kd-mb metaanalisis.pptx

Upload: jonathan-welch

Post on 08-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Slide 1

Oleh:Dr. Ony Sapto P

Pembimbing:Dr. Mustarsid, Sp.A(K)Dr. Fadhilah Tia Nur, S.pA, M.Kes

Jurnal Neurologi1Pendahuluan2Latar Belakang3Tujuan PenelitianUntuk mengetahui :1. prevalensi meningitis bakteri pada anak-anak dengan kejang pertama dalam konteks demam2. prevalensi keseluruhan infeksi SSP3. Kegunaan LP rutin untuk diagnosis infeksi SSP pada anak-anak dengan kejang demam pertama4MetodologiMetode : PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses)

Strategi Pencarian data : database elektronik hingga Desember 2011: MEDLINE via PUBMED, INIST (Scientific and Technical Information Institute) via article@inist, and COCHRANE library dengan berbagai kombinasi istilah pencarian : febrile seizure, febrile convulsion, fever, seizure, convulsion, meningitis, and central nervous system infections

5 Pengumpulan dan Analisis Data6Pengumpulan dan Analisis Data7Proses seleksi studi dan Ekstraksi data dan penilaian kualitas dilakukan oleh 2 reviewer orang independenProporsi meningitis bakteri dikumpulkan dan disintesis dengan menggunakan teknik meta-analisisDihitung NNT untuk menunjukkan jumlah pasien yang perlu menjalani LP untuk mendeteksi satu kasus infeksi SSP.Perhitungan statistik : STATA version 11.1 dan StatsDirect version 2.7.9

Hasil Penelitian

8

9Hasil Penelitan

10Hasil Penelitan

11Hasil Penelitan

12Hasil Penelitan

13Hasil PenelitianPrevalensi meningitis bakteri pada anak dengan kejang dan demam pertama 2,6 % (95% CI 0,9-5,1).

Pada anak-anak dengan kejang demam sederhana (KDS), prevalensi meningitis bakteri 0,2% (95% CI 0 sampai 1) dan pada kejang demam kompleks (KDK) adalah 0,6% (95% CI 0,2-1,4).

Pemanfaatan LP rutin untuk diagnosis infeksi SSP yang membutuhkan pengobatan segera pada anak-anak dengan kejang demam pertama adalah rendah: jumlah pasien yang diperlukan untuk mengidentifikasi satu kasus Infeksi (NNT) adalah 1.109 pada KDS, dan 180 pada KDK14DiskusiAdanya ketakutan kemungkinan meningitis bakteri pada bayi dan anak yang kejang terkadang membuat keraguan perlukan dilakukan lumbal pungsi (LP) ?

Pedoman AAP yang diperbarui tidak lagi mendukung LP rutin pada bayi yang telah diimunisasi lengkap terhadap Hib dan S. pneumoniae yang datang dengan kejang demam, tetapi merekomendasikan LP sebagai opsional apabila belum diketahui atau belum diimunisasi.15DiskusiKeterbatasan penelitian : Kebanyakan studi2 cohort, tidak ada riwayat data penggunaan antibiotik sebelumnya, data2 dari negara maju.16KesimpulanRisiko meningitis bakteri pada kejang demam pertama rendahLumbal pungsi rutin tanpa melihat tanda dan gejala meningitis bakteri cenderung tidak bermanfaat1718PICOValiditas1. Apakah disebutkan dengan jelas dalam latar belakang mengapa diperlukan kajian meta-analisis ?Ya2. Apakah disebutkan kriteria inklus studi yang disertakan dalam meta-analisis dan cara penelusuran pustaka yang relevan ?Ya3. Apakah dilakukan telaah validitas setiap studi yang disertakan ?Ya4. Apakah hasil akhir setiap studi lebhi kurang konsisten dengan yang lain ?Ya19PentingApakah hasil total meta-analisis berarti atau penting secara klinis sehingga mempengaruhi tatalaksana pasien secara keseluruhan ?Ya20Kemamputerapan1. Apakah pasien kita mirip dengan karakteristik pasien studi yang dilakukan meta-analisis ?Ya2. Apakah terapi tersebut tersedia, terjangkau, dapat diterima pasien ?Ya21Kesimpulan22Terimakasih

23