kata pengantar · 2019-09-24 · indeks ease of doing business (eodb) adalah peringkat 73...

91

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) Tahun 2018 merupakan pelaksanaan dari Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini

menggambarkan capaian kinerja tahun 2018 dibandingkan

dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja,

beserta analisisnya. Realisasi capaian kinerja BKPM diukur atas

dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan

pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard.

Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk periode Tahun 2018

mencapai Rp721,3 triliun, meningkat sebesar 4,1% dibandingkan

Tahun 2017. Dibandingkan dengan target realisasi investasi

RPJMN sebesar Rp 765 triliun, investasi tahun 2018 tercapai

sebesar 94,28%. Sedangkan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

mencapai 97,79 dan realisasi anggaran sebesar 87,79%.

Capaian realisasi investasi tahun 2018 ini merupakan

cerminan dari upaya tahun sebelumnya. Kurangnya eksekusi

implementasi kebijakan pada tahun lalu berimbas pada

perlambatan investasi di tahun ini, disamping adanya hambatan

dari faktor eksternal. Transisi perizinan ke sistem OSS sedikit

banyak mempengaruhi tren perlambatan investasi di tahun ini.

i

ii

DAFTAR ISI

i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

IKHTISAR EKSEKUTIF vi

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1

B Peran Strategis 5

C Permasalahan Utama BKPM 7

D Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A Perencanaan Strategis Tahun 2015-2019 10

B Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019 11

C Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal 13

D Program Badan Koordinasi Penanaman Modal 15

E Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019 16

F Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun

2018 16

G Pengukuran Kinerja 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman

Modal Tahun 2018 20

B Analisis Balanced Scorecard atas Capaian Kinerja 43

C Laporan Realisasi Anggaran 57

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN

I Lampiran I: DAFTAR PENGHARGAAN 65

II Lampiran II: PERJANJIAN KINERJA 69

III Lampiran III: PERNYATAAN TELAH DIREVIU 71

Daftar Tabel

Tabel 1 Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019 11

Tabel 2 Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2018 17

Tabel 3 Bobot Perspektif 18

Tabel 4 Kategorisasi Kinerja 19

Tabel 5 Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018 21

Tabel 6 Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya Realisasi

Penanaman Modal" 22

Tabel 7 Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN per Provinsi

Tahun 2018 27

Tabel 8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman

Modal PTSP Pusat di BKPM Semester I Tahun 2018 35

Tabel 9 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM)

Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan Tahun 2015 sampai dengan

Tahun 2018 36

Tabel 10 Unsur Pelayanan Yang Masih Perlu Ditingkatan 38

Tabel 11 Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Koordinasi Penanaman

Modal Tahun 2018 48

Tabel 12 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA. 2018 58

Tabel 13 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Berdasarkan Program

TA. 2018 59

Tabel 14 Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2018 dan T.A. 2017 59

Tabel 15 Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2018 60

Daftar Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal 4

Gambar 2 Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019 16

Gambar 3 Perkembangan Capaian Akumulasi Realisasi Investasi

Tahun 2015-2018 dibanding Akumulasi Target Tahun

2015-2019 23

Gambar 4 Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2010-2017

Indonesia dengan Negara-Negara ASEAN 24

Gambar 5 Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa Dan Luar Jawa 25

Gambar 6 Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun

2017 dan 2018 26

Gambar 7 Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun

2018 44

Gambar 8 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja 58

Gambar 9 Anggaran dan Realisasi Belanja Periode Tahun 2013 -

2018 60

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Laporan Kinerja BKPM Tahun 2018 merupakan

pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. BKPM

telah menetapkan peta strategis tahun 2018 dengan 7 Sasaran

Strategis dan 11 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan metode

Balanced Scorecard yang terdiri dari 4 perspective yakni : financial

perspective, customer perspective, process perspective dan people

perspective.

Capaian kinerja BKPM Tahun 2018 dalam mendukung

target menciptakan layanan satu atap untuk investasi dan

efisiensi perizinan bisnis sebagai berikut:

1. Capaian nilai realisasi investasi yaitu sebesar Rp721,3 triliun

atau 94,3% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar

Rp765 triliun, yang terdiri dari realisasi investasi PMDN

sebesar Rp328,6 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp392,7

triliun. Hal ini merupakan cerminan dari upaya tahun

sebelumnya. Kurangnya eksekusi implementasi kebijakan

pada tahun lalu berimbas pada perlambatan investasi di

tahun ini, disamping adanya hambatan dari faktor eksternal.

Transisi perizinan ke sistem OSS sedikit banyak

mempengaruhi tren perlambatan investasi di tahun ini.

2. Capaian realisasi investasi di luar Jawa mencapai 43,80%

dari target 57,00%. Hal ini diharapkan akan dapat

Ikh

tisa

r Ek

seku

tif

IK

vi

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

menciptakan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah

di luar Jawa.

3. Selama Tahun 2018, tercatat penyerapan Tenaga Kerja

Indonesia sebanyak 960.052 orang, terdiri oleh PMDN

sebanyak 469.684 orang dan oleh PMA sebanyak 490.368

orang. Sektor ekonomi digital, lifestyle, industri 4.0 dan

industri pariwisata memberikan peluang dalam penyerapan

tenaga kerja.

4. Capaian kemudahan berusaha di Indonesia sesuai dengan

Indeks Ease of Doing Business (EoDB) adalah peringkat 73

berdasarkan Laporan Doing Business 2019. Walaupun terjadi

penurunan 1 (satu) peringkat dari tahun sebelumnya,

Indonesia telah melakukan tiga jenis reformasi yang dicatat

dan diakui oleh Bank Dunia, yaitu Starting a Business, Getting

Credit dan Registering Property.

5. Pada tahun 2018, terdapat terobosan dalam penyederhanaan

penerbitan perizinan berusaha, yaitu perubahan Izin Prinsip

menjadi Pendaftaran Penanaman Modal (PPM) dengan waktu

yang lebih cepat semula 3 hari menjadi 2 hari; serta

perubahan penandatangan PPM yang semula oleh Deputi

Bidang Pelayanan Penanaman Modal menjadi setingkat

Direktur dan Kepala Sub Direktorat.

6. Seluruh jenis perizinan berusaha dilakukan melalui sistem

Online Single Submission (OSS) sesuai dengan PP No. 24

Tahun 2018 (kecuali untuk sektor migas, minerba, panas

bumi, keuangan, dan properti).

vii

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

7. Berbagai penghargaan yang diraih oleh BKPM selama Tahun

2018 antara lain Penghargaan dari Pemerintah Republik

Indonesia atas capaian Wajar Tanpa Pengecualian untuk

Laporan Keuangan Tahun 2013 s.d 2017 (5 tahun berturut-

turut), Sertifikat SNI ISO 9001:2015 Quality Management

Systems-Requirements dari Sucofindo International

Certification Services, serta Penghargaan Top 99 Inovasi

Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan RB kepada unit Deputi Bidang Pelayanan

Penanaman Modal.

Berbagai kebijakan, program, dan kegiatan BKPM tahun

2018 telah dilaksanakan dan memberikan dampak positif bagi

stakeholders BKPM. Permasalahan yang dihadapi dan

menyebabkan belum tercapaianya target beberapa IKU akan

menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan

kegiatan tahun 2019.

viii

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan

Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas

melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang

penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Sebagai penghubung utama antara duinia usaha dan

pemerintah, BKPM diberi mandat untuk mendorong investasi

langsung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, melalui

penciptaan iklim investasi yang kondusif. Sasaran lembaga ini

tidak hanya untuk meningkatkan investasi yang lebih besar,

namun juga untuk mendapatkan investasi berkualitas yang

dapat menggerakkan perekonomian Indonesia dan menyerap

banyak tenaga kerja.

Visi BKPM tahun 2015-2019 adalah pemerintahan kabinet kerja

yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Misi

“Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi,

Maju dan Sejahtera”.

BKPM menjabarkan dan melaksanakan visi dan misi Presiden

sesuai dengan tugas dan fungsi BKPM yang diamanatkan dalam

UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Sebagai

bagian pemerintah, BKPM mempunyai tugas strategis

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007, yaitu

BKPM adalah lembaga pemerintah yang berada dibawah dan

1

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BKPM mempunyai

tugas melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di

bidang penanaman modal.

Dalam melaksanakan tugas tersebut BKPM menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut:

1. pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal

nasional;

2. koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang

penanaman modal;

3. pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan kebijakan

penanaman modal;

4. penetapan norma, standar dan prosedur pelaksanaan

kegiatan dan pelayanan penanaman modal;

5. pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di

daerah dengan memberdayakan badan usaha;

6. pembuatan peta penanaman modal di Indonesia;

7. koordinasi pelaksanaan promosi serta kerja sama

penanaman modal;

8. pengembangan sektor usaha penanaman modal melalui

pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan

kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan

persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi

yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan

penanaman modal;

9. pembinaan pelaksanaan penanaman modal, dan pemberian

bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi

permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam

menjalankan kegiatan penanaman modal;

2

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

10. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu;

11. koordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan

kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia;

12. pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal;

13. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata

laksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan,

hukum, kearsipan, pengolahan data dan informasi,

perlengkapan dan rumah tangga; dan

14. pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman modal sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BKPM

mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. menyusun Rencana Umum dan Rencana Strategis di

bidang Penanaman Modal;

2. merumuskan kebijakan nasional di bidang penanaman

modal;

3. merumuskan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan di

bidang promosi dan kerja sama penanaman modal;

4. memberikan izin dan melaksanakan pengendalian

penanaman modal untuk bidang usaha yang menjadi

kewenangan pemerintah;

5. memberikan fasilitas penanaman modal;

6. membangun dan mengembangkan sistem informasi

penanaman modal;

3

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

7. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yaitu perumusan dan pelaksanaan

kebijakan tertentu di bidang penanaman modal.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, BKPM

memiliki unsur-unsur organisasi yang masing-masing

menjalankan bagiannya untuk dapat mewujudkan vsi dan misi

BKPM. Unsur-unsur organisasi BKPM terdapat pada kesatuan

struktur organisasi BKPM yang dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal

4

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Sebagaimana struktur organisasi di atas, dalam

menjalankan tugasnya, BKPM didukung oleh 628 orang pegawai

dari berbagai bidang keahlian dan disiplin ilmu seperti

manajemn, ekonomi, bisnis, keuangan, hukum, teknik, teknologi

informasi, administrasi, bahasa dan lainnya, dimana 17

diantaranya diperkerjakan pada instansi lain, 7 tugas belajar dan

5 Cuti di luar tanggungan negara. Pegawai BKPM tersebut

ditempatkan pada 7 Pimpinan Tinggi Madya, 29 Pimpinan Tinggi

Pratama dan 6 Anggota Komite Penanaman Modal.

