kata pengantar - bpsdm.pu.go.id · pemerintah pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan...

64
Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus I KATA PENGANTAR Modul Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang Kemitraan, serta Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. Modul ini disusun dalam 4 (empat) bab, meliputi Pendahuluan, Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah khusus, Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus, serta Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam Bidang Penyelenggaraan Rumah Khusus. Bandung, September 2017 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Upload: nguyenhanh

Post on 05-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus I

KATA PENGANTAR

Modul Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah

khusus bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang

Kemitraan, serta Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.

Modul ini disusun dalam 4 (empat) bab, meliputi Pendahuluan, Kemitraan dalam

Penyelenggaraan Rumah khusus, Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Rumah khusus, serta Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta

pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran

diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun

atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam

Bidang Penyelenggaraan Rumah Khusus.

Bandung, September 2017

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Jalan, Perumahan, Permukiman, dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Page 2: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

II Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...................................................................... vi

A. Deskripsi .............................................................................................. vi

B. Persyaratan ......................................................................................... vi

C. Metode ................................................................................................ vi

D. Alat Bantu/Media ................................................................................ vi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 2

B. Deskripsi Singkat................................................................................... 2

C. Kompetensi Dasar ................................................................................ 2

D. Indikator Hasil Belajar........................................................................... 3

E. Materi dan Submateri Pokok ................................................................ 3

F. Estimasi Waktu ..................................................................................... 3

BAB 2 KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS ................. 5

A. Indikator Keberhasilan.......................................................................... 6

B. Konsep Kemitraan ................................................................................ 6

C. Pola Kemitraan ....................................................................................... 13

D. Latihan ................................................................................................ 19

E. Rangkuman ......................................................................................... 19

Page 3: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus III

BAB 3 PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS

....................................................................................................................... 21

A. Indikator Keberhasilan........................................................................ 22

B. Konsep Pelibatan Masyarakat ............................................................ 22

C. Pola Pelibatan Masyarakat ..................................................................... 29

D. Latihan ................................................................................................ 36

E. Rangkuman ......................................................................................... 37

BAB 4 PENUTUP ............................................................................................. 39

A. Simpulan ............................................................................................. 40

B. Tindak Lanjut ...................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 42

GLOSARIUM ....................................................................................................... 43

BAHAN TAYANG ................................................................................................. 45

Page 4: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

IV Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kemitraan KemenPUPR dengan Kementerian/Lembaga Lain ............... 14

Tabel 2 Skema Pembagian Fungsi Kemitraan .................................................... 24

Page 5: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus V

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Pembagian Urusan Pemerintahan ........................................... 7

Gambar 2 Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus........................... 10

Gambar 3 Skema Pembagian Fungsi Kemitraan ................................................ 13

Gambar 4 Skema Kerjasama Berbasis Program dan TUSI .................................. 15

Gambar 5 Rumah Khusus di Mauk, Tangerang .................................................. 18

Gambar 6 Rumah Susun Cigugur Tengah, Cimahi ............................................. 19

Page 6: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

VI Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Deskripsi

Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam

tentang kemitraan dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah

khusus. Mata pelatihan disajikan melalui ceramah interaktif. Evaluasi

pembelajaran melalui kemampuan memahami dan menyelesaikan latihan soal

mengenai kemitraan dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah

khusus.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang

berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena

materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-

modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling

berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi.

Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan

setelah mempelajari materi dalam modul ini.

B. Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan

perundang-undangan dan pedoman yang terkait dengan materi Kemitraan dan

Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus.

C. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah metode

ceramah interaktif, yaitu dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh

Widyaiswara, serta adanya kesempatan tanya jawab dan curah pendapat.

D. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu :

Page 7: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus VII

a. LCD/projector

b. Laptop

c. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

d. Flip chart

e. Bahan tayang

f. Modul dan/atau Bahan Ajar

g. Laser pointer.

Page 8: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era
Page 9: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 10: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

2 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan rumah khusus

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khusus (UU No 1 Tahun 2011) bagi

kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus dan belum mampu

menyediakan rumah layak huni. Secara umum, kemitraan dan pelibatan

masyarakat bertujuan untuk mendukung percepatan pencapaian target

penyelenggaraan Rumah Khusus seiring dengan pencapaian target

pembangunan rumah bagi instansi dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Pada pelatihan ini peserta diharapkan mampu menjelaskan mengenai kemitraan

dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus. Untuk

memberikan pemahaman secara umum mengenai penyelenggaraan rumah

khusus tersebut, maka modul ini disusun sebagai salah satu topik dalam Mata

Pelatihan Penyelenggaraan Rumah Khusus.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam

tentang kemitraan dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah

khusus. Mata pelatihan disajikan melalui ceramah interaktif. Evaluasi

pembelajaran melalui kemampuan memahami dan menyelesaikan latihan soal

mengenai kemitraan dan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah

khusus.

C. Kompetensi Dasar

Pada akhir pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan memiliki kompetensi

Mampu memahami Konsep Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Rumah Khusus..

Page 11: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 3

D. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :

1. Menjelaskan dan melaksanakan kemitraan dalam penyelenggaraan rumah

khusus

2. Menjelaskan dan melaksanakan pelibatan masyarakat dalam

penyelenggaraan rumah khusus

E. Materi dan Submateri Pokok

Materi pokok dan sub materi pokok mata pelatihan ini terdiri atas :

1. Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus

a. Konsep Kemitraan

b. Pola Kemitraan

2. Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus

a. Konsep Pelibatan Masyarakat

b. Pola Pelibatan Masyarakat

F. Estimasi Waktu

Untuk mempelajari mata pelatihan Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Rumah Khusus ini, dialokasikan waktu sebanyak 3 (tiga) jam

pelajaran.

Page 12: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

4 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 13: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 5

BAB 2

KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN

RUMAH KHUSUS

Page 14: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

6 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah

Khusus A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu

menjelaskan tentang konsep dan pola kemitraan dalam penyelenggaraan Rumah

Khusus, yang terdiri atas tujuan dan strategi kemitraan.

B. Konsep Kemitraan

Kemitraan pada Penyediaan Perumahan

Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi

MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

awal kemerdekaan hingga Pelita IV, melalui berbagai upaya pembangunan

kelembagaan hingga terbitnya berbagai peraturan legal formal untuk menunjang

kegiatan pembangunan perumahan. Tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2014,

dalam kegiatan penyediaan perumahan oleh pemerintah, terdapat pembagian

tugas antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

▪ Pemerintah Pusat

1. Menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);

2. Menyediakan dan merehabilitasi rumah korban bencana nasional;

3. Memfasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena

relokasi program pemerintah pusat;

4. Mengembangkan system pembiayaan perumahan bagi MBR.

▪ Pemerintah Provinsi

1. Menyediakan dan merehabilitasi rumah korban bencana provinsi;

2. Memfasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena

relokasi program pemerintah pusat;

▪ Pemerintah Kabupaten/Kota

1. Menyediakan dan merehabilitasi rumah korban bencana

kabupaten/kota;

2. Memfasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena

relokasi program pemerintah kabupaten/kota;

Page 15: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 7

3. Menerbitkan izin pembangunan dan pengembangan perumahan;

4. Menerbitkan sertifikat kepemilikan bangunan gedung.

Gambar 1 Skema Pembagian Urusan Pemerintahan

Sumber : UU No 23 Tahun 2014

Pada Pelita V dan selanjutnya pada PJP II, penyediaan perumahan mulai banyak

bergeser menjadi tanggung jawab bersama/nasional/semua sektor termasuk

swasta dan masyarakat, dengan berbagai fenomena sebagai berikut :

1. Makin kuatnya desentralisasi pemerintah daerah;

2. Makin luasnya peran swasta;

3. Digunakannya perumahan sebagai sarana dan parameter bagi

penanggulangan kemiskinan;

4. Meningkatnya swadaya/pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan

perumahan.

