kata pengantar - kemlu.go.id keuangan kemlu/laporan... · uang persediaan (up)/tambahan uang...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang dipimpinnya. Demikian juga dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang disusun oleh Kementerian/Lembaga harus
disusun berdasarkan SAP dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan Pemerintahan.
Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan : S-11819/PB/2017 tanggal 29
Desember 2017 perihal Jadwal Rekonsiliasi, Penyusunan dan Penyampaian Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) Tahun 2017 Unaudited serta Perlakuan Akuntansi
atas Transaksi Akhir Tahun Anggaran 2017, Kementerian Luar Negeri yang merupakan
salah satu entitas pelaporan berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang dikelola dengan menyusun Laporan Keuangan Tahun 2017 Audited.
Laporan Keuangan Tahun 2017 Audited adalah Laporan Keuangan untuk periode
yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 dan harus disusun secara lengkap meliputi
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2017 Audited berbasis akrual mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual pada Pemerintah Pusat serta PMK 104/PMK.05/2017 tentang Pedoman Rekonsiliasi
dalam Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup BUN dan Kementerian Negara/Lembaga
LK Kemenlu Tahun 2017 Audited, disusun secara berjenjang dan merupakan suatu
kesatuan / konsolidasi dari 144 (seratus empat puluh empat) Satuan Kerja (Satker), yang
terdiri dari 13 (tiga belas) Satker di Pusat dan 131 (seratus tiga puluh satu) Satker di
ii
Perwakilan RI di Luar Negeri, sehingga keakuratan data dari 144 Satker tersebut akan
sangat berpengaruh pada kualitas LK Kemenlu Tahun 2017 Audited.
Dengan tersusunnya LK Kemenlu Tahun 2017 Audited ini, tak lupa kami
mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Pimpinan Satker
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) beserta seluruh jajarannya, baik di Pusat maupun
di Perwakilan RI di Luar Negeri termasuk Inspektorat Jenderal sebagai Tim Reviu, atas
komitmen dan peran aktifnya dalam mendukung penyusunan LK Kemenlu Tahun 2017
Audited.
Kami juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada satuan-satuan kerja
terkait di Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
dan Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan, Direktorat Barang Milik
Negara dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I serta pihak-pihak
terkait lainnya yang telah membantu dan mendukung proses penyusunan LK Kemenlu
Tahun 2017 Audited. Besar harapan kami LK Kemenlu Tahun 2017 Audited ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna Laporan Keuangan, khususnya
sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi
pengelolaan keuangan negara dan memberikan informasi kepada pimpinan dalam
pengambilan keputusan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance).
Jakarta, 31 Desember 2017
A.n. Menteri Luar Negeri Sekretaris Jenderal
Mayerfas NIP. 19600510 198603 1 001
iii
DAFTAR ISI HAL
Kata Pengantar .................................................................................................. i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii i
Daftar Isi ............................................................................................................. iv Ringkasan 1 iii
Daftar Tabel ........................................................................................................ iv Ringkasan 1 vii
Pernyataan Tanggung Jawab ............................................................................ 4 xi
Ringkasan .......................................................................................................... 1
I. Laporan Realisasi Anggaran ....................................................................... 3 3
II. Neraca ....................................................................................................... 4 4
III. Laporan Operasional...................................................................................... 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas........................................................................... 8
V. Catatan atas Laporan Keuangan .............................................................. 5 9
A. Penjelasan Umum ............................................................................... 9
A.1. Dasar Hukum ............................................................................. 9
A.2. Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri …............................ 9
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan .............................. 14
A.4. Basis Akuntansi ……………………………………………………….. 15
A.5. Dasar Pengukuran …………..……………………………………….. 15
A.6. Kebijakan Akuntansi .................................................................. 15
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran ..................... 25
B.1. Pendapatan ……………………….................................................. 26
B.2. Belanja ……………......................................................................... 28
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca ....................................................... 39
C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran .................................................... 39
C.2. Kas di Bendahara Penerimaan ...................................................... 41
C.3. Kas Lainnya dan Setara Kas ……................................................... 42
C.4. Belanja Dibayar Di Muka (Prepaid) ................................................ 43
C.5. Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak …................................. 44
C.6. Penyisihan PiutangTidakTertagih – Piutang PNBP ……….......... 45
iv
C.7. Bagian LancarTagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) ………………………………………………….
45
C.8. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) ………………………………………………………………..
46
C.9. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan /Tuntutan Ganti Rugi (Netto)...........................................................................
48
C.10. Persediaan ……………………………………………………………... 48
C.11. Tanah ………………………………………………………….............. 49
C.12. Peralatan dan Mesin …………………………………………………. 50
C.13. Gedung dan Bangunan ……………………………………………….
C.14. Jalan, Irigasi Dan Jaringan …………………………………………...
55
57
C.15. Aset Tetap Lainnya …………………………………………………… 58
C.16. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) ……………………………….
C.17. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ………………………………….
59
59
C.18. PiutangTagihanTuntutanPerbendaharaan/TuntutanGanti
Rugi ……………………………….....................................................
C.19. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-TP/TGR ………………............
60
62
C.20. Aset Tak Berwujud ……………………………………………………. 62
C.21. Dana CadanganPerwakilan RI Di LuarNegeri …………………… 64
C.22. Aset Lain-Lain …………………………………………………………. 72
C.23. Aset Lainnya Dari Reklasifikasi UP/TUP …………………………… 74
C.24. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya………………...... 77
C.25. Utang Kepada Pihak Ketiga …………………………………………. 78
C.26. Utang Biaya Pinjaman ……………………………………………….. 79
C.27. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang ……………………………... 79
C.28. Hibah Yang BelumDisahkan ………………………………………... 80
C.29. Pendapatan Diterima Di Muka ……………………………………….. 81
C.30. UangMuka Dari KPPN ………………………………………………. 81
C.31. Utang Jangka Pendek Lainnya………………………………………. 81
C.32. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya ……………………. 82
C.33. Ekuitas …………………………………………………………………. 83
v
D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional ………..………………… 83
D.1. Pendapatan…………………...………..……………………………… 83
D.2. Beban Pegawai ……………………………………………………...... 85
D.3. Beban Persediaan …………………………………………………..... 86
D.4. Beban Barang dan Jasa …………………………………………….... 87
D.5. Beban Pemeliharaan ……………………………………………….... 87
D.6. Beban Perjalanan Dinas …………………………………………....... 88
D.7. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat ………….. 89
D.8. Beban Penyusutan dan Amortisasi …………………………………. 89
D.9. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih ……………………...……. 90
D.10. Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar ….………………..…... 91
D.11. Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya ………….
91
D.12. Pos-pos Luar Biasa..........................................................…………. 92
E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas ………………… 93
E.1. Ekuitas Awal …………………………………………………………… 93
E.2. Surplus (Defisit) LO …………………………………………………… 93
E.3. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar ………………...…….……………………………………..
93
E.4. Koreksi yang Menambah/Mengurangi Ekuitas…………………… 93
E.4.1. Penyesuaian Nilai Aset................................................................ 93
E.4.2. Koreksi Nilai Persediaan ………....…………………………………. 93
E.4.3. Selisih Revaluasi Aset Tetap…..………………………….………… 94
E.4.4. Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi …………………….………..…... 94
E.4.5. Koreksi Lain-lain …...………………………………………..…..…… 96
E.5. Transaksi Antar Entitas ………………………………………………. 96
E.5.1. Diterima Dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan Ke Entitas Lain (DKEL)............................................................................................
97
E.5.2. Transfer Masuk/Transfer Keluar ................................................... 97
E.5.3. Pengesahan Hibah Langsung dan Pengembalian PengesahanHibah Langsung ............................................................................
99
E.6. Kenaikan/Penurunan Ekuitas …………………………………………. 100
vi
E.7. Ekuitas Akhir…………………………………………….………..…....... 100
F. Pengungkapan Penting Lainnya .......................................................... 101
F.1. Tindak Lanjut Temuan Pemeriksaan Tahun 2006 – 2016..............
101
F.2. Penyelesaian Pengembalian Selisih Tunjangan Penghidupan Luar Negeri (TPLN) Atas Pemberlakuan Permenlu 04 Tahun
2009 dan Penyelesaian Selisih Lumpsum Tiket Mutasi Luar Negeri Pada Perwakilan RI............................................................
124
F.3. Pembukuan Fihak Ketiga (PFK) Minus Pada Perwakilan RI di Luar Negeri ....................................................................................
126
F.4. BPPR (Beban Pusat Persekot Resmi) Kementerian Luar Negeri............................................................................................
134
F.5. Beban Pusat Perjalanan Dinas (BPJ) Kementerian Luar Negeri............................................................................................
135
F.6. Pedoman Akuntansi Kementerian Luar Negeri..............................
137
F.7. KondisiAplikasi SIMKEU Real Time Tahun 2017......................... 138
F.8. Pagu DIPA Minus Tahun Anggaran 2017 dan Penanganan Sisa
Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) Tahun Anggaran 2017 ……….......................................................
142
F.9. Penyelesaian Sisa Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang
Persediaan (TUP) Tahun Anggaran 2016 dan Penyelesaian Sisa Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) Tahun Anggaran 2015 ……….......................................................
145
F.10. Sebagian Tanah Kavling Milik Sekretariat Jenderal Kementerian
Luar Negeri Di Komplek Perumahan Pondok Aren, Cipadu Jurang Mangu Dan Kreo Dikuasai Pihak Lain Dan Dimanfaatkan Tidak Sesuai Peruntukkannya............…........................................
144
F.11. Bangunan Gedung Komunikasi Radio Milik Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri Di Cijantung, Cibubur Berdiri Diatas Tanah Yang Belum Jelas Statusnya
147
F.12. Aset Bersejarah..............................................................................
150
F.13. Revaluasi Aset .............................................................................. 152
F.14. Pencatatan Barang Milik Negara Menggunakan Kurs Pembelian 153
F.15. Status Kepemilikan Aset Berupa Gedung dan Bangunan ........... 153
F.16. Proses Pelaksanaan Anggaran Perwakilan RI di Luar Negeri ...... 153
vii
F.17. Tuntutan Hukum Mantan Pegawai Setempat Terhadap Perwakilan RI di Luar Negeri .......................... ..............................
156
LAMPIRAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 1 -
RINGKASAN
Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2017 ini telah disusun
berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-2624/PB/2018 tanggal 20
Maret 2018 perihal Penyampaian dan Koreksi Data/Transaksi pada LKKL TA 2017 Audited
dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama
periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2017.
Realisasi Pendapatan Negara Per 31 Desember TA 2017 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp712.414.809.413 atau mencapai 154,81 persen
dari estimasi Pendapatan sebesar Rp460.185.852.948.
Realisasi Belanja Negara Per 31 Desember TA 2017 adalah sebesar
Rp6.680.241.629.184 atau mencapai 91,75 persen dari alokasi anggaran sebesar
Rp7.286.902.468.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan Kementerian Luar Negeri mengenai Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas pada 31 Desember 2017.
Nilai Aset Per 31 Desember 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp15.712.089.898.206
yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp.344.698.148.433, Aset Tetap (netto) sebesar
Rp14.685.149.627.579, Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp277.599.435, Aset
Lainnya (netto) sebesar Rp681.964.522.759.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp905.352.077.216 dan
Rp14.806.737.820.990.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur Pendapatan-LO, beban, surplus/defisit
dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar
biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp634.560.105.922 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp6.539.124.193.235 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(5.904.564.087.313), Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing defisit sebesar
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 2 -
Rp(80.928.238.986) dan sebesar Rp0, sehingga Kementerian Luar Negeri mengalami Defisit-LO sebesar Rp(5.985.492.326.299). 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas awal pada tanggal 1 Januari
2017 adalah sebesar Rp14.667.252.968.568 dikurangi Defisit-LO sebesar
Rp(5.985.492.326.299) ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp137.420.750.328 dan
ditambah transaksi antar Kementerian Luar Negeri senilai total Rp5.987.556.428.393
sehingga Ekuitas Kementerian Luar Negeri pada tanggal 31 Desember 2017 adalah
senilai Rp14.806.737.820.990.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO) dan Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE). Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas Laporan Keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode
31 Desember 2017 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KEMENTERIAN LUAR NEGERI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016
(dalam Rupiah) TA 2016 (31 DES)
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 460.185.852.948 712.414.809.413 154,81 675.680.512.378
JUMLAH PENDAPATAN 460.185.852.948 712.414.809.413 154,81 675.680.512.378
BELANJA B.2.
Belanja Pegawai B.2.1 3.387.712.996.000 3.101.096.080.301 91,54 2.994.982.813.155
Belanja Barang B.2.2 3.121.298.119.000 3.004.164.079.205 96,25 2.746.114.101.694
Belanja Modal B.2.3 777.891.353.000 574.981.469.678 73,92 374.022.494.402
Belanja Modal Tanah B.2.3.1 ‐ ‐ 0,00 ‐
Belanja Modal Peralatan dan Mesin B.2.3.2 271.627.302.000 257.377.948.116 94,75 233.201.247.391
Belanja Modal Gedung dan Bangunan B.2.3.3 502.305.952.000 314.141.567.999 62,54 140.376.749.605
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan B.2.3.4 239.610.000 94.707.668 39,53 90.750.000
Belanja Modal Lainnya B.2.3.5 3.718.489.000 3.367.245.895 90,55 353.747.406
JUMLAH BELANJA 7.286.902.468.000 6.680.241.629.184 91,67 6.115.119.409.251
% THD
ANGGARANCATATANURAIAN
TA 2017 (31 DES)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
‐ 4 ‐
II. NERACA
KEMENTERIAN LUAR NEGERI NERACA
PER 31 DESEMBER 2017 DAN 2016
(dalam Rupiah)
NAMA PERKIRAAN Cat. 31 Desember 2017 31 Desember 2016
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 119.867.022.901 Rp 134.402.318.094
Kas di Bendahara Penerimaan C.2 Rp 20.772.633.298 Rp 12.587.215.646
Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 Rp 37.031.523.542 Rp 27.772.225.251
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.4 Rp 70.423.287.306 Rp 46.048.872.328
Piutang Bukan Pajak C.5 Rp 48.238.263.965 Rp 48.319.064.441
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak
C.6 Rp (241.191.323) Rp (246.956.513)
Piutang Bukan Pajak (Netto) Rp 47.997.072.642 Rp 48.072.107.928
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.7 Rp 32.967.279.648 Rp 32.725.307.420
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
C.8 Rp (31.997.124.048) Rp (31.909.143.865)
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR (Netto) C.9 Rp 970.155.600 Rp 816.163.555
Persediaan C.10 Rp 47.636.453.144 Rp 45.222.276.761
JUMLAH ASET LANCAR Rp 344.698.148.433 Rp 314.921.179.563
ASET TETAP
Tanah C.11 Rp 11.066.986.986.557 Rp 11.081.916.881.009
Peralatan dan Mesin C.12 Rp 1.856.678.982.918 Rp 1.669.144.961.513
Gedung dan Bangunan C.13 Rp 6.702.165.653.533 Rp 6.665.594.453.736
Jalan. Irigasi dan Jaringan C.14 Rp 47.665.251.029 Rp 47.758.387.029
Aset Tetap Lainnya C.15 Rp 94.709.830.232 Rp 89.891.061.876
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.16 Rp 89.431.455.069 Rp 13.323.030.772
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.17 Rp (5.172.488.531.759) Rp (4.868.506.229.968)
JUMLAH ASET TETAP
Rp 14.685.149.627.579 Rp 14.699.122.545.967
PIUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
C.18 Rp 1.022.251.411 Rp 289.497.224
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – TP/TGR C.19 Rp (744.651.976) Rp (26.640.451)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 5 -
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto)
Rp 277.599.435 Rp 262.856.773
JUMLAH PIUTANG JANGKA PANJANG
Rp 277.599.435 Rp 262.856.773
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.20 Rp 85.980.730.994 Rp 56.652.721.889
Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri C.21 Rp 586.016.904.919 Rp 567.365.636.447
Aset Lain-Lain C.22 Rp 117.093.817.756 Rp 116.444.383.410
Aset Lainnya Reklasifikasi UP/TUP C.23 Rp 640.105.066 Rp 6.213.231.330
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.24 Rp (107.767.035.976) Rp (102.815.259.231)
JUMLAH ASET LAINNYA
Rp 681.964.522.759 Rp 643.860.713.845
JUMLAH ASET Rp 15.712.089.898.206 Rp 15.658.167.296.148
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Kepada Pihak Ketiga C.25 Rp 51.796.815.809 Rp 30.617.339.962
Utang Biaya Pinjaman C.26 Rp 81.585.027 Rp 46.960.789
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang C.27 Rp 71.084.474.934 Rp 74.200.867.942
Hibah Yang Belum Disahkan C.28 Rp 3.337.208.589 Rp 959.837.930
Pendapatan Diterima Dimuka C.29 Rp 638.750.000 Rp 894.250.000
Uang Muka dari KPPN C.30 Rp 119.867.022.901 Rp 139.659.857.663
Utang Jangka Pendek Lainnya C.31 Rp.
16.179.293 Rp 0
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Rp 246.822.036.553 Rp 246.379.114.286
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C.32 Rp 658.530.040.663 Rp 744.535.213.294
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Rp 658.530.040.663 Rp 744.535.213.294
JUMLAH KEWAJIBAN
Rp 905.352.077.216 Rp 990.914.327.580
EKUITAS
Ekuitas C.33 Rp 14.806.737.820.990 Rp 14.667.252.968.568
JUMLAH EKUITAS
Rp 14.806.737.820.990 Rp 14.667.252.968.568
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp 15.712.089.898.206 Rp 15.658.167.296.148
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
‐ 6 ‐
III. LAPORAN OPERASIONAL
KEMENTERIAN LUAR NEGERI LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016
(dalam Rupiah)
Nama Perkiraan Cat. 31 Desember 2017 31 Desember 2016
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN PERPAJAKAN
Pendapatan Pajak Penghasilan
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan
Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pendapatan Cukai
Pendapatan Pajak Lainnya
Pendapatan Bea Masuk
Pendapatan Bea Keluar
Jumlah Pendapatan Perpajakan Rp - Rp -
PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK D.1.
Pendapatan Sumber Daya Alam
Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1. Rp 634.560.105.922 Rp 586.368.884.295
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak Rp 634.560.105.922 Rp 586.368.884.295
PENDAPATAN HIBAH
Pendapatan Hibah
Jumlah Pendapatan Hibah Rp - Rp -
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Rp 634.560.105.922 Rp 586.368.884.295
BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai D.2. Rp 3.099.533.344.005 Rp 2.989.353.819.785
Beban Persediaan D.3. Rp 43.597.699.663 Rp 38.762.152.552
Beban Barang dan Jasa D.4. Rp 1.931.961.308.537 Rp 1.739.333.131.020
Beban Pemeliharaan D.5. Rp 319.762.758.092 Rp 324.284.613.670
Beban Perjalanan Dinas D.6. Rp 753.119.923.550 Rp 670.483.030.662
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2016 AUDITED
‐ 7 ‐
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7. Rp 26.471.205.002 Rp 29.468.610.654
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8. Rp 363.877.071.815 Rp 358.114.312.468
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9. Rp 800.882.571 Rp 3.928.272.015
Beban Lain-lain Rp - Rp -
Jumlah Beban Operasional Rp 6.539.124.193.235 Rp 6.153.727.942.826
SURPLUS/DEFISIT DARI KEG. OPERASIONAL Rp (5.904.564.087.313) Rp (5.567.359.058.531)
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus/defisit Pelepasan Aset Non Lancar D.10. Rp (103.210.260.170) Rp 1.811.249.906
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar Rp 19.397.542.064 Rp 3.216.988.439
Beban Pelepasan Aset Non Lancar Rp 122.607.802.234 Rp 1.405.738.533
Pendapatan Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Rp - Rp -
Beban Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Rp - Rp -
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
D.11. Rp 22.282.021.184 Rp (5.000.827.126)
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Rp 126.116.882.781 Rp
52.388.334.716
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Rp 103.834.861.597 Rp 57.389.161.842
JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
Rp (80.928.238.986) Rp (3.189.577.220)
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA Rp (5.985.492.326.299) Rp (5.570.548.635.751)
POS LUAR BIASA D.12 Rp - Rp -
Beban Luar Biasa Rp - Rp -
SURPLUS/DEFISIT LAPORAN OPERASIONAL
Rp (5.985.492.326.299) Rp (5.570.548.635.751)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
‐ 8 ‐
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KEMENTERIAN LUAR NEGERI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2017 2016
EKUITAS AWAL E.1 14.667.252.968.568Rp 14.183.906.237.636Rp
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (5.985.492.326.299)Rp (5.570.548.635.751)Rp
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
E.3 -Rp -Rp
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
E.4 137.420.750.328Rp 455.421.599.466Rp
PENYESUAIAN NILAI ASET E.4.1 -Rp -Rp
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.4.2 3.209.517.588Rp 338.615.591Rp
SELISIH REVALUASI ASET E.4.3 -Rp -Rp
KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI E.4.4 63.158.052.579Rp 422.628.858.546Rp
LAIN-LAIN E.4.5 71.053.180.161Rp 32.454.125.329Rp
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 5.987.556.428.393Rp 5.598.473.767.217Rp
DITERIMA DARI ENTITAS LAIN E.5.1 (712.414.809.413)Rp (675.680.512.378)Rp
DITAGIHKAN KE ENTITAS LAIN E.5.2 6.680.241.629.184Rp 6.115.119.409.251Rp
TRANSFER MASUK E.5.3 934.055.790.937Rp 49.999.915.289Rp
TRANSFER KELUAR E.5.4 (914.795.265.060)Rp (31.580.604.945)Rp
PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG E.5.5 469.082.745Rp 140.615.560.000Rp
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.6 139.484.852.422Rp 483.346.730.932Rp
EKUITAS AKHIR E.7 14.806.737.820.990Rp 14.667.252.968.568Rp
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 9 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Penjelasan Umum
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat;
9. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri;
10. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-11819/PB/2017 tanggal 29 Desember 2017 perihal Jadwal Rekonsiliasi, Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) Tahun 2017 Unaudited serta Perlakuan Akuntansi atas Transaksi Akhir Tahun Anggaran 2017.
Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri
A.2. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Visi Kementerian Luar Negeri
A.2.1. VISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Guna mewujudkan Visi Pembangunan Tahun 2015 – 2019 yakni “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, serta guna mewujudkan Misi ke-3 Pemerintahan Presiden Joko Widodo yaitu “Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim”, Agenda Pembangunan Nasional, maka ditetapkanlah Visi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia periode 2015 – 2019 sebagai berikut:
“Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa
sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat”
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 10 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
dengan penjelasan sebagai berikut: Terwujudnya Wibawa Diplomasi adalah terlaksananya penyelenggaraan hubungan Indonesia dengan negara lain yang disegani dan dihormati oleh dunia internasional karena peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional. Memperkuat Jati Diri Bangsa adalah penguatan identitas/ciri khas yang menandai keberadaan bangsa Indonesia yang membedakannya dari bangsa lain di dunia.
Negara Maritim adalah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan mengelola wilayah lautnya untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran serta membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas dan pertahanan maritim. Untuk Kepentingan Rakyat adalah pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat guna membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara. Pernyataan visi di atas menggambarkan komitmen yang akan diperjuangkan dan diwujudkan oleh Kementerian Luar Negeri, terutama melalui pelaksanaan tugas dan fungsinya (core competency) sebagai institusi penyelenggara hubungan dan pelaksana politik luar negeri dengan tekad kinerja Kementerian Luar Negeri “Diplomasi untuk Rakyat, Diplomasi Membumi”, yang berarti kinerja diplomasi yang dilaksanakan Kementerian Luar Negeri harus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
Misi Kementerian Luar Negeri
A.2.2. MISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kementerian Luar Negeri telah menetapkan 3 (tiga) misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh Unit Organisasi dan Satuan Kerja selama kurun waktu 2015-2019, sebagai berikut: 1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara
maritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional.
2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional.
3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI
yang mumpuni.
Tujuan Kementerian Luar Negeri
A.2.3. TUJUAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Tujuan Kementerian Luar Negeri disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian Luar Negeri. 3 (tiga) Tujuan
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 11 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Kementerian Luar Negeri yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional
yang berpengaruh.
2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri.
3. Menguatnya kapasitas organisasi dan SDM Kementerian Luar Negeri
dan Perwakilan RI yang handal, modern, dan humanis.
Sasaran Strategis Kementerian Luar Negeri
A.2.4. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Sebagai tindak lanjut ditetapkannya Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Luar Negeri Tahun 2017, serta penterjemahan pendekatan Balanced Scorecard atas Tujuan dan Sasaran Strategis pada Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019, telah ditetapkan Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 84/B/RO/I/2017/01 tahun 2017 tentang Perubahan Peta Strategi dan Indikator Kinerja Utama Kementerian Luar Negeri Tahun 2017. 9 (sembilan) Sasaran Strategis utama Kementerian Luar Negeri yang hendak dicapai pada periode 2017-2021 adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam kerja
sama internasional 2. Dukungan diplomasi untuk mewujudkan peningkatan pembangunan
nasional 3. Meningkatnya citra Indonesia di dunia internasional 4. Terpenuhinya pelayanan dan aspirasi publik 5. Diplomasi digital dan pengelolaan informasi hubungan luar negeri yang
sistematis dan kuat 6. Diplomasi maritim, polkam dan perbatasan yang kuat 7. Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat 8. Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI yang prima 9. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri
dan kesepakatan internasional
Sedangkan Sasaran Strategis Pendukung Kementerian Luar Negeri merupakan pendekatan dari aspek learning and growth perspective yang hendak dicapai pada periode 2017-2021 yaitu, meningkatnya kapasitas organisasi, tata kelola, dan kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri berbasis teknologi informasi.
Program dan Kebijakan Kementerian Luar Negeri
A.2.5. PROGRAM KEMENTERIAN LUAR NEGERI Dalam 5 (lima) tahun periode tersebut, Kementerian Luar Negeri akan melaksanakan 12 (dua belas) program dan 58 (lima puluh delapan) kegiatan dalam rangka mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yang telah ditetapkan. Adapun program yang dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui
Kerjasama ASEAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 12 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Program ini memiliki sasaran kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat, dengan 2 (dua) indikator sebagai berikut:
• Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan ASEAN; dan
• Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN.
2) Program Peningkatan Peran dan Kepemimpinan Indonesia di Bidang Kerja Sama Multilateral
Program ini memiliki sasaran program posisi dan kepemimpinan Indonesia di forum multilateral, dengan 3 (tiga) indikator sebagai berikut:
• Persentase posisi Indonesia yang diterima dalam forum multilateral;
• Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral; dan
• Persentase rekomendasi untuk ditindaklanjuti pemangku kepentingan nasional.
3) Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta
Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
Program ini memiliki sasaran program peran Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang meningkat, dengan 2 (dua) indikator sebagai berikut:
• Persentase kesepakatan kerjasama bilateral yang ditindaklanjuti; dan
• Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dan ditindaklanjuti pada fórum kerjasama intrakawasan.
4) Program Optimalisasi Diplomasi Terkait dengan Pengelolaan Hukum
dan Perjanjian Internasional
Program ini memiliki sasaran program optimalisasi diplomasi terkait dengan pengelolaan hukum dan perjanjian internasional, dengan 3 (tiga) indikator sebagai berikut:
• Persentase jumlah perundingan yang berhasil diselenggarakan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan dan pengelolaan batas wilayah di laut serta penegasan dan pengelolaan batas wilayah di darat;
• Persentase hasil perundingan atau perjanjian internasional di bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan baik di tingkat bilateral, regional maupun multilateral yang disepakati; dan
• Persentase produk hukum yang diselesaikan. 5) Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta
Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Amerika dan Eropa
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 13 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Program ini memiliki sasaran program peran Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa yang meningkat, dengan 2 (dua) indikator sebagai berikut:
• Persentase kesepakatan kerjasama bilateral yang ditindaklanjuti; dan
• Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dan ditindaklanjuti pada fórum kerjasama intrakawasan.
6) Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri
Program ini memiliki sasaran program meningkatnya kualitas pengkajian dan pengembangan kebijakan di bidang hubungan dan politik luar negeri RI, dengan indikator persentase rekomendasi kebijakan politik luar negeri yang ditindaklanjuti.
7) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan dan
Kekonsuleran
Program ini memiliki sasaran program meningkatnya kualitas pelayanan keprotokolan dan kekonsuleran, dengan 6 (enam) indikator sebagai berikut:
• Indeks sistema kelembagaan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri;
• Indeks penguatan diplomasi perlindungan;
• Indeks penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri;
• Persentase penerima jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran;
• Persentase pelayanan keprotokolan yang sesuai dengan protap yang berlaku; dan
• Persentase penyelesaian dokumen fasilitas diplomatik yang diselesaikan sesuai SOP.
8) Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik
Program ini memiliki sasaran program menguatnya citra positif Indonesia melalui peningkatan peran Indonesia di dunia internasional, dengan 4 (empat) indikator sebagai berikut:
• Persentase pemberitaan positif oleh media massa dan kehumasan badan publik terhadap kebijakan politik luar negeri Indonesia
• Persentase dukungan konstituen domestik/internasional dan negara sahabat terhadap aset-aset diplomasi publik Indonesia;
• Persentase respon positif terhadap bantuan kerjasama teknik melalui mekanisme bilateral dan triangular; dan
• Persentase respon positif terhadap pengamanan perwakilan asing dan kegiatan internasional di Indonesia.
9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Luar Negeri
Program ini memiliki sasaran program meningkatnya kualitas
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 14 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
pengawasan dan akuntabilitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI, dengan 4 (empat) indikator sebagai berikut:
• Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria standar penilaian;
• Persentase Laporan Keuangan Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
• Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu; dan
• Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern.
10) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri Program ini memiliki sasaran program meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia, dengan 5 (lima) indikator sebagai berikut:
• Indeks kepuasan pegawai;
• Nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kementerian Luar Negeri;
• Opini BPK;
• Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan; dan
• Persentase penerapan cetak biru teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri.
11) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Luar
Negeri Program ini memiliki sasaran program meningkatnya kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri, dengan indikator meningkatnya dukungan manajemen dan teknis dalam sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri.
12) Program Pelaksanaan Diplomasi dan Kerjasama Internasional pada Perwakilan RI di Luar Negeri Program ini memiliki sasaran program meningkatnya kegiatan diplomasi dan kerjasama internasional, dengan indikator indeks peningkatan kegiatan diplomasi dan kerjasama internasional.
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Per 31 Desember Tahun 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 15 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
keuangan pada Kementerian Luar Negeri.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Basis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE). Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri Per 31 Desember 2017 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh Satuan Kerja Kementerian Luar Negeri baik Pusat dan Perwakilan sebanyak 144 Satuan Kerja, yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI
Kementerian Luar Negeri telah menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kementerian Luar Negeri dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos Laporan Keuangan menggunakan mata uang Rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah.
Kebijakan Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Per 31 Desember 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 16 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam Laporan Keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri adalah sebagai berikut:
Pendapatan-LRA
(1) Pendapatan-LRA
• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum
Negara (KUN).
• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan-LO
• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber
daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada
Kementerian Luar Negeri adalah sebagai berikut:
o Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI diakui pada
saat Bendahara Penerimaan menerima uang tunai/transfer dana
melalui rekening beserta rincian dari Fungsi Konsuler.
o Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler diakui
pada saat Bendahara Penerimaan menerima uang tunai/transfer
dana melalui rekening beserta rincian dari Fungsi Konsuler.
o Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri diakui pada saat
Bendahara Penerimaan menerima uang tunai/transfer dana
melalui rekening.
o Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) diakui pada
saat pendapatan jasa giro diakui pada rekening koran.
o Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya diakui pada
saat Bendahara Penerimaan menerima uang tunai/transfer dana
melalui rekening.
o Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan diakui secara
proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 17 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Beban (4) Beban
• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
• Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Secara khusus pengakuan saldo Beban pada Laporan Operasional Kementerian Luar Negeri dapat berasal dari:
o Perekaman transaksi berjalan, yaitu dari:
a) Perekaman SP2D belanja pada Aplikasi SAIBA;
b) Pengiriman data Persediaan dari Aplikasi Persediaan ke
Aplikasi SIMAK BMN ke Aplikasi SAIBA; dan
c) Proses penyusutan dan amortisasi yang dihitung secara
otomatis pada Aplikasi SIMAK BMN dan dikirim ke Aplikasi
SAIBA.
o Jurnal Penyesuaian, yaitu jurnal penyesuaian yang direkam
manual pada Aplikasi SAIBA, yaitu dari:
a) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada suatu periode
pelaporan;
b) Belanja Dibayar di Muka untuk mencatat pengeluaran yang
telah ditentukan penggunaannya namun belum menerima
manfaat, baik berupa barang/jasa atas pengeluaran tersebut;
c) Belanja yang Masih Harus Dibayar untuk mencatat utang
karena belanja yang telah selesai dilaksanakan oleh
Pemerintah berasal dari kontrak/perolehan barang/jasa yang
sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 18 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
d) Koreksi Antar Beban untuk melakukan koreksi atas beban
yang terlanjur dicatat pada akun yang salah menjadi akun
beban yang seharusnya; dan
e) Koreksi Antar Beban dan Aset untuk melakukan koreksi atas
beban/aset yang terlanjur dicatat menggunakan akun belanja
barang menjadi akun belanja modal, atau sebaliknya.
• Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka
Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Pada Satker Perwakilan RI di Luar Negeri, kas dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral. Dalam hal terdapat perbedaan dengan nilai sebelumnya maka diakui sebagai keuntungan/kerugian. Aset Lancar berupa Kas pada Kementerian Luar Negeri terdiri dari:
o Kas di Bendahara Pengeluaran terdiri dari kas tunai dan kas di
rekening Bendahara Pengeluaran, yang terbentuk dari transaksi penyediaan Uang Persediaan, penggantian Uang Persediaan (GUP), pengembalian Uang Persediaan, dan transaksi akun moneter pada sisa UP/TUP Kas di Bendahara Pengeluaran.
o Kas di Bendahara Penerimaan terdiri dari kas tunai dan kas di rekening Bendahara Penerimaan, yang akan bertambah apabila terdapat uang masuk dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
o Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas selain yang berasal dari uang persediaan, yang dapat berupa pajak dan uang pihak ketiga lainnya yang belum diserahkan.
• Belanja Dibayar di Muka (prepaid) merupakan uang yang dibayarkan kepada pihak ketiga, di mana sampai tanggal neraca belum menerima barang/jasa dari pihak ketiga yang bersangkutan. Jika masa pelayanan penyedia melebihi atau melewati tahun anggaran maka dilakukan koreksi terhadap beban pada Laporan Operasional dan disajikan pada pos Belanja Dibayar Dimuka pada Neraca.
• Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
o Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 19 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
dikeluarkannya Surat Keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
o Piutang yang timbul pada Satker Perwakilan RI di Luar Negeri terdiri atas pinjaman Beban Pusat Persekot Resmi (BPPR) yang terdiri dari persekot deposit sewa rumah, persekot pembelian mobil, dan persekot 2 (dua) bulan TPLN Pokok. Piutang diakui pada saat diterbitkannya Nota Dinas Pengajuan Piutang BPPR dilengkapi dengan perincian jumlah pinjaman yang telah disetujui oleh Kepala Perwakilan RI.
o Pada Kementerian Luar Negeri, piutang dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI. Dalam hal terdapat perbedaan dengan nilai sebelumnya maka diakui sebagai keuntungan/kerugian.
o Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Perhitungan Penyisihan Piutang
KUALITAS
PIUTANG URAIAN PENYISIHAN
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal
jatuh tempo 0.5%
Kurang
Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Pertama tidak dilakukan
pelunasan
10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal
Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada
Panitia Urusan Piutang
Negara/DJKN
• Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR.
• Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada
tanggal neraca dikalikan dengan:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 20 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Aset Tetap
o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
Nilai persediaan dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI saat perolehan
(kuitansi/BAST). Dalam hal terdapat perbedaan dengan nilai SP2D
maka diakui sebagai keuntungan/ kerugian.
b. Aset Tetap
• Nilai Aset Tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pada Kementerian Luar Negeri, harga perolehan atau harga wajar aset tetap dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI saat perolehan (kuitansi/BAST). Dalam hal terdapat perbedaan dengan nilai SP2D maka diakui sebagai keuntungan/kerugian.
• Pengakuan Aset Tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
• Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.
Penyusutan Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
• Penyusutan Aset Tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu Aset Tetap. Kebijakan penyusutan Aset Tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No. 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Penyusutan Aset Tetap tidak dilakukan terhadap:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 21 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
a. Tanah; b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
KELOMPOK ASET TETAP MASA MANFAAT
Peralatan dan Mesin 2 s.d.20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan
akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan.
• Pada Kementerian Luar Negeri, Piutang Jangka Panjang dalam mata
uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI. Dalam hal terdapat perbedaan dengan
nilai sebelumnya maka diakui sebagai keuntungan/kerugian.
• Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang
dapat direalisasikan.
• Kebijakan pencatatan Piutang Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang telah mendapatkan
ketetapan pada Kementerian Luar Negeri adalah dilakukan
pencatatan secara terpusat pada Satker Sekretariat Jenderal.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 22 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
• Terkait Piutang yang masih menjadi Potensi Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TGR) proses pencatatannya
dilakukan oleh masing – masing Satker.
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain Aset Lancar, Aset Tetap,
dan Piutang Jangka Panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah
Aset Tak Berwujud, Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri,
Aset Lain-Lain, dan Aset Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi.
• Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat bersih yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
• Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan
masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
• Masa Manfaat ATB ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat
Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak
Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa
manfaat adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
KELOMPOK ASET TAK BERWUJUD MASA MANFAAT
(TAHUN)
Software Komputer 4
Lisensi 10
• Aset Lain-lain terdiri dari:
o Aset Lain-Lain berupa deposit sewa gedung, PFK Minus yang
menggunakan Kas Besi, serta penambahan potensi kerugian
negara yang belum mendapat penetapan TP/TGR.
o Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan
disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan.
• Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri merupakan dana Kas
Besi yang diberikan oleh Bendahara Umum Negara kepada
Perwakilan RI di Luar Negeri untuk dapat digunakan dalam hal kondisi
darurat di negara setempat, kunjungan Presiden atau Wakil Presiden
Republik Indonesia yang telah menerima jaminan tertulis dari
Sekretariat Negara, terjadi keterlambatan penerimaan Uang
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 23 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Persediaan (UP), dan/atau pembayaran belanja barang operasional di
luar perjalanan dinas sesuai ketentuan perundang-undangan. Dana
Kas Besi juga digunakan untuk menutupi BPJ Minus dan BPPR Minus
sebagaimana disajikan dalam Aset Lainnya dari Reklasifikasi Kas
Besi.
Kewajiban f. Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi:
• Utang Kepada Pihak Ketiga berasal dari kontrak atau perolehan
barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan belum
dibayarkan
• Utang Biaya Pinjaman
• Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
• Hibah yang Belum Disahkan
• Pendapatan Diterima Dimuka
• Uang Muka dari KPPN yang merupakan utang yang timbul akibat
Uang Persediaan yang dikelola Bendahara Pengeluaran Satker
Perwakilan RI di Luar Negeri tidak disetorkan ke Kas Negara
namun diperhitungkan dengan UP tahun anggaran berjalan.
Pada Satker Perwakilan RI di Luar Negeri, Kewajiban Jangka Pendek
dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI. Dalam hal terdapat perbedaan dengan
nilai sebelumnya maka diakui sebagai keuntungan/ kerugian.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari
dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Utang jangka panjang di Kementerian Luar Negeri merupakan utang
yang berasal dari pengadaan Aset Tetap melalui pembayaran
bertahap dan lebih dari jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Kewajiban
Jangka Panjang dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI. Dalam hal terdapat
perbedaan dengan nilai sebelumnya maka diakui sebagai
keuntungan/ kerugian.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 24 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas g. Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 25 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penjelasan atas
Pos-pos Laporan
Realisasi
Anggaran
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pada Tahun Anggaran 2017, Kementerian Luar Negeri mendapatkan alokasi
anggaran sebesar Rp7.371.688.530.000 (DIPA Awal Tahun 2017). Periode TA
2017, DIPA Kementerian Luar Negeri telah mengalami beberapa kali revisi
anggaran antara lain adanya Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 mengenai
Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017 disamping itu terdapat revisi
anggaran yang mengakibatkan bertambahnya pagu anggaran untuk Kontribusi
Organisasi Internasional (OI), sehingga DIPA akhir Kementerian Luar Negeri
secara keseluruhan menjadi sebesar Rp7.286.902.468.000.
Adapun kondisi pagu awal DIPA dan pagu setelah revisi Tahun 2017,
sebagaimana tergambar dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4 Pagu DIPA Tahun 2017
(dalam Rupiah)
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Pendapatan Jasa 455.797.527.448 460.185.852.948
Pendapatan Lain-lain
Jumlah Pendapatan 455.797.527.448 460.185.852.948
BelanjaBelanja Pegawai 3.421.449.800.000 3.387.712.996.000
Belanja Barang 3.170.134.128.000 3.121.298.119.000
Belanja Modal 780.104.602.000 777.891.353.000
Jumlah Belanja 7.371.688.530.000 7.286.902.468.000
TAHUN 2017
URAIAN
Perubahan/revisi DIPA Tahun 2017 per Program untuk Kementerian Luar
Negeri adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 26 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 5 Anggaran Program Kementerian Luar Negeri
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
01 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
4,899,254,612,000 4,754,304,188,000
02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
489,770,060,000 490,000,000,000
03 Program Pengawasan dan Pengingkatan
Akuntabilitas Aparatur
34,163,124,000 32,637,961,000
06 Program Peningkatan Hubungan dan Politik
Luar Negeri Melalui Kerjasama ASEAN
61,826,171,000 58,685,315,000
07 Program Peningkatan Peran dan Diplomasi
Indonesia di Bidang Multilteral
622,082,542,000 737,297,156,000
08 Program Pemantapan Hubungan dan Politik
Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di
Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
87,301,008,000 82,525,036,000
09 Program Optimalisasi Diplomasi Terkait
Dengan Pengelolaan Hukum dan Perjanjian
Internasional
42,210,799,000 40,161,454,000
10 Program Pemantapan Hubungan dan Politik
Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di
Kawasan Amerika dan Eropa
48,592,568,000 46,524,509,000
11 Program Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Luar Negeri
28,340,056,000 28,340,081,000
12 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Keprotokolan dan Kekonsuleran
116,186,780,000 116,186,780,000
13 Program Optimalisasi Informasi dan
Diplomasi Publik
97,505,113,000 92,094,148,000
14 Program Pelaksanaan Diplomasi dan
Kerjasama Internasional pada Perwakilan RI
di Luar Negeri
613,187,063,000 578,452,072,000
02 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
229,581,123,000 228,006,257,000
12 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Keprotokolan dan Kekonsuleran
1,687,511,000 1,687,511,000
Total Pagu Belanja 7,371,688,530,000 7,286,902,468,000
TAHUN 2017
PROGRAM
Realisasi
Pendapatan sebesar
Rp712.414.809.413.
B.1. PENDAPATAN
Realisasi Pendapatan Kementerian Luar Negeri untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp712.414.809.413 atau
mencapai 154,81 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar
Rp460.185.852.948.
