kata pengantar -...
TRANSCRIPT
i Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
KATA PENGANTAR
Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban
Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik sepanjang bulan Juli 2017. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkembangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedeputian serta dalam penyelesaian laporan ini.
Jakarta, Juli 2017 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa
ii Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
RINGKASAN EKSEKUTIF Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov.DKI Jakarta, selama Bulan Juli 2017 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukanberbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Bidang TRLH selama Bulan Juli sebanyak 46 kegiatan, terdiri dari13 Kegiatan Internal, 12 Kegiatan Eksternal, dan 12Kegiatan Komunikasi Publik (lebih detail dapat dilihat padalampiran).
iii Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif .............................................................................................. ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup .............................................................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi .......................................................................... 1
1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup .............. 2
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang ......................................................... 2
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup ............................................... 2
BAB II KINERJA
2.1 Bidang Tata Ruang ........................................................................................ 3
2.1.1 Survei Data "Water Enviroment Improvment" dengan PT. Indokei
Internasional ....................................................................................... 3
2.1.2 Pertemuan dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang (CKTRP)
dan Pertanahan Prov. DKI Jakarta membahas Ruang Terbuka
Hijau (RTH) ......................................................................................... 4
2.1.3 Rapat membahas Proposal Taman Hijau Pintar ................................. 6
2.1.4 Rapat pembahasan penghitungan komitmen Jakarta 30 : 30 .............. 7
2.1.5 Pertemuan dengan PLAN dan UCLG-ASPAC terkait
Alignment Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Localizing SDGs in
Local Goverment Training) ................................................................ 9
2.2 Bidang Lingkungan Hidup............................................................................. 10
2.2.1 Rapat Persiapan Loknas Proyek BERSIH dengan Jejaring AMPL ...... 10
2.2.2 Rapat Persiapan Inovasi Indonesia Forum Dan Expo Tahun 2017 ..... 11
2.2.3 Rapat Persiapan Penanaman Pohon dalam Rangka Peringatan
Hari Anak Nasional ............................................................................. 14
2.2.4 Lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi
dan Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL ............................................... 15
2.2.5 Pertemuan dengan Tim PLAN International membahas FGD Kota
Layak Anak ......................................................................................... 16
2.2.6 Rapat Paparan Peta Interaktive Layanan Air Bersih dan
Sanitasi IUWASH ................................................................................ 18
2.2.7 Pertemuan dengan MURIA Membahas Persiapan Lokakarya FGD Grand Design Urban Farming DKI Jakarta ......................................... 20
2.2.8 Paparan Pendahuluan Penyusunan Naskah Akademik Dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Air Limbah
Domestik DKI Jakarta ........................................................................ 21
iv Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
2.2.9 Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan RPJMD Tahun 2018-2022 Bidang Air Bersih, Air Limbah dan Persampahan ... 23
2.2.10 Pertemuan dengan PT. JakPro membahas Tipping Fee Pembangu nan Intermediate Treatment Facility (ITF) .......................................... 25 2.2.11 Pertemuan dengan PT. Indokoei International (Engineering
and Management Consultant) ............................................................ 27
2.3 Komunikasi Publik ........................................................................................ 29
2.3.1 Asia Pasific Building Code Forum Singapura (06-07 Juli 2017) ........... 29
2.3.2 Diskusi Building Sector in Asia (Bangkok) ........................................... 30
2.3.3 Lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki
Sanitasi dan Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL Tahun 2017 ............. 31
2.3.4 Wawancara dengan New York Times mengenai Perubahan Iklim
(Climate Change) and Global Cities .................................................... 31
2.3.5 Peluncuran Unit Pilot Pengolahan Air Bersih Dengan Teknologi
Microbubble dan Plasma Ozone ......................................................... 35
2.3.6 Peserta UCLG-ASPAC Kunjungi Kota Tua dan RPTRA Kalijodo ........ 36
2.3.7 Forum dan Expo Inovasi Indonesia 2017: “Kolaborasi Pemerintah
Daerah untuk Pencapaian Sustainable Development Goals
(SDGs)” ............................................................................................... 38
2.3.8 Penanaman Mangrove Bersama Yayasan Cipta Asa Nusantara
Dalam Rangka Peringatan Hari Anak Nasional ................................... 40
2.4 Kegiatan Internal ........................................................................................... 42
2.4.1 Rapim Gubernur ................................................................................. 42
2.4.2 Rapat Staf Kedeputian TRLH .............................................................. 42
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT ........................ 48
3.1 Portal Tarulh .................................................................................................... 48
3.2 Knowledge Management ................................................................................. 48
BAB IV KENDALA DAN SARAN .......................................................................... 49
4.1 Kendala............................................................................................................ 49
4.2 Saran ............................................................................................................... 49
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 50
1 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel, efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan
salah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi antara lain:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah:
1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah.
2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang.
2 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup. 1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
3 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
BAB II KINERJA KERJA
2.1 Bidang Tata Ruang
2.1.1. Survei Data "Water Enviroment Improvment" dengan PT. Indokei
Internasional
Jakarta 12 Juli 2017. Kedeputian
Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup mengadakan rapat
koordinasi proyek JICA dalam hal Survei
pengumpulan data tentang “water
environment improvement di DKI jakarta.
Badan Kerjasama Internasional
Jepang/Japan Internasional Cooperation
Agency (JICA) adalah sebuah lembaga
yang didirikan pemerintah Jepang untuk
membantu pembangunan negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia. JICA
memberikan bantuan teknis dan dana
yang tidak mengikat.
JICA berkonsultasi dengan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
dalam manajemen sanitasi, khususnya
terkait dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) DKI Jakarta.
PT. Indokoei International adalah
konsultan yang ditugaskan pihak JICA
untuk melaksanakan kegiatan proyek
Data collection Survey on Water
Environment Improvement . Proyek ini
Hasil Rapat :
a) PT Indokoei menyampaikan perlu adanya Survei data agar tidak terjadi duplikasi bagi kegiatan-kegiatan baik dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
b) PT Indokei mempunyai 4 tugas utama : 1. Mengumpulkan informasi
mengenai data
pencemaran lingkungan
di DKI Jakarta.
2. Mengumpulkan data-data
mengenai kesadaran
penduduk akan
pentingnya sanitasi.
3. Mengumpulkan data
mengenai proyek-proyek
yang telah dilakukan oleh
pemerintah pusat atau
daerah baik yang sedang
berlangsung atau yang
sudah selesai.
4. Mengumpulkan data dan
informasi tentang sektor-
sektor swasta yg terlibat
dalam perbaikan
lingkungan di Jakarta
c) Bentuk pengumpulan data dan
survei dari PT.Indokoei
akan dilakukan melalui:
1. Review terhadap usaha-
usaha dan hambatan-
hambatan yang dihadapi
oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam
perbaikan lingkungan air di
DKI Jakarta.
4 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
bermaksud mengumpulkan data dan
informasi yang dibutuhkan dalam kaitan
dengan program sanitasi untuk perbaikan
lingkungan air dan pengurangan
pencemaran air di Indonesia, khususnya
di wilayah DKI Jakarta sebagai referensi
kepada JICA dalam perencanaan
kerjasama di masa mendatang.
Pemprov DKI Jakarta melalui Kedeputian
Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup memasilitasi rapat
koordinasi pengumpulan data tersebut.
Rapat dipimpin oleh Asisten Deputi
Bidang Tata Ruang dengan dihadiri oleh
Dinas Sumber Daya Air, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian
dan Energi.
2. PT Indokoei akan melakukan survey sosial terhadap proyek-proyek pemerintah apa saja yang sudah dan akan berjalan terkait dengan sanitasi. Hasil survey ini dimaksudkan untuk memberikan kontribusi dalam memformulasi dan melaksanakan proyek-proyek dalam sektor sanitasi secara efektif dan efisien kedepannya.
2.1.2 Pertemuan dengan Dinas Cipta Karya Tata Ruang (CKTRP) dan Pertanahan
Prov. DKI Jakarta membahas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Jakarta, 13 Juli 2017. Deputi Gubernur
DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bertemu dengan Dinas
Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan
Provinsi DKI Jakarta untuk berdiskusi dan
membahas pemetaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di DKI Jakarta.
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan
Pertanahan Provinsi DKI Jakarta
menjelaskan bahwa pemetaan RTH di
DKI Jakarta sudah dilakukan dengan
Hasil Rapat : 1. Pemetaan RTH di DKI Jakarta
sudah dilakukan dengan menyesuaikan data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta. Dengan penyesuaian data ini, bisa diketahui bidang tanah yang perlu dibebaskan untuk mendirikan RTH karena status kepemilikan tanah tersebut juga bisa diketahui.
2. Data ini juga dilengkapi dengan data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di tiap-tiap bidang tanah yang perlu dibebaskan untuk penyediaan RTH di DKI Jakarta.
3. Data ini akan bisa digunakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta untuk proses pembebasan lahan
5 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
menyesuaikan data dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dengan Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
DKI Jakarta. Dengan penyesuaian data
ini, bisa diketahui bidang tanah yang perlu
dibebaskan untuk mendirikan RTH karena
status kepemilikan tanah tersebut juga
bisa diketahui.
Data ini juga dilengkapi dengan data Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) di tiap-tiap
bidang tanah yang perlu dibebaskan
untuk penyediaan RTH di DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Data ini akan bisa
digunakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi
DKI Jakarta untuk proses pembebasan
lahan dalam pelaksanaan pembangunan
RTH sesuai dengan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
memberikan komentar dan masukan
bahwa hasil penyesuaian data ini perlu
pula untuk mengidentifikasi beberapa tipe
lahan, yaitu: (i) lahan yang tidak sesuai
peruntukannya (di Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta
seharusnya sebagai RTH) yang bisa
dibebaskan, (ii) lahan yang bermasalah
untuk dibebaskan namun bisa
diupayakan, serta (iii) lahan yang
berpotensi untuk memiliki masalah yang
lebih besar lagi ketika dibebaskan supaya
bisa memberikan masukan lebih lanjut
nantinya kepada Dinas Kehutanan
Provinsi DKI Jakarta.
dalam pelaksanaan pembangunan RTH sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta.
6 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
2.1.3 Rapat membahas Proposal Taman Hijau Pintar
Jakarta, 17 Juli 2017. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup melaksanakan rapat koordinasi untuk memasilitasi teman-teman mahasiswa Indonesia di Singapore yang mengirimkan proposal mengenai “Taman Hijau Pintar” untuk menyampaikan konsep/ide mereka kepada para SKPD terkait. Tujuan dari pelaksanaan Taman Hijau Pintar antara lain: (i) Meningkatkan kualitas ruang publik bagi masyarakat setempat, (ii) Memberikan akses informasi dan knowledge secara gratis bagi siapa saja yang mengakses Taman Hijau Pintar, (iii) Mendayagunakan potensi dan merawat asset pemerintah daerah yang ada, (iv) Menciptakan taman yang bersih, aman, tertib dan terjaga keasriannya serta ramah lingkungan sebagai hasil outcome dan (v) Mendukung program pemerintah lokal (contoh: Jakarta Smart City) untuk penyebaran informasi/program. Konsep/ide dari Taman Hijau Pintar yang di usung oleh para mahasiswa dari singapura ini adalah berbasis Smart Station dengan fasilitas PC integrated yang memfasilitasi pengetahuan berupa e-book atau e-learning, Wi-Fi gratis, yang dapat digunakan oleh pengunjung Taman Hijau Pintar untuk mengakses informasi dan pengetahuan (e-book) dan untuk energi akan menggunaka solar sistem. Rapat dipimpin oleh Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dengan didampingi oleh Asisten Deputi Bidang Tata ruang dan dihadiri
Hasil Rapat : a) Mengenai konsep smart
station dari segi data informasi (i) Alva Energi akan
membantu dalam konsep, produk dan instalasi, penyediaan hardware (berupa tablet, alat wi fi, station/meja dan kursi) serta perawatan dalam hal terkait hardware dan data gathering.
(ii) Untuk sistem Log In, alva smart akan mengkoneksikan data log in user dengan akun facebook atau gmail user. Sehingga akan diperoleh data pengunjung berdasarkan usia. Data ini dapat dijadikan pooling minat pengunjung yang datang ke RTH berdasarkan usia.
(iii) Alva energi akan mengkoneksikan portal Jakarta Smart City sebagai menu pembuka, hal ini bertujuan agar masyarakat DKI Jakarta familiar dengan Jakarta smart city.
(iv) Untuk sumber energi yang digunakan adalah solar sistem.
b) Lokasi pemilihan untuk smart station: (i) Lokasi disarankan oleh
Deputi Gubernur TRLH untuk memilih RPTRA, agar dapat terawasi keamanannya. Jika diletakkan di RTH akan riskan hilang atau tidak termonitor (banyak cctv yang tidak berfungsi).