Menurut Parenta W (USAID) definisi kemitraan pemerintah, dunia usaha/swasta

dan masyarakat adalah “an agreement or contract between a public entity and a

private party, under which : a) private party undertakes goverment function for

specified period of time; b) the private party receives compensation for

Page 16: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

8 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

performing the function, directly or indirectly; c) the private party is liable for the

risks arising from performing the function; and d) the public facilities, land or

other resourches may be transferred or made available to the private party” atau

dapat dijabarkan bahwa kemitraan 3 sektor publik meliputi :

1. Pihak swasta menyanggupi melaksanakan fungsi pemerintah untuk periode

tertentu;

2. Pihak swasta menerima kompensasi untuk melaksanakan fungsi tersebut,

langsung atau tidak langsung;

3. Pihak swasta bertanggungjawab atas resiko dalam menjalankan fungsi

tersebut;

4. Fasilitas umum, tanah, atau sumber daya lainnya dapat ditransfer atau

disediakan untuk pihak swasta.

Secara umum tujuan kemitraan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus adalah

untuk mendukung percepatan pencapaian target penyelenggaraan Rumah

Khusus seiring dengan pencapaian target pembangunan rumah bagi instansi dan

pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Adapun tujuan kemitraan secara khusus

dapat dijabarkan berdasarkan aspek dan kepentingan, yaitu :

1. Evaluasi dan peningkatan kualitas kebijakan dan program perumahan khusus

Dalam meningkatkan kualitas kebijakan dan program perumahan khusus,

pemerintah dapat melibatkan para pihak di luar pemerintah seperti

perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat, swasta, dalam bentuk

kemitraan untuk memberikan masukan, ide, inovasi baru, hasil penelitian

dan pengembangan.

2. Peningkatan kapasitas teknis penyelenggara kegiatan Rumah Khusus

Peningkatan kapasitas teknis dapat dilakukan melalui pelatihan dan

pendampingan yang dilakukan melalui kemitraan dengan para pihak yang

berkompeten seperti lembaga pelatihan dan perguruan tinggi dalam hal

peningkatan pengetahuan rumah layak huni, penguasaan teknologi

kontruksi/pertukangan, dan teknis pendampingan kemitraan.

3. Pengembangan pendekatan dan praktek inovatif kegiatan Rumah Khusus

Pendekatan dan praktek inovatif kegiatan Rumah Khusus dapat

dikembangkan melalui kemitraan dalam penerapan teknologi seperti teknik

Page 17: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 9

konstruksi rumah dan penerapan program baru yang dikembangkan oleh

lembaga litbang, kontraktor perumahan, dan produsen bahan bangunan.

4. Percepatan dan perluasan capaian pelayanan

Pelayanan kepada pemerintah daerah atau instansi terkait dalam

penyelenggaraan Rumah Khusus meliputi penyediaan informasi, konsultasi,

pendampingan, dan pelatihan. Pelayanan ini memerlukan kerja sama dari

para pihak Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR dan Keuangan) dan daerah,

masyarakat, pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, donor, pemerhati. Dalam

rangka melaksanakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dimana target pembangunan perumahan dan backlog

melebih kapasitas fiskal Negara, sehingga memerlukan dukungan dari banyak

pihak.

Sebelum melangkah pada pemahaman terhadap peran para pihak pelaku

kemitraan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus, perlu dipahami pembagian

elemen dalam penyelenggaraan kepentingan publik. Elemen tersebut meliputi :

1. Pemerintah secara berjenjang sebagai pembina penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman, berperan dalam menerbitkan

peraturan perundang-undangan, melaksanakan koordinasi dengan para

pemangku kepentingan, dan melakukan pelayanan bidang perumahan dan

kawasan permukiman. Pemerintah bertanggung jawab dalam menjamin

terlaksananya pelayanan publik dan penegakan hukum.

2. Swasta sebagai pelaku usaha dalam penyediaan produk dan jasa atau

layanan berbagai bidang untuk Instansi Pengguna. Swasta berperan dalam

melaksanakan etika bisnis secara bertanggung jawab. Berdasarkan peran

yang lebih spesifik, swasta dapat diklasifikasikan menjadi mitra perumahan

khusus yang terdiri atas perguruan tinggi, dunia usaha, LSM, donor, media

masa, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan pemerhati perumahan khusus.

3. Masyarakat/Pemerintah Daerah/Instansi sebagai pengguna produk dan jasa

sektor swasta serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,

berperan menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial secara

objektif dan bertanggungjawab mematuhi peraturan perundang-undangan.

Page 18: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

10 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Gambar 2 Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus

Sumber : Analisis, 2017

Pemerintah mempunyai peranan yang paling penting, karena memiliki fungsi

pengaturan yang memfasilitasi sektor swasta dan Instansi Pengguna. Peran

pemerintah melalui kebijakan publiknya sangat penting dalam memfasilitasi

terjadinya mekanisme pasar yang benar sehingga penyimpangan yang terjadi di

dalam pasar dihindari. Oleh karena itu, dalam mewujudkan good governance dan

good corporate governance, masing-masing komponen harus menjalankan

perannya dengan baik. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga swasta dan instansi

pengguna juga harus berperan sesuai dengan perannya masing-masing sehingga

good governance dan good corporate-governance dapat terwujud. Demikian

halnya dalam penyelenggaraan Rumah Khusus, perlu dibangun komitmen

segenap pihak baik pemerintah, swasta, dan Instansi Pengguna dalam

pemenuhan kebutuhan Rumah Khusus.

Pemerintah terdiri atas Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR dan Keuangan),

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Masing-masing

pemerintah memiliki peran dalam kemitraan penyelenggaraan Rumah Khusus.

Page 19: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 11

1. Peran Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR dan Keuangan)

a. Melakukan kemitraan dengan mitra perumahan khusus dalam penyiapan

kebijakan/peraturan, pembinaan, pelayanan bidang perumahan khusus,

pelaksanaan program dan kegiatan, serta pemantauan dan evaluasi

b. Melakukan fasilitasi kemitraan bagi pemerintah provinsi dan pemangku

kepentingan di tingkat pusat

2. Peran Pemerintah Provinsi

a. Melakukan kemitraan dengan mitra perumahan khusus dalam

melakukan pembinaan, pelayanan bidang perumahan khusus,

pelaksanaan program dan kegiatan, serta pemantauan dan evaluasi

b. Melakukan fasilitasi kemitraan bagi pemerintah kabupaten/kota dan

pemangku kepentingan di tingkat provinsi

3. Peran Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Melakukan kemitraan dengan mitra perumahan khusus dalam

melakukan pembinaan, pelayanan bidang perumahan khusus,

pelaksanaan program dan kegiatan, serta pemantauan dan evaluasi.

b. Melakukan fasilitasi kemitraan bagi pemerintah desa/kelurahan,

pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, kelompok Instansi

Pengguna.

