kata pengantar segala puji dan syukur penulis panjatkan

35
1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat limpahan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan waktu, kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk menyelesaikan laporan Proyek Perubahan ini dengan judul : Sinergitas membangun sistem peringatan dini guna mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) dapat terlaksana dengan baik dan lancar tidak mengalami hambatan apapun sehingga dapat berjalan sesuai dengan pentahapan / milestone yang telah direncanakan. Proyek Perubahan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu kewajiban peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I, Angkatan XLIII Tahun 2019, di Pusat Pendidikan dan Latihan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dan telah mendapan masukan dan persetujuan dari Mentor, Coach serta telah disetujui oleh Kabaintelkam Polri untuk ditindaklanjuti dan diimplementasikan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional di Baintelkam Polri. Penulis menyadari penulisan laporan Proyek Perubahan ini masih banyak kekurangan baik dari sisi bahasa, kalimat dan data empiris yang penulis sajikan, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada semua pihak yang berkepentingan, stakeholder baik internal Polri maupun ekternal Polri dapat memberikan sumbang saran dan masukan guna memperbaiki dan menyempurnakan Proyek Perubahan ini. Laporan Proyek Perubahan ini dapat penulis selesaikan semata-mata karena pertolongan dari Alloh SWT dan bantuan semua pihak, Tim Efektif, Pejabat Utama Baintelkam, stakeholder serta berkat bimbingan Mentor dan Coach yang secara iklas dan penuh semangat membantu dan mendukung Proyek Perubahan ini.

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena

berkat limpahan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan waktu,

kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk menyelesaikan laporan Proyek

Perubahan ini dengan judul : Sinergitas membangun sistem peringatan dini

guna mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) dapat terlaksana

dengan baik dan lancar tidak mengalami hambatan apapun sehingga dapat

berjalan sesuai dengan pentahapan / milestone yang telah direncanakan.

Proyek Perubahan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah

satu kewajiban peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I,

Angkatan XLIII Tahun 2019, di Pusat Pendidikan dan Latihan Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia dan telah mendapan masukan dan

persetujuan dari Mentor, Coach serta telah disetujui oleh Kabaintelkam Polri

untuk ditindaklanjuti dan diimplementasikan dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan operasional di Baintelkam Polri.

Penulis menyadari penulisan laporan Proyek Perubahan ini masih

banyak kekurangan baik dari sisi bahasa, kalimat dan data empiris yang

penulis sajikan, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada semua pihak

yang berkepentingan, stakeholder baik internal Polri maupun ekternal Polri

dapat memberikan sumbang saran dan masukan guna memperbaiki dan

menyempurnakan Proyek Perubahan ini.

Laporan Proyek Perubahan ini dapat penulis selesaikan semata-mata

karena pertolongan dari Alloh SWT dan bantuan semua pihak, Tim Efektif,

Pejabat Utama Baintelkam, stakeholder serta berkat bimbingan Mentor dan

Coach yang secara iklas dan penuh semangat membantu dan mendukung

Proyek Perubahan ini.

Page 2: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

2

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi

terhadap tahapan dan laporan Proyek Perubahan ini dapat diselesaikan tepat

waktu. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Adi Suryanto, M.Si selaku Kepala Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia dan Pejabat Utama beserta staf yang telah

menyelenggarakan program Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat

I, Angkatan XLIII Tahun 2019.

2. Bapak Irjen Pol. Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si selaku Kepala Badan

Intelijen Keamanan Polri yang telah menyetujui dan memberikan arah

kebijakan strategis terhadap pelaksanaan Proyek Perubahan yang

dilaksanakan di Baintelkam Polri.

3. Bapak Brigjen Pol. Drs. Irlan, S.H, Karo Renmin Baintelkam Polri selaku

Mentor dalam pelaksanaan Proyek Perubahan, yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan dukungan dalam pelaksanaan Proyek Perubhan

di Baintelkam Polri.

4. Bapak Dr. Makhdum Priyatno, MA selaku Coach yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan terhadap Proyek

Perubahan yang dilaksanakan di Baintelkam Polri.

5. Para Pejabat Utama Baintelkam Polri yang telah memberikan dukungan

dan motivasi atas suksesnya pelaksanaan Proyek Perubahan di

Baintelkam Polri.

6. Selurh Tim Efektif yang telah membantu dan mendukung suksesnya

pelaksanaan Proyek Perubahan di Baintelkam Polri.

7. Seluruh stakeholder, baik internal dan ekternal yang telah memberikan

dukungan pelaksanaan Proyek Perubahan di Baintelkam Polri.

8. Rekan – rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I

angkatan XLIII Tahun 2019 yang telah memberikan masukan, dukungan

dan inspirasi.

Page 3: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

3

9. Istri tercinta Diyah Ratna Indreswari, S. Psy dan kedua putri tersayang

Ardira Ratna Maharani dan Aulia Ratna Satyanti yang telah

memberikan dukungan dan doanya selama mengikuti Pelatihan

Kepemimpinan Nasional Tingkat I di LAN RI.

Sebagai penutup penulis berharap laporan Proyek Perubahan ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan para pemangku

kepentingan (stakeholder baik internal maupun ekternal Polri ) pada

umumnya.

Jakarta, November 2019

Penyusun

Drs. HARIYANTA, M.Si

Page 4: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

4

DAFTAR ISI / OUT LINE

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

AXECUTIVE SUMMARY ………………………………………………………. iii

LESSON LEARNT ……………………………………………………………….. iv

BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

1. Latar belakang ………………………………………………. 1

2. Tujuan Proyek Perubahan ………………………………... 3

3. Manfaat Proyek Perubahan ………………………………. 5

4. Ruang lingkup ………………………………………………. 6

5. Output kunci keberhasilan ……………………………….. 6

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

1. Milestones Proyek Perubahan …………………………… 8

2. Tata Kelola Proyek Perubahan ………………………….. 9

3. Identifikasi dan analisis Stakeholder .………………… 11

4. Identifikasi potensi kendala/masalah dan strategi

mengatasinya ………………………………………………. 13

5. Kreteria keberhasilan …………………………………….. 14

6. Faktor kunci keberhasilan ………………………………… 15

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1. Pencapaian Proyek Perubahan ………………………….. 16

2. Peta stakeholder ……………………………………………. 19

3. Kendala internal dan ekternal ……………………………. 20

4. Upaya mengatasi kendala …………………………………. 21

5. Instrumen monitoring pelaksanaan

Proyek Perubahan ………………………………………….. 22

Page 5: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

5

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ………………………………………………… 23

2. Lesson learned …………………………………………… 24

3. Rekomendasi / Saran …………………………………… 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

6

EXECUTIVE SUMMARY

( RINGKASAN )

Konflik sering dimaknai sebagai suatu perbedaan pendapat,

persaingan atau pertentangan serta gesekan fisik antar individu

dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan

kelompok, serta antar individu atau kelompok dengan pemerintah.

Konflik bisa muncul dalam berbagai latar belakang, seperti

permasalahan antar individu maupun kelompok, baik menyangkut

masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya serta menyangkut

masalah keamanan.

