ke setim bang an

7
LAPORAN PRATIKUM KESETIMBANGAN BENDA TEGAR HARGO HARIPAMUDYA XI-MIA 4 (08) SMAN 18 SURABAYA

Upload: ari-sanjaya

Post on 12-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRATIKUMKESETIMBANGAN BENDA TEGAR

HARGO HARIPAMUDYAXI-MIA 4 (08)

SMAN 18 SURABAYA

1.1 JUDUL : KESETIMBANGAN BENDA TEGAR1.2 TUJUAN: MENCARI TITIK BERAT1.3 KONSEP/TEORI: Rumus X0 = Y0 = Titik Beratadalah, suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik itu Panjang, maupun Luas, dan Volume.Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak rotasi.Oleh karena itu satu-satunya syarat agar suatu partikelseimbang adalah resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. F=0Jikapartikel terletak pada bidang x-y,maka suatu kesetimbangan dapat ditulis :1. Fx = 0(Resultan pada sumbu x)2. Fy = 0(Resultan pada sumbu y)

Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (Seimbang statis) atau bergerak dengan kecepatan konstan (Seimbang dinamis).Apabila ada 3 buah gaya yang seimbang, maka resultan 2 buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu bernilai sama.Konsep Titik BeratSemua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik.Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.Nah setelah mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja pada benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda homogen berbentuk tak beraturan berikut ini.Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3, .... yang terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3 ) dan seterusnya.

Titik Berat bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

Titik berat benda-benda homogen berdimensi tigaLetak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat ditentukan dengan persamaan:

1.4 ALAT DAN BAHAN1. KARDUS2. BENANG3. PAKU4. PALU5. GUNTING6. KERTAS HVS7. BOLPOINT 3 WARNA8. PENGGARIS1.5 LANGKAH KERJA1. Siapkan kertas kardus.2. Gunting dengan bentuk sembarang.3. Timbang kardus sebagai Mo.4. Buat 2 titik sembarang.5. Tancapkan paku pada media yang keras ( tembok ).6. Siapkan benang wol secukupnya, beri beban paku di bagian ujungnya.7. Biarkan karton berrotasi, biarkan sampai mencapai titik seimbang.8. Tarik garik lurus dengan penggaris, yang lurus dengan benang.9. Cari titik perpotongan dari ke-dua garis tersebut, di titik itulah titik berat karton, berinama Zo10. Buat koordinat Xo dan Yo .11. Tentukan benda 1 dan 2 ,gunting salah satu garis, sehingga karton terbagi menjadi 2 bagian.12. Timbang masing-masing kardus.13. Buat 2 titik sembarang di bagian belakang karton yang telah dibagi 2.14.Lakukan hal yang sama, sehingga didapat titik perpotongannya, diberinama Z1 dan Z2.15. Buat koordinat X1,Y1 pada benda 1 dan X2,Y2 pada benda 1 .16. Catat data pengukuran.

1.6 TABEL

012

m5,38 gr2,69 gr2,69 gr

x5,3 cm3,2 cm2,1 cm

y7,5 cm5 cm4 cm

1.7 PERHITUNGAN

X0 = X0 = = = 2,65

Y0 = Y0 = = = 4.5

1.8 PERBANDINGANSebelum: SetelahX0:X0Y0:Y05,3:2,657,5:4,65

1.9 KESIMPULAN Benda luasan apapun baik yang beraturan maupun tidak beraturan , memiliki titik berat dan pusat massa. Hal tersebut tidak mungkin akan sama letaknya antara satu sama lain. Walaupun, benda yang diamati sama yakni benda beraturan namun tidak akan sama antara garis berat , misal : segitiga dan bujursangkar , tidak akan diperoleh letak yang sama walapun keduanya benda beraturan.