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Kementerian Luar Negeri Tahun
2017 adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 27 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 6 Laporan Realisasi Pendapatan
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
URAIAN ESTIMASI PENDAPATAN REALISASI % REALISASI
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya - 19,403,964,714 0.00
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan - 1,971,537,356 0.00
Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Passport 60,007,634,800 - 0.00
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 911,900,000 548,630,584 60.16
Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI 302,233,040,486 452,257,392,077 149.64
Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler 88,830,997,211 127,200,619,861 143.19
Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri 8,202,280,451 102,971,527,289 1255.40
Pendapatan Jasa Lainnya - 162,983,200 0.00
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan
Pemerintah - 245,935,834 0.00
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non
Bendahara - 337,559,105 0.00
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan - 42,855,610 0.00
Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL - 3,320,939,283 0.00
Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL - 3,917,414,383 0.00
Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL - 30,153,234 0.00
Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji - 3,060,000
Pendapatan Anggaran Lain-lain - 236,883 0.00
460,185,852,948 712,414,809,413 154.81 Jumlah
Pencapaian Realisasi Pendapatan Kementerian Luar Negeri Tahun 2017
melebihi dari estimasi yang telah ditetapkan, hal tersebut disebabkan adanya
pendapatan yang berasal dari pelaksanaan tugas dan fungsi, Pendapatan
Rutin Lainnya dari Luar Negeri, disamping itu terdapat realisasi pendapatan
yang tidak terestimasi.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 28 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 7 Perbandingan Realisasi Pendapatan
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah) No URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 SELISIH %
2 Pendapatan Penjualan Lainnya - 13.990.200 (13.990.200) (100,00)
3Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN
Lainnya 19.403.964.714 3.400.768.336 16.003.196.378 470,58
4Pendapatan Sewa, Tanah, Gedung, dan
Bangunan 1.971.537.356 2.329.010.738 (357.473.382) (15,35)
5 Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin - 277.463.955 (277.463.955) (100,00)
9Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan
(Jasa Giro) 548.630.584 489.003.982 59.626.602 12,19
10Pendapatan dari Pemberian Surat
Perjalanan RI 452.257.392.077 481.936.125.815 (29.678.733.738) (6,16)
11Pendapatan dari jasa Pengurusan Dokumen
Konsuler 127.200.619.861 88.936.670.437 38.263.949.424 43,02
12 Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri 102.971.527.289 91.759.083.343 11.212.443.946 12,22
15 Pendapatan Jasa Lainnya 162.983.200 4.893.700 158.089.500 3230,47
16Pendapatan Denda Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 245.935.834 260.044.110 (14.108.276) (5,43)
17Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti
Rugi Non Bendahara 336.559.105 108.716.420 227.842.685 209,58
18Pendapatan penyeleaian Tuntutan
Perbendaharaan 42.855.610 264.128.300 (221.272.690) (83,77)
19Pendapatan dari Untung Selisih Kurs Uang
Persediaan Satker Perwakilan - 693.719 (693.719) (100,00)
20Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai TAYL 3.321.939.283 1.886.476.725 1.435.462.558 76,09
21Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja
Barang TAYL 3.917.414.383 2.760.405.641 1.157.008.742 41,91
22Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja
Modal TAYL 30.153.234 784.318.208 (754.164.974) (96,16)
23Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka
Gaji 3.060.000 - 3.060.000 0,00
25 Pendapatan Anggaran Lain-lain 236.883 468.718.749 (468.481.866) (99,95)
712.414.809.413 675.680.512.378 36.734.297.035 5,44 Jumlah
Realisasi Pendapatan Kementerian Luar Negeri Tahun 2017 dan 2016
sebesar Rp712.414.809.413 dan sebesar Rp675.680.512.378 atau mengalami
kenaikan sebesar 5,44 persen, hal tersebut disebabkan peningkatan
pendapatan dari pelaksanaan tugas dan fungsi kekonsuleran, Pendapatan
Rutin Lainnya dari Luar Negeri, Pendapatan Penyelesaian TGR Non
Bendahara, Pendapatan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu
(TAYL), dan Belanja Barang TAYL.
Realisasi Belanja
sebesar
Rp6.680.241.629.184
B.2. BELANJA
Realisasi Belanja Kementerian Luar Negeri pada Tahun 2017 adalah sebesar
Rp6.680.241.629.184 atau 91,67 persen dari anggaran belanja sebesar
Rp7.286.902.468.000.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 29 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 8 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
ANGGARAN REALISASI%
REALISASI
ANGGARAN
Belanja Pegawai 3.387.712.996.000 3.103.226.770.790 91,60
Belanja Barang 3.121.298.119.000 3.007.441.089.472 96,35
Belanja Modal 777.891.353.000 575.155.825.070 73,94
Total Belanja Kotor 7.286.902.468.000 6.685.823.685.332 91,75
Pengembalian Belanja - 5.582.056.148
Total Belanja 7.286.902.468.000 6.680.241.629.184 91,67
URAIAN
TAHUN 2017
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik sebagai
berikut:
Rp-
Rp500
Rp1,000
Rp1,500
Rp2,000
Rp2,500
Rp3,000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Mily
ar
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2017
Anggaran Realisasi
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 30 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 9 Rincian Belanja Berdasarkan Program
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI %
Program
101Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri4,754,304,188,000 4,437,662,031,572 93.34
102Program Peningkatan Sarana dan Prasaranan Aparatur
Kementerian Luar Negeri490,000,000,000 304,555,004,400 62.15
103Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Luar Negeri32,637,961,000 29,532,034,121 90.48
106Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri
Melalui Kerjasama ASEAN58,685,315,000 57,096,439,419 97.29
107Program Peningkatan Peran dan Diplomasi Indonesia di
Bidang Multilateral737,297,156,000 733,801,718,856 99.53
108
Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri
serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan
Afrika
82,525,036,000 78,330,420,252 94.92
109Program Optimalisasi Diplomasi Terkait Dengan
Pengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional40,161,454,000 38,855,203,467 96.75
110Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri
serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Amerika dan Eropa46,524,509,000 45,173,998,210 97.10
111Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar
Negeri28,340,081,000 28,059,166,941 99.01
112Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan dan
Kekonsuleran116,186,780,000 111,786,235,155 96.21
113 Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik 92,094,148,000 84,873,312,816 92.16
114 Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerjasama Internasional 578,452,072,000 523,854,723,532 90.56
102 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 228,006,257,000 211,193,994,336 92.63
112Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan dan
Kekonsuleran1,687,511,000 1,049,402,255 62.19
7,286,902,468,000 6,685,823,685,332 91.75
5,582,056,148 -
7,286,902,468,000 6,680,241,629,184 91.67
Realisasi Belanja Bruto
Pengembalian Belanja
Realisasi Belanja Netto
Anggaran belanja Tahun 2017 tersebut telah direalisasikan untuk membiayai
belanja pegawai, belanja barang (kegiatan-kegiatan operasional dan non
operasional) dan belanja modal (pengadaan sarana/prasarana perkantoran)
satker di lingkungan Kementerian Luar Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 31 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja
Tahun 2017 dan 2016 (dalam rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016
Belanja Pegawai 3.101.096.080.301 2.994.982.813.155 106.113.267.146 3,54
Belanja Barang 3.004.164.079.205 2.746.114.101.694 258.049.977.511 9,40
Belanja Modal 574.981.469.678 374.022.494.402 200.958.975.276 53,73
Jumlah 6.680.241.629.184 6.115.119.409.251 565.122.219.933 9,24
NAIK (TURUN)
%
REALISASI BELANJA (Rp)URAIAN JENIS
BELANJANAIK (TURUN)
Jika dibandingkan antara realisasi belanja Tahun 2017 dengan 2016 terdapat
kenaikan sebesar 9,24 persen.
Belanja Pegawai
sebesar
Rp3.101.096.080.301.
B.2.1. BELANJA PEGAWAI
Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp3.101.096.080.301 dan Rp2.994.982.813.155 atau terjadi kenaikan
sebesar 3,54 persen dari tahun yang lalu.
Kenaikan Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2017 disebabkan antara lain oleh
pemberian gaji ke 14 PNS (gaji pokok PNS), kenaikan tunjangan kinerja,
penambahan Tunjangan Keluarga Home Staff dan kenaikan gelar PDLN di
Perwakilan RI di Luar Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 32 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)
NAIK
(TURUN)
%
Belanja Gaji Pokok PNS 154.005.726.950 151.241.962.828 2.763.764.122 1,83
Belanja Pembulatan Gaji PNS 2.094.651 2.029.289 65.362 3,22
Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 10.610.018.390 10.188.176.318 421.842.072 4,14
Belanja Tunj. Anak PNS 2.985.715.608 2.883.984.903 101.730.705 3,53
Belanja Tunj. Struktural PNS 9.130.785.000 8.920.770.000 210.015.000 2,35
Belanja Tunj. Fungsional PNS 17.093.953.000 14.153.651.000 2.940.302.000 20,77
Belanja Tunj. PPh PNS 818.755.654 2.437.233.102 (1.618.477.448) (66,41)
Belanja Tunj. Beras PNS 7.571.169.240 7.648.020.500 (76.851.260) (1,00)
Belanja Uang Makan PNS 11.491.268.500 11.721.879.000 (230.610.500) (1,97)
Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS 1.778.600.000 1.891.300.000 (112.700.000) (5,96)
Belanja Tunj. Sewa Rumah PNS
(Staff di LN) 223.741.598.780 213.999.637.837 9.741.960.943 4,55
Belanja Tunj. Resti. Pengobatan PNS
(Staff di LN) 71.064.911.101 69.312.435.435 1.752.475.666 2,53
Belanja TPLN untuk Home Staff
(Staff di LN) 1.601.162.770.552 1.552.530.726.699 48.632.043.853 3,13
Belanja Tunj. Lain-lain termasuk uang
duka PNS Dalam dan Luar Negeri 155.309.616 - 155.309.616 -
Belanja Lokal Staff Lainnya 864.250.381.883 822.818.928.604 41.431.453.279 5,04
Belanja Tunjangan Umum PNS 2.233.345.000 2.577.220.000 (343.875.000) (13,34)
Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara 5.472.000.000 4.887.000.000 585.000.000 11,97
Belanja Pembulatan Gaji Pejabat
Negara 51.780 56.620 (4.840) (8,55)
Belanja TunjanganSuami/Istri Pejabat
Negara 457.650.000 440.550.000 17.100.000 3,88
Belanja Tunjangan Anak Pejabat
Negara 60.660.000 48.060.000 12.600.000 26,22
Belanja Tunjangan Beras pejabat
Negara 187.640.220 188.219.580 (579.360) (0,31)
Belanja Uang Lembur 4.247.700.000 3.998.626.800 249.073.200 6,23
Belanja Pegawai (Tunjangan
Khusus/Kegiatan) 114.704.664.865 116.924.099.707 (2.219.434.842) (1,90)
Realisasi Belanja Bruto 3.103.226.770.790 2.998.814.568.222 104.412.202.568 3,48
Pengembalian Belanja 2.130.690.489 3.831.755.067 (1.701.064.578) (44,39)
Realisasi Belanja Netto 3.101.096.080.301 2.994.982.813.155 106.113.267.146 3,54
Belanja Barang
sebesar
Rp3.004.164.079.205
B.2.2. BELANJA BARANG
Realisasi Belanja Barang Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp3.004.164.079.205 dan Rp2.746.114.101.694. Realisasi tersebut
mengalami kenaikan 9,40 persen dari Realisasi Belanja Barang TA 2016.
Hal ini disebabkan antara lain karena meningkatnya atas Realisasi Belanja
Operasional, Belanja Barang Non Operasional, Belanja Barang Persediaan,
Belanja Barang Jasa, dan Belanja Perjalanan Luar Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 33 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja Barang
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Bel. Barang Operasional 936.324.800.475 804.269.271.477 132.055.528.998 16,42
Bel. Barang Non Operasional 475.194.029.725 458.180.709.637 17.013.320.088 3,71
Bel. Barang Persediaan 44.945.087.818 43.545.444.170 1.399.643.648 3,21
Bel. Jasa 476.371.345.193 451.442.905.029 24.928.440.164 5,52
Bel. Pemeliharaan 320.193.111.878 319.009.730.752 1.183.381.126 0,37
Bel. Perjalanan Dalam Negeri 142.252.364.534 143.411.542.333 (1.159.177.799) (0,81)
Bel. Perjalanan Luar Negeri 612.160.349.849 528.808.237.353 83.352.112.496 15,76
Realisasi Belanja Bruto 3.007.441.089.472 2.748.667.840.751 258.773.248.721 9,41
Pengembalian Belanja 3.277.010.267 2.553.739.057 723.271.210 28,32
Realisasi Belanja Netto 3.004.164.079.205 2.746.114.101.694 258.049.977.511 9,40
Belanja Modal
sebesar
Rp574.981.469.678
B.2.3. BELANJA MODAL
Realisasi Belanja Modal Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp574.981.469.678 dan Rp374.022.494.402. Belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Modal pada Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 53,73
persen dibandingkan Tahun 2016 disebabkan oleh meningkatnya Belanja
Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung dan Bangunan, dan
Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 34 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Belanja Modal
Tanah Rp0
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
Rp257.377.948.116
Tabel 13
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Uraian TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Belanja Modal Tanah - - - -
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 257.373.348.544 233.201.247.391 24.172.101.153 10,37
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Peralatan dan
Mesin
4.609.572 - 4.609.572 -
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 283.517.848.229 120.552.447.314 162.965.400.915 135,18
Belanja Modal Perencanaan &
Pengawasan GD367.376.273 - 367.376.273 -
Belanja Modal Perjalanan GD 87.846.197 - 87.846.197 -
Belanja Penambahan Nilai Gedung
dan Bangunan30.266.892.692 19.824.302.291 10.442.590.401 52,68
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan- 90.750.000 (90.750.000) (100,00)
Belanja Penambahan Nilai Jaringan 94.707.668 - 94.707.668 -
Belanja Modal Lainnya 3.298.413.895 352.297.406 2.946.116.489 836,26
Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap
Lainnya dan/atau Aset Lainnya144.782.000 1.450.000 143.332.000 9.884,97
Jumlah Belanja Bruto 575.155.825.070 374.022.494.402 201.133.330.668 53,78
Pengembalian belanja 174.355.392 174.355.392 -
Jumlah Belanja Netto 574.981.469.678 374.022.494.402 200.958.975.276 53,73
Uraian 30 Juni 2010 30 Juni 2009 % naik/(turun)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 80,778,802,039Rp 62,130,375,239Rp 30.01%
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan42,568,827,775Rp 4,110,449,486Rp
935.62%
Belanja Modal Fisik Lainnya 12,514,420,596Rp 11,378,746,288Rp 9.98%
Jumlah 135,862,050,410Rp 77,619,571,013Rp 75.04%
B.2.3.1 BELANJA MODAL TANAH
Realisasi Belanja Modal Tanah untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-
masing sebesar Rp0 dan Rp0.
B.2.3.2 BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk Tahun 2017 dan 2016
adalah masing-masing sebesar Rp257.377.948.116 dan Rp233.201.247.391.
Realisasi Belanja Modal TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 10,37 persen
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 35 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Belanja Modal
Gedung Dan
Bangunan
Rp314.141.567.999
dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Kenaikan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada Tahun 2017,
antara lain untuk pengadaan Alat Angkutan, Alat Kantor dan Rumah Tangga,
Komputer dan Alat Kesenian pada 11 (sebelas) satuan kerja Pusat dan 89
(delapan puluh sembilan) satuan kerja Perwakilan RI, Penambahan aset
melalui KDP berupa pengadaan Lift dan Genset, transaksi penambahan nilai
atas pekerjaan yang dapat dikapitalisasi pada 10 (sepuluh) satuan kerja
Perwakilan RI dan 7 (tujuh) satuan kerja Pusat, pengadaan hardware untuk
menunjang Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIM KIM) untuk 34
Perwakilan RI, transaksi penambahan nilai melalui KDP pada Pusat Teknologi
Informasi & Komunikasi Kementerian dan Perwakilan serta pengadaan sarana
dan prasarana lainnya di Pusat dan Perwakilan.
Tabel 14 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 257,373,348,544 233,201,247,391 24,172,101,153 10.37
Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan
Mesin - 0.00
Belanja Modal Upah dan Honor Pengelola
Peralatan dan Mesin 4,609,572 4,609,572 0.00
Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan
Mesin - 0.00Jumlah Belanja Kotor 257,377,958,116 233,201,247,391 24,176,710,725 10.37
Pengembalian 10,000 - 10,000 0.00
Jumlah Belanja 257,377,948,116 233,201,247,391 24,176,700,725 10.37
B.2.3.3 BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk Tahun 2017 dan
Tahun 2016 adalah masing-masing sebesar Rp314.141.567.999 dan
Rp140.376.749.605. Realisasi Belanja Modal TA 2017 mengalami kenaikan
sebesar 123,78 persen dibandingkan Realisasi Belanja Modal Gedung dan
Bangunan Tahun 2016.
Kenaikan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada Tahun 2017
antara lain:
- Pengadaan pemasangan pintu otomatis dengan kodefikasi pagar
permanen pada KBRI Islamabad dan pembelian pos jaga permanen pada
KBRI Washington DC.
- Penyelesaian pembangunan dengan KDP yang merupakan perolehan
Gedung Kantin Diplomasi Kemenlu Jl. Pejambon No. 6 Jakarta, renovasi
Gedung Konsuler pada KBRI Den Haag, pembangunan pagar pada KBRI
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 36 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Belanja Modal
Jalan, Irigasi Dan
Jaringan
Rp94.707.668.
Lisabon.
- Pembangunan Langsung yang merupakan perolehan gedung kantor pada
KBRI Kabul, pembangunan pagar permanen pada KBRI Washington dan
pembangunan pagar permanen pada KJRI Melbourne.
- Pengembangan nilai aset yang merupakan penambahan nilai atas biaya
perbaikan gedung yang dapat dikapitalisasi pada Sekretariat Jenderal dan
7 (tujuh) satuan kerja Perwakilan RI.
- Pengembangan melalui KDP yang merupakan penambahan nilai atas
renovasi gedung pada KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kopenhagen, dan KBRI
Lisabon.
Tabel 15 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BELANJA TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 283.517.848.229 120.552.447.314 162.965.400.915 135,18
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Gedung dan
Bangunan
- - - 0,00
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Gedung dan Bangunan 367.376.273 - 367.376.273 0,00
Belanja Modal Perjalanan Gedung dan
Bangunan87.846.197 - 87.846.197 0,00
Belanja Penambahan Nilai Gedung dan
Bangunan30.266.892.692 19.824.302.291 10.442.590.401 0,00
Jumlah Belanja Kotor 314.239.963.391 140.376.749.605 173.863.213.786 123,85
Pengembalian Belanja Modal 98.395.392 - 98.395.392 0,00
Jumlah Belanja 314.141.567.999 140.376.749.605 173.764.818.394 123,78
B.2.3.4 BELANJA MODAL JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
Realisasi Belanja Modal Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp94.707.668 dan Rp90.750.000 atau terjadi kenaikan sebesar 4,36
persen.
Kenaikan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun 2017
antara lain adalah untuk penambahan Jaringan Teknologi Informasi dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas Kementerian Luar Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 37 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Belanja Modal
Lainnya
Rp3.367.245.895.
Tabel 16 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun
2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BELANJA TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Belanja Modal Jaringan 94,707,668 90,750,000 3,957,668 4.36
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Jaringan -
Jumlah Belanja Kotor 94,707,668 90,750,000 3,957,668 4.36
Pengembalian Belanja Modal - - 0.00
Jumlah Belanja 94,707,668 90,750,000 3,957,668 4.36
B.2.3.5 BELANJA MODAL LAINNYA
Realisasi Belanja Modal Lainnya untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah
masing-masing sebesar Rp3.367.245.895 dan Rp353.747.406 mengalami
kenaikan sebesar 851,88 persen dibandingkan realisasi belanja modal
tahun 2016.
Kenaikan Realisasi Belanja Lainnya Tahun 2017 antara lain:
a. Satker Setjen digunakan untuk pengadaan pembelian Microsoft® Office,
aplikasi m-passport, aplikasi multimedia display system, aplikasi kontrol
anggaran dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sumber
Daya Manusia (SIM SDM), dashboard Biro Umum, aplikasi Manajemen
Kepegawaian, alat musik dan pengembangan Simkeu real time.
b. Satker Perwakilan Osaka untuk pembelian alat musik, Barang Kesenian
dan lukisan.
c. Satker Perwakilan Johor Bahru untuk pembelian server dan
software/aplikasi Pelayanan dan Perlindungan WNI.
d. Satker Ditjen Kerjasama ASEAN untuk pengadaan aset tak berwujud
berupa website Setnas ASEAN Indonesia.
e. Satker Ditjen Protokol dan Konsuler untuk pengadaan alat pengolah
data dan komunikasi dan pembangunan aplikasi (software) untuk
mendukung pelayanan publik.
f. Satker BPPK untuk pengadaan buku-buku dan koleksi perpustakaan.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 38 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 17 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BELANJA TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Belanja Software 3.265.210.495 297.000.000 2.968.210.495 999,40
Belanja Buku dan Koleksi Perpustakaan 47.782.660 55.297.406 (7.514.746) (13,59)
Belanja Alat Musik, Kesenian dan Lukisan 130.202.740 130.202.740 0,00
Belanja Penambahan Aset Tetap Lainnya 1.450.000 (1.450.000) (100,00)
Jumlah Belanja Kotor 3.443.195.895 353.747.406 3.089.448.489 873,35
Pengembalian Belanja Modal 75.950.000 0,00
Jumlah Belanja 3.367.245.895 353.747.406 3.013.498.489 851,88
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 39 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penjelasan atas
Pos-Pos Neraca C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Rp119.867.022.901
C.1 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan menjadi
tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan/
Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau
belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Pada PMK Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pada Perwakilan RI di Luar Negeri Pasal 85 ayat
(1) disebutkan bahwa: “Dalam hal terdapat sisa UP yang belum digunakan sampai
dengan akhir tahun anggaran sebelumnya, sisa UP yang belum digunakan tersebut
disetorkan ke Kas Negara atau diperhitungkan dengan UP tahun anggaran
berjalan”. Berdasarkan hal tersebut, seluruh satker perwakilan RI di Luar Negeri
tidak melakukan penyetoran sisa UP/TUP mulai akhir tahun 2016, sehingga sisa
UP/TUP tersebut diperhitungkan di pengajuan UP/TUP Perdana tahun berikutnya.
Pada tahun 2016, Kas di Bendahara Pengeluaran dipengaruhi oleh pembentukan
Aset Reklasifikasi UP/TUP seperti pinjaman BPPR (pembentukan piutang), BPJ dan
PFK yang menggunakan Kas di Bendahara Pengeluaran dan belum mendapat
penggantian dari Pusat. Sedangkan pada tahun 2017, sesuai dengan Surat Direktur
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-855/PB.6/2018, Kas Bendahara
Pengeluaran disajikan sebesar Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran termasuk
penggunaan kas dengan dokumen bukti-bukti yang belum dipertanggungjawabkan.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun 2017 terdiri dari Satker Perwakilan RI
di luar negeri sebesar US$8,846,838 dengan kurs tengah BI 31 Desember 2017
Rp13.548 dan Satker Pusat sebesar Rp10.059.094.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-
masing adalah sebesar Rp119.867.022.901 dan Rp134.402.318.094 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 18
Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KETERANGAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Kas di Bendahara
Pengeluaran119.867.022.901 134.402.318.094 (14.535.295.193) -10,81%
Jumlah 119.867.022.901 134.402.318.094 (14.535.295.193) -10,81%
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 40 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I tersaji pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 19
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon l
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KODE URAIAN ESELON I TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
01 Sekretariat Jenderal 119.867.022.901 134.087.284.715 (14.220.261.814) (10,61)
- Perwakilan 119.856.963.807 134.087.284.715 (14.230.320.908) (10,61)
- Setjen Pusat 10.059.094 - 10.059.094 -
04 Direktorat Kerjasama
ASEAN - 180.825.930 (180.825.930) (100,00)
05 Direktorat Jenderal
Multilateral - 120.514.200 (120.514.200) (100,00)
06 Direktorat Jenderal
IDP - 618.549 (618.549) (100,00)
08
Direktorat Jenderal
Protokol dan
Konsuler
- 13.074.700 (13.074.700) (100,00)
119.867.022.901 134.402.318.094 (14.535.295.193) (10,81) Total
Secara administratif, Kas di Bendahara Pengeluaran dipengaruhi oleh transaksi
BPPR dan BPJ yang belum mendapatkan penggantian dari pusat, transaksi PFK
yang belum dapat terselesaikan serta belanja-belanja yang belum
dipertanggungjawabkan. Rincian penggunaan Kas di Bendahara Pengeluaraan
adalah sebagai berikut (rincian tersaji pada lampiran):
Tabel 20
Rincian Penggunaan Kas di Bendahara Pengeluaran
Tahun 2017
URAIAN USD Rp
8.252.103 111.799.486.680
- 10.059.094
PFK Minus 139.051 1.883.867.585
BPJ Minus 111.117 1.505.413.116
BPPR Minus 71.206 964.705.256
Belanja yang belum dipertanggungjawabkan 91.220 1.235.843.005
Lain-lain 182.141 2.467.648.165
Total 8.846.838 119.867.022.901
Kas dan Bank
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 41 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2017, Kementerian Luar Negeri telah melakukan koreksi nilai
Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp3.985.662.271 yang disebabkan oleh
adanya Pengakuan Piutang TP/TGR. Rincian koreksi Kas di Bendahara
Pengeluaran adalah sebagai berikut (rincian surat koreksi ke KPPN nomor
07064/KU/04/2018/25 tanggal 13 April 2018 tersaji pada lampiran):
Tabel 21
Rincian Koreksi Kas di Bendahara Pengeluaraan
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
1 403573 Kuala Lumpur 2.909.046.204,60
2 568291 Pretoria 434.183.323,44
3 404010 Abu Dhabi 270.198.466,92
4 403737 Yangon 225.376.263,72
5 403573 Kuala Lumpur 37.162.024,00
6 532640 Windhoek 109.695.988,32
3.985.662.271,00
NO KODE SATKER SATKER NILAI KOREKSI
Jumlah
Kas di Bendahara
Penerimaan
Rp20.772.633.298
C.2 KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-
masing adalah sebesar Rp20.772.633.298 dan Rp12.587.215.646.
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan yang mencakup seluruh kas, baik saldo
rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung
jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas
pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah
diterima oleh Bendahara Penerimaan selaku wajib pungut namun belum
disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Saldo di Kas di Bendahara Penerimaan pada Neraca Kementerian Luar Negeri
sebesar Rp20.772.633.298 terdiri atas Saldo PNBP Satker Perwakilan dan Satker
Sekretariat Jenderal yang belum disetorkan ke Kas Negara per 31 Desember
2017 sebesar Rp11.970.015.613, Lain-lain sebesar Rp171.726.229, serta
Deposit In Transit setoran PNBP Satker Perwakilan RI sebesar Rp8.630.891.456
yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 masih belum diterima oleh
Bendahara Penerimaan Pusat atau sudah diterima Bendahara Penerimaan Pusat
namun belum disetorkan ke Kas Negara.
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 42 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 22
Rincian Perbandingan Kas di Bendahara Penerimaan
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KETERANGAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Kas di Bendahara Penerimaan 11.970.015.613 9.083.376.373 2.886.639.240 31,78
Deposit In Transit 8.630.891.456 3.503.839.273 5.127.052.183 146,33
Lain-lain 171.726.229 - 171.726.229
20.772.633.298 12.587.215.646 8.185.417.652 65,03
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan lingkup per Eselon I tersaji pada Tabel
berikut.
Tabel 23
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN ESELON I TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Sekretariat Jenderal 20.772.633.298 12.587.215.646 8.185.417.652 65,03
- Perwakilan 20.771.388.915 12.585.588.448 8.185.800.467 65,04
- Setjen Pusat 1.244.383 1.627.198 (382.815) (23,53)
20.772.633.298 12.587.215.646 8.185.417.652 65,03
Kas Lainnya dan
Setara Kas
Rp37.031.523.542
C.3 KAS LAINNYA DAN SETARA KAS
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing
sebesar Rp37.031.523.542 dan Rp27.772.225.251. Kas Lainnya dan Setara Kas
merupakan kas pada Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP,
Kas Lainnya dan Setara Kas.
Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut:
Tabel 24
Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KETERANGAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran 36.249.123.123 18.186.445.329 18.062.677.794 99,32 Kas Lainnya dari
Reklasifikasi Kas Besi 782.400.419 9.585.779.922 (8.803.379.503) (91,84)
37.031.523.542 27.772.225.251 9.259.298.291 33,34
Kas Lainnya dan Setara Kas terdiri atas Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran dan
Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi. Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 43 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
merupakan dana pinjaman Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri yang tidak
digunakan (idle) yang ada di Bendahara Pengeluaran Satker Perwakilan RI.
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut:
Tabel 25
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
KETERANGANKAS LAINNYA DI
BENDAHARA PENGELUARAN
KAS LAINNYA
REKLASIFIKASI DARI
KAS BESI
Seketariat Jenderal
Rekening Palestina 10.403.042.511
Tahanan Gaji 719.966.500
Taspen 171.339.954
Cek Beredar 12.720.000
Tunkin, Uang Makan, dan Uang Lembur 646.452.000
Sisa LS Bendahara DOM -
Jasa Giro Rekening BPP Desember 2017 17.769.120
Jumlah Sekretariat Jenderal 11.971.290.085
Pusat Pendidikan dan Pelatihan 139.005.600
Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik 178.666.000
Ditjen Protokol dan Konsuler 95.027.120
Inspektorat Jenderal 81.530.000
Satker Perwakilan RI 23.783.604.318 782.400.419
Jumlah 36.249.123.123 782.400.419
Belanja Dibayar di
Muka (Prepaid)
Rp70.423.287.306
C.4 BELANJA DIBAYAR DI MUKA (PREPAID)
Belanja Dibayar di Muka merupakan hak yang masih harus diterima dari Pihak
Ketiga setelah tanggal Neraca sebagai akibat dari telah dibayarkannya secara
penuh belanja dan membebani anggaran pada tahun anggaran berjalan, namun
barang atau jasa belum diterima.
Saldo Belanja Dibayar Dimuka per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing
adalah sebesar Rp70.423.287.306 dan Rp46.048.872.328. Rincian Belanja Dibayar
di Muka adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 44 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 26
Perbandingan Rincian Belanja Dibayar Di Muka
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KETERANGAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Bel Pegawai Dibayar di Muka 3.818.878.486 3.773.774.086 45.104.400 1,20
Bel Barang Dibayar di Muka 53.101.832.919 36.691.818.300 16.410.014.619 44,72
Bel Modal Dibayar di Muka 13.502.575.901 5.583.279.942 7.919.295.959 141,84
Jumlah 70.423.287.306 46.048.872.328 24.374.414.978 52,93
Rincian Belanja Dibayar di Muka lingkup per Eselon I tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 27
Perbandingan Rincian Belanja Dibayar Di Muka Per Eselon I
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN ESELON I TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Sekretariat Jenderal 53.798.208.722 44.903.116.159 8.895.092.563 19,81
- Perwakilan 52.492.045.904 44.903.116.159 7.588.929.745 16,90
- Setjen Pusat 1.306.162.818 - 1.306.162.818 -
PTRI Asean 1.097.186.300 1.145.756.169 (48.569.869) (4,24)
Ditjen Aspasaf 28.488.750 - 28.488.750 -
Ditjen Amerop 60.288.833 - 60.288.833 -
Ditjen KS ASEAN 9.976.577 - 9.976.577 -
Ditjen Multilateral 15.292.383.975 - 15.292.383.975 -
Ditjen IDP 22.478.173 - 22.478.173 -
Ditjen HPI 25.104.061 - 25.104.061 -
Ditjen Protkons 49.473.998 - 49.473.998 -
Itjen 39.697.917 - 39.697.917 -
Jumlah 70.423.287.306 46.048.872.328 24.374.414.978 52,93
Piutang
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp48.238.263.965
C.5. PIUTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Nilai Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak per 31 Desember 2017 dan 2016
masing-masing sebesar Rp48.238.263.965 dan Rp48.319.064.441. Piutang Bukan
Pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap
pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.
Rincian Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah sebagai berikut:
Tabel 28
Perbandingan Rincian Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
KETERANGAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Piutang Bukan
Pajak 48.238.263.965 48.319.064.441 (80.800.476) (0,17)
Jumlah 48.238.263.965 48.319.064.441 (80.800.476) (0,17)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 45 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Luar Negeri
merupakan Saldo Sisa Cicilan Pinjaman BPPR (Beban Pusat Persekot Resmi)
Home Staff per 31 Desember 2017 terdiri dari Pinjaman 2 kali TPLN, 2 bulan
deposit sewa rumah dan pinjaman pembelian mobil.
Penyisihan Piutang
Tidak Tertagih –
Piutang PNBP
Rp241.191.323
C.6 PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH - PIUTANG PNBP
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-
masing debitur.
Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP per 31 Desember 2017
dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp241.191.323 dan Rp246.956.513.
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP adalah sebagai berikut:
Tabel 29
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang PNBP
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih - Piutang PNBP241.191.323 246.956.513 5.765.190- (2,33)
Jumlah 241.191.323 246.956.513 5.765.190- (2,33)
NAIK/TURUN %TAHUN 2016TAHUN 2017URAIAN
Bagian Lancar
Tagihan TP/TGR
Rp32.967.279.648
C.7 BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN
GANTI RUGI (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar
Rp32.967.279.648 dan Rp32.725.307.420.
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang belum
diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau
kurang setelah tanggal pelaporan. Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
sebagai berikut :
Tabel 30
Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR)
(dalam Rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016
Bagian Lancar TP 6.306.553.715 5.208.645.295
Bagian Lancar TGR 26.660.725.933 27.516.662.125
Jumlah 32.967.279.648 32.725.307.420
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 46 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penyisihan Piutang Tak
Tertagih –Bagian
Lancar TP/TGR
Rp31.997.124.048
C.8 PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH – BAGIAN LANCAR TAGIHAN
TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI (TP/TGR)
Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Lancar per 31 Desember 2017
dan 2016 masing-masing sebesar Rp31.997.124.048 dan Rp31.909.143.865.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Lancar merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-
masing debitur.
Tabel 31
Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Lancar
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
NO DEBITUR KUALITAS NILAI PIUTANG % NILAI PENYISIHAN
Lancar 38.902.942 0,5% 194.515
Kurang Lancar 10% -
Diragukan 50% -
Macet 25.815.481.904 100% 25.815.481.904
Lancar 0,5% -
Kurang Lancar 10% -
Diragukan 50% -
Macet 3.361.405.151 100% 3.361.405.151
Lancar 474.647.206 0,5% 2.373.236
Kurang Lancar 10% -
Diragukan 773.133.284 50% 386.566.642
Macet 2.080.065.289 100% 2.080.065.289
Lancar 15.491.370 0,5% 77.457
Kurang Lancar 10% -
Diragukan 114.385.297 50% 57.192.649
Macet 293.767.205 100% 293.767.205
32.967.279.648 31.997.124.048 JUMLAH
III AFRIKA DAN TIMUR
TENGAH
IV AMERIKA DAN
PASIFIK
I ASIA
II EROPA
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Lancar tersebut, disusun berdasarkan
PMK Nomor 69/PMK.06/2014 Tentang Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian
Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara, Pasal 5 dan Pasal 6 yang
menyebutkan bahwa penentuan kualitas piutang dilakukan berdasarkan kondisi
piutang pada tanggal laporan keuangan atau umur piutang pada tanggal laporan
keuangan.
Penentuan kualitas piutang yang dikelola oleh Kementerian/Lembaga dilakukan
dengan ketentuan:
1. Kualitas lancar apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh
tempo;
2. Kualitas kurang lancar apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 47 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
tanggal Surat Tagihan pertama tidak dilakukan pelunasan;
3. Kualitas diragukan apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
Surat Tagihan kedua tidak dilakukan pelunasan; dan
4. Kualitas macet apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan, atau Piutang telah
diserahkan pengurusannya kepada Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara.
Berdasarkan Piutang di atas, rincian kualitas piutang sebagai berikut:
1. Kualitas piutang lancar dengan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih per 31
Desember 2017 sebesar Rp2.645.208 merupakan jumlah penyisihan piutang
lancar yang harus diselesaikan oleh 17 orang penanggung jawab kerugian
negara.
2. Kualitas piutang diragukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih sebesar
Rp443.759.291 merupakan jumlah penyisihan piutang diragukan Penyisihan
Piutang Tak Tertagih per 31 Desember 2017 yang harus diselesaikan oleh 2
orang penanggung jawab kerugian Negara.
3. Kualitas piutang Macet Penyisihan Piutang Tidak Tertagih sebesar
Rp31.550.719.549 merupakan jumlah penyisihan piutang tidak tertagih per 31
Desember 2017 yang harus diselesaikan oleh 55 orang penanggungjawab
kerugian Negara.
Kementerian Luar Negeri selalu berupaya untuk menyelesaikan piutang TP/TGR
yang masih harus diselesaikan oleh penanggungjawab kerugian negara melalui
penyampaian tagihan, baik kepada individu maupun kepada Satuan Kerja di
Kementerian Luar Negeri maupun yang berada pada instansi/Kementerian Lembaga
lainnya.
Penyelesaian piutang yang dikategorikan macet yang telah dilimpahkan kepada
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) KPKNL Jakarta I, dilakukan melalui
koordinasi intensif termasuk penyampaian surat kepada BPK RI dan PUPN KPKNL
Jakarta I untuk meminta rekomendasi penghapusan piutang melalui penerbitan
Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT) sesuai dengan mekanisme yang
diatur dalam PMK 128/PMK.06/2007, sebagaimana terakhir diubah dengan PMK
21/PMK.06/2016 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 128/PMK.06/2007 Tentang Pengurusan Piutang Negara.
Dari nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Lancar tahun 2017 sebesar
Rp31.997.124.048 terdapat 13 kasus kerugian Negara (2 kasus diantaranya telah
diputuskan dengan keputusan hukum tetap) senilai Rp13.472.829.937;
US$1.536.296,58; DM373.876,81; RM58.531,24 telah dilimpahkan penyelesaiannya
ke KPKNL Jakarta I, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 48 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Bagian Lancar
Tagihan TP/TGR
(Netto)
Rp970.155.600
C.9 BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN /TUNTUTAN GANTI RUGI (NETTO)
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) per
31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar
Rp970.155.600 dan Rp816.163.555.
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR (netto) merupakan hasil pengurangan Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember
2017 dengan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2017.
Tabel 32
Perbandingan Bagian Lancar Tagihan (Netto) TP/TGR
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
NO JENIS 31 DESEMBER 2017 31 DESEMBER 2016 NAIK/TURUN %
1
Bagian Lancar Netto Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti
Rugi
970.155.600 816.163.555 153.992.045 18,868
970.155.600 816.163.555 153.992.045 18,868 Total
Persediaan
Rp47.636.453.144
C.10 PERSEDIAAN
Nilai Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar
Rp47.636.453.144 dan Rp45.222.276.761.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk
dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan untuk
dijual/diserahkan kepada masyarakat adalah dokumen keimigrasian berupa Paspor,
Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), Stiker Visa Biasa, dan Perdim yang
diterima dari Kementerian Hukum dan HAM dan dicatat sebagai barang persediaan
pada Kementerian Luar Negeri. Sedangkan Stiker Visa Dinas/Diplomatik merupakan
dokumen kekonsuleran yang digunakan untuk Paspor Dinas/Diplomatik. Rincian
Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 49 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 33 Perbandingan Rincian Persediaan
Tahun 2017 dan 2016
(dalam rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Barang Konsumsi 23.234.680.180 21.631.261.730 1.603.418.450 7,41%
Bahan untuk Pemeliharaan 2.804.398.645 2.722.291.282 82.107.363 3,02%
Suku Cadang 0 201.500 -201.500 -100,00%
Pita Cukai, Materai dan
Leges0 64.614.669 -64.614.669 -100,00%
Barang Persediaan Lainnya
untuk Dijual/Diserahkan ke
Masyarakat
21.064.196.641 20.340.992.158 723.204.483 3,56%
Persediaan Lainnya 533.177.678 462.915.422 70.262.256 15,18%
Jumlah 47.636.453.144 45.222.276.761 2.414.176.383 5,34%
Terdapat barang persediaan senilai Rp446.835.415 dalam kondisi rusak dan
Rp85.954.403 dalam kondisi usang tidak disajikan dalam Neraca Persediaan.
Rincian Persediaan berdasarkan Eselon I disajikan pada lampiran.
Tanah Rp11.066.986.986.557
C.11 TANAH
Nilai Aset Tetap berupa Tanah yang dimiliki Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp11.066.986.986.557 dan Rp11.081.916.881.009. Mutasi Tambah/Kurang Aset Tetap Tanah adalah sebagai berikut.
Tabel 34 Mutasi Tambah/Kurang Aset Tetap Tanah
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 11,081,916,881,009
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 146,488
Reklasifikasi Masuk 55,955,422,000
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+)
Mutasi kurang:
Reklasifikasi Keluar (53,536,145,000)
Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi (17,349,317,940)
Saldo per 31 Desember 2017 11,066,986,986,557
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 -
Nilai Buku per 31 Desember 2017 11,066,986,986,557
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 50 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Mutasi tambah: 1. Penambahan Saldo Awal sebesar Rp146.488 pada Satker Sekretariat Jenderal
merupakan transaksi pencatatan aset berupa tanah di Cijantung Eks. Komando
Inti, tanah untuk taman di Komplek Kemenlu Cipete dan Cilandak, tanah untuk
jalan di Komplek Kemenlu Cipete dan Gandaria Selatan, dan saluran air kotor
di Komplek Kemenlu Cipete dan Gandaria Selatan
2. Reklasifikasi Masuk sebesar Rp55.955.422.000 merupakan perbaikan
pencatatan kodefikasi aset pada satuan kerja Perwakilan RI di Addis Ababa
dan Windhoek berupa Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I.
Mutasi kurang: 1. Reklasifikasi Keluar sebesar Rp53.536.145.000 merupakan perbaikan
pencatatan kodefikasi aset pada satuan kerja Perwakilan RI di Addis Ababa
berupa Tanah Bangunan Mess/Wisma/Asrama, dan Windhoek berupa Tanah
Bangunan Rumah Negara Golongan II.
2. Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi sebesar Rp17.349.317.940 merupakan
transaksi koreksi atas aset berupa Tanah Bangunan Kantor Pemerintah dan
Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan II karena pencatatan ganda.
Aset berupa Tanah tercatat pada satuan kerja Sekretariat Jenderal dan 78 (tujuh puluh delapan) satuan kerja Perwakilan RI di Luar Negeri, sebagaimana terlampir. Aset berupa Tanah yang pencatatannya masih belum dipisahkan antara Tanah dan Bangunan, terdapat pada Perwakilan RI KBRI Vientiane.
Peralatan dan Mesin Rp1.856.678.982.918
C.12 PERALATAN DAN MESIN
Nilai perolehan Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp1.856.678.982.918 dan Rp1.669.144.961.513. Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 51 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 35
Mutasi Tambah/Kurang Peralatan dan Mesin Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 1,669,144,961,513
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 4,760,236,876
Pembelian 216,869,712,069
Transfer Masuk 78,074,155,510
Hibah (Masuk) 666,452,082
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 4,095,109,099
Reklasifikasi Masuk 2,941,609,993
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 919,032,456
Pengembangan Nilai Aset 2,073,551,349
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 4,217,179,319
Pengembangan Melalui KDP 310,380,600
Mutasi kurang:
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (4,402,481,258)
Penghapusan (3,209,472,489)
Transfer Keluar (78,560,376,008)
Reklasifikasi Keluar (2,522,644,533)
Koreksi Pencatatan (2,788,700,012)
Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola (2,264,510,899)
Penghapusan semu karena reklasifikasi (109,499)
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (33,645,103,250)
Saldo per 31 Desember 2017 1,856,678,982,918
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (1,298,774,583,385)
Nilai Buku per 31 Desember 2017 557,904,399,533
Mutasi tambah: 1. Penambahan Saldo Awal sebesar Rp4.760.236.876 merupakan pencatatan
BMN perolehan tahun lalu yang belum dibukukan berupa Alat Angkutan, Alat
Kantor dan Rumah Tangga, Komputer terdapat pada satuan kerja Sekretariat
Jenderal, KBRI Dar Es Salaam, KBRI Kabul, KBRI Kuala Lumpur, KBRI
Moscow, KBRI New Delhi, KBRI Seoul, KBRI Lisabon, KBRI Zagreb dan KJRI
Noumea.