BKPM mempertimbangkan komposisi pegawai dari segi

jabatan, golongan, pendidikan dan usia/generasi serta standar

kompetensi manajerial dan standar kompetensi teknis, yang

merupakan dukungan dalam pencapaian sasaran kinerja BKPM

pada Tahun 2018.

B. Peran Strategis

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di

Badan Koordinasi Penanaman Modal, Instruksi Presiden Nomor

4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan

Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM,

BKPM telah menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) Pusat di BKPM sejak 26 Januari 2015.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor

5

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pedoman

Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa

pembinaan teknis atas penyelenggaraan pelayanan perizinan dan

nonperizinan penanaman modal di daerah guna meningkatkan

realisasi investasi dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal.

Peta arah strategis yang merupakan bagian penting dari

Roadmap Strategi Investasi BKPM, adalah sebagai berikut:

1. Fokus dalam jangka pendek adalah meningkatkan efisiensi

investasi di Indonesia. Hal ini mencakup optimalisasi

sumber daya alam sebagai katalisator yang dapat

menciptakan momentum yang diperlukan untuk

melaksanakan program-program menuju pembangunan

ekonomi yang lebih besar.

2. Penyaluran investasi ke arah kebutuhan infrastruktur

keras maupun lunak. Yang dimaksud dengan infrastruktur

keras meliputi jalan raya, bandara, pelabuhan dan

kapasitas pembangkit listrik, sedangkan infrastruktur

lunak mencakup antara lain pelayanan kesehatan dan

pendidikan.

3. Membangun landasan untuk industrialisasi. Hal ini

menuntut adanya investasi di bidang pendidikan secara

terus menerus untuk menciptakan angkatan kerja yang

berpendidikan dan berkemampuan tinggi. Tuntutan

selanjutnya adalah penghapusan ketidakpastian dalam

kebijakan, termasuk pelaksanaan prakarsa PTSP

6

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

(Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan SPIPISE atau NSWi

(National Single Window for Investment) secara maksimum

yang dirancang untuk menanggulangi masalah ini.

Ketentuan hukum tentang insentif fiskal dan non-fiskal

juga perlu diperhatikan untuk menunjang upaya

industrialisasi skala besar ini.

4. Mendukung pembentukan ekonomi berbasis pengetahuan

dengan mengembangkan lebih lanjut angkatan kerja

berpendidikan yang dapat bersaing secara global. Pada

tahap ini, BKPM akan berupaya untuk terus menguatkan

perannya sebagai advokat kebijakan investasi dan

penghubung antara investor dengan pemerintah, baik

untuk modal asing maupun domestik.

C. Permasalahan Utama BKPM

Masih terdapat beberapa permasalahan utama yang

menjadi tantangan BKPM dalam upaya perbaikan pemberian

pelayanan bagi investor dan peningkatan realisasi investasi.

Diantaranya adalah perbedaan regulasi dan standar pelayanan

perizinan di daerah, tumpang tindih regulasi di pusat dan daerah,

hambatan koordinasi lintas sektor, perubahan teknologi yang

sangat cepat dan dinamis serta jumlah sumber daya manusia

yang terbatas.

Untuk itu, Presiden telah memberikan arahan bagi

pemerintah pusat dan daerah untuk bersinergi, berintegrasi, dan

berkoordinasi dalam memberikan kepastian berinvestasi di

Indonesia.

7

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

D. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja

Sistematika penyajian Laporan Kinerja BKPM Tahun 2018

adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan.

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan

penekanan kepada aspek strategis organisasi serta

permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi

organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja.

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja

tahun yang bersangkutan.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi

untuk setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis

Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi.

B. Analisis Balanced Scorecard

Pada sub bab ini, capaian kinerja organisasi dianalisis

dengan menggunakan empat perspektif Balanced

Scorecard.

C. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai

dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

8

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

4. Bab IV Penutup.

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja

organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan

dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

5. Lampiran

1) Perjanjian Kinerja Tahun 2018

2) Daftar Penghargaan

3) Pernyataan Telah Direviu

9

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis Tahun 2015 - 2019

Rencana Strategis (Renstra) BKPM 2015-2019 mengacu

kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019, Rencana Umum Penanaman

Modal (RUPM) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), serta didasarkan pada dokumen perencanaan

kebijakan sektoral.

Dalam rangka penyempurnaan penetapan target kinerja per

tahun, Renstra BKPM 2015-2019 telah direvisi dengan

diterbitkannya Peraturan Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2017

Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun

2015 Tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman

Modal Tahun 2015-2019.

Target kinerja BKPM sesuai dengan Peraturan Kepala

BKPM Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 4 Tahun

2015 tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman

Modal Tahun 2015-2019 serta Perjanjian Kinerja BKPM Tahun

2018. dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:

10

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tabel 1. Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019

TUJUAN SASARAN INDIKATOR Target

2015 2016 2017 2018 2019

Mewujudkan iklim

penanaman modal

yang berdaya saing

dalam rangka

mendorong

penanaman modal

yang berkualitas

dan berkelanjutan

Meningkatnya

realisasi

penanaman

modal

Nilai realisasi

penanaman

modal

Rp 519,5T Rp 594,8T Rp 678,8T Rp 765T Rp 792,3T

Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa

45,60% 49,10% 52,80% 57,00% 62,00%

Rasio realisasi PMDN

33,80% 35,00% 36,30% 37,00% 38,90%

Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM

3,10 dari skala 4

3,15 dari skala 4

3,20 dari skala 4

3,25 dari skala 4

3,30 dari skala 4

B. Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-

2019

Berdasarkan tugas dan fungsi BKPM dalam UU Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Peraturan Presiden

Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman

Modal, BKPM menetapkan tujuan yang akan dicapai pada tahun

2015-2019, yaitu:

Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing

dalam rangka mendorong penanaman modal yang berkualitas

dan berkelanjutan

Tujuan ini diarahkan pada upaya kegiatan prioritas nasional

dan prioritas bidang penanaman modal yang terkait erat dengan

upaya peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antar

Kementerian Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah meliputi

11

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

kegiatan peningkatan deregulasi kebijakan penanaman modal,

pengembangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara

Elektronik (SPIPISE), penyelenggaraan dan implementasi

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman

modal baik di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dan di Kawasan

Ekonomi Khusus. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan

pelayanan penanaman modal yang berkualitas, efektif dan

efisien, mudah, transparan dan akuntabel yang secara umum

menggambarkan service excellence sebagai implementasi dari

good governance dan clean government. Sedangkan upaya dalam

bidang prioritas meliputi peningkatan harmonisasi kebijakan,

penyederhanaan perizinan dan nonperizinan serta peningkatan

fasilitasi.

Disamping itu terdapat upaya BKPM dalam meningkatkan

investasi melalui promosi investasi yang lebih fokus dan efektif

terhadap sektor-sektor dan negara-negara yang telah ditetapkan

oleh pemerintah sebagai prioritas serta BKPM berpartisipasi aktif

dalam berbagai kerja sama internasional di bidang penanaman

modal mencakup kerja sama bilateral, multilateral, dan regional

serta kerja sama dengan dunia usaha internasional sebagai salah

satu langkah strategis dalam upaya pemanfaatan sumber daya

ekonomi dunia terhadap persaingan dalam menarik investasi.

Dengan demikian diharapkan bahwa peringkat Indonesia

dalam survei Ease of Doing Business yang dilaksanakan oleh

Bank Dunia akan meningkat.

