keadilan distribusi menurut asghar ali engineer …

83
KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER DALAM PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy) Oleh: WAHYU HIDAYAT NIM. 207046100615 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)

Oleh:

WAHYU HIDAYAT

NIM. 207046100615

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 2: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

WAHYU HIDAYAT

NIM. 207046100615

Di Bawah bimbingan

Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA.

NIP. 19601171985051001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 3: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Keadilan Distribusi Menurut Asghar Ali Engineer Dalam

Perspektif Ekonomi Indonesia, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 25 Maret 2011

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag

NIP. 196404121994031004

Sekretaris : Moch. Syafii, SE. I

Pembimbing I : Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA.

NIP. 19601171985051001

Penguji I : Prof. Dr. Masykuri Abdillah

NIP. 195812221989031001

Penguji II : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag

NIP. 196404121994031004

Page 4: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, atas segala rahmat dan

hidayat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam rangka memenuhi

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah.

Shalawat serta salam tercurah kepadajunjungan kita Nabi Muhammad SAW,

beserta sahabat dan keluarganya.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang

terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan terima

kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah memberi

bantuan baik berupa saran, sapaan moril, kritik membangun, dorongan, semangat,

dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag, selaku Ketua Koordinator Teknis Program

(Non Reguler) yang telah membantu penulis memberikan masukan dan arahan

dalam hal administrasi.

3. Kakak Mufida, SHi dan Kakak Syafi’i, SEi yang telah banyak memberikan

masukan dan bantuan dalam hal-hal administrasi serta memberikan masukan-

Page 5: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

ii

masukan serta saran yang membantu penulis selama mengerjakan penulisan

skripsi.

4. Ibu Dr. Azizah, MA, selaku pembimbing I dan Bapak Djaka Badranaya,

S.Ag.,ME, selaku pembimbing II atas segala jasanya memberikan bimbingan

dengan kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Azharuddin Lathif, MA, selaku penasihat akademik yang telah membantu

penulis dalam merumuskan judul skripsi.

6. Seluruh Staf pengajar Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmunyakepada

penulis.

7. Pimpinan dan karyawan perpustakaan Syariah dan perpustakaan utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga tercinta, Ayahanda Legiman dan Ibunda Titi Alawiah yang

selalu memberikan kasih sayang dan perhatian kepada ananda, Kakakku Emi Yati

yang telah memberikan banyak inspirasi sehingga skripsi ini dapat cepat

terselesaikan dan Adikku Ricky Yacob yang selalu memberikan dukungan dan

suport selama proses pengerjaan skripsi ini serta Anissa Amalia yang selalu men-

suport dan mendoakan selama proses pengerjaan skripsi ini berlangsung.

9. Senior-senior yang saya hormati, Jeddy octora Lausu (BOS) yang selalu

membantu mengerjakan tugas-tugas dan selalu memberikan petuah-petuah emas

Page 6: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

iii

dalam setiap permasalahan, Rivaldi Pragola yang telah banyak menghibur selama

berlangsungnya skripsi ini, Rahman Shidiq yang memberikan masukan-masukan

berharga dalam proses penulisan skripsi, Rofi’udin dan Aray yang telah banyak

memberikan saran dan masukan-masukan yang sangat berguna dalam pengerjaan

skripsi ini dan senior-senior lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

10. Tema-teman seperjuangan, Dico Adhya yang telah sama-sama berjuang dari

semester 1 hingga selesainyaa skripsi ini, Arif Sholeh (Om JHON) yang telah

memberikan ide-ide serta saran-saran yang brilian dalam skripsi ini, Hafidz

juliansyah (Bang Jul) dan teman-teman angkatan 2007 umumnya serta teman-

teman di PS B 07 NR khususnya yang telah memberikan atmosfer yang positif

dalam suasana belajar di dalam kelas.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu

penyelesaian skripsi ini, baik yang telah penulis sebut di atas maupun yang

tidakdapat penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan Allah SWT membalasnya

dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Ciputat, 05 Maret 2011 M

Penulis

Page 7: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5

D. Tinjauan dan Kajian Terdahulu ......................................................... 6

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan .......................................... 7

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Keadilan Sosial.................................................................................. 10

B. Prinsip-Prinsip Keadilan Sosial ........................................................ 12

C. Dalil-Dalil Keadilan .......................................................................... 20

BAB III BIOGRAFI

A. Riwayat Hidup .................................................................................. 29

B. Karya-Karya ...................................................................................... 34

Page 8: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

v

BAB IV PEMIKIRAN DAN ANALISA

A. Konsep Keadilan dalam Islam ......................................................... 36

B. Islam dan Tantangan Kemiskinan .................................................... 47

C. Relevansi Pemikiran Ali Asghar Terhadap Keindonesiaan ............. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita sedang hidup dalam suatu masyarakat industri yang fondasi dasarnya

adalah ekonomi. Disini jelas, ekonomi memainkan peran yang sangat penting

sehingga tidak mungkin ada kemajuan atau pembangunan tanpa mengadopsi

dengan baik kebijakan-kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, sangat penting bagi

kita untuk menelaah resep-resep Islam mengenai persoalan ini. Kita harus bisa

menafsirkan dengan kreatif prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin tertentu yang telah

digariskan islam berkaitan dengan problem sosial-ekonomi karena hal itu akan

membantu kita menyingkirkan kesulitan-kesulitan dizaman industri ini. Akan

tetapi, satu kata perhatian sangat layak dikemukakan disini.

Al-qur’an, sumber prinsipil ajaran islam, merupakan kitab keagamaan

yang utama, dan bukan buku ilmu fisika atau ilmu sosial. Ia memberikan garis

pedoman yang luas mengenai aspek-aspek spiritual dan materiil. Ia juga

memberikan kepada kita konsep tentang masyarakat.

Dengan bantuan konsep tentang masyarakat dan garis pedoman kita yang

luas ini kita bisa menyimpulkan petunjuk ketuhanan, jika perlu dengan menyusun

dan memformulasikan.kembali beberapa konsep yang secara sah telah diterima

oleh para pakar teologi pada aman-zaman sebelumnya.

Page 10: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

2

Ajaran-ajaran Al-qur’an mempunyai relevansi kontekstual sekaligus

transdental. Islam lahir dalam lingkungan perdagangan Mekah dan karena itu

didalam konteks sosial-ekonomi ini, ia menekankan kebijakan-kebijakan

perdagangan dan kemudian menempatkan posisi seorang pedagang yang jujur

setelah nabi syuhada yang mati dijalan Allah. Pada saat yang sama, ia

menghukum berat para pedagang dan saudagar-saudagar yang melakukan praktek

tidak jujur dan berusaha memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak adil.

Hal yang menarik adalah mengenai relevansi dari konsep dasar ekonomi

islam tersebut terhadap berbagai perubahan kondisi sosio ekonomi masyarakat

Islam saat ini termasuk perekonomian mayoritas umat muslim di Indonesia.

Kondisi dimana masih terdapat kecurangan maupun eksploitasi dalam strukturnya

dari masyarakat industri maupun pemerintah sebagai penentu kebijakan ekonomi

nasional.

Ali Ashgar Engineer sebagai salah satu pemikir sekaligus pemikir

ekonomi Islam memiliki konsep tersendiri mengenai masalah kebijakan ekonomi

dan keadilan distribusi. Dalam bukunya Islam dan Teologi Pembebasan, beliau

menjelaskan bahwa kebijakan ekonomi hendaknya melahirkan keuntungan bagi

semua pihak bukan hanya orang-orang yang memiliki kuasa terhadap

harta.Sehingga tidak ada lagi bentuk penyimpangan seperti penimbunan harta

maupun eksploitasi. Solusi terhadap masalah ini adalah adanya keadilan

distribusi.1

1 Santoso, listiyono, epistemologi kiri, (penerbit ar-ruzz media:Jogjakarta), 2003.hal.297

Page 11: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

3

Ketika dunia sedang tertidur, ia dengan mata terbuka lebar menulis buku,

artikel, kolom, mengonsep memorandum tenteng hak-hak sipil, atau

merancanakan langkah selanjutnya melawan pimpinan bohras. Banyak orang

yang terlantar dan hidup terkatung-katung dalam ketidak pastian disebabkan

meletusnya kerusuhan kota yang mengerikan yang telah menggugahnya untuk

mendengar jeritan kesengsaraan keluarga-keluarga yang diserang, berbicara

dengan para polisi,merekam para kesaksian para aktivis politikdan sosial,serta

merinci pengalaman-pengalaman dalam mingguan politik dan eknomi Bombay.

Sangat banyak figure kota dalam ulasannya tentang berbagai kerusuhan komunal

pada masa pasca kemerdekaan India.

Memulai sebagai seorang pembela perubahan dan perbaikan diantara

kekuasaan bohras pada akhir tahun 1970-an, Asghar mempertahankan langkah

hidupnya dengan menggunakan dua ruangan kecil apartemen yang diperlengkapi

perabot yang sangat terbatas untuk melakukan kegiatan intelektualnya. Inisiatif-

inisiatif reformisnya muncul karena ia telah dianiaya dan disrang secara fisik

dalam kampanye-kampanye publiknya melawan komunalisme. Banyak dari cita-

citanya yang masih belum terpenuhi , yaitu agenda reformasinya yang belum

sepenuhnya membebaskan daerahnya dari keterkungkungngan, meskipn ia

memunyai waktu dan terdorong pula oleh tindakan-tindakan yang melampaui

batas yang telah dilakuka oleh imam besar Bohras. Bagi Asghar, para

cendekiawan Muslim telah bersikap kurang tangap dalam merespon misinya2.

2 Santoso, listiyono, epistemologi kiri, (penerbit ar-ruzz media:Jogjakarta), 2003.hal.297-298

Page 12: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

4

Meskipun Asghar harus melintasi kerasnya hidup sebagai seorang

pembela sendirian, namun ia tetap bersikukuh memutuskan dirri untuk

memerangi obskurantisme, intoleransi, dan kemunafikan religius. Selama hampir

dua dekade, ia bergulat dalam pergerakan. Eksistansinya betul-betul menggaggu

status quo dan merupakan ancaman bagi kemapanan Muslim, politik dan agama.

Keprihatinan dan kegelisahan Asghar mendorongnya untuk menggugat

segala bentuk kemapanan yang menindas dan membodohi kaum yang lemah,

sekalipun harus berhadapan dengan pemimpin teras spiritual. Semangat

revolusioner Asghar cenderung bersifat praktis daripada teoritis. Hal itu tampak

dari gugatan epistemologi-liberatifnya yang terdapat dalam hampir seluruh

karyanya.

Atas dasar pemaparan di atas, maka peneliti bermaksud menuangkan

pemikiran dari Asghar Ali Engineer ke dalam skripsi dengan judul “KEADILAN

DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI INDONESIA”

B. Pembatasan dan perumusan masalah

Karena masalah dalam ekonomi sangat luas cakupannya maka penulis

membatasi skripsi ini hanya dalam masalah keadilan distribusi. Adapun rumusan

yang akan menjadi konsentrasi pembahasan penulisan ini adalah:

1. Bagaimana pandangan Asghar mengenai penimbunan kekayaan dan

eksploitasi umat dalam ekonomi?

Page 13: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

5

2. Bagaimana Asghar melihat masalah keadilan ditribusi sebagai faktor utama

untuk menghilangkan penimbunan kekayaan dan eksploitasi umat dalam

ekonomi?

3. Bagaimana keadilan distribusi menurut Asghar Ali Engineer dalam perspektif

ekonomi di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah menyelesaikan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang hendak

dicapai adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk lebih memeahami konsep keadilan distribusi dalam ekonomi islam.

b. Untuk mengetahui bagaimana dampak penimbunan kekayaan dan

eksploitasi umat terhadap perekonomian.

c. Untuk memperkaya khasanah keilmuan ekonomi Islam

2. Manfaat Penelitian

Bagi peneliti: diharapkan dapat menambah dan memberikan

pengetahuan tentang kesejahtraan sosial dan faktor-faktor pendukungnya.

Bagi Akademisi: Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan bagi para akademisi untuk memperkaya wawasan keilmuan mereka

dan dapat berdampak positif bagi pemikran-pemikiran mereka.

Page 14: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

6

Bagi Masyarakat: Skripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman yang jelas tentang keadilan distribusi untuk meningkatkan

kesejahteraaan masyarakat.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

1. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Daniel Firman, mahasiswa jurusan

muamalat jurusan perbankan syariah yang berjudul “PEMIKIRAN

EKONOMI MUHAMMAD BAQIR ASH-SADR yang didalamnya

membahas secara rinci bagaimana seorang Muhammad Baqir Ash-Sadr

melihat masalah-masalah ekonomi.

2. Pada tahun 2010 telah dituls skripsi oleh Rian Maulana, mahasiswa prodi

muamalat dengan judul “KONSEP DISTRIBUSI MENURUT

MOHAMMAD BAQIR ASH-SADR”. Pada skripsi ini membahas pemikiran

seorang BaqirAsh-Sadr pada masalah ekonomi akan tetapi leih dikhususkan

kepada konsep keadila distribusinya.

Dengan mengacu pada dua karya ilmiah diatas, penulis memiliki

perbedaan dalam kajian penulisan karya ilmiah yang dimana penulis akan

membahas konsep-konsep ekonomi khususya tentang konsep keadilan distribusi

dalam pandangan Asghar Ali Engineer.

Page 15: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

7

E. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang

menggambarkan suatu gejala, data-data, dan informasi yang berdasarkan pada

fakta yang diperoleh dari lapangan. Metode ini adalah metode kualitatif yakni

penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari fenomena yang ditulis.

2. Sifat Data

Data pada penelitian ini bersifat kualitatif dan historis. Data kualitatif

didasarkan pada isi atau mutu suatu fakta, sedangkan data historis didasarkan

pada pengalaman masa lalu sampai sekarang yang menggambarkan secara

keseluruhan kebenaran kejadian atau fakta yang sampai sekarang masih

diterapkan/dipakai.

3. Data (Sumber dan Teknik Pengumpulan)

a. Sumber data

Sebagai sumber data primer dalam penulisan ini adalah buku

karangan terjemahan ”Islam and its relevance to our age” yang berkaitan

dengan konsep pemikiran orsinil Asghar Ali Engineer. Sedangkan sumber

data yang bersifat sekunder penulis mengambil dari buku-buku, surat

kabar, majalah, karya ilmiah yang tentunya berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian ini

Page 16: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

8

b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan dengan menggunakan

studi dokumenter yaitu kajian pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan, yang diantaranya

meneliti, memahami, menganalisa data-data yang berkaitan dengan

pembahasan ini

4. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi ini menggunakan buku “Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Press, 2007”.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini didesain secara sederhana dengan mengacu pada

buku “pedoman penulisan karya ilmiah di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta”. Dan secara sistematis penulisan skripsi ini dibagi

dalam lima bab yaitu :

BAB I Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan

kajian terdahulu, metodologi penulisan serta sistematika penulisan

BAB II Definisi dan teori tentang keadilan, dalil-dalil tentang keadilan dan

sistem ekonomi islam.