2. Pembelian sebesar Rp216.869.712.069 merupakan pencatatan pembelian
BMN selama tahun 2017 berupa berupa Alat Angkutan, Alat Kantor dan Rumah
Tangga, Komputer dan Alat Kesenian terdapat pada 12 (dua belas) satuan
kerja Pusat dan 89 (delapan puluh sembilan) satuan kerja Perwakilan RI.
3. Transfer Masuk sebesar Rp78.074.155.510 merupakan pemindahbukuan aset
berupa Alat Angkutan pada 10 (sepuluh) satuan kerja Pusat, dan
pemindahbukuan aset berupa barang invetaris peralatan kantor pada 7 (tujuh)
satuan kerja di lingkungan kantor Kementerian Luar Negeri Pusat, serta
pemindahbukuan peralatan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) dari Sekretariat Jenderal kepada 45 (empat puluh lima) satuan kerja
Perwakilan RI. Rincian Transfer Masuk Peralatan dan Mesin Tahun 2017
disajikan dalam tabel berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 52 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 36
Transfer Masuk Peralatan dan Mesin Tahun 2017
(dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN ASET NILAI
PEROLEHAN
10 (sepuluh) satker Pusat Alat Angkutan 9.638.270.698
7 (tujuh) satker Pusat berupa barang inventaris peralatan kantor, dan 45 (empat puluh lima) satker Perwakilan RI berupa peralatan SIMKIM
Alat Kantor & Rumah Tangga 9.447.874.240
Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar 2.195.724.292
Alat Laboratorium 2.321.845.903
Alat Persenjataan 2.145.124.479
Komputer 52.325.315.898
Jumlah 78.074.155.510
4. Hibah (Masuk) sebesar Rp666.452.082 merupakan penerimaan aset dari Pihak
Ketiga berupa peralatan kantor dan rumah tangga terdapat pada KBRI Amman,
KBRI Seoul dan KBRI Yangon. KBRI Amman dan KBRI Seoul telah
mendapatkan nomor register dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jakarta dan
telah mendapat pengesahan dari KPPN Jakarta I, sedangkan KBRI Yangon
masih dalam proses permohonan nomor register ke Kementerian Keuangan.
Rincian Hibah Peralatan dan Mesin disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 37 Hibah Peralatan dan Mesin
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN NILAI
KBRI Yangon Alat Kantor & Rumah Tangga 197.596.994
KBRI Seoul Alat Kantor & Rumah Tangga 212.313.984
KBRI Amman
Alat Kantor & Rumah Tangga 254.883.646
Alat Studio, Komunikasi Dan Pemancar 1.657.458
Jumlah 666.452.082
5. Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP sebesar Rp4.095.109.099
merupakan penambahan aset melalui KDP berupa pengadaan Lift dan Genset
pada Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Jalan
Sisingamangaraja Jakarta Selatan. Rincian Penyelesaian Pembangunan
Dengan KDP disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 38 Penyelesaian Pembangunan dengan KDP
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN NILAI
Sekretariat Jenderal Alat Besar 121.781.294
Alat Studio, Komunikasi Dan Pemancar 3.973.327.805
Jumlah 4.095.109.099
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 53 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
6. Reklasifikasi Masuk sebesar Rp2.941.609.993 merupakan perbaikan
pencatatan kodefikasi aset pada satuan kerja Sekretariat Jenderal dan 11
(sebelas) satuan kerja Perwakilan RI. Rincian Reklasifikasi Masuk disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 39 Reklasifikasi Masuk Peralatan dan Mesin
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN NILAI
4 (empat) satker Pusat Alat Angkutan 1.775.284.706
13 (tiga belas) satker Perwakilan RI
Alat Kantor & Rumah Tangga 859.511.646
Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar 235.140.555
Komputer 41.038.965
Peralatan Olah Raga 30.634.121
Jumlah 2.941.609.993
7. Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap sebesar Rp919.032.456
merupakan penggunaan kembali aset yang sudah dihentikan penggunaannya
pada 2 (dua) satuan kerja Pusat dan 6 (enam) satuan kerja Perwakilan RI.
8. Pengembangan Nilai Aset sebesar Rp2.073.551.349 merupakan transaksi
penambahan nilai atas pekerjaan yang dapat dikapitalisasi pada 7 (tujuh)
satuan kerja Pusat dan 10 (sepuluh) satuan kerja Perwakilan RI. Rincian
Pengembangan Nilai Aset disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 40 Pengembangan Nilai Peralatan dan Mesin
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN NILAI
7 (tujuh) satker Pusat dan 10 (sepuluh) satker Perwakilan RI
Alat Besar 1.193.528.493
Alat Angkutan 92.683.470
Alat Kantor & Rumah Tangga 459.910.273
Alat Laboratorium 4.345.412
Komputer 323.083.701
Jumlah 2.073.551.349
9. Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) sebesar Rp4.217.179.319 merupakan
transaksi koreksi nilai aset pada Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal,
serta 7 (tujuh) satuan kerja Perwakilan RI.
10. Pengembangan Melalui KDP sebesar Rp310.380.600 merupakan transaksi
penambahan nilai aset melalui KDP pada Pusat Teknologi Informasi &
Komunikasi Kementerian & Perwakilan.
Mutasi kurang:
1. Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) sebesar Rp4.402.481.258 merupakan
transaksi koreksi nilai aset pada satuan kerja Sekretariat Jenderal, KBRI Kuwait
dan KJRI Noumea.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 54 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2. Penghapusan sebesar Rp3.209.472.489 merupakan transaksi menghapus
pencatatan pembukuan pada aplikasi SIMAK-BMN pada 4 (empat) satuan kerja
Pusat dan 20 (dua puluh) satuan kerja Perwakilan RI.
3. Transfer Keluar sebesar Rp78.560.376.008 merupakan pemindahbukuan
pencatatan aset berupa Alat Angkutan, Alat Kantor & Rumah Tangga dan
Peralatan Komputer pada Sekretariat Jenderal, Ditjen Aspasaf, Ditjen Amerop,
Ditjen Protkons, KJRI Kuching dan KRI Tawau. Rincian Transfer Keluar
Peralatan dan Mesin Tahun 2017 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 41 Transfer Keluar Peralatan dan Mesin
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NAMA SATKER URAIAN NILAI
4 (empat) satker Pusat dan 2 (dua) satker Perwakilan RI
Alat Angkutan 10.124.491.196
Alat Kantor & Rumah Tangga 9.447.874.240
Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar 2.195.724.292
Alat Laboratorium 2.321.845.903
Alat Persenjataan 2.145.124.479
Komputer 52.325.315.898
Jumlah 78.560.376.008
4. Reklasifikasi Keluar sebesar Rp2.522.644.533 merupakan perbaikan
pencatatan kodefikasi aset pada satuan kerja Sekretariat Jenderal dan 8
(delapan) satuan kerja Perwailan RI.
5. Koreksi Pencatatan sebesar Rp2.788.700.012 merupakan koreksi pembukuan
aset milik Atnis, pencatatan ganda pada Ditjen IDP dan 5 (lima) satuan kerja
Perwakilan RI.
6. Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola sebesar Rp2.264.510.899
merupakan daftar aset dalam proses usulan penghapusan yang sudah
disampaikan kepada DJKN, Kementerian Keuangan selaku Pengelola Barang
pada satuan kerja BPPK dan 7 (tujuh) satuan kerja Perwakilan RI.
7. Penghapusan semu karena reklasifikasi sebesar Rp109.499 merupakan
koreksi otomatis atas transaksi reklasifikasi dari intra ke ekstra/sebaliknya pada
KBRI Kuwait.
8. Penghentian Aset Dari Penggunaan sebesar Rp33.645.103.250 merupakan
penghentian penggunaan dari operasional pemerintahan atas aset dalam
kondisi Rusak Berat pada 7 (tujuh) satuan kerja Pusat dan 65 (enam puluh
lima) satuan kerja Perwakilan RI.
Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin dan Akumulasi Penyusutannya per 31 Desember 2017 disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 55 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Gedung dan Bangunan Rp6.702.165.653.533
C.13 GEDUNG DAN BANGUNAN Saldo Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah Rp6.702.165.653.533 dan Rp6.665.594.453.736. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Tabel 42 Mutasi Tambah/Kurang Gedung dan Bangunan
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 6,665,594,453,736
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 1,400,997,951
Pembelian 1,635,271,477
Transfer Masuk 847,318,835,346
Hibah (Masuk) 1,614,628,087
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 18,345,654,847
Reklasifikasi Masuk 49,174,507,300
Penyelesaian Pembangunan Langsung 10,471,181,643
Pengembangan Nilai Aset 35,849,245,957
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+) 245,509,000
Penerimaan Aset Tetap Renovasi 1,009,670,133
Pengembangan Melalui KDP 14,500,452,933
Mutasi kurang:
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (-) -
Koreksi Semu Hasil Penilaian Kembali -
Transfer Keluar (847,318,835,346)
Reklasifikasi Keluar (51,775,811,900)
Koreksi Pencatatan (1,112,870,631)
Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi (2,260,873,000)
Penghentian Aset Dari Penggunaan (42,526,364,000)
Saldo per 31 Desember 2017 6,702,165,653,533
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (3,826,118,328,110)
Nilai Buku per 31 Desember 2017 2,876,047,325,423
Mutasi tambah:
1. Penambahan Saldo Awal sebesar Rp1.400.997.951 merupakan transaksi
pembukuan aset perolehan sebelum tahun berjalan berupa Gedung Generator
IISY dan Kantin IISY pada KBRI Yangon, koreksi tanggal perolehan Gedung
Pendidikan pada KJRI Davao City, dan koreksi tanggal perolehan Gedung
Tempat Ibadah pada KBRI Abuja atas tidak lanjut koreksi BPK tahun 2015.
2. Pembelian sebesar Rp1.635.271.477 merupakan pemasangan pintu otomatis
dengan kodefikasi Pagar Permanen pada KBRI Islamabad dan pembangunan
Gedung Pos Jaga Permanen pada KBRI Washington DC.
3. Transfer Masuk sebesar Rp847.318.835.346 merupakan pembelian Gedung
Kantor KBRI London oleh Sekretariat Jenderal.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 56 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
4. Hibah (Masuk) sebesar Rp1.614.628.087 merupakan perolehan Gedung
Tempat Ibadah Permanen pada KBRI Yangon yang diperoleh dari Dewan
Kemakmuran Masjid KBRI Yangon.
5. Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP sebesar Rp18.345.654.847
merupakan perolehan Gedung Kantin Diplomasi Kemenlu Jl. Pejambon No. 6
Jakarta, Renovasi Gedung Konsuler pada KBRI Den Haag, pembangunan
Pagar pada KBRI Lisabon.
6. Reklasifikasi Masuk sebesar Rp49.174.507.300 merupakan perbaikan
kodefikasi aset pada satuan kerja KBRI Addis Ababa, KBRI Bangkok, KBRI
Windhoek, KBRI Athena dan KJRI Osaka.
7. Penyelesaian Pembangunan Langsung sebesar Rp10.471.181.643 merupakan
perolehan Gedung Kantor pada KBRI Kabul, pembangunan Pagar Permanen
pada KBRI Washington, pembangunan Pagar Permanen pada KJRI
Melbourne.
8. Pengembangan Nilai Aset sebesar Rp35.849.245.957 penambahan nilai atas
biaya perbaikan gedung yang dapat dikapitalisasi pada Sekretariat Jenderal
dan 7 (tujuh) satuan kerja Perwakilan RI.
9. Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+) sebesar Rp 245.509.000 merupakan
perubahan nilai perolehan aset berupa Rumah Negara golongan I pada
Sekretariat Jenderal yang merupakan koreksi atas transaksi perubahan kondisi
pada objek Revaluasi BMN.
10. Penerimaan Aset Tetap Renovasi sebesar Rp1.009.670.133 merupakan
penambahan nilai aset dari pihak ketiga (Atase Imigrasi) pada KJRI Jeddah,
KJRI Hongkong dan KJRI Penang.
11. Pengembangan Melalui KDP sebesar Rp14.500.452.933 merupakan
penambahan nilai aset atas pekerjaan yang dapat dikapitalisasi pada KBRI
Kuala Lumpur, KBRI London, KBRI Paris, KBRI Kopenhagen dan KBRI
Lisabon.
Mutasi kurang:
1. Transfer Keluar sebesar Rp847.318.835.346 merupakan pembelian gedung
KBRI London oleh Sekretariat Jenderal.
2. Reklasifikasi Keluar sebesar Rp51.775.811.900 merupakan perbaikan
kodefikasi aset pada satuan kerja KBRI Addis Ababa, KBRI Bangkok, KBRI
Windhoek, KBRI Athena dan KJRI Osaka.
3. Koreksi Pencatatan sebesar Rp1.112.870.631 merupakan koreksi tanggal
perolehan gedung pada KBRI Abuja dan KJRI Davao City atas koreksi BPK
tahun 2015.
4. Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi sebesar Rp2.260.873.000 merupakan
reklasifikasi aset pada Sekretariat Jenderal.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 57 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
5. Penghentian Aset Dari Penggunaan sebesar Rp42.526.364.000 merupakan
penghentian aset gedung pada Perum Jagakarsa, Gedung Kantor ASEC, dan
Gedung Kantor Blok II pada Sekretariat Jenderal.
Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan dan Akumulasi Penyusutannya disajikan
pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Rp47.665.251.029
C.14 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp47.665.251.029 dan Rp47.758.387.029 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 43 Mutasi Tambah/Kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 47,758,387,029
Mutasi tambah:
Transfer Masuk 1,547,848,517
Mutasi kurang:
Transfer Keluar (1,547,848,517)
Reklasifikasi Keluar (4,608,000)
Penghentian Aset Dari Penggunaan (88,528,000)
Saldo per 31 Desember 2017 47,665,251,029
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (41,846,666,413)
Nilai Buku per 31 Desember 2017 5,818,584,616
Mutasi tambah:
▪ Transfer Masuk sebesar Rp1.547.848.517 merupakan instalasi jaringan telepon
dan internet KBRI London atas biaya Sekretariat Jenderal
Mutasi Kurang:
1. Transfer Keluar sebesar Rp1.547.848.517 merupakan instalasi jaringan telepon
dan internet KBRI London atas biaya Sekretariat Jenderal.
2. Reklasifikasi Keluar sebesar Rp4.608.000 merupakan perbaikan pencatatan
kodefikasi aset pada KBRI Yangon.
3. Penghentian Aset Dari Penggunaan sebesar Rp88.528.000 merupakan aset
rusak berat berupa bangunan instalasi hydrant pada Pusdiklat Kemenlu.
Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan dan Akumulasi Penyusutannya
disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 58 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Aset Tetap Lainnya
Rp94.709.830.232 C.15 ASET TETAP LAINNYA
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
Rp94.709.830.232 dan Rp89.891.061.876 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 44 Mutasi Tambah/Kurang Aset Tetap Lainnya
Tahun 2017 dan 2016 (dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 89,891,061,876
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 258,000,001
Pembelian 660,297,599
Hibah (Masuk) 565,145,578
Reklasifikasi Masuk 48,363,596
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 825,000
Pengembangan Nilai Aset 3,922,227,198
Mutasi kurang:
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (402,544)
Penghapusan (59,328,724)
Reklasifikasi Keluar (56,906,096)
Penghentian Aset Dari Penggunaan (519,453,252)
Saldo per 31 Desember 2017 94,709,830,232
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (5,748,953,851)
Nilai Buku per 31 Desember 2017 88,960,876,381
Mutasi tambah:
1. Penambahan Saldo Awal sebesar Rp258.000.001 merupakan transaksi
pembukuan aset perolehan sebelum tahun berjalan berupa lukisan pada KBRI
New Delhi dan KBRI Roma.
2. Pembelian sebesar Rp660.297.599 merupakan pembelian Barang Bercorak
Kesenian/Kebudayaan pada 2 (dua) satuan kerja Pusat dan 18 (delapan belas)
satuan kerja Perwakilan.
3. Hibah (Masuk) sebesar Rp565.145.578 merupakan perolehan aset dari pihak
ketiga berupa Barang Bercorak Kesenian pada KBRI Yangon dan KJRI Osaka.
4. Reklasifikasi Masuk sebesar Rp48.363.596 merupakan perbaikan pencatatan
kodefikasi aset berupa Barang Bercorak Kesenian pada KBRI Addis Ababa dan
KBRI Kopenhagen.
5. Reklasifikasi dari Aset Lainnya ke Aset Tetap sebesar Rp825.000 merupakan
transaksi penggunaan kembali aset yang rusak berat dan telah dihentikan dari
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 59 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
penggunaan pada KBRI Canberra.
6. Pengembangan Nilai Aset sebesar Rp3.922.227.198 merupakan biaya
konsultan pekerjaan renovasi Taman Makam Pahlawan Seroja Dili, Timor
Leste.
Mutasi kurang:
1. Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) sebesar Rp402.544 merupakan koreksi
nilai perolehan aset berupa Baju Tari Bali pada KJRI Noumea.
2. Penghapusan sebesar Rp59.328.724 merupakan transaksi hapus buku atas
aset kondisi rusak berat berupa Barang Bercorak Kesenian pada 2 (dua)
satuan kerja Pusat dan 4 (empat) satuan kerja Perwakilan.
3. Reklasifikasi Keluar sebesar Rp56.906.096 merupakan perbaikan pencatatan
kodefikasi aset berupa Barang Bercorak Kesenian pada KBRI Addis Ababa dan
KBRI Kopenhagen.
4. Penghentian Aset Dari Penggunaan sebesar Rp519.453.252 merupakan
penghentian aset berupa Barang Bercorak Kesenian pada Inspektorat Jenderal
dan BPPK, dan 21 (dua puluh satu) satuan kerja Perwakilan RI.
Rincian Aset Tetap Lainnya dan Akumulasi Penyusutan disajikan pada Lampiran
Laporan Keuangan ini.
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Rp89.431.455.069
C.16 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)
Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
masing-masing sebesar Rp89.431.455.069 dan Rp13.323.030.772 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 45
Konstruksi dalam Pengerjaan
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
SATUAN KERJA TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) NAIK (TURUN) %
Sekretriat Jenderal 84.363.214.967 4.697.968.765 79.665.246.202 1695,74%
KBRI Berlin 231.682.281 2.898.765.129 -2.667.082.848 -92,01%
KJRI Jeddah 363.650.049 0 363.650.049 0,00%
KBRI Abuja 3.937.660.601 3.937.660.601 0 0,00%
KBRI London 0 1.123.204.115 -1.123.204.115 -100,00%
KBRI Tokyo 535.247.171 535.247.171 0 0,00%
KBRi Lisabon 0 130.184.991 -130.184.991 -100,00%
Jumlah 89.431.455.069 13.323.030.772 76.108.424.297 1403,73% Rincian lebih lanjut terkait Konstruksi Dalam Pengerjaan disajikan dalam lampiran.
Akumulasi
Penyusutan Aset
Tetap
Rp5.172.488.531.759
C.17 AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp5.172.488.531.759 dan Rp4.868.506.229.968.
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 60 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
dalam Pengerjaan (KDP). Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017.
Tabel 46 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NO ASET TETAP NILAI BMN AKUM. PENYISIHAN NILAI BUKU
1Peralatan dan
Mesin1.856.678.982.918 -1.298.774.583.385 557.904.399.533Rp
2Gedung dan
Bangunan6.702.165.653.533 -3.826.118.328.110 2.876.047.325.423Rp
3Jalan, Irigasi dan
Jembatan47.665.251.029 -41.846.666.413 5.818.584.616Rp
4 Aset Tetap Lainnya 94.709.830.232 -5.748.953.851 88.960.876.381Rp
Jumlah 8.701.219.717.712 -5.172.488.531.759 3.528.731.185.953
Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran A1 Laporan Keuangan ini.
Piutang Tagihan
Tuntutan
Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi
Rp1.022.251.411
C.18 PIUTANG TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI
RUGI
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31
Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp1.022.251.411 dan
Rp289.497.224.
Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya
atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara.
Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara
untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena
kelalaiannya.
Baik Tuntutan Perbendaharaan maupun Tuntutan Ganti Rugi dicatat dan diakui
setelah diperoleh SKTJM dari penanggungjawab kerugian Negara atau memperoleh
penetapan dari pejabat yang berwenang.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 61 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 47
Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
(dalam Rupiah)
NO DEBITUR KUALITAS NILAI PIUTANG % NILAI PENYISIHAN
Lancar 1.740.918 0,5% 8.705
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 427.537.168 100% 427.537.168
Lancar - 0,5% -
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 71.435.086 100% 71.435.086
Lancar204.448.739 0,5% 1.022.245
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 47.865.289 100% 47.865.289
Lancar 15.324.703 0,5% 76.623,52
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan 114.385.297 50% 57.192.648,62
Macet 139.514.211 100% 139.514.211,17
1.022.251.411 744.651.976
I ASIA
EROPAII
Jumlah
III AFRIKA DAN
TIMUR
TENGAH
AMERIKA DAN
PASIFIK
IV
Tabel 48
Mutasi Piutang Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
(dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 289.497.224
Mutasi tambah
1. Penambahan Piutang baru 610.598.764
2. Reklas (Piutang TP/TGR ke aset Lainnya) 14.901.800
3. Koreksi penetapan, salah perhitungan 761.297.843
4. Reklas Piutang ke Bagian Lancar 27.516.662.125
5. Reklasifikasi Bagian Lancar ke Jangka Panjang 5.208.645.295
6. Untung Selisih Kurs Terealisasi 19.500
7. Untung selisih kurs belum terealisasi 35.702.424
Jumlah 34.147.827.751
Mutasi Kurang
1. Cicilan/ Penyelesaian Piutang 685.356.209
2. Piutang TP TGR ke Bagian Lancar 32.659.919.157
3. Koreksi penetapan ulang, salah perhitungan 69.407.228
4. Rugi Selisih Kurs Terealisasi 390.969
5. Rugi selisih kurs belum terealisasi -
Jumlah 33.415.073.564
Saldo per 31 Desember 2017 1.022.251.411
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 62 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penyisihan
Piutang Tidak
Tertagih -
Tuntutan Perbendaharaan
Rp744.651.976
C.19 PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH – TAGIHAN TP/TGR
Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-
masing sebesar Rp744.651.976 dan Rp26.640.451.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR) merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas
masing-masing piutang TP/TGR.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) untuk masing-masing debitur
disajikan sebagai berikut:
Tabel 49
Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
(dalam Rupiah)
NO DEBITUR KUALITAS NILAI PIUTANG % NILAI PENYISIHAN
Lancar 1.740.918,0 0,5% 8.705
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 427.537.168,5 100% 427.537.168
Lancar - 0,5% -
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 71.435.086,9 100% 71.435.087
Lancar 204.448.738,8 0,5% 1.022.244
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet 47.865.289,4 100% 47.865.289
Lancar 15.324.703,1 0,5% 76.624
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan 114.385.297,2 50% 57.192.649
Macet 139.514.211,2 100% 139.514.211
1.022.251.413 744.651.976
I ASIA
EROPAII
Jumlah
III AFRIKA DAN
TIMUR TENGAH
IV AMERIKA DAN
PASIFIK
Aset Tak Berwujud
Rp85.980.730.994 C.20 ASET TAK BERWUJUD
Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016
adalah Rp85.980.730.994 dan Rp56.652.721.889.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi
secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada lingkup
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 63 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Kementerian Luar Negeri berupa software yang digunakan untuk menunjang
kegiatan operasional kantor.
Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 50
Perbandingan Rincian Aset Tak Berwujud
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
Software 62.989.305.775 56.316.446.470 6.672.859.305 11,85%
Lisensi 22.991.425.219 336.275.419 22.655.149.800 6737,08%
Jumlah 85.980.730.994 56.652.721.889 29.328.009.105 51,77%
Adapun mutasi Aset Tak Berwujud sebagai berikut:
Tabel 51
Mutasi Aset Tak Berwujud
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 56,652,721,889
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 24,127,048
Pembelian 27,828,180,751
Transfer Masuk 30,250,000
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 795,568,705
Pengembangan Nilai Aset 766,999,500
Pengembangan Melalui KDP 112,346,000
Mutasi kurang:
Penghapusan (53,160,370)
Transfer Keluar (30,250,000)
Koreksi Pencatatan (137,842,762)
Penghentian Aset Dari Penggunaan (8,209,767)
Saldo per 31 Desember 2017 85,980,730,994
Amortisasi s.d. 31 Desember 2017 (42,903,061,908)
Nilai Buku per 31 Desember 2017 43,077,669,086
Mutasi tambah:
1. Penambahan Saldo Awal sebesar Rp24.127.048 merupakan pencatatan
aplikasi SAWADI (Aplikasi Lapor Diri) pada KBRI Bangkok.
2. Pembelian sebesar Rp27.828.180.751 merupakan pencatatan Aplikasi
m-Pasport Kemenlu, Aplikasi Multimedia Display System, Aplikasi Kontrol
Anggaran Berbasis Web pada Sekretariat Jenderal, Aplikasi Digital Diplomasi
pada KBRI Bangkok, Aplikasi m-KBRI pada KBRI Seoul, Aplikasi Dashboard
"Pelayanan dan Pelindungan WNI” pada KJRI Johor Bahru, Aplikasi Skype for
Business Server pada PUSTIKKP, Website pada Ditjen KS ASEAN, Website
Treaty Portal pada Ditjen HPI, dan Portal Pelayanan dan Perlindungan WNI
pada Ditjen Protkons.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 64 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
3. Transfer Masuk sebesar Rp30.250.000 merupakan pencatatan Aplikasi
m-Pasport Kemenlu pada Ditjen Protkons.
4. Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP sebesar Rp795.568.705 merupakan
pencatatan aplikasi Aplikasi SIM SDM dan Aplikasi Dashboard Biro Umum
pada Sekretariat Jenderal.
5. Pengembangan Nilai Aset sebesar Rp766.999.500 merupakan penambahan
nilai yang dapat dikapitalisasi berupa aset SIMKEU Online dan Aplikasi
Manajemen Kepegawaian pada Sekretariat Jenderal, dan Aplikasi Mobile
System Pelayanan dan Perlindungan WNI pada Ditjen Protkons.
6. Pengembangan Melalui KDP sebesar Rp112.346.000 merupakan
pengembangan nilai aset berupa Database Server Editions pada PUSTIKKP.
Mutasi Kurang:
1. Penghapusan sebesar Rp53.160.370 merupakan penghapusan buku atas aset
yang sudah tidak digunakan pada KJRI Mumbai.
2. Transfer Keluar sebesar Rp30.250.000 merupakan pemindahbukuan aplikasi
m-Pasport Kemenlu pada Sekretariat Jenderal kepada Ditjen Protkons.
3. Koreksi Pencatatan sebesar Rp137.842.762 merupakan koreksi pembukuan
pada Inspektorat Jenderal dan 5 (lima) satuan kerja Perwakilan RI.
4. Penghentian Aset Dari Penggunaan sebesar Rp8.209.767 merupakan
penghentian aset berupa Program VISA pada KBRI Bangkok, dan Software
Komputer pada KBRI Zagreb.
Rincian per Eselon I disajikan pada lampiran.
Dana Cadangan
Perwakilan RI di Luar
Negeri
Rp586.016.904.919
C.21 DANA CADANGAN PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI
Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri merupakan saldo dana Kas Besi
Perwakilan RI di Luar Negeri Per 31 Desember 2017 dan 2016, dengan besaran
masing-masing sebesar Rp586.016.904.919 dan Rp567.365.636.447.
Tabel 52
Rincian Mutasi Dana Cadangan Perwakilan RI Di Luar Negeri
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
Saldo per 31 Desember 2016 567,365,636,447
Mutasi Tambah: 20,114,491,136
Mutasi kurang: (1,463,222,664)
Saldo pertanggal 31 Desember 2017 586,016,904,919
Saldo Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri merupakan saldo berdasarkan
Bank Statement per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing Satker
Perwakilan RI di Luar Negeri dengan menggunakan kurs tengah BI (tidak termasuk
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 65 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
bunga kas besi dan biaya administrasi), dan pencatatan Kas Besi Perwakilan RI di
Luar Negeri tersebut disajikan dalam akun 163211 (Kas Besi Perwakilan RI di Luar
Negeri).
Terkait penggunaannya, dana Kas Besi Perwakilan RI dipergunakan untuk
keperluan berjaga-jaga pada Perwakilan RI apabila Uang Persediaan (UP) belum
diterima atau mengalami keterlambatan dan untuk mengatasi keadaan darurat
(evakuasi WNI, perlindungan WNI, dll). Penggunaannya terutama pada belanja yang
sifatnya mengikat, seperti belanja pegawai Home Staff dan Local Staff, belanja daya
dan jasa, belanja sewa gedung kantor Perwakilan, dan belanja kedinasan lainnya
yang sifatnya mengikat.
Pada akhir Tahun 2015 terdapat perbedaan jumlah Pagu Kas Besi pada 12 Satker
Perwakilan RI yang menurut Surat Menkeu sebesar US$3.243.090,36 dan menurut
pagu aplikasi SIMKEU sebesar US$3.910.115,90 sehingga terdapat selisih sebesar
US$668.053,98. Namun sampai dengan 31 Desember 2017, perbedaan pagu Kas
Besi dimaksud telah dapat diselesaikan pada 3 (tiga) Satker yaitu KJRI Cape Town,
KJRI Hamburg dan KBRI Suva, sehingga masih ada 9 (sembilan) Satker lagi yang
mempunyai perbedaan pagu Kas Besi, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 53
Perbandingan PAGU Sesuai Surat Menkeu dan SIMKEU Realtime
(dalam US$)
NO PERWAKILAN PAGU SESUAI
SURAT MENKEU PAGU SESUAI SIMKEU
SELISIH
1 KJRI Cape Town 240.000,00 240.000,00 -
2 KJRI Chicago 186.000,00 477.000,00 291.000,00
3 KBRI Dili 192.000,00 189.000,00 3.000,00
4 KBRI Doha 247.000,00 243.576,25 3.423,75
5 KJRI Dubai 265.493,92 265.457,00 36,92
6 KJRI Hamburg 328.000,00 328.000,00 -
7 KBRI Havana 300.000,00 260.167,70 39.832,30
8 KJRI Houston 378.000,00 678.000,00 300.000,00)
9 KJRI Jeddah 370.000,00 400.000,00 30.000,00)
10 KBRI Lima 155.000,00 252.857,09 97.857,09)
11 KBRI Lisabon 356.000,00 351.000,00 5.000,00
12 KBRI Suva 225.596,44 225.596,44 -
JUMLAH 3.243.090,36 3.910.654,48 667.564,12
Atas perbedaan pagu Kas Besi tersebut, Sekretariat Jenderal telah melakukan
rekonsiliasi dan koordinasi dengan Satker Perwakilan RI di Luar Negeri dan
Kementerian Keuangan untuk menelusuri perbedaan dimaksud.
Berdasarkan konfirmasi dan penjelasan yang diberikan oleh 12 Satker Perwakilan RI
di Luar Negeri atas perbedaan selisih Pagu Kas Besi tersebut, dapat disampaikan
hal-hal sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 66 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
1. KJRI Cape Town
Penetapan pagu Kas Besi KJRI Cape Town didasarkan kepada Surat Menteri
Keuangan Nomor: KU.005/1/95/13/B sebesar US$240.000, sedangkan
berdasarkan SIMKEU pagu Kas Besi KJRI Cape Town sebesar US$239.458,61,
sehingga terdapat selisih kurang sebesar US$541,39 yang dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pada bulan Juni 1996 rekening Kas Besi dipindahkan dari BNI cabang
Singapura dengan nomor rekening 503599 ke BNI cabang London dengan
nomor rekening 400325. Dalam perpindahan tersebut terdapat biaya
administrasi bank Singapura sebesar US$343,01 dan biaya administrasi
untuk pembukaan rekening pada BNI London sebesar US$15.
b. Untuk selisih lainnya sebesar US$183.38, diperkirakan adalah biaya
administrasi bank.
Pada bulan Mei 2017 Perwakilan Cape Town telah menyelesaikan perbedaan
saldo Kas Besinya, sehingga saldo Kas Besi KJRI Cape Town per 31 Desember
2017 menurut Bank Statement jumlahnya sama dengan saldo pada SIMKEU
yaitu sebesar US$240.000.
2. KJRI Chicago
Penetapan pagu Kas Besi pada KJRI Chicago didasarkan pada Surat Menteri
Keuangan Nomor: S-1621/MK.03/1990 sebesar US$186.000 namun
berdasarkan SIMKEU tercatat pagu Kas Besi sebesar US$477.000, dengan
demikian terdapat penambahan pagu sebesar US$291.000, dengan penjelasan
bahwa berdasarkan dokumen Daftar Rekapitulasi Keuangan bulan Oktober
1997, pagu Kas Besi KJRI Chicago telah menjadi sebesar US$477.000.
Saldo Kas Besi KJRI Chicago per 31 Desember 2017 menurut Bank Statement
jumlahnya sama dengan saldo pada SIMKEU yaitu sebesar US$477.000.
3. KBRI Dili
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: KMK 770/KM.3-43/SKOR/2001
dan Nomor: KMK 029/KM.3-43/SKOR/2002 total pagu Kas Besi KBRI Dili
sebesar US$192.000, sedangkan menurut SIMKEU sebesar US$189.000
sehingga terdapat selisih kurang sebesar US$3.000, yang dijelaskan oleh KBRI
Dili merupakan selisih penerimaan awal Kas Besi akibat selisih kurs beli,
dengan kronologis sebagai berikut:
Pada awal pembukaan KUKRI di Dili pada tahun 2000, KUKRI menerima Kas
Besi yang dikirim melalui dua tahap sebagai berikut:
a. Pengiriman pertama didasarkan pada Surat Menteri Keuangan Nomor: KMK
770/KM.3-43/SKOR/2001.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 67 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
b. Pengiriman kedua berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: KMK
029/KM.3-43/SKOR/2002. Pada tanggal 25 Februari 2002 dana Kas Besi
dikirimkan sebesar Rp1.001.952.000 atau sebesar US$97.942,52 dengan
kurs kirim 1US$ = Rp10.230.
Saldo Kas Besi KBRI Dili per 31 Desember 2017 menurut Bank Statement
jumlahnya sama dengan saldo pada SIMKEU yaitu sebesar US$189.000.
4. KBRI Doha
Penetapan pagu Kas Besi pada KBRI Doha didasarkan pada Surat Menteri
Keuangan Nomor: 770/KM.3-43/SKOR/2001 dan KMK 029/KM.3-
43/SKOR/2002 dengan jumlah sebesar US$247.000, namun berdasarkan
SIMKEU tercatat pagu Kas Besi adalah sebesar US$243.576,25; sehingga
terdapat selisih US$3.423,75 dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Penerimaan dana Kas Besi pertama pada tanggal 8 November 2001 sebesar
US$117.722,28.
b. Penerimaan dana Kas Besi kedua pada tanggal 27 Februari 2002 sebesar
US$125.998,97 sehingga total dana Kas Besi yang diterima KBRI Doha
sebesar US$243.721,25.
c. Jumlah Kas Besi yang tercatat dalam SIMKEU adalah sebesar
US$243.576,25 sehingga terdapat selisih sebesar US$145 yang merupakan
selisih antara penerimaan transfer pengembalian dana Kas Besi (vide berita
nomor RR-019/DOHA/III/2010 tanggal 22 Maret 2010).
d. Pada Bank Statement KBRI Doha posisi 31 Desember 2017 tercatat sebesar
US$243.855,65; sehingga terdapat selisih sebesar US$279,40 jika
dibandingkan dengan pagu Kas Besi yang tercatat di SIMKEU karena bunga
sebesar US$28,31 dan Uang UP/TUP sebesar $251,09.
5. KJRI Dubai
Dasar penetapan Kas Besi pada KJRI Dubai adalah berupa SK Kepala
Perwakilan RI Nomor: SK.05/KP/III/2006 dengan jumlah US$265.000,
sedangkan menurut Surat Menkeu Nomor: S-3057/A/2004 mengenai
penetapan Kas Besi adalah sebesar US$265.493,92.
Terdapat selisih antara pagu berdasarkan Surat Menkeu dan SIMKEU sebesar
US$493,92 yang dijelaskan oleh Perwakilan sebagai berikut:
a. Penerimaan Kas Besi tanggal 3 September 2004 sebesar US$265.493,92
(Rp2.470.420,925 dengan kurs 1US$ = Rp9.305).
b. Pada bulan Juli 2010, Perwakilan menyetorkan sebesar US$430,25 ke
rekening Kas Negara.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 68 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
c. Biaya administrasi bank pengembalian Kas Besi sebesar US$27 sedangkan
biaya administrasi lainnya sebesar US$36,67(data dukung belum lengkap).
d. Saldo Kas Besi KJRI Dubai sesuai Bank Statement per 31 Desember 2017
telah sesuai dengan SIMKEU yaitu sebesar US$265.000.
6. KJRI Hamburg
Dasar Penetapan Pagu Kas Besi pada KJRI Hamburg berupa Surat Menteri
Keuangan Nomor: S-1621/MK.03/1990 tanggal 11 Desember 1990, pagu Kas
Besi Perwakilan RI di Hamburg ditetapkan sebesar US$328.000 dan jumlah
tersebut telah sesuai dengan catatan di SIMKEU.
Kronologis pagu Kas Besi KJRI Hamburg sebagai berikut:
a. Pada tanggal 20 Juli 2000, Perwakilan memindahkan Deposito Kas Besi
sebesar US$178.000 dari Indover Bank Hamburg ke Bank Mandiri yang
didasarkan pada kawat Sekretaris Jenderal Deplu No. 993664 tentang
Permohonan Persetujuan Deposito Kas Besi pada Bank Mandiri Europe
Limited (BMEL). Pemindahan Deposito tersebut dikuatkan dengan Surat
Keputusan Kepala Perwakilan RI di Hamburg No. 28/SK/KB/2001 tanggal 19
Januari 2001 tentang Pendepositoan Dana Kas Besi sebesar US$178.000 di
Bank Mandiri London.
b. Dalam Surat Keputusan tersebut ditetapkan juga bahwa KJRI Hamburg
membuka rekening untuk menampung bunga Kas Besi pada Bank Mandiri
London. Berdasarkan Bank Statement dari Bank Mandiri, diketahui bahwa
terdapat bunga Kas Besi yang tidak ditransfer ke rekening bunga Kas Besi
sebesar US$1.308,76 sehingga saldo Kas Besi bertambah menjadi
US$179.308,76.
c. Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perwakilan menerima tambahan dana Kas
Besi sebesar US$150.000, sehingga saldo Kas Besi menjadi
US$329.308,76. Namun pada tanggal 27 Februari 2009 telah ditransfer
sebesar US$308,76 ke rekening bunga Kas Besi sehingga saldo Kas Besi
menjadi US$329.000.
d. Selisih antara pagu Kas Besi berdasarkan SK Menkeu dengan SIMKEU
merupakan bunga Kas Besi yang tidak ditransfer ke rekening bunga Kas
Besi.
e. Pada tanggal 17 Juni 2016, Biro Keuangan telah mengirimkan berita rahasia
kepada KJRI Hamburg yang menginstruksikan agar Perwakilan menyetorkan
selisih lebih tersebut ke Kas Negara, dan catatan pada SIMKEU Real Time
telah disesuaikan pada akhir tahun 2016 sehingga telah sesuai dengan Surat
Menkeu sebesar US$328.000.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 69 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
f. Berdasarkan Bank Statement per tanggal 31 Desember 2017, saldo Kas Besi
KJRI Hamburg telah sesuai sebesar US$328.000.
7. KBRI Havana
Dasar penetapan Kas Besi pada KBRI Havana berupa SK Kepala Perwakilan RI
Nomor: S.P./77/V/K/HCB/1998 dengan jumlah US$260.167,70; dan dana Kas
Besi yang tercatat dalam SIMKEU sebesar US$260.167 sesuai dengan jumlah
yang ditentukan pada SK Keppri KBRI Havana.
Sementara itu menurut Surat Menteri Keuangan Nomor: S-2.18/424/0182 dan
Nomor: S.778/MK.03/1985, pagu Kas Besi KBRI Havana adalah sebesar
US$300.000.
Atas selisih kurang sebesar US$39.833 tersebut KBRI Havana telah
memberikan penjelasan kronologis saldo Kas Besi sesuai bukti penerimaan
awal saldo Kas Besi sebagai berikut:
a. Pada tanggal 31 Januari 1996, KBRI Havana menerima Bank Statement dari
BNI Los Angeles yang menginformasikan bahwa Bank menerima dana Kas
Besi sebesar US$260.167,70 pada rekening KBRI No. 302620 US-D3185-
01.
b. Pada tanggal 20 Maret 1996 telah dibukukan oleh Perwakilan dengan Tanda
Bukti Penerimaan T-IV sebesar US$260.167,70.
c. Saldo Kas Besi KBRI Havana sesuai Bank Statement per tanggal 31
Desember 2017 telah sesuai dengan dana Kas Besi yang tercatat dalam
SIMKEU yaitu sebesar US$260.167,70.
8. KJRI Houston
Dasar Penetapan pagu Kas Besi KJRI Houston adalah Surat Menteri Keuangan
Nomor: S-1621/MK.03/1990 tanggal 11 Desember 1990 sebesar US$378,000;
namun berdasarkan catatan SIMKEU jumlahnya adalah sebesar US$678.000
dengan demikian terdapat perbedaan sebesar US$300.000 yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pada tanggal 1 Agustus 1996 dana Kas Besi Perwakilan masih sesuai
dengan jumlah pada SK Menkeu yaitu sebesar US$378.000.
b. Pada tanggal 27 September 1996 terdapat pengiriman tambahan dana Kas
Besi dari Pusat ke rekening KJRI Houston di Bank Dagang Negara Cayman
Branch sebesar US$300.000.
c. Hingga saat ini belum didapatkan bukti-bukti komunikasi melalui surat, nota,
kawat, ataupun brafaks mengenai latar belakang Pusat mentransfer dana
sebesar US$300.000 tersebut, sehingga total Kas Besi KJRI Houston adalah
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 70 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
sebesar US$678.000.
d. Saldo Kas Besi KJRI Chicago sesuai Bank Statement per tanggal 31
Desember 2017, telah sesuai dengan SIMKEU yaitu sebesar US$678.000.
9. KJRI Jeddah
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: S-1621/MK.03/1990, pagu Kas
Besi KJRI Jeddah ditetapkan sejumlah US$370.000, namun dalam pencatatan
SIMKEU sebesar US$400.000, sehingga terdapat selisih lebih sebesar
US$30.000.
Kronologis penerimaan dana Kas Besi KJRI Jeddah (Brafaks Penjelasan dari
KJRI Jeddah No: R-00039/Jeddah/160202) sebagai berikut:
a. Penerimaan Tahap I sebesar US$200.000.
b. Pada tanggal 7 Februari 1991 terdapat transfer masuk sebesar US$200.000
dengan detail uraian “Penambahan Pagu Kas”.
c. Pada tanggal 9 Februari 1991 berdasarkan bukti pengiriman tersebut,
Bendaharawan KJRI Jeddah melakukan pembukuan pada formulir 6 sebesar
US$200.000 sehingga saldo Kas Besi berubah menjadi US$400.000.
