kata pengantar · perkenalan dengan statistika probabilitas a. deskripsi membahas berbagai macam...

61
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan hidayahNya, bahan ajar modul mata kuliah Statistik Probabilitas ini dapat terselesaikan. Modul yang di susun ini diharapkan digunakan sebagai sebagai sumber belajar pokok mahasiswa. Dalam Modul ini akan dipelajari tentang bagaimana cara menyelesaikan Masalah probabilitas sebagai alat pengambil keputusan, alat-alat statistik yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian terhadap masalah yang dihadapi. Serta senagaoi dasar berpikir selanjutnya dalam mencari terobosan baru (policy) guna memecahkan masalah yang dihadapi. Adapun isi dari mata kuliah Statistik Probabilitas ini adalah sebagai berikut : Teori probabilitas, Distribusi Probabilitas Diskret, Teori Keputusan, Metode dan Distribusi Sampling, Hipotesa, Uji Chi Kuadrat Modul yang merupakan sumber bahan belajar ini untuk membekali kompetensi mahasiswa, namun demikian, karena dinamika perubahan sain dan teknologi di industri begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan selalu dimintakan masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar selalu relevan dengan kondisi lapangan. Dengan adanya modul ini di harapkan kepada mahasiswa agar lebih mudah dan mengerti didalam pemahaman materi - materi yang ada, karena di susun menggunakan bahasa yang sederhana, dan mudah – mudahan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Demikian, semoga modul dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para mahasiswa STMIK TRIGUNA DHARMA. Adapun saran dan kritik dari para praktisi sangat diharapkan dalam meningkatkan kualitas modul ini Medan, April 2010 Nana Kartika, ST

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan hidayahNya, bahan ajar modul mata kuliah Statistik Probabilitas ini dapat terselesaikan. Modul yang di susun ini diharapkan digunakan sebagai sebagai sumber belajar pokok mahasiswa.

Dalam Modul ini akan dipelajari tentang bagaimana cara menyelesaikan Masalah probabilitas sebagai alat pengambil keputusan, alat-alat statistik yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian terhadap masalah yang dihadapi. Serta senagaoi dasar berpikir selanjutnya dalam mencari terobosan baru (policy) guna memecahkan masalah yang dihadapi.

Adapun isi dari mata kuliah Statistik Probabilitas ini adalah sebagai berikut : Teori probabilitas, Distribusi Probabilitas Diskret, Teori Keputusan, Metode dan Distribusi Sampling, Hipotesa, Uji Chi Kuadrat

Modul yang merupakan sumber bahan belajar ini untuk membekali kompetensi mahasiswa, namun demikian, karena dinamika perubahan sain dan teknologi di industri begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan selalu dimintakan masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar selalu relevan dengan kondisi lapangan.

Dengan adanya modul ini di harapkan kepada mahasiswa agar lebih mudah dan mengerti didalam pemahaman materi - materi yang ada, karena di susun menggunakan bahasa yang sederhana, dan mudah – mudahan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Demikian, semoga modul dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para mahasiswa STMIK TRIGUNA DHARMA. Adapun saran dan kritik dari para praktisi sangat diharapkan dalam meningkatkan kualitas modul ini

Medan, April 2010 Nana Kartika, ST

Page 2: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

2

CHAPTER 1 Pertemuan 1

Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI

Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan interpretasi terhadap berbagai macam data penelitian dan sekaligus mengetahui alat-alat analisa apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Tujuan mata kuliah ini adalah memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang:

a. Masalah probabilitas sebagai alat pengambil keputusan. b. Alat-alat statistik yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian terhadap masalah

yang dihadapi. c. Dasar berpikir selanjutnya dalam mencari terobosan baru (policy) guna

memecahkan masalah yang dihadapi. B. PRASYARAT : STATISTIKA I C. MATERI 1. Teori probabilitas

1.1. Pengertian dan manfaat probabilitas 1.2. Pendekatan probabilitas 1.3. Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas 1.4. Teorema Bayes 1.5. Beberapa prinsip menghitung dalam probabilitas

2. Distribusi Probabilitas Diskret

2.1. Pengertian distribusi probabilitas 2.2. Distribusi probabilitas Binomial 2.3. Distribusi probabilitas Hipergeometrik 2.4. Distribusi probabilitas Poisson

3. Distribusi probabilitas normal

3.1. Pengertian dan karakteristik Distribusi Probabilitas Normal 3.2. Distribusi Probabilitas Normal 3.3. Penerapan Distribusi Probabilitas Normal Standar 3.4. Pendekatan Normal terhadap Binomial 3.5. Faktor koreksi kontinuitas

4. Teori Keputusan

4.1. Elemen-elemen Keputusan 4.2. Keputusan dalam keadaan berisiko 4.3. Keputusan dalam kondisi ketidak pastian

Page 3: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

3

5. Metode dan Distribusi Sampling 5.1. Pengertian populasi dan sample 5.2. Metode penarikan sample 5.3. Distribusi Sampel rata-rata dan proporsi 5.4. Distribusi Sampel Selisih rata-rata dan proporsi 5.5. Factor Koreksi untuk populasi terbatas

6. Hipotesa

6.1. Pengertian dan Pengujian Hipotesa 6.2. Prosedur pengujian hipotesa 6.3. Menguji hipotesa Rata-rata dan Proporsi Sampel Besar 6.4. Menguji hipotesa Selisih Rata-rata dan Proporsi Sampel Besar 6.5. Jenis Kesalahan I dan I

7. Uji Chi Kuadrat

7.1. Pendahuluan 7.2. Uji Chi-Kuadrat untuk Keselarasan 7.3. Uji Chi-Kuadrat untuk Kenormalan 7.4. Uji Chi-Kuadrat untuk independensi

D. Materi Dalam Petemuan

1 Pendahuluan, Perkenalan dengan Statistika Probabilitas 2 Konsep Dasar Probabilitas

3 Konsep Dasar Dan Hukum Probabilitas

4 Teorema Bayes

5 Quiz 6 Karakteristik Distribusi Kurva Normal 7 Distribusi Probabilitas Diskret

8 UTS 9 Teori Keputusan

10 Metode dan Distribusi Sampling 11 Hipotesa 12 Menguji Hipotesa Rata – Rata Sampel Besar 13 Quiz 14 Pengujian Hipotesa Sampel Kecil 15 Uji Chi-Kuadrat 16 UAS

E. Textbook :

1. Bambang Yuwono, 2006, Bahan Kuliah Statistika, UPN “Veteran” Yogyakarta 2. J. Supranto, 2000, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta 3. Sudjana, 1992, Metode statistika, Tarsita Bandung 4. Zanzawi soeyuti, 1990, Metode statistika, UT, Jakarta

Page 4: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

4

F. Acuan/Referensi : 1. Ronald E Walpole, 1992, Pengantar Statistika, Gramedia, Jakarta 2. Murray R Spiegel, 1994, Statistika, Erlangga, Jakarta 3. Richard Lungan, 2006, Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang,Graha Ilmu,

Yogyakarta 4. Samsubar Saleh, 1988, Statistik Induktif, AMP YKPN Yogyakarta 5. Samsubar Saleh, 1986, Statistik Deskriptif, AMP YKPN, Yogyakarta 6. Suharyadi dan Purwanto, 2003, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,

Salemba, Jakarta

G. Penilaian : 1. Absen 10% 2. Quiz & Tugas 20 % 3. UTS 30% 4. UAS 40%

Page 5: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

5

CHAPTER 2

Pertemuan 2

KONSEP DASAR PROBABILITAS

A. PENDAHULUAN

Secara sederhana probabilitas dapat diartikan sebagai sebuah peluang untuk

suatu kejadian.

1. Manfaat mempelajari probabilitas

sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia

tidak ada kepastian, sehingga diperlukan untuk mengetahui berapa besar probabilitas

suatu peristiwa akan terjadi. Probabilitas dinyatakan dalam angka pecahan antara 0

sampai 1 atau dalam persentase.

Contoh:

Seluruh mahasiswa Panca Budi harus memiliki sertifikat computer untuk program

microsoft exel. Di kota Medan sendiri banyak terdapat tempat kursus computer

diantaranya LP3I, Medicom, Tricom dll. Maka akan muncul kebingungan dalam memilih

tempat kursus. Untuk menentukan pilihan biasanya mahasiswa akan bertanya kepada

teman-teman, mereka kursus dimana? Dari ratusan mahasiswa mungkin anda bertanya

hanya pada 20 orang mahasiswa. Yang paling banyak diminati anda akan memilih

tempat tersebut untuk kursus.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa keputusan diambil hanya dari beberapa contoh

atau sampel dari populasi keseluruhan.

2. Pengertian probabilitas

Lind (2002) dalam mendefenisikan probabilitas sebagai:

“Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi dimasa

mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase”

Tiga hal penting dalam membicarakan probabilitas:

a. Percobaan (experiment)

Page 6: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

6

Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan

timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperthatikan peristiwa mana

yang akan terjadi

b. Hasil (outcome)

suatu hasil dari sebuah percobaan. Dalam hasil ini semua kejadian akan dicatat

atau dalam artian seluruh peristiwa yang akan terjadi dalam sebuah percobaan.

Misalnya dalam mengikuti ujian semester maka hasil yang akan diperoleh ada

mahasiswa yang lulus dan ada yang tidak lulus. Ada yang lulus memuaskan ada

yang tidak memuaskan

c. Peristiwa (event)

kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau

kegiatan

Contoh:

Percobaan Pertandingan sepak bola antara Fakultas

Ekonomi UNPAB dan Fakultas Pertanian

UNPAB

Hasil Fakultas Ekonomi menang,

Fakultas Ekonomi kalah

Seri, tidak ada yang kalah dan tidak ada

yang menang

Peristiwa Fakultas Ekonomi Menang

Probabilitas dinyatakan dalam bentuk pecahan dari 0 sampai 1. probabilitas 0

menunjukkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, sedangkan probabilitas 1

mununjukkan peristiwa pasti terjadi.

Contoh penulisan probabilitas dalam desimal atau persentase:

1. Pada hari Jumat adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan investor

berusaha meraih keuntungan melalui penjualan saham atau yang biasanya

diistilahkan profit taking, sehingga probabilitas menjual mencapai 0,7 sedangkan

membeli 0,3.

2. melihat kondisi kesiapan mahasiswa yang mengikuti ujian Statistika II, maka

mahasiswa yang mempunyai probabilitas untuk lulus 70% dan kalah 30%

Page 7: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

7

Probabilitas kejadian dengan nilai 0 berarti peristiwa yang tidak mungkin terjadi,

seperti seorang anak balita melahirkan seorang bayi. Sedangkan probabilitas dengan

nilai 1 adalah peristiwa yang pasti terjadi, seperti semua manusia pasti akan meninggal.