Konflik dalam masyarakat sesuatu yang tidak bisa dihindarkan,

oleh karena itu pemerintah dan pemerintah daerah harus mampu

mengelola potensi konflik tersebut sihingga kehadiran pemerintah

mutlak sangat dipelukan.

Merespon munculnya berbagai konflik di tanah air, pemerintah

bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik IndonesiaI telah

menerbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penangan

Konflik Sosial dengan ruang lingkupnya mencakup tiga tindakan utama

yaitu tindakan pencegahan konflik, tindakan penghentian konflik dan

tindakan pemulihan pasca konflik. Dalam Undang-Undang ini juga telah

mengamanahkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

membangun sistem peringatan dini potensi konflik sosial.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis dalam

membuat Proyek Perubahan ini dengan mengangkat judul : Sinergitas

membangun sistem peringatan dini guna mencegah terjadinya konflik

sosial dalam rangka harkamtibmas (memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat).

Tujuan proyek perubahan ini adalah untuk menuangkan gagasan

dan inovasi dalam rangka membangun sistem peringatan dini, dengan

sinergi antar stakeholder terkait guna mencegah terjadinya konflik

sosial.

Page 7: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

7

Guna mencapai tujuan tersebut maka akan dicapai melalui tiga

tahapan yaitu :

1. Tujuan Jangka Pendek (bulan September s/d Nopember 2019).

Pada jangka pendek ini rencana aksi yang akan dilaksanakan

adalah :

a. Membuat proposal Proyek Perubahan di Baintelkam Polri

dengan.

b. Pendataan potensi konflik yang bersumber dari

permasalahan politik, ekonomi dan sosial budaya.

c. Pemetaan wilayah potensi konflik di 3 (tiga) wilayah Provinsi /

Polda : Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra

Barat.

d. Membuat data base potensi konflik sosial.

e. Merancang aplikasi berbasis tehnologi informasi “SIAP

SIKONS” (Sistem Aplikasi Potensi Konflik Sosial).

f. Memperoleh dukungan dari stakeholder, baik stakeholder

internal maupun ekternal.

g. Menysun Peraturan Kabaintelkam (PERKABIK) tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) membangun sistem

peringatan dini potensi konflik sosial.

2. Tujuan Jangka Menengah (Tahun 2020).

Pada jangka menengah rencana akasinya adalah :

a. melanjutkan pendataan terhadap potensi konflik sosial yang

bersumber dari :

1) perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antar etnis (SARA);

2) sengketa batas wilayah (Desa, Kabupaten/Kota dan

Provinsi);

3) sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

4) distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat.

Page 8: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

8

b. Pemetaan wilayah potensi konflik dilanjutkan ke seluruh

Provinsi.

c. Membentukan Satgas gabungan penanganan potensi konflik

sosial (SK Gubernur/Bupati/ Wali Kota).

a. Tujuan Jangka Panjang (> Tahun 2021) :

Evaluasi dan pengembangan sistem peringatan dini potensi konflik

sosial di tingkat Kabupaten / Kota dan dilakukan evaluasi untuk

peningkatan kinerja.

Dalam membangun sinergi tersebut maka dilakukan identifikasi

terhadap stakeholder, dimana stakeholder dibagi menjadi 2 (dua)

kelompok yaitu stakeholder internal dan stakeholder ekternal.

a. Stakeholder internal, meliputi :

a. Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri.

b. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri.

c. Kepala Devisi TIK Polri.

d. Kepala Devisi Hukum Polri.

e. Direktor Intelkam Polda.

b. Stakeholder eksternal, meliputi :

a. Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kementerian

Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

b. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam

Negeri.

c. Kepala Daerah (Gubernur / Bupati / Wali Kota).

d. Kepala Badan / Kepala Kantor / Kepala Dinas Kesatuan Bangsa

(Provinsi / Kabupaten / Kota).

e. Kominda (Provinsi/Kabupaten/Kota.

Adapun kreteria keberhasilan dari Proyek Perubahan di Badan

Intelijen Keamanan Polri ini adalah terlaksana dan tercapainya

pentahapan-pentahapan yang telah direncanakan, baik pada jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Page 9: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

9

a. Jangka Pendek (bulan September s/d Nopember Tahun 2019) :

1) Tersusunnya data potensi konflik sosial yang berkaitan dengan

permasalahan politik, ekonomi dan sosial budaya.

2) Tersusunnya peta wilayah potensi konflik di 3 (tiga) Provinsi

(Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra Barat).

3) Tersusunnya data base potensi konflik sosial.

4) Terbangunnya rancangan aplikasi berbasis Teknologi

Informasi (SIAP SIKONS / Sistem Aplikasi Potensi Konflik

Sosial).

5) Tersusunnya Peraturan Kaba Intelkam (PERKABIK) tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) membangun peringatan

dini potensi konflik sosial.

b. Jangka menengah (Tahun 2020) :

1) Tersusunnya data potensi konflik yang bersumber dari :

a) perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antaretnis;

b) sengketa batas wilayah (Desa, Kabupaten/Kota dan

Provinsi);

c) sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

d) distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat

2) Tersusunnya peta wilayah potensi konflik di seluruh Provinsi di

Indonesi.

3) Terbentuknya satgas gabungan dalam penanganan potensi

konflik.

c. Jangka panjang (> Tahun 2021) :

1) Evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja.

2) Sistem peringatan dini potensi konflik sosial dapat

dikembangkan sampai ke tingkat Kabupaten / Kota dan

kecamatan.

Page 10: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

10

LESSON LEARNT

Dalam menyusun Proyek Perubahan yang dilaksanakan di Badan

Intelijen Keamanan Polri beberapa hal yang dapat dipetik sebagai

pelajaran antara lain sebagai berikut :

1. Ada beberapa anggota / personil / pejabat tertentu di satker –

satker Baintelkam dalam posisi zona nyaman mengalami resistensi

terhadap gerakan dan arus perubahan (Proyek Perubahan) yang

sedang dikerjakan.

2. Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi adalah sebuah

keniscayaan yang tidak bisa dihindari dalam tata kelola

kelembagaan, sehingga Teknologi Informasi merupakan suatu

kebutuhan yang mutlak diperlukan dalam mendukung kegiatan

operasional dan pelayanan publik suatu Lembaga / Kementrian.

3. Tidak ada suatu lembaga yang merasa paling penting dan merasa

mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam masyarakat

(potensi konflik sosial), sehingga menjadi suatu keharusan

melakukan kolaborasi dan kerja sama lintas Kementrian /

Lembaga dalam mengelola potensi konflik sosial.

4. Suatu gagasan yang baik belum tentu serta merta dapat diterima

oleh pihak lain, oleh karena itu diperlukan strategi dan

kemampuan komunikasi yang tepat untuk meyakinkan pihak lain,

bahwa ide dan gagasannya adalah merupakan sesuatu yang baik

dan perlu untuk diwujudkan dalam suatu

organisasi/Kementrian/Lembaga.

5. Suatu keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, akan

tetapi ditentukan banyak faktor penyebab keberhasilan, salah satu

faktor tersebut adalah anggaran.