Mitra perumahan khusus terdiri atas pihak-pihak dan lembaga yang berperan dan

peduli terhadap penyelenggaraan Rumah Khusus, antara lain perguruan tinggi,

dunia usaha, LSM, media masa, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan

pemerhati perumahan khusus. Peran mitra perumahan khusus sangat beragam,

dalam mendukung pelayanan bidang perumahan khusus seperti penyediaan

informasi, konsultasi, pendampingan, dan pelatihan.

Peran Pemerintah Daerah/ Masyarakat/Instansi Pengguna dalam kemitraan

adalah melaksanakan dan ikut memonitor pembangunan Rumah Khusus sesuai

ketentuan dan menjaga kualitas rumah dan lingkungannya sehingga dapat

berfungsi sebagaimana mestinya.

C. Bentuk Kemitraan

Sesungguhnya terdapat berbagai bentuk kemitraan dalam penyelenggaraan

perumahan, termasuk rumah khusus, yaitu:

Page 20: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

12 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

1. PPP (public private partnership)

2. Joint Venture

3. Kontrak DBFO (Design-Build-Finance-Operate)

4. Kontrak BOOT (Build-Own-Operate-Transfer)

5. Project Financing

Dari kelima bentuk kemitraan tersebut, Public Private Partnership mungkin paling

sesuai untuk pembangunan rumah khusus, dengan beberapa pertimbangan,

antara lain, lokasi yang terpencar dengan jumlah unit terbangun tidak besar,

penggunaan oleh masyarakat dapat berupa penghunian dengan sewa atau bukan

sewa dan biaya pembangunan rumah khusus, berdasarkan Undang-Undang No.

1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, hanya melalui

APBN dan/atau APBD.

Beberapa bentuk Public Private Partnership adalah:

• Build-Own-Operate (BOO)

• Build-Operate- Transfer (BOT)

• Build and Transfer (BT)

• Build-Lease-Transfer (BLT)

• Build-Transfer-Operate (BTO)

• Contract-Add-Operate (CAO)

• Develop-Operate-Transfer (DOT)

• Rehabilitate-Operate-Transfer (ROT)

• Rehabilitate-Own-Operate (ROO)

• Lease-Renovate-Operate-Transfer (LROT)

Tentu saja tidak semua bentuk kemitraan ini dapat diterapkan kepada semua

calon lokasi pembangunan rumah khusus di daerah, mengingat karakter

masyarakat yang berbeda-beda dan kapasitas pemerintah daerah yang tidak

sama, dan jikapun dikembangkan kemitraan dengan badan usaha, yang paling

tepat adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) yang ditugasi oleh pemerintah daerah untuk membangun dan

mengembangkan rumah khusus. BUMN, bidang perumahan, seperti Perum

Perumnas tentu kurang tepat untuk dapat masuk dalam penyelenggaraan rumah

khusus, karena skala bisnis, dimana Perum Perumnas yang diwajibkan

Page 21: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 13

membukukan keuntungan 5 % setiap tahun tidak akan tertarik mengingat

perolehan sewa rumah khusus yang rendah.

C. Pola Kemitraan

Kemitraan merupakan kerjasama antar institusi untuk menjalankan suatu

program bersama untuk mencapai satu tujuan bersama. Pada prinsipnya

kemitraan bisa melibatkan berbagai pihak dan institusi seperti Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Pihak Swasta, Pihak Luar Negeri dan Masyarakat.

Pola Kemitraan dalam penyelenggaraan rumah khusus dapat dikembangkan dari

Konsep Kemitraan di dalam Pembangunan Perumahan. Pola kemitraan harus

mampu meningkatkan proses percepatan pembangunan rumah khusus, sebagai

pemacu bagi penyediaan perumahan oleh sektor swasta dan masyarakat pada

umumnya. Aspek kemitraan bisa meliputi aspek perizinan oleh pemerintah

pusat/daerah, pengadaan tanah oleh pemda atau masyarakat, pembiayaan

melalui fasilitas sektor usaha/perbankan atau pemerintah, dan seterusnya

dengan berbagai kombinasi yang fleksibel.

Gambar 3 Skema Pembagian Fungsi Kemitraan

Sumber : Analisis, 2017

Page 22: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

14 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Secara teknis, kemitraan dalam Penyediaan Rumah Khusus dapat

diimplementasikan pada tahapan berikut ini:

1. Tahap Perencanaan Rumah Khusus

Pada tahap ini, kemitraan adalah antara Pemerintah Pusat (Kementerian

PUPR) dengan Kementerian/Lembaga Negara lain, Pemerintah Daerah,

BUMN, atau Perguruan Tinggi. Kerjasama atau kemitraan yang terjadi

berbasis pada program dan tusi. Bentuk Kemitraan bisa berupa pelaksanaan

program/kegiatan atau pelayanan bidang perumahan khusus yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dengan melibatkan pemerintah

daerah/BUMN/perguruan tinggi pada perencanaan kegiatan penyediaan

rumah khusus. Kegiatan pelayanan tersebut sebagai conton fasilitasi

kelompok masyarakat yang hendak membangun rumah, penyediaan lahan,

pelatihan teknis, perizinan, dan sebagainya.

Tabel 1 Kemitraan KemenPUPR dengan Kementerian/Lembaga Lain

Sumber : Analisis, 2017

Dalam hal kerjasama wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

sampai dengan huruf d tidak dilaksanakan oleh Daerah, Pemerintah Pusat

mengambil alih pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang dikerjasamakan.

Page 23: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 15

Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan dana untuk melaksanakan

kerjasama wajib antar-Daerah melalui APBN.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut tidak secara eksplisit

dinyatakan adanya larangan untuk melakukan kerjasama maupun

kesepakatan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam

percepatan pembangunan.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kerjasama maupun

kesepakatan bersama adalah proses pemrograman dan penganggaran sudah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang penganggaran.

Kekhawatiran para pelaksana kerjasama di lapangan tidak perlu terjadi,

selama anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan telah

memenuhi persyaratan dalam penganggaran, antara lain:

a. telah sesuai dengan prinsip good governance,

b. sesuai dengan rencana kerja Kementerian PUPR,

c. sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian PUPR,

d. telah dibahas dalam trilateral meeting (Bappenas, Kementerian

Keuangan, dan Kementerian PUPR), dan

e. telah disetujui oleh DPR-RI.

