keadaan umum manajemen operasional pelabuhan perikanan pantai (ppp) kabupaten pacitan propinsi jawa...

16

Click here to load reader

Upload: andi-mahardika

Post on 29-May-2015

422 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Letak Geografis

Kabupaten Pacitan terletak di sebelah Barat Daya Propinsi Jawa Timur

yang terletak 276 km dari kota Surabaya, berbatasan dengan Provinsi Jawa

Tengah dan ± 140 km dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Pacitan

termasuk wilayah pesisir pantai selatan Pulau Jawa, dengan panjang pantai

70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar 523,82 km

(www.eastjava.com, 2009).

Secara geografis Kabupaten Pacitan berada diantara 07,550 – 08,170

Lintang Selatan dan 110,550 – 111,250 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

- Sebelah utara : Kabupaten Ponorogo

- Sebelah timur : Kabupaten Trenggalek

- Sebelah selatan : Samudera Indonesia

- Sebelah barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)

Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan terletak di Dusun Tamperan

Kelurahan Sidoharjo. Kelurahan Sidoharjo merupakan salah satu desa di

Kabupaten Pacitan yang berada di daerah pesisir. Berdasarkan data dari kantor

kepala desa bahwa Desa Sidoharjo memiliki luas sekitar 723.430 Ha, desa ini

terdiri dari 12 RW dan 42 RT yang tersebar dalam 12 dusun yaitu Dusun Kriyan,

Dusun Pojok, Dusun Caruban, Dusun Blebler, Dusun Tuban, Dusun Jaten,

Dusun Plelen, Dusun Balon, Dusun Barak, Dusun Barean, Dusun Teleng, dan

Dusun Tamperan. Desa Sidoharjo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara :Ds.Bangunsari, Ds. Sumberharjo, Kel.Pucangsewu

- Sebelah timur : Kel. Pacitan, Kel. Baleharjo Kel. Ploso

Page 2: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

16

- Sebelah selatan : Samudera Indonesia

- Sebelah barat : Kecamatan Pringkuku

3.2 Topografi Kabupaten Pacitan

Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 km² yang kondisi

alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten.

Sedangkan wilayah kota Pacitan berupa daratan rendah. Selebihnya berupa

daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian

selatan. Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan.

Secara keseluruhan, landscape kota Pacitan terletak di lembah. Tepinya berupa

Teluk Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan

menuju pantai Teleng Ria (www.eastjava.com, 2009).

Sekitar 63% dari Kabupaten Pacitan adalah daerah yang berfungsi

penting untuk hidrologis karena mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 40%.

Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Pacitan adalah bagian dari

pegunungan kapur selatan yang bermula dari Gunung Kidul, Yogyakarta dan

membujur sampai daerah Trenggalek yang relatif tanahnya tandus

(www.eastjava.com, 2009).

Topografi di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa bentang daratnya

bervariasi, sebagai berikut:

Kemiringan 0-2%, meliputi 4,3% dari luas wilayah merupakan daerah tepi

pantai.

Kemiringan 2-15%, meliputi 6,60% dari luas wilayah baik untuk usaha

pertanian dengan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.

Kemiringan 15-40%, mliputi 25,87% dari luas wilayah, sebaiknya untuk

usaha tanaman tahunan.

Page 3: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

17

Kemiringan 40% keatas meliputi 63,17% dari luas wilayah merupakan

daerah yang harus difungsikan sebagai kawasan penyangga tanah dan

air serta untuk menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Pacitan.

3.3 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Kelurahan Sidoharjo hingga Bulan Juli 2009

mencapai 6.477 jiwa, dengan jumlah laki-laki 3.066 jiwa dan perempuan 3.411

jiwa. Untuk lingkungan Tamperan memiliki jumlah penduduk 490 jiwa, dengan

jumlah laki-laki 233 jiwa dan perempuan 257 jiwa.

