
pengaturan penyinaran SPP yang sama, yaitu 60 kVcp, 7 mA, dan 0,25 s untuk
premolar dan 0,32 untuk molar. Sebuah akrilik phantom dengan ketebalan 2 cm
ditempatkan pada bagian depan blok gigi untuk menstimulasi jaringan lunak. Selama
peniruan, blok ditempatkan dalam tempat yang di rancang khusus yang memungkinkan
standar proyeksi geometri (Gambar 1).
SPP diamati segera setelah penyinaran dengan software DfW v. 2,5. Resolusi
pengamatan yang dipilih adalah 400 dpi, yang disebut resolusi tinggi pada software.
Gambaran data kasarnya kemudian di proses dengan melalaikan pemrosesan algoritma
dan disimpan sebagai gambar 8-bit.
Pengamatan
Enam pengamat yang mempunyai pengalaman diagnosis karies dilibatkan dalam
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
5/11
penelitian ini. Masing-masing pengamat mengevaluasi serangkaian radiograf secara
bebas mengenai lesi karies proksimal. Radiograf ditampilkan pada flat panel TFT
monitor PC berwarna. Resolusi layar adalah 1,280 x 960 dan menampilkan rasio 1 : 1.
Sebelum mengamati, kecerahan dan kontras dari monitor disesuaikan dengan salah satu
peneliti menggunakan pola uji SMPTE yang termasuk dalam software DentalEye
(DentalEye, Stockholm, Swedia). Tambahan pengaturan kecerahan dan kontras pada
gambar yang ditampilkan oleh pengamat tidak diperbolehkan. Untuk menampilkan
gambar radiograf secara berturut-turut, ACDSee v. 3,0 (Sistem ACD internasional,
Columbia Inggris, Canada) paket software yang digunakan. Urutan radiograf yang
disajikan secara individual diacak untuk setiap pengamat. Contoh radiograf yang
diambil dari pasien dan blok gigi ditunjukkan dalam Gambar 2.
Pengamatan berlangsung pada ruangan dengan cahaya yang redup. Para
pengamat tidak memiliki informasi lebih dahulu mengenai jumlah dari lesi karies.
Untuk intrapengamat menganalisis yang berbeda-beda, 1 pengamat menetapkan 1
rangkaian radiograf dua minggu kemudian.Menggunakan skala berikut, para pengamat diinstruksikan untuk menilai tingkat
kepercayaan tentang ada atau tidak adanya lesi karies pada permukaan proksimal gigi.
1. Pasti tidak ada karies2. Mungkin tidak ada karies3. Diragukan4. Mungkin karies5. Pasti karies
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
6/11
Validasi histologis
Ketika semua radiograf telah dilakukan, gigi di potong menjadi irisan-irisan
dengan ketebalan 700 m dan diuji menggunakan stereomikroskop dengan perbesaran
10 kali oleh dua orang peneliti. Lesi didefinisikan menurut perpanjangan zona
dekalsifikasi keputih-putihan atau zona coklat yang perpanjangannya ke arah kamar
pulpa proksimal. Berikut skala 4 titik yang digunakan untuk mengkategorikan
histologis: 0 = sehat; 1 = karies setengah lebih luar dari enamel; 2 = karies setengah
lebih dalam dari enamel dan mencapai tapi tidak melewati dentinoenamel junction; 3 =
caries sampai dentin.
Analisis ROC
Dengan penelitian histologis sebagai standar acuan, kinerja setiap pengamat kemudian
diubah menjadi kurva karakteristik penerima operasi (ROC) dengan program Rockit
0,9B (versi beta, Universitas Chicago, Chicago, IL). Parameter kemungkinan
maksimum di tentukan dan area dibawah setiap kurva ROC (Az) dikalkulasikan.
Analisis Statistik
Perbedaan analisis pengukuran berulang-ulang digunakan untuk menganalisis nilai Az
dari setiap pengamat dan perbedaan inter/intrapengamat, dengan = 0,05.
HASIL
Pemeriksaan histologis mengungkapkan bahwa dari 78 permukaan proksimal,
37 sehat, 24 menunjukkan karies pada setengah lebih luar dari enamel dan 7 setengah
lebih dalam dari enamel, dan 10 karies dentin (Tabel I).
