kata pengantar - wayansumendra | smile! … · web viewpengajaran yang dilakukan dengan konsep ini...

29
1 I8KATA PENGANTAR Hari ini kami mendapat kepercayaan untuk mengantarkan mahasiswa STAH pada sebuah materi pelajaran yang berjudul “Proses Belajar-Mengajar”. Kalau dilihat dari segi materinya atau bahan pelajarannya (bahan pustaka berupa buku, majalah, dan sebagainya) sepertinya tidak terlalu mengalami kesulitan. Kita mempunyai banyak orang hebat di dalam bidang pendidikan yang bergelar guru besar, doktor dan sebagainya yang telah menulis buku-buku tentang materi proses belajar mengajar ini. Kekhawatiran kami justru terletak pada “apa yang kami tulis” ini (kami petik, kami kutip) mungkin masih sulit untuk diaplikasikan di Indonesia, mengingat apa yang kami tulis ini menghadapi bermacam-macam kendala untuk mempraktekkannya. Adapun rintangan yang masih terlihat jelas bagi bangsa kita ialah : 1. Sistem pendidikan kita 2. Kurikulum yang sering berubah 3. Miskinnya fasilitas belajar mengajar 4. Psiko-sosial siswa (karena kemiskinan) 5. Kompetensi guru dan sebagainya Melihat semua kendala di atas, maka apa yang kami uraikan dalam hand out ini, masih kental berbau teori dibandingkan dengan pelaksanaan yang dapat diraih. Namun demikian, materi ini tetap dibutuhkan sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan proses belajar mengajar. Dengan adanya kemauan dan tekad yang bulat kita tidak perlu pesimistis atau iri terhadap apa yang telah dicapai oleh negara maju. Semboyan kami adalah “maju terus pantang mundur”. Semoga materi ini ada manfaatnya dan mohon maaf atas kekurangannya. Terima kasih atas kritik dan sarannya. Penghimpun Raka Mas Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 1

Upload: hoangthu

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

I8KATA PENGANTAR

Hari ini kami mendapat kepercayaan untuk mengantarkan mahasiswa STAH pada sebuah materi pelajaran yang berjudul “Proses Belajar-Mengajar”. Kalau dilihat dari segi materinya atau bahan pelajarannya (bahan pustaka berupa buku, majalah, dan sebagainya) sepertinya tidak terlalu mengalami kesulitan. Kita mempunyai banyak orang hebat di dalam bidang pendidikan yang bergelar guru besar, doktor dan sebagainya yang telah menulis buku-buku tentang materi proses belajar mengajar ini.

Kekhawatiran kami justru terletak pada “apa yang kami tulis” ini (kami petik, kami kutip) mungkin masih sulit untuk diaplikasikan di Indonesia, mengingat apa yang kami tulis ini menghadapi bermacam-macam kendala untuk mempraktekkannya. Adapun rintangan yang masih terlihat jelas bagi bangsa kita ialah : 1. Sistem pendidikan kita2. Kurikulum yang sering berubah3. Miskinnya fasilitas belajar mengajar4. Psiko-sosial siswa (karena kemiskinan)5. Kompetensi guru dan sebagainya

Melihat semua kendala di atas, maka apa yang kami uraikan dalam hand out ini, masih kental berbau teori dibandingkan dengan pelaksanaan yang dapat diraih. Namun demikian, materi ini tetap dibutuhkan sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan proses belajar mengajar.

Dengan adanya kemauan dan tekad yang bulat kita tidak perlu pesimistis atau iri terhadap apa yang telah dicapai oleh negara maju. Semboyan kami adalah “maju terus pantang mundur”. Semoga materi ini ada manfaatnya dan mohon maaf atas kekurangannya. Terima kasih atas kritik dan sarannya.