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sidoharjo yaitu sebanyak

1.240 orang sebagai petani, pekerja di sektor jasa / perdagangan sebanyak 320

orang dan pekerja di sektor industri sebanyak 140 orang. Untuk status penduduk

di bidang jasa / perdagangan adalah PNS sebanyak 380 orang, Pegawai

Kelurahan 10 orang, ABRI 65 orang, Guru 240 orang, Dokter 2 orang, Bidan 8

orang, Mantri kesehatan / perawat 4 orang, Pensiunan ABRI/Sipil 46 orang,

Pegawai Swasta 340 orang, Pegawai BUMN/BUMD 25 orang, Pensiunan

Swasta 27 orang, Perbankan 4 orang, Perkreditan Rakyat 12 orang, Asuransi 6

orang, Warung 60 orang, Kios 24 orang, Toko 3 orang, Hotel 3 orang, Jasa

Angkutan dan Transportasi 25 orang, Angkutan tidak bermotor 15 orang,

Angkutan bermotor 12 orang, Pengacara 1 orang, Konsultan 1 orang, Tukang

Kayu 36 orang, Tukang Batu 36 orang, Tukang Jahit/Bordir 20 orang, Tukang

Cukur 6 orang, Jasa listrik dan air 36 orang, Konstruksi 24 orang, Persewaan 12

orang. Untuk labih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 4: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

18

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok Tahun 2008

No Pekerjaan Jumlah

No Pekerjaan Jumlah

1 Petani 1.240 17 Kios 24

2 PNS 380 18 Toko 3

3 Pegawai kelurahan 10 19 Hotel 3

4 ABRI 65 20 Jasa Transportasi 25

5 Guru 240 21 Angkutan Tdk Bermotor 15

6 Dokter 2 22 Angkutan Bermotor 12

7 Bidan 8 23 Pengacara 1

8 Mantri kesehatan 4 24 Konsultan 1

9 Pensiunan ABRI/Sipil 46 25 Tukang Kayu 36

10 Pegawai Swasta 340 26 Tukang Batu 36

11 Pegawai BUMN/BUMD 25 27 Tukang Jahit/Bordir 20

12 Pensiunan Swasta 27 28 Tukang Cukur 6

13 Perbankan 4 29 Jasa Listrik dan Air 36

14 Perkreditan Rakyat 12 30 Konstruksi 24

15 Asuransi 6 31 Persewaan 12

16 Warung 60 Jumlah 2.723

Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008

Berdasar tabel 1 diatas, mata pencaharian pokok penduduk yang paling

banyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 1.240 orang. Sektor pertanian

tidak menghasilkan keuntungan yang banyak bagi petani. Di saat musim panen

harga hasil pertanian seringkali turun karena melimpahnya hasil panen. Keadaan

ini dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam oleh semua petani hampir sama

pada musim-musim tertentu. Meskipun demikian bertani merupakan kebiasaan

secara turun-temurun, selain itu masih tersedianya banyak lahan dan juga

merupakan faktor kenapa banyak masyarakat yang memilih untuk menjadi

petani. Sedangkan terbanyak kedua adalah pekerjaan di sektor jasa

pemerintahan. Pekerjaan tersebut meliputi pegawai kelurahan, PNS, ABRI, guru,

dokter, bidan, mantri kesehatan, pensiunan ABRI atau sipil, pegawai swasta,

Page 5: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

19

pegawai BUMN atau BUMD, dan pensiunan swasta. Terbanyak ketiga adalah

pekerjaan di sektor jasa perdagangan seperti warung, kios, dan toko. Jasa

keterampilan meliputi tukang kayu, tukang batu, tukang jahit atau bordir, dan

tukang cukur. Jasa lembaga keuangan meliputi perbankan, perkreditan rakyat,

dan asuransi.