12

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

C. Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal

Untuk mencapai tujuan tersebut, BKPM menetapkan 2

(dua) sasaran strategis yaitu:

1. Meningkatnya realisasi penanaman modal melalui kegiatan

pemantauan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan

penanaman modal dalam rangka meningkatkan daya saing

penanaman modal melalui berbagai upaya sebagai berikut:

a. memfasilitasi dan mengawal realisasi investasi proyek-

proyek strategis (Mega Project) yang nilainya sangat besar

dan berdampak besar ke perekonomian Indonesia;

b. melanjutkan dan memperkuat reformasi perizinan,

termasuk PTSP, Izin 3 Jam, dan KLIK (Kemudahan

Investasi Langsung Konstruksi);

c. memperkuat hubungan dan memberikan bantuan

kepada PTSP Daerah dalam memberikan pelayanan

perizinan kepada investor

termasuk dalam hal penggunaan teknologi informasi;

d. Berpartisipasi aktif dalam sidang komisi bersama (SKB),

pertemuan Working Group on Investment (WGI), Joint

Commitee Meeting (JCM), Intersessional Meeting dan

perundingan Comprehensive Economic Partnership

Agreement (CEPA) serta perundingan Bilateral

Investement Treaty (BIT) atau Perjanjian Peningkatan

dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M).

e. mendorong investasi dengan fokus pada industri gaya

hidup dan pariwisata dengan melaksanakan Regional

13

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Investment forum yang mengusung tema “Showcasing

investment opportunities in the indonesian lifestyle and

tourism industry”.

f. Mendorong pengembangan wilayah Papua berdasarkan

hasil analisis dengan menetapkan sektor pertanian dan

perkebunan dan sektor perikanan dan kelautan serta

sektor pariwisata sebagai sektor prioritas yang

didasarkan pada performa dan keunggulan fisiografis

wilayah.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal yang

prima dan responsif melalui PTSP Pusat didukung oleh:

a. penggabungan petugas penerima permohonan (front

office) Direktorat Pelayanan Aplikasi, Direktorat

Pelayanan Perizinan, dan Direktorat Pelayanan Prioritas

agar para pemohon dapat dilayani lebih cepat dan untuk

pemerataan beban kerja masing-masing Front Officer

(FO);

b. implementasi Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi

Secara Elektronik (SPIPISE) dengan mengembangkan

sistem tanda tangan elektronik (digital signature) produk

Izin Prinsip Penanaman Modal;

c. implementasi Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu antara

14

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

lain melalui proses penerbitan Layanan Cepat Perizinan

3 (Tiga) Jam terkait Infrastruktur di Sektor ESDM;

d. pelaksanaan uji coba pertukaran data masterlist secara

real time bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

Kementerian Keuangan yang akan dilaunching secara

bertahap pada Tahun 2018;

e. adanya penyederhanaan perizinan di Sektor ESDM

sehingga sebagian penerbitan perizinan yang semula

dilimpahkan ke BKPM ditarik kembali ke Kementerian

ESDM;

f. dalam rangka mendukung percepatan pemrosesan

permohonan secara online, petugas front office dibagi

menjadi 5 (lima) kelompok kerja (grouping) yang

bertanggung jawab secara bersama-sama terhadap

permohonan yang menjadi tanggung jawab kelompok

kerja; dan

g. pelayanan informasi melalui call centre 24 jam/hari

melalui nomor telepon 0807 100 2576.

D. Program Badan Koordinasi Penanaman Modal

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ditetapkan 2 (dua)

program yaitu:

1. program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya;

2. program peningkatan daya saing penanaman modal.

15

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

E. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019

Salah satu ukuran keberhasilan dari sasaran yang hendak

dicapai untuk mendukung program peningkatan daya saing

penanaman modal dinilai dengan target realisasi investasi Tahun

2017 sebesar Rp678,8 triliun. Target tersebut dapat dilihat pada

gambar target realisasi investasi periode 2015-2019 berikut ini:

Gambar 2. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019

Dengan target realisasi investasi pada Tahun 2019 mencapai

Rp792.3 triliun atau meningkat sebesar 3,57% dari target pada

Tahun 2018.

F. Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal

Tahun 2018

Berdasarkan pada Sasaran Strategis Tahun 2015–2019,

BKPM menyusun dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018.

2015 2016 2017 2018 2019

Total 519.50 594.80 678.80 765.00 792.30

PMDN 175.80 208.40 246.30 287.60 308.20

PMA 343.70 386.40 432.50 477.40 484.10

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

900.00

Total PMDN PMA

16

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Penilaian keberhasilan dalam pencapaian sasaran strategis

diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Dokumen

Perjanjian Kinerja tersebut dijabarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2018

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target

1 Meningkatnya realisasi penanaman modal

1. Nilai realisasi penanaman modal

765 triliun

2. Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa

57,00%

3. Rasio realisasi PMDN 37,00%

2.

Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman

modal pada PTSP Pusat di BKPM

3,25 dari skala 4

G. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan

metode balanced scorecard, yang diatur dengan Surat Keputusan

Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan

Kinerja di Badan Koordinasi Penanaman Modal. Metode balanced

scorecard tersebut menerjemahkan tugas, fungsi, tujuan dan

strategi ke dalam suatu Peta Strategi. Peta Strategi tersebut

menjabarkan strategi secara visual, melalui sejumlah sasaran

strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat dan

dikelompokkan ke dalam empat perspektif yaitu financial

perspective, customer perspective, process perspective dan people

perspective.

17

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Keempat perspektif memiliki bobot yang ditentukan sebagai

berikut:

Tabel 3. Bobot Perspektif

Konsolidasi dari seluruh nilai perspektif atau seluruh realisasi

Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam satu Peta Strategi

ditunjukkan melalui Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

yang mengacu pada Perjanjian Kinerja dengan formula sebagai

berikut:

NKO = ∑ (% capaian kinerja x Bobot Perspektif)

Selanjutnya, penghitungan indeks capaian kinerja tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Apabila realisasi IKU melebihi target, dimana target yang

ditetapkan merupakan target maksimal yang dapat dicapai,

maka indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120.

b. Apabila realisasi IKU sama dengan target atau tidak

memenuhi target, maka indeks capaian IKU tersebut tidak

dilakukan konversi.

PERSPEKTIF BOBOT

Financial 30%

Customers 30%

Process 20%

People 20%

18

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran strategis

dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:

Tabel 4. Kategorisasi Kinerja

No. Nilai Kode Kategori

1. 100 –ke atas Hijau Sangat Baik

2. 76–99 Hijau Muda Baik

3. 61– 75 Kuning Cukup

4. 51 – 60 Oranye Kurang

5. 50 – ke bawah Merah Buruk

19

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi

Penanaman Modal Tahun 2018

Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan melalui

perbandingan antara target kinerja yang telah ditetapkan dalam

penetapan kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasi yang

dicapai.

Pengukuran capaian kinerja BKPM Tahun 2018 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan

realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing

perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data

capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM adalah sebesar

97,79%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-

masing perspektif sebagai berikut:

1. Financial perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja

93,03%;

2. Customers perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja

101,5%;

3. Process perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja

95,23%;

4. People perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja

101,89%.

20

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tabel 5. Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2018

No SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA Target Realisasi % Kategori

1. Meningkatnya

realisasi

penanaman

modal

1. Nilai realisasi

penanaman

modal

765 Triliun* Rp 721,3

triliun

94,29 Baik

2.Rasio realisasi

penanaman

modal di luar

Jawa

57,00%

43,80 % 76,84 Baik

3.Rasio realisasi

PMDN

37,00% 45,56 % 120,0 Sangat Baik

2. Meningkatnya

kualitas

pelayanan

penanaman

modal yang

prima dan

responsif melalui

PTSP Pusat

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

atas pelayanan

penanaman modal

pada PTSP Pusat di

BKPM

3,25 dari skala 4 3,43 dari

skala 4

105,54 Sangat Baik

*sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2017 tentang

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018.

Penjelasan capaian Indikator Kinerja Utama untuk untuk

setiap sasaran strategis adalah sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1

“Meningkatnya realisasi penanaman modal”

Tingkat capaian Sasaran Strategis 1 yaitu “Meningkatnya

realisasi penanaman modal” ditunjukkan dengan tiga IKU

yaitu nilai realisasi penanaman modal, rasio realisasi

penanaman modal di luar Jawa, dan rasio realisasi PMDN.

Berdasarkan tiga IKU di atas, BKPM telah berhasil mencapai

21

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Sasaran Strategis 1 Tahun 2018 sebagaimana terlihat dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 6. Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya

realisasi penanaman modal”

Penjelasan dari capaian masing-masing IKU tersebut

dijabarkan dalam uraian berikut ini:

a. Nilai Realisasi Penanaman Modal

Capaian realisasi PMDN pada tahun 2018 meningkat apabila

dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Bila dibandingkan dengan target di dalam Peraturan Kepala

BKPM Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor

4 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi

Penanaman Modal Tahun 2015-2019 serta Perjanjian Kinerja

BKPM Tahun 2018, maka pertumbuhan realisasi investasi per

tahun sejak Tahun 2015-2018 adalah sebagaimana gambar

di bawah ini:

No. INDIKATOR KINERJA Satuan Target Realisasi Kinerja Kategori

1 Nilai realisasi

penanaman modal Triliun (Rp) 765 721,30 94,29% Baik

2

Rasio Realisasi

penanaman modal

di luar Jawa

% 57,00

43,80

( 315,9triliun) 76,84% Baik

3 Rasio Realisasi

PMDN % 37,00

45,60

( 328,6triliun) 120% Sangat Baik

22

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Gambar 3. Perkembangan Capaian Akumulasi Realisasi Investasi

Tahun 2015-2018 dibanding

Akumulasi Target Tahun 2015-2019

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa capaian

nilai realisasi penanaman modal Tahun 2018 sebesar

Rp721,3 triliun atau 94,29% dari target Tahun 2018. Dan

akumulasi capaian nilai realisasi investasi terhitung sejak

Tahun 2015-2018 sebesar Rp3.117,7 triliun atau sebesar

88,61% dari target akumulasi sampai dengan Tahun 2019.

Capaian Realisasi investasi 2018 merupakan cerminan dari

upaya tahun sebelumnya. Kurangnya eksekusi

implementasi kebijakan pada tahun 2017 berimbas pada

perlambatan investasi 2018 disamping pengetatan kebijakan

moneter yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat

Federal Reserve dan European Central Bank (ECB) yang

membuat arus modal memilih untuk tidak masuk ke negara

51

9.5

0

11

14

.30

17

93

.10

25

58

.10

33

50

.40

54

5.5

11

58

.2

23

96

.4

31

17

.7

0

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

Target Realisasi

23

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

berkembang. Tak hanya itu, peningkatan bea masuk

Amerika Serikat dan harga-harga komoditas turut

menyumbang dalam tidak tercapainya target realisasi

investasi di 2018.