Penghimpun

Raka Mas

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 1

Page 2: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

A. Pengertian Proses Belajar Mengajar

B. Tujuan Materi Proses Belajar Mengajar

C. Menjadi Guru Idola

D. Ciri-ciri Guru yang Baik

E. Guru yang Paling Disukai Siswa-siswa

F. Peta Gagasan Guru1) Guru Nekrofili2) Guru Biofili3) Menjadi Guru Kaya4) Menjadi Guru Biofili

G. Mengajar Berdasar Kedalaman Cinta1) Mengajar untuk kebahagiaan2) Mengajar untuk kesadaran3) Mengajar untuk memahami4) Mengajar untuk pembebasan5) Mengajar untuk kompetensi6) Mengajar untuk belajar(Topik-topik sebagai bahan diskusi kelompok / perseorangan)

H. Kepustakaan

I. Pertanyaan-Pertanyaan

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 2

Page 3: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

A.Pengertian Proses Belajar MengajarSebelum menyimpulkan apakah yang dimaksud dengan proses belajar

mengajar itu, maka terlebih dahulu perlu dipahami apakah yang dimaksud dengan mengajar dan belajar itu secara rinci. Mengajar adalah : a. Menanamkan pengetahuan pada anak didik. b. Menyampaikan kebudayaan pada anak didik. c. Mengadakan aktivitas pengorganisasian serta mengatur lingkungan sebaik-

baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

Pada definisi a, tujuan mengajar adalah penguasaan pengetahuan oleh anak didik. Anak dianggap pasif. Pengajar besifat “teacher centered”, karena guru yang memegang peranan.

Pada definisi b, hampir bersamaan dengan a, hanya disini tekanannya pada budaya bangsa maupun budaya lainnya.

Pada definisi c, mengajar itu suatu usaha dari pihak guru, yakni mengatur lingkungan, sehingga terbentuk suasana yang menyenangkan bagi anak untuk belajar. Yang belajar adalah anak-anak itu sendiri dan berkat kegiatannya sendiri pula. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pembimbing. Pada kesempatan ini guru memanfaatkan fasilitas lingkungan, buku-buku, alat peraga dan fasilitas lain sehingga proses belajar itu berjalan dengan menyenangkan (favourable). Pada definisi c ini pelajaran bersifat “pupil centered”. Jadi guru hanya berperan sebagai “manager of learning”.

Dengan belajar sering dimaksud menguasai bahan pelajaran seperti terkandung dalam definisi a, jadi bersifat intelektualistis. Banyak pendidik merasa bahwa tujuan itu terlampau sempit. Bagi mereka adalah mengubah kelakuan anak, jadi mengenai pembentukan pribadi anak. Hasil-hasil yang diharapkan bukan hanya bersifat pengetahuan, akan tetapi juga sikap, pemahaman, perluasan minat, penghargaan norma-norma, kecakapan, jadi meliputi seluruh pribadi anak.

Jadi yang dimaksud dengan proses belajar mengajar adalah proses yang berkaitan dengan segala aktivitas dan dampak yang ditimbulkan dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar tersebut. Proses itu bukan tujuan, namun mengikuti proses dan langkah-langkah tertentu.

Beberapa Akibat Definisi C

Kalau kita menerima definisi c, maka kita peroleh beberapa kesimpulan : a. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak. Bahwa anak hanya dapat

berenang dengan berenang sendiri, jadi melakukan kegiatan itu sendiri, setiap orang dapat menerima dan memahaminya. Tak masuk diakal bahwa seseorang akan dapat belajar berenang hanya dengan membaca buku. Learning by doing, demikianlah bunyi anjuran Dewey. Yang belajar adalah anak itu sendiri.

b. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak. Pengalaman adalah interaksi dengan lingkungan. Dalam interaksi itulah anak itu belajar. Berkat pengalaman itulah anak-anak memperoleh pengertian-pengertian, sikap, penghargaan, kebiasaan, kecakapan dan lain-lain.

c. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Apa yang diajarkan hendaknya jangan semata-mata ditujukan kepada ujian. Anak-anak belajar agar bakatnya berkembang. Pelajaran sekolah gunanya agar anak dapat menggunakannya dalam kehidupannya sehari-hari, agar lebih sanggup mengatasi masalah-masalah dalam kehidupannya. Pelajaran sekolah harus berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 3