(ii) Pemilihan lokasi RPTRA
7 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
oleh perwakilan dari Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Diskominfotik, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan.
ini akan didiskusikan dahulu oleh Alva Energi dengan Dinas Kehutanan dan DPPAPP. RPTRA yang lokasinya dekat dengan sekolah lebih di utamakan dan berada dikawasan padat penduduk
2.1.4 Rapat pembahasan penghitungan komitmen Jakarta 30 : 30
Jakarta, 20 Juli 2017. Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan Rapat membahas komitmen Jakarta 30:30. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menandatangani sebuah komitmen untuk mengurangi konsumsi energi, air dan emisi CO2 sebesar 30% hingga tahun 2030. Komitmen yang dikenal dengan nama Komitmen Jakarta 30:30 ini merupakan kelanjutan dari diterbitkannya Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau. Pemprov DKI Jakarta mempertegas posisinya sebagai Center of Excellence dalam hal Bangunan Gedung Hijau, sesuai dengan visi dalam Grand Design Green Building Jakarta. Menindaklanjuti Pergub DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012 tersebut, pada tahun 2030 Jakarta menargetkan pencapaian atas 3 hal penting: 30% konservasi energi yang
Hasil Rapat :
1. Berdasarkan Copenhagen
Accord dalam rangkaian
kegiatan COP15 UNFCCC di
Copenhagen bulan
Desember 2009 lalu,
disepakati bahwa dibutuhkan
upaya mitigasi global (global
coherent mitigation
actions) untuk membatasi
peningkatan suhu global 2ºC
di bawah tingkat pra-industri
pada tahun 2050. Untuk itu,
diperlukan penurunan emisi
GRK baik oleh negara maju
(dengan kontribusi yang
signifikan) maupun negara
berkembang. Walaupun
Copenhagen Accord bukan
merupakan kesepakatan
yang mengikat (legally
binding), namun Indonesia
yang pada saat itu dihadiri
oleh President RI secara
sukarela turut berkontribusi
dalam penurunan emisi GRK
sebesar 26%.
2. Untuk mewujudkan komitmen
di atas, maka disusun RAN-
GRK yang prinsipnya adalah
NAMAs oleh Indonesia. RAN-
GRK ini yang selanjutnya
8 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
setara dengan penghematan 3.785 GWh, 30% konservasi air yang setara dengan 2,4 miliar liter air, dan 30% reduksi CO2 yang setara dengan pengurangan 3,37 juta ton CO2e. Rapat dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan dihadiri oleh unsur dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan; Dinas Lingkungan Hidup; IFC (International Finance Coorporation); GBCI (Green Building Council Indonesia). N.T Bramono dari IFC melakukan pemaparan seperti apa gambaran jelas mengenai komitmen ini dan bagaimana implementasinya hingga tujuan untuk menjadikan Jakarta lebih baik tersebut dapat tercapai
akan dievaluasi dan
dikajiulang sesuai kebutuhan
nasional dan perkembangan
global terkini, sehingga
memenuhi persyaratan dan
pengakuan internasional
(UNFCCC). Nationally
Appropriate Mitigation
Actions (NAMAs) adalah
upaya pengurangan emisi
secara sukarela oleh negara
berkembang dalam konteks
pembangunan berkelanjutan.
3. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menandatangani
sebuah komitmen untuk
mengurangi konsumsi energi,
air dan emisi CO2 sebesar
30% hingga tahun 2030.
Komitmen yang dikenal
dengan nama Komitmen
Jakarta 30:30 ini merupakan
kelanjutan dari diterbitkannya
Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta No. 38 Tahun
2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau.
4. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menyusun Rencana
Aksi Daerah untuk
Pengurangan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAD-GRK)
sebesar 30%. RAD-GRK ini
mencakupi seluruh sumber
emisi GRK di DKI Jakarta
(bidang industri, transportasi,
bangunan komersial dan
rumah tangga, dll.) yang
menargetkan pengurangan
emisi GRK sebesar
5.681.022 ton CO2e.
5. Sedangkan, target penurunan emisi GRK yang tertera pada Grand Design
9 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Green Building hanya mencakupi emisi GRK dari satu sektor, yaitu Bangunan Gedung Hijau (BGH), yang menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 3.372.798 ton CO2e (potensi penurunan sebesar 30% dari emisi GRK BGH dan 59% dari emisi GRK total).
2.1.5 Pertemuan dengan PLAN dan UCLG-ASPAC terkait Alignment Sustainable Development Goals (SDGs) dan Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Localizing SDGs in Local Goverment Training)
Jakarta 21 Juli 2017. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengadakan pertemuan dengan UCLG-ASPAC dan PLAN International untuk membahas kemajuan dari proses alignment Sustainable Development Goals (SDGs) pada berbagai program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pada pertemuan ini, Deputi Dubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengingatkan bahwa Peraturan Presiden tentang pelaksanaan SDGs sudah dikeluarkan, yaitu Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sehingga proses alignment ini perlu dilakukan segera sebagai masukan kepada Bappeda Provinsi DKI Jakarta yang sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022.
Hasil Rapat :
1. Peraturan Presiden tentang pelaksanaan SDGs sudah dikeluarkan, yaitu Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sehingga pemerintah daerah juga perlu untuk melaksanakan sasaran dari SDGs ke dalam program Pemerintah Daerah dan perlu alignment.
2. Untuk tercapainya seluruh sasaran SDGs, diperlukan pula partisipasi dari berbagai stakeholders yang terdiri dari 4 (empat) pihak, yaitu: (i) Pembentuk Regulasi dan/atau Pemerintah; (ii) Komunitas Masyarakat Sipil; (iii) Akademisi; dan (iv) Pelaku Bisnis dan Filantropi.
3. UNDP telah memiliki suatu sistem untuk mempermudah proses alignment dari sasaran SDGs terhadap program dari pemerintah daerah. Sistem ini akan terbagi ke dalam 4 (empat) kategori untuk memudahkan proses pemasuka (input) data, berupa: (i) indikator sosial ekonomi; (ii) indikator
10 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Deputi Dubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengingatkan bahwa dalam proses alignment ini tetap harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: (i) Sasaran Nasional baru mencakupi 94 sasaran dari total 169 sasaran dari SDGs sehingga perlu pula untuk melakukan alignment dari 75 sasaran yang belum ada pada sasaran nasional; dan (ii) setelah proses alignment ini selesai dilakukan, perlu melihat sasaran dan program mana yang menjadi prioritas bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
pengeluaran keuangan publik; (iii) indikator pemerintah daerah dan persepsi masyarakat; dan (iv) rekomendasi untuk pemerintah daerah dan sektor swasta.
4. Agar sistem ini bisa berjalan, diperlukan partisipasi dari Pemerintah Daerah untuk memberikan datanya untuk melihat seberapa jauh SDGs telah dilakukan di dalam daerahnya.
2.2 Bidang Lingkungan Hidup
2.2.1 Rapat Persiapan Lokakarya Nasional Proyek BERSIH dengan Jejaring AMPL
Jakarta, 5 Juli 2017. Telah dilaksanakan .
Rapat ini dipimpin oleh Asisten Deputi
Gubernur DKI Jakarta Lingkungan Hidup
didampingi Sekretaris Jejaring AMPL
Hasil Rapat
a) Rapat persiapan ini
diharapkan diperoleh out put
bersama terkait strategi lokal
terhadap kelajutan program
sanitasi
b) Dari rapat ini diharapkan
mendapat masukan terhadap
TOR lokakarya dari Jejaring
AMPL menjadi lebih rinci
c) Lokakarya Nasional Proyek
Bersama Perbaiki Sanitasi
dan Higiene Kota (BERSIH)
ini direncanakan menjadi KPI
saran bagi Gubernur DKI
Jakarta
d) Deputi Bidang TRLH berharap
11 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
serta dihadiri oleh unsur dari Biro
Administrasi Sekretariat Daerah, Dinas
SDA, Dinas LH, Dinas PE, Biro Umum,
Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik,
Lurah Duri Utara dan Anggota Jejaring
AMPL. Pertemuan ini ditujukan untuk
membahas (i) Persiapan Pelaksanaan
Lokakarya Nasional Proyek BERSIH
(Bersama Perbaiki Sanitasi dan Higiene
Kota) dan, (ii) Pengarusutamaan Isu
Sanitasi di DKI Jakarta. Beberapa hal
yang mengemuka dalam pertemuan
tersebut adalah : a. Rapat persiapan ini
diharapkan diperoleh out put bersama
terkait strategi lokal terhadap kelajutan
program sanitasi, b. Dari rapat ini
diharapkan mendapat masukan terhadap
TOR lokakarya dari Jejaring AMPL
menjadi lebih rinci, c. Lokakarya Nasional
Proyek Bersama Perbaiki Sanitasi dan
Higiene Kota (BERSIH) ini direncanakan
menjadi KPI saran bagi Gubernur DKI
Jakarta, d. Deputi Bidang TRLH berharap
hasil dari lokakarya ini dapat memberi
masukan dalam penyusunan Grand
Design Sanitasi dan Air Bersih yang saat
ini dalam penyusunan oleh IUWASH
PLUS, e. Dalam acara lokakarya Nasional
akan ada sesi penyerahan Aset Sanitasi
yang telah dibangun di Kelurahan Duri
Utara kepada unsur Pemerintah dalam
hal ini Lurah Duri Utara yang nantinya
akan diserahkan pada masyarakat atau
Tim STBM setempat.
hasil dari lokakarya ini dapat
memberi masukan dalam
penyusunan Grand Design
Sanitasi dan Air Bersih yang
saat ini dalam penyusunan
oleh IUWASH PLUS.
e) Dalam acara lokakarya
Nasional akan ada sesi
penyerahan Aset Sanitasi
yang telah dibangun di
Kelurahan Duri Utara kepada
unsur Pemerintah dalam hal
ini Lurah Duri Utara yang
nantinya akan diserahkan
pada masyarakat atau Tim
STBM setempat.
f) Acara lokakarya Nasional
akan dilaksanakan pada
tanggal 12 Juli 2017 di Ruang
Serbaguna Lantai 22. Gedung
Balaikota Blok G.
2.2.2 Rapat Persiapan Inovasi Indonesia Forum Dan Expo Tahun 2017
Hasil Rapat
1. Panitia Acara Inovasi Indonesia
Forum Dan Expo Tahun 2017
akan membuat surat kepada
Kepala Badan Pengelola Aset
Daerah DKI Jakarta terkait
permintaan/penyediaan
12 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Jakarta 10 Juli 2017. Yayasan Inovasi
Pemerintah Daerah (YIPD)
bekerjasama dengan Asosiasi
Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
(APEKSI), Asosiasi Pemerintah
Kabupaten Seluruh Indonesia
(APKASI), ICLEI, UNDP, UCLG-
ASPAC, serta dukungan dari
BAPPENAS dan KEMENRISTEKDIKTI
akan menyelenggarakan satu kegiatan
nasional berupa Inovasi Indonesia
Forum & Expo 2017 yang mengusung
tema “Kolaborasi Pemerintah Daerah
Untuk Pencapaian SDGs” pada
tanggal 19-21 Juli 2017 di Jakarta
Convention Centre.
Pemprov DKI Jakarta melalui
Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup turut
berpartisipasi dalam rangkaian
kegiatan acara tersebut. Bentuk
partisipasi Pemprov DKI antara lain
akan menjadi tuan rumah dalam
kegiatan malam ramah tamah di Balai
Agung kepada peserta acara pada
tanggal 19 Juli 2017. Pemprov DKI
juga akan Memasilitasi kemudahan
transportasi para peserta dan panitia
untuk berkunjung ke RPTRA Kalijodo,
Masjid Raya Daan Mogot, Waduk Pluit,
dan Bank Sampah Wil. Jakarta Utara.
Kunjungan lapangan adalah
merupakan salah satu agenda dari
kendaraan (Bus) untuk acara
makan malam (tanggal 19 Juli
2017 Jam 19.00 wib) dan
kunjungan lapangan (tanggal
21 Juli 2017 Jam 10.00 wib).
2. Panitia Acara Inovasi Indonesia
Forum Dan Expo Tahun 2017
akan membuat surat kepada
Kepala Dinas Perhubungan
Prov. DKI Jakarta terkait
pengawalan peserta Indonesia
Inovasi Expo dan Forum.
3. Panitia akan membuat surat
kepada Deputi Gubernur
Bidang Transportasi untuk
menjadi narasumber terkait
pembangunan Transportasi di
DKI Jakarta.
4. Panitia akan membuat surat
kepada Kepala Dinas PPAPP
Prov. DKI Jakarta untuk
kunjungan ke RPTRA dengan
tembusan kepada Deputi
Gubernur Bidang TRLH dan
PT. Sinar Mas, sekaligus
permohonan Kepala Dinas
PPAPP untuk menjadi
Narasumber.
5. Panitia akan membuat surat
kepada Kepala Dinas
Kehutanan Prov. DKI Jakarta
terkait kunjungan ke RTH
Kalijodo.
6. Panitia akan membuat surat
permintaan kepada Pimpinan
PT. JakPro untuk persiapan
lokasi dan menjadi narasumber
terkait pengelolaan Waduk
Pluit.
7. Panitia akan membuat surat
kepada Kepala Dinas LH Prov.
DKI Jakarta untuk menyiapkan
lokasi Bank Sampah di Wilayah
13 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
rangkaian kegiatan yang akan
diadakan dalam acara ini pada sesi
tanggal 21 Juli 2017.
Secara Khusus, panitia acara
mengundang Deputi Gubernur Bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
untuk hadir sebagai narasumber pada
tanggal 19 Juli 2017, dengan
mengusung tema “Pelayanan Dasar
bagi Akses Air Bersih & Sanitasi serta
Pengentasan Kawasan Kumuh”.