Gambar 4 Skema Kerjasama Berbasis Program dan TUSI

Sumber : Analisis, 2017

Page 24: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

16 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Bentuk kemitraan yang lain pada Tahap Perencanaan ini adalah melalui

Program Corporate Social Responsibility (CSR). Pengertian CSR (Program

Corporate Social Reponsibility) secara umum adalah bentuk

pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, sederhananya

bahwa setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggungjawab untuk

mengembangkan lingkungan sekitarnya melalui program-program sosial,

ekonomi, dan lingkungan.

2. Tahap Pembangunan Rumah Khusus

Kemitraan antara Instansi Pengguna dengan pemerintah dilakukan dalam

bentuk MOU program/kegiatan sebagai upaya pemberdayaan, dimana

program/kegiatan tersebut menempatkan Instansi Pengguna sebagai subjek

atau pelaku pembangunan yang setara dengan pemerintah selaku pihak yang

memberikan fasilitasi. Contoh kemitraan jenis ini adalah fasilitasi dalam

pembangunan/peningkatan kualitas rumah, dan pembangunan Prasarana,

Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) yang dikerjakan secara swakelola oleh

Instansi Pengguna.

3. Tahap Pemanfaatan dan Pengelolaan

Pada tahap pemanfaatan dan pengelolaan rumah khusus, kemitraan yang

terjadi adalah:

a. Pemanfaatan Rumah Khusus dilakukan oleh Penerima Manfaat, karena

dalam aturannya penerima manfaat wajib menghuni rumah khusus.

Dalam hal ini adalah kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang

memiliki kebutuhan khusus, misalnya nelayan;

b. Pengelolaan Rumah Khusus melingkupi kegiatan Operasional, Perawatan,

dan Pemeliharaan dan ini dilaksanakan oleh pemilik rumah khusus,

setelah melalui proses hibah atau alih status;

c. Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan di tingkat daerahmeliputi:

● pendampingan kepada Penerima Manfaat dalam penghunian dan

pengelolaan;

● pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan

rumah khusus, serta serah terima aset rumah khusus;

● pemeriksaan secara berkala terhadap rumah khusus;

Page 25: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 17

● menjamin berfungsinya bangunan rumah khusus secara optimal;

● mengawasi pelaksanaan kepenghunian sesuai dengan

peruntukkanPenerima Manfaat.

Beberapa Contoh Bentuk Aplikasi Kemitraan

▪ Indonesia Housing Forum

Yakni bentuk diskusi dan aplikasi mewujudkan perumahan layak huni di

Indonesia yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ikhtisar Indonesia Housing Forum 30 Agustus 2017:

1. Indonesia Housing Forum berfokus pada bagaimana masyarakat

berpenghasilan rendah dapat diberdayakan untuk memiliki rumah layak

terjangkau. Para peserta forum merekomendasikan keterlibatan aktif

semua pemangku kepentingan : pemerintah, organisasi nirlaba,

perusahaan maupun akademisi. Para pemangku kepentingan harus

terjun langsung ke masyarakat untuk memahami persoalan, budaya,

memanfaatkan kearifan lokal, dan mendukung dalam membangun

rumah layak terjangkau.

2. Para peserta forum juga meminta pemerintah untuk mengalokasikan

lebih banyak lahan di kota-kota untuk membangun rumah layak

terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah.

3. Salah satu tindak lanjut dari forum HFH Indonesia adalah meluncurkan

proyek bersama tiga sektor: LSM, instansi pemerintah, dan sektor

swasta. Sebuah proyek percontohan dimulai di daerah Mauk, Tangerang.

Page 26: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

18 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Gambar 5 Rumah Khusus di Mauk, Tangerang

Sumber : Indonesia Housing Forum, 2017

▪ Rumah Susun Cigugur Tengah, Cimahi

Rumah Susun Cigugur Tengah Cimahi dibangun di atas tanah milik PEMKOT

yang diperuntukan khusus buruh yang telah berkeluarga dengan anak satu

maksimal usia 9 tahun. Luas tiap unit seluas 21 m2 dengan dapur dan kamar

mandi di dalam, dan fasilitas listrik sebesar 900 watt tiap unit. Pembangunan

rumah susun sewa ini didanai dari dana Hibah Pusat (Dinas PU). Dengan

demikian maka kepemilikan tanah adalah milik PEMKOT, aset bangunan milik

Pusat (PU). Fasilitas umum dan sosial dibangun dengan menggunakan dana

hibah Propinsi, yang terdiri dari taman, parkir, taman bermain, tempat olah

raga, dan tempat ibadah sedangkan untuk poliklinik, pasar, dan sekolah

tersedia di sekitar lingkungan perumahan. Pengelolaan dilakukan oleh

PEMKOT meliputi kebersihan, keamanan, perawatan, administrasi,

perparkiran, tagihan listrik, tagihan air, dan sampah. Untuk penentuan tarif

sewa ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Walikota. Hal-hal yang

menjadi catatan penting yaitu : tempat yang sangat tertata rapi, pengelolaan

profesional, adanya pembinaan bagi para penghuni, pendanaan

pembangunan rumah susun sewa PEMKOT Cimahi berasal dari dana hibah,

mitra yang terlibat adalah PEMKOT Cimahi, PEMDA (Propinsi) dan Pusat (PU).

Page 27: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 19

Gambar 6 Rumah Susun Cigugur Tengah, Cimahi

Sumber : Analisa, 2017

D. Latihan

1. Jelaskan beberapa bentuk kemitraan.

2. Jelaskan pola kemitraan yang dapat dilakukan dalam penyelenggaraan

Rumah Khusus, dan bentuk kemitraan mana yang paling efektif untuk

wilayah saudara.

E. Rangkuman

1. Tujuan konsep kemitraan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus adalah

untuk mendukung percepatan pencapaian target penyelenggaraan

Rumah Khusus seiring dengan pencapaian target pembangunan rumah

bagi instansi dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

2. Pola Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus merupakan

hubungan antar pelaku kemitraan berdasarkan tujuan kemitraan yang

disepakati, yaitu kemitraan antar kelompok masyarakat dilaksanakan

antar anggota masyarakat untuk meningkatkan, kemitraan dengan

pemerintah daerah/ instansi pengguna dengan pemerintah

pusat,kemitraan antara instansi pengguna dengan mitra perumahan

khusus, atau kemitraan pemerintah dengan swasta.

Page 28: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

20 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 29: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 21

BAB 3

PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS

Page 30: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

22 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Rumah Khusus

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu

menjelaskan dan menerapkan konsep dan pola pelibatan masyarakat dalam

penyelenggaraan Rumah Khusus.

B. Konsep Pelibatan Masyarakat

Tertuang dalam UU No. 1 tentang Perumahan dan Kawasan permukiman (pasal

131), bahwa Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan

oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

Upaya pelibatan masyarakat pada hakikatnya adalah masyarakat akan

melakukan proses menuju kemandirian yang sejati. Melalui pelibatan,

masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka

melaksanakan pembangunan.Hadirnya konsep pelibatan masyarakat ini

berinisiatif untuk mengubah kondisi dengan memberikan kesempatan kepada

kelompok masyarakat (MBR) untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan

program pembangunan yang manfaatnya akan mereka terima.