Dari tabel 1 di atas, tidak ada penduduk Desa Sidoharjo yang menjadi

nelayan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Sidoharjo tidak berminat

untuk menjadi nelayan. Mereka hanya menjual jasa kepada nelayan yang berada

di Pelabuhan Tamperan seperti bahan makanan, es, dan bahan bakar.

Pekerjaan tersebut dirasakan masyarakat lebih menguntungkan daripada

menjadi nelayan.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No Keterangan Jumlah (orang)

1 Usia 10 th keatas yang buta huruf 0

2 Tidak tamat SD/Sederajat 0

3 Tamat SD/Sederajat 540

4 Tamat SLTP/Sederajat 600

5 Tamat SLTA/Sederajat 1.320

6 Tamat D-1 36

7 Tamat D-2 48

8 Tamat D-3 60

9 Tamat S-1 35

10 Tamat S-2 45

11 Tamat S-3 61

Jumlah 2.745

Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008

Dari tabel 2 diatas, dapat diketahui tingkat pendidikan penduduk yang

tamat SD berjumlah 540 orang, tamat SLTP 600 orang, tamat SLTA 1.320 orang,

Page 6: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

20

tamat D1 36 orang, tamat D2 48 orang, tamat D3 60 orang, tamat S1 35 orang,

tamat S2 45 orang, tamat S3 61 orang. Masyarakat Desa Sidoharjo sudah

tergolong mempunyai pendidikan yang cukup tinggi, hal ini terbukti dengan

banyaknya masyarakat yang rata-rata tamat SLTA mencapai 1.320 orang

bahkan jumlah ini merupakan jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan

tingkat pendidikan lainnya. Selain itu masyarakat juga sudah banyak yang

mencapai perguruan tinggi hingga ada yang sampai S3, hal ini membuktikan

bahwa masyarakat sudah mulai peduli dan mengerti tentang arti pentingnya

pendidikan.

Jumlah angkatan kerja tidak tamat SD 245 orang, jumlah angkatan kerja

tamat SD 270 orang, jumlah angkatan kerja tamat SLTP 305 orang, jumlah

angkatan kerja tamat SLTA 40 orang, jumlah angkatan kerja tamat Diploma 51

orang, jumlah angkatan kerja tamat perguruan tinggi 37 orang. Jumlah penduduk

usia 15-55 tahun yang belum bekerja 830 orang, jumlah angkatan kerja usia 15-

55 tahun adalah 620 orang.

Tabel 3. Jumlah Keluarga Desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan tahun 2008

No Keluarga Satuan Jumlah

1 Keluarga prasejahtera KK 125

2 Keluarga sejahtera I KK 120

3 Keluarga sejahtera II KK 110

4 Keluarga sejahtera III KK 100

5 Keluarga sejahtera III plus KK 85

Jumlah 540

Sumber: Kantor Kelurahan Sidoharjo, 2008

Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa keluarga pra sejahtera

berjumlah 125 KK, keluarga sejahtera I 120 KK, keluarga sejahtera II 110 KK,

keluarga sejahtera III 100 KK dan keluarga sejahtera III plus 85 KK. Mayoritas

Page 7: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

21

penduduk Sidoharjo adalah beragama Islam 6.293 orang, dan yang beragama

Kristen 35 orang.

3.4 Kondisi Perairan

Perairan Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia

memiliki dasar perairan yang berkarang dengan ombak yang besar. Namun

perairan ini memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan melimpah.

Panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut sebesar

523,82 km (www.eastjava.com, 2009).

Gugusan karang yang ada di sekitar perairan teluk Pacitan berguna

sebagai tempat tinggal ikan, tempat berlindung, berkembang biak, tempat

mencari makan dan lain-lain. Ini menjadikan perairan Pacitan menjadi fishing

ground yang baik. Daerah penangkapan merupakan area yang mempunyai stok

ikan yang melimpah. Keadaan daerah penangkapan ini dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor antara lain suhu dan salinitas.