Rapat persiapan ini dipimpin oleh
Asisten Deputi Bidang Lingkungan
Hidup dengan dihadiri oleh YIPD,
UCLG ASPAC, Biro Umum, Biro KDH-
KLN, staf Kedeputian TRLH
Jakarta Utara sebagai salah
satu tujuan kunjungan.
8. Panitia membuat surat kepada
Kepala UPT Masjid Raya Daan
Mogot (Kawasan Hijau)
sebagai salah satu tujuan
kunjungan.
9. Adapun Alur Kunjungan mulai
dari JCC (start jam 10.00 wib),
Masjid Raya Daan Mogot
Jakarta Barat, Waduk Pluit,
RPTRA KaliJodo dan Bank
Sampah Wil. Jakarta Utara
sebagai tujuan akhir lalu
kembali ke JCC.
10. Makan siang para peserta
berupa Nasi Box dan Snack
(dibawa diperjalanan) untuk
perkiraan 150 orang yang akan
disiapkan oleh Biro KDH dan
KLN Prov. DKI Jakarta.
11. Panitia akan membuat surat
yang ditujukan kepada Kepala
Biro KDH dan KLN terkait
jamuan makan malam untuk
perkiraan 200 orang,
permintaan MC serta
penjelasan peran Gubernur
DKI Jakarta dalam acara
tersebut.
12. Panitia akan membuat surat
kepada Kepala Dinas
Pariwisata Prov. DKI Jakarta
terkait pertunjukan kesenian
pada acara makan malam di
Balai Agung.
13. Panitia akan menyiapkan
konsep sambutan Gubernur
DKI Jakarta pada acara
Indonesia Inovasi Expo dan
Forum 2017. Konsep sambutan
Gubernur DKI akan dikirim ke
email :
14 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
dan susunan acara dikirim ke
email :
2.2.3 Rapat Persiapan Penanaman Pohon Dalam Rangka Hari Anak Nasional
Jakarta, 11 Juli 2017. Telah dilaksanakan
Rapat Persiapan Pelaksanaan
Penanaman Pohon dalam Rangka
Persiapan Hari Anak Nasional Tahun
2017. Pertemuan ini dipimpin oleh Asisten
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Lingkungan Hidup didampingi staf
Deputi serta dihadiri unsur dari Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan,
Dinas PPAPP, dan Yayasan Cipta Asa
Nusantara. Pertemuan ini merupakan
tindak lanjut dari rencana Peringatan Hari
Anak Nasional. Pertemuan ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana persiapan
Yayasan Cipta Asa Nusantara dan SKPD
terkait dalam mendukung Pelaksanaan
Penanaman Pohon dalam Rangka
Peringatan Hari Anak Nasional Tahun
2017. Beberapa hal yang mengemuka
dalam pertemuan tersebut adalah : a.
Acara penanaman pohon mangrove akan
dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2017
satu hari sebelum Hari Anak Nasional
Tanggal 23 Juli 2017, b. Yayasan Cipta
Hasil Rapat :
1. Acara penanaman pohon mangrove akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2017 satu hari sebelum Hari Anak Nasional Tanggal 23 Juli 2017.
2. Yayasan Cipta Asa Nusantara Hari berencana memberi bantuan buku cerita, dan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.
3. Hingga rapat persiapan ini dilaksanakan disposisi dari Gubernur DKI Jakarta terkait Acara Penanaman Pohon Mangrove belum turun.
4. Panitia akan membuat surat ke Dinas Perizinan Terpadu Satu Atap terkait pelaksaan acara dan pemasangan banner dan spanduk.
5. Panitia akan membuat surat
kepada Polres dan Kodim
terkait pengamanan acara.
15 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Asa Nusantara Hari berencana memberi
bantuan buku cerita, dan pembangunan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.
Turut hadir dalam acara tersebut Camat
Penjaringan dan perwakilan dari
American Red Cross.
2.2.4 Lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi dan
Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL Tahun 2017
Jakarta, 12 Juli 2017. Telah dilaksanakan
Lokakarya Nasional Proyek BERSIH
(Bersama Kita Perbaiki Sanitasi &
Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL Tahun
2017. Kegiatan lokakarya Nasional
Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki
Sanitasi & Hygiene Kota) dibuka oleh
Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup didampingi oleh
Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Asisten Deputi Gubernur
Bidang Lingkungan Hidup. Tujuan
kegiatan lokakarya tersebut adalah untuk
menggali informasi sekaligus
penyampaian saran dan masukan dari
berbagai pihak dalam upaya bersama
memperbaiki Sanitasi & Hygiene Kota
serta memfasilitasi upaya sinergitas
kegiatan pengelolaan air limbah para
SKPD dan Stakeholder. Proyek BERSIH
(Bersama Perbaiki Sanitasi & Hygiene
Kota) sudah dilakukan mulai dari tahun
Hasil Rapat :
1 Proyek bersih sudah membangun 8 (delapan) unit pengolahan Tinja (septic tank) yang memberikan manfaat kepada 364 warga di rw. 02,,Kelurahan Duri Utara dan promosi STBM kepada lebih dari 1.500 warga di kelurahan Duri Utara tambora.
2 Unit IPAL komunal yang dibangun dari proyek BERSIH ini terdiri dari 2 (dua) IPAL Komunal, 4 (empat) unit septic tank silinder, 1 (satu) unit septic tank tripikon dan 1 (satu) unit septic tank pinastik.
3 Plan International, Konsorsium YSW dan YTBI akan memfasilitasi kemitraan antara Pemerintah Kelurahan Duri Utara dengan PD PAL Jaya dalam program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2).
4 Masyarakat Duri Utara yang
diwakili oleh Tim STBM
Kelurahan Duri Utara secara
resmi menerima penyerahan
proyek BERSIH atas
sepengetahuan Lurah
Kelurahan Duri Utara untuk
dikelola secara mandiri dan
berkelanjutan
16 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
2016. Target utama dari proyek bersih ini
adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya untuk tidak
melakukan Buang Air Besar
Sembarangan (BABS). Hal ini dilakukan
seiringan dengan pembuatan IPAL
komunal di berbagai daerah, terutama
daerah Kelurahan Duri Utara. Jejaring
AMPL memiliki beberapa rekomendasi
untuk dimasukkan ke dalam regulasi
berupa standar IPAL komunal perlu
disesuaikan dengan luas lahan;
pemanfaatan saluran air di sekitar lahan
untuk IPAL Komunal; dan pemanfaatan
ruang-ruang di rumah warga untuk
membangun septic tank. Diharapkan hasil
pembelajaran Proyek BERSIH ini, dapat
menjadi salah satu model pilihan
pendekatan pembangunan sanitasi di
wilayah urban. Pembelajaran yang sangat
berharga dari Proyek Bersih ini
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah DKI Jakarta dan Nasional
untuk mengembangkan program
pembangunan sanitasi yang
berkelanjutan. Keberhasilan pilot STBM
Perkotaaan di Duri Utara, sejatinya baru
akan terlihat pada 2 atau 3 tahun yang
akan datang. Sehingga diperlukan upaya
upaya strategis untuk keberlanjutan
pengelolaan sarana dan perubahan
perilaku hidup bersih warga tetap terjaga
dan lestari.
2.2.5 Pertemuan dengan Tim PLAN International membahas FGD Kota Layak Anak
Jakarta 21 Juli 2017. Seminar dan
Lokakarya (Semiloka) Jakarta Menuju
Kota Layak Anak telah
diselenggarakan pada tanggal 24 Mei
2017 oleh Plan Internasional
Indonesia bekerjasama dengan
Hasil Rapat :
1 Sebagai bentuk tindak lanjut dari Semiloka Jakarta Menuju Kota Layak Anak, perlu dilakukan kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion (FGD) dengan target capaian yang
17 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Kedeputian Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini
diharapkan dapat menjadi momentum
untuk meningkatkan spirit dalam
memberdayakan segenap potensi
dan sumber daya daerah, sehingga
mempercepat dan mendukung
Program Jakarta Menuju Kota Layak
Anak. Semiloka ini memiliki arti
penting dan strategis, untuk
memberikan wawasan: (i)
membangun pemahaman bersama
tentang konsep Kota Layak Anak, (ii)
mendapatkan gambaran tentang
kondisi dan pencapaian indikator KLA
di wilayah DKI Jakarta, (iii)
merumuskan rencana
pengembangan Grand Design
Jakarta Menuju Kota Layak Anak.
lebih detil. Kegiatan ini merupakan bentuk eksplorasi dan validasi data dari pemangku kepentingan terkait untuk menjadi masukan dalam perumusan Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak.
2 Agar FGD dapat terselenggara secara efektif dan optimal, maka perlu dibuat rincian input dan output kegiatan FGD di setiap kategori/klaster, yang dikaitkan dengan 24 indikator KLA.
3 Adapun materi input untuk pelaksanaan FGD dapat mengacu pada data-data terkait KLA dari masing-masing Pemerintah Kota di DKI Jakarta. Data yang sudah masuk akan diolah terlebih dahulu oleh Yani, untuk kemudian diserahkan kepada Pak Hamid untuk analisa lebih lanjut. Disamping itu, perlu juga dilakukan pemetaan tugas dan peranan masing-masing SKPD dan pemangku kepentingan lainnya berdasar pada 24 indikator agar dapat merumuskan output yang diharapkan. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan hingga tanggal 28 Juli 2017.
4 Identifikasi input dan output ini kemudian dijadikan acuan untuk menentukan pemangku kepentingan mana saja yang dilibatkan dalam FGD serta untuk membuat pertanyaan kunci yang akan didiskusikan saat FGD.Oleh karena itu, tim Plan International Indonesia perlu berdiskusi untuk menganalisa dan merumuskan bersama pemetaan tersebut, yaitu direncanakan pada tanggal 31 Juli 2017 di kantor Plan International Indonesia.
5 Ada enam FGD yang akan dilaksanakan dengan tema yang sesuai dengan pembagian klaster, yaitu: (i) FGD 1 membahas Kelembagaan; (ii) FGD 2 membahas Klaster I Hak Sipil dan
18 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Kebebasan; (iii) FGD 3 membahas Klaster II Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif; (iv) FGD 4 membahas Klaster III Kesehatan Dasar dan kesejahteraan; (v) FGD 5 membahas Klaster IV Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya; dan (vi) FGD 6 membahas Klaster V Perlindungan Khusus.
6 Keseluruhan rangkaian kegiatan
FGD dapat dilakukan dalam tiga
hari (1 hari melakukan 2 FGD).
Adapun jadwal FGD yang telah
disesuaikan dengan ketersediaan
waktu dan tempat di Kedeputian
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Provinsi DKI Jakarta, yaitu pada
tanggal 14, 15, dan 16 Agustus
2017.
2.2.6 Rapat Paparan Peta Interaktive Layanan Air Bersih dan Sanitasi IUWASH
Jakarta, 14 Juli 2017. Kedeputian
Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup bekerja sama
dengan Indonesia Urban Water,
Sanitation and Hygiene Penyehatan
Lingkungan Untuk Semua (IUWASH
PLUS) menyelenggarakan rapat ini untuk
membahas isu-isu air minum dan sanitasi
di Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini
dihadiri oleh unsur dari Kedeputian Tata
Hasil Rapat : - IUWASH PLUS akan
membuat analisa penentuan Gap Layanan Air Bersih dan Sanitasi serta langkah apa yang akan dilakukan.
- Grand Design Air Bersih dan Sanitasi DKI Jakarta bersifat global (tidak perlu detil) tetapi jelas arah kebijakannya.
- Penyusunan Grand Design oleh IUWASH PLUS sudah masuk ke tahap 1 (satu) dan pembuatan Peta Interaktif telah masuk ke tahap 2 (dua).
- Peta interaktif layanan air bersih dan sanitasi dicitrakan dengan warna. Warna semakin gelap menunjukan permasalahan dalam isu tersebut.
19 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Ruang dan Lingkungan Hidup, Balai
Konservasi Air Tanah – Kementerian
ESDM, Dinas KPKP, Dinas PPAPP,
Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya
Alam, PAM Jaya, Biro Penataan Kota dan
Lingkungan Hidup, dan PD. PAL.
Kegiatan ini juga membahas mengenai
tahapan-tahapan penyusunan Grand
Design Air Minum dan Pengolahan
Limbah 2018-2022 di DKI Jakarta.
Tahapan tersebut, yaitu: (1) pembahasan
isu-isu berkaitan dengan Air Minum dan
Sanitasi; (2) strategi dan wilayah prioritas
penanganan air minum dan sanitasi; (3)
penyepakatan strategi; serta (4) finalisasi
strategi.
Adapun penyusunan Grand Design Air
Minum dan Pengolahan Limbah 2018-
2022 di DKI Jakarta ini dilaksanakan atas
kerja sama IUWASH PLUS, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, serta dengan
pemangku kepentingan lainnya yang
terkait dengan air minum dan sanitasi di
DKI Jakarta.
Pada pertemuan ini dilakukan
pembahasan peta interaktif mengenai
kondisi air bersih dan sanitasi di Provinsi
DKI Jakarta, yang mencakup data rumah
tangga umum dan rumah tangga miskin.