Pelibatan masyarakat mengandung makna menciptakan suasana dan iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang melalui penerapan

langkah-langkah nyata yang menampung masukan, menyediakan sarana dan

prasarana baik fisik, sosial, dan memperkuat upaya kemampuan masyarakat

melalui pendidikan, latihan, dan sebagainya.

Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada pasal 131 ayat (1) dilakukan

dengan memberikan masukan dalam:

1. Penyusunan rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

2. Pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

3. Pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman;

Page 31: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 23

4. Pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan permukiman;

dan/atau

5. Pengendalian penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;

Salah satu cara yang bisa diterapkan dalam pelibatan masyarakat adalah dengan

membentuk forum pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Ini

bisa diterapkan juga pada masyarakat penerima bantuan rumah khusus.

Selanjutnya pada pasal 130 UU No. 1/2011, tertuang bahwa dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, termasuk rumah

khusus, setiap orang wajib:

1. menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kesehatan di perumahan

dan kawasan permukiman;

2. turut mencegah terjadinya penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman yang merugikan dan membahayakan kepentingan orang lain

dan/atau kepentingan umum;

3. menjaga dan memelihara prasarana lingkungan, sarana lingkungan, dan

utilitas umum yang berada di perumahan dan kawasan permukiman; dan

4. mengawasi pemanfaatan dan berfungsinya prasarana, sarana, dan utilitas

umum perumahan dan kawasan permukiman.

Upaya pelibatan masyarakat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengetahui karakteristik masyarakat setempat (lokal) yang akan dilibatkan,

termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat desa yang

satu dengan yang lainnya;

2. Mengumpulkan pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai

masyarakat setempat, antara lain distribusi penduduk, pengetahuan tentang

nilai, sikap, ritual dan budaya, serta faktor kepemimpinan baik formal

maupun informal;

3. Memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selalu diperhitungkan karena

mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat;

4. Menggunakan pendekatan persuasif agar masyarakat menyadari bahwa

mereka punya masalah yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu

dipenuhi, mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya

dalam suasana kebersamaan

Page 32: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

24 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

5. Melibatkan masyarakat berarti membuat masyarakat mengerti dan percaya

diri bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang

dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi

kebutuhannya.

6. Melibatkan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,

karenanya masyarakat perlu dibina agar mampu bekerja memecahkan

masalahnya secara mandiri dan kontinyu.

C. Peran Masyarakat

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman dan UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, peran

masyarakat diamanatkan sebagai berikut:

Tabel 2 Skema Pembagian Fungsi Kemitraan

No

Substansi Pengaturan

Amanat UU 1/ 2011

Substansi Pengaturan

Amanat UU 20/ 2011

1 Pasal 131

(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memberikan masukan dalam: a. penyusunan rencana

pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

b. pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

c. pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman;

d. pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan permukiman; dan/atau

Pasal 96

(1) Penyelenggaraan rumah susun dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan tingkat kewenangannya dengan melibatkan peran masyarakat.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memberikan masukan dalam:

a. penyusunan rencana pembangunan rumah susun dan lingkungannya;

b. pelaksanaan pembangunan rumah susun dan lingkungannya;

c. pemanfaatan rumah susun dan lingkungannya;

Page 33: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 25

No

Substansi Pengaturan

Amanat UU 1/ 2011

Substansi Pengaturan

Amanat UU 20/ 2011

e. pengendalian penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan membentuk forum pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

d. pemeliharaan dan perbaikan rumah susun dan lingkungannya; dan/atau

e. pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan rumah susun dan lingkungannya.

(3) Masyarakat dapat membentuk forum pengembangan rumah susun.

(4) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai fungsi dan tugas:

a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pengembangan rumah susun;

b. membahas dan merumuskan pemikiran arah pengembangan penyelenggaraan rumah susun;

c. meningkatkan peran dan pengawasan masyarakat;

d. memberikan masukan kepada pemerintah; dan/atau

e. melakukan peran arbitrase dan mediasi di bidang penyelenggaraan rumah susun.

(5) Pembentukan forum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 34: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

26 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

No

Substansi Pengaturan

Amanat UU 1/ 2011

Substansi Pengaturan

Amanat UU 20/ 2011

2 Pasal 132

(1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 131 ayat (3) mempunyai fungsi dan tugas: a. menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat; b. membahas dan merumuskan

pemikiran arah pengembangan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;

c. meningkatkan peran dan pengawasan masyarakat;

d. memberikan masukan kepada Pemerintah; dan/atau

e. melakukan peran arbitrase dan mediasi di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari unsur:

a. instansi pemerintah yang terkait dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman;

b. asosiasi perusahaan penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman;

c. asosiasi profesi penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman;

d. asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman;

f. pakar di bidang perumahan dan kawasan permukiman; dan/atau lembaga swadaya masyarakat dan/atau yang

Page 35: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 27

No

Substansi Pengaturan

Amanat UU 1/ 2011

Substansi Pengaturan

Amanat UU 20/ 2011

mewakili konsumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

3 Pasal 7

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat

Pasal 7

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat

4 Pasal 98

(2) Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

5 Pasal 100

(4) Peremajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan melibatkan peran masyarakat.

6 Pasal 102

(2) Lokasi yang akan ditentukan sebagai tempat untuk pemukiman kembali ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

Page 36: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

28 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

PENJELASAN

Pasal 2

Huruf f

Yang dimaksud dengan “asas kemandirian dan kebersamaan”adalah memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman bertumpu pada prakarsa, swadaya, dan peran masyarakat untuk turut serta mengupayakan pengadaan dan pemeliharaan terhadap aspek-aspek perumahan dan kawasan permukiman sehingga mampu membangkitkan kepercayaan, kemampuan, dan kekuatan

sendiri, serta terciptanya kerja sama antara pemangku kepentingan di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

PENJELASAN

Pasal 2

Huruf f

Yang dimaksud dengan “asas kemandirian dan kebersamaan” adalah memberikan landasan penyelenggaraan rumah susun bertumpu pada prakarsa, swadaya, dan peran serta masyarakat sehingga mampu membangun kepercayaan, kemampuan, dan kekuatan sendiri serta terciptanya kerja sama antar pemangku kepentingan.