Page 4: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Tafsiran yang Kurang Tepat Tentang MengajarAda beberapa pendapat yang terlampau sempit tentang mengajar, antara

lain : a. Mengajar adalah menyuruh anak menghafalb. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuanc. Mengajar adalah menggunakan satu metode mengajar tertentu

Ciri-ciri Guru yang BaikMengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sukar

menentukan bagaimanakah sebenarnya mengajar yang baik. Ada guru yang mengajar baik pada Taman Kanak-kanak akan tetapi menemui kegagalan di kelas-kelas tinggi SD. Sebaliknya ada Guru Besar yang pandai mengajar pada mahasiswa akan tetapi tidak sanggup menghadapi siswa-siswa di kelas rendah SD.

Walaupun demikian dapat juga diberikan beberapa prinsip yang berlaku umum untuk semua guru yang baik. 1) Guru yang baik memahami dan menghormati.2) Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya3) Guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.4) Guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan

individu.5) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam hal belajar. “Learning by doing”,

kata Dewey. 6) Guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata belaka. 7) Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa.8) Guru mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya. 9) Guru jangan terikat oleh satu buku pelajaran (textbook). 10)Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan

pengetahuan saja kepada siswa melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.

Di atas kami sebut sepuluh syarat bagi guru yang baik. Masing-masing dapat menambahnya lagi dengan jumlah syarat-syarat lain, menurut pendapat masing-masing tentang guru yang dicita-citakannya.

B. Tujuan Materi Proses Belajar MengajarPada sessi (sidang) ini akan dibahas 2 (dua) tujuan dari materi proses belajar mengajar ini. Pertama, tujuan yang bersifat luas, yaitu tujuan yang memberikan wawasan yang luas tentang proses belajar mengajar ini. Materi yang diberikan meliputi bahan-bahan yang mencakup konsep pengajaran dan kurikulum, terdiri dari

1. konsep didaktik, belajar dan teori belajar, mengajar dan pengajaran dan pengembangan kurikulum.

2. Konsep kedua meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran (peserta didik, tenaga pendidikan).

3. Konsep implementasi pengajaran (terdiri dari pengajaran berbasis motivasi, pengajaran berbasis aktivitas, pengajaran berbasis individual) dan

4. konsep 4 yaitu strategi pengajaran berpusat pada siswa (terdiri dari pengajaran berdasarkan pengalaman, pengajaran dengan bantuan komputer, dan sebagainya).

Materi yang kami sebutkan di atas ini sudah diberikan secara umum pada semester VI dengan judul : Pengantar Layanan Bimbingan Belajar. Hampir 100% apa yang dimaksud dengan tujuan yang bersifat luas ini mahasiswa sudah mendapatkannya. Agar wawasan mahasiswa menjadi lebih dalam lagi, maka materi ini perlu dipelajari dengan lebih intensif lagi (self development = berkembang sendiri).

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 4

Page 5: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Kedua, tujuan yang bersifat sempit yaitu bertujuan agar para sarjana STAH ini mampu menjadi guru yang baik di masyarakat. Kami lebih senang memakai istilah / sebutan “Menjadi Guru Idola” (meminjam istilah Amir Tengku Ramli)

Karena itu, materi ini kami arahkan agar tujuan sempit ini dapat tercapai. Sebagai konsekwensinya maka materi ini meliputi bahan-bahan sebagai berikut : kiat-kiat menjadi guru idola, membahas proses pengajaran di depan kelas, mengajar berdasarkan kedalaman cinta : meliputi materi bagaimana caranya mengajar untuk kebahagiaan, mengajar untuk kesadaran, mengajar untuk memahami, mengajar untuk pembebasan, mengajar untuk kompetensi, mengajar untuk belajar, dan sebagainya.

Mengingat hal itu, maka pada sidang berikutnya kami akan petikkan, kami kutip dan kami sajikan beberapa materi pendidikan yang berasal dari pakar-pakar yang terkenal antara lain dari Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar”, dari Prof. Dr. S. Nasution, MA., dalam bukunya “Didaktik Asas-asas Mengajar” dan Amir Tengku Ramly dalam bukunya “Menjadi Guru Idola”.