Page 11: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permasalahan konflik termasuk masalah yang menyangkut

kepentingan publik (keamanan), dimana memahami peran pemerintah

dalam merespon persoalan publik adalah sesuatu yang sangat penting.

Kemampuan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan publik

menjadi titik tekan kredibilitas pemerintah dalam pengelolaan konflik

yang setiap waktu dapat terjadi. Oleh karena itu kehadiran negara

mutlak diperlukan dalam penangan konflik yang terjadi.

Konflik sering dimaknai berupa benturan, seperti perbedaan

pendapat, persaingan atau pertentangan antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta

antara individu atau kelompok dengan pemerintah (Surbakti dalam

Putra, 2009 : 12). Konflik bisa muncul dalam berbagai latar belakang,

seperti permasalahan antar individu maupun kelompok, baik

menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya serta

menyangkut masalah keamanan.

Pada awalnya, demokrasi telah melahirkan respon keras

masyarakat berupa tuntutan bagi adanya penyelenggaraan tata kelola

pemerintah yang baik (good governance). Government sebagai

pemerintahan yang bertumpu kepada otoritas telah berubah ke

governance yang bertumpu kepada kompatibilitas, sehingga

pemerintah tidak lagi menjadi pemain tunggal (Utomo dalam Putra

2009 : 21).

Memahami prinsip governance dalam pengelolaan konflik sendiri

mengindikasikan adanya usaha pelibatan aktor atau lembaga non

negara dalam proses penyelesaian konflik. Dengan adanya penarikan

oleh negara tersebut tentunya akan lebih melegitimasi masyarakat sipil

(civil society) serta swasta (economic society) sebagai bagian integral

governance dalm sebuah lingkup yang desebut sebagai

“pemberdayaan” oleh negara,

Page 12: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

12

sehingga ada semacam kemitraan (partnership) antara negara (state)

dan masyarakat (society) yang mengakibatkan makna administrasi

publik berkembang menjadi kegiatan kemitraan (Nugroho dalam Putra

2009 : 22).

Seiring dengan era desentralisasi dimana pemerintah pusat

memberikan kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk

mengurus daerahnya secara mandiri, efektif, dan efisin, maka sangat

penting untuk deterapkannya penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan dengan mempertimbangkan partisipasi masyarakat (civil

society) sebagai salah satu prinsip dalam good govermance yang

menjadi layak untuk dijalankan dalam proses penanganan konflik lokal.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti di negara kita

Indonesia, konflik mungkin tidak bisa dihindari. Interaksi yang

beraneka ragam kepentingan baik secara politik, ekonomi, dan sosial

budaya serta keamanan pada gilirannya akan menimbulkan berbagai

benturan dan gesekan hingga berujung kekerasan apabila tidak

dikelola dengan baik. Hal ini mempertegas bahwa konflik merupakan

realitas yang normal dalam setiap interaksi yang terjadi. Sehingga

dapat dikatakan kondisi damai merupakan masa sela diantara dua atau

lebih konflik. Selain itu negara yang dalam kontek ini direpresentasikan

oleh pemerintah hampir selalu bertindak sebagai “pemadam

kebakaran”. Pemerintah baru bertindak setelah konflik terjadi

kekerasan atau kerusuhan massal. Seharusnya pemerintah bisa

berfungsi sebagai early respon system dalam setiap interaksi

masyarakat yang berpotensi konflik.

Merespon munculnya berbagai konflik di tanah air, pemerintah

bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik IndonesiaI telah

menerbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penangan

Konflik Sosial. Ruang lingkup dalam Undang-Undang tersebut meliputi

tiga hal yaitu pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan

pasca konflik.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penulisan

Proyek Perubahan ini akan menitikberatkan pada kegiatan

pencegahan terhadap konflik.

Page 13: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

13

Selanjutnya untuk mencegah terjadinya konflik dalam Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penangan Konflik Sosial telah

mengamanahkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

membangun sistem Peringatan Dini, dengan cara melakukan :

a. Penelitian dan pemetaan wilayah potensi konflik.

b. Penyampaian data dan informasi mengenai konflik secara cepat

dan akurat.

c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

d. Peningkatan dan pemanfaatan modal sosial.

e. Penguatan dan pemanfaatan fungsi Intelijen sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

Oleh karena itu Project Leader dalam membuat Proyek Perubahan ini

dengan mengangkat judul : Sinergitas membangun sistem peringatan

dini guna mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas).

2. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan dalam proyek perubahan ini adalah terjalinnya sinergi

antar Kementrian/Lembaga, Dinas/Instansi dan Pemerintah Daerah

dalam membangun sistem peringatan dini, sehingga mempunyai

kesamaan pandang dalam memahami masalah potensi konflik sosial,

selanjutnya terjalin kerjasama dalam mengelola potensi konflik sosial

guna mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka terpeliharanya

keamanan dan ketertiban masyarakat. Tujuan tersebut akan dicapai

melalui tiga tahapan yaitu :

a. Tujuan Jangka Pendek (bulan September s/d Nopember 2019).

Pada jangka pendek ini rencana aksi yang akan dilaksanakan

adalah :

1) Membuat proposal Proyek Perubahan di Baintelkam Polri

dengan judul : membangun Sistem Peringatan Dini guna

mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka

Harkamtibmas (pemeliharaan keamanan dan keteriban

masyarakat).

Page 14: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

14

2) Pendataan potensi konflik yang bersumber dari permasalahan

politik, ekonomi dan sosial budaya.

3) Pemetaan wilayah potensi konflik di 3 (tiga) wilayah Provinsi /

Polda : Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra Barat.

4) Membuat data base potensi konflik sosial.

5) Merancang aplikasi berbasis tehnologi informasi “SIAP

SIKONS” (Sistem Aplikasi Potensi Konflik Sosial).

6) Komitmen dukungan dari stakeholder yang dituangkan dalam

surat pernyataan dukungan dan atau pernyataan dukungan

dalam bentuk vedio visual.

7) Menysun Peraturan Kabaintelkam (PERKABIK) tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) membangun sistem

peringatan dini potensi konflik sosial.

b. Tujuan Jangka Menengah (Tahun 2020) :

1) Melanjutkan pendataan terhadap potensi konflik sosial yang

bersumber dari :

b. perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antar etnis (SARA);

c. sengketa batas wilayah (Desa, Kabupaten/Kota dan

Provinsi);

d. sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

e. distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat.

2) Pemetaan wilayah potensi konflik dilanjutkan ke seluruh

Provinsi.

3) Membentukan Satgas gabungan penanganan potensi konflik

sosial (SK Gubernur/Bupati/ Wali Kota).

c. Tujuan Jangka Panjang (> Tahun 2021) :

Pada jangka panjang akan dikembangkan membangun sistem

peringatan dini potensi konflik sosial di tingkat Kabupaten / Kota

dan dilakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja.

Page 15: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

15

3. Manfaat Proyek Perubahan

Manfaat dari Proyek Perubahan baik manfaat internal Polri maupn

ekternal Polri adalah :

a. Manfaat internal Polri :

1) Badan Intelijen Keamanan Polri dan Direktorat Intelkam Polda

memiliki data base potensi konflik sosial.