Berdasarkan data dari United Nations Conference on Trade

and Development (UNCTAD, 2018), performa Indonesia

dalam pencapaian realisasi investasi dibandingkan dengan

negara ASEAN periode 2010 – 2017 adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2010-2017

Indonesia dengan Negara-Negara ASEAN

Sumber: UNCTAD, 2018

b. Rasio Penanaman Modal di Luar Jawa

Pada Tahun 2018, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar

Rp405,4 triliun (56,2%) dan realisasi investasi di Luar

Pulau Jawa sebesar Rp315,9 triliun (43,8%). Apabila

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017

sebesar Rp 302,9 triliun terjadi peningkatan realisasi

investasi di Luar Pulau Jawa sebesar 4,3%. Grafik

persebaran realisasi investasi Jawa dan Luar Jawa pada

24

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tahun 2017 dan Tahun 2018 dapat dilihat pada Grafik 7

berikut ini:

Gambar 5. Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa

Dan Luar Jawa

Tahun 2016 Tahun 2017

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi

persebaran investasi di Luar Jawa pada Tahun 2018 adalah

43,8% (Rp315,9 triliun) yang meningkat jika dibandingkan

dengan Tahun 2017 yaitu 4,3% senilai Rp302,9 triliun. Hal

ini merupakan sinyal positif terhadap upaya pemerintah

dalam mendorong pemerataan investasi di Luar Jawa

diantaranya dengan pemerataan pembangunan

infrastruktur, meskipun masih jauh dari target Penkin

2018 sebesar 57,4%. Selain pemerataan infrastruktur,

faktor lain yang dapat menentukan minat para investor

untuk berinvestasi di suatu daerah antara lain adalah

pemasaran potensi sumber daya alam, tingkat pendidikan

dan angka korupsi suatu daerah, sehingga diperlukan

PULAU JAWA389,9

Triliun;56,30%

LUAR JAWA 302,9

Triliun ;43.70%

Pulau Jawa; 405,4; 56,20%

Luar Jawa; 315,9; 43,80%

2017 2018

25

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

sinergi bukan hanya antara pusat dengan daerah, namun

juga lintas sektor terkait. Sinergi ini menjadi penting,

karena investasi yang merata dapat mendorong

pemerataan kesejahteraan terutama di luar Jawa.

c. Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri

Realisasi investasi PMDN tahun 2018 mencapai Rp328,6

Triliun atau 45,56% dari total realisasi investasi nasional.

Nilai realisasi investasi PMDN tersebut meningkat 25,3%

dari Tahun 2017 (Rp262,3 triliun). Hal ini melebihi target

penkin 2018 dimana rasio realisasi PMDN ditargetkan

sebesar 37,40%. Perbandingan realisasi PMDN dan PMA

pada Tahun 2018 dan 2017 dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 6. Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA

Tahun 2017 dan 2018

Berdasarkan grafik diatas, terlihat rasio PMDN terhadap

realisasi investasi tahun 2018 mengalami peningkatan dari

37,9% menjadi 45,6%. Meskipun PMA dan PMDN sama-

2017 2018

PMARp 430,5 T (62,1%)

PMDNRp 262,3 T (37,9%)

PMDNRp 328,6

T(45,6%)

PMARp 392,7

T(54,4 %)

Total : Rp 721,3 T

26

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,

namun PMDN memiliki keunggulan sebagai salah satu

komponen aliran modal yang relatif stabil dan mempunyai

resiko yang kecil dibandingkan dengan aliran modal

lainnya, sehingga dapat dijadikan alternatif sumber dana

yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Selain

itu, peningkatan rasio PMDN juga merupakan langkah

yang perlu dilaksanakan dalam pencapaian Nawa Cita

Presiden “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”.

Target dan realisasi investasi per provinsi pada Tahun 2018

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Per Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Target Realisasi Tahun Prosentase

Kategori (Rp Triliun)

(Rp Triliun) (%)

PMA PMDN Total

1 Aceh 6,81 0,95 0,97 1,92 28,19% Buruk

2 Bali 19,03 13,43 1,55 14,98 78,72% Baik

3 Banten 67,36 37,89 18,64 56,53 83,92% Baik

4 Bengkulu 3,75 1,83 4,9 6,73 179,47% Sangat Baik

5 DI. Yogyakarta 2,13 1,09 6,13 7,22 338,97% Sangat Baik

6 DKI Jakarta 87,94 65,09 49,1 114,19 129,85% Sangat Baik

7 Gorontalo 2,69 0,55 2,67 3,22 119,70% Sangat Baik

8 Jambi 5,27 1,37 2,88 4,25 80,65% Baik

9 Jawa Barat 105,85 74,69 42,28 116,97 110,51% Sangat Baik

10 Jawa Tengah 47,15 31,79 27,47 59,26 125,68% Sangat Baik

11 Jawa Timur 52,79 17,87 33,33 51,2 96,99% Baik

12 Kalimantan Barat 18,8 6,59 6,59 13,18 70,11% Cukup

13 Kalimantan Selatan 26 1,73 9,98 11,71 45,04% Buruk

14 Kalimantan Tengah 28,44 9,09 13,09 22,18 77,99% Baik

27

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

15 Kalimantan Timur 38,6 7,87 25,94 33,81 87,59% Baik

16 Kalimantan Utara 4,64 0,9 1,36 2,26 48,71% Buruk

17 Kepulauan Bangka Belitung

3,75 0,62 3,11 3,73 99,47% Baik

18 Kepulauan Riau 11,4 11,14 4,39 15,53 136,23% Sangat Baik

19 Lampung 6,81 1,77 12,31 14,08 206,75% Sangat Baik

20 Maluku 7,25 0,11 1,01 1,12 15,45% Buruk

21 Maluku Utara 8,08 4,86 2,28 7,14 88,37% Baik

22 Nusa Tenggara Barat 14 3,37 4,14 7,51 53,64% Kurang

23 Nusa Tenggara Timur 6 1,34 4,25 5,59 93,17% Baik

24 Papua 37,04 15,17 0,1 15,27 41,23% Buruk

25 Papua Barat 8,81 3,84 0,05 3,89 44,15% Buruk

26 Riau 23,64 13,84 9,06 22,9 96,87% Baik

27 Sulawesi Barat 2,11 0,33 3,14 3,47 164,45% Sangat Baik

28 Sulawesi Selatan 14,92 8,27 3,28 11,55 77,41% Baik

29 Sulawesi Tengah 20,35 9,01 8,49 17,5 86,00% Baik

30 Sulawesi Tenggara 15,88 9,02 1,6 10,62 66,88% Cukup

31 Sulawesi Utara 6,74 3,96 4,32 8,28 122,85% Sangat Baik

32 Sumatera Barat 8,33 2,42 2,31 4,73 56,78% Kurang

33 Sumatera Selatan 29 14,45 9,52 23,97 82,66% Baik

34 Sumatera Utara 23,64 16,45 8,37 24,82 104,99% Sangat Baik

34 Total 765 392,73 328,6 721,31 98,22% Baik

Berdasarkan tabel di atas, terdapat beberapa Provinsi yang

tidak mencapai target realisasi investasi dan berada pada kategori

Buruk. Seperti yang terlihat pada table di atas, capaian realisasi

investasi beberapa provinsi di pulau Jawa yang sudah tergolong

sangat baik telah memberi kontribusi terhadap realisasi investasi

2018, namun prestasi ini yang tidak dapat diikuti oleh beberapa

provinsi mempengaruhi capaian target Realisasi Penanaman

Modal dan Rasio Penanaman Modal di Pulau Jawa. Sehingga

untuk mencapai rasio investasi di luar jawa yang lebih baik, serta

memenuhi target realisasi investasi 2019, diperlukan fokus yang

lebih terhadap faktor-faktor pendukung investasi di luar pulau

28

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Jawa, seperti penambahan infrastruktur, pemetaan dan

pemasaran potensi yang lebih baik, serta perbaikan tingkat

pendidikan.

Pada Provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Barat, kondisi

geografis yang berupa kepulauan dan minimnya infrastruktur

seperti listrik dan sarana transportasi mengakibatkan biaya yang

perlu dikeluarkan oleh investor lebih besar dibandingkan dengan

daerah lain, dan mengakibatkan realisasi investasi tidak tumbuh

sesuai target. Selain itu, adanya regulasi di sektor perikanan

terkait kewajiban penggunaan kapal buatan Indonesia

mengakibatkan banyak perusahaan perikanan berhenti

beroperasi.

Pada Provinsi Aceh, tingginya rencana investasi yang

masuk khususnya di bidang ketenagalistrikkan tidak dapat

secara cepat direalisasikan di lapangan. Selain itu juga beberapa

kendala seperti permasalahan pembebasan lahan dan tumpang

tindih izin lokasi di daerah yang menyebabkan perusahaan tidak

dapat segera merealisasikan rencana investasinya.

Pada Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimanatan Barat,

rendahnya realisasi penanaman modal diakibatkan adanya

keterbatasan SDM dan anggaran pada DPMPTSP Provinsi

maupun Kabupaten, serta infrastruktur Daerah yang belum

memadai.

Pada Provinsi Kalimantan Utara, nilai proyek investasi yang

sangat besar membutuhkan waktu realisasi investasi yang

29

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

panjang, sehingga pada tahun 2018, realisasi investasinya hanya

mencapai 48,71%.

Pada Provinsi Papua dan Papua Barat, realisasi investasi

yang rendah diakibatkan oleh kendala serupa, diantaranya

konflik kepemilikan tanah hak ulayat yang menyebabkan banyak

perusahaan perkebunan yang menunda pembangunan kebun,

permasalah sosial seperti pemalangan lokasi usaha, adanya Peta

Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) dari

Kementerian LHK sehingga pembangunan kebun belum bisa

direalisasikan hingga akhir masa moratorium, serta minimnya

infrastruktur dan gangguan keamanan.