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup, Bapak
Oswar Mungkasa, menyarankan agar
dapat dibuat satu peta yang
mengintegrasikan semua informasi
mengenai kondisi air bersih dan sanitasi
di Provinsi DKI Jakarta, yang
diilustrasikan dalam warna-warna yang
berbeda, yang disesuaikan dengan data
terkini di lapangan.
- Jumlah rumah tangga miskin (RTM) tanpa jamban masih didominasi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Sedangkan penggunaan air tanah tertinggi berada di Jakarta Selatan.
- Kawasan permukiman disepanjang sempadan sungai perlu segera mendapat penanganan khususnya perbaikan akses sanitasi mengingat pecemaran limbah domestik disaluran air sangat tinggi.
- Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam program akses air bersih dan sanitasi IUWASH dan SKPD terkait harus berkoordinasi menentukan lokasi dan tujuan yang jelas.
- Diperlukan satu peta final
atau peta komposit untuk
kawasan permukiman
kumuh tanpa jamban atau
fasilitas sanitasi lainnya.
20 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
2.2.7 Pertemuan dengan MURIA Membahas Persiapan Lokakarya FGD Grand Design Urban Farming DKI Jakarta
Jakarta, 18 Juli 2017. Telah dilaksanakan
Pertemuan dengan MURIA Membahas
Rencana Lokakarya FGD Grand Design
Urban Farming DKI Jakarta. Pertemuan
ini dipimpin oleh Deputi Gubernur DKI
Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup didampingi Asisten
Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
Pertemuan ini ditujukan untuk membahas
(i) Persiapan Pelaksanaan Lokakarya
dalam rangka penyusunan Grand Design
Urban Farming DKI Jakarta, (ii) Rencana
dan Jadwal Pelaksanaan Lokakarya dan
(iii) Rencana menjadikan Urban Farming
sebagai salah satu usaha bagi warga DKI.
Beberapa hal yang mengemuka dalam
pertemuan tersebut adalah : a. MURIA
adalah program kegiatan hasil dari
kerjasama beberapa NGO antara lain :
Care Indonesia, Karina KWI dan Palang
Merah Indonesia, b. Seperti halnya Kota
Layak Anak yang sudah memiliki
indikator, maka Grand Design Urban
Farming juga harus ada indikator untuk
memudahkan capaian target, c.
Penyusunan Grand Design Urban
Farming tidak harus sempurna tetapi
harus mencakup kerangka besar, d.
Hasil Rapat :
1 Workshop Penyusunan Grand
Desain Pertanian Kota akan
dilaksanakan 2 (dua) hari pada
tanggal 9-10 Agustus 2017.
Acara tersebut akan
dilaksanakan di Kantor Dinas
Ketahanan Pangan, Kelautan
dan Pertanian.
2 Workshop akan dilaksanakan
dengan konsep Diskusi bukan
FGD yang akan dibagi menjadi
6 kelompok kerja (Pokja)
dengan ruangan yang
berbeda.
3 Workshop bertujuan untuk
meminta berbagai masukan
dan saran dari peserta
terutama dalam hal regulasi
dan Kebijakan.
4 Pada sesi pengantar
Workshop Grand Desain
Pertanian Kota akan
disampaikan oleh Deputi
TRLH (materi sudah disiapkan
oleh MURIA).
5 Diperkirakan banyak isu dan
strategi yang akan diperoleh
dalam diskusi namun akan
diringkas maksimal 3
isu/permasalahan dan 3
strategi/solusi.
6 Sesi press conference akan
diadakan setelah selesai acara
workshop, sehingga akan
berkoordinasi dengan Dinas
Kominfotik DKI Jakarta untuk
menentukan dan
mengkoordinasikan Media
21 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Lokakarya yang akan diselenggarakan
harus menghasilkan kesepakatan
bersama yang akan termuat dalam Grand
Design Urban Farming, e.Data yang
diperlukan dalam Urban Farming bersifat
dekoratif sehingga harus mengundang
beberapa Dinas yang menjadi leading
sector untuk mendapat data yang
diharapkan, f. Dalam Grand Design Urban
Farming terdapat arahan untuk
memanfaatkan lahan tidur. Pada
penerapanya Grand Design akan
dilengkapi dengan Rencana Strategis
(Renstra), g. Salah satu latar belakang
penyusunan Grand Design Urban
Farming adalah pendekatan terpadu
management resiko bencana yang dapat
menjadi model investasi ke depan yang
merupakan satu dari 5 Tujuan Partners
For Resilience Indonesia (PFR).
yang akan diundang (Berita
Jakarta dan Smart City).
7 MURIA Perlu dilihat lagi
RPJMD Tahun 2012-2017
apakah ada program terkait
urban farming agar bisa
disinkronkan dengan RPJMD
Tahun 2018-2022. Grand
Design Urban Farming
merupakan operasional dari
RPJMD yang dikoordinasi
melalui Bappeda.
2.2.8 Paparan Pendahuluan Penyusunan Naskah Akademik Dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik DKI Jakarta
Jakarta, 19 Juli 2017. Dinas Sumber Daya
Air DKI Jakarta dan PT. Arkonin
Manggala Pratama mengadakan rapat
Paparan Pendahuluan Penyusunan
Naskah Akademik Dan Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan
Air Limbah Domestik. Rapat ini dipimpin
Hasil Rapat :
1 Peraturan yang berkaitan dengan air limbah masih bersifat parsial dan tidak komprehensif;
2 Sesuai peraturan menteri PUPR harus ada 6 (enam) aspek dalam pengelolaan limbah antara lain : Peraturan; Kelembagaan; sarana dan prasarana; kepedulian masyarakat; Sumber daya manusia dan; pembiayaan/pendanaan;
3 DKI Jakarta belum memiliki aturan terkait penanganan air limbah. Adapun Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah pada pasal 58 yang menyebut
22 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
oleh Kepala Bidang Air Baku, Air Bersih
dan Air Limbah Dinas Sumber Daya Air
DKI Jakarta dihadiri oleh Asisten Deputi
Bidang Lingkungan serta unsur Bappeda,
Dinas Lingkungan Hidup, Biro Hukum,
PD. PAL Jaya, PD. PAM Jaya dan PT.
Arkonin Manggala Pratama. Rapat ini
ditujukan untuk meminta saran dan
masukan terkait Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Pengelolaan Air Limbah Domestik DKI
Jakarta. Sesuai peraturan menteri PUPR
harus ada 6 (enam) aspek dalam
pengelolaan limbah antara lain :
Peraturan; Kelembagaan; sarana dan
prasarana; kepedulian masyarakat;
Sumber daya manusia dan;
pembiayaan/pendanaan. Pembahasan
terkait sanitasi harus mencakup 3 unsur :
(i) sampah, (ii) air limbah dan (iii) drainase
lingkungan. Kedeputian Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup akan memantau
progres penyusunan dan pemaparan
naskah akademis Rancangan Peraturan
Daerah tersebut dan saran dan masukan
kesesuaian dengan RPJMD Tahun 2018-
2022.
air limbah (yang bersifat cair) tidak sesuai dengan judul (sampah yang bersifat padat).
4 Akses sanitasi dan air bersih merupakan urusan wajib pemerintah daerah atas warganya.
5 Dalam perda RTRW DKI Jakarta tidak disebutkan secara khusus rencana pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Terpusat (IPLT) sehingga berpotensi terjadi permasalahan dimasa mendatang.
6 Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik DKI Jakarta masih cenderung tidak sejalan dengan Perda RTRW sehingga perlu ada sinkronisasi agar tidak terjadi benturan.
7 Hingga saat ini belum ada percontohan pengelolaan limbah domestik yang berhasil sehingga perlu patokan (benchmark) seperti apa pengelolaan limbah domestik yang ideal.
8 Dalam FGD penyusunan Raperda harus diawali dengan Counter Part Discussion untuk mempersiapkan “key issues” yang akan dibicarakan pada saat FGD dengan melibatkan masyarakat serta melibatkan Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta untuk publikasi.
9 Peraturan daerah akan bersifat regulatif dan akan diturunkan pada peraturan gubernur yang mengatur hal yang lebih detil seperti parameter baku mutu air limbah diatur dalam pergub disesuaikan dengan perkembangan situasi dan teknologi.
23 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
10 Pembahasan terkait sanitasi
harus mencakup 3 unsur : (i)
sampah, (ii) air limbah dan (iii)
drainase lingkungan
2.2.9 Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan RPJMD Tahun 2018-2022 Bidang Air Bersih, Air Limbah dan Persampahan
Jakarta, 20 Juli 2017. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta menerima Tim Sinkronisasi Gubernur terpilih dalam rangka pembahasan rencana kerja dibidang air bersih, air limbah dan persampahan. Rapat ini dipimpin oleh Kepala Bappeda DKI Jakarta didampingi oleh Ketua Tim Sinkronisasi dan Asisten Deputi Gubernur Bidang Lingkungan Hidup dan dihadiri oleh Dinas Sumber Daya Air, Dinas Lingkungan Hidup, PD. PAL Jaya, PD. PAM Jaya dan SKPD terkait lainnyaPertemuan tersebut dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan RPJMD Tahun 2018-2022, beberapa hal yang dibahas sebagai berikut : (i) Bidang Persampahan. Membahas permasalahan sekaligus cara penangananya, (ii) Bidang Air Limbah. Membahas kendala, Peluang serta Lokasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal Permukiman, (iii) Bidang Air Bersih. Membahas Program
Hasil Rapat :
Bidang Persampahan :
Permasalahan :
1. Timbulan sampah pada tahun 2016sebanyak 6.562 ton/hari
2. Terbatasnya lahan untuk Tempat Penampungan Sementara Sampah.
3. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah yang terbatas
4. Perilaku masyarakat Penganan :
- Pengambilalihan manajemen TPST
Bantargebang dari PT. Godang Tua
Jaya, terhitung sejak Bulan Juli
tahun 2016. Upaya yang dilakukan
dalam rangka pembenahan:
1. Pengelolaan kompos di Bantargebang sebanyak 5 ton/hari
2. Power House saat ini sudah memproduksi 0,5 MWH listrik
3. Beroperasinya kembali IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah) dengan kapasitas 1.600 m3
4. Penataan zona aktif sebanyak 5 zona (81,91 % dari luas total TPST Bantargebang)
5. Perbaikan infrastuktur jalan sepanjang 1,042 km, drainase 4,36 km
6. Penambahan alat berat (excavator 35 unit, bulldozer 14 unit, wheel loader 6 unit, refuse compactor 5 unit)
7. Perekrutan 400 orang (eks PT GTJ j.o PT NOI) menjadi PHL Dinas LH dengan standar upah Provinsi DKI Jakarta
24 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Pengembangan dan Pengelolaan Air bersih, Program Pengembangan & Pengelolaan Air Baku dan Pelayanan Kebutuhan Air bersih.
8. Pemberian BPJS kepada 6.000 Pemulung Community Development ke Pemda Bekasi untuk 18.024 KK sebesar 35Milyar
Bidang Air Limbah :
Kendala :
1. Belum ada Peraturan Daerah dalam Pengelolaan Air Limbah
2. Memerlukan dana yang Sangat Besar 3. Implementasinya memerlukan Jangka
Waktunya Sangat Lama Peluang :
1. Sudah ada SSK Provinsi DKI 2. Sudah Ada Review Master Plan Air
Limbah 3. Sedang disusun DED & FS,
khususnya Zona 1, 2, 3, 5, 6, 7,8, 4 & 10
4. Lokasi Rencana PembangunanIPAL
Komunal Permukiman
5. Tanah Aset Pemda DKI Jakarta (Kelurahan, Kecamatan, Sekolahan, Puskesmas, SKKT, Panti Sosial, Rumah Dinas, RPTRA, dll)
6. Lokasi dipemukiman LEGAL 7. Luas Lahan IPAL 40 - 60 8. Pelayanan = 50 - 20.000 Jiwa
Bidang Air Bersih :
Program Pengembangan & Pengelolaan
Air bersih
1. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Kepulauan Seribu
2. Pemenuhan Air Bersih di Fasilitas Dinas dan Suku Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta
3. Pengadaan IPA Mobile untuk Wilayah Jakarta yang krisis Air dan Tanggap Darurat
4. Membantu Pemenuhan Jaringan Perpipaan di lokasi area yang belum terlayani PAM ( Dengan Catatan ; Mitra PAM Jaya tidak sanggup melakukan pemenuhan di wilayah tersebut, dengan melakukan Addendum Kontrak Antara PAM Jaya dengan Mitra)
5. Program Pengembangan &
25 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Pengelolaan Air Baku
6. Kajian Waduk, Situ dan Embung yang berpotensi sebagai Penyediaan Air Baku ( Master Plan Dinas Sumber Daya Air provinsi DKI Jakarta tahun 2018 oleh Subbag Program )
7. Pembangunan dan pemanfaatan Waduk, Situ dan Embung yang berpotensi sebagai Air Baku terutama di lokasi Area Belum Terlayani air PAM ( Wilayah Jakarta Barat, Utara dan Selatan )
8. Normalisasi Kali dan Sungai untuk menambah Kapasitas, serta Membangun IPAL Komunal disetiap Kelurahan, guna memenuhi kualitas air di Sungai
9. Sumber Air Baku
10. Kemampuan sda dki jakarta : 3.32 % = 2.2690,03 liter/detik
11. Air curah dari tangerang : 15.91 % = 2.867,77 liter/detik
12. Pjt 2 / jatiluhur : 80.77 % = 65.443,89 liter/detik
13. Kebutuhan Air Bersih
14. Kebutuhaan air bersih dki jakarta : 21.800 liter/detik
15. Terpenuhi : 18.025 liter/detik 16. Defisit : 3775 liter/detik 17. Pelayanan Kebutuhan Air bersih
18. Pelayanan kebutuhan air bersih 19. Air perpipaan (pam) sekitar 60 %,
dengan kapasitas produksi 18.025 liter/detik
20. Pelanggan air tanah 1.3 % (untuk kegiatan usaha )
Sisanya 38.7% dari air tanah dangkal untuk keperluan dasar rumah tangga dan usaha kecil , dan sebagain kecil dari recycle, air hujan dan air permukaan.