Agar mahasiswa mendapatkan materi yang bernas (berisi) kami upayakan penyajiannya demikian rupa (sesuai urutan dalam daftar isi), sehingga enak dibaca dan mudah dicerna. Mari kita ikuti uraian di bawah ini, sebagai berikut :

C. Menjadi Guru IdolaGuru adalah sebuah profesi yang mulia. Karena itu, siapa saja yang

menjadi guru maka sepatutnyalah ia memfungsikan dirinya pada tatanan kemuliaan profesinya, ia seharusnya mampu membentuk karakter anak didik, yaitu dengan meletakkan fondasi paradigmanya tidak hanya sekedar “mengajar” (teaching), tetapi terus “belajar” (learning), yang sering terjadi adalah paradigma mengajar seorang guru selalu menerapkan mental otoriter atau segala wewenang pengajarannya terhadap pada murid (anak didiknya).

Pada situasi ini seorang guru selalu menganggap dirinya paling tahu, paling mengerti dan paling menguasai. Setiap anak didik harus menerima segala pengetahuan, pengertian dan penguasaan yang diberikan olehnya (Teacher Centered = Prof. Dr. Nasution, MA.).

Guru tidak memberi kesempatan sedikitpun kepada anak didiknya untuk mendiskusikan sesuatu sehingga materi itu menjadi lebih jelas lagi, bervariasi, meluaskan wawasan, dan sebagainya. Karena itu hubungan yang terjadi antara guru dan siswa adalah hubungan yang formal, kering dan lebih didasarkan pada penugasan yang ketat dan kaku, dengan sistem penilaian yang satu arah. Maka, terbentuklah karakter pribadi siswa yang tidak berkembang baik dengan segala keunikannya, dengan segala prilaku dan gaya belajarnya yang khas (Amir Tengku Ramly).

Dalam paradigma “belajar” (learning) seorang guru akan memiliki mental egaliter, memahami kesetaraan dirinya dalam proses belajar mengajar, saling menghormati dan menghargai demi kemajuan bersama. Dengan suasana ini, maka akan terjadi hubungan antara guru dan siswa yang proaktif, dengan pendekatan saling memahami, selaras, sesuai dengan keunikan masing-masing pribadi, perilaku dan gaya masing-masing siswa yang sangat unik dan istimewa. Melalui pendekatan ini terciptalah kepribadian yang unik pula, mampu mengoptimalkan kemampuan belajar seseorang anak didik dan yang terpenting sesuai dengan kepribadian masing-masing anak didik. Seorang guru yang memiliki jiwa yang hidup (dinamis) pasti mampu memberi pengajaran melalui kedalaman cintanya yang dalam, berupa kebahagiaan, kasih sayang, serta mampu memahami karakter dan pribadi masing-masing siswa, mempelajari secara terus menerus prilaku dan gaya belajar anak didiknya, dengan menempatkan mereka dalam proses belajar mengajar yang tepat. Jika gambaran guru sudah berada pada uraian di atas, maka ini sudah berarti seorang guru yang sangat diidam-idamkan. Maka tepatlah jika dikatakan dia akan berada pada proses “Menjadi Guru Idoa”.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 5

Page 6: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

D. Ciri-ciri Guru yang Baik1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa. 2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. 3. Guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. 4. Guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan

individu. 5. Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar. 6. Guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata belaka. 7. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa. 8. Guru mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya. 9. Guru jangan terikat oleh suatu buku pelajaran (textbook)10.Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan

pengetahuan saja kepada siswa melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.

E. Guru yang Paling Disukai Siswa-siswa 1. Suka membantu dalam pekerjaan sekolah, menerangkan pelajaran dan

tugas dengan jelas serta mendalam dan menggunakan contoh-contoh sewaktu mengajar.

2. Riang, gembira, mempunyai perasaan humor dan suka menerima lelucon atas dirinya.

3. Bersikap akrab seperti sahabat, merasa seorang anggota dalam kelompok kelas.

4. Menunjukkan perhatian pada siswa dan memahami mereka. 5. Berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, membangkitkan keinginan

belajar. 6. Tegas, sanggup menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat pada siswa. 7. Tak pilih kasih, tidak mempunyai anak kesayangan. 8. Tidak suka mengomel, mencela, mengejek, menyindir. 9. Betul-betul mengajarkan sesuatu kepada siswa yang berharga bagi mereka. 10.Mempunyai pribadi yang menyenangkan.