Page 17: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

9

BAB III Pembahasan biografi, riwayat hidup dan karya-karyanya Asghar Ali

engineer.

BAB IV Pembahasan mengenai pemikiran Asghar Ali Engineer mengenai

keadilan distribusi dalam perspektif ekonomi di Indonesia dan

BAB V Penutup, dalam bab ini, terdiri kesimpulan dan rekomendasi tentang

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

Page 18: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keadilan Sosial

Islam adalah agama yang ajarannya sangat komprehensif (kaffah). Sebab,

Islam mempunyai konsep yang mendasar dalam kehidupan manusia. Konsep itu

adalah aturan tentang hubungan manusia dengan Allah (hablun minallah),

hubungan manusia dengan manusia (hablun minannas), dan hubungan manusia

dengan lingkungannya. Islam diturunkan oleh Allah kepada Muhammad Saw.

sebagai rahmat bagi semesta alam dan menjadi pendobrak ketidakadilan sosial-

ekonomi. Ajaran-ajaran moral al-Qur’an itu merupakan bentuk reformasi sosial

Islam mengenai keadilan yang pada dasarnya berusaha meningkatkan posisi dan

memperkuat kondisi kaum lemah agar menjadi lebih baik. Keberpihakannya

kepada kaum lemah (tertindas) sebagai perwujudan dari perjuangan menegakkan

keadilan sosial ditunjukkan melalui praktek sosial Muhammad Saw. dalam

kehidupan sehari-hari. Pentingnya keadilan ini dalam pandangan Islam dapat

dilihat dari pencapaian ketaqwaan dengan menegakkan keadilan sosial.1

Guna mendapatkan gambaran yang jelas dan mempermudah pemahaman

mengenai keadilan ini, terlebih dahulu akan didefinisikan sebagai berikut: Kata

“adil” dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa arab. Kata ini adalah serapan

dari kata „adl dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai justice, yang artinya sama

1 Al-Qur’an, 5: 8

Page 19: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

11

dengan yang dimaksud oleh kata adil, dalam bahasa Indonesia. Namun, dalam Al-

Qur’an, pengertian adil atau justice tidak selamanya menggunakan kata al-„adl,

melainkan juga menggunakan sinonimnya, yaitu al qisth.2

Kata adil atau keadilan mempunyai arti yang luas. Dengan demikian,

keadilan dapat dipahami secara logis dengan menengok ke dalam nilai “keadilan”

yang secara universal. Misalnya bisa dilihat dari segi kehidupan sosial, politik,

ekonomi atau yang lainnya. Sehingga kata adil memiliki definisi yang bervariatif.

Teorisasi keadilan sosial erat kaitannya dengan gerakan-gerakan sosial

yang khususnya marak selama tahun-tahun 1950-an dan 1960-an, yang

mengusung berbagai agenda, sejak dari hak-hak sipil, antirasis, perdamaian,

hingga emansipasi perempuan. Seiring dengan berkembangnya agenda yang

diperjuangkan, istilah keadilan social pun menjadi istilah payung bagi ide-ide

progresif tentang hak-hak asasi manusia, kesetaraan, pluralisme, demokrasi, dan

sebagainya. Demikian pula, istilah ini bersiafat netral ideologis karena bias

diklaim oleh kalangan manapun, baik yang paling kiri, paling kanan, atau

moderat sekalipun, selama masih bertujuan melakukan perubahan social.

Karena luasnya spectrum keadilan social, istilah tersebut sering

diperdebatkan dan dipertarungkan oleh berbagai kelompok dan ideologi. Hal ini

wajar karena sosial lahir dalam rahim masyarakat dengan ideologi, nilai-nilai dan

2 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, Jakarta: Paramadina, cet. II, 2002, hlm. 369. lebih lanjut, Dawam menyatakan bahwa katayang

artinya “keadilan” („adl maupun qisth) itu mula-mula diturunkan dalam al-Qur’an, Surat al-A’rof 7:29,

159, 181. Kata adl dalam al-Qur’an disebut sebanyak 14 kali sedangkan kata qisth sebanyak 15 kali.

Page 20: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

12

pandanganyang beragam. Di samping itu, keadilan sosial acap diadopsi dari

kepentingan politik yang berbeda-beda, dan sering pula dihubungkan dengan

peran Negara, pasar, dan individu. Karena itu, masing-masing masyarakat bias

jadi memiliki pendekatan dan gagasan yang berbeda tentang “sebuah masyarakat

yang lebih adil”.

Hal demikian pula yang ditegaskan Rawls bahwa persoalan menentukan

prinsip-prinsip keadilan social dipengaruhi oleh interpretasi atas situasi-situasi

dimana individu dan masyarakat tersebut berada. Di samping itu, argument

mengapa prinsip keadilan social tersebut yang dipilih juga menjadi poin penting

dalam sebuah teori keadilan. Walaupun secara tegas memberikan ruang bagi

interprestasi terhadap keadilan sosial, Rawls memberikan bahasan mendalam

tentang prinsip-prinsip umum yang menurutnya bertolak dari prinsip fairness.

B. Prinsip-Prinsip Keadilan Sosial

Keadilan sebagai fairness merupakan konsep yang diajukan Rawls untuk

mengkritik teori kontrak sosial yang selama ini berkembang. Rawls menyatakan

bahwa dalam kontrak sosial, orang dengan status sosial, kelas, dan keadaan

ekonomi yang berbeda harus masuk ke dalam sebuah kontrak social tanpa pernah

mengetahui bagaimana menjalankannya. Situasi inilah yang disebut Rawls

sebagai tidak fair. Karena itu, menurutnya seseorang hendaknya diberi

kesempatan untuk memilih dan menyepakati apa yang menjadi prinsip-prinsip

keadilan dalam masyarakat. Dengan demikian, dia mengetahui situasi dan

Page 21: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

13

posisinya, apa yang harus dipilih, serta bagaimana harus meraih kehidupan yang

baik sesuai dengan konsepsinya sendiri.

Menurut Rawls, situasi ketidaksamaan harus diberikan aturan yang

sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan golongan masyarakat yang

paling lemah. Hal ini terjadi kalau dua syarat dipenuhi. Pertama, situasi

ketidaksamaan menjamin maximum minimorum bagi golongan orang yang paling

lemah. Artinya situasi masyarakat harus sedemikian rupa sehingga dihasilkan

untung yang paling tinggi yang mungkin dihasilkan bagi golongan orang-orang

kecil. Kedua, ketidaksamaan diikat pada jabatan-jabatan yang terbuka bagi semua

orang. Maksudnya supaya kepada semua orang diberikan peluang yang sama

besar dalam hidup. Berdasarkan pedoman ini semua perbedaan antara orang

berdasarkan ras, kulit, agama dan perbedaan lain yang bersifat primordial, harus

ditolak.

Dalam kaitan ini, Rawls mengajukan dua prinsip keadilan social yang

harus dijamin oleh pranata-pranata social yang menurutnya menyusun struktur

dasar masyarakat. Kedua prinsip ini diterapkan untuk mengatur perumusan hak-

hak dan kewajiban, serta distribusi keuntungan dan beban social dan ekonomi

dalam masyarakat. Prisip pertama, setiap orang berhak memperoleh kebebasan-

kebebasan dasar yang setara sebagaimana yang diperoleh orang lain. Kebebasan-

kebebasan dasar yang setara ini mencakup kebebasan berpolitik, kebebasan

berbicara dan berkumpul, kebebasan berpikir dan kesadaran diri, kebebasan dari

penindasan psikologis maupun penyiksaan fisik, serta kebebasan memiliki

Page 22: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

14

kekayaan sendiri. Prinsip kedua, ketidaksetaraan ekonomi dan social yang terjadi

dalam masyarakat harus dikelola sedemikian rupa untuk keuntungan semua, di

satu sisi, dan setiap orang mendapat akses yang sama terhadap jabatan dan

kedudukan dalam masyarakat di sisi lain. Strategi yang demikian ini harus

ditempuh guna menghindari terjadinya ketidakadilan yang lebih besar.

Dengan demikian, prinsip berbedaan menuntut diaturnya struktur dasar

masyarakat sedemikian rupa sehingga kesenjangan prospek mendapat hal-hal

utama kesejahteraan, pendapatan, otoritas diperuntukkan bagi keuntungan orang-

orang yang paling kurang beruntung. Ini berarti keadilan sosial harus

diperjuangkan untuk dua hal: Pertama, melakukan koreksi dan perbaikan

terhadap kondisi ketimpangan yang dialami kaum lemah dengan menghadirkan

institusi-institusi sosial, ekonomi, dan politik yang memberdayakan. Kedua, setiap

aturan harus memosisikan diri sebagai pemandu untuk mengembangkan

kebijakan-kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan yang dialami kaum lemah.

Rawls menyadari bahwa kebebasan tidak bersifat mutlak, melainkan

dibatasi oleh berbagai keterbatasan manusia, baik alamiah ataupun historis.

Karena itu, di masyarakat terdapat sekelompok orang yang karena sebab alamiah,

cacat misalnya, memiliki kebebasan yang kurang luas dibandingkan dengan

mereka yang normal. Guna memperkuat prinsip kebebasan untuk semua, maka

pranata-pranata sosial harus dibuat guna memberikan perhatian yang besar kepada

kelompok yang kurang beruntung ini. Sementara itu, dalam proses memperkuat

Page 23: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

15

system kebebasan ini, kelompok-kelompok yang kurang luas kebebeasannyaharus

menerima keadaan kebebasan yang tidak setara tersebut.

Rawls juga berpendapat bahwa demi memperoleh keuntungan yang

maksimal, efisiensi dalam distribusi sosial-ekonomi seringkali didahulukan,

sedangkan prinsip konpensasi terhadap kelompok kurang mampu dinomorduakan.

Ini tidak boleh terjadi sebagaimana tidak dibolehkannya prinsip perbedaan dalam

masyarakat mengalahkan prinsip kesempatan yang sama. Karena itu, bila

terdapat kesekpatan yang tidak setara dilapangan, maka harus ada upaya yang

sistematis untuk terus meningkatkan peluang mereka yang terbatas

kesempatannya. Demikian pula dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok

yang menunda kesenangannya dengan cara bersusah payah menabung untuk masa

depan generasi yang akan datang. Prinsip keadilan sosial mengharuskan adanya

upaya mengurangi beban mereka yang menanggung penderitaan menabung

tersebut.

Kedua prinsip diatas sama-sama penting, namun demikian prinsip

kebebasan harus dijadikan semacam pengawal prinsip kedua, sehingga jangan

sampai menekan pada distribusi yang merata mengorbankan prinsip-prinsip

kebebasan. Karena itu Rawls merumuskan kedua prinsip tersebut dalam ungkapan

lain yang disebut “maslahat utama” (the primary goods). “maslahat utama” ini

mencakup kebebasan dan kesempatan (liberty and opportunity), pendapatan dan

kekayaan (income n welth), dan basis sosial harga diri (sosial basis of self

respect). Ketiga maslahat utama ini hendaknya didistribusikan secara adil dalam

Page 24: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

16

masyarakat. Apabila terjadi ketidakadilan, kompensasi harus diberikan untuk

keuntungan orang banyak, khususnya kelompok yang paling tidak berdaya.

Dari uraian diatas dapat pula dipahami bahwa keadilan sosial merupakan

sebuah proses. Keadilan yang sempurna dalam arti sama sekali tidak ada

ketidakadilan memang sesuatu yang mustahil dicapai. Karenanya masyarakat

yang adil adalah masyarakat yang selalu berada dalam proses menjadi lebih adil

dalam distribusi kesempatan dan kekuasaan terhadap berbagai bidang : sosial,

ekonomi, dan politik. Berkaitan dengan ini, penting untuk digaris bawahi bahwa

kedua prinsip yang dirumuskan Rawls dimaksudkan sebagai landasan bagi

institusi-institusi sosial utama dalam memainkan perannya sebagai penjamin

keadilan dalam masyarakat.

Para tokoh islam lainnya mengemukakan definisi yang bervariatif yang

diantara lain :

1. Aristoteles; berpendapat bahwa keadilan mesti dipahami dalam pengertian

kesamaan. Namun Aristoteles membuat pembedaan penting antara kesamaan

numerik dan kesamaan proporsional. Kesamaan numerik mempersamakan

setiap manusia sebagai satu unit. Inilah yang sekarang biasa kita pahami

tentang kesamaan dan yang kita maksudkan ketika kita mengatakan bahwa

semua warga adalah sama di depan hukum. Kesamaan proporsional memberi

tiap orang apa yang menjadi haknya sesuai dengan kemampuannya,

prestasinya, dan sebagainya. Dari pembedaan ini Aristoteles menghadirkan

banyak kontroversi dan perdebatan seputar keadilan.

Page 25: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

17

2. Imam Ali r.a.; menafsirkan keadilan itu sebagai inshaf “kejujuran”.

Sedangkan Ibnu Athiyyah menafsirkan keadilan dengan seluruh akidah dan

syari’at yang diwajibkan dalam menunaikan amanat, meninggalkan

kezaliman, jujur dan memberikan hal.3

3. Ibnu Arabi; yang mengatakan bahwa keadilan antara hamba dan Rabbnya

adalah mendahulukan hak Allah atas kepentingan dirinya. Mementingkan

ridha Allah dari dorongan nafsunya. Serta menjauhi yang dilarang dan

melakukan yang diperintahkan.4

4. Sa’id Ibnu Jubair (Theolog Faqih awal Madinah) mendefinisikan “keadilan”

sebagaimana konsep keadilan dalam al-Qur’an dengan memiliki empat5 arti:

a. Al-„Adl dalam penilaian dalam memutuskan perkara (al-hukm), selaras

dengan perintah Allah: “…dan ketika kamu menilai (memutuskan perkara)

di antara manusia, nilailah dengan adil”. (QS. 4: 61).

b. Al-„Adl dalam berkata-kata, sebagaimana terkandung dalam perintah

Allah: “….dan ketika kamu berbicara, adillah”. (QS. 6: 153).

c. Al-„Adl dalam arti tebusan (al-fidyah), seperti dipahami dalam firman

Allah: “… dan ingatlah suatu hari ketika tidak ada jiwa yang dapat

menolong yang lain, dan tidak ada timbalan („adl) yang akan diterima

3 Ali Abdul Hakim Mahmud, Fikih Responsibilities Tanggungjawab Muslim dalam Islam,

Jakarta: Gema Insani Press, 1998, hlm. 239.