2.2.10 Pertemuan dengan PT. JakPro membahas Tipping Fee Pembangunan
Intermediate Treatment Facility (ITF)
Jakarta 31 Juli 2017. Kedeputian Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menerima kunjungan Tim dari PT. Jakpro dan SKPD terkait dibidang
Hasil Rapat :
a. Deputi Gubernur Bidang Tata
Ruang & Lingkungan Hidup:
26 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
persampahan untuk memaparkan dan berkonsultasi terkait simulasi tipping fee serta rencana groundbreaking ITF Sunter oleh JAKPRO
1. Sesuai arahan Gubernur pada tanggal 12 Juli 2017, Jakpro diminta untuk memaparkan simulasi tipping fee dengan skenario nilai tertinggi dan terendah berdasarkan simulasi harga listrik.
2. Nilai tipping fee tersebut nantinya akan disubsidi dari beberapa hal dapat di monetisasi untuk subsidi silang dari anggaran Dinas Lingkungan
Hidup. 3. Pendekatan perhitungan ini
harus dilihat dari 2 sisi, Jakpro dari sisi tangible (berbentuk) seperti finansial, Dinas Lingkungan hidup dari sisi intangible (tidak berbentuk) seperti contohnya emisi, pemecahan masalah sampah DKI, DKI menjadi lebih bersih serta hal hal lain yang berdampak baik untuk
masyarakat 4. Pendekatan perhitungan
sebaiknya berdasarkan Public Policy bukan semata-mata financial, multyplayer effect yang terjadi
5. Jakpro bersama Dinas Lingkungan Hidup harus mempersiapkan road map ITF Sunter menuju goundbreaking sesungguhnya bukan hanya
sekedar seremoni
b. JAKPRO : 1. Jakpro memaparkan hasil
penghitungan simulasi Tipping fee dengan presentasi terlampir.
2. Faktor pengurang dari tipping fee yang dapat di monetisasi (dikonversi) dibagi menjadi 2 bagian:
i. Nilai subsidi silang dari pembuangan sampah ke Bantar Gebang
ii. Pendapatan dari nilai tambah atas produk yang dihasilkan
27 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
incineration 1. Jakpro menyampaikan untuk
kegiatan groundbreaking diperlukannya BAST lahan dari Pemprov DKI kepada Jakpro
Dari BPAD selaku pengelola
lahan. 2. Opsi pemanfaatan lahan bisa
sewa dimana Jakpro sudah mempersiapkan dasar KJPP untuk nilai sewa
3. Pekerjaan lapangan untuk demolisasi asset akan menjadi
langkah awal groundbreaking 4. Jakpro akan merevisi simulasi
tipping fee sesuai masukkan dari tim Deputy Gubernur dimana faktor pengurang
"Bantuan Keuangan” untuk
dihapuskan
c. Dinas Lingkungan Hidup : 1. Untuk asset SPA Sunter yang
berupa bantuan dari pemerintah Jepang sudah dilunaskan dan
sudah di catat 2. Dinas Lingkungan Hidup
menyampaikan bahwa dasar tipping fee ITF Sunter diharapkan dapat dipakai untuk
ITF lainnya 3. Dinas Lingkungan Hidup akan
mempersiapkan hal hal lain yang dapat di monetisasi seperti pengurangan pengadaan truk dll
4. Dinas Lingkungan Hidup akan mempersiapkan faktor yang tidak kelihatan seperti emisi dan dampak – dampak positif lainnya
2.2.11 Pertemuan dengan PT. Indokoei International (Engineering and Management
Consultant)
Hasil Rapat : 1 PT. Indokoei International
meminta Kedeputian Gubernur TRLH untuk memasilitasi rapat koordinasi antara PT. Indokoei
28 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Jakarta, 31 Juli 2017. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup melakukan pertemuan dengan PT Indokoei Internasional yang merupakanperusahaan konsultan yang ditunjuk oleh JICA (Badan Kerjasama Internasional Jepang/Japan Internasional Cooperation Agency) ditugaskan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat rekomendasi kebijakan dan strategi perbaikan lingkungan air (permukaan, tanah dan laut) dan pengurangan pencemaran air. Tujuan pertemuan adalah PT. Indokoei bermaksud akan menyelenggarakan lokakarya berupa pertemuan koordinasi mitra kerja terkait program sanitasi dan air bersih. Lokakarya ini sebagai ajang untuk saling berbagi informasi mengenai program-program yang telah dilakukan oleh para stakeholder. Lokakarya ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2017. Pada tanggal 11 Juli 2017 lalu, Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memasilitasi PT. Indokoei untuk mengkoordinasi keperluan pengumpulan data melalui rapat koordinasi dengan para SKPD terkait. Pengumpulan data dan informasi ini dimaksudkan untuk membuat rekomendasi kebijakan dan strategi perbaikan lingkungan air.
International dengan para SKPD terkait dan stakeholders, untuk menyampaikan agenda penyelenggaraan Kegiatan Lokakarya/rapat koordinasi pihak-pihak mitra kerja dalam rangka program sanitasi di DKI Jakarta.
2 PT. Indokoei International menyampaikan, hasil yang diharapkan keluar sebagai output dari Lokakarya/Rapat Koordinasi yang akan diselenggarakan ini adalah: (a) Pemetaan kegiatan sanitasi lingkungan di DKI Jakarta, (b) informasi mengenai kegiatan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh stakeholder dalam bidang sanitasi dan air bersih.
3 Terkait perihal judul kegiatan yang akan diselenggarakan ini, yaitu “Rapat Koordinasi Pihak-Pihak Mitra kerja dalam rangka program sanimas di DKI Jakarta”, Deputi Gubernur TRLH menyarankan untuk tidak hanya mencantumkan program “sanimas” saja, karena ada beberapa kegiatan lain terkait program sanitasi dan air bersih. Seperti contoh, Program BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi dan Higiene Kota) Proyek “Dukungan Bagi Pengarusutamaan Isu Sanitasi di DKI Jakarta” yang dilakukan oleh PLAN Internasional di daerah Duri Utara.
4 PT. Indokoei International disarankan dalam upayanya untuk mengkoleksi data program-program kegiatan sanitasi di DKI Jakarta, perlu untuk melakukan analisa dalam mempetakan juga daerah prioritas yang berada diluar dari zona 1 dan 6 yang akan dikerjakan oleh JICA, terutama area padat penduduk yang
29 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
belum memiliki septic tank atau area penduduk yang memiliki saluran pembuangan limbah langsung menuju ke sungai/kali.
2.3 Komunikasi Publik 2.3.1 Asia Pasific Building Code Forum Singapura (06-07 Juli 2017)
Singapura 7 Juli 2017. Negara dan kota di
kawasan Asia Pasifik saat ini sedang
mengembangkan, merevisi dan
menerapkan kode/peraturan energi
bangunan. Proyek ini bertujuan untuk
membangun Asia Pacific Building Code
Forum dengan partisipasi aktif World
Bank Group – International Finance
Cooperation. Forum ini bertujuan untuk
memanfaatkan kemampuan gabungan
negara-negara di kawasan Asia-Pasifik
untuk menjawab tantangan bersama
dalam merancang dan menerapkan
secara efektif kinerja energi Standar
menjadi peraturan bangunan.
Dalam berkontribusi terhadap Zero
Carbon Incubator for Buildings, sebuah
proyek yang dipimpin oleh ClimateWorks
Australia dengan didanai oleh APEC,
Global Buildings Performance Network
(GBPN) bekerja sama dengan Swinburne
University of Technology
menyelenggarakan lokakarya Asia Pacific
Hasil Rapat :
Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta (yang diwakili oleh
Deputi Gubernur DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup serta
Asisten Deputi Bidang Tata
Ruang) menyadari bahwa
masih terdapat beberapa
potensi pengembangan
kode/peraturan bangunan
hemat energi DKI Jakarta,
berupa:
i. Pemberian skema insentif
dan disinsentif kepada
para stakeholders yang
mengimplementasikan
building codes untuk
mewujudkan komitmen
“Jakarta 30:30”.
ii. Diperlukan pelatihan dan
pengembangan kapasitas
kepada sumber daya
manusia (SDM) Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk
urusan teknis terkait
building codes dan
stakeholders lain untuk
meningkatkan kesadaran
dan wawasan akan
pentingnya
mengimplementasikan
building codes untuk
mewujudkan komitmen
“Jakarta 30:30”.
iii. Lebih melibatkan
30 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Building Code Forum.
Kegiatan ini dilakukan karena Negara dan
kota di kawasan Asia Pasifik saat ini
sedang mengembangkan, merevisi, dan
menerapkan kode/peraturan energi
bangunan (salah satu komponen untuk
kategori bangunan gedung hijau)
sehingga diharapkan akan terjadi diskusi
yang mampu menjawab tantangan
bersama dalam merancang dan
menerapkan secara efektif kinerja energi
Standar untuk dijadikan peraturan dalam
membangun.
Sebagai perwakilan yang dicalonkan dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Deputi
Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dengan didampingi
oleh Asisten Deputi Bidang Tata Ruang
diundang untuk menghadiri lokakarya
awal untuk membahas pendirian Asia
Pacific Building Code Forum. Lokakarya
ini memasilitasi diskusi tentang
kebutuhan regional akan Building Codes
Forum.
Dalam Lokakarya disepakati langkah
strategis yang perlu diambil yaitu
membentuk forum Green Building Asia
Pasifik, mengembangkan sistem data,
pemantauan dan evaluasi dari se-Asia
Pasifikm menyiapkan laporan tahunan
perkembangan Green Building,
menyiapkan laporan tahunan
perkembangan Green Building Asia
Pasifik.
stakeholders lain untuk
mengembangkan
cakupan dari building
codes yang telah ada untuk
mengoptimalkan potensi
penghematan energi di
kemudian hari.
A. Para peserta lokakarya ini
menyepakati bahwa
diperlukan beberapa langkah
strategis untuk
mengoptimalkan implementasi
building codes di kawasan
Asia-Pacific, berupa:
(1) Pembentukan Forum Green
Building Asia-Pacific,
(2) Pengembangan Sistem/
Platform Data untuk BGH di
Asia-Pasifik,
(3) Pemantauan dan Evaluasi
Dalam Jaringan (Online) se
Asia-Pasific,
(4) Mengembangkan sistem
knowledge
managementterkait dengan
implementasi BGH di Asia-
Pasifik, serta
(5) Laporan Perkembangan
BGH Tahunan Asia-Pasifik.
2.3.2 Diskusi Building Sector in Asia (Bangkok)
Bangkok 10 Juli 2017. Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) adalah upaya pengurangan emisi secara sukarela oleh negara berkembang dalam konteks pembangunan berkelanjutan. NAMAs dapat didukung oleh pendanaan, alih teknologi dan penguatan kapasitas oleh
Hasil Rapat : 1. P
Pada tanggal 9 Juli 2017
berlangsung diskusi dengan
agenda penyempurnaan usulan
kegiatan dan dihadiri oleh
31 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
negara industri yang sifatnya terukur, dilaporkan dan diverifikasi (Measurable Reportable and Verifiable/MRV). NAMA mengacu pada seperangkat kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh suatu negara sebagai komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) menawarkan cara untuk mengatasi hambatan yang teridentifikasi, dan dapat direalisasikan melalui proses keterlibatan dan dukungan aktif dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan pemangku kepentingan lainnya. United Nation Environment Programme (UNEP) membantu Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam untuk mengidentifikasi tindakan sektor bangunan yang dapat dikembangkan menjadi NAMAs sektoral.
perwakilan Kementerian LH dan
K, UI, provinsi DKI Jakarta dan
UNEP. Beberapa kesepakatan
yang dicapai dalam pertemuan
tersebut adalah (i) secara resmi
usulan kegiatan akan diproses,
didahului dengan surat resmi
dari UNEP kepada Gubernur
DKI terkait fasilitasi
implementasi bangunan gedung
hijau; (ii) penetapan target
30:30 dalam Grand Design
Bangunan Gedung Hijau DKI
Jakarta yang berarti
pengurangan penggunaan
energi, air dan emisi CO2
sebesar 30% pada tahun 2030
perlu didukung dengan data
valid; (iii) pengembangan basis
data, sistem pemantauan dan
evaluasi menjadi fokus fasilitasi
UNEP.
2. Pada tanggal 10 Juli 2017
berlangsung kunjungan
lapangan ke lokasi percontohan
Gedung Hijau di Bangkok.