2) Badan Intelijen Keamanan Polri memiliki aplikasi berbasis

tehnologi informasi “SIAP SIKONS” (Sistem Aplikasi Potensi

Konflik Sosial).

3) Polri dengan cepat dan tepat dapat melakukan langkah-

langkah pencegahan (pre emtif) terhadap potensi terjadinya

konflik sosial.

4) Polri dapat memberikan rekomendasi penyelesaian potensi

konflik kepada kepada Kementian/Lembaga, Dinas/Instansi

dan Kepala Daerah sesuai dengan kewenangannya.

b. Manfaat ekternal Polri :

1) Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementrian Dalam

Negeri bisa mengakses data potensi konflik sosial sehingga

dapat melakukan langkah-langkah strategis pencegahan

terjadinya konflik.

2) Deputi bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kementrian

Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dapat mengakses

dan memonitor serta mengkoordinasikan penanganan potensi

konflik sosial.

3) Pemerintah Daerah (Provinsi / Kabupaten / Kota) dapat

mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian potensi konflik

yang ada diwilayahnya.

4) Kominda dapat membuat rekomendasi penyelesaian potensi

konflik kepada Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Wali Kota).

5) Masyarakat terlayani, mendapat kepastian hukum dan rasa

aman.

Page 16: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

16

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Proyek Perubahan ini adalah membangun

sistem peringatan dini guna mencegah terjadinya konflik sosial,

dengan rencana aksinya adalah sebagai berikut :

a. Pendataan potensi konflik yang bersumber dari :

1) Permasalahan yang berkaitan dengan politik, ekonomi dan

sosial budaya.

2) Perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antaretnis;

3) Sengketa batas wilayah desa, kabupaten/kota dan provinsi);

4) Sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

5) Distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat.

b. Memetakan wilayah potensi konflik di daerah (Provinsi,

Kabupaten/Kota).

c. Membuat data base potensi konflik sosial.

d. Membangun aplikasi berbasis tehnologi informasi (SIAP SIKONS /

Sistem Aplikasi Potensi Konflik Sosial) yang dapat digunakan

untuk pendataan, pemetaan dan pengelolaan potensi konflik

sosial.

e. Menyusun Peraturan Kabaintelkam (PERKABIK) Standar

Operasional Prosedur (SOP) membangun sistem peringatan dini

potensi konflik.

f. Komitmen dukungan dari stakeholder yang dituangkan dalam

bentuk surat pernyataan dukungan dan atau pernyataan dukungan

dalam bentuk vedio visual.

5. Output Kunci Keberhasilan

Output kunci keberhasilan Proyek Perubahan yang dilaksanakan

di Badan Intelijen Keamanan Polri dengan judul perubahan : Sinergitas

membangun Sistem Peringatan Dini guna mencegah terjadinya konflik

sosial dalam rangka Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat) dengan rencana aksi guna menghasilkan

produk-produk berupa :

Page 17: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

17

a. Data base potensi konflik sosial.

b. Aplikasi berbasis tehnologi informasi (SIAP SIKONS / Sistem

Aplikasi Potensi Konflik Sosial) yang dapat digunakan untuk

pendataan, pemetaan dan pengelolaan potensi konflik sosial.

c. PERKABIK (Peraturan Kaba Intelkam) tentang SOP (Standar

Operasional Prosedur) sebagai pedoman / acuan dalam

melakukan peringatan dini potensi konflik sosial.

d. Komitmen dukungan dari stakeholder yang dituangkan dalam

bentuk surat pernyataan dukungan dan atau pernyataan dukungan

dalam bentuk vedio visual.

Page 18: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

18

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

1. Roadmap / Milestone Proyek Perubahan :

a. Jangka Pendek (bulan September s/d Nopember 2019) :

1) Membuat proposal Proyek Perubahan.

2) Pembentukan tim efektif Proyek Perubahan di lingkungan

Badan Intelijen Keamanan Polri.

3) Identifikasi stakeholder yang berkaitan dengan masalah

pengelolaan potensi konflik.

4) Sosialisasi dan penguatan dukungan dari stakeholder dalam

rangka membangun sistem peringatan dini potensi konflik

sosial.

5) Pendataan potensi konflik dan pemetaan wilayah pontensi

konflik yang bersumber dari permasalahan yang berkaitan

dengan politik, ekonomi dan sosial budaya di 3 (tiga) Provinsi

(Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra Barat).

6) Menyusun data base potensi konflik sosial.

7) Merancang aplikasi pengelolaan potensi konflik sosial (SIAP

SIKONS / Sistem Aplikasi Potensi Konflik Sosial).

8) Menyusun Peraturan Kaba Intelkam (PERKABIK) tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi pedoman

dalam memberikan peringatan dini potensi konflik sosial.

b. Jangka Menengah (Tahun 2020) :

1) Melanjutkan pendataan potensi konflik yang bersumber dari :

a) perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antaretnis;

b) sengketa batas wilayah (Desa, Kabupaten/Kota dan

Provinsi);

c) sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

Page 19: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

19

d) distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat.

2) Melanjutkan pendataan dan pemetaan wilayah potensi konflik

di seluruh Provinsi di Indonesia.

3) Pembentukan satgas gabungan penanganan potensi konflik

(SK Kepala Daerah).

c. Jangka Panjang (> Tahun 2021) :

1) Pengembangan sistem peringatan dini potensi konflik sosial ke

tingkat Kabupaten / Kota dan kecamatan.

2) Evaluasi sistem peringatan dini dan pengelolaan potensi konflik

sosial guna melakukan perbaikan, penyempurnaan dan

peningkatan kinerja dalam pengelolaan potensi konflik sosial di

masyarakat.

2. Tata Kelola

SPONSOR KOMJEN POL. Drs. AGUNG BUDI MARYOTO, M.Si

MENTOR BRIGJEN POL. Drs. IRLAN, S.H

PROJECT LEADER KBP. Drs. HARIYANTA, M.Si

SEKRETARIS AKBP. HAJAD MAKBRUR, SIK, M.Si

COACH Dr. MAKHDUM PRIYATNO, MA

POKJA IT AKBP. J. ANANTA PINORA, M.Si

POKJA DATA BASE AKBP. NOVANTO LEIWAKABESSY, SIK

POKJA IMPLEMENTASI AKBP. SAID ANNA FAUSA, SIK

Page 20: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

20

NO

STRUKTUR

DESKRIPSI

1.

SPONSOR

Adalah atasan langsung yang berperan dan bertugas memberikan persetujuan terhadap Proyek Perubahan yang akan dikerjakan di Baintelkam Polri serta memberikan masukan dan pemikiran strategis terhadap Proyek Perubahan.

2.

MENTOR

Adalah atasan yang berperan, bertugas memberikan bimbingan dan arahan serta pengawasan langsung terhadap Proyek Perubahan yang sedang dikerjakan.

3.