Kondisi dasar pantai adalah berpasir dan berkarang, dengan perairan

pantai berwarna jernih. Arus di Pantai Selatan Jawa dikenal dengan sebutan

Arus Katulistiwa Selatan (South Equatorial Current) yang sepanjang tahun

bergerak menuju arah barat. Akan tetapi pada musim barat terdapat arus yang

menuju ke timur dengan pola rambatan berupa jalur sempit yang menyusuri

pantai Jawa. Pada musim barat arah arus berlawanan dengan Arus Katulistiwa

sehingga disebut Arus Pantai Jawa (Java Coastal Current). Musim kemarau

terjadi pada bulan Mei hingga bulan Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan

November hingga bulan April. Musim paceklik atau musim angin barat biasanya

terjadi pada bulan Desember hingga bulan Maret.

Page 8: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

22

3.5 Keadaan Perikanan

Kabupaten Pacitan termasuk wilayah pesisir pantai selatan Pulau Jawa,

dengan panjang pantai 70,709 km dan luas wilayah kewenangan perairan laut

sebesar 523,82 km. Potensi lestari sumberdaya perikanan laut Kabupaten

Pacitan sebesar 34.483 ton per tahun dengan jenis sumberdaya perikanan terdiri

dari :

Sumberdaya perikanan demersal, yaitu : Ikan Layur, Kerapu, Kakap,

Bawal, Sebelah, Bambangan, Udang Lobster, dll.

Sumberdaya perikanan pelagis besar, yaitu : Ikan Tuna, Cakalang,

Tongkol, Tengiri, Marlin.

Sumberdaya perikanan pelagis kecil, yaitu : Selar, Layang, dll.

Pemanfaatan potensi perikanan Kabupaten Pacitan pada tahun 2005

baru mencapai 1.559,6 ton atau sebesar 4,52 % dari potensi lestari. Potensi

yang demikian besar inilah diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi

nelayan khususnya masyarakat pada umumnya untuk menggali potensi tersebut

secara maksimal dan bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan pembangunan

pada pelabuhan-pelabuhan yang merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan

oleh nelayan untuk bongkar muat hasil tangkapan (Dinas Perikanan dan

Kelautan Propinsi Jawa Timur, 2006).

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan

dimaksudkan untuk meningkatkan prasarana perikanan sebagai sentra kegiatan

kelautan dan perikanan yang memadai untuk mengembangkan potensi

penangkapan ikan di pantai selatan Kabupaten Pacitan. Dengan meningkatnya

usaha penangkapan ikan maka sub sektor perikanan diharapkan mampu

memberikan kontribusi positif dalam perekonomian nasional pada umumnya dan

perekonomian daerah pada khususnya. Selain itu, pembangunan Pelabuhan

Page 9: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

23

Perikanan Pantai (PPP) Tamperan mempunyai tujuan untuk meningkatkan

investasi di bidang penangkapan ikan sehingga potensi sumberdaya ikan yang

ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Kabupaten Pacitan.

Dengan meningkatnya usaha penangkapan ikan, maka penyerapan tenaga kerja

akan bertambah sehingga masyarakat pesisir akan lebih berdaya.

Disamping itu, pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di

Kabupaten Pacitan merupakan pintu gerbang bagi Jawa Timur bagian Barat

Daya, sejalan dengan program Pemerintah Pusat dan Propinsi dalam rangka

mengembangakan jalur selatan Pulau Jawa, dan dinilai mempunyai prospek

strategis.

3.6 Tempat Pelelangan Ikan

Tempat Pelelangan Ikan merupakan fasilitas fungsional di dalam

pelabuhan perikanan yang berfungsi meningkatkan nilai ekonomis atau nilai

guna dari fasilitas pokok yang dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Tempat

Pelelangan Ikan adalah tempat dimana para penjual dan pembeli melakukan

transaksi jual beli ikan dengan cara pelelangan.