F. Peta Gagasan GuruBerdasarkan proses pengajaran yang dilakukan guru di kelas, maka guru

dapat dikelompokkan ke dalam 2 macam, yaitu : 1. Nekrofili

Pengajaran yang dilakukan dengan konsep “bank”, dimana guru menjadi investor atas hafalan-hafalan pelajaran siswanya, yang harus dikeluarkan kembali sebagai tabungan pada saat ulangan atau ujian. Dalam konsep filsafat Erich Fromm, pengajaran nekrofili diartikan sebagai cara pengajaran yang menutupi jiwa seseorang, tanpa rasa cinta dan kasih sayang.

2. BiofiliPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat Erich Fromm, pengajaran Biofili dapat diartikan sebagai cara pengajaran yang mengedepankan nilai-nilai dan jiwa yang hidup, dengan cinta dan kasih sayang.

Konsep “Menjadi” dan “Memiliki” (to be & to have). Berdasarkan Paradigma belajar, dalam pengajarannya guru dapat dikelompokkan dalam 2 tipe dasar, yakni paradigma Mengajar (teaching) dan paradigma Belajar (Learning).

Paradigma to have (memiliki) adalah suatu gagasan atau pola pikir seseorang yang cenderung dan mengutamakan pada kebutuhan materi, sedang paradigma to be (menjadi) adalah suatu gagasan atau pola pikir yang cenderung pada nilai-nilai non materi.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 6

Page 7: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Dalam pengajaran paradigma to have, tercermin lewat peran guru (teaching) yang menempatkan dirinya sebagai penguasa atas pengetahuan yang diajarkan pada siswa-siswinya.

Sedangkan to be, tercermin lewat peran guru (learning) yang menempatkan dirinya sebagai pembelajar yang berfungsi sebagai fasilitator bagi proses belajar-mengajar.

3. Menjadi Guru KayaYang dimaksud dengan menjadi guru kaya adalah menjadi guru yang mampu mengajar dengan baik di kelas, selalu kaya dengan ide, kaya dengan kreatifitas. Mungkinkah ? Mengapa tidak, anda hanya butuh sebuah kata “mau” dan “berani” untuk berubah. a. Disebut guru kaya, bila seorang guru memiliki cara pandang yang bervisi,

dan menjadikan jabatan guru sebagai “profesi” (guru pemilik dan perancang).

b. Disebut guru kaya, bila seorang guru memiliki pola hubungan (interaksi) khusus dengan siswa / murid yang mengedepankan sikap proaktif dan mentalitas yang kaya (Guru win-win solution).

c. Disebut guru kaya, bila seorang guru melakukan proses pengajaran yang senantiasa menghidupkan nilai-nilai dan jiwa anak didiknya (Guru biofili).

d. Disebut guru kaya, bila seorang guru senantiasa belajar dengan mensinergikan otak kiri, otak kanan, pancaindera dan hatinya untuk memperoleh sumber ilmu yang hakiki (Guru Berhati Bintang).

Menjadi guru kaya dalam proses pengajaran di kelas, sesungguhnya menggambarkan keadaan seseorang yang mampu memadukan kompetensi dirinya dengan kompetensi profesinya sebagai guru pada saat melakukan pengajaran.

Pengajaran seperti apa ? Yaitu mengajar berdasarkan cara dan gaya belajar siswa-siswinya. Dengan kekuatan pemahaman diri tentang talentanya sebagai guru ditambah dengan visi yang jelas, kepemimpinan yang terarah dan manajemen yang baik maka seorang guru dapat dikatakan telah memiliki kompetensi diri yang baik.

Sedangkan kompetensi profesi seorang guru sangat ditentukan oleh kecakapan atau ketrampilannya sebagai guru. Dengan kekuatan pemahaman tentang dunia pengajaran ditambah dengan ketrampilan akademis, intuitif dan kepekaan rasa, maka dikatakan seorang guru telah memiliki kompetensi profesi yang baik.