Realisasi investasi berdasarkan Wilayah pada periode

Januari sampai dengan Desember 2018 adalah sebagai berikut:

a. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp

122,7 triliun (17,0%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 57,8

triliun dan PMA sebesar US$ 4,8 miliar.

b. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp 405,4

triliun (56,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 177,0 triliun dan

PMA sebesar US$ 17,0 miliar.

c. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp

83,1 triliun (11,5%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 57,0 triliun

dan PMA sebesar US$ 1,9 miliar.

d. Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 54,6

triliun (7,6%) terdiri dari PMDN sebesar Rp 23,5 triliun dan

PMA sebesar US$ 2,3 miliar.

30

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

e. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi

sebesar Rp 28,1 triliun (3,9%), terdiri dari PMDN sebesar Rp

9,9 triliun dan PMA sebesar US$ 1,4 miliar.

f. Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar

Rp 27,4 triliun (3,8%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 3,4 triliun

dan PMA sebesar US$ 1,8 miliar.

Penjelasan Capaian Realisasi Investasi Tahun 2018

Capaian realisasi investasi Tahun 2018 dapat dijelaskan

secara rinci sebagai berikut:

1) Akumulasi realisasi investasi periode Januari-Desember 2017

adalah Rp692,8 triliun, terdiri dari realisasi PMDN Rp262,3

triliun dan realisasi PMA Rp430,5 triliun.

a) Realisasi PMDN

berdasarkan sektor

usaha (5 besar) adalah

Industri Makanan

(Rp38,5 triliun);

Transportasi, Gudang,

dan Telekomunikasi

(Rp34,5 triliun); Konstruksi (Rp30,3 triliun); Listrik, Gas,

dan Air (Rp25,4 triliun); dan Tanaman Pangan dan

Perkebunan (Rp22,0 Triliun)

31

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

b) Realisasi PMDN Realisasi

PMDN berdasarkan lokasi

proyek (5 besar) adalah DKI

Jakarta (Rp47,3 triliun);

Jawa Timur (Rp45,0 triliun);

Jawa Barat (Rp38,4 triliun),

Jawa Tengah (Rp 19,9 triliun); Banten (Rp 15,1 triliun).

c) Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah

Pertambangan (US$ 4,4

miliar); Listrik, Gas, dan Air

(US$ 4,2 miliar); Industri

Logam Dasar, Barang

Logam, Mesin, dan

Elektronik (US$ 3,8 miliar);

Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 2,9

miliar); dan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia, dan

Farmasi (US$ 2,6 miliar).

d) Sedangkan Realisasi PMA

berdasarkan lokasi proyek

(5 besar) adalah Jawa Barat

(US$ 5,1 miliar); DKI

Jakarta (US$ 4,6 miliar);

Banten (US$ 3,0 miliar);

Jawa Tengah (US$ 2,4 miliar); dan Papua (US$ 1,9 miliar).

32

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

e) Realisasi PMA berdasarkan asal

negara (5 besar) adalah

Singapura (US$ 8,4 miliar);

Jepang (US$ 5,0 miliar); R. R.

Tiongkok (US$ 3,4 miliar); Hong

Kong, RRT (US$ 2,1 miliar); dan

Korea Selatan (US$ 2,0 miliar).

2) Sebaran lokasi proyek pada Tahun 2017 realisasi investasi di

Pulau Jawa sebesar Rp 389,9 triliun dan realisasi investasi di

Luar Pulau Jawa sebesar Rp 302,9 triliun. Apabila

dibandingkan dengan

periode yang sama pada

tahun 2016 sebesar Rp

284,1 triliun terjadi

peningkatan realisasi

investasi di Luar Pulau Jawa

sebesar 6,6%.

2. Sasaran Strategis 2

“Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal

yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat”

Dalam rangka mengukur tercapainya sasaran 2

“meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang

prima dan responsif melalui PTSP Pusat”, pada bulan Juli

2017 dan bulan Desember Tahun 2017 telah dilakukan

33

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap

stakeholders (pengguna layanan) di BKPM.

Survei tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman

Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan

Pelayanan Publik.

Tujuan pelaksanaan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah:

1) mengidentifikasi kelemahan atau kekuatan dari masing-

masing unit penyelenggara pelayanan publik dan

menganalisis unsur layanan apa yang sudah

dilaksanakan dan faktor layanan apa yang perlu

ditingkatkan;

2) mengukur secara berkala tingkat kepuasan pengguna

layanan pada penyelenggaraan pelayanan yang telah

dilaksanakan oleh semua unit layanan publik di Badan

Koordinasi Penanaman Modal;

3) sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil

dan langkah perbaikan pelayanan;

4) menganalisis keterkaitan antara kinerja unsur-unsur

layanan dan tingkat kepuasan pengguna layanan

(stakeholders) Badan Koordinasi Penanaman Modal;

5) sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan

sehingga masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam

mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan

publik.

34

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Capaian IKM pada periode Juli 2018 adalah sebesar 71,26

(setara 2,85 pada skala 4) dan pada periode Desember 2018

adalah sebesar 72,72 (setara 2,91 pada skala 4),

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan

Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM

Tahun 2018

INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Kinerja (%) Kategori

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) atas pelayanan penanaman

modal pada PTSP Pusat di BKPM

3,20 dari skala 4 3,43 dari

skala 4

(setara 71,26)

105,54 SangatBaik

Tidak tercapainya target IKM tersebut di atas antara lain

disebabkan oleh:

- perubahan sistem pelayanan dengan diterapkannya

pengajuan izin secara online melalui Online Single

Submission (OSS) sejak tanggal 29 Juni 2018 sesuai

amanat Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 yang

dikelola oleh Kemenko Perekonomian

- perubahan sistem pelayanan menyesuaikan perubahan

peraturan perundang-undangan.

Survei kualitas penanaman modal pada periode Semester

II (Juli-Desember) Tahun 2018 menyesuaikan dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang

Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap

Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Berdasarkan

pengukuran keseluruhan kuesioner (233 kuesioner)

35

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

yang telah diisi oleh responden terhadap kualitas ruang

lingkup pelayanan, diperoleh hasil skor Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) dengan angka Indeks sebesar 72,72

yang menunjukkan mutu pelayanan B dengan kategori

BAIK, yaitu berada dalam nilai interval konversi Indeks

Kepuasan Masyarakat 62,51 – 81,25.

Berdasarkan penilaian terhadap survei yang telah

dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Nilai Rata-rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2018

No. Ruang Lingkup (Unsur)

Pelayanan

NRR

2015

NRR

2016

NRR

2017

NRR

2018

(Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4)

1. Persyaratan Pelayanan 3.053 3,095 3,078 2,940

2. Prosedur Pelayanan 2.860 2,905 2,888 2,639

3. Waktu Pelayanan 2.827 2,871 2,721 2,464

4. Biaya/ Tarif Pelayanan 3.913 3,960 3,950 3,944

5.

Produk Spesifikasi Jenis

Pelayanan (Hasil dari

Pelayanan)

3.020 3,078 3,112 2,909

6.

Produk Spesifikasi Jenis

Pelayanan (Keterbukaan

Informasi)

3.020 3,089 3,067 2,806

7. Kompetensi Pelaksana

(Penguasaan Materi) 3.060 3,018 3,056 2,863

8. Kompetensi Pelaksana

(Keahlian) 3.033 3,024 3,011 2,880

9. Kompetensi Pelaksana

(Keterampilan) 3.040 3,077 3,061 2,953

36

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

No. Ruang Lingkup (Unsur)

Pelayanan

NRR

2015

NRR

2016

NRR

2017

NRR

2018

(Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4)

10. Kompetensi Pelaksana (Daya

tanggap) 3.160 3,064 3,128 2,849

11. Perilaku Pelaksana

(Kesopanan) 3.320 3,329 3,313 3,249

12. Perilaku Pelaksana

(Keramahan) 3.275 3,220 3,253 3,155

13. Maklumat Pelayanan 2.967 2,980 3,101 2,784

14. Penanganan Pengaduan, Saran

dan Masukan 2.940 2,884 2,955 2,534

NRR IKM Tertimbang 3,088 3,095 3,102 2,909

Setara ({NRR: 4} x 100) 77,19 77,38 77,56 72,72

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa

unsur yang mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, dimana unsur yang mengalami

penurunan tertinggi adalah unsur Waktu Pelayanan

sebesar 0,257. Hal ini disebabkan oleh adanya masa

transisi implementasi sistem pelayanan yang dilakukan

selama tahun 2017 diantaranya penerapan Digital

Signature dan penerapan Peraturan Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal sebagai

tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun

2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha.

37

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Namun demikian, secara umum Indeks Kepuasan

Masyarakat atas pelayanan BKPM masih dalam mutu

pelayanan B dengan kategori BAIK.

Berikut adalah beberapa unsur pelayanan yang masih

perlu ditingkatkan, karena memiliki indeks di bawah NRR

IKM Tahun 2018 tertimbang (sebesar 2,909):

Tabel 10. Unsur Pelayanan Yang Masih Perlu Ditingkatkan

No. Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan

NRR 2018

(Skala 4)

1 Waktu Pelayanan 2,464

2 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 2,534

3 Prosedur Pelayanan 2,639

4 Maklumat Pelayanan 2,784

5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan(Keterbukaan

Informasi) 2,806

6 Kompetensi Pelaksana (Daya tanggap) 2,849

7 Kompetensi Pelaksana (Penguasaan Materi) 2,863

8 Kompetensi Pelaksana (Keahlian) 2,880

Meskipun terdapat 8 unsur ruang lingkup pelayanan yang

dibawah nilai rata-rata tertimbang sebesar 2,909,

kedelapan unsur tersebut masih dalam kategori baik. Hal

ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan penilaian

masyarakat terhadap ruang lingkup pelayanan penanaman

38

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

modal PTSP Pusat di BKPM pada umumnya sudah baik

dan masyarakat sudah merasa puas dengan unsur-unsur

pada ruang lingkup pelayanan tersebut.

a. Re-sertifikasi dan upgrading ISO dari SNI ISO 9001:2008

menjadi SNI ISO 9001:2015.