Sumber : Analisis, 2017

Dengan demikian maka peran masyarakat yang dilakukan melalui Forum,

terbatas pada pemberian masukan:

1. penyusunan rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman,

yang didalamnya termasuk rumah khusus, peran masyarakat dapat meliputi

penentuan dan penetapan lokasi, penyediaan dan legalitas tanah, penyiapaj

jalan akses menuju lokasi pembangunan rumah khusus, penyiapan

masyarakat calon penghuni rumah khusus, dan pengamanan lokasi

pembangunan;

2. pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, dimana

masyarakat dapat memberikan masukan atas penggunaan tenaga kerja dan

bahan bangunan lokal yang dibutuhkan selama proses pembangunan, dan

turut serta mengamankan lokasi pembangunan dari pencurian bahan

bangunan maupun peralatan konstruksi;

3. pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman, dimana masyarakat

dapat memberi masukan jika pemanfaatan rumah khusus tidak sesuai

Page 37: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 29

dengan tujuan penggunaan rumah khusus sebagai hunian, pengalihan rumah

khusus kepada yang tidak berhak dan perubahan bentuk dan luas rumah

khusus tanpa sepengetahuan pengelola;

4. pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan permukiman, dimana

masyarakat dapat memberikan masukan dalam hal, penggunaan bahan

bangunan dan tenaga kerja lokal, dan penggantian komponen bangunan

dengan menggunakan produk lokal, misalnya seperti penggantian jendela,

pintu, atau komponen plambing seperti perawatan pompa, dan lain-lain;

5. pengendalian penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

dimana masyarakat dapat memberikan masukan untuk lebih menjamin

terselenggaranya pembangunan rumah khusus dengan turut sejak

perencanaan, pembangunan hingga pemanfaatan dan pemeliharaan agar

terwujud sasaran pengendalian penyelenggaraan rumah khusus, yang lebih

berkualitas, tepat waktu pembangunan, tepat sasaran dan efisiensi dalam

pendanaan rumah khusus, termasuk PSU untuk melayani perumahan khusus;

Jika di masyarakat sudah terdapat BKM, maka BKM dapat menjadi anggota

forum, bersama unsur pemangku kepentingan perumahan lainnya, sehingga

forum yang berada pada kabupaten/ kota mungkin saja terdiri dari unsur-unsur

yang lebih luas, misalnya, PKK, LKMD, Karang Taruna dan lainnya, termasuk

media masa (tulis maupun elektronik) dapat saja menjadi organ forum.

C. Pola Pelibatan Masyarakat

Salah satu bentuk pelibatan masyarakat adalah dengan pembentukan kelompok

swadaya masyarakat sebagaimana dimaksud dalam PP No. 14/2016 (Pasal 116)

yang merupakan upaya untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam

mengelola perumahan dan permukiman layak huni dan berkelanjutan, dalam hal

ini rumah khusus. Pembentukan kelompok swadaya masyarakat ini dilakukan

pada tingkat komunitas sampai pada tingkat kota sebagai fasilitator pengelolaan

rumah khusus.

Definisi harfiah dari Kelompok Swadaya Masyarakat adalah individu-individu

yang memiliki posisi dan peran yang sama dalam suatu hubungan sosial, ekonomi

dan politik berkumpul untuk melakukan sesuatu atas dasar kemauan dan

kemampuan bersama.

Page 38: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

30 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Definisi kontekstual dari Kelompok Swadaya Masyarakat adalah individu-individu

yang memiliki posisi dan peran yang sama dalam suatu hubungan sosial, ekonomi

dan politik berkumpul untuk mencapai ‘tujuan sosial’ tertentu atas dasar

kemauan dan kemampuan.

Ciri utama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah :

1. Dibangun atas dasar motif sosial, meskipun untuk membela kepentingan

ekonomi maupun politik anggota;

2. Anggota adalah pelaku langsung yang memegang kedaulatan tertinggi;

3. Organisasi bersifat terbuka meskipun ada persyaratan tertentu untuk

menjadi anggota;

4. Anggota memiliki kemauan untuk menanggung resiko bersama atas dasar

kesepakatan;

5. Melembaga, artinya ada struktur dan aturan main yang dibentuk, disepakati

dan dilaksanakan oleh anggota.

Peran dan fungsi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah :

1. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial;

2. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah;

3. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi;

4. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan

(menggalang social trust);

5. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Kelompok Swadaya Masyarakat dibentuk untuk melayani kepentingan kolektif

anggota, dengan cara:

1. Menetapkan aturan main bersama;

2. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah bersama;

3. Memutuskan pemecahan masalah;

4. Merumuskan langkah-langkah berdasarkan kemampuan dan peluang yang

ada;

5. Mengelola pelaksanaan sesuai perkembangan yang dialami oleh kelompok.

Kelompok swadaya masyarakat dibiayai secara swadaya oleh masyarakat yang

dapat diperoleh melalui kontribusi setiap orang. Pembentukan kelompok

Page 39: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 31

swadaya masyarakat dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, dilakukan dalam

bentuk:

1. Penyediaan dan sosialisasi norma, standar, pedoman, dan kriteria;

2. Pemberian bimbingan, pelatihan/penyuluhan, supervisi, dan konsultasi; dan

3. Pemberian kemudahan dan/atau bantuan.

Pembentukan dan keberlanjutan keberadaan KSM tidak lepas dari peran Tenaga

Pendamping Masyarakat (TPM). Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) adalah

seseorang yang ditugaskan untuk menfasilitasi dan menjadi inisiasi proses

pemberdayaan/ pendampingan dan pengembangan masyarakat. Dengan

demikian, TPM lebih sering diterminologikan sebagai fasilitator.

Tugas pokok TPM adalah :

1. Menyebarkan informasi tentang program penyelenggaraan rumah khusus;

2. Memfasilitasi diskusi dengan masyarakat tentang kebutuhan, potensi dan

kendala yang ada dalam masyarakat serta membantu masyarakat dalam

menyeleksi masalah-masalah utama dalam membangun rumah layak huni

serta mencari pemecahannya;

3. Memfasilitasi pembentukan atau pengembangan KSM Rumah Khusus;

4. Melakukan pelatihan kepada KSM rumah khusus mengenai cara pengelolaan

administrasi, pencatatan, pelaporan dan lain lain;

5. Mendorong MBR dan KSM rumah khusus dalam rangka memanfaatkan

program penyelenggaraan rumah swadaya;

6. Membantu mengembangkan sistem informasi yang sederhana bagi KSM

rumah khusus untuk mendorong adanya keterbukaan serta dapat

menampung saran dan keluhan anggota kelompok;

7. Memberikan bantuan teknis;

8. Membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun data, dokumen, dan

pelaporan program/kegiatan.

Tahapan pendampingan pembentukan KSM Rumah Khusus, yaitu :

1. Pendampingan melalui Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada

masyarakat oleh fasilitator;

2. Bimbingan Teknis Kepada Relawan, Lurah, Kepala Desa, dan lainnya;

Page 40: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

32 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

3. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga

dengan FGD mengenai Dinamika Kelompok;

4. Pendampingan melalui Sosialisasi Konsep KSM;

5. Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok;

6. Pendampingan dalam Pembentukan KSM;

7. Pendampingan dalam Membangun KSM Baru;

8. Pendampingan dalam Review Kelompok;

9. Pendampingan Merumuskan Aturan Main KSM;

10. Pendampingan Mengurus Status Hukum KSM;

11. Pendampingan Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM.

Pada penyelenggaraan rumah khusus, masyarakat adalah pihak Penerima

Manfaat, sehingga masyarakat yang menjadi sasaran penerima manfaat tersebut

dan berhak menghuni rumah khusus tersebut. Sedangkan pola pelibatan

masyarakat dapat diterapkan pada beberapa tahapan penyediaan rumah khusus

berikut :

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, pelibatan masyarakat adalah pada penyusunan

rencana teknis dan penyediaan lahan.

2. Tahap Pelaksanaan Pembangunan

Pada tahap pelaksanaan, masyarakat dapat terlibat sebagai tenaga kerja

pembangunan, pengawasan dan pengendalian.