Proses pengajaran di kelas yang bersifat biofili adalah melakukan upaya sinergis dari tiga kekuatan utama antara paradigma, kompetensi diri dan kompetensi profesi, yakni : a. Memiliki paradigma “mengajar adalah kebahagiaan”. b. Memiliki / melatih talenta yang mendukung terhadap kekuatan feeling

(rasa). c. Memahami teknik presentasi berdasarkan pendekatan cara dan gaya

belajar siswa.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 7

• Banking Concept Education

• Murid = Objek

• Tanpa Makna • Posing

Concept Education

• Murid = Subjek

• Dengan Makna

Page 8: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

4. Menjadi Guru BiofiliMenjadi guru biofili diawali dari kemampuan anda membangun fondasi

dari “mengajar” (teaching) menjadi “belajar” (learning). Mentalitas mengajar, menjadikan anda sebagai guru dengan segala wewenang atas pengajaran dan siswa. Dalam kewenangan ini (fungsi teaching) anda mungkin berkata : “saya guru, kamu murid”, “saya tahu, kamu tidak tahu”, “saya berkuasa, kamu harus mau dikuasai”.

Sedangkan mentalitas belajar, menjadikan diri anda sebagai guru yang memiliki kesetaraan dengan siswa-siswa anda. Dengan mentalitas ini (fungs learning) anda akan memfungsikan diri sebagai fasilitator. Mungkin anda berkata : “saya adalah mitra belajar anda”, “mari kita belajar”, mari kita saling menghormati untuk kemajuan bersama”.

Secara harfiah Biofili diartikan sebagai Bio (hidup) dan fili (jiwa) yakni; jiwa yang hidup. Dalam pengertian filosofi Guru Biofili adalah guru yang mampu memberikan pengajaran melalui kedalaman cinta berupa kebahagiaan, kasih sayang dan pemahaman terhadap siswa / anak didiknya.

Menjadi guru kaya dalam konteks pengajaran biofili (guru biofili) merupakan bagian yang melengkapi kategori anda sebagai guru kaya.

G. Mengajar Berdasarkan Kedalaman Cinta1. Mengajar untuk kebahagiaan2. Mengajar untuk kesadaran3. Mengajar untuk memahami4. Mengajar untuk pembebasan5. Mengajar untuk kompetensi6. Mengajar untuk belajar(Bahan ini sebagai topik bahasan dalam kelompok)

H. Kepustakaan

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 8

Page 9: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

1. Amir Tengku Ramly ; Menjadi Guru Idola, Jakarta, Pustaka Inti, 2005. 2. Prof. Dr. S. Nasution, MA ; Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta, Buana

Aksara, 1995. 3. Prof. Dr. Oemar Hamalik ; Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara,

2004. 4. Gordon D. & Jeanete V. ; Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). 5. Hasyim Laini, dkk. ; Strategi Pembelajaran Aktif6. Martinis Yamin ; Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.

Proses Belajar Mengajar >> Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 9

Page 10: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antar guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada siswa yang sedang belajar.Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin intraksi yang saling menunjang.

    Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian khusus untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum tentu dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.  Proses dalam pengertiannya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar-mengejar yang satu sama lainnya saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk komponen belajar-mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai-tidaknya tujuan.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 10

Page 11: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Pengertian Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan  murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.

B.    Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar

Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa”, menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.

1.    Guru ( Pendidik )Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah: 

Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and developing personality ),  

Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik,  Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat

dan  Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.

Sedangkan menurut wardiman djojonegoro yang dikutip oleh suyanto ( 2001 : 33 ).Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu : 

Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, sikap dan prestasi kerja; 

Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentranspormasikan kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan mengjar secara nyata,

Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, menunjukan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas profesinya; dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u dituntut untuk dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.

Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan intraksi antara dua kepribadian yaitu

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 11

Page 12: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan. Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas seorang guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :

1.    Guru Sebagai Pendidik Dan PengajarTugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.

Tugas utama guru sebagai pengajar  adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.