Pelelangan ikan adalah kegiatan di suatu TPI guna mempertemukan

antara penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi tawar menawar harga ikan yang

mereka sepakati bersama. Dengan demikian pelelangan ikan adalah salah satu

mata rantai tata niaga ikan. Pengoperasian TPI dilakukan oleh Bupati dengan

menunjuk KUD sebagai penyelenggara lelang dan menyewa TPI kepada Perum

Prasarana. Pada saat ini pelelangan ikan di PPP Tamperan diselenggarakan dan

diawasi oleh KUD Mina Pacitan.

Page 10: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

24

3.6.1 Fungsi TPI

Fungsi dari TPI adalah:

a. Mendapatkan kepastian pasar dan mengusahakan stabilitas harga ikan

yang layak bagi nelayan / petani ikan maupun konsumen.

b. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan.

c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

d. Memberdayakan koperasi nelayan / petani ikan.

e. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nelayan / petani ikan.

f. Sebagai sarana pengumpulan data statistik perikanan.

g. Pusat pembinaan nelayan / petani ikan.

3.6.2 Teknis Pelelangan

Adapun teknis pelelangan ikan di TPI Tampran adalah sebagai berikut:

a. Pendaftaran peserta lelang (yang telah memenuhi persyaratan yang

ditentukan).

b. Semua kapal diharuskan membongkar ikan di TPI Tamperan untuk

dilelang.

c. Pengelompokan menurut jenis ikan yang akan dilelang dalam keranjang

lelang yang telah disediakan.

d. Penimbangan ikan dan data timbang (karcis ikan) di masing-masing

keranjang.

e. Penataan ikan di lantai TPI.

f. Pengecekan kualitas ikan dengan teliti oleh calon pembeli / bakul /

pengambeg ikan yang dilelang.

g. Sistem lelang yang berlaku (lelang dibuka dengan harga standar yang

berlaku).

h. Penawar yang tertinggi dinyatakan sebagai pemenang lelang.

Page 11: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

25

i. Sebelum diputuskan, juru lelang wajib mengulang sekali lagi harga

tertinggi dan menyebut nama penawar tertinggi.

3.6.3 Administrasi Pelelangan

Administrasi pelelangan ikan antara lain:

a. Karcis timbang dan karcis lelang

b. Nota penjualan

c. Nota pembelian

d. Buku piutang

e. Buku rekap bakul

f. Pembukuan (retribusi)

g. Penutupan buku kas

h. Bukti sah kepemilikan ikan pemenang lelang

3.6.4 Tata Tertib Peserta Lelang

Tata tertib peserta lelang adalah:

a. Lelang dilaksanakan setiap hari di TPI PPP Tamperan pada pukul 07.00-

16.00 WIB kecuali ikan hasil kapal tradisional dan komoditi khusus.

b. Semua pembeli atau bakul, pengurus kapal, harus melakukan

permohonan kepada penyelenggara lelang / TPI sebagai peserta lelang.

c. Calon peserta lelang tidak memiliki tanggungan / tunggakan retribusi di

TPI sebelumnya.

d. Peserta lelang harus mengisi dan melengkapi Surat Permohonan Lelang

dan Surat Pernyataan yang mencantumkan keterangan jaminan dengan

kriteria sebagai berikut:

Tanpa jaminan pembelian untuk ikan lokal / tradisional yang nilainya

kurang dari Rp 1.000.000,00.

Page 12: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

26

Jaminan pembelian antara Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 untuk

ikan hasil tangkapan kapal lokal.

Jaminan pembelian > Rp 50.000.000,00 untuk ikan hasil tangkapan

sekoci dan purse seine (slerek).