B. PENDEKATAN PROBABILITAS

Untuk menentukan tingkat probabilitas suatu kejadian, maka ada tiga pendekatan

yaitu pendekatan klasik, pendekatan relatif dan pendekatan subjektif.

1. Pendekatan klasik

Diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai kesempatan yang sama untuk

terjadi (equally likely)

Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai rasio antara jumlah

kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil)

hasilnkemungkinatotaljumlah

)(peristiwa hasil nkemungkina jumlah asProbabilit

Contoh:

Pada kegiatan mahasiswa belajar semua hasil ada yang sangat memuaskan,

memuaskan dan terpuji. Jumlah hasil ada 3 dan hanya 1 peristiwa yang terjadi, maka

probabilitas setiap peristiwa adalah 1/3.

Pada suatu percobaan hanya 1 peristiwa yang terjadi, dan peristiwa lain tidak

mungkin terjadi pada waktu yang bersamaan maka dikenal sebagai peristiwa saling

lepas.

”Peristiwa saling lepas (mutually exclusive) adalah terjadinya suatu peristiwa

sehingga peristiwa yang lain tidak terjadi pada waktu yang bersamaan”

Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang

sama, dan hanya satu peristiwa yang terjadi maka peristiwa ini dikenal dengan lengkap

terbatas kolektif (collection exhaustive).

Page 8: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

8

”lengkap terbatas kolektif (collection exhaustive) adalah sedikitnya satu dari

seluruh hasil yang ada pasti terjadi pada setiap percobaan atau kegiatan yang

dilakukan”

2. Pendekatan Relatif

Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama, tergantung dari berapa banyak suatu

kejadian terjadi, yang dinyatakan sebagai berikut:

percobaantotaljumlah

terjadiyangperistiwaJumlahrelatifkejadianasProbabilit

Contoh:

Dari kegiatan belajar mahasiswa dapat dilihat hasilnya pada Wisuda Sarjana Universitas

Panca Budi tahun 2007 sebanyak 800 orang mahasiswa. 500 orang lulus dengan

memuaskan, 200 orang dengan sangat memuaskan dan 100 orang dengan prediket

terpuji. Maka probabilitas lulus memuaskan adalah 500/800 = 0.625; lulus dengan

sangat memuaskan 200/800 = 0.25 dan lulus dengan terpuji 100/800 = 0.125.

3, Pendekatan Subjektif

Yang dimaksud dengan pendekatan subjektif adalah menentukan besarnya

probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam

derajat kepercayaan.

Contoh:

Menurut pengamat politik, Susilo Bambang Yudoyono akan menang dalam Pemilu

Indonesia tahun 2009

Page 9: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

9

CHAPTER 3

Pertemuan 3

KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Dalam teori probabilitas, probabilitas kejadian dilambangkan dengan “P”, apabila

kejadian jual saham dilambangkan dengan huruf “A”, maka probabilitas jual saham

dilambangkan dengan P (A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham dilambangkan

dengan “B”, maka probabilitas beli saham dilambangkan dengan P (B).

A. Hukum Penjumlahan

Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas (mutually

exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi

pada saat bersamaan.

Hukum ini dilambangkan sebagai:

P (A atau B) = P (A) + P(B)

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n yaitu:

P(A atau ... n) = P(A) + P(B) + ......+P(n)

Contoh:

Berikut adalah kegiatan perdangan saham di BEJ untuk tiga perusahaan perbankan

dengan jumlah total sebanyak 200 transaksi

Jenis Transaksi Volume Transaksi Jual saham (A) 120

Beli saham (B) 80

Jumlah Total transaksi 200

Penyelesaian:

Dari data diatas diketahui bahwa:

Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0.60

Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0.40

Sehingga probabilitas A atau B,

Page 10: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

10

P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0.6 +0.4 = 1.0

1. Peristiwa atau Kejadian Bersama

Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara bersama-

sama, peristiwa bersama tersebut dapat lebih mudah dilihat dengan diagram Venn

seperti berikut:

Penjumlahan probabilitas dengan adanya unsur kegiatan bersama, maka rumus

penjumlahan dirumuskan kembali menjadi sebagai berikut:

P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

Dimana:

P(A atau D) : probabilitas terjadinya A atau D atau A dan D bersama- sama

P(A) : probabilitas terjadinya A

P(D) : probabilitas terjadinya D

P(AD) : probabilitas terjadinya A dan D bersama-sama

2. Kejadian saling lepas (mutually exclusive)

Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih peristiwa yang

dapat terjadi. Dapat digambarkan dengan diagram Venn:

Maka P(AB) = 0

Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau B yang

dinyatakan P(A atau B)

P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)

A

D

A AD

D

Page 11: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

11

Karena P(AB) = 0 maka

P(A atau B) = P(A) + P(B) – 0

Sehingga:

P(A atau B) = P(A) + P(B)

Contoh:

Cobalah hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham P(AB) dan

probabilitas kejadian untuk saham BCA, BII dan BNI (P(DEF).

Kegiatan Perusahaan

Jumlah BNI (C) BII (D) BCA (E)

Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Penyelesaian:

Probabilitas kejadian A dan B adalah kejadian yang saling lepas, maka P(AB)=0. maka

hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:

P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)

= 0.6 + 0.4

= 1.0

probabilitas kejadian ketiga saham juga merupakan kejadian saling lepas, maka hukum

penjumlahannya adalah:

P (C atau D atau E) = P(C) + P(D) + P(E) – P(CDE)

= 0.35 + 0.40 + 0.25 – 0

= 1.0

probabilitas P(C atau D)

P(C atau D) = P(C) + P(D) – P(CD)

= 0.35 + 0.40

= 0.75

B. Hukum Perkalian.

Page 12: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

12

Dalam hukum perkalian dikehendaki setiap peristiwa independent yaitu suatu peristiwa

terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi.

“Peristiwa independent adalah terjadinya peristiwa atau kejadian tidak

mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa lain.”

Dapat dinyatakan dalam bentuk:

(P(A dan B) = P(A) x P(B)

1. Probabilitas bersyarat (Condicional Probability)

Probabilitas bersyarat adalah probabilitas statu peristiwa akan terjadi, dengan ketentuan

peristiwa lain telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa

peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan sebagai berikut:

P(A dan B) = P(A) x (P(B|A)

2. Peristiwa Pelengkap (Complementary Event)

Peristiwa pelengkap menunjukan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B yang

saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi.

Maka probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut:

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)

Dalam bentuk diagram Venn dapat digambarkan sebagai berikut

C. Diagram pohon probabilitas

Tahapan dalam menyusun diagram pohon:

1. Tahap 1 adalah langkah awal kegiatan, kita mulai dengan tanda titik atau bulatan

dengan angka, tahap 1 diumpamakan sebagai pohonnya dengan pohon

A

B

Page 13: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

13

utamanya berupa kegiatan dibursa saham. Nilai probabilitas pada tahap 1 adalah

1.

2. Tahap 2, membuat cabang. Kegiatan di bursa ada 2 yaitu kegiatan jual dan

kegiatan beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli 0,4. nilai

probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0

3. Tahap 3 membuat ranting. Pada setiap cabang baik jual maupun beli ada 3

ranting jenis saham yaitu BCA, BLP dan BNI. Nilai probabilitas setiap ranting =

0,35 + 0,40 + 0,25 = 1

4. Tahap 4, menghitung probabilitas bersama (joint probability) antara kejadian

pertama A dan B dengan kejadian kedua D, E dan F. kita bisa menghitung

probabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai probabilitas keseluruhan

pada tahap 4 juga harus sama dengan 1.

Contoh:

Hasil penelitian di Yakarta menunjukan bahwa 60 % dari usa Kecil dan menengah

(UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan hukum. Bank sebagai lembaga

pembiayaan dengan memerhatikan aspek kehati-hatian memberikan probabilitas 80%

lepada UKM berbadan hukum untuk mendapatkan kredit, sedangkan yang tidak

berbadan hukum masih memopunyai desempatan sebesar 20% untuk mendapatkan

kredit. Hitunglah berapa persen probabilitas UKM mendapat kredit dari bank?

Penyelesaian:

1

Jual (0,6)

Beli (0,4)

BCA

BLP

BNI

BCA

BLP

BNI

Page 14: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

14

CHAPTER 4

Pertemuan 4

Teorema Bayes

Teorema ini dikembangkan oleh Thomas Bayes pada abad ke-18. Bayes seorang

pendeta, bertanya apakah Tuhan ada dengan memerhatikan fakta-fakta yang ada di

bumi. Jadi bila Tuhan ada, maka ada fakta sebagai ciptaan Tuhan. Apabila fakta

dilambangkan P(A1) untuk suatu fakta dan P(A2) untuk fakta lain, sedang keberadaan

Tuhan dinyatakan dengan P(B), maka teorema Bayes dinyatakan sebagai:

2

ABP2

AP1

ABP1

AP

1ABP

1AP

B1

AP

Rumus diatas merupakan probabilitas bersyarat, suatu kejadian terjadi setelah

kejadian lain ada. P(A1|B) menyatakan bahwa fakta-fakta di bumi akan ada apabila

Tuhan ada. Karena banyak fakta tersebut maka rumus Bayes diperluas:

ii ABPAP2

ABP2

AP1

ABP1

AP

1ABP

1AP

B1

AP

.....

BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG

A. FAKTORIAL

Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam

mengatur sesuatu kelompok. Contoh konvensional, apabila kita mempunyai tiga bank

yaitu BCA, BII dan BNI ada berapa cara menyusun uratan ketiga bank tersebut?

Secara sederhana dapat kita lakukan dengan mengurut ketiga bank sebagai berikut:

BCA, BII, BNI BCA, BNI, BII BII, BCA, BNI

BII, BNI, BCA BNI, BII, BCA BNI, BCA, BII

Page 15: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

15

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat 6 cara mengurutkan nama bank

tersebut, namun apabila jumlah bank tersebut 100 buah bank, tentu kita akan

kewalahan dalam mengurutkan. Maka dapat dilakukan dengan pendekatan faktorial,

Apabila bank berjumlah tiga maka cara menurutkan nama bank:

3! = 3 x 2 x 1 = 6

B. PERMUTASI

Digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan (arrangement) jika

terdapat satu kelompok objek. Pada permutasi ini kita berkepentingan dengan susunan

atau urutan dari objek, permutasi dirumuskan sebagai berikut:

!rn

n!rPn

dimana :

P : Jumlah permutasi atau cara objek disusun

n : Jumlah total objek yang disusun

r : Jumlah objek yang digunkan pada saat bersamaan, jumlah r dapat sama

dengan n atau lebih kecil

! : tanda dari faktorial

Contoh:

Dari 20 kelas di Universitas Panca budi, ingin dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok. Jika satu kelompok terdiri dari 5 kelas, ada berapa susunan kelompok yang

dapat dibuat?