4 Ali Abdul Hakim Mahmud, Fikih Responsibilities Tanggungjawab Muslim dalam Islam,

Jakarta: Gema Insani Press, 1998, hlm. 239.

5 Abdul Aziz A. Sachedina, “The just Ruler in Shi’ite Islam”, terj. Ilyas Hasan,

Kepemimpinan dalam Islam Perspektif Syi‟ah, Bandung: Mizan, 1994, hlm. 202-203.

Page 26: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

18

darinya (jiwa itu), juga tidak ada perantara yang akan bermanfaat

baginya”. (QS. 2: 113).

d. Al-„Adl dalam arti mempersamakan dengan Allah (al-isyrak), seperti tersirat

dalam firman Allah: “… orang-orang kafir menisbahkan kesamaan-kesamaan

(ya‟dilun) kepada Tuhan mereka”. (QS. 6: 1).

5. Murtadha Muthahhari; memandang bahwa kata “adil atau keadilan”

digunakan dalam empat6 hal :

a. Yang dimaksud dengan adil adalah keadaan sesuatu yang seimbang.

Keadilan dengan pengertian “proporsional” dan “seimbang” termasuk

keniscayaan yang menyimpulkan bahwa Allah itu Maha Bijaksana dan

Maha Mengetahui. Dari konsekuensi ilmu-Nya yang komprehensif dan

dengan kebijakan-Nya yang menyeluruh.

b. Keadilan dimaknai sebagai persamaan dan meniadakan pembedaan

apapun. Artinya adanya keharusan memandang setiap sesuatu dan setiap

orang dengan pandangan yang sama.

c. Keadilan diartikan sebagai pemeliharaan hak-hak individu dan

memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya.

d. Keadilan dimaksudkan untuk memelihara hak atas berlanjutnya eksistensi

dan tidak mencegah kelanjutan eksistensi untuk melakukan transformasi.

Keadilan Tuhan menurut pandangan ini dimaknai sebagai suatu yang eksis

6 Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi Asas Pandangan Dunia Islam, Bandung: Mizan,

1992, hlm. 54-58.

Page 27: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

19

(maujud) mengambil perwujudan dan kesempurnaannya dalam kadar yang

menjadi haknya dan sejalan dengan kemungkinan yang dapat dipenuhi.

6. Yusuf Qardhawi; Keadilan didefinisikan sebagai keseimbangan antar individu

dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara

individu dan masyarakat, antara suatu masyarakat dan masyarakat lainnya.7

7. Ibnu Arabi; yang mengatakan bahwa keadilan antara hamba dan Rabbnya

adalah mendahulukan hak Allah atas kepentingan dirinya. Mementingkan

ridha Allah dari dorongan nafsunya. Serta menjauhi yang dilarang dan

melakukan yang diperintahkan.8

8. Syafi’i Antonio; memandang keadilan dalam Islam memiliki implikasi 2 hal9

sebagai berikut :

a. Keadilan Sosial; Islam menekankan bahwa umat manusia sebagai suatu

keluarga. Karena itu, semua anggota keluarga mempunyai derajat yang

sama di hadapan Allah. Hukum Allah tidak membedakan yang kaya dan

yang miskin. Secara sosial, nilai yang membedakan satu dengan yang lain

adalah ketaqwaan, ketulusan hati, kemampuan dan pelayanannya pada

kemanusiaan.

7 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, hlm.

228.

8 Ali Abdul Hakim Mahmud, Fikih Responsibilities Tanggungjawab Muslim dalam Islam,

Jakarta: Gema Insani Press, 1998, hlm. 239.

9 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001,

hlm. 14.

Page 28: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

20

b. b. Keadilan Ekonomi; Konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama bagi

setiap individu dalam masyarakat dan di hadapan hukum harus diimbangi

oleh keadilan ekonomi. Tanpa perimbangan tersebut, keadilan sosial

menjadi kehilangan makna. Dengan keadilan ekonomi, setiap individu

akan mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusi masing-masing

kepada masyarakat.

C. Dalil-dalil Tentang Keadilan

Dasar hukum keadilan dalam Islam adalah bersumber dari Al-Qur’an

maupun al-Hadits. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan keadilan,

diantaranya sebagai berikut:

Firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 29 :

Artinya: Katakanlah “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan (qisth).” Dan

Katakanlah “Luruskan mukamu disetiap shalat dan sembahlah Allah

dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya, sebagaimana Dia

telah menciptakan kamu pada awalnya, demikian pulalah kamu akan

kembali kepada-Nya”. (QS. Al-A’raf : 29).10

Pada ayat 29 surat Al-A’raf menjelaskan bahwa Allah menyuruh orang

menjalankan keadilan. Secara konkret, yang disebut keadilan (qisth) itu adalah:

10

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989, hlm.

228.

Page 29: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

21

Pertama, mengkonsentrasikan perhatian dalam shalat kepada Allah dan kedua,

mengikhlaskan ketaatan kepada Nya. “Meluruskan wajah kepada Allah” dalam

shalat maksudnya adalah tidak menyangkutkan perhatian kepada sesuatu yang

lain, yang berarti syirik. Maksud lain keadilan pada ayat di atas adalah taat secara

ikhlas kepada Allah.11

Dalam penegakan hukum dan peradilan, keberadaan saksi sangat penting.

Menjadi saksi karena Allah mempunyai pengertian yang luas, tidak terbatas pada

lingkungan lembaga pengadilan, tapi juga lembaga-lembaga lain dalam berbagai

bidang-bidang kehidupan. Kesaksian yang sebenarnya juga mencakup berbagai

aktivitas perlawanan publik terhadap segala bentuk penyimpangan dan kezaliman,

dengan mengungkapkan fakta yang benar melalui saluran yang tersedia.12

Penyimpangan tersebut antara lain dapat berbentuk Arogansi kekuasaan,

ketidakadilan, penindasan terhadap kaum lemah (dhuafa), pengekangan terhadap

aspirasi masyarakat banyak, diskriminasi kulit, bangsa atau jenis kelamin,

penumpukan kekayaan dan pemusatan kekuasaan akan mengarah pada struktur

sosio-ekonomi yang menindas.

11

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci,., hlm. 370. Dawam menambahkan bahwa ketaatan yang ikhlas ini diartikannya sebagai

mendasarkan diri dan berorientasi kepada Allah: berbuat sesuatu karena diperintahkan oleh Allah dan

meninggalkan sesuatu karena larangan allah.

12

Ali Zawawi dan Saifullah Ma’shum, Penjelasan Al-Qur‟an tentang Sosial, Ekonomi, dan

Politik, Jakarta : Gema Insani Press, 1999, hlm. 65-66.

Page 30: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

22

Allah berfirman dalam Surat An-Nisa’ ayat 135:

Artinya: Wahai orang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menjadi

penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu

sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun

miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan

jika kamu memutarbalikkan fakta atau enggan menjadi saksi, maka

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

(QS. An-Nisa’: 135)13

Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi saksi dengan

adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil

itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.

Al-Maidah : 8).

Dalam ayat 8 surat Al-Maidah, dinyatakan bahwa adil itu adalah suatu

sifat yang dekat kepada taqwa. Adil adalah salah satu unsur taqwa, karena dalam

taqwa terkandung pengertian tentang kemampuan memilih antara yang baik dan

13

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 144-145

Page 31: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

23

buruk dengan pertimbangan-pertimbangan yang adil. Dalam kesaksian, seseorang

dituntut bersikap adil menerangkan apa yang sebenarnya tanpa memandang siapa

orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat atau

kerabat. Ayat ini senafas dengan surat an-Nisa’ ayat 135 yaitu sama-sama

menerangkan tentang seseorang yang berlaku adil dan jujur dalam persaksian.

Perbedaannya ialah dalam ayat tersebut diterangkan kewajiban berlaku adil dan

jujur dalam persaksian walaupun kesaksian itu akan merugikan diri sendiri atau

kerabat, sedang dalam ayat ini diterangkan bahwa kebencian terhadap sesuatu

kaum tidak boleh mendorong seseorang untuk memberikan persaksian yang tidak

adil dan tidak jujur.

Salah satu dimensi keadilan adalah keseimbangan. Dalam Surat al-Isra’

ayat 35 :

Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah

dengan neraca yang setimbang. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan

lebih baik akibatnya (bagi yang lain). (QS. al- Isra’:35).14

Keadilan dalam ayat 35 surat al-Isra’, digambarkan dengan cara orang

menimbang, misalnya menimbang emas atau perak. Timbangan yang benar

adalah timbangan yang ukurannya benar, yaitu seimbang antara yang di sebelah

kiri dan di sebelah kanan. Karena itu, lambang keadilan adalah gambar seorang

dewi yang sedang menimbang dengan menutup matanya, yang menggambarkan

ketidakberpihakan kepada salah satu di antara yang dipertimbangkan.

14

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 429.

Page 32: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

24

Artinya: Dan Syu‟aib berseru: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan

timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia

terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di

muka bumi dengan membuat kerusakan. (QS. Hud : 85).15

Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa Syu’aib a.s menjelaskan kepada

kaumnya tentang hal-hal yang harus mereka lakukan dalam soal takaran dan

timbangan setelah lebih dahulu melarang mereka mengurangi takaran dan

timbangan. Kewajiban itu ialah supaya kaumnya menyempurnakan takaran dan

timbangan dengan adil tanpa menguranginya. Setelah Syu’aib a.s melarang

kaumnya mengurangi takaran dan timbangan, kemudian ia melarang kaumnya

lagi dari segala macam perbuatan yang sifatnya mengurangi hak-hak orang lain

baik jenis yang ditakar dan yang ditimbang maupun yang dihitung.16

Selanjutnya, dalam ayat 26 surat Shad, Allah menegaskan tentang

bagaimana seharusnya sikap seorang penguasa :

15

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 341.

16

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 559

Page 33: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

25

Artinya: Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)

di muka bumi, maka berilah keputusan (atas masalah-masalah yang

timbul) diantara manusia itu dengan adil, dan janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan

Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah itu akan

mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari

perhitungan. (QS. Shad : 26).17

Berdasarkan petunjuk Allah, seorang penguasa itu haruslah yang adil dan

tidak mengikuti hawa nafsu. Esensi dan asas pemerintahan itu adalah keadilan.

Dalam ayat itu, Al-Qur’an memakai istilah al-Haqq tentang keadilan. Yang

dimaksud dengan al-Haqq itu dalam kasus pemerintahan adalah keadilan. Karena

unsur utama keadilan adalah al Haqq (kebenaran).18

Adapun Hadits yang memerintahkan untuk bersikap adil, atau mendorong

untuk bersikap dengan keadilan atau juga menjadikannya sebagai bagian dari

sifat-sifat kaum mukminin, diantaranya adalah sebagai berikut:

Imam Muslim, Nasa’i dan Ahmad meriwayatkan dengan sanad dari Ibnu

Umar r.a., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: Orang-orang yang berbuat adil pada hari kiamat akan berdiri di

mimbar-mimbar dari cahaya disisi ar-Rahman, dan kedua tangan Nya

adalah kanan, yaitu mereka yang berlaku adil dalam memberi putusan

hukum, dalam keluarga dan atas orang yang dipimpin.19

17

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 736.

18

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, hlm. 383

19

Imam Abi Al-Husaini Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Beirut Libanon: Dar Al-Fikr, t.th,

hlm. 187.

Page 34: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

26

Imam Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Nu’man bin Basyir r.a., ia

mengatakan Rasulullah Saw bersabda:

Artinya: Berlaku adillah di antara anak-anak kalian, Berlaku adillah di antara

anak-anak kalian.20

Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia

mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

Artinya: Tidak ada pemimpin atas sepuluh orang kecuali pada hari kiamat nanti

ia akan datang dengan tangan terikat, hingga di buka ikatan itu oleh

keadilannya atau dijerumuskan oleh kecurangannya.21

Imam Nasai meriwayatkan dengan sanad dari jabir ra., ia mengatakan

bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:

Artinya: Dari Jabir bahwa seorang wanita Bani Mahzum mencuri kemudian di

bawah kehadapan Nabi Saw lalu dia memohon pengampunan kepada

Ummu Salamah. Nabi Saw bersabda: “Seandainya Fatimah puteri

20

Jalaluddin Assuyuthi, Sunan An-Nasa‟i, Juz V, Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiah,

t.th, hlm. 262.

21

Al-baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubro, Juz X, Makkah al-Mukarromah, Maktabah al-Baz,

1994 / 1414 H, hlm. 96.

Page 35: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

27

Muhammad (mencuri) pasti aku akan memotong tangannya, kemudian

dipotonglah tangan wanita tersebut.22

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia

mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: Imam itu adalah perisai yang dipertahankan (dibela) dibelakangnya,

dan berlindung dengannya, maka jika ia memerintahkan dengan takwa

dan adil, maka itu menjadi pahala baginya, dan jika ia memerintahkan

bukan dengannya maka ia mendapatkan dosanya.23

Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad dari Abi Sa’id r.a., berkata Nabi

Muhammad bersabda:

Artinya: Jihad yang paling besar adalah berkata adil di depan pemimpin yang

curang.24

Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia

mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

22

Jalaluddin Assuyuthi, Sunan An-Nasa‟i, Juz V, Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiah,

t.th, hlm. 71.

23

Imam Abi Al-Husaini Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Beirut Libanon: Dar Al-Fikr, t.th,

hlm. 195.

24

Abi Isa Muhammad, Sunan At-Turmudzi, Juz IV, Beirut, Libanon Dar Al-Fikr, t.th, hlm.

72.

Page 36: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

28

Artinya: Jika seorang laki-laki mempunyai dua orang istri dan ia tidak berlaku

adil di antara keduanya, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan

satu sisi tubuhnya miring.25

Hadits-Hadits nabi itu menguatkan bahwa keadilan adalah tujuan manusia

dalam seluruh cakupan kepemimpinan dan pemerintahan, dan mereka yang

memegang suatu kepemimpinan, juga bagi setiap muslim dan seluruh suami yang

memiliki lebih dari satu istri.

25

Abi Isa Muhammad, Sunan At-Turmudzi, Juz IV, Beirut, Libanon Dar Al-Fikr, t.th, hlm.

72.