Yang disahkan oleh UPT Kecamatan Pacitan, Dinas Kelautan dan

Perikanan Pacitan dan Kepala UPT PPP Tamperan Pacitan yang telah

diserahkan kepada Petugas / Juru Lelang / Bendahara TPI.

e. Pembeli / bakul dari luar daerah juga harus mendaftarkan diri apabila

mengikuti lelang serta harus menaruh jaminan uang tunai dan atau uang

sebesar nilai pembelian ikan hasil lelang yang telah diserahkan kepada

Petugas Juru Lelang / Bendahara TPI.

f. Lelang dilakukan oleh panitia lelang / penyelenggara lelang TPI

Tamperan dan dipimpin oleh Petugas Lelang (Juru Lelang).

g. Peserta lelang harus menempati posisinya sesuai tempat / kursi yang

telah disediakan, agar Juru Lelang mudah mengetahui Peserta Lelang

serta jelas suara penawarannya.

h. Bagi peserta lelang yang mewakilkan harus melapor pada petugas dan

membuat surat kuasa untuk yang diberi kuasa dan diserahkan kepada

TPI, agar juru lelang dapat mencatat pemenangnya secara jelas yang

memberi kuasa.

i. Pada saat lelang, peserta lelang harus duduk pada kursi yang telah

disediakan dan siapapun tidak diperkenankan berjalan / bergerombol di

sekitar ikan yang dilelang sebelum jelas peserta lelangnya, agar tidak

terjadi kesalahan ambil ikan yang bukan pemiliknya.

j. Pemenang Lelang harus menandatangani Karcis Lelang, agar jelas

pemenangnya.

Page 13: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

27

k. Pembayaran lelang adalah 1 x 24 jam secara tunai, terhitung sejak lelang

dilakukan.

l. Bagi pembeli / pemenang lelang yang pembayarannya melebihi waktu

yang ditentukan, diberikan sanksi tidak boleh ikut lelang, selama belum

melunasi tanggungannya.

m. Untuk menghindari kerugian pemilik ikan atau nelayan, maka pekerja jasa

yaitu bongkar-muat, manol, penguras yang membongkar dan

mengangkut ikan dari kapal ke TPI ataupun dari TPI ke tempat

pengolahan ikan, harus memiliki wadah organisasi untuk mempermudah

koordinasi dan pengaturan serta langkah pembinaan yang ditempuh

dalam upaya-upaya penertiban.

n. Ongkos pekerja / jasa angkut diberikan sesuai dengan kesepakatan yang

telah berlaku dan menghilangkan ongkos kerja secara cawukan / natura.

o. Untuk menghindarkan adanya petugas lelang, pekerja / jasa angkut atau

petugas keamanan yang berbuat kurang baik, maka perlu diberikan

identitas khusus maupun seragam agar mudah dikenal / diawasi.

p. Untuk ikan hasil tangkapan komoditi khusus (misalnya lobster) lelang

dilakukan atas kesepakatan nelayan, penyelenggara lelang dengan calon

pembeli (tidak harus dilelang).

q. Peserta lelang harus meneliti kondisi ikan dengan cermat dan seksama

(yang meliputi: jenis ikan, keragaman size, kualitas ikan) sebelum

dilakukan lelang.

r. Peserta lelang diharapkan mempunyai perwakilan khusus (checker) yang

bertugas menyaksikan proses pembongkaran dan pengelompokan ikan

serta meneliti kondisi ikan yang akan dilelang.

Page 14: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

28

3.6.5 Ketertiban dan Keamanan di TPI

a. Penyelenggara lelang wajib mengusahakan suasana aman dan tertib.

b. Penyelenggara lelang dapat menunjuk petugas keamanan dalam jumlah

yang cukup (yang meliputi keamanan bongkar dan Satpam TPI).

c. Penyelenggara lelang dapat bekerja sama dengan aparat keamanan di

wilayahnya (Kamladu Kabupaten Pacitan).

d. Segala bentuk pelanggaran maupun tindakan yang mengganggu

ketertiban dan keamanan penyelenggaraan lelang dikarenakan sanksi

yang tegas.