Gedung ini dimiliki oleh
Pemerintah dan dikelola oleh
sebuah yayasan nirlaba.
Keberadaan gedung ini sangat
membantu masyarakat awam
untuk memahami pentingnya
penghematan energi dan air.
2.3.3 Lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi dan
Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL Tahun 2017
Hasil Lokakarya : 1. Proyek bersih sudah
membangun 8 (delapan) unit
pengolahan Tinja (septic tank)
yang memberikan manfaat
32 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Jakarta, 12 Juli 2017. Telah dilaksanakan Lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi & Hygiene Kota) oleh Jejaring AMPL Tahun 2017. Kegiatan lokakarya Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi & Hygiene Kota) dibuka oleh Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup didampingi oleh Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Asisten Deputi Gubernur Bidang Lingkungan Hidup. Tujuan kegiatan lokakarya tersebut adalah untuk menggali informasi sekaligus penyampaian saran dan masukan dari berbagai pihak dalam upaya bersama memperbaiki Sanitasi & Hygiene Kota serta memfasilitasi upaya sinergitas kegiatan pengelolaan air limbah para SKPD dan Stakeholder. Proyek BERSIH (Bersama Perbaiki Sanitasi & Hygiene Kota) sudah dilakukan mulai dari tahun 2016. Target utama dari proyek bersih ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk tidak melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini dilakukan seiringan dengan pembuatan IPAL komunal di berbagai daerah, terutama daerah Kelurahan Duri Utara. Jejaring AMPL memiliki beberapa rekomendasi untuk dimasukkan ke dalam regulasi berupa standar IPAL komunal perlu disesuaikan dengan luas lahan; pemanfaatan saluran air di sekitar lahan untuk IPAL Komunal; dan pemanfaatan ruang-ruang di rumah warga untuk membangun septic tank. Diharapkan
kepada 364 warga di rw.
02,,Kelurahan Duri Utara dan
promosi STBM kepada lebih dari
1.500 warga di kelurahan Duri
Utara tambora.
2. Unit IPAL komunal yang
dibangun dari proyek BERSIH ini
terdiri dari 2 (dua) IPAL Komunal,
4 (empat) unit septic
tank silinder, 1 (satu) unit septic
tank tripikon dan 1 (satu)
unit septic tank pinastik.
3. Plan International, Konsorsium
YSW dan YTBI akan
memfasilitasi kemitraan antara
Pemerintah Kelurahan Duri Utara
dengan PD PAL Jaya dalam
program Layanan Lumpur Tinja
Terjadwal (L2T2).
4. Masyarakat Duri Utara yang diwakili oleh Tim STBM Kelurahan Duri Utara secara resmi menerima penyerahan proyek BERSIH atas sepengetahuan Lurah Kelurahan Duri Utara untuk dikelola secara mandiri dan berkelanjutan
33 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
hasil pembelajaran Proyek BERSIH ini, dapat menjadi salah satu model pilihan pendekatan pembangunan sanitasi di wilayah urban. Pembelajaran yang sangat berharga dari Proyek Bersih ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah DKI Jakarta dan Nasional untuk mengembangkan program pembangunan sanitasi yang berkelanjutan. Keberhasilan pilot STBM Perkotaaan di Duri Utara, sejatinya baru akan terlihat pada 2 atau 3 tahun yang akan datang. Sehingga diperlukan upaya upaya strategis untuk keberlanjutan pengelolaan sarana dan perubahan perilaku hidup bersih warga tetap terjaga dan lestari.
2.3.4 Wawancara dengan New York Times mengenai Perubahan Iklim (Climate Change) and Global Cities
Pihak New York Times melakukan wawancara dengan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup terkait upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim (Climate Change) dan peran Jakarta sebagai salah satu Global Cities.
Dalam Wawancara ini, Pihak New York Times juga telah menyadari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah mulai berupaya untuk mengurangi dampak dari
Hasil Pertemuan : 1. Pemerintah di berbagai
Negara di Dunia sudah mulai menyadari tentang pentingnya untuk memperhatikan dampak perubahan iklim (climate change) terhadap pengembangan kota sehingga sudah mulai membuat regulasi terkait dengan hal tersebut.
2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah mulai menyadari dampak dari perubahan iklim dengan memulai beberapa proyek untuk mencegah dan mengurangi dampak dari perubahan iklim seperti NCICD dan Pulau Reklamasi.
3. Namun, belum terlihat komitmen dari para stakeholders dalam mencegah dan mengurangi dampak dari perubahan iklim
34 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
perubahan iklim dengan memulai beberapa proyek untuk mencegah dan mengurangi dampak dari perubahan iklim seperti NCICD dan Pulau Reklamasi.
Namun, belum terlihat komitmen dari para stakeholders dalam mencegah dan mengurangi dampak dari perubahan iklim sehingga upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum bias dilakukan secara optimal.
Terkait hal ini, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menjelaskan beberapa hal berupa:
1. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyadari tetang pentingnya untuk mencegah dan mengurangi dampak dari perubahan iklim. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menyadari bahwa sebenarnya terdapat masalah lain yang apabila diselesaikan akan memberikan dampak baik untuk mencegah perubahan iklim. Beberapa masalah tersebut adalah: (i) penurunan muka tanah (land subsidence) yang terjadi akibat penggunaan air tanah berlebih dari penduduk DKI Jakarta, (ii) Kemampuan penyediaan air bersih oleh PD PAM Jaya yang masih belum mencakup seluruh wilayah DKI Jakarta (baru 60% wilayah di DKI Jakarta yang bisa dilayani), (iii) Keadaan sanitasi di DKI Jakarta yang belum memadai sehingga sumber air bersih yang seharusnya bisa digunakan jadi ikut tercemar. Dari beberapa masalah tersebut, bisa disimpulkan bahwa masalah air dan sanitasi yang perlu diprioritaskan dalam upaya mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim di DKI Jakarta.
2. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mulai membuat Pengelolaan Limbah Berbasis Komunitas Berupa Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang
sehingga upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum bias dilakukan secara optimal.
4. Selain itu, sebagai global cities DKI Jakarta telah memiliki Bus Rapid Transport (TransJakarta) dan akan memiliki Mass Rapid Transit (MRT) serta Light Rapid Transit (LRT). Dengan berbagai jenis transportasi tersebut, terdapat pertanyaan tentang dampak-dampak yang akan dihadirkan oleh perkembangan tersebut
35 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
dikelola sendiri oleh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki sumber air yang tidak tercemar oleh limbah. Dengan ini, diharapkan sumber air bersih di DKI Jakarta akan bertambah dan mengurangi penggunaan air tanah dari penduduk DKI Jakarta sehingga bisa mengurangi land subsidence yang terjadi.
3. Dengan menghadirkan berbagai moda transportasi di DKI Jakarta (MRT, LRT, TransJakarta) diharapkan penggunaan transportasi publik oleh penduduk DKI Jakarta akan meningkat dan mengurangi kemacetan yang terjadi sehingga berbagai aktivitas yang terjadi di DKI Jakarta akan bisa dilakukan dengan lebih optimal. Hal ini menunjukkan komitmen DKI Jakarta untuk mengatasi salah satu masalah utama sebagai kota yang bisa disebut sebagai global cities.
4. Meskipun begitu, tetap diperlukan penyuluhan dan pelatihan bagi seluruh stakeholders di DKI Jakarta untuk meningkatkan komitmen dalam mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim.
2.3.5 Peluncuran Unit Pilot Pengolahan Air Bersih Dengan Teknologi Microbubble dan Plasma Ozone
Jakarta, 17 Juli 2017 Deputi Gubernur
Hasil Pertemuan : 1. Telah dilakukan studi bahwa
sumber air yang ada di Indonesia memiliki kriteria yang sama dengan limbah di Korea Selatan.
2. Indonesia mendapatkan kesempatan yang pertama kali mendapatkan pinjaman alat Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Microbubble dan Plasma Ozone.
36 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri Acara Peluncuran Unit Pilot Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Microbubble dan Plasma Ozone. Acara dilaksanakan di WTP Buaran-PT. Aetra Air Jakarta, Jl.Raya Kalimalang No.89.
Perwakilan dari Gyeonjou menjelaskan bahwa telah dilakukan studi bahwa sumber air yang ada di Indonesia memiliki kriteria yang sama dengan limbah di Korea Selatan. Indonesia mendapatkan kesempatan yang pertama kali mendapatkan pinjaman alat Pengolahan Air Bersih dengan Teknologi Microbubble dan Plasma Ozone. Teknologi Pengolahan air bersih ini memberikan beberapa manfaat penghematan 40% bahan bakar, 40% hemat biaya dan space tempat yang sangat minimal.
Alat ini dibuat sejak tahun 2016 setelah dilakukan proses desain, perancangan setingan sesuai dengan kondisi Sumber Air minum yang ada di Indonesia.
Acara juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Walikota Gyeonjou -Korea Selatan beserta Jajarannya, Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute, Bappenas, Ketua Perusahaan Air Minum Indonesia, Direktur PAM JAYA.
3. Teknologi Pengolahan air bersih ini memberikan beberapa manfaat penghematan bahan bakar,hemat biaya dan space tempat yang sangat minimal.
4. Alat ini dibuat sejak tahun 2016 setelah dilakukan proses desain, perancangan setingan sesuai dengan kondisi Sumber Air minum yang ada di Indonesia.
2.3.6 Peserta UCLG-ASPAC Kunjungi Kota Tua dan RPTRA Kalijodo
Hasil Kunjungan : Lokakarya ini diselenggarakan pada tiga hari, yaitu tanggal 17, 18, dan 19 Mei 2017. Pada hari pertama terdapat dua agenda kegiatan, yaitu kujungan pusat sejarah Kota Tua yang dilanjutkan dengan sesi pembukaan untuk memperkenalkan status dan kondisi Kota Tua Jakarta. Kegiatan pada hari kedua fokus pada diskusi
37 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Peserta United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC) asal Jerman, Filipina, Cina, Nepal dan Malaysia, berkunjung ke kawasan Kota Tua serta Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Senin (17/7).
Kunjungan itu merupakan rangkaian kegiatan workshop regional dengan tema The Regional Peer-Learning and Action Planning Workshop Urban Renewal in Historic Town Centre (the casr of Kota Tua in Jakarta) and Public Space Improvement in Jakarta.
Liaison Officer UCLG ASPAC, Helmi Abidin mengatakan, kunjungan bertujuan agar peserta mendapat gambaran utuh kondisi real lapangan.
“Workshop ini bertujuan meningkatkan kapasitas anggotanya, terutama Pemprov DKI Jakarta dalam menyusun program kerja SKPD dan RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah) bidang pariwisata dan tata ruang,” ujarnya.
Dikatakan Helmi, kegiatan workshop bakal digelar hingga Rabu (19/7) mendatang. Rencananya, hingga berakhir kegiatan akan diisi berbagai diskusi tentang pengembangan kota sesuai tema workshop.
“Hasil workshop ini kita akan jadikan rekomendasi pengembangan pariwisata
tentang pengalaman berbagai organisasi mengenai urban renewal yang dilaksanakan dalam bentuk peer-sharing yang meringkas metode, tantangan dan lessons learnt dari pengalaman masing-masing. Pada hari ketiga, kegiatan yang dilakukan adalah membahas tentang hasil yang telah dirumuskan bersama pada hari kedua, yang kemudian dibagi menjadi dua grup yang merancang solusi fisik dan non-fisik sesuai untuk membantu per kembangan Kota Tua to be a UNESCO world heritage cite.
38 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
dan tata kota Jakarta,” tandasnya.
2.3.7 Forum dan Expo Inovasi Indonesia 2017: “Kolaborasi Pemerintah Daerah untuk Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)”
Jakarta, 19 Juli 2017.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menjadi pembicara pada acara Forum dan Expo Inovasi Indonesia 2017. Forum ini diadakan dengan tujuan untuk melihat upaya dari berbagai stakeholders dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada Kesejahteraan Masyarakat dan Pembangunan Sosial.
Diskusi dalam forum ini akan membahas tema “Kolaborasi Pemerintah Daerah untuk Pencapaian SDGs” dan memiliki beberapa pembicara, yaitu: (i) Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR; (ii) Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; (iii) PT. Freeport Indonesia; dan (iv) Tanoto Foundation.
Hasil Pertemuan :
1. Asisten Deputi Bidang Tata
Ruang menghadiri acara APKASI
Otonomi Expo 2017 dan
mendengarkan pidato
pembukaan dari Presiden
Republik Indonesia. Adapun
beberapa hal yang menjadi
perhatian dalam pidato
pembukaan tersebut adalah:
a. Pihak Pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah, harus
bisa mengantisipasi pesatnya
perkembangan dan
perubahan yang terjadi di
dunia. Hal ini perlu dilakukan
agar Indonesia tidak hanya
menjadi “pasar” bagi negara-
negara lain. Indonesia,
melalui upaya bersama, harus
bisa ikut serta dalam
perubahan tersebut agar tidak
tertinggal dan tidak
mendapatkan sesuatu dari
perubahan tersebut.
b. Untuk bisa ikut berpartisipasi
dalam perubahan tersebut,
pihak pemerintah
memerlukan antisipasi. Arti
antisipasi di sini adalah
pemerintah perlu bekerja
secara lebih efisien dan
produktif agar bisa
mengimbangi cepatnya
39 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Pada forum ini, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pencapaian SDGs diarahkan untuk menyelesaikan beberapa masalah utama, yaitu: kurangnya sumber air baku dan pengentasan kawasan kumuh.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan beberapa upaya, berupa:
1. Mengupayakan penghematan air melalui demand management dengan adanya Peraturan Gubernur No. 156 Tahun 2012 tentang Penghematan Energi dan Air.