Page 37: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

29

BAB III

BIOGRAFI ASGHAR ALI ENGINEER

A. Riwayat hidup Asghar Ali Engineer

Asghar Ali Engineer adalah pemikir dari india,1 merupakan satu dari

sekian banyak nama penulis muslim yang cukup produktif dan ia menuliskan

karya-karyanya dalam bahasa Inggris dengan bagus. Ia dianggap banyak memberi

inspirasi bagi sebuah gerakan pembebasan dan penyadaran masyarakat tertindas

(mustad’afin) berhadapan dengan kaum penindas (mustakbirin). Di kalangan

aktivis gerakan feminis muslim pun nama Engineer juga bisa disejajarkan dengan

nama-nama aktivis feminis muslim lainnya, seperti Fatima Mernisi, Amina

Wadud Muhsin, dan yang lainnya.2

Asghar Ali Engineer dilahirkan dalam keluarga muslim yang taat pada 10

Maret 1939 di Salumba, Rajasthan, dekat Udiapur, dimana Sheikh Qurban

Husain, ayahnya, menjadi seorang amil (pegawai yang bekerja di Masjid yang

mengelola semacam zakat) pada waktu itu. Asghar telah diberi pelajaran

mengenai tafsir al qur’an (komentar atau penjelasan tentang firman tuhan), ta’wil

(makna ayat al qur’an yang tersembunyi), fiqh (yurisprudensi), dan hadist

(perkataan nabi). Sewaktu belajar tafsir dan Ta’wil Al-Qur’an, fiqh, dan hadist, ia

1 Listiono Santoso, Epistimologi Kiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Press, 2003), hal. 297

2 Arif Zamhari, Islam dan Kesadaran Historis: Analisi Pertumbuhan Sosio-Ekonomi, dalam

Pemikiran-pemikiran Revolusioner, Averroes Press, Malang; 2003, hal. 173-174.

Page 38: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

30

juga banyak membaca karya-karya Bettrand Russel dan Karl Marx. Ia mengaku

telah membaca buku Das Kapital karya Marx. Bacaan ini terbukti sangat

berpengaruh dalam cara dia menganalisis dan membahasakan gagasannya dengan

bahasa-bahasa “khas kiri” seperti ketidakadilan, penindasan, revolusi, perubahan

radikal, dan sebagainya.3

Ayahnya, Syekh Qurbain Husain adalah seorang alim yang mengabdi

kepada pemimpin keagamaan Bohra. Ia dikenal sebagai orang yang punya sikap

liberal, terbuka dan sabar. Sikap open minded seperti ini menjadikannya kerap

kali terlibat diskusi dan berbagai pengalaman keagamaan dengan pemeluk agama

lain, misalnya dengan seorang Hindu Brahma. Dalam lingkungan sosial

keagamaan seperti itulah Engineer dibesarkan.

Asghar juga belajar bahasa arab dari ayahnya, dan selanjutnya ia

menekuni serta mengembangkan sendiri. Ia telah diajarkan seluruh karya utama

dari Fatimi Da’wah oleh Sayedna Hatim, Sayedna Qadi nu’man, Sayedna

Muayyad Shirazi, Sayedna Hamiduddin Kirmani, Sayedna Hatim al-Razi,

Sayedna Jafar Mansyur al-Yaman dan sebagainya.

Asghar juga mendapatkan pendidikan secular, disamping pendidikan

agama. Ia adalah lulusan teknik sipil dari Indore (M.P) dengan tanda kehormatan,

serta mengabdi selama dua puluh tahun sebagai seorang insinyur di Koperasi

Kota Praja Bombay dan kemudian mengundurkan diri secara sukarela untuk

menerjunkan dirinya kedalam gerakan reformasi Bohra. Ia mulai memainkan

3 Listiono Santoso, Epistimologi Kiri, hal. 299

Page 39: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

31

dalam gerakan reformasi dari tahun 1972, ketika terjadi pemberontakan di

Udiapur. Asghar telah menulis beberapa artikel tentang gerakan reformasi

dibeberapa koran India terkemuka seperti The Times of India, Indian express,

Statesman, Telegraph, The Hindu dan sebagainya. Ia terpilih dengan suara bulat

sebagai Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Dawoodi Bohra

dalam konfrensi pertamanya di Udiapur pada tahun 1977. Ia mencurahkan waktu

dan pikirannya demi urusan besar pada waktu itu, yaitu gerakan reformasi dan

menginternasionalisasi-kan gerakan reformasi, baik melalui tulisan-tulisan

maupun ceramah-ceramahnya.

Asghar juga menghasilkan karya atas masalah yang tak kalah berat, yaitu

tentang kekerasan komunial dan komunialisme di India sejak pecahnya kerusuhan

besar pertama di Jabalpur, India, pada tahun 1961. Karyanya ini dipertimbangkan

sebagai pelopor dan telah diakui oleh Universitas Calcutta yang kemudian

menganugerahkan gelar kehormatan (D.Lit) padanya pada bulan februari 1983.4

Asghar diakui sebagai seorang sarjana Islam terkemuka dan di

undanguntuk koferensi-koferensi international tentang Islam oleh berbagai pihak,

baik oleh pemerintah maupun universitas. Asghar juga memberi kuliah di

beberapa universitas terkemuka di Amerika, Kanada, Indonesia, Malaysia,

Jerman, Prancis, Thailand, Pakistan, Sri Langka, Yaman, Meksiko, Lebanon,

Mesir, Jepang, Uzbekistan, Rusia, dan sebagainya. Ia juga mengajar di seluruh

universitas di India.

4 Listiono Santoso, Epistimologi Kiri, hal. 300

Page 40: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

32

Asghar telah menerima beberapa penghargaan atas karyanya tentang

pemahaman interrelegius. Ia pernah mendapatkan Penghargaan Harmony antar-

agama oleh Pemimpin Baru, Komite, dan Chennai. Ia yakin dengan menunjukan

rasa hormat yang sama kepada semua agama dan mempertimbangkan keyakinan

beragama sebagai yang sangat penting bagi kehidupan yang bermakna.

Bagaimanapun, ia tidak meyakini secara buta dalam menerima dogma-dogma

yang diwariskan oleh masa silam. Ia percaya dengan selalu memikirkan ulang

(rethinking) isu-isu dan mereinterprestasikan Islam untuk menjaganya dalam

konteks waktu yang senantiasa berubah. Menurut pendapatnya, inilah kewajiban

kita untuk mendapatkan pelajaran Islam dan merefleksikannya secara lebih

mendalam ketimbang hanya membebek secara buta.5

Dia juga dianugerahi penghargaan Hakim Khan Sur untuk integrasi

nasional oleh Maharana Mewar Foundation, Udaipur, Rajasthan. Pada Hari

Republik India, Asghar juga di beri penghargaan National Communal Harmony

Award pada tahun 1997 oleh pemerintah India dalam pengakuannya atas karya

Asghar dalam mempromosikan harmoni komunal kepada dunia.

Asghar adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, dan pemimpin salah satu

kelompok Syi’ah Islama’iliyah, Daudi Bohras (Guzare Daudi) yang berpusat di

Bombay, India. Dengan keilmuan yang dimilikinya, Asghar ingin menerapkan

gagasan-gagasannya. Ia harus menghadapi reaksi generasi tua yang cenderung

konservatif dan mempertahankan kemapanan.

5 Listiono Santoso, Epistimologi Kiri, hal. 301

Page 41: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

33

Agar dapat menyingkap latar belakang keagamaan Asghar menjadi lebih

jelas, maka penting untuk mengenal terlebih dahulu kelompok Daudi Bohras ini.

Para pengikut Daudi Bohras dipimpin oleh imam sebagai pengganti nabi yang

dijuluki Amir al-Mu’minin. Mereka mengenal dua puluh satu orang imam.

Maulana Abu al-Qasim al –Thayyib adalah imam mereka yang terakhir yang

menghilang pada tahun 526 H. Tapi mereka percaya bahwa ia masih hidup hingga

sekarang. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh para da’i (dari perkataan itu berasal

ungkapan Daudi) yang selalu berhubungan dengan imam terakhir itu. Untuk

diakui sebagai seorang da’i tidaklah mudah. Ia harus memiliki sembilan puluh

empat kulifikasi yang diringkas dalam empat hal pokok, yaitu kualifikasi : (1)

pendidikan; (2) administrative; (3) moral dan teoritikal; serta (4) keluarga dan

kepribadian. Da’i juga harus tampil sebagai pembela umat yang tertindas dan

berjuang melawan kezaliman. Asghar sendiri adalah seorang da’i.

Dengan memahami posisi ini, tidak heran mengapa Asghar Ali sangat

peduli dalam menyoroti kezaliman dan penindasan. Baginya, orang yang benar-

benar religius akan sensitive terhadap penderitaan orang lain, terutama

penderitaan orang-orang yang tertindas. Seorang religius akan menentang

ketidakadilan. Orang yang diam dan membisu ketika melihat ketidakadilan dan

penindasan, menurut Asghar tidak pantas disebut religius. Dari telaah kesejarahan

Asghar Ali menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad sebagai sosok yang religius,

adalah seorang revolusioner yang berjuang untuk melakukan perubahan-

perubahan secara radikal dalam struktur masyarakat pada zamannya.

Page 42: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

34

B. Karya-karyanya

Asghar juga merupakan penulis produktif, ia telah menerbitkan lebih dari

48 buku tentang Islam, Masalah Muslim, Hak Perempuan Muslim, Masalah

Komunal dan Etnis di India dan Asia Selatan. Asghar juga telah menerbitkan

berbagai artikel penelitian yang berlaku di harian nasional terkemuka di India

seperti: Times of India, India Express, The Hindu, The Hindustan Times, Daily

Telegraph, dan jurnal-jurnal seperti The Ekonomi dan Politik Mingguan,

Frontline, The Illustrated Mingguan dan lain sebagainya. Secara garis besar,

karya-karya Engineer dapat dikategorikan ke dalam empat bidang: (1) tentang

teologi pembebasan; (2) tentang gender; (3) tentang komunalisme; (4) tentang

Islam secara umum. Karya-karya Engineer ada yang berwujud buku, artikel dan

tulisan lain di media massa.

Beberapa karya Engineer yang penting untuk dibaca antara lain:

1. Islam and Revolution, (New Delhi: Ajanta Publication, 1984)

2. Islam and Relevance to our age, (Kuala Lumpur: Ikraq, 1987)

3. The Origin and Development of Islam (london: sangam book, 1987)

4. Status of Women in Islam (new delhi: ajanta Publication, 1987)

5. The Shah Bano Controversy, ed, Asghar Ali Engineer, (Hyderabad: Orient

Longman Limited, 1987)

6. Justice, Women, and Communal Harmony in Islam, (new Delhi: Indian

Council of social science research, 1989)

Page 43: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

35

7. Islam and Liberation Theology: Essays on Liberative Elements in Islam (New

Delhi: Sterling Publisher Private limited, 1990)

8. The Rights of Women in Islam (Lahore: Vanguard Books, 1992)

9. Islam and Pluralism (Mumbay: Institute of Islamic Studies, 1999)

10. Islam-The Ultimate Vision, (Mumbai: Institute of Islamic Studies, 1999) k.

The Qur’an, Women and Modern Society (New Delhi: Sterling Publishers

Private limited, 1999)

11. Reconstruction of Islamic Thought (Mumbai: Institute of Islamic Studies,

1999)

12. What I Believe (Mumbai: Institute of Islamic Studies, 1999)

Page 44: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

36

BAB IV

PEMIKIRAN DAN ANALISA ASGHAR ALI ENGINEER

A. Konsep Keadilan dalam Islam

Islam pada awalnya lebih dari sekedar gerakan religius, Islam juga

merupakan gerakan ekonomi.1 Islam dengan kitab sucinya, Al-Qur‟an, sangat

menentang stuktur sosial yang tidak adil dan menindas yang secara umum

melingkupi kota mekah waktu itu sebagai tempat asal mula Islam, dan juga kota-

kota lainnya diseluruh dunia. Bagi orang yang memperhatikan Al-Qur‟an secara

teliti, keadilan untuk golongan masyarakat lemah merupakan ajaran Islam yang

sangat pokok. Al-Qur‟an mengajarkan kepada umat Islam untuk berlaku adil dan

berbuat kebaikan, “Sungguh, Allah mencintai keadilan dan kebaikan,”2. Lebih

lanjut disebutkan bahwa kebencian terhadap suatu kaum atau masyarakat tidak

boleh menjadikan orang yang beriman sampai berbuat tidak adil, “Hai orang-

orang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah

rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih

dekat kepada taqwa…”3

Dalam bukunya Islam dan Teologi Pembebasan, Asghar Ali Engineer

menjelaskan bahwa kebijakan ekonomi hendaknya melahirkan keuntungan bagi

1 Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2000), hal. 57

2 Al-Qur‟an 16:91

3 Al-Qur‟an 5:8

Page 45: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

37

semua pihak bukan hanya orang-orang yang memiliki kuasa terhadap

harta.Sehingga tidak ada lagi bentuk penyimpangan seperti penimbunan harta

maupun eksploitasi. Solusi terhadap masalah ini adalah adanya keadilan

distribusi.4

Kita lihat bahwa Allah menyuruh berbuat adil dan kebaikan, juga

disebutkan bahwa orang-orang yang beriman dilarang berbuat tidak adil meskipun

terhadap musuhnya, dan agar tetap memegang keadilan, serta lebih dari itu Al-

Qur‟an menyatakan bahwa keadilan itu lebih dekat kepada taqwa. Yang perlu

digaris bawahi adalah bahwa Al-qur‟an menempatkan keadilan sebagai bagian

integral dari taqwa. Dengan kata lain, taqwa di dalam Islam bukan hanya konsep

ritualistik, namun juga secara integral terkait dengan keadilan sosial dan ekonomi.

Sangat disayangkan bahwa pemerintahan Islam sepeninggalan nabi, yakni

pemerinahan dinastik, menghancurkan stuktur sosial yang adil yang sangat

ditekankan dalam Islam dan kemudian segera membuat peraturan-peraturan yang

justru menindas. Kebijakan ini telah mengebiri semangat revolusi Islam, namun

sekarang yang tinggal hanyalah sebuah kerangka yang kosong (empty shell).5

Pemerintahan Umayyah dan Abbasiah yang menindas benar-benar

mencampakkan konsep keadilan Islam dan mereduksi taqwa menjadi sekedar

konsep ritualistik. Orang yang dianggap sholeh adalah mereka yang mengerjakan

sholat, membayar zakat, dan menunaikan haji, namun kesholehannya dijauhkan

4 Santoso, listiyono, epistemologi kiri, (penerbit ar-ruzz media:Jogjakarta), 2003.hal.297

5 Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 58

Page 46: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

38

dari masalah keadilan sosio-politik dan sosio-ekonomi. Dalam sejarah Islam,

berkuasanya pemerintahan yang demikian selalu membangkitkan protes yang

disuarakan dengan keras, dan protesnya itu didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur‟an

yang menekankan pentingnya keadilan. Selama kekhalifahan Ustman, khalifah

ketiga, kekayaan mulai terkonsentrasi pada segelintir orang, dan seiring dengan

itu Islam mulai kehilangan semanga, karena para pemimpinnya terlelap oleh

kemakmuran. Melihat hal ini seorang sahabat Nabi yang sangat jujur dan

terhormat, Abu Dharr, memprotes kebijakan Ustman tersebut. Protesnya itu

didasarkan pada ayat Al-Qur‟an yang secara tegas mengancam orang-orang yang

menumpuk-numpuk kekayaan. Disebutkan, “Dan orang-orang yang menimbun

emas dan perak dan tiada menafkahkannya dijalan Allah, beritahulah mereka

tentang siksaan yang pedih menyakitkan. Pada hari itu, emas dan perak mereka

dipanaskan dalam api neraka, dibakar dengan dahi-dahi mereka, sisi-sisi dan

punggungnya. Dikatakan kepada mereka, „inilah harta yang kamu timbun bagi

dirimu. Maka rasakan olehmu harta yang kamu simpan itu.‟”6

Dalam masalah keadilan, kata kunci yang digunakan dalam Al-Qur‟an

adalah ‘adl dan qist’. Adl dalam bahasa arab bukan berarti keadilan, tetapi

mengandung pengetian yang identik dengan sawiyyat.7 Kata itu juga mengandung

makna penyamarataan (equalizing) dan kesamaan (leveling). Penyamarataan dan

6 Al-Qur‟an 9: 34-35

7 Lihat Al-Munjid yang disusun oleh Lawis Ma‟luf (Beirut,1937) dalam kata adl halaman 491,

dan juga A Diictionary of Modern Written Arabic, diedit oleh J. Million Cowan (New York, 1976:

506).