Pagu Kas Besi KJRI Jeddah sesuai SIMKEU adalah sebesar US$400.000,
Saldo Kas Besi sesuai Bank Statement per 31 Desember 2017 sebesar
US$400.000.
10. KBRI Lima
Penetapan pagu Kas Besi pada KBRI Lima didasarkan pada Surat Menteri
Keuangan Nomor: 770/KM.3-43/SKOR/2001 dan KMK 029/KM.3-
43/SKOR/2002 dengan jumlah sebesar US$155.000.
Adapun kronologis Kas Besi KBRI Lima menjadi sebesar US$252.857,09 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Dana yang diterima di Perwakilan sejumlah US$152.942,49 yang dikirimkan
dalam dua tahap yaitu penerimaan tahap pertama sebesar US$73.874,31
dan penerimaan tahap kedua sebesar US$79.068,18 (Berdasarkan Brafaks
Penjelasan KBRI Lima No: R-00073/Lima/160822).
b. Pada bulan Agustus 2002, atas kebijakan pengelola keuangan dan
persetujuan Keppri dilakukan pembulatan dengan mengambil dari dana rutin
Perwakilan sebesar US$57,51 sehingga jumlah Kas Besi menjadi
US$153.000.
c. Pada Oktober 2004, Perwakilan mendapat pengiriman dari Bendaharawan
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 71 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Rutin Kesetjenan Deplu sebesar US$99.754,65 sebagai penerimaan
tambahan dana Kas Besi, sehingga jumlahnya menjadi US$252.754,65.
d. Dana sebesar US$102,44 adalah bunga bank selama kurun 2004-2016,
sehingga jumlah dana Kas Besi Perwakilan sesuai dengan yang ada pada
SIMKEU yaitu sebesar US$252.857,09.
Saldo Kas Besi KBRI Lima sesuai Bank Statement per 31 Desember 2017,
adalah sebesar US$252.957,12 terdapat Bunga Kas Besi sebesar US$70,03.
11. KBRI Lisabon
Penetapan pagu Kas Besi pada KBRI Lisabon didasarkan pada Surat Menteri
Keuangan Nomor: KMK 770/KM.3-43/SKOR/2001 dan KMK 029/KM.3-
43/SKOR/2002 dengan jumlah sebesar US$356.000. Namun pencatatan pada
SIMKEU Real Time sebesar US$351.000, sehingga terdapat selisih sebesar
US$5.000.
Perbedaan selisih tersebut dijelaskan oleh KBRI Lisabon sebagai berikut:
Penerimaan pengiriman Dana Kas Besi yang nilainya lebih sedikit US$4.870,86
akibat rugi selisih kurs pada saat pengiriman dana Kas Besi yang dilakukan
dalam dua tahap sebagai berikut:
a. Perwakilan menerima dana tahap pertama sebesar US$169.537,39 dan
tahap kedua sebesar US$181.591,75 (Rp1.857.786.000 dengan kurs US$1
= Rp10.230 sehingga diterima US$181.601,75 dengan biaya adm US$10).
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: KMK 029/KM.3-
43/SKOR/2002, dana Kas Besi untuk Perwakilan sebesar Rp1.857.786.000
dengan equivalen US$178.000. Jumlah tersebut didapat atas dasar kurs BI
pada tanggal 16 Januari 2002 yaitu US$1 = Rp10.437. Namun pengiriman
dana tersebut dilakukan pada bulan Februari 2002 dimana seperti yang
tercantum pada bukti penerimaan dana Kas Besi yang didapat dari Bank,
kurs transfer yang dipergunakan pada saat itu sudah berbeda dari pada kurs
yang dipergunakan dalam surat Menteri Keuangan.
b. Total penerimaan dana Kas Besi adalah sebesar US$351.129,14 dan
berdasarkan informasi dari operator SIMKEU KBRI Lisabon, jumlah
penerimaan dana Kas Besi sebesar US$351.129,14 tersebut berbeda
dengan yang tercantum dalam SIMKEU yaitu sebesar US$351.000
dikarenakan selisih sejumlah US$129,14 telah disetorkan ke Pusat sebagai
PNBP.
c. Saldo Kas Besi KBRI Lisabon sesuai Bank Statement tanggal 31 Desember
2017, telah sesuai dengan yang tercatat pada SIMKEU yaitu sebesar
US$351.000.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 72 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
12. KBRI Suva
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor: S-3057/A/2004 pagu Kas Besi
KBRI Suva ditetapkan sebesar US$225.596,44; sedangkan pada SIMKEU
sebesar US$225.627,44.
Perbedaan tersebut dijelaskan KBRI Suva sebagai berikut:
a. Berdasarkan konfirmasi dengan pihak BNI Singapura, diketahui bahwa pada
tanggal 6 Januari 2005 telah diterima transfer dana Kas Besi untuk KBRI
Suva sebesar US$225.596,44 sesuai dengan jumlah yang ada pada Surat
Menteri Keuangan Nomor: S-3057/A/2004.
b. Untuk penyelesaiannya telah dilakukan perubahan pada pagu SIMKEU di
akhir tahun 2016, setelah Perwakilan menyetorkan selisih sebesar US$31 ke
Kas Negara.
c. Saldo Kas Besi KBRI Suva sesuai Bank Statement tanggal 31 Desember
2017, telah sesuai SK Surat Menkeu dan SIMKEU yaitu sebesar
US$225.596,44.
Terkait dengan proses penelusuran tersebut di atas, Kemenlu terus berkoordinasi
dengan Kementerian Keuangan agar dapat segera diperoleh penjelasan dan
kronologis yang tepat atas perbedaan Pagu Kas Besi antara yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dengan Pagu Kas Besi yang tercatat di SIMKEU.
Selanjutnya, agar Satker Perwakilan tertib dalam menatausahakan dana Kas Besi,
saat ini Kemenlu telah menyusun Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 9 Tahun
2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Kas Besi pada Perwakilan RI di Luar Negeri.
Aset Lain-Lain
Rp117.093.817.756 C.22 ASET LAIN-LAIN
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah Rp117.093.817.756
dan Rp116.444.383.410.
Aset Lain-lain terdiri dari Deposit Sewa Gedung, PFK Minus yang menggunakan Kas
Besi dan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan
tidak lagi digunakan dalam operasional lingkup Kementerian Luar Negeri serta
dalam proses penghapusan dari BMN.
Pembukuan Pihak Ketiga (PFK)
PFK adalah pembukuan terhadap pengeluaran beban dinas sementara yang belum
dapat dibebankan ke dalam DIPA dan atau ABT serta titipan dari pihak ketiga.
PFK hanya bersifat sementara guna menampung pengeluaran-pengeluaran rutin
yang tidak mencukupi oleh Perwakilan seperti Belanja Pegawai dan Belanja yang
bersifat mengikat.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 73 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
PFK minus terdiri dari:
1. PFK internal Satuan Kerja (Belanja pegawai, barang dan modal yang dapat
mempengaruhi saldo Kas Besi Perwakilan RI di Luar Negeri).
2. PFK eksternal (Pinjaman Kementerian teknis lainnya pada satker Perwakilan).
Tabel 54
Perbandingan Rincian Aset Lain-lain
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016
Aset Lain Lain 29,074,782,069.64 16,775,872,544.72
- Deposit Sewa Gedung 11,675,566,441.29 12,520,113,067.00
- PFK Minus yang menggunakan Kas Besi 6,856,892,742.00 3,301,754,105.72
- Aset Lain-Lain Zagreb 51,133,945.00
- Reklas Potensi TP/TGR Perwakilan 6,639,506,700.80
- Potensi TP/TGR 1,756,313,842.00
- Reklas PFK Atnis 1,158,273,630.55
- Belanja Belum Dipertanggungjawabkan 988,228,713.00
- Reklas Piutang TP/TGR 601,840,411.00
- Reklas Bagian Lancar TP/TGR 301,031,016.00
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi
Pemerintahan 88,001,163,162.00 99,647,109,431.00 (11,645,946,269.00) (11.69)
Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam
Operasional Pemerintahan 17,872,524.00 21,401,434.00 (3,528,910.00) (16.49)
117,093,817,755.64 116,444,383,409.72 649,434,345.92 0.56 Jumlah
% URAIAN
NILAI
NAIK (TURUN)
12,298,909,524.92 73.31
Rincian atas Aset lain-lain terlampir.
Hingga tahun 2015, Kemenlu tidak mencatat aset lainnya yang merupakan potensi
kerugian Negara yang belum diperoleh SKTJM maupun SK Pembebanan Kerugian
Negara.
Melalui penelaahan di tahun 2016, terdapat kasus potensi kerugian Negara yang
telah dicatat dalam matriks kerugian Negara Kemenlu yang belum diperoleh SKTJM
maupun SK Pembebanan yang masih dalam proses penyelesaian dengan nominal
sebesar Rp902.871.427. Nilai tersebut telah dikeluarkan dari daftar piutang Kemenlu
tahun 2016.
Pencatatan aset lainnya tersebut akan dicatat sebagai piutang TP/TGR apabila telah
diperoleh SKTJM atau telah diterbitkan SK Pembebanan kepada masing-masing
pegawai.
Adapun pergerakan potensi kerugian negara yang dikategorikan sebagai aset
lainnya yang masih dalam proses penetapan (SKTJM maupun SK Pembebanan)
sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 74 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 55
Pergerakan Potensi Kerugian Negara
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
902,871,427
Penambahan
1 Piutang baru 618,793,662
2 Reklas (Piutang TP/TGR ke Aset Lainnya) -
3 Koreksi penetapan ulang, salah perhitungan
dll
607,823,343
4 Untung selisih kurs terealisasi -
5 Untung selisih kurs belum terealisasi 39,120,892
Pengurangan
1 Pembayaran piutang 45,972,500
2 Reklas (Aset Lainnya ke Piutang TP/TGR) 14,901,800
3 Koreksi (penetapan ulang, salah
perhitungan dll)
344,967,603
4 Rugi selisih kurs terealisasi -
5 Rugi selisih kurs belum terealisasi 6,453,579
1,756,313,842
Saldo awal potensi TP/TGR per 31
Desember 2016
Saldo akhir potensi TP/TGR per 31
Desember 2017
Aset Lainnya dari
Reklasifikasi
UP/TUP sebesar
Rp640.105.066
C.23 ASET LAINNYA DARI REKLASIFIKASI UP/TUP
Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP merupakan pencatatan yang belum dapat
didefinitifkan/dipertanggungjawabkan yang berasal dari penggunaan dana Kas
Besi Perwakilan RI di Luar Negeri.
Transaksi yang dikelompokkan dalam Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP terdiri
dari: Aset Lainnya Reklasifikasi Kas Besi - BPPR Minus, Aset Lainnya Reklasifikasi
Kas Besi - BPJ Minus.
Beban Pusat Persekot Resmi (BPPR)
Beban Pusat Persekot Resmi adalah pinjaman resmi kepada Home Staff yang
anggarannya berasal dari DIPA Sekretariat Jenderal Pusat.
BPPR diberikan kepada pejabat-pejabat Home Staff yang ditempatkan pada
Perwakilan RI di Luar Negeri atau dipindahkan dari suatu Perwakilan RI ke
Perwakilan RI lain di Luar Negeri. Pemberian pinjaman tersebut dimaksudkan untuk
memberi bantuan kelayakan hidup pada Home Staff pada masa awal penempatan di
luar negeri, yang dapat digunakan untuk membeli keperluan rumah tangga dalam
rangka membantu penyesuaian diri dengan tempat baru di Perwakilan.
Pinjaman BPPR tersebut diatur dalam SK Menlu No. SP/4/PLN/66 tanggal 23
Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka Tunjangan Luar Negeri Kepada
Pejabat Yang Ditempatkan di Luar Negeri sebagaimana juga diatur dalam Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Nomor: 2/PB/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 75 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Perwakilan RI di Luar Negeri, SK
Menlu No. SP/6/PLN/66 tanggal 28 Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka
Atas Sewa Rumah Atau Uang Jaminan Sewa Rumah, dan SK Menlu No. KU/SK.026
A/III/92/02 tanggal 31 Maret 1992 tentang Perubahan Jumlah Uang Persekot
Pembelian Mobil Pribadi. Tata cara pengembalian BPPR dimulai 2 (dua) bulan
setelah BPPR diberikan dan dicicil 20 kali sesuai dengan jenis persekot resmi.
Beban Pusat Perjalanan Dinas (BPJ)
Beban Pusat Perjalanan Dinas (BPJ) merupakan pengeluaran atas perjalanan dinas
pindah pejabat/pegawai Kemenlu RI dari Jakarta – Perwakilan, Perwakilan – Jakarta
dan antar Perwakilan (crossposting) berdasarkan instruksi Pusat dengan
membebankan terlebih dahulu pada anggaran Perwakilan, kemudian dimintakan
penggantian ke Pusat. Sesuai dengan Brafaks Sekretaris Jenderal Nomor 0901443
tanggal 24 Maret 2009 dan Brafaks Kepala Biro Keuangan Nomor 0902345 tanggal
27 Mei 2009.
Jenis pengeluaran BPJ terdiri dari biaya tiket perjalanan dinas pindah, biaya
lumpsum barang pindahan, uang harian tiba dan penampungan sementara selama 2
bulan di hotel/apartemen pada saat awal kedatangan pegawai di Perwakilan.
Saldo Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP per 31 Desember 2017 dan 2016
adalah Rp640.105.066 dan Rp6.213.231.330
Tabel 56
Perbandingan Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
NO URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK/TURUN %
1 Aset Lainnya dari Reklasifikasi
UP/TUP 640.105.066 6.213.231.330 (5.573.126.264) (89,70)
Jumlah 640.105.066 6.213.231.330 (5.573.126.264) (89,70)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 76 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 57
Rincian Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
NO URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK/TURUN %
1
Aset Lainnya Reklasifikasi
dari Kas di Bendahara
Pengeluaran-PFK Minus
0 3.147.561.644 (3.147.561.644) (100)
2
Aset Lainnya Reklasifikasi
dari Kas di Bendahara
Pengeluaran-BPJ Minus
0 1.201.132.716 (1.201.132.716) (100)
3
Aset Lainnya Reklasifikasi
dari Kas di Bendahara
Pengeluaran-BPPR Minus
0 778.414.343 (778.414.343) (100)
NO URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK/TURUN %
4
Aset Lainnya dari
Reklasifikasi Kas Besi -
BPPR Minus
434.526.494 442.921.557 (8.395.063) (1,90)
5
Aset Lainnya dari
Reklasifikasi Kas Besi -
BPJ Minus
205.578.572 643.201.070 (437.622.498) (68,04)
Jumlah 640.105.066 6.213.231.330 (5.573.126.264) (89,70)
Tabel 58
Rincian Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas Besi - BPPR Minus
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
KODE SATKER NILAI
011.01.403630 KEDUTAAN BESAR RI DI NEW DELHI 185.811.498
011.01.403893 KEDUTAAN BESAR RI DI PORT MORESBY 19.767.074
205.578.572 JUMLAH
Tabel 59
Rincian Aset Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi - BPJ Minus
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
KODE SATKER SATKER NILAI (Rp)
011.01.403454 KONSULAT JENDERAL RI DI DAVAO CITY 64.082.040,
011.01.403670 KEDUTAAN BESAR RI DI PARAMARIBO 122.891.740,
011.01.403768 KEDUTAAN BESAR RI DI SEOUL 28.451.206,
011.01.403856 KEDUTAAN BESAR RI DI WINA 42.836.744,
011.01.403975 KEDUTAAN BESAR RI DI BRASILIA-DF 103.403.620,
011.01.549849 KONSULAT JENDERAL RI DI HO CHI MINH CITY 72.861.144,
434.526.494,JUMLAH
Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri telah melakukan pembahasan
bersama Kementerian Keuangan untuk menyediakan akun khusus BPPR dan BPJ
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 77 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Minus. Selain itu, Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan ke Kementerian
Keuangan melalui surat Nomor 06907/KU/05/2013/20 tanggal 28 Maret 2013 perihal
Kas di Bendahara Pengeluaran Kementerian Luar Negeri. Kementerian Keuangan
c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan telah menanggapi melalui surat
Nomor: S-2951/PB/2013 tanggal 24 April 2013 perihal Pemecahan Akun 166311.
Sehubungan dengan hal tersebut terdapat penambahan 3 (tiga) akun baru yaitu:
Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran – PFK Minus
(166311); Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran – BPPR
Minus (166312); dan Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran
– BPJ Minus (166313).
Sesuai dengan Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan nomor S-
855/PB.6/2018 perihal Penyelesaian Transaksi dalam Konfirmasi (TDK) pada Kas di
Bendahara Pengeluaran di Kementerian Luar Negeri, Kemenlu harus menyajikan
Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar saldo Kas di Bendahara Pengeluaran
termasuk apabila terdapat penggunaan kas dengan dokumen bukti-bukti
pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan sehingga Kemenlu tidak lagi
mempergunakan akun Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara
Pengeluaran – PFK Minus (166311); Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di
Bendahara Pengeluaran – BPPR Minus (166312); dan Aset Lainnya Reklasifikasi
dari Kas di Bendahara Pengeluaran – BPJ Minus (166313) pada Laporan Keuangan
Tahun 2017.
Sementara itu untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian Luar Negeri TA 2015 terkait penyajian pinjaman Kas Besi, Kementerian
Luar Negeri berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dengan memintakan
kode akun pencatatan penggunaan pinjaman dana Kas Besi melalui Surat Nomor
24401/KU/11/2016/20 tanggal 30 November 2016 yang telah mendapatkan respon
melalui Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan
nomor S-10378/PB/2016 tanggal 19 Desember 2016 yang mengatur mengenai
akun-akun pinjaman dana Kas Besi untuk BPJ Minus dan BPPR Minus.
Akumulasi
Penyusutan/
Amortisasi Aset
Lainnya
Rp107.767.035.976
C.24 AKUMULASI PENYUSUTAN/AMORTISASI ASET LAINNYA
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya adalah merupakan Penyusutan Aset
Lainnya yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan. Nilai Akumulasi
Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
masing-masing sebesar Rp107.767.035.976 dan Rp102.815.259.231.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 78 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 60
Rincian Akumulasi Amortisasi dan Penyusutan Aset Lainnya
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
NO ASET LAINNYA NILAI PEROLEHANAKM.PENYUSUTAN/
AMORTISASINILAI BUKU
A
1 Software 62.989.305.775 -41.557.984.212 21.431.321.563
2 Lisensi 22.991.425.219 -1.345.077.696 21.646.347.523
3
Aset Tak Berwujud yang tidak
digunakan dalam Operasional
Pemerintahan
17.872.524 -17.872.524 -
85.998.603.518 (42.920.934.432) 43.077.669.086
B
1Aset Tetap yang tidak digunakan
dalam operasi pemerintahan88.001.163.162 (64.846.101.544) 23.155.061.618
88.001.163.162 (64.846.101.544) 23.155.061.618
173.999.766.680 (107.767.035.976) 66.232.730.704 Total
Jumlah
Jumlah
Aset Tak Berwujud
Aset Lainnya
Utang Kepada
Pihak Ketiga
sebesar
Rp51.796.815.809
C.25 UTANG KEPADA PIHAK KETIGA
Saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing
sebesar Rp51.796.815.809 dan Rp30.617.339.962.
Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan
merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya
dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan. Utang kepada Pihak Ketiga di
Kementerian Luar Negeri meliputi Belanja Akrual seperti: Belanja Pegawai, Belanja
Daya dan Jasa dan Kas Setara Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran.
Adapun rincian Utang Pihak Ketiga Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2017
tersaji pada tabel berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 79 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 61
Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016
1Belanja Pegawai yang Masih
Harus Dibayar 738.755.504 4.418.718.423 -3.679.962.919 (83,28)
2Belanja Barang yang Masih
Harus Dibayar 15.976.869.589 14.645.894.700 1.330.974.889 9,09
3Belanja Modal yang Masih
Harus Dibayar 502.677.077 11.552.726.839 -11.050.049.762 (95,65)
4Utang kepada Pihak Ketiga
Lainnya 34.578.513.639 - 34.578.513.639 -
Total 51.796. 815.809 30.617.339.962 21.179.475.847 69,17
NO URAIANJUMLAH
NAIK (TURUN) %
Utang Biaya
Pinjaman sebesar
Rp81.585.027
C.26 UTANG BIAYA PINJAMAN
Saldo Utang Biaya Pinjaman per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing
sebesar Rp81.585.027 dan Rp46.960.789.
Utang Biaya Pinjaman merupakan utang biaya atas pinjaman Perwakilan RI di Luar
Negeri pada PT Bank Mandiri Tbk. untuk pengadaan tanah/gedung bangunan KBRI
Berlin. Utang Biaya Pinjaman dibayarkan oleh Perwakilan setiap bulan bersamaan
dengan pembayaran pokok utang sampai dengan berakhirnya perjanjian kredit (loan
agreement) di bulan September 2018.
Bagian Lancar
Utang Jangka
Panjang sebesar
Rp71.084.474.934
C.27 BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG
Saldo Bagian Lancar Utang Jangka Panjang per 31 Desember 2017 dan 2016
masing-masing sebesar Rp71.084.474.934 dan Rp74.200.867.942.
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Utang Jangka
Panjang yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal neraca. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang di
Kementerian Luar Negeri berupa utang sewa beli (leasing) Barang Milik Negara (a.l.:
tanah gedung/bangunan) di Perwakilan RI di Luar Negeri, termasuk utang bunga
kredit dari Bank.
Saldo Bagian Lancar Utang Jangka Panjang berkurang dikarenakan adanya
Sewa Beli Gedung London yang dicatat pada Laporan Keuangan Sekretariat
Jenderal dan cicilan yang telah dilakukan selama tahun 2017 oleh KBRI Berlin.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 80 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 62
Rincian Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016
1 Sekretariat Jenderal 58.030.870.354 58.030.870.354 - -
2 KBRI Berlin - 763.960.377 763.960.377- 100-
1 KBRI Berlin 13.053.604.580 15.406.037.211 2.352.432.631- 15-
Total 71.084.474.934 74.200.867.942 3.116.393.008- 4-
%URAIANNOJUMLAH
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang LN
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang DN
NAIK (TURUN)
Hibah Yang Belum
Disahkan sebesar
Rp3.337.208.589
C.28 HIBAH YANG BELUM DISAHKAN
Hibah Yang Belum Disahkan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing sebesar Rp3.337.208.589 dan Rp959.837.930.
Hibah Yang Belum Disahkan antara lain berupa hibah gedung dan bangunan,
peralatan dan mesin, serta aset tetap lainnya (lukisan) dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 63
Daftar Hibah Yang Belum Disahkan
Tahun 2017
NAMA
PERWAKILAN
JENIS HIBAH ASAL
PEROLEHAN
NILAI
PEROLEHAN
KETERANGAN
KBRI Warsawa Peralatan dan
Mesin
(furniture)
Duta Besar Peter
Gontha
Rp533.100.000 Penerimaan hibah
tahun 2015
KJRI Melbourne Peralatan dan
Mesin
Cane Java Rp35.000.000 Penerimaan hibah
tahun 2015
KBRI Kyiv Peralatan dan
Mesin (karpet)
Dubes Niniek Kun
Naryatie
Rp42.502.992 Penerimaan hibah
tahun 2016
KJRI Sydney Peralatan dan
Mesin (mesin
abesensi
biometric,
software
computer, dll)
Business Smart
Solution, Sydney
Rp349.234.938 Penerimaan hibah
tahun 2016
KJRI Osaka 3 (tiga) buah
lukisan
Warga Negara
Jepang
Rp551.462.000 Penerimaan hibah
tahun 2016
KBRI Yangon Gedung dan
Bangunan
(masjid)
DKM Masjid Al-
Muhajirin, Yangon
Rp1.614.628.087 Penerimaan hibah
tahun 2017
Peralatan dan
Mesin
Rp197.596.994
Aset Tetap
Lainnya
Rp13.683.578
Rincian Hibah Yang Belum Disahkan pada tanggal pelaporan yang masih dikuasai
satuan kerja lingkup Kementerian Luar Negeri disajikan pada Lampiran Laporan
Keuangan ini.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 81 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pendapatan
Diterima Dimuka
Rp638.750.000
C.29 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar
Rp638.750.000 dan Rp894.250.000.
Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang sudah disetor ke kas
Negara, namun barang/jasa belum diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka
PNBP. Pendapatan Diterima Dimuka pada Kementerian Luar Negeri merupakan
pendapatan sewa gedung dan bangunan yang disewa oleh pihak lain.
Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan atas sewa ruangan gedung
kantor Kementerian Luar Negeri jangka panjang sejak tahun 2015 hingga 2020 oleh
Bank BNI, BRI dan Mandiri dengan pengakuan pendapatan tahun berjalan sebesar
Rp255.500.000.
Tabel 64
Rincian Pendapatan Diterima Dimuka
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
31 DESEMBER 2017 31 DESEMBER 2016
638.750.000 894.250.000
638.750.000 894.250.000
KETERANGAN
Jumlah
Pendapatan Diterima Dimuka
Uang Muka dari
KPPN
Rp119.867.022.901
C.30 UANG MUKA DARI KPPN
Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar
Rp119.867.022.901 dan Rp139.659.857.663, merupakan Uang Persediaan (UP)
atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka
kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada
tanggal pelaporan.
Utang Jangka
Pendek Lainnya
Rp16.179.293
C.31 UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA
Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing
sebesar Rp16.179.293 dan Rp0. Utang Jangka Pendek Lainnya antara lain berupa
utang potongan pajak (PPh21) oleh Bendahara Pengeluaran Perwakilan yang belum
disetor ke rekening Kas Negara. Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya pada
masing-masing satuan kerja disajikan pada tabel berikut.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 82 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Utang Jangka
Panjang Dalam
Negeri Lainnya
Rp658.530.040.663
Tabel 65
Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
1 KBRI Budapest 375.822 - 375.822 0,00%
2 KBRI Tunis 1.009.326 - 1.009.326 0,00%
3 KBRI Abu Dhabi 11.285.484 - 11.285.484 0,00%
4 KBRI Dakar 1.987.492 - 1.987.492 0,00%
5 KBRI Tashkent 345.474 - 345.474 0,00%
6 KJRI Dubai 1.175.695 - 1.175.695 0,00%
16.179.293 - 16.179.293 0,00%
KETERANGAN
Jumlah
C.32 UTANG JANGKA PANJANG DALAM NEGERI LAINNYA
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-
masing sebesar Rp658.530.040.663 dan Rp744.535.213.294.
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri berasal transaksi sewa beli gedung KBRI
London yang belum dibayarkan dan berada pada Satker Sekretariat Jenderal.
Pembelian Gedung London berdasarkan implementasi dari PMK 53/2015 tentang
Pengganggaran Penyediaan Tanah/Gedung/Bangunan Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri. PMK tersebut memungkinkan bagi Kementerian Luar
Negeri untuk membeli gedung Perwakilan RI di Luar Negeri dengan menggunakan
jasa perbankan dalam hal ini oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Tabel 66
Rincian Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) %
1 Sekretariat Jenderal 658.530.040.663 731.589.521.687 - 73.059.481.024 (9,99)
2 KBRI Berlin - 12.945.691.607 - 12.945.691.607 (100,00)
658.530.040.663 744.535.213.294 86.005.172.631- (11,55)
KETERANGAN
Jumlah
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 83 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Ekuitas
Rp14.806.737.820.990 C.33 EKUITAS
Ekuitas per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp14.806.737.820.990 dan Rp14.667.252.968.568.
Ekuitas adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban. Penjelasan lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan
Perubahan Ekuitas.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 83 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penjelasana Atas Pos-
pos Laporan
Operasional
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan PNBP
Rp634.560.105.922 D.1. PENDAPATAN
Jumlah Pendapatan pada Kementerian Luar Negeri untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp634.560.105.922 dan Rp586.368.884.295 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 67 Perbandingan Rincian Pendapatan
Tahun 2017 dan Tahun 2016
(dalam Rupiah)
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
Pendapatan Penjualan Lainnya - 13.990.200 -13.990.200,00 (100,00)
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, Bangunan 2.256.720.797 2.583.622.011 -326.901.214,00 (12,65)
Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin - 277.463.955 -277.463.955,00 (100,00)
Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya - - 0,00 -
Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN 2.256.720.797 2.875.076.166 -618.355.369,00 (21,51)
Pendapatan Jasa
Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya - - 0,00 -
Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor - - 0,00 -
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 592.634.490 522.335.088 70.299.402,00 13,46
Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI 452.891.823.412 464.898.182.845 -12.006.359.433,00 (2,58)
Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler 132.031.035.895 78.201.443.239 53.829.592.656,00 68,83
Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri 46.375.675.411 39.137.449.913 7.238.225.498,00 18,49
Pendapatan Jasa Lainnya 162.983.200 4.893.700 158.089.500,00 3.230,47
Jumlah Pendapatan Jasa 632.054.152.408 582.764.304.785 49.289.847.623,00 8,46
Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi
Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara - - - -
Jumlah Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi - - - -
Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 245.935.834 260.044.110 -14.108.276,00 (5,43)
Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 245.935.834 260.044.110 -14.108.276,00 (5,43)
Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 3.060.000 - 3.060.000,00 -
Pendapatan Anggaran Lain-Lain 236.883 469.459.234 -469.222.351,00 (99,95)
3.296.883 469.459.234 -466.162.351,00 (99,30)
634.560.105.922 586.368.884.295 48.191.221.627,00 8,22
NAIK
(TURUN) % NAIK (TURUN) URAIAN
Pendapatan PNBP Lainnya
Pendapatan Lain-lain
Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya
Jumlah Pendapatan Lain-lain
TAHUN 2017 TAHUN 2016
Pendapatan dari pengelolaan Barang Milik Negara sampai dengan tanggal 31 Desember Tahun 2017 sebesar Rp2.256.720.797 adalah Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan yang diperoleh dari sewa pada 21 satuan kerja di Kementerian Luar Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 84 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 68 Rincian Pendapatan dari Pengelolaan Barang Milik Negara
(dalam Rupiah)
NOKODE SATUAN
KERJANAMA SATUAN KERJA NILAI (Rp)
1 403247KANTOR PUSAT SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN LUAR NEGERI477,208,720
2 403290 KEDUTAAN BESAR RI DI BANGKOK 6,953,715
3 403335 KONSULAT JENDERAL RI DI MUMBAI 8,565,998
4 403448 KEDUTAAN BESAR RI DI DAR ES SALAM 23,898,945
5 403551 KONSULAT JENDERAL RI DI KOTA KINABALU 93,789,619
6 403573 KEDUTAAN BESAR RI DI KUALA LUMPUR 78,481,797
7 403598 KEDUTAAN BESAR RI DI LONDON 395,651,149
8 403602 KEDUTAAN BESAR RI DI MANILA 1,199,880
9 403706PERUTUSAN TETAP RI PADA PBB DAN OI LAINNYA DI
NEWYORK 506,203,214
10 403737 KEDUTAAN BESAR RI DI YANGON 23,202,030
11 403780 KEDUTAAN BESAR RI DI SINGAPURA 176,791,353
12 404026 KONSULAT JENDERAL RI DI LOS ANGELES 408,109,735
13 576605 KONSULAT JENDERAL RI DI JOHOR BAHRU 32,541,988
14 651884 PUSAT KOMUNIKASI 3,160,080
15 651891 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 4,360,752
16 637368 DITJEN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA 3,001,680
17 637372 DITJEN AMERIKA DAN EROPA 1,700,952
18 667812DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN DIPLOMASI
PUBLIK 1,995,840
19 667829 DITJEN HUKUM DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL4,659,650
20 404202 KANTOR PUSAT DITJEN PROTOKOL DAN KONSULER4,493,280
21 404227BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN 750,420
2,256,720,797Jumlah
Pendapatan jasa Tahun 2017 sebesar Rp632.054.152.408 terdiri dari :
1. Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) sebesar
Rp592.634.490 merupakan pendapatan yang diperoleh dari bunga
bank.
2. Pendapatan dari pemberian surat perjalanan RI sebesar
Rp452.891.823.412 merupakan pendapatan yang diperoleh dari
penerbitan visa, paspor dan SPLP.
3. Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler sebesar
Rp132.031.035.895 merupakan pendapatan yang diperoleh dari
legalisasi dokumen kekonsuleran.
4. Pendapatan rutin lainnya dari luar negeri sebesar Rp46.375.675.411
merupakan pendapatan yang diperoleh dari penyetoran cicilan BPPR
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 85 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Home Staff, pendapatan dari penggantian VAT dan pendapatan rutin
lainnya di luar negeri.
5. Pendapatan jasa lainnya sebesar Rp162.983.200 merupakan PNBP
yang disetorkan ke Kas Negara dengan mengatasnamakan satuan
kerja Sekretariat Jenderal sebesar Rp3.283.200 dan Direktorat
Jenderal Protokol dan Konsuler sebesar Rp159.700.000.
Pendapatan iuran dan denda sampai dengan tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp245.935.834 merupakan denda keterlambatan penyelesaian
pekerjaan terkait atas pekerjaan pengadaan antara satuan kerja Sekretariat
Jenderal dengan rekanan. Dalam hal ini, rekanan melakukan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai perjanjian sehingga dikenakan
denda.
Pendapatan lain-lain sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 sebesar
Rp3.296.883 terdiri dari :
1. Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji sebesar Rp3.060.000
merupakan PNBP yang disetorkan ke Kas Negara dengan
mengatasnamakan satuan kerja Sekretariat Jenderal.
2. Pendapatan anggaran lain-lain di satuan kerja di Kementerian Luar
Negeri sebesar Rp236.883 terdiri dari:
Tabel 69 Rincian Pendapatan Lain-lain
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
NOKODE SATUAN
KERJANAMA SATUAN KERJA NILAI (Rp)
1 403247KANTOR PUSAT SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN LUAR NEGERI130.785
2 403573 KEDUTAAN BESAR RI DI KUALA LUMPUR 6.097
3 677272 PERUTUSAN TETAP RI UNTUK ASEAN DI JAKARTA 1
4 404202 KANTOR PUSAT DITJEN PROTOKOL DAN KONSULER100.000
236.883 Jumlah
Beban Pegawai
Rp3.099.533.344.005 D.2 BEBAN PEGAWAI
Beban Pegawai Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp3.099.533.344.005 dan Rp2.989.353.819.785 dengan rincian sebagai
berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 86 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 70
Perbandingan Rincian Beban Pegawai
TA 2017dan TA 2016
(dalam rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK %
Beban Gaji dan Tunjangan PNS 2.975.929.060.410 2.868.485.779.611 107.443.280.799 3,75
Beban Gaji dan Tunjangan Pejabat
Negara6.163.281.900 5.554.686.400 608.595.500 10,96
Beban Lembur 4.245.293.300 3.998.277.200 247.016.100 6,18
Beban Tunj. Khusus dan Beban
Pegawai Transito113.195.708.395 111.315.076.574 1.880.631.821 1,69
Jumlah 3.099.533.344.005 2.989.353.819.785 110.179.524.220 3,69
Jika dibandingkan Beban Pegawai Tahun 2017 sebesar
Rp3.099.533.344.005 dengan Beban Pegawai per Tahun 2016 sebesar
Rp2.989.353.819.785, terdapat kenaikan sebesar Rp110.179.524.220 atau
3,69 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan yang signifikan pada
Beban Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara dan Beban Tunjangan Khusus
dan Beban Lembur.
Beban Persediaan
Rp43.597.699.663
D.3. BEBAN PERSEDIAAN
Beban Persediaan Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp43.597.699.663 dan Rp38.762.152.552 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 71
Perbandingan Rincian Beban Persediaan Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
Dibandingkan dengan Tahun 2016 sebesar Rp38.762.152.552, Beban
Persediaan Tahun 2017 sebesar Rp43.597.699.663 mengalami kenaikan
sebesar Rp4.835.547.111 atau 12,47 persen.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 87 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Beban Barang dan
Jasa
Rp1.931.961.308.537
D.4. BEBAN BARANG DAN JASA
Beban Barang dan Jasa Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp1.931.961.308.537 dan Rp1.739.333.131.020 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 72
Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN Tahun 2017 Tahun 2016 NAIK/TURUN %
Beban Barang Operasional 919.854.093.971 802.133.524.891 117.720.569.080 14,68
Beban Barang Non operasional 534.354.027.433 482.266.333.428 52.087.694.005 10,80
Beban Langganan Daya dan Jasa 161.633.709.057 160.110.158.948 1.523.550.109 0,95
Beban Jasa Pos dan Giro 104.215.558 143.607.261 (39.391.703) (27,43)
Beban Jasa Konsultan 14.181.442.657 14.301.913.133 (120.470.476) (0,84)
Beban Sewa 270.899.618.765 248.818.175.811 22.081.442.954 8,87
Beban Jasa Profesi 22.990.326.173 25.260.019.860 (2.269.693.687) (8,99)
Beban Jasa Lainnya 7.868.548.161 6.087.326.821 1.781.221.340 29,26
Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin 75.326.762 203.329.639 (128.002.877) (62,95)
Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tetap Lainnya - - - -
Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tak Berwujud - - - -
Beban Aset Ekstrakomtabel Gedung dan Bangunan - 8.741.228 (8.741.228) (100,00)
Jumlah 1.931.961.308.537 1.739.333.131.020 192.628.177.517 11,07
Beban Barang dan Jasa Tahun 2017 mengalami kenaikan secara signifikan
pada Beban Barang Operasional sebesar Rp117.720.569.080 atau 14,68
persen serta Beban Jasa Lainnya sebesar Rp1.781.221.340 atau 29,26
persen. Secara keseluruhan Beban Barang dan Jasa terdapat kenaikan
sebesar Rp192.628.177.517 atau 11,07 persen dari tahun sebelumnya.
Beban Pemeliharaan
Rp319.762.758.092 D.5. BEBAN PEMELIHARAAN
Beban Pemeliharaan Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp319.762.758.092 dan Rp324.284.613.670 dengan rincian sebagai
berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 88 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 73
Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 189,289,258,139 198,864,063,600 (9,574,805,461) (4.81)
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya 687,714,521 9,866,177 677,848,344 6870.43
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 122,600,266,244 119,496,279,293 3,103,986,951 2.60
Beban Pemeliharaan Jaringan 94,707,668 153,029,995 (58,322,327) (38.11)
Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan 7,090,811,520 5,760,051,043 1,330,760,477 23.10
Beban Persediaan Suku Cadang - 1,323,562 (1,323,562) (100.00)
Jumlah 319,762,758,092 324,284,613,670 (4,521,855,578) (1.39)
Beban Pemeliharaan Tahun 2017 sebesar Rp319.762.758.092 jika dibandingkan dengan Beban Pemeliharaan Tahun 2016 sebesar Rp324.284.613.670, terjadi penurunan sebesar Rp4.521.855.578 atau 1,39 persen. Hal ini dikarenakan adanya penurunan Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan.
Beban Perjalanan
Dinas
Rp753.119.923.550
D.6. BEBAN PERJALANAN DINAS
Beban Perjalanan Dinas Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp753.119.923.550 dan Rp670.483.030.662 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 74 Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK (TURUN)
%
Beban Perjalanan Biasa 10,139,747,967 6,095,732,041 4,044,015,926 66.34
Beban Perjalanan Tetap - - - -
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 6,328,011,432 6,354,002,235 (25,990,803) (0.41)
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 39,049,564,656 30,275,601,052 8,773,963,604 28.98
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 86,286,403,053 100,259,640,960 (13,973,237,907) (13.94)
Beban Perjalanan Dinas Dalam Negeri - - - -
Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 107,499,907,396 96,804,601,815 10,695,305,581 11.05
Beban Perjalanan Lainnya Luar Negeri 503,816,289,046 430,693,452,559 73,122,836,487 16.98
Jumlah 753,119,923,550 670,483,030,662 82,636,892,888 12.32
Beban Perjalanan Dinas per Tahun 2017 sebesar Rp753.119.923.550 jika
dibandingkan dengan Beban Perjalanan Dinas per Tahun TA 2016 sebesar
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 89 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Rp670.483.030.662, mengalami kenaikan sebesar Rp82.636.892.888 atau
12,32 persen.
Beban Barang untuk
Diserahkan kepada
Masyarakat
Rp26.471.205.002
D.7. BEBAN BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per Tahun 2017 dan
Tahun 2016 adalah masing-masing sebesar Rp26.471.205.002 dan
Rp29.468.610.654 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 75 Perbandingan
Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK (TURUN)
%
Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda- - - -
Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda- - - -
Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda26,471,205,002 29,468,610,654 (2,997,405,652) (10.17)
Beban Barang Persediaan Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat- - - -
Jumlah 26,471,205,002 29,468,610,654 (2,997,405,652) (10.17)
Beban Barang Untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun 2017 sebesar
Rp26.471.205.002 jika dibandingkan dengan Beban Barang untuk
Diserahkan kepada Masyarakat Tahun 2016 sebesar Rp29.468.610.654,
mengalami penurunan sebesar Rp2.997.405.652 atau 10,17 persen.
Jenis Barang Yang Diserahkan Kepada Masyarakat antara lain:
a. Paspor;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP);
c. Perdim;
d. Stiker Visa;
e. Visa Diplomatik.
Beban Penyusutan
dan Amortisasi
Rp363.877.071.815
D.8. BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2017 dan 2016 adalah
masing-masing sebesar Rp363.877.071.815 dan Rp358.114.312.468
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 90 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 76
Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS PENYUSUTAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK (TURUN)
%
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 184,947,272,869 157,233,645,167 27,713,627,702 17.63
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 162,296,458,570 189,990,936,720 (27,694,478,150) (14.58)
Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 58,120,538 64,899,168 (6,778,630) (10.44)
Beban Penyusutan Irigasi 35,381,842 36,713,082 (1,331,240) (3.63)
Beban Penyusutan Jaringan 226,840,730 195,932,516 30,908,214 15.77
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 405,707,725 286,573,667 119,134,058 41.57
Beban Amortisasi Software 14,086,601,741 7,709,322,848 6,377,278,893 82.72
Beban Amortisasi Lisensi 1,166,145,965 36,090,340 1,130,055,625 3131.19
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak
digunakan dalam - 13,419,566 (13,419,566) (100.00)
Beban Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan 654,541,835 2,546,779,394 (1,892,237,559) (74.30)
Jumlah 363,877,071,815 358,114,312,468 5,762,759,347 1.61
Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2017 sebesar
Rp363.877.071.815 jika dibandingkan dengan Beban Penyusutan dan
Amortisasi per Tahun 2016 sebesar Rp358.114.312.468, mengalami
kenaikan sebesar Rp5.762.759.347 atau 1,61 persen.
Beban Penyisihan
Piutang Tak Tertagih
Rp800.882.571
D.9. BEBAN PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun 2017 dan 2016
adalah masing-masing sebesar Rp800.882.571 dan Rp3.928.272.015.