COACH

Berperan dan bertugas dalam memberikan bimbingan, arahan, masukan, memotivasi dan memonitor tahapan Proyek Perubahan serta menjalin komunikasi dengan Mentor untuk kelancaran dan kesuksesan dalam mengerjakan Proyek Perubahan.

4.

PROJECT LEADER

Berperan dan bertugas merencanakan, mempersiapkan melaksanakan seluruh tahapan Proyek Perubahan dan membuat laporan akhir Proyek Perubahan serta memaparkan didepan penguji, nara sumber, Coach, Mentor dan peserta lainnya pada pelaksanaan seminar.

5.

POKJA IT

Berperan dan bertugas membantu merancang aplikasi “SIAP SIKONS” yang digunakan untuk mengelola potensi konflik sosial.

6.

POKJA DATA BASE

Berperan dan bertugas membantu pendataan potensi konflik, pemetaan wilayah potensi konflik dan membuat data base potensi konflik.

7.

POKJA IMPLEMENTASI

Berperan dan bertugas membantu seluruh tahapan Proyek Perubahan, khususnya dibidang administrasi dan laporan akhir Proyen Perubahan.

Page 21: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

21

3. Identifikasi dan Analisis Stakeholder

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis maka terlebih dahulu

dilakukan identifikasi terhadap stakeholder, dimana stakeholder dibagi

menjadi 2 (dua) kelompok yaitu stakeholder internal dan stakeholder

ekternal.

c. Stakeholder internal, meliputi :

1) Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri.

2) Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri.

3) Kepala Devisi TIK Polri.

4) Kepala Devisi Hukum Polri.

5) Direktor Intelkam Polda.

d. Stakeholder eksternal, meliputi :

1) Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kementerian

Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

2) Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam

Negeri.

3) Kepala Daerah (Gubernur / Bupati / Wali Kota).

4) Kepala Badan / Kepala Kantor / Kepala Dinas Kesatuan Bangsa

(Provinsi / Kabupaten / Kota).

5) Kominda (Provinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam Proyek Perubahan ini identifikasi stakeholder dikelompokan

menjadi 4 (empat) kelompok sesuai dengan kepentingan dan

pengaruhnya. Adapun 4 (empat) kelompok dimaksud adalah sebagai

berikut :

a. Promotors yaitu kelompok stakeholder yang memiliki kepentingan

dan kekuatan pengaruh terhadap peningkatan dan peran Proyek

Perubahan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini meliputi :

1) Kaba Intelkam Polri.

2) Pejabat utama Baintelkam.

3) Direktur Intelkam Polda jajaran.

Page 22: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

22

b. Defenders yaitu kelompok stakeholder yang memiliki kepentingan

dalam peningkatan peran dan fungsi dalam Proyek Perubahan

namun tidak kuat dalam pengaruhnya. Adapun yang termasuk

dalam kelompok ini antara lain :

1) Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, Kementerian

Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

2) Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam

Negeri.

3) Kepala Daerah (Gubernur / Bupati / Wali Kota).

4) Komite Intelijen Daerah (Provinsi / Kabupaten / Kota) dan atau,

5) Kepala Badan / Kakan / Kedis Kesbang (Provinsi / Kabupaten /

Kota).

c. Latens yaitu kelompok stakeholder tidak memiliki kepentingan

khusus, tidak terlibat, namun memiliki sumber daya yang dapat

menjadi pendorong dan pendukung peningkatan peran dan fungsi

dalam Proyek Perubahan. Adapun yang termasuk dalam kelompok

ini antara lain :

1) Kaba Harkam Polri.

2) Kadiv TIK Polri.

3) Kadiv Hukum Polri.

d. Apathetics yaitu kelompok stakeholder yang kurang memiliki

kepentingan maupun pengaruh terhadap peran dan fungsi dalam

Proyek Perubahan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini

adalah :

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Analisis stakeholder terhadap kepentingan dan pengaruh terhadap

rencana Proyek Perubahan yang dilaksanakan di Baintelkam Polri dapat

dilihat pada tabel Stakeholders Engagement Map (peta keterlibatan

pemangku kepentingan) sebagai berikut :

Page 23: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

23

4. Identifikasi potensi kendala/masalah dan strategi mengatasinya.

a. Identifikasi potensi kendala/masalah :

1) Keterbatasan waktu, khsusnya pada tahapan milestone jangka

pendek. Kondisi demikian dikarenakan disaat of campus tahap

dua berbarengan dengan kesibukan situasi politik menjelang

pelantikan DPR RI, MPR RI dan pelantikan Presiden / Wakil

Presiden sehingga berpengaruh terhadap waktu untuk

menyelesaikan tahapan proyek perubahan.

2) Keterbatasan anggaran, dikarenakan anggaran Proyek

Perubahan yang sedang dilaksanakan tidak dianggarkan pada

tahun anggaran 2019 di Baintelkam Polri.

b. Stategi penanggulangannya :

1) Memberikan pemahaman kepada tim efektif untuk bisa

memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya, termasuk

memanfaatkan waktu diluar jam kerja dan hari libur.

2) Memohon kepada pimpinan untuk bisa didukung dengan

menggunakan anggaran talangan dan atau anggaran dukungan

operasional (dukops) pimpinan satker (Kabaintelkam).

KABA INTELKAM POLRI PEJABAT UTAMA

BAINTELKAM DIREKTOR INTELKAM

POLDA

KABA HARKAM POLRI KADIV TIK POLRI KADIV HUKUM POLRI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (POVINSI / KABUPATEN / KOTA)

DEPUTI BID KOORD KESBANG POLHUKAM

DIRJEN POLITIK & PEMERINTAHAN UMUM KEMENDAGRI

KEPALA DAERAH KOMINDA / KESBANG

KEPENTINGAN

PE

NG

AR

UH

LATENS PROMOTERS

APATHETICS DEFENDERS

Page 24: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

24

5. Kreteria keberhasilan

Kreteria keberhasilan dari Proyek Perubahan di Badan Intelijen

Keamanan Polri ini adalah terlaksana dan tercapainya pentahapan-

pentahapan yang telah direncanakan, baik pada jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang.

d. Jangka Pendek (bulan September s/d Nopember Tahun 2019) :

6) Tersusunnya Proposal Proyek Perubahan yang akan

dilaksanakan di Baintelkam Polri dengan judul : Sinergitas

membangun Sistem Peringatan Dini guna mencegah terjadinya

konflik sosial dalam rangka Harkamtibmas (Pemeliharaan

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).

7) Terbentuknya Tim Efektif sebagai tim yang akan mengawaki

pelaksanaan tahapan-tahapan Proyek Perubahan yang akan

dilaksanakan di Baintelkam Polri.

8) Dokumen dukungan dari stakeholder baik dari internal Polri

maupun dari ekternal Polri yang diwujudkan dalam bentuk

dukungan tertulis dan atau dukungan pernyataan melalui audio

visual / vedio.

9) Tersusunnya data potensi konflik sosial yang berkaitan dengan

permasalahan politik, ekonomi dan sosial budaya.

10) Tersusunnya peta wilayah potensi konflik di 3 (tiga) Provinsi

(Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatra Barat).