Page 47: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

39

kesamaan ini berlawanan dengan kata zulm dan jaur (kejahatan dan penindasan).

Qist mengandung makna distribusi, angsuran, jarak yang merata, dan juga

keadilan, kejujuran dan kewajaran. Taqassata, salah satu kata turunannya, juga

bermakna distribusi yang merata bagi masyarakat. Dan qistas, kata turunan

lainnya berarti keseimbangan berat. Sehingga kedua kata di dalam Al-Qur‟an

yang digunakan untuk menyatakan keadilan adalah ‘adl dan qist, mengandung

makna distribusi yang merata termasuk distribusi materi dan dalam kasus tertentu,

penimbunan harta diperbolehkan asal untuk kepentingan sosial.

Ayat tersebut diatas juga didukung oleh ayat-ayat lainnya yang

sesungguhnya mempunyai pengertian sama.

Artinya: “apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya

(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah

untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu

jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa

yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. Dan apa yang

dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.”8

8 Al-Qur‟an, 59: 7

Page 48: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

40

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar9 dan judi. Katakanlah:

"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi

manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".10

`Al-Qur‟an juga mengecam orang-orang kaya yang suka pamer, dan

kehidupan yang seperti iniakan membawa kepada kehancuran. “Dan bila Kami

bermaksud menghancurkan sebuah kota, Kami berikan perintah kepada orang-

orang yang hidup dengan kemewahan supaya patuh,11

namun mereka melanggar

perintah itu. Maka sepantasnyalah berlaku kutukan atas mereka, lalu kamipun

membinasakannya.”12

Al-Qur‟an bukan saja menentang penimbunan harta (dalam arti tidak

disumbangkan untuk fakir miskin, janda-janda dan anak-anak yatim), namun juga

menentang kemewahan dan tindakan yang menghambur-hamburkan uang (untuk

kesenangan dan kemewahan diri sendiri, sementara banyak orang miskin yang

membutuhkannya). Keduanya merupakan tindakan jahat, dan mereka

9 Segala minuman yang memabukkan.

10

Al-Qur‟an, 2: 219

11

Kata yang digunakan dalam Al-Qur‟an adalah mitrib yang berarti orang yang hidup dalam

kemudahan dan kemewahan dalam segala hal. Juga digunakan kata mutrifin bahwa mereka melampaui

batas dan memperturutkan nafsunya dalam perbuatan yang amoral.

12

Al-Qur‟an, 17: 16

Page 49: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

41

mengganggu keseimbangan sosial (sosial balance), sehingga terjadi bencana.

Maka keadilan di dalam Al-Qur‟an bukan hanya berarti norma hokum (rule of

law), namun juga berarti keadilan yang distributif (karena hukum, kata Socrates,

seringkali hanya dapat dijaga, bila kekayaan sosial (sosial wealth) dimanfaatkan

secara merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara yang wajar.

Penumpukan kekayaan dan penggunaannya yang tidak sebagaimana mestinya

tidak akan dapat menjaga keseimbangan tersebut. Itu hanya akan mengarah

kepada kehancuran masyarakat secara total.

Jika orang mengkaji Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam dengan teliti,

maka pasti akan menjumpai banyak sekali ayat-ayat yang membahas keadilan

dalam berbagai aspek berbeda. Menurut Al-Qur‟an, hanya apa yang telah

diusahakannya yang akan diperoleh manusia. “Dan manusia tidak akan

mendapatkan kecuali yang diusahakannya.”13

Dengan ungkapan yang pendek itu,

seluruh model produksi yang kapitalistik menjadi tidak berlaku. Yang menjadi

pemilik sebenarnya adalah produsen, bukan pemilik alat-alat produksi. Masalah

ini akan dibahas secara singkat dalam kaitannya dengan kebijakan pertahanan

dalam Islam. Namun demikian, harus dipahami secara jelas bahwa Al-Qur‟an

bukanlah sebuah esai tentang ekonomi yang bersifat kesukuan, feudal atau

kapitalistik. Al-Qur‟an berisikan pernyataan-pernyataan yang berorientasi nilai

(value-oriented declarations). Al-Qur‟an tidak menetapkan satu dogma ekonomi.

Sehingga Al-Qur‟an tidak membingkai kreatifitas manusia. Namun demikian,

13

Al-Qur‟an, 23: 84

Page 50: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

42

manusia diperingati agar jangan sampai memperkuat suatu stuktur yang menindas

dan mengeksploitasi.14

Nabi sangat memperhatikan berbagai malpraktek perdagangan dan

perniagaan. Malpraktek ini satu demi satu dihapuskan oleh Nabi melalui dakwah

kepada sahabat-sahabatnya. Satu prinsip utama yang jelas adalah penolakan yang

tegas terhadap spekulasi. Sebenarnya, sangat banyak masalah dalam masyarakat

industrial atau niaga yang berasal dari praktek-prektek spekulatif yang membuka

jalan untuk meraih keuntungan dengan cepat. Semua praktek spekulatif telah

dilarang dengan tegas didalam Islam. Dilarang menjual buah yang belum masak

yang belum dipetik, karena belum diketahui berapa jumlahnya. Sama juga orang

tidak boleh menjual bayi hewan yang masih dalam kandungan, karena kesehatan

kondisinya tidak diketahui, demikian juga induknya.15

Islam juga melarang jual

beli yang takarannya dikurangi atau dilebihkan.16

Nabi juga melarang penimbunan barang untuk menaikan harga. Nabi

pernah berkata kepada Hazrat „Umar bahwa siapa saja yang menimbun barang,

Allah mengutuknya dan barangnya itu berhak diambil darinya dan dijual dengan

harga yang lebih murah dari harga biasa.17

Kemudian menurut Ibn Taymiyya

berkata, “Nabi melarang orang kota yang mengetahui harga pasar untuk menjadi

14

Asghar Ali Engineer, ”Islam and Liberation Theology”, terj. Agung Prihantoro, Islam dan

Teologi Pembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, Cet. I, hlm. 59-60.

15

Bulugh al-Muram yang disusun oleh Aamah Hajar Asqatani (Banaras, 1982) hal, 223

16

Dalam buku Imam Malik, Muwatta’ (Delhi, 1975) hal, 536

17

Dalam buku Imam Malik, Muwatta’ , hal, 551

Page 51: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

43

agen dari orang luar kota yang ingin membeli barang-berang, karena dia

mengetahui bahwa diperlukannya barang tersebut sehingga memungkinkan dia

menaikan harga seenaknya. Nabi juga melarang penjualan barang yang belum

diketahui oleh pembelinya karena akan menimbulkan eksploitasi, termasuk barter

antara hasil pertanian atau logam dalam ukuran sama, misalnya dengan emas atau

perak. Hanya emas yang bisa ditukar dalam ukuran yang sama dengan emas, dan

perak dengan perak, atau gandum dengan gandum, dan sebagainya. Barter barang

yang tidak sejenis dinamakan riba, karena mengarah pada eksploitasi.18

Larangan

untuk semua praktek ini sangat dikenal dalam Islam, dan riba betul-betul dikecam

dalam kitab suci Al-Qur‟an.19

Banyak pemikir Islam yang menganggap riba bukan hanya berarti bunga,

namun secara umum juga bermakna eksploitasi. Semua praktek yang mengarah

kepada eksploitasi sesama manusia, termasuk industri dan perniagaan yang tidak

adil, dianggap riba. Sesungguhnya dalam masyarakat industrial modern, semua

praktek monopoli, kartel dan pengawasan multinasional terhadap pasar harus

diperlakukan sebagai riba.

Semua ini jelas bagi orang yang paham ekonomi industrial, bahwa

penghapusan bunga atau memberlakukan bank bebas bunga tidak akan

menyelesaikan substansi persoalan monopoli atau ekonomi yang dikontrol oleh

multi Negara. Sistem ekonomi seperti ini hanya akan mengakibatkan kerugian.

18

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 68

19

Al-Qur‟an, 2: 275-276, 278.

Page 52: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

44

Namun demikian, sayangnya para ulama tradisional dengan bodohnya terantuk

pada konsep riba yang masih tradisional dan tidak mau tahu dengan istilah-istilah

mekanis ekonomi industrial modern yang mencengkram berjuta-juta orang dan

praktek-prektek multinasional yang eksploitatif betul-betul merampok negara-

negara dunia ketiga.

Sebenarnya sekarang ini seluruh sistem perekonomian dunia Islam berada

dalam cengkeraman perusahaan multinasional Amerika, mungkin kecuali Iran.

Kepemimpinan politik Islam saat ini, termasuk para elit dan ulamanya (mereka

jujur, namun terlalu konservatif untuk menyadari implikasi buruk dari

perekonomian modern), mewarisi system ekonomi yang dikontrol oleh kekuatan

multinasional. Mereka itu hidup dalam dunia yang konservatif dan dengan teologi

tradisional. Hanya sedikit pemikir Islam yang radikal yang mengerti kehancuran

ekonomi dan terampasnya kekayaan sumber daya dunia ketiga. Hanya pemikir

yang demikian inilah yang dapat menangkap semangat dan tujuan Islam yang

sebenarnya untuk menciptakan system ekonomi yang tidak eksploitatif.

Sekali lagi agar tidak salah tangkap terhadap dimensi religius dari masalah

ini, Ibn Taymiyya menjelaskan bahwa keadilan dan suatu bentuk kerja sama

dengan kejahatan masih lebih baik daripada apa yang disebutnya tirani yang saleh

(pious tyranny). Kehidupan manusia di duniayang diatur dengan keadilan dan

kerja sama dengan kejahatan masih lebih baik daripada tirani yang saleh. Inilah

mengapa dikatakan bahwa Allah menghargai Negara yang adil meskipun kafir

(ma’al kufr), namun tidak demikian dengan Negara yang tidak adil meskipun

Page 53: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

45

muslim. Juga disebutkan bahwa dunia dapat bertahan dengan keadilan dan

kekafiran, namu tidak dengan ketidakadilan dan Islam. Nabi Muhammad SAW

mengatakan, “Tidak ada dosa yang lebih cepat mendapatkan balasan kecuali

menindas orang lain dan memutuskan tali persaudaraan.” Bagi para penindas,

hukuman langsung ditimpakan di dunia, dan mungkin akan dimaafkan dan

mendap[atkan ampunan kelak di akhirat.20

Berikut ini argumentasi Ibn Taymiyya, “Keadilan itu adalah suatu tatanan

yang universal. Anehnya, kehidupan di dunia yang berlangsung adil,

pemimpinnya justru tidak mendapatkan pahala di akhirat kelak.” Namun,

sebagian besar ulama yang mendapatkan keuntungan dari kemapanan justru

sebaliknya , memperoleh pahala di akhirat. Mereka mengikuti pemerintahan yang

tiran, meskipun mereka orang yang saleh. Bagi mereka, taqwa itu dipahami secara

konvensional dan ritualistik, serta lebih penting daripada keadilan, padahal nabi

sendiri memberikan penekanan yang lebih pada keadilan. Ironisnya, justru prinsip

keadilan itu berada di tangan para ulama sendiri. Sejarah Islam mengatakan

kepada kita dengan bukti yang cukup bahwa ulama berada dalam satu pihak

dengan kemapanan yang menindas atas nama Islam. Hal ini tidak baik, suatu

semangat Islam yang buruk.

Allah memberikan keputusan jelas kepada mereka, “Dan mereka yang

memutuskan perkara tidk menurut kehendak Allah, merekalah orang-orang

20

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 68-69

Page 54: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

46

kafir…merekalah durjana…merkalah orang yang membangkang!”.21

Allah juga

memerintahkan kepada nabi untuk “memutuskan perkara di antara mereka

menurut apa yang Allah turunkan, dan janganlah turuti hawa nafsu mereka. Dan

hati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka memalingkanmu dari

sebagian apa yang Allah turunkan kepadamu…”22

Al-Qur‟an secara jelas memerintahkan kepada nabi untuk tidak mengikuti

hawa nafsu mereka. Sesungguhnya, syarat yang pokok bagi terwujudnya keadilan

adalah mencegah hawa nafsu. Dorongan hawa nafsulah yang menjadikan

seseorang menjadi eksploitator, tiran dan penindas. Al-Qur‟an mensyaratkan

ketundukan untuk berlaku adil meskipun bertentangan dengan kepentingannya

sendiri, orang tuanya, kerabatnya, orang kaya yang berpengaruh dan untuk tidak

menurutkan hawa nafsunya.23

Al-Qur‟an juga memperingatkan mereka yang

merusak keadilan akan diberi balasan yang mengerikan.24

Keadilan bukanlah

peraturan yang didasarkan pada kepentingan orang yang kaya dan berpengaruh.

Keadilan, sesuai dengan Al-Qur‟an tidak dapat diperoleh dengan mengikuti

aturan mereka. Dan dalam menghadapi tirani yang kuat, kaum muslim dibenarkan

untuk melakukan jihad. Keadilan lebih diutamakan daripada Islam formal, tidak

ada orang yang benar-benar tunduk kepada Allah tanpa benar-benar

21

Al-Qur‟an 5: 44-47.

22

Al-Qur‟an, 5: 49.

23

Al-Qur‟an, 4: 135.

24

Al-Qur‟an, 3: 21.