Jawab

480.860.1

!15

!151617181920

0

!52

20!5

P20

Page 16: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

16

C. KOMBINASI

Kombinasi digunakan apabila kita tertarik pada berapa cara sesuatu diambil dari

keseluruhan objek tanpa memerhatikan urutannya. Misalnya ada 10 bank dan kita

hanya akan mengambil 3 bank, maka ada beberapa kombinasi bank yang dapat diambil

tanpa memerhatikan urutan atau susunannya. Dirumuskan sebagai berikut:

!rnr!

n!rCn

Contoh:

Ada 5 orang siswa mendaftar sebagai pembawa acara dalam suatu kegiatan hiburan.

Pihak penyelengara hanya akan memilih 2 orang yang dapat dijadikan pasangan. Ada

berapa kombinasi pasangan yang dapat dipilih oleh panitia?

10

!252!

5!2

C5

Page 17: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

17

CHAPTER 5

Pertemuan 6

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KURVA NORMAL

1. Kurva berbentuk genta (= Md= Mo)

2. Kurva berbentuk simetris

3. Kurva normal berbentuk asimptotis

4. Kurva mencapai puncak pada saat X=

Kurva normal bentuk simentris, masing-masing sisi sama

Page 18: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

18

5. Luas daerah di bawah kurva adalah 1; ½ di sisi kanan nilai tengah dan ½ di sisi

kiri.

Distribusi probabilitas dan kurva mempunyai persamaan matematika yang sangat

tergantung pada nilai tengah () dan standar deviasi (). Distribusi probabilitas dan

kurva normal dari suatu variable acak (X) yang nilainya terletak - sampai

dinyatakan dengan lambang X ~ N(X; , ).

Bila X suatu pengubah acak normal dengan nilai tengah , dan standar deviasi , maka

persamaan kurva normalnya adalah:

Xuntuk,

2/σμx1/2

e22ππ

1σ)μ,(X;Ν

Jenis-jenis probabilitas Normal

Jenis-jenis probabilitas normal sangat dipengaruhi oleh nilai rata-rata hitung dan standar

deviasinya, maka distribusi probabilitas kurva normal diantaranya:

a. Distribusi probabilitas dan Kurva Normal dengan dan Berbeda.

Keterangan:

1. Mesokurtik

Kurva normal ini mempunyai = Md dan Mo yang sama , namun berbeda

2. Platykurtik

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 0

m

Me s o ku r tic Pla ty kur tic Le p to kur tic

Page 19: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

19

Nilai semakin tinggi dan kurva semakin pendek. Nilai tinggi menunjukkan

bahwa nilai data semakin menyebar dari nilai tengahnya ()

3. Leptokurtik

Nilai semakin rendah dan kurva semakin runcing. Niali rendah ini

menunjukkan data semakin mengelompok pada nilai tengahnya ().

b. Distribusi probabilitas dan Kurva Normal dengan Berbeda dab sama

Bentuk distribusi probabilitas dan kurva normal dengan berbeda dan sama

mempunyai jarak antara kurva yang berbeda, namun bentuk kurva tetap sama. Gambar

diatas menunjukan nilai rata-rata berbeda dengan standar deviasi yang sama. Pada

contoh dapat dilihat mangga dikelompokkan menjadi mutu ”A” dengan berat rata-rata

450 gram, mutu ”B” dengan 300 gram dan mutu ”C” dengan 150

gram.

c. Distribusi Probabilitas dan Kurva normal dengan Berbeda dan berbeda

Kurva dengan berbeda dan berbeda mempunyai titik pusat yang berbeda pada

sumbu mendatar dan bentuk kurva berbeda karena mempunyai standar deviasi yang

berbeda. Kurva seperti ini relatif sering terjadi karena antara populasi terdapat

perbedaan atau setiap populasi juga mempunyai keragaamn yang berbeda.

Page 20: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

20

d. Distribuís probabilitas Normal Baku

Distribuís normal baku adalah distribusi probabilitas acak normal dengan nilai

tengah nol dan simpangan baku 1.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam rangka distribusi probabilitas normal baku

adalah mengubah atau membakukan distribusi aktual dalam bentuk distribusi normal

baku yang dikenal dengan nilai Z atau skor Z. Rumus niali Z adalah:

σ

μXΖ

dimana:

Z = skor Z atau nilai normal baku

X = Nilai dari statu pengamatan atau pengukuran

= Nilai rata-rata hitung suatu distribusi

= standar deviasi suatu distribusi

e. Luas dibawah Kurva Normal

Kurva normal juga mengikuti hukum empirik. Untuk distribusi simetris, dengan

distribusi frekuensi berbentuk lonceng seperti kurva normal diperkirakan 68,26% data

akan berada pada kisaran rata-rata hitung ditambah dua kali standar devíasi, (X 1 ),

(X 2) dan semua data atau 99,74 % akan berada pada kisaran rata-rata hitung

ditambah tiga kali standar deviasi, (X 3).

Page 21: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

21

• Luas antara nilai Z (-1<Z<1) sebesar 68,26% dari jumlah data.

• Berapa luas antara Z antara 0 dan sampai Z = 0,76 atau biasa dituis

P(0<Z<0,76)?

• Dapat dicari dari tabel luas di bawah kurva normal. Nilainya dihasilkan = 0,2764

f. Pendekatan Normal Terhadap Binomial

Pada distribusi probabilitas binomial, dengan semakin besarnya nilai n, maka semakin

mendekati nilai distribusi normal.

Apabila kita perhatikan suatu distribusi probabilitas binomial, dengan semakin besarnya

nilai n, maka semakin mendekati nilai distribusi normal. Gambar berikut menunjukkan

distribusi probabilitas binomial dengan n yang semakin membesar. Pada saat n = 20

terlihat bahwa distribusi probabilitas binomial mendekati distribusi probabilitas normal

yaitu kurva berbentuk lonceng, memiliki puncak tunggal dan simetris.

Dalil pendekatan normal terhadap binomial.

Bila nilai X adalah distribusi acak binomial dengan nilai tengah =np dan standar

deviasi =npq, maka nilai Z untuk distribusi normal adalah:

-3 -3

=x Z=0

+1 +1

+2 +2

+3 +3

-2 -2

-1 -1

68,26%

99,74%

95,44%

0

0 .1

0 .2

0 .3

0 .4

0 .5

0 .6

0 1 r 0 1 2 3 r 0 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 r

Page 22: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

22

npq

npXΖ

di mana n dan nilai p mendekati 0,5

g. Faktor Koreksi Kontinuitas

Untuk mengubah pendekatan dari binomial ke normal (menurut Lind 2002) diperlukan

faktor koreksi selain syarat binomial terpenuhi yaitu:

a. hanya terdapat dua peristiwa

b. peristiwa bersifat independen

c. besar probabilitas sukses dan gagal sama setiap percobaan

d. data merupakan hasil perhitungan

apabila telah memenuhi syarat binomial, maka kita menggunakan faktor koreksi yang

besarnya 0,5. Faktor koreksi ini diperlukan untuk mentransformasi dari binomial menuju

normal yang merupakan variabel acak kontinu.

Contoh:

Sudan merupakan pedagang buah di pusat pasar Medan. Setiap hari membeli 300 kg

jeruk. Probabilitas buah laku dijual adalah 80% dan 20% tidak laku atau busuk. Berapa

probabilitas buah sebanyak 250 kg laku dan tidak busuk?

Jawab:

n = 300; probabilitas laku p = 0,8 dan q = 0,2

= np = 300 x 0,80 = 240

= npq = 6,93

diketahu X = 250, dikurang factor koreksi 0,5 sehingga X = 250 – 0,5 = 249,5

dengan demikian nilai Z menjadi;

Z = (249,5 – 240)/6,93 = 1,37 dan P(Z < 1,37) = 0,4147

Page 23: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

23

Jadi probabilitas lkau hádala = 0,5 + 0,4147 = 0,9147

Jadi harapan buah laku 250 kg hádala 91,47%

Page 24: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

24

CHAPTER 6

Pertemuan 7

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET

Untuk mempermudah mengetahui probabilitas banyak kejadian atau percobaan

dapat dilakukan dengan bantuan distribusi probabilitas. Dimana distribusi probabilitas

memberikan keseluruhan kemungkinan nilai yang mungkin muncul atau terjadi dari

sebuah kejadian atau percobaan.

A. Pengertian Distribusi Probabilitas

Distribusi probabilitas menunjukan hasil yang diharapkan terjadi dari suatu

kegiatan dengan nilai probabilitas masing-masing hasil tersebut.

Distribusi probabilitas adalah sebuah daftar dari keseluruhan hasil suatu

percobaan kejadian yang disertai dengan nilai probabilitas masing-masing hasil

(event).

Contoh:

Ada tiga orang mahasiswa yang akan memilih mata kuliah pada semester genap tahun

2007/2008. Mata kuliah tersebut adalah Stasistika (STK) dan matematika (MTK). Ketiga

mahasiswa tersebut bebas memilih mata kuliah mana yang akan diikuti, bisa memilih

STK semua, STK dan MTK atau MTK semua. Berikut adalah kemungkinan dari ketiga

pilihan mahasiswa tersebut

Kemungkinan pilihan

mahasiswa Jumlah pilihan STK A B C

1 STK STK STK 3 2 STK STK MTK 2 3 STK MTK STK 2 4 STK MTK MTK 1 5 MTK STK STK 2 6 MTK STK MTK 1 7 MTK MTK STK 1 8 MTK MTK MTK 0

dari tabel dapat dilihat kemungkinan mahasiswa tidak memilih STK sama sekali ada

satu kejadian, mahasiswa hanya satu yang memilih STK ada3 kejadian, mahasiswa ada

Page 25: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

25

2 orang yang memilih STK ada 3 kejadian. Mahasiswa ada 3 orang yang memilih STK

ada 1 kejadian. Dari ke 8 kejadian tersebut kita dapat menyusun distribusi probabilitas

sebagai berikut:

Jumlah STK di pilih mahasiswa

Jumlah frekuensi

Total kemungkinan

Distribusi probabilitas Hasil P(r)

0 1 8 1/8 0,125 1 3 8 3/8 0,375 2 3 8 3/8 0,375 3 1 8 1/8 0,125

Jumlah Atoatal Distribusi Probabilitas 1,000

Dari tabel distribusi probabilitas kita dapat dengan mudah menentukan berapa

probabilitas ketiga mahasiswa akan memilih mata kuliah Statistik yaitu 0,125.