3. Tahap Pemanfaatan (Penghunian dan Pengelolaan)

Pada tahap ini masyarakat perlu diberikan sosialisasi, pendampingan,

pelatihan, dan penguatan kelembagaan, agar secara mandiri dan kontinyu

dapat mengimplementasikan program pengelolaan sekaligus peningkatan

kualitas permukimannya.

Pembentukan kelompok swadaya masyarakat sebagaimana dimaksud dalam PP

No. 14/2016 (Pasal 116) yang merupakan upaya untuk mengoptimalkan peran

masyarakat dalam mengelola perumahan dan permukiman layak huni dan

berkelanjutan, dalam hal ini rumah khusus. Pembentukan kelompok swadaya

masyarakat ini dilakukan pada tingkat komunitas sampai pada tingkat kota

sebagai fasilitator pengelolaan rumah khusus.

Page 41: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 33

Kelompok swadaya masyarakat dibiayai secara swadaya oleh masyarakat yang

dapat diperolehmelalui kontribusi setiap orang.Pembentukan kelompok swadaya

masyarakat dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, dilakukan dalam bentuk:

1. penyediaan dan sosialisasi norma, standar, pedoman, dan kriteria;

2. pemberian bimbingan, pelatihan/penyuluhan, supervisi, dan konsultasi; dan

3. pemberian kemudahan dan/atau bantuan.

Pemeliharaan dan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 huruf b

merupakan upaya menjaga kondisi Perumahan dan Permukiman yang layak huni

dan berkelanjutan, dan dilakukan sesuai ketentuan peraturanperundang-

undangan.

Pengelolaan Bangunan Rumah Khusus, mengacu pada Permenpera No. 10/2010

tentang Acuan Pengelolaan Lingkungan Perumahan Tapak, meliputi :

1. Pendayagunaan dan penggunaan prasarana, sarana dan utilitas umum serta

pelayanan jasa lingkungan perumahan sesuai dengan fungsi dan

peruntukannya;

2. Pengamanan adalah kegiatan penghindaran segala risiko yang terjadi

terhadap hunian maupun isinya serta prasarana, sarana dan utilitas umum

lingkungan perumahan selama 24 jam yang berkoordinasi dengan aparat

kepolisian.

Sedangkan objek pengelolaannya meliputi :

1. Prasarana yang meliputi antara lain:

a. Jalan lingkungan;

b. Saluran pembuangan air limbah lingkungan;

c. Saluran pembuangan air hujan (drainase) lingkungan;

d. Tempat pembuangan sampah.

2. Sarana lingkungan perumahan yang terdiri dari:

a. Sarana lingkungan perumahan yang rinciannya sesuai peraturan

perundangan yang berlaku;

b. Lahan sarana lingkungan perumahan di luar peruntukannya yaitu lahan-

lahan yang masih kosong dan dimanfaatkan oleh penghuni untuk

kegiatan penghuni yang sifatnya temporer, seperti kegiatan bercocok

tanam, menjual tanaman, basar dan kegiatan lainnya;

Page 42: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

34 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

c. Sarana lingkungan perumahan terbangun yang belum dimanfaatkan

penghuni, oleh sebab administrasi perizinannya belum selesai, seperti

rumah ibadah, sekolah dan/atau kegiatannya belum berjalan seperti

posyandu, PKK dan lain-lain.

3. Utilitas Umum yang meliputi antara lain:

a. Jaringan air bersih komunal merupakan jaringan air bersih selain

distribusi yang dimanfaatkan bersama seluruh penghuni;

b. Penerangan jalan umum lingkungan yang dibangun secara swadaya yang

operasionalnya dibiayai oleh kesediaan penghuni dalam rangka menjaga

keamanan lingkungan;

c. Sarana telekomunikasi antara lain meliputi jaringan telepon dan multi

media lainnya; dan

d. Jalur transportasi publik dan penghuni meliputi jalan lingkungan yang

digunakan oleh masyarakat umum dan penghuni sehari-hari dalam

berkehidupan.

Pendayagunaan dan penggunaan prasarana, sarana dan utilitas umum serta

pelayanan jasa lingkungan perumahan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya,

mencakup kegiatan pemeliharaan dan perawatan objek pengelolaan pada :

1. Jalan lingkungan sebagai prasarana transportasi di lingkungan perumahan

dengan memperhatikan daya dukung badan jalan yang direncanakan dan

kecepatan aman bagi masyarakat penghuni perumahan;

2. Saluran pembuangan air hujan (drainase) lingkungan untuk pengaliran

genangan air hujan setempat;

3. Saluran pembuangan air limbah lingkungan untuk limbah rumah tangga yang

berasal dari kamar mandi, cuci dan dapur;

4. Tempat pembuangan sampah untuk pengumpulan sampah rumah tangga

setempat;

5. Sarana berupa lahan yang belum dibangun untuk kegiatan yang bermanfaat

bagi masyarakat penghuni perumahan yang sifatnya non permanen;

6. Sarana yang telah dibangun sesuai fungsi dan peruntukan;

7. Penerangan jalan lingkungan; dan

Page 43: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 35

8. Sarana telekomunikasi dan multi media bagi masyarakat penghuni

perumahan.

Selain pendayagunaan dan penggunaan, perlu dilakukan juga pengamanan

terhadap PSU yang mencakup:

1. Jalan lingkungan terhadap tindakan yang dapat menimbulkan kerusakan

pada prasarana jalan lingkungan perumahan;

2. Saluran pembungan air hujan (drainase) terhadap tindakan yang dapat

menimbulkan terhambatnya aliran air;

3. Saluran pembuangan air limbah terhadap tindakan yang dapat menimbulkan

terhambatnya aliran air dan pencemaran air lingkungan;

4. Tempat pembuangan sampah yang akan menimbulkan pencemaran udara;

5. Lahan yang belum terbangun dan sarana terbangun yang belum

dimanfaatkan terhadap perubahan fungsi, luas dan peruntukan, tindakan

yang akan menimbulkan kerusakan, bersarangnya ular dan/atau binatang

berbisa lainnya, dan pemanfaatan yang tidak mempunyai kekuatan hukum(

illegal); dan

6. Utilitas umum terhadap tindakan yang akan menimbulkan kerusakan.

Pedoman pengelolaan rumah khusus hingga saat ini belum sepenuhnya ada.

Namun Pemerintah Daerah bisa mengacu pada pedoman dan aturan Rumah

susun yang sudah ada, untuk dimodifikasi menjadi pedoman rumah khusus.

Berikut contohnya :

1. Pembentukan lembaga setingkat UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah);

2. UPTD Bersama Kepala bagian dan Kepala Bidang menetapkan jenis dan

jangka waktu kepemilikan Rumah Khusus, apakah Hak Guna Pakai, Hak Guna

Bangunan, Hak Milik, Hak Sewa, atau Hak Pinjam Pakai kepada calon

penghuni Rumah Khusus;

3. UPTD bisa membentuk Pengelola Rumah khusus atau lembaga setingkat RT/

RW, yang diketahui Lurah setempat Dibentuk semacam Pengelola atau se-

tingkat dengan UPTD yang bertugas untuk mengelola Rumah khusus;

4. UPTD mengidentifikasikan seluruh barang atau benda di perumahan rumah

khusus, dan menyusun mana yang menjadi barang milik pribadi dan barang

milik Bersama.