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal yang

meliputi Direktorat Pelayanan Aplikasi, Pelayanan

Fasilitas, Pelayanan Perizinan, serta Pelayanan Prioritas,

pada tahun 2017 telah memperoleh resertifikasi dan

upgrading dari SNI ISO 9001:2008 menjadi SNI ISO

9001:2015 “Quality Management Systems

Requirements” dari Sucofindo International Certification

Services dengan masa berlaku dari tanggal 5 Desember

2017 sampai dengan tanggal 4 Desember 2020. Pelatihan

Sumber Daya Manusia kepada petugas yang terlibat

langsung dalam pelayanan publik seperti mengikuti

Diklat Masterlist dan Diklat PTSP, mengadakan

briefing/sharing knowledge setiap minggu antara lain

tentang peningkatan pelayanan, peraturan terbaru dari

K/L terkait dan pemecahan masalah yang dihadapi

dalam memberikan pelayanan turut mendukung

pencapaian SNI ISO tersebut.

39

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

b. Tingkat Maturitas Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) BKPM

Capaian maturitas SPIP BKPM sejak Tahun 2017 telah

mencapai level 3 (Terdefinisi) dengan nilai 3,106 (dari

skala 5 tingkat maturitas SPIP), sesuai laporan BPKP

Nomor LQA-124/D101/2/2017 tanggal 20 Desember

2017 tentang Laporan Penjaminan Kualitas atas

Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP pada

BKPM Tahun 2017. Capaian tersebut telah melampaui

target waktu pencapaian secara nasional sebagaimana

amanah langsung Presiden terhadap K/L bahwa

minimal sebanyak 85% K/L mencapai level 3 pada

Tahun 2019.

c. Pemanfaatan e-office 365.

Dalam rangka memudahkan komunikasi antara

pimpinan dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN)

BKPM telah dimanfaatkan e-office 365 terhitung sejak

Maret 2017 dalam bentuk lalu lintas komunikasi

penugasan, pengumuman, agenda kerja, dan berbagai

informasi yang terkait dengan tugas dan fungsi BKPM.

Upaya BKPM dalam mencapai target realisasi investasi

menerbitkan Peraturan BKPM sebagai berikut:

40

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

No Kategori Nomor Tentang

1 Peraturan BKPM

9 Tahun 2018

Pelimpahan dan Pedoman Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2019 yang telah diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM

2 Peraturan BKPM

10 Tahun 2018

Perubahan Keempat atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 90/SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi

Penanaman Modal

3 Peraturan BKPM

8 Tahun 2018

Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal

4 Peraturan BKPM

07 Tahun 2018

Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

5 Peraturan BKPM

06 Tahun 2018

Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal

6 Peraturan BKPM

5 Tahun 2018

Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang Dapat Diberikan Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan

7 Peraturan BKPM

4 Tahun 2018

Pendelegasian Kewenangan Penerbitan Pendaftaran Penanaman Modal Dan Izin Usaha Penanaman Modal Kepada Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe

8 Peraturan BKPM

3 Tahun 2018

Pendelegasian Kewenangan Penerbitan Pendaftaran Penanaman Modal Dan Izin Usaha Penanaman Modal Kepada Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api

9 Peraturan

BKPM

2 Tahun

2018

Pedoman Tata Naskah Dinas Elektronik

Badan Koordinasi Penanaman Modal

10 Peraturan BKPM

1 Tahun 2018

Pedoman Tata Naskah Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal

41

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Penerbitan peraturan pada 2018 mempengaruhi baik

pelaksanaan tugas BKPM secara internal, maupun kepada

para stakeholder terutama dikalangan bisnis. Secara internal,

pedoman tata naskah dinas, pedoman pelaksanaan

dekonsentrasi, perubahan organisasi dan kebijakan terkait

penyampaian laporan hasil kekayaan ditujukan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi BKPM dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta meningkatkan

akuntabilitas pegawai BKPM. Sedangkan, peraturan-peraturan

yang dikeluarkan hubungannya dengan dunia usaha

ditujukan untuk mempercepat realisasi investasi.

Selain itu Kedeputian Bidang Pelayanan Penanaman Modal

pada Tahun 2018 telah melakukan surveilance audit oleh

auditor independen eksternal dalam penerapan Standar

Nasional Indonesia (SNI) ISO 9001:2015 “Quality Management

System Requirements” dengan masa berlaku sampai dengan

tanggal 4 Desember 2020.

Dalam tahun 2018, pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan

Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang

berlaku sejak tanggal 21 Juni 2018. Kebijakan ini berdampak

terhadap program dan kegiatan di unit kedeputian bidang

pelayanan penanaman modal, karena semua perizinan

berusaha harus diterbitkan melalui sistem Online Single

Submission (OSS) kecuali untuk sektor mineral dan batubara,

minyak, gas bumi, keuangan dan properti.

42

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

B. Analisis Balanced Scorecard atas Capaian Kinerja

Dalam rangka melakukan penilaian kinerja organisasi yang

dicapai selama Tahun 2018, Badan Koordinasi Penanaman Modal

menggunakan metode Balanced Scorecard yang mempunyai

keunggulan kemudahan dan lebih realistis dalam melakukan

penilaian tingkat capaian kinerja. Penilaian tersebut dilakukan

melalui dua tahap, yaitu:

1. Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal,

Peta Strategi dilakukan melalui 4 (empat) perspektif

penilaian dimulai dari financial, costumers, process, people

atas IKU BKPM Tahun 2018 untuk mencapai target

realisasi investasi. Peta strategi Badan Koordinasi

Penanaman Modal digambarkan dalam ilustrasi berikut:

43

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Gambar 7. Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2018

Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan

Meningkatnya kerjasama internasional untuk

mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing

penanaman modal

Meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia

melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi

penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak

pada peningkatan daya saing penanaman modal

Terwujudnya perencanaan penanaman modal dan

penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi,

kolaboratif, dan implementatif dalam rangka peningkatan daya

saing Penanaman modal

Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Penanaman Modal

yang Prima dan Responsif melalui PTSP Pusat

Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal

44

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2. Evaluasi dan Analisis Balanced Scorecard

Dalam rangka mencapai target investasi Tahun 2018

senilai Rp765 triliun dilakukan melalui Sasaran Kinerja,

Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Kinerja Pendukung

yang secara bersama-sama berkontribusi terhadap

tercapainya target investasi tersebut.

Berdasarkan peta strategi Badan Koordinasi Penanaman

Modal Tahun 2018, capaian kinerja tersebut dianalisis

menggunakan empat perspektif balanced scorecard yang

masing-masing diukur dengan bobot tertentu yaitu:

a. Financial Perspective dengan bobot 30%, mencakup

sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi

untuk memenuhi harapan stakeholders (pemangku

kepentingan) yang secara langsung atau tidak

langsung baik swasta maupun pemerintah memiliki

kepentingan atas output atau outcome dari suatu

organisasi. Hal ini diwujudkan melalui capaian nilai

realisasi investasi guna mendorong pertumbuhan

ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi

kesenjangan pembangunan antar wilayah.

Dalam Sasaran Strategis 1 yaitu “meningkatnya

realisasi penanaman modal” diukur melalui 3 (tiga)

IKU, yaitu nilai realisasi penanaman modal, rasio

realisasi penanaman modal di luar Jawa dan rasio

realisasi PMDN.

45

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

b. Customers Perspective dengan bobot 30%,

mencakup 2 (dua) sasaran strategis yang ingin

diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

customers dan/atau harapan organisasi terhadap

customers. Customers (pengguna layanan) merupakan

pihak yang terkait dengan pelayanan suatu organisasi.

Perspektif ini diukur melalui 3 (tiga) indikator sebagai

berikut:

1) Sasaran “Meningkatnya kualitas pelayanan

penanaman modal yang prima dan responsif

melalui PTSP Pusat” diukur dengan 1 (satu) IKU

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas

pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di

BKPM.

2) Sasaran “Meningkatnya iklim penanaman modal

dalam rangka peningkatan daya saing

penanaman modal” diukur dengan dengan 2

(dua) IKU yaitu:

a. Indeks kualitas iklim penanaman modal;

b. Perbaikan kemudahan memulai usaha;

c. Process Perspective, dengan bobot 20%, mencakup

sasaran strategis yang ingin diwujudkan melalui

rangkaian proses yang dikelola organisasi dalam

memberikan layanan serta menciptakan nilai bagi

stakeholder dan customer (value chain). Upaya lain

untuk meningkatkan daya tarik penanaman modal

melakukan pemasaran investasi secara aktif dan lebih

terfokus.

46

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Perspektif ini diukur melalui 3 (tiga) indikator sebagai

berikut:

1) Sasaran “meningkatnya kerjasama internasional

untuk mendorong investasi dan melindungi

kepentingan nasional dalam rangka peningkatan

daya saing penanaman modal” yang diukur

melalui 1 (satu) IKU, yaitu presentase

kesepakatan/perjanjian/perundingan kerjasama

penanaman modal yang telah diimplementasikan.