2.    Guru Sebagai PembimbingSelain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi seperti ini mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya.

Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran juga seorang guru dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adlah sebagai berikut :

Fleksibel, seorang guru adalah seorang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak bijaksana, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.

Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.

Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia telah sangup berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar juga telah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.

Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya.

Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan datang,

Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan dating.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 12

Page 13: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 : 256-258 ).

Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, seorang guru tidak hanya dituntut pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dimyati dan mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar, prisnsip-prinsip belajar sebagai berikut : 

Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan sendiri

oleh siswa. Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang

benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu

mepelajari bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu dengan belajar.

2.Peserta DidikDimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.

3.Tujuan Pembelajaran Pada hakekatnya  tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.

4. Gaya HidupUntuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :

Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat, ketepatan program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. 

Program ini harus sederhana atau fleksibel.  Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai

dengan tujuan yang telah diterapkan  Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas

pencapaiannya  Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana program disekolah

( Mulyasa, 2006 : 41 ).Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 13

Page 14: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

5. Metode MengajarMetodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.

6. Media Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.

7.    Evaluasi Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut antara lain :

Factor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan pembelajaran. Didalam intraksi belajar mengajar guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. 

Faktor  siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut pembelajar. Pada faktor siswa yang harus diperhatikan adalah karakteristik umum maupun khusus, karateristik umum dari siswa adalah usia yang dikategorikan kedalam o Usia anak-anak yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun); o Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia

pubertas dari setiap siswa; o Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari

identitas diri. Adapun karakteristik siswa secara khusus dapat dilihat dapat dilihat dari berbagai sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya belajar yang mencakup belajar dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar (auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 : 11 ), 

Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan evaluasi, 

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 14

Page 15: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar merupa

D.    Hakekat Proses Belajar Mengajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan , kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya  pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.

Setiap kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan intraksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan member masukan. Karna itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.

Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan ; keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok; penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 15

Page 16: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.Adapun kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam belajar, kepentingan dalam aktivitas yang diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru, materi pembelajaran, media, alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya.Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar sebelumnya, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan dan prosedur yang kaku yang justru membatasi keterampilan berfikir kreatif. Dalam belajar, anak-anak lebih banyak disuruh menghapal ketimbang mengeksplorasi, bertanya atau bereksperimen.Partisipasi aktif siswa sangat berpengaruh pada proses perkembangan berpikir, emosi, dan sosial. Keterlibatan siswa dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mengambil keputusan. Namun pembelajaran saat ini pun masih ada yang menggunakan metode belajar dimana siswa menjadi pasif seperti pemberian tugas, dan guru mengajar secara monolog, sehingga cenderung membosankan dan menghambat perkembangan aktivitas siswa.Komponen-komponen yang menentukan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi: siswa, guru, materi, tempat, waktu, dan fasilitas.

Komponen-Komponen Keterlibatan Siswa dalam proses belajar mengajar yang dimaksud adalah:1.   SiswaSiswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction from planning to evaluation.” Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown(1987:115) menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the learning task.”

2.   GuruSelain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.

3.   MateriMateri juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinsondan Waters adalah:

Adanya teks yang menarik

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 16

Page 17: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa

Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki

Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru

4.   TempatRuang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.

5.   WaktuAlokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd (1999: 23), kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

6.   FasilitasFasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.Demikianlah beberapa teori keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar mudah-mudahan bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja guru dengan menerapkan cara yang efektif dan efisien yang mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

 

FAKTOR INTERNALFaktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

A. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:

1. Keadaan Jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 17

Page 18: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :

a. Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.

b. Rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat.

c. Istirahat yang cukup dan sehat.

2. Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis.Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

B. Faktor psikologisFaktor – faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

– Kecerdasan/Intelegensi Siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 18

Page 19: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.

Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

- Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.

- Minat

Secara sederhana,minat (interest) mengandung kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.

Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi dan desain.

- Sikap

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 19

Page 20: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negative (Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri siswa.

- Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNALSelain karakteristik siswa, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan non-sosial.