2. Mengupayakan Layanan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS).
3. Adanya Program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) untuk menguras tangki septik sehingga mengurangi pencemaran sumber air baku karena bocornya tangki septik.
4. Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLHD) untuk mendata permasalahan sanitasi di kawasan padat penduduk.
5. Membangun Komitmen “Jakarta 30;30” untuk konservasi air.
6. Membangun embung-embung sebagai salah satu upaya penyediaan air baku dengan skema kerja sama antar daerah.
perubahan yang terjadi agar
tidak tertinggal dari arus
perubahan yang terjadi. Untuk
itu, skema pengurusan
perizinan harus bisa
diselesaikan dalam hitungan
hari sehingga bisa lebih
produktif.
c. Dengan Sumber Daya Alam
(SDA) yang melimpah dan
Sumber Daya Manusia (SDM)
yang tidak kalah dengan
negara maju lainnya
seharusnya Indonesia bisa
menjadi salah satu negara
yang bisa mengembangkan
potensi wilayahnya dengan
lebih baik lagi. Namun,
seringkali Pemerintah Daerah
terlena dengan kekayaan
SDA dan SDM yang dimiliki
sehingga menganggap
enteng perubahan yang
terjadi di dunia.
d. Untuk itu, diperlukan pula sebuah komitmen dari semua pemangku kepentingan (Kepala Daerah, Kepala Dinas, dan seluruh pemimpin lainnya) untuk memajukan daerahnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memprioritaskan pengembangan potensi dari wilayah tersebut. Oleh karena itu, APBD yang diterima oleh Pemerintah Daerah tidak lagi harus dibagi rata ke setiap dinas yang ada di Daerah namun diprioritaskan kepada dinas-dinas yang bisa mengembangkan potensi wilayah. Hal ini dilakukan untuk menciptakan brand
40 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
7. Membangun Rusun yang terintegrasi dengan area dan infrastruktur secara terpadu (Transit Oriented Development/TOD).
8. Adanya “Pasukan Merah” untuk merenovasi rumah kumuh di kawasan padat penduduk. Ini merupakan solusi sementara sebelum tersedianya Rusun.
Meskipun begitu, pihak pemerintah (baik pusat maupun daerah) perlu mengambil peran lebih awal dalam pencapaian SDGs sehingga perlu melakukan pengembangan kapasitas bagi para petugas teknis dan masyarakat. Adanya sistem data untuk mempermudah alignment antara capaian SDGs dan capaian program pemerintah juga dirasa perlu untuk menjamin tercapainya SDGs.
dari daerah sehingga daerah tersebut bisa ikut dikenal dan menjadi salah satu bagian dari kemajuan yang ada dari Republik Indonesia
2.3.8 Penanaman Mangrove Bersama Yayasan Cipta Asa Nusantara Dalam Rangka Peringatan Hari Anak Nasional
Hasil Rapat : 1. Walikota Jakarta Utara
Husein Murad menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan penanaman mangrove dengan melibatkan anak-anak PAUD Anak Terang dengan tujuan menambah wawasan anak serta menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan.
2. Sebanyak 500 pohon
41 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Jakarta, 22 Juli 2017. Yayasan Cipta Asa Nusantara (CAN) bekerja sama dengan Deputi Gubemur Bidang Tata Ruang & Lingkungan Hidup Provinsi DKl Jakarta menggelar “Penanaman Pohon Mangrove ANAK NUSANTARA PEDULI LINGKUNGAN” di Kawasan Ekowisata Mangrove, Kapuk Muara Jakarta Utara. Sebanyak 500 pohon mangrove ditanam dalam dua tahap di kawasan konservasi tersebut. Tahap pertama, penanaman 50 pohon secara simbolik oleh Pemprov. DKI Jakarta yang diwakili oleh Walikota Jakarta Utara Husein Murad dan Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Yayasan Cipta Asa Nusantara (CAN), Puteri Indonesia Lingkungan Hidup, serta anak-anak PAUD Anak Terang dan PAUD Penjaringan. Ketua Pembina Yayasan Cipta Asa Nusantara, Lily Totong mengatakan, kegiatan Penanaman Pohon Mangrove Anak Nusantara Peduli Lingkungan ini sengaja melibatkan anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sebab selain dalam rangka mendukung program pemerintah mewujudkan rehabilitasi dan konservasi hutan Mangrove di kawasan pesisir lndonesia, juga untuk mengedukasi anak-anak PAUD tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup sejak dini. Dikesempatan yang sama, pendiri Yayasan Cipta Asa Nusantara (CAN), Budyanto Totong memaparkan pentingnya menjaga ekosistim mangrove atau kawasan hutan bakau bagi kelestarian ekosistem pesisir dalam mendukung sektor perikanan, mengurangi erosi dan banjir, menjaga dan mengkonservasi keanekaragamanhayati. Sementara Walikota Jakarta Utara Husein Murad menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan penanaman mangrove dengan melibatkan anak-anak PAUD ini. Kegiatan Penanaman Pohon Mangrove Anak Nusantara Peduli Lingkungan ini dihadiri oleh Jajaran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara termasuk Camat Penjaringan dan Lurah Kamal Muara.
mangrove ditanam dalam dua tahap di kawasan konservasi Taman Ekowisata Mangrove tersebut.
3. Tahap pertama, penanaman 50 pohon secara simbolik oleh Pemprov. DKI Jakarta yang diwakili oleh Walikota Jakarta Utara dan Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Yayasan Cipta Asa Nusantara (CAN), Puteri Indonesia Lingkungan Hidup, serta anak-anak PAUD Anak Terang dan PAUD Penjaringan.
4. Pendiri Yayasan Cipta Asa Nusantara (CAN), Budyanto Totong memaparkan pentingnya menjaga ekosistim mangrove atau kawasan hutan bakau bagi kelestarian ekosistem pesisir dalam mendukung sektor perikanan, mengurangi erosi dan banjir, menjaga dan mengkonservasi keanekaragaman hayati.
5. Ketua Pembina Yayasan Cipta Asa Nusantara, Lily Totong mengatakan, kegiatan Penanaman Pohon Mangrove Anak Nusantara Peduli Lingkungan ini sengaja melibatkan anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sebab selain dalam rangka mendukung program pemerintah mewujudkan rehabilitasi dan konservasi hutan Mangrove di kawasan pesisir Jakarta, juga untuk mengedukasi anak-anak PAUD tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup sejak dini.
42 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
2.4 Kegiatan Internal 2.4.1 Rapim Gubernur Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri Rapat Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta yang rutin diadakan pada hari Senin setiap Bulannya. Rapat Pimpinan dihadiri oleh jajaran Para Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. Tujuan Rapat adalah membahas isu-isu terkini di Jakarta yang memerlukan penanganan segera. Agenda Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Kedeputian TRLH selama Bulan Juli adalah sebagai berikut :
1. 03 Juli 2017, Pengarahan Gubernur DKI Jakarta kepada SKPD/UKPD 2. 10 Juli 2017, Rapat Pimpinan Gubernur DKI Jakarta 3. 17 Juli 2017, Rapat Pimpinan Gubernur DKI Jakarta 4. 31 Juli 2017, Rapat Pimpinan Gubernur DKI Jakarta
2.4.2 Rapat Staf Kedeputian TRLH
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama
kegiatan Bulan Juli telah melakukan Rapat staf sebanyak 5 (lima) kali. Rapat
dipimpin oleh Deputi Gubernur TRLH dan dihadiri oleh Asisten Deputi Bidang Tata
Ruang dan Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup beserta 3 (tiga) orang staf
TRLH. Tujuan rapat adalah untuk membahas perkembangan kegiatan dan tindak
lanjut Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI Jakarta.
Rapat Staf Kedeputian TRLH pada 05 Juli 2017 Hasil Rapat: (i) Terkait acara Indonesia Inovasi Forum & Expo 2017 bertema “Kolaborasi
Pemerintahan Daerah untuk Pencapaian SDGs” yang akan diselenggarakan
pada tanggal 19-21 Juli 2017 bertempat di Jakarta Convension Center atas
kerjasama dengan APPSI (Asosiasi Pemerintah Propinsi Seluruh Indonesia),
APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia), APEKSI (Asosiasi
Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), YIPD (Yayasan Inovasi Pemerintahan
Daerah), ICLEI (International Council for Local Environmental Initiatives), UNDP
(United Nations Development Programme), UCLGASPAC (United Cities and Local
Governments Asia Pacific), didukung oleh BAPPENAS, KEMENDAGRI dan
KEMENRISTEKDIKTI, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup diundang sebagai
narasumber pada hari pertama workshop, tanggal 19 Juli 2017. Tema yang
diusung adalah “Pelayanan Dasar Bagi Akses Air Bersih dan Sanitasi
Serta Pengentasan Kawasan Kumuh” dengan fokus paparan adalah
implementasi kebijakan dan program inovatif Pemerintah Provinsi DKI dalam
43 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
pelayanan dasar air bersih/sanitasi dan penanggulangan kawasan kumuh,
serta bagaimana membangun kemitraan antar pemangku kepentingan terkait
implementasi tersebut (SDGs tujuan 1, 3, 6 & 17). Asdep TR dan Asdep LH
beserta staf teknis akan membantu DepGub TRLH dalam menyusun materi
presentasi.
b. UCLG ASPAC melalui sdr. Helmi menyampaikan bahwa akan diadakan
pemutaran Video RPTRA di acara tersebut.
c. DepGub TRLH akan hadir pada acara welcome Dinner pada tanggal 19 Juli
2017 bertempat di Balai Agung.
(ii) Terkait acara Regional Peer-Learning and Action Planning Workshop Urban
Renewal in Historic Town Centres (The Case of Kota Tua in Jakarta) and Public
Space Improvement in Jakarta yang diadakan pada tanggal 17-19 Juli 2017
bertempat di Balai Kota, Gedung Blok G Lantai 23, UCLG ASPAC mengundang
DepGub TRLH untuk turut hadir dan berpartisipasi sekaligus memberikan
tanggapan dalam salah satu sesi acara di tanggal 17 Juli 2017 perihal Lessons
learnt from Jakarta on public space policy (narasumber: dr. Dien Emawati).
(iii) Sesuai arahan DepGub TRLH terkait Rencana kegiatan Kedeputian TRLH,
beberapa hal yang perlu di perhatikan dan ditindaklanjuti adalah:
(a) Staf teknis TRLH (UW) akan menyusun laporan kegiatan Kedeputian TRLH
selama tahun 2017 untuk diserahkan kepada (i) Gubernur Provinsi DKI Jakarta
sebagai laporan pertanggungjawaban dan (ii) Gubernur Terpilih Provinsi DKI
Jakarta periode 2017-2022 sebagai dasar masukan untuk kegiatan/program
Pemprov DKI Jakarta yang berhubungan dengan Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup.
(b) Staf Teknis TRLH (SM) akan membantu Asdep TR dan Asdep LH serta
mengkoordinir penyusunan Nodin pemberian saran mengenai Grand Design
yang sudah dan sedang disusun oleh Kedeputian TRLH bekerjasama dengan
pihak NGO terkait kepada Gubernur terpilih DKI Jakarta. Batas Penyusunan
persiapan Nodin ini adalah hingga bulan September 2017.
(iv) Asdep LH dibantu oleh staf teknis akan mengkoordinasikan persiapan Lokakarya
FGD Lanjutan Penyusunan Grand Design Urban Farming bekerjasama dengan
MURIA yang direncanakan akan dilaksanakan pada (tentative) tanggal 18-19 Juli
2017. Adap un mengenai kepastian tanggal akan dibicarakan kembali dan
kemungkinan akan di undur ke tanggal 9-10 Agustus 2017.
(v) Asdep TR akan mengkoordinasikan kelanjutan dari penyusunan Grand Design
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang belum dapat terlaksana karena sampai saat ini
masih dalam proses melengkapi dan menvalidasi data.
44 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Rapat Staf Kedeputian TRLH pada 11 Juli 2017 Hasil Rapat: Bidang Lingkungan Hidup
(i) Terkait progres kondisi air tanah, Asdep LH merencanakan akan melakukan
pertemuan kembali dengan Badan Geologi KESDM sekaligus menyampaikan
data, peta dan regulasi terkait pengelolaan air tanah pada Minggu Ke 3.
(ii) Asdep LH dibantu oleh staf teknis akan mengkoordinasikan persiapan
Lokakarya FGD Lanjutan Penyusunan Grand Design Urban Farming
bekerjasama dengan MURIA yang direncanakan akan dilaksanakan pada
(tentative) tanggal 9-10 Agustus 2017. MURIA akan bertemu kembali dengan
Deputi TRLH yang diagendakan pada tanggal 18 Juli 2017 membicarakan
persiapan Lokakarya.
(iii) Lokakarya Proyek BERSIH akan tetap dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2017.