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
7/11
Gambar 3 menunjukkan kurva ROC dari gabungan hasil pengamat. Kurva ROC
lebih tinggi pada radiograf digital yang diperoleh di bawah kondisi in vivo dari pada di
bawah kondisi in vitro.
Table II menunjukkan area dibawah kurva ROC dari setiap pengamat.
Umumnya, nilan Azuntuk radiograf yang diambil dari pasien lebih besar daripada yang
dibuat untuk pencabutan gigi dengan 1 pengecualian (pengamat 1). Rata-rata dari nilai
Azuntuk radiograf yang dilakukan pada subjek adalah 0,60 dan nilai Azradiograf yang
dilakukan pada gigi yang dicabut adalah 0,57. Tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan antara hasil pengamat (P = 0,286). Standar deviasi dari nilai Az radiograf
pada kondisi in vivo adalah 0,05 dan pada kondisi in vitro 0,07.
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
8/11
Analisis perbedaan interpengamat dan intrapengamat mengungkapkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengamat (P = 0,63) dan pengamat dalam (P
= 0,33) untuk mendiagnosis karies gigi proksimal.
PEMBAHASAN
Dengan diperkenalkannya radiografi intraoral pada kedokteran gigi, banyak
penelitian telah dilakukan untuk mengesahkan reproduktifitas dan keandalan dari
radiografi intraoral digital untuk diagnosis karies gigi proksimal. Walaupun hasil
menunjukkan radiografi intraoral digital memiliki keakuratan pendeteksian yang sama
dengan radiografi intraoral film mengenai lesi karies gigi, penelitian yang sebagian
besar dilakukan di laboratorium adalah pada kondisi in vitro. Oleh karena itu, timbul
pertanyaan apakah hasil yang diperoleh dari radiograf dibawah kondisi in vitro memiliki
gambaran yang nyata yang diperoleh dari radiograf yang dilakukan secara in vivo pada
pasien sebenarnya.
Salah satu penelitian in vivo menunjukkan kedalaman karies pada gambar SPP
terlalu rendah bila dibandingkan dengan gambar berbasis film. Namun, standar acuan
yang digunakan pada penelitian merupakan persetujuan dari 4 ahli menggunakan
gambar film bitewing. Wenzel dan Hintze mengindikasi kajian mereka bahwa standar
yang lebih baik harus dihasilkan, pengevaluasian kebebasan dari metode diagnostik, dan
gambaran pathoanatomi muncul dari penyakit. Standar acuan diperoleh dari persetujuan
para ahli dengan interpretasi bitewing mungkin tidak sepenuhnya memperlihatkan status
yang sebenarnya dari lesi yang tidak ada memberikan bukti histologis.
Sebuah penelitian perbandingan klinis dan laboratorium radiografik diagnosis
karies gigi ditunjukkan oleh Wenzel dan Hintz. Dalam penelitiannya, 130 gigi (122
molar ketiga) digambarkan sebelum dan sesudah pencabutan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa keakuratan diagnostik radiograf berbasis film keakuratannya di
bawah kondisi klinis seperti ketika penstandaran di laboratorium. Keakuratan diagnostik
karies dari radiografi digital tidak dievaluasi.
Dalam penelitian ini, teknik bitewing digunakan ketika radiograf diambil dari
pasien, dan teknik paralel digunakan untuk radiograf laboratorium. Derajat angulasi +8
sampai +10 untuk proyeksi radiograf bitewing mungkin memiliki efek pada penampilan
karies gigi proksimal. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
9/11
derajat angulasi vertikal dan horizontal tidak berdampak pada evaluasi kuantitatif dari
penyakit periodontal dan panjang saluran akar, maupun diagnosis karies gigi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keakuratan diagnostik untuk karies gigi
proksimal ditetapkan oleh nilai Azyang perbedaannya tidak signifikan antara radiograf
dari gigi yang sama yang dilakukan secara klinis pada subjek dan pada laboratorium in
vitro setelah pencabutan.
Mengingat hasil yang ditemukan, kesimpulan yang mungkin didapat bahwa
mengenai diagnosis karies gigi proksimal, keakuratan pendeteksian diperoleh dari
penelitian in vitro dapat dianggap mewakili keakuratan diagnostik yang diperoleh pada
kondisi klinis yang sebenarnya.