2) Sasaran “terwujudnya perencanaan penanaman

modal dan penyusunan rekomendasi kebijakan

yang terintegrasi, kolaboratif dan implementatif

dalam rangka peningkatan daya saing penanaman

modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU yaitu

Indeks Kualitas Pemetaan dan Perencanaan

Pengembangan Penanaman Modal;

3) Sasaran “Meningkatnya daya tarik penanaman

modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan

efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri

yang berpijak pada peningkatan daya saing

penanaman modal” yang diukur melalui 1 (satu)

IKU, yaitu Jumlah rencana investasi;

d. People Perspective dengan bobot 20%, mencakup

sasaran strategis yang berupa kondisi ideal atas

sumber daya internal organisasi yang ingin

diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki oleh

organisasi untuk menjalankan proses bisnis guna

47

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

menghasilkan output atau outcome organisasi yang

sesuai dengan harapan customer dan stakeholder.

Perspektif ini diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu

“Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan” yang

diukur melalui 2 (dua) IKU, yaitu:

a. Opini Badan Pemeriksa Keuangan;

b. Kategori SAKIP BKPM

Tingkat keberhasilan capaian kinerja Indikator Kinerja Utama

(IKU) Tahun 2018 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

didukung oleh keberhasilan capaian kinerja unit kerja tingkat

Eselon I sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 11. Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2018

No SASARAN INDIKATOR

KINERJA TARGET*)

REALISASI % KATEGORI

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Badan Koordinasi Penanaman Modal

97,79 Baik

Financial Perspective (30%) 93,04 Baik

1

Meningkatnya realisasi penanaman modal

a. Nilai realisasi penanaman modal

765 triliun 721,30 triliun 94,29 Baik

b. Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa

57,00% 43,80%

76,84 Cukup

(315,9 triliun)

c. Rasio realisasi PMDN 37,00%

45,56%

(328,6 triliun) 120,00 Sangat Baik

48

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

No SASARAN INDIKATOR

KINERJA TARGET*)

REALISASI % KATEGORI

Customer Perspective (30%) 101,5 Sangat

Baik

2

Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM

3,25 dari skala 4

3,43 dari skala 4 (setara 85,75)

105,54 Sangat Baik

3

Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal

a. Indeks kualitas iklim penanaman modal;

3,5 dari skala 5 4,1 dari skala 5 117,14 Sangat Baik

b. Perbaikan kemudahan memulai berusaha;

22 Peraturan (Menuju

peringkat 40)

18 peraturan (Peringkat 73)

81,82 Baik

Process Perspective (20%) 95,23 Baik

4

Meningkatnya kerjasama internasional untuk mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal

Persentase kesepakatan/ perjanjian/ perundingan kerjasama penanaman modal yang telah diimplementasikan

80% dari 55 kesepakatkan/

perjanjian/ Perundingan

72,72% dari 55 kesepakataan/

perjanjian/ perundingan

90,90 Baik

5

Terwujudnya perencanaan penanaman modal dan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif, dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal

Indeks kualitas pemetaan dan perencanaan pengembangan penanaman modal

3,3 dari skala 5 4,1 dari skala 5 120 Sangat Baik

49

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

No SASARAN INDIKATOR

KINERJA TARGET*)

REALISASI % KATEGORI

6

Meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal

Jumlah rencana investasi Rp1.275 triliun Rp. 954 triliun 74,8 Baik

People Perspective (20%) 101,89 Sangat Baik

7 Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan

a. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

WTP WTP 100 Sangat Baik

b. Kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Badan Koordinasi Penanaman Modal.

BB (71)

BB (73,68) 103,78 Sangat Baik

Keterangan:

*) Target berdasarkan Revisi Renstra Eselon I

Berdasarkan tabel di atas, dari sisi Financial Perspective,

sasaran strategis Meningkatnya Realisasi Penanaman

Modal yang diukur dengan bobot 30% memperlihatkan

capaian kinerja 93,48% (Baik).

Nilai realiasi penanaman modal tahun 2018 tercapai

sebesar Rp721,30 triliun atau sebesar 94,28% dari target

50

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

realisasi penanaman modal tahun 2018 sebesar Rp765

triliun.

Capaian Jumlah rencana investasi tahun 2018 tidak

memenuhi target dikarenakan adanya perubahan metode

pencatatan dimana terjadi perubahan sistem pendaftaran

investasi sejak bulan Juli 2018 dengan menggunakan

sistem perizinan berusaha secara terintegrasi atau online

single submission (OSS) yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah No.24/2018 tentang Pelayanan Perizinan

Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. Selama masa

transisi OSS pada bulan Juli-Desember 2018, perizinan

dan pencatatan nilai investasi melalui OSS dilaksanakan di

Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. Sehingga

tidak didapatkan data akurat rencana investasi.

Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa hanya

tercapai 76,84% dibanding target Tahun 2018, namun

ditinjau dari segi nilai realisasi investasi dibandingkan

Tahun 2017 mengalami peningkatan dari Rp302,9 triliun

menjadi Rp315,9 triliun pada Tahun 2018. Keberhasilan

tersebut mempunyai dampak kontribusi terhadap

peningkatan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Tahun 2017 sebesar 5,07% yang merupakan Produk

51

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Domestik Bruto (PDB) menurut lapangan usaha yang

terdiri dari pertumbuhan dan kontribusi PDB,

pertumbuhan lapangan usaha dan sumber pertumbuhan

PDB. Hal ini ditandai dengan terbukanya kesempatan

berusaha, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan

pendapatan per kapita yang pada akhirnya dapat

mendorong meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Dari sisi Customer Perspective yang diukur dengan bobot

30%, capaian kinerja BKPM menunjukkan capaian 101,5%

(Sangat Baik). Indeks capaian tersebut menunjukkan

keberhasilan kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal

dalam meningkatkan kualitas pelayanan penanaman

modal yang prima dan responsif (Service excellent),

mewujudkan percepatan pelaksanaan penanaman modal,

serta meningkatkan iklim penanaman modal.

Iklim Investasi di Indonesia juga menunjukkan

pengembangan kearah yang semakin baik, ditunjukkan

dengan terjaganya stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas politik dan

keamanan, masuknya Indonesia dalam peringkat

investment grade, dan berbagai upaya memberi citra positif

kepada opinion makers telah mendorong peningkatan daya

saing investasi Indonesia. Beberapa hasil survei lembaga

pemeringkat internasional telah menempatkan Indonesia

sebagai negara tujuan investasi, antara lain predikat

investment grade dari Rating & Investment Information Inc.

Rating and Investment Information, Inc. meningkat dari

BBB-/Outlook Positif di tahun 2017 Menjadi BBB/Outlook

52

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Stabil di tahun 2018. Moody’s Investor Service dengan

outlook Baa3 (stable), Japan Credit Rating Agency Ltd.

dengan outlook BBB (stable), Fitch Rating dengan outlook

BBB (stable), dan Standard and Poor’s dengan outlook Baa2

(Stable). Pemberian peringkat dari lembaga pemeringkat

tersebut menunjukkan kepercayaan yang lebih besar

terhadap ekonomi Indonesia yang berdampak pada

peningkatan Foreign Direct Investment dan perbaikan iklim

penanaman modal.

Walaupun peringkat untuk EODB 2019 menurut menjadi

peringkat 73, berdasarkan Laporan Doing Business 2019

yang dipublikasikan pada tanggal 31 Oktober 2018,

Indonesia telah berhasil menerapkan 17 jenis reformasi

dalam tiga tahun terakhir. Khusus untuk tahun 2018,

Indonesia telah melakukan tiga jenis reformasi yang dicatat

dan diakui oleh Bank Dunia, yaitu: Indikator Memulai

Usaha (Starting a Business), Memperoleh Pinjaman

(Getting Credit) dan Pendaftaran Properti (Registering

Property).

Jika dilihat berdasarkan Skor Distance to Frontier (DTF)

2019, ada 6 Indikator yang mengalami kenaikan skor, dan

ada 4 yang relatif tetap sedangkan berdasarkan ranking

EODB Ada 6 indikator yang mengalami perbaikan, dan ada

4 indikator yang mengalami penurunan tercermin pada

gambar dibawah ini :

53

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Posisi Indonesia pada laporan Ease of Doing Business

(EoDB) 2019 mengalami penurunan satu peringkat dari 72

menjadi 73. Hal tersebut disebabkan karena 35 negara lain

yang disurvei termasuk China, India dan Kenya

menyelenggarakan reformasi yang lebih signifikan. Meski

demikian skor Distance to Frontier (DTF) kemudahan

berusaha Indonesia naik sebesar 1,42 menjadi 67,96 dari

66,54 pada 2018. Hal ini merupakan kenaikan yang

melebihi rata-rata global.

Process Perspective di atas yang diukur dengan bobot

20%, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal

menunjukkan capaian 95,23% (Baik). Indeks capaian

54

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

tersebut menunjukkan keberhasilan kinerja Badan

Koordinasi Penanaman Modal dalam meningkatkan kerja

sama internasional untuk mendorong investasi dan

melindungi kepentingan nasional, mewujudkan

penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi,

kolaboratif dan implementatif serta meningkatkan daya

tarik penanaman modal melalui promosi yang terpadu dan

efektif.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan jumlah

kesepakatan/perjanjian/perundingan yang telah

diimplementasikan sebanyak 40 dari target yang telah

ditetapkan, pencapaian indeks kualitas pemetaan dan

perencanaan pengembangan penanaman modal pada nilai

4,1 dari skala 5, dan jumlah rencana investasi tercapai

74,8%.

Jumlah 40 (empat puluh) perjanjian tersebut diperoleh dari

jumlah Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan

Penanaman Modal (P4M) yang sampai saat ini masih

berlaku (belum diterminasi baik oleh Indonesia maupun

negara Pihak lainnya) dan beberapa perjanjian regional

yang telah disepakati Indonesia. Perjanjian-perjanjian

tersebut antara lain P4M Indonesia-Thailand, P4M

Indonesia-Denmark, Indonesia-Jepang Economic

Partnership Agreement (IJEPA), ASEAN Comprehensive

Investment Agreement (ACIA), ASEAN-China Free Trade

Agreement dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade

Agreement.