Undangan telah dikirimkan oleh Kedeputian TRLH dalam kaitan mengundang
SKPD terkait, sebagian lagi dikirimkan oleh pihak AMPL. MC acara akan
disiapkan dari Kedeputian TRLH ( TM ).
(iv) Terkait kelanjutan program PETA ( Penggerak Energi Tanah Air) dari KESDM,
Kedeputian TRLH akan mengkoordinasikan kembali kelanjutannya dengan Ibu
Gita, yang akan diagendakan pada minggu ke-4 (empat) Bulan Juli 2017,
sesuai arahan dari Asdep LH.
(v) Untuk kesiapan acara Indonesia Inovasi Forum & Expo 2017 bertema
“Kolaborasi Pemerintahan Daerah untuk Pencapaian SDGs” yang akan
diselenggarakan pada tanggal 19-21 Juli 2017 bertempat di Jakarta
Convension Center, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Panitia akan membuat surat kepada Badan Pengelola Aset terkait
penyediaan kendaraan (BIS) untuk acara makan malam (19 Juli 2017 jam
19.00 wib) dan kunjungan lapangan (21 Juli 2017 Jam 10.00 wib).
- Panitia membuat surat untuk jamuan makan malam untuk perkiraan 200
orang, MC dan penjelasan peran Gubernur DKI Jakarta yang ditujukan
Kepala Biro KDH dan KLN.
- Terkait acara kunjungan lapangan yang merupakan salah satu agenda dari
acara tersebut, Kedeputian TRLH dan Panitia menyepakati alur kunjungan
adalah Alur Kunjungan JCC (start Jam 10.00 wib), Masjid Raya Daan
Mogot, Waduk Pluit, RPTRA KaliJodo dan Bank Sampah Wil. Jakarta Utara
(Tujuan Akhir) lalu kembali ke JCC.
Bidang Tata Ruang
45 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
(i) Asdep TR dengan dibantu oleh staf TRLH akan menyusun NODIN acara Asia
Pacific Building Code Forum: Workshop” di Novotel Clark Quay, Singapura, 7
Juli 2017 sebagai KPI pemberian saran untuk Bulan Juli 2017.
(ii) Asdep TR dengan dibantu oleh staf TRLH akan membuat portal tarulh mengenai
acara Asia Pacific Building Code Forum: Workshop.
(iii) Terkait perkembangan tugas Staf teknis TRLH (UW) dan Staf Teknis TRLH (SM)
mengenai penyusunan laporan kegiatan Kedeputian TRLH selama tahun 2017
dan penyusunan Nodin pemberian saran mengenai Grand Design yang sudah
dan sedang disusun oleh Kedeputian TRLH bekerjasama dengan pihak NGO
terkait kepada Gubernur terpilih DKI Jakarta, progres sedang dalam pengerjaan.
Rapat Staf Kedeputian TRLH pada 14 Juli 2017 Hasil Rapat :
(i) Staf TRLH (UW) bertanggung jawab untuk memberi informasi kepada Asisten
Deputi Gubernur Bidang Lingkungan Hidup yang baru dilantik mengenai
kegiatan dan progress dari Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup secara umum dan Bidang Lingkungan Hidup secara khusus.
(ii) Staf TRLH (SK) akan mengkoordinasikan pembuatan account naskah dinas
dan KM untuk Asisten Deputi Bidang LH dengan Sdr Indra, dan dengan Sdr
Hilda untuk account group [email protected] dan WAG.
(iii) Untuk KPI Kedeputian TRLH bulan Juli 2017, yang direncanakan sebagai KPI
adalah: (i) Penyampaian Laporan Kehadiran pada Diskusi penyempurnaan
draft NAMA Concept for Building Sector in Asia: ”Enhancing the
Implementation of DKI Jakarta’s Green Building” tanggal 9 – 11 Juli 2017, di
Bangkok, Thailand; (ii) Penyampaian Laporan APEC Building Codes Forum
sekaligus memenuhi KPI Saran oleh Kedeputian Bidang TRLH Bulan Juli 2017;
(iii) Penyampaian Laporan Kehadiran Menghadiri 100 Resilient Cities Global
Summit 2017, di New York City, Amerika, pada Tanggal 23 – 27 July 2017; (iv)
Penyampaian Lokakarya Proyek BERSIH (Bersama Kita perbaiki Sanitasi dan
Hygienis Perkotaan), pada tanggal 12 Juli 2017.
(iv) Staf TRLH akan memastikan lagi kepada pihak Biro KDH-KLN mengenai
progres dari kesiapan acara Indonesia Inovasi Forum & Expo 2017 bertema
“Kolaborasi Pemerintahan Daerah untuk Pencapaian SDGs” yang akan
diselenggarakan pada tanggal 19-21 Juli 2017 bertempat di Jakarta
Convension Center.
(v) Nodin Penyampaian Laporan APEC Building Codes Forum di singapura akan
diselesaikan pada hari jumat 14 Juli 2017 oleh Asdep TR dan akan langsung
diserahkan kepada DepGub TRLH.
46 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
(vi) Staf Magang TRLH (TM) akan memastikan kesiapan passport yang diperlukan
oleh Deputi Gubernur TRLH untuk perjalanan dinas ke NYC acara Global
Summit 100 RC.
(vii) DepGub TRLH menyampaikan bahwa akan ada 3 (tiga) mahasiswa UNPAK
yang akan melakukan tugas praktek di Kedeputian TRLH, tugas dari para
mahasiswa ini nantinya akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan data-
data terkait TR dan LH, Staf Teknis TRLH beserta Asdep akan memonitor dan
mengarahkan.
(viii) Staf TRLH SM akan melaporkan tugas yang diberikan oleh DepGub TRLH
pada hari Senin, 17 Juli 2017.
Rapat Staf Kedeputian TRLH pada 17 Juli 2017 Hasil Rapat :
1. Untuk kesiapan acara Indonesia Inovasi Forum & Expo 2017 bertema
“Kolaborasi Pemerintahan Daerah untuk Pencapaian SDGs” yang akan
diselenggarakan pada tanggal 19-21 Juli 2017 bertempat di Jakarta Convension
Center, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
2. Staf teknis (UW) akan membantu Asdep LH dalam mengecheck kesiapan dari
acara jamuan makan malam di balai agung dan sesi kunjungan lapangan.
3. salah satu agenda dari acara tersebut, Kedeputian TRLH dan Panitia
menyepakati kunjungan lapangan ke JCC (start Jam 10.00 wib), Masjid Raya
Daan Mogot, Waduk Pluit, RPTRA KaliJodo dan Bank Sampah Wil. Jakarta
Utara (Tujuan Akhir). STaf teknis UW akan mendampingi Asdep LH untuk rapat
koordinasi terkait hal tersebut yang di agendakan pada tanggal 17 Juli 2017 dan
18 Juli 2017 di Biro Kdh-Kln.
4. Asdep TR dengan dibantu oleh staf TRLH akan menyusun NODIN acara Asia
Pacific Building Code Forum: Workshop” di Novotel Clark Quay, Singapura, 7
Juli 2017 sebagai KPI pemberian saran untuk Bulan Juli 2017.
5. Staf teknis UW akan membantu Asdep LH dalam perihal pemberian informasi
mengenai kegiatan Kedeputian TRLH secara umum dan Bidang Lingkungan
Hidup secara khusus.
6. Asdep TR akan memantau perkembangan LOI 100 RC yang sudah disusun oleh
Biro KDH-KLN dan saat ini sedang berada dalam proses Perbal.
7. Untuk KPI Kedeputian TRLH bulan Juli 2017, disepakati KPI untuk pemberian
saran adalah: (i) APEC Building Codes Forum: Workshops sekaligus memenuhi
KPI Saran oleh Kedeputian Bidang TRLH Bulan Juli 2017, (ii) Laporan
Kehadiran pada Diskusi penyempurnaan draft NAMA Concept for Building
Sector in Asia: ”Enhancing the Implementation of DKI Jakarta’s Green Building”
tanggal 9 – 11 Juli 2017, di Bangkok, Thailand. Sementara untuk KPI
Komunikasi Publik adalah: (i) Laporan Lokakarya Nasional Proyek Lokakarya
Nasional Proyek BERSIH (Bersama Kita Perbaiki Sanitasi &Hygiene Kota)
47 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
Jejaring AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) sekaligus memenuhi
KPI Komunikasi Publik oleh Kedeputian Bidang TRLH Bulan Juli 2017, (ii) )
Global Sumit di NYC.
8. Terkait acara penanaman Mangrove yang diselenggarakan oleh PT. ASA yang
akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juli 2017, staf Teknis UW akan
memonitor perkembangannya. DepGub TRLH mendisposisikan kepada Asdep
LH untuk hadir dalam acara tersebut. Sementara sebagai perwakilan dari
Pemprov DKI Jakarta, Kedeputian TRLH akan mengundang Walikota Jakarta
Utara untuk membuka acara tersebut.
9. Terkait perkembangan tugas Staf teknis TRLH (UW) dan Staf Teknis TRLH (SM)
mengenai penyusunan laporan kegiatan Kedeputian TRLH selama tahun 2017
dan penyusunan Nodin pemberian saran mengenai Grand Design yang sudah
dan sedang disusun oleh Kedeputian TRLH bekerjasama dengan pihak NGO
terkait kepada Gubernur terpilih DKI Jakarta, progres sedang dalam pengerjaan.
Rapat Staf Kedeputian TRLH pada 31 Juli 2017 Hasil Rapat :
1. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang akan membuat Nodin ke Gubernur mengenai
Grand Design Green Building (GDGB). Konten nodin akan berisi kegiatan terkait
GDGB yang telah dilaksanakan oleh Kedeputian TRLH, proses penyusunan
GDGB dan pemanfaatan GDGB tersebut untuk masuk kedalam RPJMD 2018-
2022. Nodin ini juga akan ditembuskan kepada BAPPEDA.
2. Asisten Deputi Gubernur Bidang Lingkungan Hidup dibantu oleh staf teknis
TRLH (UW) akan membuat Nodin ke Gubernur mengenai penyusunan grand
design air tanah yang tengah dikoordinir oleh kedeputian TRLH dengan
melibatkan Dinas Perindustrian dan Energi, Balai Konservasi Air Tanah dan
Badan Geologi KESDM. Konten Nodin akan berisi perkembangan kegiatan
penyusunan grand design air tanah oleh Kedeputian TRLH.
3. Terkait pembentukan sekretariat 100RC (Resilient City) Jakarta, staf Sekretariat
100 RC dengan dimonitor oleh Asdep TR akan menyusun Nodin kepada
Gubernur untuk menunjuk Deputi Gubernur TRLH sebagai CRO (Chief Resilient
Officer) dan meminta untuk difasilitasi mengenai kantor untuk sekretariat 100
RC.
4. Staf Deputi TRLH (SM) akan melakukan pemaparan mengenai draft implementasi RPJMD dari Grand Design Persampahan dan Grand design green building pada hari selasa tanggal 1 Agustus 2017 kepada Deputi Gubernur TRLH dan Asdep LH serta Asdep TR. Penyusunan draft ini berada dibawah monitor para Asdep TRLH.
48 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
BAB III
PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
3.1 Portal Tarulh Portal tarulh.com merupakan situs yang dikelola oleh kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik sebagai bentuk laporan dan tanggungjawab kepada masyarakat.Situs tersebut menampilkan seluruh kegiatan kedeputian mulai dari rapat, kunjungan Kerja serta undangan sebagai pemateri dari pihak luar.tarulh.comjuga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping”. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
3.2 Knowledge Management
km.tarulh.com adalah situs yang dikelola oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Situs tersebut merupakan media penyimpanan materi pengetahuan (Regulasi, Paparan, Makalah dan lain-lain).
BAB IV KENDALA DAN SARAN
49 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
BAB IV
KENDALA DAN SARAN 4.1 Kendala Dalam melaksanakan tugas-tugas Kedeputian Bidang TRLH tersebut masih terdapat beberapa kendala:
Belum tersedianya desain besar dan peta jalan isu-isu strategis sebagai
acuan semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini
berdampak pada masih kurangnya koordinasi antar SKPD untuk
menindaklanjuti isu strategis tersebut.
Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak
menyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
Kurang memadainya perangkat kerja Kedeputian bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup seperti laptop dan printer.
4.2 Saran
Meningkatkan sinergi pelaksanaan pembangunan melalui penyusunan Desain
Besar, Peta Jalan, dan Rencana Aksi untuk setiap isu strategis.
Meningkatkan kualitas sistem informasi internal Pemprov. DKI Jakarta.
50 Laporan Kegatan Bulan Juli 2017
BAB V
PENUTUP Selama bulan Juli 2017 kegiatan Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov.DKI Jakarta secara umum mencangkup kegiatan-kegiatan pemberian pengarahan dan masukan kepada SKPD yang berada dibawah monitor Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kedeputian TRLH sedang berencana menyiapkan konsep Grand Design Sanitasi dan Air Bersih, Grand Design Pengendalian Penggunaan Air Tanah untuk mencegah land subsidance di DKI Jakarta, Grand Design Jakarta Kota Layak, Grand Design Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat, Grand Design Urban Farming. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada bulan Juli 2017 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di tahun 2017 ini dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.