Page 55: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

47

memperdulikan keadilan. Sebenarnya di dalam Islam, ada penekanan yang lebih

pada keadilan, bahkan daripada pada cinta, karena peduli pada keadilan

sebenarnya adalah peduli pada kemanusiaan.25

B. Islam dan Tantangan Kemiskinan

Agama menurut bahasa aslinya (bahasa latin) berarti kesadaran dan

kesalehan di satu sisi, dan menghubungkan atau mengikat di sisi lain. Dengan

kata lain, agama didefinisikan sebagai seperangkat doktrin spiritual dan

metafisika yang mengikat orang yang memeluknya. Agama, selama bertahun-

tahun juga menjadi system pengertian (signification), sistem symbol dan sistem

ibadah yang menyediakan sense of identity yang mendalam bagi penganutnya

untuk menghadapi hidup di dunia yang kompleks ini sebagai sebuah tantangan

eksistensial.26

Dalam sejarah kehidupan manusia, sebenarnya agama menjadi

wadah pencarian hidup, kebenaran dan kepastian yang hakiki. Namun demikian,

sisi negatifnya dari proses pencarian kebenaran tersebut seringkali kehilangan

dinamikanyadan mengkristal menjadi dogma-dogma yang tidak bisa dirubah.

Kemudian dogma-dogma ini dilengkapi dengan rangkaian ibadah yang menjadi

„pelipur lara‟ dan rasa kepatuhan simbolik (a senses of syimbolic fulfillment) bagi

orang-orang yang beriman.27

25

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 70

26

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 87

27

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 88

Page 56: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

48

Jika agama hendak menciptakan kesehatan sosial, dan menghindarkan diri

dari sekedar pelipur lara dan tempat berkeluh kesah, agama harus

mentransformasikan diri menjadi alat yang canggih untuk melakukan perubahan

sosial, menjadi sebuah agen yang secara aktif melakukan perubahan terhadap

tatanan sosial yang telah using yang dengan sendirinya memilki mekanisme

sosio-legal dan politik-ekonomi yang digunakan untuk mempertahankan hak-hak

khusus dan kekuasaan „kasta yang tinggi‟ dan kelas atas.

Ketika membahas mengenai Islam dan tantangan kemiskinan, perlu

dipahami pendekatan yang dipakai Al-Qur‟an dalam membahas masalah-masalah

tertentu yang berkaitan dengan tema tersebut. Nabi-nabi yang disebutkan di dalam

Al-Qur‟an, sebagaimana dikemukakan oleh sang pemikir Islam Iran, Ali Shari‟ati,

berasal dari kalangan masyarakat biasa, bukan bagian dari kelompok kemapanan

atau pemimpin yang berkuasa (kecuali Nabi Daud dan Sulaiman). Kitab suci Al-

Qur‟an dengan jelas menyebutkan,

Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul

di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As

Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.”28

28

Al-Qur‟an, 62: 2

Page 57: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

49

Jelaslah, Al-Qur‟an menyatakan bahwa Tuhan mnegutus Nabi-nabi itu

berdiri di tengah-tengah masyarakat dan tidak pernah mengidentifikasi diri

dengan penguasa atau dengan kelas yang berkuasa.

Pendekatan yang dipakai Al-Qur‟an adalah dengan menggambarkan para

penguasa, pimpinan dan mereka yang diatas sebagai mustakbirin (sombong,

mabuk kekuasaan), dan menyebut rakyat jelata atau masyarakat awam dengan

mustad’afin (lemah dan tertindas). Nabi-nabi Tuhan selalu berasal dari golongan

masyarakat lemah dan berjuang demi membebaskan mereka dari cengkraman

para penindas. Nabi Musa melawan raja fir‟aun yang kuat untuk membebaskan

bangsa Israel yang tertindas karenanya. Raja Fir‟aun disebut mustakbirin

(penindas yang sombong) dan bangsa Israel mustad’afin. Semua kelas yang

berkuasa mendukung Fir‟aun dalam menghadapi Nabi Musa, seperti yang

dinyatakan Al-Qur‟an, “Berkatalah para pemuka kaum Fir‟aun, „apakah kau

biarkan Musa dan kaumnya berbuat kerusakan di muka bumi dan

meninggalkanmu dan tuhan-tuhanku?‟ Fir‟aun menjawab, „kita akan membunuh

anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan anak-anak perempuan mereka hidup.

Sehingga kita akan lebih berkuasa dari mereka‟”29

Al-Qur‟an dengan jelas dan tanpa ragu-ragu berdiri di pihak golongan

masyarakat lemah dalam menghadapi para penindas. Al-Qur‟an menyesalkan,

bahkan menegur orang-orang yang tidak mau menolong mereka yang teraniaya.

Peringatan itu berbunyi, “Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan

29

Al-Qur‟an, 7: 127

Page 58: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

50

membela orang yang tertindas, laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang bekata,

„Tuhan kami! Keluarkan kami dari kota ini yang penduduknya berbuat zalim.

Berilah kami perlindungan dan pertolongan dari-Mu.‟”30

Teologi Qur‟ani tidak hanya dengan keras mengecam eksploitasi, arogansi

kekuasaan dan penindasan, namun juga memerintahkan kepada orang-orang yang

beriman untuk memerangi orang-orang jahat ini dan untuk menyelamatkan

golongan yang lemah dan tertindas sebagaimana dikatakan dalam ayat di atas.

Selanjutnya, Al-Qur‟an juga menegaskan janji Allah untuk mengangkat golongan

yang lemah dan tertindas sebagai pemimpin berkuasa. Dalam surat Al-Qashash,

28: 5 disebutkan, “Kami ingin member karunia kepada mereka yang tertindas di

atas bumi, menjadikan mereka pemimpin dan pewaris.”31

Al-Qur‟an juga mengatakan bahwa tidak akan ada kota yang dapat

bertahan, jika di dalamnya berlangsung ketidakadilan dan eksploitasi, “Berapa

banyak kota-kota yang telah Kami hancurkan yang penduduknya berbuat

kejahatan, sehingga runtuh berantakan, dan betapa banyak mata air yang

ditinggalkan dan puri-puri yang tinggi menjulang kami binasakan.”32

Banyak

sekali ayat-ayat Al-Qur‟an yang secara keras mengecam penindasan dan

30

Al-Qur‟an 4: 75

31

Al-Qur‟an, 28: 5

32

Al-Qur‟an, 22: 45

Page 59: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

51

ketidakadilan. Dalam sunnah dikatakan bahwa Nabi menempatkan kekafiran itu

itu lebih rendah satu tingkat di bawah penindasan dan ketidakadilan.33

Al-Qur‟an juga dengan tegas mengecam penumpukan harta kekayaan dan

sifat sombong. Dikatakan, “Celakalah orang yang menyebarkan fitnah dan

mengumpat, yang mengumpulkan kekayaan dan penimbunannya, yang mengira

kekayaannya akan mengekalkannya. Sama sekali tidak! Ia akan dilemparkan ke

dalam Huthamah. Apakah Huthamah itu? Ialah api Allah yang dinyalakan, yang

merasuk ke dalam hati, menutupi mereka seperti kubah dengan tiang-tiang yang

menjulang.”34

Dengan demikian tantangan kemiskinan ini harus dijawab dengan

membangun stuktur sosial yang bebas dari eksploitasi, penindasan dan

konsentrasi kekayaan pada segelintir tangan saja. Dalam sturktur sosial yang

seperti ini, terdapat nilai kebenaran yang lain yaitu keadilan dibidang sosial,

ekonomi, hukum dan politik. Al-Qur‟an sangat menekankan keadilan dan

menggunakan istilah ‘adl dan qist35

untuk membangun stuktur sosial tersebut di

atas. Istilah lain adalah ‘adl dan ihsan (keadilan dan kebaikan) yang dipakai untuk

mengungkapkan pentingnya keadilan ekonomi. Keadilan itu juga harus ada dalam

transaksi ekonomi. “Supaya kamu jangan melampaui batas timbangan. Tegakkan

33

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 92

34

Al-Qur‟an, 104: 1-4

35

Asghar Ali Engineer, ”Islam and Liberation Theology”, terj. Agung Prihantoro, Islam dan

Teologi Pembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, Cet. I, hlm. 59-60.

Page 60: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

52

neraca dengan keadilan dan jangan kamu kurangi sukatannya.”36

Keadilan dan

keseimbangan ekonomi ini diperlukan, karena dengan demikian berarti kebutuhan

pokok, seperti makanan, tempat tinggal dan seterusnya dapat terpenuhi, sehingga

kecenderungan gaya hidup boros dapat ditekan.

Al-Qur‟an menyeru kepada orang-orang yang beriman agar menghindari

pemborosan. “Hai Bani Adam! Bawalah perhiasanmu kapan saja dan dimana

sajakamu sembahyang. Makan dan minumlah. Tapi jangan berlebih-lebihan.”37

Kita ketahui bahwa masyarakat kapitalis barat sekarang ini, yang didasarkan pada

stuktur yang menindas dan eksploitatif, hidup makmur dengan merampas sumber-

sumber ekonomi dunia ke tiga untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka yang

sangat banyak dan dengan standar hidup yang tidak masuk akal serta sangat

tinggi, dengan mengorbankan penderitaan masyarakat Afrika, dan Asia dan

Amerika Latin. Budaya konsumtif dan suka pamer ala barat merupakan bencana

besar bagi kemiskinan dunia. Sebaliknya, ekonomi sosialis yang dapat menjamin

kebutuhan pokok masyarakat, menghambat konsumerisme dan suka pamer.

Ekonomi sosialis menekankan pada produksi barang-barang untuk mencukupi

kebutuhan pokok, bukannya produksi barang-barang mewah.

Melihat masalah ekonomi dunia yang kompleks sekarang ini, keadilan

ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan hanya dapat diciptakan bila konsep

keadilan tidak hanya dipahami dalam bidang ekonomi, namun juga dalam bidang

36

Al-Qur‟an 55: 8-9

37

Al-Qur‟an 7: 31

Page 61: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

53

sosial dan hukum. Mengkaji konsep keadilam Qur‟ani yang sebanarnya sangat

lengkap. Setelah mengatakan , ”Tuhanku memerintahkan berbuat adil”,38

Al-

qur‟an melanjutkan dengan, “Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu

penegak keadilan sebagai saksi dari Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri, atau

orang tuamu, atau kerabatmu, baik ia kaya maupun miskin, karena Allah akan

melindungi keduanya. Janganlah ikuti hawa nafsu, supaya kamu tidak

menyimpang dari kebenaran…”39

System kapitalisme modern sangat eksploitatif, sehingga menimbulkan

struktur sosio-ekonomi yang tidak adil. Dalam struktur seperti ini tidak akan ada

keadilan sosial, ekonomi dan politik, khususnya yang disebutkan dalam Al-

Qur‟an. Bahkan seandainya peraturan politik yang ada tidak selaras dengan

kepentingan kelas yang berkuasa dalam masyarakat Marxian, dan tidak selaras

dengan kepentingan masyarakat banyak dalam masyarakat modern-demokratis,

kita tetap saja sulit untuk menolak hegemonikelas kapitalis dan praktek-praktek

yang eksploitatif. Bentuk bentuk eksploitasi sesama manusia sudah menjadi

ketidakadilan yang parah dan tidak sesuai dengan doktrin keadilan dalam Islam.

Masyarakat barat sebagai masyarakat kapitalis yang mengeksploitasi dunia ketiga

melanggengkan kejahatan tersebut dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan

dan kepentingan generasi berikutnya yang akan kehilangan sumber-sumber

kekayaan yang tidak dapat diciptakan lagi karena telah dihabiskan oleh generasi

38

Al-Qur‟an, 7: 29

39

Al-Qur‟an, 4: 135

Page 62: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

54

sebelumnya secara besar-besaran. Generasi yang akan datang sangat sulit untuk

memenangkan perang melawan kemiskinan ini jika jerat-jerat kapitalisme masih

tetap mengikatnya.

Nabi Muhammad SAW membenci kemiskinan dan kelaparan. Ada banyak

hadist yang membuktikan kebenaran pernyataan tersebut. Hadist yang

diriwayatkan oleh Nissi berbunyi, “Ya Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari

kemiskinan, kekurangan dan kehinaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari

keadaan teraniaya dan perilaku aniaya terhadap orang lain.” Ini merupakan hadist

nabi yang perlu diperhatika, karena berkaitan dengan kemiskinan, kekurangan,

kehinaan, penindasan, sikap saling membantu dan bekerja sama. Nabi dengan

mengucap doa tersebut berarti mewajibkan semua umat Islam untuk memerangi

kemiskinan. Hadist lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud berbunyi,m “Ya

Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari kufr dan kemiskinan.” Tidak salah kalau

kufr dan faqr keduanya sama-sama dikecam. Hadist lain yang diriwayatkan oleh

Baihaqi dan Tabrani berbunyi, “Kemiskinan mengakibatkan kekafiran.”

Semua hadist yang dipaparkan tadi mewajibkan umat untuk menyatakan

perang terhadap kemiskinan. Kemiskinan itu sama celanya dengan kekafiran, dan

karena seorang muslim harus memerangi kufr, berarti ia juga harus memerangi

kemiskinan. Membiarkan kemiskinan sama halnya dengan memelihara kekafiran.

Paham atau system yang berusaha mengekalkan kemiskinan, kelaparan, dan

kekurangan, harus dilawan karena akan mengarah kepada feodalisme atau

Page 63: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

55

kapitalisme. Sehingga perang melawan kemiskinan merupakan bagian integral

dari keyakinan Islam.40

Islam adalah sebuah agama, dan agama dalam pengertian umum utamanya

dipahami sebagai narasumber masalah-masalah spiritual. Namun demikian,

sejarah Islam menapaki jalan yang berbeda. Islam yang dilahirkan di Arab bukan

hanya membicarakan masalah spiritual, namun juga banyak masalah-masalah

lain. Islam lahir sebagai tanggapan atas suatu kondisi historis dan adanya

kebutuhan akan petunjuk hidup yang komprehensif dalam bidang religio-kultural

dan sosio-ekonomi. Lebih dari itu, perkembangan sejarah Islam selanjutnya

semakin mengokohkan keterlibatan Islam dalam berbagai bidang yang kemudian

diperlakukan bukan hanya sebagai bagian integral dari doktrin Islam, namun juga

nyaris dianggap sebagai hal yang suci. Para fuqoha dalam merespon kebutuhan

masyarakat Islam yang terus berkembang menetapkan aturan-aturan berkenaan

dengan bidang-bidang yang baru, termasuk bidang agricultural dan perdagangan

dengan mengacu pada sunnah nabi, ijtihad, dan perdagangan, serta tentu saja

berpedoman pada ayat-ayat Al-Qur‟an.

Telah menjadi perdebatan bagi para sarjana Islam, apakah Islam itu

mendukung industrialisasi atau tidak. Ada banyak pendapat tentang masalah ini.

Beberapa sarjana berpendapat tanpa memberikan bukti nyata bahwa Islam lebih

banyak menghambat daripada mendukung industrialisasi, apalagi modernisasi.