Tabel 77
Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK
(TURUN) %
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - PNBP (5,109,137) (33,935,517) 28,826,380 (84.94)
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi
87,980,183 3,942,732,365 (3,854,752,182) (97.77)
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka
Panjang - Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi
718,011,525 19,475,167 698,536,358 3586.81
Jumlah 800,882,571 3,928,272,015 (3,127,389,444) 79.61
Beban Penyisihan Piutang PNBP Tahun 2017 sebesar Rp800.882.571 jika
dibandingkan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih dengan Tahun 2016
sebesar Rp3.928.272.015 mengalami penurunan sebesar Rp3.127.389.444
atau 79,61 persen.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 91 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Surplus Pelepasan
Aset Non Lancar
Rp(103.210.260.170)
D.10. SURPLUS/DEFISIT PELEPASAN ASET NON LANCAR
Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar Tahun 2017 dan 2016
adalah masing-masing Rp(103.210.260.170) dan Rp1.811.249.906 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 78
Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar
Tahun 2017 dan 2016
(dalam Rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN)NAIK (TURUN)
%
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 19,397,542,064 3,216,988,439 16,180,553,625 502.97
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 122,607,802,234 1,405,738,533 121,202,063,701 8,621.95
Jumlah (103,210,260,170) 1,811,249,906 (105,021,510,076) (5,798.29)
Defisit Dari Kegiatan
Non Operasional
Lainnya
Rp22.282.021.184
D.11. SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
LAINNYA
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Tahun 2017
dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp22.282.021.184 dan
Rp(5.000.827.126).
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Tahun 2017
jika dibandingkan dengan Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya Tahun 2016, terjadi kenaikan sebesar
Rp27.282.848.310 atau 545.57 persen.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 92 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 79
Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional
Tahun 2017 dan 2016
(dalam rupiah)
URAIAN JENIS BEBAN TAHUN 2017 TAHUN 2016 NAIK (TURUN) NAIK (TURUN) %
Belanja Modal Tanah - - - -
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 126,116,882,781 52,388,334,716 73,728,548,065 140.73
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan 302,595,602 - 302,595,602 -
Pendapatan dari Untung Selisih Kurs Uang Persediaan Satker 693,719 (693,719) (100.00)
Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi 3,783,077,437 (3,783,077,437) (100.00)
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu 3,320,939,283 1,886,476,725 1,434,462,558
76.04
Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu 3,807,844,375 2,569,798,855 1,238,045,520 48.18
Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu 30,153,234 784,318,208 (754,164,974) (96.16)
Penerimaan Kembali Belanja Lain-Lain Tahun Anggaran Yang Lalu 43,923,564 - 43,923,564 -
Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi 107,080,742,608 25,462,111,331 81,618,631,277 320.55
Pendapatan Perolehan Aset Lainnya - - - 0.00
Pendapatan Penyesuaian Selisih Kurs 1,404,996,990 679,937,200 725,059,790 106.64
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan 10,125,687,125 17,221,921,241 (7,096,234,116) (41.20)
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 103,834,861,597 57,389,161,842 46,445,699,755 80.93
Belanja Modal BLU - - - -
Beban Rugi Selisih Kurs Uang Persediaan Satker Perwakilan RI/Atase
Teknis 99,289,734 1,944,042,676 (1,844,752,942) (94.89)
Beban karena Selisih Kurs Satker Perwakilan RI/Atase Teknis BA
Beban - - - -
Beban Lain-lain Selisih Kurs Terealisasi - 2,694,815,594 (2,694,815,594) (100.00)
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan 2,909,201,806 10,124,110,859 (7,214,909,053) (71.26)
Kerugian Persediaan Rusak/Usang 163,139,718 87,409,571 75,730,147 86.64
Beban Kerugian Selisih Kurs Belum Terealisasi 98,917,084,512 41,523,424,332 57,393,660,180 138.22
Beban Penyesuaian Selisih Kurs 1,746,145,827 1,015,358,810 730,787,017 71.97
Jumlah 22,282,021,184 (5,000,827,126) 27,282,848,310 (545.57)
Pos-Pos Luar Biasa
Rp0
D.12. POS-POS LUAR BIASA
Tidak ada Surplus/Defisit dari Pos Luar Biasa Kementerian Luar Negeri
Tahun 2017 sebesar Rp0.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 93 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
Ekuitas Awal
Rp14.667.252.968.568
E.1. EKUITAS AWAL
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2017 dan 2016 adalah masing-
masing sebesar Rp14.667.252.968.568 dan Rp14.183.906.237.636.
Defisit LO
Rp5.985.492.326.299
E.2. SURPLUS (DEFISIT) LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017
dan 2016 adalah sebesar Rp5.985.492.326.299 dan
Rp5.570.548.635.751. Defisit LO merupakan penjumlahan selisih antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
Dampak Kumulatif
Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan
Mendasar Rp0
E.3 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan
Mendasar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan
2016 adalah sebesar Rp0 dan Rp0.
Koreksi yang
Menambah
/Mengurangi Ekuitas
Rp137.420.750.328
Penyesuaian Nilai Aset
Rp0
Koreksi Nilai Persediaan Rp3.209.517.588
E.4. KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
Jumlah Koreksi yang Menambah/Mengurangi Ekuitas untuk periode yang
berakhir pada 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar
Rp137.420.750.328 dan Rp455.421.599.466.
E.4.1. PENYESUAIAN NILAI ASET
Jumlah penyesuaian nilai aset untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.
E.4.2. KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
Koreksi nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai Persediaan
yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian Persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi tambah atas nilai Persediaan
untuk tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp3.209.517.588 dan Rp338.615.591. Rincian Koreksi nilai Persediaan
untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 94 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Selisih Revaluasi Aset
Tetap Rp0
Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi Rp63.158.052.579
Tabel 80
Rincian Koreksi Nilai Persediaan
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
NO JENIS PERSEDIAAN KOREKSI
1 Barang Konsumsi 87.075.354
2 Barang Persediaan Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
3.104.008.194
3 Persediaan Bahan Untuk Pemeliharaan 18.434.040
4 Barang Persediaan Lainnya -
Jumlah 3.209.517.588
E.4.3. SELISIH REVALUASI ASET
Selisih revaluasi Aset merupakan selisih yang muncul pada saat
dilakukan penilaian ulang Aset. Selisih revaluasi Aset untuk periode yang
berakhir pada 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing
sebesar Rp0 dan Rp0.
E.4.4. KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI
Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp63.158.052.579 dan Rp422.628.858.546.
Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai Aset Tetap dan Aset
Lainnya yang bukan karena revaluasi nilai. Nilai dari koreksi nilai Aset
Tetap Non Revaluasi sebesar Rp63.119.170.178 dan koreksi nilai Aset
Lainnya Non Revaluasi sebesar Rp38.882.401.
Adapun rincian koreksi Aset Tetap Non Revaluasi dan Aset Tetap
Lainnya Non Revaluasi adalah sebagai berikut :
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 95 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 81
Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
TAMBAH KURANGTanah 70.885.462.940 (55.955.568.488) 14.929.894.452
Gedung dan Bangunan 55.149.555.531 (54.342.228.075) 807.327.456
Peralatan dan mesin 5.637.578.710 (8.396.753.388) (2.759.174.678)
Jalan Irigasi dan Jaringan 4.608.000 (2.075.583) 2.532.417
KDP - (77.094.680.262) (77.094.680.262)
Aset Tetap Lainnya 57.308.640 (306.363.597) (249.054.957)
Software - - -
Lisensi -
Aset Tetap dihentikan dari
penggunaannya
460.609.736 (222.387.365) 238.222.371
Belanja Modal Dibayar di Muka (prepaid) 1.604.520.435 (745.959.597) 858.560.838
Belanja Barang yang Dibayar di Muka
(prepaid)
118.528.249 118.528.249
Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar 28.673.936 28.673.936
Jumlah 133.946.846.177 (197.066.016.355) (63.119.170.178)
JENIS ASET TETAPKOREKSI
TOTAL
Tabel 82
Rincian Koreksi Aset Tetap Lainnya Non Revaluasi
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
TAMBAH KURANG
Tanah -
Gedung dan Bangunan -
Peralatan dan mesin -
Jalan Irigasi dan Jaringan -
KDP -
Aset Tetap Lainnya -
Software 108.930.714 (146.397.868) (37.467.154)
Lisensi 4.785.000 (717.750) 4.067.250
Akumulasi Amortisasi Aset Tak
Berwujud yang tidak digunakan dalam
Operasional Pemerintahan
(5.482.497) (5.482.497)
Jumlah 113.715.714 (152.598.115) (38.882.401)
JENIS ASET TETAPKOREKSI
TOTAL
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 96 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Koreksi Lain-Lain Rp71.053.180.161
E.4.5. KOREKSI LAIN-LAIN
Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017
dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp71.053.180.161 dan
Rp32.454.125.329.
Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait Barang Milik Negara,
antara lain koreksi atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas
hibah, piutang dan utang. Koreksi Lain-Lain terdiri dari
Tabel 83
Rincian Koreksi Lain-lain
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
JENIS KOREKSI NILAI KOREKSI
Koreksi Beban 951.889.111
Koreksi Pendapatan (208.108.522)
Koreksi Piutang (8.418.176.879)
Koreksi Kewajiban 1.549.497.061
Koreksi Aset (64.928.280.932)
Koreksi Hibah -
Jumlah (71.053.180.161)
Adapun rincian dari masing-masing jenis koreksi terlampir pada
Lampiran.
Transaksi Antar
Entitas
Rp5.987.556.428.393
E.5. TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar
Rp5.987.556.428.393 dan Rp5.598.473.767.217.
Transaksi antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua atau lebih
entitas yang berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL
dengan BUN. Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 97 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Diterima Dari Entitas
Lain (DDEL)
Rp712.414.809.413 /
Ditagihkan Ke Entitas
Lain (DKEL)
Rp6.680.241.629.184
Transfer Masuk
Rp934.055.790.937
Transfer Keluar
Rp914.795.265.060
Tabel 84
Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS NILAI
Diterima dari Entitas Lain (712.414.809.413)
Ditagihkan ke Entitas Lain 6.680.241.629.184
Transfer Masuk 934.055.790.937
Transfer Keluar (914.795.265.060)
Pengesahan Hibah Langsung 469.082.745
Jumlah 5.987.556.428.393
E.5.1 DITERIMA DARI ENTITAS LAIN (DDEL)/ DITAGIHKAN KE
ENTITAS LAIN (DKEL)
Diterima dari Entitas Lain/ Ditagihkan ke Entitas Lain merupakan
transaksi antar entitas atas pendapatan dan belanja pada KL yang
melibatkan kas negara (BUN). Pada periode hingga 31 Desember 2017,
DDEL sebesar Rp712.414.809.413 sedangkan DKEL sebesar
Rp6.680.241.629.184.
E.5.2 TRANSFER MASUK/TRANSFER KELUAR
Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan aset/kewajiban
dari satu entitas ke entitas lain pada internal Kementerian/Lembaga
(K/L), antar KL dan antara KL dengan BA-BUN.
Transfer Masuk sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 sebesar
Rp934.055.790.937 sedangkan Transfer Keluar sampai dengan tanggal
31 Desember 2017 sebesar Rp914.795.265.060.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 98 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 85
Rincian Transfer Masuk
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NO JENIS ENTITAS ASAL NILAI
1 Software Sekretariat Jenderal Kemenlu 30,250,000.00
2 Peralatan dan Mesin
Setjen, Kuching, Aspasaf,
Amerop, Ditjen IDP, dan Ditjen
Protkons
73,540,191,349.00
3 Jaringan Sekretariat Jenderal Kemenlu 1,509,152,304.00
4Gedung dan
Bangunan
Sekretariat Jenderal Kemenlu,
Perwakilan Imigrasi di Penang,
Jeddah dan Hongkong
839,855,317,126.00
5
Barang Persediaan
Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke
Masyarakat
Antar Sesama satuan kerja di
Kemenlu dan penerimaan dari
Ditjen Imigrasi berupa
Dokumen Keimigrasian
19,120,880,158.00
934,055,790,937.00 Jumlah
Sedangkan Transfer Keluar sampai dengan tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp914.795.265.060 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 86
Rincian Transfer Keluar
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
NO JENIS ENTITAS TUJUAN NILAI
1 Software Ditjen Protkons, Kemenlu 30.250.000,00
2 Peralatan dan Mesin Antar Sesama satuan kerja di
Kemenlu
73.564.564.242,00
3 Jaringan Perwakilan RI di london 1.509.152.304,00
4 Gedung dan Bangunan Perwakilan RI di london 838.845.646.993,00
5 Barang Persediaan
Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke
Masyarakat
Antar Sesama satuan kerja di
Kemenlu
845.651.521,00
914.795.265.060,00 Jumlah
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 99 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pengesahan Hibah
Langsung
Rp469.082.745 dan
Pengembalian Hibah
Langsung Rp0
E.5.3. PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DAN PENGEMBALIAN
PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG
Pengesahan Hibah Langsung merupakan transaksi atas pencatatan
hibah langsung Kementerian/Lembaga dalam bentuk kas, barang
maupun jasa, sedangkan pencatatan pendapatan hibah dilakukan oleh
BA-BUN. Pengesahan Hibah Langsung sampai dengan tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp469.082.745.
Selama Tahun 2017 Kementerian Luar Negeri telah menerima hibah
langsung dalam bentuk barang yang telah dilakukan pengesahan oleh
Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN)/Kuasa
BUN. Rincian pengesahan hibah langsung dapat dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 87
Rincian Pengesahan Hibah Langsung
Tahun 2017 (dalam Rupiah)
No PENERIMAAN HIBAH BENTUK HIBAH NILAI PENGESAHAN
1 KBRI Amman Peralatan dan Mesin 256.541.104
2 KBRI Seoul Peralatan dan Mesin 212.541.641
469.082.745
-
469.082.745 Jumlah
Total Pengesahan
Pengesahan Pengembalian Hibah
Hibah langsung dalam bentuk barang yang diterima oleh KBRI Amman
dan KBRI Seoul sebagaimana tabel di atas, diperoleh dari pendonor
yang berkedudukan di Indonesia, yaitu Tahir Foundation Indonesia
(hibah KBRI Amman) dan Duta Besar John Aristianto Prasetio (hibah
KBRI Seoul). Hibah tersebut berupa peralatan dan mesin yang diberikan
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan RI
di Luar Negeri.
Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung merupakan transaksi atas
pencatatan pengembalian hibah langsung entitas. Pengesahan
Pengembalian Hibah Langsung sampai dengan tanggal 31 Desember
2017 adalah Rp0.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
- 100 -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Kenaikan/Penurunan
Ekuitas
Rp139.484.852.422
E.6. KENAIKAN/ PENURUNAN EKUITAS
Nilai Kenaikan Ekuitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp139.484.852.422 dan
Rp483.346.730.932.
Ekuitas Akhir
Rp14.806.737.820.990
E.7. EKUITAS AKHIR
Nilai Ekuitas Akhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah
masing-masing sebesar Rp14.806.737.820.990 dan
Rp14.667.252.968.568.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017 AUDITED
TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 KOMPREHENSIF
- 101 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pengungkapan
Penting Lainnya F. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
Tindak Lanjut
Temuan
Pemeriksaan
2006 - 2016
F.1. TINDAK LANJUT TEMUAN PEMERIKSAAN TAHUN 2006 - 2016
Kementerian Luar Negeri telah berkomitmen tinggi untuk menindaklanjuti
Temuan Pemeriksaan Tahun 2006-2016. Berikut ini adalah perkembangan
tindak lanjut Kementerian Luar Negeri terhadap temuan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan TA 2006 – 2016 yang masih dalam
proses penyelesaian. Ada beberapa temuan BPK lainnya yang telah
ditindaklanjuti oleh Kementerian Luar Negeri sesuai dengan rekomendasi
yang ada, sehingga statusnya dinyatakan selesai.
Tabel 88
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2006
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. Pengamanan terhadap
aset tetap berupa
kendaraan, tanah dan
bangunan belum
sepenuhnya terwujud
Kemenlu telah melakukan inventarisasi aset tidak bergerak
termasuk tanah KBRI Singapura dan telah memproses
pengajuan penggantian bukti kepemilikan aset tersebut. Data
pendukung berupa Usulan Pengajuan Pembuatan Sertifikat
Tanah kepada Pemerintah Singapura.
Pada tanggal 3 Januari 2018, Kemenlu telah menyampaikan
dokumen Tindak Lanjut ke BPK berupa Surat Kedubes RI
Singapura kepada Karo Perlengkapan Nomor
010/BPKRT/V/2013 tanggal 28 Mei 2013 perihal penyampaian
copy sertifikat properti milik perwakilan RI Singapura.
Dalam
proses
tindak
lanjut
Tabel 89
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2007
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. Tanah Persil KBRI
Bangkok Belum Dapat
Diakui Sebagai Aset
Tetap.
Aset Tetap Berupa
Tanah, Gedung/
Bangunan dan
Peralatan/Mesin Pada
Laporan Keuangan
Kementerian Luar
Negeri Tidak Dapat
Diyakini
Kebenarannya.
Dalam rangka penyelesaian status kepemilikan tanah KBRI
Bangkok, Pemerintah RI dalam hal ini diwakili oleh Pejabat
dari Kementerian Luar Negeri RI dan Pejabat KBRI Bangkok
telah mengadakan pertemuan dengan Pejabat Kementerian
Luar Negeri Thailand pada tanggal 12 Maret 2008. Pertemuan
sepakat tentang penerapan azas resiprositas bagi kepemilikan
tanah berikut gedung KBRI Bangkok dan tanah beserta
gedung milik Perwakilan Thailand di Jakarta.
Sesuai ketentuan di Indonesia yaitu UU Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan
PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang HGU, HBG dan Hak Pakai
dimana pada pasal 39 diatur bahwa bagi Perwakilan negara
asing dan Perwakilan Badan Internasional diberikan Hak
Pakai.
Dalam hal ini pihak Thailand memahami pemberian status Hak
Pakai yang diberikan kepada tanah dan gedung Perwakilan
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 102 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Thailand di Jakarta. Secara resiprositas kepada pihak
Indonesia akan diberikan Hak Milik terhadap tanah dan
gedung KBRI yang dibeli pada tanggal 7 Februari 1952. Pihak
Thailand meminta kepada Pemerintah RI untuk memberikan
pembebasan pajak penjualan (tax exemption) apabila suatu
saat Pemerintah Thailand menjual tanah dan gedung
Kedutaan Thailand di Jakarta.
Pada tanggal 3 Januari 2018, Kemenlu telah menyampaikan
dokumen tindak lanjut ke BPK berupa:
• Berita Biasa Nomor B-00474/BANGKOK/161015 perihal
acara penyerahan sertifikat tanah asli KBRI Bangkok 13
Oktober 2016;
• Berita Rahasia Dubes RI Bangkok Nomor
R-00018/Bangkok/170129 perihal Perkembangan Status
Kepemilikan Tanah/Bangunan KBRI Bangkok per 24
Januari 2017;
• Berita Rahasia Dubes RI Bangkok Nomor
R-00062/Bangkok/170302 perihal perkembangan status
kepemilikan Tanah/Bangunan KBRI Bangkok per 1 Maret
2017.
Tabel 90
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2009
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. SIMAK BMN pada
Tiga Perwakilan RI di
Luar Negeri Tidak
Dapat Diyakini
Kebenarannya
Perwakilan telah melakukan perbaikan dan menyampaikan
Laporan BMN Audited Tahun 2010 ke Pusat. Data dukung
berupa Laporan BMN Audited Tahun 2010 dari 3 (tiga)
perwakilan yaitu Vanimo, Dakar, dan Praha.
Pencatatan BMN sudah dilakukan, namun Surat Teguran
belum diterbitkan.
Dalam
proses
tindak
lanjut
Tabel 91
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2010
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. Terdapat Pengeluaran
Anggaran yang Membebani
Keuangan Perwakilan RI di
Luar Negeri
Terkait pengeluaran anggaran yang membebani
keuangan Perwakilan RI di Luar Negeri atau yang
disebut sebagai Pembukuan Fihak Ketiga (PFK) Minus,
sampai dengan akhir tahun anggaran 2017, Kemenlu
telah berhasil mengurangi jumlah PFK Minus dengan
cara antara lain melalui optimalisasi anggaran tahun
2017.
Selama Tahun 2016, Kemenlu telah mampu
mengurangi jumlah PFK Minus per tanggal 31
Desember 2015 sebesar US$1.697.085,86 (37 Satker
Perwakilan), menjadi sebesar US$922.674,98 per
tanggal 31 Desember 2016.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 103 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Adapun nilai PFK minus yang harus diselesaikan
Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2017
tercatat sebesar eqv.US$588.415,22. Berdasarkan
saldo akhir tersebut, telah dilakukan penyelesaian PFK
minus sebesar eqv.US$520.634,64 dari saldo per
1 Januari 2017, sebesar eqv.US$922,674.98, dimana
terdapat penambahan PFK minus baru sebesar
eqv.US$205.325,65.
Untuk mengatasi terdapatnya Saldo BPPR dan BPJ
baik plus dan minus pada Perwakilan ke depannya,
Satker Perwakilan RI telah diminta untuk segera
mengajukan penggantian BPPR. Sedangkan untuk
BPJ, Satker Perwakilan telah diminta untuk segera
mengajukan permintaan pengiriman dana BPJ
(lumpsum barang pindahan dan tiket mutasi) sebelum
Pejabat terkait meninggalkan wilayah akreditasi.
Apabila Satker Perwakilan terlambat mengajukan
permintaan dana maka biaya lumpsum barang
pindahan dan tiket mutasi akan dibayarkan di Pusat.
Telah dibuat SOP terkait permasalahan yang berkaitan
dengan Pengelolaan Keuangan.
Dalam
proses
tindak
lanjut
Adapun terkait dengan kas tekor KBRI Bogota akibat
adanya penggelapan, Inspektorat Jenderal telah
mencari upaya penyelesaian atas masalah tersebut:
1. Surat Karo Keuangan kepada Direktur Pengelolaan
Kas Negara, DJPB Nomor 1597/KU/XII/2007/20/E
yang menanyakan usulan penghapusan kerugian
negara akibat perampokan.
2. SKTJM atas nama Sdr. M. Dipa Daradjat tanggal 4
Februari 2004.
3. Itjen sedang menginventarisir temuan-temuan hasil
pemeriksaan BPK RI yang tidak dapat
ditindaklanjuti dengan klasifikasi:
a. Pejabat yang bersangkutan meninggal dunia;
b. Pejabat yang bersangkutan pensiun; atau
c. Pejabat yang bersangkutan dijatuhi hukuman
pengadilan.
4. Temuan terhadap Sdr. M. Dipa Daradjat merupakan
temuan hasil pemeriksaan Itjen. Dalam kaitan ini,
Itjen berkoordinasi dengan Tim Penyelesaian
Kerugian Negara (TPKN) telah menyusun klasifikasi
temuan-temuan hasil pemeriksaan Itjen yang tidak
dapat ditindaklanjuti, termasuk temuan atas nama
Sdr. M. Dipa Daradjat karena yang bersangkutan
tidak mampu untuk menyelesaikan kewajibannya.
5. Telah dilakukan audit oleh BPKP dan rekonsilisasi
nilai kurang sisa UP akibat PFK minus dengan
KPPN Jakarta I untuk dilakukan pemutihan namun
penyelesaiannya masih dalam pembahasan di
Kemenkeu. Telah dibentuk Tim Itjen–Biro
Keuangan untuk penyelesaian masalah tersebut.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 104 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2. Pelaksanaan Anggaran
Berdasarkan Permenlu No.4
Tahun 2009 pada
Kementerian Luar Negeri
Tidak Sesuai Ketentuan
Terkait selisih TPLN atas pemberlakuan Peraturan
Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2009 (mulai Mei-
Oktober 2010) dan berdasarkan Surat Menteri
Keuangan Nomor S-178/MK.02/2011 tanggal 4 April
2011, telah dilakukan audit oleh Inspektorat Jenderal.
Sesuai surat Menteri Keuangan, maka yang harus
dikembalikan hanya selisih TPLN.
Dari hasil audit Inspektorat Jenderal maka terdapat 615
home staff Perwakilan yang menerima selisih TPLN
karena penerapan Permenlu dimaksud. Pada Bulan
Agustus 2011, Pimpinan Kemenlu telah meminta
semua home staff tersebut untuk mengembalikan
selisih TPLN dimaksud.
Atas upaya yang dilakukan, sampai dengan 31
Desember 2017, Kemenlu telah berhasil
mengembalikan US$343.509,78 (97,74%) ke Kas
Negara, sedangkan US$7.954,76 (2,26%) yang
merupakan kewajiban bagi 13 (tiga belas) orang masih
terus diupayakan pengembaliannya.
Dalam
proses
tindak
lanjut
3. Pemanfaatan Barang Milik
Negara (BMN) pada
Kementerian Luar Negeri
tidak Sesuai Ketentuan
Pimpinan Kementerian Luar Negeri telah
menginstruksikan seluruh Perwakilan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan aset yang tersedia di
Perwakilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Belum ada keputusan rencana penggunaan tanah
terkait tanah KBRI Berlin di Herman-Hesse (Rencana
awal untuk membangun gedung di atas tanah tersebut,
namun perlu dilihat ketersediaan anggaran).
Catatan:
Dalam PP Nomor 27/2014, yang dimaksud
pemanfaatan adalah BMN yang tidak digunakan
sesuai dengan tupoksi K/L, yaitu disewakan ke pihak
ketiga, misalnya Kemenlu menyewakan sebidang
ruangan di Pejambon kepada BNI, BRI dan Bank
Mandiri.
Dalam hal BMN digunakan sesuai dengan tupoksi
K/L, maka disebut penggunaan.
Oleh karena itu, kasus tanah di Herman-Hesse
disebabkan karena penggunaan BMN yang belum
optimal.
Dalam
proses
tindak
lanjut
4. Proses Penjualan Aset Ex
KBRI Bonn Belum
Direalisasikan
Kementerian Luar Negeri telah mengirimkan Tim
terpadu yang terdiri dari unit-unit di Kemenlu dan
Kementerian Keuangan terkait untuk mencari solusi
penyelesaian penjualan tanah dan gedung eks KBRI
Bonn.
Persetujuan penjualan berdasarkan Surat Direktur
Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
Nomor S-231/MK.6/2010 tanggal 14 Juli 2010 dan
Surat Direktur Barang Milik Negara a.n. Direktur
Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
Nomor S-2176/KN/2012 tanggal 1 Oktober 2012 yang
menyatakan bahwa Surat Dirjen Anggaran Nomor
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 105 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
S-4476/A/54/1998 tanggal 5 Oktober 1998 masih tetap
berlaku.
Selanjutnya Presiden RI melalui Surat Menteri
Sekretaris Negara Nomor B-120/M.Sesneg/Set/
PB.02/2016 tanggal 15 Februari 2016 memberikan
persetujuan penjualan eks gedung kantor dan wisma
KBRI Bonn.
Berita Sekretaris Jenderal Nomor
R-04016/KEMENLU/160713 ke KBRI Berlin tentang
penyampaian Surat Atensi dari BPKP Nomor
S-667/D2/04/2016 tanggal 28 Juni 2016 tentang
Penjualan Aset eks KBRI Bonn dan Wisma Duta KBRI
Bonn. Inti surat: BPKP menanyakan apakah nilai limit
hasil penilaian dari jasa penilai tahun 2014 masih
berlaku, penyetoran seluruh penjualan ke Kas Negara
sebagai PNBP dan penentuan nilai limit penjualan
adalah yang paling menguntungkan bagi negara.
5. Tanah milik KBRI Berlin
belum dimanfaatkan
Terkait tanah milik KBRI Berlin di Pankauw, anggaran
untuk perencanaan gedung sudah dialokasikan namun
masih diblokir mengingat masih memerlukan
perpanjangan izin prinsip dari Kementerian Keuangan
dan Kementerian Pekerjaan Umum
Dalam
proses
tindak
lanjut
Tabel 92
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2011
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. Terdapat Perbedaan Nilai
Akun Kas Menurut
Pembukuan dengan Nilai
Berdasarkan Berita Acara
Pemeriksaan Kas (BAPK) Per
Tanggal 31 Desember 2011
Biro Keuangan telah melakukan koordinasi terkait
perlakuan Akuntansi untuk pengeluaran non DIPA
dengan Kementerian Keuangan dalam hal ini DAPK
dan KPPN Jakarta I pada tanggal 11 Oktober 2012.
Kemenkeu akan melakukan pembahasan internal untuk
mencarikan solusi atas permasalahan di atas.
Dalam
proses
tindak
lanjut
2. Pengadaan Barang/Jasa
pada Satuan Kerja
Sekretariat Jenderal
Kementerian Luar Negeri TA
2011 Tidak Sesuai dengan
Ketentuan
Sekjen akan memberikan Surat Teguran kepada PPHP
periode Tahun 2011
Belum
ditindak
lanjuti
3. Terdapat Aset Tanah Kemlu
yang Dikuasai Pihak Lain
Karena Dijual Pegawai Kemlu
dan Aset Tanah Seluas
1.146 m senilai Rp87.332.000
Belum Bersertifikat/Didukung
Bukti Kepemilikan yang Sah
Telah disampaikan surat permohonan pembuatan
sertifikat ke pihak Badan Pertanahan Nasional
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 106 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 93
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2012
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1. Pengeluaran non DIPA
membebani Kas di
Bendahara Pengeluaran dan
Kas di Bendahara
Penerimaan Satker
Perwakilan RI di luar negeri
Telah ada SOP terkait mekanisme penggunaan dana
PNBP yang bersumber dari PNBP Perwakilan
Dalam
proses
tindak
lanjut
2. Penggunaan Kodefikasi atas
Dokumen Keimigrasian Pada
Kementerian Luar Negeri
Belum Tertib
Sekjen akan mengirimkan brafaks Teguran kepada
Satker Perwakilan terkait pengendalian atas
penatausahaan barang persediaan
Belum
ditindak
lanjuti
3. Rumah Negara yang sudah
alih status menjadi rumah
negara golongan III masih
tercatat dalam neraca
Kementerian Luar Negeri Per
31 Desember 2012
Terkait rekomendasi BPK kepada Menteri Luar Negeri
yaitu agar Sekretaris Jenderal:
1. Menginstruksikan Kepala Biro Perlengkapan
berkoordinasi dengan Kepala Biro Keuangan
terkait aset yang disajikan pada Neraca per 31
Desember 2012.
2. Biro Perlengkapan membahas bersama pihak
Kementerian PU dan DJKN Kementerian
Keuangan, terkait penatausahaan BMN.
Kementerian PU dan PERA belum mencatat Rumah
Negara Golongan III dalam SIMAK BMN Kementerian
PU dan PERA.
Dalam
proses
tindak
lanjut
4. Gedung dan Bangunan
Tambahan yang Dibangun
Kemlu Belum Tercatat
sebagai Aset Tetap Pada
Neraca Per 31 Desember
2012
• Belum ada dokumen sanksi administratif kepada
BPKRT KBRI Hanoi.
• Telah ada Berita Sekjen Nomor
R.07606/KEMLU/130801 ke seluruh Perwakilan
tentang tindak lanjut temuan penatausahaan BMN.
Dalam
proses
tindak
lanjut
5. Upaya Kementerian Luar
Negeri untuk mendapatkan
haknya terkait Aset Tetap
berupa Tanah dan Bangunan
belum optimal
Sekjen akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak-
pihak terkait baik dengan Kementerian Pertahanan
maupun Kementerian Keuangan terkait hal ini.
Menteri Luar Negeri telah mengirimkan surat kepada
Menteri Pertahanan Nomor 323/PL/05/20/2016/02/01
tanggal 24 Mei 2016 tentang Permohonan
Penyelesaian Status Aset Tanah di Cijantung, dengan
tembusan ke Presiden RI dan Menteri Keuangan.
Belum terdapat kesepakatan antara Kemenhan dan
Kemenlu terhadap status tanah Cijantung.
Telah
ditindak
lanjuti
6. Pengungkapan Informasi
Dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK)
Kementerian Luar Negeri per
31 Desember 2012 Belum
Memadai
Kepala Biro Keuangan telah membuat Surat
Pernyataan Nomor 00703/KU/Pernyataan/12/2017/25
tanggal 22 Desember 2017 bahwa Penyusunan CALK
Laporan Keuangan pada saat ini telah sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Belum
ditindak-
lanjuti
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 107 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
7. Terdapat Sewa Rumah Dinas
Home Staff pada KBRI
Singapura Belum Dipotong
Sesuai Ketentuan yang
Berlaku
Telah ditindaklanjuti dengan SSBP sebesar
US$4.525,80 yang telah disetor pada semester II tahun
2015, dengan detil sebagai berikut :
• Simon D. I. Soekarno, US$242,25, 10 Des 2013;
• Yaya Sutarya, US$592,80, 10 Des 2013;
• Prairie Maharwati, US$684,00, 10 Des 2013;
• Fachry Sulaiman, US$889,20, 10 Des 2013;
• Natalia H. Soeharso, US$969,00, 10 Des 2013;
• Sukmo Yuwono, US$222,30, 10 Des 2013;
• Kemal Hari Purwanto, US$242,25, 2 Sep 2014;
• Emil H. Dewantara, US$200,00, 29 Okt 2014.
Dalam
proses
tindak
lanjut
8. Penerimaan Negara atas
sewa tanah dan bangunan
pada Sekretariat Jenderal
Kementerian Luar Negeri
tidak sesuai ketentuan
• Secara intensif berkoordinasi kembali dengan
Kementerian Keuangan terkait dengan pengajuan
pemanfaatan aset yang telah disampaikan
beberapa kali namun belum memperoleh jawaban.
• Melakukan revisi kontrak dengan tarif yang sesuai
dengan PMK Nomor 33/2012.
• Sudah ada surat Nomor 01980/PL/08/2013/21
tanggal 22 Agustus 2013 tentang penyampaian
kembali data/dokumen pendukung dalam rangka
sewa pada Kemenlu RI dan surat nomor
01796/PL/07/2013/21 tanggal 25 Juli 2013 perihal
yang sama.
• Telah ditindaklanjuti dengan memperbaharui
perjanjian antara Kemenlu dengan Yayasan
Pendidikan Daya Dutika dengan Nomor Perjanjian
00358A/PL02/2015/21 pada tanggal 25 Feb 2015.
Telah
ditindak
lanjuti
Tabel 94
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2013
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1 Pengelompokan Jenis
Belanja pada Kementerian
Luar Negeri belum sesuai
Kegiatan yang dilakukan
• Merinci kegiatan sesuai MAK dalam penyusunan
RKA-KL. Telah diterbitkan Nota Dinas dari Inspektur
Jenderal kepada Sekjen dan Kepala Biro
Perencanaan dan Organisasi Nomor
04049/PW/11/2013/26/10 tanggal 11 November
2013 perihal Laporan Hasil Reviu RKA-KL
Perwakilan RI TA 2014;
• Telah diberikan sanksi administratif berupa teguran
tertulis dari KPA Dit.Aspasaf kepada Operator
Keuangan;
• Telah ada Surat Sekjen kepada Satker untuk
menaati ketentuan tentang pelaksanaan DIPA dan
pengeloaan keuangan negara.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 108 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2 Sistem Pengendalian Intern
Terkait Pembayaran
Beasiswa Fulbright-Kemlu
Pada Pusdiklat Kurang Andal
Belum
ditindak
lanjuti
3 Penatausahaan Aset Tetap
Pada Kemenlu Belum
Memadai
• Kepala Perwakilan menginstruksikan kepada
Kepala Kanselerai agar memberikan sanksi
administrasi kepada operator SIMAK BMN dalam
pengelompokan BMN dengan teliti;
• Kepala Kanselerai melakukan pengawasan secara
intensif atas pengelolaan BMN;
• Satker melakukan koreksi angka aset tetap.
Masih
dalam
proses
tindak
lanjut
Telah
ditindak
lanjuti
Telah
ditindak
lanjuti
4 Pembayaran Restitusi
Pengobatan Home Staff pada
beberapa Perwakilan RI tidak
sesuai SK Menteri Luar
Negeri tentang Penggantian
Biaya Pengobatan/Perawatan
• Kelebihan pembayaran restitusi pengobatan
sebesar Rp26.301.584,50 dari home staff terkait
telah ditindaklanjuti sebagai berikut:
- KBRI Panama City telah menyampaikan bukti
setor sebesar Rp20.450.176,00.
- Berita Nomor R-154/Islamabad/140508 tentang
Penjelasan Keppri Islamabad terkait Temuan BPK
atas Penggantian Biaya Pengobatan.
- Berita dari Keppri London tentang Penjelasan
Keppri Islamabad terkait Temuan BPK atas
Penggantian Biaya Pengobatan.
- Berita Keppri Nairobi Nomor
R-00125/Nairobi/140703 tentang Penjelasan Keppri
Islamabad terkait Temuan BPK atas Penggantian
Biaya Pengobatan.
- Berita Keppri Cairo Nomor R-00156/Cairo/140520
terkait temuan BPK atas Penggantian Biaya
Pengobatan.
- Berita Keppri Dakar terkait Temuan BPK atas
Penggantian Biaya Pengobatan.
• KBRI Dar Es Salaam dan KBRI Kyiv belum
menyampaikan tanggapannya.
• Sampai dengan akhir Tahun 2016, sisa Biaya
Restitusi Pengobatan yang belum dikembalikan ke
Kas Negara sebesar Rp5.851.409,00.
• Pemberian sanksi administratif kepada Kepala
Kanselerai dan Bendaharawan dan Penata
Kerumahtanggaan (BPKRT) yang kurang teliti
dalam memverifikasi pengajuan restitusi
pengobatan, sedang dalam proses.
Dalam
proses
tindak
lanjut
5 Bantuan Biaya Pendidikan
Anak di luar negara akreditasi
tidak sesuai dengan surat
dan peraturan Menteri
Keuangan
1. Memberikan sanksi administratif sesuai dengan
ketentuan yang berlaku kepada home staff yang
tidak memahami ketentuan restistusi dan kepada
Kepala Kanselerai dan BPKRT yang kurang cermat
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Pemberian sanksi administratif kepada para pejabat
yang bertanggungjawab terhadap pembayaran
BBPA tersebut sedang dalam proses.
Belum
ditindak
lanjuti
Belum
ditindak
lanjuti
6 Pembayaran Tiket Perjalanan 1. Menarik kembali kelebihan pembayaran biaya Dalam
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 109 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Dinas Tidak Sesuai
Ketentuan
refund, cancellation fee dan refund tiket untuk
disetorkan ke Kas Negara selanjutnya salinan bukti
setor disampaikan kepada BPK.
2. Memberi sanksi administratif sesuai ketentuan yang
berlaku kepada pegawai yang tidak dapat
mempertanggungjawabkan tiket sesuai data
manifest Garuda Indonesia serta sanksi kepada
agen travel yang menaikkan harga tiket.
3. Memberikan sanksi administrasi sesuai ketentuan
yang berlaku kepada Pengelola Keuangan pada
Ditjen IDP dan Pusdiklat karena tidak memberikan
data rekapitulasi perjalanan dinas beserta data
dukungnya kepada BPK.
proses
tindak
lanjut
Belum
ditindak
lanjuti
Belum
ditindak
lanjuti
7 Kegiatan Rapat Kerja dan
Sosialisasi yang
diselenggarakan di luar
kantor dan di luar kota
memboroskan keuangan
negara minimal sebesar
Rp691.097.797
Instruksi dari Eselon I kepada seluruh penanggungjawab
kegiatan dan PPK untuk lebih selektif dalam
melaksanakan kegiatan di luar kantor dan di luar kota
sesuai ketentuan sedang dalam proses
Dalam
proses
tindak
lanjut
8 Pemutusan kontrak dalam
pengerjaan pengadaan
genset pada Pusdiklat
Kemenlu tidak sesuai dengan
Perpres 54 Tahun 2010
Menginstruksikan kepada PPK agar menagih jaminan
pelaksanaan sesuai Surat PPK kepada PT. MMS
Nomor 008/PPK-Setjen/04/2014 tanggal 10 April 2014
perihal Perintah Penyetoran Jaminan Pelaksanaan
sebesar Rp127.116.000,00 untuk disetor ke Kas Negara,
salinan bukti setor disampaikan ke BPK
Telah
ditindak
lanjuti
9 PPN dan PPH atas
pembangunan Bandar Sri
Begawan Tidak Dipungut
Telah diterbitkan surat teguran dari Sekretaris Jenderal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada Kepala
Biro Keuangan, KPA, Kepala Kanselerai, BPKRT BSB
yang lalai melakukan koordinasi terkait dengan
pemungutan PPN dan PPH saat pembangunan gedung
BSB (Berita R-09208/KEMLU/171227, Nota Dinas
Nomor 00081 dan 00082/KU/01/2018/25/25 tanggal 8
Januari 2018)
Telah
ditindak
lanjuti
Tabel 95
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2014
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1 Pengendalian Dalam Proses
Penyusunan Laporan
Keuangan Belum memadai
Telah dilakukan bimbingan teknis penyusunan laporan
keuangan kepada Tim Reviu Inspektorat Jenderal pada
akhir tahun 2015 bekerjasama dengan Biro Keuangan
c.q. Bagian Perhitungan Anggaran dan Kementerian
Keuangan
Telah
ditindak
lanjuti
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 110 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2 Pengendalian atas Penyajian
dan Pengungkapan Belanja
Dibayar Dimuka Lemah
Telah dilakukan bimbingan teknis penyusunan laporan
keuangan kepada Tim Reviu Inspektorat Jenderal pada
akhir tahun 2015 bekerjasama dengan Biro Keuangan
c.q. Bagian Perhitungan Anggaran dan Kementerian
Keuangan
Telah
ditindak
lanjuti
3 Penyajian Utang Bunga
Belum Sepenuhnya Sesuai
SAP
Biro Keuangan telah melakukan koordinasi secara
intensif dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan (DAPK) Kementerian Keuangan terkait
penyajian utang bunga pada aplikasi SAIBA (Surat
Keterangan Karo Keuangan No. 00704/KU/12/2017/25).
Perwakilan RI di Berlin dan Cape Town telah menyajikan
utang bunga dalam Laporan Keuangan Tahun 2015.
Telah
ditindak
lanjuti
4 Penghitungan Penyusutan
pada Empat Perwakilan
Belum Sepenuhnya Sesuai
Standar Akuntansi dan
Peraturan Menteri Keuangan
Telah dilakukan penelahaan dan perhitungan
penyusutan BMN sesuai dengan bukti pendukung yang
valid untuk 4 perwakilan terkait
Telah
ditindak
lanjuti
5 Sebanyak 13 Unit Rumah
Negara Dikuasai dan
Ditempati Pihak Yang Tidak
Berhak serta 22 Unit Rumah
Negara Dalam Kondisi Rusak
Berat dan Tidak
Dimanfaatkan
• Telah dilakukan koordinasi dan konsultasi dengan
pihak Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait
rencana eksekusi.
• Jumlah rumah di Arinda sebanyak 24 Unit dan
sampai dengan akhir Tahun 2014 telah dilakukan
perbaikan terhadap 3 unit dan di Tahun 2015
sebanyak 17 unit.
Telah
ditindak
lanjuti
6 Pengelolaan Kas Besi Belum
Sepenuhnya Tertib
• Biro Keuangan telah melaksanakan koordinasi
dengan unit terkait di Kemenlu dan Kementerian
Keuangansertamelakukan rekonsiliasi dengan
Perwakilan serta penelusuran latar belakang
munculnya perbedaan pagu Kas Besi dan ketiadaan
Kas Besi pada 12 Perwakilan.
• Telah diterbitkan Peraturan Menteri Luar Negeri
Nomor 9 tahun 2017 tentang Tata Cara
Pengelolaan Kas Besi pada Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri.
• Biro Keuangan akan melaksanakan evaluasi
keberadaan, kecukupan dan jumlah Kas Besi di
seluruh Perwakilan.
Dalam
proses
tindak
lanjut
7 Pengendalian dan
Pengawasan Terhadap
Pekerjaan Pengadaan Jasa
Kebersihan, Pembersihan
Kaca Luar dan Pembuangan
Sampah di Lingkungan
Kementerian Luar Negeri
Tahun 2014 Tidak Optimal
Biro Perlengkapan telah mengadakan rapat koordinasi
dengan seluruh wakil dari Satker Pusat, namun belum
ada kesepakatan dari Satker Pusat untuk melaksanakan
pengelolaan kebersihan ruang kerja di lingkungan
Kemenlu secara terpusat oleh Biro Perlengkapan.