11) Tersusunnya data base potensi konflik sosial.

12) Terbangunnya rancangan aplikasi berbasis Teknologi

Informasi (SIAP SIKONS / Sistem Aplikasi Potensi Konflik

Sosial).

13) Tersusunnya Peraturan Kaba Intelkam (PERKABIK) tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) membangun peringatan

dini potensi konflik sosial.

e. Jangka menengah (Tahun 2020) :

4) Tersusunnya data potensi konflik yang bersumber dari :

e) perseteruan antarumat beragama dan atau interumat

beragama, antarsuku dan antaretnis;

Page 25: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

25

f) sengketa batas wilayah (Desa, Kabupaten/Kota dan

Provinsi);

g) sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan atau

antarmasyarakat dengan pelaku usaha;

h) distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam

masyarakat

5) Tersusunnya peta wilayah potensi konflik di seluruh Provinsi di

Indonesi.

6) Terbentuknya satgas gabungan dalam penanganan potensi

konflik.

f. Jangka panjang (> Tahun 2021) :

3) Sistem peringatan dini potensi konflik sosial dapat

dikembangkan sampai ke tingkat Kabupaten / Kota dan

kecamatan.

4) Adanya evaluasi sistem peringatan dini potensi konflik, adanya

perbaikan dan peningkatan kinerja serta terjalinnya kerjasama

lintas kementrian / lembaga dan stakeholder dalam mengelola

potensi konflik.

6. Faktor kunci keberhasilan

Faktor kunci keberhasilan Proyek Perubahan yang dilaksanakan di

Baintelkam Polri adalah :

a. Adanya dukungan yang kuat dari Sponsor, Mentor, Coach, dan

stakeholder baik internal maupun eksternal.

b. Tersedianya pedoman / acuan yang dapat digunakan dalam

mengelola potensi konflik.

c. Terciptanya kesamaan pandang, sikap dan tindak serta dukungan

stakeholder dalam mengelola Potensi Konflik.

d. Semangat kerja yang tinggi, mengatur waktu yang efektif disaat

manjalankan tugas fungsinya sehari-hari di kesatuan serta

kekompakan Tim Efektif dalam melaksanakan tahapan-tahapan

Proyek Perubahan yang dilaksanakan di Baintelkam Polri.

Page 26: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

26

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1. Pencapaian hasil Proyek Perubahan

Pencapaian hasil Proyek Perubahan dengan judul sinergitas

membangun sistem peringatan dini guna mencegah terjadinya konflik

sosial dalam rangka harkamtibmas (pemeliharaan keamanan dan

ketertibn masyarakat) di Badan Intelijen Kemanan Polri telah

menghasilkan berbagai bentuk kegiatan atau produk hasil kegiatan

sebagai berikut :

a. Penunjukan Mentor :

Sesuai dengan Surat Perintah Kabaintelkam Polri Nomor : Sprin /

2487 / IX / 2019, tanggal 16 September 2019, perihal penunjukan

Brigadir Jenderal Polisi Drs. IRLAN, S.H, Karo Renmin Baintelkam

Polri sebagai Mentor dalam pelaksanaan Proyek Perubahan di

Baintelkam Polri yang disusun oleh KBP. Drs. HARIYANTA, M.Si,

dalam rangka mengikuti PKN-I (Pelatihan Kepemimpinan Nasional

Tingkat I) yang diselenggarakan di LAN RI (Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia).

b. Pembentukan Tim Efektif :

Sesuai dengan Surat Perintah Kabaintelkam Polri Nomor : Sprin /

2433 / IX / 2019, tanggal 12 September 2019 perihal pembentukan

Tim Efektif implementasi Proyek Perubahan di Baintelkam Polri

dengan judul : Sinergitas membangun sistem peringatan dini guna

mencegah terjadinya konflik sosial dalam rangka harkamtibmas

(pemeliharaan keamanan dan ketertibn masyarakat). Membangun

Proyek Perubahan ini dilaksanakan dalam rangka mengikuti

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I (PKN - I) angkatan

XLIII Tahun 2019 di Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia.

Page 27: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

27

c. Rapat sosialisasi Proyek Perubahan :

Sesuai dengan surat undangan Nomor : B / 3129 / IX / 2019 /

Baintelkam, tanggal 12 September 2019 perihal sosialisasi Proyek

Perubahan kepada Tim Efektif dan undangan lainnya.

Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan

penjelasan kepada seluruh anggota Baintelkam Polri dan Tim

Efektis pada khususnya tentang Proyek Perubahan yang akan

dilaksanakan di Baintelkam Polri.

d. Pendataan potensi konflik sosial :

Sesuai dengan Surat Telegram Nomor : STR / 1884 / IX / 2019,

tanggal 3 September 2019 perihal pendataan potensi konflik dan

pemetaan wilayah potensi konflik sosial di Polda jajaran.

e. Penyusunan data base potensi konflik sosial :

Sesuai dengan Surat Perintah Kabaintelkam Polri Nomor : Sprin /

2433 / IX / 2019, tanggal 12 September 2019 perihal pembentukan

Tim Efektif, selanjutnya Pokja (kelompok kerja) data base untuk

mengkompulir data potensi konflik sosial yang telah dikirim oleh

Direktor Intel kewilayahan kemudian disusun untuk dijadikan data

base potensi konflik sosial.

f. Dukungan stakeholder :

Dukungan stakeholder baik internal maupun ekternal sebagai

wujud adanya kolaborasi lintas kementrian / lembaga terhadap

pembangunan sistem peringatan dini potensi konflik sosial.

Bentuk dukungan tersebut tertuang dalam dukungan tertulis dan

atau video visual (dalam lampiran).

g. Aplikasi “SIAP SIKONS” :

1) Sesuai dengan surat perhononan bantuan, Nomor : B / 3126 / /

IX / 2019 / Baintelkam, tanggal 16 September 2019, perihal

permohonan bantuan pembuatan aplikasi berbasis IT kepada

Sdr. HARITZ CAHYA NUGRAHA, M.T. Sistem aplikasi tersebut

digunakan untuk mendukung pendataan, pengelolaan dan

pengendaliaan penanganan potensi konflik sosial di Provinsi /

Polda jajaran.

Page 28: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

28

2) Sesuai dengan Nota Dinas Nomor : B / ND - 1166 / IX / 2019 /

Baintelkam, tanggal 29 Oktober 2019, perihal : undangan

kepada para pejabat utama Baintelkam, para Analis

Kebijakan untuk menghadiri sosialisasi konsep rancangan

aplikasi “SIAP SIKONS” (Sistem Aplikasi Potensi Konflik

Sosial) selanjunya memberikan masukan dan saran.

h. Penyusunan PERKABIK (Peraturan Kaba Intelkam) :

1) Sesuai dengan Surat Undangan Nomor : B / 3129 / IX / 2019 /

Baintelkam, tanggal 12 September 2019 perihal undangan

penyusunan dan pembahasan PERKABIK (Peraturan Kaba

Intelkam) tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) PD

PKS (Peringatan Dini Potensi Konflik Sosial).