Dalam bentuk grafik poligon dapat digambarkan sebagai berikut:

0,125

0,375 0,375

0,125

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0 1 2 3

Jumlah Pilihan

Grafik Distribusi Probabilitas Pilihan Mahasiswa

B. Variabel Acak/Random

a. Variabel Acak

Variabel acak didefenisikan sebagai sebuah ukuran atau besaran yang merupakan

hasil suatu percobaan atau kejadian yang terjadi secara acak atau untung-untungan

dan mempunyai nilai yang berbeda-beda

Contoh:

Petani menimbang berat setiap semangka yang telah dipanen. Dari lima semangka

beratnya berturut-turut 3.56; 3.80; 2.79; 3.60 dan 4.05 kg. Maka penimbangan

berat adalah percobaan acak dan nilai berat setiap semangka adalah variabel acak.

b. variabel acak diskret

Page 26: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

26

variabel acak diskret merupakan hasil dari percobaan yang bersifat acak dan

mempunyai nilai tertentu yang terpisah dalam suatu interval. Variabel acak diskret ini

biasanya berupa bilang bulat dan berasal dari hasil perhitungan.

Contoh: jumlah mahasiswa 800 orang, jumlah buah jeruk 20 buah, jumlah telur 300

butir dan sebagainya

c. variabel acak kontinu

variabel acak kontinu mempunyai nilai yang menempati pada seluruh interval hasil

percobaan, biasanya dihasilkan dari hasil pengukuran dan bukan penjumlahan.

Semua nilai yang dihasilkan dari kegiatan pengukuran baik bulat maupun pecahan

merupakan variabel acak kontinu.

Contoh: pada buah semangka jumlah buah semangka 10 buah adalah variabel acah

diskret, tapi berat semangka misalnya 3,56 kg ini merupakan variabel acak kontinu

C. Rata-rata hitung, Varians, dan Standar deviasi

a. Nilai Rata-rata Hitung

Nilai rata-rata hitung merupakan nilai harapan (expected value) yang

dilambangkan E(x)

Rumus nilai rata-rata hitung:

= E(x) = ∑ (X). P(X)

dimana:

: Nilai rata-rata hitung distribusi pobabilitas

E(x) : Nilai harapan (expected value)

X : Kejadian

P(X) : Probabilitas suatu kejadian

∑ : Lambang operasi penjumlahan

b. Varians dan Standar deviasi

Varian dan standar deviasi merupakan ukuran penyebaran yaitu mengukur

seberapa besar data menyebar dari nilai tengahnya. Semakin kecil sebaran data, maka

semakin baik, karena menunjukkan data mengelompok pada nilai rata-rata hitung.

Varian dan standar deviasi dirumuskan sebagai berikut

Page 27: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

27

2σσiasiStandarDev

XP.2

μX2σVarians

Dimana:

2 : Varians

: Standar deviasi

X : Nilai suatu kejadian

: Nilai rata-rata hitung distribusi probabilitas

P(X) : Probabilitas suatu kejadian X

∑ : Lambang operasi penjumlahan

Contoh:

Hitunglah nilai rata-rata hitung, Standar deviasi dan Varian pada kasus pilihan tiga

mahasiswa pada mata kuliah Statistika pada contoh terdahulu?

Penyelesaian:

X P(X) X.P(X) X - (X - )2 (X - )2 P(X) 0 0,125 0,000 - 1,500 2,250 0,281 1 0,375 0,375 - 0,500 0,250 0,094 2 0,375 0,750 0,500 0,250 0,094 3 0,125 0,375 1,500 2,250 0,281

1,500 2 0,750

Dari data diatas dapat dilihat bahwa:

Rata-rata hitung adalah sebesar 1,500 menunjukan bahwa ada 1,5 mahasiswa yang

mengambil mata kuliah Statistika. Namun karena orang tidak dalam bentuk pecahan,

maka bisa didekatkan pada 1 atau 2 orang.

Varians = 2 = 0,75, maka standar deviasi = = 2 = 0.75 = 0,87. Ini menunjukan

bahwa standar penyimpangan data dari nilai tengahnya adalah 0,87.

D. Distribusi Probabilitas Binomial

Ini menggambarkan data yang dihasilkan oleh suatu percobaan yang dinamakan

Bernoulli.

Page 28: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

28

Ciri-ciri Percobaan Bernouli:

• Setiap percobaan menghasilkan dua kejadian:

(a) kelahiran anak: laki-laki-perempuan;

(b) transaksi saham: jual- beli,

(c) perkembangan suku bunga: naik–turun dan lain-lain.

• Probabilitas suatu kejadian untuk suskes atau gagal adalah tetap untuk setiap

kejadian. P(p), peluang sukses, P(q) peluang gagal, dan P(p) + P(q)= 1.

• Suatu percobaan dengan percobaan bersifat bebas.

• Data yang dihasilkan adalah data perhitungan.

Pembentukan Distribusí Binomial

Hal yang diperlukan dalam membentuk distribusí binomial:

a. banyaknya atau jumlah dari percobaan atau kegiatan

b. Probabilitas suatu kejadian baik sukses maupun gagal

Dapat dinyatakan sebagai berikut:

rnq.rp!rnr!

n!rP

Dimana:

P (r) : Nilai probabilitas binomial

P : Probabilitas sukses suatu kejadian dalam setiap percobaan

r : Banyaknya peristiwa sukses suatu kejadian untuk keseluruhan percobaan

n : Jumlah total percobaan

q : Probabilitas gagal suatu kejadian yang diperoleh dari q = 1 – p

Page 29: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

29

! : Lambang faktorial

Contoh:

PT Sari Buah Lestari mengirim buah-buah segar setiap harinya kepada sebuah swalaya

terkenal di kota Medan. Dengan jaminan kualitas buah yang segar, 80% buah yang

dikirim lolos seleksi oleh swalayan tersebut. PT Sari Buah Lestari mengirim 10 buah

Melon setiap harinya

Permintaan:

a. Berapa probabilitas 10 buah diterima

b. Berapa probabilitas 8 buah diterima

c. Berapa probabilitas 7 buah diterima

Penyelesaian:

a. probabilitas 100 buah diterima semua

n = 10 p = 0,8

r = 10 q = 0,2

0,021475

0,2 .0,107374.1

12,8,0

002,8,00

rP

rP

0.0!10!

10!rP

110.0!1110!

10!rP

rnq.rp!rnr!

n!rP

10

10

Distribusi probabilitas Hipergeometrik

• Dalam distribusi binomial diasumsikan bahwa peluang suatu kejadian tetap atau

konstan atau antar-kejadian saling lepas.

• Dalam dunia nyata, jarang terjadi hal demikian. Suatu kejadian sering terjadi

tanpa pemulihan dan nilai setiap kejadian adalah berbeda atau tidak konstan.

Page 30: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

30

• Distribusi dengan tanpa pemulihan dan probabilitas berbeda adalah Distribusi

Hipergeometrik.

Pada kasus dimana terjadi percobaan tanpa pengembalian pada populasi yang

terbatas, dan jumlah sampel terhadap polpulasinya lebih 5%, distribusi hipergeometrik

lebih tepat digunakan. Distribusi hipergeometrik dinyatakan sebagai berikut:

nCN

rnC

sNrC

srP

Dimana:

P (r) : Nilai probabilitas hipergeometrik dengan kejadian r sukses

N : Jumlah populasi

s : Jumlah suskses dalam populasi

r : Jumlah suskses yang menjadi perhatian

n : Jumlah sampel dari populasi

C : Simbol kombinasi

Distribusi Probabilitas Poisson

• Dikembangkan oleh Simon Poisson

• Poisson memperhatikan bahwa distribusi binomial sangat bermanfaat dan dapat

menjelaskan dengan baik, namun untuk n di atas 50 dan nilai P(p) sangat kecil

akan sulit mendapatkan nilai binomialnya.

• Rumus:

Χ!

μexμΧP

dimana P(X) : Nilai probabilitas distribusi poisson

Page 31: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

31

: Rata-rata hitung dari jumlah nilai sukses; dimana = n.p e : Bilangan konstsan = 2,71828 X : Jumlah nilai sukses P : probabilitas sukses suatu kejadian ! : Lambang faktorial

Page 32: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

32

CHAPTER 7 Pertemuan 9

TEORI KEPUTUSAN Setiap hari kita harus mengambil keputusan, baik keputusan yang sederhana

maupun keputusan jangka panjang. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan, ilmu statistika telah mengembangkan cabang statistika baru yaitu teori keputusan statistika. Ilmu ini berkembang sejak tahun 1950-an yang sebenarnya telah dipelopori sejak abad ke-18 oleh pendeta Thomas Bayes. Contoh: Keputusan yang diambil suatu perusahaan:

• Barang dan jasa apa yang akan diproduksi, • Metode apa yang dipakai untuk memproduksi, • Untuk siapa barang dan jasa di produksi, • Bagaimana strategi pemasaran dan promosinya, • Apakah perusahaan membutuhkan tenaga pemasaran, • dan lain-lain.

1. Elemen-elemen Keputusan

• Kepastian (certainty): informasi untuk pengambilan keputusan tersedia dan valid.

• Risiko (risk): informasi untuk pengambilan keputusan tidak sempurna, dan ada probabilitas atas suatu kejadian.

• Ketidakpastian (uncertainty): suatu keputusan dengan kondisi informasi tidak

sempurna dan probabilitas suatu kejadian tidak ada.

• Konflik (conflict): keputusan di mana terdapat lebih dari dua kepentingan. Setiap keputusan dalam atatistika mempunyai tiga elemen atau komponen penting 1. Pilihan atau alternatif yang terjadi bagi setiap keputusan. 2. States of nature yaitu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindari atau

dikendalikan oleh pengambil keputusan. 3. Hasil atau payoff dari setiap keputusan. Hubungan elemen keputusan menurut Lind (2002)

Page 33: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

33

2. Keputusan dalam Keadaan Beresiko

Pengambilan keputusan dalam keadaan berisiko berarti bahwa terdapat informasi Namur tidak sempurna, dan ada probabilitas terhadap statu kejadian. Ada beberapa langkah yang diperlukan dalam pengambilan keputusan berisiko yaitu:

1. Mengidentifikasi berbagai macam alternatif yang ada dan layak bagi suatu keputusan.

2. Menduga probabilitas terhadap setiap alternatif yang ada. 3. Menyusun hasil/payoff untuk semua alternatif yang ada 4. Mengambil keputusan berdasarkan hasil yang baik

Contoh: H. Ibrahim merupakan petani modern, dan menginvestasi sebagain keuntungan untuk membeli saham. Pada tahun 2007 ia berinvestasi sebesar Rp. 10.000.000,-. Ada tiga saham perusahaan yang sedang dipelajari yaitu saham LPBN, saham Mega dan Saham BBCA. Berikut hasil atau payoff dari ketiga saham tersebut:

Kode Perusa

haan

Harga saham

Jumlah

saham

Kondisi baik Kondisi Buruk Devid

en/ lbr

Total deviden

Deviden/ lbr

Total deviden

LPBN

9.000 1.111 400 444.444

250 277.778

MEGA

18.500 541 2.000 1.081.081

300 162.162

BBCA

30.000 333 4.463 1.487.667

185 61.667

Beberapa metode dalam statistika yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam keadaan berisiko: A. Nilai yang diharapkan (Expected Value)

Peristiwa

Tindakan

Hasil/ Payoff

Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi mendatang. Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap kondisi mendatang.

Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif dengan kriteria tertentu.

Laba, impas (break even), rugi

EV = Payoff x Probabilitas Suatu Kejadian

Page 34: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

34

SAHAM BAIK P=

0,5 BURUK P = 0,5

Perhitungan EV Nilai EV

LPBN 444.444 277.778 (444.444 x 0,5) + (277.778 x 0,5)

361.111

MEGA 1.081.081 162.162 BBCA 1.487.667 61.667

Nilai EV yang terbesar merupakan keputusan yang terbaik. Dari EV tersebut, maka keputusan investasi H. Ibrahim adalah membeli saham BBCA B. Expected Opportunity Loss

• Metode lain dalam mengambil keputusan selain EV • EOL mempunyai prinsip meminimumkan kerugian karena pemilihan bukan

keputusan terbaik. • Hasil yang terbaik dari setiap kejadian diberikan nilai 0, sedangkan untuk hasil

yang lain adalah selisih antara nilai terbaik dengan nilai hasil pada peristiwa tersebut.

SAHAM OL BAIK

P= 0,5 OL BURUK P = 0,5

Perhitungan EV Nilai EV

LPBN 1.043.223 0 (1.043.223 x 0,5) + (0 x 0,5)

521.612

MEGA 406.586 115.616 BBCA 0 216.111

Nilai OL untuk alternatif terbaik adalah nol, maka kondisi baik adalah BBCA = 0 dan kondisi terburuk LPBN = 0. nilai OL terendah adalah untuk BBCA maka dapat direkomendasikan untuk dibeli oleh investor. C. Ecpected value of Perfect Information Hasil yang diharapkan dalam informasi sempurna merupakan perbedaan antara hasil maksimum dalam kondisi kepastian dan hasil maksimum dalam kondisi ketidak pastian

• Setiap keputusan tidak harus tetap setiap saat. Keputusan dapat berubah untuk mengambil kesempatan yang terbaik.

• Pada kasus harga saham, pada kondisi baik, saham BBCA adalah pilihan terbaik, namun pada kondisi buruk, maka saham MEGA lebih baik.

• Apabila hanya membeli saham BBCA maka EV = 1.487.667 x 0,5 + 61.667 x 0,5 = 774.667 • Apabila keputusan berubah dengan adanya informasi yang sempurna dengan

membeli harga saham BBCA dan MEGA EVif = 1.487.667 x 0,5 + 277.778 x 0,5 = 822.723

EOL = Opportunity Loss x Probabilitas Suatu Peristiwa

Page 35: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

35

• Nilai EVif lebih tinggi dari EV dengan selisih: = 822.723 -774.667 = 108.056. Nilai ini mencerminkan harga dari sebuah informasi. • Nilai informasi ini menunjukkan bahwa informasi yang tepat itu berharga -- dan

menjadi peluang pekerjaan -- seperti pialang, analis pasar modal, dan lain-lain.

D. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Ketidakpastian Keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan tidak adanya informasi yang sempurna, juga tidak adanya probabilitas atau informasi tentang probabilitas suatu kejadian. Ada beberapa kriteria yang telah dikembangkan dalam pengambilan keputusan untuk kondisi ketidakpastian: 1. Kriteria Laplace

Probabilitas semua kejadian diasumsikan sama, dan hasil perkalian antara hasil dengan probabilitas yang tertinggi tertinggi adalah keputusan terbaik.

2. Kriteria Maximin Keputusan didasarkan pada kondisi pesimis atau mencari Nilai maksimum pada kondisi pesimis (lakukan yang terbaik dalam situasi terburuk)

3. Kriteria Maximax Keputusan didasarkan pada kondisi optimis dan mencari nilai maksimumnya.

4. Kriteria Hurwicz Keputusan didasarkan pada perkalian hasil dan koefisien optimisme. Koefisien ini

nilainya antara 0 sampai 1. nilai 0 untuk kondisi yang sangat pesimis dan nilai 1 untuk kondisi yang sangat optimis. Koefisien ini merupakan perpaduan antara optimis dan pesimis. Alternatif yang terbaik adalah nilai yang tertinggi dari hasil perkalian antara hasil atau payoff dengan koefisien optimisme.

5. Kriteria (Minimax) Regret Keputusan didasarkan pada nilai regret minimum. Nilai regret diperoleh dari nilai OL

(opportunity Loss) pada setiap kondisi dan dipilih yang maksimum. Alternatif keputusan yang diambil adalah nilai regret yang minimum.

Contoh

Berikut adalah deviden yang dibagikan oleh tiga perusahaan yang ada di BEJ yaitu LPBN, MEGA dan BBCA. Deviden dibedakan dalam krisis, normal dan Boom.

Perusahaan Kondisi Perekonomian

Boom Normal Krisis LPBN 1.180 488 250 MEGA 2.000 1.356 300 BBCA 4.463 1.666 185

a. Kriteria Laplace 1. EV (LPBN) = 1/3 X 1.180 + 1/3 X 488 + 1/3 X 250 = 639 2. EV (MEGA) = 1/3 X 2.000 + 1/3 X 1.356 + 1/3 X 300 = 1.219 3. EV (BBCA) = 1/3 X 4.463 + 1/3 x 1.666 + 1/3 x 185 = 2.015

Berdasarkan kriteria Laplace, keputusan terbaik adalah membeli saham BBCA.

Page 36: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

36

b. Kriteria Maximim Berdasarkan kriteria Maximin, alternatif yang memberikan nilai maksimum pada kondisi terburuk adalah MEGA. Maka keputusan terbaik adalah membeli saham MEGA.

c. Kriteria maximax Berdasarkan kriteria Maximax, alternatif yang memberikan nilai maksimum pada kondisi terbaik adalah BBCA. Maka keputusan terbaik adalah membeli saham BBCA.

d. Kriteria Hurwicz

• Menggunakan koefisien optimisme (a) dan koefisien pesimisme (1- a).

• Koefisien ini anda dapat diperoleh melalui hasil penelitian atau pendekatan relatif dari data tertentu.

Contoh: Koefisien optimisme didasarkan pada probabilitas terjadinya kondisi boom dibandingkan dengan kondisi krisis. Berdasarkan data diperoleh koefisien optimisme sebesar 0,63 sehingga koefisien pesimisme adalah 1 – 0,63 = 0,37.

Berdasarkan nilai EV, maka keputusan yang terbaik adalah membeli saham BBCA yaitu yang memiliki nilai EV tertinggi. e. Kriteria minimax regret • Langkah pertama adalah mencari nilai OL. • Langkah kedua adalah memilih nilai maksimum dari nilai OL setiap keadaan. • Nilai OL yang minimum adalah keputusan yang terbaik.

Perusahaan

Kondisi Perekonomian Boom Normal Krisis

LPBN 3.283 1.178 50 MEGA 2.463 310 0 BBCA 0 0 115

Perusahaan Nilai Regret Maksimum

LPBN 3.283 MEGA 2.463

Emiten

Boom

Krisis

Perhitungan

EV

LPBN

1.180

250

(1.180x0.63) + (250x0.37)

836

MEGA

2.000

300

(2.000x0.63) + (300x0.37)

1.371

BBCA

4.463

185

(4.463x0.63) + (185x0.37)

2.880

Page 37: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

37

BBCA 115

Berdasarkan kriteria minimax regret, keputusan yang terbaik adalah membeli saham BBCA yaitu yang memiliki nilai regret terendah.

E. Analisis Pohon Keputusan Pohon keputusan berguna untuk menyusun bebrapa alternatif dengan hasil bersyarat (conditional payoff), keputusan yang terbaik adalah dengan nilai EV yang tertinggi.

2.880

836 (1)

1.371 (2)

2.880 (3)

1.180

250

2.000

300

4.463

185

Probabilitas Ekonomi Boom (0,63)

Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37)

Probabilitas Ekonomi Boom (0,63)

Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37)

Probabilitas Ekonomi Boom (0,63)

Probabilitas Ekonomi Krisis (0,37)

Membeli Saham MEGA

Membeli Saham LPBN

Membeli Saham BBCA

Keputusan EV Probabilitas payoff

Page 38: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

38

CHAPTER 8 Pertemuan 10

METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING

Populasi dan sampel merupakan aspek penting dalam mempelajari statistika

induktif.

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda

dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang

menjadi perhatian.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.

Hubungan populasi dan sample dapat digambarkan sebagai berikut:

Populasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Populasi terbatas (finite) yaitu populasi yang ukurannya terbatas berukuran N. contoh: semua bank yang ada misalnya 138 Bank.

b. Polpulasi tidak terbatas (infinite) yaitu populasi yang mengalami proses secara terus menerus sehinga usuran N menjadi tidak terbatas perubahan nilainya. Contohnya Pelanggan jamu Sidomuncul.

Sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Sampel probabilitas Merupakan suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga

masing-masing anggota populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Sampel nonprobabilitas Merupakan suatu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga

setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Populasi Sampel

Page 39: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

39

A. Metode penarikan sample

1. Penarikan Sampel Acak Sederhana

Merupakan pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Ada dua cara pengambilan sampel acak sederhana:

1. Sistem Kocokan Sistem sampel acak sederhana dengan cara sama sistem arisan. 2. Menggunakan tabel acak Memilih sampel dengan menggunakan suatu tabel. Dalam penggunaannya ditentukan terlebih dahulu titik awal (starting point).

2. Penarikan sampel acak terstruktur:

Penarikan sampel acak terstruktur dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum.

Contoh menentukan jumlah stratum setiap kelompok

Metode Penarikan Sampel

Sampel Probabilitas (Probability Sampling)

Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling)

1.Penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling)

2. Penarikan sampel acak terstruktur (stratified random sampling)

3. Penarikan sampel cluster (cluster sampling)

1.Penarikan sampel sistematis (systematic sampling)

2. Penarikan sampel kuota (kuota sampling) 3. Penarikan sampel purposive (purposive

sampling)

Populasi tidak berstrata Populasi terstrata

Jumlah Persentase Jumlah sampel anggota dari total per stratum

1 Bulat 1 4 0 (0,04 x 10)

2 Kotak 3 13 1 (0,13 x 10)

KelompokStratum

Page 40: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

40

Dari table diatas terlihat bahwa jumlah sample setiap stratumnya didasarkan pada jumlah proporsi persentsae setiap stratum terhadap jumlah totalnya. 3. Penarikan sample Cluster (cluster sampling)

Penarikan cluster adalah teknik memilih sampel dari kelompok unit-unit kecil (cluster) dari sebuah populasi yang relatif besar dan tersebar luas. Anggota dalam setiap cluster bersifat tidak homogen berbeda dengan penarikan sampel terstruktur.