Telah
ditindak
lanjuti
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 111 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
8 Pembukuan Fihak Ketiga
(PFK) Minus
US$4.116.219,47 Belum
Terselesaikan
Selama TA 2016, Kemenlu telah mampu mengurangi
jumlah PFK Minus per tanggal 31 Desember 2015
sebesar US$1.697.085,86 (di 37 Satker Perwakilan),
menjadi sebesar US$922.674,98 per tanggal 31
Desember 2016.
Adapun nilai PFK minus yang harus diselesaikan
Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2017 tercatat
sebesar eqv.US$588.415,22. Berdasarkan saldo akhir
tersebut, telah dilakukan penyelesaian PFK minus
sebesar eqv.US$520.634,64 dari saldo per 1 Januari
2017, sebesar eqv.US$922,674.98, dimana terdapat
penambahan PFK minus baru sebesar
eqv.US$205.325,65.
Dalam
proses
tindak
lanjut
9 Beberapa Kegiatan di
Perwakilan Batal
Dilaksanakan Sebagai
Dampak Berlarut-larutnya
Pengajuan ABT dan
Melemahnya Nilai Rupiah
BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agar
berkoordinasi dengan Menteri Keuangan supaya
permasalahan terkait ABT tidak terulang dimasa yang
akan datang (Nota Dinas Nomor 2364/KU/12/2017/25/D
tanggal 29 Desember 2017)
Belum
ditindak
lanjuti
10 Pembebanan Anggaran
Belanja Pusat Perjalanan
Dinas (BPJ)
dan Beban Pusat
Pengeluaran Rutin (BPPR)
pada Satker Kemenlu di Luar
Negeri Belum Terselesaikan
Sesuai Daftar Rekapitulasi Keuangan (DRK) per akhir
Desember 2016, BPJ KBRI Bogota, Brussel dan Moscow
memiliki saldo sebesar:
• KBRI Bogota: BPJ US$8.842,5278 dan
BPPR US$871,8014 (-).
• KBRI Brussel: BPJ 0 dan BPPR 0.
• KBRI Moscow: BPJ 0 dan BPPR 0.
Telah
ditindak
lanjuti
11 Penetapan Tarif Atas Jenis
PNBP Belum Sesuai Dengan
Ketentuan Yang Berlaku
Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita faksimil ke
seluruh Perwakilan agar Kepala Perwakilan menerbitkan
SK Kepala Perwakilan tentang Penetapan Tarif atas
Jenis PNBP sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan yang terbaru dari Ditjen Imigrasi.
KBRI Ankara dan KJRI Istanbul telah menindaklanjuti
rekomendasi BPK dengan menerbitkan SK sbb:
• KBRI Ankara: SK Keppri No. 009/A/2015 tanggal 8
April 2015.
• KJRI Istanbul: SK Keppri No. 0001/KP/01/2016
tanggal 4 Januari 2016.
Telah
ditindak
lanjuti
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 112 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
12 Kelebihan Pembayaran
Honorarium Tim sebesar
Rp196.330.000,00
• Telah dilakukan penarikankelebihan pembayaran
honorarium kepada pegawai yang bersangkutan
dan menyetorkan kembali ke Kas Negara sebesar
Rp74.402.500,00 sebagai berikut:
- Ditjen HPI: Rp32.465.000,00;
- Ditjen IDP: Rp12.000.000,00;
- Ditjen KS Asean: Rp637.500,00;
- Ditjen Aspasaf: Rp4.350.000,00;
- Ditjen KS Multilateral: Rp1.190.000,00;
- Ditjen Protkons/Dit. PWNIBHI: Rp23.760.000,00.
Sedangkan sisanya sebesar Rp121.927.500 dalam
proses penarikan.
• Satker yang telah membuat surat peringatan
kepada penanggung jawab kegiatan dan pengelola
keuangan yang lalai melaksanakan ketentuan yang
berlaku, antara lain:
- Ditjen KS Asean: Nota Dinas No.
02388/KU/06/2015/41/05 tanggal 19 Juni 2015;
- Ditjen Aspasaf: Nota Dinas
No. 22311/KU/06/2015/29 tanggal 23 Juni 2015;
- Ditjen KS Multilateral: Nota Dinas
No. 02434/KU/05/2015/46/06 tanggal 24 Juni 2015;
- Ditjen HPI dan IDP belum membuat surat
peringatan dimaksud.
• Inspektur Jenderal telah mengirimkan Nota Dinas
kepada Sekretaris Jenderal Nomor
00145/PW/01/2016/27/10 tanggal 16 Januari 2016
tentang Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Verifikasi
dan Penelaahan Dokumen Pertanggungjawaban
Keuangan atas Pemberian Honorarium Tahun 2014.
Namun sampai saat ini belum ditindaklanjuti/
ditanggapi.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 113 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 96
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2015
NO TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
1 Penyajian Saldo Kas Besi
Tidak Sesuai Rekening Koran
dan Penyelesaian Perbedaan
Pagu Berlarut-Larut, terdapat
Peminjaman Kas Besi yang
Tidak Jelas Penggunaan dan
Penyelesaiannya, serta
Terdapat Pengembalian
Peminjaman Kas Besi ke Kas
Negara
• Biro Keuangan telah berkoordinasi dengan
Inspektorat Jenderal untuk membentuk tim terpadu
untuk menelusuri penggunaan Kas Besi dan akan
meminta pertanggungjawaban kepada pihak terkait.
• Kemenlu telah melakukan koordinasi dengan
Perwakilan RI untuk menelusuri penggunaan Kas
Besi. Berdasarkan data pinjaman Kas Besi posisi 31
Desember 2016, beberapa Perwakilan RI telah
menyelesaikan pinjaman Kas Besi yang telah
digunakan (Bandar Sri Begawan, Bangkok,
Bratislava, Brussel dan Vanimo) sehingga saldo Kas
Besi telah sesuai dengan Pagu.
• Irwil I telah melakukan desk audit terkait
penggunaan Kas Besi KJRI Johor Bahru untuk
mendapatkan kejelasan penyelesaian
permasalahannya, namun demikian belum diperoleh
informasi penggunaannya sehingga akan dilakukan
desk audit lagi pada TW I TA 2017 sambil
menunggu kelengkapan dokumen dari KJRI Johor
Bahru.
• Biro Keuangan telah menelusuri perbedaan pagu
Kas Besi serta meningkatkan sosialisasi penyajian
Kas Besi dalam LK Kemenlu. Hal ini salah satunya
dilakukan dengan diterbitkannya Buku “Pedoman
dan Kebijakan Akuntansi Kementerian Luar Negeri”
dan telah digunakan dalam penyusunan LK
Kemenlu Tahun 2017.
• Dengan Keputusan Sekjen Nomor
11/B/KP/X/2016/02 tanggal 13 Oktober 2016 telah
dibentuk Gugus Tugas 2 untuk menyelesaikan
masalah PFK minus dan Kas Besi di Kemenlu TA
2016. Sebagai tindak lanjut, sepanjang 2016 s.d.
2017 proses permintaan pertanggungjawaban
kepada pihak terkait telah dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dan Tim Penyelesaian
Kerugian Negara (TPKN).
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 114 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2. Pembukuan Fihak Ketiga
(PFK) Minus sebesar
US$1.697.085,86 Belum
Disajikan Secara Wajar
Dalam Laporan Keuangan
dan Penyelesaiannya
Berlarut-Larut
Telah dilakukan kegiatan rekonsiliasi update data PFK
minus tanggal 30 Juni 2016, namun belum ada
koordinasi terkait penyelesaian PFK minus dan
rekomendasi BPKP yang menjadi beban pribadi.
Biro Keuangan telah berkoordinasi dengan Direktorat
APK Kemenkeu untuk penyajian dan pengungkapan PFK
minus dalam LK Kemenlu dengan surat
No.146/13/KU/07/2016/20 tanggal 15 Juli 2016,
meskipun secara resmi surat dimaksud belum
mendapatkan tanggapan.
Telah diterbitkan Buku “Pedoman dan Kebijakan
Akuntansi Kementerian Luar Negeri” dan telah
digunakan dalam penyusunan LK Kemenlu Tahun 2017,
di antaranya untuk menyajikan PFK Minus secara lebih
memadai.
Dalam
proses
tindak
lanjut
3 Saldo Koreksi Lain-Lain,
Dampak Kumulatif
Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan
Mendasar Pada Laporan
Perubahan Ekuitas Kemenlu
Belum Dapat Diyakini
Kewajarannya
Kepala Biro Keuangan telah berkoordinasi dengan
Direktorat APK Kemenkeu dengan surat Nomor
146/13/KU/07/2016/20 tanggal 15 Juli 2016, dan
menyampaikan kembali surat permintaan tanggapan dari
DAPK No. 23695/KU/11/2016/20 tanggal 21 November
2016.
Telah diadakan bimbingan teknis penyusunan Laporan
Keuangan.
Dalam
proses
tindak
lanjut
4 Saldo Persediaan pada
Neraca Kementerian Luar
Negeri Per 31 Desember
2015 Belum Disajikan Secara
Memadai dan
Penatausahaan Persediaan
Belum Tertib
Setditjen Protkons dengan Berita Nomor
B-10426/KEMLU/161123 telah menyampaikan ke
seluruh Perwakilan RI perihal Pencatatan Persediaan
Stiker Visa Diplomatik dan Dinas pada Aplikasi
Persediaan Sistem Informasi Akuntansi Barang Milik
Negara (SIMAK-BMN) dan dengan Berita Nomor
B-00554/KEMLU/170124 telah menyampaikan Revisi
Harga Perolehan Stiker Visa Diplomatik dan Dinas untuk
Pencatatan pada aplikasi persediaan SIMAK-BMN
Telah dilaksanakan bimbingan teknis dan rapat
koordinasi pada beberapa Perwakilan RI di Beijing,
Kuala Lumpur, Cape Town, Dubai, Roma, Praha,
Vatikan, dan Lisabon.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 115 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
5 Luas dan Harga Tanah di
Sekretariat Jenderal
Kementerian Luar Negeri
dalam SIMAK BMN Tidak
Sama Dengan Hasil
Inventarisasi dan Penilaian
Kembali Aset
Kementerian Luar Negeri telah ikut dalam program
percepatan sertifikasi BMN berupa tanah tahun 2017
untuk 3 (tiga) bidang tanah yang berlokasi di Gandaria
Selatan, Cipete Selatan, dan Jalan Trunojoyo Jakarta
Selatan. Disamping 3 (tiga) bidang tanah tersebut,
sedang dalam pengusulan sertifikasi untuk 2 (dua)
bidang tanah di Cipete.
Tindak lanjut per 22 Juni 2017, Biro Umum telah
menelusuri luas tanah berkoordinasi dengan KPKNL
Jakarta I. Hasil Pengukuran untuk luas tanah di
Pejambon seluas 26.950 m2, nilai wajar
Rp862.948.103.000. Sesuai surat dari KPKNL Nomor S-
3211/WKN.07/KNL.01/2016 tanggal 25 Oktober 2016.
Nilai tersebut telah diinput dalam SIMAK BMN
Sekretariat Jenderal Tahun 2016.
Tindak Lanjut per 22 Juni 2017 Kemenlu telah ikut dalam
program percepatan sertifikasi BMN berupa tanah tahun
2017 untuk 3 bidang tanah yang berlokasi di Gandaria
Selatan, Cipete Selatan, dan Jalan Trunojoyo Jakarta
Selatan. Selain itu 2 bidang tanah di Cipete sedang
dalam pengusulan sertifikasi.
Dalam
Proses
tindak
Lanjut
6 Proses Pengadaan
Perangkat Dalam Rangka
Penguatan Infrastruktur dan
Redesign Portal Informasi
Publik, Perangkat Pendukung
Dalam Rangka Peningkatan
Layanan Private Cloud,
Perangkat Dalam Rangka
Peningkatan Keamanan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi Tidak Sesuai
Ketentuan
• Telah dilaksanakan rapat koordinasi untuk
mendapatkan klarifikasi PPK Pustekinfokom KP
mengenai kesesuaian proses pengadaan:
(1) Perangkat Penguatan Infrastruktur dan Redesign
Portal Informasi Publik, (2) Perangkat Pendukung
dalam rangka Peningkatan Layanan Private Cloud,
dan (3) Perangkat dalam rangka Peningkatan
Keamanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Menurut penjelasan PPK bahwa proses pengerjaan
ketiga pekerjaan dimaksud telah memenuhi kriteria
pekerjaan pengadaan sehingga ketiga pekerjaan
telah dibayarkan sesuai kontrak yang telah
ditandatangani oleh PPK dan pihak penyedia yang
menjadi pemenang dalam proses lelang, serta
ketiga pekerjaan telah memberikan nilai tambah dan
meningkatkan produktivitas serta kapasitas
organisasi, tata kelola, kompetensi SDM Kemenlu
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di
lingkungan Kemenlu dan Perwakilan RI di Luar
Negeri. (Nota Dinas Nomor 1099/PW/06/2016/23
tanggal 23 Juni 2016).
• Pustekinfokom KP bersama Unit Layanan
Pengadaan (ULP) akan melakukan kembali
verifikasi dokumen terkait pada 3 (tiga) jenis
pekerjaan untuk memberikan penjelasan kembali
kepada BPK.
• Telah diberikan teguran kepada Pokja Pengadaan
dan PPK (Nota Dinas Nomor 02456/PW/06/2016/22
tanggal 18 Juni 2016).
Dalam
Proses
tindak
Lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 116 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
7 Pembayaran Tunjangan
Penghidupan Luar Negeri
Pada Enam Perwakilan
Belum Dilaksanakan Sesuai
Dengan Ketentuan
Perwakilan RI di Kuala Lumpur, Osaka, Shanghai dan
Beijing telah menyetorkan kelebihan pembayaran TPLN
ke Kas Negara. Untuk KBRI Bangkok masih dalam
cicilan, sedangkan KBRI Tokyo masih dalam proses.
Untuk KBRI Kuala Lumpur, kekurangan telah dibayar ke
yang bersangkutan sebesar US$384.
Tindak Lanjut per 10 Juli 2016:
• KBRI Kuala Lumpur US$197,38 (lunas);
• KJRI Osaka US$13.005 (lunas sebelum LHP);
• KJRI Shanghai US$11.232 (lunas sebelum LHP);
• KBRI Beijing US$5.241,60 (lunas);
• KBRI Tokyo US$9.868,50 (belum lunas);
• KBRI Bangkok US$5.832 (kurang US$5.643,45)
dan TSR Bangkok US$95,45 (belum lunas).
Dalam
proses
tindak
lanjut
8 Pembayaran TPLN BPKRT
Tidak Memiliki Dasar
Ketentuan Yang Jelas dan
Tidak Ada Ketentuan
Tunjangan Keluarga BPKRT
dan Petugas Komunikasi
Yang Tidak Mengikuti
Penugasan di Perwakilan
Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri telah melakukan koordinasi
dengan pemangku kepentingan di internal Kemenlu dan
Kementerian teknis terkait guna menyusun ketentuan
mengenai pembayaran TPLN beserta tunjangan
keluarga BPKRT dan Petugas Komunikasi. Ketentuan
tersebut akan diatur dalam Perpres sekaligus mengatur
seluruh unsur dalam Perwakilan RI di luar negeri.
Untuk menyiapkan peraturan tersebut, Menteri Luar
Negeri telah mengajukan ijin prakasa Perpres tentang
APTLN bagi anggota ASN, anggota TNI dan anggota
Polri yang ditempatkan di luar negeri dengan surat
Nomor 288/KU/06/2017/03/01 tanggal 2 Juni 2017.
Dalam
proses
tindak
lanjut
9 Penyelenggaraan Konferensi
Tingkat Tinggi Asia Pasifik
dan Afrika Tahun 2015 Tidak
Sesuai Dengan Kontrak
• PPK telah meminta kelebihan pembayaran sebesar
Rp1.167.965.555,00 dengan Nota Dinas
Nomor 12702/KU/06/2016/29 tangal 13 Juni 2016.
Atas Nota Dinas tersebut, PCO dalam hal ini PT.
Exponent telah :
- Menyampaikan tanggapan dan jawaban yang
disampaikan kepada PPK melalui Surat
Nomor 016/EMV-EKS/VI/2016 tanggal 13 Juni 2016
(secara fakta diterima pada tanggal 14 Juli 2016).
Pihak PCO beranggapan bahwa temuan-temuan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
- Mengembalikan uang sebesar Rp42.000.000 ke
Kas Negara pada 21 Agustus 2017 atas kelebihan
pembayaran sewa ruangan Nuri Room 2.
• Telah diberikan teguran kepada PPK dan PPHP
yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 117 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
10 Sebagian Tanah Kavling Milik
Sekretariat Jenderal
Kementerian Luar Negeri di
Komplek Perumahan Pondok
Aren, Cipadu Jurangmangu
dan Kreo Dikuasai Pihak Lain
dan Dimanfaatkan Tidak
Sesuai Peruntukannya
Pada tahun 2016, Tim Pemeriksa Klarifikasi atas Surat
Somasi terkait hak atas tanah kavling Sekretariat
Jenderal Kemenlu yang terdiri atas Biro Perlengkapan,
Itwil 3, Biro Kepegawaian dan Direktorat Hukum telah
melakukan pemanggilan/permintaan keterangan
terhadap 26 orang yang dihadiri oleh 18 orang.
Selanjutnya telah dilakukan pemanggilan kedua untuk 8
(delapan) orang yang belum hadir. Berita Acara
Pemeriksaan untuk masing-masing orang terlampir.
Dalam
proses
tindak
lanjut
11 Penyelesaian Status Tanah
di Cibubur dan Cijantung
Sebagai Stasiun Pemancar
dan Penerima Radio
Komunikasi ke Luar Negeri
dan Gedung Peralatan Milik
Pusat Komunikasi
Kementerian Luar Negeri
Berlarut-Larut
• Pada tanggal 28 Februari 2017, Kemenlu (Irjen, Plt.
Karo Umum dan Staf), Kepala Badan Instalasi
Strategis Nasional (Kabainstrans) Kemenhan, wakil
BPN Pusat, wakil DJKN Kemenkeu telah melakukan
rapat koordinasi dalam rangka menyelesaikan
status tanah Cibubur dan Cijantung sesuai Nota
Dinas Sekjen Nomor 00796/PL/03/2017/26/03.
• Menindaklanjuti rapat terdahulu pada tanggal 13
April 2017, telah dilakukan rapat koordinasi kembali
untuk menyelesaikan permasalahan status tanah
Cibubur-Cijantung.
• Belum terdapat kesepakatan antara Kemenhan dan
Kemenlu terhadap status tanah Cijantung.
Dalam
proses
tindak
lanjut
Tabel 97
Tindak Lanjut Temuan BPK RI atas LK Kemenlu
Tahun 2016
NO
TEMUAN TINDAK LANJUT STATUS
Temuan Sistem Pengendalian Internal
1 Penatausahaan dan
Pengendalian Kas di
Bendahara Pengeluaran
Belum Memadai dan
Penyelesaian Sisa UP
Tahun 2015 Akibat Selisih
Kurs Belum Tuntas
• Kemenlu telah melakukan revisi anggaran dan telah
melakukan penyetoran ke Kas Negara untuk
penyelesaian sisa UP/TUP Tahun 2015 di 36
Perwakilan. Berdasarkan Surat KPPN Jakarta I Nomor
S-6907/WPB.12/KP/018/2017, KPPN menyampaikan
bahwa transaksi penyetoran selisih kurang Sisa
UP/TUP 2015 telah tercatat di SPAN secara otomatis
dan telah dilakukan update Kartu Pengawasan
UP/TUP tahun 2015 Satker terkait secara manual.
• Sekretariat Jenderal telah melakukan finalisasi
terhadap Buku “Pedoman dan Kebijakan Akuntansi
Kementerian Luar Negeri”, dan telah digunakan dalam
penyusunan LK Kemenlu Tahun 2017. Pengukuhan
Pedoman tersebut dalam bentuk Peraturan Menteri
Luar Negeri sedang dalam proses.
• Sekretaris Jenderal telah menyampaikan berita
kepada Kepala Perwakilan RI di Zagreb terkait
peningkatan pengawasan atas pelaksanaan tugas
Kepala Kanselerai dan BPKRT (Berita
No. R-03199/KEMLU/170518 tanggal 18 Mei 2017
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 118 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
dan Berita No. R-08478/KEMLU/171130 tanggal 30
November 2017).
• Telah dibuat surat sesuai brafaks No. R.0225.170502
tanggal 18 Mei 2017, agar Kepala Kanselerai
meningkatkan pengawasan dan pengendalian tugas
BPKRT.
2 Penatausahaan dan
Pengendalian Kartu
Pengawasan Piutang/Cicilan
BPPR Belum Sepenuhnya
Memadai
Sekretariat Jenderal telah melakukan finalisasi terhadap
Buku “Pedoman dan Kebijakan Akuntansi Kementerian
Luar Negeri”yang memuat panduan pencatatan atas
pembayaran cicilan BPPR yang belum disetor ke Kas
Negara pada akhir periode pelaporan serta panduan
penyajian saldo Piutang Bukan Pajak dan Kas di
Bendahara Penerimaan, dan telah dipergunakan dalam
penyusunan LK Kemenlu Tahun 2017
Dalam
proses
tindak
lanjut
3 Pembukuan Fihak Ketiga
(PFK) Minus Belum
Terselesaikan Sebesar
US$922.67 ribu,
Penyelesaian PFK Minus
pada KBRI Kuala Lumpur
sebesar US$73.49 ribu
Belum Sesuai Ketentuan,
dan Terdapat Penggunaan
Kas Besi Sebesar
US$279.89 ribu Tidak
Tercatat Sebagai PFK Minus
• Sekretaris Jenderal akan menugaskan Gugus Tugas
Penyelesaian PFK minus untuk menyelesaikan PFK
minus sebesar US$922.674,98 sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
• Itjen telah membentuk Tim Peninjauan Kembali untuk
melakukan peninjauan kembali penyelesaian PFK
minus di KBRI Kuala Lumpur dan tengah melakukan
peninjauan kembali antara lain dengan meminta
penjelasan pihak-pihak terkait, baik di KBRI KL
maupun Pusat, yang terlibat dalam proses
penyelesaian PFK minus dimaksud (Berita
Nomor R-04918/KEMLU/170720).
• Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita kepada
Kepala Perwakilan RI di Kuala Lumpur agar
memberikan sanksi sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil kepada Kepala
Kanselerai dan BPKRT yang menjabat saat
penyelesaian PFK minus dimaksud (Berita
Nomor R-03198/KEMLU/170518 tanggal 18 Mei
2017).
• Sekretaris Jenderal telah menyampaikan berita
kepada KBRI New Delhi untuk menindaklanjuti
rekomendasi tersebut berdasarkan data dukung
terbaru yang telah diperoleh (Berita Nomor R-
03188/KEMLU/170517 tanggal 17 Mei 2017).
Dalam
proses
tindak
lanjut
4 Penatausahaan Persediaan
Belum Tertib dan
Pencatatan atas Perolehan
Persediaan Menggunakan
Mata Uang Asing Tidak
Menggunakan Kurs saat
transaksi.
• Biro Umum telah mengingatkan melalui berita ke
seluruh Perwakilan mengenai peraturan
penatausahaan persediaan dan pengelolaan BMN
(Berita Nomor B-03818/KEMLU/170510 tanggal 10
Mei 2017).
• Biro Umum telah mengirimkan berita ke seluruh
Perwakilan tentang penggunaan kurs pada
pencatatan dan penatausahaan BMN (Berita Nomor
R-03075/KEMLU/170515 tanggal 15 Mei 2017).
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 119 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
• Sekretaris Jenderal telah mengingatkan kembali
seluruh Perwakilan terkait penatausahaan persediaan
dimaksud (Berita Nomor R-03140/KEMLU/170516
tanggal 16 Mei 2017).
• Biro Umum sedang memfinalisasi petunjuk teknis
Penyusunan Laporan BMN.
5 Pencatatan Transfer Masuk
dan Transfer Keluar
Persediaan Belum Tertib
• Biro Umum telah melakukan pertemuan dengan Ditjen
Imigrasi dan Satker terkait Kemenlu membahas SOP
pengiriman dan pencatatan dokumen keimigrasian
pada tanggal 10 Mei 2017 dan 17 Mei 2017.
• Kemenlu dan Ditjen Imigrasi sepakat membentuk Tim
untuk menyusun SOP dan mekanisme rekonsiliasi
dokumen keimigrasian.
• Pada bulan Juni – Juli 2017, Biro Umum telah
melakukan sosialiasi dan bimbingan teknis pencatatan
pada Aplikasi Persediaan ke Perwakilan di
Guangzhou, Mumbai, New Delhi, Hanoi, Osaka,
Istanbul, Sofia, Darwin, Tawau, Abu Dhabi dan Johor
Bahru.
• Sekjen Kemenlu melalui Karo Umum telah
mengirimkan surat kepada Direktur Lalu Lintas
Keimigrasian, Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan
HAM, terkait pengiriman dan pencatatan dokumen
imigrasi dan konsuler.
• Pada bulan Februari 2018 telah dilakukan pertemuan
dengan Ditjen Imigrasi untuk membahas proses
rekonsiliasi data pencatatan dokumen keimigrasian ke
depannya antara Ditjen Imigrasi dan Kemenlu.
Dalam
proses
tindak
lanjut
6 Penatausahaan Aset Tetap
Belum Tertib dan
Pencatatan atas Perolehan
Aset Tetap Menggunakan
Mata Uang Asing Tidak
Menggunakan Kurs Saat
Transaksi
• Biro Umum telah mengingatkan melalui berita ke
seluruh Perwakilan mengenai peraturan
penatausahaan persediaan dan pengelolaan BMN
(Berita Nomor B-03818/KEMLU/170510 tanggal 10
Mei 2017).
• Biro Umum telah mengirimkan berita ke seluruh
Perwakilan tentang penggunaan kurs pada
pencatatan dan penatausahaan BMN (Berita
Nomor R-03075/KEMLU/170515 tanggal 15 Mei
2017).
• Sekretaris Jenderal telah mengingatkan kembali
seluruh Perwakilan terkait penatausahaan aset tetap
dimaksud (Berita Nomor R-03140/KEMLU/170516
tanggal 16 Mei 2017).
• Biro Umum telah mengirimkan surat ke Direktorat
BMN DJKN tentang pencatatan tanah dan gedung
KBRI London (Berita Nomor B-09431/KEMLU/170516
tanggal 16 Mei 2017).
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 120 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
• Biro Umum sedang memfinalisasi petunjuk teknis
Penyusunan Laporan BMN.
7 Terdapat Realisasi
Penggunaan Belanja Barang
Tidak Sesuai dengan
Peruntukannya
Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita ke
Perwakilan tentang penggunaan belanja barang agar
sesuai peruntukannya (Berita Nomor
R-03140/KEMLU/170516 tanggal 16 Mei 2017)
Dalam
proses
tindak
lanjut
8 Penatausahaan dan
Pengendalian PNBP Jasa
Konsuler dan Imigrasi KJRI
Jeddah Belum Memadai
Sekretaris Jenderal telah mengirimkan Berita
Nomor R-03187/KEMLU/170517 tanggal 17 Mei 2017
agar Kepala Perwakilan RI di Jeddah:
• Menetapkan kebijakan yang mengatur mekanisme
pengawasan dan pengendalian PNBP Bea Jasa
Konsuler dan mekanisme rekonsiliasi data jumlah
penerimaan PNBP dan pemakaian dokumen imigrasi;
• Segera menyetorkan PNBP sebesar SAR13.590,00
ke Kas Negara dan mengirimkan bukti setor tersebut
ke Pusat; dan
• Melakukan peningkatan monitoring secara reguler
terhadap pengelolaan PNBP Bea Jasa Konsuler dan
Imigrasi.
Dalam
proses
tindak
lanjut
9 Penyelesaian Tahanan Gaji
untuk Lima Pegawai
Pusdiklat Kementerian Luar
Negeri Berlarut-Larut
Biro SDM telah mengadakan rapat koordinasi dengan
BKN dan melibatkan Satker terkait. Sesuai masukan
BKN, Kemenlu sedang memfinalisasi konsep SK Menlu
tentang pemberhentian pegawai dimaksud. Berdasarkan
SK tersebut, tahanan gaji akan disetorkan ke Kas
Negara.
Dalam
proses
tindak
lanjut
10 Pengelolaan Pembayaran
Kontribusi Organisasi
Internasional Belum Sesuai
Dengan Keppres No. 64
Tahun 1999 Tentang
Keanggotaan Indonesia Dan
Kontribusi Pemerintah
Republik Indonesia Pada
Organisasi-Organisasi
Internasional
• Melakukan perubahan atas Keppres Nomor 64 Tahun
1999 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Pemri
dalam bentuk Peraturan Presiden.
• Melakukan rapat koordinasi dengan satker di
Kemenkeu dan KemenPPN/Beppenas untuk
membahas pengelolaan penganggaran kontribusi
Pemri pada Organisasi Internasional (OI) sekaligus
stocktaking permasalahan yang nantinya akan
menjadi bahan masukan dalam penyusunan RPerpres
revisi Keppres No.64/1999.
• Menyampaikan surat Menteri Luar Negeri Nomor
306/TI/06/2017/07/01 tanggal 9 Juni 2017 kepada
para Menteri instansi penjuru (focal point) terkait
perihal permintaan laporan tahunan tentang manfaat
keanggotaan OI yang diikuti masing-masing K/L.
• Sudah ada hasil rapat Pokja Pengkaji per tanggal 2-4
Juni 2017. Hal ini menunjukkan adanya koordinasi
dalam mengoptimalkan pengkajian keanggotaan RI
pada OI.
• Sekretariat Jenderal telah melakukan finalisasi
terhadap Buku Pedoman Akuntansi Kemenlu, dan
telah digunakan dalam penyusunan LK Kemenlu
Tahun 2017, termasuk penyajian pengakuan utang
atas tagihan kontribusi OI.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 121 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
11 Honorarium Pengajar Diklat
dan Konsumsi Tidak Sesuai
Standar Biaya Masukan TA
2016 dan Melebihi Jumlah
Peserta di Pusat Pendidikan
dan Latihan Kemenlu
• Sekjen telah memberi sanksi sesuai PP Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin PNS kepada Kapusdiklat
dan penyelenggara Diklat Sesparlu.
• Sekretaris Jenderal telah memerintahkan Kapusdiklat
untuk memberikan sanksi sesuai PP No. 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, kepada
PPK dan Penyelenggara Diklat DNDT (Nota Dinas
Nomor 02499/KU/07/2017/25/03 tgl 5 Juli 2017).
• Pusdiklat telah menyetorkan seluruh kelebihan
honorarium kegiatan Diklat dari para narasumber
sesuai daftar lampiran hasil pemeriksaan BPK
sebesar Rp 188.732.000,00 ke Kas Negara (Nota
Dinas Kepala Psdiklat No. 01088/KU/01/2018/18
tanggal 10 Januari 2018).
Dalam
proses
tindak
lanjut
12 Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Biaya
Operasional Khusus Kepala
Perwakilan KBRI Zagreb dan
KBRI Sarajevo Tidak Sesuai
Ketentuan
• Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita kepada
Kepala Perwakilan RI di Sarajevo agar
mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOK
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Berita Nomor
R-03185/KEMLU/170517 tanggal 17 Mei 2017).
• Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita kepada
Kepala Perwakilan RI di Zagreb untuk segera
memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku
kepada Sdr. WS yang telah menggunakan dan
mempertanggungjawabkan dana BOK tidak sesuai
dengan ketentuan (Berita Nomor
R-04571/KEMLU/170710)
Dalam
proses
tindak
lanjut
13 Kegiatan Representasi pada
KBRI Zagreb, KBRI Sarajevo
dan KBRI Seoul
Dilaksanakan Tidak Sesuai
Ketentuan dan Kelebihan
Pembayaran atas Biaya
Representasi Sebesar
Rp10,16 juta
• Sekretaris Jenderal telah mengirimkan berita kepada
Kepala Perwakilan RI di:
-Zagreb (R-03199/KEMLU/170518);
- Sarajevo (R-03185/KEMLU/170717);
- Seoul (R-03189/KEMLU/170517);
terkait instruksi agar Perwakilan memperbaiki
prosedur pelaksanaan representasi.
• Telah dilakukan perbaikan prosedur pelaksanaan,
yaitu bahwa home staff diplomatik harus mengajukan
ijin tertulis sebelum melakukan kegiatan representasi
di Perwakilan.
• Kelebihan pembayaran penggantian biaya
representasi KBRI Zagreb sebesar US$766,52 (eqv.
Rp10.160.943,50) telah disetorkan ke Kas Negara
pada April 2017 (NTPN 54B0E3LGI8RBTCEO).
Dalam
proses
tindak
lanjut
14 Kurang Volume Pekerjaan
Renovasi Penghawaan
Gedung Tower Sebesar
Rp68,18 juta
• PT CASM telah mengembalikan kelebihan
pembayaran akibat kesalahan perhitungan tambah
kurang kontrak dan menyetorkan uang sebesar
Rp70.590.300 ke Kas Negara pada tanggal 17 Juni
2017 (NTPN 6558F0VSNRHAOSHP).
• Sekretaris Jenderal telah menginstruksikan Kepala
Biro Umum untuk memberikan sanksi sesuai PP
No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil kepada PPK dan PPHP (Nota Dinas
Nomor 02496/KU/07/2017/25/03 tanggal 5 Juli 2017).
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 122 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
.
15 Pengadaan Dokumen
Kekonsuleran pada Ditjen
Protokol Dan Konsuler
Tahun 2016 Belum Sesuai
Ketentuan
• Ditjen Protokol dan Konsuler (Protkons) pada tanggal
23 Maret 2017 telah berkoordinasi dengan Direktorat
Jenderal Imigrasi dan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah (LKPP) untuk membahas
metode pengadaan dokumen kekonsuleran.
• Direktur Jenderal Protkons memerintahkan PPK
bekerjasama dengan Politeknik Negeri Media Kreasi
Jakarta (PNMKJ), sesuai arahan LKPP, untuk
menyusun HPS pengadaan dokumen kekonsuleran.
• SOP Pengadaan Dokumen Kekonsuleran akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Sekretaris Ditjen Protkons telah menindaklanjuti
dengan mengirimkan surat kepada Direktur Advokasi
dan Penyelesaian Sanggah Wilayah I Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada
tanggal 12 Mei 2017, namun belum terdapat jawaban
atas surat dimaksud.
• Berdasarkan laporan pada Memorandum Kabag
Umum No. 066575/PL/04/2017/62 tanggal 27 April
2017, telah dibahas penyusunan HPS pengadaan
dokumen kekonsuleran. Namun belum terdapat
perintah kepada PPK untuk menyusun HPS sesuai
rekomendasi.
Dalam
proses
tindak
lanjut
16 Pelaksanaan Rapat di dalam
kantor pada Tujuh Satker
Pusat Kemenlu Belum
Sesuai Dengan Ketentuan
• Plt. Inspektur Jenderal telah meminta Sekretaris
Jenderal untuk memberikan sanksi sesuai PP 53
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
kepada Bendahara Pengeluaran pada Pusdiklat,
Pustekinfokom KP, Biro Sumber Daya Manusia dan
Biro Perencanaan dan Organisasi terkait Pelaksanaan
Rapat di Dalam Kantor yang belum sesuai dengan
ketentuan (Nomor 02228/PW/06/2017/67/11 tangal 9
Juni 2017):
- Kapustekinfokom KP telah menerbitkan Keputusan
Nomor 1202/KU/06/2017/19 tentang Penjatuhan
Hukuman Disiplin Teguran Lisan
• Plt. Inspektur Jenderal telah meminta Direktur
Jenderal HPI, Direktur Jenderal Aspasaf, dan Direktur
Jenderal Protkons untuk memberikan sanksi sesuai
PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil kepada Bendahara Pengeluaran Satker masing-
masing terkait Pelaksanaan Rapat di Dalam Kantor
yang belum sesuai dengan ketentuan (No.
02227/PW/06/2017/67/11 tgl 9 Juni 2017).
- Dirjen HPI telah mengeluarkan Keputusan
Nomor 16/RO/05/2017/08 tentang Penjatuhan Disiplin
Teguran Lisan (Nomor 026608/KU/06/2017/57);
- Dirjen Aspasaf telah mengeluarkan Keputusan
Penjatuhan Disiplin Teguran Lisan
(Nomor 27125/KU/2017/27).
• Sekretariat Jenderal telah menyusun dan menerbitkan
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 tahun 2018
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 123 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar
Negeri dan Dalam Negeri pada Kementerian Luar
Negeri untuk menyeragamkan pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kegiatan RDK.
• Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal akan
menyelenggarakan pertemuan dengan seluruh
Pengelola Keuangan di Pusat secara berkala untuk
mensosialisasikan kebijakan dan peraturan terkait
penyelenggaraan RDK dan kegiatan rapat lainnya.
17 Pelaksanaan Kegiatan Paket
Meeting pada Ditjen KS
Asean, Ditjen Protokol dan
Konsuler dan Biro
Perencanaan dan
Organisasi Tidak Sesuai
Ketentuan
• Sekretariat Jenderal telah menyusun dan menerbitkan
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 tahun 2018
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar
Negeri dan Dalam Negeri pada Kementerian Luar
Negeri untuk menyeragamkan pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kegiatan paket meeting.
• Sekretaris Jenderal telah memerintahkan Kepala Biro
PO untuk memberikan sanksi sesuai PP 53 tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil kepada
Penanggung Jawab kegiatan dan PPK di Biro PO
(Nomor 02493/KU/07/2017/25/03 tgl 5 Juli 2017).
• Plt. Inspektur Jenderal telah meminta Direktur
Jenderal Kerja Sama ASEAN, dan Direktur Jenderal
Protkons untuk memberikan sanksi sesuai PP 53
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
kepada Penanggung Jawab kegiatan dan PPK di Unit
kerja pada Satker masing-masing (No.
02230/PW/06/2017/67/11 tgl 9 Juni 2017).
Dalam
proses
tindak
lanjut
18
Pemalsuan Dokumen Oleh
Pegawai Setempat pada
KBRI Zagreb Merugikan
Negara Sebesar
HRK46.880,74 eqv. Rp90,29
juta
• Kepala Perwakilan RI di Zagreb telah memberhentikan
dengan tidak hormat Sdr. IPS sebagai Pegawai
Setempat dan menarik kerugian negara dari yang
bersangkutan.
Ganti rugi dari Sdr. IPS sebesar US$3.805,70 (eqv.
Rp50.528.279) telah disetor ke Kas Negara (NTPN
1C6AE3M741KUUSEO) pada April 2017 (Berita
Nomor R-00038/ZAGREB/170314 tanggal 14 Maret
2017 perihal Tindak Lanjut Penanganan Kasus
Tindakan Kriminal Local Staff Administrasi KBRI
Zagreb Sdr. Irwan Perdana Suman/
laporan kedua).
• Melalui Berita Nomor R-03199/KEMLU/170518
tanggal 18 Mei 2017, Sekretaris Jenderal telah
memerintahkan Kepala Perwakilan RI di Zagreb agar:
- Memberikan sanksi sesuai PP 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil kepada BPKRT
dan Kepala Kanselerai dan menyampaikan laporan ke
Pusat;
- Memberdayakan satgas SPI KBRI Zagreb terutama
dalam pengendalian dan pengelolaan keuangan
negara.
Dalam
proses
tindak
lanjut
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 124 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Penyelesaian
Selisih
Tunjangan
Penghidupan
Luar Negeri
(TPLN) telah
mencapai 97,73
persen
atau sebesar
US$343.509,78
F.2. PENYELESAIAN PENGEMBALIAN SELISIH TUNJANGAN
PENGHIDUPAN LUAR NEGERI (TPLN) ATAS PEMBERLAKUAN
PERMENLU 04 TAHUN 2009 dan PENYELESAIAN SELISIH
LUMPSUM TIKET MUTASI LUAR NEGERI PADA PERWAKILAN RI
Menindaklanjuti temuan BPK RI tahun 2010, Sekretaris Jenderal telah
mengeluarkan instruksi kepada 97 Perwakilan yang menerapkan kenaikan
TPLN berdasarkan Permenlu 04 Tahun 2009 untuk mengembalikan selisih
TPLN dimaksud ke Kas Negara. Penyampaian permohonan pengembalian
disampaikan juga kepada Atase Teknis melalui Kementerian terkait dan
disampaikan secara langsung kepada yang bersangkutan. Tercatat 615 home
staff yang harus mengembalikan kelebihan TPLN dimaksud dengan nilai total
sebesar US$351.464,54.
Biro Keuangan bersama dengan Inspektorat Jenderal telah melakukan
berbagai upaya pengembalian kelebihan TPLN akibat penerapan Permenlu
04 Tahun 2009 melalui penyampaian surat penagihan kepada yang
bersangkutan, penyampaian berita ke Perwaikilan dan bersurat kepada
Kementerian teknis untuk penyelesaian kelebihan TPLN dimaksud.
Atas upaya yang dilakukan, sampai dengan 31Desember 2017, Kemenlu
telah berhasil mengembalikan US$343.509,78 atau sebesar 97,74 persen ke
Kas Negara, sedangkan US$7.954,76 atau 2,26 persen yang merupakan
kewajiban bagi 13 (tiga belas) orang masih terus diupayakan
pengembaliannya.
Dikarenakan hasil rapat TPKN belum menetapkan pengembalian selisih TPLN
dimaksud sebagai kerugian negara, Kemenlu belum mencatat selisih TPLN
tersebut ke dalam daftar kerugian negara Kemenlu dan belum mengakui
selisih TPLN dimaksud sebagai Piutang TP/TGR.
Penyelesaian
Selisih Lumpsum
Tiket Mutasi
Telah Mencapai
78,21% atau
sebesar Rp
9.398.534.851,00
Menindaklanjuti hasil temuan BPK atas Laporan Keuangan Kemenlu Tahun
2011, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan bersama Inspektorat Jenderal
melakukan penghitungan atas kelebihan pembayaran tiket mutasi luar negeri
periode September 2010 sampai dengan Juni 2011.
Dalam rangka penyajian nilai Selisih Lumpsum Tiket Mutasi Luar Negeri
tersebut di dalam Laporan Keuangan Semester I Kemenlu Tahun 2012, telah
dilakukan penghitungan perkiraan awal sebesar Rp12.939.112.350,00 dari
sejumlah 284 orang yang harus melakukan penyetoran pengembalian Selisih
Lumpsum Tiket Mutasi Luar Negeri dimaksud. Setelah reviu Itjen, maka
perkiraan awal tersebut berubah menjadi sebesar Rp12.131.569.670,00
mengingat terdapatnya penyesuaian klasifikasi kelas untuk tiket yang
digunakan oleh home staff beserta keluarga dan perhitungan selisih kurs
berjalan.Selanjutnya terdapat penyesuaian nilai yang harus dikembalikan oleh
3 (tiga) orang home staff dari tanda bukti pembelian tiket at cost, sehingga
jumlah keseluruhan pengembalian selisih tiket per 31 Desember 2017 adalah
sebesar Rp12.017.376.288.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 125 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Sejak Desember 2012 sampai dengan 31 Desember 2017, pengembalian
selisih lumpsum tiket mutasi penempatan home staff ke Perwakilan RI di Luar
Negeri periode September 2010 s/d Juni 2011 yang telah disetorkan ke Kas
Negara adalah sebesar Rp9.398.534.851 atau 78,21 persen dari nilai
keseluruhan berasal dari 262 orang. Sementara yang belum disetorkan oleh
pegawai adalah sebesar Rp2.618.841.437 atau 21,79 persen dari nilai
keseluruhan, dengan rincian penyelesaian sebagai berikut:
- 14 orang telah melakukan cicilan pengembalian selisih lumpsum tiket
penempatan, sehingga sisa yang masih harus dicicil sebesar
Rp1.399.637.987.