2) Sesuai dengan Surat Undangan Nomor : B / 3006 / IX / 2019 /

Baintelkam, tanggal 10 September 2019 perihal FGD

pembahasan pasal-pasal PERKABIK (Peraturan Kaba

Intelkam) tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) PD

PKS (Peringatan Dini Potensi Konflik Sosial).

3) Sesuai Nota Dinas Nomor : B / ND - 1118 / X / 2019 /

Baintelkam, tanggal 17 Oktober 2019 perihal undangan

kepada para pejabat utama Baintelkam untuk menghadiri

paparan dan memberikan masukan terhadap konsep

rancangan pasal-pasal PERKABIK (Peraturan Kaba Intelkam)

tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) PD PKS

(Peringatan Dini Potensi Konflik Sosial).

4) Sesuai dengan Surat kepada Kepala Divisi Hukum Polri,

Nomor : B / 3554.1 / X / 2019 /Baintelkam, tanggal 29 Oktober

2019 perihal permohonan verifikasi terhadap konsep

rancangan PERKABIK (Peraturan Kaba Intelkam) tentang

SOP (Standar Operasional Prosedur) PD PKS (Peringatan Dini

Potensi Konflik Sosial).

Page 29: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

29

i. Penyusunan laporan Proyek Perubahan :

Sesuai dengan Surat Perintah Kabaintelkam Polri Nomor : Sprin /

2433 / IX / 2019, tanggal 12 September 2019 perihal pembentukan

Tim Efektif, selanjutnya Pokja (kelompok kerja) implementasi

dibawah kendali Project Leader untuk menyusun laporan Proyek

Perubahan yang telah dilaksanakan di Baintelkam Polri.

2. Peta Stakeholders

Setelah dilakukan komunikasi dengan stakeholder baik internal

maupun ekternal maka para stakeholder terjadi perubahan sikap

terhadap Proyek Perubahan yang dilakukan di Baintelkam Polri.

Perubahan sikap tersebut stakeholder Defenders dan Stakeholder

Latents bertransformasi kedalam kelompok stakeholder Promoters,

sedangkan stakeholder Apathethics (DPRD) belum dilakukan

komunikasi secara langsung karena keterlibatan DPRD dilaksanakan

pada tahapan jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan

dengan penganggaran dalam kegiatan operasional pencegahan

potensi konflik sosial. Adapun perubahan sikap tersebut dapat terlihat

pada peta stakeholder sebagai berikut :

KABA INTELKAM POLRI PEJABAT UTAMA BAINTELKAM DIREKTOR INTELKAM POLDA KABA HARKAM POLRI KADIV TIK POLRI KADIV HUKUM POLRI DIRJEN POLPU KEMENDAGRI

DEPUTI BIDANG KOORDINATOR KESBANG KEMENKO POLHUKAM

KEPALA DAERAH (GUB/BUP/WAKO)

DPRD

PROV/KAB/KOTA

KOMINDA / KESBANG

(PROVINSI/KABUPATEN/

KOTA)

PE

NG

AR

UH

KEPENTINGAN LATENS PROMOTERS

APATHETICS DEFENDERS

Page 30: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

30

3. Kendala internal dan ekternal

Dalam proses pelaksanaan Proyek Perubahan yang dilaksanakan di

Baintelkam Polri dengan tema membangun system peringatan dini

potensi konflik sosial ditemukan beberapa kendala baik dari internal

Kepolisian maupun diekternal Kepolisian, antara lain sebagai berikut :

a. Kendala internal :

1) Anggota yang ditugaskan melakukan pendataan potensi

konflik sosial tidak bisa membedakan antara potensi konflik

sosial dengan potensi gangguan kamtibmas (keamanan dan

ketertiban masyarakat).

2) Tim Efektif dan Project Leader dalam mengerjakan proyek

perubahan masih tetap menjalankan tugas dan tanggung

jawab jabatan yang diembannya sehingga mengurangi waktu

dan konsentrasi dalam mengerjakan tahapan-tahapan Proyek

Perubahan yang telah direncanakan.

3) Belum ada satuan kerja yang menangani dan mengelola

potensi konflik sosial sesuai dengan jobdiscription sehingga

penanganannya potensi konflik sosial kurang focus bahkan

ada kecenderungan saling lempar permasalahan antar satuan

kerja yang satu dengan satuan kerja yang lainnya.

4) Pembiayaan Proyek Perubahan yang dilakukan dalam rangka

mengikuti PKN – I (Pelatihan Kepemimpinan Nasional) di LAN

RI (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia) tidak

dianggarakan dalam DIPA Satuan Kerja dimana peserta

latihan bertugas dan melaksanakan Proyek Perubahan.

Kondisi demikian berdampak terhadap kelancaran dan

kesuksesan dalam melaksanakan Proyek Perubahan

dimaksud.

5) Tidak adanya kesinambungan Proyek Perubahan yang sudah

dikerjakan oleh peserta pelatihan, hal tersebut dikarenakan

peserta pelatihan setelah selesai mengikuti pelatihan

dipindahtugaskan yang belum tentu berhubungan dengan

Proyek Perubahan yang sudah dikerjakan.

Page 31: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

31

b. Kendala ekternal :

1) Kementrian / Lembaga masih mempunyai anggapan bahwa

potensi konflik sosial adalah merupakan tugas dan

tanggungjawab aparat keamanan, Polri pada khususnya.

2) Masih terjadinya ego sektoral sehingga penanganan dan

pengelolaan potensi konflik sosial tidak maksimal dan ada

kencenderungan saling lempar tanggungjawab antara

lembaga satu dengan lembaga lainnya.

3) Pemerintah daerah belum menganggarkan penanganan

potensi konflik sosial, kalaupun ada anggarannya

diperuntukan dalam penanganan dan penanggulangan konflik

sosial, artinya anggaran dapat digunakan setelah terjadinya

konflik.

4) “Kepentingan Politik” baik kepentingan ditingkat pusat dan

kepentingan ditingkat daerah maupun lokal sangat

menghambat pengelolaan dan penyelesaian potensi konflik.

4. Upaya mengatasi kendala

Untuk dapat mengatasi kendala selama pelaksanaan Proyek

Perubahan, dilakukan berbagai upaya guna mencapai tahapan-

tahapan yang telah ditetapkan/derencanakan dalam Proyek

Perubahan, berbagai upaya dimaksud antara lain sebagai berikut :

a. Melakukan sosialisasi, komunikasi dan diskusi dengan stakeholder

baik stakeholder internal maupun stakeholder ekternal untuk

meyakinkan perlu dan pentingnya Proyek Perubahan yang sedang

dikerjakan di Baintelkam Polri.

b. Mengatur waktu secara baik dan efektif dengan memanfaatkan

waktu diluar jam kerja/jam dinas maupun waktu hari libur.

c. Memberikan pemahaman dan meyakinkan kepada stakeholder

bahwa penanganan potensi konflik sosial tidak bisa diselesaikan

hanya oleh satu lembaga saja, tetapi penyelesaian potensi konflik

sosial harus diselesaikan bersama,

Page 32: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

32

lintas lembaga dan melibatkan semua pihak termasuk melibatkan

tokokh-tokoh informal setempat dengan memanfaatkan

perkembangan teknilogi guna menunjang dalam pelaksanaan

tugas.

d. Mendorong kepada Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah agar menganggarkan terhadap penangan potensi

konflik sosial didaerahnya.