Pemilihan sampel pada metode ini adalah dengan metode acak sederhana, dengan harapan akan mengurangi biaya penarikan sampel populasi yang tersebar pada area geografis yang terlalu besar.

4. Penarikan sampel secara sistematis (systematic Random Sampling)

Penarikan dikatakan sampel sistematis apabila setiap unsur atau anggota dalam populasi disusun dengan cara tertentu-Secara alfabetis, dari besar kecil atau sebaliknya-kemudian dipilih titik awal secara acak lalu setiap anggota ke K dari populasi dipilih sebagai sampel.

Sampel Terstruktur Sampel Terstruktur Sampel Cluster

Page 41: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

41

Sebagai contoh apabila akan dipilih 5 perusahaan reksadana, maka perusahaan mana yang akan menjadi sampel dengan menggunakan metode sistematis, beberapa langkah yang harus dilakukan adalah:

a. memberikan nomor urutan misalnya dari aset terbesar sampai terkecil atau sebaliknya

b. jumlah populasi misalnya 59, dan jumlah sampel 5, maka jarak antara sampel adalah 12

c. nomor sampel adalah 1, 13, 25, 37, dan 49 (setiap sampel berjarak secara sistematis yaitu 12)

5. penarikan sampel Kuota (Kuota sampling)

Penarikan sampel kuota adalah pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuan penarikan sampel kuota adalah untuk memperbaiki keterwakilan seluruh komponen dalam populasi. Sebagai contoh apabila akan dilakukan penelitian terhadap tingkat kehadiran mahasiswa yang mengambil matakuliah statistika dari populasi 150 orang ditentukan kuota 20 orang. Kalau pengumpulan data belum mencapai 20 orang maka penelitian belum dianggap selesai.

6. penarikan sampel purposive (purposive sampling)

Penarikan sampel purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut berdasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian. Penarikan sampel dengan purposive ada dua cara: a. convenience sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan keinginan peneliti

sesuai dengan tujuan penelitian. b. Judment sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan penilaian terhadap

karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. B. Kesalahan penarikan sampel (sampling error) Merupakan perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai parameter dari populasi. Dalam pemilihan sampel, dimana jumlah sampel adalah sebagian dari populasi, mungkin akan terdapat perbedaan antara rata-rata hitung dan standar deviasi sampel terhadap rata-rata hitung dan standar deviasi populasi. Perbedaan nilai statistik ini yang dikenal dengan kesalahan penarikan sampel (sampling error). Dengan menggunakan sampel bisa ditemukan kesalahan penarikan sampel pada saat hasil sampel tersebut digunakan untuk menduga parameter suatu populasi. Untuk menentukan tingkat keyakinan akan hasil menggunakan sampel untuk menduga parameter dapat dipahami dengan mentusun distribusi sampel (sampling distribution) dan rata-rata hitung sampel (sampel means). C. Distribusi Sampel rata-rata dan proporsi

Page 42: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

42

Distribusi sampel dari rata-rata hitung sampel dan populasi adalah suatu distribusi probabilitas yang terdiri dari seluruh kemungkinan rata-rata hitung sampel dari suatu ukuran sampel tertentu yang dipilih dari populasi, dan probabilitas terjadinya dihubungkan dengan setiap rata-rata hitung sampel.

a. Distribusi sampel rata-rata dan porposi menpunyai nilai hitung rat-rata:

xC

1Nn

pC

1Nn

p

b. Distribusi sampel rata-rata dan porposi mempunyai standar deviasi

2

xNn

x XC

1S

Nn

2

p

pC

pS

c. Hubungan antara standar deviasi sampel x dan porposi pada kondisi sampel

terbatas

1N

nN

nSx

1N

nNx

n

P1PSp

d. Hubungan standar deviasi sampel x dan porposi pada kondisi sampel tidak

terbatas

nSx

n

P1PSp

d. Distribusi sampel rata-rata dan porposi merupakan distribusi normal, sehingga

dapat diketahui nilai Znya yaitu

s

xZ

ps

PpZ

D. Distribusi Sampel Selisih rata-rata dan proporsi Distribusi sampel selisih apabila terdapat dua atau lebih populasi yang diambil sebagai sampel

a. Distribusi sampel selisih rata-rata 1. Nilai rata-rata

21212x1x xxX

2. Nilai standar deviasi

2n

S

n

SSSS

22x

1

21x2

2x2

1x2x1x

3. Nilai Z

2x1x

2121

S

xxZ

Page 43: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

43

b. Distribusi sampel selisih proporsi 1. Nilai rata-rata

21212p1p PPPPP

2. Nilai standar deviasi

2

22

1

1122p

21p2p1p

n

P1P

n

P1PSSS

3. Nilai Z

2p1p

2121

S

PPppZ

. E. Faktor Koreksi untuk populasi terbatas Faktor koreksi adalah usaha untuk memperbaiki hasil dugaan parameter dan diterapkan jika rasio n/N lebih besar dari 0,05. faktor koreksi terhadap standar deviasi dirumuskan sebagai berikut

1N

nN

nSx

sedang untuk standar deviasi proporsi

1N

nN

n

)p1(pSp

Page 44: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

44

CHAPTER 9 Pertemuan 11

HIPOTESA A. Hipotesa

Hipotesa adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan.

Hipotesa sebenarnya disusun berdasarkan data, akan tetapi karena data tersebut dihasilkan dari sample yang mempunyai probabilitas, sehingga hasilnya bisa saja benar dan mungkin saja salah. Oleh sebab itu sebuah hipotesa sebelum menjadi keputusan haruslah diuji terlebih dahulu dengan menggunakan data observasi. Menurut Nasir (1988) hipotesa yang baik mempunyai cirri-ciri:

a. menyatakan hubungan b. sesuai dengan fakta c. sederhana dan dapat diuji d. dapat menerangkan fakta dengan baik

B. Pengujian Hipotesa Pengujian hipotesa adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesa merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesa tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak. C. Prosedur Pengujian Hipotesa

Langkah 1. Merumuskan Hipotesa (Hipotesa nol (H0) dan Hipotesa Alternatif (H1))

Langkah 2. Menentukan Taraf Nyata (Probabilitas menolak hipotesa)

Langkah 3. Menentukan Uji statistik (Alat uji statistik, uji Z, t, F, X2 dan lain-lain)

Langkah 4. Menentukan Daerah Keputusan (Daerah di mana hipotesa nol diterima atau ditolak))

Langkah 5. Mengambil Keputusan

Menolak H0 Menerima H1 Menolak H0

Page 45: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

45

Langkah 1 Merumuskan Hipotesa Perumusan hipotesa dikembangkan oleh Fisher yang dikenal sebagai Bapak Ststistik, yang membedakan hipotesa menjadi nol dan hipotesa alternative.

Hipotesa nol (Ho) Satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi

Hipotesa alternative (H1) Suatu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah

Contoh: 1. Rata-rata hasil investasi reksadana sama dengan 13,17%, maka

Ho : = 13,17% H1 : 13,17%

2. rata-rata IPK mahasiswa diatas 3

Ho : IPK > 3 H1 : IPK < 3

Langkah 2. menentukan taraf nyata

Taraf nyata adalah Probabilitas menolak hipotesa nol apabila hipotesa nol tersebut adalah benar. Taraf nyata adalah nilai kritis yang digunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesa nol. Taraf nyata dilambangkan dengan α, dimana α = 1 – C. C adalah tingakat keyakinan, apabila C = 0,95 maka taraf nyata 0,05. semakain tinggi tingkat keyakinan maka semakin kecil taraf nyata. Kebiasaan yang sering digunakan untuk pertanian dan ekonomi adalah taraf nyata 5% atau tingkat keyakinan 95%.

Langkah 3. menentukan Uji Statistik

Suatu nilai yang diperoleh dari sampel dan digunakan untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak hipotesa. Pada bagain ini akan dibahas uji Z, yang diperoleh dari rumus berikut:

Χσ

μΧΖ

n/SsampelerrordartansS

populasihitungrataRata

sampelhitungrataRataX

ZNilai

:anadim

xx

Langkah 4. Menentukan daerah Keputusan

Page 46: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

46

Pengujian satu arah Adalah daerah penolakan Ho hanya satu yaitu terletak di ekor sebelah kanan saja atau ekor sebelah kiri saja. Karena hanya satu daerah penolakan berarti luas daerah penolakan tersebut sebesar taraf nyata yaitu a, dan untuk nilai kritisnya biasa ditulis dengan Za.

Sedangkan pengujian dua arah Adalah daerah penolakan Ho ada dua daerah yaitu terletak di ekor sebelah kanan dan kiri. Karena mempunyai dua daerah, maka masing-masing daerah mempunyai luas ½ dari taraf nyata yang dilambangkan dengan ½a, dan nilai kritisnya biasa dilambangkan dengan Z ½a.

Langkah 5. mengambil Keputusan

Keputusan ditentukan dengan melihat nilai Z, apabila terletak pada daerah yang menerima Ho maka hipotesa dapat diterima atau sebaliknya apabila nilai Z tidak terletak pada daerah yang meneriam Ho maka hipotesa ditolak

CONTOH MENGUJI HIPOTESA RATA-RATA SAMPEL BESAR Perusahaan reksadana menyatakan bahwa hasil investasinya rata-rata mencapai 13,17%. Untuk menguji apakah pernyataan tersebut benar, maka lembaga konsultan CESS mengadakan penelitian pada 36 perusahaan reksadana dan didapatkan hasil

Daerah tidak menolak Ho

Daerah penolakan Ho

Skala z 1,65

Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,5

Daerah Keputusan Uji Satu Arah

Daerah Keputusan Uji Dua Arah

Daerah tidak menolak Ho

Daerah penolakan Ho

Daerah penolakan Ho

0,025 0,025 0,95

0 -1,95 1,95

Page 47: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

47

bahwa rata-rata hasil investasi adalah 11,39% dan standar deviasinya 2,09%. Ujilah apakah pernyataan perusahaan reksadana tersebut benar dengan taraf nyata 5%.

Langkah 1

Merumuskan hipotesa. Hipotesa yang menyatakan bahwa rata-rata hasil investasi sama dengan 13,17%. Ini merupakan hipotesa nol, dan hipotesa alternatifnya adalah rata-rata hasil investasi tidak sama dengan 13,17%. Hipotesa tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : m = 13,17%.

H1 : m ¹ 13,17%.