5. Tugas Pengelola adalah

Page 44: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

36 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

a. Menyusun perencanaan, program, anggaran dan laporan;

b. Melaksanaan sosialisasi;

c. Melaksanaan manajemen operasional penghunian;

d. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan

pendapatan;

e. Melakukan pengaturan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan

kepentingan bersama, baik antara penghunian maupun dengan

masyarakat sekitar berdasarkan musyawarah dan mufakat;

f. melaksanakan pemeriksaan, pemeliharaan, kebersihan dan perbaikan

rumah khusus dan lingkungannya pada bagian bersama, benda bersama

dan tanah bersama;

g. Mengawasi ketertiban dan keamanan penghuni, serta penggunaan

bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama;

h. Memberikan laporan secara berkala kepada UPTD atau Badan Pengelola

sekurang – kurangnya setiap 3 (tiga) bulan;

i. Mempertanggung jawabkan kepada UPTD atau Badan Pengelola tentang

penyelenggaraan pengelolaan;

j. Hak dan Kewenangan Badan Pengelola adalah membuat tata tertib dan

aturan lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan rumah khusus.

Menetapkan dan memungut iuran pengelolaan. Hak dan Kewenangan

sebagaimana harus didiskusikan dengan Lembaga/UPTD yang dibentuk

Pemda;

k. Pengelola sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang

Sekretaris, seorang Bendahara, dan seorang Pangawas Hunian;

l. Dalam hal diperlukan, UPTD dapat membentuk Unit Pengawasan

tersendiri;

m. UPTD bisa bersifat struktural namun Badan Pengelola Rumah khusus

adalah lembaga non struktural dan berbentuk badan layanan milik

Pemerintah.

D. Latihan

1. Jelaskan maksud dari masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan pembangunan ?

2. Apa yang dimaksud dengan kelompok swadaya masyarakat?

Page 45: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 37

E. Rangkuman

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

Upaya pelibatan masyarakat pada hakikatnya adalah masyarakat akan melakukan proses menuju kemandirian yang sejati, masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan pembangunan. Hadirnya konsep pelibatan masyarakat ini berinisiatif untuk mengubah kondisi dengan memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat (MBR) untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan yang manfaatnya akan mereka terima.

Page 46: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

38 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 47: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 39

BAB 4

PENUTUP

Page 48: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

40 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Penutup

A. Simpulan

Kemitraan dan pelibatan masyarakat mempunyai andil yang besar untuk

mendukung percepatan pencapaian target penyelenggaraan Rumah Khusus bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh Indonesia.Kemitraan dalam hal ini

merupakan hubungan antar mitra berdasarkan atas tujuan yang disepakati, yaitu

kemitraan antar kelompok masyarakat, kemitraan dengan pemerintah

daerah/instansi pengguna dengan pemerintah pusat, kemitraan antara instansi

pengguna dengan mitra perumahan khusus, atau kemitraan pemerintah dengan

swasta.

Upaya pelibatan masyarakat pada hakikatnya memberikan kesempatan

masyarakat untukberproses menuju kemandirian yang sejati, yaitu masyarakat

diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan

pembangunan. Hadirnya konsep pelibatan masyarakat ini berinisiatif untuk

mengubah kondisi dengan memberikan kesempatan kepada kelompok

masyarakat (MBR) untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program

pembangunan yang manfaatnya akan mereka terima.

Pembentukan Kelompok Swadaya masyarakat merupakan upaya untuk

mengoptimalkan peran masyarakat dalam mengelola perumahan dan

permukiman layak huni dan berkelanjutan, dalam hal ini rumah khusus. Peran

dan fungsi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah sebagai sarana

pendorong dalam proses perubahan sosial, wadah pembahasan dan

penyelesaian masalah, wadah untuk menyalurkan aspirasi, wadah untuk

menggalang tumbuhnya saling kepercayaan, dan wahana untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Page 49: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 41

B. Tindak Lanjut

1. Peningkatan peran para pihak pelaku kemitraan dalam penyelenggaraan

Rumah Khusus, yaitu pemerintah pusat dan daerah, pihak

swasta/lembaga, dan masyarakat, dalam melaksanakan dan ikut

memonitor pembangunan Rumah Khusus sesuai ketentuan dan menjaga

kualitas rumah dan lingkungannya sehingga dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

2. Pembentukan kelompok swadaya masyarakat dapat difasilitasi oleh

Pemerintah Daerah, dilakukan dalam bentuk penyediaan dan sosialisasi

NSPK; pemberian bimbingan/pelatihan/penyuluhan/konsultasi;

danpemberian kemudahan dan/atau bantuan.

Page 50: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

42 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Peraturan Presiden RI No 66 Tahun 2013 tentang Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan

Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tatacara Pelaksanaan

Kerjasama Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang

Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman,

Tahun 2014.

Permenpera No. 10/2010 tentang Acuan Pengelolaan Lingkungan Perumahan

Tapak

Bappenas – UNDP, Panduan untuk Fasilitator, Teknik Fasilitasi Pendampingan

Masyarakat, Tim Partnership for e-Prosperify for the Poor (Pe-PP), 2007

Badan Pusat Statistik, Proyeksi Data Indikator Perumahan dan Kesehatan

Lingkungan, Tahun 2011.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI Online), Tahun 2016.

http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=161

Page 51: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 43

GLOSARIUM

Kemitraan Upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok

masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan

pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai

suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan

prinsip dan peran masing-masing

Kepercayaan Kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang

lain dimana kita memiliki keyakinan padanya

Keterbukaan Keputusan yang diambil dan pelaksanaannya

dilakukan dengan cara atau mekanisme yang

mengikuti aturan atau regulasi yang ditetapkan

oleh lembaga

Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,penyelenggaraan Perumahan, penyelenggaraan kawasan Permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, penyediaantanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

Penjajakan Tahapan awal dalam proses kemitraan yang terdiri

atas identifikasi permasalahan atau kebutuhan

dukungan dari pihak ekesternal, tujuan dilakukan

kemitraan, pihak-pihak eksternal yang berpotensi,

bentuk-bentuk dukungan dari pihak potensial,

target waktu pelaksanaan kemitraan

Page 52: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

44 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Masyarakat

Orang perseorangan yang kegiatannya di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, termasuk masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Masyarakat yangmempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah.

Page 53: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 45

BAHAN TAYANG

Page 54: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

46 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 55: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 47

Page 56: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

48 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 57: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 49

Page 58: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

50 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 59: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 51

Page 60: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

52 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 61: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 53

Page 62: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

54 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus

Page 63: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 55

Page 64: KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · Pemerintah Pusat memiliki tanggungjawab besar untuk menyediakan rumah bagi MBR. Dominasi pemerintah dalam penyediaan perumahan terjadi selama era

56 Kemitraan dan Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah khusus