1) Lingkungan sosial

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 20

Page 21: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2) Lingkungan Non - SosialFaktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah :

a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.

b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.

c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

Sekian dulu untuk postingan kedua mengenai pembahasan tentang Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar, jika ada kesempatan lain, admin akan melengkapi agar seluruh pembaca mendapatkan info lengkap apa yang menjadi permasalahan seputar dunia pendidikan kita khususnya untuk wilayah Indonesia, sampai jumpa lagi pada edisi selanjutnya..  hehe.

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah Proses Belajar Mengajar (PBM) yang didalamnya terkandung variabel-variabel pokok berupa kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan murid dalam belajar. Menurut Benyamin S. Blom dalam bukunya The Taxonomy of Educational Objectives-Cognitive Domain, menyebutkan bahwa dengan Proses Belajar

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 21

Page 22: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

Mengajar kita akan memperoleh kemampuan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

1. Aspek pengetahuan 2. Aspek sikap 3. Aspek ketrampilan[1].

Aspek pengetahuan berhubungan dengan kemampuan individual mengenai dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Aspek sikap mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang dahulu sering disebut sebagai perkembangan emosionalatau moral, sedangkan aspek ketarampilan menyangkut perkembangan ketrampilan yang mengandung unsur motoris.

Ketiga aspek itu secara sederhana dapat dipandang sebagai aspek yang bertalian dengan "head" (aspek cognitive), "heart" (aspek affective), dan "hand" (aspek psychomotor), ayang ketiganya saling berhubungan erat, tidak terpisah satu dengan yang lain.

Tiap-tiap aspek terdiri dari tertib urutan yang disebut taxonomi yeng berupa tujuan pendidikan yang harus dicapai dalam situasi belajar mengajar. Aspek-aspek kemampuan yang yang diperoleh dari proses blajar mengajr itu menurut Blom dapat dijabarkan adalam bentuk-bentuk yang lebih operasional, yaitu: a. Aspek pengetahuan, terdiri dari 6 kecakapan, yaitu:

1. pengetahuan, 2. pemahaman, 3. penerapan, 4. penguraian, 5. pemaduan, 6. penilaian.

b. Aspek sikap (affective) terdiri dari 5 kecakapan, yaitu: 1. kecakapan menerima rangsangan 2. kecakapan merespons rangsangan 3. kecakapan menilai sesuatu 4. kecakapan mengorganisasi nilai 5. kecapakan menginternalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai[2].

c. Aspek Ketrapilan (psychomotor)

Dalam aspek ini akan memperoleh ketrampilan yang bermacam-macam bermacam-macamberdasarkan kepentingannya, melalui: persepsi, kesiapan, jawaban, terarah, mechanism, jawaban yang komplek, adaptation, dan origination.

Dari penjelasan diatas dapat diperoleh kejelasan bahwa proses belajar-mengajar pada dasarnya mengharapkan terjadinyaperubahanmasing-masing aspek tersebut, hanya tingkat kedalaman perubahan masing-masing aspek harus disesuaikan dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Namun yang jelas diharapkan bahwa dengan perubahan yang terjadi dalam tiga aspek tersebut akan berpengaruh terhadap tingkah laku murid[3]. Dimana pada akhirnya cara, cara merasa, dan cara murid melakukan sesuatu itu akan menadi relatif menetap dan membentuk kebiasaan bertingkah laku pada dirinya. Segala sesuatu yang dipelajarinya hendaknya merupakan satau landasan bagi dirinya untuk melakukan usaha-usaha pemecahan teradap masalah-masalah yang dihadapinya

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 22

Page 23: KATA PENGANTAR - wayansumendra | Smile! … · Web viewPengajaran yang dilakukan dengan konsep ini adalah guru berperan sebagai fasilitator dan mitra kerja siswa. Dalam konsep filsafat

1

dikemudian hari. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada dirinya harus merupakan perubahan tingkah laku yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku seseorang.Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Bloom, maka sifat perubahan yang terjadi pada masing-masing aspek itupun bergantung ada tingkat kedalaman belajar-mengajar yang dialami.

Proses Belajar Mengajar // DNJ // hal 23