Langkah 2

Menentukan taraf nyata. Taraf nyata sudah ditentukan sebesar 5%, apabila tidak ada ketentuan dapat digunakan taraf nyata lain. Taraf nyata 5% menunjukkan probabilitas menolak hipotesa yang benar 5%, sedang probabilitas menerima hipotesa yang benar 95%.

Nilai kritis Z dapat diperoleh dengan cara mengetahui probabilitas daerah keputusan H0 yaitu Z/2 = /2 – 0,5/2 = 0,025 dan nilai kritis Z dari tabel normal adalah 1,96.

Langkah 3

Melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus Z. Dari soal diketahui bahwa rata-rata populasi = 13,17%, rata-rata sampel 11,39% dan standar deviasi 2,09%. Mengingat bahwa standar deviasi populasi tidak diketahui maka diduga dengan standar deviasi sampel, dan standar error sampel adalah sx = s/n sehingga nilai Z adalah

Langkah 4

Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis Z=1,96

Page 48: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

48

CONTOH UJI SIGNIFIKANSI MENGGUNAKAN TANDA LEBIH BESAR DAN LEBIH KECIL (Satu Arah) 1. Ujilah beda rata-rata populasi, misalkan hipotesanya adalah rata-rata hasil investasi

lebih kecil dari 13,17%. Maka perumusan hipotesanya menjadi: H0 : m £ 13,17 H1 : m > 13,17 Untuk tanda £ pada H0 menunjukkan daerah penerimaan H0, sedang tanda >

pada H1 menunjukkan daerah penolakan di sebelah ekor kanan seperti Gambar A. 2. Ujilah beda selisih dua rata-rata populasi, misalkan hipotesanya adalah selisih dua

rata-rata populasi lebih besar sama dengan 0. H0 : mpa– mpl ³ 0 H1 : mpa– mpl < 0 Untuk tanda ³ pada H0 menunjukkan daerah penerimaan H0, sedang tanda < pada

H1 menunjukkan daerah penolakan di sebelah ekor kiri seperti Gambar B.

Daerah penolakan H0

Tidak menolak

0,95

Daerah penolakan H0

0,025 0,025

-1,96 Z=-5,11 1,96

Langkah 5

Mengambil Keputusan. Nilai uji Z ternyata terletak pada daerah menolak H0. Nilai uji Z = –5,11 terletak disebelah kiri –1,96. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa menolak H0, dan menerima H1, sehingga pernyataan bahwa hasil rata-rata investasi sama dengan 13,17% tidak memiliki bukti yang cukup kuat.

Page 49: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

49

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

Tidak menolak H0 Tidak menolak H0

1,65 1,65

Gambar A Gambar B H0 : x 13,17 H0 : pa– pl 0 H1 : x > 13,17 H1 : pa– pl < 0

Page 50: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

50

CHAPTER 10 Pertemuan 12

MENGUJI HIPOTESA RATA-RATA SAMPEL BESAR CONTOH PENGUJIAN DUA ARAH 1. Ujilah nilai rata-rata sama dengan 13,17%. Maka hipotesanya dirumuskan sebagai berikut: H0 : m = 13,17%. H1 : m ¹ 13,17%. 2. Ujilah nilai koefisien untuk b sama dengan 0. Maka hipotesanya dirumuskan sebagai berikut: H0 : b = 0 H1 : b ¹ 0. MENGUJI HIPOTESA RATA-RATA DAN PROPORSI SAMPLE BESAR Ada Tiga hal yang terkait dengan pengujian hipotesa rata-rata dan porposi sample besar yaitu:

a. Proses pengujian hipotesa, dimana pengujiannya tetap mengikuti 5 langkah b. Yang diuji dalam hal ini adalah rata-rata populasi dan proporsi dari populasi c. Sample besar. Sample besar adalh sample yang berjumlah 30 atau lebih.

Dengan menggunakan sample besar diharapkan akan mendekati distribusi normal sehingga dapat digunakan nilai dan uji Z.

CONTOH MENGUJI HIPOTESA RATA-RATA SAMPEL BESAR

Perusahaan reksadana menyatakan bahwa hasil investasinya rata-rata mencapai 13,17%. Untuk menguji apakah pernyataan tersebut benar, maka lembaga konsultan

Daerah penolakan H0

Tidak menolak H0

Daerah penolakan H0

0,5

0,4750 0,

1,96 0,95 -1,96 0,

Page 51: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

51

CESS mengadakan penelitian pada 36 perusahaan reksadana dan didapatkan hasil bahwa rata-rata hasil investasi adalah 11,39% dan standar deviasinya 2,09%. Ujilah apakah pernyataan perusahaan reksadana tersebut benar dengan taraf nyata 5%.

Langkah 1 Merumuskan hipotesa. Hipotesa yang menyatakan bahwa rata-rata hasil investasi sama dengan 13,17%. Ini merupakan hipotesa nol, dan hipotesa alternatifnya adalah rata-rata hasil investasi tidak sama dengan 13,17%. Hipotesa tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: H0 : m = 13,17%. H1 : m ¹ 13,17%. Langkah 2 Menentukan taraf nyata. Taraf nyata sudah ditentukan sebesar 5%, apabila tidak ada ketentuan dapat digunakan taraf nyata lain. Taraf nyata 5% menunjukkan probabilitas menolak hipotesa yang benar 5%, sedang probabilitas menerima hipotesa yang benar 95%. Nilai kritis Z dapat diperoleh dengan cara mengetahui probabilitas daerah keputusan H0 yaitu Za/2 = a/2 – 0,5/2 = 0,025 dan nilai kritis Z dari tabel normal adalah 1,96. Langkah 3 Melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus Z. Dari soal diketahui bahwa rata-rata populasi = 13,17%, rata-rata sampel 11,39% dan standar deviasi 2,09%. Mengingat bahwa standar deviasi populasi tidak diketahui maka diduga dengan standar deviasi sampel, dan standar error sampel adalah sx = s/Ön sehingga nilai Z adalah

11,536/09,2

17,1339,11

n/S

X

S

X

x

Langkah 4 Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis Z=1,96

Daerah penolakan H0

Tidak menolak H0

0,95

Daerah penolakan H0

0,025 0,025

-1,96 Z=-5,11 1,96

Page 52: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

52

Langkah 5 Mengambil Keputusan. Nilai uji Z ternyata terletak pada daerah menolak H0. Nilai uji Z = –5,11 terletak disebelah kiri –1,96. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa menolak H0, dan menerima H1, sehingga pernyataan bahwa hasil rata-rata investasi sama dengan 13,17% tidak memiliki bukti yang cukup kuat. MENGUJI HIPOTESA PROPORSI SAMPEL BESAR Rumus uji Z untuk proporsi adalah

n

)P1(P

Pp

dimana: Z = Nilai uji Z p = Proporsi sampel P = Proporsi populasi N = jumlah sampel MENGUJI HIPOTESA SELISIH RATA-RATA SAMPEL BESAR Distribusi sampling dari selisih rata-rata proporsi memiliki distribusi normal dan mempunyai standar deviasi sebagai berikut:

2

22

1

21

2X1Xnn

Di mana: x1-x2 : Standar deviasi selisih dua populasi 1 : Standar deviasi populasi 1 2 : Standar deviasi populasi 2 n1 : Jumlah sampel pada populasi 1 n2 :Jumlah sampel pada populasi 2

sedangkan untuk rumus Z adalah sebagai berikut:

2x1x

2121

S

xxZ

Z : Nilai uji statistik

Page 53: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

53

x1 -x 2 : Selisih dua rata-rata hitung sampel 1 dan sampel 2 1 - 2 : Selisih dua rata-rata hitung populasi 1 dan populasi 2 S x1-x2 : Standar deviasi selisih dua populasi

standar deviasi selisih dua sampel adalah:

2

22

1

21

2X1Xn

s

n

sS

Di mana:

S x1-x2 : Standar deviasi selisih dua populasi s1 : Standar deviasi populasi 1 s2 : Standar deviasi populasi 2 n1 : Jumlah sampel pada populasi 1 n2 :Jumlah sampel pada populasi 2

MENGUJI HIPOTESA SELISIH PROPORSI SAMPEL BESAR Untuk standar deviasi proporsi populasi dirumuskan sebagai berikut:

2

22

1

112p1p

n

)p1(p

n

)p1(pS

sedangkan nilai uji Z dirumuskan sebagai berikut:

2p1p

2121

S

PPppZ

standar deviasi selisih dua sampel

12n

)p1(p

1n

)p1(pS

1

2p1p

Page 54: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

54

CHAPTER 11 Pertemuan 1

PENGUJIAN HIPOTESA SAMPEL KECIL

Pada sampel kecil yaitu kasus dimana jumlah sampel kurang dari 30, maka nilai standar deviasi (s) berfluktuasi relatif besar, sehingga nilai uji Z tidak bersifat normal. Oleh karena itu, untuk sebaran distribusi sampel kecil dikembangkan suatu distribusi khusus yang dikenal sebagai distribusi t atau t-student. Nilai distribusi t dinyatakan sebagai berikut

n/s

Xt

dimana: t = Nilai distribusi t = nilai rata-rata populasi x = nilai rata-rata sampel s = standar deviasi sampel n = jumlah sampel

CIRI-CIRI DISTRIBUSI t-STUDENT

a. Distribusi t-student seperti distribusi Z merupakan sebuah distribusi kontinu, di mana nilainya dapat menempati semua titik pengamatan.

b. Distribusi t-student seperti distribusi Z berbentuk genta atau lonceng dan simetris

dengan nilai rata-rata sama dengan 0. c. Distribusi t-student bukan merupakan satu kurva seperti kurva Z, tetapi keluarga

dari distribusi t. Setiap distribusi t mempunyai rata-rata hitung sama dengan nol, tetapi dengan standar deviasi yang berbeda-beda, sesuai dengan besarnya sampel (n). Ada distribusi t untuk sampel berukuran 2, yang berbeda dengan distribusi untuk sampel sebanyak 15, 25 dan sebagainya. Apabila sampel semakin besar maka distribusi t akan mendekati normal.

Tahap menguji rata-rata hitung populasi dalam sampel kecil:

(a) Merumuskan hipotesa nol dan hipotesa alternatif (H0 dan H1), (b) Menentukan taraf nyata apakah 1%, 5% atau pada taraf lainnya serta mengetahui

titik kritis berdasarkan pada tabel t-student, (c) Menentukan uji statistik dengan menggunakan rumus uji-t,

Page 55: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

55

(d) menentukan daerah keputusan yaitu daerah tidak menolak H0 dan daerah menolak H0, dan

(e) Mengambil keputusan untuk menolak dan menerima dengan membandingkan nilai kritis taraf nyata dengan nilai uji-t.

CIRI DISTRIBUSI F 1. Distribusi F lebih mirip dengan distribusi t, yaitu mempunyai “keluarga” distribusi F.