3.6.6 Tarif Retribusi

Besarnya tarif retribusi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Pacitan Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan.

1. Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebesar 5% dari harga transaksi

penjualan ikan hasil lelang dengan ketenruan:

a. Sebesar 2% dipungut dari nelayan / petani ikan / penjual.

b. Sebesar 3% dipungut dari pedagang / bakul / pembeli.

2. Retribusi pelelangan ikan dimaksud pada ayat (1) harus dibayar tunai.

3. Rincian penggunaan retribusi pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:

a. Sebesar 2% untuk Pemerintah Daerah.

b. Sebesar 0,5% untuk biaya operasional dan pemeliharaan TPI.

c. Sebesar 2,5% untuk penyelenggara pelelangan ikan.

Dibawah ini adalah Keterangan pemanfaatan / penggunaan dana retribusi.

1. Huruf (a) 2% untuk Pemerintah Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli

Daerah.

2. Huruf (b) 0,5% dirinci sebagai berikut:

Sebesar 0,15% digunakan untuk biaya operasional desa / kelurahan.

Page 15: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

29

Sebesar 0,10% digunakan untuk biaya operasional tingkat kecamatan

Sebesar 0,25% digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan

TPI.

3. Huruf (c) 2,5% dirinci sebagai berikut:

Sebesar 0,16% untuk gaji dan administrasi pelelangan.

Sebesar 0,8 % untuk tabungan nelayan dan bakul.

Sebesar 0,5% untuk pembiayaan pembinaan teknis.

Sebesar 0,04% untuk HNSI.

Gambar 2. Penggunaan Dana Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Pemerintah Daerah (2%)

PerDa No.5 Tahun 2002

tentang Retribusi TPI

Pembangunan daerah Kabupaten Pacitan

Penyelenggara pelelangan (2,5%)

Nelayan (2%)

Pembeli (3%)

Operasional dan pemeliharaan TPI

(0,5% )

PAD Kabupaten Pacitan

Page 16: Keadaan Umum Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur

30

3.6.7 Pelaksanaan Pengamanan TPI

Petugas keamanan diperlukan untuk mendukung kegiatan pembongkaran

dan penyelenggaraan pelelangan ikan di TPI berjalan dengan tertib dan dapat

terlaksana dengan baik. Adapun tata tertib pengamanan di TPI adalah sebagai

berikut:

1) Menertibkan / mengatur kapal yang akan melakukan bongkar ikan.

2) Mengatur kapal yang tidak ada / sudah melakukan kegiatan bongkar

supaya dipindahakan / memberi kesempatan pada kapal yang bongkar.

3) Siapapun tidak boleh mendekati dermaga dan kapal pada saat terjadi

kegiatan bongkar, kecuali pengurus kapal dan orang yang ditunjuk

sebagai tenaga bongkar.

4) Pada saat ikan ditimbang, Petugas Keamanan wajib mengamankan

daerah penimbangan hingga selesai dilakukan penimbangan.

5) Semua kendaraan tidak diperbolehkan melintas / berada di daerah

pembongkaran dan pelelangan (wilayah dermaga dan area depan TPI)

dengan alasan apapun.

6) Kendaraan yang melakukan kegiatan muat perbekalan ke kapal yang

akan berangkat, dilakukan di dermaga sisi yang lain.

7) Kendaraan angkut ikan setelah pelelangan diparkir di area parkir TPI

yang disediakan dengan arah membelakangi dermaga.

8) Mengawasi dan mengamankan loket pembayaran (setiap orang tidak

diperbolehkan memasuki ruang loket pembayaran, selain petugas yang

berkepentingan.

9) Mengamankan sarana pelelangan (timbangan, meja, dll).

10) Bila terjadi gangguan ketertiban yang dipandang tidak dapat diselesaikan,

maka persoalan tersebut dapat dikoordinasi (di kantor TPI, Pos

KAMLADU).