55

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Namun demikian, selama tahun 2018 Kedeputian Bidang

Kerjasama Penanaman Modal BKPM telah berpartisipasi

aktif dalam beberapa perundingan bilateral yang diikuti

dan telah mencapai kesepakatan dan/atau telah

ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu: P4M antara

Indonesia-Singapura dan perjanjian Indonesia-EFTA

Comprehensive Economic Partnership Agreement (IECEPA)

di mana (dalam investment chapter nya ) BKPM berperan

sbg leader yg didampingi oleh Kementerian teknis terkait,

melakukan negosiasi dengan negara mitra. Kedua

perjanjian tersebut masih membutuhkan penyelesaian

proses ratifikasi kedua Pihak untuk dapat

diimplementasikan.

Sementara perundingan Indonesia-Australia

Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA)

telah selesai karena telah tercapai kesepakatan.

Selanjutnya perjanjian tersebut akan masuk pada

proses/tahap penandatanganan sebelum ratifikasi.

Pada perjanjian-perjanjian terkait investasi, BKPM

berperan sebagai leader yg didampingi oleh

Kementerian/Lembaga teknis terkait, melakukan negosiasi

dengan negara mitra untuk membahas pasal-pasal dalam

perundingan dimaksud hingga dicapai kesepakatan atas

pasal-pasal yang ada. Dengan telah disepakatinya

perjanjian tersebut, maka akan dapat memberikan

kepastian hukum yang komprehensif kepada investor asing

kedua negara. Dengan adanya jaminan kepastian hukum

(perlindungan dalam berinvestasi) diharapkan dapat

56

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

meningkatkan keyakinan calon investor dalam

memutuskan untuk melakukan investasi (dapat menjadi

daya tarik bagi calon investor). Diharapkan juga, akan

adanya peningkatan penanaman modal asing di sektor

pendidikan tinggi dan vokasi, pertambangan, pariwisata,

agrobisnis, dan kesehatan.

Dari sisi People Perspective yang diukur dengan bobot

20%, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal

menunjukkan capaian 101,89% (Sangat Baik). Indeks

capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kinerja Badan

Koordinasi Penanaman Modal dalam mempertahankan

kualitas dan akuntabilitas kelembagaan, keberhasilan

tersebut antara lain ditandai dengan:

1 peningkatan pengelolaan dan pertanggungjawaban

kinerja anggaran sehingga BKPM mempertahankan

opini WTP dari BPK RI selama 10 (sepuluh) tahun

berturut-turut;

2 pencapaian kategori BB (dengan nilai 73,68) atas

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) BKPM Tahun 2018.

C. Laporan Realisasi Anggaran

Realisasi Belanja Badan Koordinasi Penanaman Modal pada

TA 2018 adalah sebesar Rp480.686.624.859,00 atau 87,79 % dari

alokasi anggaran belanja sebesar Rp548.229.840.000,00.

57

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Tabel 12. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja T.A. 2018

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik

berikut ini:

Gambar 8. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja

136,195,224,000

390,402,126,000

21,632,490,000

124,417,949,241

336,423,267,240

19,845,408,378

-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

300,000,000,000

350,000,000,000

400,000,000,000

450,000,000,000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Anggaran

Realisasi

58

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun

Anggaran 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Berdasarkan Program T.A. 2018

Realisasi Belanja T.A. 2018 mengalami kenaikan sebesar 9,74%

dibandingkan dengan T.A. 2017. Hal ini disebabkan karena pada T.A.

2018, terdapat peningkatan belanja modal dalam rangka mendukung

pelaksanaan pelayanan PTSP Pusat di BKPM.

Tabel 14. Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2018 dan T.A. 2017

Perbandingan realisasi belanja dari Tahun 2013 sampai dengan

Tahun 2018 dapat dilihat dalam gambar berikut:

59

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Gambar 9. Anggaran dan Realisasi Belanja Periode Tahun 2013-2018

NO.

Tabel 15.Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2018

ANGGARAN (Rp ) SASARAN STRATEGIS %

PAGU REALISASI

1. Meningkatnya realisasi penanaman modal 44.695.000.000 39.617.034.299 88,64

2. Meningkatnya kualitas pelayanan

penanaman modal yang prima dan

responsif melalui PTSP Pusat

10.850.300.000 9.776.975.901 90,11

a. Meningkatnya iklim penanaman

modal dalam rangka meningkatkan

daya saing penanaman modal

21.036.900.000 16.392.883.828 77,92

b. Meningkatnya kerjasama

internasional untuk mendorong

investasi dan melindungi kepentingan

nasional dalam rangka peningkatan

daya saing penanaman modal

21.775.741.000 18.571.120.821 85,28

c. Terwujudnya perencanaan

penanaman modal dan penyusunan

rekomendasi kebijakan yang

terintegrasi, kolaboratif, dan

implementatif dalam rangka

12.950.000.000 11.704.838.324 90,38

60

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

NO. SASARAN STRATEGIS ANGGARAN (Rp )

% PAGU REALISASI

peningkatan daya saing penanaman

modal

d. meningkatnya daya tarik penanaman

modal Indonesia melalui promosi yang

terpadu dan efektif bagi penanam

modal dalam dan luar negeri yang

berpijak pada daya saing penanaman

modal

203.900.119.000 167.859.185.696 82,32

e. Meningkatnya kapasitas kelembagaan

BKPM dalam mendukung tugas dan

fungsi BKPM

233.021.780.000 216.764.585.990 93,02

Jumlah 548.229.840.000 480.686.624.859 87,68

61

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja BKPM Tahun 2018 ini disusun dengan

mengacu pada Peraturan Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2017

Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana

Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019

serta Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2018.

Penilaian kinerja organisasi dilakukan dengan metode

Balanced Scorecard melalui pengukuran 4 indikator kinerja

utama. Secara umum, Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM

menunjukkan hasil yang Baik sebesar 97,79 dengan realisasi

anggaran sebesar 87,79%.

Berbagai penghargaan yang diraih oleh BKPM selama

Tahun 2018 antara lain penghargaan dari Kementerian

Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan RB untuk Inovasi

Layanan Cepat Izin Investasi 3 jam (II3J) sebagai Top 99 Inovasi

Pelayanan Publik Tahun 2018,

Predikat investment grade dari Rating & Investment

Information Inc. Rating and Investment Information, Inc.

meningkat dari BBB-/Outlook Positif di tahun 2017 Menjadi

BBB/Outlook Stabil di tahun 2018.

BKPM menyadari bahwa investor masih sering mengalami

permasalahan dalam merealisasikan investasinya di Indonesia,

baik dari segi pengajuan Izin Lokasi, Izin Lingkungan, dan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB).

62

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Untuk mencapai target peringkat 40 Ease of Doing Business

dan realisasi investasi senilai Rp792,3 Triliun pada Tahun 2019,

pemerintah mempersiapkan program sebagai berikut:

a. Presiden menerbitkan Perpres tentang Percepatan Proses

Pelaksanaan Berusaha, 31 Agustus 2017, sebagai bagian

Paket Kebijakan Ekonomi XVI.

b. Penerbitan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang

Percepatan Pelaksanaan Berusaha berujung pada reformasi

peraturan terkait investasi, baik di pusat maupun daerah,

dan mengatur setiap K/L untuk membentuk Satgas pengawas

perizinan.

c. Presiden menargetkan Online Single Submission pada Tahun

2018 digunakan oleh semua instansi perizinan dan

nonperizinan di tingkat pusat dan daerah, sehingga data

dapat terintegrasi.

d. Presiden menginginkan izin tiga jam dengan delapan izin di

Pusat (BKPM) bisa dipercepat dan juga diterapkan di daerah.

Beberapa langkah ke depan yang akan dilakukan oleh

BKPM antara lain adalah:

1. Meningkatkan sinkronisasi, integrasi dan koordinasi dengan

K/L terkait dalam rangka pelayanan perizinan berusaha di

PTSP Pusat.

2. Integrasi sistem informasi di Kementerian/Lembaga melalui

pengembangan Online Single Submission (OSS) yang user-

friendly.

3. Perubahan regulasi, standarisasi dan penyederhanaan

persyaratan perizinan berusaha di pusat dan daerah.

63

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

4. Secara khusus, berkaitan dengan perumusan Rencana Kerja

Tahunan 2019 sebagai bentuk penegasan dari Renstra 2015-

2019, perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam atas

target dari indikator kinerja setiap sasaran strategis yang

ditetapkan.

Demikian, laporan kinerja ini disampaikan dengan harapan

dapat memberikan informasi secara transparan kepada

stakeholders mengenai tugas dan fungsi BKPM, sehingga dapat

memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode

berikutnya. Secara internal laporan kinerja tersebut harus

dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi

dan selalu menyesuaikan indikator-indikator kinerja yang telah

ada dengan perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga

BKPM dapat semakin dirasakan kehadirannya oleh dunia usaha

pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

64

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

1. DAFTAR PENGHARGAAN

a. Penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur

Sipil Negara dan RB untuk Inovasi Layanan Cepat Izin

Investasi 3 jam (II3J) sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan

Publik Tahun 2018.

b. Piagam penghargaan dari Menteri Keuangan atas

keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan

65

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Keuangan Tahun 2017 dengan capaian opini Wajar Tanpa

Pengecualian.

66

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

c. Plakat penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia

atas capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian secara

berturut-turut Tahun 2013-2017 dari Badan Pemeriksa

Keuangan atas Laporan Keuangan.

67

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

d. Piagam dan Plakat penghargaan dari Badan Kepegawaian

Negara (BKN) atas BKPM telah menggunakan metode

Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi penerimaan

CPNS Tahun 2014-2018

68

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2. PERJANJIAN KINERJA

69

LAPORAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

70

71