Pada gambar di atas terlihat bahwa distribusi dengan derajat bebas pembilang 5 dan penyebut 5 yang ditulis df(5,5) mempunyai distribusi F yang berbeda dengan distribusi df(20,7) dan df(29,28).

2. Distribusi F tidak pernah mempunyai nilai negatif sebagaimana pada distribusi Z.

Distribusi Z mempunyai nilai positif di sisi kanan dan negatif sisi kiri nilai tengahnya. Distribusi F seluruhnya adalah positif atau menjulur ke positif (positively skewed) dan merupakan distribusi kontinu yang menempati seluruh titik di kurva distribusinya.

3. Nilai distribusi F mempunyai rentang dari tidak terhingga sampai 0. Apabila nilai F

meningkat, maka distribusi F mendekati sumbu X, namun tidak pernah menyentuh sumbu X tersebut.

4. Distribusi F juga memerlukan syarat yaitu: (a) populasi yang diteliti mempunyai

distribusi yang normal, (b) populasi mempunyai standar deviasi yang sama, dan (c) sampel yang ditarik dari populasi bersifat bebas serta diambil secara acak.

df(5,5)

df(29,28)

df(20,7)

Page 56: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

56

CHAPTER 12 Pertemuan 15

UJI CHI-KUADRAT

A. Statistika nonparametrik: Statistik yang tidak memerlukan pembuatan asumsi tentang bentuk distribusi atau bebas distribusi, sehingga tidak memerlukan asumsi terhadap populasi yang akan diuji Kapan kita dapat menggunakan statistik nonparametrik?

1. Apabila ukuran sampel sedemikian kecil sehingga distribusi sampel atau populasi tidak mendekati normal, dan tidak ada asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk distribusi populasi yang menjadi sumber populasi.

2. Apabila hasil pengukuran menggunakan data ordinal atau data berperingkat. Data ordinal hanya menyatakan lebih baik, lebih buruk atau sedang atau bentuk ukuran lainnya. Data ini sama sekali tidak menyatakan ukuran perbedaan.

3. Apabila hasil pengukuran menggunakan data nominal. Data nominal hanya merupakan “kode” dan tidak mempunyai implikasi atau konsekuensi apa-apa. Jenis kelamin diberikan kode “laki-laki” dan “perempuan”, pengkodean tersebut tidak berimplikasi lebih rendah atau lebih tinggi, hanya sekadar kode.

B. Chi Kuadrat untuk Uji Goodness of Fit Uji goodness of fit dikembangkan oleh Karl Pearson pada tahun 1900 dan ada yang menyebutnya dengan uji keselarasan. Rumus yang dikembangkan oleh Pearson adalah:

fe

)fefo( 22

dimana: X2 = nilai chi-Kuadrat fo = Frekuensi yang diperoleh fe = frekuensi yang diharapkan

distribusi Chi-kuadrat berbeda dengan distribusi t dan F. Distribusi t dan F mempunyai distribusi probabilitas tunggal. Distribusi Chi-kuadrat merupakan suatu keluarga dari kurva bermacam distribusi yang bentuknya ditentukan oleh derajat bebasnya (df), dimana df tergantung dari jumlah sampel (n) dan jumlah variabel (k), df = n-k. Semakin besar nilai n maka distribusi chi-kuadrat akan mendekati kurva normal. Pada gambar dapat dilihat semakin banyak jumlah sampel maka kurva semakin mendekati normal.

Page 57: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

57

C. Uji Keselarasan (Goodness of Fit) Uji keselarasan adalah untuk menguji seberapa tepatkah frekuensi yang teramati (observed frequencies, fo) cocok atau sesuai dengan frekuensi yang diharapkan (expected frequencies, fe). Uji keselarasan dimaksudkan apakah ada kecocokan atau kesesuaian antara harapan dengan kenyataan.pada uji ini ada dua hal penting a) frekuensi yang diharapkan sama, apabila setiap data pengamatan nilai frekuensi

yang diharapkan sama b) frekuensi yang diharapkan tidak sama D. Uji keselarasan dengan Frekuensi Harapan sama Hasil perdagangan saham pada minggu pertama 2004 adalah sebagai berikut:

-0,05

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Nilai Chi-Kuadrat

Pro

ba

bil

ita

s

df=3 df=5 df=10 df=38

No Perusahaan Prosentase Perubahan Harga

1 Aneka Tambang 4

2 Asahimas Flat Glass 10

3 Astra Agro Lestari 56

4 Astra Otoparts -3

5 Bank Danamon 3

6 Berlian Laju Tangker 29

7 Berlina -3

8 Bimantara 9

9 Dankos 10

10 Darya Varia 7

Page 58: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

58

Untuk melakukan pengujian memerlukan beberapa tahapan atau langkah yaitu: 1. Menentukan hipotesa Hipotesa yang disusun adalah hipotesa nol (H0) dan hipotesa alternatif (H1). Hipotesa nol, H0, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai atau frekuensi observasi atau teramati dengan nilai atau frekuensi harapan. Sedangkan hipotesa alternatif, H1, menyatakan bahwa ada perbedaan antara nilai atau frekuensi teramati dengan nilai atau frekuensi yang diharapkan. Hipotesa selanjutnya dinyatakan sebagai berikut: H0 : fo = fe H1 : fo fe 2. Menentukan Taraf Nyata dan Nilai Kritis Untuk kasus ini, nilai n adalah kategori atau sampel yaitu 10, sedang k adalah variabel, dimana k= 1, jadi derajat bebasnya adalah df= 10 - 1= 9. Setelah menemukan nilai df dan taraf nyata, maka dapat dicari nilai kritis chi-kuadrat dengan menggunakan tabel chi-kuadrat sebagai berikut: 3. Uji Statistik Chi-kuadrat

fo fe (fo – fe) (fo-fe)2 (fo-fe)2/fe

4 13 -9 83.8 6.4

10 13 -3 9.8 0.8

56 13 43 1820.7 140.1

-3 13 -16 261.6 20.1

3 13 -10 106.8 8.2

29 13 16 242.5 18.7

-3 13 -16 258.5 19.9

Df 0,1 0,05 0.02 0.01

1 2.706 3.841 5.412 6.635

2 4.605 5.991 7.824 9.210

3 6.251 7.815 9.837 11.345

7 12.017 14.067 16.622 18.475

8 13.362 15.507 18.168 20.090

9 14.684 16.919 19.679 21.666

….

29 39.087 42.557 46.693 49.588

30 40.256 43.773 47.962 50.892

Taraf Nyata

dera

jat b

ebba

s

fe

)fe0f()x(

2

2

Page 59: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

59

9 13 -4 19.8 1.5

10 13 -3 10.5 0.8

7 13 -6 40.1 3.1

X2= X (fo-fe)2/fe 219.5 4. Menentukan Daerah Keputusan

5. Menentukan Keputusan Langkah kelima adalah menentukan keputusan. Berdasarkan aturan pada langkah ke-4, diketahui nilai chi-kuadrat hitung adalah 219,5 dan nilai chi-kuadrat kritis 16,919 berarti nilai chi-kuadrat hitung > dari chi kuadrat kritis. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi terdapat cukup bukti untuk menolak Ho, sehingga antara kenyataan yang terjadi dengan harapan dari analisis adalah tidak sama. E. Uji Chi-Kuadrat untuk uji Kenormalan Beberapa tahapan untuk uji kenormalitasan: 1. Membuat distribusi frekuensi, sebagaimana dikemukakan dalam bab 2, buku jilid 1. 2. Menentukan nilai rata-rata hitung dan standar deviasi dengan menggunakan

data berkelompok, sebagaimana dikemukakan pada bab 3 dan 4, buku jilid 1. 3. Menentukan nilai Z dari setiap kelas, dimana Z = (X - )/ 4. Menentukan probabilitas setiap kelas dengan menggunakan nilai Z. 5. Menentukan nilai harapan dengan mengalikan nilai probabilitas dengan jumlah data. 6. Menentukan pengujian chi-kuadrat untuk menentukan apakah suatu distribusi

bersifat normal atau tidak.

F. Uji chi-kuadrat untuk uji Independensi Langkah-langkah yang harus dilakukan: 1. Menyusun hipotesa. Hipotesa Ho biasanya menyatakan tidak ada hubungan antara

dua variabel, sedangkan H1 menyatakan ada hubungan antara dua variabel.

Terima Ho Tolak Ho

X2 kritis= 16,919 Skala X2 X2 hitung=219,5

Page 60: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

60

2. Mengetahui nilai 2 kritis dengan taraf nyata dan derajat bebas df=(r - 1) x (c - 1) 3. Menentukan frekuensi harapan (fe) dimana fe untuk setiap sel dirumuskan 4. Menentukan nilai X2 dengan rumus 5. Menentukan daerah kritis yaitu daerah penerimaan Ho dan penolakan Ho 6. Menentukan keputusan apakah menerima Ho atau menolak Ho.

Contoh Soal: Ada keyakinan bahwa apabila IPK tinggi. maka akan mendapatkan penghasilan tinggi. Berdasarkan keyakinan tersebut. Nani dari CESS tahun 2003 melakukan penelitian terhadap 751 sarjana dari berbagai PT yang bekerja disektor perbankan di Jakarta. Berikut adalah hasilnya:

IPK Tingkat Penghasilan (jutaan) Total

<0.8 0,8-1.5 1,5-3,5 >3.5 >3.5 22 31 31 8 92 2.75-3.5

67 80 73 17 237

<2.75 124 161 122 15 422 213 272 226 40 751 Dari data tersebut. apakah keyakinan adanya hubungan antara IPK dengan tingkat penghasilan dapat dibenarkan?

fo fe (fo-fe)2/fe 22 26 0,64 67 67 0,00

127 120 0,45 31 33 0,16 80 86 0,40

161 153 0,44 31 28 0,40 73 71 0,04

122 127 0,20 8 5 1,96

17 13 1,52 15 22 2,49

2= (fo - fe)2/fe 8,68

1. Hipotesa. Ho: tidak ada hubungan antara acara tingkat penghasilan dengan IPK. H1 ada hubungan antara tingkat penghasilan dengan IPK.

2. Menentukan nilai kritis. df= (c - 1)(r - 1)= (3 - 1)(4 - 1) = 6 dengan taraf nyata 5% adalah 12.596

alJumlah tot

kolommenurut Jumlah x barismenurut Jumlah Fe

fe

)fefo()X(

2

2

Page 61: KATA PENGANTAR · Perkenalan Dengan Statistika Probabilitas A. DESKRIPSI Membahas berbagai macam konsep (teori) maupun metode statistika, yang selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan

61

3. Nilai chi-kuadrat hitung = 8.68 < dari chi-kuadrat tabel 12.596, dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan dengan IPK