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
10/11
RANGKUMAN
Karies gigi proksimal sulit diperiksa secara visual. Untuk itu, diperlukan metode
diagnostik yang seakurat mungkin untuk mengungkapkan status lesi. Radiografi
intraoral digital diperkenalkan pada kedokteran gigi sebagai metode alat bantu yang
digunakan untuk mendeteksi karies gigi. Banyak penelitian-penelitian yang telah
dilakukan untuk mengesahkan keandalan dan reproduktifitas radiograf intraoral digital
untuk menentukan diagnosis karies.
Penelitian in vitro menunjukkan radiograf intraoral digital memiliki nilai
diagnostik yang sama seperti radiograf intraoral film untuk mendiagnosis karies
proksimal. Apakah hasil yang diperoleh dari kondisi in vitro benar-benar mewakili hasil
yang diperoleh secara in vivo belum pernah dievaluasi. Maka dari itu, penelitian
mengenai hal tersebut dilakukan dan didokumentasikan dalam jurnal yang berjudul
Diagnostic Accuracy of Proximal Caries by Digital Radiographs: an In Vivo and In
Vitro Comparative Study atau yang artinya Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal
dengan Radiograf Digital: Sebuah Penelitian Komparatif In Vivo dan In Vitro.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi keakuratan diagnostik dari karies gigi
proksimal secara in vivo dan untuk membandingkan keakuratan diagnostik dari karies
gigi proksimal pada radiograf digital yang diperoleh pada kondisi in vitro dan in vivo.
Dalam jurnal tersebut tertulis bahwa penelitian dilakukan di rumah sakit
stomatologi Universitas Peking dengan melibatkan 11 subjek yang memiliki tumor atau
kista pada rahang yang membutuhkan reseksi. Usia rata-rata subjek adalah 39,7 tahun.
Subjek terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan. Dari subjek tersebut diperoleh tiga
puluh sembilan gigi permanen (4 kaninus, 16 premolar, dan 19 molar) yang
dikumpulkan selama operasi.Dalam penelitian tersebut, dilakukan dua kali penyinaran terhadap gigi.
Penyinaran pertama secara in vivo dilakukan pada saat sebelum operasi pembuangan
kista atau neoplasma dengan menggunakan teknik bitewing. Penyinaran kedua secara in
vitro merupakan radiograf laboratorium yang meniru kondisi penyinaran yang
sebenarnya yang dilakukan pada saat setelah operasi dengan gigi yang telah dicabut
disusun pada blok plester yang dirancang khusus menurut posisi anatomisnya dan
disinari menggunakan teknik paralel. Dalam penelitian tersebut juga dilakukan validasi
-
8/13/2019 Keakuratan Diagnostik Karies Proksimal dengan Radiograf Digital.docx
11/11
histologis dari lesi dengan memotong gigi menjadi irisan-irisan dengan ketebalan 700
m dan diuji menggunakan stereomikroskop.
Pengamatan pada hasil radiograf dilakukan oleh enam pengamat yang
mempunyai pengalaman diagnosis karies. Masing-masing pengamat mengevaluasi
serangkaian radiograf secara bebas mengenai lesi karies proksimal dengan mengamati
radiograf yang ditampilkan pada flat panelTFT monitor PC berwarna. Untuk menilai
ada atau tidaknya lesi karies pada permukaan proksimal gigi, para pengamat
diinstruksikan untuk menilai dengan menggunakan skala yang telah ditentukan. Namun,
kinerja setiap pengamat kemudian diubah menjadi kurva ROC (nilai Az) karena
penelitian histologis digunakan sebagai standar acuan.
Dari hasil penelitian tersebut, hasil pengamat dan standar deviasi dari kurva
ROC (nilai Az) radiograf menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan
antara kondisi in vitro dan in vivo dalam keakuratan diagnostik untuk karies gigi
proksimal. Maka dari itu, kesimpulan yang didapat pada penelitian tersebut yakni
keakuratan pendeteksian yang diperoleh dari penelitian in vitro dapat dianggap
mewakili keakuratan diagnostik yang diperoleh pada kondisi klinis yang sebenarnya.