Pendapat mereka ini tampaknya tidak tepat. Agama, apakah Islam, Hindu,

40

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 99-100

Page 64: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

56

Kristen, Yahudi atau Budha tidak dapat dikatakan menjadi penghambat

medernisasi atau industrialisasi. Anggota masyarakat yang terbelakang

mempunyai pandangan agama yang juga terbelakang dan menafsirkannya dalam

pengertian teologi tradisional. Pada akhirnya yang menentukan bagaimana orang

memandang agama atau system pengetahuan lainnya adalah kondisi

lingkungannya.41

Perlu dicatat bahwa agama tidak bisa dipungkiri telah menjadi sebuah

kekuatan tersendiri dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara berpikir

sebagian besar masyarakat. Kenyataan ini sulit diingkari oleh para pengamat

sosial, dan yang perlu digarisbawahi dengan tebal adalah agama selalu dan terus

menjadi kekuatan yang amat besar di Negara-negara sedang berkembang. Tetapi

ini tidak berarti bahwa seluruh masyarakat di Negara-negara sedang berkembang

ini mempunyai pandangan yang sama terhadap agama. Masyarakat yang berada di

bawah system kapitalis seringkali tingkat perkembangannya tidak sama dan

penafsiran atau pemahaman terhadap agama tergantung pada tingkat

perkembangan dan kebutuhannya. Jika masyarakat merasa perlu melaksanakan

industrialisasi, agama akan ditafsirkan kembali sesuai dengannya. Jika

masyarakat tidak memiliki keinginan untuk melakukan perubahan dan merasa

diuntungkan dengan keadaannya kini, maka agama juga tidak perlu diubah

penafsirannya. Dengan kata lain, keadaan statis akan menghasilkan pandangan

agama yang statis pula.

41

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 118-119

Page 65: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

57

Setelah mengupas perkembangan kapitalisme dan industrialisasi dalam

masyarakat Islam, kini kita perlu membahas kebijakan yang dikeluarkan Negara-

negara Islam berkenaan dengan kapitalisme dan industrialisasi. Banyak ahli Islam

dan ulama ketika mendiskusikan kebijakan industrial dalam masyarakat Islam

cenderung berpendapat bahwa kebijakan industrial dalam masyarakat Islam dapat

dilakukan jika syarat-syarat seperti larangan diproduksinya minuman keras dan

terciptanya system ekonomi yang bebas bunga dapat dipenuhi. Ini merupakan

pandangan yang sangat dangkal dan pendekatan seperti itu mengingkari masalah-

masalah yang berat dan kompleks sebagai akibat dari kapitalisme industrial.42

Industrialisasi tidak dapat dijalankan dengan kerangka berpikir kapitalisme yang

tanpa kendali. Keadilan sosial dan eksploitasi tidak dapat menjadi satu.

Perkembangan kapitalisme didasarkan pada eksploitasi dan akumulasi modal. Al-

Qur‟an mengajarkan praktek dagang yang jujur dan mencari keuntungan dengan

cara yang adil (bukan mencari keuntungan secara berlebihan) demi tujuan-tujuan

sosial. Keuntungan yang adil didasarkan pada tukar-menukar komoditi harus

dibedakan dari keuntungan yang diperoleh dari hasil produksi. Ekonomi

perdagangan didasarkan pada tukar-menukar barang, sedangkan ekonomi

industrial pada produksi barang.43

Al-Qur‟an memberikan konsep ekonomi perdagangan yang terjadi pada

saat turunnya Al-Qur‟an. Jika kita akan menerapkan kebijakan ekonomi

42

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 126

43

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 127

Page 66: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

58

industrial yang berlandaskan Al-Qur‟an dan sunnah maka kita harus dapat

mengaplikasikan konsep ini secara kreatif dalam system ekonomi industrial. Perlu

diingat bahwa larangan terhadap diadakannyaruba secara integral terkait dengaan

konsep ‘adl dan ihsan. Dalam pengertian ini, riba lebih dari sekedar bunga.

Kebanyakan ulama dan kaum Islam modernis mengartikan riba sebagai bunga,

tidak lebih dari itu. Mereka memperjuangkan penghapusan bunga bank dan

membuat bank yang bebas bunga.

Prof. Fazlur Rahman berpendapat44

“Apa yang dimaksud dengan riba

bukanlah bunga bank, namun bunga dalam pengertian hutang yang harus

dikembalikan dalam jumlah dua kali lipat dengan jangka waktu tertentu, dan ini

eksploitasi yang sangat dilarang oleh Al-Qur‟an”. Namun kedua pandangan

tersebut tidak sepenuhnya mewakili semangat Al-Qur‟an yang sebenarnya.

Konsep riba harus dilihat dalam pandangan Al-Qur‟an tentang keadilan distributif

‘adl dan ihsan yang menguntungkan golongan masyarakat lemah. Sedangkan

penghapusan bunga bank tidak sampai tujuan ini. Menurut semangat Al-Qur‟an,

riba harus dimaknai bukan hanya sebagai bunga, namun dimaknai sebagai

eksploitasi secara umum. Hal ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa Al-Qur‟an

menggunakan bahasa yang sangat keras dalam mengutuk riba. Dalam sebuah ayat

tentang riba disebutkan,

44

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 128

Page 67: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

59

Artinya : “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba45

tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila.46

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu47

(sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang

kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya.48

Dan dalam ayat selanjutnya

disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada

Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-

orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan

(meninggalkan sisa riba), ketahuilah bahwa Allah dan rasul-Nya akan

memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),

maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula

dianiaya.49

45

] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang

disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang

yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian,

seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya.Riba yang dimaksud dalam

ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

46

orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.

47

Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

48

Al-Qur‟an, 2: 275

49

Al-Qur‟an, 2: 278-279

Page 68: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

60

Kita lihat bahwa Al-Qur‟an mengajarkan perdagangan yang jujur dan

mengecam riba yang ditafsirkan sebagai bunga dan eksploitasi dalam segala

bentuknya. Al-Qur‟an menyatakan perang kepada mereka yang tidak

menghentikan riba dan seharusnya membuat kita berpikir serius tentang implikasi

dari ayat-ayat tentang pelarangan riba. Pada dasarnya Al-Qur‟an berpihak pada

masyarakat yang berkeadilan dan segala yang menggangu terwujudnya

masyarakat yang seperti ini diperhatikan secara serius oleh Al-Qur‟an. Bukan

hanya bunga perbankan yang secara umum dikecam ulama dan sejumlah kaum

muslim modernis, namun juga seluruh praktek yang eksploitatif, termasuk

keuntungan yang diperoleh dengan cara yang tidak adil yang dikecam Al-Qur‟an

dengan istilah riba.50

Dalam ekonomi industrial, profit lebih eksploitatif daripada bunga.

Namun sekarang ini, di Negara-negara Islam yang diprotes hanyalah bunga,

sedangkan profit dihalalkan. Islamisasi ekonomi hanya dilaksanakan dengan

membuat bank tanpa bunga, sementara praktek-praktek eksploitasi lainnya masih

terus berlangsung.

Kebijakan ekonomi industrial yang Islami seperti diatas tidak dapat

melihat persoalan dengan hati jernih. Kebijakan itu hanya akan mendukung kelas

yang sedang berkuasa yang sebenarnya bertanggung jawab atas terjadinya

ketidakadilan sosial yang terus-menerus. Sebuah kebijakan industrial yang Islami

mestinya tidak hanya berkonsentrasi pada penghapusan bunga perbankan,

50

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 129

Page 69: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

61

sementara membiarkan terjadinya distorsi ekonomi dan tidak menyentuh

kepentingan-kepentingan pribadi yang sangat berpengaruh. Seharusnya kebijakan

itu juga memberantas seluruh praktek eksploitasi, termasuik profit, yang

bertentangan dengan konsep keadilan sosial dalam Al-Qur‟an dan merugikan

golongan masyarakat lemah. Sebuah kebijakan industrial yang Islami seharusnya

mempunyai tujuan ganda, yakni pertumbuhan dan keadilan sosial. Tetapi tidak

cukup mengukur pertumbuhan rata-rata ini hanya dalam istilah ekonomi saja.

Menurut kebijakan yang Islami juga ditekankan produksi barang-barang yang

diperlukan oleh kelas pekerja dan buruh kasar serta golongan ekonomi lemah

lainnya.51

Hal ini membawa pada pertanyaan penting yang lain, yakni bagaimana

kebebasan usaha-usaha yang bersifat pribadi. Sektor swasta tidak menunjukan

adanya kepentingan pribadi terlalu banyak dalam perusahaan-perusahaan barang-

barang karena keuntungan yang diperoleh rendah. Kebijakan industrial yang

Islami harusnya mendorong sector swasta untuk berinvesstasi di waliayah-

wilayah yang tidak begitu menguntungkan, atau pada industry-industri yang

komit terhadap terciptanya keadilan sosial. Dalam Islam, mewujudkan keadilan

sosial itu lebih penting daripada menciptakan kebebasan pada pemodal untuk

mencari keuntungan. Imam Ibn Taymiyyah merangkum semua uraian ini dalam

prisipnya yang terkenal bahwa kepentinga umum mendahului kepentingan

pribadi.

51

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 130

Page 70: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

62

Masyarakat industrial Islam tidak akan mendukung apa yang disebut

dengan konsumerisme. Ekonomi kapitalis barat sekarang ini pada dasarnya

berlandaskan konsumerisme dan industry persenjataan yang canggih. Istilah yang

paling tepat adalah military-industrial complex. Kebijakan industrial yang Islami

tidak cukup hanya melarang industry minuman keras, namun juga melarang

seluruh perindustrian yang didasarkan pada penciptaan kebutuhan yang artificial

yang menekan public untuk mengkonsumsinya. Kebutuhan yang artificial ini

bukan hanya mendistorsi perekonomian yang bertentangan dengan kepentingan

golongan ekonomi lemah, namun juga mengarah pada eksploitasi Negara-negara

lain yang juga tidak berkeadilan.52

Ekonomi kapitalis barat dapat bertahan karena mengeksploitasi Negara-

negara lain. Kebijakan industrial yang Islami harus dengan tegas mengekang

periklanan yang menjadi bagian integral dari ekonomi kapitalis. Periklanan

diijinkan jika sebagai agan informasi, bukan sebagai agen untuk menciptakan

kebutuhan yang artificial dalam rangka mengeruk keuntungan secara kapitalis

tanpa mengindahkan etika. Periklanan harus diarahkan dengan prinsip-prinsip

etika tertentu.53

Islam juga tidak setuju dengan military-industrial complex. Senjata boleh

diproduksi untuk kepentingan pertahanan, bukan untuk menjadi penyangga

ekonomi atau menambah keuntungan yang berlipat ganda bagi perusahaannya,

yang berati secara langsung mensponsori adanya perang. Islam adalah agama

52

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 131

53

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 130-131

Page 71: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

63

damai dan hanya mengijinkan perang yang bersifat defensive. Islam tidak

memperbolehkan perdagangan yang dapat menyebabkan kematian. Jadi bisnis

senjata seharusnya diharamkan. Dalam masalah perang, Al-Qu‟an mengatakan,

“Dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangimu, tetapi janganlah

kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang melampaui batas.”54

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa Al-Qur‟an tidak

mengijinkan perang sebagai agresi. Sehingga tidak ada tempat untuk

mnegembangkan military-industrial complex dalam ekonomi Islam.

Kita dapat menyimpulkan bahwa kebijakan industrial yang Islami tidak

dapat didasarkan pada niat mencari keuntungan semata, sebagaimana yang terjadi

dalam ekonomi kapitalis barat. Dasarnya adalah menciptakan keadilan sosial

dengan memberantas seluruh bentuk eksploitasi. Tidak perlu ragu-ragu untuk

mendorong tumbuhnya sector swasta, atau mungkin malah menghapuskannya jika

memang diperlukan dalam rangka menciptakan keadilan sosial. Harus

diperhitungkan pengaturan produksi agar menguntungkan golongan masyarakat

lemah selama meraka masih ada. Islam tidak mengijinkan periklanan yang tidak

mengindahkan etika. Iklan hanya diperbolehkan jika ditujukan untuk memberikan

informasi yang menguntungkan konsumen. Islam menempatkan perusahaan yang

memproduksi barang-barang untuk kebutuhan pokok pada prioritas tertinggi dan

sangat keras melarang konsumerisme yang tidak berorintasi pada kepentingan

sosial.55

54

Al-Qur‟an, 2: 190 55

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 132

Page 72: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

64

C. Relevansi Pemikiran Ali Asghar Terhadap Keindonesiaan

Konsep taqwa menurut Ali Asghar di dalam Islam bukan hanya konsep

ritualistik, namun juga secara integral terkait dengan keadilan sosial dan ekonomi.

Baginya Al-Qur‟an mengajarkan bahwa keadilan untuk golongan masyarakat

lemah merupakan ajaran Islam yang sangat pokok.56

Dalam UUD 1945 bab

kesejahteraan sosial, dapat kita simpulkan bahwa kesejahteraan sosial

menyangkut pemenuhan kebutuhan materiil yang harus diatur dalam organisasi

dan sistem ekonomi yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Hal ini mempunyai kaitan antara keadilan sosial dan kesejahteran sosial.

Keadilan sosial adalah suatu keadaan dimana seluruh rakyat merasa aman dan

tentram karena aturan-aturan main dalam hubungan-hubungan ekonomi yang

berdasarkan prinsip-prinsip etik dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat.

Kesejahteraan sosial adalah sarana materiil yang harus dipenuhi untuk mencapai

rasa aman dan tentram yang disebut keadilan sosial. Dua hal ini menyangkut pasal

33 dan 34 dalam UUD 1945. 57

Menurut Ali Asghar syarat yang pokok bagi terwujudnya keadilan adalah

mencegah hawa nafsu. Dorongan hawa nafsulah yang menjadikan seseorang

menjadi eksploitator, tiran dan penindas. Oleh karena itu dalam masyarakat

pancasila roda ekonomi digerakkan oleh rangsangan ekonomi, yaitu harga melalui

sistem pasar dengan sekaligus ada “pengontrolan” sosial atau pengawasan oleh

56

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 58

57

Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila. hal. 228

Page 73: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

65

masyarakat dan pedoman moral oleh seluruh bangsa yang bertaqwa kepada tuhan

yang maha Esa.58

Semua ini jelas bagi orang yang paham ekonomi industrial, bahwa

penghapusan bunga atau memberlakukan bank bebas bunga tidak akan

menyelesaikan substansi persoalan monopoli atau ekonomi yang dikontrol oleh

multi Negara.

Kepemimpinan politik Islam saat ini, termasuk para elit dan ulamanya

(mereka jujur, namun terlalu konservatif untuk menyadari implikasi buruk dari

perekonomian modern), mewarisi sistem ekonomi yang dikontrol oleh kekuatan

multinasional. Mereka itu hidup dalam dunia yang konservatif dan dengan teologi

tradisional.