- 22 orang belum melakukan pengembalian selisih lumpsum tiket
penempatan dengan jumlah Rp1.219.203.450.
Sampai dengan 31 Desember 2017 terdapat pengembalian selisih lumpsum
tiket penempatan sebesar Rp272.508.850 dari sisa tagihan per 31 Desember
2016 dengan rincian adalah sebagai berikut:
Tabel 98
Pengembalian Selisih Lumpsum Tiket
(dalam Rupiah)
KETERANGAN
PEMBAYARAN
SALDO PER
31/12/2016
PENAMBAHAN PENGURANGAN/
PELUNASAN
SALDO PER
31/12/2017
1. Lancar *) 1.672.146.837 - (272.508.850) 1.399.637.987
2. Macet *) 1.219.203.450 - - 1.219.203.450
Jumlah 2.891.350.287 - (272.508.850) 2.618.841.437
KETERANGAN:
*) Lancar = pengembalian dicicil pegawai secara rutin setiap bulan
Macet = pengembalian dicicil/dibayar pegawai tidak rutin atau > 6 bulan
Terkait dengan belum selesainya pengembalian selisih lumpsum tiket
penempatan home staff ke Perwakilan RI di Luar Negeri periode September
2010 s/d Juni 2011 tersebut, Kemenlu terus mengupayakan penyelesaiannya
sesuai mekanisme dan ketentuan yang berlaku.
Pencatatan pengembalian selisih lumpsum tiket penempatan home staff pada
Tahun 2014 diakui sebagai Piutang Lainnya pada Piutang Bukan Pajak.
Namun sesuai hasil rapat Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN),
pengembalian selisih tiket penempatan ini pada Tahun 2017 tidak termasuk
dalam Piutang Bukan Pajak karena belum ada penetapan resmi atas
pengembalian tersebut.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 126 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Nilai PFK Minus
sampai dengan
31 Desember
2017 sebesar
eqv.
US$1.185.117,73
dan PFK yang
digunakan Atnis
sehingga
menyebabkan
PFK minus pada
Kemenlu
F.3. PEMBUKUAN FIHAK KETIGA (PFK) MINUS PADA PERWAKILAN RI
DI LUAR NEGERI
Pada beberapa Perwakilan RI di Luar Negeri, terdapat pengeluaran belanja
yang melampaui pagu anggaran DIPA yang telah dialokasikan. Pengeluaran
belanja yang melampaui pagu anggaran tersebut sebagian besar diakibatkan
oleh selisih kurs antara kurs yang ditetapkan dalam DIPA berbeda dengan
kurs transfer dana Uang Persediaan (UP) yang diterima Perwakilan.
Dengan berkurangnya dana UP yang diterima Perwakilan untuk pengeluaran
belanja suatu kegiatan mengakibatkan terpakainya dana Kas Besi Perwakilan.
Sementara menunggu disetujuinya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang
diusulkan Perwakilan ke Pusat c.q. Biro Perencanaan dan Organisasi (BPO),
pengeluaran atau belanja yang menggunakan dana Kas Besi kemudian
dibukukan sebagai Pihak Ketiga (PFK) minus.
Setjen bersama Itjen dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (BPKP) terus
berupaya untuk menyelesaikan permasalahan PFK Minus di Satker
Perwakilan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran melalui
opsi:
• Revisi Anggaran dengan sumber dana melalui optimalisasi anggaran
satuan kerja yang bersangkutan;
• Revisi Anggaran dengan sumber dana dari Pusat (Cadangan Sekretariat
Jenderal);
• Revisi Anggaran dengan sumber dana antar satuan kerja.
Upaya-upaya penyelesaian PFK Minus Perwakilan RI yang telah dilakukan di
sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 antara lain melalui optimalisasi
anggaran satker perwakilan sesuai dengan PMK No. 10/PMK.02/2017 tentang
Tata Cara Revisi Anggaran.
Adapun nilai PFK minus yang harus diselesaikan Kementerian Luar Negeri
per 31 Desember 2017 tercatat sebesar eqv.US$479.541,94. Berdasarkan
saldo akhir tersebut, telah dilakukan penyelesaian serta koreksi penambahan
dan pengurangan terhadap PFK minus sebesar eqv.US$705.575,79.
Sehingga pada 31 Desember 2017 (Audited) Saldo PFK Minus adalah
sebesar eqv.US$1.185.117,73.
Tabel 99
Daftar Saldo PFK Minus
URAIAN EQV. US$
Jumlah PFK Minus per 31 Desember 2016 479.541,94
Penyelesaian PFK Minus, koreksi penambahan dan
pengurangan Audit BPK 705.575,79
Saldo Akhir PFK Minus per 31 Desember 2017 1.185.117,73
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 127 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
PFK Minus Tahun Anggaran 2017 terdapat pada beberapa Perwakilan RI di
Luar Negeri, adapun PFK tersebut terjadi dari Internal Kementerian Luar
Negeri maupun pada Atase Teknis. Terkait Anggaran yang digunakan Atnis
sehingga menyebabkan PFK minus pada Kementerian Luar Negeri. Terjadi di
3 (tiga) Perwakilan antara lain:
1. KBRI Kuala Lumpur
Sesuai dengan hasil rekonsiliasi KPPN dan Biro Keuangan Kemenlu, Sisa UP/TUP TA 2017 KBRI Kuala Lumpur adalah sebagai berikut:
1. Sisa UP Rupiah Murni = USD 207.812,37
2. Sisa UP PNBP = USD 49.238,24
3. Sisa TUP Rupiah Murni = USD -
4. Sisa TUP PNBP = USD 0,01 ( + )
Jumlah Sisa UP/TUP TA 2017 = USD 257.050,62 Namun demikian, nilai sisa UP/TUP 2017 dimaksud tidak mencerminkan posisi sebenarnya Kas di Bendahara Pengeluaran pada tanggal 31 Desember 2017. Pada kenyataannya, tidak terdapat saldo uang tunai/kertas berharga maupun saldo bank di Kas Bendahara Pengeluaran KBRI Kuala Lumpur. Berdasarkan hasil audit BPK/BPKP/Itjen, UP/Remise pada saat itu (perkiraan periode 2002 s.d. 2008) dibayarkan untuk pengeluaran yang belum atau tidak bisa dimintakan penggantiannya ke Pusat. Pengeluaran dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 100
Daftar Saldo PFK Minus pada KBRI Kuala Lumpur
(dalam US$)
NO JENIS PENGELUARAN JUMLAH
1 BPPR 39,695.31
2 PK-YAKES 732.04
3 PK-ABT SELISIH KURS 2004 2,508.13
4 PK-KBRI 3,666.14
5 PK-MOBIL DINAS 2,633.86
6 PK-ATNAKER 94,711.40
7 PK-IMIGRASI 202,275.61
8 PK-ATDAG 20,400.99
9 PK-SLO (POLRI) 12,696.44
379,319.93 JUMLAH
PFK Minus di KBRI Kuala Lumpur merupakan residual issue yang terjadi dari sebelum Simkeu Realtime diterapkan pada tahun 2010. Mengingat sisa UP/TUP 2017 dan Saldo PFK Minus tidak sama (jumlah PFK Minus lebih besar dibandingkan sisa UP/TUP), maka KBRI Kuala
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 128 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Lumpur membuat rincian Sisa UP/TUP TA 2017 (Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017) dengan perhitungan sbb:
Tabel 101
Perhitungan PFK Atnis yang Menggunakan DIPA Kemenlu pada KBRI
Kuala Lumpur
(dalam eqv. US$)
URAIAN NILAI PFK MINUS
SESUAI SIMKEU
PERSENTASE
DARI TOTAL
PFK ATNIS
NILAI PFK MINUS
ATNIS YANG
DIASUMSIKAN
MENGGUNAKAN SISA
UP/TUP KEMLU
KETERANGAN
1. PK-Atnaker 94,711.40 28.69% 60,680.50
2. PK-Imigrasi 202,275.61 61.28% 129,595.64
3. PK-Atdag 20,400.99 6.18% 13,070.68
4. PK-SLO (Polri) 12,696.44 3.85% 8,134.46
330,084.44 211,481.28
Ada copy tanda
bukti
Dengan menggunakan pendekatan tersebut di atas, maka rincian Kas di Bendahara Pengeluaran KBRI Kuala Lumpur per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
1. BPPR Minus USD 39.695,31
2. PK-YAKES USD 732,04
3. PK-ABT Selisih Kurs 2004 USD 2.508,13
4. PK-Mobil Dinas USD 2.633,86
5. PK-Atnaker USD 60.680,50
6. PK-Imigrasi USD 129.595,64
7. PK-Atdag USD 13.070,68
8. PK-SLO (Polri) USD 8.134,46
Jumlah sisa UP/TUP 2017 USD 257.050,62
2. PTRI New York
Terjadi PFK Minus belanja Pegawai tahun 2004 sd 2007 disebabkan
karena adanya belanja pegawai tersebut menggunakan dana Organisasi
Internasional (OI). PFK Minus Belanja Pegawai baru diketahui setelah
adanya pemeriksaan oleh Tim Perbaikan Pembukuan dari Biro Keuangan
sesuai Berita Acara Perbaikan Pembukuan tanggal 5 September 2008.
PFK terbentuk dari koreksi pembukuan yang menimbulkan biaya belanja
pegawai dan tidak diperoleh tanda buktinya sehingga tidak dapat diperoleh
penggantian dan menjadi tanggung jawab Bendahara dan Kepala
Kanselerai periode tersebut.
Nilai saldo PFK PTRI New York adalah sebesar USD45.529,24 yang terdiri
atas:
a) Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2004-2007 dengan saldo sebesar US$11.643,24;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 129 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
b) Belanja Barang Tahun Anggaran 2003-2007 dengan saldo sebesar US$5.250;
c) PFK Minus DIPA Tahun Anggaran 2006 dengan saldo sebesar US$4.302,50;
d) PFK Minus Penarikan Tunai Belum Dibukukan Tahun Anggaran 2005 dengan saldo sebesar US$24.333,50.
Terjadinya PFK Minus Belanja Barang 2004 s.d. 2007 disebabkan karena
adanya belanja barang yang tidak dibukukan dan belanja barang tersebut
menggunakan dana Organisasi Internasional (OI). PFK Minus belanja
barang baru diketahui setelah adanya pemeriksaan oleh Tim Perbaikan
Pembukuan dari Biro Keuangan sesuai Berita Acara Perbaikan
Pembukuan tanggal 5 September 2008. PFK terbentuk dari perbaikan
pembukuan Tim Perbaikan Pembukuan dan dapat diperoleh dari
pengeluaran-pengeluaran cek untuk belanja barang yang tidak jelas
pengggunaannya pada TA 2003-2007 sehingga tidak dapat diperoleh
penggantian dan menjadi tanggung jawab Bendahara dan Kepala
Kanselerai periode tersebut.
PFK yang terbentuk dari pengeluaran-pengeluaran belanja tahun 2006
namun tidak ditemukan tanda bukti pengeluaran yang dapat membuktikan
bahwa dana tersebut digunakan untuk keperluan kantor/dinas, sehingga
tidak dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi tanggung jawab
Bendahara dan Kepala Kanselerai periode 2006.
PFK Minus merupakan hasil koreksi yang dilakukan Tim Perbaikan
Pembukuan Biro Keuangan Kementerian Luar Negeri sesuai Berita Acara
Perbaikan Pembukuan tanggal 5 September 2008. PFK Minus tersebut
dijelaskan sebagai pengambilan uang dari bank (Chase Bank) oleh
Bendahara namun tidak dapat dibuktikan bahwa uang yang ditarik dari
Bank tersebut digunakan untuk kepentingan kantor dan PTRI New York
tidak dapat menunjukkan bukti atas penggunaan dana tersebut. Dengan
demikian, PFK Minus penarikan tunai belum dibukukan tidak dapat
memperoleh penggantian dananya dan menjadi tanggung jawab
Bendahara dan Kepala Kanselerai Tahun 2005 untuk dikembalikan ke kas
PTRI New York.
3. KBRI Pretoria
PFK Minus pada KBRI Pretoria adalah PFK Minus Kunjungan Wakil
Presiden Tahun Anggaran 2005-2006 sebesar US$32.047,78. Nilai
tersebut sudah direklas dari Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran karena
berpotensi TP/TGR pada KBRI Pretoria.
4. KBRI Lima
PFK Minus di KBRI Lima sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar US$22.837,52 eqv Rp309.402.720,96. PFK Minus sebesar US$22.837,52 merupakan belanja TPLN Home Staff tahun 2016.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 130 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
5. KBRI Port Moresby
PFK Minus di KBRI Port Moresby sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar US$21.406,91 eqv. Rp290.020.852,78. PFK Minus sebesar US$21.406,91 terdiri dari honor tetap/gaji local staff TA 2009 sebesar US$19.935,15 dan belanja barang non operasional TA 2012 sebesar US$1.471,77.
6. KBRI Abu Dhabi
PFK Minus pada KBRI Abu Dhabi adalah PFK Minus Belanja local staff
Tahun Anggaran 2009 sebesar US$19.950,56. Nilai tersebut sudah
direklas dari Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran karena telah ditetapkan
sebagai TP/TGR pada KBRI Abu Dhabi.
7. KBRI Yangon
PFK Minus di KBRI Yangon sampai dengan 31 Desember 2017 merupakan
sisa selisih saldo awal pinjaman pribadi Dubes tahun 2006 sebesar
US$16.635,39. Nilai tersebut sudah direklas dari Nilai Kas di Bendahara
Pengeluaran karena telah ditetapkan sebagai TP/TGR pada KBRI Yangon.
8. KBRI Madrid
PFK Minus di KBRI Madrid sampai dengan 31 Desember 2017 adalah
sebesar US$15.581,90 eqv. Rp211.103.601,52. PFK Minus sebesar
US$15.581,90 terdiri dari PFK Minus belanja keperluan perkantoran tahun
2017 sebesar US$13.901,18; PFK belanja pemeliharaan kendaraan dinas
dan peralatan mesin tahun 2017 sebesar US$1.510,90; dan PFK kegiatan
promosi budaya Kemendikbud TA 2017 sebesar US$169,82.
9. KBRI Roma
PFK Minus di KBRI Roma sampai dengan 31 Desember 2017 merupakan
PFK Minus Atani Tahun Anggaran 1995 sebesar US$15.420,04 eqv.
Rp208.910.701,92.
10. KBRI Muscat
PFK Minus di KBRI Muscat sampai dengan 31 Desember 2017 merupakan
belanja barang non operasional lainnya Tahun 2017 sebesar
US$10.224,28 eqv. Rp138.518.547,00.
11. KJRI Guangzhou
KJRI Guangzhou mengalami PFK Minus Atase Imigrasi tahun 2013 yakni
BPJ Minus HS Imigrasi yang belum mendapatkan penggantian dari
Kementerian Hukum dan HAM sebesar US$8.771,29.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 131 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
12. KBRI Damascus
KBRI Damascus mempunyai PFK Minus Belanja Perjalanan Dinas Tahun
2009 yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dengan saldo per 31
Desember 2017 sebesar US$11.833,66. Saldo tersebut telah ditetapkan
menjadi TP/TGR.
13. KBRI Mexico
KBRI Mexico mempunyai PFK Minus TA 2017 yang berasal dari dua (2)
sumber dana yakni :
a) Bersumber dari Dana UP/TUP TA 2017. Hal ini disebabkan adanya
kekurangan Belanja Pegawai TA 2017 yakni TPLN Home Staff TA
2017 dan Belanja Tunjangan Sewa Rumah TA 2017 serta Belanja
Langganan Daya dan Jasa Lainnya TA 2017 dengan total sebesar
US$19.645,19.
b) Selain itu, KBRI Mexico juga mengalami PFK Minus TA 2017 yang
menggunakan dana Kas Besi. Dana tersebut digunakan untuk
pengobatan staf Pustekinfokom yang sedang bertugas dalam
melakukan perjalanan dinas mengalami sakit keras dan membutuhkan
biaya pengobatan yang cukup besar yakni sebesar US$89.536,66.
Sehingga total PFK Minus KBRI Mexico City adalah sebesar USD
109,181.85.
14. KBRI Canberra
PFK Minus KBRI Canberra TA 2017 sebesar US$7306.98 terjadi karena pada saat itu adanya kekurangan dana pada Atase Perdagangan sebesar US$6.645,02 dan Atase Polri sebesar US$661,95 sehingga ada pengeluaran atnis tersebut yang menggunakan dana UP Kemlu sebelum mendapatkan penggantian dari Kementerian/Instansi masing.
15. KBRI London
PFK Minus KBRI London ini terjadi adanya belanja barang pengeluaran Atase Perhubungan TA 2017 yang belum dibukukan dalam buku Bank sebesar Eqv US$1.331,31.
16. KJRI Hongkong
KJRI Hongkong mempunyai PFK Minus yang berasal dari Kas Besi, PFK
tersebut antara lain:
a. PFK Minus belanja Pegawai tahun 2014 sd 2015 sebesar
US$109.884,32 Eqv. Rp1.488.712.767 yang belum
dipertanggungjawabkan;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 132 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
b. PFK Minus Atase Teknis (Atnis) Imigrasi KJRI Hong Kong TA 2014
dan 2015 sebesar US$44.100,39 Eqv Rp597.472.084;
c. PFK Minus Atase Teknis (Atnis) Kejaksaan KJRI Hong Kong TA 2014
dan 2015 sebesar US$4.424,11 Eqv Rp59.937.842.
17. KJRI Johor Bahru
KJRI Johor Bahru mempunyai PFK Minus yang berasal dari Kas Besi, PFK
tersebut antara lain:
a. PFK Minus Belanja Barang Jasa Konsultan Tahun Anggaran 2012
sebesar US$11.722,78 Eqv Rp158.820.223;
b. PFK Minus Dana Pemilu Tahun Anggaran 2013 sebesar
US$61.634,71 Eqv Rp835.027.051;
c. PFK Minus akibat dari Belanja yang belum dapat
dipertanggungjawabkan sebesar US$2.942,77 Eqv Rp39.868.648.
18. KJRI Kuching
KJRI Kuching terdapat Nilai PFK Minus sebesar US$70.000 Eqv
Rp948.359.968 dimana PFK Minus belanja Tahun berjalan dan sudah
dianggarkan untuk dikembalikan.
19. KBRI Berlin
KBRI Berlin mempunyai PFK Minus yang berasal dari Kas Besi, PFK
tersebut antara lain:
a. PFK Tunjangan Kemahalan Tahun Anggaran 2010 sebesar
US$6.793,22;
b. Sewa Bus Kunjungan Presiden Tahun Anggaran 2013 sebesar
US$17.599,87;
c. PFK Minus Selisih Kas Tahun Anggaran 2011-2013 sebesar
US$12.576,47;
d. PFK PK-PU Selisih Kurs atas nilai PFK Minus Euro terhadap
US$36.129,91;
e. PFK Minus PK-521219 Tahun Anggaran 2011-2013 sebesar
US$27.568,42 Eqv Rp373.496.909;
f. PFK Minus PK-524211 Tahun Anggaran 2011-2013 sebesar
US$177,37 Eqv Rp2.402.980;
g. PFK Minus Atase Perdagangan sebesar US$12.193,92 Eqv
Rp165.203.228;
h. PFk Minus Atase Pendidikan dan Kebudayaan sebesar US$2.819,53
Eqv. Rp38.198.992;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 133 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
i. PFK Minus Atase Kementerian Hukum dan HAM sebesar
US$11.597,52 Eqv Rp.157.123.200.
20. KBRI New Delhi
KBRI New Delhi memiliki PFK Minus Atase Perdagangan sebesar US$12.094,37 Eqv Rp163.854.52 dan Pembelian/Kuitansi yang belum dibukukan sebesar US$23.967,73.
21. KJRI Karachi
KJRI Karachi memiliki PFK Minus Selisih Kas Tahun Anggaran 2012-2014 sebesar US$28.073,48. PFK tersebut merupakan potensi TP/TGR.
22. KBRI Ankara
KBRI Ankara terdapat PFK Minus Kunjungan Presiden KTT G20 sebesar US$11.132,45 Eqv Rp150.822.433.
23. KJRI Kota Kinabalu
PFK Minus Kementerian Hukum dan HAM pada KJRI Kota Kinabalu Merupakan saldo minus Atase Teknis Imigrasi sudah ada sejak awal tahun 2004. Saldo minus ini terbentuk akibat dari Persekot Kerja yang diberikan untuk Atase Teknis Imigrasi dan kantor Pelaksana Tugas & Fungsi (PTF) KJRI Kota Kinabalu di Tawau yang terakumulasi. Persekot Kerja dimaksud belum dibukukan secara definitif untuk dipertanggungjawabkan, karena kuitansi-kuitansi pengeluaran tidak dikirimkan ke KJRI Kota Kinabalu.
Posisi awal saldo minus, berdasarkan hasil penelusuran adalah sebesar minus RM211.149,11 yang terdiri atas;
a) PFK - Persekot Belanja Imigrasi Tawau (PBIT) sebesar minus
RM210.692,77;
b) PFK - Persekot Belanja Atnis Tawau (PBAT) sebesar minus
RM456,34.
Selama periode 2004 hingga 2005, terdapat transaksi (keluar) untuk pembayaran persekot kepada kantor PTF dan pertanggungjawaban uang persekot (terima kuitansi) dari kantor PTF KJRI di Tawau. Sampai dengan akhir tahun 2005, posisi PFK sebesar minus RM116.620,98.
Pada tahun 2006, terdapat transaksi keluar dan masuk sebagaimana tahun sebelumnya. Namun pada tahun ini, sifatnya adalah mengganti Persekot Kerja sesuai nominal kuitansi yang dipertanggungjawabkan.
Pada akhir tahun 2006, ditransfer persekot kerja sejumlah RM15.293,68 dengan TB. 266, sehingga jumlah saldo PFK Atase Imigrasi di kantor PTF bertambah nilainya menjadi minus RM131.914,66. Pada bulan Juli tahun 2007, diterima pembayaran sebesar RM61.066,49 dengan TB. XIII, sehingga posisi terakhir PFK berkurang menjadi minus RM70.848,17.
Pada akhir tahun 2007, terdapat SIAR dari DIPA Atase Imigrasi sebesar US$15.823,48. Sisa Anggaran ini seharusnya dapat digunakan untuk menutup PFK, namun oleh karena sampai dengan akhir tahun tidak ada bukti kuitansi yang diserahkan oleh kantor PTF KJRI di Tawau, sehingga DIPA Atase Imigrasi tidak dapat dioptimalkan. PFK (minus) Atase Imigrasi ini, berlanjut sampai saat ini, tercatat sebesar minus RM70.848,17
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 134 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Beban Pusat
Persekot Resmi
Kementerian
Luar Negeri
ekuivalen US$17.332,46.
24. KBRI Amman
KBRI Amman memiliki PFK Minus biaya administrasi bank sebesar
US$1.412,43 yang diambil dari dana PFK Plus sebesar US$184.460,85
yang terdiri atas PFK Dana Social Security US$83.692, PFK DBSK Dana
Bantuan Palestina US$90.252,71, PK UTT Uang Titipan TKI
US$10.516,14.
Tabel 102
Daftar PFK Minus yang menggunakan PFK Plus
Tahun 2017
No. Perwakilan USD Rp Keterangan
1 PTRI New York 45.529,24 616.830.143,52 Saldo Awal: USD62,224.99
Penerimaan: USD16,695.75
Saldo Akhir: USD45,529.24
Saldo Akhir terdiri dari:
PFK Belanja Barang th. 2003 s/d 2007 sebesar USD5,250.00
PFK Belanja Pegawai th. 2004 s/d 2007 sebesar USD11,643.24
PFK DIPA th. 2006 sebesar USD4,302.50
PFK Tunai Belum Dibukukan th. 2005 sebesar USD24,333.50
2 Kota Kinabalu 17.332,46 234.820.190 PFK Minus Hukum dan HAM yang menggunakan PFK PLUS KEMDIKBUD
3 Amman 1.412,43 19.135.602 PFK Minus Admin Bank USD -1.412,43 (diambil dari dana PFK PLUS)
USD 182.896,14 nilai total PFK Plus
F.4. BEBAN PUSAT PERSEKOT RESMI (BPPR) KEMENTERIAN LUAR
NEGERI
Beban Pusat Persekot Resmi adalah pinjaman resmi kepada home staff yang
anggarannya berasal dari DIPA Sekretariat Jenderal Pusat.
BPPR diberikan kepada pejabat-pejabat home staff yang ditempatkan pada
Perwakilan RI di Luar Negeri atau dipindahkan dari suatu Perwakilan RI ke
Perwakilan RI lain di Luar Negeri. Pemberian pinjaman tersebut dimaksudkan
untuk memberi bantuan kelayakan hidup home staff pada masa awal
penempatan di luar negeri. BPPR dapat digunakan untuk membeli keperluan
rumah tangga dalam rangka membantu penyesuaian diri dengan tempat baru
di Perwakilan.
Pinjaman BPPR tersebut diatur dalam SK Menlu Nomor SP/4/PLN/66 tanggal
23 Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka Tunjangan Luar Negeri
Kepada Pejabat Yang Ditempatkan di Luar Negeri sebagaimana juga diatur
dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 2/PB/2013 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di
Perwakilan RI di Luar Negeri, SK Menlu Nomor SP/6/PLN/66 tanggal 28
Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka Atas Sewa Rumah Atau Uang
Jaminan Sewa Rumah, dan SK Menlu Nomor KU/SK.026 A/III/92/02 tanggal
31 Maret 1992 tentang Perubahan Jumlah Uang Persekot Pembelian Mobil
Pribadi. Tata cara pengembalian BPPR dimulai 2 (dua) bulan setelah BPPR
diberikan dan dicicil 20 kali sesuai dengan jenis persekot resmi.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 135 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Sesuai DIPA Satker Sekretariat Jenderal Tahun 2017, alokasi anggaran untuk
penggantian BPPR sebesar Rp60.340.909.000 dan telah direalisasikan
sebesar Rp58.563.655.661 sehingga sampai dengan tanggal 31 Desember
2017 masih terdapat sisa alokasi anggaran BPPR sebesar Rp1.777.253.339
dengan rincian sebagai berikut :
Total Pagu Anggaran BPPR TA 2017 = Rp60.340.909.000
Realisasi penggantian BPPR s/d 31 Des 2017 = Rp58.563.655.661
Sisa Anggaran = Rp 1.777.253.339
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2017, Biro Keuangan telah menerima
permohonan penggantian BPPR dengan jumlah pengajuan penggantian
US$5.271.943,68 terdiri dari :
• Uang muka sewa rumah sebesar US$521.883,03;
• Uang muka tunjangan penghidupan luar negeri sebesar US$3.722.310,65;
• Uang persekot pembelian mobil pribadi sebesar US$1.027.750,00.
Beban Pusat
Perjalanan Dinas
Kementerian
Luar Negeri
F.5. BEBAN PUSAT PERJALANAN DINAS (BPJ) KEMENTERIAN LUAR
NEGERI
Beban Pusat Perjalanan Dinas (BPJ) merupakan pengeluaran atas
perjalanan dinas pindah pejabat/pegawai Kemenlu RI dari Jakarta-
Perwakilan, Perwakilan – Jakarta dan antar Perwakilan (crossposting)
berdasarkan instruksi Pusat dengan membebankan terlebih dahulu pada
anggaran Perwakilan, kemudian dimintakan penggantian ke Pusat.
Jenis pengeluaran BPJ terdiri dari biaya tiket perjalanan dinas pindah, biaya
lumpsum barang pindahan, uang harian tiba dan penampungan sementara
selama 2 bulan di hotel/apartemen pada saat awal kedatangan pegawai di
Perwakilan.
Pagu anggaran mutasi perjalanan pindah pejabat Kemlu RI dari dan ke luar
negeri Tahun Anggaran 2017 setelah revisi adalah sebesar
Rp194.598.701.000 atau mengalami kenaikan sebesar 6,92 persen
dibandingkan dengan anggaran di Tahun Anggaran 2017 (sebelum revisi)
dengan pagu sebesar Rp181.992.638.000. Anggaran ini disediakan untuk
biaya mutasi (biaya tiket perjalanan dinas pindah, biaya lumpsum barang
pindahan, uang pakaian, uang harian tiba) dan Beban Pusat Perjalanan
Dinas (BPJ).
Realisasi anggaran mutasi perjalanan pindah pejabat Kemlu RI dari dan ke
luar negeri per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp194.589.886.603 atau
sebesar 100 persen dari pagu anggaran. Dari total realisasi tersebut sebesar
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 136 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
US$2.537.468,69 atau setara Rp34.006.391.643 merupakan penggantian
BPJ yang telah ditransfer oleh Biro Keuangan Sekretariat Jenderal ke
Perwakilan RI di Luar Negeri sampai dengan 31 Desember 2017.
Dari pengajuan penggantian BPJ sampai dengan 31 Desember 2017,
terdapat 11 (sebelas) pengajuan penggantian BPJ Perwakilan RI yang tidak
dapat diproses oleh Pusat karena keterbatasan anggaran mutasi di Tahun
2017, sehingga 11 (sebelas) Perwakilan RI mengalami BPJ minus yaitu:
Tabel 103
Daftar Saldo BPJ Minus
(dalam US$)
NO PERWAKILAN RI JUMLAH
1 Ho Chi Minh City 5.378,00
2 Sydney 23.692,76
3 Brussel 9.408,45
4 Brasilia 7.632,39
5 Moscow 9.597,90
6 Madrid 5.782,22
7 Stockholm 8.239,90
8 Paramaribo 9.070,84
9 Seoul 2.100,03
10 Wina 3.161,85
11 Canberra 26.220,55
Selain itu, BPJ minus Tahun 2017 terjadi karena terdapat 1 (satu) Perwakilan
RI (KBRI New Delhi) yang belum mengajukan penggantian BPJ, 1 (satu)
Perwakilan RI (KBRI Athena) yang belum membukukan penerimaan
penggantian BPJ dan 2 (dua) Perwakilan RI (KJRI Davao City dan KJRI
Guangzhou) yang belum menyelesaikan penggantian BPJ ke Kementerian
Teknis (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia).
Berdasarkan PMK No.164/PMK.05/2015 dan PMK No.227/PMK.05/2016
tentang Perubahan atas Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar
Negeri disebutkan bahwa biaya perjalanan dinas pindah dibayarkan sebelum
pelaksanaan perjalanan dinas pindah. Untuk itu, melalui berita Sekretaris
Jenderal Nomor B-04433/KEMLU/170530 tanggal 30 Mei 2017 perihal
Perubahan Mekanisme Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas Pindah
disampaikan bahwa:
1. Mutasi Penempatan dibayarkan biaya perjalanan dinas pindah (barang
pindahan, tiket dan uang harian) di Pusat melalui One Desk Service
paling cepat 31 hari kalender sebelum keberangkatan pegawai.
2. Mutasi Penarikan dibayarkan biaya perjalanan dinas pindah (barang
pindahan dan tiket) dengan di transfer oleh Pusat ke Perwakilan paling
cepat 31 hari kalender sebelum keberangkatan pegawai ke Jakarta,
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 137 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
sedangkan uang harian dibayarkan di Pusat melalui One Desk Service.
Dengan catatan Perwakilan menyampaikan copy paspor dan itinerary
pegawai dan pengikut paling lambat 10 hari kerja setelah berita SK
Penarikan dikirimkan ke Pewakilan.
3. Mutasi Antar Perwakilan dibayarkan biaya perjalanan dinas pindah
(barang pindahan, tiket dan uang harian) dengan di transfer oleh Pusat
ke Perwakilan setelah Perwakilan mengajukan penawaran tiket dan
barang pindahan dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Biro SDM.
4. Biaya penginapan sementara 2 (dua) bulan menggunakan uang
Perwakilan terlebih dahulu dan kemudian dimintakan penggantian ke
Pusat melalui BPJ
Pedoman
Akuntansi
Kementerian
Luar Negeri
F. 6. PEDOMAN AKUNTANSI KEMENTERIAN LUAR NEGERI
Kementerian Luar Negeri merupakan salah satu kementerian yang wajib
menyusun Laporan Keuangan berbasis akrual. Keunikan dari Kementerian
Luar Negeri adalah adanya variasi transaksi yang khusus dan unik yang tidak
mungkin ditemui di kementerian lain terutama transaksi yang terjadi pada 131
Satker Perwakilan RI di Luar Negeri.
Kementerian Luar Negeri secara intensif melakukan pembahasan baik
internal dengan unit terkait maupun eksternal dengan Kementerian Keuangan
terutama Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (DAPK). Selain itu,
atas pembahasan tersebut Kemenlu juga melakukan komunikasi dengan
BPK RI selaku Auditor eksternal sehingga ada kesamaan persepsi dan
pemahaman atas perlakuan akuntansi transaksi akrual yang secara khusus
dimiliki oleh Kemenlu.
Untuk mengakomodir keunikan transaksi di Kemenlu, telah disusun
“Pedoman dan Kebijakan Akuntansi Kementerian Luar Negeri” dengan
tujuan sebagai pedoman dan petunjuk teknis bagi Setiap Satuan Kerja
dilingkungan Kemenlu dalam melakukan pencatatan transaksi-transaksi
akrual yang tepat untuk menghasilkan dan menyajikan Laporan Keuangan
Satuan Kerja dan Kementerian Luar Negeri yang berkualitas. Pedoman
tersebut telah mendapatkan reviu dari Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan (DAPK) melalui Surat Nomor S-793/PB.6/2017 dan S-
7542/PB.6/2017 perihal Tanggapan atas Permohonan Pertimbangan
Substansi mengenai Pedoman Akuntansi Kementerian Luar Negeri, yang
antara lain menyampaikan bahwa:
1. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan
telah menyetujui substansi atas perlakuan akuntansi transaksi-transaksi
spesifik yang terjadi di Kementerian Luar Negeri.
2. Masih terdapat beberapa koreksi pada Pedoman tersebut terkait
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 138 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Kondisi Aplikasi
SIMKEU Real
Time
Tahun 2017
pembaruan kode dan nama akun, ilustrasi jurnal dan kebijakan akuntansi.
3. Seyogyanya Pedoman tersebut dapat diterapkan secara konsisten oleh
seluruh entitas akuntansi di lingkungan Kemenlu.
Menindaklanjuti tanggapan kedua tersebut, Kemenlu telah melakukan
perbaikan dan memfinalisasi Buku Pedoman dan Kebijakan Akuntansi
Kementerian Luar Negeri, dan telah digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan Satuan Kerja dan Kementerian Luar Negeri Tahun 2017.
Pengukuhan Pedoman dan Kebijakan Akuntansi Kementerian Luar Negeri
dalam bentuk Peraturan Menteri Luar Negeri sedang dalam proses.
F.7.KONDISI APLIKASI SIMKEU REAL TIME TAHUN 2017
SIMKEU Real Time ditetapkan sebagai alat bantu pembukuan
pertanggungjawaban keuangan Satker Perwakilan RI di Luar Negeri pada
tahun 2010 berlandaskan Nota Dinas Acting Sekretaris Jenderal
Nomor 00253/KU/XII/2009/20/02 tanggal 30 Desember 2009. Sebagai
langkah pengembangan dan penyempurnaan, aplikasi SIMKEU yang
sebelumnya offline dikembangkan pada tahun 2010 dengan menunjuk
P.T. Elysium Prima Destindo sebagai Pihak Ketiga yang menjadi pembangun
SIMKEU, sehingga berbasis online dan real time.
SIMKEU sebagai alat bantu utama BPKRT dalam membukukan anggaran
DIPA dan NON DIPA yang bersifat real time dapat di-input setiap saat dan
transaksi yang telah di-input tersimpan aman secara elektronik karena
keamanan jaringan mandiri oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kementerian dan Perwakilan dengan koneksi data terenkripsi dan terlindungi.
Selain itu, masing-masing Pengguna memiliki username dan password,
sehingga data tidak dapat diakses oleh pihak lain yang tidak berkepentingan.
Aplikasi SIMKEU diperlukan mengingat Perwakilan mendapatkan DIPA
dalam Rupiah namun melakukan transaksi belanja dalam mata uang valuta
asing, baik mata uang US Dollar maupun mata uang setempat dari berbagai
negara dimana Perwakilan RI dibuka.
Oleh karena itu, pembukuan Perwakilan lebih kompleks dikarenakan
terjadinya penukaran uang dari Rupiah ke US Dollar pada saat pengiriman,
untuk selanjutnya ditukarkan dari US Dollar ke mata uang setempat oleh
Perwakilan, dan kemudian dilaporkan secara sebaliknya dari mata uang
valuta setempat ke US Dollar dan dari mata uang US Dollar ke Rupiah.
Disamping itu, beberapa BPKRT selain bertugas sebagai Bendahara
Pengeluaran (BP) Perwakilan juga menjadi Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP) Atase Teknis (Atnis), sehingga sekaligus menatausahakan
anggaran Satker Perwakilan dan Atnis.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 139 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Laporan yang dihasilkan SIMKEU sebagai berikut:
1. Bukti Penerimaan/F1;
2. Bukti Pengeluaran/F2;
3. Buku Kas Umum/F-3;
4. Buku Bank/F-4;
5. Buku Kas Tunai/F-4A;
6. Buku Pembantu Pengawas Kredit/F-5;
7. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran/F-6;
8. SPTB/F-9;
9. SPP/Lembar A-F8;
10. Rekapitulasi Realisasi DIPA/F-10;
11. Laporan Daftar Rekapitulasi Subtansi Keuangan/F-11 dan F-13;
12. Laporan Daftar Rekapitulasi Keuangan/F-14;
13. Buku Pembantu Pengendalian Valuta Setempat/F-15;
14. Buku Pembantu Pengendalian Transfer &Remise/F-16;
15. Laporan Realisasi Program; dan
16. Buku Transaksi Rinci.
Dengan diimplementasikannya PMK Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Luar Negeri pada
Perwakilan RI di Luar Negeri sejak Januari 2016, maka aplikasi SIMKEU
perlu dikembangkan untuk menyesuaikan beberapa perubahan yang diatur
oleh PMK Nomor 160/PMK.05/2015,di antaranya terkait:
1. Perubahan Pejabat Perbendaharaan Perwakilan dan Atnis;
2. Pengajuan SPP Valas (sebelumnya pengajuan SPP Rupiah); dan
3. Perhitungan realisasi Rupiah menggunakan nilai tukar/kurs pada saat
SP2D terbit.
Sejak terbitnya PMK dimaksud, Kementerian Keuangan berencana
membangun aplikasi Sistem Laporan Bendahara Instansi Perwakilan Luar
Negeri (SILABI PLN), yang diproyeksikan untuk menggantikan SIMKEU
RealTime. Namun, hingga tahun 2017, Aplikasi SILABI PLN belum siap
diluncurkan.
Oleh karena itu, pada awal tahun 2017 SIMKEU RealTime kembali ditetapkan
untuk digunakan sebagai alat bantu BPKRT dalam rangka membukukan
keuangan pada Perwakilan RI dengan Berita Rahasia Sekretaris Jenderal
Nomor R-00244/Kemlu/170112 perihal Penetapan SIMKEU RealTime
Sebagai Alat Bantu Pembukuan Pertanggungjawaban Keuangan Perwakilan
RI di Luar Negeri Tahun Anggaran 2017.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 140 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tabel 104
Kondisi SIMKEU dengan diberlakukannya PMK Nomor 160/PMK.05/2015
NO PERIHAL PMK 160 TAHUN
2015
SIMKEU REAL TIME PERKEMBANGAN
1. Pejabat
Perbendaharaan
KPA dan PPK
Perwakilan dan
Kemenlu terpisah
tegas
SIMKEU mengakomodir
penandatangan untuk
Kepala Perwakilan RI,
PPK, dan Bendahara
Pengembangan minor
telah dilakukan
BPKRT sebagai
BPP Satker Atase
Teknis
SIMKEU telah
mengakomodir
penandatangan untuk
Bendahara maupun
BPP
Pengembangan minor
telah dilakukan
2. UP/TUP Valas (US$ dan
Euro)
Valas US$ saja Pengembangan telah
dilakukan Tahun 2017
3. SPP Valas US$
menggunakan kurs
tengah BI pada saat
pengajuan
SPP menggunakan kurs
UP, kurs revolving UP,
dan kurs TUP
Pengembangan telah
dilakukan dengan
menggunakan:
1) Kurs UP, kurs
revolving UP, dan kurs
TUP
2) Kurs SPP
3) Kurs SP2D
4. Pembukuan
Transaksi Belanja
Menggunakan kurs
tengah BI pada saat
SP2D dikirimkan
SPP menggunakan kurs
UP, kurs revolving UP,
dan kurs TUP
Pengembangan telah
dilakukan dengan
menggunakan:
1) Kurs UP, kurs
revolving UP, dan kurs
TUP
2) Kurs SPP
3) Kurs SP2D
5. Laporan Realisasi
Anggaran
Menggunakan kurs
tengah BI pada saat
SP2D dikirimkan
SPP menggunakan kurs
UP, kurs revolving UP,
dan kurs TUP.
Pengembangan telah
dilakukan dengan
menggunakan:
1) Kurs UP, kurs
revolving UP, dan kurs
TUP
2) Kurs SPP
3) Kurs SP2D
6. Penukaran Uang Masing-masing
Satker dapat
melakukan
Penukaran uang dari
US$ ke valuta setempat
oleh DIPA Satker RM
Kemenlu
Apabila PU dipisahkan
maka:
1) Akan terjadi
penumpukan dalam
mata uang valuta
setempat
2) Apabila sisa uang
dalam valuta setempat
yang berlebihan
dikembalikan dalam
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 141 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
uang US$ maka akan
terjadi kerugian akibat
selisih kurs yg besar
3) Menghindari
penyimpanan uang
valuta setempat yang
berlebihan.
4. 4) Membantu dan
mempermudah
pengelola keuangan,
dalam hal ini Bendahara,
untuk pengendalian cash
flow uang valuta
setempat.
5.
7. Laporan BKU, Buku
Bank, DRK
Terpisah masing-
masing Satker
Perwakilan dan
Atnis
Laporan antara Kemlu
dan Atnis masih
menyatu
1) Telah dipisahkan
Laporan untuk
Penerimaan UP/TUP
dan Realisasi belanja
dalam Valas.
2) Pengelolaan kas
dilakukan 1 (satu) orang
meskipun ditunjuk
sebagai BP Satker
Perwakilan RI dan BPP
Satker Atnis akan lebih
efektif jika pembukuan
dilaksanakan secara
unified (terpadu)
sehingga memudahkan
pengelola keuangan
dalam hal pengendalian
cash flow (tunai/bank)
Hingga akhir tahun 2017, Aplikasi SILABI PLN yang dibangun oleh
Kementerian Keuangan belum siap pakai, sehingga Perwakilan menghadapi
kesulitan dalam perhitungan sisa pagu dan juga melakukan revisi anggaran
karena data-data yang berbeda pada aplikasi SAS/OMSPAN, RKAKL dan
SIMKEU Real Time.