5. Instrumen monitoring untuk pelaksanaan proyek perubahan

Agar terdapat kesinambungan terhadap hasil Proyek Perubahan pada

jangka pendek, dilanjutkan pada jangka menengah dan jangka panjang

maka diperlukan pemantauan dan pengendalihan dengan melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Dibentuk tim monitoring pelaksanaan sistem peringatan dini

potensi konlik sosial baik yang berada di Baintelkam maupun yang

berada dikewilayahan (Polda jajaran).

b. Melakukan evaluasi secara periodik baik yang dilakukan oleh

pejabat Baintelkam maupun oleh tim monitoring.

c. Dilakukan penyesuaian dan peningkatan sistem aplikasi dengan

menyesuaikan perkembangan dan dinamika potensi konflik sosial

di kewilayahan/daerah.

d. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dalam

rangka update perkembangan situasi yang berkaitan dengan

pengelolaan potensi konflik sosial.

e. Dungungan anggara yang berkesinambungan untuk pemeliharaan

sarana dan prasarana serta pengembangan terhadap IT yang

digunakan dalam pengelolaan potensi konflik sosial dengan

memasukan dalam DIPA Satuan Kerja.

Page 33: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

33

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab I, bab II, dan bab III maka

terhadap Proyek Perubahan dengan judul : Sinergitas membangun

sistem peringatan dini guna mencegah terjadinya konflik sosial dalam

rangka Harkamtibmas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Proyek Perubahan yang sedang dikerjakan di Badan Intelijen

Keamanan Polri sangat relevan dan sangat dibutuhkan guna

mengelola potensi konflik sosial di Polda jajaran.

b. Stakeholder baik internal maupun ekternal mengapresiasi dan

memberikan dukungan serta masukan terhadap Proyek

Perubahan yang sedang dilaksanakan di Baintelkam Polri.

c. Aplikasi “SIAP SIKON” (Sistem Peringatan Dini Potensi Konflik

Sosial) sebagai salah satu instrument dalam membangun sistem

peringatan dini potensi konflik sosial dengan memanfaatkan

teknologi informasi sehingga memudahkan operator dalam

pelaksanaan pendataan, pengelolaan, pelaporan, up date data

dan monitoring penyelesaian potensi konflik bagi para Kasatker.

d. Seluruh tahapan Proyek Perubahan, khususnya pada tahapan

jangka pendek telah dilaksanakan sesuai dengan milistone yang

telah direncanakan. Adapun capaian pada jangka pendek antara

lain sebagai berikut :

1) Tersusunnya data base potensi konflik sosial bidang politik,

ekonomi dan sosial budaya serta terpetakannya potensi

konflik di 3 (tiga) Polda / Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah

dan Sumatra Barat).

2) Telah dibuat rancangan aplikasi “SIAP SIKONS” (sistem

peringatan dini potensi konflik sosial) berbasis Teknologi

Informatika.

Page 34: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

34

3) Konsep rancangan PERKABIK (Peraturan Kaba Intelkam)

tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) sistem

peringatan dini potensi konflik sosial telah dikirim ke Divisi

Hukum Polri untuk dilakukan verifikasi dan pembahasan.

2. Lesson Learned

Dalam menyusun Proyek Perubahan yang dilaksanakan di Badan

Intelijen Keamanan Polri beberapa hal yang dapat dipetik sebagai

pelajaran antara lain sebagai berikut :

a. Ada beberapa anggota / personil / pejabat tertentu di satker –

satker Baintelkam dalam posisi zona nyaman mengalami resistensi

terhadap gerakan dan arus perubahan (Proyek Perubahan) yang

sedang dikerjakan.

b. Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi adalah sebuah

keniscayaan yang tidak bisa dihindari dalam tata kelola

kelembagaan, sehingga Teknologi Informasi merupakan suatu

kebutuhan yang mutlak diperlukan dalam mendukung kegiatan

operasional dan pelayanan publik suatu Lembaga / Kementrian.

c. Tidak ada suatu lembaga yang merasa paling penting dan merasa

mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam masyarakat

(potensi konflik sosial), sehingga menjadi suatu keharusan

melakukan kolaborasi dan kerja sama lintas Kementrian /

Lembaga dalam mengelola potensi konflik sosial.

d. Suatu gagasan yang baik belum tentu serta merta dapat diterima

oleh pihak lain, oleh karena itu diperlukan strategi dan

kemampuan komunikasi yang tepat untuk meyakinkan pihak lain,

bahwa ide dan gagasannya adalah merupakan sesuatu yang baik

dan perlu untuk diwujudkan dalam suatu

organisasi/Kementrian/Lembaga.

e. Suatu keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, akan

tetapi ditentukan banyak faktor penyebab keberhasilan, salah satu

faktor tersebut adalah anggaran.

Page 35: KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan

35

3. Rekomendasi / saran

Pelaksanaan Proyek Perubahan yang dilaksanakan di Badan

Intelijen Keamanan Polri baru dilanksanakan pada tahap jangka

Pendek dan belum dapat dioperasionalkan sepenuhnya. Oleh karena

itu disarankan / direkomendasikan sebagai berikut :

a. Perlu adanya kesinambungan Proyek Perubahan tersebut, oleh

karena itu pada tahapan jangka menengah agar segera dilanjukan

sehingga sistem peringatan dini potensi konflik sosial dapat

dioperasionalkan di Badan Itelijen Keamanan Polri dalam

mengelola potensi konflik sosial.

b. Konsep rancangan aplikasi “SIAP SIKONS” (Sistem Aplikasi

Potensi Konflik Sosial) untuk disempurnakan pada tahan jangka

menengah, dan masuk dalam web aplikasi laporan cepat di

Baintelkam yang dikelola oleh Bidang Inteltek Baintelkam Polri.

c. Pembiayaan Proyek Perubahan perlu dimasukan pada anggaran

DIPA Baintelkam sehingga Proyek Perubahan pada jangka

menengah dan jangka panjang dapat diteruskan dan hasil produk

Proyek Perubahan dapat berkontribusi dalam mendukung

kegiatan operasinal di Baintelkam.

d. Perlu dibentuk tim monitoring terhadap pelaksanaan Proyek

Perubahan guna memantau dan monitoring kendala yang dihadapi

dalam merealisasikan program Proyek Perubahan sekaligus

mengevaluasi kekurangan dan kelemahan guna perbaikan dan

peningkatan kinerja.

Bagi pejabat yang mengerjakan/mengawaki Proyek Perubahan tidak

dialih tugaskan sampai dengan tahapan Proyek Perubahan selesai pada

tahapan jangka menengah dan atau kalau dialih tugaskan sitidak-tidaknya

masih dalam lingkup tugas yang bertanggung jawab terhadap kelanjutan

Proyek Perubahan tersebut.