Indonesia yang notabene berpaham Pancasila mempunyai pandangan

negara menguasai cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang

banyak. Penguasaan oleh negara terhadap cabang-cabang produksi tertentu

bukanlah demi ”penguasaan” itu sendiri, melainkan karena penguasaan itu

dipandang menjamin perlindungan kepentingan orang banyak.59

Hanya sedikit pemikir Islam yang radikal yang mengerti kehancuran

ekonomi dan terampasnya kekayaan sumber daya dunia ketiga. Penumpukan

kekayaan dan penggunaannya yang tidak sebagaimana mestinya tidak akan dapat

menjaga keseimbangan tersebut. Itu hanya akan mengarah kepada kehancuran

58

Mubyarto, Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan. hal. 39

59

Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, hal. 52

Page 74: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

66

masyarakat secara total. Dalam Islam, mewujudkan keadilan sosial itu lebih

penting daripada menciptakan kebebasan pada pemodal untuk mencari

keuntungan.

Pasal 33 UD 1945 mengatur tentang penguasaan bumi, air dan kekayaan

alam untuk kemakmuran rakyat. Hal ini demi kemakmuran rakyat secara

maksimal dan menghindari eksploitasi alam yang berlebihan.60

Dalam

kenyataannya, jaminan perlindungan kepentingan orang banyak, dan peningkatan

kemakmuran rakyat secara makmur itulah, yang masih sering dipertanyakan

pemenuhannya. Ini dapat ditunjukkan oleh pelayanan yang tidak efisien dari

aneka rupa usaha negara disatu pihak, dan kurang adilnya distribusi pendapatan

dan kekayaan nasional di pihak lain.61

Industrialisasi tidak dapat dijalankan dengan kerangka berpikir

kapitalisme yang tanpa kendali. Keadilan sosial dan eksploitasi tidak dapat

menjadi satu. Perkembangan kapitalisme didasarkan pada eksploitasi dan

akumulasi modal. Al-Qur‟an mengajarkan praktek dagang yang jujur dan mencari

keuntungan dengan cara yang adil (bukan mencari keuntungan secara berlebihan)

demi tujuan-tujuan sosial.

Dengan demikian tantangan kemiskinan ini harus dijawab dengan

membangun stuktur sosial yang bebas dari eksploitasi, penindasan dan

konsentrasi kekayaan pada segelintir tangan saja. Dalam sturktur sosial yang

60

Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, hal. 52

61

Mubyarto, Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,hal. 158

Page 75: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

67

seperti ini, terdapat nilai kebenaran yang lain yaitu keadilan dibidang sosial,

ekonomi, hukum dan politik.

Negara sebagai regulator perekonomian harus menentang monopoli hal ini

selaras dengan Q.S. Al Hasyr ayat 7. Mekanisme pasar dalam Pancasila adalah

pasar yang anti free-fight liberalism yang telah melahirkan monopoli yang

merugikan masyarakat. Pasar Indonesia adalah pasar yang menekankan pada asas

kekeluargaan, yaitu asas kerjasama yang tidak saling merugikan.62

Kebijakan industrial yang Islami tidak dapat didasarkan pada niat mencari

keuntungan semata, sebagaimana yang terjadi dalam ekonomi kapitalis barat.

Dasarnya adalah menciptakan keadilan sosial dengan memberantas seluruh

bentuk eksploitasi. Tidak perlu ragu-ragu untuk mendorong tumbuhnya sector

swasta, atau mungkin malah menghapuskannya jika memang diperlukan dalam

rangka menciptakan keadilan sosial.

Demokrasi ekonomi Indonesia menekankan pada pentingnya masalah

kemakmuran rakyat: kemakmuran bagi semua orang. Pasal 33 dan pasal 34 UUD

1945 telah memililh dan menentukan sistem ekonomi seperti dijelaskan oleh ayat-

ayatnya. UUD 1945 juga telah menetapkan prioritasnya, yaitu membangun

langsung manusianya melalui pasal 27 (ayat 2) bahwa: “Tiap-tiap warga Negara

berhak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaa.” 63

62

Mubyarto, Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,hal. 68

63

Sri Edi Swasono, Koperasi Sebagai Sistem Ekonomi Indonesia: Pemikiran ke Arah

Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: LP3ES, 1990), hal.166.

Page 76: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

68

Ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 menegaskan, bahwa “Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Perkataan disusun

artinya “direstruktur”. Seorang strukturalis pasti mengerti arti “disusun” dalam

konteks restrukturisasi ekonomi, merubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi

nasional, menghilangkan subordinasi ekonomi (yang tidak emancipatory) dan

menggantinya dengan demokrasi ekonomi (yang participatory dan

emancipatory).64

Politik kemakmuran masyarakat paling tidak harus diarahkan kepada dan

dapat menjawab tiga hal pokok berikut ini: (1) bagaimana meningkatkan lepangan

kerja dan mengurangi pengangguran, (2) bagaimana mengurangi ketidakmerataan

untuk mencapai keadilan sosial, (3) bagaimana kemiskinan untuk mencapai

keadaan yang lebih adil dan makmur.65

Jika agama hendak menciptakan kesehatan sosial, dan menghindarkan diri

dari sekedar pelipur lara dan tempat berkeluh kesah, agama harus

mentransformasikan diri menjadi alat yang canggih untuk melakukan perubahan

sosial, menjadi sebuah agen yang secara aktif melakukan perubahan terhadap

tatanan sosial yang telah usang yang dengan sendirinya memilki mekanisme

64

Sri Edi Swasono, Sistem Ekonomi Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 24 desember

2010 dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2/artikel_9.htm

65

Sri Edi Swasono, Koperasi Sebagai Sistem Ekonomi Indonesia: Pemikiran ke Arah

Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: LP3ES, 1990), hal. 167.

Page 77: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

69

sosio-legal dan politik-ekonomi yang digunakan untuk mempertahankan hak-hak

khusus dan kekuasaan „kasta yang tinggi‟ dan kelas atas.66

Dalam perumusan dan pelaksanaan suatu teori maupun dalam penyusunan

suatu strategi pembangunan nasional, Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari

asas politik ekonomi yang dianut. Hal ini telah tercantum dalam UUD 1945

khususnya pasal 33 dan penjelasannya yaitu demokrasi ekonomi. Biarpun hal itu

sebenarnya dapat juga dianggap lebih menyangkut tata penyelenggaraan atau

instrumentasi suatu strategi.67

Berdasarkan pengalaman usaha pembangunan dimasa lampau dan dengan

memberi perhatian terhadap perkembangan pemikiran tentang teori maupun

strategi pembangunan di dunia, maka di Indonesia terdapat perkembangan teori

dasar pembangunan nasional yang merangkum keserasian berbagai pendekatan

dengan penerapan terhadap kondisi dengan potensi dan prospek Indonesia dengan

memperhatikan perspektif tahapan-tahapannya dan terutama kepada dasar negara

dan filsafat bangsa Pancasila.68

Sejak permulaan tahun 1970-an, kebangkitan kehidupan beragama di Asia

Barat menggoncang dunia. Kebangkitan yang oleh media massa barat dicap

sebagai „Fundamentalisme Islam‟ talah menjadi perhatian dunia. Namun

66

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 126

67

Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja A.R, Teori & Strategi Pembangunan Nasional,

(Jakarta: Haji Masagung, 1988), hal. 92

68

Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja A.R, Teori & Strategi Pembangunan

Nasional, hal 92

Page 78: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

70

demikian, meraka memandang kebangkitan Islam dengan sangat negative.

Kebangkitan Islam ini juga dianggap sebagai fanatisme keagamaan atau „watak

Islam yang sesungguhnya‟. Semua persepsi tersebut keliru, karena fenomena ini

tidak menunjukkan watak Islam yang muncul secara tiba-tiba atau pun fanatisme

keagamaan yang misterius. Tidak ada fenomenal sosoal yang dapat dikenali atau

dijelaskan tanpa dilacak akar sosialnya. Sebuah fenomena yang bersifat

transcendental seperti fenomena keagamaan ini bukannya tanpa akar sosial. Akan

tetapi, sebuah system berpikir, betapapun transdentalnya, tentu berkaitan dengan

masalah sosial dan system keagamaan, betapapun erat hubungannya dengan

spiritualitas, bukannya tidak dipengaruhi oleh kondisi masyarakat dan struktur

sosial yang mendahuluinya.69

Slogan Islam fundamentalis yang terkenal adalah perbankan yang bebas

bunga. Slogan ini digunakan secara sangat efektif oleh kelas-kelas eksploitator,

ironisnya untuk mengekalkan eksploitasi terhadap ekonomi masyarakat. Seluruh

konsep Islamisasi ekonomi direduksi menjadi sekedar menciptakan bank tanpa

bunga dan mencegah pembuatan serta penjualan minuma keras. Kitab suci

AlQur‟an sangat menentang riba yang ditafsirkan sebagai bunga bank. Al-Qur‟an

mengatakan, “Orang-orang yang mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan

69

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal, 135-136

Page 79: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

71

jual beli dan mengharamkan riba.”70

Selanjutnya, Allah berfirman, “Allah

mengharamkan riba dan menganjurkan shadaqah.”71

Al-Qur‟an sangat keras dalam mencela riba yang secara tradisional

ditafsirkan dengan bunga. Akan tetapi, para ekonom Muslim modern, walaupun

menafsirkan riba juga sebagai bunga, berpendapat bahwa penghapusan bunga

tidak akan membantu menciptakan ekonomi yang bebas eksploitasi. Sebaliknya,

membuat bank tanpa bunga dalam system ekonomi kapitalis yang rentan inflasi

ini, mengarah pada eksploitasi yang lebih besar terhadap penabung kecil dan

memberikan keuntungan kepada orang-orang kaya yang meminjam uang dari

bank tanpa bunga atau bebas biaya untuk semakin memperkaya dirinya. Inflasi itu

mengurangi nilai mata uang yang tidak menghasilkan bunga dalam perbankan

yang bebas bunga dan disinilah penabung kecil kehilangan uangnya. Dengan

demikian, didalam ekonomi kapitalis yang rentan inflasi, Negara-negara yang

sudah maju pun tetap saja mudah terkena inflasi, terlebih Negara yang sedang

berkembang.72

70

Al-Qur‟an, 2: 275

71

Al-Qur‟an, 2: 276

72

Asghar Ali, Islam dan Teologi Pembebasan, hal. 141

Page 80: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dilakukan pada bab-bab

terdahulu, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban dari perumusan

masalah yang ditentukan. Kesimpulan tersebut penulis uraikan sebagai berikut :

1. Asghgar Ali memandang penimbunan kekayaan merupakan suatu hal yang

menggangu jalannya roda perekonomian dan menimubulkan eksploitasi umat

manusia dalam kegiatan ekonomi sebab penumpukan kekayaan pada

segelintir orang menimbulkan kekayaan absolut dan kemiskinan absolut.

2. Keadilan distribusi sebagai alat untuk menghilangkan konsentrasi kekayaan

pada segelintir orang melalui efektifitas pengolahan zakat agar terjaadi

pemerataan pendapatan sehingga menghilangkan kemiskinan absolut.

Kemudian untuk mengatasi eksploitasi umat dalam ekonomi melalui

penghapusan riba, riba bukan hanya sekedar bunga melainkan eksploitasi

sesama manusia termasuk industri dan periagaan yang tidak adil dianggap

riba.

3. Konsep taqwa menurut Asghar Ali bukan hanya sebuah konsep ritualistik,

namun juga integral terkait kewadilan sopsial dan ekonomi. Hal ini sesuai

dengan UUD 1945 BAB Kesejahteraan sosial menyangkut kebutuhan materil

Page 81: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

73

yang harus diatur dalam organisasi dan system ekonomi yang berdasarkan

kekeluargaan dengan berlandaskan ketuhanan Yang Maha Esa.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan sosial adalah

nlai yang menduduki posisi penting dalam pemikiran system ekonomi Islam.

Hanya saja, tawaran Asghar mengenai masalah ketidakadilan ekonomi ini sangat

problematis. Pada masalah bunga bank, ia tidak setuju dengan upaya pendirian

perbankan tanpa bunga, karena cara seperti itu hanya artificial semata dan tidak

menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya, yaitu system ekonomi kapitalistik

yang eksploitatif.

Asghar Ali belum memberi solusi yang jelas atas problem perbankan ini.

Pada sisi lain, kritiknya atas sistem ekonomi kapitalis tidak disertai dengan

tawaran yang kongkrit tentang sistem ekonomi alternatif. Gagasannya yang

cenderung sosialistik tidak serta merta diikuti dengan tawaran sistem ekonomi

sosialis atau system ekonomi lainnya yang menjadi alternative dari kapitalisme.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya penulis memiliki

beberapa saran :

1. Untuk pembaca sebaiknya melihat pemikiran Asghar Ali Engineer secara

konprehensif sebab Asghar Ali Engineer merupakan seorang sosiolog bukan

ekonom murni yang menyebabkan ia selalu berpikir kritis sesuai keadaan

yang dialami.

Page 82: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

74

2. Untuk semua pihak yang berkonsentrasi pada bidang perekonomian

hendaknya mampu meneladani kepribadian Rasulullah pada setiap aspek

kehidupan dalam langkah dan waktu. Maksudnya bahwa sendi-sendi

keislaman yang berkaitan dengan keadilan ekonomi sudah berjalan sejak lama

sampai sekarang harus tetap berjalan.

3. Untuk mahasiswa, seyogyanya bersemangat progresif untuk terus mencari dan

mengembangkan ilmu pengetahuan sebagaimana yang dicontohkan oleh

Asghar Ali Engineer kepada kita.

4. Untuk civitas akademika UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

hendaknya menggali lebih dalam pemikiran Asghar Ali Engineer yang

bersifat progresif revolusioner dalam memihak masyarakat lemah menuju

masyarakat yang berkeadilan sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an.

Page 83: KEADILAN DISTRIBUSI MENURUT ASGHAR ALI ENGINEER …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bakti: jogyakarta

1997

Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi islam : Suatu Kajian Ekonomi Makro,

(Jakarta: Karim Bussines Consulting,2001).

Al-qu’an al-karim

Engginer, Asghar Ali, 1984, Islam and Its Our Age, Bombay:I.I.S.

______________________, terjemahan Islam and Its Our Age, Jogjakarta:LKIS,

2007, jilid 2.

Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), cet.I. h.12.

Santoso, Listiyono dkk, Epistemologi Kiri, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Pres, 2003), cet.

Ke-1

Sayyid Quthb, Keadilan Sosial Dalam Islam, (Bandung: Pustaka Bandung, 1984),

cet. Ke-1.

Yusuf al-Qardhawi, Peran Nilai Dalam Perekonomian Islam, Didin Hafidudin

(penterjemah), (Jakarta:Robbani Press,1977), cet ke-1