Penggunaan kurs SP2D untuk Perwakilan RI yang dalam belanjanya
menggunakan valuta asing, baik US Dollar maupun mata uang setempat,
menambah permasalahan bagi Satker Perwakilan/Pusat sbb:
1. Satker Perwakilan perlu melakukan penyesuaian kurs kembali pada saat
terbitnya SP2D, dan harus dilakukan secara manual yang rawan
kesalahan dalam rangka merubah realisasi dan kontrol pagu agar sesuai
dengan OMSPAN;
2. Satker Pusat perlu melakukan revisi pagu minus sebagai akibat dari
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 142 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
adanya selisih nilai tukar pada saat pengajuan SPP transaksi belanja dan
pada saat SP2D terbit yang menggunakan kurs tukar berjalan, hal ini
menambah pekerjaan dan kompleksitas permasalahan terkait batas waktu
pengajuan revisi antar Satker dan penyusunan laporan keuangan yang
akuntabel.
Penyelesaian Pagu
DIPA Minus Tahun
Anggaran 2017
Sisa UP/TUP
Tahun Anggaran
2017
F.8. PAGU DIPA MINUS TAHUN ANGGARAN 2017 dan PENANGANAN
SISA UANG PERSEDIAAN (UP)/TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(TUP) TAHUN ANGGARAN 2017
Sesuai dengan penerapan PMK Nomor 160/PMK.05/2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Perwakilan
Republik Indonesia di Luar Negeri, maka Perwakilan RI di Luar Negeri
menggunakan valuta asing (US Dollar) dalam pelaksanaan anggarannya.
Dengan ketentuan tersebut, mekanisme pertanggungjawaban anggaran
Perwakilan menggunakan Kurs Tengah BI yang berbeda–beda pada saat
pembuatan SPP, pemprosesan SPM dan penerbitan SP2D. Penggunaan kurs
BI yang berbeda–beda tersebut mengakibatkan terdapat beberapa Perwakilan
yang mengalami pagu minus akibat selisih kurs.
PMK Nomor 160/PMK.05/2015 pasal 86 ayat (3) menyatakan bahwa dalam
hal selisih kurs pada saat penerbitan SP2D mengakibatkan pagu anggaran
Satker tidak mencukupi (pagu minus), pencairan dana akan tetap diproses
dan pada ayat (4) menyatakan bahwa pagu minus dapat diselesaikan oleh
Satker melalui mekanisme revisi anggaran.
Pada akhir Tahun Anggaran 2017 terdapat 82 Perwakilan yang mengalami
pagu DIPA minus, baik pada level Output maupun level detail POK.
Kementerian Luar Negeri telah menyelesaikan pagu DIPA minus sebesar
Rp3.681.060.999,00 tersebut melalui mekanisme pengajuan revisi anggaran
ke Kementerian Keuangan.
Pagu DIPA minus juga dapat terjadi karena proses pemuktahiran revisi POK
yang telah melewati batas waktu.
Kementerian Luar Negeri akan meningkatkan koordinasi secara intensif
dengan Kementerian Keuangan untuk mengatasi hal serupa pada Tahun
Anggaran 2018, baik dari sisi kebijakan maupun dari sisi teknis aplikasi yang
digunakan dalam proses pertanggungjawaban anggaran Perwakilan.
Terkait Sisa UP/TUP Tahun Anggaran 2017 berdasarkan PMK Nomor
160/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri pasal
85 ayat (1), dinyatakan bahwa:
“Dalam hal terdapat sisa UP yang belum digunakan sampai dengan akhir
tahun anggaran sebelumnya, sisa UP yang belum digunakan tersebut
disetorkan ke kas negara atau diperhitungkan dengan UP tahun anggaran
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 143 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
berjalan.”
Dengan ketentuan tersebut, maka sisa UP/TUP 2017 dimungkinkan untuk
tidak perlu disetorkan ke Kas Negara dan akan diperhitungkan pada UP
Perdana Tahun 2018. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Luar
Negeri telah mengirimkan surat kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Nomor 04370/KU/12/2017/25/03 perihal Pengajuan
Dispensasi Penyetoran Sisa UP/TUP Tahun Anggaran 2017 dan Pencairan
UP Tahun 2018 bagi Perwakilan RI di Luar Negeri.
Selanjutnya Kementerian Luar Negeri telah selesai melakukan rekonsiliasi
atas Sisa UP/TUP Tahun 2017. Sisa UP/TUP tersebut langsung
diperhitungkan/dipotong pada saat KPPN Jakarta I mengirimkan UP Perdana
Tahun Anggaran 2018.
Kebijakan terhadap Sisa UP/TUP 2017 dengan tidak disetorkan ke Kas
Negara adalah untuk mengurangi permasalahan munculnya selisih kurs pada
saat penyetoran sisa UP/TUP tersebut, karena adanya jeda waktu
pengiriman penyetoran dengan penerimaan setoran tersebut di Kas Negara
dan dapat mengurangi biaya pengiriman Sisa UP/TUP dimaksud, serta
mempermudah Perwakilan dalam melakukan pencatatan sisa dana di Kas
Bendahara Pengeluaran.
Sisa UP/TUP
Tahun Anggaran
2016
F.9. PENYELESAIAN SISA UANG PERSEDIAAN (UP)/TAMBAHAN UANG
PERSEDIAAN (TUP) TAHUN ANGGARAN 2016 dan PENYELESAIAN
SISA UANG PERSEDIAAN (UP)/TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(TUP) TAHUN ANGGARAN 2015
Sesuai dengan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Perhitungan Sisa Uang
Persediaan TA 2016 Nomor BA/00193/KU/02/2017/25 terdapat sisa UP/TUP
Perwakilan RI TA 2016 sebesar US$9.544.100,44 yang tidak disetorkan ke
Kas Negara.
Kementerian Keuangan telah memberikan Dispensasi Sisa Dana Uang
Persediaan Satker Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Tahun
Anggaran 2016 tidak disetor ke Kas Negara dan diperhitungkan/dipotong dari
dana Uang Persediaan Tahun 2017.
Berdasarkan hal tersebut diatas, seluruh Perwakilan RI di Luar Negeri telah
menyelesaikan sisa UP/TUP TA 2016 melalui mekanisme potongan SPM UP
Perdana TA 2017.
Sisa UP/TUP
Tahun Anggaran
2015
Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Peyelesaian Sisa UP/TUP
Perwakilan RI di Luar Negeri Tahun 2015 Nomor BA/00313/KU/03/2017/25
penyelesaian Sisa UP/TUP TA 2015 dengan mata uang valas (US Dollar)
masih menyisakan selisih kurang maupun selisih lebih dengan jumlah
akumulasi positif sebesar Rp133.033.120 dengan perincian sebagai berikut :
1. Selisih kurang sisa UP/TUP 2015 setelah pemotongan maupun
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 144 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
penyetoran sebesar Rp89.107.669 untuk 36 Perwakilan; dan
2. Selisih lebih sisa UP/TUP TA 2015 setelah pemotongan maupun
penyetoran sebesar Rp222.140.789 untuk 72 Perwakilan.
Terkait kurang setor sisa UP/TUP 2015 setelah pemotongan untuk 36
Perwakilan sebesar Rp89.107.669 melalui Surat KPPN
Nomor S-5311/WPB.12/KP.018/2017 tanggal 4 April 2017 tentang Proses
Penyelesaian Sisa UP/TUP TA 2015 disampaikan bahwa penyelesaian dapat
dilakukan dengan penyetoran menggunakan mata uang Rupiah.
Kementerian Luar Negeri melalui DIPA Sekretaris Jenderal telah melakukan
revisi anggaran dan telah melakukan penyetoran ke Kas Negara berdasarkan
kode Satker masing-masing Perwakilan yang mengalami selisih kurang sisa
UP/TUP 2015.
Berdasarkan Surat KPPN Jakarta I Nomor S-6907/WPB.12/KP.018/2017
tentang Penyelesaian Sisa UP/TUP 2015 tanggal 8 September 2017, KPPN
Jakarta I menyampaikan bahwa untuk transaksi penyetoran selisih kurang
Sisa UP/TUP 2015 telah tercatat di SPAN secara otomatis dan
KPPN Jakarta 1 telah melakukan update Kartu Pengawasan UP/TUP tahun
2015 satker terkait secara manual.
Untuk penyelesaian selisih lebih Sisa UP/TUP 2015 sebesar Rp222.140.789
pada 72 Perwakilan, Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melalui
Surat Nomor S-9356/PB.6/2017 menyampaikan bahwa dalam PSAP 10
disebutkan bahwa:
“Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun
mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan ekuitas.”
Selanjutnya terhadap kelebihan penyelesaian UP/TUP 2015 diselesaikan
dengan melakukan penyesuaian pada aplikasi SAIBA milik satker yang
bersangkutan dengan mendebet Kas di Bendahara Pengeluaran dan
mengkredit akun Uang Muka dari KPPN, dengan jurnal sebagai berikut:
(D) Kas di Bendahara Pengeluaran (11161X)
(K) Uang Muka dari KPPN (219511)
Perlakuan akuntansi terhadap sisa UP/TUP 2015 merupakan tahap akhir atas
penyelesaian sisa UP/TUP 2015 yang selama 2 (dua) tahun anggaran belum
dapat diselesaikan. Dengan demikian sampai Tahun Anggaran 2017,
Kemenlu tidak memiliki lagi sisa UP/TUP yang belum diselesaikan.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 145 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Masalah Tanah
Kavling Milik
Sekretariat
Jenderal
Kementerian
Luar Negeri
F.10. SEBAGIAN TANAH KAVLING MILIK SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN LUAR NEGERI DI KOMPLEK PERUMAHAN PONDOK
AREN, CIPADU JURANG MANGU DAN KREO DIKUASAI PIHAK LAIN
DAN DIMANFAATKAN TIDAK SESUAI PERUNTUKKANNYA
Kementerian Luar Negeri telah melakukan pendataan atas 55 (lima puluh
lima) tanah kavling yang terletak di kompleks perumahan Kementerian Luar
Negeri di Pondok Aren, Cipadu, Jurangmangu dan Kreo. Dari pendataan
tersebut dijumpai adanya beberapa masalah a.l. pemindah-tanganan rumah
di atas tanah kavling Kementerian Luar Negeri tanpa izin ke pihak ketiga,
tanah tidak dibangun atau saat ini dihuni oleh pensiunan pegawai
Kementerian Luar Negeri. Berbeda dengan perumahan Kementerian Luar
Negeri lainnya, terhadap ke-55 tanah kavling tersebut pegawai hanya
diberikan hak pakai atas tanah dengan biaya pembangunan rumah yang
harus ditanggung sendiri. Sementara Surat Ijin Penghunian (SIP) yang
diberikan kepada pegawai Kementerian Luar Negeri untuk menghuni tanah
dan rumah yang dibangun Kementerian Luar Negeri di komplek perumahan
yang sama justru dapat dimiliki dengan angsuran.
Kementerian Luar Negeri telah meminta pengembalian tanah kavling yang
tidak dibangun dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan mencabut izin
pemakaian. Pada tahun 2013 dan Mei 2015 Kementerian Luar Negeri juga
melakukan pemanggilan terhadap sejumlah pegawai yang diketahui telah
memindahkan hak pakai atas tanah kavling kepada pihak ketiga tanpa izin.
Permasalahan lanjutan yang muncul berhubungan dengan permintaan uang
pengganti (ganti rugi) terhadap biaya pembangunan rumah yang telah
dibangun atas biaya sendiri oleh masing-masing pegawai yang memperoleh
izin hak pakai, atau kelanjutan status hak pakai jika para pegawai telah
pensiun/meninggal mengingat tidak adanya jangka waktu pemberian hak
pakai dalam SK Menteri Luar Negeri yang memberikan hak pakai tersebut.
Mencermati kondisi tersebut, sepanjang tahun 2015 Kementerian Luar
Negeri telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) Kementerian Keuangan untuk meminta kejelasan perihal status
hukum tanah kavling dan prosedur pengalihannya kepada pegawai
Kementerian Luar Negeri mengingat adanya perlakuan hukum yang berbeda
di dalam komplek perumahan pegawai Kementerian Luar Negeri.
Dalam tanggapannya, DJKN Kementerian Keuangan menyampaikan
beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Secara prinsip, tanah yang sejak awal dibeli oleh K/L untuk perumahan
dapat dialihkan kepemilikannya karena sesuai dengan peruntukannya
sebagai lahan perumahan. Hal ini berbeda dengan tanah kavling untuk
kantor yang kemudian dibangun perumahan sehingga tidak dapat
dialihkan kepemilikannya. Untuk itu, perlu dilihat tujuan pembelian tanah
kavling tersebut;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 146 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
2. Masalah 55 tanah kavling Kementerian Luar Negeri belum diatur secara
tegas di dalam undang-undang, dan untuk itu Kemenkeu akan membuat
Focus Group Discussion (FGD) yang akan melibatkan K/L terkait;
3. Ditjen Kekayaan Negara (DJKN), Kemenkeu meminta data dukung
bahwa perencanaan dan penganggaran pembelian kavling dimaksud
dilakukan dengan dana APBN. Hal ini akan digunakan sebagai dasar
untuk pengalihan status kepemilikan tanah kavling kepada pegawai
sebagaimana yang terjadi di tanah kavling DPR RI.
Terkait hal tersebut, Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan data
dukung perencanaan dan anggaran pengadaan tanah kavling tersebut
kepada Kemenkeu pada tanggal 25 April 2016. Sebagai tindak lanjut
koordinasi dengan DJKN, Kemenlu juga telah melakukan pertemuan lanjutan
guna membahas langkah-langkah pengosongan 55 kavling.
Selanjutnya, Kemenlu telah menyampaikan data dukung perencanaan dan
anggaran pengadaan kepada Kemenkeu, dengan surat
Nomor 00892/PL/04/2016/21 tanggal 25 April 2016 tentang Penyampaian
Data dan Dokumen Pengadaan Kavling Kemenlu.
Kemenlu telah mengirimkan surat somasi kepada 26 (dua puluh enam)
pegawai dan mantan pegawai yang mengalihkan kavling di Komplek
Perumahan Pondok Aren, Cipadu, Jurangmangu dan Kreo kepada pihak
ketiga, baik itu menjual maupun mengontrakkan, tanpa persetujuan Kemenlu.
Tim Pemeriksa telah dibentuk lintas satuan kerja (Biro Perlengkapan,
Inspektorat Jenderal, Biro Kepegawaian dan Direktorat Hukum) dan telah
memeriksa 17 (tujuh belas) orang dari 26 (dua puluh enam) pegawai dan
mantan pegawai tersebut sampai dengan akhir tahun 2016. Tim juga telah
menyelesaikan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani
oleh seluruh terperiksa dan pemeriksa untuk kemudian dapat diproses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Untuk 9 (sembilan) orang lainnya, Biro
Umum telah mengirimkan surat reminder (peringatan) kepada mereka yang
belum memenuhi panggilan klarifikasi dalam surat somasi pertama melalui
surat Nomor 02850/PL/11/2016 - 02857/Pl/11/2016 tanggal 21 November
2016.
Pada tahun 2017, telah dilakukan cek fisik ulang terhadap 27 (dua puluh
tujuh) tanah kavling untuk memastikan status kepemilikan dan pemanfaatan
tanah dimaksud. Kegiatan cek fisik akan dilanjutkan kembali pada tahun
2018. Sementara itu sebagai langkah pengamanan, pada bulan Januari 2018
telah dilakukan pemasangan plang terhadap 3 (tiga) bidang tanah kavling
yang dikembalikan oleh pemegang hak pakai kepada Kementerian Luar
Negeri.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 147 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Status Tanah
Kementerian
Luar Negeri di
Cijantung dan
Cibubur
F.11. BANGUNAN GEDUNG KOMUNIKASI RADIO MILIK PUSAT
KOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DI CIJANTUNG, CIBUBUR
BERDIRI DI ATAS TANAH YANG BELUM JELAS STATUSNYA
Bangunan gedung peralatan komunikasi radio milik Pusat Komunikasi
Kementerian Luar Negeri seluas 324 m2 dibangun di atas lahan tanah yang
awalnya seluas ± 19 Ha berlokasi di Cijantung. Tanah di Cijantung ini
awalnya merupakan aset yang dikelola oleh Komando Tertinggi (KOTI).
Menyusul pembubaran KOTI, pada tahun 1973 lahan di Cijantung diserahkan
kepada Kementerian Luar Negeri untuk pembangunan jaringan sistem
komunikasi terpadu stasiun pemancar/penerima luar negeri. Sementara itu,
lahan di Cibubur diserahkan kepada Kementerian Pertahanan untuk stasiun
pemancar/penerima dalam negeri. Namun pembagian tersebut tanpa
dilakukan dengan dokumen hukum sehingga kemudian menciptakan
ketidakjelasan status.
Status kepemilikan tanah di Cijantung dan Cibubur mulai mengemuka sejak
tahun 1992 ketika Kementerian Luar Negeri mengajukan sertifikasi ke BPN
pada tahun 1991 dan BPN juga mendapat permohonan sertifikasi atas tanah
yang sama dari Kemenhan pada Maret 1992. Menanggapi adanya 2 (dua)
pengajuan sertifikasi tanah tersebut, BPN merekomendasi agar Kementerian
Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan mengupayakan penyelesaiannya.
Sejak diketahui adanya upaya sertifikasi oleh Kementerian Pertahanan
tersebut pada 1992, Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya-upaya
perundingan dengan Kementerian Pertahanan untuk mencari solusi atas
status tanah Cijantung dan Cibubur tersebut, antara lain:
1. Pada tahun 1992 Kementerian Luar Negeri menyurati Sekjen
Kementerian Pertahanan untuk memintakan bantuan kelancaran
pelaksanaan sesuai prosedur. Sejak itu dilakukan komunikasi, baik
melalui pertemuan di tingkat teknis dan pejabat Eselon 1 mau pun
melalui surat-menyurat dengan pihak Kementerian Pertahanan
(Sekjen dan Dirjen Strahan) dan dengan TNI AD.
2. Pada tanggal 23 April 2012, Sekjen Kementerian Luar Negeri bertemu
dengan Dirjen Strahan Kementerian Pertahanan namun tidak juga
membuahkan kesepakatan. Pada Agustus 2013, Sekjen Kementerian
Luar Negeri kembali bersurat kepada Kementerian Pertahanan
menyampaikan keinginan Kementerian Luar Negeri untuk segera
menuntaskan permasalahan secara musyawarah mufakat dalam
rangka tertib administrasi BMN.
3. Pada tanggal 14 November 2014 Kepala Biro Perlengkapan bertemu
dengan Direktur Fasilitas dan Jasa, Ditjen Kekuatan Pertahanan
Kementerian Pertahanan berharap adanya win-win solution.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 148 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Sementara menunggu keputusan penyelesaian akhir, Kementerian Luar
Negeri melalui Puskom tidak terputus memanfaatkan lahan tersebut sebagai
stasiun penguat pemancar dan juga menempatkan personilnya di Cijantung.
Selain itu, pembangunan berbagai fasilitas komunikasi dan pemancar luar
negeri oleh Kementerian Luar Negeri dilakukan mengingat kebutuhan
Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan sarana komunikasi. Pada
tahun 2015 juga telah dibangun Pusat Server Informasi Data. Kementerian
Luar Negeri juga mencatat berlanjutnya pendudukan Kementerian
Pertahanan pada beberapa bagian lahan di Cijantung ini, sehingga secara
efektif tanah yang saat ini dikuasai Kementerian Luar Negeri hanya
97.474 m2.
Kemenlu akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan guna
mendorong penyelesaian status hukum lahan tanah di Cibubur dan Cijantung
ini dan memperhatikan bahwa upaya penyelesaian pada tingkat teknis sudah
exhaustive, akan didorong pembahasannya pada tingkat yang tertinggi.
Menteri Luar Negeri telah mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan
Nomor 323/PL/05/20/2016/02/01 tanggal 24 Mei 2016 tentang Permohonan
Penyelesaian Status Aset Tanah di Cijantung, dengan tembusan ke Presiden
RI dan Menteri Keuangan untuk mulai membahas status tanah Cijantung dan
Cibubur.
Kepala Biro Tata Usaha Kementerian Pertahanan RI mengirimkan surat
balasan Nomor B/683/XI/2016 tanggal 8 November 2016 perihal Permohonan
Pengiriman Nama-Nama Pejabat sebagai anggota Tim.
Pada tanggal 28 Februari 2017, bertempat di kantor Kementerian Pertahanan
telah dilaksanakan rapat penyelesaian status tanah Cibubur dan Cijantung.
Rapat dipimpin oleh Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional
(Kabainstranas) Kemenhan dan dihadiri diantaranya oleh Inspektur Jenderal
Kementerian Luar Negeri, Kazidam Jaya yang mewakili Aslog Kasad Mabes
TNI, Kepala BHAKP Kemenlu, Plt. Kepala Biro Umum dan perwakilan dari
Kantor Pertanahan Nasional (BPN) Pusat serta Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Kementerian Keuangan. Tujuan rapat adalah untuk memperoleh
kesepakatan antara Kemenlu dan Kemenhan terkait pembagian dan
penetapan status tanah Cibubur dan Cijantung.
Pokok-pokok pembahasan dalam rapat adalah sebagai berikut:
Posisi Kemenhan
a. Kemenhan telah melaksanakan sertifikasi tanah Cibubur seluas
97.867 m2 SHP Nomor 00886 a.n. Kemenhan c.q. TNI AD tahun 2016
dari total luas tanah 138.926 m2.
b. Kemenhan berencana untuk melaksanakan sertifikasi tanah Cijantung
dan menyampaikan keterangan bahwa penguasaan fisik tanah dimaksud
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 149 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
berada di bawah Kodam Jaya dan Dit. Hubad TNI AD.
c. Kemenhan berencana untuk mendirikan lembaga Dislaiknas TNI AD di
atas tanah Cijantung.
d. Kepentingan Kemenlu untuk menggunakan fasilitas di atas tanah Cibubur
dan Cijantung akan diakomodasi oleh Kemenhan melalui MoU pinjam
pakai tanah hanya bagi bidang luas tanah yang dibutuhkan saja.
Posisi Kemenlu
a. Agar penetapan status tanah Cibubur dan Cijantung mengedepankan
pertimbangan kepentingan nasional. Dalam kaitan ini, Kemenlu tidak
memiliki kepentingan di atas tanah Cibubur. Namun terdapat 8 (delapan)
unit rumah yang ditempati oleh staf Puskom. Kepentingan Kemenlu
hanya di atas tanah Cijantung.
b. Kemenlu masih memiliki stasiun pemancar komunikasi yang dikelola oleh
Pustekinfokom di atas tanah Cijantung. Stasiun tersebut merupakan
komponen vital untuk menjaga keamanan/kerahasiaan komunikasi kantor
Pusat kepada Perwakilan RI di luar negeri. Dari total seluas 435.000 m2
yang diklaim dikuasai Kemenhan, Kemenlu memiliki kepentingan seluas
105.960 m2 sebagai lokasi beroperasinya stasiun pemancar tersebut.
c. Kemenlu menginginkan agar dapat menindaklanjuti sertifikasi hak di atas
tanah Cijantung seluas 105.960 m2.
Pandangan BPN Pusat
a. Menurut catatan BPN, yang berkuasa/hadir di atas tanah Cijantung
seluas 21 hektar adalah Kemenlu karena terdapat bangunan fasilitas
radio pemancar yang masih berfungsi.
b. Seiring waktu dari total 21 hektar, sebesar 33.517 m2 diambil alih
Kemenhan menjadi perkatoran dan rumah dinas Dithubad.
c. Sebagai jalan tengah dan mempertimbangkan kepentingan Kemenlu atas
tanah tersebut, BPN berpendapat agar tanah 21 hektar tersebut dapat
dibagi dua dimana lokasi berdirinya stasiun pemancar seluas 105.960 m2
menjadi hak Kemenlu dan selebihnya menjadi hak Kemenhan.
d. Terkait MoU pinjam pakai tanah yang diusulkan oleh Kemenhan, hal
tersebut tidak lazim dilakukan.
Pandangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Walaupun Kemenlu sudah tidak memiliki kepentingan di atas tanah Cibubur,
tercatat masih ada 8 (delapan) Kepala Keluarga bertempat tinggal di rumah
dinas Kemenlu disana. Terhadap keputusan status tanah yang akan
disepakati harus dicarikan solusi bagi penghuni rumah-rumah dinas
dimaksud.
Diskusi Dalam Rapat
a. Menanggapi pandangan yang mengemuka di dalam rapat, Kemenhan
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 150 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
dapat memahami kebutuhan Kemenlu atas tanah Cijantung seluas
105.960 m2, namun tidak mengijinkan Kemenlu untuk mensertifikasi hak
di atas tanah tersebut.
b. Kemenhan mengusulkan agar tanah Cijantung secara keseluruhan
disertifikasi atas nama Kemenhan, untuk kemudian Kemenlu dapat
mengajukan permohonan alih status hak pakai tanah (MoU pinjam pakai
tidak lazim) kepada Kemenhan bagi bidang tanah yang diperlukan.
Proses sertifikasi harus segera dilaksanakan guna menghindari
“penyerobotan” tanah oleh pihak lain di luar Kemenlu dan Kemenhan.
c. Kemenlu tidak sepakat dengan usulan tersebut di atas. Sertifikasi tanah
Cijantung dan Cibubur harus didasari kesepakatan bersama antara
Kemenlu dan Kemenhan terhadap pembagian luas tanah (tidak
menempatkan Kemenlu sebagai “pemohon” ijin).
Aset Bersejarah
F.12. ASET BERSEJARAH
Gedung Museum KAA
Surat Keputusan Presiden RI No. 37 tahun 1975 menyatakan bahwa penggunaan, pengurusan dan pemeliharaan Kompleks Gedung Merdeka di Bandung (bekas gedung MPRS) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, namun penyerahan tersebut tidak menyangkut kepemilikan Kompleks Gedung Merdeka. Dalam perkembangannya, berdasarkan Nota Kesepahaman antara Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 1987, Gedung Merdeka memiliki fungsi utama sebagai Museum Konferensi Asia Afrika. Fungsi ini juga dikuatkan dengan penetapan Gedung Merdeka sebagai benda cagar budaya berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 238/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999. Sejak ditandatanganinya Nota Kesepahaman tersebut, maka pengelolaan substansi Museum KAA dilakukan oleh Departemen Luar Negeri RI, sedangkan pemeliharaan Kompleks Gedung Merdeka Bandung dilakukan oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat. Sementara itu, berdasarkan Keputusan MPRS No. A3/1/19/MPRS/1966 pada pasal 1, dinyatakan bahwa “Gedung MPRS di Bandung tetap menjadi milik MPRS sampai ada keputusan-keputusan lain yang mengaturnya”. Penelusuran data historis dari berbagai sumber primer menemukan sejumlah data kualitatif yang menunjukkan bahwa: 1. Tanah dan Bangunan Gedung Merdeka yang sebelumnya bernama
Societeit Concordia merupakan hasil tukar guling tanah antara Pemerintah Pusat dengan Perkumpulan Societeit Concordia yang kini berubah menjadi Perkumpulan Bumi Sangkuriang dalam rangka persiapan Konferensi Asia Afrika 1955;
2. Pasca Konferensi Asia Afrika 1955, Gedung Merdeka resmi berfungsi sebagai Gedung Konstituante tempat berlangsungnya kegiatan MPRS sebagai hasil Pemilu pada tahun 1955 hingga tahun 1971;
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 151 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pada tahun 1987, Depertemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Jawa Barat menandatangani Nota Kesepahaman, yang menyebutkan bahwa Gedung Merdeka memiliki fungsi utama sebagai Museum Konperensi Asia Afrika. Fungsi ini juga dikuatkan dengan penetapan Gedung Merdeka sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 238/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999.
Tabel 105
Daftar Aset Bersejarah
NO NAMA ASET KUANTITAS
1 Lampu studio 2
2 Mesin manual standard 2
3 Box Camera 5
4 Kursi Kayu 43
5 Sice 5
6 Meja Rapat 1
7 Stabilisator 2
8 Alat Hiasan 1
9 Handy Camera 1
10 Tripod Camera 1
11 Camera Film 3
12 Printer 1
Jumlah 67
Gedung Pancasila
Gedung Pancasila merupakan aset bersejarah yang digunakan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Luar Negeri. Sesuai surat dari
Direktur BMN Nomor S-283/KN.2/2016 tanggal 18 Agustus 2016 tentang
Kapitalisasi terkait Rencana Renovasi Gedung Pancasila dan KPKNL Nomor
S-2151/WKN.07/KNL.01/2016 tanggal 12 Agustus 2016 tentang
penyampaian Hasil Penilaian BMN pada Kementerian Luar Negeri bahwa
KPKNL telah memberikan penilaian atas nilai gedung Pancasila senilai
Rp9.120.200.000 (sembilan milyar seratus dua puluh juta dua ratus ribu
rupiah). Untuk itu Gedung Pancasila meskipun masuk dalam daftar aset
bersejarah juga dimasukkan sebagai Aset Tetap karena digunakan untuk
kegiatan operasional.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 152 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Revaluasi Aset
Tabel 106
Daftar Aset Bersejarah Per Jenis Bahan
NO NAMA ASET KUANTITAS
1 Bahan terbuat dari kayu 145
2 Bahan terbuat dari besi 226
3 Bahan terbuat dari keramik 41
4 Bahan terbuat dari kristal 33
5 Bahan terbuat dari karpet 7
6 Foto dokumen 17
7 Bahan terbuat dari tekstil 27
8 Bahan terbuat dari kaca 6
9 Peralatan Audio 17
10 Bahan terbuat dari logam 2
11 AC 1
12 Wireless 1
13 Faksimile 1
Jumlah 524
Aset yang berada pada Gedung Pancasila pengelolaannya berada di
Sekretariat Jenderal sebanyak 524 (lima ratus dua puluh empat) buah.
F.13. REVALUASI ASET
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017
tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kembali Barang Milik Negara, telah dilakukan Revaluasi terhadap
sebagian objek Revaluasi dengan hasil sebagai berikut :
1. Revaluasi atas tanah dilaksanakan pada semester II tahun 2017 dengan
selisih nilai revaluasi sebesar Rp3.527.656.532.210 yang terdapat pada
Sekretariat Jenderal.
2. Revaluasi atas Gedung dan Bangunan dilaksanakan pada semester II
tahun 2017 dengan selisih nilai revaluasi sebesar Rp542.071.086.053
yang terdapat pada:
Tabel 107
Selisih Nilai Revaluasi Gedung dan Bangunan
Tahun 2017
(dalam Rupiah)
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 153 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Pencatatan
Barang Milik
Negara
menggunakan
Kurs Pembelian
Status
Kepemilikan
Aset
NO ENTITAS SELISIH NILAI REVALUASI
1 Sekretariat Jenderal 541,315,525,796
2 Pustekinfokom KP 755,560,257
Hasil revaluasi akan disajikan pada Laporan Keuangan setelah seluruh objek
revaluasi di seluruh K/L Pemerintah Pusat dinilai Kembali
F.14 PENCATATAN BARANG MILIK NEGARA MENGGUNAKAN KURS
PEMBELIAN
Penyajian Saldo Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Tak Berwujud (ATB) pada
Satuan Kerja Perwakilan di Luar Negeri dinilai berdasarkan harga pembelian,
dan dikonversi ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia (BI) saat tanggal perolehan barang. Dalam hal mata uang
valuta setempat tidak tersedia dalam situs BI, maka nilai valuta setempat
dikonversi terlebih dahulu ke mata uang US Dollar dengan menggunakan
kurs tengah bank sentral Negara setempat atau sumber data lain yang valid.
F.15. STATUS KEPEMILIKAN ASET BERUPA GEDUNG DAN
BANGUNAN
Kementerian Luar Negeri terdiri dari 133 Perwakilan RI di luar negeri dan 13
satuan kerja setingkat eselon 1 di dalam negeri. Untuk Perwakilan RI di luar
negeri Kemenlu memiliki aset berupa gedung dan bangunan sebanyak 183
Aset yang telah berstatus Hak Milik yang terdiri dari 81 Perwakilan untuk
gedung/bangunan kantor dan 102 Perwakilan untuk gedung/bangunan
wisma. Sedangkan perwakilan yang memiliki aset berupa gedung dan
bangunan berstatus sewa sebanyak 106 aset, yang terdiri dari 52 Perwakilan
berupa gedung/bangunan kantor dan 54 aset berupa gedung/bangunan
Wisma.
Proses
Pelaksanaan
Anggaran
Perwakilan RI di
luar negeri
Tabel 108
Daftar Status Aset Gedung dan Bangunan
NO ASET MILIK SEWA
1 Gedung Kantor 81 52
2 Gedung Wisma 102 54
Total 183 106
F.16. PROSES PELAKSANAAN ANGGARAN PERWAKILAN RI DI LUAR
NEGERI
Anggaran Perwakilan ditetapkan pada DIPA Perwakilan, berdasarkan usulan
anggaran masing-masing perwakilan yang dituangkan dalam dokumen RKA-
KL Perwakilan. RKA-KL Perwakilan RI di luar negeri disusun berdasarkan
RENJA-KL dan RENSTRA Perwakilan.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 154 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Dokumen RKA-KL di susun dengan mencakup 3 (tiga) kelompok komponen
belanja, yang terdiri : Belanja Pegawai (51), Belanja Barang (52) dan Belanja
Modal (53). Belanja Pegawai (51) mencakup pagu Belanja TPLN Home Staff,
Gaji Pegawai Setempat, Tunjangan Sewa Rumah (TSR) dan Restitusi
Pengobatan/Asuransi kesehatan Home Staff. Belanja Barang (52) terdiri dari
pagu belanja barang operasional dan belanja barang non operasional
(kegiatan), yang tersebar dalam 7 (tujuh) output kegiatan perwakilan. Dan
Belanja Modal (53) mencakup pagu belanja pengadaan barang dan jasa
pada perwakilan RI di luar negeri.
Sumber pembiayaan DIPA Perwakilan RI di luar negeri, berasal dari sumber
dana Rupiah Murni dan sumber dana PNBP. Pagu DIPA yang bersumber
dari Rupiah Murni (RM) akan dapat langsung di pergunakan dengan
mekanisme UP/GUP/TUP, sedangkan pagu DIPA yang bersumber dari dana
PNBP harus melalui mekanisme pencairan dana PNBP berdasarkan jumlah
maksimum pencairan (MP) PNBP yang telah di setorkan ke kas negara. Saat
ini Kemengterian Luar Negeri mendapatkan pagu sebesar 65 persen dari
jumlah PNBP yang disetorkan ke Kas Negara. Anggaran PNBP tersebut
dapat dipergunakan untuk belanja modal. Setelah mendapatkan persetujuan
MP (Maksimum Pencairan), baru Perwakilan dapat mengajukan UP/GUP dan
TUP sesuai pagu yang telah ditetapkan pada DIPA Perwakilan
Proses pelaksanaan anggaran pada Perwakilan RI di luar negeri, telah di atur
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK/160.05/2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Pada
Perwakilan RI di Luar Negeri. Disamping itu, dalam proses pencairan
anggaran juga telah di atur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor
23/B/KU/VII/2017/01 Tahun 2017, Petunjuk Teknis Penerbitan Surat Perintah
Membayar (SPM) Untuk Perwakilan RI di Luar Negeri.
Setelah Perwakilan RI menerima dokumen DIPA, maka perwakilan sudah
dapat mengajukan Uang Persediaan (UP) Perdana berdasarkan perhitungan
1/12 dari pagu belanja pegawai dan ¼ dari pagu belanja barang serta belanja
modal. Sebelum mengajukan UP Perdana Perwakilan harus melakukan set
up pagu secara manual pada aplikasi SIMKEU. Pagu per-belanja dan per
akun belanja harus di-set up pada aplikasi SIMKEU sebagai langkah awal
untuk membukukan transaksi pengeluaran belanja yang telah dilakukan pada
awal tahun.
Sebelum UP Perdana di terima perwakilan, perwakilan dapat menggunakan
dana Kas Besi atas ijin Sekretaris Jenderal. Permohonan ijin penggunaan
Kas Besi haru mengacu pada Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 9 Tahun
2017, tentang Tata Cara Pengelolaan Kas Besi Pada Perwakilan RI di Luar
Negeri. Penggunaan dan kas Besi harus dibukukan sebagai Pembukuan
Penggunaan Kas Besi (PKB) secara rinci per aku dan harus di debebankan
pada DIPA setelah UP Perdana diterima dan harus segera mengembalikan
dana Kas Besi yang dipakai sementara sebelum UP Perdana di terima.
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 155 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
UP Perdana diajukan berdasarkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
yang dibuat oleh Perwakilan RI dilampiri dokumen SPTB dan ADK (Arsip
Data Komputer) yang diambil dari DIPA Online Perwakilan tersebut.
Berdasarkan dokumen tersebut, Biro Keuangan (Bagian Pengendalian
Anggaran) akan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM), untuk
kemudian di kirimkan ke KPPN Jakarta I, untuk mendapatkan SP2D. SP2D
tersebut kemudian dikirimkan oleh KPPN Jakarta I ke Bank Indonesia, untuk
mentransfer dana sesuai yang tertera pada dokumen SPP, SPM dan SP2D
Proses pembuatan dokumen-dokumen pencairan anggaran tersebut,
menggunakan aplikasi SIMKEU dan Aplikasi SAS (SPP dan SPM).
Sedangkan untuk melihat tayang pagu realisasi SP2D terdapat pada Aplikasi
OM-SPAN. Tanda Bukti Pengeluaran, BKU, Buku Bank, SPTB (Surat
Pertanggungjawaban Belanja), dan DRK (Datar Rekapitulasi Keuangan)
adalah produk dari Aplikasi SIMKEU. Sedangkan dokumen SPP dan SPM
adalah produk aplikasi SAS (Sistim Aplikasi Satker).
Setelah mendapatkan UP Perdana, maka perwakilan dapat membelanjakan
sesuai jumlah uang fisik UP untuk pelaksanaan kegiatan dan program
perwakilan. Setelah UP tersebut dipakai dengan maksimum 50 persen, maka
perwakilan dapat mengajukan Ganti Uang Persediaan (GUP). Setiap
penerbitan dokumen SPP, SPM dan SP2D akan menggunakan kurs tengah
BI yang berlaku pada saat dokumen diterbitkan. Dengan demikian sangat
dimungkinkan akan terjadi perbedaan kurs yang terpakai pada dokumen
SPP-SPM dan SP2D. Apabila terdapat perbedaan kurs, maka kurs yang
akan dipakai sebagai alat hitung realisasi pagu adalah kurs yang tercantum
pada dokumen SP2D atau pada dokumen transfer dari Bank Indonesia.
Untuk melihat realisasi pagu dalam rupiah, dapat dilihat pada aplikasi OM-
SPAN.
UP Perdana untuk perwakilan akan diperhitungkan dengan sisa UP Tahun
Anggaran sebelumnya yang tidak disetorkan ke bendahara penerimaan di
pusat. Sisa UP tersebut akan terlihat di DRK dan harus tercermin pada BAPK
posisi di Bank Statement maupun di Kas). Jumlah sisa UP perwakilan harus
sama dengan sisa UP yang tercantum pada Barita Acara Rekonsiliasi Sisa
UP antara Biro Keuangan dengan KPPN Jakarta I.
Seluruh transaksi yang telah di bukukan pada SIMKEU dan telah diterbitkan
SPP, SPM, serta telah keluar SP2D, maka seluruh angka pada dokumen
SP2D akan menjadi angka realisasi yang tercatat pada aplikasi SAIBA. SP2D
yang telah tercantum pada aplikasi OM-SPAN akan di-back up secara
periodik untuk kemudian di-restore ke aplikasi SAIBA, dan setiap bulan data
yang telah di input pada aplikasi SAIBA akan dilakukan rekonsiliasi data SAI
(perwakilan) dengan SiaP ( KPPN Jakarta I) dari hasil rekon tersebut angka
digunakan untuk penyusunan Laporan Keuangan tingkat Satker Perwakilan.
Sebagaimana diketahui bahwa beberapa Perwakilan RI terdapat Atase
Teknis dan Staf Teknis dari Kementerian/Lembaga. Anggaran Belanja
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 156 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
Tuntutan Hukum
mantan pegawai
setempat
terhadap
perwakilan RI di
luar negeri
Pegawai untuk Atase Teknis/Staf Teknis terdapat pada DIPA Perwakilan
sedangkan untuk Anggaran Belanja Barang Non Operasional tercantum pada
DIPA masing-masing Atase Teknis/Staf Teknis tersebut. Dalam praktek
pelaksanaan anggaran pada awal tahun, Atase Teknis untuk belanja barang
non operasional biasanya meminjam kas besi perwakilan. Dalam hal ini
perwakilan harus mencatat rincian pengguanaan kas besi yang dipakai untuk
keperluan operasional Atase Teknis/Staf Teknis. Dan pinjaman tersebut
harus dikembalikan setelah mendapat GUP dari Kementerian/Lembaga
dimana mereka berasal. Pengelolaan anggaran operasional untuk DIPA
Atase Teknis/Staf Teknis dilakukan oleh BPKRT sebagai BPP (Bendahara
Pengeluaran Pembantu) dan Atase Teknis/Staf Teknis sebagai PPK.
Rekening rutin untuk Atase Teknis/Staf Teknis sampai saat ini masih menjadi
satu dengan rekening rutin perwakilan RI. Sehingga setiap bulannya dalam
BAPK harus dilakukan rekonsiliasi dan penjelasan posisi anggaran riil dari
masing-masing Atase Teknis/Staf Teknis yang terdapat di perwakilan.
F.17. TUNTUTAN HUKUM MANTAN PEGAWAI SETEMPAT TERHADAP
PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI
Sampai dengan tahun 2017, terdapat 3 (tiga) tuntutan hukum Pegawai
Setempat terkait permasalahan pengunduran diri, berhenti atau kontrak
kerjanya tidak diperpanjang, namun hak pesangon yang dibayarkan dianggap
tidak sesuai dengan hukum ketenagakerjaan di negara setempat dari 3 (tiga)
Satker Perwakilan RI di Luar Negeri yang sudah inkracht. Untuk tuntutan
yang telah mendapatkan Putusan Hukum yang telah inkracht tersebut,
Kementerian Luar Negeri berkewajiban untuk membayar sejumlah nominal.
Satker Perwakilan yang memiliki tuntutan hukum yang telah mendapatkan
Putusan Hukum yang telah inkracht adalah sebagai berikut:
1. KBRI LISABON
Berdasarkan keputusan final Pengadilan Lisabon No, 3121/07.5TTSLB tanggal 18 Desember 2008, Pengadilan mengabulkan gugatan hukum Sdr. PM dan menghukum KBRI untuk membayar denda sebesar €38.865,02 (ditambah tunjangan natal, tunjangan hari libur dan tunjangan cuti),
2. KBRI CARACAS
Pada Maret 2008, Pengadilan memenangkan gugatan Sdr. JD dan memutuskan KBRI Caracas untuk membayar ke ybs, setelah dilakukan upaya damai oleh KBRI Caracas diperoleh kesepakatan penurunan jumlah tuntutan dari US$66.500 menjadi US$17.000 dan biaya Saksi Bs11.600.
3. KBRI BOGOTA
Mahkamah Agung Kolombia telah menjatuhkan sanksi kepada KBRI Bogota pada tanggal 18 November 2009 sebesar COP.8.675.021,66 (vide Nota Diplomatik Kemenlu Kolombia No. DIGP 71700 tertanggal
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN ANGGARAN 2017AUDITED
- 157 - Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan
21 November 2011) ekuivalen US$ 3.065,38 dengan asumsi kurs COP.2.830,-/US$ atas tuntutan hukum Sdri. EAN. Besaran sanksi definitif yang dijatuhkan kepada KBRI Bogota dapat menjadi lebih besar lagi dikarenakan sanksi denda tidak membayar sejak putusan MA tersebut.